You are on page 1of 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

Diare adalah suatu keadaan bertambahnya frekuensi dan keenceran

buang air besar. Frekuensi buang air besar yang di anggap normal adalah

1-3 kali perhari dan banyaknya 200-250 gram sehari. Jika melebihi

jumlah tersebut maka seseorang sudah dapat di katakan mengalami diare

(Chikita, 2017).

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

frekuensinya lebih dari 3 kali dalam satu hari (Kemenkes RI, 2018).

Menurut Suraatmadja (2010), bahwa diare merupakan penyakit yang di

tandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari

biasanya (>3 kali sehari) disertai dengan perubahan konsistensi tinja

menjadi cair atau lembek, dengan/ tanpa darah dan atau lendir.

2. Etiologi

Penelitian WHO (2013), menjelaskan bahwa diare disebabkan oleh

infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasite, protozoa, dan

penularannya secara vekal-oral diare dapat mengenai semua kelompok

umur dan berbagai golongan social, baik di Negara maju maupun di


7
8

Negara berkembang, dan erat hubungannya dengan kemiskinan serta

lingkungan yang tidak hygienis.

Menurut (Amin Huda Nurarif,2015), menjelaskan bahwa penyebab

diare akut adalah virus dan bakteri. Virus dan bakteri tersebut diuraikan

dibawah ini:

a. Virus : rota virus, adeno virus, Norwalk virus. Parasite. Protozoa;

giardia lambdia, entamoeba hystolitica, trikomonas, isospora sp,

cacing (A lumbricoides, A.duodenale, N.americanus, T. trichiura, o.

vermicularis, s. strecolaris, T. saginata, T.sollium).

b. Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E

coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi

mukosa usus (shingella salmonella spp, yersinia)

Sedangkan menurut (Suraatmadja, 2010), diare dapat disebabkan

oleh berbagai hal diantaranya:

1) Infeksi enteral

Infeksi saluran pernapasan yang merupakan utama diare pada

anak-anak, meliputi :

(a) Golongan Bakteri: Salmonella sp, Shigella sp,

Staphylococcus aureus, vibrio cholera, bacillus cereus,

escherichia coli
9

(b) Golongan virus: Adenovirus, Astrovirus, Calicivirus,

Astrovirus, Minirotavirus

(c) Golongan parasit: Balantidium coli, Capillaria

philippinesis, Candida,

(d) Strongyloides stercotalis

2) Infeksi parenteral

Infeksi di luar saluran pencernaan makanan seperti otitis media

akut (OMA), bronkopneumonia, tonsilitis, ensefalitis. Keadaan

ini terutama pada anak-anak.

Banyak factor resiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit

diare, salah satu factor antara lain adalah kondisi lingkungan yang tidak

menentu dan kurang baik, persediaan air yang tidak hiegienis, dan

kurangnya pengetahuan (WHO, 2013). Selain itu faktor hygiene

perorangan yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya diare

(Primona dkk, 2013)

3. Patofisiologi

Diare dikarenakan meningkatnya motilitas dan cepatnya

pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi

dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium,

potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam


10

tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat

terjadi asidosis metabolik (Suriadi, 2010).

Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat

rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel

dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi

cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel

mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal.

Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan

elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi

pada sindrom malabsorbsi.

Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi

intestinal. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3

macam yaitu:

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.


11

b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit

kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

d. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan

bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula. Dari ketiga

mekanisme diatas menyebabkan :

a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)

b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran

bertambah).
12

4.Pathway

Gambar 2.1. Pathway Gastroenteritis


13

5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis diare akut menurut (Elin, 2009) adalah:

a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

b. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam

perut,rasa tidak enak, nyeri perut

c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada

perut.

d. Demam

e. Diare lebih dari tiga kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari dan

tidak mengandung darah.

Sedangkan manifestasi klinis diare menurut (Suharyono, 2008) adalah:

Diare (frekuensi tinja meningkat dan feses lembek/ cair), demam karena

adanya organisme invasif yang menyebabkan infeksi, muntah, nyeri

abdomen, dehidrasi, penampakan pucat, mata cekung, mata kering,

malaise, weightloss (BB menurun).

6. Klasifikasi

Klasifikasi Diare menurut (Amin Huda Nurarif, 2015) adalah sebagai

berikut:

a. Dehidrasi berat terdapat 2 atau lebih tanda: Letargis/ tidak sadar,

mata cekung, tidak bias minum atau malasa minum, dan cubitan

kulit perut kembali sangat lambat ( kurang lebih dari 2 detik)


14

b. Dehidrasi ringan terdapat 2 atau lebih tanda: Rewel/ gelisah, mata

cekung. minum dengan lahap, haus serta cubitan kulit kembali

dengan lambat.

c. Tanpa dehidrasi tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan

sebagai dehidrasi ringan atau berat.

