Professional Documents
Culture Documents
PSA Akar Tunggal
PSA Akar Tunggal
AKAR TUNGGAL
Bella Puspitasari J530205048
Annisa fitriananda Rudiyanto J530205032
Tafiana Husnul Khotimah J530205044
Nur Fatihah Jannah J530205036
Muhammad Abu Chaira J530205031
Andini Murtiningtyas J530195056
Ega Adi W J530205006
Asroful ihsan J530205014
Pengertian
1. Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan
mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan
saluran akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar
tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang.
2. Tujuannya adalah :
• Untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rahang,
sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik
• Untuk menghilangkan bakteri yang terdapat dalam sistem saluran
akar
3. Triad endodontik :
Cleaning -> pembersihan dan pembentukan
Shaping -> irigasi dan disinfeksi
Obturation -> pengisian saluran akar
Indikasi Kontraindikasi
1. Email yang tidak di dukung oleh dentin 1. Fraktur akar gigi yang vertical
2. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati 2. Tidak dapat lagi dilakukan
kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis restorasi
sebagian maupun gigi sudah nonvital 3. Kerusakan jaringan periapikal
3. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran melibatkan lebih dari sepertiga
radiografi kurang dari sepertiga apeks panjang akar gigi
4. Mahkota gigi masih bisa direstorasi dan 4. Resorbsi tulang alveolar
berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar melibatkan setengah dari
restorasi jembatan) permukaan akar gigi
5. Gigi tidak goyang dan periodonsium normal 5. Kondisi sistemik pasien, seperti
6. Foto ronsen menunjukan resorpsi akar tidak diabetes melitus yang tidak
lebih dari sepertiga apikal, tidak ada terkontrol.
granuloma
7. Kondisi pasien baik
8. Pasien ingin giginya dipertahankan dan
bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya
MACAM MACAM PSA
PSA VITAL PSA NON VITAL
Preparasi saluran akar : pada gigi Invasi bakteri ke tubuli dentin saluran
vital (pulpitis irreversible) belum ada akar -> preparasi saluran akar harus
invasi bakteri ke tubuli dentin dasar - maksimal sampai irigasi terlihat white
> preparasi saluran akar minimal -> dentin
naik 1-2 nomor dari file awal
• Salin
• Sodium Hipoklorit (NaOCl)
• Hidrogen Peroksida (H2O2)
• Chlorheksidin
• Bahan Kelasi (EDTA dan asam
sitrat)
Medikamen
1. Pemilihan MAC (Master Apical Cone) -> ukuran sama dengan MAF, dicoba
sampai terasa tug back, dipastikan dengan radiografi
2. Saluran akar harus kering
3. Aplikasikan sealer (endometason) menggunakan lentulo
4. Gutap sesuai MAC diberi sedikit sealer di ujung, dimasukkan ke saluran akar,
kondensasi ke lateral menggunakan spreader yang ukurannya sesuai
5. Masukkan gutap dengan ukuran yang sesuai sambil di kondensasi sampai penuh -
> speader nomor terkecil sudah tidak bisa masuk -> radiograf untuk memastikan
pengisian hermetis
6. Potong kelebilan gutap pada orifis dengan ekskavator panas
7. Penutupan kavitas -> semen zink fosfat / SIK tipe 1
Faktor Keberhasilan PSA
A. Faktor patologis : D. Faktor anatomi gigi :
1. Keberadaan patologis jaringan 1. Bentuk saluran akar
pulpa 2. Kelompok gigi
2. Keadaan patologis periapikal E. Kecelakaan prosedural :
3. Keadaan periodontal 1. Instrumen patah
4. Resorpsi internal dan eksternal 2. Fraktur akar vertical
B. Faktor penderita :
1. Motivasi penderita
2. Usia penderita
3. Keadaan kesehatan umum
C. Faktor perawatan :
1. Perbedaan operator
2. Teknik-teknik perawatan
3. Pengisian saluran akar
Keberhasilan Perawatan
• Pemeriksaan subjektif : tidak ada keluhan / rasa sakit
• Pemeriksaan objektif : perkusi palpasi negative
• Evaluasi klinis : 1 minggu, 6 bulan
Keberhasilan : tidak ada rasa sakit, kegoyahan gigi, fistula /
pembengkakan di jaringan sekitar gigi
• Evaluasi radiografis : 12-18 bulan setelah perawatan
Keberhasilan : terlihat penyembuhan tulang, tidak ada
pembesaran area radiolusen dan resorpsi internal / eksternal
Kegagalan Perawatan
• Kegagalan tahap pra perawatan yaitu kesalahan diagnosis. Kesalahan diagnosis bisa
terjadi disebabkan oleh anamnesis tidak lengkap, kurangnya pengetahuan operator dan
pemeriksaan klinis tidak lengkap.
