Professional Documents
Culture Documents
Materi Kom. Terapeutik
Materi Kom. Terapeutik
SKRIPSI
oleh
WIDIYA YULIAN SITUMEANG
131101123
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Segala hormat, puji, dan kemuliaan bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerahNya kepada penulis hingga pada saat ini penulis dapat
dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
bimbingan, keterangan dan data-data baik secara tulisan maupun secara lisan,
maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
USU, Ibu Sri EkaWahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I, Ibu
Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan
II, dan Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil
Dekan III.
MNS sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan
5. Ibu Jenny M. Purba, S.Kp., MNS., Ph.D dan Bapak Ismayadi S.Kep., Ns.,
dengan baik.
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang disusun ini masih jauh
dari kesempurnaan baik isi maupun penyusunannya, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
keperawatan selanjutnya.
NIM :131101123
halaman
Halaman Judul .......................................................................................... i
Halaman Persetujuan Orisinalitas .......................................................... ii
Lembar Pengesahan Hasil Sidang Skripsi .............................................. iii
Prakata ....................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................... vii
Daftar Skema ............................................................................................. ix
Daftar Tabel............................................................................................... x
Daftar Lampiran ....................................................................................... xi
Abstrak .................................................................................................... xii
BAB 1. Pendahuluan ................................................................................. 1
1.1 Latar belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan masalah .................................................................. 7
1.3 Tujuan penelitian ...................................................................... 7
1.4 Manfaat penelitian .................................................................... 7
Daftar Pustaka........................................................................................... 69
halaman
ABSTRAK
Komunikasi merupakan fondasi dasar dari semua interaksi perawat dengan klien
dan merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan komunikasi
terapeutik mahasiswa program pendidikan profesi ners di RSUP H Adam Malik
Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan teknik purposive
sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 62 orang, yang memenuhi kriteria
inklusi. Data diperoleh dengan melakukan observasi dan pembagian kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mahasiswa program pendidikan
profesi ners tentang komunikasi terapeutik berada dalam kategori baik sebanyak
50 orang (80,6%) dan mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang kurang
tentang komunikasi terapeutik sebanyak 12 orang (19,4%). Sikap mahasiswa saat
berkomunikasi dengan klien berada dalam kategori baik sebanyak 47 orang
(75,8%) dan 15 orang (24,2%) dalam kategori buruk. Tindakan mahasiswa dalam
penerapan komunikasi terapeutik berada dalam kategori sempurna sebanyak 44
orang (71%) dan kategori tidak sempurna sebanyak 18 orang (29%). Hasil
penelitian dari 62 orang mahasiswa program pendidikan profesi ners di RSUP H
Adam Malik Medan hanya 44 orang (71%) yang dapat dikatakan mampu dalam
berkomunikasi terapeutik dilihat dari segi pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam
penerapan komunikasi terapeutik kepada klien saat melakukan tindakan
keperawatan. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikan
pengetahuan tentang komunikasi terapeutik yang baik sehingga menunjukkan
perilaku yang baik pula agar proses penyembuhan klien dapat maksimal.
PENDAHULUAN
saja manusia beraktivitas. Namun tidak semua manusia tahu apa itu komunikasi
dan tidak semua manusia mampu melaksanakan komunikasi atau mampu bertutur
dengan baik sehingga menciptakan pengaruh dan perubahan sikap dan tindakan
sehari-hari dan bagian penting dalam tugas pelayanan kesehatan (Lalongkoe &
Edison, 2014).
perawat dengan klien. Perawat dapat membantu klien dan keluarga memahami
perawat. Karena hubungan antara perawat dan klien adalah hubungan komunikasi
antar pribadi yang bertujuan untuk kesehatan. Tenaga kesehatan yang menerapkan
pasien atau klien. Sehingga pesan berupa informasi atau saran yang
disampaikannya akan lebih mudah diterima oleh pasien atau klien (Retasari,
2015).
akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, tetapi juga mencegah
benar, dan yang ketiga adalah komunikasi yang baik kepada klien. Komunikasi
lain yang terlibat dengan perawatan klien merupakan fondasi penting dari
bahwa komunikasi yang buruk merupakan faktor penyebab 70% dari kesalahan
Safety, sebanyak 440.000 orang meninggal setiap tahun akibat kesalahan medis,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control and
Commission pada tahun 2012, 2013 dan kuartal pertama 2014 data yang
mengungkapkan bahwa dalam semua tiga frame waktu, komunikasi adalah salah
satu dari tiga penyebab utama kejadian sentinel, kondisi pasien yang
(Neese, 2015).
dan membuat perbedaan dalam hasil pasien yang positif. Dalam sebuah studi 2014
yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine, tingkat kesalahan medis
mencapai hal ini, perawat harus memahami dan membantu klien mereka,
diberikan kepada pasien. Selain itu, dianggap sebagai hak mutlak dan prasyarat
untuk membangun hubungan yang tulus dan bermakna antara pasien dan perawat
dan profesional kesehatan lainnya. Jadi agar keperawatan modern sebagai layanan
untuk manusia untuk mewujudkan proyek, ada kebutuhan untuk dialog dan iklim
interpersonal yang baik yang berkembang secara pribadi dengan setiap orang yang
dan pendidikan berkelanjutan dari perawat di hal yang berkaitan dengan teknik
2014).
tingkat kepuasan pasien dan kepatuhan yang lebih besar untuk pilihan pengobatan
jeleknya komunikasi yang terjalin dengan klien. Tingkat kepuasan pasien sangat
dihasilkan adalah respon ketidakpuasan dari klien. Seorang pasien yang tidak puas
akan merangsang sikap atau perilaku tidak patuh bahkan penolakan terhadap
seluruh tindakan keperawatan dan tindakan medis (Hanafi & Richard, 2012).
ketersediaan obat esensial, dan peningkatan keterampilan resep klinis (Khamis &
Njau, 2014).
komunikasi terapeutik baik maka tingkat kepuasan klien baik, dan begitu pula
sebaliknya.
