Professional Documents
Culture Documents
“ Asuhan Keluarga Pada Tn.M Dengan keluarga hamil 23 minggu dan Tn. B dengan
keluarga nifas 6 hari dan neonatus”
Nama :
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, nikmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan di Komunitas sebagai salah satu
syarat memenuhi tugas wajib untuk mata kuliah Praktik Kebidanan Komunitas pada Program
Studi Kebidanan Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin.
Selama proses penulisan, penulis menyadari bahwa laporan ini dapat diselesaikan atas
bantuan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Rafidah,
S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam
penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan di Komunitas ini.
Kami menyadari bahwa laporan asuhan kebidanan komunitas ini jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun untuk
didapatkannya laporan yang baik dan benar pada laporan kami selanjutnya. Dengan segala
kerendahan hati kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam pelaksanaan serta
pembuatan laporan ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Demikian atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih. Semoga bernanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.................................................................................................................................6
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................6
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus............................................................................................6
1. Tujuan Umum............................................................................................................................6
2. Tujuan Khusus............................................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................8
A. Asuhan pada Ibu Hamil...........................................................................................................8
B. Asuhan pada Ibu Nifas...........................................................................................................14
C. Neonatus atau Bayi Baru Lahir.............................................................................................23
D. Asuhan Kebidanan pada Keluarga di Komunitas....................................................................30
BAB III................................................................................................................................................41
FORMAT PENGKAJIAN DATA PRAKTIK.................................................................................41
BAB IV................................................................................................................................................57
PENUTUP...........................................................................................................................................57
LAMPIRAN........................................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................58
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
d. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam
upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta menanamkan
perilaku hidup sehat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
menjadi longgar menyebabkan koksigis tergeser. Perubahan ini
menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bawah seperti nyeri
punggung bawah dan nyeri ligamen terutama di akhir kehamilan (Varney,
Kriebs dan Gegor, 2007).
4) Sistem pencernaan
Pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit melambat
dan air banyak diserap sehingga menyebabkan peningkatan flatulen karena
usus mengalami pergeseran usus akibat desakan dari uterus yang makin
besar (Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
5) Traktus Urinaria
Pada akhir kehamilan, akan terjadi poliuria akibat kepala janin sudah
mulai turun ke pintu atas panggul menekan kandung kemih dan
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat (Wiknjosastro,
2007). Ibu hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang
hari dalam bentuk edema dependenakibat tekanan uterus pada pembuluh
darah panggul vens kava inferior, dan mengeluarkan cairan pada malam
hari (nokturia) melalui kedua ginjal ketika berbaring terutama lateral kiri
(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).
6) Sistem Respirasi
Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan, tetapi volume fidal, volume ventilasi permenit dan
pengambilan oksigen permenit akan bertambah secara signifikan pada
kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu
ke 37 dan akan kembali hampir seperti sediakala dalam 24 minggu setelah
persalinan (Saifuddin, 2009).
7) Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil basal metabolic rate (BMR) bertambah tinggi hingga 15-
20 % yang umumnya ditemui pada trimester ketiga dan membutuhkan
banyak kalori untuk dipenuhi sesuai kebutuhannya (Wiknjosastro, 2007).
Pada trimester ke-2 dan ke- 3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sedangkan pada
perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
7
badan per minggu masing-masing 0,5 kg dan 0,3 kg (Saifuddin, 2009).
f. Antenatal Care
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).
Standar pelayanan antenatal menurut Standar Pelayanan Kebidanan adalah:
1) Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu,
suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
2) Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin untuk menilai apakah
perkembangan normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi
HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, segera melakukan tindakan selanjutnya.
3) Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila
umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan.
11
5) Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenal tanda-tanda serta gejala preeklampsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang sesuai.
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan
akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
12
penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).
Menurut Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu puerperium
dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early puerperium) dan
remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a.Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam Postpartum). Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana pemulihan
dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama kurang lebih 6-8
minggu.
c.Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap terutama
jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu
untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahun.
2) Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea:
Tabel 2.10
3) Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai
dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri
berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-
3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti
sebelum hamil (Rukiyah, 2011).
1) Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC-
38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan
(dehidrasi) dan kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan
16
limfatik. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya
pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan
ASI, payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya
ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi endometrium,
mastitis, tractus genetalis atau system lain.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit
atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan
lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan postpartum.
3) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan
10 mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah
(normal), kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi pada masa
postpartum.
4) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
napas contohnya penyakit asma. Bila pernapasan pada masa
postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet.
Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa
bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui
18
harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui
bayinya.
b. Ambulasi
c. Eliminasi
19
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih,
tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kantung kemih yang
penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat
menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim. Seperti halnya dengan
berkeih, perempuan pascapersalinan sering tidak merasakan sensasi ingin
buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma)
sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan
dikemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan
akan mengeras dan dapat menyulitkan dikemudian hari. Pengeluaran air seni
akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5 setelah melahirkan. Hal
ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi
setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan
dan tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan
buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan
gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar.
Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut
jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid (wasir). Kesulitan ini dapat
dibantu dengan mobilisasi dini, mengonsumsi makanantinggi serat dan cukup
minum.
d. Miksi
Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat 24-48 jam pertama sampai
hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat
pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Hendaknya kencing
dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit
kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh
iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan
wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi
e. Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit,
takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid. Buang air besar harus
dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan
20
terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau
per rectal. Jika masih belum bias dilakukan klisma.
f. Menjaga Kebersihan Diri
g. Istirahat
h. Seksual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menhadapi peran baru sebagai
orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun segera
setelah ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan
waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan
aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu
memahami perubahan yang terjadi pada istri sehingga tidak punya perasaan
diabaikan.
21
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk,
2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-
41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati
vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup
bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan panjang
badan sekitar 50-55 cm.
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan
pada laki- laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan(Tando,2016).
2. Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017)
a. Perubahan pada sistem pernapasan
22
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf
pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi
pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
b. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan
tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami
penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh
darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus
tertutup.
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi
akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi.
Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi
dan trauma dingin (cold injury).
d. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan
tremor pada ekstremitas.
e. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100
mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme
asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
f. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali
sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24
jam.
g. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
23
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan
dengan pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk.
Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko
infeksi pada periode bayi baru lahir.
24
4) Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU
intramuscular)
a) Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm
dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali
pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar
darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke
arah ibu.
b) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong
tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting
DTT (steril)
c) Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
d) Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%
e) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui
dini.
25
7) Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada
bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko
mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada
semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin
K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada
anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B
8) Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah
terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah
lahir.
9) Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi
usia 0-7 hari.
10) Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
Diantaranya :
a) Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
b) Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-
tanda infeksi
c) Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,
labiopalatoskisis dan reflex isap
d) Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk
telinga.
e) Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.
f) Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya
retraksi
g) Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,
limpa, tumor).
26
h) Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali
pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.
i) Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum,
penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan
apakah labia mayora menutupi labio minora.
j) Anus: tidak terdapat atresia ani
k) Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.(Sondakh,2017)
4. Pelayanan Kesehatan Neonatus.
27
D. Asuhan Kebidanan pada Keluarga di Komunitas
Pada tahapan pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas. Anda
sebagai bidan yang profesional diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang
berkualitas kepada keluarga yang bertanggung jawab memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan keluarga
berencana yang mencakup upaya prevetif, promotif seseuai dengan kewenangannya.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Untuk memudahkan
dalam mempelajari topik ini, maka akan dibagi menjadi beberapa tahapan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas, sebagai berikut.
1. Pengkajian
29
dilakukan dengan kader kesehatan dan lingkungan sekitar untuk mendukung data
yang diperoleh.
c. Pelaporan
Semua data yang terkumpul selama proses pengkajian dikumpulkan bahan-
bahan yang diperlukan untuk penyusunan laporan. Laporan disusun sesuai dengan
urutan-urutan dalam pengkajian. Gunakan komputer dan laptop untuk menyusun
laporan keluarga binaan dan ketik dengan calibri font 12 dengan spasi 1,5. Cetak
laporan dan kumpulkan kepada pembimbing.
1. Analisis Data
Bidan harus mampu menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian dan
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan atau
masalah kebidanan pada keluarga. Praktik merumuskan diagnosa asuhan kebidanan
terdiri dari 2 langkah, yaitu langkah pertama mengidentifikasi dan menganalisis data
senjang hasil pengkajian keluarga, dan tahap kedua yaitu menegakkan diagnosa.
Merumuskan diagnosa dan/atau masalah harus melibatkan keluarga, oleh karena itulah
mengapa keluarga merupakan latar belakang sebagai sasaran pelayanan kebidanan.
Menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan secara akurat
dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan pada keluarga yang
tepat. Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan
dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau
rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut
dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah
kesehatan ibu dan anak pada keluarga di komunitas. Perumusan diagnosa dan/atau
masalah dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria yaitu:
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi keluarga/klien, serta
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan.
30
Data pengkajian yang berkualitas, akan memudahkan Anda dalam menyusun
diagnosa kebidanan pada keluarga. Merumuskan diagnosa juga merupakan bagian
terpenting karena bila diagnosa yang ditegakkan salah, maka penatalaksanaan yang
kita lakukan juga tidak sesuai.
Setyawan (2012) mengemukakan dalam mendiagnosa/menentukan masalah
keluarga, harus didasarkan pada:
a. Keluarga mengenal masalah kesehatan keluarganya dan membuat keputusan
tindakan kesehatan yang tepat,
b. Masalah kesehatan yang dijumpai dalam keluarga, harus mempertimbangkan
faktor resiko dan potensial terjadi masalah/ penyakit,
c. Kemampuan keluarga dalam pemecahan masalah dilihat dari sumber daya
keluarga (finansial, pengetahuan, pengetahuan, dukungan keluarga),
d. Disusun dengan melibatkan anggota keluarga,
e. Diagnosa kebidanan pada keluarga merupakan gambaran kebutuhan atau repon
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi,
f. Dengan mengacu pada pelayanan kesehatan promotif dan preventif,
g. Rumusan diagnosa harus merefleksikan pendekatan promotif dan preventif.
31
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/kebidanan pada keluarga.
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
g. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk kelompok risiko tinggi (Setyawan,
2012).
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), untuk dapat menentukan prioritas kesehatan
dan kebidanan pada keluarga, perlu disusun skala prioritas sebagai berikut.
Tabel. Skala Prioritas Masalah
No. Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat Masalah 1
Skala:
a. Tidak/kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan
2
c. Krisis
1
Skala:
2
a. Dengan mudah
1
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat 0
Skala:
a. Tinggi 3
b. Cukup
2
c. Rendah
32
1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala:
Skoring:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
d. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
Alat tersebut di atas bertujuan untuk melihat masalah-masalah seobjektif
mungkin. Dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan, terdapat 4
kriteria sebagai berikut.
33
a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi:
1) ancaman kesehatan,
2) keadaan sakit atau kurang sehat, dan
3) situasi krisis.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan asuhan
kebidanan.
c. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui asuhan kebidanan.
d. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal berat dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui asuhan
kebidanan.
Contoh menentukan prioritas masalah keluarga adalah sebagai berikut.
34
Jumlah 5 6
35
merupakan kriteria (tanda/indikator yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak
ukur dari kegiatan tertentu) dan standar tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang
ada.
Sedangkan prinsip -prinsip dalam implementasi asuhan kebidanan pada keluarga
di komunitas, yaitu sebagai berikut.
a. Rencana penatalaksanaan disusun berdasarkan prioritas masalah.
b. Penatalaksanaan dilakukan secara bertahap/urgensi masalah.
c. Tentukan tujuan atau goal bersama keluarga yang dapat diukur, realistis ada
batasan waktu.
d. Asuhan ditentukan berdasarkan sifat masalah dan sumber yang tersedia.
e. Pelibatan seluruh anggota keluarga dan memberdayakan keluarga untuk mampu
memecahkan masalah.
f. Implementasi harus memperhatikan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga
tersebut.
g. Implementasi dilakukan berorientasi pada pemecahan masalah yang paling mudah
dan paling murah.
h. Asuhan yang diberikan sesuai dengan tugas dan kewenangan bidan.
i. Monitoring evaluasi dilakukan sesuai dengan masalah dan strategi pemecahan
masalah.
j. Evaluasi jangka pendek dan jangka panjang.
k. Sinkronisasi hasil evaluasi dengan program – program puskesmas.
l. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain.
m. Melaporkan dan mendiskusikan dengan tim kesehatan lain.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil
yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila
evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila
kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi
kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
36
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1. Pengertian
Menurut Kemenkes 2016 PHBS merupakan kependekan dari Hidup Bersih dan
Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong
diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
2. Tujuan PHBS
Menurut Kemenkes 2016 tujuan utama PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal kontribusi individu –
individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat.
