You are on page 1of 4

FORMAT ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa : 1. Oktavia Rahmawati P27220017155


2. Widha Listyaninggar P27220017163

Nama Kasus : Diagnose keperawatan hipervolemi pada pasien CKD


Semester : VIII

Mata Kuliah : Praktik Keperawatan Kritis


Kelas : 4B-DIV
Tanggal : 02 April 2021

Jenis Tindakan

A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak napas, pusing dan lemah
B. Diagnosa Medis
Chronic Kidney Disease (CKD) st.v
C. Diagnosa Keperawatan
Hipervolemi berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
1. Data Subjektif :
a. Pasien mengatakan sesak nafas (dyspneu)
2. Data Objektif :
a. Acites pada perut pasien
b. Pitting edema (+) grade II
c. Ada edema di perut, kaki, dan muka
d. BB = 85 kg, TB = 165, IMT = 31,5 intepretasi obesitas
e. Suara nafas cracles
f. HB = 10,3 gr/dl (normal 12-15)
g. HT = 31,7 % (normal 37-43%)
h. Oliguria (produksi urine 0,5 ml/jam)
i. Konjungtiva anemis
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Manajemen diet merupakan intervensi keperawatan strategis sebagai elemen dari
manajemen diri pasien PGK yang menjalani hemodialisis. Manajemen diet pasien PGK
merupakan upaya pengelolaan intake nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh
yang mampu mendukung kondisi ginjalnya. Manajemen diet yang tepat memiliki
manfaat strategis untuk pemeliharaan fungsi ginjal, diantaranya adalah pembatasan
garam dan konsumsi makanan yang aman.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Alat penelitian untuk mengukur manajemen diet pasien PGK menggunakan kuesioner
Hemodialysis Patients’ Self-care Measurement Scale (HPSMS) subscale diet
regulatory, food safety, therapeutic diet implementation. Alat ukur kualitas hidup
menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life Short Form (KDQOL-SF 1.3).
G. Analisis Tindakan
Rendahnya kadar hemoglobin mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam darah
yang berlanjut metabolisme anaerob sehingga akan memunculkan tanda-tanda
kekurangan energi dan kelelahan pada pasien PGK. Implementasi diet terapeutik
merupakan upaya pelaksanaan diet oleh pasien PGK untuk berfungsi menjadi suatu
terapi pada penyakitnya. Implementasi diet terapeutik meliputi: menjaga intake cairan
sesuai rekomendasi dokter; menjaga intake garam dalam batas yang diresepkan dokter;
menjaga makanan sesuai yang direkomendasikan dokter; mengkonsumsi buah sesuai
advis dokter; menjaga kalori dalam batas yang diresepkan dokter; mengikuti diet yang
ditentukan untuk perawatan hemodialisis; menjaga gula seminimal mungkin; dan
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B dan C. Terdapat perbedaan
bermakna kualitas hidup pasien PGK antara kelompok yang menerapkan manajemen
diet yang baik dan kelompok yang buruk, atau dapat diartikan bahwa manajemen diet
yang buruk berkontribusi terhadap kualitas hidup yang buruk pula seperti hasil dari
pemeriksaan lab yang buruk juga.
H. Bahaya Tindakan
Dalam artikel ini tidak disebutkan adanya bahaya dari terapi diet terapeutik dalam
mempengaruhi intrepetasi hasil lab pada pasien gagal ginjal kronis.
I. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan
1. Manajemen Hipervolemia Observasi
a. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (edema, dispnea, suara napas
tambahan)
b. Monitor intake dan output cairan
c. Monitor jumlah dan warna urin
2. Terapeutik
a. Batasi asupan cairan dan garam
b. Tinggikan kepala tempat tidur
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan cairan
4. Kolaborasi
a. Kolaborasai pemberian diuretik
b. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat deuretik
c. Kolaborasi pemberian continuous renal replecement therapy (CRRT), jika perlu
J. Hasil yang Diharapkan Setelah Dilakukan Tindakan
1. S :
a. Pasien mengatakan sesak napas berkurang
2. O:
a. Produksi urin dalam batas normal (600-1600ml/hari)
b. Tidak terdapat edema, tidak terdapat pitting edema
c. IMT dalam batas normal 18,5-22,9, intepretasi normal
d. HB dalam batas normal (12-18g/dl)
e. HT dalam batas normal (37-43%)
f. Konjungtiva tidak anemis
3. A:
a. Masalah teratasi sebagian
4. P:
a. Lanjutkan intervensi :
1) Monitor intake dan output cairan
2) Monitor jumlah dan warna urin
3) Batasi asupan cairan dan garam
4) Kolaborasai pemberian diuretik
5) Kolaborasi pemberian continuous renal replecement therapy (CRRT), jika
perlu
K. Evaluasi Diri
Langkah prosedur yang telah dilakukan pada penelitian (Asyrofi dan Triana,2020)
sesuai dengan SOP yang telah dibakukan dengan mengukur manajemen diet pasien
PGK menggunakan kuisoner Hemodialysis Patient’s Self-care Measurement Scale
(HPSMS) subscale diet regulatory, food safety, therapeutic diet implementation. Butir-
butir pengaturan diet meliputi : asupan rendah natrium, rendah gula, rendah lemak,
hindari bahan penyedap makanan, menghindari kekenyangan, membatasi cairan.
Intervensi diet menurunkan tekanna darah sistolik dan diastolik (Palmer et al.,2017).
Makanan yang aman nmerupakan unsur self-care yang penting bagi pasien PGK
hemodialisis untuk mengendalikan tekanna darah sistolik dan diastolik, serta
mempertahankan fungsi ginjal dengan menghindari komposisi dalam makanan yang
dapat merusak ginjal. Prosedur diet teraupetik meliputi : menjaga intake cairan sesuai
rekomendasi dokter, menjaga batas garam yang diresepkan dokter, mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin B dan C. Terdapat perbedaan bermakna kualitas
hidup pasien PGK antara kelompok yang menerapkan diet yang baik dan kelompok
yang buruk.
L. Daftar Pustaka
Asyrofi dan Triana Arisdiani. 2020. Manajemen Diet dan Kualitas Hidup Pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit. Journal of
Holistic Nursing Science. (online). https.//doi.org/10.31603/nursing.v7i2.3063.
Diakses pada tanggal 31 Februari 2021.

You might also like