You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP ANAK DENGAN

BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

Definisi

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir (Nurarif & Ardhi, 2015). Dalam hal ini dibedakan menjadi:

1. Prematuritas murni: yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk mass kehamil (KMK) adalah bayi yang berat badannya
kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR) : yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
rendah dan tidak sesuai dengan kehamilan
4. Light for date sama dengan Small for date.
5. Dismaturitas: suatu sindr klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin
dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterin malnutrition or wasting.
6. Large for date: adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misal
pada diabetes melitus.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 g
(Mahayana, Eva & Yulistini, 2015).

Etiologi

Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan yaitu:

1. Faktor genetik atau kromosom


2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Radiasi
5. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa,
kehamilan ganda, obat-obatan dan sebagainya.

Tanda dan Gejala

Sebelum bayi lahir:


 Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
 Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
 Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan antepartum.
 Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

Setelah bayi lahir:

 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin


 Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
 Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intra uterin.
 Bayi kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.

Pathway
(Nurarif & Ardhi, 2015)

Komplikasi

 Kadar oksigen rendah saat lahir


 Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat pada temperatur yang normal
 Infeksi
 Gangguan perkembangan paru-paru atau organ lainnya
 Masalah pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan bayi
 Gangguan pada sistem saraf, seperti perdarahan di dalam otak
 Masalah pada usus, seperti necrotizing enterocolitis
 Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia)
 Terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah terlalu kental (polisitemia)
 Kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS)

Pemeriksaan Penunjang:

1. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

2. Hematokrit (HT) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal /perinatal.

3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan.

4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.

5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl
meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

6. Pemantauan elektrolik (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada waktunya.

7. Pemeriksaan analisa gas darah.

Penatalaksanaan

1. Mempertahankan suhu tubuh ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu
tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, memperhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah seceapatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih, pertahankan suhu
tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen jika perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/ tetes dengan pemberian ASI.

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Biodata : Kejadian bayi lahir rendah semakin berisiko terjadi pada kehamilan pertama/primigravida.
Penelitian menunjukkan bahwa kasus BBLR lebih banyak ditemukan pada kelompok primigravida
daripada multigravida. Primigravida pada masa remaja (<20tahun) berisiko terjadinya komplikasi
kehamilan dan persalinan.
2. Riwayat maternal : Berat bayi lahir rendah (BBLR)dapat disebabkan oleh bayi prematur maupun
retardasi pertumbuhan rahim/IUGR (intrautarine growthrestriction). Usia kehamilan <dari 36 bulan
dapat menyebabkan bayi BBLR, ibu yang memiliki riwayat melahirkan Berat bayi lahir rendah
(BBLR)BBLR mempunyai potensi tinggi untuk melahirkan bayi berat badan lair rendah BBLR kembali.

Pemeriksaan fisik
1. Sistem saraf
Refleks pada bayi saat lahirdiantaranya yaitu:

1) Refleks moro
2) Refleks sucking
3) Refleks menelan
4) Refleks rooting
Tetapi pada bayi yang mengalami berat bayi lahir rendah refleks yang ada lemah karena beberapa otot
pada bayi yang memiliki berat bayi lahir rendah belum aktif sehingga berakibat pada sistem saraf bayi.
2. Kardiovaskuler : Sistem kardiovaskuler denyut nadi bayi tidak teratur nadi perifer lemah rata-rata nadi
apikal 120-160x/menit dalam kondisis tidur 70-100x/menit dan 180x/menit ketika menangis. Bayi
mudah terindikasi anemia karena sel darah merah yang masih kurang dan bayi yang menderita BBLR
mudah mengalami sianosis, pucat, ikterik, warna bantalan kuku, membran mukosa dan bibir pucat.
Aktifitas, istirahat dan tidur bayi lebih banyak tertidur daripada bangun, status sadarnya bayi semi koma,
saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur
rata-rata 20jam/hari Pernafasan bayi mungkin rendah cepat dan belum belum teratur , sering terjadi
apnea karena otot pernapasan masih lemah, pola pernafasan diafragmatik dan abdominal dengan
gerakan sinkron dari dada dan abdomen. Auskultasi bunyi pernapasan mungkin dangkal tidak teratur.
3. Sistem Imun : Sistem imun akan mudah terjadi infeksi karena pembentukan antibody yang tidak baik.
Pergerakan otot kurang, tonus otot belum sempurna disebabkan muskuler. Otot masih hipnotonik,
sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam keadaan abduksi.
4. Pernafasan : Pernafasan dangkal, tidak teratur, dan pernafasan diafragatik intermuten atau periodik
(30-60kali/menit) adanya pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, adanya
sianosis, adanya bunyi ampela pada auskultasi menandakan sindrom distres pernapasan (RDS).
5. Neurosensori : sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan karena ketidakadekuatan
pertumbuhan tulang mungkin terlihat, kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung,
hidung pendek mencuat, bibir atas tipis dan dagu maju, tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi
ekstremitas bawah dan serta keterbatasan gerak, pelebaran tampilan mata.

