You are on page 1of 22

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“Askep Tumbuh Kembang Keluarga Dengan Anak Remaja”

Dosen Pengampu:

Ns.Nurul Hidayah M.Kep

Di susun Oleh:

Desra Gunawan (821191011)

Ismhah Rizkianti Aninda (821191016)

Arief Muttaqin Dharmawan (821191019)

Aditya Perdana (821191026)

Rini Kusmala (821191029)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul
”Askep Tumbuh Kembang Keluarga dengan anak dan Remaja” Walaupun mungkin secara
penilaian makalah ini masih belum sempurna, tetapi kami akan terus berusaha untuk semakin
memperbaikinya. Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ns.Nurul Hidayah M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah “Keperawatan
Keluarga”
2. Kepada teman-teman yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
3. Dan Kepada kedua orang tua kami, yang selalu mendoakan kami dalam segala hal
apapun .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama didunia pendidikan.

Pontianak, 8 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
C. Metode Penulisan........................................................................
D. Sistematika Penulisan..................................................................

BAB II Tinjauan Pustaka....................................................................

A.Pengertian Keluarga.....................................................................

B.Definis Keperawatan Keluarga.....................................................

C.Peran Keperawatan Keluarga.......................................................

D.Keperawatan Keluarga Dengan Remaja.......................................

E.Masalah Kesehatan Umum Remaja..............................................

F.Tentang Seksualitas dan Aktivitas Seksual...................................

G.Kekhawatiran tentang gangguan keluarga....................................

BAB III ASKEP TEORITIS...................................................................

Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.....................................................

A.Pengkajian Keperawatan Keluarga...............................................

B.Diagnosa Keperawatan..................................................................

C.Perencanan Keperawatan Keluarga...............................................

D.Implementasi Keperaawatan Keluarga..........................................

E. Evaluasi........................................................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga bukanlah sebuah konsep baru dalam dunia
keperawatan. The National League for Nursing (NLN) menjelaskan bahwa
pentingnya keperawatan keluarga dalam unit perawatan kesehatan di mana seorang
perawat harus menganggap keluarga adalah sebagai sebuah unit. Teori keperawatan
modern seperti Newman, King, Orem, dan Roy banyak membahas mengenai keluarga
dan pentingnya keluarga bagi individu dan masyarakat. Saat ini, keluarga memiliki
tantangan kebutuhan perawatan kesehatan yang biasanya tidak ditangani oleh sistem
perawatan kesehatan (Nies and McEwen, 2014 dalam Siregar Deborah, dkk, 2020).
Keperawatan keluarga telah berkembang sejak awal tahun 1980-an dan ini menjadi
sebuah solusi ketika seorang anggota keluarga mengalami masalah kesehatan
Keluarga juga bervariasi dalam struktur, fungsi, dan proses. Struktur, fungsi, dan
proses keluarga dipengaruhi oleh status kesehatan anggota keluarga. Keluarga bahkan
bervariasi dalam budaya tertentu karena setiap budaya adalah unik. Sehingga perawat
harus memiliki pengetahuan tentang teori keluarga, serta struktur, fungsi, dan proses
keluarga untuk membantu keluarga mencapai atau mempertahankan kesehatan
(Kaakinenet al., 2015 dalam Siregar Deborah, dkk, 2020).
Alasan kelompok kami mengambil dan mengangkat judul makalah
keperawatan keluarga yaitu agar kelompok mengetahui konsep tumbuh kembang pada
usia remaja yang mana anak pada usia remaja yaitu tahap pertengahan dari remaja ke
dewasa kelompok ingin mengetahui askep tumbuh kembang keluarga pada anak usia
remaja. dan kelompok ingin mempelajari masalah-masalah apa yang terjadi pada
perkembangan anak usia remaja dan tentunya itu menarik bagi kelompok untuk
mengangkat dan membahas tentang ini di makalh yang kami buat.
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang kesehatan pada tumbuh kembang keluarga
dengan anak remaja
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian keluarga
b. Mengetahui definisi keperawatan keluarga
c. Mengetahui peran keperawatan keluarga
d. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan remaja
C. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah kepustakaan
seperti buku, jurnal, artikel penelitian, dan diskusi kelompok, yaitu dengan mencari
data-data yang menunjang materi atau yang berhubungan dengan”Askep Tumbuh
Kembang Keluarga anak dan remaja”
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bagian yaitu:
BAB I pendahuluan
yang mana ada latar belakang,tujuan umum dan tujuan khusus serta metode penulisan
dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Penutup:Kesimpulan dan Saran
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga dengan anak usia remaja
mulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir sampai usia 20 tahun (Susanto, 2012).

