Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
WHO menetapkan
COVID-19 sebagai
WHO menetapkan Pandemi
WHO menetapkan nama
2019-nCoV sebagai
PHEIC/KKMMD 2019-nCoV menjadi
COVID-19
12 Feb 2020
30 Jan 2020 11 Maret 2020
Cluster
pneumonia Keppres
Keppres Nomor
Nomor 12
12 tahun
tahun
KMK Nomor Indonesia melaporkan 2020:
2020: COVID-19
COVID-19 sebagai
sebagai
HK.01.07/MENKES/104/2020: 2 kasus konfirmasi Bencana
Bencana Nasional
Nasional
Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019- COVID-19
nCoV) sebagai Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya
3
Penanggulangannya
Update Situasi Global COVID-19
CFR 2,16%
https://covid19.who.int/
Update Situasi Global COVID-19
WHO REGION
KASUS + 0,9% 1,2% 8,1% 17% 19,2% 22,4% 19,2% 8,8% 3,2%
HASIL NEGATIF
4.522.094
ORANG DIPERIKSA
5.380.137
Kasus Konfirmasi Kasus Meninggal
858.043 24.951
KASUS SUSPEK
(+11.278) (+306)
Kasus Sembuh Kasus Aktif 59.667
703.464 126.628
(+7.657)
SPESIMEN DIPERIKSA
8.063.068
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 di Indonesia
Update hingga 13 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB
• Sampai tanggal 13 Januari 2021 terdapat 858.043 kasus konfirmasi positif, naik 11.278 kasus. Ini merupakan kenaikan kasus
tertinggi sejak kasus pertama kali di Indonesia.
• Jumlah kasus harian berdasarkan jumlah yang dilaporkan oleh Kemkes, bukan menggambarkan jumlah kasus yang terinfeksi
pada hari tersebut
• Positivity rate masih diatas 10% (standar WHO <5%)
• Pencapaian untuk threshold pemeriksaan laboratorium 1 orang per 1000 penduduk per minggu masih belum mencapai angka
target→ posisi saat ini ada di 0.85 per 1000 penduduk per minggu
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 Sembuh dan Meninggal di Indonesia
Update hingga 13 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB
81,99%
2,91 %
• Case fatality rate (CFR) sebesar 2,91% (N = 24.951); bertambah 306 kasus meninggal
• Recovery rate sebesar 81,99% (N = 703.464); bertambah 7657 kasus sembuh
Perkembangan Harian Kasus COVID-19 Sembuh dan Meninggal di Indonesia
Update hingga 12 Januari 2021 Pukul 16.00 WIB
JAWA TIMUR 6,99
LAMPUNG 5,03
SUMATERA SELATAN 5,02
NUSA TENGGARA BARAT 4,61
JAWA TENGAH 4,45
ACEH 4,12
KALIMANTAN SELATAN 3,70
SUMATERA UTARA 3,65
BENGKULU 3,21
SULAWESI UTARA 3,19
MALUKU UTARA 3,11
BALI 2,86
SULAWESI TENGAH 2,71
KALIMANTAN TENGAH 2,70
NUSA TENGGARA TIMUR 2,66
GORONTALO 2,64
KALIMANTAN TIMUR 2,63 Angka Nasional
KEPULAUAN RIAU 2,46
RIAU 2,34
SULAWESI BARAT 2,26 2,91%
BANTEN 2,25
SUMATERA BARAT 2,23
DI YOGYAKARTA 2,16
SULAWESI TENGGARA 1,92
BANGKA BELITUNG 1,74
JAMBI 1,72
SULAWESI SELATAN 1,72
PAPUA BARAT 1,67
DKI JAKARTA 1,67
MALUKU 1,51
KALIMANTAN UTARA 1,33
JAWA BARAT 1,23
PAPUA 1,14
KALIMANTAN BARAT 0,82
Proporsi Kasus Konfirmasi, Sembuh, dan Meninggal Menurut Jenis Kelamin
• Pneumonia berat
• Distres syndrome
https://jvi.asm.org/content/jvi/86/7/3995.full.pdf
PENDAHULUAN
Reseptor ACE2:
Paru-paru, saluran cerna, jantung
dan pembuluh darah, organ berotot
polos, ginjal, kulit, mulut, hidung,
hati,otak
LAMA VIRUS BERTAHAN DI PERMUKAAN
• Aerosol 3 jam (waktu paruh 1,5
jam)
• Tembaga :4 jam (1 jam)
• Kardus 24 jam (3 jam)
• Stainless steel: 72 jam (6 jam)
• Plastik 72 jam (7 jam)
MANIFESTASI KLINIS
Sakit kepala Demam
Mual/muntah
Batuk
myalgia
sesak
Kelelahan / fatique
Berat: Pneumonia, ARDS, Gagal Ginjal
diare
^ttps://apps.who.int/iris/handle/10665/333752
*https://doi.org/10.1038/s41591020-0916-2. . 2
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
CARA PENULARAN
masa inkubasi:
rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan
14 hari namun dapat mencapai 14 hari.