37
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah
pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.
e. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
f. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
g. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk
tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
h. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan
gerakan dan keluarnya tenaga.
j. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
38
BAB III
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
IDENTITAS TEMPAT/LOKASI
1. Propinsi Kalimantan Selatan
2. Kabupaten/Kota Tabalong
3. Kecamatan kalua
4. Desa/Kelurahan Pasar panas
5. RT/RW 002
DATA KEPALA KELUARGA
1. Nama KK M. Khalik Mahfuz
2. Umur 25 tahun
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Desa/Kelurahan Pasar Panas
5. Pendidikan SLTA
6. Agama Islam
7. Pekerjaan Wira Swasta
8. Suku Bangsa Banjar Indonesia
9. Jumlah Anggota Keluarga 2
39
GENOGRAM
SUAMI ISTERI
40
6. Posyandu 7. Lainnya :……………………………………..
11.Siapa yang memberikan tablet Fe? : 1. Dr. 2. Bidan, 3. Perawat, 4. Dukun Bayi
12.Apakah ibu tahu apa manfaat tablet Fe? : 1. Ya, sebutkan menambah nutrisi janin dan mencegah
pendarahan. 2. Tidak
13.Apakah selama hamil ibu pernah mendapatkan imunisasi TT? :
1. Pernah, berapa kali :1 kali. 2. Tidak pernah, alas an ……………………………
14. Jika pernah dimana inu mendapatkan imunisasi TT :
1. Rumah Sakit 2. BPM 3. Puskesmas 4. Polindes/Puskeskel 5. Pustu
6. Posyandu 7. Lainnya :……………………………………..
15 Siapa tenaga yang memberikan imunisasi ?: 1. Dr. 2. Bidan, 3. Perawat,
16. Apakah ada keluhan selama hamil? : 1. Ada ,…………… 2. Tidak
Jika ada : Jenis keluhan Umur kehamilan
…………………………………………………………. ………………………………………..
………………………………………………………… ………………………………………..
………………………………………………………….. …………………………………………..
17.Apakah selama hamil ibu memiliki pantangan makan? : 1. Ada, sebutkan ……………………….
2. tidak ada
18 Rencan Tempat Persalinan : 1. RS 2. Puskesmas. 3. Polindes. 4. Pustu 5. Rumah
18 Siapa rencana penolong persalinan? : 1. Dr. 2. Bidan, 3. Perawat, 4. Dukun Bayi
2. Sifat keluarga
a. Dalam mengambil keputusan yang paling berpengaruh adalah suami.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari Kebiasaan makan keluarga Tn.M adalah makan 3 kali
sehariatau lebih dengan waktu makan tidak teratur. Dengan menu makan yang
berbeda-beda sesuai dengan pendapatan dari keluarga. Cara pengolahan makan
diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran, di potong kemudian dimasak hingga
matang. Sayuran dimasak menggunakan garam beryodium. Keluarga Tn. M. tidak
melakukan pantangan pada makanan dan juga tidak mengkhususkan pada jenis
makanan tertentu. Keluarga Tn. M tidak terbiasa mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
3. Pemanfaatan waktu senggang
Waktu senggang digunakan oleh Tn. M dan Ny. R untuk membersihkan pekerjaan
rumah dan istirahat
4. Factor keluarga dan social budaya
a. Penghasilan keluarga
41
Suami merupakan seorang wiraswasta dan istri merupakan seorang ibu rumah
tangga. Penghasilan suami tiap bulan ± Rp.2.500.000/bulan memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari.
5. Situasi kesehatan keluarga
a. Bila ada anggota keluarga yang sakit diobati dipuskesma
b. Imunisasi
c. Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu pil KB, ibu tidak pernah
mengalami efek samping. Alasan berhenti ibu mengatakan karena ingin segera
mempunyai anak
d. Penyakit yang diderita
Dalam 6 bulan ini keluarga tidak ada menderita penyakit apapun
6. Factor rumah dan lingkungan
a. Keluarga Tn. M tinggal di RT 2, Ds Pasar panas . Keluarga Tn. M tinggal di rumah
sendiri dimana dinding tersebut terbuat dari batu batako putih dan semen lantai
semen, atap rumah terbuat dari seng, ada ventilasi dan jendela, ada pintu. Penerangan
menggunakan listrik. Pembagian ruangan adalah 2 kamar tidur, ruang makan dan
tempat penyimpanan perabotan rumah. Kebersihan ruangan sudah baik.
