You are on page 1of 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PADA KASUS CARSINOMA


MAMAE (BREAST CANCER) DI RUANG ONKOLOGI RSUA
SURABAYA

OLEH

ETI JUNIA ASTUTI

031STYJ21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARABARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHAP PROFESI
MATARAM
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PADA KASUS CARSINOMA
MAMAE (BREAST CANCER) DI RUANG ONKOLOGI RSUA
SURABAYA

Waktu pelaksanaan

Laporan Pendahuluan dan Resume ini telah diperiksa, dievaluasi dan


disetujui oleh pembimbing lahan dan pembimbing akademik.

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


A. Definisi
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol
lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Kanker payudara menunjukkan suatu benjolan pada payudara
yang dapat diraba dengan tangan, semakin lama semakin mengeras dan bentuknya
tidak beraturan (Santosa, 2019, dikutip dalam Enikmawati, 2018).
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan
payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun
lobusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh
darah dan persarafan jaringan payudara (Irianto, 2017)
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel
tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan
akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diambil, di
khawatirkan akan masuk dan menyebar ke seluruh tubuh. Kanker payudara
umumnya menyerang wanita kelompok umur 40-70 tahun, tetapi resiko terus
meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan pertumbuhan usia. Kanker
payudara jarang terjadi pada usia di bawah 30 tahun (Wijaya dan Putri, 2016)
Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel lab normal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Nurafif dan Kusuma, 2017).
B. Etiologi
Menurut Nurafif dan Kusuma (2017), Penyebab kanker payudara ;
1. Kanker payudara yang terdahulu terjadi malignitas sinkron di payudara
lain karena mammae organ berpasangan
2. Keluarga, di perkirakan 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan
ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae
3. Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada
periode fertil, telah di tunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah
menderita yang porliferatif sedikit meningkat
4. Makanan, berat badan dan faktor risiko lain. Status sosial yang tinggi
menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang
berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang
berhubungan dengan estrogen pada wanita post menopouse
5. Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan
graviditas lebih dari 30 tahun, menarche kurang dari 12 tahun.
6. Obat anti konseptiva oral penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang
lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker
C. Manifestasi Klinis
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur.
1. Fase awal : asimtomatik
Pada stadium awal, jika di dorong oleh jari tangan, benjolan bisa di
gerakkan dengan mudah di bawah kulit.
2. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara
a) Tanda dan gejala lanjut
1) Kulit cekung
2) Retraksi atau devisi puting susu
3) Nyeri tekan
4) Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
5) Ulserasi pada payudara
b) Tanda metastase
1) Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah
2) Batuk menetap
3) Anoreksia
4) Berat badan turun
5) Gangguan pencernaan
6) Sakit kepala
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau
kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. Penemuan dini kanker payudara
masih sulit di temukan, kebanyakan ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.
Tanda-tandanya
1. Terdapat masa utuh kenyal, bisa di kwadran atas bagian dalam, di bawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan tefiksasi
2. Nyeri di daerah masa
3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan retraksi pada area mamae
4. Edema dengan pean d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papila mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan,
kadang disertai darah
D. Patofisiologi
Sel mulai bermetastasis atau menyebar ke jaringan tubuh lain yaitu limfe
dan pembuluh darah. Sel-sel kanker yang telah metastase ke jaringan tubuh
lain disebut neoplasma ganas atau maligna. Apabila sistem imun di dalam
tubuh gagal menghacurkan sel abnormal dengan cepat menyebabkan sel-sel
tumbuh besar. Virus dan bakteri, agen fisik, agen kimia, agen hormonal, dan
faktor genetik merupakan alat yang berperan sebagai transportasi maligna atau
karsinomagenesis.
Menurut onkologi Inggris menerangkan bahwa neoplasma adalah masa
jaringan abnormal, tumbuh berlebih, tidak seimbang dengan jaringan normal,
dan selalu tumbuh. Tumor terbentuk karena proliferasi neoplastic yang
membuat massa neoplasma menimbulan pembengkakan atau benjolan di
jaringan tubuh. Tumor dibedakan menjadi tumor jinak dan ganas. Jika tumor
ganas itulah yang disebut kanker.
Sel kanker payudara yang invasiv membuat massa tumor ganas mendesak
ke jaringan luar sehingga bentuk payudara asimetrik dengan benjolan yang
tidak teratur. Perfusi jaringan sekitar payudara yang terdapat tumor menjadi
terganggu sementara tumor terus membengkak kemudian pecah dan terjadi
pendarahan, biasanya bercampur ulkus atau nanah yang menimbulkan bau
kurang sedap.
Pecahnya benjolan membuat luka terbuka pada payudara yang sangat
mudah terkontaminasi dengan bakteri lingkungan maka menimbulkan jaringan
sekitar payudara menghitam atau disebut nekrosis. Dari tahap-tahap terjadinya
kanker payudara dari faktor penyebab atau etiologi dan proses terbentuknya
benjolan yang membesar dan pecah sehingga muncul masalah keperawatan
yaitu gangguan integritas kulit.
E. Pathway