Penelitian lain oleh Akbar, dkk (2013) tentang kepuasan pasien terhadap
Labuang Baji Makassar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan
klien terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik masih sangat kurang. Pada fase
orientasi 23,2% responden puas dan 76,8% responden tidak puas. Sedangkan pada
fase terminasi, 11,6% responden puas dan 88,4% responden tidak puas.
berada pada kategori kurang di seluruh tahapan komunikasi terapeutik dan pada
tahap terminasi terdapat perawat yang berada pada kategori sangat kurang dalam
banyak waktu dengan pasien dan keluarga daripada kesehatan lainnya profesional
dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien dan
harus dipersiapkan sejak dalam tahap proses pendidikan dan dapat dijadikan
H.Adam Malik Medan. Sehingga bermanfaat bagi orang lain, sarana dalam
keperawatan.
profesi ners di RSUP H Adam Malik Medan dan memberikan masukan bagi pihak
terapeutik mahasiswa.
TINJAUAN PUSTAKA
yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan
melakukan dengan baik, yang bersifat intelektual atau mental maupun fisik. Hal
ini sejalan dengan pendapat Bloom (dalam Chatib, 2011) yang membagi
kemampuan menjadi tiga aspek yakni : aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Aspek kognitif diukur dari pengetahuan (knowledge), aspek afektif diukur dari
adalah kapasitas yang ada pada diri seseorang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor yang membuat orang tersebut dapat memenuhi kriteria yang dijadikan
berasal dari bahasa Latin communicare yang berarti mengirim pesan dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi sebagai suatu aktivitas manusia yang
dan nonverbal, media sebagai saluran atau sarana rangkaian pesan dialihkan, cara
atau alat untuk memindahkan pesan, penerima pesan, tujuan dan maksud
komunikasi, dan pembagian pengalaman atas pesan yang yang dipertukarkan dari
(Varcarolis, 2015).
adalah untuk membantu klien untuk menjelaskan dan mengurangi beban perasaan
kerjasama antar perawat dan klien melalui hubungan perawat dan klien. Perawat
baik dapat memberikan pengertian tingkah laku klien dan membantu klien dalam
rangka mengatasi masalah yang dihadapi pada tahap perawatan, sedangkan pada
1. Keikhlasan (Genuineness)
Perawat harus menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang dimiliki
2. Empati (Emphaty)
terhadap perasaan yang dialami klien dan kemampuan merasakan dunia pribadi
klien. Empati merupakan sesuatu yang jujur, sensitif dan tidak dibuat-buat
secara pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien. Perawat yang
berempati dengan orang lain dapat menghindarkan penilaian berdasarkan kata hati
(impulsive judgement) tentang seseorang dan pada umumnya dengan empati akan
3. Kehangatan (Warmth)
takut dimaki atau dikonfrontasi. Suasana yang hangat, permisif dan tanpa adanya
klien akan mengekspresikan perasaannya secara lebih mendalam. Kondisi ini akan
yang tenang, suara yang meyakinkan, dan pegangan tangan yang lembut
menunjukkan rasa belas kasihan atau kasih sayang perawat kepada klien.
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan
menguntungkan.
yang berbeda-beda.
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
atau tidak, maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan prinsip-
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya serta
mental.
yang dihadapi.
konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya
terapeutik.
10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan
meyakinkan orang lain tentang kesehatan. Oleh karena itu, perawat perlu
mempertahankan suatu keadaan sehat fisik, mental, sosial, spiritual, dan gaya
hidup.
11. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan
12. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya
atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang
Ditandai dengan ekspresi wajah, gerak tubuh, postur dan hambatan fisik
seperti jarak dari teman bicara. Komunikasi nonverbal harus setuju dengan
komunikasi verbal.
2. Mendengarkan
3. Hubungan personal
informasi, tetapi juga dinamika mental dan emosional yang ditemukan dalam
komunikasi.
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan teknik
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dalam hal ini perawat berusaha
kesempatan lebih banyak kepada klien untuk bicara. Sikap yang dibutuhkan
untuk menjadi pendengar yang baik adalah pandangan saat berbicara, tidak
hal-hal penting atau memerlukan umpan balik, dan condongkan tubuh ke arah
lawan bicara.
2. Menunjukkan penerimaan
Perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
tanpa adanya tekanan dari luar sehingga data yang didapatkan merupakan
data terapeutik, yaitu data yang dipakai acuan dasar untuk melakukan asuhan
5. Mengklarifikasi
ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuan dari teknik ini
6. Memfokuskan
diterima dengan benar atau tidak. Stuart & Sundeen dalam Nasir (2009)
konflik antara verbal dan nonverbal klien, serta tingkah laku verbal dan
nonverbal nyata dan tidak biasa ada pada klien. Penyampaian hasil
8. Menawarkan informasi
untuk klien. Tindakan ini akan menambah rasa percaya klien terhadap
Untuk itu perawat harus mampu menguasai ilmu pengetahuan yang memadai
kepada klien ketika memberikan informasi, karena tujuan dari tindakan ini
9. Diam
dan ketepatan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak.
baik lagi.
pembicaraan. Untuk klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang
pembicaraan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk
16. Refleksi
menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri sehingga
klien mencoba untuk menilai lagi pikiran dan perasaan yang telah ada sebagai
sendiri.
bagi klien, karena itu pelaksanaan komunikasi terapeutik harus direncanakan dan
terstruktur dengan baik. Dalam penerapan komunikasi terapeutik ada empat tahap,
1. Fase Pra-Interaksi
2. Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika perawat bertemu klien untuk pertama kalinya. Pada
fase ini perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan klien dan divalidasi
dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis
keperawatan. Menurut Varcarolis (2015) selama fase orientasi ada empat isu
a. Parameter hubungan
Kebutuhan klien untuk tahu tentang perawat (siapa perawat dan apa latar
Klien mempunyai hak atas informasi yang tidak dapat diberitahukan pada
orang lain.
d. Terminasi
Sejak awal waktu untuk berakhirnya suatu kegiatan sudah harus jelas.
