You are on page 1of 447

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

R
No. 305 K/Pdt.Sus/2012

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus sengketa persaingan usaha dalam tingkat
kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

do
gu I. PT PERTAMINA (Pesero), yang diwakili oleh Direktur
Utama, Karen Agustiawati, berkedudukan di Jalan

In
A
Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi
kuasa kepada Fredrik J. Pinakunary, SH., N. Christine
ah

Purba, SH.,MKn., Boby R. Manalu, SH.,MH., R. Dhan

lik
Rahadiansyah, SH., para Advokat berkantor pada Fredrik J.
Pinakunary Law Office, beralamat di The Energy, Lantai 9,
am

ub
Jl. Jenderal Sudirman, Kav 52-53, SCBD Lot 11-A, Jakarta
12190 ;
ep
II. MITSUBISHI CORPORATION, yang diwakili oleh
k

Direktur Hideyuki Nabeshima, berkedudukan di 3-1,


ah

Marunouchi 2-Chome, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-8086,


R

si
Japan, dalam hal ini memberi kuasa kepada Mira Fadhya,
SH., Chalid Louis Heyder, SH., Teguh P. Darmawan, SH.,

ne
ng

Narendra Adiyasa, SH., Debby Sulaiman, SH., Suharsanto


Raharjo, SH., para Advokat pada Kantor Hukum Hiswara

do
gu

Bunjamin & Tanjung, beralamat di Gedung BRI II, Lantai 23,


Jl. Jenderal Sudirman, Kav 44-46, Jakarta 10210 ;
III. PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL,Tbk. dan PT
In
A

MEDCO E & P TOMORI SULAWESI, yang diwakili oleh


Presiden Direktur Lukman Maffoedz, berkedudukan di
ah

lik

Energy Building, lantai 52-53, SCBD Lot 11A, Jalan Jendral


Sudirman, dalam hal ini memberi kuasa kepada Timbul
m

ub

Thomas Lubis, SH.,LL.M., Dr. Mohamed Idwan Ganie, SH.,


Arief T. Surowidjojo, SH.,LL.M., Harjon Sinaga, SH., Rofik
ka

Sungkar, SH., Muhammad Adip, SH., Bilal Anwari, SH.,


ep

Meirsja Arditya Pohan, SH., Nurmalita Malik, SH.,MH.,


ah

Adhie Kuncoro, SH., para Advokat berkantor pada Lubis /**


R

IV.
es

V.
M

ng

VI. ie Surowidjojo, beralamat di Menara Imperium Lantai 30, Jl.


on
gu

Hal. 1 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
VII.

R
VIII. . Rasuna Said, Kav. 1, Kuningan, Jakarta Selatan-12980 ;

si
IX. Para Pemohon Kasasi I, II, III dahulu Pemohon Keberatan I, II, III,

ne
ng
IV;
melawan:
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU),

do
gu berkedudukan di Jl.H. Ir. Juanda No. 36, Jakarta Pusat, dalam hal
ini diwakili oleh Nursari Amalia, SH.,M.Kn, Muhammad Iqbal, SH.

In
A
Staf Sekretariat Komisi Pengawas Persaingan Usaha ;
Termohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan ;
ah

Mahkamah Agung tersebut ;

lik
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut, ternyata bahwa sekarang
am

ub
para Pemohon Kasasi dahulu sebagai para Pemohon Keberatan II, I, III dan IV
telah mengajukan keberatan pada sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai
ep
Termohon Keberatan di muka persidangan Pengadilan Negeri Pekanbaru
k

pada pokoknya atas dalil-dalil:


ah

Menimbang, bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah


R

si
menjatuhkan Putusan Nomor:35/KPPU-I/2011 tanggal 5 Januari 2011 yang
amarnya sebagai berikut:

ne
ng

“MEMUTUSKAN”
1. Menyatakan bahwa Terlapor I: PT Pertamina (Persero); Terlapor II: PT

do
gu

Medco Energi Internasional, Tbk; dan Terlapor IV: Mitsubishi Corporation


terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun
1999;
In
A

2. Menyatakan bahwa Terlapor II: PT Medco Energi Internasional, Tbk;


Terlapor III: PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Terlapor IV: Mitsubishi
ah

lik

Corporation telah terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 23


UU No. 5 Tahun 1999;
m

ub

3. Menghukum Terlapor I: PT Pertamina (Persero) untuk membayar denda


sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) yang harus disetorkan
ka

ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda Pelanggaran di bidang


ep

Persaingan Usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha


ah

melalui Bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan


R

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);


es

4. Menghukum Terlapor II: PT Medco Energi Internasional, Tbk untuk


M

ng

membayar denda sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) yang


on
gu

Hal. 2 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
harus disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda

R
Pelanggaran di bidang Persaingan Usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

si
Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan

ne
ng
423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);
5. Menghukum Terlapor III: PT Medco E&P Tomori Sulawesi untuk membayar
denda sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) yang harus

do
gu disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda
Pelanggaran di bidang Persaingan Usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

In
A
Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan
423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);
ah

6. Menghukum Terlapor IV: Mitsubishi Corporation untuk membayar denda

lik
sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) yang harus
disetorkan ke Kas Negara sebagai Setoran Pendapatan Denda
am

ub
Pelanggaran di bidang Persaingan Usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas
Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah dengan Kode Penerimaan
ep
423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha)
k

Kecuali yang secara tegas dinyatakan diterima oleh Pemohon dalam


ah

Permohonan Keberatan ini, Pemohon tidak dapat menerima Putusan a quo


R

si
dan oleh karena itu mengajukan Permohonan Keberatan seperti yang akan
dijelaskan di bawah ini;

ne
ng

I. PERMOHONAN Pemohon KEBERATAN II: (PT.PERTAMINA (PERSERO)


Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan II /Semula Terlapor I, telah

do
gu

mengajukan permohonan Keberatan berdasarkan surat Ref.No.072/MRP-


PERTAMINA/1032/2001, tanggal 28 Januari 2011 dengan dalil-dalil sebagai
berikut:
In
A

I. PERMOHONAN KEBERATAN MEMENUHI SYARAT FORMIL


Sebelum Pemohon memasuki alasan Permohonan Keberatan, terlebih
ah

lik

dahulu dijelaskan bahwa Permohonan Keberatan yang diajukan


memenuhi syarat formil berdasar fakta-fakta yuridis berikut:
m

ub

1. Permohonan Keberatan memenuhi syarat yang ditentukan oleh


Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2005
ka

Tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap


ep

Putusan KPPU (Perma No.3/2005);


ah

Berdasar Pasal 4 Ayat (1) Perma No. 3/2005, Keberatan dapat


R

diajukan terhadap putusan KPPU selambat-lambatnya 14 (empat


es

belas) hari setelah Pelaku Usaha menerima pemberitahuan putusan


M

ng

tersebut dan atau diumumkan melalui website KPPU;


on
gu

Hal. 3 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Pasal 4 Ayat (1) Perma No. 3/2005 mengatur sebagai berikut:

si
“Keberatan diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari

ne
ng
terhitung sejak Pelaku Usaha menerima pemberitahuan putusan
KPPU dan atau diumumkan melalui website KPPU.”
Bahwa mengenai cara menghitung batas tenggang waktu

do
gu pengajuan Permohonan Keberatan terhitung sejak Pelaku Usaha
menerima pemberitahuan putusan KPPU dan atau diumumkan

In
A
melalui website KPPU. Salinan Putusan a quo telah diberitahukan
dan diterima secara resmi oleh Pemohon pada hari Senin, tanggal
ah

17 Januari 2011;

lik
Permohonan Keberatan diajukan dan disampaikan kepada panitera
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 28 Januari 2011.
am

ub
Dengan demikian pengajuan Permohonan Keberatan masih dalam
batas tenggang waktu Permohonan Keberatan berdasar ketentuan
ep
Pasal 4 Ayat (1) Perma No. 3/2005 sehingga Permohonan
k

Keberatan ini sah menurut hukum;


ah

2. Permohonan Keberatan memenuhi syarat yang ditentukan oleh


R

si
Pasal 2 Ayat (1) Perma No.3/2005.
Berdasar Pasal 2 Ayat (1) Perma No.3/2005 yang menegaskan

ne
ng

Keberatan dapat diajukan melalui Pengadilan Negeri tempat


kedudukan hukum usaha Pelaku Usaha.

do
gu

Pasal 2 Ayat (1) Perma No.3/2005 mengatur sebagai berikut:


“Keberatan terhadap Putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku
Usaha Terlapor kepada Pengadilan Negeri di tempat kedudukan
In
A

hukum usaha Pelaku Usaha tersebut.”


Bahwa permohonan Keberatan diajukan melalui Pengadilan Negeri
ah

lik

Jakarta Pusat mengingat Pemohon merupakan suatu badan hukum


yang berkedudukan hukum di Jakarta Pusat;
m

ub

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang dikemukakan pada angka 1


s/d. 2 di atas pengajuan Permohonan Keberatan telah memenuhi
ka

syarat formil yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan


ep

sehingga Permohonan Keberatan ini sah menurut hukum;


ah

II. ALASAN PERMOHONAN KEBERATAN


R

Bahwa alasan diajukannya permohonan keberatan atas Putusan No.


es

35/KPPU-I/2010 selengkapnya kami uraikan sebagai berikut :


M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
A. Termohon TELAH KELIRU DALAM MEMBERIKAN PERTIMBANGAN

R
HUKUM DALAM PUTUSAN A QUO YANG MENGANGGAP PROSES

si
PEMILIHAN MITRA YANG DILAKSANAKAN OLEH Pemohon DAN

ne
Turut Termohon I SEBAGAI SUATU PROSES TENDER DALAM

ng
LINGKUP PENGERTIAN TENDER PASAL 22 UU NO. 5/1999
1. Bahwa Termohon dalam pertimbangan hukum Putusan a quo telah

do
gu keliru menganggap proses pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro
yang dilakukan Pemohon dan Turut Termohon I merupakan suatu

In
Proses Tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No.
A
5/1999;
2. Bahwa Termohon telah keliru dalam memberikan pertimbangan
ah

lik
hukum dalam Putusan a quo karena Termohon tidak memahami
proses dan maksud/tujuan pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro
am

ub
yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut Termohon I;
3. Bahwa proses pemilihan mitra yang dilakukan oleh Pemohon dan
Turut Termohon I ditujukan untuk mencari mitra usaha yang akan
ep
k

bersama-sama dengan Pemohon dan Turut Termohon I membentuk


ah

perusahaan baru untuk memonetisasi gas dari Area Matindok dan


R

si
Blok Senoro dengan skema hilir (“Proyek Donggi-Senoro”). Mitra
usaha yang terpilih tidak menawarkan barang dan jasa maupun

ne
ng

memborong suatu pekerjaan kepada Pemohon dan Turut


Termohon I;

do
gu

4. Bahwa pemilihan mitra kerjasama dalam Proyek Donggi-Senoro


berbeda dengan pemilihan penyedia barang dan/atau jasa. Dalam
penyediaan barang dan/atau jasa terdapat kewajiban
In
A

pembayaran sejumlah biaya/imbalan tertentu dari pengguna


barang/jasa kepada penyedia barang/jasa. Dalam kasus a quo,
ah

lik

perlu dipahami bahwa tidak ada pembayaran yang dikeluarkan


dari anggaran Pemohon maupun Turut Termohon I kepada
m

ub

calon mitra. Melainkan calon mitra secara bersama-sama dengan


Pemohon dan Turut Termohon I melakukan investasi bisnis (risk
ka

sharing). Hal ini jelas menunjukan bahwa proses pemilihan mitra


ep

proyek Donggi-Senoro yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut


Termohon I bukan merupakan penyediaan barang dan/jasa
ah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No.5/1999;


es

5. Bahwa Pasal 22 UU No. 5/1999 jelas-jelas mengatur mengenai


M

ng

tender untuk pengadaan barang dan jasa, dan oleh karenanya


on
gu

Hal. 5 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sangat tidak relevan untuk diterapkan pada proses pemilihan

R
mitra proyek Donggi-Senoro yang dilakukan oleh Pemohon

si
dan Turut Termohon I;

ne
ng
6. Bahwa Pasal 22 UU No. 5/1999 secara tegas menyatakan:
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat

do
gu mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”
7. Bahwa penjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999 secara tegas

In
A
menyatakan:
“Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
ah

pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau untuk

lik
menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku
am

ub
usaha dalam hal penunjukan/pemilihan langsung)”
8. Bahwa dalam Pedoman Pasal 22 yang diterbitkan oleh KPPU
ep
halaman 11 s/d. 12, secara tegas menyatakan:
k

“Pengertian tender tersebut mencakup tawaran mengajukan harga


ah

untuk:
R

si
1. Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan
2. Mengadakan barang dan atau jasa.

ne
ng

3. Membeli suatu barang dan atau jasa


4. Menjual suatu barang dan atau jasa”

do
gu

9. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum yang sudah diuraikan di poin


6, 7, dan 8 di atas suatu proses dapat dikategorikan sebagai tender
menurut Pasal 22 UU No. 5/1999 apabila memenuhi unsur sebagai
In
A

berikut:
a. tawaran mengajukan harga; dan
ah

lik

b. untuk memborong suatu pekerjaan; atau


c. untuk mengadakan barang-barang; atau
m

ub

d. untuk menyediakan jasa.


