You are on page 1of 9

REHABILITASI MEDIK CEDERA SARAF TEPI PADA TANGAN PASCA REPAIR

Rini Najoan
1

2
Lidwina Sengkey
1
PPDS-1Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
claudianajoan@yahoo.co.id lidwinasimasengkey@yahoo.com

PENDAHULUAN memanjang dari badan sel saraf hingga reseptor


Cedera saraf tepi adalah salah satu penyebab organ pada ujung saraf motoris dan sensoris.5,7
disfungsi tangan yang paling umum yang
disebabkan oleh trauma. Cedera saraf tepi
merupakan kondisi yang serius dan merupakan
salah satu masalah rekonstruksi yang paling
menantang, terutama rekonstruksi cedera pada
tangan.1 Insiden cedera tangan adalah 7 sampai
37/1000 jiwa / tahun di Eropa dan sekitar 50%
disebabkan oleh trauma. Cedera saraf tepi pada
tangan lebih sering terjadi pada pria daripada pada
wanita, dengan rasio pria terhadap wanita 2.2: 1.
Cedera ini juga terjadi lebih sering di tangan yang
dominan, kemungkinan besar akibat gerakan
pelindung refleksif.1
Cedera saraf tepi pada tangan dapat
mengganggu kemampuan seseorang untuk Gambar 1. Anatomi sel saraf yang menunjukkan
berfungsi secara memadai, kecacatan yang badan sel dan serat saraf (akson) serta komponen-
diakibatkannya seringkali bersifat dramatis dan komponennya (Grabb, 1970)
menyebabkan kualitas hidup pasien akan menjadi
sangat terganggu. Cedera saraf tepi seringkali Saraf tepi memiliki 3 macam serat saraf yaitu
menyebabkan kerusakan fungsi tangan seumur motorik, sensorik dan otonomik. Proporsinya pada
hidup. Ada juga dampak ekonomi yang substansial tiap saraf dipengaruhi oleh fungsi saraf tersebut.
dari terhadap pasien mengingat untuk penanganan Pada ekstremitas atas, saraf medianus memiliki
cedera saraf biasanya membutuhkan biaya yang proporsi terbesar serat otonomik. Serat motorik
mahal.2 Pengobatan cedera saraf perifer merupakan bermula dari badan sel pada cornu anterior medulla
tantangan nyata bagi ahli bedah dan fisiatris. Hasil
spinalis dan berakhir pada Neuro Muscular
pengobatan cedera saraf bergantung pada sejumlah
Junction. Serat sensorik bermula dari badan sel
besar faktor yang berbeda, namun dua hal penting
yanga berpengaruh yaitu kompetensi dan pada cornu posterior ganglia dan berakhir pada
pengalaman ahli bedah yang merawat serta kualitas reseptor seperti korpuskulus Pacinian atau
staf yang melakukan rehabilitasi, ini merupakan korpuskulus Meissner / free nerve endings.
sebuah kerja sama yang penting.3 Berbagai macam substansi seperti protein, enzym,
Tujuan rehabilitasi cedera saraf tepi pada free amino acids, polipeptida, dan substansi lainnya
tangan adalah meminimalkan efek yang timbul disintesa dalam badan sel dan diperlukan untuk
akibat cederanya serta memaksimalkan fungsi yang fungsi normal dan kelangsungan hidup akson.
masih tersisa pada area yang cedera maupun fungsi Akson saraf tepi mayoritas diselubungi oleh
yang tetap potensial pada bagian lain yang masih selubung myelin yang diproduksi oleh sel Schwann.
normal. Oleh karenanya diperlukan koordinasi yang Serat yang tidak berselubung myelin terutama
baik dari tim rehabilitasi medik dalam memberikan adalah serat sensoris kecil yang mengkonduksikan
terapi secara komprehensif, baik latihan, terapi
impuls nyeri dari kulit. Bentuk selubung myelin
modalitas, pemberian ortesa, proteksi tangan dan
bersegmen-segmen, yang dipisahkan oleh adanya
program-program lainnya.
suatu celah. Celah diantara segmen dari selubung
ANATOMI SARAF TEPI PADA TANGAN myelin disebut nodes of Ranvier dan terpisah 1–2
Saraf tepi merupakan struktur gabungan mm. Diskontinuitas ini memungkinkan konduksi
kompleks yang terdiri dari serat saraf (akson) yang impuls yang cepat saat aksi potensial melompat dari
mayoritas dibungkus oleh selubung myelin, nodus ke nodus.
jaringan ikat dan pembuluh darah. Serat saraf Endoneurium merupakan jaringan kolagen
penunjang dari serat individual yang memiliki peran

