You are on page 1of 62

EPIDEMIOLOGI COVID-19

dr. A Muchtar Nasir, M.Epid (08122572265)


Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

disampaikan pada Pelatihan Vaksinator COVID-19, Januari 2021


BAHASAN

SITUASI GLOBAL DAN INDONESIA

GAMBARAN UMUM COVID-19

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
WHO menetapkan
COVID-19 sebagai
WHO menetapkan Pandemi
WHO menetapkan nama
2019-nCoV sebagai
PHEIC/KKMMD 2019-nCoV menjadi
COVID-19

31 des 2019 4 Feb 2020 2 Maret 2020 13 April 2020

12 Feb 2020
30 Jan 2020 11 Maret 2020
Cluster
pneumonia Keppres
Keppres Nomor
Nomor 12
12 tahun
tahun
KMK Nomor Indonesia melaporkan 2020:
2020: COVID-19
COVID-19 sebagai
sebagai
HK.01.07/MENKES/104/2020: 2 kasus konfirmasi Bencana
Bencana Nasional
Nasional
Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019- COVID-19
nCoV) sebagai Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya
3
Penanggulangannya
Update Situasi Global COVID-19

CFR 2,16%

https://covid19.who.int/
Update Situasi Global COVID-19
WHO REGION

Update 13 Januari 2021


https://covid19.who.int/
Update Situasi Global COVID-19
Region South East Asia

Update 13 Januari 2021


https://covid19.who.int/
SEBARAN KASUS dan CFR MENURUT UMUR
KASUS + 1,25% 5,37% 27,3%
32% 10,7% 13,2% 18,2% 12,6% 6,6% 4,5%

KORSEL 0-9 th 10-19 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 th 60-69 th 70-79 th ≥ 80 th

CFR 0% 0% 0% 0,4% 1,3% 6,2% 14,7% 30% 47%

KASUS + 0,9% 1,2% 8,1% 17% 19,2% 22,4% 19,2% 8,8% 3,2%

CHINA 0-9 th 10-19 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 th 60-69 th 70-79 th ≥ 80 th

CFR 0% 0,18% 0,19% 0,23% 0,4% 1,3% 3,6% 7,9% 14.8%

https://www.cdc.go.kr/board/board.es?mid=a30402000000&bid=0030 UPDATE 15 APRIL 2020


Verity, et al. 2020. Estimates of the severity of coronavirus disease 2019: a model-based analysis
COVID-19 10 Provinsi Tertinggi:
Update hingga 13 Januari 2021 pukul 16.00 WIB
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, Riau,
Sumatera Barat, Banten, dan
Bali

HASIL NEGATIF
4.522.094

ORANG DIPERIKSA
5.380.137
Kasus Konfirmasi Kasus Meninggal
858.043 24.951
KASUS SUSPEK
(+11.278) (+306)
Kasus Sembuh Kasus Aktif 59.667
703.464 126.628
(+7.657)
SPESIMEN DIPERIKSA
8.063.068
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 di Indonesia
Update hingga 13 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB

• Sampai tanggal 13 Januari 2021 terdapat 858.043 kasus konfirmasi positif, naik 11.278 kasus. Ini merupakan kenaikan kasus
tertinggi sejak kasus pertama kali di Indonesia.
• Jumlah kasus harian berdasarkan jumlah yang dilaporkan oleh Kemkes, bukan menggambarkan jumlah kasus yang terinfeksi
pada hari tersebut
• Positivity rate masih diatas 10% (standar WHO <5%)
• Pencapaian untuk threshold pemeriksaan laboratorium 1 orang per 1000 penduduk per minggu masih belum mencapai angka
target→ posisi saat ini ada di 0.85 per 1000 penduduk per minggu
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 Sembuh dan Meninggal di Indonesia
Update hingga 13 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB

