You are on page 1of 7

A.

Perawatan Luka

Kulit adalah bagian tubuh terluas yang membentuk sekitar 16 persen dari berat badan. Kulit pun memiliki
beberapa fungsi vital, meliputi fungsi kekebalan tubuh, pengaturan suhu, sensasi, dan produksi vitamin.
Kulit juga merupakan organ dinamis dalam kondisi perubahan yang konstan. Letaknya yang melingkupi
tubuh membuat kulit mudah terluka.

Luka pada kulit, terutama luka terbuka, perlu mendapatkan perawatan yang intensif. Hal ini karena luka
terbuka dapat dengan mudah terinfeksi oleh virus dan bakteri penyebab penyakit. Perawatan luka
merupakan hal yang mungkin terdengar sepele, tetapi ternyata memiliki peran dan fungsi besar bagi
kesehatan tubuh.

B. Jenis Luka

Secara umum, jenis luka dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan tertutup, alias luka dalam. Luka
dalam tak seperti luka terbuka yang mungkin memunculkan darah yang terlihat nyata. Akan tetapi,
keduanya sama-sama tak bisa diremehkan. Mengingat karakteristiknya berbeda, penanganan macam-
macam luka pun berbeda.

I. luka terbuka

Indian Journal of Plastic Surgery mendefinisikan luka terbuka adalah cedera yang terjadi di kulit atau
jaringan yang lebih dalam. Terdapat beberapa jenis luka terbuka, yaitu:

1. Luka lecet (abrasi)

Lecet merupakan jenis luka yang umum terjadi Luka lecet, atau abrasi, terjadi ketika kulit bergesekan
dengan permukaan yang kasar atau keras. Hal ini menyebabkan kulit Anda baret. Biasanya, luka lecet
terjadi ketika Anda terjatuh. Darah yang keluar akibat luka abrasi biasanya tidak banyak. Namun, Anda
perlu segera membersihkan luka untuk mencegah terjadinya infeksi. Mengutip StatPearls Publishing, luka
lecet adalah jenis luka yang paling ringan dalam proses penyembuhan luka. Biasanya, luka ini juga tidak
akan menimbulkan bekas.

2. Luka robek (laserasi)

Jenis luka laserasi terjadi ketika tercipta robekan pada kulit Anda. Teriris pisau atau gunting, tersayat
kertas, atau peralatan lainnya bisa menyebabkan luka robek. Umumnya, luka sayat dapat diobati dengan
mudah di rumah. Akan tetapi, jika sayatan atau robekan yang terjadi cukup dalam, kondisi ini bisa
membuat perdarahan lebih sulit berhenti. Dalam kondisi ini, Anda mungkin membutuhkan pertolongan
medis. Sebagai pertolongan pertama, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk menghentikan perdarahan,
yaitu:

 Cuci luka dengan air mengalir

 Tekan luka dengan kasa steril atau kain bersih untuk menghentikan perdarahan

 Jika darah merembes kain, tambahkan lagi kain bersih atau kasa di atasnya dan tekan

 Angkat area yang terkena luka lebih tinggi agar perdarahan cepat berhenti

 Saat perdarahan berhenti, ganti kasa atau kain dengan yang baru

3. Luka koyak (avulsi)

Luka tusuk umumnya menyebabkan perdarahan yang lebih banyak Avulsi setipe dengan luka robek atau
laserasi. Namun, robekan yang terjadi pada luka avulsi umumnya lebih dalam dan berat. Kulit memiliki 3
lapisan utama, yaitu epidermis (paling luar), dermis, dan subkutan (jaringan lemak bawah kulit). Pada
luka robek (laserasi), lapisan yang terluka umumnya epidermis dan jaringan yang berada di bawahnya.
Namun, pada luka koyak, robekan yang terjadi meliputi 3 lapisan utama kulit. Itu sebabnya, kondisi ini
membutuhkan pertolongan medis segera.

Luka avulsi dapat terjadi akibat kecelakaan kerja atau kecelakaan kendaraan bermotor. Tak hanya itu,
Mayo Clinic menyebut luka koyak dapat terjadi akibat tulang yang patah. Ini terjadi ketika bagian tulang
yang terhubung dengan otot (tendon) dan ligamen patah dan merobek kulit.

4. Luka tusuk (puncture wound)

Luka tusuk biasanya disebabkan oleh benda yang runcing, seperti paku atau gigitan binatang. Sama
seperti luka koyak, puncture wound juga cenderung dalam. Perbedaannya terletak di lebar luka yang
terjadi. Luka tusuk cenderung tidak menyebabkan perdarahan hebat seperti pada luka koyak atau laserasi.
Mengingat luka yang terjadi cukup dalam, Anda perlu membersihkannya untuk mencegah infeksi. Akan
tetapi, jika luka tusuk cukup dalam dan benda yang menusuk masih menancap, Anda sebaiknya tidak
buru-buru mencabutnya. Pergilah ke dokter jika Anda tidak yakin. Pasalnya mencabut benda yang
menusuk bisa saja mengakibatkan perdarahan dalam, seperti tertusuk pisau misalnya.
5. Luka operasi (insisi)

Sesuai namanya, luka operasi adalah jenis luka yang muncul akibat proses pembedahan atau operasi.
Luka sayatan saat operasi (insisi) bisa bervariasi ukurannya bergantung jenis operasi yang dijalani.
Beberapa bisa menimbulkan bekas luka, beberapa bisa pulih sepenuhnya. Orang yang mendapatkan luka
operasi akan lebih rentan mengalami infeksi, khususnya pada 30 hari pasca-operasi.