1
dalam pembentukan endoneurial tube yang 5. Iskemia, arus listrik atau efek jangka panjang
mengandung akson yang bermyelin dan dari radiasi
sekumpulan sel Schwann. 6. Peradangan selubung synovial dari tendon otot
fleksor misalnya pada RA5,9
Penyebab-penyebab diatas dapat dikelompokkan
menjadi kategori umum yaitu cedera penetrasi
secara umum mencakup sharp transection (tersayat
melintang), cedera tipe trauma, yang secara umum
mencakup komponen crush, kehilangan jaringan
yang massif dan cedera avulsi / traksi, yang
mengakibatkan saraf teregang / robek karena
jumlah tegangan yang berlebihan.11

Gambar 2. Mayoritas saraf tepi dilapisi oleh KLASIFIKASI


selubung myelin. Celah tidak bermyelin diantara Menurut Seddon cedera saraf tepi dibagi
segmen-segmen selubung myelin disebut nodes of menjadi 3 yaitu:
Ranvier.(6) a. Neuropraxia : hambatan konduksi lokal dengan
konduksi di sebelah distal masih baik. Disini
Perineurium merupakan selubung tipis yang tidak terjadi degenerasi dan biasanya akan pulih
melindungi isi dari endoneural tubes, bertindak dalam 6-12 minggu.
sebagai barrier / penghalang mekanik tehadap gaya b. Axonotmesis : disrupsi aksonal tanpa disertai
kerusakan jaringan ikut pembungkusnya. Karena
dari luar dan sebagai penahan difusi yang
terjadi disrupsi aksonal, akan timbul degenerasi
mempertahankan substansi tertentu diluar Wallerian pada akson distal. Serabut saraf
lingkungan intrafasikular. Epineurium merupakan umumnya masih dapat mengalami regenerasi
lapisan terluar, berada diantara fasikulus dan paling dan kembali mempersarafi jaringan asalnya.
superfisial dalam saraf. Epineurium melindungi Pemulihan akan baik apabila otot, persendian
fasikulus dari tekanan luar dan memungkinkan dan kulit tetap terpelihara dalam kondisi baik
terjadinya gerakan antar fasikulus. Epineurium pula. Pemulihan terjadi dalam 6 bulan.
seringkali lebih banyak pada area yang memerlukan c. Neurotmesis : disrupsi akson beserta seluruh
proteksi lebih besar seperti saraf yang berada dekat susunan jaringan ikat pembungkusnya akibat
dengan tulang / sendi. (Sunderland,1978). laserasi / tarikan yang kuat. Untuk regenerasi
Saraf tepi mengandung jaringan vaskuler akson mungkin diperlukan tindakan operatif.
pada epineurium, perineurium dan endoneurium. Seringkali serabut-serabut saraf (motorik dan
sensorik) tidak kembali mempersarafi jaringan
Peredaran darah ke saraf tepi secara keseluruhan
semula, sehingga didapatkan pemulihan
disediakan oleh pembuluh darah besar yang
kekuatan otot di bawah normal dan
mendekati saraf secara segmental sepanjang ketidaksesuaian daerah pemulihan persarafan
perjalanannya. Untuk mencapai saraf, pembuluh sensorik. Oleh karenanya diperlukan re-edukasi
darah ini akan terbagi menjadi cabang ascenden dan agar pemulihan fungsional tercapai.5,9
descenden yang berjalan secara longitudinal dan
sering beranastomose dengan pembuluh darah di Sedangkan klasifikasi cedera saraf tepi dibagi
perineurium and epineurium. Sistem mikrovaskuler menjadi 5 menurut Sunderland yaitu :
memiliki kapasitas penyimpanan yang besar karena
transpor aksonal dan impuls dirambatkan ke semua
arah (= impuls propagation) tergantung dari
persediaan lokal oksigen (Lundborg, 1975).

