You are on page 1of 17
B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaja, Dunia melalui Organisasi Internasional Sebelum kita membahas peran Inclonesia dalam menciptakay perdamaian dunia melalui organisasi internasional, kita akan membahas pengertian organisasi internasonal. Organisag internasional adalah wadah kerja sama beberapa nega, untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah disepakag, Contoh organisasi internasional adalah UN (United Nations) Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan ASEAN (Association of South East Asian Nations/Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara) Bagian ini akan membahas peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui organisasi internasiona] Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN, dan Gerakan Non- Blok (GNB). 1. Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) merupakan sebuah organisasi internasional beranggotakan hampir seluruh negara di dunia. PBB lahit melalui gagasan yang dimunculkan oleh beberapa pemimpin negara untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang dan mewujudkan perdamaian dunia yang abadi Pada 7 Oktober 1944, diadakan konferensi di Dumbarton Oaks, Washington, Amerika Serikat. Konferensi itu dihadisi oleh empat negara besar, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Tiongkok. Hal penting yang dibahas dalam konferensi tersebut adalah pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa Lalu, disepakatilah rencana pembuatan Piagam PBB dan struktur pokok PBB yang terdiri dari Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, dan Sekretatiat Pembentukai 7B, negara pendiri PBB, dan ratifikasi P jelah ditandatangi oteh 50 neg. kasi Pagam San Fransisco, ara peserta fc G, Schwarzenberger Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara Subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan ‘evi ewajiban yang mengikat dalam hukum interasional Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun Multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini, selain lembaga-lembaga internasional adalah negara-negara. c. Oppenheimer-Lauterpacht « cue internasional adalah suatu Persetujya, antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajibay 4! antara pihak-pihak yang mengadakannya. Dalam perjanj., internasional, diperlukan hal-hal sebagai berikut. 1) Adanya negara-negara yang bergabung daly, organisasi, seperti PBB. » wevoedia Sanu mengadakan ikatan hukum tery atau terikat pada hukum internasional tertentu, 3) Adanya kata sepakat untuk melakukan sesuaty, 4) Bersedia menanggung akibat hukum yang terjadi, Michel Virally ; Sebuah perjangian merupakan perjanjian intemnasional bly melibatkan dua atau lebih negara atau subjek internasions| dan diatur oleh hukum internasional. 2. Istilah-Istilah dalam Perjanjian Internasional Perjanjian internasional memiliki sejumlah istilah tertenty, Pembahasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut a. Traktat Traktat (treaty) adalah perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih, mencakup bidang politik dan ekonomi. Misalnya, traktat antara pemerintah RI dengan Singapura mengenai batas wilayah laut di bagian barat Selat Singapura. Traktat ini telah ditandatangani kedua negara dan telah diratifikasi atau disahkan Indonesia melalui UU No. 4 Tahun 2010. b. Konvensi Konvensi (convention) adalah persetujuan formal yang bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy), Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh, Misalnya, Konvensi Hukum Laut PBB 1982 yang berkaitan dengan kawasan laut Indonesia. amber p an Jokumer United Notions ‘ovens Hukum Laut P88) di conseptl indonesia sebago negara pulauan merdapat pengatuan r Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan AA Kelas XI protokol 7 retool (protocol) adalah persetujuan tidak resmi yang sain amu tidak dibuat oleh kepala negara, persetujuan porstuuan (ayree”ent) adalah perjanjian yang lebih bersifat | atau administratit. Agreement tidak diralifikasi karena resmi traktat dan konvensi. eek satya tidak 8 Perikatan Perikatan adalah sebuah perjanjian untuk transaksi yang satya sementara dan tidak seresmi traktat dan konvensi. Proses verbal Proses verbal adalah