6. Seksualitas : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris menonjol,
testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

7. Keamanan : Suhu flektuasi dengan mudah, tidak terdapat garis alur pada telapak tangan, warna
mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar tali pusat dengan warna kehijauan, menangis
mungkin lemah.
8.Perkembangan janin :Janin pada usia gestasi 24 minggu memiliki karakteristik, panjag bayi 28 sampai
36 cm, berat 550 gram. Pada usia gestasi 28 minggu memiliki panjang 35 hingga 38 cm dan memiliki
berat 1200 gram. Usia gestasi 32 minggu memiliki panjang 38 hingga 43 cm dan berat 1600 gram. Usia
gestasi 36 minggu bayi memiliki panjang 42 hingga 49 cm dan berat 1900 hingga 2700 gram.

Analisa Data:

"S" Dan "O" Data Etiologi Masalah Keperawatan

S = "-" Maturitas otot-otot pernafasan dan Ketidakefektifan pola nafas


penurunan ekspansi paru
O=

- Perubahan kedalaman pernapasan

- Perubahan ekskursi dada

- Mengambil posisi tiga titik

- Bradipneu

- Penurunan tekanan ekspirasi

- Penurunan ventilasi semenit

- Penurunan kapasitas vital

- Dipsnea

- Penggunaan otot aksesoris untuk


bernapas
S = "-" Penyakit Hipotermia

O=

- Hipotermia tingkat 1 suhu 36-


36,5°C

- Hipotermi tingkat 2 suhu 35-35,9°C

- Bayi dengan menambahan berat


badan kurang (<30 g/hari)

- Ikterik

- Pucat
- Distress pernapasan

- Gelisah

- Bayi dengan kekurangan energi


untuk mempertahankan menyusu

Prioritas Diagnnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas b/d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
2. Hipotermi b/d

Perencanaan

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas b/d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi
paru

Tujuan:

Respiratory status: ventilation & airway patency

Vital sign status

Kriteria Hasil:

 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal, nadi pernafasan
Intervensi:

1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jawab thrust bila perlu

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

4. Pasang mayo bila perlu

5. Lakukan fisiotersli dada jika perlu

6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

8. Lakukan suction pada mayo

9. Berikan bronkodilator bila perlu

10. Berikan pelembap udara kassa basah Nacl lembab

11. Atur intake untuk cairan

12. Mengoptimalkan keseimbangan

13. Monitor respirasi dan status O2

Diagnosa 2: Hipotermi

Kriteria Hasil:
- Termoregulasi bayi normal

- Tanda tanda vital bayi dalam btas normal

- Tidak mengalami penurunan suhu

- Tidak mengalami perubahan warna kulit (kebiruan)


Intervensi (NIC)
1. Manajemen lingkungan

 Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung


 Sediakan lingkungan yang aman dan bersih

2. Perawatan hipotermia
- Monitor suhu pasien
- Bebaskan pasien dari pakaian yang dingin dan basah
- Monitor adanya gejala yang berhubungan dengan hipotermi ringan (takpinea,menggigil)

- Monitor warna dan suhu kulit

- Berikan pemanas pasif (selimut, penutup kepala dan pakaian hangat)

3. Pengaturan suhu

a. Monitoring suhu paling tidak setiap 2 jam

b. Selimuti Berat bayi lahir rendah (BBLR)dengan berbahan dalam plastik

c. Tempatkan bayi baru lahir dibawa penghangat jika diperlukan

d. Monitoring tanda-tanda vital (monitor tekanan darah, respirasi, nadi) sesuai kebutuhan
e. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
f. Berikan perawatan metode kanguru kombinasi dengan murrotal alqur’a

DAFTAR PUSTAKA

Mahayana, S., Eva, C., & Yulistini, Y. 2015. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3). Diakses dari:
https://doi.org/10.25077/jka.v4i3.345

Nareza, M. 2021. Berat badan lahir rendah. Diakses pada 23 Februari 2021,
"https://www.alodokter.com/berat-badan-lahir-rendah#:~:text=Komplikasi%20Berat%20Badan%20Lahir
%20Rendah&text=Kadar%20oksigen%20rendah%20saat%20lahir,paru%2Dparu%20atau%20organ
%20lainnya".

Nurarif, A., & Hardhi, K. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda
nic-noc, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction Jogja.

Riska, A. 2019. Asuhan keperawatan berat bayi lahir rendah (BBLR) pada bayi ny. U dan bayi ny. H
dengan masalah Keperawatan hipotermia di ruang neonatus RSUD dr. Haryoto lumajanh tahun 2019.
Jember: Universitas Jember

You might also like