BukuSoal Progress Test 2 Batch 2 2018

<html xmlns:v="urn:schemas-microsoft-com:vml"
xmlns:o="urn:schemas-microsoft-com:office:office"
xmlns:w="urn:schemas-microsoft-com:office:word"
xmlns:m="http://schemas.microsoft.com/office/2004/12/omml"
xmlns="http://www.w3.org/TR/REC-html40">
<head>
<meta http-equiv=Content-Type content="text/html; charset=unicode">
<meta name=ProgId content=Word.Document>
<meta name=Generator content="Microsoft Word 14">
<meta name=Originator content="Microsoft Word 14">
<link rel=File-List
href="BukuSoal_progress_test_2_batch_2_2018_files/filelist.xml">
<link rel=Preview href="BukuSoal_progress_test_2_batch_2_2018_files/preview.wmf">
<link rel=Edit-Time-Data
href="BukuSoal_progress_test_2_batch_2_2018_files/editdata.mso">

<link rel=themeData
href="BukuSoal_progress_test_2_batch_2_2018_files/themedata.thmx">
<link rel=colorSchemeMapping
href="BukuSoal_progress_test_2_batch_2_2018_files/colorschememapping.xml">

<style>

</style>

</head>
<body lang=IN style='tab-interval:36.0pt'>
<div class=WordSection1>
<table class=MsoNormalTable border=0 cellpadding=0 width=599 style='width:449.05pt;

mso-cellspacing:1.5pt;margin-left:2.25pt;mso-yfti-tbllook:1184'>
<tr style='mso-yfti-irow:0;mso-yfti-firstrow:yes;mso-row-margin-right:.75pt'>
<td width=592 colspan=5 style='width:443.8pt;padding:.75pt .75pt .75pt .75pt'>
Buku 3
<o:p></o:p>
</td>
<td style='mso-cell-special:placeholder;border:none;padding:0cm 0cm 0cm 0cm'
width=1> </td>
</tr>
<tr style='mso-yfti-irow:1;mso-row-margin-right:.75pt'>
<td width=26 style='width:19.55pt;padding:.75pt .75pt .75pt .75pt'>
489.05pt'>1<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>- 612 - <o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Jawaban : Adenoma colon<o:p></o:p>
</td>
</tr>
<td width=26 style='width:19.55pt;padding:.75pt .75pt .75pt .75pt'></td>
Seorang laki berusia 55 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan BAB darah segar disertai lendir sejak 3 bulan. Dari
anamnesa darah keluar bercampur kotoran, jumlah sedikit sedikit. Kadang
disertai nyeri perut. Pemeriksaan fisik pasien tampak anemis, tekanan darah
120/80 mmHg, denyut nadi 98 x/mnt,frekuensi nafas 20 x/mnt. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb: 8,6 gr%. Dari hasil kolonoskopi didapatkan
bentukan papilomatik sepanjang mucosa colon.
</td>
</tr>
<td width=517 colspan=3
style='width:387.85pt;padding:.75pt .75pt .75pt .75pt'></td>
</tr>
Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
<tr style='mso-yfti-irow:6'>
489.05pt'>(a)<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Adenoma colon<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>(b)<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Colitis ulserative<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>(c)<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Chron’s disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>(d)<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Inflammatory bowel disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>(e)<o:p></o:p>
</td>
489.05pt'>Colitis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Autonomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Seorang
remaja 17 tahun, dibawa oleh keluarganya setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Dari pemeriksaan anda sebagai dokter, diperlukan injeksi anti tetanus
pada pasien ini, sehingga anda melakukan informed consent sebelum melakukan
injeksi maupun perawatan lainnya.
</td>
</tr>
</tr>
istilah yang anda lakukan tersebut sesuai peraturan yang berlaku ?
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Justice<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Maleficience<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Non-beneficience<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Autonomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Respect <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Justice<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Pasien usia
30 tahun datang dengan keluhan badan terasa lemah, cepat lelah. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan anemis, pemeriksaan lab. Didapatkan Hb 7gr/dl.
Dokter berencana akan melakukan transfusi darah. Dokter memberitahkan pada
keluarga pasien tentang efek samping transfusi, prosedur transfusi dan
alasan2nya. Setelah keluarga pasien mengerti dan menyetujui dokter melakukan
transfusi. Berdasarkan bioetik kedokteran, tindakan yang dilakukan dokter
adalah?
</td>
</tr>
</tr>
tindakan yang dilakukan dokter, terkait dengan bioetik kedokteran ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Analisis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Benefisien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Non-malifisien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Saya mengerti perasaan ibu, memang sulit
menunggu terlalu lama dengan anak yang sakit<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Anak
perempuan 2 tahun diantar ibunya ke klinik dengan keluhan demam sejak 1 hari,
namun dokter tersebut terlambat 1 jam dari yang direncanakan. Karena ada 2
pasien gawat darurat yg udah datang sejak pagi. Ketika masuk ruangan ibu tsb
berteriak “sampai kapan anda membuat kami menunggu?” “Ini benar-benar tidak
bisa diterima” kalimat yg seharusnya dokter tersebut katakan adalah:
</td>
</tr>
</tr>
kalimat yang seharusnya dikatakan dokter tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Maaf bu saya juga tidak nyaman dengan keterlambatan
ini<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Staf saya terlalu banyak membuatkan jadwal hari
ini<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Seharusnya staf saya sudah menjelaskan kepada ibu terkait
keterlambatan ini karena ada pasien gawat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Saya mengerti perasaan ibu, memang sulit menunggu terlalu
lama dengan anak yang sakit<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tidak memperdulikan apa yang terjadi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Menganjurkan untuk menggunakan kondom saat
berhubungan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Laki-laki
25 tahun sudah menikah keluar cairan bening dan kental dari alat kelaminnya.
Pasien mengaku sering bergonta-ganti pasangan dan berhubungan badan dengan
selain istrinya. Pasien takut istrinya tertular tetapi pasien takut mengajak
istrinya periksa. Bagaimana seharusnya sikap dokter?
</td>
</tr>
</tr>
Bagaimanakah
seharusnya sikap dokter?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Memberikan terapi pengobatan ke pasien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Memberikan terapi pengobatan kepada pasien dan istrinya
tanpa pemeriksaan klinis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatakan kepada pasien untuk jangan berhubungan dengan
perempuan lain selain istrinya<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menganjurkan untuk menggunakan kondom saat
berhubungan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Memberikan konseling kepada pasien dan istrinya dan
memberikan terapi sesuai dengan penyakitnya<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Autonomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Wanita 25 tahun
mengeluh batuk selama 1 bulan sudah pergi 5 kali ke mantri, 3 kali ke
penyembuhan tradisional dan baru kali ini ke dokter. Dari penyembuhan
tradisional dikatakan bahwa pasien diguna-guna agar lelaki di kota tidak ada
yg menyukainya. Kode etik yang digunakan
</td>
</tr>
</tr>
Apakah kode
etik yang digunakan pada kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Non-malefisien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Self to humanity<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Benifisien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hiperemesis gravidarum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun diantar keluarganya ke UGD RS dengan keluhan mual
muntah sejak 1 minggu yang lalu. Muntah terjadi terus menerus setiap makan
atau minum. Keluhan disertai pusing, lemas dan penurunan jumlah air seni.
Pada saat ini pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan 10 minggu.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tampak
lemas, tekanan darah 90/70 mmHg, denyut nadi 100 kali permenit,
frekuensi napas 24 kali permenit, suhu 36,8°C, dan turgor kulit menurun.
</td>
</tr>
diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Emesis gravidarum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hiperemesis gravidarum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mola hidatidosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>GE dengan dehidrasi berat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gastritis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'> <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Braxton Hicks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berumur 24 tahun G1P0 hamil 36 minggu rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan dan tidak ada permasalahan selama kehamilannya. Pasien datang ke
tempat praktek anda dengan keluhan kontraksi yang berlangsung tidak teratur
1-2 kali dalam 1 jam.
</td>
</tr>
</tr>
Kondisi
tersebut adalah:
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>His yang adekuat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tanda gawat janin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Braxton Hicks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Nyeri ligamen rotunda<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Infeksi saluran kencing<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Spekulum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 16 tahun G1P0 hamil 38 minggu datang ke Puskesmas dengan
keluhan sakit perut sejak 4 jam yang lalu. Pasien rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan dan tidak ada masalah kesehatan. Pemeriksaan fisik umum dalam batas
normal. Pemeriksaan obstetri : tinggi fundus 29cm his kuat tiap 3 menit
detak jantung janin 145x/menit di kuadran kiri bawah perut. Pemeriksaan dalam
ostium serviks terbuka 2cm; penipisan 40%; membran intak; teraba kepala pada
hodge 2. Dua jam kemudian pasien melahirkan seorang bayi perempuan dengan
berat 2700g ; plasenta dilahirkan lengkap 5 menit kemudian dan kontraksi
uterus baik; terdapat robekan perineum derajat 2 dan dilakukan penjahitan;
namun perdarahan dari jalan lahir tidak berhenti.
</td>
</tr>
</tr>
Pemeriksaan
apa yang perlu dilakukan pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Vaginal toucher<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Spekulum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Laparaskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ultrasonografi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Histeroskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ruptur cervix<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 30 tahun diantar keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
pedarahan melalui jalan lahir setelah melahirkan 2 jam yang lalu di
bidan.Pasien mengalami partus presipitatus dengan berat bayi 3000 gram.
Hasil pemeriksaan didapatkan pasien tampak anemis, lemas, tekanan darah
90/60, nadi 110 kali permenit, RR 24 kali permenit, suhu axilla 36,6°C.
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, konsistensi keras, VT terdapat
pembukaan cervix 2 jari, robekan perineum grade 2 dan telah dijahit. Hasil
inspikulo tampak perdarahan profus dari cervix.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atonia uteri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Retensio plasenta<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sisa plasenta<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ruptur cervix<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Robekan perineum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan nitrasine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 24 tahun diantar suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keluar cairan bening dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan tidak disertai perut mules. Saat ini pasien hamil 8
bulan. Hasil pemeriksaan Leopold sesuai usia kehamilan, posisi
membujur, presentasi kepala. VT belum ada pembukaan.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan nitrasine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan USG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Colposcopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Laparaskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Swab vagina<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Laparatomi dengan salpingetomi
partial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan nyeri
hebat di perut bawah sejak 3 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan pingsan
selama 10 menit sebelum dibawa ke rumah sakit dan sedikit perdarahan lewat
jalan lahir. Pasien saat ini hamil anak pertama dengan usia kehamilan 12
minggu. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit berat,
kesadaran apatis, pucat, anemis, tekanan darah 90/60, nadi 110 kali
permenit, frekuensi napas 24 kali permenit, suhu axilla 36,8 °C, nyeri tekan
di perut bawah, defans muscular positif, punctie cavum Dauglassi positif.
</td>
</tr>
</tr>
tindakan yang harus dilakukan dilakukan pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sectio cesaria <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kuretase<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Laparatomi dengan salpingetomi partial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Histerektomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Laparascopy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kehamilan ektopik terganggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan nyeri
hebat di perut bawah sejak 3 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan pingsan
selama 10 menit sebelum dibawa ke rumah sakit dan sedikit perdarahan lewat
jalan lahir. Pasien saat ini hamil anak pertama dengan usia kehamilan 12
minggu. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit berat,
kesadaran apatis, pucat, anemis, tekanan darah 90/60, nadi 110 kali
permenit, frekuensi napas 24 kali permenit, suhu axilla 36,8 °C, nyeri tekan
di perut bawah, defans muscular positif.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling tepat untuk kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abortus inkomplit<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abortus insipien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mola hidatidosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kehamilan ektopik terganggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Apendicitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : G4 P000AB003 + Toxoplasmosis
kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 34 tahun datang ke dokter praktek umum
untuk memeriksakan kehamilannya. Saat ini pasien hamil anak keempat dengan
usia kehamilan 3 bulan.Pasien sudah pernah hamil 3 kali dan mengalami
keguguran pada saat usia kehamilan menginjak 3-4 bulan. Viabiltas janin dari
USG bagus. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Titer Ig M anti
Toxoplasma negatif dan titer Ig G anti toxoplasma positif.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G4 P000Ab003<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G4 P000AB003 + Toxoplasmosis Akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G4 P000AB003 + Toxoplasmosis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G4 P000AB003 + toxoplasmosis fase
inkubasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G4 P000Ab003 + abortus habitualis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Spiramisin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 34 tahun datang ke dokter praktek umum
untuk memeriksakan kehamilannya. Saat ini pasien hamil anak keempat dengan
usia kehamilan 3 bulan.Pasien sudah pernah hamil 3 kali dan mengalami
keguguran pada saat usia kehamilan menginjak 3-4 bulan. Viabiltas janin dari
USG bagus. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Titer Ig M anti
Toxoplasma negatif dan titer Ig G anti toxoplasma positif.
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang harus diberikan kepada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Spiramisin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pyrimetamin <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asam folat <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>sulfonamid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>leucovorin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : MRS dan diobservasi di kamar
