You are on page 1of 10

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah


dilakukan terhadap responden di SMAN 1 Lembar Kabupaten Lombok
Barat yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 juni 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa dan siswi
kelas X dan XI ,SMA Negeri 1 Lembar kelas X dan XI yang
berjumlah 367 orang di SMA Negeri 1 Lembar. Dalam penelitian
ini yang menjadi sampel sebanyak 61 responden siswa dan siswi,
Penyajian data terdiri atas gambaran umum lokasi penelitian,
krakteristik umum responden serta data khusus yang mengacu
pada tujuan penelitian dan landasan teori.

A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Lembar adalah salah satu
satunya pendidikan dengan jenjang SMA di jembatan Kembar
Timur. Kec.Lembar,Kab.Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat.SMAN 1
Lembar berlamat di JL.YOS SUDARSO Lembar,Kab. Lombok
Barat,Nusa Tenggara Barat,dengan kode pos 83364. SMAN 1 Lembar
berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
SMAN 1 lembar akreditasi A dan menggunakan kurikulum 2013 SMA
Negeri 1 Lembar didirikan tahun 2003 dengan luas 1 m². Adapun
jurusan di SMAN 1 Lembar terdiri dari Jurusan IPA dan
IPS ,data siswa yang beragama islam 496 dan yang beragama
Hindu 47 ,Buda 2 orang siswa. dan jumlah Guru di SMAN 1 Lembar
sebanyak 36 guru dan 19 tenaga Pendidik.
56

2. Data Umum
Responden dalam penelitian ini adalah remaja siswa dan
siswi kelas X dan XI SMA Negeri 1 Lembar sebanyak 61
responden.Pemaparan responden akan diuraikan dalam data umum
yaitu berdasarkan umur, dan Jenis Kelamin.
a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
di SMA Negeri 1 Lembar

Umur Frekuensi Persentase


No (%)
(Tahun) (n)

1 15 3 4,9

2 16 20 32,7

3 17 38 62,2

Total 61 100

Sumber : Data Primer, 2021


Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar
responden berusia 17 tahun yaitu sebanyak 38 responden
(62,2%).
b. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di SMA Negeri 1 Lembar

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


No (%)
(n)

1 Laki-laki 15 24,6

2 Perempuan 46 75,4

Total 61 100

Sumber : Data Primer, 2021


57

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar


responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
46 responden (75,4%).
3. Data Khusus
Data khusus ini menyajikan hasil yang menggambarkan
tentang identifikasi pengetahuan responden dalam
peninngkatan Pengetahuan tentang resiko pernikahan dini
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di SMAN
1 Lembar Kabupaten Lombok Barat dengan uji wilcoxon signed
ranks.
a. Pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar sebelum
(pre-test) diberikan Pendidikan kesehatan dengan Media
Audio Visual
Tabel 4.3 pengetahuan siswi dan siswi SMAN 1 Lembar
sebelum di berikan pendidikan kesehatan tentang resiko
pernikahan dini
No Tingkat Frekuensi Persentase
Pengetahuan (n) (%)
1 Baik 5 8,2
2 Cukup 44 72,1
3 Kurang 12 19,7
Total 61 100
Sumber : Data Primer,2021
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebelum diberikan
Pendidikan kesehatan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 5 responden (8,2%), responden
yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 44
responden (72,1%), dan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (19,7%).

b. Pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar setelah (post-


58

test) diberikan Pendidikan kesehatan dengan Media Audio


Visual
Tabel 4.4 pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar
setelah di berikan pendidikan kesehatan tentang resiko
pernikahan dini.

No Tingkat Frekuensi Persentase


Pengetahuan (n) (%)
1 Baik 55 90,2
2 Cukup 6 9,8
3 Kurang - -
Total 61 100

Sumber : Data primer,2021


Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa setelah
diberikan Pendidikan kesehatan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 55 responden (90,2%),
responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 6 responden (9,8%).

c. Analisis pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar


sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) Pendidikan
kesehatan menggunakan uji wilcoxon signed ranks

Berdasarkan hasil Uji wilcoxon signed ranks


didapatkan bahwa N atau jumlah data penelitian sebanyak
61 responden dan nilai p value p value<α (0,000<0,05),
maka ada Pengaruh Pendidikan kesehatan Dengan Media Audi
Visual terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang
resiko pernikahan dini di SMAN 1 Lembar, maka dapat
disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak.