PATOFISIOLOGI
Cedera saraf tepi pada tangan dapat disebabkan
oleh:
1. Trauma : luka sayat ( =laserasi; dapat parsial
atau komplit), crush, luka bakar.
2. Kompresi (penekanan) : akut / kronik misalnya
pada fraktur akibat penekanan oleh gips, akibat
tourniquets, akibat terbentuknya callus.
3. Traksi (peregangan / penarikan) pada saraf tepi
misalnya pada lesi plexus brachialis
4. Kecelakaan kerja / industri

2
EFEK CEDERA SARAF TEPI PADA
TANGAN
Perubahan pada otot; Setelah 3 bulan serat
otot biasanya mengalami atrofi sedang hingga berat
dan setelah 1 tahun bisa terjadi fibrosis sedang
hingga berat. Perubahan sensorik; Cedera berat
pada saraf akan mengakibatkan hilangnya
sensibilitas dalam kategori sensoris yang berbeda-
beda, seperti rasa raba, tekanan, nyeri, lokalisasi,
suhu, diskriminasi spasial (misalnya two-point
discrimination) dan functional gnosis. Perubahan
vasomotor; Setelah terjadi gangguan saraf secara
menyeluruh, tangan yang mengalami denervasi
akan teraba hangat pada 2-3 minggu pertama karena
vasodilatasi (paralisis dari vasokonstriktor),
kemudian tangan akan menjadi semakin dingin saat
diraba dan mudah dipengaruhi oleh suhu sekitar
(Sunderland, 1978). Udara yang dingin akan
Gambar 3. Diagram dengan 5 klasifikasi cedera menyulitkan mayoritas pasien dengan cedera saraf
saraf menurut Sunderland (9) tepi.

1. Blok konduksi DIAGNOSIS CEDERA SARAF TEPI


2. Lesi terbatas pada akson di dalam selubung PADA TANGAN
endoneurial yang intak dan menyebabkan 1. Anamnesis
terjadinya degenerasi Wallerian Tiap anamnesa dimulai dengan detail yang
3. Hilangnya kontinuitas serat saraf di dalam berhubungan dengan pasien, seperti usia, tangan
perineurium yang intak yang dominan, pekerjaan dan aktivitas yang
4. Hilangnya kontinuitas fascicular dengan dilakukan dalam waktu luang dan keterangan
kontinuitas trunk saraf bergantung semata-mata keluarga. Anamnesa idealnya juga meliputi :
pada jaringan epineural. Saat terjadinya cedera, mekanisme terjadinya
5. Hilangnya kontinuitas seluruh trunk saraf cedera,
gejala yang timbul, terapi sebelumnya dan
DEGENERASI DAN REGENERASI efeknya, masalah kesehatan lainnya, misalnya
SARAF TEPI diabetes, obat-obatan yang diresepkan.13,14
Degenerasi Wallerian Apabila akson 2. Pemeriksaan Fisik
terpotong, maka dimulai degenerasi akson distal Meliputi komponen visual dan taktil.
pada level cedera. Terputusnya aliran axoplasma Mobilitas dari sendi-sendi ekstremitas atas yang
mengakibatkan akumulasi substansi axoplasmic proksimal (bahu, siku) diperiksa lebih dulu.
pada proksimal stump, dimana degenerasi timbul Selama pemeriksaan harus selalu dibandingkan
hanya sejauh node of Ranvier berikutnya. dengan tangan sisi yang lain.14
Degenerasi dimulai saat makrofag masuk ke dalam 3. Pemeriksaan Secara Visual
sehingga memicu proliferasi dari sel Schwann. Dilakukan inspeksi pada tangan untuk
Makrofag dan sel Schwann membersihkan tube of mencari adanya : luka, jaringan parut (baru dan
myelin sel Schwann dan axoplasma untuk lama), edema, deformitas misalnya deformitas
mempersiapkan regenerasi akson berikutnya. (Stoll fleksi dari sendi proximal interphalangeal (PIP).,
et al., 1989). Regenerasi akson Akson yang terluka kontraktur jaringan, atrofi, keterbatasan gerakan
mulai mengalami sprouts dalam waktu 6 jam sendi, sirkulasi (tangan nampak pucat, merah
setelah cedera. Hal ini timbul proksimal dari lesi atau cyanosis), “Skin mottling”, berkeringat /
saraf, pada node of Ranvier paling distal yang kering yang berlebihan; permukaan kulit licin
tertinggal. Sprouts awal ini biasanya diresorbsi; dan mengkilap dengan hilangnya pulp ridging
akan tetapi, sprouts permanen akan terbentuk dan terjadi pulp wasting; dapat pula timbul lesi
beberapa hari kemudian ke arah segmen distal dan trofik, deformitas pada kuku, rapuh / ridging.10,14
sepanjang endoneurial tubes (atau kolumna sel 4. Pemeriksaan Secara Taktil
Schwann). Regulasi dan orientasi dari pertumbuhan Kondisi jaringan parut, suhu kulit, edema,
akson sangat kompleks dan dipengaruhi oleh penebalan/nodul, soft tissue tightness,
berbagai mekanisme biokimia dan biomekanik. kelembaban / kekeringan kulit, kekakuan sendi,
Kecepatan maksimal pertumbuhan aksonal pada palpasi tangan.
manusia adalah sekitar 1 mm/ hari.9,13 5. Luas Gerak Sendi
Posisi lengan bawah dan tangan
seharusnya