81,99%

2,91 %

• Case fatality rate (CFR) sebesar 2,91% (N = 24.951); bertambah 306 kasus meninggal
• Recovery rate sebesar 81,99% (N = 703.464); bertambah 7657 kasus sembuh
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 Sembuh dan Meninggal di Indonesia
Update hingga 12 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB
JAWA TIMUR 6,99
LAMPUNG 5,03
SUMATERA SELATAN 5,02
NUSA TENGGARA BARAT 4,61
JAWA TENGAH 4,45
ACEH 4,12
KALIMANTAN SELATAN 3,70
SUMATERA UTARA 3,65
BENGKULU 3,21
SULAWESI UTARA 3,19
MALUKU UTARA 3,11
BALI 2,86
SULAWESI TENGAH 2,71
KALIMANTAN TENGAH 2,70
NUSA TENGGARA TIMUR 2,66
GORONTALO 2,64
KALIMANTAN TIMUR 2,63 Angka Nasional
KEPULAUAN RIAU 2,46
RIAU 2,34
SULAWESI BARAT 2,26 2,91%
BANTEN 2,25
SUMATERA BARAT 2,23
DI YOGYAKARTA 2,16
SULAWESI TENGGARA 1,92
BANGKA BELITUNG 1,74
JAMBI 1,72
SULAWESI SELATAN 1,72
PAPUA BARAT 1,67
DKI JAKARTA 1,67
MALUKU 1,51
KALIMANTAN UTARA 1,33
JAWA BARAT 1,23
PAPUA 1,14
KALIMANTAN BARAT 0,82
Proporsi Kasus Konfirmasi, Sembuh, dan Meninggal Menurut Jenis Kelamin

Sumber: covid19.go.id per tgl 13 Jan 2021 at 4.00 pm


Distribusi Kasus Konfirmasi dan Meninggal Menurut Golongan Umur

Kasus Konfirmasi Kasus Konfirmasi Meninggal


Data tidak lengkap 2,4% Sumber: covid19.go.id per tgl 13 Jan 2021 at 4.00 pm
BAHASAN

SITUASI GLOBAL DAN INDONESIA

GAMBARAN UMUM COVID-19

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENDAHULUAN

7 Coronavirus Yang Teridentifikasi Menginfeksi Manusia


CoVs 4 genus : ALPHA, BETA, gamma, delta
CoVs yang umum menginfeksi manusia CoVs lain menginfeksi manusia (bahaya): beta
1.229E (alpha) 5. SARS-CoV→ SARS (2002-2003) – (CFR 9%)
2.NL63 (alpha) Himalayan palm Civet
3.OC43 (beta) 6. MERS-CoV →MERS (2012-sekarang) – (CFR 35 %)
4.HKU1 (beta) Dromedary
Camel
• Common cold 7. SARS-CoV2→ COVID-19 –(CFR 4%)
• Ringan
Saluran pernapasan atas pangolin, mink

• Pneumonia berat
• Distres syndrome

https://jvi.asm.org/content/jvi/86/7/3995.full.pdf
PENDAHULUAN

SARS-CoV-2 VUI 202012/01


• Pemerintah Inggris Raya dan Irlandia Utara melaporkan
adanya virus SARS-CoV-2 varian baru → VUI 202012/01.
• Virus varian baru memiliki perubahan besar ditandai
dengan 17 mutasi unik pada gen-gen tertentu.
• Belum ada bukti bahwa varian tersebut terbukti
menimbulkan keganasan atau kegawatan (severity) pada
pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.
• Virus SARS-CoV-2 yang telah berhasil disekuensing di
Badan Litbang Kesehatan berasal dari Jawa Barat, Jawa
Timur, DKI Jakarta,Banten, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Papua. Hasil
penelusuran genetika pada 125 virus SARS-CoV-2
Indonesia yang dipublikasi di GISAID saat ini, tidak
https://www.ecdc.europa.eu/sites/default/files/documents/SARS-CoV-2-
ditemukan adanya 17 mutasi unik tersebut.
variant-multiple-spike-protein-mutations-United-Kingdom.pdf
REPLIKASI VIRUS
Nama virus
REPLIKASI VIRUS penyebab COVID-19:
SARS-CoV-2