catatan-catatan, ringkasan-ringkasan, jesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan- catalan suatu pemufakatan yang tidak diratifikasi, f ge Piagam Piagam adalah himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional, baik mengenai pekerjaan maupun Jesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup perihal minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internasional. Piagam dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi, seperti piagam kebebasan transit. h Deklarasi Deklarasi adalah perjanjian internasional yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi. Deklarasi distatuskan sebagai traktat jika menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat alau konvensi, i. Modus vivendi ‘Mods vivendi adalah dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara sampai berha: melakukan pertemuan yang lebih permanen, terperinci, sistematis, dan tidak memerlukan ratifikasi. j. Pertukaran nota . Pertukaran nota adalah metode tidak resmi yang biasanya dilakukan oleh waki-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral dan menimbulkan sebuah kewajiban di antara pihak-pihak yang terlibat. kK Ketentuan penutup ; Ketentuan penutup adalah ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak rmemerlukan ratifikast 1 Ketentuan umum Ketentuan umum adalah traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi, O44 ee 4 m. Charter " 3 ‘Charter adalah kata lain dari perjanjian internasional yay, digunakan untuk pendirian suatu badan yang melakykay fungsi administratif, seperti Atlantic Charter: n. Pakta : Pakta adalah istilah yang menunjukkan suatu persetujuay yang lebih khusus dan membutubkan ratfikasl, seperti Pais, Warsawa. 0. Covenant Covenant (kovenan) mengandung arti sama dengan piagam, digunakan untuk menunjuk pada perjanjian internasion) sebagai Konstitusi suatu organisasi internasional. Istilah ini juga ddigunakan dalam perjanjian internasional, contohnya Kovenan, Internasional untuk Hak Politik dan Hak Sipil (Internation Covenant on Civil and Political Rights /ICCPR). 3. Tahapan Perjanjian Internasional Perjanjian internasional dibuat melalui beberapa tahap, Berikut pembahasan tahap-tahap tersebut berdasarkan pendapat para ahli dan berdasarkan hukum positif Indonesia a Pendapat para abli 1) Mochtar Kusumaatmadja Kusumaatmadja memberikan tahapan-tahapan dalam kebiasaan internasional melakukan perjanjian internasional, yaitu: a) perundingan (negotiation), 'b)penandatanganan (signature), dan c) pengesahan (ratification). 2) Pierre Fraymond Ja menjabarkan dua prosedur pembuatan perjanjian internasional menjadi sebagai berikut. a) Prosedur normal. Prosedur ini mensyaratkan adanya persetujuan parlemen, melalui tahap perundingan (negotiation), penandatangana® Gignature), persetujuan parlemen (the approot! parliament), dan ratifikasi (ratification) b) Prosedur yang disederhanakan. Prosedut itt tidak mensyaratkan persetujuan parlemen da? ratifikasi, Sejatinya, prosedur ini timbul karena a4 kkondisi yang mengharuskan pengaturan hubunga” internasional diselesaikan dengan cepat. b. Menurut hukum positif Indonesia 1) Dalam Pasal 11 ayat (1) UUD 1945 Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjatia” dengan negara lain. Dalam hal bahwa suatu penjanii®” © Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | SMA/MA Kelas XI vpenimbutkan akibat yang luas dan mendasar bagi dupa rakyat yang, terkait dengan beban keuangan Kevara, dan/atatl mengharuskan perubahan atau vmebentukan undang-undang, maka pembuatan pera Permmasional tescbut harus dengan persetujuan DPR ndang-Undang No. 24 Tahun 2000 Dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 24 tahun 2000, dielaskan bahwa pembuatan perjanjian intemasional sntara Pemerintah RI dengan negara lain dan organisasi ‘ntomasional dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dan dengan itikad baik. Selain itu, Pemerintah RI berpedoman paca kepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip pesamaan kedudukan, sling menguntungkan, dan fnempethatikan baik hukum nasional dan internasional yang berlaku, Tahap yang dilalui adalah penjajakan, , dan sesahan perundingan, perumusan naskah, penerima penandatanganan. Selanjutnya, diikuti dengan pet perjonjian