3
konsisten dalam setiap pengukuran. Ketika tahanan penuh13
mengukur LGS sendi jari, pergelangan tangan 7. Edema
harus dalam posisi netral 0º dan pronasi, untuk Edema dapat dinilai menggunakan pita
menghilangkan kemungkinan restriksi tendon ukur yang diaplikasikan pada tempat yang
glide karena efek tenodesis. Pemeriksaan yang spesifik, misalnya pada PIP joint satu jari atau
dilakukan meliputi; Luas gerak sendi aktif, luas sekeliling MCP joint.13
gerak sendi pasif, total luas gerak sendi aktif, 8. Sensibilitas
total luas gerak sendi pasif, Composite finger Sensibilitas pada kulit mencakup apresiasi
flexion to the palm, Torque range of motion dan interpretasi secara sadar terhadap stimulus
(TROM), Thumb or finger web spans taktil.

Gambar 5. Hirarki untuk tes sensibilitas Oerosch-


Herold 2007 (13)

Tabel 1. Kecepatan regenerasi aksonal9 Pemeriksaan sensibilitas meliputi :


a. Tes threshold
Menggunakan Semmes-Weinstein
monofilaments (‘light touch-deep pressure’)
untuk memeriksa rasa getar dan raba, sangat
baik dalam memonitor kembalinya sensibilitas
setelah repair saraf. Sensibilitas raba halus
merupakan syarat untuk melakukan tugas fine
discriminatory, sedangkan deep pressure
merupa bentuk dari sensasi protektif.
Gambar 4. Pengukuran composite finger flexion(11) b. Innervation density tests (tes fungsional)
Terdiri dari static two-point discrimination,
moving two-point discrimination dan lokalisasi
yang memerlukan integrasi kortikal yang
kompleks. Two-point discrimination dianggap
berhubungan dengan kemampuan tangan untuk
melakukan motorik halus seperti memutar jam,
memasukkan benang. Tes ini hanya relevan
pada ujung jari yang membutuhkan
diskriminasi.13,14
Gambar 5. Thumb/finger web spans (11)
c. Tes tactile gnosis
6. Manual Muscle Testing
Tes ini membutuhkan partisipasi aktif pasien
Manual muscle testing dilakukan pada
dan mencakup obyek yang digunakan sehari-
keadaan berikut : menentukan secara tepat otot
hari seperti kunci, koin, peniti, penjepit kertas,
yang terkena setelah lesi saraf, evaluasi pre-
obeng, kelereng, kacang dan baut. Pada tes
operasi dalam menentukan otot mana yang
pickup Moberg (Moberg, 1958) dan tes
dapat digunakan dalam transfer tendon,
modifikasi Dellon (1981) pasien diminta untuk
membantu memonitor perkembangan motorik
mengambil obyek secepat mungkin dan
selama regenerasi saraf.
meletakkannya di dalam kotak dengan mata
Grading kekuatan otot dinilai sebagai berikut :
terbuka. Prosedur ini dicatat waktunya dan
0. kontraksi (-)
dibandingkan dengan tangan sisi yang lain. Jika
1. kontraksi otot minimal; tidak ada gerakan
pasien tidak dapat mengambil obyek karena
sendi.
fungsi motor yang jelek, tes ini dihentikan.
2. LGS penuh tanpa gravitasi
d. Tes obyektif
3. LGS penuh melawan gravitasi
Terdiri dari ninhydrin sweat test dan wrinkle
4. LGS penuh melawan gravitasi dengan
test; tes ini tidak memerlukan partisipasi pasien
tahanan ringan
karena mengandalkan respon simpatis. Sweat
5. LGS penuh melawan gravitasi dengan
test meng-identifikasi area yang mengalami