Reseptor ACE2:
Paru-paru, saluran cerna, jantung
dan pembuluh darah, organ berotot
polos, ginjal, kulit, mulut, hidung,
hati,otak
LAMA VIRUS BERTAHAN DI PERMUKAAN
• Aerosol 3 jam (waktu paruh 1,5
jam)
• Tembaga :4 jam (1 jam)
• Kardus 24 jam (3 jam)
• Stainless steel: 72 jam (6 jam)
• Plastik 72 jam (7 jam)

• Penting untuk melakukan disinfeksi


pada permukaan yang sering
disentuh
• Cuci tangan dengan air dan sabun,
atau hand-sanitizer berbasis
alkohol.
Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson BN, et al. 2020. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1. N Engl J
Med. 2020 Apr 16;382(16):1564-1567. doi
STABILITAS CORONAVIRUS
• Coronavirus sensitive terhadap panas ( >27oC) dan sinar UV alamiah
• Non aktif pada pelarut lipid selama 30 menit, eter alcohol 75%,
disinfektan chlorin
• Alkohol 75% untuk kulit
• Bleach 1-3% dan clorin untuk meja, kursi, lantai dll
• Steril alat (mainan, botol susu dll) panaskan pada 100oC.
• Ventilasi Udara yang baik
MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS
Sakit kepala Demam

Hilang pembau (anosmia) Coryza/pilek


Hilang perasa (ageusia)
Nyeri tenggorokan

Mual/muntah
Batuk
myalgia
sesak
Kelelahan / fatique
Berat: Pneumonia, ARDS, Gagal Ginjal

diare

^ttps://apps.who.int/iris/handle/10665/333752
*https://doi.org/10.1038/s41591020-0916-2. . 2
MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS

Kasus berat dan kematian meningkat pada orang yang dengan


kondisi penyerta
Comorbidity and its Impact on Patients with COVID.https://doi.org/10.1007/s42399-020-00363-49
MANIFESTASI KLINIS

Proporsi Penyakit Komorbid pada Kasus Konfirmasi dan Meninggal

Kasus Konfirmasi Kasus Meninggal

Sumber: covid19.go.id per tgl 13 Jan 2021 at 4.00 pm


CARA PENULARAN

CARA PENULARAN
masa inkubasi:
rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan
14 hari namun dapat mencapai 14 hari.

utamanya ditularkan dari orang yang bergejala


(simptomatik) melalui
1-2m
• melalui droplet saluran napas (batuk, bersin,
bicara)
• kontak dengan benda atau permukaan yang
terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung Transmisi airborne saat prosedur atau perawatan suportif
atau mata yang menghasilkan aerosol (bronkoskopi, intubasi dll)
Kemungkinan transmisi airborne di setting publik,
terutama pada kondisi padat, tertutup, dan berventilasi
buruk→Kombinasi dengan tranmisi droplet dan kontak
25
CARA PENULARAN

CARA PENULARAN
Orang yg terinfeksi bisa sebagai sumber penularan ter
utama 2 hari sebelum sakit (presimptomatis)
hingga selama sakit
Asimptomatis Berpotensi menularkan

Tidak menemukan virus yang dapat


dikultur setelah onset gejala hari ke-8

Studi lain# ketidakmampuan untuk


membiakkan virus setelah onset gejala
hari ke 7-9.