10. Bahwa proses pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro yang
ka

dilaksanakan oleh Pemohon dan Turut Termohon I sama sekali


ep

tidak memenuhi unsur tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal


ah

22 UU No. 5/1999 sebagai berikut:


R

10.1. Tawaran Mengajukan Harga


es

Bahwa dalam proses pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro,


M

ng

calon mitra tidak mengajukan penawaran harga. Tujuan


on
gu

Hal. 6 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemilihan mitra bukan dimaksudkan untuk memilih kontraktor

R
atau pembeli barang, melainkan memilih mitra yang dianggap

si
memiliki kemampuan finansial dan teknis yang handal,

ne
ng
kemudian secara bersama-sama dengan Pemohon dan Turut
Termohon I akan membentuk perusahaan baru untuk
menjalankan bisnis LNG dengan aktifitas hilir.

do
gu Bahwa harga gas alam (raw gas) tidak ditentukan oleh
Pemohon dan Turut Termohon I maupun calon mitra. Harga

In
A
gas alam tergantung pada persetujuan Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulum Minyak dan Gas Bumi (“BPMIGAS”)
ah

dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),

lik
seperti yang diungkapkan oleh Tim Evaluator Donggi Senoro
Pemohon dalam Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan Saksi
am

ub
halaman 7 No. 48 yang menyatakan:
“Pertanyaan : Siapa pihak pemerintah dalam penentuan
ep
harga gas?
k

Jawaban : BP MIGAS dan Menteri ESDM”


ah

Fakta tersebut di atas, diperkuat dengan keterangan yang


R

si
diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Kementerian ESDM dalam Risalah Permintaan Keterangan

ne
ng

Pemerintah halaman 2 jawaban No. 5 yang menyatakan:


“...Pemerintah ada di penentuan harga”

do
gu

Hal ini ditegaskan kembali melalui keterangan Direktur


Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dalam
Risalah Permintaan Keterangan Pemerintah halaman 3
In
A

jawaban No. 6 yang menyatakan:


“... jadi intinya bahwa untuk penentuan harga dan alokasi
ah

lik

berada di kewenangan dari pemerintah melalui BP migas


yaitu di skema hulu”
m

ub

Bahwa oleh karena harga gas alam tergantung pada


persetujuan BPMIGAS dan Kementerian ESDM (harga gas
ka

merupakan wewenang dari BPMIGAS dan Kementerian


ep

ESDM), maka sangat tidak mungkin bagi Pemohon dan Turut


ah

Termohon I meminta penawaran harga gas pada proposal


R

beauty contest kepada calon mitra.


es

10.2. Memborong suatu pekerjaan


M

ng

on
gu

Hal. 7 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa proses pemilihan mitra tidak ditujukan untuk

R
memborongkan suatu pekerjaan kepada mitra yang terpilih.

si
Proses yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut Termohon I

ne
ng
bertujuan untuk mencari mitra dalam pengembangan Proyek
Donggi Senoro, hal ini secara tegas tercantum dalam judul
utama dari Term of Reference (“TOR”) pemilihan mitra yaitu:

do
gu “Selection of Partner For The Development Donggi-Senoro
LNG Project Downstream Business”

In
A
Terjemahan:
“Pemilihan Mitra Untuk Pengembangan Proyek LNG Donggi
ah

Senoro Dengan Skema Hilir”

lik
Bahwa pembangunan fasilitas LNG tidak diborongkan
kepada mitra yang terpilih, melainkan dilakukan oleh
am

ub
perusahaan yang akan dipilih oleh perusahaan baru yang
dibentuk oleh Pemohon, Turut Termohon I dan mitra yang
ep
terpilih. Sebagaimana tercantum di dalam TOR pemilihan
k

mitra halaman 1 paragraf ke-6 yang menyatakan:


ah

“The Downstream Facilities (LNG Plant) will be developed by


R

si
Downstream Company”
Terjemahan:

ne
ng

“Fasilitas Hilir (fasilitas LNG) akan dibangun oleh Perusahaan


Hilir”

do
gu

10.3. Mengadakan barang-barang


Bahwa proses pemilihan mitra tidak ditujukan untuk mencari
penyedia barang. TOR pemilihan mitra sama sekali tidak
In
A

memuat hal-hal yang mengindikasikan bahwa mitra yang


terpilih akan menyediakan barang kepada Pemohon dan
ah

lik

Turut Termohon I.
Fakta ini menegaskan bahwa proses pemilihan mitra berbeda
m

ub

dengan proses tender/pengadaan barang. Dalam


pelaksanaan tender pengadaan barang, spesifikasi dan
ka

kuantitas barang yang harus disuplai telah dicantumkan


ep

dalam dokumen pengadaan/dokumen tender. Sedangkan


ah

TOR pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro, tidak


R

mencantumkan spesifikasi dan kuantitas barang sama sekali,


es

hal ini mengingat maksud dan tujuan proses pemilihan mitra


M

ng

yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut Termohon I, bukan


on
gu

Hal. 8 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk memilih kontraktor melainkan untuk mencari mitra yang

R
secara bersama-sama dengan Pemohon dan Turut

si
Termohon I akan membentuk perusahaan baru untuk

ne
ng
menjalankan bisnis LNG dengan aktifitas hilir (mitra untuk
melakukan investasi/sharing risk).
10.4. Menyediakan jasa

do
gu Bahwa proses pemilihan mitra tidak ditujukan untuk mencari
penyedia jasa. Bahwa mitra yang terpilih tidak menyediakan

In
A
jasa apapun kepada Pemohon dan Turut Termohon I. Mitra
yang terpilih justru bersama-sama dengan Pemohon dan
ah

Turut Termohon I melakukan investasi (sharing risk) dalam

lik
bisnis LNG dengan skema hilir.
11. Bahwa pemilihan mitra yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut
am

ub
Termohon I bukan merupakan tender pengadaan barang dan/atau
jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No.5/1999. Hal ini
ep
ditegaskan oleh dasar hukum Surat Keputusan Direksi PT.
k

Pertamina (Persero) No. Kpts-036/C00000/2004-S0 tanggal 24


ah

Agustus 2004 tentang Manajemen Pengadaan Barang/Jasa. Bahwa


R

si
Bab I huruf B Keputusan Direksi No. Kpts-036/C00000/2004-S0
secara tegas mengatur bahwa Lingkup berlakunya SK Direksi yaitu

ne
ng

sebagai “Pedoman pelaksanaan ini berlaku untuk pengadaan


barang/jasa di lingkungan PT. Pertamina (Persero) yang

do
gu

keseluruhannya dibiayai oleh perusahaan dan anak perusahaan


sepanjang belum mempunyai pedoman pengadaan barang/jasa
sendiri”.
In
A

Bahwa dalam pemilihan mitra, tidak ada pembayaran kepada mitra


yang terpilih dari anggaran (biaya) Pemohon, sehingga proses
ah

lik

beauty contest yang dilakukan Pemohon bukan merupakan


pengadaan barang/jasa dan oleh karenanya tidak tunduk pada SK
m

ub

Direksi tersebut.
12. Bahwa pemilihan mitra yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut
ka

Termohon I bukan merupakan tender pengadaan barang dan/atau


ep

jasa juga dikuatkan oleh pendapat dari ahli-ahli independen yang


ah

memiliki kapasitas dalam ranah hukum persaingan usaha dan


R

lingkup tender sebagai berikut:


es

12.1. Bahwa dalam pendapatnya, ahli independen dari Lembaga


M

ng

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyatakan:


on
gu

Hal. 9 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“4. Pemilihan mitra kerja dalam pembentukan usaha baru dan

R
pemasaran produk dengan cara beauty contest, menurut

si
hemat kami bukan merupakan persekongkolan sebagaimana

ne
ng
dimaksud pada pasal 22 undang-undang Nomor 5 tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat”

do
gu “2. ...pemilihan mitra kerja oleh PT. Pertamina (Persero)
bukan merupakan bagian pengadaan barang/jasa

In
A
sebagaimana yang dimaksud pada bagian ketujuh Keppres
No. 80 Tahun 2003 Sistem Pengadaan Barang/Jasa
ah

Pemborongan/Jasa Lainnya.”

lik
(vide: Surat Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah No. B-1212/LKPP/D.IV.1.1/09/2010 yang sudah
am

ub
disampaikan kepada Termohon)
Bahwa berdasarkan pendapat ahli independen di atas jelas
ep
bahwa pemilihan mitra proyek Donggi-Senoro yang
k

dilaksanakan oleh Pemohon dan Turut Termohon I tidak


ah

termasuk dalam lingkup tender sebagaimana diatur dalam


R

si
Pasal 22 UU No.5/1999.
12.2. Bahwa hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari ahli

ne
ng

hukum persaingan usaha Prof. Erman Rajagukguk yang


dalam pendapat tertulisnya menyatakan:

do
gu

“2. Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidak masuk


dalam ruang lingkup Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang
No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
In
A

Persaingan Usaha Tidak Sehat karena beauty contest


pemilihan mitra adalah pemilihan calon partner untuk
ah

lik

membangun suatu usaha, bukan mengenai pengadaan


barang/jasa”
m

ub

(vide Bukti: Pendapat Tertulis Prof. Erman Rajagukguk


tanggal 28 Oktober 2010).
ka

13. Bahwa pendapat dari ahli-ahli tersebut diatas, telah disampaikan


ep

kepada Termohon dalam proses pemeriksaan, namun sama sekali


ah

tidak dipertimbangkan oleh Termohon;


R

14. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas jelas fakta-fakta


es

menunjukkan bahwa pemilihan mitra dalam proyek Donggi-Senoro


M

ng

yang dilakukan Pemohon dan Turut Termohon I tidak termasuk


on
gu

Hal. 10 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam kategori tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU

R
No. 5/1999, sehingga sepatutnya Majelis Hakim Yang Mulia dapat

si
membatalkan Putusan a quo tersebut atau setidak-tidaknya

ne
ng
menyatakan Putusan a quo tidak memiliki kekuatan hukum dengan
segala akibat hukumnya;
15. Bahwa Termohon dalam putusan a quo poin 3.5 (9) halaman 215

do
gu menyebutkan:
“. (9) Bahwa model beauty contest dalam rangka memberikan hak

In
A
konsesi terhadap industry dengan karakteristik monopoli alamiah
digunakan oleh Terlapor I (PNA) dan Terlapor II (MEI) dalam rangka
ah

mencari mitra untuk memproduksi LNG;

lik
(10) berdasarkan uraian tersebut, Komisi menilai bahwa beauty
contest adalah salah satu bentuk tender, yang bertujuan untuk
am

ub
menciptakan competition for the market dan oleh karenanya tunduk
pada ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.”
ep
16. Bahwa pertimbangan Termohon pada butir 15 tersebut di atas sama
k

sekali tidak benar. Bahwa tidak ada hak konsesi yang diberikan
ah

kepada mitra yang terpilih. Termohon juga tidak menjelaskan dalam


R

si
Putusan a quo apa yang dimaksud oleh Termohon dengan hak
konsesi;

ne
ng

Jika yang dimaksud oleh Termohon dengan hak konsesi adalah


wilayah kerja minyak dan gas bumi (meskipun penggunaan istilah

do
gu

konsesi dalam hal ini sangat tidak tepat) maka sangat tidak relevan
mengaitkan lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi dengan
proses pemilihan mitra yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut
In
A

Termohon I;
Berdasarkan Pasal 44 ayat 3 angka (1) UU No.22 tahun 2001
ah

lik

tentang Minyak dan Gas Bumi (“UU No.22/2001”), lelang yang


bertujuan untuk membagi wilayah kerja minyak dan gas bumi
m

ub

dilakukan oleh Pemerintah bukan oleh Pemohon dan Turut


Termohon I karena hal ini terkait dengan kewenangan dan
ka

kedudukan Pemerintah/Negara sebagai pemilik wilayah kerja;


ep

Pasal 44 ayat 3 angka (1) UU No. 22/2001 mengatur sebagai


ah

berikut:
R

“Tugas Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


es

adalah :
M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. memberikan pertimbangan kepada Menteri atas

R
kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran

si
Wilayah Kerja serta Kontrak Kerja Sama”

ne
ng
Dalam pemilihan mitra, tidak ada wilayah kerja yang diperebutkan,
yang ada hanyalah pemilihan mitra yang tanggung jawabnya sejajar
dengan Pemohon dan Turut Termohon I terutama dalam

do
gu pembiayaan proyek Dongi-Senoro;
Berdasar ketentuan Pasal 44 Ayat 3 angka (1) UU No. 22/2001,

In
A
maka hak konsesi menjadi wewenang pemerintah dalam hal ini BP
MIGAS, bukan wewenang Pemohon maupun Turut Termohon I.
ah

