You are on page 1of 10

Analisis Pemasaran Gabah di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir

Analize Of Rice Marketing At Sub - District Of Kubu District Of Rokan Hilir

Awaluddin1, Ahmad Rifai2 dan Evy Maharani2


Program Studi Agribisnis, Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
Email :Awaluddinudin123@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to: (1) Know the channel and function of rice marketing in Kubu
Rokan Hilir District. (2) Analyze cost, margin, and efficiency of rice marketing in
Kubu sub district Rokan Hilir District. This research was conducted by survey
method with the help of quisioner to interact with sample and sampling take 20
samples of farmers and buyers of rice. Data analysis using Snowball Sampling. The
results showed that the rice marketing channel in Kubu sub-district only had one
marketing channel from farmers to big traders to RMU (Tebing Tinggi). The function
of rice marketing in Kubu Sub-district was done by marketing institutions such as
farmers, Collecting traders, Big trader and RMU Tebing Tinggi which includes the
functions of exchange, physical function and facility function. At farmers the cost
does not incur marketing expenses. In the merchant collecting the marketing expenses
incurred is the transportation cost of Rp 200 / kg which is the cost for transportation.
While the big trader spend on loading and unloading marketing costs of Rp 85 / kg,
transportation costs of Rp 200 / kg and total marketing costs Rp 485 / kg. While the
marketing efficiency is 9.89% and the marketing profit is Rp 640 / kg and the share
received by farmers is 77.26%.

Keywords: Marketing, Rice, margin, efficiency and cost.

PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu 18,3 % dan kontribusi sektor non migas
sektor utama dalam perekonomian di sebesar 81,7 %. Nilai tersebut
Indonesia apabila ditinjau dari meningkat dua kali lipat dibanding
penggunaan tenaga kerja. Umumnya di dengan nilai ekspor pada tahun 2006
Indonesia sektor pertanian masih yang jumlahnya US$ 100,7 miliar (BPS
merupakan sektor yang banyak Indonesia, 2012).
ditekuni oleh masyarakat. Pada saat ini Kabupaten Rokan Hilir merupakan
sektor pertanian berada pada tahap salah satu kabupaten di Provinsi Riau
menuju pertumbuhan tinggi yang yang memiliki keunggulan komparatif
berkelanjutan. Hal tersebut dapat disektor pertanian. Letaknya yang
ditinjau dari jumlah ekspor yang terus berada di daerah dataran rendah
meningkat hingga mencapai US$ 203,6 membuat lahan di Kabupaten Rokan
miliar pada tahun 2011 dengan Hilir cocok untuk ditanami berbagai
kontribusi dari sektor migas sebesar tanaman pertanian. Selain itu,
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian 1
2) Dosen Fakultas Pertanian
JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017
pemerintah daerah mendukung usaha sangat bergantung pada musim hujan.
untuk meningkatkan produksi pangan Untuk menghindari ancaman
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kekeringan pada musim kemarau,
pangan masyarakat Rokan petani umumnya menanam 1 kali
Hilir.Kabupaten Rokan Hilir terdiri setahun dan diselingi dengan tanaman
dari 16 Kecamatan, salah satu holtikultura lainnya.
Kecamatan yang memproduksi padi
adalah Kecamatan Kubu. Pada Panen raya yang terjadi di
Kecamatan Kubu terdiri dari Kecamatan Kubu mengakibatkan
melimpahnya gabah di pasar dan
desa salah satunya yaitu Desa Teluk mengakibatkan rendahnya atau
Piyai dan Teluk Piyai Pesisir, Desa jatuhnya harga gabah. Hal ini
Teluk Piyai dan Desa Teluk Piyai dimanfaatkan oleh pedagang
Pesisir merupakan desa yang sangat pengumpul untuk membeli langsung
berpotensi untuk dilakukan penanaman gabah dari petani dalam jumlah besar
tanaman padi dengan skala besar. sebelum kemudian diolah menjadi
Berdasarkan data Balai Penyuluhan beras oleh Rice Milling Unit (tempat
Pertanian Kecamatan Kubu Tahun penggilingan padi). Petani di
2015 luas panen yakni sebesar Kecamatan Kubu cenderung menjual
1.517/ha, dengan produksi mencapai hasil panennya langsung setelah panen
6.068 Ton gabah. dalam bentuk Gabah Kering basah
Sistem sawah di kecamatan (GKB) kepada pedagang pengumpul
Kubu adalah sawah tadah hujan yang yang menjual kembali gabah yang telah
pengairannya berasal dari air hujan. dibeli kepada pedagang yang berasal
Setiap tahun petani dapat panen padi 1 dari luar daerah seperti Sumatera Utara
kali. Pada sawah ini, tanaman padi dan Rokan Hilir.

Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi di
Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir 2015
Luas Luas Produktivitas Produksi
No Kepenghuluan
Tanam Panen (Ton/Ha) (Ton)
1 Teluk Merbau 217 217 4 868
2 Rantau Panjang Kanan - - - -
3 Sungai Kubu - - - -
4 Sungai Kubu Hulu - - - -
5 Tanjung Leban 90 - - -
6 Sungai Segajah - - - -
7 Teluk Piyai 1.004 1.004 4 4.016
8 Teluk Piyai Pesisir 296 296 4 1.184
9 Sungai Segajah Makmur 75 - - -
Jumlah 1.682 1.517 6.068
Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kubu, 2015

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 2


1.2. Perumusan Masalah pertumbuhan ekonomi yang
memungkinkan untuk dikembangkan
Berdasarkan latar belakang yang telah menjadi sentral pertanian. Pelaksanaan
dipaparkan tersebut, permasalahan Penelitian ini dilaksanakan terhitung
utama penelitian ini adalah; dari bulan Desember 2016 sampai
1. Bagaimana saluran pemasaran dengan April 2017 yang meliputi
gabah di Kecamatan Kubu rangkaian kegiatan berupa survei
Kabupaten Rokan Hilir ? lapangan, pengumpulan data,
2. Bagaimana biaya, marjin, dan penyusunan proposal dan pengolahan
efisiensi pemasaran gabah di data hingga penyusunan skripsi.
Kecamatan Kubu Kabupaten
Rokan Hilir. Metode Pengambilan Sampel

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan metode survei.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Pengambilan sampel dilakukan dengan
1. Mengetahui saluran dan fungsi cara purposive Sampling dengan
pemasaran gabah di Kecamatan kriteria luas lahan petani > 1 hektar.
Kubu Kabupaten Rokan Hilir . Pengambilan sampel pada Desa Teluk
2. Menganalisis biaya, marjin, dan Piyai dan Desa Teluk Piyai Pesisir
efisiensi pemasaran gabah di sebanyak 20 responden.
Kecamatan Kubu Kabupaten Pengambilan sampel pedagang
Rokan Hilir. atau tengkulak padi dilakukan dengan
cara Snowball Sampling yaitu
METODE PENELITIAN sebanyak 6 orang, dimana pedagang
pengumpul sebanyak 4 orang dan
Tempat dan waktu penelitian pedagang besar 2 orang. Pedagang
pengumpul yang menyalurkan hasil
Penelitian ini dilaksanakan di produksi padi sekitar daerah
Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Kecamatan
Hilir Provinsi Riau. Pemilihan tempat
lokasi penelitian dilakukan dengan Jenis dan Sumber Data
pertimbangan bahwa daerah tersebut
merupakan salah satu sentra produksi Data yang dikumpulkan dalam
padi terbesar di Kabupaten Rokan Hilir penelitian ini adalah data primer dan
yaitu luas panen padi seluas 1.092 data sekunder. Data primer diperoleh
hektar, dengan 10,58% dari total luas dengan mengajukan pertanyaan yang
panen di Kabupaten Rokan Hilir. telah dipersiapkan terlebih dahulu
Disamping itu Kecamatan Kubu didalam kuesioner melalui wawancara
memiliki potensi pertanian padi yang petani, pedagang dan pengamatan
cukup baik untuk masa yang akan langsung. Data primer terdiri dari
datang karena salah satu faktor identitas petani, pendapatan petani,
pendukungnya adalah luas lahan, letak pemasaran dan sebagainya. Data
yang strategis, jumlah penduduk dan sekunder diperoleh dari Badan Pusat