*emporal dynamics in viral shedding and transmissibility of COVID-19. https://doi.org/10.1038/s41591-020-0869-5Virological assessment of hospitalized patients with COVID-2019. https://doi.org/10.1038/s41586-020-2196-x R
26
# Bullard J, Dusk K, Funk D, et al. Predicting infectious SARS-CoV-2 from diagnostic samples, Clin Infect Dis. 2020 doi: 10.1093/cid/ciaa638: Centers for Disease Control and Prevention, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Symptom-
Based Strategy to Discontinue Isolation for Persons with COVID-19. Website, accessed on 12 June 2020.
FAKTOR RISIKO

FAKTOR RISIKO
Penyakit Komorbid • Riwayat perjalanan/tinggal
(hipertensi, Diabetes daerah tranmisi
Militus, PPOK, dll) • Kontak kasus konfirmasi
/probable

Merokok,
USIA
Obesitas
DIAGNOSIS LABORATORIUM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
❑ Diagnosis:
a. Metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR
b. Perlu 2x hasil dengan jarak minimal 24 jam untuk
mendiagnosis
❑ Rapid test antibodi tidak bisa digunakan untuk diagnosis
hanya digunakan untuk keperluan penelitian-serosurvei
❑ Rapid test antigen dapat dipergunakan sebagai alternatif
diagnosis COVID-19 dengan memperhatikan beberapa hal
yaitu kriteria pemilihan, kriteria penggunaan, fasilitas
pemeriksaan dan petugas pemeriksa, alur pemeriksaan,
pengelolaan spesimen, keselamatan hayati (biosafety),
pencatatan dan pelaporan, penjaminan mutu pemeriksaan,
serta pengelolaan limbah pemeriksaan.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

PENCEGAHAN dan PENGOBATAN


• Saat ini, belum ada terapi spesifik seperti
antiviral untuk COVID-19.
• Pengobatan ditujukan sebagai terapi
simptomatis dan suportif.
• Vaksinasi masih dalam tahap pengembangan
• Pencegahan perlu dilakukan di masyarakat
dan fasilitas pelayanan kesehatan
AGEN, HOST, ENVIRONMENT

AGEN, HOST, ENVIRONMENT


• Sangat Infeksius, Angka Reproduksi : 2-4
• Masa laten < Masa Inkubasi
• Vaksin dalam proses pengembangan
• Pengobatan simptomatis

• Kelompok Usia dengan


rentang berbeda antar
negara • Lingkungan yang
• Penderita Penyakit feasible menyimpan
Kronis: seperti hipertensi droplet
(15-30%), penyakit • Mobilitas penduduk
jantung (2,5-15%), yang meningkat
diabetes, penyakit • Tingkat Kepadatan
pernafasan, dll penduduk yang tinggi
(perkotaan)
KONSEP HERD IMMUNITY

• Sejumlah proporsi masyarakat telah


memiliki kekebalan baik karena infeksi
alami ataupun karena vaksin, yang mampu
untuk menghentikan KLB lebih luas
• Dicapai tanpa menempatkan orang pada
risiko tinggi → kematian →layanan
kesehatan
• Contoh HI: polio, campak, mumps dll

vaksin merupakan salah satu alternatif paling aman


untuk mencapai herd immunity
PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19

Situasi untuk COVID-19 dimana


vaksin baru tersedia pada masa
pandemi

Situasi jika vaksin sudah ada sejak


awal pandemi
(tidak sesuai untuk kondisi pandemi
COVID-19 saat ini)

(Speiser, Bachmann, 2020)


Penyuntikan Vaksin Hari Pertama
13 Januari 2021
BAHASAN

SITUASI GLOBAL DAN INDONESIA

GAMBARAN UMUM COVID-19

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Revisi 1 Revisi 2
Revisi 5

Perubahan isi
pada setiap
BAB

Revisi 3 Revisi 4

Dilakukan revisi ke-5,


sesuai dengan:
• Perkembangan kasus
• Perkembangan informasi
• Penyesuaian pengambilan
kebijakan

39
Download: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/kmk-no-hk-01-07-menkes-413-2020-ttg-pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-covid-19/
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN


Surveilans

KOLABORASI & KOORDINASI


Diagnosis laboratorium

LINTAS SEKTOR
Manajemen Klinis

Pencegahan dan Pengendalian


Penularan
Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan
Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Esensial

Penyediaan Sumber Daya


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

STRATEGI PENGENDALIAN

MENGGUNA-
TEST TRACE KAN MASKER

KOLABORASI
CONTAIN
MENT MENJAGA MENCUCI
- Isolasi TREAT JARAK TANGAN
- Karantina

PEMERINTAH MASYARAKAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PROTOKOL KESEHATAN
Pakai masker

ADAPTASI KEBIASAAN BARU


3 PESAN KUNCI (MASKER, MENCUCI

Cuci tangan Jaga jarak


TANGAN, MENJAGA JARAK)

disinfeksi
Gizi seimbang

Kelola stress

Mandi setelah
bepergian

olahraga Tidur cukup Kelola komorbid


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Persepsi dan Perilaku Masyarakat terhadap COVID-19


Survei KAP (Knowledge, attitude, practice) COVID-19
yang dilakukan oleh Johns Hopkins Center for
Communication Program (JHCCP) bekerja sama dengan
Facebook, WHO, Massachusetts Institute of
Technology (MIT), dan Global Outbreak Alert and
Response Network (GOARN) di 67 negara, termasuk
Indonesia, memberikan gambaran pengetahuan, sikap
dan praktik masyarakat seputar COVID-19

Persepsi Masyarakat masih rendah


Perilaku Disiplin Protokol Kesehatan menurun
Sumber: Juknis Vaksinasi COVID-19
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Paparan dan Kepercayaan Masyarakat Indonesia Terhadap


Media/Sumber Informasi terkait COVID-19

Survei KAP (Knowledge, attitude,


practice) COVID-19 yang dilakukan oleh
Johns Hopkins Center for
Communication Program (JHCCP)
bekerja sama dengan Facebook, WHO,
Massachusetts Institute of Technology
(MIT), dan Global Outbreak Alert and
Response Network (GOARN) di 67
negara, termasuk Indonesia,
memberikan gambaran pengetahuan,
sikap dan praktik masyarakat seputar
COVID-19

Masyarakat masih kurang terpapar langsung oleh informasi dari sumber terpercaya
Sumber: Juknis Vaksinasi COVID-19
PERUBAHAN ISTILAH PADA PEDOMAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN COVID-19 REVISI 5

PDP DAN ODP KONTAK


SUSPEK
ERAT

OTG KONTAK ERAT

KONFIRMASI
KONFIRMASI - TIDAK BERGEJALA (ASIMPTOMATIK)
- BERGEJALA (SIMPTOMATIK)

ISTILAH BARU
- KASUS PROBABLE
- DISCARDED
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DEFINISI OPERASIONAL (1)


KASUS SUSPEK KASUS SUSPEK
(pedoman Revisi 5) (dalam proses perubahan)

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:


Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria 1. Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN salah satu kriteria epidemiologis:
berikut: Kriteria Klinis:
a. Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam* dan batuk; ATAU
1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut b. Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam (≥380C)/ riwayat demam*,
(ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tersumbat*, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran
DAN
tinggal di negara/wilayah Indonesia yang Kriteria Epidemiologis:
melaporkan transmisi lokal**. a. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di
tempat berisiko tinggi penularan**; ATAU
2. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* b. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal***; ATAU
c. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan,
memiliki riwayat kontak dengan kasus baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan
konfirmasi/probable COVID-19. kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak; ATAU
d. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** konfirmasi/probable COVID-19.
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit 2. Seseorang dengan ISPA Berat****;
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan 3. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau
ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat
gambaran klinis yang meyakinkan. diidentifikasi.
46
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DEFINISI OPERASIONAL (2)


KASUS PROBABLE KASUS PROBABLE
(pedoman Revisi 5) (dalam proses perubahan)

Kasus suspek dengan ISPA Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis yang
Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan COVID-19; DAN memiliki salah satu kriteria sebagai
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil berikut:
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. a. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR; ATAU
Ket: termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan lab. RT-PCR dengan b. Hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR satu kali negatif dan tidak
alasan apapun. dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR yang kedua.