bersalin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun diantar keluarganya ke puskesmas
dengan keluhan keluar darah bercampur lendir dari vagina sejak 4 jam yang
lalu. Keluhan disertai dengan kenceng-kenceng. Pada saat ini pasien
hamil 9 bulan, anak pertama. Hasil pemeriksaan vital sign dalam batas normal.
Pemeriksaan VT didapatkan pembukaan cervix 6 cm, penipisan 50%, ketuban
positif, teraba fontanella major di jam 5, penurunan kepala di stasion 3/5.
BJA 11-11-11.
</td>
</tr>
</tr>
tindakan yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Di pulangkan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRS dan diobservasi di kamar bersalin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRS dan diberikan injeksi antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRS dan dilakukan induksi persalinan dengan drip
oksitosin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dilakukan persiapan rujukan ke rumah sakit dengan
fasilitas lebih baik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bactrim<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
saat kencing sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai keputihan dan berbau
amis. Pasien melakukan kontak seksual terakhir 6 hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan didapatkan leukore positif, tes amin positif, pH vagina >4,5 ,
ditemukan clue sel dan PMN. 
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang sesuai untuk kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Miconazole<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ketokonazole<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Acyclovir<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bactrim<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amoksisilin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Partus prematurus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 30 tahun diantar suaminya datang ke UGD rumah sakit dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 21 jam yang lalu. Keluhan tidak
disertai dengan perut mules. Pada saat ini pasien sedang hamil 28 minggu.
Pasien mempunyai riwayat mengalami persalinan imatur sebanyak 2 kali.
Hasil pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan cervix 2 cm, tidak ada nyeri
goyang, teraba bagian janin, dan terdapat cairan amnion. Hasil
pemeriksaan USG didapatkan panjang cervix kurang dari 25 mm.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan komplikasi yang terjadi pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abortus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Partus prematurus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Partus presipitatus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abortus habitualis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pelvic Inflamatory Disesase<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : 44/4<o:p></o:p>
</td>
</tr>
dokter yang bertugas salah satu Puskesmas di Kabupaten Malang, akan melakukan
penelitian pada pasien Diabetes Mellitus untuk melihat kadar glukosa darah
pasien setelah diberikan farmakoterapi dengan obat X. Peneliti akan
membandingkan kadar glukosa darah pasien Diabetes Mellitus yang menggunakan
obat X dibandingkan dengan pasien Diabetes Mellitus yang tidak menggunakan
obat X. Sebelum penelitian dilaksanakan, dokter tersebut melakukan pemilihan
kelompok kontrol yang telah dilakukan matching terhadap beberapa
variabel yang dianggap penting yaitu usia, jenis kelamin, dan status gizi.
Dengan demikian, diperoleh 80 pasien untuk kelompok kasus dan 80 pasien untuk
kelompok kontrol. Dari 64 pasien kelompok kasus yang menggunakan obat X hanya
20 pasien. Sedangkan dari 16 pasien kelompok kasus yang tidak menggunakan
obat X hanya 4 orang. Dari 56 orang pasien kelompok kontrol yang tidak
menggunakan obat X ditemukan 6 orang pasien.
</td>
</tr>
</tr>
Berapakah
odds
ratio dari penelitian tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>44/4<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Uji t berpasangan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Suatu
penelitian dilakukan oleh seorang dokter perusahaan bertujuan untuk mengukur
penurunan jumlah insidens Low Back Pain pada pekerja di perusahan
telekomunikasi bagian pelayanan konsumen sebelum dan sesudah diberikan desain
meja dan kursi kerja ergonomis. Pada penelitian ini, dokter tersebut tidak
membagi subjek menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Analisa
statistik digunakan untuk membandingkan jumlah insidens Low Back Pain
sebelum dan sesudah diberikan desain meja dan kursi kerja ergonomis.
</td>
</tr>
</tr>
Apakah uji
statistik yang paling tepat untuk penelitian di atas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uji ANOVA<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uji t berpasangan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uji t tidak berpasangan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uji chi-square<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uji Mann-Whitney<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : (230 ( 20+625))/(20 ( 230+1700)
)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
dokter ingin melakukan penelitian mengenai efek dari adegan merokok di dalam
film layar lebar terhadap inisiasi kebiasaan merokok pada remaja. Penelitian
ini berlangsung selama 5 tahun. Peneliti membagi sampel menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok A yang menonton film dengan adegan merokok lebih dari 500 kali
dan kelompok B yang menonton film dengan adegan merokok kurang dari 500 kali.
Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil, jumlah sampel remaja dari
kelompok A yang akhirnya merokok sebesar 230 orang dan yang tidak merokok
sebanyak 1700 orang. Sedangkan dari kelompok B yang akhirnya merokok sebesar
20 orang dan yang tidak merokok sebanyak 625 orang.
</td>
</tr>
</tr>
relative risk dari penelitian tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>(230 ( 20+625))/(20 ( 230+1700) )<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>(230 (230+1700))/(20 ( 20+625) )<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>(20 ( 20+625))/(230 ( 230+1700) )<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>(20 (230+1700))/(230 (20+625) )<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>(230+20)/(230+1700+20+625)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : G3P2200Ab000 + PPROM + incompetence
cervix<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 30 tahun diantar suaminya datang ke UGD rumah sakit dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 21 jam yang lalu. Keluhan tidak
disertai dengan perut mules. Pada saat ini pasien sedang hamil 28 minggu.
Pasien mempunyai riwayat mengalami persalinan imatur sebanyak 2 kali.
Hasil pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan cervix 2 cm, tidak ada nyeri
goyang, teraba bagian janin, dan terdapat cairan amnion. Hasil
pemeriksaan USG didapatkan panjang cervix kurang dari 25 mm.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G3P2200Ab000 + PPROM + incompetence
cervix<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G3P2200Ab000 + PPROM +abortus
habiatualis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G3P2200Ab000 + PPROM + abortus
incomplete<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G3P2200Ab000 + PROM<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G3P2200Ab000 Inpartu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : G1, In partu kala 1 fase aktif, posisi membujur,
presentasi puncak<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun diantar keluarganya ke UGD RS dengan
keluhan keluar darah bercampur lendir dari vagina sejak 4 jam yang lalu.
Keluhan disertai dengan kenceng-kenceng. Pada saat ini pasien hamil 9
bulan, anak pertama. Hasil pemeriksaan vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan
VT didapatkan pembukaan cervix 6 cm, penipisan 50%, ketuban positif, teraba
fontanella major di jam 5, penurunan kepala di stasion 3/5. BJA 11-11-11.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G1, In partu kala 1 fase laten, posisi membujur,
presentasi bokong sempurna<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G1, In partu kala 1 fase laten, posisi membujur,
presentasi belakang kepala<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G1, In partu kala 1 fase aktif, posisi membujur,
presentasi muka<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G1, In partu kala 1 fase aktif, posisi membujur, presentasi
puncak<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>G1, In partu kala 2 , posisi membujur, prentasi belakang
kepala<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan Darah Lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Seorang
perempuan berusia 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak
seminggu yang lalu. Pada 3 hari pertama demam tinggi kemudian turun. Sejak
sehari yang lalu demam kembali tinggi disertai sakit kepala, nyeri ulu hati,
linu sendi dan badan lemah. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 100/70 mmHg, denyut nadi 104 x/mnt, suhu 37o C, frekuensi napas 20
x/mnt.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
Pemeriksaan penunjang dasar yang harus dilakukan untuk membantu penegakan
diagnosis?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Widal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Darah Lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Urine Lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Fungsi Liver<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Fungsi Ginjal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kelainan sel endotel pembuluh
darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 6
hari. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
denyut nadi 104 x/mnt, suhu 38o C, frekuensi napas 20 x/mnt. Dari pemeriksaan
fisik tidak didapatkan kelainan. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
11,3 g/dl, Hematokrit 37%, Lekosit 3.200 /mm3 dan Trombosit 43.000 /mm3.
</td>
</tr>
</tr>
penyebab trombositopenia pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Respons imun bawaan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gangguan destruksi trombosit<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipoaktivitas Sistem Retikulo Endotelial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Peningkatan produksi trombosit<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kelainan sel endotel pembuluh darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bayi cukup bulan, viable dan tidak pernah
bernafas <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Pada
otopsi yang dilakukan di RS didapatkan hasil janin laki laki, panjang badan
45 cm, berat badan 2500 gram, tali pusat masih melekat sepanjang 35 cm, ujung
tali pusat terpotong dengan tepi luka tidak rata. Paru berwarna merah tua,
tepi tajam, dan test apung paru negatif. Pada lambung didapatkan mekoneum.
</td>
</tr>
</tr>
Pada
kesimpulan Visum et Repertum ditulis ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bayi cukup bulan, viable dan pernah
bernafas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bayi cukup bulan, tidak viabel dan pernah
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bayi cukup bulan, viable dan tidak pernah bernafas
<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bayi premature, tidak viabel dan tidak pernah
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bayi premature, viable dan pernah
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Benda tumpul<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki laki berusia 40 tahun diantar polisi ke UGD RS. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan luka terbuka pada pelipis berukuran panjang 3 cm dengan tepi tidak
rata, sudut tumpul, ditemukan jembatan jaringan dan ditemukan rambut yang
tercabut beserta akarnya
</td>
</tr>
</tr>
Penyebab
luka yang paling mungkin adalah?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Benda tumpul<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Benda tajam<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Listrik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Termis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Zat kimia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Gantung diri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
jenazah laki laki di temukan Pada Tempat kejadian Perkara (TKP) dalam keadaan
tergantung pada tali yang terikat pada kayu atap yang melintang pada sebuah
kamar. Pada pemeriksaan ditemukan tali menjerat leher satu lilitan, simpul
hidup, kaki jenazah tertekuk dengan telapak kaki menyentuh lantai, lebam
mayat ditemukan ujung anggota gerak bawah, lidah tidak menjulur ke luar
mulut, bagian depan celana basah oleh cairan mani. Pintu rumah terkunci dari
dalam.
</td>
</tr>
</tr>
Kematian
korban mengarah pada apakah?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bunuh diri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pembunuhan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gantung diri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Simulated hanging<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hanging<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Simulated hanging<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
jenazah laki laki ditemukan pada Tempat kejadian Perkara (TKP) dalam kondisi
tergantung pada tali yang terikat pada kayu atap yang melintang pada sebuah
kamar. Pada pemeriksaan ditemukan tali menjerat leher tiga lilitan, simpul
mati, jarak kaki jenazah dengan lantai 1 meter, lebam mayat ditemukan di
punggung dan leher bagian belakang serta ujung anggota gerak bawah, lidah
tidak menjulur ke luar mulut. ditemukan luka memar di ulu hati dan tengkuk.
Pintu rumah tidak terkunci. Ditemukan selembar selimut dan dua buah bantal
berserakan di lantai.
</td>
</tr>
</tr>
Kematian
korban mengarah pada apakah ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gantung diri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Simulated hanging<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hanging<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bunuh diri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki usia 25 tahun ditemukan meninggal tergeletak di samping tempat
tidur di kamar kosnya. Kondisi kamar tampak rapi dan terkunci dari dalam. Di
meja tampak gelas berisi air dan beberapa buah pil berbentuk bulat dan
berwarna putih. Pada pemeriksaan jenazah ditemukan busa keluar dari mulut,
petechiae di kelopak mata kanan dan kiri serta cyanosis di bibir. Tampak
beberapa luka terbuka dangkal berbentuk garis yang telah sembuh dan mengering
sejajar horizontal di pergelangan tangan kiri.
</td>
</tr>
</tr>
Bagaimana
cara kematian yang paling mungkin pada kasus ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kecelakaan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kecelakaan kerja<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mati wajar<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Rumpel Leed Positif dengan atau tanpa
hepatomegali<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan demam tinggi sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan batuk pilek, Badan terasa lemas, nafsu
makan menurun dan BAB sulit. Pada saat demam tinggi datang, pasien mengeluh
timbulnya mimisan dan gusi berdarah.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apa
yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan fisik dari kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pembesaran kelenjar getah bening leher<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rumpel Leed Positif dengan atau tanpa
hepatomegali<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rumpel Leed Positif dengan atau tanpa
spleenomegali<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ikterus dengan hepatomegali<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>eKoplik Spots Positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Korteks zona retikularis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 41 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan tidak
punya anak setelah 3 tahun menikah. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan
semua dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gangguan
morfologi dan jumlah spermatozoa yang dihasilkan oleh testis. Kemudian oleh
dokter didiagnosa infertilitas.
 