4
gangguan sekresi keringat menggunakan Prinsip dari repair saraf meliputi: Repair
Ninhydrin developer dan fixer. Wrinkle test saraf primer : dalam beberapa jam setelah
dilakukan dengan menempatkan tangan pada air cedera.Indikasi repair saraf primer adalah :
hangat (40ºC) selama 30 min (O’Rain, 1973) a. Transeksi tajam tanpa adanya elemen dari
dimana area yang mengalami denervasi tidak cedera crush
mengkerut. Tes-tes ini berguna untuk penilaian b. Tidak ada tension yang signifikan pada area
pasien anak, pasien yang tidak mampu
repair jika ujungnya digabungkan.
mengikuti tes formal / dengan kecurigaan
c. Kontaminasi luka minimal; terdapat bed yang
malingering. Hasil tes ini tidak berhubungan
secara langsung dengan sensibilitas selama cocok untuk otot, lemak atau tenosynovium
regenerasi saraf (Phelps and Walker, 1977). yang masih viable
e. Tinel’s sign d. Tidak didapatkan cedera lain yang dapat
Regenerasi saraf dapat dimonitor dengan Tinel’s menghalangi pemulihan sirkulasi, stabilitas
sign. Parastesia (misalnya sensasi pins dan skeletal, atau jaringan
needle) yang dirasakan oleh pasien ketika saraf e. Ruang dan peralatan operasi yang memadai,
diperkusi disebabkan oleh regenerasi akson termasuk magnifikasi
saraf yang sangat sensitif terhadap tekanan. f. Pasien dalam kondisi metabolik dan emosional
Menurut Tinel, tanda ini muncul sekitar 4-6 yang memadai
minggu setelah cedera, meskipun dapat Repair saraf primer delayed : 5 - 7 hari setelah
bervariasi tergantung derajat keparahan lesi. cedera.Repair saraf sekunder : > 1 minggu setelah
Meskipun tes ini memiliki keterbatasan (dapat
positif meskipun hanya ada sedikit serat yang cedera. Teknik repair saraf Ujung saraf (stump)
mengalami regenerasi), namun sangat berguna proksimal dan distal diisolasi dan dilakukan usaha
dalam mengkonfirmasi pertumbuhan aksonal. yang maksimal untuk mempertahankan vaskuler.
Untuk memeriksa Tinel’s sign, pemeriksa secara Perineurial (atau fascicular) repair merupakan
gentle melakukan perkusi sepanjang saraf teknik kedua yang sering dilakukan dalam repair
menggunakan ujung jari dengan arah dari distal saraf. Penyembuhan setelah repair saraf Selubung
ke proksimal, sampai timbul paraestesia. saraf yang telah direparasi, baik epineurium /
Sensasi ini, meskipun tidak menyenangkan, perineurium, memerlukan waktu 3 minggu untuk
tidak nyeri dan seharusnya dirasakan di perifer
memperoleh tensile strength yang cukup untuk
distribusi saraf daripada di titik yang ditekan
langsung. Tes ini diulang tiap beberapa minggu. menahan stress. Hasil repair saraf paling baik dalam
Prognosis baik jika terdapat progresi ke arah 3 bulan setelah cedera, namun persarafan kembali /
distal dari Tinel’s sign ini.8,10 re-inervasi masih diharapkan terjadi dalam 1 tahun
setelah cedera.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
dilakukan antara lain ultrasonografi (USG), REGENERASI SARAF
Computed Tomography (CT), Magnetic Resonance Faktor-faktor yang mempengaruhi
Imaging (MRI) disesuaikan dengan kondisi regenerasi saraf setelah cedera / repair mencakup :
pasien. usia pasien, level cedera, cedera lain yang
Pemeriksaan elektrodiagnosa (NCV-EMG) sangat berhubungan, derajat jaringan parut, akurasi dari
berguna dalam evaluasi kerusakan saraf tepi. fascicular alignment.13
Dengan cara ini kita dapat menentukan lokalisasi REHABILITASI CEDERA SARAF TEPI
lesi saraf, derajat kerusakan saraf dan mengetahui PADA TANGAN
terjadinya proses persarafan kembali.11 Program rehabilitasi pada pasien dengan cedera
saraf tepi pada tangan mempunyai tujuan:
REHABILITASI CEDERA SARAF TEPI 1. Memperbaiki sirkulasi serta mengurangi
PADA TANGAN PASCA REPAIR edema dapat dilakukan dengan cara :
Tatalaksana cedera saraf tepi pada tangan a. Elevasi tangan di atas kepala, meletakkan
meliputi terapi konservatif dan bedah. Pada pasien siku di sandaran kursi, tangan diganjal
dengan bantal / gulungan handuk
yang mengalami cedera fase neurotmesis, maka
sewaktu tidur
dianjurkan untuk dilakukan repair saraf. Faktor
b. Massage dengan arah sentripetal
yang paling menentukan apakah cedera saraf perlu c. Observasi pemasangan gips, verband,
dioperasi atau tidak adalah: mekanisme cedera, ortesa. Apabila terlalu ketat harus
derajat gangguan neurologis, derajat nyeri hebat diperbaiki
2. Memelihara / memperbaiki LGS : mencegah
Repair saraf
kekakuan sendi dan memberikan rangsangan
terhadap akhiran saraf sensorik.