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 3


Statistik (BPS), Badan Informasi Efisiensi pemasaran adalah
Penyuluh (BIP), instansi-instansi yang perbandingan antara sumberdaya yang
terkait dengan penelitian ini seperti digunakan terhadap keluaran yang
jumlah penduduk, topografi daerah, dihasilkan selama berlangsungnya
tingkat pendidikan dan lain-lainnya. proses pemasaran. Untuk menghitung
efisiensi pemasaran (Soekartawi,
2002), dan dihitung dengan rumus:
Metode Analisis Data Ep =
XFT
x 100%
XRT
Analisis Marjin Pemasaran Keterangan:
Ep : Efisiensi pemasaran
Marjin pemasaran adalah selisih (%)
harga yang dibayar konsumen akhir TBP : Total biaya pemasaran
dengan harga yang diterima petani (Rp/kg/Tahun)
(Sudiyono, 2001), dan dihitung dengan TNP :Total nilai produk yaitu
rumus: harga beli pedagang
MP = Hk ± Hp akhir (Rp/kg/Tahun)
Keterangan:
Mp : Marjin Pemasaran Bagian Yang Diterima Petani
(Rp/kg/Tahun)
Bagian yang diterima petani
Hk : Harga yang dibayar pedagang adalah dengan melihat perbandingan
(Rp/kg/Tahun) antara bagian harga pada petani dengan
harga pada konsumen akhir menurut
Hp : Harga yang diterima petani Azzainto dalam Harianto (2013),
(Rp/Kg/ Tahun) dihitung dengan rumus:
Analisis Keuntungan Pemasaran Lp = Hp x 100%
Keuntungan pemasaran adalah Hk
selisih harga yang dibayarkan produsen Keterangan:
dan harga yang diberikan oleh Lp : Bagian atau presentase
konsumen. Analisis yang digunakan yang diterima petani
untuk melihat keuntungan pemasaran (%)
padi digunakan rumus (Soekartawi, Hk : Harga pedagang akhir
1993) : (Rp/kg/Tahun)
0±B Hp : Harga Petani
Keterangan: (Rp/kg/Tahun)
è : Keuntungan pemasaran
(Rp/kg/Tahun) HASIL DAN PEMBAHASAN
M : Marjin pemasaran
(Rp/kg/Tahun) Dalam penyusunan penelitian ini
B : Biaya pemasaran peneliti menggunakan objek penelitian
(Rp/kg/Tahun). berupa para petani padi yang tersebar
Analisis Efisiensi Pemasaran di Kecamatan Kubu. Jumlah petani

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 4


yang dijadikan sampel adalah sebanyak saluran pemasarannya adalah bersifat
20 orang. Petani di Kecamatan Kubu homogen atau hanya terdapat satu
yang menjadi sampel umumnya saluran pemasaran yaitu dari petani
menjadikan kegiatan pertanian sebagai yang menjual kepedagang pengumpul -
mata pencaharian sampingan untuk ke pedagang besar ± ke RMU (Tebing
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tinggi Sumut). Saluran pemasaran
Saluran pemasaran gabah yang gabah yang terdapat di Kecamatan
terjadi di Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu dapat dilihat pada Gambar 1
Rokan Hilir berdasarkan data yang berikut ini.
diperoleh di lapangan diketahui bahwa

Pedagang Pedagang RMU Tebing


petani
pengumpul besar Tinggi

Gambar1. Saluran Pemasaran Padi di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir.