b. Perabot rumah tangga Alat masak menggunakan kompor, tempat penyimpanan
perabotan dapur diletakan dirak piring.
c. Sampah Pembuangan sampah di sembarang tempat dan di bakar, jarak pembuangan
sampah dengan sumber air minum > 10 meter. 28
d. Sumber air : keluarga Tn. M menggunakan sumber air minum dari PDAM, kualitas
air bersih, jernih dan tidak bersa.
e. Penampungan air : keluarga menampung air di jirgen dan tong air dalam keadaan
tertutup.
f. Jamban keluarga : keluarga mempunyai jamban sendiri
g. Pembuangan air limbah : buang di pekarangan rumah tangga
h. Kandang ternak : tidak mempunyai kandang ternak
i. Halaman : halaman luas, mempunyai tanaman bunga, dan memiliki tempat sampah
sehingga sampah di tumpuk sembarangan.
j. Kamar mandi : memiliki kamar mandi
42
A. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Keadaan Emosional :
4) Tinggi badan : 158 cm Berat Badan : 54 kg
5) Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x per menit
Pernafasan : 22 x per menit
Suhu : 36,6 C
b. Pemeriksaan Fisik :
1) Muka : oval
2) Mata :
- Konjuntiva : merah muda
- Selera :putih
- Odema : tidak ada
3) Mulut : bentuk mukosa bibir lembab, tidak ada caries gig,tidak
ada stomatis, gigi lengkap
4) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis
5) Payudara : simetris
6) Perut
Palpasi : Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Tinggi Fundus Uteri :
Auskultasi : DJJ : x/menit
7) Ano – Genetalia
43
8) Ekstremitas :
Atas :
Bawah :
c. Pemeriksaaan Penunjang :
1) Hemoglobin :
2) Golongan Darah :
3) USG :
4) Protein Urine :
5) Glukosa Urine
B. ANALISA DATA
1. Perumusan masalah :
Dari analisa timbul masalah pada keluarga yang disebabkan ketidak tahuan
keluarga dalam masalah kesehatan adalah ketidaknyamanan saat hamil, seperti
keputihan
2. Diagnosa dan masalah kebidanan
a. Diagnosa kebidanan
Keluarga Tn. M dengan ibu hamil normal umur 23 tahun dengan G1P0A0, UK :
23 Minggu, janin tunggal hidup, intrauterine, keadaan ibu dan janin baik
b. Masalah kebidanan
- Ketidaknyamanan pada ibu hamil
C. PELAKSANAAN
Tanggal : 25-03-2021
Jam : 15.00 wita
Diagnose : keluarga Tn. M dengan ibu hamil normal umur23 tahun dengan G1P0A0 UK
23 Minggu janin tunggal hidup, intrauterine, keadaan ibu dan janin baik.
1. Melakukan pendekatan kepada keluarga Tn. M/ sudah terjalin hubungan yang baik
antara petugas kesehatan dengan keluarga Tn. M
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu : KU : baik kesadaran :
composmentis TTV : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/menit S : 36,5 RR : 22x/menit M/
44
ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan karna hasil
pemeriksaan dalam batas normal.
3. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester II seperti : perdarahan
pervaginam, oedema pada wajah dan kaki, pusing, pandangan kabur, nyeri perut
bagian bawah, demam tinggi, mual muntah berlebihan, bayi dalam kandungan tidak
bergerak, ketuban pecah dini. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersediah kembali ke fasilitas kesehatan jika mengalami salah satu dari tanda bahaya
diatas.
4. Mengajari ibu untuk makan makanan dengan menu seimbang yaitu nasi harus
diimbangi dengan sayur dan ikan, tahu/tempe, dan minum air putih minimal 8
gelas /hari, ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
5. Menasehati ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur, seperti tidur siang 1-2 jam,
dan tidur malam 7-8 jam setiap hari. ibu mengerti dan bersedia mempertahankan
pola istirahat yang dianjurkan 40
6. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara pada kehamilan, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya dirumah
7. Menjelaskan pada ibu manfaat obat dan cara minumnya seperti ; SF merupakan obat
penambah darahyang berfungsi untuk mencegah anemia saat hamil, bersalin, dan
nifas. SF diminum 1x1 tablet pada malam hari sesudah makan. Vitamin C
membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan juga penyerapan SF, vit C diminum
1x1 tablet pada malam hari setelah SF. Kalk membantu mempertahankan kalsium
dan membantu pertumbuhan tulang dan gigi janin, diminum 1x1 tablet pada pagi
hari. M ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia minum obat
secara teratur dan sesuai dosis.
8. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan agar
dapat mendeteksi sedini mungkin tanda bahaya yang mungkin terjadi. ibu mengerti
dan bersedia melakukan kunjungan secara rutin ke fasilitas kesehatan.
9. Menganjurkan keluarga Tn. M untuk lebih memperhatikan perilaku hidup bersih
dan sehat seperti : membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri
terutama pada daerah genitalia dengan cara membersihkan denga air bersih serta
45
mengganti pakian dalam sesering mungkin bila basah atau lembab, agar keluarga
Tn. M dapat terhindar dari berbagai penyakit. keluarga Tn. M mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan akan berusaha merubah perilaku hidup menjadi lebih
baik.
D. EVALUASI
Tanggal : 28-03-2021
Jam : 15.00 wita
Diagnosa : keluarga Tn. M dengan ibu hamil normal umur 23 tahun dengan G1P0A0
UK 23 Minggu janin tunggal hidup, intrauterine, keadaan ibu dan janin baik.
1. Terjalin hubungan yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga Tn.M
2. Ibu mengerti dan menerima hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tanda bahaya kehamilan
trimester II, dan segerah ke fasilitas kesehatan jika merasakan tanda bahaya tersebut.
4. Ibu mengeri dan bersedia mengikuti ajaran yang diberikan tentang mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang.
5. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan tentang istirahat yang
cukup dan teratur.
6. Ibu mengerti dan betsedia minum obat secara rutin dan teratur sesuai dosis saran
yang diberikan
7. Keluarga Tn. M bersedia merubah perilaku hidup yang dulu menjadi perilaku hidup
bersih dan sehat.
46
LEMBAR PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
47
Penaykit :
3) Riwayat Kesehatan Keluarga yang pernah menderita sakit
( ) Kanker ( ) Penyakit Hati ( ) Hipertensi
( ) Diabetes Melitus ( ) Penyakit Ginjal ( ) Penyakit Jiwa
( ) Kelainan Bawaan ( ) Hamil Kembar ( ) TBC
( ) Epilepsi ( ) Alergi :
4) Riwayat imunisasi
( ) Hepatitis 0 ( ) Pentavalen 3 / Polio 4
( ) BCG ( ) Campak
( ) Pentavalen 1 / Polio 2 ( ) Pentavalen 4
( ) Pentavalen 2 / Polio 3 ( ) Lain - lain :
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
1) Nutrisi : cukup
Keluhan :-
2) Pola istirahat : kurang
Tidur siang :
Tidur malam :
3) Eliminasi :
BAK : 5-6 x/hari
BAB : 1 x/hari
4) Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari
Ganti Pakaian :
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum :
2) Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : x per menit
Pernafasan : x per menit
Suhu : C
48
3) BB Sekarang / PB :
BB : 2600 gram
PB : 53 cm
b. Pemeriksaan fisik khusus
1) Kulit :
2) Kepala : bentuk simetris
3) Mata : simetris, sejajar dengan telinga, skelera tidak kekuningan ,
4) Mulut : tidak terdapat labia skisis maupun labia palate skisis
5) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening maupun
kelenjar tiroid
6) Dada : bentuk simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada
7) Abdomen : tampak bulat dan simetris, tidak cekung dan cembung,
tidak ada kembung, tidak terdapat anfalokel
8) Ekstermitas : atas : jumlah jari 10 (5 kanan 5 kiri)
Bawah : jumlah jari 10 ( 5 kanan 5 kiri)
Genitalia : terdapat lubang vagina , terdapat lubang uretra , labia
miyora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang anus, meconium (+) miksi (+)
c. Pemeriksaan Refleks
1) Moro : (+)
2) Rooting : (+)
3) Sucking : (+)
4) Grasping : (+)
5) Babinski : (+)
3. Analisa :
Nenonatus cukup bulan
4. Penatalaksanaan :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini bayi dalam keadaan baik. Ibu dan
keluarga mengerti.
