Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan Dan Askep Keluarga Eti
Laporan Pendahuluan Dan Askep Keluarga Eti
OLEH
KHAIRUL WARISI
050STYJ21
1
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Keluarga
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
2
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,
2010) :
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
3
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
3. Struktur keluarga
4
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah
5
proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
6
5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Definisi Hipertensi
2. Jenis Hipertensi
7
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
8
mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
Sumber : Heniwati, 2008
1) Jenis kelamin
2) Umur
3) Keturunan (genetik)
9
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap
keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini
terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu
sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan
orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
1) Obesitas
2) Kurang olahraga
10
3) Kebiasaan merokok
5) Minum alkohol
6) Minum kopi
7) Kecemasan
11
mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung
memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.
4. Patofisiologi
12
Intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga
disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan aktifitas tonus
simpatis, gangguan sirkulasi. Peningkatan aktifitas tonus simpatis
menyebabkan curah jantung menurun dan tekanan primer yang
meningkat, gangguan sirkulasi yang dipengaruhi oleh reflek
kardiovaskuler dan angiotensin menyebabkan vasokonstriksi.
Sedangkan mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum
sepenuhnya jelas. Efek utama dari penuaan normal terhadap sistem
kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah
sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar
meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
Penurunan elastisitas pembuluh darah menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler perifer, yang kemudian tahanan perifer meningkat.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hipertensi yaitu
kegemukan, yang akan mengakibatkan penimbunan kolesterol
sehingga menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Rokok terdapat zat-zat seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kortisol dan
meningkatkan sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam
menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Jika penyebabnya
adalah feokromositoma, maka didalam urine bisa ditemukan adanya
bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin
(Ruhyanudin, 2007).
13
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah
ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Buckman, 2010).
5. Manifestasi klinis
14
bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan
kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual,
muntah, gelisah (Buckman, 2010)
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus, gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu: gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah,
wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung,
sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).
6. Penatalaksanaan
3) Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah
keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
15
6) Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi
aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
8) Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih
besar dari yang kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh
yang selama ini bekerja secara otomatis seperti; suhu badan,
detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.
2) Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga
pada gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh:
propanolol 10 mg (inderal, farmadral), atenolol 50, 100 mg
(tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
3) Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi
otot pembuluh darah.
16
Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg (capoten, captensin,
tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).
5) Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan
cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).
Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat, farmalat,
nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
7) Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang,
sehingga mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001;
Adib, 2009; Muttaqin, 2009).
7. Pemeriksaan penunjang
17
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-
faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
f. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
g. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus
hipertensi) Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
(meningkatkan hipertensi).
h. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.
i. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
j. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
k. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
l. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
m. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau
adanya diabetes.
n. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko
terjadinya hipertensi.
o. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit
pada dan atau takik aorta, pembesaran jantung.
p. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama
(Doenges, 2000; John, 2003; Sodoyo, 2006).
18
8. Pengkajian Fokus
Menurut Doenges, (2004:41-42) dan mengemukakan bahwa
pengkajian pasien hipertensi meliputi:
a. Aktifitas & istirahat meliputi kelemahan, keletihan, nafas pendek,
frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
b. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung
coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, tekhicardi,
kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar, S3dan S4.
c. Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah,
otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi meliputi Riwayat penyakit ginjal
e. Makanan /cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, linggi lemak, dan kolesterol, mual,
muntah, perubahan berat badan, riwayat penggunaan obat diuritik,
adanya edema.
f. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut, sakit
kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh,
gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis.
g. Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,
sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada.
h. Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan
atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat Bantu
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
i. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi
postural.
j. Pembalajaran/penyuluhan dengan adanya factor- factor resiko
keluarga yaitu arteriosclerosis, penyakit jantung, DM, penyakit
ginjal.
9. Diagnosa keperawatan (Doengoes, 2004)
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload/ vasokonstriksi/ iskemi miokard/ hipertrophi ventrikel
19
b. Ketidakmampuan melakukan aktifitas berhubungan dengan
kelemahan menyeluruh/ suplai dan kebutuhan oksigen tidak
seimbang
c. Gangguan rasa nyaman sakit kepala berhubungan dengan kenaikan
terkanan pada pembuluh darah cerebral
d. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake
makanan berlebihan/ gaya hidup sedentary
e. Koping pasien tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional/
maturitas/ perubahan hidup yang multiple/ kurang relaksasi/ tidak
melakukan olah raga/ nutrisi krisis buruk/ harapan tidak tidak
terpenuhi/ beban kerja berlebihan/ persepsi tidak realistis/ metode
koping tidak adekuat.