Oleh karena itu, sangat sulit dipahami darimana Termohon dapat

lik
berpendapat bahwa ada hak konsesi yang akan diberikan kepada
mitra yang terpilih;
am

ub
17. Bahwa Termohon dalam pertimbangan pada butir 3.5 (9) (10)
halaman 215 menyebutkan terdapat monopoli alamiah dalam
ep
perkara a quo. Sangat sulit dipahami bagaimana Termohon dapat
k

menyebutkan terdapat monopoli alamiah sedangkan mTermohon


ah

tidak mempertimbangkan dalam putusannya mengenai pasar


R

si
bersangkutan (relevant market) terkait dengan perkara a quo. Jika
Termohon mengatakan ada monopoli alamiah, seharusnya

ne
ng

Termohon terlebih dahulu menjelaskan dalam pasar apa monopoli


alamiah tersebut terjadi;

do
gu

18. Bahwa salah satu unsur dari Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah
“bersekongkol”. Dalam Pasal 1 angka 8 UU No. 5/1999
persekongkolan didefinisikan sebagai berikut:
In
A

“persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama


yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
ah

lik

maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan


pelaku usaha yang bersekongkol.”
m

ub

19. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dalam pembuktian


pemenuhan unsur Pasal 22 UU No. 5/1999, Termohon seharusnya
ka

mempertimbangkan terlebih dahulu “pasar bersangkutan” untuk


ep

perkara a quo;
ah

20. Bahwa berdasarkan uraian di atas terlihat tidak adanya


R

pertimbangan mengenai “pasar yang terkait dengan perkara a


es

quo (pasar bersangkutan)” oleh Termohon dalam Putusan a


M

ng

quo. Akibatnya putusan Termohon menjadi kurang


on
gu

Hal. 12 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan (onvoldoende gemotiveerd) sehinga cacat secara

R
hukum, oleh karena itu mohon kiranya Majelis Hakim Yang

si
Mulia dapat membatalkan Putusan a quo tersebut atau setidak-

ne
ng
tidaknya menyatakan Putusan a quo tidak memiliki kekuatan
hukum dengan segala akibat hukumnya;
B. Termohon DALAM PUTUSAN A QUO TELAH MENGESAMPINGKAN

do
gu FAKTA-FAKTA DAN LEBIH MENGGUNAKAN ASUMSI DALAM
MEM-BUKTIKAN UNSUR PERSEKONGKOLAN SEBAGAIMANA

In
A
DIMAKSUD DALAM PASAL 22 UU NO. 5/1999.
1. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya butir 8.9 halaman 229,
ah

Termohon menilai hal-hal sebagai berikut:

lik
“8.9.1 Bahwa perilaku diskriminatif berupa kesempatan diskusi
dan presentasi yang hanya diberikan kepada MC serta
am

ub
penyampaian undangan yang berbeda merupakan bentuk
pemberian kesempatan ekslusif oleh PNA dan MEI sekalu
ep
penelenggara beauty contest terhadap MC;
k

8.9.2 Bahwa hasil penilaian yang berbeda, TOR yang


ah

mengambang dan permintaan binding proposal yang


R

si
mengarah kepada MC merupakan bentuk tindakan PNA
dan MEI yang menciptakan persaingan semu;

ne
ng

8.9.3 Bahwa pemberian kesempatan ekslusif serta persaingan


semu tersebut merupakan bentuk-bentuk persekongkolan

do
gu

sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pasal 22.”


2. Bahwa Termohon telah keliru dalam memutus dan menyatakan
Pemohon telah melakukan persekongkolan berdasarkan asumsi
In
A

adanya pemberian kesempatan ekslusif (perilaku diskriminatif) serta


persaingan semu, dengan penjelasan sebagai berikut:
ah

lik

a. Dugaan adanya Kesempatan Ekslusif Berupa Kesempatan


Diskusi dan Presentasi kepada Turut Termohon III;
m

ub

(i) Bahwa dalam pertimbangan hukumnya Termohon telah


menuduh Pemohon telah melakukan perilaku diskriminasi
ka

terhadap peserta lainnya dengan adanya pertemuan


ep

eksklusif antara Pemohon dan Turut Termohon III, sebagai


ah

salah satu peserta beauty contest pada tanggal 7 Februari


R

2006, tanggal 23 Februari 2006, tanggal 24 Mei 2006,


es

tanggal 16 Maret 2006, dan tanggal 4 September 2006


M

ng

seperti yang disebutkan dalam pertimbangan hukum


on
gu

Hal. 13 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon dalam Putusan a quo butir 4.5 (1) halaman 218.

si
(ii) Bahwa tidak benar Pemohon memberikan kesempatan

ne
ng
ekselusif kepada Turut Termohon III melalui pertemuan dan
diskusi. Termohon telah mengesampingkan fakta yang
disampaikan oleh Pemohon dalam proses pemeriksaan

do
gu bahwa sejak ide monetisasi gas Area Matindok dan Blok
Senoro dengan bisnis LNG skema hilir disampaikan secara

In
A
terbuka, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang
LNG menyampaikan ketertarikannya terhadap proyek
ah

Donggi-Senoro kepada Pemohon. Beberapa perusahaan

lik
tersebut meminta waktu untuk dapat bertemu dengan
Direksi Pemohon, dengan maksud menyampaikan
am

ub
ketertarikannya dalam proyek Donggi-Senoro. Perusahaan-
perusahaan tersebut adalah:
ep
• Mitsubishi Corporation
k

• Mitsui & Co. Ltd.


ah

• LNG Japan Corporation


R

si
• Itochu Corporation
• Marubeni Corporation

ne
ng

• Toyota Tsusho Corporation


• PT LNG Energi Utama

do
gu

• BG Asia Pacific Pte. Ltd.


• Japan Petroleum Exploration Co., Ltd
• PT Pacific Oil & Gas Indonesia
In
A

(iii) Bahwa Pemohon memberikan kesempatan yang sama


kepada semua perusahaan yang tertarik dengan proyek
ah

lik

untuk bertemu (courtesy call). Pemohon tidak pernah


membatasi pertemuan tersebut hanya dengan satu
m

ub

perusahaan saja sehingga tidak pernah ada suatu


kesempatan eksklusif kepada perusahaan tertentu (dalam
ka

hal ini Turut Termohon III);


ep

(iv) Bahwa courtersy call merupakan hal yang wajar bahkan


ah

perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana ketertarikan


R

pelaku usaha terhadap proyek, terlebih lagi bisnis LNG


es

merupakan industri dengan keistimewaan/ kekhususan


M

ng

dalam pengembangan bisnisnya;


on
gu

Hal. 14 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(v) Bahwa keputusan untuk melaksanakan proses seleksi

R
pemilihan calon mitra dilakukan pada tanggal 31 Agustus

si
2006 (Vide Bukti KPPU: B14 halaman 3 No.13). Undangan

ne
ng
kepada calon mitra disampaikan pada tanggal 1 September
2006 (Vide Bukti Terlapor I: Surat No.063/ D2000/2006-S0;
Surat No.064/D2000/2006-S0; Surat No.061/D2000/ 2006-

do
gu S0; Surat No.065/ D2000/2006-S0; Surat No.
090/D2000/2006-S0; Surat No.059/D2000/2006-S0; Surat

In
A
No. 062/D2000/2006-S0), oleh karenanya pertemuan
antara Pemohon dengan para calon mitra, termasuk
ah

dengan Turut Termohon III pada tanggal 7 Februari

lik
2006, tanggal 23 Februari 2006, tanggal 24 Mei 2006,
dan tanggal 16 Maret 2006 sangat tidak relevan jika
am

ub
dikaitkan dengan proses pemilihan mitra karena
pertemuan tersebut dilakukan sebelum keputusan
ep
pelaksanaan proses seleksi pemilihan mitra;
k

(vi) Bahwa pada tanggal 4 September 2006 Direksi Pemohon


ah

tidak hanya bertemu dengan Turut Termohon III. Pada


R

si
kesempatan yang sama Direksi Pemohon juga melakukan
pertemuan/diskusi dengan beberapa perusahaan lain

ne
ng

seperti, PT LNG-EU; BG Asia Pasific Ltd; Itochu Corp.; LNG


Japan Corp.; Marubeni & Co. Ltd; Mitsui & Co. Ltd;

do
gu

(vii) Bahwa pertemuan pada tanggal 4 September 2006 antara


Direksi Pemohon dengan beberapa perusahaan (tidak
hanya dengan Turut Termohon III sebagaimana dituduhkan
In
A

oleh Termohon) sama sekali tidak membicarakan mengenai


proses pemilihan mitra dan syarat-syaratnya, bahkan
ah

lik

dalam pertemuan tersebut Tim Pengembangan Usaha


Gas di Blok Matindok dan Senoro Tomori Sulawesi (Tim
m

ub

Pelaksana Pemilihan Mitra) sama sekali tidak hadir;


(viii)Bahwa kriteria pemilihan mitra ditentukan oleh tim yang
ka

dibentuk oleh Pemohon melalui SK Dirut No. Kpts-


ep

025/C00000/2006-S0, tanggal 14 Agustus 2006 tentang


ah

Susunan Anggota Tim Pengembangan Usaha Gas di Blok


R

Matindok dan Senoro Tomori Sulawesi dan tim yang


es

dibentuk oleh Turut Termohon I secara bersama-sama. Tim


M

ng

tersebut di atas bertindak independen. Tidak ada


on
gu

Hal. 15 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertemuan antara tim tersebut di atas dengan calon

R
mitra selama proses penyusunan TOR. Hal ini juga

si
diperkuat oleh pertimbangan Termohon dalam

ne
ng
pertimbangan putusan a quo butir (3), halaman 218
yang menyatakan:
“Bahwa majelis sependapat dengan pembelaan PNA

do
gu bahwa tidak pernah ada presentasi kepada tim evaluasi
PNA pada tanggal 4 September 2006”

In
A
(ix) Bahwa fakta Pemohon tidak hanya memberikan
kesempatan bertemu (courtesy call) kepada Turut
ah

Termohon III, melainkan juga kepada perusahaan-

lik
perusahaan lain menunjukan bahwa tidak ada perilaku
diskriminatif yang dilakukan oleh Pemohon.
am

ub
b. Dugaan Kesempatan Ekslusif Berupa Penyampaian
Undangan Pemilihan Mitra yang Berbeda.
ep
(i) Bahwa dalam pertimbangan hukumnya Termohon telah
k

menuduh Pemohon melakukan tindakan diskriminasi


ah

terhadap peserta pemilihan mitra lainnya dengan adanya


R

si
perbedaan waktu penyampaian undangan kepada calon
mitra, sehingga terdapat perbedaan peluang bagi calon

ne
ng

mitra untuk menyiapkan proposal, seperti yang


disebutkan dalam pertimbangan hukum Termohon dalam

do
gu

Putusan a quo butir 2, halaman 218:


“Bahwa terkait dengan perbedaan waktu pengiriman
undangan majelis menilai, perbedaan waktu tersebut telah
In
A

menciptakan kesempatan dan peluang yang berbeda di


antara peserta beauty contest dalam menyiapkan
ah

lik

dokumen,...”
(ii) Bahwa pada tanggal 1 September 2006, Pemohon telah
m

ub

menyampaikan undangan kepada 7 (tujuh) perusahaan


yang pernah menyatakan minatnya terhadap proyek Donggi
ka

Senoro kepada Pemohon. 7 (tujuh) perusahaan tersebut


ep

sebagai berikut:
ah

 LNG EU
R

 LNG Japan
es

 Mitsubishi Corporation
M

ng

 Toyota Tsusho
on
gu

Hal. 16 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Itochu Corporation

R
 Marubeni Corporation

si
 Mitsui & Co. Ltd.

ne
ng
(iii) Bahwa setelah undangan tertanggal 1 September 2006
disampaikan, Pemohon menerima pernyataan minat dari
perusahaan lain yang tertarik mengikuti seleksi pemilihan

do
gu mitra proyek Donggi-Senoro, sehingga kemudian Pemohon
menyampaikan undangan pada tanggal 13 September 2006

In
A
kepada 3 (tiga) perusahaan berikut:
 BG Asia Pasific
ah

 JAPEX

lik
 Pasific Oil & Gas Indonesia
(iv) Bahwa diundangnya 3 (tiga) perusahaan tersebut di
am

ub
atas, bukan dalam rangka diskriminasi kepada ketiga
perusahaan tersebut melainkan untuk memberikan
ep
kesempatan kepada mereka/ pelaku usaha yang tertarik
k

proyek Donggi-Senoro untuk ikut serta dalam proses


ah

pemilihan mitra.
R

si
(v) Bahwa ketiga perusahaan tersebut tidak menyatakan
keberatan atas perbedaan tanggal pengiriman undangan

ne
ng

bahkan dalam TOR clarification meeting tanggal 19


September 2006 ketiga perusahaan tersebut tidak

do
gu

menyampaikan permintaan/ permohonan untuk


tambahan waktu penyampaian proposal, meskipun
kesempatan itu telah diberikan oleh Pemohon dan
In
A

Turut Termohon I sebagaimana dimaksud dalam TOR


clarifiation meeting.
ah

lik

(vi) Bahwa perbedaan tanggal penyampaian undangan sama


sekali tidak menguntungkan Turut Termohon III, karena
m

ub

undangan tanggal 1 September 2006 bukan hanya


ditujukan kepada Turut Termohon III saja, melainkan
ka

terdapat 6 (enam) perusahaan lain yang menerima


ep

undangan tanggal 1 September 2006 yaitu:


ah

 LNG EU
R

 LNG Japan
es

 Toyota Tsusho
M

ng

 Itochu Corporation
on
gu

Hal. 17 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Marubeni Corporation

R
 Mitsui & Co. Ltd.

si
(vii) Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas sangat tidak

ne
ng
relevan jika perbedaan tanggal penyampaian undangan
dianggap sebagai tindakan ekslusif terhadap Turut
Termohon III. Pemohon telah memberikan kesempatan

do
gu dan peluang yang sama kepada calon mitra yang
tertarik pada proyek Donggi-Senoro.