CARA PENULARAN
Orang yg terinfeksi bisa sebagai sumber penularan ter
utama 2 hari sebelum sakit (presimptomatis)
hingga selama sakit
Asimptomatis Berpotensi menularkan
*emporal dynamics in viral shedding and transmissibility of COVID-19. https://doi.org/10.1038/s41591-020-0869-5Virological assessment of hospitalized patients with COVID-2019. https://doi.org/10.1038/s41586-020-2196-x R
26
# Bullard J, Dusk K, Funk D, et al. Predicting infectious SARS-CoV-2 from diagnostic samples, Clin Infect Dis. 2020 doi: 10.1093/cid/ciaa638: Centers for Disease Control and Prevention, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Symptom-
Based Strategy to Discontinue Isolation for Persons with COVID-19. Website, accessed on 12 June 2020.
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
Penyakit Komorbid • Riwayat perjalanan/tinggal
(hipertensi, Diabetes daerah tranmisi
Militus, PPOK, dll) • Kontak kasus konfirmasi
/probable
Merokok,
USIA
Obesitas
DIAGNOSIS LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
❑ Diagnosis:
a. Metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR
b. Perlu 2x hasil dengan jarak minimal 24 jam untuk
mendiagnosis
❑ Rapid test antibodi tidak bisa digunakan untuk diagnosis
hanya digunakan untuk keperluan penelitian-serosurvei
❑ Rapid test antigen dapat dipergunakan sebagai alternatif
diagnosis COVID-19 dengan memperhatikan beberapa hal
yaitu kriteria pemilihan, kriteria penggunaan, fasilitas
pemeriksaan dan petugas pemeriksa, alur pemeriksaan,
pengelolaan spesimen, keselamatan hayati (biosafety),
pencatatan dan pelaporan, penjaminan mutu pemeriksaan,
serta pengelolaan limbah pemeriksaan.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Revisi 1 Revisi 2
Revisi 5
Perubahan isi
pada setiap
BAB
Revisi 3 Revisi 4
39
Download: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/kmk-no-hk-01-07-menkes-413-2020-ttg-pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-covid-19/
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
LINTAS SEKTOR
Manajemen Klinis
STRATEGI PENGENDALIAN
MENGGUNA-
TEST TRACE KAN MASKER
KOLABORASI
CONTAIN
MENT MENJAGA MENCUCI
- Isolasi TREAT JARAK TANGAN
- Karantina
PEMERINTAH MASYARAKAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PROTOKOL KESEHATAN
Pakai masker
disinfeksi
Gizi seimbang
Kelola stress
Mandi setelah
bepergian
Masyarakat masih kurang terpapar langsung oleh informasi dari sumber terpercaya
Sumber: Juknis Vaksinasi COVID-19
PERUBAHAN ISTILAH PADA PEDOMAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN COVID-19 REVISI 5
KONFIRMASI
KONFIRMASI - TIDAK BERGEJALA (ASIMPTOMATIK)
- BERGEJALA (SIMPTOMATIK)
ISTILAH BARU
- KASUS PROBABLE
- DISCARDED
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Kasus suspek dengan ISPA Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis yang
Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan COVID-19; DAN memiliki salah satu kriteria sebagai
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil berikut:
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. a. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR; ATAU
Ket: termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan lab. RT-PCR dengan b. Hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR satu kali negatif dan tidak
alasan apapun. dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR yang kedua.
KEMATIAN KEMATIAN
(pedoman Revisi 5) (dalam proses perubahan)
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
adalah kasus konfirmasi/ probable COVID-19 yang konfirmasi COVID-19 yang meninggal dalam masa isolasi atau kasus
meninggal. probable.
47
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Kasus konfirmasi dengan gejala Dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah
berat/kritis minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan tanda/gejala klinis COVID-19
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus probable/kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen Klinis.
Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria
selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan
49
pemantauan atau oleh DPJP.
MANAJEMEN KESMAS
KONTAK ERAT
1. KegiatanKARANTINA dilakukan sesuai kriteria perawatan pasien (terlampir).
Karantina dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan dengan kasus probable
atau konfirmasi COVID-19. Karantina dapat dihentikan apabila selama masa karantina tidak menunjukkan gejala (discarded).
2. PEMANTAUAN:
• dilakukan berkala untuk memantau perkembangan gejala.
• Apabila selama masa pemantauan muncul gejala yang memenuhi kriteria suspek maka dilakukan tatalaksana sesuai kriteria.
• Pemantauan dapat melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian.
• Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas FKTP dan
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.
• Kontak erat yang sudah selesai karantina/pemantauan, dapat diberikan surat pernyataan selesai pemantauan.
3. Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk segera
dilakukan PEMERIKSAAN RT PCR sejak kasus dinyatakan sebagai kasus probable atau konfirmasi.
•Hasil (+) : melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi, muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria
kasus konfirmasi simptomatik.
•Hasil (-) : tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina, muncul gejala dilakukan tata laksana
sesuai kriteria kasus suspek.
4. KOMUNIKASI RISIKO
Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kontak erat berupa informasi mengenai COVID-19, pencegahan penularan,
tatalaksana lanjut jika muncul gejala, dan lain-lain.
5. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi dilakukan ketika kontak erat mengalami perkembangan gejala sesuai kriteria kasus suspek/konfirmasi.
52
MANAJEMEN KESMAS
53
MANAJEMEN KESMAS
Karantina/Isolasi
→ Dalam rangka Mencegah Terjadinya Penularan Lebih Lanjut
Isolasi
Karantina dan Isolasi
adalah upaya yang
SANGAT PENTING
Karantina dalam memutus
penularan COVID-19
Dengan Karantina/Isolasi Penularan akan berhenti
MANAJEMEN KESMAS
PELACAKAN KONTAK
“kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19”
IDENTIFIKASI KONTAK