Kata keluarga menimbulkan makna yang berbeda bagi setiap individu dan
kelompok, misalnya (Kaakinen et al., 2015):

1. Hukurn yaitu melalui hubungan darah, adopsi, perwalian, atau pernikahan

2. Biologis yaitu hubungan genetik di antara dua individu

3. Sosiologis yaitu sekelompok orang yang tinggal bersama dengan atau tanpa ikatan
hukum atau biologis

4. Psikologis yaitu kelompok dengan ikatan emosional yang kuat

Burgess & Incke (1953) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang


yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, yang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami dan
istri, ibu. ayah, dan anak, kakak dan adik, yang menciptakan dan memelihara budaya
Bersama. U -S. Census Bureau (2011 ) juga mendefinisikan keluarga sebagai dua
orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah, atau melalui proses adopsi.
Definisi keluarga juga mengacu pada dua atau lebih individu yang bergantung satu
sama lain untuk mendapatkan dukungan emosional, fisik, dan ekonomi. (Kaakinen et
al., 2015). Keluarga juga terdiri dari dua atau lebih individu yang berbagi tempat
tinggal atau tinggal berdekatan satu sama lain; memiliki ikatan emosional yang sama;
terlibat dalam posisi, IM-an, dan tugas sosial yang saling terkait; dan berbagi ikatan
budaya dan rasa kasih sayang dan kepemilikan (Ann Allender, Rector and Warner,
2013).
Karakteristik keluarga adalah unik keluarga itu unik. Keluarga juga memiliki beberapa
karakteristik umum yaitu:

1. Setiap keluarga adalah sistem sosial kecil.


2. Setiap keluarga memiliki nilai dan aturan budaya sendiri-sendiri.

3. Setiap keluarga memiliki struktur.

4. Setiap keluarga memiliki fungsi dasar tertentu.

5. Setiap keluarga bergerak melalui tahapan dalam siklus hidupnya.

B. Definisi Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga telah berkembang sejak awal 1980-an. Definisi dan


kerangka kerja dari keperawatan keluarga adalah proses pemenuhan kebutuhan
perawatan kesehatan keluarga yang berada dalam lingkup praktik kqrrawatan. Asuhan
keperawatan ini dapat ditujukan kepada keluarga sebagai konteks, keluarga secara
keseluruhan, keluarga sebagai sistem, atau keluarga sebagai komponen masyarakat.
Keperawatan keluarga mempertimbangkan keempat pendekatan untuk melihat
keluarga yaitu individu, keluarga,Teman sejawat, dan kornunitas untuk tujuan
mempromosikan, mernelihara, dan mernperbaiki kesehatan keluarga (Kaakinen et al.,
2015).

KMK RI No 908 tahun 2010 tentang Pelayanan Kqxrawatan Keluarga


menjelaskan bahwa keperawatan keluarga adalah area kekhususan Yang
mengaplikasikan berbagai konsep berbagai konsep dan teori keluarga dalam
keperawatan yang bersinggungan dengan berbagai spesialisasi keperawatan yang Iain.
Pelayanan keperawatan keluarga metupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan dengan
memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-surnber dari profesi Iain termasuk IMnberi pelayanan kesehatan dan sektor
Iain di komunitas. Pelayanan keperawatan keluarga dapat diberikan di berbagai
tatanan, seperti rumah, tumah sakit, klinik, tempat praktik perawat, dan unit
pemulihan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Kesehatan keluarga berkaitan dengan seberapa baik keluarga berfungsi secara
bersama sebagai satu kesatuan. Ini tidak hanya menyangkut kesehatan anggota
keluarga dan bagaimana mereka berhubungan dengan anggota keluarga Iain, tetapi
juga melihat seberapa baik keluarga berhubungan di masyarakat.