b. Menganjurkan untuk tetap menjaga kehangatan bayi serta segera mengganti popok
bayi jika bayi BAK atau BAB. Ibu mengerti dan bersedia.
c. Mengingatkan kembali untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin minimal
49
2 jam sekali atau jika bayi terus tertidur sebaiknya dibangunkan untuk disusui. Ibu
mengerti.
d. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu bayi tidak
mau menyusu, bayi tidur terus menerus, warna kulit bayi biru/kuning, suhu tubuh
bayi terlalu tinggi/rendah, sulit bernapas. Ibu mengerti.
e. Memotivasi kembali untuk pemberian ASI esklusif selama 6 bulan lamanya. Ibu
mengerti.
f. Menginformasikan kepada ibu mengenai imunisasi dasar lengkap. Sudah
dilakukan dan ibu mengerti karena anak yang pertama juga dilakukan imunisasi
lengkap.
g. Mengajarkan ibu mengenai pijat bayi karena pijat bayi dapat dilakukan segera
setelah bayi lahir dan dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Pemijatan dapat
dilakukan pagi hari sebelum mandi atau dapat juga dilakukan pada malam hari
sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebin nyenyak. Memberikan ibu
gambar dan penjelasan langkah-langkah pemijatan bayi agar bayi jika ingin
melakukannya tidak lupa. Ibu memahami penjelasan dan teknik pijat bayinyang
diberikan dan juga akan melakukannya.
h. Memberikan penjelasan kepada ibumengenai imunisasi dasar apa saja yang akan
diberikan sesuai dengan buku KIA halam 38-39. Ibu memahami penjelasan yang
diberikan dan akan mencatat tanggal imunisasinya yang akan dilakukan.
50
LEMBAR PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
51
Mandi & Gosok Gigi :
Ganti Pakaian :
Ganti Pembalut :
4) Istirahat
Setelah Melahirkan
Tidur :
Keluhan :
5) Hubungan Seksual :
Keluhan :
d. Data Psikologis
1) Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran baru sebagai orangtua :
2) Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi :
3) Dukungan Keluarga :
e. Aktivitas
f. Hubungan Seksual Keluhan :
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmetis
3) Keadaan emosional :
4) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi :80 x per menit
Pernafasan :22 x per menit
Suhu :36,6 C
b. Pemeriksaan fisik
1) Payudara : ( ) Pembengkakan
( √) Pengeluaran ASI lancar/tidak
2) Perut :
3) Vulva dan perineum
Pengeluaran loche : ( ) Rubra ( ) Sanguilenta
52
( ) Serosa ( ) Alba
( ) Lochiastasis ( ) Infeksi
Luka perineum : ( ) Kemerahan ( ) Edema ( ) Echimosis
( ) Discharge ( ) Menyatu/tidak
53
kontraksi uterus yang lemah ditandai dengan kontrkasi uterus yang lembek yang
dapat berakibat pada perdarahan (perdarahan postpartum), perdarahan yang keluar
dari jalan lahir secara terus – menerus, lochea yang berbau, sakit kepala hebat,
pandangan berkunang-kunang, bengkak pada wajah, tangan 110 dan kaki ibu,
suhu tubuh ibu lebih dari 37,50C. Ibu mengerti dan akan konsultasi ke tenaga
kesehatan jika terjadi salah satu tanda bahaya nifas.
54
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
adapun kesimpulan yang didapatkan selama praktik kebidanan komunitas didesa
Pasar Panas dan desa jawa Laut yaitu :
1. Menganalisa data, membuat perencanaan kegiatan asuhan kesehatan dengan masalah
yang ditemukan yang dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2021.
2. Melakukan penyuluhan kesehatan pada tanggal 26 maret 2021
3. Melakukan penyuluhan yang memprioritaskan masalah tentang pengetahuan selama
kehamilan, tentang perubahan psikologis yang terjadi ketika hamil, ibu nifas, serta
perawatan neonatus
B. Saran
Melakukan penyuluhan asuhan kebidanan tentang Ibu nifas agar lebih meningkatkan
kesadaran kesehatan ibu dan anak.
C.
55
LAMPIRAN
56
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 2015. Profil Kesehatan Tahun 2015 Kota Yogyakarta.
Yogyakarta : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
United Nations. 2015. The Millenium Development Goals Report 2015. New York
: United Nations
Manuaba, I.A.C. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Bartini, I. 2014. ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika
57
Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC.
58