</td>
</tr>
</tr>
Dimanakah
letak gangguan pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epididimis dan duktus fas deferen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Korteks zona retikularis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Korteks zona fasikulata<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Korteks zona granulisata<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Medulla adrenal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Krisis tiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 40 tahun dibawa keluarganya ke puskesmas dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Keluhan timbul 1 hari setelah
pasien keluar dari rumah sakit setelah dirawat karena mengalami kecelakaan.
Keluhan disertai panas. Pasien menderita graves disease sejak 3 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran menurun, gelisah, kulit
tampak kemerahan serta banyak berkeringat. Tekanan darah 110/70mmHg, denyut
nadi 142x/menit, suhu 40˚C, frekuensi napas 28x/menit. Hipertiroid, difus,
bruit diatas a.karotis interna, murmur positif. Pada pemeriksaan ekstremitas
didapatkan
hiperefleksi dan tremor. Pada pemeriksaan darah Haemoglobin dan lekosit
normal, T3 dan T4 meningkat, TSH rendah.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipertiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tirotoksikosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Krisis tiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tiroiditis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Struma difusa non toksik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Metimazole 20 - 30 mg, multivitamin, diazepam 5
mg<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan
benjolan di leher depan sebelah kiri sejak satu tahun yang lalu. Pasien juga
mengeluh berat badan menurun 5 kg, sulit tidur, berdebar-debar, berkeringat
banyak dan mudah lelah. Pasien juga mengaku memiliki riwayat penyakit asma.
Pada pemerisaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah
125/50 mmHg, denyut nadi 108x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh
36,5 C, tangan tremor, kulit basah, mata tak ada kelainan. Pada pemeriksaan
leher depan bagian kiri didapatkan benjolan 8x9cm, konsistensi padat kenyal,
tidak terasa sakit.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>PTU 50 -100 mg, multivitamin, diazepam 5 mg, propranolol
100 mg 2 x 1<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>PTU 100 mg 4 x 1, multivitamin, diazepam 5 mg, propanolol
10 mg 2x1<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Metimazole 20-30mg, multivitamin, diazepam 5 mg,propanolol
10 mg 2x1<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Metimazole 20 - 30 mg, multivitamin, diazepam 5
mg<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Strumektomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Goiter<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 35 tahun datang ketempat praktek dokter umum dengan keluhan
adanya pembesaran pada leher bagian depan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien ini
tinggal di lereng pegunungan. Penduduk sekitar rumah pasien ada yang
mengalami keluhan yang serupa. Pada hasil laboratorium di dapatkan T3 dan T4
normal dan TSH meningkat.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Karsinoma Tiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit Graves<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Goiter<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Estrogen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 48 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan
tidak haid selama 2 bulan terakhir. Keluhan dirasakan pasien selama 2 bulan
berturut-turut, disertai sering muncul rasa panas dan kemerahan pada wajah,
mudah berkeringat terutama malam hari, mudah lelah. Selama 1 tahun terakhir
pasien mengeluh haid tidak teratur, haid pertama saat usia 9 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
ginekologis tidak ditemukan kelainan
</td>
</tr>
</tr>
hormone yang mengalami perubahan pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>LH<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>FSH<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>LTH<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Estrogen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Progesteron <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kriptokismus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 53 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan belum
memiliki anak setelah menikah selama 5 tahun, pada pemeriksaan ditemukan
tanda-tanda pubertas sekunder, penis berukuran normal, teraba 1 testis pada
scrotum kanan, teraba benjolan berukuran 3cm x 4cm di inguinal kiri.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kriptokismus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor penis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kanker prostat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hidrokel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia scrotalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Atrium fibrilasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 40 tahun datang ke puskesmas diantar suaminya dengan
keluhan sering berdebar-debar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai sulit
tidur, badan selalu berkeringat dan berat badan menurun sejak 1 bulan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/50
mmHg, denyut nadi 120x/menit ireguler, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37ᵒ C,
Pada pemeriksaan leher didapatkan struma yang difus.
</td>
</tr>
</tr>
komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit jantung koroner<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Takikardia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atrium fibrilasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gagal jantung<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kecemasan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Morbus Basedowi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 40 tahun datang ke puskesmas diantar suaminya dengan
keluhan sering berdebar-debar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai sulit
tidur, badan selalu berkeringat dan berat badan menurun sejak 1 bulan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/50
mmHg, denyut nadi 120x/menit ireguler, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37 C,
Pada pemeriksaan leher didapatkan struma yang difus.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Struma endemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Morbus Basedowi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Struma Hashimoto<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : T3,T4dan TSH<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 60 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan sukar
buang air besar sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai nyeri dada kiri
sejak 3 bulan yang lalu, tidak tahan udara dingin, nafsu makan berkurang
tetapi berat badan bertambah. Pasien selama ini belum pernah berobat. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/75 mmHg, denyut
nadi 56x/menit, suhu 36.5°C, frekuensi napas 20x/menit. Pada pemeriksaan
fisik Kepala, leher, torak, abdomen serta alat gerak tidak ada kelainan.
</td>
</tr>
</tr>
usulan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien tersebut
?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Endoskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fototoraks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto UGI<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>T3,T4dan TSH<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>GDP dan 2 jam PP<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hipotiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 60 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan sukar
buang air besar sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai nyeri dada kiri
sejak 3 bulan yang lalu, tidak tahan udara dingin, nafsu makan berkurang
tetapi berat badan bertambah. Pasien selama ini belum pernah berobat. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/75 mmHg, denyut
nadi 56x/menit, suhu 36.5°C, frekuensi napas 20x/menit. Pada pemeriksaan
fisik kepala, leher, torak, abdomen serta alat gerak tidak ada kelainan.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tirotokskosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipotiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Reaksicemas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diabetes Melitustipe 2<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hipokalsemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh anaknya dengan keluhan
kejang-kejang sejak 30 menit yg lalu. Kejang pada seluruh tubuh sampai sesak
nafas, sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti ini. Pasien diketahui
baru keluar rumah sakit 3 hari yg lalu setelah menjalani strumektomi seminggu
yang lalu. Pada pemeriksan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
</td>
</tr>
</tr>
penyebab kejang pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tetanus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hiperkalsemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipokalsemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hiperkalemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipokalemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tingkat presisi yang diinginkan (level of
precisions)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
peneliti sedang berpikir untuk menentukan akan menggunakan α (toleransi
kesalahan) berapa dalam menentukan besar kecilnya suatu sampel yang diambil
dari sebuah populasi yang sangat heterogen.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Faktor
apakah yang sedang dipikirkan oleh peneliti tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tingkat presisi yang diinginkan (level of
precisions)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Derajat keseragaman (degree of homogenity).
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan
analisis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lokasi penelitian<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ketoasidosis diabetikum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
wanita berusia 55 tahun diantar keluarganya ke UGD RS dengan keluhan tidak
sadarkan diri sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari heteroanamnesis,
pasien mengeluh panas badan, mual, muntah, nyeri pinggang, sering kencing dan
kencing berwarna keruh sejak 3 hari yang lalu. Penderita hanya makan dan
minum sedikit sejak sakit. Didapatkan riwayat DM dan hipertensi sejak 8 tahun
yang lalu dengan terapi insulin long acting 0-0-20 unit, insulin rapid acting
8-10-8 unit, captopril 3x25mg, namun penderita jarang kontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit berat, somnolen, GCS 345.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, , suhu 380
C, frekuensi napas 32 kali permenit, denyut nadi 120 kali permenit, lemah.
Pada pemeriksaan toraks tidak didapatkan rhonki di kedua lapang paru. Pada
pemeriksaan Neurologis tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan laboratorium :
Hb 13gr%, leukosit 25.000/mm3, trombosit 350.000/mm3, Gula darah acak 600
mg/dl, kreatinin 1,0 mg/dl, kalium 4,5 mmol/l. Pemeriksaan urin rutin
ditemukan leukosit urine positif, eritrosit positif, bakteri positif, keton
positif. Pemeriksaan gas darah menunjukkan pH arteri 6,9, PO2 95 mmHg, pCO2
28 mmHg HCO3 -9 mEq/L dan O2 sat 98%
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
Diagnosis pada kasus ini ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stroke<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Koma hiperglikemi hiperosmoler<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ketoasidosis diabetikum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diabetes dengan sepsis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Infeksi saluran kemih<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Syok Hipovolemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
Komplikasi yang perlu diwaspadai pada kasus diatas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Syok Septik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Syok Hipovolemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Syok Anafilaktik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Syok Kardiogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Syok Neurogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Virus Dengue<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
Penyebab terjadinya kelainan pada kasus di atas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Nyamuk anopheles<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Nyamuk aedes aegypti<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Virus Dengue<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Nyamuk culex<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Salmonella typhosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Anemia akibat gangguan produksi sel darah
merah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 21 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan badan lemah
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai cepat letih dan lesu. Tidak
didapatkan riwayat perdarahan. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 90/60mmHg, frekuensi napas 20 x/menit dalam, suhu 37.8°C,
denyut nadi 80 x/menit. Dari pemeriksaan fisik kepala leher tampak
conjunctiva pasien anemis, tidak didapatkan ikterus. Pada pemeriksaan fisik
abdomen tidak didapatkan splenomegali. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
kadar Hb 6,8 g/dl dengan gambaran eritrosit hipokrom mikrositer pada
pemeriksaan Hapusan Darah Tepi.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
diagnosis pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anemia akibat kehilangan darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anemia akibat penghancuran sel darah
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anemia akibat gangguan produksi sel darah
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anemia akibat kehilangan darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anemia yang diwariskan (herediter)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Defisiensi zat besi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
penyebab terjadinya kelainan pada kasus ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi zat besi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi asam folat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi sintesis globin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi eritropoietin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi enzim G6PD<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan kadar serum iron dan total iron
binding capacity<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosis?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan sumsum tulang (bone marrow
aspiration)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan kadar serum iron dan total iron binding
capacity<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan enzim glucose 6 phosphate
dehidrogenase<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan bilirubin direk dan indirek<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan feces lengkap dan urine
lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kriteria unit sampel : makin tegas makin
representative<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
peneliti menentukan dengan detail syarat-syarat yang harus dimiliki oleh
sebuah sampel/seorang responden serta syarat-syarat yang tidak boleh dimiliki
oleh sebuah sampel/seorang responden.
</td>
</tr>
</tr>
Termasuk
kedalam faktor apakah aktivitas yang dilakukan peneliti tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Teknik sampling : ideal menggunakan non random
sampling<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Teknik sampling : ideal menggunakan random
sampling<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ukuran sampel : makin banyak makin
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kriteria unit sampel : makin tegas makin
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Variasi antar unit sampel : makin homogen makin
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Menilai dukungan keluarga dengan Family
APGAR<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan 35 tahun datang ke dokter keluarga dengan keluhan utama adanya
benjolan di payudara dan ketiak kanan. Dia telah beberapa kali menjalani
terapi alternatif. Hasil biopsi benjolan di payudara kanan menunjukkan Ductal
Carcinoma In Situ (DCIS), oleh karena itu perlu dilakukan operasi.
Perempuan tersebut sangat tertekan dengan keadaannya dan dia menolak
dilakukan operasi karena lebih percaya pada terapi alternatif. Dia juga
khawatir suaminya akan meninggalkannya dengan kedua anaknya yang masih
balita.
</td>
</tr>
</tr>
Penilaian
apa yang perlu dilakukan dokter keluarga berkaitan dengan kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menilai dukungan keluarga dengan Family Life
Cycle<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menilai adanya kemungkinan faktor genetik dengan
SCREEM<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menilai dukungan keluarga dengan Family
APGAR<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menilai penyakit keluarga dengan Family
map<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Menilai dukungan keluarga dengan
Genogram<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Posbindu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Suatu
Puskesmas melaksanakan pelayanan deteksi dini faktor resiko dan menemukan
prevalensi indeks massa tubuh (IMT) kategori kelebihan berat badan sampai
kegemukan sebesar 20% pada usia 10-14 tahun dan sebesar 37%% pada usia 15-45
tahun ke atas.
</td>
</tr>
</tr>
Apa program
yang sesuai untuk dilaksanakan sesuai dengan temuan tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Posyandu remaja<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Posbindu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Posyandu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kesehatan reproduksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Puskesmas pembantu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Sesuai dengan tarif non
kapitasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 65 tahun dibawa ke UGD Puskesmas karena tiba-tiba merasa
wajahnya tebal, lengan kanannya lemah dan berat untuk diangkat, serta sulit
berbicara. Setelah diberikan pertolongan pertama, pasien dirujuk ke RS.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, kondisi pasien membaik, dan pasien
dirujuk kembali ke Puskesmas.
</td>
</tr>
</tr>
pembayaran pelayanan obat program rujuk balik?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sesuai dengan tarif INA-CBG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sesuai dengan tarif non INA-CBG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sesuai dengan tarif kapitasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sesuai dengan tarif non kapitasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Out of pocket<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Mola Hydatidosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita usia 25 tahun belum mempunyai anak, merasa hamil muda terlambat 12
minggu dengan test kehamilan (+), datang ke dokter dengan keluhan perdarahan
seperti gelembung-gelembung per vaginam. Pada pemeriksaan teraba fundus uteri
setinggi pusat, lunak, balltement (-), denyut jantung janin (-).
</td>
</tr>
</tr>
diagnosa untuk kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kista Ovari<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mioma Uteri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ca Cervix<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mola Hydatidosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ca Ovarium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Sesuai dengan tarif kapitasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak perempuan berusia 5 tahun dibawa ke UGD Puskesmas karena muntah 5x dan
berak cair 7x. Anak tsb tampak sangat lemas. Dokter melakukan pemeriksaan
fisik, kemudian melakukan manajemen sesuai dengan SPO yang berlaku di
Puskesmas.
</td>
</tr>
</tr>
pembayaran pelayanan saat pasien di Puskesmas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Sesuai dengan tarif INA-CBG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 65 tahun dibawa ke UGD Puskesmas karena tiba-tiba merasa
wajahnya tebal, lengan kanannya lemah dan berat untuk diangkat, serta sulit
berbicara. Setelah diberikan pertolongan pertama, pasien dirujuk ke RS.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, kondisi pasien membaik, dan pasien
dirujuk balik ke Puskesmas.
</td>
</tr>
</tr>
pembayaran pelayanan saat pasien di rumah sakit?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kuretase dilanjutkan pemeriksaan
histopatologi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita usia 25 tahun belum mempunyai anak, merasa hamil muda terlambat 12
minggu dengan test kehamilan (+), datang ke dokter dengan keluhan perdarahan
seperti gelembung-gelembung per vaginam. Pada pemeriksaan teraba fundus uteri
setinggi pusat, lunak, balltement (-), denyut jantung janin (-).
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang tepat pada kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Operasi histerektomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kemoterapi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kuretase dilanjutkan pemeriksaan
histopatologi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Radioterapi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian anti perdarahan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Metronidazol 2 x 500 mg selama
seminggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 38 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan yang
berbau amis sejak 2 bulan yang lalu, terutama setelah selesai berhubungan
seksual. Pada pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan duh keabu-abuan homogen
tidak berbusa pada mukosa vagina. Pemeriksaan duh tubuh menunjukkan adanya
clue cells dan pH 5.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksaan yang tepat untuk perempuan tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ketokonazol 2 x 200 mg selama seminggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pensisilin prokain 600.000 IU selama 10
hari<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Metronidazol 2 x 500 mg selama seminggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amoksisilin 3 x 500 mg selama seminggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asiklovir 5 x 200 mg selama seminggu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kistoma Ovarii.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita usia 25 tahun belum menikah, mengeluh teraba benjolan di perut bagian
bawah pusat sebesar kelapa, bisa digerakan (mobile), tidak terasa nyeri. Pada
pemeriksaan USG Abdomen penderita tersebut diatas didapatkan massa kistik
pada pelvik dengan diameter 10 x 10 cm. Pada pemeriksaan dalam teraba massa
di aneksa, tidak nyeri.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kehamilan diluar tuba<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abortus Infeksiosus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Torsi Kista<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kistoma Ovarii.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Endometriosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Iron defisiensi <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 21 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan
keluhan badan terasa lemah sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai kepala
pusing dan sulit berkonsentrasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tanda-tanda vital dalam batas normal, konjungtiva anemis. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hemoglobin: 11,5 g/dl, MCV: 70, Fe serum: 20 mg,
saturasi transferin: 15%, feritin serum: 5µg/L.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
nilai status besi pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iron normal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iron depletion <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iron defisiensi <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iron overload <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iron disfunction<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : cek Laboratorium fungsi
thiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan
sering pedih, kadang mengeluarkan air mata dan tidak didapatkan kabur. Mata
kanan terasa seperti sedikit menonjol. Pasien mengeluh sering merasa gemetar
dan nafsu makan tetap tinggi tetapi berat badan tidak bisa naik.
Kadang-kadang denyut jantung terasa berdetak lebih kencang. Keluhan ini
terjadi kurang lebih 3 bulan. Tidak terdapat keluhan mata yang lain. Dari
pemeriksaan didapatkan tajam penglihatan normal dan posisi kelopak mata kanan
sedikit lebih terbuka lebar dibanding mata kiri dan terlihat sklera bagian