7. Komplikasi

a. Beberapa komplikasi dari diare menurut (Suriadi, 2010) adalah : :

Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah

bradikardi perubahan elektrokardiogram ).

b. Hipokalsemia

c. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.

d. Hiponatremi.

e. Syok hipovalemik.

f. Sidosis

g. Dehidrasi

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diare menurut (Suriadi, 2010) adalah :

Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan, pemeriksaan intubasi

duodenum, pemeriksaan elektrolit dan creatinin dan pemeriksaan tinja,

PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.


15

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut (Mansjoer,

2010) adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula

juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman

penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.

b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),

elektrolit (terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai

kejang ).

c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara

kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gastroenteritis menurut (Sudoyo, 2012), berupa

rehidrasi, dan medikamentosa.

a. Rehidrasi Oral atau Parenteral

1) Cairan per oral: Cairan yang diberikan peroral berupa cairan

yang berisikan NaCl, dan Na, HCO, Kal dan Glukosa

2) Cairan Parentral.

a) Dehidrasi Ringan: 1 jam pertama 25 – 50 ml/kgBB/hari,

kemudian 125 ml/kgBB/oral.


16

b) Dehidrasi sedang: 1 jam pertama 50 – 100 ml/kgBB/oral

kemudian 125ml/kgBB/hari

c) Dehidrasi berat: 1jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5

tetes/kgBB/menit, 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit

per oral.

b. Pemasangan NGT bila kehilangan cairan berat, gagal terapi dehidrasi

oral dan gagal mencoba berulang kali saat akses intra vena

c. Medikamentosa obat yang perlu diberikan adalah obat anti sekresi,

obat anti spasmolitik dan obat antibiotic.

B. Kosep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Konsep dasar asuhan keperawatan secara umum

Proses keperawatan adalah suatu proses ilmiah yang sistematis

dan terorganisir untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Kegiatan dalam proses keperawatan di rancang langkah dmi langkah

dengan urutan yang khusus dengan menggunakan pendekatan ilmiah,

serta berfokus pada respon manusia agar memperoleh pengertian yang

relevan dengan status kesehatan manusia.

Proses keperawatan professional di Indonesia telah di jabarkan

oleh PPNI (2015) yang terdiri dari 5 standar yaitu, pengkajian, diagnosis
17

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Kelima standar

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap

dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah

kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental,

social maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga

kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penentuan

masalah kesehatan serta keperawatan.

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data bertujuan diperolehnya data dan

informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien

sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk

mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek

fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang

mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di

analisis. Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang

diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan

pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna

kulit. Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan

yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain


18

misalnya, kepala pusing, nyeri, dan mual. Adapun focus dalam

pengumpulan data meliputi:

a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

b) Pola koping sebelumnya dan sekarang

c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang

d) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

e) Resiko untuk masalah potensial

f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

2) Analisa data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan

kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu

pengetahuan.

3) Perumusan masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa

masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat

diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan)

tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan

medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai

dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan

kriteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan

apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan


19

segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak

sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah

komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah

juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut

(Saiful Alid, 2012) yaitu : Keadaan yang mengancam

kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi

tentang kesehatan dan keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan yang lazim muncul pada kasus diare menurut

(Amin Huda Nurarif, 2015) adalah sebagai berikut:

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan intake makanan.

c. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan cairan tubuh berlebihan

d. Resiko syok (hipovolemi) berhubungan dengan kehilangan cairan

dan elektrolit

e. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane

alveolar-kapiler
20

3. Intervensi

Penyusunan intevensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosa

keperawatan yang ditentukan. Intervensi keperawatan pada pasien diare

menurut (Amin Huda Nurarif,2015) sebagai berikut:

Focus intervensi menurut (Amin Huda Nurarif,2015)

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus.

Tujuan : Keseimbangan cairan dan asam basa, hidrasi

Kriteria hasil : Feses berbentuk, bab sehari sekali-tiga hari, menjaga

daerah sekitar rectal dari iritasi, tidak mengalami diare, menjelaskan

penyebab diare dan rasional tindakan dan mempertahankan turgor

kulit

Intervensi:

1) Identifikasi faktor penyebab dari diare

2) Monitor tanda dan gejala diare

3) Observasi turgor kulit secara rutin

4) Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare

5) Ukur diare atau keluaran BAB

6) Hubungi dokter bila ada kenaikan bising usus

7) Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan

tinggi kalori jika memungkinkan

8) Instruksikan untuk menghindari laksative


21

9) Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, jumlah,

frekuensi dan konsistensi dari feses

b. Nutrisi/ perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik, secara

medik masukan dibatasi; takut makanan dapat menyebabkan diare.