Saluran pemasaran padi di tujuan tertentu dalam usahataninya
Kecamatan Kubu terdiri dari 20 petani (Rahim dan Diah, 2007).
yang menjual kepada 4 pedagang Menurut Purba dan Radiks
pengumpul dan 2 pedagang besar yang (2006), biaya dinyatakan sebagai
berada di kecamatan Kubu dan RMU penukaran atau pengorbanan yang
berada Sumatera Utara yaitu Tebing dilakukan untuk memperoleh manfaat.
Tinggi. Pada saluran dapat dilihat Bila istilah biaya digunakan secara
bahwa petani menjual hasil panen spesifik, istilah ini dilengkapi
kepedagang pengumpul-pedagang menunjukkan objek yang bersangkutan,
besar- RMU Tebing Tinggi. Didalam misalnya biaya langsung, biaya
penelitian saya tidak dijumpai petani konversi, biaya tetap, biaya variabel,
langsung menjual ke RMU desa biaya standar, biaya diffrensial, biaya
dikarenakan kapasitas nya rendah. kesempatan dan sebagainya. Setiap
RMU desa berfungsi untuk perlengkapan mempunyai arti dalam
penyimpanan gabah petani dengan menghitung dan mengukur biaya yang
imbalan upah pengilingan saja. akan berguna bagi pimpinan dalam
mencapai sasaran perencanaan dan
Analisis Biaya Pemasaran pengawasan
Dalam saluran pemasaran ini,
Biaya pemasaran
petani tidak mengeluarkan biaya untuk
Biaya secara umum merupakan
proses pemasaran hasil panen. Untuk
pengorbanan yang dikeluarkan oleh
biaya pemasaran pedagang pengumpul
produsen dalam mengelola
dibebankan sebesar Rp. 200/kg untuk
usahataninya untuk mendapatkan
proses pengangkutan dengan
hasil yang maksimal. Biaya pun
menggunakan sepeda motor. Kemudian
merupakan pengorbanan yang diukur
untuk pedagang besar biaya pemasaran
untuk suatu satuan alat tukar berupa
dengan total sebesar Rp 285/kg
uang yang dilakukan untuk mencapai

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 5


masing-masing untuk proses muat sebesar Rp 85/kg lihat pada Tabel
pengangkutan 200/kg dan bongkar 24
.
Tabel 2. Analisis biaya pemasaran padi di Kecamatan Kubu untuk 1 kg gabah persatu
kali proses produksi

No Keterangan Jumlah (Rp/kg) Persentase (%)


1. Petani
1.Harga jual 3.775
2.penerima 3.775
2. Pedagang Pengumpul
1.Harga Beli 3.775
2.Harga Jual 4.200
3.Biaya Pemasaran 200
a.Biaya Transportasi 200 100,00
4.Margin pemasaran 425
5.Keuntungan 225
3. Pedagang Besar
1.Harga Beli 4.200
2.Harga Jual 4.900
3.Biaya pemasaran 285
a.Bongkar Muat 85 29.82
b.Transportasi 200 70.18
4.Margin Pemasaran 700
5.Keuntungan 415
4. Total Biaya Pemasaran 485
4. Total Margin Pemasaran 1.125
5. Total Keuntungan 640
7. Efisiensi Pemasaran (%) 9.89
8. Bagian Yang Diterima Petani 77.04

Keterangan:
Bongkar = Penurunan gabah dari mobil muatan
Muat = Proses pemasukan gabah kedalam mobil
diperlukan lembaga-lembaga
pemasaran untuk melakukan fungsi-
Marjin Pemasaran fungsi pemasaran yang disebut biaya
pemasaran atau biaya fungsional dan
Marjin pemasaran merupakan
perbedaan antara harga yang dibayar
konsumen dengan harga yang diterima
petani. Komponen marjin pemasaran keuntungan (profit) lembaga
pemasaran. Analisis marjin pemasaran
terdiri dari: biaya-biaya yang
digunakan untuk mengetahui distribusi