C. Peran Keperawatan Keluarga

Keluarga adalah unit dasar dari masyarakat. Keluarga bersifat kompleks,


bervariasi, dinamis dan adaptif, oleh karena itu penting bagi semua perawat untuk
memiliki pengetahuan tentang disiplin ilmu keperawatan keluarga dan berbagai cara
perawat untuk dapat berinteraksi dengan keluarga. perawat perawatan kesehatan
keluarga berkembang seiring dengan spesialisasi. Adapun peran perawat dalam
keperawatan keluarga adalah (Kaakin.et.all.2015)

1. Edukator
Perawat dalam keluarga mengajar tentang kesehatan keluarga,
penyakit, hubungan antar anggota keluarga, dan lain-lain. Contohnya
mengajar orang tua cara merawat bayi baru lahir.
2. Koordinator, kolaborator, dan penghubung
Perawat keluarga mengoordinasikan perawatan yang diterima oleh
keluarga dan bekerja sama dengan keluarga untuk merencanakan perawatan.
Misalnya, jika seorang anggota keluarga mengalami kecelakaan traumatis,
perawat akan membantu keluarga mengakses sumber daya mulai dari rawat
inap, rawat jalan, perawatan kesehatan di rumah, dan layanan sosial hingga
rehabilitasi.Dan perawat dapat berfungsi sebagai penghubung di antara
layanan layanan ini.
3. Deliverer atau penyelia perawatan
Perawat keluarga memberikan atau mengawasi perawatan yang
diterima keluarga. Untuk melakukan ini, perawat haruslah seorang yang ahli
dalam hal pengetahuan maupun keterampilan. Misalnya, setiap hari perawat
berkonsultasi dengan keluarga dan membantu merawat anak dengan alat bantu
pernapasan. Perawat keluarga melindungi keluarga dan memberdayakan
anggota keluarga untuk dan perawat berbicara untuk membela hak keluarga.
Contoh perawat yang memberikan layanan perlindungan terhadap pendidikan
khusus untuk anak dengan gangguan attention deficit
4. Advokat
5. Konsultan
Perawat keluarga berfungsi sebagai konsultan bagi. Perawat
berkonsultasi dengan lembaga tertentu untuk memfasilitasi perawatan yang
berpusat pada keluarga dalam waktu singkat dan mempunyai tujuan tertentu.
Misalnya, seorang perawat di rumah sakit diminta untuk membantu keluarga
dalam menentukan pengaturan perawatan jangka panjang yang sesuai untuk
anggota keluarga yang sakit yang sakit.
6. Konselor
Perawat keluarga memainkan peran terapeutik dalam membantu
individu dan keluarga memecahkan masalah atau mengubah perilaku. Contoh
keluarga membutuhkan bantuan perawat untuk menentukan perawatan
anggota keluarga yang didiagnosis skizofrenia.
7. Case finder dan epidemiologist
Perawat keluarga terlibat dalam penemuan kasus. Misalnya seorang
anggota keluarga baru-baru ini didiagnosa mengidap penyakit

Tipe Keluarga

Pembagian tife ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan

1. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga di kelompokkan menjadi 2,yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman bibi)
2. Secara Modern
(berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokan tipe keluarga selain di atas adalah:
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
satu/keduanya dapat bekerja di rumah
c. Middle Age/Aging
Couple Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua duanya
bekerja di rumah, anak-anak meninggalkan. rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier. Keluarg
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya salah satu bekerja di rumah
e. Dual carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
f. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
g. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
h. Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
i. Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.

j. Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas
k. Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan eturunannya di dalam
satu kesatuan. luarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
l. Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi m. Cohibing Couple Yaitu dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa kawin. n.Gay and Lesbian Family Yaitu keluarga
yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

D. Keperawatan Keluarga Dengan Remaja


Masa remaja secara umum didefinisikan sebagai periode antara usia 13 sampai
20 tahun, waktu yang berfungsi sebagai transisi antara masa kanak-kanak dan menjadi
remaja akhir. Ini dapat dibagi menjadi periode awal (13 hingga 14 tahun), periode
tengah (15 hingga 16 tahun), dan periode akhir (17 hingga 20 tahun). Selama semua
periode, masa remaja tidak ditentukan oleh usia kronologis melainkan oleh perubahan
fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Perubahan drastis dalam penampilan fisik dan
perubahan harapan orang lain (terutama orang tua) yang terjadi selama periode
tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional dan fisik (Sass & Kaplan,
2016 dalam Silbert-Flagg, J., Pillitteri, A., 2018. ).
Remaja selalu merasakan tekanan selama periode ini karena mereka dewasa
dalam beberapa hal tetapi masih muda dalam hal lain. Misalnya, minat seksual remaja
sedang bangkit, namun tekanan pribadi atau orang tua mencegah eksplorasi seksual.
Seorang remaja mungkin merasa tidak cukup dewasa untuk tinggal jauh dari rumah,
namun orang tua dan guru mungkin mendesak remaja tersebut untuk mendaftar ke
perguruan tinggi di luar kota. Dualitas ini menyebabkan dilema atau konflik besar
bagi seorang remaja, yang menyebabkan banyak masalah pertumbuhan dan
perkembangan usia (Ahern & Norris, 2011).