Tujuan: Status nutrisi terpenuhi, intake nutrisi, berat badan terkontrol

Kriteria hasil : Albumin serum, pre albumin serum, hematocrit,

hemoglobin

Intervensi :

1) Kaji adanya alergi makanan

2) Monitor adanya penurunan BB dan gula darah, turgor kulit,

mual dan muntah, monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

jaringan konjungtiva, monitor intake nuntrisi, monitor

kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht,

monitor lingkungan selama makan

3) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

4) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

5) Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan

6) Kelola pemberan anti emetik:.....

7) Anjurkan banyak minum

8) Pertahankan terapi IV line


22

9) Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

10) Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen

makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

11) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

12) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan

cavitas oval

c. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan cairan tubuh yang berlebihan Tujuan : cairan

seimbang,dehidrasi,intake,dan output di pertahankan Kriteria

hasil :

a. Mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB,

bj urine normal, HT normal

b. Nadi, suhu tubuh,respirasi dalam batas normal

c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisistas kulit baik

membrane mukosa lembab

Intervensi :

1) Pertahankan cacatan intake dan output cairan

2) Monitor status hidrasi (kelembapan membrane mukosa,

nadi adekuat) jika di perlukan


23

3) Monitor hasil labaoraterium yang sesuai dengan retensi

cairan BUN, Hmt, omolalitas urine, albumin,total protein

4) Monitor vital sign setiap 15 menit-1 jam

5) Kolaborasi pemberian cairan

6) Beri cairan pengganti sesuai output (50-100cc/jam)

7) Monitor intake dan urine output setiap 8 jam

4. Implementasi

Implementasi adalah langkah keempat dari proses keperawatan

dimana merupakan realisasi dan rencana keperawatan yang telah disusun,

dan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat harus berkerja

sama dengan klien, keluarga dan petugas kesehatan lainya (Rohmah &

Wahid, 2012).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkang perubahan

keadaan klien ( hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan.

a. Tujuan Evaluasi

1) Menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan

2) Menilai keefektifan rencana atau strategi asuhan keperawatan

b. Hal-hal yang dievaluasi


24

1) Apakah asuhan keperawatan tersebut efektif

2) Apakah perubahan perilaku klien seperti yang diharapkan.

(Rohmah & Wahid, 2012).

Macam-macam Evaluasi

3) Evaluasi proses (formatif )

a) Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan

b) Berorientasi pada etiologi

c) Dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah

dilakukan tercapai

4) Evaluasi hasil (sumatif )

a) Evaluasi yang dilakukan setelah hasil tindakan keperawatan

secara paripurna

b) Berorientasi pada masalah keperawatan

c) Menjelaskan keberhasilan dan tidak keberhasilan

d) Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai

dengan kerangka waktu yang ditetapkan

5)Komponen SOAP/SOAPIER

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau

perkembangan klien, digunakan komponen SOAP / SOAPIE /

SOAPIER penggunaan tergantung dari kebijakan setempat, yang

dimaksud SOAPIER adalah :


25

S : Data Subyektif

Perawat menulis keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data Obyektif

Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat

secara langsung kepada klien, dan dirasakan klien setelah

dilakukan tindakan keperawatan

A : Analisis

Interprestasi dari data subyektif dan data obyektif merupakan

suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi,

atau juga dapat dituliskan masalah atau diagnosis baru yang

terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah

teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif.

P : Planning perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,

dihentikan dimodifikasi, atau di tambahkan dari rencana

tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.

Tindakan yang telah menunjukan hasil yang memuaskan dan

tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya dihentikan.

Tindakan yang perlu dilanjutkan adalah tindakan yang masih

kompeten untuk menyelesaikan masalah klien dan

membutuhkan waktu untuk mencapai keberhasilan. Tindakan


26

yang perlu di modifikasi adalah tindakan yang dirasa dapat

membantu menyelesaikan masalah klien tetapi perlu di

tingkatkan kualitasnya atau mempunyai alternative pilihan

yang di duga dapat membantu mempercepat proses

penyembuhan. Sedangkan rencana tindakan yang baru

sebelumnya tidak dapat di tentukan bila timbul masalag baru

menyelesaikan masalah yang ada.

I : Implementasi

Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan

instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P

(perencanaan) jangan lupa menuliskan tanggal dan jam

pelaksanaan.

E : Evaluasi

Adalah respon klien setelah dilakukan tindkan keperawatan.

R : Reassesment

Pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah

diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu

dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan.

10. Dokumentasi

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat

dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi
27

data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan

klien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas dalam memenuhi

kebutuhan klien (Rohmah & Wahid, 2012).

Dokumentasi keperawatan adalah proses penilaian pencapaian

tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan atau mengukur

keberhasilan dari rencana pelaksanaan tindakan perawatan yang

dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien (Wahid, 2012).

You might also like