KEMATIAN KEMATIAN
(pedoman Revisi 5) (dalam proses perubahan)

Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
adalah kasus konfirmasi/ probable COVID-19 yang konfirmasi COVID-19 yang meninggal dalam masa isolasi atau kasus
meninggal. probable.

47
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DEFINISI OPERASIONAL (3)


KONTAK ERAT PELAKU PERJALANAN
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
yang dimaksud antara lain: maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau


kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka
waktu 15 menit atau lebih.
DISCARDED
b. Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus probable atau
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dll).
1. Seseorang dengan status suspek dengan hasil pemeriksaan RT-
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang
>24 jam.
sesuai standar.
2. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
masa karantina selama 14 hari.
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan dilihat pada
lampiran 5). KASUS KONFIRMASI
Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 - Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi. - Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) 48
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DEFINISI OPERASIONAL (4)


SELESAI ISOLASI
(dalam proses perubahan)

Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:


Tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR
Kasus konfirmasi tanpa gejala dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis
(asimptomatik) konfirmasi.

Tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR


Kasus konfirmasi dengan gejala
dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
ringan/sedang
tidak lagi menunjukkan tanda/gejala klinis COVID-19.

Kasus konfirmasi dengan gejala Dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah
berat/kritis minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan tanda/gejala klinis COVID-19

Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus probable/kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen Klinis.

Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria
selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan
49
pemantauan atau oleh DPJP.
MANAJEMEN KESMAS

KASUS SUSPEK KASUS PROBABLE


1. Kegiatan ISOLASI dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien
(terlampir). 1. Kegiatan ISOLASI dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien
Isolasi dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kasus suspek. (terlampir).
Isolasi dapat dihentikan apabila kasus memenuhi kriteria discarded Isolasi pada kasus probable dilakukan selama belum dinyatakan
2. Dilakukan PENGAMBILAN SPESIMEN pada hari KE-1 dan KE-2 untuk selesai isolasi sesuai dengan pembahasan di manajemen klinis BAB V.
pemeriksaan RT-PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas
laboratorium setempat yang berkompeten dan berpengalaman di 2. PEMANTAUAN:
fasyankes atau lokasi pemantauan • dilakukan berkala selama belum dinyatakan selesai isolasi sesuai
3. PEMANTAUAN: dengan definisi operasional selesai isolasi. Pemantauan dilakukan
• dilakukan berkala selama menunggu hasil pemeriksaan lab. oleh petugas FKRTL. Jika sudah selesai isolasi/pemantauan maka
• Pada suspek yang melakukan isolasi mandiri di rumah, dapat diberikan surat pernyataan selesai masa pemantauan
pemantauan dilakukan oleh petugas FKTP dan berkoordinasi
dengan dinas kesehatan setempat. 3. Apabila kasus probable meninggal, tatalaksana pemulasaran
• Pemantauan dapat dihentikan apabila hasil pemeriksaan RT-PCR jenazah sesuai protokol pemulasaran jenazah kasus konfirmasi
selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam COVID-19.
menunjukkan hasil negatif.
• Kasus suspek yang sudah selesai isolasi dan pemantauan, dapat 4. KOMUNIKASI RISIKO
diberikan surat pernyataan selesai masa pemantauan. • kepada kontak erat kasus berupa informasi mengenai COVID-19,
4. KOMUNIKASI RISIKO pencegahan penularan, pemantauan perkembangan gejala, dan
• Pada kasus termasuk kontak eratnya lain-lain.
• Suspek yang melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan
sesuai dengan protokol isolasi mandiri. 5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI • Tetap dilakukan untuk mengidentifikasi kontak erat.
• dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai suspek, termasuk 50
dalam mengidentifikasi kontak erat.
MANAJEMEN KESMAS