internasional jika memang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional itu. 4 Manfaat Perjanjian Internasional Konsep Wawasan Nusantara Untuk menjelaskan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia, ang paling tepat adalah dengan menjabarkan wsaha dilandasi ama kali Indonesia memperjuangkan wawasan nusantara yar konsep “negara kepulauan”. Konsep tersebut pe diutarakan secara resmi dalam Sidang Hukum Laut di Geneva 1958. Terlepas dari matangnya konsep yang disusun Indonesia lersebut, sejatinya, ada ketakutan dari pihak Indonesia bahwa fimvak negara tidak memahami konsep tersebut. Akhinya, fonsep itu tidak jadi dimasukkan dalam agenda Sidang hukum laut di Geneva tahun 1958 menghasifkan ‘rapa konvensi, yaitu sebagai berikut rntion on the territorial sea and the contiguous zone nvensi tentang laut teritorial dan zona tambahan) dan Malaysia berkatan dengan ekvetariat dewan negara FAN bank @ Pendiditcan Pancasila dan Kewarganegaraan | SMA/MA 2) Convention on the high sens (Konvenst one lepas) 3). Ganvention on finishing and conseroation ofthe Tein resource of the high seas (Konvensi penyelesaian ‘onservasi sumber daya hayati laut yang a pun pada saat itu, tidak menjadi anggota yang sa} eal ied landas kontinen, Indonesia tidak patah semangat untuk menerapkan ketentuan —— ereebut ‘Akhirnya, Indonesia mulai mengukur landasan kontinen day titik terluar pulau-pulau di Indonesia. Hal pertama yang dilakukan adalah mengeluarken Pengumuman Pemerintah tanggal 17 Februari 1969 mengenaj landas kontinen Indonesia. Kemudian, ditindaklanjuti melaluj perundingan bilateral dengan Malaysia, Australia, Thailand, India, Vietnam, Filipina, dan Papua Nugini. Akhirnya, penggalangan bersama secara regional untuk menanamkan asas teritorial Negara Kepulauan berhasil dicapai melalui konseps kewilayahan sumber daya. Dalam perkembangan selanjutnya, perjuangan pengakuan atas prinsip negara kepulauan dilakukan lagi dalam Konversi Hukum Laut 1982. Sejarah pun terukir karena suatu kelompok minoritas di dunia (Indonesia, Filipina, Fiji, dan Mauritius sebagai pendukung utama) yang hidup dalam kesatuan lingkungan kepulauan berhasil memasukkan kaidah-kaidah yang sifatnya universal mengenai Negara Kepulauan hingga diterima oleh bangsa-bangsa. Ketentuan-ketentuan dari Konvensi Hukum Laut tahun 1982 yang amat penting bagi Indonesia adalah sebagai berikut. 1) Pengakuan atas batas 12 mil laut sebagai laut teritorial negara pantai dan negara kepulauan. 2) Pengakuan batas 200 mil laut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). 3) Pengakuan hak negara tak berpantai untuk ikut memanfaatkan sumber daya alam dan kekayaan lautan. b, Pengakuan dari Negara Tetangga Bila melihat lebih dalam, terlepas dari pengakuan internasional terhadap Indonesia mengenai negara kepulauan Pada tahun 1982, secara regional, pengakuan sebagai negara Kepulauan telah dilakukan oleh negara-negara tetangga. Hal ini terlthat dari perjanjian-perjanjian berikut ini. 1) Indonesia dan Malaysia Adanya perjanjian mengenai landas kontinen Selat Malaka dan Laut Natuna (Laut Cina Selatan), i Kuols ipur tanggal 27 Oktober 1969, berlaku mulai tanggeél 7 November 1969, 2) Indonesia dan Thailand Adanya perjanjian mengenai landas kontinen Selat Malak¢ AA Kelas XI Utara dan Laut Andaman, di Ba pagiat ingkok tanggal 17 pesember 1971 dan berlaku mulai tanggal 7 April 1972 indonesia, Malaysia, dan Thailand i landas kontis Hs pnya perienfian mengenai landas kontinenSelat M fej Utara, di Kuala Lumpur tanggal 21 Deca inl fan berlakut mulai tanggal 16 Juli 1973, indonesia dan Australia eranya perjanjian mengenai penetapan garis bats dasar nut tertentu (Laut Arafuru dan daerah utara Irian Jaya- Papuan Nugini), di Canberra tanggal 18 Mei 1971 dan terlaku mulai tanggal 18 November 1973, Indonesia dan Singapura ‘danya perjanjian mengenai penetapan garis batas laut teritorial, di Jakarta tanggal 25 Mei 1973 dan berlaku mulai tanggal 30 Agustus 1974 Indonesia dan India ‘Adanya perjanjian mengenai penetapan garis batas dan landas kontinen Laut Andaman, Jakarta 8 Agustus 1974. Perkembangan Luas Wilayah Indonesia Bercasarkan pengakuan prinsip negara kepulauan can injian bilateral serta multilateral dengan negara berbagai perja tetangga, Iuas