In
A
c. Dugaan Persaingan Semu Berupa Hasil Penilaian Yang
Berbeda
ah

(i) Bahwa dalam pertimbangan hukumnya Termohon telah

lik
menuduh Pemohon telah melakukan tindakan mengarahkan
beauty contest untuk memenangkan Turut Termohon III
am

ub
dengan adanya perbedaan penilaian antara penilaian dari
Pemohon dengan penilaian dari Turut Termohon I.
ep
Perbedaan tersebut dikaitkan juga dengan TOR beauty
k

contest yang menurut Termohon mengambang, seperti


ah

yang disebutkan dalam pertimbangan hukum Termohon


R

si
dalam Putusan a quo butir 1, halaman 222:
“Bahwa perbedaan penilaian antara tim evaluator PNA dan

ne
ng

MEI menunjukkan belum adanya kesamaan antara tim


evaluator PNA dan MEI dalam memberikan penilaian

do
gu

proposal para peserta beauty contest majelis menilai bahwa


perbedaan tersebut telah merugikan peserta beauty
contest”
In
A

(ii) Bahwa penilaian yang dilakukan oleh Pemohon dan Turut


Termohon I dilakukan secara terpisah. Perbedaan
ah

lik

pelaksanaan evaluasi/penilaian tersebut telah


diinformasikan dalam TOR kepada calon mitra. Meskipun
m

ub

Pemohon dan Turut Termohon I melakukan penilaian


masing-masing, namun kriteria penilaian yang akan
ka

digunakan oleh Pemohon dan Turut Termohon I adalah


ep

sama, hal mana telah secara tegas dicantumkan dalam


ah

TOR pemilihan mitra dan TOR Clarification Meeting.


R

(iii) Bahwa adanya perbedaan penilaian antara Pemohon dan


es

Turut Termohon I pada tahap awal proses evaluasi tidak


M

ng

relevan untuk dijadikan dasar adanya penawaran semu,


on
gu

Hal. 18 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berupa hasil penilaian yang berbeda, mengingat hasil

R
penilaian akhir antara Pemohon dan Turut Termohon I

si
adalah sama yaitu bahwa Turut Termohon III dan Mitsui Co.

ne
ng
Ltd., keduanya dinyatakan sebagai calon mitra yang masuk
dalam shortlisted partners.
d. Dugaan Persaingan Semu Berupa TOR yang Mengambang

do
gu (i) Bahwa TOR pemilihan mitra tidak pernah dibuat
mengambang. Kriteria penilaian dalam TOR pemilihan mitra

In
A
telah dicantumkan secara jelas dan disampaikan secara
terbuka kepada semua calon mitra (vide Bukti: Term of
ah

Reference), melalui TOR Clarification Meeting (vide Bukti:

lik
TOR Clarification Meeting tanggal 19 September 2006)
sebagai berikut:
am

ub
- Calon mitra memiliki kualifikasi minimal BBB+ (S&P)
Company;
ep
- Calon mitra memiliki pengalaman bertaraf
k

internasional dalam proyek LNG;


ah

- Calon mitra dapat membentuk konsorsium, namun


R

si
harus memberikan pernyataan jointly and severally
liability.

ne
ng

(ii) Bahwa pencantuman kriteria tersebut di atas dalam proses


pemilihan mitra dianggap sebagai suatu yang wajar dan

do
gu

merupakan best practice. Bahkan dalam buku yang ditulis


oleh Maarten Jansen (2004), yang dijadikan dasar oleh
Termohon, secara tegas disebutkan bahwa:
In
A

“In a standard weighted Beauty Contest, proposals are


scored on different criteria, the scores on all these criteria
ah

lik

are summed and the winner is the proposal with the highest
score. Alternatively, one can think of a procedure in which
m

ub

on certain criteria a proposal has to get at least more than a


minimum socre to be considered acceptable”
ka

Terjemahan:
ep

“Dalam beauty contest pada umumnya proposal dinilai


ah

berdasarkan bermacam-macam kriteria, kriteria penilaian


R

dari semua kriteria ini di cantumkan dan pemenang


es

proposal adalah yang memiliki nilai tertinggi. Alternatif lain,


M

ng

bahwa menjadi suatu keharusan, ada kriteria khusus


on
gu

Hal. 19 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimana proposal harus memenuhi kriteria minimum,

R
sebelum dianggap diterima”

si
(iii) Bahwa dalam penilaian baik yang dilakukan oleh Pemohon

ne
ng
maupun Turut Termohon I sangat jelas bahwa keduanya
menggunakan kriteria yang sama, yang telah dicantumkan
dalam general requirement dalam TOR pemilihan mitra

do
gu sebagai dasar untuk menilai para calon mitra.
(vide Bukti: Term of Reference halaman 2 section General

In
A
requirement)
“General Requirement
ah

PERTAMINA encourage potential partners to submit

lik
proposal based on terms of reference on a competitive
basis
am

ub
- Potential Partner shall be BBB+minimum (S&P) rated
company
ep
- Potential Partner shall exposures of world class LNG
k

project
ah

- The Indonesian participation shall be maximized in the


R

si
project especially during the EPC phase
Terjemahan:

ne
ng

“Persyaratan Utama
PERTAMINA mengajak mitra potensial untuk memasukan

do
gu

proposal berdasarkan term of reference dengan dasar


kompetitif
- Mitra Potensial minimal harus memiliki rating
In
A

perusahaan BBB+ (S&P)


- Mitra Potensial harus memiliki pengalaman di dalam
ah

lik

Proyek LNG kelas dunia


- Partisipasi dari dalam Indonesia harus dimaksimalkan di
m

ub

dalam proyek khususnya pada fase EPC


(iv) Bahwa sangat tidak tepat jika Termohon mengatakan
ka

bahwa TOR pemilihan mitra dibuat mengambang. TOR


ep

pemilihan mitra yang disusun oleh tim Pemohon dan Turut


ah

Termohon I adalah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan;


R

(v) Bahwa Pemohon dan Turut Termohon I melakukan


es

penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam


M

ng

TOR. Termasuk keputusan Pemohon untuk mengeliminasi


on
gu

Hal. 20 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar semata-mata karena

R
konsorsium tersebut tidak mencantumkan pernyataan

si
atau dokumen lainnya yang menunjukan bahwa mereka

ne
ng
bertanggung jawab secara tanggung renteng (jointly
severally liable). Persyaratan agar konsorsium
mencantumkan pernyataan atau dokumen lainnya yang

do
gu menunjukan bahwa mereka bertanggung jawab secara
tanggung renteng (jointly severally liable) jelas-jelas

In
A
merupakan kriteria yang ada dalam TOR sebagaimana
kami jelaskan pada butir d (i) di atas;
ah

(vi) Bahwa tidak benar konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar

lik
dieliminasi karena Direksi melarang adanya peserta yang
melibatkan Osaka Gas karena merupakan western buyer.
am

ub
Osaka Gas tidak masuk dalam shortlisted partners semata-
mata karena konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar tidak
ep
mencantumkan pernyataan atau dokumen lainnya yang
k

menunjukan bahwa mereka bertanggung jawab secara


ah

tanggung renteng (jointly severally liable) sebagaimana


R

si
disyaratkan dalam TOR;
(vii) Bahwa tidak masuknya konsorsium LNGEU/Osaka

ne
ng

Gas/Golar dalam shortlisted partners merupakan hasil


penilaian Tim Evaluator Donggi Senoro Pemohon yang

do
gu

selanjutnya disampaikan kepada Direksi. Oleh karenannya


sangat tidak beralasan jika Termohon mendalilkan bahwa
seolah-olah tidak masuknya LNGEU/Osaka Gas/Golar
In
A

karena keputusan Direksi yang didasarkan pada alasan non


ekonomi yang tidak terdapat dalam TOR;
ah

lik

e. Dugaan Persaingan Semu berupa Permintaan dalam TOR


yang mengarah kepada Turut Termohon III
m

ub

(i) Bahwa sangat tidak dapat dimengerti mengapa Termohon


ka

menjadikan argumen “permintaan binding proposal yang


ep

mengarah kepada MC merupakan bentuk tindakan PNA


ah

dan MEI yang menciptakan persaingan semu” (Putusan


R

KPPU, butir 8.9.2 halaman 229);


es

(ii) Bahwa Tim Evaluator Donggi Senoro Pemohon sesuai


M

ng

dengan TOR bertugas menyampaikan kepada Direksi calon


on
gu

Hal. 21 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mitra yang dinilai layak. Pemohon dan Turut Termohon I

R
berdasarkan penilaiannya telah mengusulkan Mitsubishi

si
Corporation (Turut Termohon III) dan Mitsui & Co sebagai

ne
ng
calon mitra. Selanjutnya tentunya proses pemilihan mitra
dilanjutkan dengan memilih mitra yang terbaik diantara
calon mitra yang masuk pada shortlisted partners;

do
gu (iii) Bahwa untuk melindungi kepentingan Pemerintah,
Pemohon dan Turut Termohon I maka Direksi memutuskan

In
A
untuk meminta penawaran yang mengikat kepada para
calon mitra yang masuk dalam shortlisted parterners;
ah

(iv) Penawaran yang mengikat (partner to accept) memuat

lik
kriteria-kriteria yang sangat penting untuk melindungi
kepentingan Pemerintah, Pemohon dan Turut Termohon I,
am

ub
dan menunjukan seberapa besar calon mitra bersedia
menanggung risiko dalam investasi. Karena pentingnya
ep
kriteria-kriteria ini maka tidak dibuka kesempatan kepada
k

calon mitra yang masuk dalam shortlisted partners untuk


ah

menegosiasikannya. Hal ini berlaku untuk semua calon


R

si
mitra yang masuk shortlisted partners (fair treatment);
(v) Kriteria-kriteria yang mengikat tersebut (partner to accept)

ne
ng

meliputi:
1. kesediaan calon mitra untuk tidak menerima porsi di

do
gu

upstream;
2. tidak ada penjaminan atas kepentingan di upstream;
3. kesediaan untuk membagi partisipasi di downstream
In
A

dengan Pemohon dan Turut Termohon I;


4. mekanisme pengambilan saham di downstream oleh
ah

lik

Pemohon dan Turut Termohon I;


5. kesediaan untuk memasarkan produk LNG bersama-
m

ub

sama dengan Pemohon dan Turut Termohon I;


6. kesediaan untuk mengambil LNG dalam hal LNG tidak
ka

terjual (stand by offtaker);


ep

7. completion guarantee (jaminan menanggung liability


ah

dalam hal proyek terlambat).