superior.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>cek Laboratorium fungsi thiroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>cek Gula darah <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>cek USG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>cek Perimetri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>test Konfrontasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Telogen Efluvium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan rambut rontok
sejak 3 bulan yang lalu dan timbul secara mendadak. Riwayat gatal pada kulit
kepala disangkal. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan
dermatologik didapatkan rambut di seluruh bagian kepala menipis. Hair pull
test ( + ), tanda inflamasi pada scalp (-)
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling mungkin pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Telogen Efluvium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tinea Kapitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dermatitis Seboroik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Alopecia Androgenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psoriasis Vulgaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Corynebacterium minutissimum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bercak merah
pada lipatan paha yang melebar sampai paha bagian atas sejak 4 hari yang
lalu. Bercak disertai nyeri tetapi tidak gatal. Pada pemeriksaan dermatologik
tampak makula eritema berbatas tegas. Pada pemeriksaan penunjang KOH tidak
ditemukan elemen jamur dan pada pemeriksaan lampu wood dijumpai fluoresensi
berwarna merah koral.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan mikroorganisme penyebab pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Streptokokus β-hemolitikus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stafilokokus aureus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Corynebacterium minutissimum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pseudomonas aurigenosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stafilokokus epidermidis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : OD S – 4.00, OS S – 1.00<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata
kabur jika melihat jauh. Pasien sering merasa lelah di mata dan tidak nyaman
kadang disertai sakit kepala sejak 6 bulan. Pemeriksaan Best Corrected Visual
Acuity (BCVA) OD 2/60 dengan sferis – 5.00 menjadi 5/5, BCVA OS 5/7.5 dengan
sferis – 1.00 menjadi 5/5.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
resep ukuran kacamata yang diberikan untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OD S – 5.00, OS S – 1.00<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OD S – 5.00, OS plano<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Amblyopia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata kabur
jika melihat jauh. Pasien sering merasa lelah di mata dan tidak nyaman kadang
disertai sakit kepala sejak 6 bulan. Pemeriksaan Best Corrected Visual Acuity
(BCVA) OD 2/60 dengan sferis – 5.00 menjadi 5/5, BCVA OS 5/7.5 dengan sferis
– 1.00 menjadi 5/5.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
kompikasi yang bisa terjadi pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ptosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hifema<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Katarak<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amblyopia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Presbiopia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Anisometropia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata
kabur jika melihat jauh. Pasien sering merasa lelah di mata dan tidak nyaman
kadang disertai sakit kepala sejak 6 bulan. Pemeriksaan Best Corrected Visual
Acuity (BCVA) OD 2/60 dengan sferis – 5.00 menjadi 5/5, BCVA OS 5/7.5 dengan
sferis – 1.00 menjadi 5/5.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
diagnosis kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anisokonia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antimetropia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amblyopia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anisometropia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Emetropia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Trauma okuli non perforan dengan komplikasi
laserasi palpebra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 25 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
kelopak mata kanan sobek terkena pecahan kaca helm setelah terjatuh dari
sepeda motor. Pemeriksaan didapatkan visus ODS 5/5, laserasi fullthickness
mengenai 1/3 lid margin medial palpebral OD, perdarahan +, nyeri +, oedem +.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis pasien di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Trauma okuli perforan dengan komplikasi laserasi
palpebra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Trauma okuli non perforan dengan komplikasi laserasi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Trauma mekanik tembus dengan komplikasi laserasi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penetrating ocular injury dengan komplikasi laserasi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blunt ocular injury<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bed rest semifowler<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata kanan merah
setelah terkena lemparan bola 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tampak adanya
darah setinggi 1/3 kamera okuli anterior.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
terapi yang sesuai untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Artificial tears<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotika topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotika sistemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest semifowler<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Irigasi aspirasi kamera okuli anterior<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hifema<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata kanan merah
setelah terkena lemparan bola 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tampak adanya
darah setinggi 1/3 kamera okuli anterior.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
diagnosis kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hifema<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Keratitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Konjungtivitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Glaukoma akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Perdarahan sub konjungtiva<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemberian acetazolamide tablet
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata nyeri hebat
dan merah. Pada pemeriksaan mata didapatkan tekanan intra okuli 55 mmHg.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
penanganan awal yang tepat sebelum pasien dirujuk ke dokter mata?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian acetazolamide tablet <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tetes mata sikloplegik untuk dilatasi
pupil<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian tetes mata anesthesia untuk mengurangi rasa
nyeri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Irigasi bola mata bila sudah dipastikan tidak ada trauma
perforasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bebat mata dan pasang pelindung mata untuk menghindari
trauma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Diberikan suntik anti tetanus, analgetik oral,
bebat mata dan rujuk<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 25 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
kelopak mata kanan sobek terkena pecahan kaca helm setelah terjatuh dari
sepeda motor. Pemeriksaan didapatkan visus ODS 5/5, laserasi fullthickness
mengenai 1/3 lid margin medial palpebral OD, perdarahan +, nyeri +, oedem +.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
yang pertama kali anda lakukan sebagai dokter umum puskesmas tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Jahit palpebra dengan lokal anestesi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Debridement palpebra <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Repair ductus lakrimalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diberikan antibiotik tetes mata dan
analgetik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diberikan suntik anti tetanus, analgetik oral, bebat mata
dan rujuk<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Eritromisin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bercak merah
pada lipatan paha yang melebar sampai paha bagian atas sejak 4 hari yang
lalu. Bercak disertai nyeri tetapi tidak gatal. Pada pemeriksaan dermatologik
tampak makula eritema berbatas tegas. Pada pemeriksaan penunjang KOH tidak
ditemukan elemen jamur dan pada pemeriksaan lampu wood dijumpai fluoresensi
berwarna merah koral
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang paling tepat untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amoksisilin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cefadroksil<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Eritromisin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Metronidazole<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ciprofloksasin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Emollient topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
bayi laki-laki umur 2 bulan dibawa ibunya ke puskesmas oleh karena timbul
kemerahan di kedua pipinya, kemerahan timbul sudah 3 hari, tidak didapatkan
demam, batuk, pilek maupun diare. Riwayat persalinan dengan SC karena CPD,
langsung menangis dan BL 3000 g. Ibu memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal
</td>
</tr>
</tr>
terapi paling tepat untuk bayi tersebut diatas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Steroid topikal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antifungi topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Emollient topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik topikal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Zinc topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hipopigmentasi pasca inflamasi
</td>
</tr>
perempuan berusia 40 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan kulit di
bagian perut berwarna putih. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
Sebelumnya, 1 tahun yang lalu perempuan tersebut riwayat operasi sectio
caesarea anak kedua. Keluhan gatal disangkal, tidak didapatkan keluhan
penurunan sensibilitas dan pembentukan bulae. Pemeriksaan tanda vital tidak
ada kelainan.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling mungkin dari kasus tersebut diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pityriasis versicolor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Vitiligo<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Melanoma maligna<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipopigmentasi pasca inflamasi <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tuberculoid leprosy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Lesi n. radialis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki datang ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada
pemeriksaan ditemukan deformitas pada lengan kanan pasien disertai dengan
drop hand. Pasien tidak bisa mengekstensikan pergelangan tangan dan semua
jari. Pada pemeriksaan rontgen ditemukan fraktur pada shaft humerus sepertiga
distal.
</td>
</tr>
</tr>
Apa
penyebab paling tepat mengenai kondisi tersebut diatas (drop hand)?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur humerus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lesi n. medianus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lesi n. radialis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lesi n. ulnaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lesi n. muskulokutaneus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Irigasi dengan air mengalir<o:p></o:p>
</td>
</tr>
berusia 23 tahun datang ke UGD RS dengan luka pada paha kiri setelah terkena
cairan pembersih toilet 30 menit yang lalu. Dari pemeriksaan tidak ada
tanda-tanda syok, terdapat eritema dan bulae pada paha kiri bagian
anteromedial ukuran 20x10 cm.
</td>
</tr>
</tr>
tindakan pertama yang paling tepat pada pasien diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Debridement luka<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Irigasi dengan air mengalir<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antibiotik <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antitetanus <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Resusitasi cairan dengan larutan
kristaloid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Resusitasi cairan dengan perawatan
luka<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 8 tahun dibawa ke UGD RS setelah terkena tumpahan cairan
asam sulfat pada bagian punggung dan leher bagian belakang 30 menit yang
lalu. pada pemeriksaan didapatkan luka bakar grade 2 sebesar 36 %.
</td>
</tr>
</tr>
pengobatan definitif yang harus diperhatikan pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Resusitasi cairan dengan perawatan luka<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian silver sulfadiazine krim 1 % <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antibiotik <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antitetanus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dibersihkan dengan alkohol 3. L<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pengamanan jalan napas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
berusia 24 tahun dibawa ke UGD RS dalam kondisi tidak sadar setelah
terperangkan dalam kebakaran di dalam pasar 20 menit yang lalu. Pada
pemeriksaan ditemukan luka bakar grade 2 daerah wajah, leher, bulu-bulu alis
dan hidung terbakar, disertai dengan wheezing. Pada saat batuk ditemukan
sputum pasien yang mengandung bercak-bercak karbon.
</td>
</tr>
</tr>
tindakan paling tepat yang harus dikerjakan pada pasien tersebut diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pengamanan jalan napas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Resusitasi cairan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Debridement secepatnya<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lakukan rontgen thorax <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Berikan oksigen <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Rontgen Thorax dan analisis gas
darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
berusia 28 tahun dibawa ke UGD RS dalam kondisi sadar setelah terkena ledakan
tabung gas 3 jam yang lalu. Pasien datang dengan keluhan sesak dan pada
pemeriksaan ditemukan luka bakar daerah wajah, leher dan dada bagian depan
disertai dengan suara parau dan stridor.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang diagnostik yang penting dan perlu dikerjakan pada
pasien tersebut diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bronkoskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rontgen Thorax dan analisis gas darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CT scan thorax<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Peak expiration flow rate (PEFR)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sputum test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Osteoartritis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri punggung
sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat setiap harinya
terutama setelah selesai aktivitas pada sore atau malam hari. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran sendi tulang interphalangeal. Foto
Roentgen tulang belakang didapatkan gambaran osteofit yang melibatkan tulang
vertebra. Sklerosis dengan penyempitan ruang sendi di acetabulum kanan
terlihat pada foto Roentgen panggul.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling mungkin dari kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gout arthritis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pseudo Gout <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Osteoartritis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Osteoporosis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhematoid arthritis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Fraktur Monteggia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 27 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada lengan kiri setelah terjatuh dari motor sejak 1 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan status lokalis didapatkan deformitas pada lengan kiri, nyeri dan
krepitasi. Dari pemeriksaan radiologis ditemukan fraktur 1/3 proksimal ulna
sinistra dan dislokasi ulna ke arah anterior dari caput radialis.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur Colles<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur Smith<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur Galeazzi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur Monteggia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur antebrachii<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Gips sirkuler sampai atas
lutut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 23 tahun dibawa ke UGD RS oleh polisi setelah kecelakaan
lalu lintas 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri gerak
pada tungkai kanan bawah tetapi tidak terdapat luka di permukaan kulit. Pada
pemeriksaan foto tungkai AP/lateral didapatkan fraktur tibia fibula dextra
slight.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gips sirkuler sampai atas lutut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gips bawah lutut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemasangan slap di bawah lutut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemasangan slap di atas lutut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gips H<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Penyakit Hodgkin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam sejak 1
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh gatal gatal, berkeringat malam, serta
merasakan ada benjolan di leher sebelah kiri sejak tiga minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran nodus lymphatikus yang tidak
nyeri, berdiameter 3 cm, berkonsistensi kenyal dan berlokasi di regio
supraklavikula. Pemeriksaan sinar X thoraks memberi kesan adanya
limfo-adenopati mediastinal.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tuberkulosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Karsinoma metastik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit Hodgkin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sarkoidosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mononukleosis infeksiosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Toxic Epidermal Necrolysis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 32 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan kulit
kemerahan disertai lepuh. Pasien mengeluh panas badan, batuk, dan pilek 8
hari yang lalu. Pasien berobat ke puskesmas mendapat obat amoksisilin,
parasetamol dan sirup bromheksin. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum
lemah, tensi 100/90mmHg, nadi 80x/menit, suhu 39°C. Pada wajah, abdomen,
ekstermitas atas dan bawah, didapatkan purpura multipel, dengan vesikel dan
bula, tanda Nikolsky positif, dengan luas keterlibatan kulit 45 %
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stevens Johnson Syndrome<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Toxic Epidermal Necrolysis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>SJS - TEN overlap <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Staphyloccoccal Scalded Skin Syndrome<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fixed drug eruption tipe bulosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan kerokan dengan KOH
10%<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas, dengan keluhan gatal-gatal di
sekitar badan sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan ujud kelainan kulit
tampak eritema dan skuama halus pada pinggirnya, berbentuk oval, solitary dan
anular.
<img width=319 height=240 id="_x0000_i1032"
src="gambarUpload/2/3.jpg"
alt="Description: C:\Users\User\Downloads\gambarUpload\2\3.jpg">
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan kulit lab sederhana untuk menyingkirkan diagnosa banding pada
kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan kerokan dengan KOH 10%<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tes tempel (pacth-test)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Biopsi eksisi <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tes tusuk (prick-test)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tes acetowhite dengan asam asetat 5 %<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pitiriasis rosea<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas, dengan keluhan gatal-gatal di
sekitar badan sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan ujud kelainan kulit
tampak eritema dan skuama halus pada pinggirnya, berbentuk oval, solitay dan
anular. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana tidak tampak
hifa dan spora serta tidak ditemukan fenomena Auspitz.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pitiriasis versikolor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dermatitis seboroik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psoriasis ertitroderma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pitiriasis rosea<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psoriasis vulgaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ichtyosis vulgaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak perempuan berusia 10 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan
keluhan kulit pada kedua kakinya bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik tampak kulit kering, bersisik kecil dalam bentuk poligon,
berwarna coklat gelap. Pada pemereiksaan dermatopathologi terdapat
hiperkeratosis.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Iritant impetigo drug eruption<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ichtyosis vulgaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dermatitis seboroik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psoriasis vulgaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pitiriasis versikolor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Asam salisilat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
keluhan kulit pada kedua kakinya bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik tampak kulit kering, bersisik kecil dalam bentuk poligon,
berwarna coklat gelap. Pada pemeriksaan dermatopathologi terdapat
hiperkeratosis.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan yang bertujuan sebagai keratolitik pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asam salisilat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Glikolat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asam piruvat <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Steroid topikal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Alpha hydroxy acid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Toxic epidermal necrolysis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 50 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
kulit mengelupas di sekitar lengan, badan serta tungkai dan terkesan
lembab sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keadaan ini pada mulanya
kemerahan dan disertai nyeri pada wajah dan dada. Selanjutnya menyebar
keseluruh tubuh, dan tampak benjolan berisi cairan di tungkai disertai demam
tinggi. Pada pemeriksaan ditemukan hiperpireksia, hipotensi,
takikardia. Pada pemeriksaan kulit terdapat bula, epidermis mengelupas dan
terkesan lembab pada lengan, tungkai dan badan.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Toxic shock syndrome<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Eritema multiform<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Staphylococcus scalded skin syndrome<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Akut generalized exanthematous pustlosys<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Toxic epidermal necrolysis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tinea Capitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa oleh ibunya ke praktek dokter umum
dengan keluhan botak/pitak di kepala sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan alopesia areata dengan diameter 3 cm dan terdapat
titik hitam ditengah. Pada pemeriksaan KOH ditemukan hifa sejati dari batang
rambut.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tinea corporis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ptyriasis Versicolor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tinea Cruris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tinea Pedis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tinea Capitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hemangioma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
bayi berusia 3 bulan diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan adanya
benjolan berwarna merah di lengan kanan atas sejak lahir. Benjolan dikatakan
semakin membesar dan tidak berdarah. Riwayat trauma tidak ada. Pada
pemeriksaan fisik bayi tampak tenang. Pemeriksaan dermatologik tampak plak