wilayah Indonesia berkembang menjadt + 8.4000.000 km? yang terdiri dar: 1) Daratan/kepulauan: 2.027.087 km? 2) Laut teritorial + 3.166.163 km* 3) Landas kontinen : 800.000 km? 4) ZEE + 2,500,000 km? Bentuklah 3-5 kelompok diskusi di dalam Kelas. Tap kelompok ‘mendiskusikan pertanyaan berikut- nal yang pernah dilakukan oleh janjian internasio 1. Sebutkan Peart Gonesia dengan negara lain. Berikan contoh if itan perjanjian internasional yang dilakukan __ Bagaimmai indonesia dengan wawasan nusantara. Berikan contoh yaa fe, “it, piliklah salah seorang wakil dari kelompok ut Sete ie eee asil diskusi kelompok di depan ie: Siswa- ee lompok yang lain mendengarkannya dengan cermat, fib pevtanyaan- danclapat mengunskapkan halyang berPeds- money yea aan fanggapan dal siswa Kelompok diskusi yang lain Peggapi teh enggota velompok yang gedang ‘mempresentasikan hhasil diskusiny® | 4 D. Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indones;, ‘Terdapat empat unsur hubungan diplomat it seh, berikut. 1. Hubungan antarbangs2 2. Pertukaran misi diplomatik 3. Status pejabat diplomatik. , : 4. Kekebalan hukum/hak ekstrateritorial 1 negara dengan negara | tr hubungan suatu neg! rain : : saat bainganys perwakilan diplomatik yang iki Kepentingan suatu negara meliputi banyak bidang, bak polit chepomicosil budaya, maupun pertahanan Keamanan, n Diplomatik dan Konsuler negara dilakukan, baik oleh korp, in oleh Korps perwakilan 1, Korps Perwakila Diplomasi suatu perwakilan diplomatik maupu onsuler, Korps Perwakilan Diplomatik iplomatik yang ada di suatu negara dipimpin oleh ima loan 6 dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 1) Duta Besar (ambassador dan pronuatius) seorang duta besar adalah memimpin Kedutaan Bonet ai uate negara. la memilki kuasa penuh dan jae biasa sehingga dapat berhubungan dengan kepala negara tempat ia bertugas. 2) Duta (enooy dan internuntius) ‘Tugas seorang duta adalah memimpin keduutaan di suatu negara yang tingkat kerekatan hubungan antardua negara tidak begitu erat. la juga dapat berhubungan dengan kepala negara tempat ia bertuges. 3) Kuasa Usaha (charge dafjaires) Seorang kuasa usaha dikirim oleh negara pengirim kepada Menteri Luar Negeri negara penerima, Dengan demikian, ia hanya dapat berhubungan dengan kepala negara tempatnya bertugas melalui Menteri Luar Negeri tersebut. Pada setiap kedutaan, ada beberapa tenaga ahli yang turut diutus dan disebut atase, seperti Atase Perekonomian dan. Atase Milter. Selain itu, juga terdapat staf administrasi, teknik, dan pelayan, Pada dasarnya, gedung perwakilan diplomat merupakan kediaman kepala perwakilan iplomat @ indidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | SMA/MA Kelas Xi Jen Jouo Wado mene eam cbs bry dal nea saab . a Bar, Hongata, Austral, lipina, ran, pees sees Perwakilan Konsuler jasarkan Konvensi Wina mengenai Hubungan Ko setaler adalah sebagai berikut pi dalam negara penerima, melindungi kepentingan- epentingan negara pengirim dan warga negaranya Wehvidu-individu, dan badan-badan hukum, di dalam patas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional. 9) Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi, febudayaan, dan ilmiah di antara kedua negara. 5) Mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara-negara pengirim, dan visa atau dokumen- Jokamen yang pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara pengirim. 4) Bertindak sebagai notaris dan fungsi-fungsi tertentu yang syarat yang tidak bertentangan peraturan dari negara penerima. matik dan Hak Imunitet Berd panitera sipil serta melakukan bersifat administratif dengan dengan hukum dan Fungsi Perwakilan Dipo' Diplomatik fungsi perwakilan diplomatik Fungsi Perwakilan Menurat Kongres Wina 1961, adalah sebagai berikut. ) Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. ) Melindungi kepentingan nego’ pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. ) Mengadakan persetujuan dengan penerima. pemerintah negara tentang kondisidan peste ~~ eterangan kondisi dan Petkembay 4 Nemberianbelenszsual dengan wndang-undyy a" negara poner So rintah negara pengirim, "8 San : abla ANSE Ke gy 5) Memetiara - ak imunitet &, jplomatik atau si fog Kekebalan dipiory Gan perwakilan konsutey

You might also like