R

(vi) Dari kriteria-kriteria tersebut di atas, tidak ada satupun


es

kriteria yang mengarah kepada Turut Termohon III. Bahkan


M

ng

Termohon dalam putusannya tidak menyebutkan yang


on
gu

Hal. 22 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mana dari ketujuh kriteria tersebut yang dianggap

R
mengarah kepada Turut Termohon III. Kesimpulan

si
Termohon semata-mata didasarkan pada asumsi dan

ne
ng
kesimpulan yang salah;
(vii) Berdasarkan uraian di atas maka sangat tidak masuk akal
jika persyaratan penawaran yang mengikat mengarah

do
gu kepada Turut Termohon III.
3. Bahwa dengan demikian berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas,

In
A
tidak ada pemberian kesempatan eksklusif dan persaingan semu
yang dilakukan oleh Pemohon, sehingga dengan sendirinya
ah

pertimbangan hukum Termohon dalam Putusan a quo menjadi

lik
gugur dengan sendirinya, oleh karena itu mohon kiranya Majelis
Hakim Yang Mulia dapat membatalkan Putusan a quo tersebut atau
am

ub
setidak-tidaknya menyatakan Putusan a quo tidak memiliki kekuatan
hukum dengan segala akibat hukumnya.
ep
DALAM PROVISI:
k

1. Ketentuan dalam Pasal 6, Perma No. 3/2005 menyatakan:


ah

(1) “Dalam hal majelis hakim berpendapat perlu pemeriksaan


R

si
lanjutan, maka melalui putusan sela memerintah kepada KPPU
untuk dilakukan pemeriksaan tambahan;

ne
ng

(2) Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat hal-


hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang jelas dan

do
gu

jangka waktu pemeriksaan tambahan yang diperlukan;


(3) Dalam hal perkara dikembalikan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) sisa waktu pemeriksaan keberatan ditangguhkan;
In
A

(4) Dengan memperhitungkan sisa waktu sebagaimana dimaksud


dalam ayat (3), sidang lanjutan pemeriksaan keberatan sudah
ah

lik

dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah KPPU


menyerahkan berkas pemeriksaan tambahan;
m

ub

2. Bahwa Pemohon telah memasukan pendapat tertulis dari Prof.


Erman Rajagukguk yang merupakan ahli hukum persaingan usaha,
ka

dan merupakan pelaku sejarah yang turut menyusun UU


ep

No.5/1999, yang sudah jelas pasti mengetahui esensi substansial


ah

dari UU No.5/1999 terutama pada ketentuan unsur-unsur Pasal 22


R

UU No.5/1999. Namun Prof. Erman Rajagukguk belum sempat


es

dihadirkan dan didengar langsung keterangannya oleh Termohon di


M

ng

on
gu

Hal. 23 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam proses pemeriksaan karena keterbatasan waktu dari

R
pemeriksaan;

si
3. Berdasarkan uraian di atas maka sesuai dengan ketentuan Pasal 6,

ne
ng
Perma No.3/2005 maka mohon kiranya Majelis Hakim yang Mulia
menangguhkan pemeriksaan keberatan ini dan memerintahkan
kepada Termohon untuk melakukan Pemeriksaan Tambahan

do
gu terhadap saksi ahli hukum persaingan usaha Prof. Erman
Rajagukguk guna memberikan pemahaman yang jelas mengenai

In
A
UU No. 5/1999 pada umumnya dan Pasal 22 pada khususnya;
Bahwa Pemohon sependapat dengan Termohon sebagaimana
ah

dimaksud dalam Putusan a quo butir 30.2.6. bahwa tidak ada

lik
pelanggaran Pasal 23 UU No.5/1999 yang dilakukan oleh Pemohon.
Pemohon tetap dalam posisi bahwa tidak ada persekongkolan dalam
am

ub
mendapatkan informasi rahasia milik LNGI sebagaimana Pemohon
sampaikan dalam pembelaan Pemohon pada saat pemeriksaan lanjutan
ep
di KPPU dan sebagaimana tercantum dalam Putusan a quo halaman 62
k

s/d 72 Butir 30.2.6.7.


ah

Berdasarkan seluruh uraian di atas, Pemohon dengan ini memohon


R

si
kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang mengadili perkara ini untuk
berkenan memutus perkara a quo dengan amar putusan sebagai

ne
ng

berikut:
DALAM PROVISI:

do
gu

1. Menangguhkan pemeriksaan permohonan keberatan hingga


selesainya pemeriksaan tambahan oleh Termohon (KPPU);
2. Memerintahkan Termohon untuk melakukan pemeriksaan tambahan
In
A

dalam Perkara No. 35KPPU-I/2010, berupa Pemeriksaan


Tambahan terhadap saksi ahli hukum persaingan usaha Prof.
ah

lik

Erman Rajagukguk guna memberikan pemahaman yang jelas


mengenai UU No.5/1999 pada umumnya dan Pasal 22 pada
m

ub

khususnya.
DALAM POKOK PERKARA:
ka

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Keberatan dari Pemohon


ep

untuk seluruhnya;
ah

2. Menyatakan Pemohon adalah Pemohon Keberatan yang beritikad


R

baik dan benar;


es

3. Menyatakan Termohon telah salah menerapkan Pasal 22 UU No.


M

ng

5/1999;
on
gu

Hal. 24 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Menyatakan Pemohon tidak terbukti melanggar Pasal 22 UU No. 5

R
Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

si
Usaha Tidak Sehat dalam pemilihan mitra yang dilakukan dalam

ne
ng
Proyek Donggi Senoro;
5. Menyatakan Putusan Termohon No. 35/KPPU-I/2010 tanggal 5
Januari 2011 batal demi hukum atau setidak-tidaknya menyatakan

do
gu tidak mengikat dengan segala akibat hukumnya;
6. Menghukum Termohon untuk membayar seluruh biaya perkara

In
A
yang timbul;
-- Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, kami mohon
ah

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

lik
II. PERMOHONAN Pemohon KEBERATAN I: (MITSUBISHI
CORPORATION)
am

ub
Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan I/Semula Terlapor IV, telah
mengajukan permohonan Keberatan tanggal 26 Januari 2011 dengan dalil-
ep
dalil sebagai berikut:
k

1. PERSYARATAN FORMAL PENGAJUAN KEBERATAN


ah

1.1. Putusan KPPU telah dibacakan pada tanggal 5 Januari 2011 dan
R

si
telah disampaikan kepada Pemohon pada tanggal 12 Januari
2011, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Penyerahan

ne
ng

Putusan KPPU.
1.2. Pasal 44 (2) UU No.5/1999 menetapkan bahwa:

do
gu

"Pelaku usaha [yakni Pemohon dan pihak Terlapor lainnya] dapat


mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri selambat-
lambatnya14 (empat belas) hari setelah menerima pemberitahuan
In
A

putusan tersebut (Putusan KPPU).”


1.3. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 4 (1) jo. Pasal 1 (4) of Peraturan
ah

lik

Mahkamah Agung No. 3 tahun 2005 ("PERMA No. 3/2005"),


jangka waktu untuk mengajukan Keberatan adalah 14 hari kerja
m

ub

setelah Putusan KPPU diterima oleh Pemohon. Pasal 4 (1)


menetapkan sebagai berikut:
ka

"Keberatan diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari


ep

terhitung sejak Pelaku Usaha menerima pemberitahuan putusan


ah

KPPU dan atau diumumkan melalui website KPPU."


R

Berdasarkan Pasal 1 (4) PERMA No. 3/2005, kata "hari"


es

didefinisikan sebagai "hari kerja".


M

ng

1.4. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Keberatan harus diajukan


on
gu

Hal. 25 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada pengadilan negeri yang berwenang dalam jangka waktu

R
14 hari kerja sejak tanggal 12 Januari 2011 (tanggal Pemohon

si
secara formal menerima Putusan KPPU), yaitu tanggal 1

ne
ng
Februari 2011.
1.5. Keberatan Pemohon diajukan pada tanggal 26 Januari 2011.
Oleh karena itu, permohonan atas Keberatan diajukan dalam

do
gu jangka waktu yang sebagaimana ditentukan sejak putusan
dijatuhkan, sehingga persyaratan formil pengajuan Keberatan ke

In
A
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah terpenuhi.
2. DASAR HUKUM PENGAJUAN KEBERATAN KE PENGADILAN
ah

NEGERI JAKARTA PUSAT.

lik
2.1. Berdasarkan Pasal 2 (1) PERMA 3/2005, keberatan harus diajukan
ke Pengadilan Negeri ditempat kedudukan hukum Pemohon. Pasal
am

ub
2 (1) of PERMA No. 3/2005, menyatakan sebagai berikut:
"Keberatan terhadap Putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku
ep
Usaha Terlapor kepada Pengadilan Negeri ditempat kedudukan
k

hukum usaha Pelaku Usaha Tersebut."


ah

2.2. Pemohon adalah badan usaha Jepang yang berdomisili asal di


R

si
Tokyo, dimana kehadiran perusahaan tersebut di Indonesia hanya
sebatas dengan mendirikan kantor perwakilan (representative

ne
ng

office);
2.3. Bahwa UU No.5 /1999 dan PERMA No. 3/2005, tidak mengatur

do
gu

sehubungan dengan permohonan Keberatan yang diajukan oleh


pihak seperti Pemohon, dimana berdomisili asal di luar Indonesia.
Akan tetapi, Pasal 8 PERMA No.3/2005 menetapkan bahwa:
In
A

"Kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Mahkamah Agung


(PERMA No.3/2005) ini, Hukum Acara Perdata yang berlaku
ah

lik

diterapkan pula terhadap Pengadilan Negeri."


2.4. Berdasarkan Pasal 8 di atas dan tidak adanya pengaturan yang
m

ub

sesuai dengan UU No.5/1999, kami merujuk kepada ketentuan


dalam Pasal 118 Het Herziene Indonesisch Reglement ("HIR")
ka

yang menyatakan bahwa tuntutan perdata dapat diajukan ke


ep

Pengadilan Negeri di daerah hukum tempat kedudukan


ah

Termohon. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki yurisdiksi


R

yang mencakup tempat kedudukan KPPU, selaku Termohon


es

dalam perkara ini;


M

ng

2.5. Dengan demikian pengajuan Keberatan ke Pengadilan Negeri


on
gu

Hal. 26 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta Pusat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

R
3. DRAMATIS PERSONAE

si
Pemohon telah mencantumkan di bawah ini identitas para pihak yang

ne
ng
terkait dengan proses Keberatan untuk mempermudah pihak
Pengadilan.
Nama Singkatan Peran

do
gu Mitsubishi Corporation Mitsubishi atau
Pemohon
Dalam hal ini bertindak selaku Pemohon dan
merupakan pihak Terlapor IV dalam Putusan
KPPU. Pemohon adalah sebuah perusahaan

In
A
dagang (trading company) yang dipilih oleh
Pertamina dan Medco untuk menjadi mitra
mereka dalam perusahaan patungan hilir (joint
venture downstream company) terkait dengan
ah

lik
Proyek Donggi Senoro.
PT Pertamina (Persero) Pertamina Dalam hal ini bertindak selaku Turut
Termohon I dan merupakan pihak Terlapor I
dalam Putusan KPPU. Pertamina merupakan
am

ub
operator lapangan gas Matindok, yang
merupakan salah satu dari dua lapangan gas
yang merupakan bagian dari Proyek.
Pertamina adalah joint operator dari lapangan
gas Senoro, suatu lapangan gas yang
ep
k

merupakan bagian dari Proyek tersebut,


bersama-sama dengan Turut Termohon III.
ah

PT Medco Energi Medco Dalam hal ini bertindak selaku Turut


Indonesia Termohon II dan merupakan pihak Terlapor II
R

si
dalam Putusan KPPU. Medco merupkan induk
perusahaan dari Turut Termohon III. Medco
dalam dokumen ini merujuk baik kepada
Medco maupun Turut Termohon III.

ne
ng

PT Medco E&P Tomori Medco Dalam hal ini bertindak selaku Turut
Sulawesi Termohon III dan merupakan pihak Terlapor
III dalam Putusan KPPU.
LNG Limited LNGL atau Merupakan perusahaan teknologi LNG dari

do
gu

LNGI/EU Australia yang merupakan induk perusahaan


dari LNG International Pty Ltd. LNGI/EU
dalam dokumen ini merujuk kepada semua
grup perusahaan LNG Limited, termasuk LNG
In
International Pty Ltd dan PT LNG Energi
A

Utama.
LNG International Pty LNGI atau Merupakan anak perusahaan LNG Limited
Ltd LNGI/EU yang menandatangani Perjanjian Eksklusifitas
ah

pada tanggal 31 Mei 2005 dengan Pertamina


lik

dan Medco sehubungan dengan Blok Senoro,


yang ketika itu merupakan Proyek LNG
Padang. Perjanjian Eksklusifitas (Exclusivity
Agreement) ini berakhir pada bulan
m

ub

September 2005 dan tidak diperpanjang


karena LNGI/EU tidak dapat memenuhi syarat
tangguh (conditions precedent) yang telah
ka

ditentukan.
ep

PT LNG Energi Utama LNGEU atau Merupakan perusahaan hasil kerja sama
LNGI/EU antara LNG International Pty Ltd dan PT
Maleo Energi Utama berdasarkan salah satu
ah

dari syarat tangguh dalam Perjanjian


R

Eksklusifitas.
Ibu Susanti Adi Nugroho Ibu Nugroho Ahli Hukum yang dilibatkan oleh Mitsubishi
es

untuk memberikan keterangan saksi ahli


M

(affidavit) kepada KPPU pada 11 November


ng

2011 ("Afidavit Nugroho").


on
gu

Hal. 27 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nama Singkatan Peran

si
James Ball dari Gas James Ball Ahli Industri LNG yang dilibatkan oleh
Strategies Mitsubishi untuk memberikan keterangan
saksi ahli (affidavit) kepada KPPU yang

ne
ng
diajukan pada tanggal 11 November 2011
("Afidavit Ball 1") dan pada tanggal 27
Desember 2011 ("Afidavit Ball 2").

do
Mr. Ball merupakan ahli industri independen
gu dan bukti yang diberikan olehnya tidak
terbantahkan.