KASUS KONFIRMASI PELAKU PERJALANAN


1. Kegiatan ISOLASI dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien (terlampir).
Isolasi pada kasus konfirmasi dilakukan selama belum dinyatakan selesai • Pelaku perjalanan harus mengikuti ketentuan sesuai protokol kesehatan
isolasi sesuai dengan pembahasan di manajemen klinis BAB V.
ataupun ketentuan perundangan yang berlaku.
2. PENGAMBILAN SPESIMEN 1x pada kasus berat/ kritis untuk follow up
pemeriksaan RT-PCR dilakukan di rumah sakit. Pada kasus tanpa gejala,
ringan dan sedang tidak perlu dilakukan follow up pemeriksaan RT-PCR. • Bagi pelaku perjalanan yang akan berangkat ke luar negeri harus
• Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat mengikuti protokol yang sudah ditetapkan negara tujuan.
yang berkompeten dan berpengalaman di fasyankes atau lokasi
pemantauan • Seluruh penumpang dan awak alat angkut dalam melakukan perjalanan
3. PEMANTAUAN: harus dalam keadaan sehat dan menerapkan prinsip-prinsip
• dilakukan berkala selama belum dinyatakan selesai isolasi sesuai pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19 dan harus memiliki
dengan definisi operasional selesai isolasi. persyaratan sesuai dengan peraturan kekarantinaan yang berlaku.
• dilakukan berkala selama menunggu hasil pemeriksaan lab.
• Pada kasus yang melakukan isolasi mandiri di rumah, pemantauan • Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandar udara atau
dilakukan oleh petugas FKTP/FKRTL dan berkoordinasi dengan dinas pelabuhan keberangkatan/kedatangan melakukan kegiatan
kesehatan setempat. pemeriksaan suhu tubuh terhadap penumpang dan awak alat angkut,
• Kasus suspek yang sudah selesai isolasi dan pemantauan, dapat pemeriksaan lain yang dibutuhkan serta melakukan verifikasi kartu
diberikan surat pernyataan selesai masa pemantauan. kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) secara elektronik
4. KOMUNIKASI RISIKO maupun non elektronik.
• Pada kasus termasuk kontak eratnya.
• Kasus yang melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai • Untuk, peningkatan kewaspadaan, Dinas kesehatan daerah
dengan protokol isolasi mandiri. Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengakses informasi kedatangan pelaku
5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI perjalanan yang melalui bandara atau pelabuhan ke wilayahnya melalui
• pada kasus konfirmasi juga termasuk dalam mengidentifikasi kontak aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC).
erat. 51
MANAJEMEN KESMAS

KONTAK ERAT
1. KegiatanKARANTINA dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien (terlampir).
Karantina dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan dengan kasus probable
atau konfirmasi COVID-19. Karantina dapat dihentikan apabila selama masa karantina tidak menunjukkan gejala (discarded).
2. PEMANTAUAN:
• dilakukan berkala untuk memantau perkembangan gejala.
• Apabila selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria suspek maka dilakukan tatalaksana sesuai kriteria.
• Pemantauan dapat melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian.
• Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas FKTP dan
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.
• Kontak erat yang sudah selesai karantina/pemantauan, dapat diberikan surat pernyataan selesai pemantauan.
3. Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk segera
dilakukan PEMERIKSAAN RT PCR sejak kasus dinyatakan sebagai kasus probable atau konfirmasi.
•Hasil (+) : melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi, muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria
kasus konfirmasi simptomatik.
•Hasil (-) : tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina, muncul gejala dilakukan tata laksana
sesuai kriteria kasus suspek.
4. KOMUNIKASI RISIKO
Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kontak erat berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika muncul gejala, dan lain-lain.
5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi dilakukan ketika kontak erat mengalami perkembangan gejala sesuai kriteria kasus suspek/konfirmasi.