Tugas perawat pada fase ini adalah memberikan salam dan tersenyum
kegiatan; dan menjelaskan kerahasiaan. Tujuan akhir dari fase ini adalah
3. Fase Kerja
keperawatan yang telah dibuat pada fase orientasi. Pada fase ini kegiatan yang
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, dan melakukan kegiatan
sesuai rencana. Pada fase ini perawat bertugas mengeksplorasi stressor yang tepat
untuk mengurangi sikap defensif dan isolasi sosial dari klien. Kepercayaan diri
4. Fase Terminasi
baik.
Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi
dengan klien tetapi yang sangat penting adalah sikap positif yang ditunjukkan
1. Berhadapan
Berhadapan adalah sikap tubuh dan wajah menghadap kepada klien. Arti
dari posisi ini adalah “saya siap membantu mengatasi masalah anda”.
klien. Kontak mata pada level yang sama atau sejajar berarti menghargai
sesuatu yang dialami klien. Posisi ini juga menunjukkan bahwa perawat
5. Tetap rileks
bermanfaat bila klien dalam kondisi stress atau emosi dalam merespon
kondisi sakitnya.
a) Dimensi Respon
1. Keikhlasan
wewenangnya.
2. Menghargai
melalui duduk diam bersama klien yang menangis. Sikap ini secara
3. Empati
masalah tersebut.
Perawat menggunakan istilah khusus dan jelas. Hal ini perlu untuk
b) Dimensi Tindakan
Dimensi respon membawa klien pada tingkat penilikan diri yang tinggi
antara lain :
1. Konfrontasi
2. Kesegeraan
3. Keterbukaan
dirinya, ideal diri, perasaan, sikap dan nilai yang dianutnya. Saling
Emotional chatarsis terjadi jika klien diminta bicara tentang hal yang
5. Bermain peran
Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu. Hal ini
menjembatani antara pikiran serta perilaku dan klien akan merasa bebas
yaitu :
a. Perkembangan
intelektual.
b. Persepsi
c. Nilai
d. Emosi
mengelola emosinya.
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
tidak dijadikan pegangan bagi perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan
f. Jenis kelamin
wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain saling
mewaspadai perbedaan ini, ketika bekerja dengan klien atau anggota tim
g. Pengetahuan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang
i. Jarak
aman dan kontrol. Jarak atau ruangan yang intim meliputi area 20cm
j. Kondisi lingkungan
adalah tempat yang baik untuk komunikasi. Untuk itu perawat perlu
Hambatan merupakan salah satu bagian yang tidak terlepas dari proses
2014).
1. Resisten
penyelesaian masalah.
2. Transferens (transference)
dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam
3. Kontertransferens (countertransference)
klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik ataupun
4. Pelanggaran batasan
terapeutik dan membina hubungan sosial, ekonomi, atau personal dengan klien.
yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan dianggap metode yang tepat untuk
yang mendorong pemikiran kritis dan kreativitas dan izin memecahkan masalah
secara luas dan telah disarankan sebagai metode ilmiah untuk prosedur
telah didefinisikan sebagai suatu cara yang sistematis dan dinamis untuk
baik bila tidak terjalin komunikasi yang baik antara perawat dengan klien, perawat
dengan keluarga atau orang yang berpengaruh bagi klien, dan perawat dengan
tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi yang efektif adalah keterampilan inti untuk
menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasien dan keluarga daripada kesehatan
dan perawat tumbuh dari kontak dengan hangat, tulus dan penuh perhatian
hangat, mendengarkan aktif dan menunjukkan kasih sayang, mungkin klien akan
memiliki peran penting dalam perawatan klien. Oleh karena itu, setiap titik kontak
klinik yang harus ditempuh oleh mahasiswa yang telah lulus menjadi sarjana
keperawatan. Pelaksanaan praktek profesi ners ini juga merupakan tahapan untuk
pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien secara individu yang berada di
KERANGKA PENELITIAN
pendidikan profesi ners harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam
berikut.
Menurut Polit & Beck (2012) bahwa variabel adalah sesuatu yang
memiliki variasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (dalam
Arikunto, 2013) bahwa variabel adalah gejala atau objek penelitian yang
terapeutik.
METODOLOGI PENELITIAN
Medan.
4.2.1 Populasi
program pendidikan profesi ners di RSUP H Adam Malik Medan yang berjumlah
310 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah atau wakil dari populasi yang
diteliti (Arikunto, 2013). Menurut Nursalam (2003) jika besar populasi <1000,
maka sampel dapat diambil 20%-30%. Dalam penelitian ini besar populasi adalah
responden maka yang digunakan peneliti adalah rumus 20% dari populasi. Jadi
6200
n=
100
n=62
Jadi dalam penelitian ini besar sampel yang digunakan peneliti adalah 62
orang.
agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dan dapat mewakili seluruh
populasi (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian ini sampel diambil dengan metode
populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang
Medan, mahasiswa yang sedang dinas di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu), dan
perawatan luka dijadikan sebagai salah satu kriteria inklusi atas pertimbangan
bahwa untuk melakukan tindakan perawatan luka pada klien waktu yang
Provinsi Sumatera Utara sehingga menjadi lahan praktek klinik bagi mahasiswa
profesi ners memiliki frekuensi untuk bertemu dan berhubungan dengan klien
lebih banyak sehingga caring moment dan komunikasi antara perawat dengan
klien juga lebih banyak dibandingkan dengan ruangan lain. Selain itu, di Ruang
Rawat Inap Terpadu (Rindu) juga frekuensi melakukan tindakan perawatan luka
lebih banyak dibandingkan dengan ruangan yang lain. Dari tindakan perawatan
program pendidikan profesi ners dalam perawatan luka. Lokasi ini memiliki
jumlah sampel yang memadai untuk dilakukan penelitian dan mudah dijangkau
peneliti sehingga efisien waktu dan biaya karena dilakukan pada masa studi.
dalam penelitian, yaitu : prinsip manfaat (bebas dari penderitaan dan tidak
merugikan), prinsip menghargai hak asasi manusia dengan cara data yang
dicantumkan hanya data yang diperlukan untuk pengembangan ilmu dan tidak
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan
oleh peneliti, hanya kelompok data yang diperlukan yang dilaporkan pada hasil
yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan lembar observasi yaitu suatu cara
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi sistematis, yaitu
Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu data demografi
terdiri dari kode responden, umur, dan jenis kelamin serta pengetahuan yang
Lembar observasi yang digunakan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
lembar observasi berisi data demografi terdiri dari kode responden, umur, dan
jenis kelamin. Bagian kedua lembar observasi tentang sikap dan fase-fase
list yang terdiri dari 26 pernyataan. Pernyataan tentang sikap dalam komunikasi
26. Setiap kategori pernyataan dengan tanda check list pada kolom dilakukan
sempurna (DS) diberi skor 3, dilakukan tidak sempurna (DTS) diberi skor 2, dan
4.6.1 Validitas
atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu
mampu mengukur yang apa yang diinginkan (Arikunto, 2013). Tinggi rendahnya
Kuesioner dan lembar observasi dalam penelitian ini diuji validasi oleh
pakar yaitu Ibu Jenny M. Purba, S.Kp., MNS., Ph.D dan Bapak Ismayadi, S.Kep.,
Ns., M.Kes. Content Validity Index (CVI) diperoleh dengan cara masing-masing
pakar memeriksa semua item dalam instrumen yang telah dibuat. Kemudian pakar
menggambarkan cakupan isi yang akan diukur. Pertimbangan pakar tersebut juga
menyangkut apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item
relevan 3, dan sangat relevan 4). Total skor pakar dijumlahkan dan dibagi dua.
Nilai CVI instrumen pada penelitian ini adalah 0,9 dimana suatu instrumen
dikatakan valid apabila memiliki nilai validitas 0,8 – 1 (Polit & Beck, 2012).
4.6.2 Reliabilitas
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang
sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang
mahasiswa program pendidikan profesi ners di Rumah Sakit Pirngadi Medan yang
20) diperoleh nilai 0,81. Hasil uji reliabilitas lembar observasi sikap dan tindakan
diperoleh nilai reliabilitas lembar observasi sikap adalah 0,75 dan nilai reliabilitas
penelitian yaitu RSUP H Adam Malik Medan. Setelah mendapatkan izin, peneliti
dilakukan oleh peneliti sebagai observer dan dibantu oleh dua orang asisten
terapeutik. Kedua asisten observer yang dipilih dalam penelitian ini adalah
dan program pendidikan profesi ners Deli Husada Deli Tua. Sebelum melakukan
penelitian, terlebih dahulu peneliti dan kedua asisten observer berkumpul dan
ruangan saat responden melakukan tindakannya. Peneliti memberi tanda check list
pada lembar observasi di luar ruangan setelah tindakan pada klien selesai
dan kembali menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden dan meminta
Setelah semua data pada kuesioner dan lembar observasi terkumpul, maka
dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama editing, yaitu mengecek
jawaban telah diisi. Kedua coding, yaitu pemberian kode pada tiap-tiap data untuk
diberi skor 1 dan jawaban salah (S) diberi skor 0. Pernyataan tentang sikap dalam
sampai dengan 26. Setiap kategori pernyataan dengan tanda check list pada kolom
dilakukan sempurna (DS) diberi skor 3, dilakukan tidak sempurna (DTS) diberi
15 dan nilai terendah adalah 0, nilai tertinggi pada sikap adalah 18 dan nilai
terapeutik diperoleh nilai tertinggi adalah 60 dan nilai terendah adalah 20. Skala
nilai tertinggi dikurangi nilai terendah sehingga diperoleh rentang pada penilaian
terapeutik adalah 15 dan banyak kelas adalah 2 sehingga didapat panjang kelas
sebagai berikut :
0-7 : Buruk
pendidikan profesi ners, rentang yang diperoleh adalah 12 dan banyak kelas
6-11 : Buruk
12-18 : Baik
yang diperoleh adalah 40 dan banyak kelas adalah 2 sehingga didapat panjang
kelas adalah 20. Batasan skor masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
40-60 : Sempurna
RSUP H Adam Malik Medan yang sudah diolah dan disajikan dalam bentuk
Bab ini menguraikan data hasil penelitian yang telah dilakukan dan
pendidikan profesi ners di RSUP H Adam Malik Medan. Data diperoleh melalui
proses pengumpulan data yang dilaksanakan sejak tanggal 3 Mei 2017 sampai
dengan 3 Juni 2017 di RSUP H Adam Malik Medan dengan jumlah responden 62
Hasil penelitian dibagi atas dua bagian, yaitu data distribusi frekuensi dan
tindakan.
tahap program pendidikan profesi ners di RSUP H Adam Malik Medan yang
pendidikan profesi ners yang berumur terendah adalah 21 tahun dengan jumlah 1
orang (1,6%) dan tertinggi 25 tahun sebanyak 3 orang (4,8%), usia terbanyak
adalah usia 23 tahun yaitu sebanyak 28 orang (56,5%). Jenis kelamin responden
profesi ners dalam penelitian ini dapat dilihat melalui aspek pengetahuan, sikap,
komunikasi terapeutik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
5.2.