20
BAB II
Asuhan keperawatan keluarga di desa saribaye dengan hipertensi
A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala keluarga kk : Tn. S
2. Usia : 50 tahun
3. Alamat : Melase
4. Pekerjaan kk : wiraswasta
5. Pendidikan kk : SD
6. Komposisi keluarga :-
Status Imunisasi
N
Nama JK Hub Umur Pend BCG Polio DPT Hepatitis Campa Ket
o
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 k
1 Ny.N P Istri 45 Th SD V v v v v v v v v V v sakit
GENOGRAM:
X
X
21
Ket:
= laki-laki = Garis perkawinan
x
= laki-laki meninggal = Tinggal serumah
x = perempuan meninggal
7. Tipe keluarga :
Jenis type keluarganya adalah the nuclear family: keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak (kandung ataupun anak angkat)
8. Suku bangsa :
Keluarga klien berasal dari suku sasak indonesia
9. Agama :
Semua keluarga klien menganut agama islam
10. Status sosial ekonomi keluarga
Yang memenuhi kebutuhan keluarga adalah Tn. S sebagai
wirausaha tetapi Ny. N juga ikut bekerja, pendapatan keluarga
hanya -+2.500.000,-/ bulannya sedangkan untuk pendapatan Ny.N
sebagai pedangan dirumah tidak menentu. Pendapatan dengan
pengeluarkan hampir imbang namun masih bisa menabung untuk
kebutuhan mendadak walaupun tidak banyak. Jika ada anggota
keluarga yang sakit mereka membawanya ke puskesmas karena
biayanya yang masih terjangkau.
11. Aktivitas reaksi keluaraga :
Jika ada waktu liburan hanya digunakan untuk berkumpul bersama
keluarga dan nonton tv, terkadang si anak juga ingin jalan-jalan ke
pantai. Keluarga tidak mengetahui bahwa rekreaksi sangat penting
untuk menghilangkan stres.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluaraga saat ini :
22
Keluarga Tn.S termasuk dalam tipe keluarga produktif yang
mempunyai 3 anak tetapi yang paling pertama sudah menikah
dengan menggunakan Kartu keluarga yang berbeda kareana sudah
mempunyai keluarga sendiri dan untuk anak ke dua adalah dalam
tahap V dan untuk anak ketiga tahap IV.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
c. Perencanaan keluarga untuk perhatian terhadap menopause.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Riwayat Kesehatan Kepala Keluarga: Sebelumnya Tn.S tidak
pernah menderita penyakit berat hanya batuk pilek dan demam
saja. Tn.S juga mengerti jika dirinya sakit dia tidak bisa bekerja
maka dari itu dia juga menjaga kondisi kesehatannya.
Riwayat Kesehatan Istri: Ny.N menderita riwayat penyakit
Hipertensi Ny. N kurang mengetahui tentang masalah hipertensi
mengatur pola makan, Ny. N mengatakan belum mengetahui
bagaimana cara menangani ketika tekanan darahnya naik. dan Ny.
N mengatakan suami kurang memerhatikan kesehatannya dan ny.N
juga kurang memerhatikan kesehatannya terlalu sibuk mengurus
kiosnya jadinya kalau pusing sedikit langsung minum pereda nyeri
saja. Saat melakukan pengkajian:
TD : 150/90 mmhg
S : 37. C
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
Klien mengatakan walaupun tidak pusing ketika di tensi hasilnya
pasti 150-140.
Riwayat Kesehatan Anak: tidak pernah menderita penyakit berat
hanya batuk pilek dan demam saja. An E juga mengerti jika dirinya
sakit dia masuk kuliah. Sedangakan untuk An. M juga tidak
menderita penyakit hanya batuk pilek.
23
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. N istrinya mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak tahun
yang lalu dan jarang kontrol ke puskesmas bila pusing di cek oleh
anaknya dan minum pereda pusing seperti bodrex, jika diajak ke
puskesmas hanya bilang lebih baik minum bodrex nanti pusingnya
hilang.
III. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang yang baik, memiliki sistem
penerangan yang baik.
24
JALAN
SELOKAN
K
RUANG I
TAMU O
S
TETANGGA
KAMAR
TIDUR
KAMAR DAPUR 0m
25
a. Tn.S sebagai kepala keluarga
b. Ny.N sebagai Ibu Rumah tangga
c. An.E anak pertama dan baru berusia 21 tahun
d. An. M adalah Anak kedua baru berusia 10 tahun
Peran informal keluarga Tn.S :
a. Menurut Ny.N, Tn.S adalah orang yang baik dia menjadi
penutan keluarganya
b. Ny.N adalah ibu yang selalu memberikan kasih sayang pada
anaknya, Ny.N juga selalu setia menemani anaknya berusaha
agar menjadi seorang anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.
2. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.S memegang erat norma-norma yang berlaku
dimasyarakat, seperti selalu menghormati yang lebih tua, tidak
boleh berbohong dan selalu berusaha menjaga kebersihan.
3. Pola komunikasi
Komunikasi berjalan dengan baik antar sesama angota keluarga
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa sasak.
4. Struktur kekuasaaan keluarga
Yang berperan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah
adalah Tn.S dia lebih dominan tetapi dia juga bermusyawarah
dengan istrinya sebelum pengambilan keputusan tersebut.
sedangkan yang mengatur keuangan keluarga adalah Ny N.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi keluarga afektif.
Hubungan antara keluarga baik, ketika sakit penanganan pertama
obat di warung ketika sakit berlanjut lalu dibawa ke puskesmas
atau RS terdekat.
2. Fungsi keluarga sosialisai
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu menaati norma yang baik.
3. Fungsi pemenuhan kesehatan keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan
26
Keluarga tidak begitu tahu tentang penyakit hipertensi,
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan keluarga
memilih untuk berobat dengan obat obatan yang terjual di
warung, setelah penyakit berlanjut lalu dibawa puskesmas atau
RS terdekat.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit keluarga
selalu memperhatikan setiap anggota keluarganya yang terkena
penyakit dan selalu mengambil tindakan dengan segera.
d. Kemampuan keluarga memeliahara atau memodifikasi
lingkungan rumah yang kuat keluarga selalu memelihara
lingkungan rumah, rutin melakukan gotong royong dalam
membersihkan rumah dan lingkungan disekitar.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan keluarga selalu
menggunakan fasilitas kesehatan ketika salah satu anggota
keluarganya mengalami sakit.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. S termasuk keluarga produktif ketika terjadi
menstruasi Ny.N tidak mengalami sakit berlebih dan Tn.S juga
tidak ada keluhan untuk masalah reproduksinya.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak dan biaya untuk berobat.
VI. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang:
Stresor jangka pendek : Ny. N sering mengeluh pusing
Stressor jangka panjang : Ny. N khawatir keadaanya yang kurang
baik
2. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor keluarga selalu
melakukan pengobatan pertama dengan obat-obatan yang dijual di
toko terdekat, setelah berlanjut lalu keluarga membawanya ke
puskesmas atau RS terdakat.
3. Strategi koping yang digunakan
27
Keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.N bila sedang sakit pusing maka keluarga menyarankan untuk
beristirahat.
28
VII. Pemeriksaan kesehatan anggota keluarga
29
lembab lembab lembab lembab, gigi
ompong pada
bagian depan
10 Hidung fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman
. baik baik baik baik
11 Paru-paru Inspeksi: bentuk
Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk
. simetris simetris simetris simetris
palpasi: taktil
palpasi: taktil palpasi: taktil palpasi: taktil
fremitus sama fremitus sama fremitus sama fremitus sama
perkusi : sonor perkusi : sonor perkusi: sonor, perkusi : sonor
auskultasi :
auskultasi : auskultasi : vesikuler auskultasi :
vesikuler vesikuler vesikuler
12 Jantung Inspeksi: kedua
Inspeksi: kedua Inspeksi: kedua Inspeksi: kedua
. belah dada
belah dada belah dada belah dada
simetris,ictus kordis
simetris,ictus simetris,ictus kordis simetris,ictus
tampak. kordis tampak. tampak. kordis tampak.