• Kegagalan selama perawatan disebabkan oleh tahap pembersihan saluran akar yang
tidak sempurna, kegagalan preparasi mengikuti bentuk saluran akar, fraktur akar vertikal
dan underfilling.
• Kegagalan pasca perawatan dapat disebabkan oleh penutupan bagian korona gigi yang
tidak baik karena restorasi yang tidak adekuat. Gigi pasca perawatan saluran akar
mempunyai sifat fisik yang berbeda dengan gigi vital, yaitu rentan terhadap fraktur
karena struktur gigi yang hilang akibat karies atau prosedur perawatan. Restorasi pasca
perawatan saluran akar harus mempunyai retensi dan berfungsi, serta dapat melindungi
sisa jaringan gigi terhadap fraktur dan mempunyai kerapatan yang baik
Perawatan Saluran Akar pada Gigi Incisivus
Sentral dan Lateral Maksila dengan Perbedaan
Status Pulpa: Laporan Kasus
Case Report
Identitas Pasien : Wanita, 44 tahun
Pemeriksaan Subjektif
• CC : Mengeluhkan gigi berlubang besar
• PI : Terlihat kehitaman pada bagian depan atas, gigi berlubang sejak
SMP hingga menjadi lubang besar seperti sekarang, pasien tidak
nyaman dan mengganggu penampilan. Setahun lalu pasien merasa
sedikit ngilu saat terkena angin pada durasi yang lama, namun
sekarang pasien tidak merasakan adanya keluhan rasa sakit. Pasien
mengaku bahwa gigi tersebut belum pernah dilakukan perawatan
• PDH : Tidak ada
• PMH : Tidak ada penyakit sistemik
• FH : Tidak ada
• SH : Tidak ada
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Intra Oral:
- Oklusi abnormal, maloklusi kelas III tipe dentoskeletal disertai crossbite anterior
- Gigi 21 terdapat kavitas mesiopalatoincial kedalaman dentin, sondasi (-), perkusi (+),
palpasi (-), CE (-)
- Gigi 11 terdapat karies mesioincisal melibatkan pulpa, sondasi (-), perkusi (-),
palpasi (-), CE (-)
- Gigi 12 terdapat karies kedalaman pulpa , sondasi (-), perkusi (+), palpasi (+), CE (-)
terdapat bengkak di palatal
Diagnosis:
Diagnosis gigi 21: awalnya nekrosis pulpa, setelah dilakukan pembersihan karies
didapat tes kavitas (+) dan CE (+), linu sehingga didiagnosis pulpitis irreversible
asimptomatik disertai periodontitis apikalis kronis
Diagnosis gigi 11: nekrosis pulpa
Diagnosis gigi 12: nekrosis pulpa disertai abses periapikal
Tahap Perawatan
Gigi 11 dan 21 dilakukan pulpektomi dan restorasi pasca perawatan menggunakan FRC dengan
mahkota jaket resin komposit
• Anastesi mukosa labial dan palatal dengan lidokain HCl 2% 1:100 (2ml)
• Pengambilan jaringan pulpa dengan jarum ekstirpasi
• Irigasi dengan salin dan NaOCl 2,5%
• Medikasi pada kamar pulpa dengan Cresophen
• Restorasi sementara dengan Caviton
• Perawatan saluran akar dilakukan beberapa kali kunjungan.
• Pengukuran panjang kerja mengunakan apex locator, propex dan dikonfirmasi dengan radiografi
periapical untuk memperoleh initial apical file (IAF) hingga memperoleh sensasi tuck bag.
• Preparasi biomekanik dengan teknik step back
• Medikasi dengan Cresophen 3-7 hari dan pasta CaOH murni selama 1 minggu sebelum dilakukan
obturasi
• Tes bakteri dengan papper point yang direndam hidrogen peroksida. Hasil tes bakteri akan
menunjukkan negatif apabila tidak menunjukkan adanya gelembung, tidak berbau, dan tidak ada
perubahan warna pada papper point
• Obturasi dengan gutta percha MAC menggunakan sealer endhometasion yang dipotong di bawah
servikal
• Restorasi sementara dengan SIK
• Follow up dan evaluasi setelah 1 bulan
• Evaluasi kontrol 1 bulan