You are on page 1of 2

ALLAH TELAH LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA,

KARENA ITU JADILAH JUJUR DAN JANGAN MALAS

Tokoh :
Boneka Anak Perempuan bernama “Vini”
Pemain boneka “Vini” : Cece
Pengisi suara boneka “Vini” : Cici
Boneka Laki-laki dewasa sebagai “ayah” (Pemain boneka dan pengisi suara : Kak Surya)
Boneka perempuan dewasa sebagai “ibu”
Pemain boneka “Ibu” : Nana
Pengisi suara boneka “Ibu” : Kak Betty
Seorang narator sekaligus berperan sebagai kakak Vini, berdiri di sisi luar panggung
(Kak Emil)

Cerita:
Narator masuk ke panggung diiringi musik. Setelah musik berhenti, Narator lalu memberi salam
kepada anak-anak (penonton) dan memperkenalkan diri, serta memberitahukan judul
panggung boneka hari ini. Narator lalu mengajak anak-anak untuk menyimak dengan baik
panggung boneka yang akan ditampilkan. Narator lalu mengajak anak-anak berdoa.

Segera setelah narator selesai berbicara, masuklah Vini sambil menunjukkan kegelisahan.

Vini : “Aduh..., aduh..., gimana, ya?” (Vini mondar-mandir menunjukkan sikap bingung).
Narator : “Wah, adik-adik, lihat! Itu Vini, adikku! Mengapa, ya, dia kelihatan bingung dan
gelisah? Ayo kita tanya kepada dia!”
(Narator lalu menyapa Vini)
“Hai Vini, sedang apa Kamu mondar-mandir? Kok, Kamu kelihatan bingung?”
Vini : “Aduh, Kak! Bagaimana ini?”
Narator : “Apanya bagaimana?”
Vini : “Aku...aku...baru saja mencari tahu nilai ulanganku di sekolah....”
Narator : “Lalu..???”
Vini : “Aku...hmmm...nilai-nilaiku...tidak bagus, Kak!”
Narator : “Maksudmu...kamu dapat nilai jelek?!”
Vini : (Mengangguk-angguk)
“Papa-Mama pasti marah karena nilaiku jelek.
Apakah T u h a n Yesus j u g a akan marah k e p adaku , Kak?”
Narator : (Tersenyum lalu membelai rambut Vini)
Vini, Allah telah mengasihi kita! Karena begitu besar kasih Allah pada kita, Yesus
datang ke dunia supaya dosa dan kesalahan kita bisa diampuni. Kamu tahu, Yesus
mati di kayu salib untuk menggantikan kita yang berdosa. Tapi Yesus disalib untuk
menggantikan kita. Kalau kamu percaya kepada Tuhan Yesus. Ia memberikan
pengampunan dosa kepada kamu.
Vini : “Jadi, Yesus akan memaafkanku Kak.
Narator : “Iya, Yesus sanggup mengampuni segala dosa, tapi Kamu harus belajar lebih rajin
lagi dan tetap mengerjakan ujianmu dengan jujur! Memangnya kamu pikir, Kakak
tidak
pernah melakukan kesalahan? Kakak juga pernah anak-anak seperti Kamu! Dan

1
Kakak banyak melakukan kesalahan dan dosa-dosa. Tapi kakak bertobat, berusaha
tidak mengulangi lagi, dan meminta ampun kepada Tuhan Yesus.”
Vini : “Baiklah! Aku akan berdoa memohon ampun kepada Tuhan Yesus! Tapi bagaimana
dengan Papa-Mama? Apakah mereka akan memaafkan aku juga?”
(sementara Vini berkata-kata, papa-mama Vini masuk)
Narator : “Mengapa Kamu tidak menanyakan sendiri kepada Papa-Mama? Itu...mereka
datang!”
(Musik mengiringi masuknya papa-mama. Vini berpaling, lalu sedikit salah tingkah,
tapi kemudian menyambut papa-mamanya. Sambil bermanja-manja, dia menyapa
papa-mamanya)
Vini : “Papa..., Mama..., selamat pagi! Kok, kelihatan rapi sekali Pa, Ma?”
Papa : “Lho, setengah jam lagi kan, papa dan mama harus ke Gereja? Papa pikir Kamu
sudah siap-siap untuk pergi ke sekolah minggu
Ternyata belum siap!”
Vini : “Oh...eh...hehehe” (Vini, gugup)
“Barusan Vini telpon-telponan sama teman, Pa!”
Mama : “Terus, kamu ngobrolin apa aja sama temanmu Vin?”
Vini : “Hmmmm.... macam-macam Mah...,Oh Iya Ma, Vini punya kabar baik dan kabar buruk
nih”
Papa : “Ha??? Maksudmu?”
Vini : “Hmmm, Papa mau dengar yang mana dulu?”
Papa : “Ya sudah, kabar baik dulu!”
Vini : “Kabar baiknya! Allah telah mengasihi kita, Pa? Tuhan Yesus mau mengampuni dosa
dan kesalahan kita, waktu kita percaya kepada Tuhan Yesus! Betul, khan, Kak?!”
(Narator mengangguk sambil tersenyum).
Mama : “Lalu, kabar buruknya apa?”
Vini : “ Hmmm, aku...aku...aku dapat nilai jelek, Ma!” (sambil tertunduk)
Papa : “Oooo....” (papa berpaling membelakangi Vini, lalu berpikir sejenak...dan seperti
baru tersadar menghadap kembali ke arah Vini) “Apa???”
Vini : “Hehehe, maaf Pa, Ma!” (sambil garuk-garuk kepala). “Papa marah, ya?!”
Papa : (nada meninggi) “Tapi Kamu sudah mengerjakan ujianmu dengan jujur, khan?!”
Vini : (sambil menunduk) “Iya, Pa! Aku jujur!”
Mama : (nada meninggi) “Dan Kamu sudah berusaha belajar dengan rajin, khan?”
Vini : “Nah, itu dia, Ma! Aku kemarin agak malas belajar!”
Mama : “Nah, itu dia kesalahanmu! Papa-mama tidak marah Kamu dapat nilai kurang, asal
Kamu sudah berusaha belajar sungguh-sungguh dan sudah mengerjakan dengan
jujur! Tapi kalau ternyata Kamu malas-malasan, itu jelas salah!”
Papa : (Dengan tegas) “Vini! Tadi Kamu mengatakan bahwa Allah telah mengasihi Kamu,
bukan?! Nah, karena Allah telah mengasihi Kamu, maka kamu harus jujur dalam
segala hal, dan tidak boleh malas!”
Vini : “Baik, Pa, Ma! Aku menyesal dan minta maaf!”
Papa : “Ya sudah, Papa-Mama hampir terlambat pergi ke gereja! Sekarang Kamu mandi,
makan, lalu siap-siap pergi ke sekolah minggu ! Nanti malam, kita bicara lagi
sambil berdoa bersama! Kakak, tolong antar adikmu ke sekolah minggu, ya!”
Vini & : “Baik, Pa! Hati-hati, ya, Pa, Ma!”
Narator (Papa-Mama meninggalkan panggung, diikuti Vini ke arah lain. Musik mengiringi)
Narator : “Nah, adik-adik! Ingat pesan Papa Vini tadi? ALLAH TELAH LEBIH DAHULU
MENGASIHI KITA, KARENA ITU JADILAH JUJUR DAN JANGAN MALAS! Kakak akan
membacakan Firman Tuhan dari 1 Yohanes 4:10, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang
telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah
mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” Jadi ingat, ya, ALLAH
TELAH LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA, KARENA ITU JADILAH JUJUR DAN
JANGAN MALAS!
2

You might also like