In
A
4. KEPUTUSAN Termohon SEBAGAIMANA TERLAMPIR DALAM
PUTUSAN KPPU
ah

4.1 Bahwa keputusan tersebut berbunyi demikian :

lik
"MEMUTUSKAN”
1. Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Pertamina (Persero), Terlapor II
am

ub
PT.Medco Energi Internasional, Tbk dan Terlapor IV Mitsubishi
Corporation terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal
22 UU No.5 tahun 1999;
ep
k

2. Menyatakan bahwa Terlapor II, PT Medco Energi Internasional, Tbk,


ah

Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan Terlapor IV,


R
Mitsubishi Corporation terbukti secara sah dan meyakinkan

si
melanggar Pasal 23 UU No.5/1999;

ne
3. Menghukum Terlapor I PT.Pertamina (Persero) membayar denda
ng

sebesar Rp10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) yang harus


disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

do
gu

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan kerja Komisi


Pengawas Persaingan Usaha melalu Bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang
In
A

Persaingan Usaha);
4. Menghukum Terlapor II PT Medco Energi Internasional, Tbk
ah

lik

membayar denda sebesar Rp5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)


yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan
denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja
m

ub

Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank Pemerintah


dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran
ka

di Bidang Persaingan Usaha);


ep

5. Menghukum Terlapor III PT Medco E&P Tomori Sulawesi membayar


ah

denda sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus


R

disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda


es

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi


M

ng

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan


on
gu

Hal. 28 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di

R
Bidang Persaingan Usaha);

si
6. Menghukum Terlapor IV, Mitsubishi Corporation membayar denda
sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) yang harus

ne
ng
disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda
pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi

do
gu Pengawas Persaingan usaha melalui bank pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang
Persaingan Usaha)”

In
A
5. IKHTISAR KESIMPULAN DALAM PUTUSAN KPPU
5.1 Dalam mendukung Pernyataan I (tentang Pasal 22 UU No.5/99),
ah

lik
Termohon membuat kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Beauty Contest yang diadakan oleh Pertamina dan Medco
memiliki tujuan menciptakan "competition for the market"
am

ub
(“persaingan untuk pasar”) dan dengan demikian
merupakan suatu bentuk “tender” dalam arti yang
ep
dimaksudkan dalam Pasal 22 (Putusan KPPU, halaman
k

215);
ah

5.1.2 Beauty Contest dilakukan dengan cara yang diskriminatif


R

si
karena tidak semua peserta Beauty Contest diberikan

ne
kesempatan yang sama dengan Pemohon yang dapat
ng

memberikan presentasi kepada Pertamina dan Medco


pada tanggal 7, 23, dan 24 Februari, 16 Maret dan 4

do
gu

September 2006 dan membahas hal-hal terkait dengan


Proyek Donggi Senoro sebelum dan selama Beauty
In
Contest berlangsung. (Putusan KPPU, halaman 218-
A

219);
5.1.3. Beberapa faktor tertentu menunjukkan bahwa Beauty
ah

lik

contest dilaksanakan untuk memenangkan Pemohon, yaitu


fakta bahwa Term of Reference yang digunakan dalam
m

ub

Beauty Contest dibuat mengambang, bahwa terdapat


perbedaan sistem penilaian yang digunakan oleh
ka

Pertamina dan Medco, dan bahwa permintaan atas


ep

proposal yang mengikat (binding proposal) dibuat setelah


ah

pemberian pertanyaan tambahan kepada Mitsui dan


R

Pemohon (Putusan KPPU, halaman 222-223);


es
M

5.1.4 Bahwa terdapat indikator-indikator atau bentuk-bentuk


ng

persekongkolan sesuai dengan pedoman Pasal 22, antara


on
gu

Hal. 29 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon, Pertamina, Medco, karena adanya kesempatan

R
eksklusif dan penciptaan persaingan semu demi

si
keuntungan Pemohon. (Putusan KPPU, halaman 229-

ne
ng
230);
5.1.5. Bahwa tindakan diskriminatif yang mengarah pada
dinyatakannya Pemohon sebagai pemenang dalam Beauty

do
gu Contest merupakan tindakan yang tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha

In
A
sehingga menyebabkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat. (Putusan KPPU, halaman 237).
ah

5.2 Dalam mendukung Pernyataan 2 (tentang Pasal 23), Termohon

lik
membuat kesimpulan sebagai berikut:
5.2.1. Permintaan Pemohon atas informasi tentang data hulu dan
am

ub
hilir kepada Pertamina dan Medco menyebabkan Medco
memfasilitasi peninjauan oleh Pemohon atas informasi
ep
yang terkait dengan pekerjaan awal LNGI (Putusan
k

KPPU, halaman 233).


ah

5.2.2. Pemohon menggunakan informasi hasil due diligence


R

si
dalam mempersiapkan proposalnya (Putusan KPPU,
halaman 234) dimana informasi tersebut masuk dalam

ne
ng

definisi rahasia dagang dengan merujuk pada definisi yang


ditemukan dalam UU No.30/2000 (Putusan KPPU,

do
gu

halaman 234)
5.2.3. Terdapat indikator-indikator atau bentuk-bentuk
persekongkolan antara Medco dan Pemohon karena
In
A

Medco memfasilitasi Mitsubishi dalam meninjau data milik


LNGI dan data tersebut digunakan oleh Pemohon untuk
ah

lik

tujuan bisnisnya sendiri dan demi kepentingannya sendiri.


(Putusan KPPU, halaman 234, 238-239).
m

ub

5.2.4. Pemohon membuat proposalnya berdasarkan hasil due


diligence tersebut, dimana merupakan tindakan yang tidak
ka

jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan


ep

usaha sehingga menyebabkan terjadinya persiangan usaha


ah

tidak sehat (Putusan KPPU, halaman 239-240).


R

5.3. Dalam mendukung Pernyataan 6 (tentang sanksi Pemohon),


es

Termohon membuat kesimpulan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 30 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.3.1. Termohon menyimpulkan bahwa Pemohon merupakan

R
pihak yang berinisiatif meminta informasi terkait dengan

si
aspek hulu dan hilir dari Proyek Donggi Senoro yang

ne
ng
menimbulkan keputusan untuk melakukan due diligence;
5.3.2. Hal tersebut merupakan hal yang memberatkan bagi
Pemohon

do
gu 5.4. Pemohon menolak dengan tegas setiap dan seluruh kesimpulan
dan dalil dari Termohon, kecuali dinyatakan sebaliknya. Pemohon

In
dengan ini meminta dokumen-dokumen yang telah diajukan oleh
A
Pemohon kepada Termohon dalam proses pemeriksaan, yaitu:
5.4.1. Tanggapan Tertulis Pertama Pemohon tertanggal serta
ah

lik
disampaikan kepada Termohon pada 16 November 2010;
dan
am

ub
5.4.2. Tanggapan Tertulis Kedua Pemohon tertanggal serta
disampaikan kepada Termohon pada 27 Desember 2010,
harus dipertimbangkan sebagai bagian dari Keberatan ini.
ep
k

6. IKHTISAR KEBERATAN PEMOHON


ah

6.1. Keberatan Prosedural terhadap Putusan KPPU


R
6.1.1 Termohon melakukan proses penyidikan dengan tidak

si
mematuhi due process of law karena lalai memberikan

ne
ng

kepada Pemohon semua dokumen yang telah ditinjau


dalam proses penyidikan dan lalai memberikan
kesempatan yang sama bagi Pemohon untuk didengar.

do
gu

Putusan KPPU tersebut dengan demikian telah cacat


hukum dan harus dibatalkan.
In
A

6.1.2 Selanjutnya, Termohon hanya mengandalkan asumsi


semata tanpa bukti pendukung dalam membuat
kesimpulan dalam Putusan KPPU. Oleh karena itu,
ah

lik

Putusan KPPU harus dibatalkan.


6.2. Keberatan Substantif terhadap kesimpulan yang dibuat dalam
m

ub

Putusan KPPU
Sehubungan dengan ditemukannya pelanggaran atas Pasal 22:
ka

ep

6.2.1 Termohon telah gagal dalam membuktikan semua aspek


substantif dalam Pasal 22. Antara lain, Termohon tidak
ah

berhasil membuktikan bahwa (i) Beauty Contest


R

merupakan suatu “tender”, (ii) bahwa terdapat


es
M

persekongkolan dalam menyatakan Pemohon sebagai


ng

pemenang dari Beauty Contest dan (iii) terdapat


on
gu

Hal. 31 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
persaingan usaha tidak sehat. Setiap kesimpulan

R
Termohon akan dibahas secara ringkas di bawah ini.

si
Kesimpulan KPPU:
Beauty Contest yang diadakan oleh Pertamina dan Medco memiliki

ne
ng
tujuan menciptakan “persaingan untuk pasar” dan dengan demikian
merupakan suatu bentuk “tender” dalam arti yang dimaksudkan
dalam Pasal 22 (Putusan KPPU, halaman 215).

do
gu 6.2.2. Beauty Contest bukanlah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No.5/1999,
merupakan "tender"

In
karena Beauty Contest tidak diadakan untuk pengadaan
A
barang atau jasa dengan imbalan pembayaran uang,
sebagaimana didefinisikan dalam UU No.5/1999.
ah

lik
o Sebaliknya, Beauty Contest diadakan untuk memilih
mitra kerja (partner) yang paling sesuai untuk Pertamina
am

ub
dan Medco.
o Tidak ada harga atau uang yang dipertukarkan pada
akhirnya; tidak ada jasa atau barang yang diberikan.
ep
k

Kesimpulan Termohon yang menyatakan bahwa


ah

kegiatan Beauty Contest merupakan “tender”


R

si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 adalah keliru
dan berada di luar ruang lingkup UU No.5/1999.

ne
ng

o Beauty Contest tidak “menciptakan persaingan untuk


pasar” (competition for the market); melainkan hanya

do
gu

menyediakan kesempatan bagi Pertamina dan Medo


untuk memilih mitra kerja (partner) yang mereka
inginkan.
In
A

Beauty Contest dilakukan dengan cara yang diskriminatif karena


tidak semua peserta Beauty Contest diberikan kesempatan yang
sama halnya dengan Pemohon yang dapat memberikan presentasi
ah

lik

kepada Pertamina dan Medco pada tanggal 7, 23, dan 24 Februari,


16 Maret dan 4 September 2006 dan membahas hal-hal terkait
dengan Proyek Donggi Senoro (“Proyek”) sebelum dan selama
Beauty Contest berlangsung. (Putusan KPPU, halaman 218-219)
m

ub

6.2.3. Bahwa Pemohon pada kenyataannya tidak diberikan


ka

kesempatan yang lebih baik daripada pihak lainnya.


ep

Hubungan yang dilakukan antara Pemohon di satu pihak


dan Pertamina serta Medco di pihak lainnya sebelum
ah

diadakannya Beauty Contest, dilangsungkan secara non-


es

eksklusif dan tidak ada hubungannya dengan Beauty


M

ng

Contest.
on
gu

Hal. 32 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
o Bahwa terdapat pihak lain yang berpartisipasi dalam

R
Beauty Contest, seperti LNGI/EU, Mitsui dan Itochu

si
yang juga berhubungan dengan Pertamina dan Medco

ne
ng
dalam rentang waktu yang sama.
o Oleh karena itu, tidak ada perlakuan diskriminatif yang
menguntungkan Pemohon.

do
gu Beberapa faktor tertentu menunjukkan bahwa Beauty Contest
dilaksanakan untuk memenangkan Pemohon, yaitu fakta bahwa
Term of Reference yang digunakan dalam Beauty Contest dibuat

In
mengambang, bahwa terdapat perbedaan sistem penilaian yang
A
digunakan oleh Pertamina dan Medco, dan bahwa permintaan atas
proposal yang mengikat (binding proposal) dibuat setelah pemberian
pertanyaan tambahan kepada Mitsui dan Pemohon (Putusan KPPU,
halaman 222-223).
ah

lik
6.2.4. Bahwa bukti paling kuat yang menunjukkan bahwa Beauty
am

ub
Contest tidaklah bertujuan untuk kepentingan pemilihan
Pemohon adalah bahwa Pertamina dan Medco tidak
mempunyai kewajiban untuk mengadakan proses seleksi
ep
k

formal apa pun sejak awal. Mereka dapat secara langsung


ah

menunjuk perusahaan manapun tanpa mengadakan


R
Beauty Contest. Oleh karena itu, konklusi logisnya adalah

si
bahwa Beauty Contest diselenggarakan dalam rangka

ne
ng

mencari mitra yang paling tepat dan sama sekali tidak


bertujuan untuk memenangkan Pemohon.
6.2.5. Begitu pula halnya dengan Term of Reference, Pemohon

do
gu

telah memberikan bukti berupa kesaksian ahli industri


yang tak terbantahkan yang menegaskan bahwa Term of
In
A

Reference tersebut cukup jelas. Sama sekali tidak ada


dasar untuk dapat menyimpulkan bahwa apabila Term of
ah

Reference tidak jelas (yang memang sudah jelas), maka


lik

hal tersebut menguntungkan hanya bagi Pemohon saja.