Nyeri Kronis

Risiko Infeksi

Gangguan
Defisit Nutrisi Citra Tubuh

Ansietas
Gangguan
Integritas
Kulit/Jaringan

Pola Napas
Tidak Efektif
F. Komplikasi
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,
pleura, tulang dan hati
2. Gangguan neuro carkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
G. Stadium Kanker
1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel kanker berada pada tempatnya
didalam jaringan payudara normal
2. Stadium I : tumor dengan garis tenga kurang 2 cm dan belum menyebar
keluar payudara
3. Stadium IIA : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang 2 cm
tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
4. Stadium IIB : tumor dengan garis tengah lebih besr dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah
2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
5. Stadium III A: tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah
menyebar kekelenjar getahbening ketiak disertai perlengketan satu sama
lain atau perlengketan ke struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah
lebih dari dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
6. Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu kedalam kulit
payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah
bening didalam dinding dada dan tulang dada.
7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan : (Kowalak, 2018)
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2. Pemeriksaan mamografi : Mengungkapkan keberadaan massa dan lokasi
3. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
4. Ultrasonografi : mengungkapkan tumor padat yang membedakannya dari
kista yang berisi cairan
5. Skaning tulang dan CT scan mengungkapkan metastasis
I. Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium
klinik penyakitnya, yaitu : (Sarwono & Ida Ayu)
Pembedahan :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi, yaitu :
a. Modifed radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomu, yaitu pengangkatan hanya
pada bagian yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
Non Pembedahan :
1) Penyinaran
2) Kemoterapi
3) Terapi hormon dan endokrin
Penatalaksanaan kanker payudara tergantung dari jenis dan
stadium kanker payudara . terapi yang bersifat lokal dilakukan dengan
tujuan menghilangkan tumor tanpa menimbulkan efek lain pada tubuh,
diantaranya terapi pembedahan dan terapi radiasi. Terapi ini
bermanfaan bagi kanker stadium awal. Terapi medikamentosa yang
diberikan secara oral maupun intravena merupakan terapi yang bersifat
sistemik, karena dapat menjangkau sel kanker dimanapun di seluruh
tubuh.
Mekanisme terapi akupuntur dalam terapi myelosupresi akibat
pemberian kemoterapi sangat kompleks dan belum diketahui dengan
jelas. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktiksn efek
terapi akupuntur untuk mengatasi kondisi leukopenia yang disebabkan
efek pemberian obat-obat kemoterapi.
2. Terapi Tambahan Komplementer
1) Akupoint care
Akupoint merupakan salah metode pengobatan Cina kuno. Menurut
masyarakat Cina kuno, ketika jalur energi dalam tubuh terhalang maka
akan menghambat aliran energi dalam tubuh sehingga menimbulkan
sensasi nyeri. Jarum yang dimasukkan ke dalam tubuh di beberapa titik
akupunktur bertujuan untuk membuka jalur-jalur energi yang terhalang
serta meredakan nyeri. Berikut titik akupuntur pada meridian ST 17,
ST 16, LU 1, KI.