Untuk perawatan luka bekas operasi di rumah, pastikan Anda memperhatikan instruksi dokter. Pasalnya,
ada beberapa cara menutup luka operasi yang dilakukan dokter, yang mungkin membutuhkan perawatan
yang berbeda-beda. Luka operasi (insisi) dapat ditutup dengan jahitan, stapler medis, atau perekat steril.
Pastikan Anda selalu mencuci tangan sebelum menangani bekas luka Anda.

6. Luka bakar

Penanganan luka bakar tergantung pada jenis derajatnya Luka bakar adalah kerusakan jaringan kulit
akibat adanya suhu panas, entah itu berbentuk cair, padat, atau uap. Artinya, walau disebut luka bakar,
luka ini tidak selalu berarti disebabkan oleh api. Uap air panas atau air panas sekalipun dapat
menyebabkan luka bakar.

Luka ini umumnya dapat pulih sempurna, tapi ini juga tergantung pada derajat luka bakar yang dialami.
Meski begitu, untuk derajat yang cukup berat, seseorang membutuhkan bantuan medis sesegera mungkin
untuk mencegah komplikasi, atau bahkan kematian.

Terdapat 3 derajat luka bakar:

 Derajat 1: kulit kemerahan, tapi tidak melepuh

 Derajat 2: kulit memerah, melepuh, dan muncul gelembung berisi air

 Derajat 3: area yang terdampak cukup luas, warna kulit tampak putih, terkadang tak terasa sakit
karena saraf yang rusak

II. luka tertutup

Jenis luka tertutup biasanya ditandai dengan memar. Selain luka terbuka, jenis luka lainnya adalah luka
tertutup. Luka tertutup adalah luka yang terjadi di bagian dalam tubuh. Umumnya, ditandai dengan
memar atau lebam. Luka tertutup biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang dapat dilihat oleh mata.
Permukaan kulit juga tetap rapat.
Ada macam-macam luka tertutup, yaitu:

1. Kontusio

Kontusio adalah jenis luka dalam yang menyebabkan rusaknya pembuluh darah kecil dan kapiler, otot
dan jaringan penopangnya, begitu perdarahan atau luka yang terjadi pada organ dalam. Cedera olahraga
adalah salah satu jenis kontusio. Gejala luka kontusio antara lain lebam yang menyakitkan disertai
perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau kebiruan di area yang terdampak.

2. Hematoma

Merupakan perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kecil dan kapiler. Kondisi ini
menyebabkan darah berkumpul di titik tertentu. Gejala hematoma antara lain memar yang terasa sakit
disertai bengkak yang terasa lunak.

3. Crush injury

Crush injury merupakan luka tertutup yang terjadi ketika bagian tubuh terhimpit di antara dua benda yang
berat. Bentuk luka tertutup yang muncul bisa memar kecil, hingga yang paling berat, kerusakan bagian
tubuh.

C. Penanganan luka terbuka dan tertutup

Tergantung jenis luka yang dialami, tujuan pengobatan dan cara menanganinya pun berbeda. Pada luka
terbuka, misalnya, tujuan perawatan luka berfokus untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat
proses penyembuhan luka.

Cara merawat luka terbuka, antara lain:

 Cuci tangan dan bersihkan luka dengan air mengalir untuk mencegah infeksi

 Hindari penggunaan sabun dan alkohol untuk membersihkan luka yang ringan

 Jika terjadi perdarahan, tekan luka dengan kasa steril atau kain bersih

 Apabila luka yang terjadi cukup kecil, Anda tak perlu memplesternya

 Jika luka yang terjadi cukup besar, Anda bisa menutupnya dengan perban atau kasa steril
(pastikan tangan Anda bersih sebelum menangani luka)

 Gantilah perban setiap hari atau saat perban terlihat basah


 Untuk luka terbuka, Anda harus memperhatikan apakah terdapat tanda-tanda infeksi, seperti luka
yang membengkak, memerah, dan terasa hangat. Tanda luka infeksi lainnya adalah munculnya
nanah. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika luka infeksi.

Sementara itu, perawatan luka tertutup bertujuan untuk meminimalisir rasa sakit dan mencegah
perdarahan dalam yang lebih besar lagi. Perawatan luka tertutup biasanya dapat dilakukan dengan
metode RICE, yakni rest (istirahat), ice (kompres dingin), compress (kompres), dan elevation
(meninggikan posisinya). Mengompresnya dan membebatnya dengan perban elastis membantu
mengurangi mobiltas pada area terdampak. Dengan begitu, proses pemulihan bisa lebih cepat. Anda
mungkin juga perlu menjalani rontgen atau pemeriksaan pencitraan lainnya untuk memastikan organ
dalam Anda baik-baik saja. Obat antinyeri mungkin juga diperlukan untuk meredakan rasa sakit yang
Anda alami. Jika memar dan rasa sakit tak kunjung hilang atau malah memburuk, segera konsultasikan
dengan dokter Anda.