eritema bentuk oval berukuran sesuai gambar berikut
src="gambarUpload/Unud_Kulit_.jpg"
alt="Description:
C:\Users\User\Downloads\gambarUpload\Unud_Kulit_.jpg">
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hemangioma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Granuloma pyogenikum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lipoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Karbunkel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Furunkel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kortikosteroid topikal potensi
medium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak berusia 5 tahun datang diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan bercak
merah terasa gatal di lipat siku dan lipat lutut sejak seminggu yang lalu.
Riwayat asma pada ibu pasien. Pemeriksaan dermatologik pada lipat siku dan
lipat lutut didapatkan papul eritema multipel di atas kulit eritema, pada
beberapa tempat didapatkan erosi dan ekskoriasi
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang sesuai untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kompres dengan larutan fisiologis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bedak salisilat 2%<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kompres dengan larutan rivanol<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kortikosteroid topikal potensi medium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kortikosteroid topikal potensi kuat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan Ig E<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak berusia 5 tahun datang diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan bercak
merah terasa gatal di lipat siku dan lipat lutut sejak seminggu yang lalu.
Riwayat asma pada ibu pasien. Pemeriksaan dermatologik pada lipat siku dan
lipat lutut didapatkan papul eritema multipel di atas kulit eritema, pada
beberapa tempat didapatkan erosi dan ekskoriasi
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang yang perlu dikerjakan untuk menegakkan diagnosis ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Ig G<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Ig E<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Ig total<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Ig A<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan Ig M<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Asiklovir per oral 5x800 mg selama 7
</td>
</tr>
perempuan berusia 16 tahun datang ke prakter dokter umum dengan keluhan
muncul bintik-bintik merah berair di seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu
disertai panas badan. Pada pemeriksaan dermatologik didapatkan efloresensi
berupa vesikel berbentuk seperti tetesan embun (dewdrop),
multipel,
diskret, berisi cairan serous-purulen di atas kulit eritema
</td>
</tr>
</tr>
pengobatan yang dapat diberikan pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asiklovir per oral 5x400 mg selama 7
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asiklovir topikal 2 kali sehari selama 7
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asiklovir topikal 3 kali sehari selama 7
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ablasio Retina<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki umur 30 th datang ke poli mata RSU dengan keluhan penglihatan mata
kanan kabur sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 3 bulan terakhir pasien sering
mengeluh merasa tidak nyaman pada mata kanan karena seperti melihat
kilatan-kilatan cahaya. Riwayat trauma mata (-), Riwayat DM (-). Pasien
merupakan penderita myopia dengan ukuran kaca mata terakhir untuk mata kanan
dan kiri -6,00 D.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang paling mungkin untuk pasien di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ablasio Retina<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Retinopati Diabetika<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Retinitis Pigmentosa<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CRVO (Central Retinal Vein Occlusion)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CRAO (Central Retinal Arteria Occlusion)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kortikosteroid topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 32 tahun mengeluh mata kanan terasa mengganjal, kemudian
keluar sekret terus menerus dan terasa gatal. Pasien sering bersin-bersin
pada pagi hari atau pada cuaca dingin. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Status oftalmologi visus ODS 20/20, terdapat injeksi episklera pada
mata kanan.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang tepat pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kortikosteroid topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sikloplegik topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anastesi topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Miotika topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Dakrioadenitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada mata
kanan sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai mata terasa silau dan air mata
banyak, kotoran mata (-). Pasien kesulitan menutup mata dengan sempurna.
Regio margo superior berbentuk seperti S terbalik.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blefaritis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dakriosistitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Konjungtivitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dakrioadenitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Paresa nervus VI dekstra <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan matanya
terlihat tidak sejajar. Pada pemeriksaan Hirschberg ditemukan kesan esotropia
dekstra.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
Dimanakah
letak kelainan/lesi pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paresa nervus III dekstra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paresa nervus IV dekstra <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paresa nervus VI dekstra <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paresa nervus IV sinistra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paresa nervus VI sinistra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pterigium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan 28 tahun datang dengan keluhan mata kanan berair sejak 3 hari yang
lalu. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal di kelopak mata atas
kanannya. Pada pemeriksaan mata didapatkan VOD 6/6, terdapat selaput putih
berbentuk segitiga yang mencapai tepi limbus kornea. Pasien adalah seorang
petani.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kalazion<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pinguekula<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hordeolum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pseudopterigium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Glaukoma akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah, nyeri, seperti
melihat pelangi. Pasien mengalami mual dan muntah. Keluhan ini baru pertama
kali. Pada pemeriksaan ditemukan edema kornea, injeksi silier, pupil
midriasis, COA dangkal.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pasien?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Uveitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Endoftalmitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Glaukoma akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ratinopati hipertensi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kalazion<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan bintitan pada kelopak atas
mata kiri. Sebelumnya ia telah berobat ke puskesmas dan diberikan salep
antibiotik, tetapi tidak ada perubahan. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan
papul di palpebra superior, tidak merah dan tidak nyeri.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kalazion<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blefaritis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hordeolum interna<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hordeolum eksterna<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tonometri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki 34 tahun datang dengan keluhan mata kiri tiba- tiba buram 3 jam
yang lalu, pasien juga mengeluh nyeri kepala dan mual muntah. Pasien tidak
ada riwayat hipertensi, namun memiliki riwayat asma. Pada pemeriksaan
didapatkan mata kanan merah, injeksi silier, bilik mata depan dangkal,
pemeriksaan visus OD 1/60 dan OS 1/60.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kampimetri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gonioskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Funduskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tonometri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fluoresein<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pterigium derajat I<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki 32 tahun dengan pekerjaan nelayan datang dengan keluhan mata tidak
nyaman sejak 2 hari yang lalu. Mata merah, nyeri, dan silau disangkal. Pada
pemeriksaan visusdidapatkan ODS 6/6. Pemeriksaan mata kanan didapatkan
selaput putih bentuk segitigadengan puncak pada tepi limbus kornea. Riwayat
trauma dan operasi pada mata disangkal. Tes sonde (-).
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium derajat I<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium derajat II<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium derajat III<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium derajat IV<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pterigium derajat V<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Amebesida topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan usia 20 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan mata
kanan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri, berair, dan silau.
Pasien mengaku menggunakan kontak lens kosmetik sejak 1 tahun yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan mata kanan conjunctiva hiperemis, injeksi
silier, sekret purulen, visus OD 6/15 dan OS 6/6.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
penanganan yang tepat untuk kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Artificial tears<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antiviral topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antijamur topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amebesida topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Mastoiditis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak berusia 3 tahun di bawa oleh ibunya ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
pada bagian belakang telinga dan disertai demam. Pada anamnesa didapatkan
otorea dan otalgia dan pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh anak
tersebut 39◦C, sekret pada liang telinga dan perforasi pada
membrane timpani, serta didapatkan edema dan eritema retroaurikular. Leher
pasien normal.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis untuk kelainan diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mastoiditis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abses bezold<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OMSK tipe bahaya<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Selulitis retroaurikular<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OMA stadium hiperemis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Dekongestan Topikal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
pria berusia 40 tahun datang ke Poli THT RS dengan keluhan pendengaran
menurun tiba-tiba. Hal ini dirasakan beberapa saat setelah kembali
kepermukaan dari menyelam dilaut. Keluhan lain yang dirasakan nyeri pada telinga,
tinitus, dan autofonia. Pemeriksaan fisik didapatkan liang telinga lapang,
membran timpani berwarna biru gelap karena terdapat darah pada kavum timpani.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
tatalaksana yang tepat untuk kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dekongestan Topikal <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Obat tetes telinga<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Steroid Topikal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mukolitik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Barotrauma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
pria berusia 40 tahun datang ke Poli THT RS dengan keluhan pendengaran
menurun tiba-tiba. Hal ini dirasakan beberapa saat setelah kembali
kepermukaan dari menyelam dilaut. Keluhan lain yang dirasakan nyeri pada
telinga, tinitus, dan autofonia. Pemeriksaan fisik didapatkan liang telinga
lapang, membran timpani berwarna biru gelap karena terdapat darah pada kavum
timpani.
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis yang tepat pada pasien diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Barotrauma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Trauma akustik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Otitis media akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sudden deafness<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tuli Sensorineural<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Antibiotik, analgetik, antiinflamasi,
miringotomi <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 10 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga sebelah kanan
sejak 3 hari yang lalu yang semakin memberat dan disertai gangguan
pendengaran. Pasien juga mengeluh pilek dan demam. Penderita sudah diberikan
obat penurun panas dan penghilang rasa sakit namun demam dan nyeri hilang
timbul. Penderita dibawa berobat ke Dokter THT dan pada pemeriksaan otoskopi
didapatkan hasil seperti gambar dibawah:
489.05pt'>
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
tatalaksana yang sesuai pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik, analgetik, antiinflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik, analgetik, mukolitik, toilet
telinga<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik, analgetik, antiinflamasi, toilet
telinga<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik, analgetik, antiinflamasi, miringotomi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik, dekongestan, mukolitik,
timpanoplasti<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Epilepsi tipe partial
kompleks.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 25 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS karena
kesadarannya berkurang. Sejak 1 tahun yang lalu penderita telah mengalami
serangan 6 kali, setiap serangan berupa bingung, bibirnya mengecap-ngecap dan
mengunyah, dan menggerakkan tangan dengan tujuan tertentu. Selama serangan
tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar, serangan berlangsung ±5 menit.
Setelah serangan, ia lupa apa yang telah dilakukan dan bingung selama 1-2
jam. Diantara 2 serangan, penderita sehat-sehat saja dan status neurologiknya
normal. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
diagnosis yang paling mungkin dari pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epilepsi tipe absence.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epilepsi tipe simple partial motorik.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epilepsi tipe simple partial sensorik.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epilepsi tipe partial kompleks.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epilepsi tipe simple partial psikik.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Injeksi Furosemide 1 ampul IV<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan, 54 tahun, dibawa ke IGD RS dengan badan lemah setelah pingsan di
rumah. Keluarga menceritakan bahwa sebelum pingsan pasien mengeluh sakit
kepala yang berat dan kemudian muntah. Saat pingsan dikatakan tidak didapati
kejang pada pasien, sebelumnya tidak sakit demam, tidak diare dan tidak ada
riwayat benturan dikepala. Pasien mengakui bahwa dirinya agak sering
merasakan pusing dan kemudian sembuh sendiri dalam 1 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum lemah, tekanan darah 160/100,
denyut nadi 84 x/menit, frekuensi napas 21x/menit, temperatur axilla 36,5°C.
Dari pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 356, Pupil isokor reflek cahaya
+/+ deviasi ke dextra saat membuka mulut, kekuatan otor ektremitas bawah
berkurang, reflek patologis babinski (+). 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
tatalaksana farmakologi yang paling tepat untuk pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Injeksi Clonidine 1 ampul IV <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Injeksi Furosemide 1 ampul IV<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Captopril 50mg Sub lingual<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>ISDN 10mg Sub lingual<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amlodipin 5 mg<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Sub arachnoid hemorage<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan, 54 tahun, dibawa ke IGD RS dengan badan lemah setelah pingsan di
rumah. Keluarga menceritakan bahwa sebelum pingsan pasien mengeluh sakit
kepala yang berat dan kemudian muntah. Saat pingsan dikatakan tidak didapati
kejang pada pasien, sebelumnya tidak sakit demam, tidak diare dan tidak ada
riwayat benturan dikepala. Pasien mengakui bahwa dirinya agak sering
merasakan pusing dan kemudian sembuh sendiri dalam 1 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum lemah, tekanan darah 160/100,
denyut nadi 84 x/menit, frekuensi napas 21x/menit, temperatur axilla 36,5°C.
Dari pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 356, Pupil isokor reflek cahaya
+/+ deviasi ke dextra saat membuka mulut, kekuatan otor ektremitas bawah
berkurang, reflek patologis babinski (+). 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epidural hemorage <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sub arachnoid hemorage<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Migrain<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cluster headhace<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Transcient Ischemic Attack<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ice pack test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
pasien laki-laki berusia 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata
terasa berat untuk membuka dengan lebar, khususnya mata kiri. Dari anamnesis
didapatkan bahwa keluhan telah terjadi sejak 3 minggu yang lalu dan disertai
dengan penglihatan yang dirasakan dobel, badan terasa mudah lelah dan mulut
terasa kaku. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 145/90 mmHg,
denyut nadi 90x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36,7°C. Pasien nampak
kesulitan saat berjalan dan saat pertengahan anamnesis pasien menjadi tampak
lelah saat berbicara. Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah berkurang,
refleks patologis tidak didapatkan. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ice pack test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Single-fiber electromyography<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan darah untuk antibodi anti-acetylcholine
reseptor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CT Scan Thoraks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Biopsi Otot<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Myastenia Gravis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
pasien laki-laki berusia 43 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata
terasa berat untuk membuka dengan lebar, khususnya mata kiri. Dari anamnesis
didapatkan bahwa keluhan telah terjadi sejak 3 minggu yang lalu dan disertai
dengan penglihatan yang dirasakan dobel, badan terasa mudah lelah dan mulut
terasa kaku. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 145/90 mmHg,
denyut nadi 90x/menit, frekuensi napas 22x/menit, temperatur axilla 36,7°C.
Pasien nampak kesulitan saat berjalan dan saat pertengahan anamnesis pasien
menjadi tampak lelah saat berbicara. Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
berkurang, refleks patologis tidak didapatkan. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Guilain-Barre Syndrome<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bell’s Palsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Myastenia Gravis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Poliomyelitis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amyotrophic lateral sclerosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Autistic disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki usia 3,5 tahun, anak sulung, dibawa orang tuanya ke poli RS
karena perkembangan yang terganggu dan perilakunya abnormal. Menurut ibunya
saat lahir, dia mengalami kekurangan O2. Penampilan fisik, perkembangan
motorik, dan keterampilannya sejalan dengan usianya, akan tetapi orang tuanya
merasa dari beberapa bulan pertama kehidupan dia kurang respon terhadap
kontak mata dan verbal. Selain itu dia hanya tertarik pada satu macam mainan,
terlalu sensitif terhadap suara, dan tidak ada mimik wajah. 
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang mungkin untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asperger’s Disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Autistic disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Childhood Disintegrative Disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rett’s Disorder<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Phenobarbital.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
jam. Diantara 2 serangan, penderita sehat-sehat saja dan status neurologiknya
normal. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
terapi yang paling tepat untuk pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Carbamazepin.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Phenobarbital.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lamotrigine.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gabapentin.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Topiramat.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Lepasnya muatan listrik di neuron otak
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
jam. Di antara 2 serangan, penderita sehat-sehat saja dan status
neurologiknya normal. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Bagaimanakah
patofisiologi kelainan tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Berkurangnya dopamine.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rusaknya substansia nigra.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lepasnya muatan listrik di neuron otak <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Proses degeneratif di ganglia basalis.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Inklusi sitoplasmic eosinofilik.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Arteritis temporalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki usia 60 tahun datang ke UGD puskesmas dengan keluhan nyeri kepala
hebat. Nyeri kepala hebat dirasakan mendadak muncul di daerah pelipis kepala
disertai keluhan nyeri pada kulit kepala. Selain itu pasien mengatakan
penglihatannya menjadi sedikit kabur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan,
tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 96x/menit, frekuensi napas 22x/menit,
suhu 36,8°C, didapatkan pembuluh darah didaerah pelipis yang membengkak dan
bergelombang. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cluster headache<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Nyeri Kepala Tegang Otot<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Arteritis temporalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hipertensi emergency<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Retinopaty hipertensi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Cerebral Palsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke poli umum RS karena belum bisa duduk
sendiri. Pasien merupakan anak pertama yang lahir prematur 28-30 minggu
dengan BBL 2400 gram, ditolong dokter ahli kandungan. Pemeriksaan fisik
didapatkan spastik semua ekstremitas atas dan bawah, klonus ankle, bila
diberdirikan kedua kaki jinjit, bicara belum lancar, dan sering keluar air
liur.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
diagnosis yang paling mungkin dari kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Keterlambatan perkembangan motorik.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cerebral Palsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Disabilitas intelektual<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Metabolik miopati<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lesi saraf perifer akibat trauma <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Blokade reseptor asetilkoline.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 28 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan kelemahan pada
kedua lengan dan tungkai. Dari anamnesis diketahui sejak 1 minggu yang lalu
pasien mengalami kelemahan dari kelopak mata, cepat lelah jika menggerakkan
bola mata, dan kadang-kadang penglihatannya ganda. Dia juga mengalami
kesulitan menelan, mudah lelah jika bicara lama. Kadang-kadang juga merasa
sulit bernafas. Kelemahan baru dirasakan setelah melakukan aktivitas (±jam 10