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges,
sebagai berikut :
1) Anamnesa
a) Data demografi : Nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, no register
b) Keluhan Utama :
c) Riwayat penyakit dahulu : apakah sebelumnya klien
pernah dirawat, dan sebelumnya mempunyai riwayat
penyakit seperti DM, Hipertensi, CA Mammae
d) Riwayat penyakit sekarang : apakah terdapat kemerahan
pada bagian tubuh tertentu seperti bahu, panggul, tumit,
apakah timbul rasa nyeri, tanda-tanda sistemik peradangan
termasukyaitu demam dan juga peningkatan hitung sel
dalam darah putih, apakah terjadi penurunan berat badan.
e) Riwayat penyakit keluarga : apakah dalam keluarga
memiliki penyakit keturunan seperti : DM, alergi, dan juga
Hipertensi (atau CVA ).
f) Riwayat pengobatan : apakah pernah menggunakan obat-
obatan.Kapan pengobatan dimulai, dosis dan frekuensi,
ada waktu berakhirnya klien minum obat
g) Pengkajian psikososial : Kemungkinan pada hasil
pemeriksaan psikososial yang dapat tampak yaitu : ada
perasaan depresi, dan frustasi, atau ansietas/kecemasan
2) Aktifitas/istirahat
Gejala : kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan, pola tidur
3) Sirkulasi
Tanda : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem
limfe)
4) Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat
badan
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas/metastik (nyeri lokal
jarang terjadi pada keganasan dini).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (D.0078)
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme ke jaringan (D.0019)
c. Ansietas berhubungan dengan stresor (D.0080)
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ukuran mamae abnormal
(D.0083)
e. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perfusi jaringan
terganggu (D.0129)
f. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005)
g. Resiko infeksi berhubungan dengan bakteri patogen (I. 14539)
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


(D.0078) asuhan keperawatan, masalah (1.0828)
teratasi. Obsevasi:
Kriteria Hasil : 1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
Tingkat nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil s.a s.t intensitas nyeri.
Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Kesulitan tidur 3. Identifikasi repon
Frekuensi nadi nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor
Keterangan : yang memperberat dan
1. Meningkat meringankan nyeri
2. Cukup meningkat 5. Monitor efek samping
3. Sedang panggunaan analgetik
4. Cukup menurun Terapeutik:
5. Menurun 1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (terapi musi,
teknik relaksasi nafas
dalam, aromaterapi,
dll)
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur
3. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurngi nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
(D.0019) asuhan keperawatan, masalah (1.03119)
teratasi. Observasi
Kriteria Hasil : 1. Identifikasi status
nutrisi
Status Nutrisi (L.03030) 2. Identifikasi alergi dan
Kriteria hasil s.a s.t intoleransi makanan
Frekuensi makan 3. Monitor asupan makan
Nafsu makan 4. Monitor berat badan
Porsi makan yang Terapeutik
dihabiskan 1. Berikan makanan
tinggi serat untuk
Keterangan : mencegah konstipasi
1. Memburuk 2. Berikan makanan
2. Cukup memburuk tinggi kalori dan tinggi
3. Sedang protein
4. Cukup membaik 3. Berikan suplemen
5. Membaik makanan, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
(D.0080) asuhan keperawatan, masalah (1.09314)
teratasi. Observasi
Kriteria Hasil : 1. Monitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
Tingkat Ansietas (L.09093) nonverbal)
Kriteria hasil s.a s.t Terapeutik
Verbalisasi 1. Ciptakan suasana
khawatir terhadap terapeutik untuk
kondisi yang menumbuhkan
dihadapi kepercayaan
Perilaku gelisah 2. Dengarkan dengan
Perilaku tegang penuh perhatian
3. Gunakan pendekatan
Keterangan : yang tenang dan
1. Meningkat meyakinkan
2. Cukup meningkat Edukasi
3. Sedang 1. Anjurkan keluarga
4. Cukup menurun untuk tetap bersama
5. Menurun pasien
2. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