5
3. Mencegah / mengkoreksi deformitas : ortesa tetapi ibu jari tetap bebas, selama 3-4 minggu
diberikan dengan tetap memperhatikan pula dimana kekuatan jaringan ikat dianggap cukup
fungsi jaringan lain yang ikut cedera, untuk menahan gerakan pergelangan tangan.
misalnya tulang, pembuluh darah, tulang dan Tahap berikutnya (minggu 5 – 6); gerakan
persendian. Untuk mencegah deformitas aktif pergelangan tangan secara gentle dimulai
biasanya diberikan ortesa statik atau setelah 4 minggu. Ekstensi pergelangan tangan
dinamik. Sedangkan untuk mengkoreksi secara aktif mulai dilakukan dengan fleksi jari-jari
deformitas dan membantu fungsi otot yang karena sering terjadi hambatan struktur, misalnya
lemah biasa digunakan ortesa dinamik. kulit, saraf dan tendon, yang menyebabkan soft
4. Memelihara / memperbaiki fungsi : latihan tissue tightness.
fungsi Activity of Daily Living Minggu 7 dan seterusnya; Tahanan/
5. Mencegah / menunda atrofi otot : dapat resistensi ringan ditambahkan dalam latihan fleksi-
diberikan perangsangan listrik secara ekstensi. Pasien berusaha untuk meng-ekstensikan
Galvanik. Bila dikerjakan secara benar, jari-jari dan pergelangan tangan secara aktif dan
penundaan atrofi otot dapat berlangsung simultan setelah flexor tightness teratasi. Jika masih
sampai 400 hari. ada soft tissue tightness, serial casting dilanjutkan
6. Memelihara / meningkatkan kekuatan otot hingga LGS penuh tercapai. Proses ini dapat terjadi
yang sehat 5,12 hingga beberapa bulan.