pagi) dan berkurang dengan istirahat. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan
kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah berkurang. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Bagaimanakah
patofisiologi kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Reaksi silang antibodi terhadap agen infeksi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Demyelinisasi dan degenerasi aksonal.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blokade reseptor dopamin.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blokade reseptor GABA.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blokade reseptor asetilkoline.<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Fenilketouria<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
bayi usia 4 bulan dibawa ibunya ke praktik dokter umum karena terdapat eksim
pada kulit. Keluhan tersebut disertai kejang dan bau apek pada kulit, napas
dan kencing pasien serta pertumbuhan yang terhambat. Menurut ibu pada saat
lahir pasien dalam keadaan normal tidak didapatkan kelainan. Dokter kemudian
melakukan pemeriksaan urine lengkap.
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Defisiensi tetrahidrobiopterin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fenilketouria<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hiperfenilalanemia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tirosinemia I<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tirosinemia II<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tumor sekunder <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan usia 47 tahun, dibawa suaminya datang ke UGD puskesmas dengan
keluhan muntah-muntah. Muntah-muntah hebat, sehingga muntahan seperti
ditembakkan keluar dari mulut. Menurut suaminya dalam 2 bulan terakhir pasien
mengalami perubahan sikap yang menggangu aktivitas sehari hari, mengeluh
pusing, sulit untuk berbicara dan sering pingsan. Riwayat 5 tahun yang lalu
istrinya sempat berobat ke dokter bedah karena keluhan benjolan di payudara
kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah 129/90 mmHg,
denyut nadi 96x/menit, frekuensi napas 21x/menit, suhu 36,8°C, didapatkan
afasia motorik. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor sekunder <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Meningioma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stroke hemoragic<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor Phyloides<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor hipofisis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemeriksaan hapusan darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 35 tahun diantar keluarganya ke IGD RS dengan keluhan tidak
sadar. Pasien tidak sadar sejak tadi pagi, sebelumnya dirawat di puskesmas
sejak seminggu yang lalu karena demam naik turun setiap hari. Riwayat pasien
pergi ke Merauke tiga minggu lalu. Pada pemeriksaan keadaan umum lemah,
anemis, GCS 345. Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 90/60 mmHg, denyut
nadi 68x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu axilla 39oC.
Pemeriksaan abdomen didapatkan splenomegali. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
pemeriksaan gold standard yang penting dilakukan untuk mendiagnosis
penyebab kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan darah lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan urine lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan hapusan darah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemeriksaan immunologis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>PCR (Polymerase Chain Reaction)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Sindrom Horner<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 45 tahun, datang ke poli umum klinik pratama dengan keluhan
nyeri bahu kanan. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah terjadi kurang
lebih 2 minggu. Keluhan tersebut disertai dengan perasaan lemah pada tangan
kanan, kelopak mata kanan yang jatuh dan batuk ringan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum cukup, tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi
90x/menit, frekuensi napas 23x/menit, suhu 36,6°C, GCS 456, Rh -/-, ptosis
pada mata kanan, pergerakan mata dalam batas normal, pupil anisokor (kanan
2mm; kiri 4mm). 
489.05pt'> 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blepharophimosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bell’s Palsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sindrom Horner<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Miastenia gravis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paralisis Nervus III<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pancoast tumor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 45 tahun, datang ke poli umum klinik pratama dengan keluhan
nyeri bahu kanan. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah terjadi kurang
lebih 2 minggu. Keluhan tersebut disertai dengan perasaan lemah pada tangan
kanan, kelopak mata kanan yang jatuh dan batuk ringan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum cukup, tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi
90x/menit, frekuensi napas 23x/menit, suhu 36,6°C, GCS 456, Rh -/-, ptosis
pada mata kanan, pergerakan mata dalam batas normal, pupil anisokor (kanan
2mm; kiri 4mm). 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
penyebab yang paling mungkin atas keluhan pasien pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pancoast tumor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Arteriophaty<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Neuroblastoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Obat Chlorpromazine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Blunt trauma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Distimia <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan usia 30 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD puskesmas karena
kehilangan nafsu makan sejak 1,5 tahun terakhir. Dari anamnesis didapatkan
bahwa pasien juga kurang tidur, jarang masuk kerja, mengurung diri di kamar
karena merasa diri tidak berharga. Sudah berulang kali berobat namun tidak
ada perubahan. Riwayat 2 tahun yang lalu mengalami keguguran dan diceraikan
oleh suaminya. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Distimia <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Siklotimia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Skizophrenia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gangguan bipolar<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Depresi anxietas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Delirium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan usia 64 tahun dibawa ke UGD RS karena tidak bisa tidur sejak 4 hari
yang lalu. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien seringkali lupa makan, tidak
bisa membedakan siang atau malam, lekas marah, sering ketakutan. Kejadian
tersebut hilang timbul sepanjang hari dan sudah berlangsung 2 bulan terakhir.
Riwayat menderita penyakit hati kronis. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran berkabut, tanda vital normal
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Delirium<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Demensia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psikotik akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gangguan afektif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Skizophrenia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 18 tahun dibawa ke puskesmas karena sering
marah-marah dan merusak barang sejak 1 bulan yang lalu. Pasien kerap kali
berbicara sendiri, merasa melihat hal-hal yang tidak wajar, dan mendengar
bunyi-bunyi aneh seperti teriakan atau tawa, merasa anggota tubuhnya
berbicara dan memaki-maki dirinya, merasa ada yang mengawasi dirinya dan
mengendalikan pikirannya. Pasien juga mengaku bisa mengendalikan cuaca dan
berbicara pada tanaman. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>kizotipal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Skizoafektif <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psikotik akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Waham menetap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : OAE monoterapi dosis rendah <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki, usia 45 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sejak ±6 bulan
ini mengalami gerakan klonik yang dimulai dari ibu jari kemudian menjalar ke
lengan dan muka sebelah kiri yang lamanya 1-2 menit. Kejadian ini telah
dialami beberapa kali. Pada waktu kejadian pasien sadar penuh. Pada
pemeriksaan didapatkan hemiparese sinistra yang ringan. 
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>Apakah
prinsip pengobatan yang tepat untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OAE monoterapi dosis rendah <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OAE monoterapi dosis tinggi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OAE kombinasi dosis titrasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OAE dihentikan segera setelah bebas
bangkitan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>OAE dihentikan mulai dari OAE utama<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bone densitometry (DEXA)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Wanita berusia 56 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan nyeri pada
pinggul yang dirasakan memberat sejak 2 tahun lalu. Pasien telah mengalami
menopause selama 5 tahun dan sebelumnya tidak mempunyai keluhan. Riwayat
trauma, penurunan berat badan dan demam disangkal. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan dalam batas normal, pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
adanya kelainan baik pada pemeriksaan tulang belakang maupun saraf spinalis.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bone Survey<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rontgen lumbosakral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bone densitometry (DEXA)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kadar kalsium darah <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bone MRI<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : ulkus gaster yang belum mengalami
</td>
</tr>
laki-laki berusia 55 th datang ke dokter praktek dengan keluhan berak darah
kehitaman sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri di abdomen bagian atas dan
tembus kebelakang nyerai seperti rasa terbakar.Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal,anemia pada sklera, pada pemeriksaan
abdomen tidak ada pembesaran hepar maupun lien, tidak didapatkan acites.RT
dalam batas normal
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>ulkus gaster yang mengalami perforasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>ulkus gaster yang belum mengalami
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>pankreatitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>cholesistitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>divertikel mekel pada usus halus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hernia lateralis inkarserata<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak berusia 5 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan benjolan perut
bawah sampai skrotum sejak 1 bulan terakhir biasanya hilang timbul, sekarang
menetap 3 hari ini, disertai mual muntah. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan dalam batas normal.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia lateralis inkarserata<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia lateralis reponibel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia medial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia strangulata<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia umbilikalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Colonoscopy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki- laki berusia 60 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan sulit
buang air besar, buang air besar harus mengejan, dan bila buang air besar
keluar kecil-kecil seperti kotoran kambing sejak 3 bulan terakhir. Pasien
merasa berat badannya juga turun. pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmhg, denyut nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 20 x/
menit, suhu tubuh 36° C. pada pemeriksaan penunjang feses lengkap didapatkan
darah samar positif .
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang lain yang paling tepat pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRI Abdomen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>BOF/LLD<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>USG Abdomen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Colonoscopy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Carcinoembrionic antigen (CEA)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Digital Rectal Examination<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki- laki berusia 60 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan sulit
buang air besar, buang air besar harus mengejan, dan bila buang air besar
keluar kecil-kecil seperti kotoran kambing sejak 3 bulan terakhir. Pasien
merasa berat badannya juga turun. pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmhg, denyut nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 20 x/
menit, suhu tubuh 36° C. pada pemeriksaan penunjang feses lengkap didapatkan
darah samar positif .
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan fisik yang paling tepat pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Palpasi abdomen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Palpasi inguinal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Digital Rectal Examination<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhomberg Test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Psoas test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemberian golongan
sulfasalazine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 25 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan diare
berulang kadang-kadang disertai dengan darah sejak 2 bulan terakhir, hilang
timbul, dan disertai rasa mules yang sangat, tetapi tidak disertai demam.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmhg, denyut
nadi 89 x/ menit, frekuensi nafas 20 x/ menit, suhu 36 ° C
</td>
</tr>
</tr>
tatalaksana farmakologi pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian golongan sulfasalazine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kortikosteroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pantang susu dan produk susu<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Anti retroviral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sefalosporin generasi 1<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Chron disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 25 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan diare
berulang kadang-kadang disertai dengan darah sejak 2 bulan terakhir, hilang
timbul, dan disertai rasa mules yang sangat, tetapi tidak disertai demam.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmhg, denyut
nadi 89 x/ menit, frekuensi nafas 20 x/ menit, suhu 36 °C Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan "skip lession"
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis pada kasus di atas?/p>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Chron disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Celiac disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lactose intolerance<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ulcerative colitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>AIDS<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Peningkatan Bilirubin direk > bilirubin
indirek<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 34 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan mata kuning sejak 3
minggu terakhir disertai nyeri perut kanan atas, demam, dan BAB wanrna putih
pucat sejak 1 minggu terakhir. Pada Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmhg, suhu 39,7 C, denyut nadi 120 kali/menit, frekuensi
nafas 20 x/ menit . Pada pemeriksaan abdomen Abdomen tidak didapatkan tanda
Murphy.
</td>
</tr>
</tr>
Bkemungkinan
gambaran pemeriksaan laboratorium bilirubin pada pasien di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Peningkatan Bilirubin direk = bilirubin
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Peningkatan Bilirubin direk < bilirubin
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Peningkatan Bilirubin direk > bilirubin
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tidak dapat diprediksikan peningkatan bilirubin direk dan
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Keduanya normal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Choledocolitihiasis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 34 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan mata kuning sejak 3
minggu terakhir disertai nyeri perut kanan atas, demam, dan BAB wanrna putih
pucat sejak 1 minggu terakhir. Pada Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmhg, suhu 39,7 C, denyut nadi 120 kali/menit, frekuensi
nafas 20 x/ menit . Pada pemeriksaan abdomen Abdomen tidak didapatkan tanda
Murphy.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis pada kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hepatitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hepatitis kronik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cholecystolithiasis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Choledocolitihiasis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cholangitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Melakukan pemeriksaan pulsasi, pucat, edem dan
parestesi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Seoarang
Laki-laki berusia 20 tahun diantar ke UGD RS dengan fraktur cruris dextra.
Pasien sudah dibidai oleh perawat yang merujuk
</td>
</tr>
</tr>
tindakan awal apakah yang paling tepat dilakukan?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Memperkuat balutan pada bidai<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Merujuk ke spesialis orthopedi dan
traumatologi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Melakukan pemeriksaan pulsasi, pucat, edem dan
parestesi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Melakukan rontgen cruris dextra
AP/Lateral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Observasi keluhan pasien<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : N. radialis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Laki-laki berusia 27 tahun datang ke UGD RS drngna keluhan nyeri pada tangan
kanan setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia jatuh dari motor
dengan lengan atas membentur aspal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, denyut nadi 88 kali/mnt, frekuensi nafas 24 x/mnt. Pada
pemeriksaan ekstremitas atas kanan didapatkan wrist drop/hand drop. Pada
regio brachii dextra didapatkan deformitas angulasi dan nyeri tekan pada
sepertiga tengah./p>
</td>
</tr>
</tr>
Dari
pemeriksaan, nervus manakah yang mungkin mengalami cedera?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>N. ulnaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>N. radialis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>N. medianus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>N. aksilaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>N. musculocutaneus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Fraktur humerus 1/3 tengah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Laki-laki berusia 27 tahun datang ke UGD RS drngna keluhan nyeri pada tangan
kanan setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia jatuh dari motor
dengan lengan atas membentur aspal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, denyut nadi 88 kali/mnt, frekuensi nafas 24 x/mnt. Pada
pemeriksaan ekstremitas atas kanan didapatkan wrist drop/hand drop. Pada
regio brachii dextra didapatkan deformitas angulasi dan nyeri tekan pada
sepertiga tengah.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis apakah yang paling mungkin terjadi pada pasien ini?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur clavicula 1/3 lateral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur humerus 1/3 tengah<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur humerus suprakondiler humeri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur kolum humeri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fraktur tuberositas mayor humeri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : USG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri ulu hati dan
kemudian berpindah ke perut bawah sejak 3 jam yang lalu. Nyeri hilang timbul
dan bertambah berat saat jalan maupun menekuk kaki. Keadaan umum pasien
tampak sakit berat. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan Tekanan darah
135/80 mmHg, denyut nadi 93 x/mnt, frekuensi nafas 23 x/mnt, suhu 38,9°
C,pada pemeriksaan fisik didapatkan palpasi pada region abdomen didapatkan
nyeri lepas perut kiri dan nyeri tekan pada perut kanan bawah. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 16.ooo.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan radiologi yang menunjang diagnosis diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Appendicogram<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto polos/BNO<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>USG<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CT scan abdomen<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRI<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Rupture buli<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 35 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
nyeri pada perut bagian bawah sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan
setelah pasien mengalami kecelakaan dan perut tertindih sepeda motor. Keluhan
disertai dengan tidak bisa BAK. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 90x/menit, frekuensi nafas 22x/menit,
suhu 37,0 ˚Celsius, didapatkan jejas pada infraumbilikus dan darah pada
urethra. Pada pemeriksaan foto rontgen pelvis didapatkan fraktur pelvis.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Internal bleeding<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ruptur ginjal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rupture buli<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rupture urethra posterior<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rupture urethra anterior<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pemasangan iv line<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan BAB cair dengan
frekuensi 8-10 x/hari, lendir (+), mual dan muntah 2x/hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemas, pada pemeriksaan vital
sign didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nafas 22x/menit,
frekuensi nadi 98x/menit, suhu 36,8 °C, mata cowong, bibir kering,
peristaltik usus meningkat serta nyeri tekan di regio lumbal dextra. Pada
pemeriksaan laboratorium darah didapatkan leukositosis dan pada pemeriksaan
feses didapatkan darah samar (+).
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan awal yang tepat untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemasangan iv line<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antiemetik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antiinflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pemberian antipiretik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Kolitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
kanan bawah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan BAB cair dengan
frekuensi 8-10 x/hari, lendir (+), mual dan muntah 2x/hari. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemas, pada pemeriksaan vital
sign didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nafas 22x/menit,
frekuensi nadi 98x/menit, suhu 36,8 °C, mata cowong, bibir kering,
peristaltik usus meningkat serta nyeri tekan di regio lumbal dextra. Pada
pemeriksaan laboratorium darah didapatkan leukositosis dan pada pemeriksaan
feses didapatkan darah samar (+).
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang sesuai untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kolitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Divertikulitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Crohn disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Appendicitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ca. colon<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 50 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan terdapat benjolan
di sekitar dubur sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa gatal,
panas dan nyeri serta demam 2 hari yang lalu. Pasien merasa tidak nyaman saat
duduk dan ketika BAB terasa nyeri tapi tidak berdarah. Riwayat DM (+) sejak 5
tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
denyut nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 37,2 °Celsius.
Pemeriksaan status lokalis didapatkan benjolan diameter 4 cm, tampak eritem,
nyeri tekan (+), teraba hangat (+). Pada pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan leukositosis.