Kemampuan Komunikasi
Frekuensi (f) Persentase (%)
Terapeutik
Kemampuan
Buruk 18 29
Baik 44 71
sebanyak 44 orang (71%) berada dalam kategori memiliki kemampuan yang baik
dan sebanyak 18 orang (29%) berada dalam kategori memiliki kemampuan yang
buruk.
Pengetahuan Mahasiswa
tentang Komunikasi Frekuensi (f) Persentase (%)
Terapeutik
Buruk 12 19,4
Baik 50 80,6
kategori buruk.
Sikap Mahasiswa
dalam Komunikasi Frekuensi (f) Persentase (%)
Terapeutik
Buruk 15 24,2
Baik 47 75,8
orang (75,8%) adalah dalam kategori baik dan sebanyak 15 orang (24,2%) adalah
Tindakan Mahasiswa
dalam Komunikasi Frekuensi (f) Persentase (%)
Terapeutik
Tidak sempurna 18 29
Sempurna 44 71
Medan sebanyak 44 orang (71%) adalah dalam kategori sempurna dan sebanyak
5.3 Pembahasan
baik, yang bersifat intelektual atau mental maupun fisik. Hal ini sejalan dengan
pendapat Bloom (dalam Chatib, 2011) yang membagi kemampuan menjadi tiga
aspek yakni : aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif diukur dari
pengetahuan (knowledge), aspek afektif diukur dari sikap (attitude), dan aspek
intelektual, teknis, dan moral (Nursalam, dalam Fandi, 2016). Perawat merupakan
Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu faktor
2015).
tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah
keperawatan, dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit,
pendidikan profesi ners yang ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan
profesi ners di RSUP H Adam Malik Medan sebanyak 44 orang (71%) berada
dalam kategori memiliki kemampuan yang baik dan sebanyak 18 orang (29%)
miliki ke dalam sikap dan tindakan saat berkomunikasi dengan klien. Dapat
dilihat dari 47 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang
komunikasi terapeutik masih terdapat 3 orang yang berada dalam kategori sikap
yang buruk dan 6 orang responden berada dalam kategori yang tidak sempurna.
(Notoatmojo, dalam Bawelle, dkk 2013). Hal ini sejalan dengan hasil tabulasi
silang (crosstab) penelitian ini bahwa dari 47 orang responden yang berada dalam
kategori sikap yang baik masih terdapat 3 orang responden yang tidak
klien.
Hal ini sejalan dengan penelitian Zulkifri (2016) bahwa mayoritas perawat
perawat tidak melakukan sesuai dengan yang seharusnya. Masih terdapat perawat
terapeutik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beban tugas perawat yang ada di
luka pada klien selekas mungkin, karena kegiatan yang selanjutnya sudah
dari 62 orang mahasiswa terdapat 18 orang yang masih kurang mampu dalam
Ujian Kompetensi Nasional Program Profesi Ners tahun 2016, dari 87 orang
program pendidikan profesi ners dapat menjadi salah satu faktor penyebab
yang harus dimiliki oleh perawat dan dipersiapkan sejak dalam tahap proses
(Purwoastuti, 2015).
information atau informasi yang dapat ditindaklanjuti atau informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk bertindak, untuk mengambil keputusan dan untuk
sebanyak 50 orang (80,6%) dalam kategori baik dan 12 orang (19,4%) dalam
kategori buruk.
yang didapat bisa memberikan kemampuan untuk menilai baik dan buruk suatu
sesuatu hal yang dipelajari, seseorang akan dapat mengadakan penilaian. Penilaian
ini dapat positif atau negatif. Penilaian yang positif akan menimbulkan sikap
positif, yang akhirnya akan berpengaruh pada perilaku positif terhadap sesuatu
tentang komunikasi terapeutik dengan klien, berdasarkan data yang diperoleh dari
Namun, dari penelitian ini juga diperoleh data bahwa terdapat mahasiswa
merupakan salah satu dari teknik dalam komunikasi terapeutik, 32 orang (51,6%)
interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi, dan 39 orang (62,9%) tidak mengetahui
tugas setiap hari dan dapat berkomunikasi terapeutik yang baik dengan klien.
Tepatnya perawat yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah
2016).
Data dari hasil tabulasi silang (cross tab) di lampiran 6 diperoleh bahwa
mayoritas usia dari mahasiswa program pendidikan profesi ners yang memiliki
sebanyak 9 orang (75%) dan 22 tahun sebanyak 3 orang (25%). Dilihat dari jenis
orang. Sementara mahasiswa yang berada dalam kategori pengetahuan yang buruk
pengetahuan laki-laki dan perempuan, dari penelitian ini diperoleh data bahwa
laki-laki dan perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang sama. Hal ini sesuai
ditinjau dari perbedaan gender bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat
yang dilakukan oleh Zulkarnain (2013) bahwa tidak ada pengaruh gender terhadap
terhadap suatu stimulus atau objek (Nursalam, 2015). Sikap yang baik dapat
terwujud jika didasarkan pada tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi
(Rumbewas, dalam Bawelle, dkk, 2013). Suatu sikap belum tentu otomatis
menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas (Notoatmojo, dalam Bawelle, dkk
2013).
