You are on page 1of 8
KOHERENS! SINAR LASER DAN APLIKASINYA PADA INTERFEROMETER Oleh Drs.Nurdin Bukit, M.Si : A. Pendahulusn. Pada umunya semua penerapan-sinar laser. bertumpu pada ciri kkhas sinar laser, yaitu koberensi. Dimana sinar ‘laser sebagai sumber cahaya yang memiliki koherensi waktu dan ruang yang jauh lebih tinggi dari sunber-sumber cahaya konvensional, hal ini disebabkan karena fasa cahaya terangsang sama dengan fasa cahaya pemicu. Sifat ini merupakan dasar kemurnian spektral sinar laser. Koberensi terkait dengan fase gelombang cahaya, secara umum dapat dikatakan bahwa koherensi fenyatakan bubungan entara satu bagisn gelombang dengan bagian lain Dengan perkataan lain sifat koheren sinar laser memungkinkan diperoleh dan, dimanfastkan gejala interferensi, yakni super posisi dua gelombang yang menghasilkan pola intensitas. Koherensi ada dua jenis, yakni koherensi ruang dan koberensi waktu. .__ Sifat_koherensi” ruang berhubungan dengan kemampuan_sinar laser untuk membuat agar seluruh energi laser terkumpul dalam berkas yang sempit, selain itu adanya koherensi ruang memungkinkan Gifokuskannya sinar laser pada titik yang terbatas difraksi. kkoherensi_waktu berhubungan dengan panjang rententan’ gelombang (ware (rain), dimana. hal ini berhubungan dengan lebar spektrum sinar laser. Spektrum sinar laser yang amat sempit akan memberikan rentetan gelombang yang amat panjang, schingga mempunyai koherensi waktu atau panjang koherensi yang bosar. Pengujian koherensi ruang dapat dilakukan dengan interferensi Young, sedangkan pengujian koberensi waktu dapat dilakukan dengan interferometer Michelson, Kedva bentuk Koherensi ini dimanfaatkan dalam teknik holografi dan analiasa getaran (vibrasi) Dalam tulisan ini akan dibahas sifat koherensi dari sinar laser dan pemanfaatanaya pada beberapa interferometer. B. Sifa: Koberensi Sinar ‘Ada dua jenis sifat koherensi dari sinar lasernya yaitu 1 Koherensi Rusng Ditinjau dua titkk Pi dan Pz dalam ruang, bila beda fase cahaya antara Pi dan P2 dari waktu ke waktu selalu tetap maka cahaya dikateken mempunyai koherensi ruse: ¥ (P1,0) - 9 (P2.t) = kon: Jika Pi dan 'P2 merupakan dua titik sembarang, koherensinya disebut Koherensi ruang sempurna. Sedangkan jika Px dan P2 terbatas, yaitu xpi =xp2 = 1 dengan x menyatakan koordinator tik, maka’ dikatakan terdapot koherensi ruang sebagian dan 1 disebut panjang koherensi, 2. Koberensi waktu. Tinjau gelombang cahaya dititik P pada saat t dan pada saat t+T. Jka beda fase antara t dan t + T selahu tetap untuk setiap t maka dikatakan terdapat koherensi waktu: # (x,t) ~ 9 (x.t) = konstan jika keadaan ‘diatas berlaku uniuk setiap t, maka koherensinya disebut Koberensi waktu sempurna, Koherensi dapat diukur dengan’ menggunakan perumusan, tertenta, Misal fungsi gelombang cahaya: E (t) = Eo exp i # (t) dengan Eo amplitudo cahaya dan 9 fasa cahaya maka fungsi Koherensi bersama (mutual coherensi function) didefenisikan sebagai: Tia{t)= (Et + DEF ()) am Fairetinn at Peroni untuk kasus inkoheren Tl2(T)=0 Selanjutnya fungsi koherensi diri (self coherence function) diberikan oleh: Ta(t LEE) dan Tex{T)= (Bate TE2t)) ‘yang tank lain menyatakan intensitas masing-masing cahaya yakni: Tst=T14(0) dan ts2=T22(0) Untuk memudshkan uraian selanjutnya, kita defenisikan fungsi kolerasi normal Fate) __ (oisr 02500) Mon ey a5 Horga mutlak |712(t)| mengukur derajat Koherensi kedua_gelombang yang berinterferenst Apabila cebaya digunakan memiliki koherensi yang tidak sempurna, harus dituliskan: Islnsl2+2/1n12 | 712(7) cos (ona(t}-9) dimana ¥12{T)=| 712(T) |exp ifan2(T)-¥) adalah derajat koherensi kompleks. ‘kKetajaman’ pola interferensi diukur dengan pada kontras yang disebut dengan visibilitas frinji dan ditentukan dengan rumus: Eee Klasifikasi derajat koherensi ditentukan atas dasar harga mutlak | 712] {Yizis 1 berarti_koheren sempurna dengan I1=I2, kontras ‘maksimum: 0-< | pa beret kobereasi sebagian bila = fp [yi2]=0 berarti tidak Koheren, ‘ada_kontras dalem distribusi intensitas dengan kata lain terjadi pola interferensi . Prinsip Dasar Interferometer. Interferometer adalah suatu perangkat untuk pengukuran yang. ‘memanfeatkan gejala interferensi. Pada umumnya prindip dasar interferometer. yang memanfaatken_sifat Koherensi diperhatikan pada mae en Ae] Gambar 1. Prinsip Dasar sebuah interferometer. Menurat ciri pokoknya, interferometer dapat dibagi dalam dua kategori vai Interferometer pembelahan muka —_gelombang (wavefront spilitting),dalam sistim ini kedua berkas gelombang yang berinterferensi diperoleh dari sumber gelombang semula tanpa—mengurang! intensitasnya atau dengan perkataan tain cahaya dapat dibagi dua ‘menurut posisi geomitrisnya, misalnya bagian atas berkasnya menjadi berkas uji dan bagian bewah menjadi berkas referensi. ~ 46 - D. Interferometer pembelah amplitudo (amplitude splitting), dalam hal ini kedua gelombang yang berinterferansi diperoleh dengan membagt intensitas gelombang semula, atau dengan perkatzan !sin cahaya dibagi dua berkas yang sama bentuknya, tetapi dengan amplitudo yang berbeda Berkas uji adalah berkas cahaya yang dikenakan dengan objek yang akan diukur/diuji. Objek dapat berupa cermin bergerak (yang Pergescrannya ingin diukur), gas (yangvariasiindek biasnya ingio dikeranui) dan lain-lain. Sedangkan berkas referensi adalah berkes cahaya pola fasanya dipertahankan tetap untuk nantinya dipertemukan lagi dengan berkas uji. Perpaduan kedua gelombang menghasilkan pola interferensi (garis atau daerah terang dan gelap) yang diamati oleh detektor (layar, fotodioda, film dan sebagainya). Interfernsi antara keduanya memberikan informasi mengenai apa yang telah dialami berkas ‘uj, sehingga pada gilirannya memberikan informasi mengenai objek uj D. Jenis-jenis Interferometer 1. Interferometer Young. Interferometer Young adalah jenis interferometer pembelah muka gelombang, ‘dimana kegunaan interferometer ini antara lain untuk memeriksa derajat koherensi sumber cahaya dan mengukur jarak yang Kkecil_antara dua celah. Prinsip kerja dari interferometer Young iperbatikan pada gambar dibawah ini Gamber 2. Konfigurasi interferensi 2 celsh deri Young. Pada eksperimen Young hasil interferensinya diamati pada layar yang berjarak L yang jauh lebih besar dari jarak antara celeh d. Untuk kkonfigurasi eksperimen ini berlaku aproksimasi medan jauh dimana Th, 12 >> d dan 2; O1 = @2= 0 Dalam pendekatan ini, selisih lintasan gelombang yang menjalar melalui dua celah terpisah adalah: Bae Arst2-risd sin @ ‘misalkan gelombang tersebut berpolarisasi linier dalam arah tegak lurus bidang Kertas dengan w=w2=e/ maka masing-masing persamaan itu dapat ditulis: : Bas) Be ate Geshe maka hasit interferensinya pada titik P adalah: B= fge +a untuk kasus khusus dimana E1o=E20=Eo maka term Lfpecat aii sein )-He -a) + nee dimana =. dengan mensubsidikan persamaan 4r=n+n~ésin dm Se~ ‘*'* maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi: wo)=aor{ ey Farme] ‘Untuk sumber sefase dimana A9=0 maka persamaan diatas a ditulis; O=taee[Etee] tnd untuk 1(@)=0, maka d sin @= [(2m+1)/2)}A, dengan m=0,1,2,3,... untuk 