52
MANAJEMEN KESMAS

RINGKASAN ALUR MANAJEMEN KESMAS (1)


(dalam proses perubahan)

53
MANAJEMEN KESMAS

RINGKASAN ALUR MANAJEMEN KESMAS (2)


(dalam proses perubahan)
MANAJEMEN KESMAS

Karantina dan Isolasi


(UU no.6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan)
➔ Proses memutus rantai penularan atau mengurangi risiko paparan/penularan COVID-19 :

Karantina : Upaya memisahkan individu yang sehat


atau belum ada gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat
kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki
riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi
local → tujuan identifikasi dini

Isolasi : Upaya memisahkan individu yang sakit


(Konfirmasi/Suspek/Probable) dengan masyarakat
luas
MANAJEMEN KESMAS

Karantina/Isolasi
→ Dalam rangka Mencegah Terjadinya Penularan Lebih Lanjut

Tanpa Karantina/Isolasi Penularan akan terus berlanjut

Isolasi
Karantina dan Isolasi
adalah upaya yang
SANGAT PENTING
Karantina dalam memutus
penularan COVID-19
Dengan Karantina/Isolasi Penularan akan berhenti
MANAJEMEN KESMAS

PELACAKAN KONTAK
“kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19”

Proses untuk mengidentifikasi, menilai dan mengelola orang-orang yang berkontak


dengan kasus konfirmasi/probabel untuk memutus rantai transmisi dan mencegah
penularan lebih lanjut.

Gambaran jika tidak dilakukan pelacakan kontak dan karantina


57
Buku Saku Contact Tracing

Dapat didowload di link berikut:


https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Contact_Tracing_A6_ver2.1.pdf
MANAJEMEN KESMAS

IDENTIFIKASI KONTAK

PENEMUAN KONTAK PENEMUAN KONTAK


PROBABLE/ KONFIRMASI BERGEJALA KONFIRMASI ASIMPTOMATIS
2 HARI SEBELUM 14 HARI SETELAH SAKIT 2 HARI SEBELUM TGL 14 HARI SETELAH TGL
SAKIT(ONSET) (ONSET) AMBIL SPESIMEN AMBIL SPESIMEN

TANGGAL MULAI TGL AMBIL SPESIMEN


SAKIT/ONSET KONFIRMASI
Tanggal 28 Mei 29 Mei 2020 30 Mei 2020 31 Mei 1 Juni Dst
2020 (Onset gejala) 2020 2020
Tempat yang Rumah A Restoran Sekolah Rumah Puskesmas Rumah Dst Dst
dikunjungi Teman sakit
Orang/ Nama A Nama C … … dr. dr Dst Dst
kontak (mis)
Nama B Nama D … … perawat perawat Dst Dst
(mis)
Dst. Dst. … … Dst. Dst. Dst. Dst. 59
MANAJEMEN KESMAS

Penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
• Utamakan wawancara melalui telepon untuk memperkecil risiko penularan.
• Jika harus bertemu langsung, lakukan di luar ruangan/tempat dengan ventilasi baik/terbuka,
jaga jarak minimal 1 meter, gunakan APD yang sesuai, dan pastikan orang yang diwawancara
juga menggunakan masker/masker medis.
• Cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah wawancara.
• Pastikan tidak menyentuh barang-barang
DAFTAR APD
wawancara langsung Melalui telepon/alat komunikasi lain

- Masker medis dan pelindung (face - Tidak memerlukan APD


shield) untuk petugas.
- Masker medis untuk responden.
- Termometer suhu tanpa sentuh, jika
tersedia.
- Handsinitizer berbasis alkohol.
KARANTINA DAN ISOLASI MANDIRI
TERIMA KASIH

You might also like