perawatan medis. Tugas pelayanan medis dituntut untuk hadir secara utuh baik
Hasil analisa data sikap mahasiswa program pendidikan profesi ners saat
didapati bahwa hampir seluruh sikap yang terapeutik ditunjukkan mahasiswa pada
klien saat melakukan tindakan keperawatan. Dari hasil observasi item-item sikap
diperoleh data bahwa hampir seluruh mahasiswa yaitu sebanyak 55 orang (88,7%)
tidak melipat tangan dan menyilangkan kaki saat bertemu dan berkomunikasi
sikap terbuka dengan kurang sempurna yaitu dengan melipat tangan atau kaki saat
ditunjukkan dengan tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan. Sikap terbuka
kesehatan lainnya.
sikap terapeutik yang sering terabaikan oleh mahasiswa. Adapun item-item sikap
terapeutik yang paling sering terabaikan dan memiliki angka persentase yang
Mahasiswa yang sama sekali tidak melakukan kontak mata dengan klien saat
perkembangan kontak pandang. Misalnya, seorang bayi berusia dua bulan akan
tersenyum ketika kontak pandang dengan ibunya. Klien sangat peka terhadap
perilaku pasien.
profesi ners dalam menunjukkan sikap yang terapeutik adalah tidak tersenyum
pada saat yang tepat pada klien sebanyak 24 orang (38,7%). Sementara menurut
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon terhadap klien. Sikap ini
terutama sangat bermanfaat bila klien dalam kondisi stress atau emosi dalam
Dilihat dari hasil tabulasi silang (cross tab) pada lampiran 6 diperoleh data
sikap terapeutik yang buruk pada saat berkomunikasi dengan klien adalah usia 23
tahun sebanyak 12 orang (80%) dan selebihnya adalah usia 22 tahun sebanyak 3
(73,3%).
wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain mempengaruhi
proses komunikasi secara unik (Marni, 2016). Dari perspektif seksual, hasil
asimetris yang sangat konsisten antara pria dan wanita. Seks berbeda karena
perbedaan dari susunan otak, struktur dan organ emosional tubuh antara pria dan
merupakan suatu ranah yang berkaitan erat dengan keterampilan atau kemampuan
psikomotorik ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif
(Desvitasari, 2014).
didasari sikap yang baik, dengan kata lain semakin baik sikap perawat maka
semakin baik juga praktek komunikasi perawat (Newcomb, dalam Zulkifri, 2016).
dalam kategori sempurna dan 18 orang (29%) dalam kategori tidak sempurna.
ners pada saat berkomunikasi terapeutik dengan klien, berdasarkan hasil observasi
program pendidikan profesi ners yaitu fase orientasi dan fase terminasi.
terapeutik dan pada tahap terminasi terdapat perawat yang berada pada kategori
bertujuan untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat
dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi tindakan yang lalu (Stuart,
dengan klien adalah mengakhiri tindakan dengan cara yang baik yang dilakukan
sebanyak 57 orang (91,9%). Hal ketiga yang memiliki angka persentase yang
dengan cara yang baik dan sempurna yaitu sebanyak 54 orang (87,1%), selainnya
kurang baik.
item dalam tahapan komunikasi terapeutik yang sering terlewatkan dan terabaikan
oleh mahasiswa. Adapun tindakan terapeutik yang paling sering terabaikan dan
orang (95,2%) tidak menanyakan nama panggilan kesukaan klien, diikuti dengan
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan pada klien. Menurut Nasir (2009)
bahwa membuat kontrak (topik, tempat, dan waktu) dengan klien menggambarkan
akan kesepakatan yang telah dibuat terkait dengan interaksi yang sedang
berlangsung.
Hal lain yang paling sering terlewatkan adalah hampir seluruh mahasiswa
yang akan merawat klien pada saat bertemu dan akan melakukan tindakan pada
klien. Pada penelitian Zulkifri (2016) berpendapat bahwa proses perkenalan antara
perawat dan klien sangat penting untuk kelancaran dan kehangatan hubungan
antara perawat dan kliennya. Klien akan merasa dekat dengan perawatnya jika
Hal lain yang sering juga tidak dilakukan adalah tidak menjelaskan tindak
lanjut dengan klien tentang perawatan yang akan dilakukan pada diri klien
sebanyak 43 orang (69,4%). Sehingga apa yang dilakukan mahasiswa dalam hal
Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Zulkifri, 2016) tahap terminasi merupakan
tahap perawat akan menghentikan interaksinya dengan klien, tahap ini bisa
ini perawat bisa berbagi informasi atau mengajarkan hal baru kepada pasien/klien,
memuji dengan baik dan benar, maka klien akan senang bersahabat dengan
perawat. Dari situ akan lebih mudah bagi klien untuk menerima informasi dan
saran dari perawat. Memuji adalah sesuatu yang murah, mudah dan berguna bagi
Data yang diperoleh dari hasil tabulasi silang (cross tab) di lampiran 6,
terapeutik pada klien dengan tidak sempurna berusia 23 tahun yaitu sebanyak 14
orang (77,7%).
bahwa umur atau usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas
mempunyai motivasi kerja relatif lebih rendah dibandingkan pekerja yang lebih
tua, karena pekerja yang lebih muda belum berdasar pada landasan realitas,
sehingga pekerja muda lebih sering mengalami kekecewaan dalam bekerja. Hal
ini dapat menyebabkan rendahnya kinerja dan kepuasan kerja, semakin lanjut usia
Yuliani, 2013), mendapati bahwa faktor pembeda untuk perbedaan kedua gender
terdapat pada bahasa dan skill lain. Orang tua lebih senang berkomunikasi kepada
6.1 Kesimpulan
terapeutik berada dalam kategori baik sebanyak 50 orang dan mahasiswa yang
orang. Sikap mahasiswa saat berkomunikasi dengan klien berada dalam kategori
baik sebanyak 47 orang dan 15 orang dalam kategori buruk. Tindakan mahasiswa
di RSUP H Adam Malik Medan hanya 44 orang yang dapat dikatakan mampu
dalam berkomunikasi terapeutik dilihat dari segi pengetahuan, sikap, dan tindakan
keperawatan.