4 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi


citra tubuh asuhan keperawatan, masalah 1. Identifikasi harapan
teratasi. citra tubuh
Kriteria Hasil : berdasarkan tahap
perkembangan
citra tubuh (L. 09067) 2. Identifikasi budaya,
Kriteria hasil s.a s.t agama, jenis
Verbalisasi kelamin, dan umur
perasaan negatif terkait citra tubuh
tentang perubahan Terapeutik
tubuh 3. Diskusikan
Melihat bagian perubahan tubuh dan
tubuh fungsinya
Respon nonverbal 4. Diskusikan
pada perubahan perbedaan
tubuh penampilan fisik
terhadap harga diri
Keterangan : Edukasi
1. Meningkat 5. Jelaskan kepada
2. Cukup meningkat keluarga tentang
3. Sedang perawatan perubahan
4. Cukup menurun citra tubuh
5. Menurun 6. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi
integritas asuhan keperawatan, masalah 1. Identifikasi penyebab
kulit teratasi. gangguan integritas
Kriteria Hasil : kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan
Integritas kulit dan jaringan (L. status nutrisi,
14125) penurunan
Kriteria hasil s.a s.t kelembaban, suhu
Elastisitas lingkungan ekstrem,
Hidrasi penurunan mobilitas)
Kerusakan Terapeutik
jaringan 2. Ubah posisi tiap 2
Suhu kulit jam jika tirah baring
3. Lakukan pemijatan
Keterangan : pada area benjolan,
1. Meningkat jika perlu
2. Cukup meningkat 4. Bersikan parineal
3. Sedang dengan air hangat,
4. Cukup menurun terutama selama
5. Menurun periode diare
Edukasi
5. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
6. Anjurkan minum air
yang cukup
Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Observasi
tidak efektif asuhan keperawatan, masalah 1. Monitor frekuensi,
teratasi. irama, kedalaman,
Kriteria Hasil : dan upaya napas
2. Monitor kemampuan
Pola nafas (L. 01004) batuk efektif
Kriteria hasil s.a s.t 3. Monitor adanya
Ventilisasi produksi sputum
semenit 4. Monitor adanya
Dipsnea sumbatan jalan napas
Frekuensi nafas 5. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Keterangan : 6. Auskultasi bunyi
1. Meningkat napas
2. Cukup meningkat Terapeutik
3. Sedang 7. Atur interval waktu
4. Cukup menurun pemantauan respirasi
5. Menurun sesuai kondisi pasien
8. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
9. Jelaskan prosedur
dan tujuan
pemantauan
Resiko Setelah dilakukan tindakan Observasi
infeksi asuhan keperawatan, masalah 1. Monitor tanda dan
teratasi. gejala infeksi
Kriteria Hasil : Terapeutik
2. Batasi jumlah
Tingkat infeksi (L.14137) pengunjung
Kriteria hasil s.a s.t 3. Berikan perawayan
Kebersihan tangan kulit pada area
Demam edema
Kadar sel darah 4. Cuci tanagan
putih sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
Keterangan : dan lingkungan
1. Meningkat pasien
2. Cukup meningkat Edukasi
3. Sedang 5. Jelaskan tanda dan
4. Cukup menurun gejala infeski
5. Menurun 6. Ajarkan cara
mencuci tangan
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian imunisasi,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, 2015 Buku Ajar keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol. 2. EGC : Jakarta.
Nurafif dan Kusuma, 2016. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumenta sian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta


SDKI. (2018). Sandar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan
pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia.

SIKI. (2018). standar intervensi keperawatan indonesia. Jakarta Selatan: dewan


pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia.

SLKI. (2019). standar luaran keperawatan indonesia. Jakarta Selatan: dewan


pengurus pusat persatuan perawat indonesia.

Wils Astuti, 2018 Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.


Jakarta: EGC.
Wijaya dan Putri, 2013. Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

You might also like