E. Masalah Kesehatan Umum Remaja


Jadwal pemeliharaan kesehatan untuk masa remaja dan penilaian yang akan
disertakan pada kunjungan ditunjukkan pada
1. Hipertensi
2. Postur Tubuh yang Buruk
3. Tindik Tubuh dan Tato Tindik
4. Kelelahan
5. Ketidakteraturan Menstruasi
6. Jerawat
7. Kegemukan

F. Tentang Seksualitas Dan Aktivitas Seksual


Menurut laporan survei CDC 2015, 41% siswa sekolah menengah AS telah
melakukan hubungan seksual, dan dari jumlah itu, 30% terjadi dalam 3 bulan
sebelumnya. Survei tersebut juga melaporkan 43% tidak menggunakan kondom
terakhir kali berhubungan seks. Hanya 10% yang pernah dites HIV. Namun, mereka
yang berusia 13 hingga 24 tahun menyumbang sekitar 22% dari semua diagnosis HIV
baru di Amerika Serikat pada tahun 2014, dan dalam kelompok ini, 80% adalah laki-
laki gay dan biseksual. Separuh dari hampir 20 juta IMS baru yang dilaporkan setiap
tahun terjadi di kalangan remaja dan remaja akhir usia 15 hingga 24 tahun pada tahun
2014. Kehamilan pada masa remaja, meskipun menurun, masih menjadi perhatian.
Hampir 250.000 kelahiran terjadi pada anak perempuan berusia 15 hingga 24 tahun
pada tahun 2014 (CDC, 2017d).

G. Kekhawatiran Tentang Gangguan Penggunaan Zat Penggunaan


Zat Gangguan penggunaan zat (sebelumnya disebut sebagai gangguan
penyalahgunaan zat) mengacu pada penggunaan bahan kimia untuk meningkatkan
keadaan mental atau menyebabkan euforia. Ini sangat umum di kalangan remaja
sehingga sebanyak 50% siswa sekolah menengah atas melaporkan telah
bereksperimen dengan beberapa bentuk obat (CDC, 2012a). Penggunaan narkoba
terjadi pada masa remaja dari keinginan untuk memperluas kesadaran, tekanan teman
sebaya, atau keinginan untuk merasa lebih percaya diri dan dewasa; itu juga bisa
menjadi bentuk pemberontakan remaja terkait dengan kesulitan atau kekerasan masa
kanak-kanak. Tahapan penggunaan narkoba berkisar dari eksperimen di mana remaja
mencoba narkoba untuk meningkatkan penerimaan sosial hingga penggunaan reguler,
di mana mereka secara aktif mencari efek narkoba untuk menghilangkan stres sehari-
hari ( Benjet , Borges, Medina-Mora, et al., 2012).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Remaja


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien di berbagai tatanan nyata pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Sedangkan asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Effendi, 2002).
Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah peningkatan kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga yaitu
dalam 1) Mengenal masalah kesehatan keluarga;
2) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga;
3) Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai
dengan kemampuan keluarga;
4) Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga;
5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga. Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi
pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi (Friedman,
2003).
Pengkajian Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan
pengkajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, temuan yang objektif,
informasi yang tertulis maupun lisan dan rujukan berbagai lembaga yang menangani keluarga
dan anggota tim lainnya, pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe), data
sekunder, misalnya hasil laboratorium, dsb. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga
menurut Friedman (2003) adalah
1) Data umum ;
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga;
3) Lingkungan;
4) Struktur keluarga;
5) Fungsi keluarga;
6) Stress dan koping keluarga;
7) Harapan keluarga;
8) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga.
Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
respons manuasia. Keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/ aktual dari individu
atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosis keperawatan
merupakan sebuah label singkat untuk menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di
lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial atau diagnosis
sejahtera yang mengacu pada NANDA (The North American Nursing Diagnosis
Association) 2012-2014.
Menegakkan diagnosa dilakukan dua hal, yaitu analisis data yang mengelompokkan
data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga
didapatkan masalah keperawatan. Perumusan diagnosis keperawatan, komponen rumusan
diagnosis keperawatan meliputi: Masalah ( problem) adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif. Tanda ( sign) adalah
sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung
atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat 2