di RSUP H Adam Malik Medan yang sudah berpengetahuan baik tidak selamanya
menjamin bisa menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik pula, karena terbukti
masih ditemukan sebagian besar dari yang berpengetahuan baik juga menghasilkan
keadaan, serta dengan adanya pengetahuan bisa lebih memberikan perubahan yang
6.2 Saran
nantinya sejak dari masa pendidikan. Selain itu juga diperlukan penekanan
keperawatan kepada seluruh mahasiswa dan pengontrolan yang kuat kepada para
klien.
terapeutik yang baik sehingga menunjukkan perilaku yang baik pula agar proses
keperawatan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian
keperawatan seperti latar belakang sosial budaya, jenis kelamin, pengetahuan, dan
lain-lain.
NIM : 131101123
hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam penelitian sebagai berikut:
2. Jika saudara/i bersedia ikut dalam penelitian ini, maka saya akan
4. Jika ada yang belum jelas, silahkan saudara/i tanyakan kepada peneliti.
dilampirkan.
Peneliti,
INFORMED CONSENT
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin :
persetujuan ini, berarti saya menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
Medan, 2017
Responden, Peneliti,
A. DATA DEMOGRAFI
Kode responden :
Umur :
Jenis kelamin :
3. Hal yang perlu diperhatikan oleh perawat saat berkomunikasi dengan klien
adalah....
a. Kondisi emosional klien
b. Keluarga klien
c. Saudara-saudara klien
11. Fase ketika perawat bertemu klien untuk pertama kalinya disebut....
a. Fase pra-interaksi
b. Fase orientasi
c. Fase kerja
I. DATA DEMOGRAFI
Kode responden :
Umur :
Jenis kelamin : laki-laki/perempuan* (*: coret yang tidak perlu)
Penilaian
Komponen
No A. SIKAP DALAM KOMUNIKASI DS DTS TD
TERAPEUTIK
1 Berhadapan dengan klien saat berkomunikasi
2 Mempertahankan kontak mata
3 Tersenyum pada saat yang tepat
4 Mencondongkan badan ke arah klien
5 Menunjukkan sikap terbuka (tidak melipat
tangan/menyilang kaki)
6 Tampak rileks saat berkomunikasi
B. TINDAKAN DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. Pra-Interaksi
7 Mengumpulkan data klien terlebih dahulu sebelum
bertemu dengan klien
8 Menggali perasaan diri, kecemasan, dan tingkat
pengetahuan
9 Membuat rencana pertemuan dengan klien (rencana
kegiatan, waktu, dan tempat)
2. Orientasi
10 Memberi salam dan tersenyum pada klien
11 Memperkenalkan diri sebagai perawat yang akan
merawat klien pada saat itu
12 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
13 Memvalidasi keadaan klien saat ini
14 Menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan dan
tujuan kegiatan
15 Menjelaskan kontrak waktu yang dibutuhkan untuk
Medan, 2017
Observer
(..........................................)
(Σ𝑥𝑥)2
Σ𝑥𝑥 2 − 𝑁𝑁
𝑆𝑆 2 =
𝑁𝑁
(324 )2
4262 −
30
=
30
104976
4262 −
30
=
30
4262 – 3898,8
=
30
= 12,1
𝑁𝑁 𝑆𝑆 2 − Σ𝑝𝑝𝑝𝑝
𝑟𝑟15 = � �� �
𝑁𝑁 − 1 𝑆𝑆 2
30 12,1 − 2,55
𝑟𝑟15 = � �� �
30 − 1 12,1
9,55
= (1,03) � �
12,1
= (1,03) (0,78)
= 0,81
N %
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,753 6
Item Statistics
Item-Total Statistics
N %
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,834 20
Item Statistics
Statistics
Umur JenisKelamin
N Valid 62 62
Missing 0 0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 1 1,6 1,6 1,6
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Kemampuan komunikasi terapeutik mahasiswa program pendidikan profesi ners
di RSUP H.Adam Malik Medan
Statistics
N Valid 62 62 62
Missing 0 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Count
Pengetahuan
Sikap Baik 47 0 47
Buruk 3 12 15
Total 50 12 62
Crosstab
Count
Pengetahuan
Tindakan Sempurna 44 0 44
Tidak Sempurna 6 12 18
Total 50 12 62
Crosstab
Count
Tindakan
Sikap Baik 44 3 47
Buruk 0 15 15
Total 44 18 62
Count
Pengetahuan
Umur_1 21 1 0 1
22 11 3 14
23 26 9 35
24 9 0 9
25 3 0 3
Total 50 12 62
Count
Sikap
Umur_1 21 1 0 1
22 11 3 14
23 23 12 35
24 9 0 9
25 3 0 3
Total 47 15 62
Count
Tindakan
Umur_1 21 1 0 1
22 11 3 14
23 21 14 35
25 2 1 3
Total 44 18 62
Count
Pengetahuan
Jenis_Kelamin_1 Laki-laki 20 2 22
Perempuan 30 10 40
Total 50 12 62
Count
Sikap
Jenis_Kelamin_1 Laki-laki 18 4 22
Perempuan 29 11 40
Total 47 15 62
Count
Tindakan
Jenis_Kelamin_1 Laki-laki 16 6 22
Perempuan 28 12 40
Total 44 18 62
B. Sikap
C. Tindakan
Dilakukan
Dilakukan Tidak
Tidak
No Pernyataan Sempurna Dilakukan
Sempurna
f % f % f %
1 Mengumpulkan data 32 51,6 26 41,9 4 6,5
2 Menggali perasaan 23 37,1 15 24,2 24 38,7
3 Membuat rencana 49 79,0 10 16,1 3 4,8
4 Salam dan tersenyum 29 46,8 29 46,8 4 6,5
5 Memperkenalkan diri 16 25,8 0 0 46 74,2
6 Menanyakan nama 3 4,8 0 0 59 95,2
7 Validasi keadaan 56 90,3 1 1,6 5 8,1
Master Tabel Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners tentang Komunikasi Terapeutik di
RSUP H Adam Malik Medan dengan menggunakan rumus KR-20
Jenis
Kode Umur p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 x x2
Kelamin
1 23 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 121
2 22 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 144
3 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 225
4 22 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 49
5 22 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 144
6 23 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 169
7 22 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121
8 23 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 10 100
9 23 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196
10 23 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 169
11 23 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196
12 23 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 144
13 24 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 144
14 23 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 225
15 23 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 100
16 23 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 169
17 22 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
18 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 169
Jenis
Kode Umur p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26
