You are on page 1of 6

1.

Akhlak menurut ulama


1) Menurut Ibnu Mazkawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran
dan perencanaan.
2) Menurut Al-Ghozali: “fakhluqu „ibaratu „an haiatin fin nafsi raasikhatun „anha tashdurul
af‟alu bisuhuulatin wa yusrin min ghairi hajaatin ila fikrin wa ru‟yatin”. (akhlak adalah
sifat tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan).
3) Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong
manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhak merupakan keadaan
jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-
angan lagi.

2. Tujuan akhlak
Ilmu akhlak diadakan di dunia bukan tanpa tujuan. Adapun dua tujuan utama dari ilmu akhlak
adalah :

1. Menyempurnakan Perilaku Manusia


Dalam ilmu akhlak akan dipaparkan mengenai hal-hal yang baik dan buruk agar memberi
pemahaman bagi manusia dalam bertingkah laku agar tidak salah mengambil langkah yang
nantinya akan merugikan diri sendiri maupun orang lain dalam masyarakat.

2. Mencapai Tujuan Hidup Ideal


Setelah memahami mengenai konsep baik dan buruk, tentunya secara naluriah kita akan
berusaha untuk meninggalkan keburukan dan selalu berusaha menuju kebaikan. Melalui ilmu
akhlak, maka jalan yang seharusnya ditempuh dengan begitu rumit akan menjadi nyaman dan
terasa penuh kedamaian.

3. Pengertian akhlak baik dan buruk contoh masing-masing 5 buah


kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat,
menyenangkan, dan menyukai manusia.
Sedangkan buruk adalah sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya, tidak
sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tidak mencukupi, keji, jahat,
tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang
tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat
yang berlaku.
Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik,
dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.
Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya:

1. Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain.
Perbuatan seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata,
dengan niat yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika
melakukan amal yang baik.
2. Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha
untuk menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik.
3. Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari
ridha-Nya.
4. Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun
non fisik, dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-
Nya.
5. Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya
kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan.
6. Harapan – Sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah.
7. Bersikap Takut – Takut akan siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya.

Contoh Akhlak Mulia Terhadap Sesama Manusia


1) Menjaga hubungan baik – seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga, saling
memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.

2) Berkata benar – Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita, membuat
masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita yang ternyata tidak
benar kenyataan (hoax).

3) Tidak meremehkan orang lain – Allah memerintahkan bagi orang yang beriman, untuk tidak
merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang lebih baik dan
lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita.

4) Bersangka baik (Husnuzon) – Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang harus
diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani selalu diridhai
oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan daging manusia yang sudah
meninggal.” Sebagaimana firman Allah :

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫ْأ‬ ۗ


ِ ‫َر ْهتُ ُموْ ۗهُ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ تَوَّابٌ ر‬
‫َّح ْي ٌم‬ ُ ‫َّواَل تَ َج َّسسُوْ ا َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬
ِ ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا اَيُ ِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَّ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَك‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebahagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada` Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” QS. Al-Hujurat :
ayat 12.

5) Kasih sayang – Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang telah dibawa sejak
lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak
dipelihara dan dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa
negative lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih banyak
lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi jika rasa itu dipelihara maka akan tumbuh
lahir sikap :

 Sopan santun
 Rasa tolong menolong
 Pemurah
 Pemaaf
 Rasa persaudaraan (Ukhuwah)
 Menepati janji

Contoh Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri


Selain akhlak kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri sendiri.
Yang artinya menjaga sifat jasmani dan rohani semakin lebih baik setiap waktunya. Dengan
cara :

 Memelihara kesucian dan kehormatan diri


 Qana’ah : menerima apa adanya pemberian dari Allah.
 Berdo’a kepada Allah
 Sabar dengan ketentuan Allah
 Tawakal kepada Allah
 Rendah Hati

Contoh Akhlak yang tercela kepada Allah


1) Musyrik
Merupakan mempersekutukan (meminta / memohon) selain kepada Allah dengan makhluk-
Nya. Seperti menyembah berhala pun termasuk dalam hati yang musyrik. Karena ini
bertentangan dengan ajaran tauhid.

‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬


َّ َ‫ال لُ ْقمٰ نُ اِل ْبنِ ٖه َوه َُو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن‬

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar .” (QS. Lukman : ayat 13).
2) Takabbur
Sikap menyombongkan  diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang
menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik,
kedudukan jabatan yang tinggi, kekayaan dan lain sebagainya. Salah satu ayat Allah yang
menerangkan ketakaburan manusia, QS. An-Nahl: 29

َ‫س َم ۡث َوى ۡال ُمتَ َكب ِِّر ۡين‬ َ ‫فَ ۡاد ُخلُ ۡۤوا اَ ۡب َو‬
َ ‫اب َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ۡينَ فِ ۡيهَا‌ؕ فَلَبِ ۡئ‬

“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-
buruk tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-Nahl : ayat 29).

3) Murtad

Sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam /
singkatnya keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman mati)
saat di akhirat kelak.  Sebagaimana firman Allah:

ۗ َ‫ب النَّا ۚ ِر ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِد ُْون‬ ٰۤ ٰۤ َ


ُ ‫ص ٰح‬
ْ َ‫ول ِٕىكَ ا‬ ُ‫ول ِٕى َك َحبِطَتْ اَ ْع َمالُ ُه ْم فِى ال ُّد ْنيَا َوااْل ٰ ِخ َر ِة ۚ َوا‬ ُ ‫َو َمنْ يَّ ْرتَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم عَنْ ِد ْينِ ٖه فَيَ ُمتْ َو ُه َو َكافِ ٌر فا‬
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : ayat 217).

4) Munafik
Sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti ajaran
Allah dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan
menurunkan martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah:

‫ف َويَ ْقبِضُوْ نَ اَ ْي ِديَهُ ۗ ْم نَسُوا هّٰللا َ فَن َِسيَهُ ْم ۗ اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ هُ ُم‬
ِ ْ‫ْض يَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال ُم ْن َك ِر َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال َم ْعرُو‬ ۢ
ٍ ۘ ‫ضهُ ْم ِّم ْن بَع‬ ُ ‫اَ ْل ُم ٰنفِقُوْ نَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق‬
ُ ‫ت بَ ْع‬
ٰ
َ‫الف ِسقُوْ ن‬ْ

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka
menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang
fasik.” (Qs. At-Taubah : ayat 67)

Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis Rasulullah SAW, Bersabda:
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji
ia menyalahi dan apabila diserahi amanah ia curang.” (HR. Bukhari, Muslim)

b. Contoh Akhlak tercela kepada sesama


Tingkah laku atau sikap seseorang terhadap sesama yang tidak sesuai dengan ajaran tuntunan
Al-qur’an dan hadis diantaranya:

1. Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang
mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
2. Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan
kebahagian / kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain
karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses.
3. Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak
suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
4. Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik materi
maupun non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain.
5. Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam
hal jasa maupun materi.

4. Ruang lingkup akhlak


Menurut seorang ahli bernama Muhammad Abdullah Daras, setidaknya ada 5 macam ruang
lingkup dalam pembahasan tentang akhlak, yaitu :
1. Akhlak Pribadi (Al-Ahklak Al Fardiyah), yang terdiri atas :
 Ahklak yang diperintahkan.
 Akhlak yang dilarang.
 Akhlak yang dibolehkan.
 Akhlak yang ada dalam suatu keadaan darurat

2. Akhlak Berkeluarga (Al-Akhlak Al Usrawiyah), terdiri atas :


 adanya kewajiban timbal balik antara anak dengan orangtua.
 adanya kewajiban suami terhadap seorang istri, begitu pun sebaliknya.
 adanya kewajiban terhadap kerabat.

3. Akhlak Bermasyarakat atau disebut sebagai Al-Akhlaq Al Ijtima’iyah, yang terdiri atas :
 Akhlak yang dilarang.
 Akhlak yang diperintahkan.
 Beberapa kaidah tentang adab.
4. Akhlak Bernegara atau disebut sebagai Akhlak ad-Daulah), terdiri atas :
 Adanya suatu hubungan antara rakyat dengan pemimpinnya.
 Adanya hubungan dalam hal luar negeri.
5. Akhlak dalam beragama, yaitu berbagai macam kewajiban kepada Allah SWT.

Sedangkan menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

 Akhlak terhadap Tuhan YME, yaitu Allah SWT.


 Akhlak terhadap junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
 Akhlak terhadap pribadi atau diri sendiri.
 Akhlak dalam sebuah keluarga, dan
 Akhlak dalam bermasyarakat.

You might also like