REHABILITASI PASCA REPAIR SARAF TATALAKSANA JARINGAN PARUT


PADA JARI DAN DESENTISASI
Saraf pada jari adalah saraf tepi yang Jahitan dilepas 10-14 hari setelah operasi.
paling Dapat dilakukan perlunakan jaringan parut dan
sering mengalami cedera (Clark, 1999). Untuk desensitisasi. Pijat secara gentle dengan oil
menghindari tension pada lokasi yang direpair, massage dapat dilakukan 4-6x/hari, dilakukan
repair saraf pada jari dilindungi selama 3 minggu secara bertahap dari pijatan ringan kemudian dapat
dengan dorsal hand-based splint yang ditingkatkan tekanannya. Pada jaringan parut yang
mempertahankan sendi MCP fleksi 50 - 70̊. Bagian padat dan / meninggi dapat diaplikasikan silicone
jari-jari dari splint seharusnya dapat meng- scar gel pada kulit yang bersih, kering dan bebas
ekstensikan penuh sendi IP. Latihan sendi IP secara minyak yang berfungsi sebagai shock absorber
gentle dapat dilakukan dengan menggunakan splint. pada saraf yang direpair.
Pasien seharusnya memiliki tujuan untuk dapat Program desensitisasi meliputi 2 hal :
meng-ekstensikan sendi IP maksimal hingga batas 1. Penyuluhan kepada penderita bahwa kepekaan
splint untuk mencegah berkembangnya suatu yang berlebihan tersebut merupakan proses
deformitas fleksi pada sendi PIP.13 alamiah yang selalu terjadi pada saraf tepi yang
Pada ibu jari, small hand-based thumb sedang tumbuh kembali, dan akan berkurang
post cocok untuk memposisikan sendi fleksi 35-40 ̊ secara bertahap sesuai dengan kematangannya.
tapi sendi IP dapat bergerak. Setelah periode 2. Memberikan perangsangan secara bertahap
splinting selama 3 minggu, pasien sebaiknya terhadap area yang mengalami problem
menghindari hiperekstensi jari selama 1 - 2 minggu tersebut.9,13
setelahnya. Massage pada jaringan parut dimulai
setelah angkat jahitan, pasien diminta untuk MODALITAS
merawat kulit dan cara menghindari cedera pada Pemberian modalitas untuk pemulihan
bagian kulit yang mati rasa. Latihan desensitisasi fungsional dan mencegah atrofi otot. Salah satunya
dilakukan pada lokasi repair. Regenerasi saraf adalah stimulasi listrik yang memiliki kontroversi
seringkali disertai paraesthesia / hyperaesthesia. 1 besar mengenai efek menguntungkan pada
lapis dari Opsite Flexifix pada area yang terkena pertumbuhan kembali saraf atau mengurangi
sering membantu melembabkan sensasi yang tidak kecepatan dan ketepatan reinnervasi. Modalitas
menyenangkan ini dan reedukasi sensoris dimulai lainnya, adalah terapi laser tingkat rendah atau
ketika moving-touch dapat dirasakan pada ujung fototerapi yang memiliki efek menjanjikan pada
jari.13 pertumbuhan saraf kembali.
TATALAKSANA REHABILITASI PASCA
REPAIR SARAF TEPI PADA RE-EDUKASI SENSORIS
PERGELANGAN TANGAN Program re-edukasi sensoris secara rutin
Tahap awal (minggu 1 - 4); Setelah repair dilakukan untuk mem-fasilitasi pemahaman dari pola
saraf medianus / ulnaris setinggi pergelangan sensori baru yang ditangkap oleh tangan. Masalah
tangan, tangan di-istirahatkan dengan dorsal splint utama adalah re-organisasi fungsi kortikal dari tangan
untuk mempertahankan pergelangan tangan pada yang timbul sebagai akibat dari axonal misdirection.
posisi sedikit fleksi untuk mencegah stress pada Meskipun sensibilitas protektif biasanya ada setelah
area yang direpair. Splint meluas hingga ujung jari repair saraf, namun fungsi diskriminatif taktil jarang