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 6


biaya dari setiap aktivitas pemasaran pengumpul sebesar Rp. 425/kg dan
dan keuntungan dari setiap lembaga pedagang besar Rp. 700/kg.
perantara serta bagian harga yang Keuntungan yang diperoleh oleh
diterima petani, atau dengasn kata lain pedagang pengumpul Rp. 225/kg dan
analisis margin pemasaran dilakukan keuntungan untuk pedagang besar Rp.
untuk mengetahui tingkat kompetensi 415/kg Hasil penelitian menunjukan
dari para pelaku pemasaran yang bahwa petani melakukan pemasaran
terlibat dalam pemasaran/distribusi gabah rata-rata hasil produksinya Rp
(Sudiyono, 2001). 7.650/kg. Rata-rata beratnya gabah
Marjin pemasaran dapat ditinjau dalam satu karung sekitar 60 kg.
dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga
dan biaya pemasaran. Pada analisis Efisiensi Pemasaran
pemasaran yang sering menggunakan Pemasaran dikatakan efisien
konsep marjin pemasaran yang jika telah memenuhi dua syarat, yaitu
dipandang dari sisi harga ini. Marjin mampu menyampaikan hasil atau
pemasaran merupakan selisih harga produksi dari produsen kepada
yang yang dibayar konsumen akhir dan konsumen dengan biaya semurah-
harga yang terima petani produsen. murahnya dan mampu melakukan
Marjin pemasaran dapat didefinisikan pembagian yang adil kepada semua
dengan dua cara yaitu: 1. Marjin pihak yang terlibat dalam kegiatan
pemasaran merupakan selisih antara produksi dan pemasaran produk
harga yang dibayar konsumen akhir tersebut (Sudiyono, 2001).
dengan harga yang diterima petani Efisiensi pemasaran dapat
(produsen). 2. Marjin pemasaran dilihat dan diketahui dengan melihat
merupakan biaya dari balas jasa-jasa panjang pendeknya saluran pemasaran
pemasaran. dalam memasarkan padi. Semakin
Perlakuan yang berbeda-beda
panjang saluran pemasaran yang akan
yang diberikan masing-masing pelaku dilewati maka akan semakin banyak
pemasaran terhadap komoditas yang juga lembaga pemasaran yang terlibat,
dipasarkan menyebabkan perbedaan maka akan semakin kecil pula efisiensi
harga jual antar tiap lembaga yang pemasaran. Selain itu efisiensi juga
terlibat hingga sampai ke konsumen dapat dilihat dari marjin, biaya dan
akhir. Perbedaan harga inilah yang
keuntungan yang diterima oleh setiap
disebut dengan marjin pemasaran. lembaga pemasaran yang ada dalam
Marjin pemasaran pada saluran lembaga pemasaran tersebut. Tabel 24.
pemasaran padi di Kecamatan Kubu Efisiensi pemasaran gabah adalah
dapat dilihat pada Tabel 24. 9.89%.
Pada saluran pemasaran, petani
sebagai produsen yang menjual gabah Keuntungan Pemasaran
ke pedagang pengumpul dengan harga
jual sebesar Rp 3.775/kg. Sedangkan Keuntungan pemasaran didapat dari
harga jual pedagang pengumpul ke hasil pengurangan marjin pemasaran
pedagang besar sebesar yaitu Rp dengan total biaya yang dikeluarkan
4.200/kg. Marjin pemasaran pedagang selama proses pemasaran, seperti biaya