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang paling tepat untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antipiretik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antiinflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antihistamin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pencahar<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Abses perianal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 50 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan terdapat
benjolan di sekitar dubur sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
rasa gatal, panas dan nyeri serta demam 2 hari yang lalu. Pasien merasa tidak
nyaman saat duduk dan ketika BAB terasa nyeri tapi tidak berdarah. Riwayat DM
(+) sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, denyut nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 37,2
°Celsius. Pemeriksaan status lokalis didapatkan benjolan diameter 4 cm,
tampak eritem, nyeri tekan (+), teraba hangat (+). Pada pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan leukositosis.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abses perianal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ca. recti<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Furunkel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hemoroid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Prolaps recti<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Eksisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat
benjolan di lengan kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benolan dirasakan semakin
besar tetapi tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/70 mm/Hg, denyut nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,5
derajat C. Pada pemeriksaan status lokalis regio brachii dextra didapatkan
benjolan kurang lebih 4 cm, teraba empuk, nyeri (-) dan bergerak jika
ditekan.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan yang sesuai untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Incisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Biopsi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Eksisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ekstraksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kauterisasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Atresia Oesophagus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
bayi berusia 2 hari dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan muka membiru
saat menyusu ibunya 1 jam yang lalu. Keluhan ini terjadi karena pasien sering
tersedak saat menyusu ibunya. Keluhan ini disertai dengan sering ngiler. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan <a name="_Hlk488698324">frekuensi nadi
130x/menit, frekuensi nafas 60x/menit, suhu 37</a>˚C, wajah tampak sianosis,
hipersalivasi, retraksi dada dan ronki basah kasar. Pada pemeriksaan foto
Rontgen, didapatkan gambaran bird beak appearance.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atresia Oesophagus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atresia duodeni<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sphincter Pylori Hipertrophy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Malrotasi usus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atresia Jejunum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hernia Inguinalis lateralis dextra
irreponibilis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
benjolan di selangkangan kanan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan
dirasakan semakin membesar saat aktifitas, dan hilang bila pasien tidur.
Benjolan sering dipijatkan ke dukun pijat, sejak 6 bulan ini benjolan tidak
bisa masuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37˚C, benjolan
bentuk lonjong dan masuk ke scrotum, warna sesuai warna kulit sekitar.
</td>
</tr>
</tr>
 Apakah
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia Inguinalis lateralis dextra
reponibilis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hernia Inguinalis lateralis dextra incarcerate tereduksi
spontan <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Paraphymosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke UGD RS dengan keluhan
kesakitan pada kemaluannya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan setelah
kulit penisnya ditarik dan tidak bisa kembali. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan denyut nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37,0
˚Celsius, pemeriksaan status lokalis didapatkan preputium oedem.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epispadia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hypospadias<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Buried penis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Phymosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Paraphymosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Circumcisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
nyeri saat BAK sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
˚Celsius, pemeriksaan status lokalis didapatkan ujung penis menggelembung
saat BAK.
</td>
</tr>
</tr>
tindakan yang tepat untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dilatasi urethra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pasang catheter<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Insisi dorsum penis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pijat glans penis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Circumcisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Phymosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
nyeri saat BAK sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
˚Celsius, pemeriksaan status lokalis didapatkan ujung penis menggelembung
saat BAK.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hypospadias<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan tiap
BAK duduk seperti anak perempuan sejak 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan denyut nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37,0
˚Celsius, lubang urethra terletak di bagian ventral penis.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Carcinoma colon<o:p></o:p>
</td>
</tr>
hilang timbul sejak 3 tahun terakhir. Keluhan disertai dengan konstipasi,
tinja seperti kotoran kambing, dan berat badan semakin menurun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg,denyut nadi 80x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37,0 ˚Celsius, distensi abdomen, bising usus
meningkat. Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan ampulla
kolaps, lendir (+) , massa (-). Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran
pembesaran limfonodi para aorta dan nodul pada hepar multiple.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Chrohn disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Colitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amoebiasis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Carcinoma colon<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diverticulitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Carcinoma colon <o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan BAB sering
mencret sejak 1 tahun terakhir. Keluhan disertai dengan BAB bercampur
darah dan lendir tetapi kadang mengalami konstipasi, pasien merasa BAB tidak
puas dan berat badan semakin turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 110/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu
37,0 ˚Celsius, pemeriksaan rectal toucher didapatkan feses bercampur
lendir dan sedikit darah. Pada pemeriksaan colon inloop didapatkan gambaran
polypoid
filling defect.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Chrohn disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Colitis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amoebiasis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Carcinoma colon <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diverticulitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 42 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 hari yang lalu. Hasil anamnesis didapatkan nyeri di regio kanan atas,
selama kurang lebih 30 menit, menjalar ke punggung dan bahu kanan. Nyeri
dirasakan pasien setelah makan jerohan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB
: 70 kg, TB: 150 cm,tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 38,0 derajat Celsius, murphy sign (+). Hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan penebalan dinding kandung empedu disertai
gambaran hiperechoic ukuran 1,5 cm.
</td>
</tr>
</tr>
penatalaksanaan yang sesuai untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Analgetik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antiinflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antihistamin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antiemetik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Urea breath test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 45 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan nyeri
perut hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa
perih sehingga sering membuatnya terbangun di malam hari tetapi hilang dengan
makan dan minum susu. Pasien pernah mengalami muntah seperti kopi 1 minggu
yang lalu.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut
nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37,0 ˚Celsius, nyeri ringan
pada epigastrium.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus
tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Endoskopi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto abdomen dengan kontras<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Urea breath test<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Gastric lavage<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kultur <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Omeprazole, amoxicillin dan
clarithromycin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 45 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan nyeri
perut hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa
perih sehingga sering membuatnya terbangun di malam hari tetapi hilang dengan
makan dan minum susu. Pasien pernah mengalami muntah seperti kopi 1 minggu
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
denyut nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37,0 ˚Celsius, nyeri
ringan pada epigastrium.
</td>
</tr>
</tr>
tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Omeprazole, amoxicillin dan
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Omeprazole, metronidazole dan
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ranitidine, amoxicillin dan
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ranitidine, metronidazole dan
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antacid, ranitidine, omeprazole<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Lipoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
benjolan di lengan kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benolan dirasakan semakin
besar tetapi tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/70 mm/hg, denyut nadi 80 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu
36,5 derajat C. Pada pemeriksaan status lokalis regio brachii dextra
didapatkan benjolan kurang lebih 4 cm, teraba empuk, nyeri (-) dan
bergerak jika ditekan.
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang sesuai untuk kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abses<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Lipoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epidermoid kista<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Liposarkoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Limfadenitis tuberkulosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Wilm’s tumor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan kencing
berdarah sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan adanya benjolan di
perut yang awalnya hilang timbul, tetapi makin lama makin besar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/65 mmHg, denyut nadi
80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,0 ˚Celsius, teraba benjolan di
regio flank kanan pasien.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Renal cell carcinoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Wilm’s tumor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Batu ginjal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Batu kandung kemih<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pyelonephritis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Renal cell carcinoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 70 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS dengan keluhan
kencing berdarah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam ringan
sejak 3 bulan yang lalu, nyeri pinggang kiri, tidak nafsu makan dan perut
membesar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, denyut
nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,0 ˚Celsius, teraba
benjolan di regio flank kiri pasien dan ditemukan varicocele pada
skrotum kiri. 
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada kasus tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Renal cell carcinoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Wilm’s tumor<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Batu ginjal<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Batu kandung kemih<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pyelonephritis <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bising jantung kontinu karena patent ductus
arteriosus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
pelajar laki-laki berusia 18 tahun datang ke poliklinik untuk menjalani
medical check up. Dari hasil pemeriksaan ditemukan bising jantung pada
parasternal line ICS II. Bising jantung kresendo-dekresendo dan terdengar
pada fase diastolik sampai dengan sistolik. Bising jantung tidak berubah
dengan perubahan posisi maupun rotasi kepala.
</td>
</tr>
</tr>
Kemungkinan bising jantung yang diderita pelajar tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bising jantung kontinu karena Venous Hum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bising jantung kontinu karena mixed aortic valve
disease<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bising jantung kontinu karena patent ductus
arteriosus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bising kontinu karena arteriovenosus
connection<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bising kontinu karena stenosis arteri sub
klavia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Mengatasi shock dengan pemberian obat vasopresor
(dopamin)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 48 tahun datang ke UGD RS karena muntah sejak 3 jam yang
lalu. Muntah disertai keringat dingin, dada terasa penuh dan nyeri sampai ke
dagu. Penderita mempunyai riwayat darah tinggi dan Diabetes Mellitus sejak 5
tahun yang lalu. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil tekanan darah
90/60 mmHg, denyut nadi 122 x/mnt, kecil dan emah, frekuensi napas 26 x/mt,
temperature 36,50 0C, GCS 456 (somnolen). Dari pemeriksaan status lokalis
didapatkan hasil pergerakan dinding dada simetris, perkusi sonor. Jantung :
bising (-), suara jantung I dan II tunggal, spliting (-). Abdomen dalam batas
normal. Ekstremitas dingin. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hemoglobin 12,8 gr/%, Leukosit 7.800 mm/3, trombosit 260 mm/3, LED 25 /jam,
Gula Darah Acak 325 mg/dl
</td>
</tr>
</tr>
penanganan utama yang harus diberikan pada pasien tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatasi shock dengan pemberian obat vasopresor
(dopamin)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatasi shock dengan pemberian antibiotik spektrum
luas<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatasi shock dengan pemberian obat
trombolitik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatasi shock dengan memberikan obat anti agregasi
platelat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mengatasi shock dengan memberikan terapi cairan (infus RL
dengan tetesan cepat)<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Shock kardiogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 48 tahun datang ke UGD RS karena muntah sejak 3 jam yang
lalu. Muntah disertai keringat dingin, dada terasa penuh dan nyeri sampai ke
dagu. Penderita mempunyai riwayat darah tinggi dan Diabetes Mellitus sejak 5
tahun yang lalu. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil tekanan darah
90/60 mmHg, denyut nadi 122 x/mnt, kecil dan lemah, frekuensi napas 26 x/mt,
temperature 36,50 C, GCS 456 (somnolen). Dari pemeriksaan status lokalis
didapatkan hasil pergerakan dinding dada simetris, perkusi sonor. Jantung :
bising (-), suara jantung I dan II tunggal, spliting (-). Abdomen dalam batas
normal. Ekstremitas dingin. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hemoglobin 12,8 gr/%, Leukosit 7.800 mm/3, trombosit 260 mm/3, LED 25 /jam,
Gula Darah Acak 325 mg/dl
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis dari penderita diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock hipovolemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock kardiogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock distributive<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock neurogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock septik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Shock hipovolemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 50 th datang ke UGD RS karena diare sejak 3 hari yang lalu .
Dari anamnesis didapatkan diare kurang lebih 7 kali perhari disertai mual dan
muntah dengan BAB cair tidak ada darah dan lendir. Penderita juga mengeluhkan
perut terasa sebah dan kesakitan setiap BAB. Dari pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 90/80 mmHg, denyut nadi 112 x/mnt, frekuensi napas 27
x/mt, temperature 38,2 0C, GCS 456 (somnolen). Dari pemeriksaan lokalis
didapatkan pergerakan dinding dada simetris, perkusi sonor. Pemeriksaan
jantung didapatkan bising (-), suara jantung I dan II tunggal, spliting (-).
Pemeriksaan abdomen nyeri tekan epigastrium, bising usus meningkat. Dari
hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hemoglobin 11,8 gr/%,
Leukosit 13.600 mm/3, trombosit 200 mm/3, LED 65 /jam
</td>
</tr>
</tr>
keadaan emergensi pada kasus diatas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock hipovolemik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock kardiogenik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock distributive<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Dehidrasi berat<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Shock septik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Influenza<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak perempuan berusia 6 tahun diantar kedua orang tuanya ke puskesmas dengan
keluhan panas sejak satu hari yang lalu. Keluhan disertai sakit kepala, batuk
dan pilek setelah kehujanan sepulang sekolah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 90 x/menit, frekuensi napas
20 x/menit dan suhu tubuh 380C. Pada pemeriksaan rinoskopi
anterior didapatkan mukosa hidung hiperemi dengan sekret seromukus dan faring
hiperemi.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hiperpireksia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sinusitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Influenza<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Faringitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Bed rest, antipiretik dan multi
vitamin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak perempuan berusia 6 tahun diantar kedua orang tuanya ke puskesmas dengan
keluhan panas sejak satu hari yang lalu. Keluhan disertai sakit kepala, batuk
dan pilek setelah kehujanan sepulang sekolah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 90 x/menit, frekuensi napas
20 x/menit dan suhu tubuh 38oC. Pada pemeriksaan rinoskopi
anterior didapatkan mukosa hidung hiperemi dengan sekret seromukus dan faring
hiperemi.
</td>
</tr>
</tr>
penanganan yang tepat pada kasus tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, analgetik dan anti inflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, antibiotika dan antipiretik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, antibiotika dan anti inflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, antibiotika dan multi vitamin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, antipiretik dan multi vitamin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Timoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 48 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak
2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan memberat sejak 3 hari yang lalu, tidak
dipengaruhi oleh perubahan posisi. Keluhan juga disertai bengkak pada wajah
dan lengan kiri sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
28x/menit, edem ekstemitas atas kiri, serta pelebaran vena di daerah dada
sebelah kiri. Pasien dicurigai menderita tumor mediastinum.
</td>
</tr>
</tr>
jenis tumor seperti kasus diatas yang paling sering ditemukan?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Karsinoma small cell<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Limfoma Hodgkin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Limfoma non Hodgkin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Timoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Astroma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tumor mediastinum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan memberat sejak 3 hari yang lalu, tidak
dipengaruhi oleh perubahan posisi. Keluhan juga disertai bengkak pada wajah
dan lengan kiri sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
28x/menit, edem ekstemitas atas kiri, serta pelebaran vena di daerah dada
sebelah kiri.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor paru<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor dinding dada<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor mediastinum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor colli<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor rongga dada<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ronkhi negatif, wheezing
positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 15 diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
sesak sejak 1 jam yang lalu. Keluhan sudah beberapa kali dirasakan dirasakan
setelah bermain-main dengan kucing peliharaannya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
26x/menit, ekspirasi memanjang. Dokter mencurigai pasien mengalami
asma.
</td>
</tr>
</tr>
kelainan yang didapatkan pada pemeriksaan auskultasi paru kasus di atas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ronkhi positif, wheezing positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ronkhi negatif, wheezing positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ronkhi positif, wheezing negatif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ronkhi negatif, suara bronkial positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ronkhi posistif, suara bronkial positif<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Serangan asma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 15 tahundiantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
sesak sejak 1 jam yang lalu. Keluhan sudah beberapa kali dirasakan dirasakan
setelah bermain-main dengan kucing peliharaannya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, ekspirasi memanjang.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pneumonia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bronkitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Serangan asma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pneumotoraks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>PPOK<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Status asmatikus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 15 tahun diantar ibunya ke UGD dengan keluhan sesak
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tidak membaik dengan aminofilin, salbutamol
dan deksametason tablet. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, denyut nadi 110 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, sianosis
pada bibir, ekspirasi memanjang.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pneumotoraks<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Status asmatikus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>PPOK<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bronkitis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Hidrokortison injeksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 15 tahun diantar ibunya ke UGD dengan keluhan sesak
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tidak membaik dengan aminofilin, salbutamol
dan deksametason tablet. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, denyut nadi 110 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, sianosis
pada bibir, ekspirasi memanjang. Dokter mendiagnosis dengan status asmatikus.
</td>
</tr>
</tr>