1(6)=Imaks, maka d sin@=mA dengan m=0,1,2,. Gambar dibawah ini memperlihatkan pola interferensi ‘Dari persamaan diatas balwa separasi sudut @ antara frinji terang atau frinji gelap berdampingan memenubi persamaan: (d cos @) A@=A Kec ae ‘sie pate bidang pengamatan diungkapkan oleh koordinat aL tan 2. Interferometer Michelson. interferometer Michelson adalah _termaeuk _ interferometer pembelah amlitudo dimana interferometer ini sangat berguna dalam pengukuran indeks bias, pengukuran panjang (yang diukur adalah ergeseran total cermin uji), pengukuran getaran (vibrasi) dan dapat juga digunakan untuk penguikuran simpangan permukaan (disini permukaan menjadi cermin uji). Psd» gambar dibawah ini diperlihatkan konfigurasi interferometer Michelson, yaitu terdiri dari sumber cahaya, pemisash berkas, cermin referensi dan cermin uji. Gambar 4. Perangkat interferometer Michelson. Intensitas maksimum (keadaan terang) diperoleh Sm. 24 Eilean bul sedangkan intensitas mit (kedean gelap) dipole 6 = (2m +1). 1 dengan demikian intensitas akan berubsh dari maksimum ke minimum atau sebalikaya dengan pergeseran_ sejauh simpangan x=A/4 dimana A panjang gelombang sinar laser yang digunakan 3. Interferometer Twyman-Green. Interferometer ini mirip dengan Snterferometer Michelson. Pada interferometer ini digunakan cahaya yang terkolémasi (Iebar dan sejajr) dalam bal ini pola interferensi yang dihasilkan tidak lagi berbentuk cincin kosenttris, melainkan berupa "spot" yang dapat dipusatkan dengan sebuah lensa. Interferometer ini pada umumnya digunakan untuk ‘menguji permukaan optik, yaitu memeriksa apakah terdapat cacat atau penyimpangan dari bentuk yang ditarapken. Pada gambar dibawah ini ipertibatkan perangkat interferometer Twyman-Green = 49- Gambar 5. Perangkat interferometer Twyman-Green, 4, Interferometer Mach-Zehnder. Perangkat interferometer Mach-Zehnder diperlihatkan gambar dibawah ini, Gimana lintasan cahaya membentuk empat persegi Panjang dan sumber tak terkolimasi. pada interferometer ini berkas wi berkas referensi menjalani lintasan yang simetris baik bentuk maupun araknya, dengan demikian interferometer ini tidak begitu peka terhadap gangguan dari luar (gerakan udara, getaran dan sebagainya), Karena gangguan akan terjadi dengan samabesar pada berkas uji dan berkas referensi, Pada umumnya interferometer ini digunakan untuk mengukur variasi fasa yang dialami berkas uji, pengujian elemen optik dan varias! kerapatan aliran gas dalam trowongan agin (windtunnel) sampai ke pengukuran kountur densiitas plasma dalam reaktor termonuklir mi pa] a ec Gambar 6 Kontruksi interferometer Mach-Zehnder Penutup Dalam bidang intrumentasi dan pengukuran sinar laser berda sarkan sifat koheran berferan sangat penting dalam beberapa jenis perangkat interferometer, dengan menggunakan perangkat ini dapat ‘mengukur jarak yang sangat kecil (dapat mendeteksi perubahan sampai A/tO, variasi indeks bias, amplitudo getaran, pengufian lemen optk dan lai sebagainya, DAFTAR PUSTAKA ‘A. Handoyo, 1984 “Aplikasi Laser untuk instrumentasi dan pengukuran Proceedings Kursus Leser dan Aplikasinya LFN-LIPI bandung A. Hendoyo, 1987, " Optika Teknik”, Diklat kuliah Jurusan Teknik Fisika ITB Bandung. Hecht, Eugene 1987 " Optics’, 2» Addison ~ Wesley Publishing Com pany, Inc Massachusetts M.O. Tia, 1994, "Gelombang” Dabara Publishers, Solo. Robert Guinter, 1990, "Moderen Optics’ Jhon Wiley & Sons, New York Sutrisno, 1984 ‘Ciri-Ciri Cahaya Laser" Proceedings Kursus Laser dan Aplikasinya LFN-LIPI Bandung. 200000000

You might also like