Kelamin
1 23 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3
2 22 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
3 23 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
4 22 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3
5 22 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
6 23 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3
7 22 2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3
8 23 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
9 23 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 3
10 23 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3
11 23 2 3 2 3 1 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 3 3 3 1 3 2 1 1 2 2
12 23 2 3 2 1 2 3 3 3 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 1 3
13 24 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3
14 23 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2
15 23 2 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3
16 23 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2
17 22 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3
18 21 1 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3
19 22 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
Kode Jenis
Umur p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Ket
responden Kelamin
1 24 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 8 Baik
2 22 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 12 Baik
3 25 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 9 Baik
4 24 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 9 Baik
5 22 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik
6 22 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 Buruk
7 23 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 12 Baik
8 22 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 8 Baik
9 22 2 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9 Baik
10 22 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 8 Baik
11 23 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 9 Baik
12 22 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 Buruk
13 23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Baik
14 24 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9 Baik
15 23 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 Buruk
16 23 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 Buruk
17 23 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Baik
18 23 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik
19 23 2 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 10 Baik
20 24 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Baik
21 23 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4 Buruk
Kode Jenis
Umur p1 p2 p3 p4 p5 p6 Ket
responden Kelamin
1 24 2 3 3 3 3 3 3 18 Baik
2 22 2 3 2 3 2 3 3 16 Baik
3 25 1 3 2 3 3 3 3 17 Baik
4 24 1 3 2 3 3 3 3 17 Baik
5 22 2 3 3 3 3 3 2 17 Baik
6 22 2 3 1 1 2 3 1 11 Buruk
7 23 2 3 3 3 3 3 2 17 Baik
8 22 2 3 3 3 3 3 2 17 Baik
9 22 2 3 3 3 3 3 2 17 Baik
10 22 2 3 3 3 3 3 3 18 Baik
11 23 2 2 1 1 2 3 2 11 Buruk
12 22 2 2 2 1 2 2 2 11 Buruk
13 23 1 3 2 3 3 3 3 17 Baik
14 24 1 3 3 3 3 3 3 18 Baik
15 23 2 1 1 1 2 3 2 10 Buruk
16 23 2 2 2 1 2 2 2 11 Buruk
17 23 2 3 3 3 2 3 3 17 Baik
18 23 2 3 3 3 2 3 3 17 Baik
19 23 2 3 3 3 3 3 3 18 Baik
20 24 2 3 3 3 3 3 3 18 Baik
21 23 2 2 2 1 2 2 2 11 Buruk
22 23 2 2 1 1 2 2 2 10 Buruk
Jenis
Kode Umur p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 KET
Kelamin
1 24 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 50 Sempurna
2 22 2 2 3 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 50 Sempurna
3 25 1 2 3 3 2 1 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 3 44 Sempurna
4 24 1 2 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 40 Sempurna
5 22 2 3 2 3 3 1 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 49 Sempurna
6 22 2 3 1 3 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 3 39 Tidak Sempurna
7 23 2 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 Sempurna
8 22 2 3 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 53 Sempurna
9 22 2 2 2 2 3 1 1 3 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 3 40 Sempurna
10 22 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 3 45 Sempurna
11 23 2 2 1 3 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 3 39 Tidak Sempurna
12 22 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 3 38 Tidak Sempurna
13 23 1 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 51 Sempurna
14 24 1 3 2 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 52 Sempurna
15 23 2 3 1 3 2 1 1 3 2 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 3 38 Tidak Sempurna
16 23 2 2 1 3 1 1 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 38 Tidak Sempurna
17 23 2 3 3 3 3 3 1 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 49 Sempurna
18 23 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 49 Sempurna
19 23 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Sempurna
20 24 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 47 Sempurna
21 23 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 1 3 37 Tidak Sempurna
22 23 2 2 1 3 1 1 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 3 38 Tidak Sempurna
Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Proses persetujuan judul
3 Menyusun Bab 1 Pendahuluan
4 Menyusun Bab 2 Tinjauan Pustaka
5 Menyusun Bab 3 Kerangka Penelitian
6 Menyusun Bab 4 Metodologi Penelitian
7 Menyusun instrumen penelitian
8 Sidang proposal
9 Perbaikan proposal
10 Uji validitas dan reliabilitas instrumen
11 Uji etik penelitian
12 Pengumpulan data
13 Analisa data
14 Penyusunan laporan
15 Sidang akhir penelitian
16 Perbaikan laporan akhir
17 Penyerahan laporan dan manuskrip
Total Rp 347.600,00
Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri 173144 Silangkitang tahun 2001 - 2007
2. SMP Negeri 2 Tarutung tahun 2007 - 2010
3. SMA Negeri 2 Tarutung tahun 2010 - 2013
4. Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan tahun 2013 - sekarang
Fakultas Keperawatan USU