terapi yang diberikan selain reliever dan antibiotika pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Salbutamol nebuliser <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ipatropium bromida nebulizer<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ventolin nebuliser<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hidrokortison injeksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bromhexin injeksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Rhinosinusitis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
perempuan berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pilek
berulang sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai ingus kental
kekuningan, nyeri kepala, telinga mendengung dan disertai demam yang
hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 90 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit. Dari pemeriksaan
rinoskopi anterior tampak kavum nasi lapang dengan warna mukosa hiperemis,
sekret purulen dan konka kongesti/dekongesti.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinitis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinosinusitis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinosinusitis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinofaringitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Mastoiditis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa orang tuanya ke poliklinik dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri dan bengkak di
belakang telinga kanan. Riwayat pilek sejak seminggu sebelumnya. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi 100 x/menit, frekuensi napas 20
x/menit, bengkak dibelakang telinga kanan, berwarna kemerahan dan
terdapat nyeri tekan.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor mastoid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Abses mastoid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mastoiditis akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Mastoiditis kronis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Otitis Media akut<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Antibiotika, antipiretik dan anti inflamasi
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
anak laki-laki berusia 6 tahun diantar oleh kedua orang tuanya ke puskesmas
dengan keluhan panas sejak dua hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri
menelan dan batuk berdahak. Riwayat sering tidur ngorok, nafas bau, dan
berulang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut
nadi 90 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, dan suhu badan 38oC.
Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan mukosa faring hiperemi dan
tonsil T3/T3 hiperemi dengan kripte yang melebar disertai detritus.
</td>
</tr>
</tr>
penanganan selanjutnya pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, analgetik dan anti inflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Bed rest, antibiotika dan antipiretik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotika, antipiretik dan anti inflamasi
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antibiotika, multi vitamin dan anti
inflamasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Antipiretik, multi vitamin dan analgetik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Rhinoskopi anterior, posterior dan
biopsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan benjolan
di leher kiri sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan terus membesar
disertai hidung buntu, telinga kiri mendengung, nyeri kepala serta
pengelihatan dobel. Pada pemeriksaan luar ditemukan benjolan dileher kiri
dengan ukuran diameter 10 cm padat terfiksir.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan yang perlu dilakukan pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhionoskopi anterior, biopsi dan CT scan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinoskopi anterior dan posterior<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinoskopi posterior dan CT scan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinoskopi posterior dan biopsi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Rhinoskopi anterior, posterior dan
biopsy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Tumor nasofaring<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik THT dengan benjolan di leher
kiri sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan terus membesar disertai
hidung buntu, telinga kiri mendengung, nyeri kepala serta pengelihatan dobel.
Pada pemeriksaan luar ditemukan benjolan dileher kiri dengan diameter 10 cm
padat terfiksir.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor ganas leher<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor ganas kavum nasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor nasofaring<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Kiste leher<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tumor mastoid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Foto Waters<o:p></o:p>
</td>
</tr>
perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pilek berulang
sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala terutama di daerah
belakang mata dan pangkal hidung dengan cairan kental kehijauan. Dokter
mencurigai dengan sinusitis etmoidalis.
</td>
</tr>
</tr>
pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto Stenvers<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto Waters<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto Schuller<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto Skull<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto Basis Kranialis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Diastolik di ICS 2 PSL dekstra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
laki-laki berusia 30 tahun datang ke UGD RS diantar keluarganya dengan
keluhan sesak sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sesak dirasakan memberat saat
berbaring dan membaik saat duduk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, denyut nadi 102 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit. Pada
pemeriksaan fisik jantung ditemukan pelebaran batas jantung kiri dan murmur
regurgitasi aortic.
</td>
</tr>
</tr>
Bagaimanakah
ciri-ciri murmur pada kelainan aorta tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sistolik di ICS 5 MCL sinistra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sistolik di ICS 2 PSL dekstra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diastolik di ICS 5 MCL sinistra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diastolik di ICS 2 PSL sinistra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Diastolik di ICS 2 PSL dekstra<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Penyakit jantung rematik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>Seorang
1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan memberat sejak kemarin. Keluhan
disertai bengkak pada ektremitas bawah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, frekuensi napas
30x/menit, ditemukan murmur di apeks jantung saat diastolik. Dokter
mencurigai gejala tersebut akibat penyakit katup jantung stenosis mitral.
</td>
</tr>
</tr>
penyebab tersering kejadian seperti kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Perlengketan antara katup<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit jantung rematik<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit jantung hipertensi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit jantung koroner<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Penyakit jantung infeksi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Fibrilasi atrial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 63 tahun diantar keluarganya ke UGD RS dengan keluhan lemah
separuh tubuh kiri sejak 30 menit yang lalu. Keluhan disertai sulit
berbicara. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg, denyut
nadi 100 x/menit irreguler, frekuensi napas 20 x/menit, tenaga ekstremitas kiri
menurun. Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan adanya gelombang P.
Dokter mendiagnosis dengan stroke non hemoragik tipe emboli.
</td>
</tr>
</tr>
penyebab emboli pada kasus diatas?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fibrilasi atrial<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Proses aterosklerosis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Adanya thrombosis vena dalam<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Proses fibrosis pada katup mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Fibrilasi ventrikel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Timoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Laki-laki berusia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kelopak mata
kiri sulit untuk dibuka dan mudah lelah sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu
pasien juga sering mengeluh sesak napas. Setelah dilakukan foto rontgen
didapatkan gambaran radio opaq di daerah mediastinum superior.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis pasien?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Timoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Carcinoma Timus <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Parathiroid Adenoma <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Seminoma <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Teratoma<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Ankle Brachial Index<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki -laki berusia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri di area pantat kanan
sampai dengan paha sejak 1 minggu yang lalu. Dari anamnesis didapatkan penderitas
Seorang perokok berat, memiliki riwayat penyakit jantung koroner dan pernah
menjalani operasi CABG 5 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kaki kanan teraba lebih dingin dan pulsasi a dorsalis pedis kanan menurun.
</td>
</tr>
</tr>
Pemeriksaan
apakah yang perlu dilakukan?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>MRI<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CT angiografi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto rontgen tungkai kanan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ankle Brachial Index<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>CT scan<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Atrial fibrilasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan dada
berdebar-debar sejak 1 minggu yang lalu. Dari anamnesis didapatkan penderita
memiliki riwayat penyakit jantung rematik. Melalui echocardiografi diketahui
katup mitral tebal, kaku dan kalsifikasi, tampak stenosis dengan Mitral Valve
A<img width=1255 height=683 id="_x0000_i1027"
src="gambarUpload/UMM_EKG_03.png"
alt="Description: C:\Users\User\Downloads\gambarUpload\UMM_EKG_03.png">rea
(MVA) 0,5 cm2. Hasil rekaman EKG sebagai berikut :
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis yang diderita pasien?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>SVT<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Sinus aritmia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atrial fibrilasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Atrial takikardia <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Ventrikulaer takikardia<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Stenosis mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak saat
aktivitas sejak 1 minggu yang lalu. Dari anamnesis didapatkan penderita
memiliki riwayat jantung rematik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 100/60 mmHg, Dari pemeriksaan jantung terdengar bising jantung
diastolik II/IV di apeks jantung. Hasil rekaman EKG didapatkan irama atrial
fibrilasi dengan HR 90-100 x/menit.
</td>
</tr>
</tr>
Kelainan yang mungkin didapatkan ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Regurgitasi aorta<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stenosis aorta<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stenosis mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Regurgitasi mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stenosis tricuspid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Titer ASTO<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak berusia 13 tahun datang ke poliklinik diantar orangtuanya dengan keluhan
sesak saat beraktivitas,nyeri dan bengkak pada persedian besar dan berpindah
pindah sejak 1 minggu yang lalu Pemeriksaan fisik didapatkan bising jantung
holosistolik pada ICS 5 mid clavicular sisnistra.
</td>
</tr>
</tr>
Pemeriksaan
apakah yang menunjang diagnosis penyakit tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Foto polos dada<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Echocardiografi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Darah lengkap<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Titer ASTO<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Elektrocardiografi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Left bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki laki berusia 70 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak sejak 3 hari
yang lalu. Dari anamnesis didapatkan sesak dengan aktivitas,terutama berjalan
lebih dari 100 meter, disertai bengkak kedua tungkai. Dilakukan pemeriksaan
EKG dengan hasil sebagai berikut :
src="gambarUpload/UMM_EKG_02.png"
alt="Description:
C:\Users\User\Downloads\gambarUpload\UMM_EKG_02.png">
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan diagnosis penderita tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Left bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>AV block total<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Right bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>High degree AV block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>AV blok Mobitz I<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Right bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
Laki-laki berusia 60 tahun datang ke klinik tanpa keluhan tidak nyaman pada
bagian perut sejak 1 hari yang lalu. Dari riwayat penyakit terdahulu
penderita memiliki riwayat perokok berat dan hipertensi. Dilakukan
pemeriksaan EKG dengan hasil sebagai berikut: <img
width=615 height=363 id="_x0000_i1025" src="gambarUpload/UMM_EKG_01.png"
alt="Description:
C:\Users\User\Downloads\gambarUpload\UMM_EKG_01.png">
</td>
</tr>
</tr>
diagnosis pasien tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Left bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>AV block total<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Right bundle branch block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>High degree AV block<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>AV blok Mobitz I<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Trakeotomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki laki berusia 70 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak sejak 1
minggu yang lalu. Dari anamnesis pasien juga mengeluh kadang kadang batuk,
batuk sedikit berdahak tidak berdarah. sebelumnya sejak 3 bulan parau yang
betambah berat, riwayat merokok 2 pak perhari, tidak nyeri menelan, makan
minum lancar tidak tersedak. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter Sp O2 90%,
pada pemeriksaan laringoskopi indirect terdapat gambaran massa berdungkul
kemerahan kiri kanan, airway masih longgar dan Sumbatan Jalan Nafas atas
Jackson I-II.
</td>
</tr>
</tr>
Bagaimankah
penatalaksanaan saat di UGD?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Oksigenasi sampai Sp O2 100%<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Cricotiroidotomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Trakeotomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Partial laringectomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Total laringectomi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : gigi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki laki berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ketika sujud
saat sholat tercium bau busuk sejak 2 minggu Dari anamnesis bau busuk bertambah
berat dan jika pasien tidur miring ke kanan bau busuk juga dirasakan. Pasien
tidak merokok atau meminum alkohol. Pasien tidak mengeluh pilek, buntu maupun
mimisen. Dari pemeriksaan kavum nasi, didapatkan kavum nasi kanan normal,
kavum nasi kiri terdapat sekret di meatus medius.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan penyebab kondisi di atas ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Polyp<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Corpus alienum<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>gigi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>adenoid hipertrophi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>septum deviasi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Pungsi dan incise<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 17 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
sebelah kanan sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan nyeri menelan
menjalar ke telinga kanan, disertai demam sertai sulit membuka mulut dan
keluhan bertambah berat, saat ini penderita sulit membuka mulut dan suara
sengau. Pada pemeriksaan trismus membuka 3 cm terlihat penonjolan sekitar
Tonsil kanan, tampak detritus .
</td>
</tr>
</tr>
Penatalaksanaan
awal apakah yang harus segera dilakukan ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tonsilectomy<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pungsi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>eksisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Incisi<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Pungsi dan incise<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Warfarin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 55 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kaki kanan terasa
berat,tebal, nyeri dan bengkak setelah mengalami perjalanan jauh menggunakan
pesawat terbang selama 17 jam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema
tungkai kanan, tampak kemerahan dan teraba lebih hangat. Tampak thrombus di
vena popliteal kanan dengan compression ultrasound (+). Hasil pemeriksaan
D-dimer meningkat.
</td>
</tr>
</tr>
Terapi
apakah yang paling sesuai untuk penyakit tersebut ?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Aspilet<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Clopidigrel<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Warfarin<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Furosemide<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Tranexamine<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Amlodipin <o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita keturunan afrika-amerika berusia 56 tahun datang ke klinik untuk
medical check up. Riwayat penderita menderita hipertensi dan asma bronciale.
Penderita membawa hasil pemeriksaan laboratorium serum kreatinin 3 mg/dl,
kadar kalium darah 5,1 mg/dl.
</td>
</tr>
</tr>
Terapi
manakah yang sesuai untuk penderita tersebut?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Amlodipin <o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Hydrochlorthiazide<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Enalapril<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Propanolol<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Spironolakton<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Regurgitasi mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
wanita berusia 76 tahun datang ke Unit Gawat Darurat RS dengan keluhan sesak
sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan sesak dirasakan apabila
beraktivitas disertai dengan bengkak pada kedua tungkai. Riwayat penyakit
dahulu pernah mengalami miokard infark inferior. Pada saat pemeriksaan
jantung terdengar bising jantung holosistolik IV/VI pada ICS V mid clavicular
line sinistra.
</td>
</tr>
</tr>
Manakah
yang menyebabkan keluhan penderita?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Regurgitasi trikuspid<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Regurgitasi mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>VSD<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Stenosis mitral<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Aneurisma ventrikel kiri<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Asma bronkiale serangan ringan episode
jarang<o:p></o:p>
</td>
</tr>
anak laki-laki berusia 8 tahun diantar ibunya datang ke UGD RS dengan keluhan
sesak nafas disertai batuk kering sejak 2 hari yang lalu. Dari anamnesis
didapatkan selama tidur anak tidak terganggu sesak dan sesak timbul saat anak
melakukan aktifitas. Serangan sesak nafas seperti ini juga pernah dialami 3
bulan yang lalu. Dari fisik diagnosis didapatkan wheezing expiratoar,
frekuensi napas : 40 x/menit, denyut nadi : 112x/menit, temperatur : 36,9° C
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asma bronkiale serangan ringan episode
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asma bronkiale serangan sedang episode
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asma bronkiale serangan berat episode
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Asma bronkiale serangan sedang episode
</td>
</tr>
anak perempuan berusia 5 tahun diantar kedua orang tuanya datang ke IRD RS
dengan keluhan sesak dan batuk sejak 2 hari yang lalu. Dari anamnesa
didapatkan anak sesak jika berbicara, sehingga kalau berbicara hanya
sepenggal kalimat yang terpotong-potong, anak lebih merasa enak jika duduk.
Hal ini juga pernah dialami sekitar 2 minggu yang lalu walaupun sesaknya jauh
lebih ringan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan retraksi pada daerah
suprasternal dan intercostalis selain itu juga didapatkan wheezing
expiratoar, frekuensi napas : 45X/ menit, denyut nadi : 120X/menit,
temperatur : 37,3° C, Ronchi Basah Kasar ( - ), Ronchi Basah Halus ( + ).
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asma bronkiale serangan ringan episode
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Asma bronkiale serangan berat episode
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : sinusitis ethmoidalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki laki berusia 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri kepala
terutama di daerah pangkal hidung medial dari mata sejak 4 minggu yang lalu.
Nyeri dirasakan semakin bertambah, keluhan pilek kadang kadang jernih dan
tidak berbau, bersin sesekali, buntu jika suhu luar terasa dingin,tenggorok
terasa dahak mengalir dari atas, hidung terasa buntu dan mata terasa kemeng
dan kabur. Pada pemeriksaan transiluminasi sinus frontalis terang /terang,
sinus maksilaris terang/ terang. karies dentis tidak didapatkan.
</td>
</tr>
</tr>
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>sinusitis maksilaris<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>sinusitis frontalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>sinusitis ethmoidalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>sinusitis spenoidalis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>pansinusitis<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : Streptococcus beta hemoliticus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
keluhan nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan nyeri
disertai panas di tenggorok dan sengau. Penderita tidak mengeluhkan batuk,
parau atau sesak. Selain itu penderita juga mengeluh demam dan badan terasa
sakit seperti di tusuk tusuk, serta leher bengkak kanan dan kiri. Pada
pemeriksaan Tonsil T3/ T3 hiperemi, detritus (+), langit langit terdapat
bintik bintik merah. Sulit makan minum, tampak dehidrasi.
</td>
</tr>
</tr>
kemungkinan penyebabnya?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Staphilococcus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Epstein Barr virus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Influenza virus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>Streptococcus beta hemoliticus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>adenovirus<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
489.05pt'>Jawaban : 200/120 mmHg<o:p></o:p>
</td>
</tr>
laki-laki berusia 48 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sakit kepala,
visus kabur, nyeri dada ringan sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan : temperatur 37 C, tekanan darah 250/150 mmHg, denyut nadi
80x/menit, frekuensi napas 18x/menit. Pemeriksaan fisik jantung terdengar
suara jantung 4. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan serum
kreatinin 3.5 mg/dl dan peningkatan ringan enzim jantung (Troponin I).
Pemeriksaan EKG menunjukkan Left Ventricle Hypertrophy. Kemudian pasien
diberikan terapi Nitrogliserin intravena secara drip.
</td>
</tr>
</tr>
target penurunan tekanan darah dalam 1 jam pertama?
</td>
</tr>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>120/80 mmHg<o:p></o:p>
</td>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
489.05pt'>
</tr>
489.05pt'>
</tr>
<tr style='mso-yfti-irow:2188;mso-yfti-lastrow:yes'>
Jumlah
Soal >>> 200 <o:p></o:p>
</td>
</tr>
<![if !supportMisalignedColumns]>
<tr height=0>
<td width=29 style='border:none'></td>
</tr>
<![endif]>
</table>
 
</div>
</body>
</html>

BukuSoal Progress Test 2 Batch 2 2018

Uploaded by

Document Information

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

BukuSoal Progress Test 2 Batch 2 2018

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

<html xmlns:v="urn:schemas-microsoft-com:vml"

<body lang=IN style='tab-interval:36.0pt'>

<table class=MsoNormalTable border=0 cellpadding=0 width=599 style='width:449.05pt;

You might also like