diubah
a.  Mudah 2
 b.  Sebagian 1
c.  Tidak dapat 0

3 Potensi masalah untuk dicegah 1


a.  Tinggi 3
 b.  Sedang 2
c.  Rendah 1

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas yaitu kriteria


1: sifat masalah; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/ kurang sehat karena yang
pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga;
kriteria
2: kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut: pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah, sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga, sumber
daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu, sumber daya masyarakat
dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat; kriteria
3: potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan: kepelikan dari
masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah, yang
berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang sedang dijalankan adalah
tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah, adanya kelompok „high risk ”
atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah; kriteria
4: menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga.
Perencanaan Keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Friedman, 2003). Penyusunan
rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana
perawatan (Suprajitno, 2004). Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer
untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier
(Anderson & Fallune, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/ masalah (P)
di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.
Implementasi Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosis yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup
lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (2003), yaitu:
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan dan endorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah;
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber
yang dimiliki keluarga, mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan;
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
mengawasi keluarga melakukan perawatan;
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara
Bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal
mungkin;
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan
membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Pelaksanaan dilaksanakan
berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu sumber daya keluarga, tingkat
pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan sarana
dan prasarana yang ada pada keluarga.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara
hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal
ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi dapat dilakukan
secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir (Friedman, 2003). Evaluasi disusun
menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno, 2004).
S: ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O: keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A: merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P: perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

A.Kesimpulan
Keluarga Inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya. Keluarga inti tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di
rumah Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya salah satu
bekerja
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. Cohibing Couple Yaitu dua orang atau
satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. Gay and Lesbian Family Yaitu keluarga
yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. Masa remaja secara umum
didefinisikan sebagai periode antara usia 13 sampai 20 tahun, waktu yang berfungsi sebagai
transisi antara masa kanak-kanak dan menjadi remaja akhir. Perubahan drastis dalam
penampilan fisik dan perubahan harapan orang lain yang terjadi selama periode tersebut dapat
menyebabkan masalah kesehatan emosional dan fisik
B.Saran

Penulis menyadari dan mengakui, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini yang harus ditutupi. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna untuk memperbaiki dan
melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
peneliti memberikan beberapa saran sebgai berikut:

1. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa/i dapat melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
tahapan-tahapan Asuhan Keperawatan Keluarga Sesuai Kebutuhan tumbuh
kembang : Keluarga dengan anak remaja kami mendapatkan ilmu dengan baik
dan benar yang diperoleh selama masa pendidikan baik diakademik maupun
dilapangan praktek.
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Sesuai
Kebutuhan tumbuh kembang : Keluarga yang Sedang Mengasuh Remaja yang
telah diberikan baik secara medik maupun terapi keperawatan yang telah
diajarkan demi percepat proses penangan
3. Bagi Perawat
Diharapkan dapat menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Sesuai
Kebutuhan tumbuh kembang : Keluarga yang Sedang Mengasuh Remaja dalam
pelaksanaan penanganan pada klien dengan Cidera Kepala sehingga dapat
mempercepat proses pemulihan klien.
4. Bagi keluarga.
Agar keluarga selalu memberikan motivasi kepada klien.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan bimbingan klinik kepada mahasiswa profesi ners
sehingga mahasiswa semakin mampu dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga Sesuai Kebutuhan tumbuh kembang : Keluarga yang Sedang
Mengasuh Remaja
DAFTAR PUSTAKA

Fadhilah Nur,Nuryati Elmi,Ardiana Rani. (2021). Asuhan keperawatan keluarga dalam


praktik(NIC,SDKI,SIKI,SLKI).CV Jakad Media Publishing:Surabaya,Indonesia

Study, N., Diploma, P., Werdani, I. P., & Windyastuti, E. (2021). FAMILY NURSING
WITH FAMILY DEVELOPMENT OF. Kepereawatan Keluarga, 36.

Supratajitno; S.Kp. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.pdf (p.
6). Buku kedokteran EGC:Indonesia

Karya, A., Ilmiah, T., Keperawatan, A., Pada, K., Anak, P., Remaja, U., Setiawati, I., Studi,
P., Keperawatan, P., Tiga, D., Kesehatan, F. I., Kusuma, U., & Surakarta, H. (n.d.).
DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PROGRAM KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA.

Keperawatan Keluarga. (2020). (n.p.): Yayasan Kita Menulis.

Silbert-Flagg, J., Pillitteri, A. (2018). Maternal & Child Health Nursing: Care of the


Childbearing & Childrearing Family. United Kingdom: Wolters Kluwer.

You might also like