You are on page 1of 4

UPTD

PUSKESMAS STANDAR OPERASIONAL


NGADIROJO PROSEDUR TERAPI LATIHAN
(PASIF & AKTIF)

SOP Nomer :
Dokumen Kepala UPTD
Terbitan : Puskesmas Ngadirojo

Nomer Revisi :

Tgl. Mulai :
Berlaku dr. HERMANTO
NIP.19700629 200701 1 008
Halaman :

Pengertian Adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang dalam


pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh
baik aktif maupun pasif. Atau dapat pula didefinisikan sebagai
suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu injury
atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang
normal.
Gerakan yang dipergunakan dalam exercise therapy digolongkan
sebagai berikut :
1. Active Movement :
a. Voluntary Movement :
- Assisted Active Movement
- Free Active Movement
- Assisted – Resissted Active Movement
- Resissted Active Movement
b. Involuntary Movement : misalnya reflex
2. Passive Movement :
a. Relaxed Passive Movement
b. Forced Passive Movement
c. Manipulative Passive Movement
3. Adapun teknik-teknik pengobatan dengan latihan (terapi
latihan) antara lain :
a. Joint Mobility (pergerakan sendi)
b. Strengthening Exercise (penguatan otot)
c. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
adalah teknik latihan untuk mempercepat mekanisme
neuromuscular dengan memberi rangsangan pada
proprioceptor
d. Funtional Re-education adalah latihan fungsional
secara khusus seperti latihan duduk, berdiri, berjalan
e. Crawling exercise adalah latihan yang diberikan pada
posisi merangkak
f. Neuromuscular coordination (Frencle’s exercise)
adalah suatu latihan-latihan untuk tujuan gangguan
koordinasi dan keseimbangan
g. Latihan-latihan aktifitas harian
Tujuan 1. Memajukan aktifitas penderita dimana dan bilamana perlu
2. Memperbaiki otot-otot yang tidak efisien dan memperoleh
kembali jarak gerak sendi yang normal tanpa memperlambat
usaha mencapai gerakan yang berfungsi dan efisien
3. Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk
dapat melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta
bertujuan, sehingga dapat beraktifitas normal
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Tempat atau bed tidak boleh terlalu lunak
2. Penyediaan bahan seperti handuk, bantal goneometer
(alat ukur luas gerak sendi), midline (alat ukur lingkar otot,
panjang tungkai atau lengan)
B. Persiapan Penderita :
Atur posisi penderita secomfortable / seenak mungkin
C. Pelaksanaan Terapi Latihan
1. Active Movement
1) Assisted exercise
Adapun teknik Assisted exercise adalah :
 Starting posisi
Posisi penderita harus stabil, agar dapat
berkonsentrasi terhadap latihan yang diberikan
 Bentuk dan gerakan
Bentuk daripada gerakan harus betul-betul
dikuasai penderita agar arah dari gerakan dapat
menuju pada sasaran yang diperlukan
 Fixsasi
 Diberikan pada bagian proximal sendi dimana
origo daripada otot-otot prime moversnya
melekat
 Support
Bagian yang akan digerakkan harus disangga
untuk mengurangi kerja otot-otot yang lemah
dengan menghilangkan pengaruh gravity
 Mengurangi ketegangan
Ketegangan dari otot-otot antagonis harus
dikurangi, sampai seminimal mungkin, sehingga
gerakan yang terjadi dapat halus dan
terkoordinir
 Traction
 Untuk pertama kalinya otot yang bergerak harus
diulur, supaya terjadi myotattic reflex (stretch
reflex / memberikan penguluran sebelum pasien
mengangkat jari / tangannya) sehingga akan
memancing atau memudahkan kontraksi otot
 Arah gerakan
Kekuatan yang dipakai sebagai assisted harus
searah dengan gerakan yang kita berikan
 Sifat gerakan
Sifat gerakan harus halus, kecepatan gerakan
tergantung pada otot yang terkena
 Pengulangan gerakan
Jumlah pengurangan gerakan tergantung pada
keadaan otot dan fisik penderita
 Kerjasama antara penderita dengan fisioterapis
Hal ini penting untuk mendapatkan
perkembangan latihan yang berikutnya
2) Assisted - Ressisted exercise
ini merupakan gabungan (kombinasi) daripada
assisted dan ressisted exercise pada gerakan
tunggal untuk mencapai hasil yang lebih besar
3) Ressisted exercise
Adapun teknik Ressisted exercise adalah :
 Starting Position
Tubuh harus stabil agar penderita dapat
memperhatikan pattern/pola dari geraknya,
sehingga dapat berusaha dengan kekuatan yang
maximum.
 Pattern Of movement
Hal ini harus diketahui oleh pendrita dengan
jelas dan sebelum diberikan latihan, harus
bekerja secara passsive telebih dahulu atau
secara free exercise. Otot harus bekerja full
ROM gerakan yang diberikan harus
berhubungan dengan gerakan sehari-hari dan
juga harus merupakan gerakan yang bertujuan.
 Stabilisasi
Diberikan pada tulang dimana origodari
agonistnya berasal
 Traction
Pertama kali tarikan harus diberikan kepada otot
yang akan bekerja untuk menimbulkan stretch
refley (myotatic reflex)
2. Passive Movement
1) Relaxed passive movement
Adapun teknik Relaxed passive movement adalah :
a. Relaxasi
Sebelum memulai latihan, otot-otot penderita harus
lemas terlebih dahulu

b. Fixasi
Ini diberikan pada bagian proximal dari tulangnya,
terutama bila kita menginginkan gerakan itu terjadi
hanya pada satu sendi
c. Support
Bagian yang akan kita gerakkan harus diberikan
support dengan penuh, sehingga
penderita tidak merasa takut akan adanya stains.
Support ini bisa diberikan dengan tangan
fisioterapis atau dengan suspension
d. Traction
Tiap-tiap sendi yang akan kita gerakkan, pada
permulaannya kita berikan tarikan terlebih dahulu
e. Range of Movement (ROM)
Jarak gerak sendi yang kita berikan tergantung dari
keadaan sendi. Biasanya terbatas pada rasa nyeri
dan spasme otot
f. Kecepatan dan lama gerakan
Gerakan yang diberikan harus teratur, lambat dan
terkontrol. oleh karena gerakan otot-otot harus
dalam keadaan relax. durasi atau lamanya gerakan
tergantung tujuan pengobatan

Rekaman Historis

No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl

You might also like