Palpasi: terdapat
Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat
pulsasi, ictus kordis
pulsasi, ictus pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus
teraba kordis teraba teraba kordis teraba
Perkusi: redup
Perkusi: redup Perkusi: redup Perkusi: redup
(pekak) (pekak) (pekak) (pekak)
Auskultasi:tidak Auskultasi:tidak Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak
ada suara tambahan ada suara suara tambahan ada suara
tambahan tambahan
13 Abdomen Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada
. bekas luka ada bekas luka bekas luka bekas luka
Auskultasi :bising Auskultasi :bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising
usus 16x/menit usus 16x/menit usus 18x/menit usus 23x/menit
30
Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi: timpani Perkusi: timpani Perkusi: timpani Perkusi: timpani
14 Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 Turgor kulit < 3 Turgor kulit < 3 Turgor kulit < 3
. detik, CRT < 3 detik, CRT < 3 detik, CRT< 3 detik, detik, CRT < 3
detik, kuku bersih detik, kuku bersih kuku bersih dan detik, kuku bersih
dan tidak panjang dan tidak panjang tidak panjang dan tidak panjang
15 Ekstremitas Alat ekstremtias Alat ekstremtias Alat ekstremtias Alat ekstremtias
lengkap, Tidak ada lengkap, Tidak lengkap, Tidak ada lengkap,
masalah, tidak ada ada masalah, masalah, tidak ada Bentuk kaki kecil
oedema tidak ada oedema oedema
16 Keadaan Umum mampu melakukan mampu mampu melakukan Tumbuh kembang
aktifitas mandiri melakukan aktifitas mandiri terganggu,
aktifitas mandiri bisa berdiri tetapi
Belum bisa
berjalan
31
VIII. Harapan keluarga
Keluarga Tn.S berharap, Ny. N bisa sembuh dan keluarga dapat
mengetahui juga penyebab penyakit hipertensi dan cara mengatasinya
dan juga berharap petugas kesehatan mengobati dan meningkatkan
mutu pelayanan dan membantu masalah keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisa data
No. Data Masalah Penyebab
1 Ds : Ketidakmampuan Defisit
1. Ny.N mengatkan keluarga mengenal pengetahuan.
riwayat penyakit masalah kesehatan
Hipertensi Ny. N
kurang
mengetahui
tentang masalah
penyebab Ny. N
hipertensi
mengatur pola
makan dan Ny. N
mengatakan
suami kuarang
memerhatikan
kesehatan istrinya
2. dan Ny.N juga
kurang
memerhatikan
kesehatannya
terlalu sibuk
mengurus kiosnya
jadinya kalau
pusing sedikit
langsung minum
32
Pereda nyeri saja
DO:
TD: 150/90 mmhg
N: 80
RR: 20X/m
S: 37. C
33
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan SIKI
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standart
1. Defisit Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga Tn.S Edukasi kesehatan
tindakan 1 kali pertemuan mengetahui 1. Kaji pengetahuan klien dan
pengetahuan
keperawatan diharapkan tentang apa itu diskusi bersama tentang masalah
selama 1 kali keluarga Tn.S : penyebab kesehatan yang sedang
pengetahuan 1. Mengetahui Kognitif hipertensi dialaminya.
tentang informasi informasi 2. Identifikasi kesiapan dan
kesehatan pada tentang kemampuan menerima informasi
keluarga Tn.S penyakit 3. Berikan penkes tentang nutrisi
bertambah atau hipertensi Keluarga Tn.S dan gizi yang baik untuk keluarga
meningkat mengerti standar 4. Jelaskan faktor resiko yang dapat
2. Mengetahui Kognitif tentang penyakit mempengaruhi kesehtan
informasi pola hipertensi 5. Jelaskan kepada keluarga apa itu
makan yang hipertensi
bagu Keluarga Tn.S 6. Ajarkan keluarga tentang cara
mengetahui mengatur pola makan yang benar
3. Mengetahui kongnitif panatangan 7. Jelaskan kepada keluarga
tentang apa makanan yang makanan yang harus dihindari
penyebab harus di hindari 8. Jelaskan tentang kepada keluarga
hipertensi tekanan darah yang normal.
34
D. Implementasi
Tanggal waktu Implementasi Respons keluarga
Kamis, 31 Maret Kaji pengetahuan S:
keluarga dan diskusi
2022 Keluarga mengatakan
bersama tentang
17:00 masalah kesehatan belum mengetahui
yang sedang
bagaimana cara
dialaminya.
menangani ketika
tekanan darahnya
naik.
O: keluarga bertanya
apa itu penyakit
hipertensi
35
benar.
17:30 menjelaskan tentang S:
kepada keluarga
Keluarga mengatakan
tekanan darah yang
normal. sudah mulai mengerti
tekanan darang yang
normal dan tekana
darah yang tinggi
mapun rendah.
E. Evaluasi
Tanggal, jam dx Evaluasi
Tanggal 01, Maret 1 S:
2020 - Keluarga Tn.S mengatakan Ny. N
17:00 sudah mulai mengerti tentang penyakit
yang dideritanya, dan sudah
mengetahui jika tekanan darah yang
tinggi maupun rendah dan mulai
menghindari makanan tinggi purin dan
sebagainya.
O: TD: 140/90 mmhg
N: 75
RR: 20X/m
S: 36. C
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan
- Anjurkan untuk mengkonsumsi
buah
- Anjurkan tentang mengatur pola
makan yang baik
- Anjurkan untuk berekreasi keluar
sesekali waktu untuk
mengilangkan stress
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016).
Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta:
Healthy.
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
38
Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
reise blood pressure or contain the according to national circumstances
39