6.2.6. Terkait dengan sistem penilaian yang berbeda, hal
m

ub

tersebut bukanlah bukti adanya persekongkolan, tetapi


mencerminkan kebebasan kedua perusahaan dan
ka

ep

perbedaan tingkat pengalaman mereka. Tidak ada yang


dirugikan oleh sistem penilaian yang berbeda karena hal
ah

itu diterapkan pada semua proposal secara merata.


R

6.2.7. Terkait permintaan proposal yang mengikat, Pemohon


es
M

telah mengajukan bukti kesaksian ahli yang tak


ng

on
gu

Hal. 33 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terbantahkan, yang menegaskan bahwa persyaratan

R
tersebut adalah hal yang wajar dalam praktik industri dan

si
merupakan hal yang wajar bagi pemilik proyek untuk

ne
ng
memberikan persyaratan tambahan selama proses seleksi
berlangsung.
Terdapat indikator-indikator atau bentuk-bentuk persekongkolan

do
gu sesuai dengan pedoman Pasal 22, antara Pemohon, Pertamina,
Medco, karena adanya kesempatan eksklusif dan penciptaan
persaingan semu demi keuntungan Pemohon. (Putusan KPPU,
halaman 229-230).

In
A
6.2.8 Termohon tidak mengidentifikasi bukti apa pun untuk
mendukung kesimpulannya bahwa ada persekongkolan.
ah

lik
Sebaliknya, bukti yang ada pada Termohon
menunjukkan bahwa tidak ada persekongkolan. Seperti
am

ub
dijelaskan sebelumnya, tidak ada kesempatan eksklusif
yang diberikan kepada Pemohon. Juga tidak ada
persaingan semu diciptakan untuk Pemohon. Penentuan
ep
k

pemenang tender ini adalah proses yang sungguh-


ah

sungguh digelar untuk mencari mitra terbaik untuk


R

si
Pertamina dan Medco.
Tindakan diskriminatif yang mengarah pada dinyatakannya Pemohon

ne
ng

sebagai pemenang dalam Beauty Contest merupakan tindakan yang


tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha
sehingga menyebabkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
(Putusan KPPU, halaman 237).

do
gu

6.2.9. Seperti dijelaskan sebelumnya, tidak ada perilaku


diskriminatif yang menyebabkan Pemohon dinyatakan
In
A

sebagai pemenang. Oleh karena itu, tidak ada perilaku


tidak jujur atau melanggar hukum yang terjadi di sini yang
ah

lik

mengarah pada kesimpulan bahwa ada persaingan usaha


tidak sehat dengan mengacu pada rule of reason.
Sebaliknya, tidak ada persaingan usaha tidak sehat yang
m

ub

diakibatkan oleh hasil Beauty Contest. Terpilihnya


ka

Pemohon mencerminkan hasil terbaik yang mungkin


ep

dicapai bagi Pertamina dan Medco sebagaimana


ditegaskan oleh bukti yang tidak terbantahkan dari ahli
ah

industri Mr. James Ball.


R

es

Sehubungan dengan penemuan bahwa telah terjadi pelanggaran


M

Pasal 23:
ng

on
gu

Hal. 34 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6.2.10. Termohon telah gagal membuktikan semua elemen

R
substantif Pasal 23. Diantaranya, Termohon tidak dapat

si
membuktikan bahwa: (i) LNGI/EU merupakan pesaing

ne
ng
Pemohon, (ii) bahwa ada persekongkolan untuk
mendapatkan kerahasiaan informasi LNGI/EU (iii)
Pemohon menggunakan informasi milik LNGI/EU ini di

do
gu dalam proposal dan (iv) terdapat persaingan usaha tidak
sehat.

In
A
Kesimpulan KPPU:
Permintaan Pemohon atas informasi tentang data hulu dan hilir
kepada Pertamina dan Medco menyebabkan Medco memfasilitasi
ah

lik
peninjauan oleh Pemohon atas informasi yang terkait dengan
pekerjaan awal LNGI (Putusan KPPU, halaman 233)
am

ub
6.2.11. Tidak ada hubungan langsung antara permintaan
Pemohon atas informasi, dimana hal tersebut merupakan
praktek industri yang normal, dan permintaan tersebut
ep
k

bahkan dibuat sebelum pihaknya menyadari keterlibatan


ah

LNGI dalam Blok Senoro dan permintaan Medco kepada


R

si
Pemohon untuk meninjau pekerjaan awal LNGI.
Pemohon menggunakan informasi hasil due diligence dalam

ne
ng

mempersiapkan proposalnya (Putusan KPPU, halaman 234)


dimana informasi tersebut masuk dalam definisi rahasia dagang
dengan merujuk pada definisi yang ditemukan dalam UU No.30/2000
(Putusan KPPU, halaman 234)

do
gu

6.2.12. Pemohon tidak menggunakan informasi yang diperoleh


dari due diligence. Hal ini dibuktikan dengan, antara lain,
In
A

fakta bahwa semua proposal yang dibuat sebelum dan


selama Beauty Contest didasarkan pada proposal awal
tertanggal 7 Februari 2006, yang dilakukan sebelum
ah

lik

pelaksanaan due diligence. Hal ini menunjukkan bahwa


Pemohon tidak menggunakan informasi rahasia LNGI/UE.
m

ub

6.2.13. Pemohon dalam hal apa pun tidak mungkin menggunakan


informasi tersebut karena tinjauan terhadap Term of
ka

ep

Reference akan menunjukkan bahwa kriteria yang


digunakan dalam Beauty Contest jelas-jelas berbeda dari
ah

jenis dan lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh LNGI/UE.


R

Informasi rahasia LNGI/EU tersebut tidak dapat digunakan


es
M

dalam Beauty Contest. Term of Reference lebih terkait


ng

pada informasi komersial sehubungan calon mitra untuk


on
gu

Hal. 35 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tujuan melaksanakan operasi hilir dari Proyek Donggi

R
Senoro sementara pekerjaan awal LNGI/EU lebih terkait

si
pada teknologi dan pembelian gas, yang mana hal

ne
ng
tersebut tidak relevan dengan Beauty Contest.
Terdapat indikator-indikator atau bentuk-bentuk persekongkolan
antara Medco dan Pemohon karena Medco memfasilitasi Mitsubishi
dalam meninjau data milik LNGI dan data tersebut digunakan oleh

do
gu Pemohon untuk tujuan bisnisnya sendiri dan demi kepentingannya
sendiri. (Putusan KPPU, halaman 234, 238-239)

6.2.14 Pertama-tama, tidak ada persekongkolan untuk

In
A
memperoleh informasi rahasia dari pesaing karena
LNGI/EU bukanlah pesaing Pemohon. LNGI/EU bukan
ah

lik
pesaing dari Pemohon karena memiliki peran yang
berbeda di Blok Senoro dan beroperasi di pasar yang
am

ub
berbeda dari Pemohon dalam industri LNG. LNGI/EU
adalah penyedia teknologi dan pembeli gas, sementara
Pemohon adalah pemain dalam seluruh mata rantai (all
ep
k

value-chain) industri LNG.


ah

6.2.15 Dalam hal apapun, Pemohon tidak bersekongkol dengan


R
Medco untuk memperoleh informasi rahasia LNGI/EU.

si
LNGI/EU yang menyetujui untuk memberikan informasi

ne
ng

rahasia berdasarkan Perjanjian Kerahasiaan dan fakta ini


tidak dibantah oleh Termohon.
6.2.16 LNGI/EU juga menyetujui due diligence yang dilakukan

do
gu

oleh pihak lain seperti Mitsui dan Anadarko atas


permintaan Medco. Fakta bahwa Pemohon meninjau
In
A

informasi secara non-ekslusif untuk mendukung posisi


bahwa tidak ada persekongkolan untuk memperoleh
ah

informasi untuk kepentingan Pemohon.


lik

Pemohon membuat proposalnya berdasarkan hasil due diligence


tersebut, dimana merupakan tindakan yang tidak jujur atau melawan
hukum atau menghambat persaingan usaha sehingga menyebabkan
m

ub

terjadinya persiangan usaha tidak sehat (Putusan KPPU, halaman


239-240)
ka

6.2.17. Seperti dijelaskan sebelumnya, bukti-bukti menunjukkan


ep

bahwa Pemohon sama sekali tidak menggunakan dan


ah

tidak dapat menggunakan hasil due diligence apa pun


R

dalam proposalnya sendiri. Oleh karena itu, tidak ada


es

perilaku tidak jujur atau melanggar hukum yang terjadi di


M

ng

sini yang mengarah pada kesimpulan bahwa ada


on
gu

Hal. 36 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
persaingan usaha tidak sehat dengan mengacu pada rule

R
of reason.

si
Sehubungan dengan sanksi Rp15 miliar yang dikenakan oleh

ne
ng
KPPU:
6.2.18 Bahkan seandainya Pengadilan menemukan bahwa
Pemohon telah melanggar Pasal 22 dan 23 – quad non -

do
gu sanksi yang dikenakan oleh Termohon sangat berlebihan,
tidak memiliki dasar dan dengan demikian seharusnya

In
A
dikurangi.
7. KRONOLOGIS PERISTIWA FAKTUAL YANG TAK TERBANTAHKAN
ah

Sebelum Pemohon memberikan argumentasi hukum terhadap Putusan

lik
KPPU, dirasakan perlu untuk menjelaskan kronologi peristiwa-peristiwa
faktual utama yang tak terbantahkan kepada Pengadilan Negeri Jakarta
am

ub
Pusat guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perkara
ini.
ep
Tanggal Peristiwa
k

12 Januari 2006 Dalam tahun 2005, telah menjadi diketahui secara umum
ah

di antara pemain industri LNG bahwa Pertamina dan


R
Medco sedang mempertimbangkan mengeksploitasi

si
ladang gas Senoro Matindok yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu proyek LNG. Dengan demikian
Pemohon menulis kepada Pertamina untuk menyatakan

ne
ng

secara umum minatnya untuk berpartisipasi dalam proyek


tersebut. Pada saat itu, Pemohon memiliki sedikit
pengetahuan mengenai status dan rincian proyek tersebut.
20 Januari 2006 Pertamina menulis kembali ke Pemohon dan mengusulkan

do
gu

agar pertemuan diadakan antara Pertamina dan Pemohon.


23 Januari 2006 Pemohon bertemu dengan Pertamina untuk membahas
kemungkinan keterlibatan Pemohon dalam pengembangan
ladang gas Senoro dan Matindok. Pertamina menyambut
In
minat Pemohon dalam proyek ini. Disepakati bahwa
A

pertemuan yang melibatkan manajemen senior Pertamina


dan Medco akan berlangsung pada tanggal 7 Februari
2006.
ah

7 Februari 2006 Pemohon memberikan presentasi kepada Pertamina dan


lik

Medco, mengenai topik-topik berikut: (1) Pemohon dan


keberadaannya di industri LNG, (2) skenario Pemasaran /
Pembiayaan untuk peluncuran Proyek LNG Sulawesi yang
lebih cepat, (3) Peran Pemohon dalam: a) Pemasaran, b)
m

ub

Keuangan, c) Teknologi (Hulu/Pencairan) dan d)


Pengiriman, (4) pandangan awal Pemohon tentang Proyek
LNG di Sulawesi, dan (5) usulan dan saran Pemohon.
ka

Presentasi tersebut berhasil dan semua peserta dari


ep

Pertamina dan Medco menghargai kemampuan, ide dan


keseriusan Pemohon terkait proyek tersebut.
8 Februari 2006 Pemohon mengadakan pertemuan lanjutan dengan
ah

Medco. Pertemuan ini diminta oleh Medco setelah


R

presentasi Pemohon pada tanggal 7 Februari 2006. Pada


kesempatan itu, Pemohon mengkonfirmasi minatnya untuk
es

terlibat di kedua sisi hulu dan hilir pengembangan


M

lapangan gas Senoro dan Matindok. Medco


ng

menginformasikan kepada Pemohon bahwa prioritas harus


on
gu

Hal. 37 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tanggal Peristiwa

si
diberikan kepada aspek hilir dan meminta agar Pemohon
melakukan due dilligence atas pekerjaan pendahuluan
yang dilakukan oleh LNGL dan LNGI, anak perusahaan

ne
ng
yang dimiliki seluruhnya oleh LNGL.
17 Februari 2006 Pemohon dan LNGL menandatangani Perjanjian
Kerahasiaan (Confidentiality Agreement).

do
21-22 Februari 2006 Tim Pemohon melakukan due diligence pada pekerjaan
gu awal pada aspek hilir proyek yang dilakukan oleh LNGI.
Proyek ini hanya sebuah proyek yang berhubungan
dengan Senoro yang dianggap sebagai proyek padang
LNG. Due Dilligence dilaksanakan di kantor Medco,