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 7


bongkar muat, transportasi dan lain- pemasaran Rp 485/kg sedangkan
lain. Penelitian dilapangan Total margin pemasaran Rp
menunjukkan keuntungan pemasaran 1.125/kg dan efisiensi pemasaran
padi untuk pedagang pengumpul gabah pada saluran 9,89%.
sebesar Rp 225/kg dan pedagang besar
Rp 415/kg. untuk total untuk seluruh
keuntungan pemasaran adalah sebesar Saran
Rp. 640/kg. 1. Di harapkan petani untuk selalu
aktif mencari perubahan harga
gabah yang terjadi di daerah-daerah
Bagian Yang Diterima Petani lain. Dalam hal penentuan dan
Untung menghitung besarnya pergerakan harga yang terjadi,
bagian yang diterima petani padi diperlukan koordinasi antara pihak
adalah dengan melihat perbandingan Petani, pedagang pengumpul serta
antara bagian harga pada petani dengan pedagang besar dan tempat
harga pada pedagang akhir. Dalam pengolahan padi sehingga petani
penelitian ini konsumen akhirnya tidak merasa dirugikan oleh pihak-
adalah pedagang besar (tauke). Dari pihak tertentu.
hasil penelitian diketahui bahwa bagian 2. Perlu adanya pembinaan yang
yang diterima petani adalah sebesar intensif dari pemerintah maupun
77.04%. PPL dalam bercocok tanam padi
yang benar dan menguntungkan
KESIMPULAN DAN SARAN agar masyarakat tidak lagi
mengalihkan fungsi lahannya
Kesimpulan dalam bidang perkebunan
1. Saluran Pemasaran padi di khususnya kelapa sawit.
Kecamatan Kubu hanya ada satu 3. Seharusnya pemerintah Daerah
saluran pemasaran saja pada petani menyediakan heller untuk
padi dimulai dari petani ke penggilingan gabah dalam skala
pedagang pengumpul dan ke besar dikecamatan tersebut, hal ini
pedagang besar kemudian dijual lagi tentu akan memudahkan petani
ketempat penggilingan (RMU) langsung menjual hasil gabahnya
Tebing Tinggi Sumatera Utara. langsung pengolahan tanpa ada
Fungsi pemasaran padi di rantai pemasaran yang panjang.
Kecamatan Kubu ini dilakukan oleh
lembaga-lembaga pemasaran seperti DAFTAR PUSTAKA
petani, pedagang pengumpul,
pedagang besar dan tempat Andri, K.B. 2013. Analisis Rantai
penggilingan (RMU) yang meliputi Pasok dan Rantai Nilai
fungsi pertukaran, fungsi fisik dan Bunga Krisan di Daerah
fungsi fasilitas. Sentra Pengembangan Jawa
2. Biaya pemasaran yang dikeluarkan Timur. Jurnal SEPA Vol. 10.
pada saluran pemasaran padi di No. 1 September 2013: 1-10.
Kecamatan Kubu yaitu total biaya

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 8


Ariwibowo, Agus. 2013 Analisis Universitas Sumatera
Rantai Distribusi Utara.Medan.
Komoditas Padi dan Beras
di Kecamatan Pati Iriyanto dan Widiyanti. 2013. Jamur
Kabupaten Pati. Skripsi. Kuping di Kabupaten
Jurusan Ekonomi Karanganyar. Jurnal SEPA:
Pembangunan Fakultas Vol. 9 No.2 Februari 2013.
Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Semarang Kusumawati, Agni. 2013. Rantai Nilai
(Value Chain) Agribisnis
Ariaty, Widia. 2015 Analisis Rantai Labu Di Kecamatan
Nilai (Value Chain) Getasan Kabupaten
Agroindustri Beras Di Semarang. Diponegoro
Kecamatan Bungaraya Journal of Economics Vol. 2
Kabupaten Siak. Jurusan No. 4 tahun 2013 : 1-10.
Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Riau. Maharani, E., S. Edwina, dan K. Yeni.
2011. Pemasaran Gula
_______2005. Agroindustri dalam Kelapa di Kabupaten
Perspektif Sosial Ekonomi. Indragiri Hilir Melalui
PT. Raja Grafindo Persada. Pendekatan Struktur,
Jakarta. Perilaku dan Penampilan
Pasar. Indonesian Journal of
_______2012. Gabah dan Beras. Agricultural Economics
https://id.wikipedia.org/wiki/Gab (IJAE) Volume 2, Nomor 1,
ah. Diakses pada 7 Januari 2016. Juli 2011.

Badan Pusat Statistik.2015. Rokan


Hilir dalam angka. BPS Propinsi Riau.

Baladina, Nur. 2010. Pengantar


Ekonomi Pertanian: Sistem
Pemasaran Hasil Pertanian.
http//rosihan.lecture.ub.ac.id.
Diakses pada tanggal 24
Januari 2012
Bisuk, Putra. 2009. Analisis Tataniaga
dan Elastisitas Transmisi
Harga CPO Internasional
Terhadap Harga TBS
(Tandan Buah Segar)
Kelapa Sawit. Skripsi.
Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian

JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017 9


JOM Faperta Vol.4 No.2. Oktober 2017
10

You might also like