D. Proses penyembuhan luka

1. Proses penghentian perdarahan (hemostasis)

Saat kulit mulai terluka dan berdarah, dalam waktu beberapa menit atau bahkan detik, sel-sel darah secara
otomatis akan berkumpul dan membentuk gumpalan darah. Proses inilah yang disebut sebagai proses
penghentian perdarahan atau pembekuan darah. Dalam istilah medis, mekanisme ini disebut sebagai fase
hemostasis. Gumpalan darah ini berfungsi untuk melindungi luka dan mencegah darah keluar lebih
banyak lagi. Selain sel darah yang dinamakan trombosit, gumpalan ini juga mengandung protein yang
disebut dengan fibrin, akan membentuk suatu “jaring” agar gumpalan darah tetap pada tempatnya.

2. Proses peradangan (inflamasi)

Pada proses penyembuhan luka selanjutnya, gumpalan darah akan mengeluarkan suatu zat kimia yang
akan menyebabkan peradangan. Sehingga, tidak heran saat darah mulai berhenti, di sekitar luka Anda
akan terlihat pembengkakan dan kemerahan. Inilah yang disebut sebagai fase inflamasi. Saat hal ini
terjadi, sel darah putih akan menuju ke area luka. Lalu, sel darah putih akan melawan bakteri dan kuman
dari area tersebut, agar kita tidak mengalami infeksi. Sel darah putih juga akan memproduksi suatu zat
kimia yang dinamakan growth factors. Zat ini berfungsi untuk membantu memperbaiki jaringan yang
rusak.
3. Proses pembangunan jaringan baru (proliferasi)

Setelah area luka bersih dari bakteri dan kuman berkat sel darah putih, selanjutnya, sel darah merah yang
kaya akan oksigen datang ke area tersebut untuk membangun jaringan baru yang disebut jaringan parut.
Tahap ini disebut sebagai fase proliferasi.

Oksigen yang dibawa oleh sel darah merah juga akan membantu pembentukan jaringan yang baru. Tubuh
juga akan mulai memproduksi kolagen, yang berperan sebagai penyangga untuk jaringan yang sedang
diperbaiki. Proses ini akan membuat bekas luka yang awalnya terlihat berwarna kemerahan, lalu lama-
kelamaan memudar.

4. Proses penguatan jaringan

Proses penyembuhan luka yang terakhir atau fase maturasi adalah untuk menguatkan jaringan yang baru
terbentuk. Anda mungkin pernah melihat, bekas luka terlihat seperti kulit yang ditarik melebar. Itu adalah
salah satu usaha tubuh agar jaringan kulit yang baru benar-benar kuat di tempatnya.

Penyembuhan total bisa memakan waktu beberapa hari, minggu, atau bahkan tahun. Saat sudah sembuh
total, maka jaringan tersebut akan kembali sekuat sebelumnya, saat sebelum mengalami perlukaan. Tidak
semua jenis luka akan benar-benar melewati keempat proses penyembuhan ini. Sebab, tidak semua luka
membuat kulit Anda berdarah. Beberapa di antaranya adalah luka bakar, memar, serta luka tekan atau
ulkus dekubitus.

E. Faktor yang menghambat proses penyembuhan luka

Ada satu hal yang disayangkan, yaitu tidak semua orang dapat melalui proses penyembuhan luka dengan
baik, sehingga luka yang dialami tidak kunjung tertutup. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi,
yaitu:

 Adanya sel kulit mati. Keberadaan sel kulit mati di sekitar area luka dapat menghambat proses
penyembuhan.

 Terjadi infeksi. Pada luka yang mengalami infeksi, tubuh justru akan mengerahkan
kemampuannya untuk melawan infeksi tersebut, dan bukan untuk menyembuhkan luka.

 Perdarahan tak kunjung berhenti. Perdarahan berkepanjangan juga akan membuat luka sulit
menutup.
 Kerusakan mekanis. Salah satu contoh kerusakan mekanis dalam menghambat proses
penyembuhan luka adalah, pada pasien tirah baring dalam jangka lama yang mengalami ulkus
dekubitus.

 Kekurangan nutrisi. Agar proses penyembuhan luka bisa berlangsung dengan baik, tubuh
membutuhkan beberapa nutrisi seperit vitamin C, zinc, dan protein.

 Adanya penyakit lain yang menghambat. Penyakit seperti diabetes, anemia, varises, dan penyakit
jantung, bisa menyebabkan luka sulit sembuh.

 Usia. Proses penyembuhan luka cenderung berlangsung lebih lambat pada lansia.

 Obat yang dikonsumsi. Beberapa jenis obat bisa mengganggu fungsi tubuh lain, termasuk dalam
hal penyembuhan luka.

 Merokok. Kebiasaan merokok dapat memperlambat penyembuhan jaringan dan meningkatkan


risiko komplikasi.

You might also like