B. PEMBAHASAN
59

1. Karakteristik Umum
Penelitian ini dilakukan pada siswa dan siswi kelas X
dan XI IPA, populasi dari siswa dan siswi kelas X dan XI
yaitu 367 orang, tetapi yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 61 responden.
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan umur yang terbanyak
berada pada umur 17 tahun (62,2%), dan umur yang paling
sedikit yaitu usia umur 15 tahun sebanyak 3 responden
(4,9%). Menurut BKKBN batasan usia remaja adalah dari 10-19
tahun (Widyastuti, 2009). Hal ini karena umur 10 tahun
keatas menunjukkan bahwa lebih muda umur seseorang akan
cepat mendapatkan pendidikan, dengan demikian maka akan
semakin cepat menerima informasi (Hurlock, 1980).
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan perempuan lebih dominan
dengan jumlah 46 responden (75,4%) dan laki-laki 15
responden (24,6%).(tambahan teori)tentang perempuan

2. Data Khusus
a. Pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar sebelum (pre-
test) diberikan Pendidikan kesehatan dengan Media Audio
Visual
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebelum diberikan
Pendidikan kesehatan pengetahuan siswa dan siswi sebagian
besar pada kategori cukup, Pemahaman remaja tentang
pernikahan usia dini masih kurang, karena belum mendapatkan
materi tentang pernikahan usia dini, batasan usia
pernikahan dan efek menikah usia dini sehingga informasi
yang di dapat bisa meningkatkan pengetahuan dengan
menggunakan media audiovisual. Menurut Notoatmodjo (2007),
semakin dewasa umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang
akan lebih matang atau lebih baik dalam berfikir dan
60

bertindak. Semakin muda umur seseorang, maka akan


mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Menurut Rahayu (2010),
RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu
teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan,
manipulasi, mengumumkan, menganalis, dan menyebarkan
informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa
didapatkan melalui media elektronik maupun media audio
visual.

a. Pengetahuan siswa dan siswi SMAN 1 Lembar setelah (post-


test) diberikan pendidikan kesehatan dengan Media Audio
Visual

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa setelah diberikan


Pendidikan kesehatan pengetahuan siswa dan siswi sebagian
besar berubah dari kategori pengetahuan cukup menjadi
katerogi pengetahuan baik.Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmojo,2012). Pengetahuan adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan (recall) dan kemampuan
intelektual. (Notoadmodjo,2005,hlm.127- 128). Berdasarkan
penelitian para ahli, indera yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan kedalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%-87%
dari pengetahuan manusia diperoleh dan disalurkan melalui
mata, sedangkan 13%-25% tersalur melalui indera yang lain
(Notoadmojo,2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna pada peningkatan
pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi.penelitian lain yang mendukung adalah penelitian
61

dari pandiangan (2008)yang menyatakan bahwa media audio


visual sangat membantu dalam meningkatkan sikap para remaja
terhadap kesehatan reproduksi. Hal ini senada dengan
penelitian sevocom Company dari Amerika dalam warsita
(2008) menemukan adanya hubungan antara jenis media dengan
daya ingat manusia untuk menyerap dan menyimpan pesan serta
kemampuan otak dalam mengingat pesan .kemampuan otak dalam
mengingat pesan dengan media audio 10%,visual 40%
audiovisual 50%.Untuk tingkat kemampuan menyimpan pesan
berdasarkan media audio (< 3 hari 70%, > 3 hari 10%), media
visual (< 3 hari 72%, > 3 hari 20%), dan media audio visual
(< 3 hari 85%,> 3 hari 65%).

Berdasarkan data umum pada tabel 4.1 bahwa umur yang


paling dominan adalah 17 tahun. maka Ha diterima dan H0
ditolak. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan media
audio visual yang berisi materi tentang resiko pernikahan
usia dini. Penggunaan media audio visual dalam Pendidikan
kesehatan dapat menarik perhatian responden dalam
jangkauan jarak melihat kejelasan dari materi ataupun
gambar dari video yang di tayangkan bisa menyeluruh karena
walaupun dari jauh masih dapat di lihat oleh responden
terganggung dari proyektornya kita atur kembali, lain
halnya jika menggunakan media poster. Metode pembelajaran
audiovisual adalah sebuah alat bantu seseorang dalam
menerima suatu pesan, sehingga dapat memperoleh ilmu dan
pengalaman yang bermanfaat untuk meraih tujuan dan ilmu
yang ingin di capai(dalam hal ini adalah latihan otak dan
daya ingat)(kamil,2010).

Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan


penglihatan dari khalayak sasaran. Sehingga, seorang anak
62

yang ingin daya ingat dan otaknya tajam dapat dilakukan


dengan cara menggunakan media pendengaran (telinga) dan
penglihatan (mata). Maka dari itu, media audiovisual
merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan otak, khususnya ketajaman otak dan daya ingat,
melalui media yang dapat didengar dan dilihat
(Cahyo,2011). Media audio visual memang dianggap mampu
untuk memberikan gambaran secara lebih jelas dan lebih
menarik sebagai media untuk menyampaikan pesan penyuluhan
kesehatan. Dimana dianggap mampu untuk menyampaikan pesan
yang terkandung dalam media dengan baik kepada audience
(Mubarak,2012)

You might also like