6
pulih kembali. Hal ini berhubungan langsung dengan 2nd ed: American Academy of Orthopaedic
cortical remapping. Trend terbaru rehabilitasi tangan Surgeon; 2000. p. 751;660-74.
memfokuskan pada modulasi proses saraf pusat 3. Jones LA, Lederman SJ. Hand Function Across
dibandingkan faktor perifer; dengan prinsip yang The Lifespan. Human Hand Function. New
telah berevolusi untuk mempertahankan representasi York: Oxford University Press; 2006. p. 151.
tangan secara kortikal menggunakan kapasitas otak 4. Neumann DA. Kinesiology of the
untuk interaksi visuo-tactile dan audio-tactile pada Musculoskeletal System. Missouri: Mosby;
fase awal setelah cedera saraf dan repair saraf (fase 2002.
1). Setelah re-inervasi tangan dimulai (fase 2), 5. Rochman F. Rehabilitasi Cedera Saraf Tepi. In:
pemberian selective de-afferentation yaitu cutaneous Hafid A, Darmadipura MS, editors. First
anaesthesia dari lengan bawah tangan yang cedera (2 National Congress of The Indonesian
minggu), memberi kesempatan representasi tangan Neurosurgical Association. Surabaya1991. p.
kortikal lebih berkembang, dan dengan demikian 211- 26.
meningkatkan efek dari sensory relearning. 21 6. Lars B. Dahlin, Mikael W, Nerve injuries of the
EDUKASI PASIEN upper extremity and hand. Effort Open Reviews,
Dalam setiap pelaksanaan program Vol 2, 2017.
rehabilitasi, keikutsertaan pasien dan / keluarganya 7. G Lunborg, B Rosen, Review Hand Function
secara aktif sangat diperlukan. Sehingga perlu After Nerve Repair. Journal Compilation,
diberikan suatu penyuluhan sedini mungkin agar Scandinavian Physiological Society. 2007
pasien memiliki motivasi yang tinggi. Penyuluhan 8. Lee SK, Wolfe SW. Peripheral Nerve Injury and
yang kita berikan meliputi antara lain: Repair. Journal of the American Academy of
1) Perlunya penderita agar tetap selalu Orthopaedic Surgeons. 2000:243-52.
menggerakkan / menggunakan tangannya, 9. Boscheinen-Morrin J. Peripheral Nerve Injuries.
sebatas kemampuan yang masih ada The Hand-Fundamentals of Therapy 3rd ed.
2) Bagaimana mengamati, mencegah adanya Oxford: Reed Educational and Professional
edema serta usaha untuk mengatasinya Publishing 2001. p. 57-69.
3) Daerah yang mengalami gangguan 10.Maynard CJ. Sensory Reeducation following
sensibilitas mudah mengalami cedera. peripheral nerve injury. In: James M Hunter
Oleh MD, Lawrence H.Schneider MD, Evelyn
karenanya pasien perlu berhati-hati J.Mackin LPT, Judith A.Bell OTR, editors.
sewaktu memasak, merokok, pekerjaan Rehabilitation of the Hand. Saint Louis: The
lainnya yang dapat menyebabkan cedera / C.V. Mosby Company; 1978. p. 318-22.
luka bakar. Pasien dapat mengkompensas 11.Gupta S. Hand, nerve injury repair. 2009;
secara visual Available
4) Parastesi (kesemutan / tertusuk) dan from:
hiperestesi (hipersensitif yang terasa .http://emedicine.medscape.com/article/1287077
nyeri) merupakan manifestasi yang normal -overview.
dari regenerasi saraf dan akan menghilang 12.Bodine SC, Lieber RL. Peripheral Nerve
dengan berjalannya waktu dan penggunaan Physiology, Anatomy and Pathology
tangan Orthopaedic Basic Science Biology of
5) Program-program yang akan dilaksanakan, Biomechanics and Musculosceletal System
meliputi tujuan, penghati-hati serta efek American Academy of Orthopaedic Surgeon;
jika tidak dilaksanakan dengan benar.5,10 2000. p. 631-77.
13.Sluis CKvd. Phases of Wound Healing and the
EVALUASI PEMULIHAN SARAF Rehabilitation of Complex Hand Injuries. In:
Sistem grading yang secara luas digunakan Santoso B, D.Soebadi R, Wulan SMM, Putra
untuk menilai pemulihan saraf dikembangkan oleh HL, Suroto H, Perdanakusuma D, et al., editors.
Medical Research Council untuk meng-evaluasi Course on Hand Dutch Foundation for Post
kembalinya fungsi motorik dan sensorik. Tujuan Graduate Medical Course in Indonesia.
pengukuran adalah pemulihan sensori termasuk tes Surabaya: Center for the Medical Scientific
density menggunakan moving dan static two-point Community; 2006. p. 113-9.
discrimination dan tes threshold menggunakan 14.Boscheinen-Morrin J. Assessment The Hand-
Semmes-Weinstein filaments.19 Fundamentals of Therapy. 3rd ed. Oxford: Reed
Educational and Professional Publishing; 2001.
DAFTAR PUSTAKA p. 1-10
1. Lynn Lypert, Clinical Kinesiology and Anatomy 15.Warwick D, Dunn R, Melikyan E, Vadher J.
5th Ed, F. A. Davis Company, 2011. Assessment. Hand Surgery. 1st ed. Italy:
2. Simon SR, Alaranta H, An K-N, Cosgarea A. Oxford University Press; 2009. p. 20-65.
Kinesiology Orthopaedic Basic Science Biology 16.Beasley RW. Principles of Treatment and
of Biomechanics and Musculosceletal System. Managing Injuries. In: Gumpert E, editor.

7
Beasley's Surgery of The Hand. 1st ed. New 19.Green DP, Hotchkiss RN, Pederson WC. Nerve
York: Thieme; 2003. p. 25-9. Repair and Grafting. Green's Operative Hand
17.Available from: http://indonesiamedicals. Surgery: Churcill Livingstone; 1999. p. 1387.
blogspot.com/2008/12/strategi-tindakan- 20.Green DP, Hotchkiss RN, Pederson WC, Wolfe
terhadap penderita.html. SW. Nerve Repair. Green's Operative Hand
18.Doyle JR. Nerve Injuries. Orthopaedic Surgery Surgery. 5th ed: Elsevier Inc.; 2008.
Essentials. 1st ed. Philadelphia: Lippincott 21. G L, B R. Hand function after nerve repair.
Williams & Wilkins, Inc.; 2006. p. 220-5. US National Library of Medicine National
Institutes of Health; 2007; Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17250571

8
9

You might also like