In
A
dimana Pemohon diberitahu bahwa staf dari LNGL
ditempatkan disana.
23-24 Februari 2006 Pemohon membahas hasil atas due diligence dengan
Pertamina (23 Februari 2006) dan Medco (24 Februari
ah

lik
2006). Singkatnya, ternyata LNGL telah (i) mengerjakan
ide awal untuk proyek kilang LNG Mini (sekitar 0.85 mtpa)
dengan menggunakan bagian dari gas yang dihasilkan
oleh lapangan gas Senoro, (ii) memperoleh beberapa izin
am

ub
tapi tidak terlalu penting dan banyak pengesahan penting
lainnya yang masih belum diperoleh dan (iii) telah
melakukan beberapa studi teknis konseptual tetapi mereka
masih pada tahap yang sangat awal.
1 September 2006 Pertamina menulis surat kepada Pemohon untuk secara
ep
k

resmi menginformasikan kepada Pemohon bahwa


Pertamina dan Medco telah memutuskan untuk
ah

mengadakan proses seleksi untuk mitra mereka guna


pengembangan blok Matindok dan Senoro-Toili (Beauty
R

si
Contest). Terlampir pada surat tersebut adalah Term of
Reference awal yang harus dipenuhi oleh para mitra yang
berminat ketika menyusun proposal mereka. Batas waktu

ne
untuk mengajukan proposal yang tidak mengikat adalah
ng

tanggal 15 September 2006. Proyek sebagaimana yang


diusulkan oleh Pertamina dan Medco (sesuai dengan
Kerangka Acuan/Term of Reference) sangat berbeda
dalam hal kapasitas yang diharapkan (0.85 mtpa vs 2

do
gu

metrik ton per tahun) dan sumber-sumber hulu (bagian dari


ladang Senoro-Tioili vs ladang Matindok ditambah bagian
dari lapangan Senoro-Toili) dari proyek mini LNG yang
sedang dikerjakan LNGL dan yang atasnya Pemohon
In
melakukan due diligence pada bulan Februari 2006.
A

Pemohon memahami dari surat Pertamina dan Medco


ah

bahwa Pemohon bukan merupakan satu-satunya calon


lik

mitra yang dipertimbangkan oleh Pertamina dan Medco


merenungkan, walaupun nama-nama penawar yang
diundang lainnya belum diberitahukan kepada Pemohon.
4 September 2006 Atas permintaan Pertamina dan Medco, Pemohon
m

ub

memberikan presentasi umum kepada Pertamina dan


Medco yang sebagian besar didasarkan pada presentasi
tanggal 7 Februari dan 16 Maret 2006 terdahulu. Pemohon
ka

menyajkan filosofinya terkait proyek, yaitu bahwa pihaknya


ep

akan memberikan pertimbangan yang cermat atas situasi


energi di Indonesia, menghormati kebijakan Pemerintah
Indonesia dan memperkuat citra Indonesia sebagai
ah

eksportir LNG yang handal. Pemohon memahami bahwa


R

penawar lain diberi kesempatan untuk memberikan


presentasi yang serupa.
es

8 September 2006 Pertamina, atas nama sendiri dan atas nama Medco,
M

memberikan Pemohon revisi (lebih rinci) dari Term of


ng

Reference dan meminta mitra yang berminat untuk


on
gu

Hal. 38 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tanggal Peristiwa

si
mengajukan proposal yang tidak mengikat pada 22
September 2006.
19 September 2006 Pertamina dan Medco mengadakan pertemuan klarifikasi

ne
ng
(clarification meeting) sehubungan dengan Revisi Term of
Reference di Jakarta (Hotel Marriot). Para peserta
pertemuan klarifikasi itu adalah Marubeni, Mitsui, Toyota
Tsusho, Itochu, Pemohon, LNG Jepang, LNG Energi

do
Utama, BG Asia Pasifik, JAPEX dan Pacific Oil & Gas
gu 22 September 2006
Indonesia. Pertamina dan Medco menyerahkan dokumen
Pertanyaan & Jawaban.
Pemohon mengajukan proposal yang tidak mengikat
sesuai dengan Revisi Term of Reference berdasarkan

In
A
idenya sendiri untuk proyek besar tersebut.
3 Oktober 2006 Medco mengajukan kepada Pemohon daftar “Pertanyaan
Klarifikasi” mengenai proposal Pemohon yang tidak
mengikat.
ah

lik
4 Oktober 2006 Pemohon mengajukan secara tertulis kepada Pertamina
dan Medco jawaban terhadap pertanyaan klarifikasi.

20 Oktober 2006 Pertamina, atas namanya sendiri dan atas nama Medco,
am

ub
memberitahu kepada Pemohon bahwa pihaknya telah
masuk dalam shortlist. Pertanyaan Klarifikasi Tambahan
dilampirkan pada surat Pertamina dan jawaban harus
diberikan selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 2006.
30 Oktober 2006 Pemohon mengajukan secara tertulis kepada Pertamina
ep
k

dan Medco jawaban terhadap Pertanyaan Klarifikasi


Tambahan.
ah

31 Oktober 2006 Pemohon mengadakan pertemuan tatap muka klarifikasi


dengan Pertamina dan Medco. Pertamina dan Medco telah
R

si
mempersiapkan ringkasan dan proposal Pemohon yang
tidak mengikat, yang diberikan kepada Pemohon.
Pemohon mengetahui bahwa Mitsui ikut ambil bagian

ne
ng

dalam pertemuan klarifikasi serupa sekitar waktu yang


sama dan menjadi jelas bahwa hanya Pemohon dan Mitsui
yang telah dimasukkan dalam shortlist oleh Pertamina dan
Medco.
23 November 2006 Pertamina, atas namanya sendiri dan atas nama Medco

do
gu

mengirim Permintaan Proposal dan meminta Pemohon


untuk mengajukan revisi proposal yang mengikat (binding
proposal) sesuai dengan kriteria tambahan revisi lebih
lanjut yang ditetapkan dalam surat tersebut. Batas waktu
In
A

untuk proposal yang mengikat adalah tanggal 1 Desember


2006.
1 Desember 2006 Pemohon mengajukan proposal finalnya, dan kali itu
bersifat mengikat (binding commitment).
ah

lik

6 Desember 2006 Pertamina memberitahu pada Pemohon bahwa pihaknya


telah dipilih untuk menjadi mitra Pertamina dan Medco
untuk proyek LNG Donggi Senoro LNG.
m

ub

8. DASAR PROSEDURAL KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN KPPU


8.1. Termohon tidak melaksanakan due process of law dalam
ka

ep

pemeriksaan/ penyelidikannya terhadap Perkara No. 35/KPPU-


I/2010 dan oleh karena itu Putusan KPPU cacat dan harus
ah

dinyatakan batal demi hukum.


R

8.1.1. Sebagai permasalahan awal, Termohon telah gagal untuk


es
M

mematuhi due process of law dalam proses pemeriksaan


ng

on
gu

Hal. 39 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang menyebabkan Putusan KPPU adalah cacat hukum

R
dan tidak dapat dipertahankan.

si
8.1.2. Termohon telah gagal untuk menghormati hak Pemohon

ne
ng
berdasarkan Pasal 53 dari Peraturan KPPU No.1 Tahun
2006, yang merupakan Peraturan yang diterapkan oleh
KPPU untuk mengatur proses penyidikan. Berdasarkan

do
gu Pasal 53, Pemohon mempunyai hak untuk memeriksa
semua dokumen yang diberikan kepada Termohon dalam

In
A
proses penyelidikan. Namun, dari daftar dokumen yang
diberikan selama pemeriksaan kepada kami pada tanggal
ah

20 Desember 2010, jelas bahwa tidak semua dokumen

lik
diberikan kepada kami.
8.1.3. Sebagai contoh, terdapat beberapa dokumen yang
am

ub
dihilangkan dari berkas yang kami periksa seperti
dokumen berlabel A46, A48, A51,A62, B15 and B17
ep
(mohon perhatian dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
k

untuk dapat memeriksa daftar dokumen Termohon yang


ah

diperbolehkan untuk diperiksa oleh Pemohon; daftar


R

si
dokumen Termohon tersebut sebagaimana terlampir pada
Tanggapan Tertulis Kedua tertanggal 27 Desember 2010).

ne
ng

Pemohon juga tidak dapat memeriksa dokumen yang


diajukan oleh Pertamina atau Medco karena dokumen ini

do
gu

bukan bagian dari berkas yang disediakan untuk diperiksa.


Permasalahan ini disampaikan kepada Majelis Komisi
pada sidang pembelaan Pemohon dalam Tanggapan
In
A

Tertulis Kedua namun diabaikan ;


“Tanggapan Tertulis Kedua ini merujuk pada
ah

lik

dokumen-dokumen tersebut di atas dan juga pada


dokumen-dokumen yang disediakan oleh KPPU
m

ub

untuk diperiksa oleh Mitsubishi pada tanggal 20


Desember 2010. Kami lampirkan dalam Lampiran 8
ka

dari Tanggapan Tertulis ini daftar seluruh dokumen


ep

yang diizinkan untuk diperiksa oleh kami. Kami


ah

mencatat bahwa terdapat beberapa dokumen


R

dihilangkan dari daftar dokumen yang kami periksa,


es

seperti dokumen-dokumen berlabel A46, A48, A51,


M

ng

A62,B15 dan B17. Kami juga mencatat bahwa kami


on
gu

Hal. 40 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak dapat memeriksa dokumen-dokumen yang

R
diajukan oleh Pertamina dan Medco, dimana

si
dokumen-dokumen tersebut tidak terdapat dalam

ne
ng
dokumen-dokumen yang disediakan kepada kami
untuk diperiksa. Hal ini bertentangan dengan hak
kami berdasarkan Pasal 53 Peraturan KPPU No. 1

do
gu tahun 2006 tentang Tata Cara Penanganan Perkara
di KPPU, yang memberi hak kepada terlapor untuk

In
A
memeriksa semua dokumen yang diserahkan
kepada KPPU dalam tahap pemeriksaan. Untuk
ah

sementara waktu, kami mencadangkan hak kami

lik
terhadap hal tersebut”
8.1.4. Hal tersebut di atas juga merupakan pelanggaran terhadap
am

ub
pasal 28 D Undang-undang Dasar 1945 yang
mengharuskan Termohon untuk memberikan kepada
ep
semua orang (termasuk Pemohon) hak yang sama di
k

hadapan hukum.
ah

8.1.5. Selain itu, Termohon juga menolak untuk memeriksa ahli


R

si
hukum Pemohon, Ibu Nugroho, walaupun telah banyak
upaya Pemohon untuk mengajukan bukti kesaksian

ne
ng

lisannya (lihat: (i) Surat dari kuasa hukum Pemohon


kepada Termohon No.112/10/10 tertanggal 21 Oktober

do
gu

2010; dan (ii) Surat dari kuasa hukum Pemohon kepada


Termohon No.46/11/10 tertanggal 12 November 2010).
Termohon telah diberitahu jadwal kesibukan Ibu Nugroho
In
A

sejak awal dalam surat tersebut tetapi lalai untuk


mempertimbangkan hal tersebut dan memanggilnya tepat
ah

lik

pada hari saat ia tidak dapat memenuhi panggilan tersebut


sebagaimana telah diketahui Termohon (lihat Surat
m

ub

No.1224/AK/KTP-PL/X/2010 tertanggal 27 Oktober 2010 –


ditandai sebagai Dokumen A82 dari berkas dokumen
ka

Termohon).
ep

8.1.6. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa Termohon telah


ah

tidak adil dalam memeriksa Pemohon dan gagal untuk


R

menghormati prinsip audi et alteram partem yang


es

mengharuskan pihak yang mengadili (adjudicator) untuk


M

ng

on
gu

Hal. 41 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan kesempatan yang adil bagi para pihak untuk

R
menyampaikan perkaranya dan didengar.

si
8.1.7. Mengingat bahwa Putusan KPPU TIDAK didasarkan pada

ne
ng
due process of law, Putusan KPPU cacat dan harus
dinyatakan batal atau tidak berlaku.
8.2. Putusan KPPU didasarkan pada asumsi dan pernyataan

do
gu kosong yang dibuat oleh LNGI/EU tanpa didukung dengan
bukti

In
A
8.2.1. Termohon mengandalkan pada asumsi dan tidak memiliki
dokumen pendukung atau bukti untuk mendukung
ah

kedudukannya tersebut. Akibatnya, Termohon gagal untuk

lik
memberikan dasar dan alasan yang sesuai untuk
kesimpulan dan temuan-temuannya.
am

ub
8.2.2. Sebagai contoh, Termohon menyimpulkan bahwa
Pemohon menggunakan informasi milik LNGI/EU yang
ep
ditinjau olehnya untuk menyiapkan proposal (Putusan
k

KPPU, halaman 234). Akan tetapi, Termohon tidak


ah

mengidentifikasi hal-hal berikut dalam laporan-laporan


R

si
Termohon serta Putusan KPPU: (i) informasi aktual yang
diberikan oleh LNGI/EU kepada Termohon, (ii) bagaimana

ne
ng

informasi tersebut digunakan dan dimana informasi


tersebut muncul dalam salah satu proposal yang dibuat

do
gu

oleh Pemohon yang diberikan kepada Termohon. Dengan


kata lain Termohon membuat kesimpulan tanpa
mendasarkannya pada bukti yang konkret.
In
A

8.2.3. Kami akan mengacu pada contoh-contoh lain dimana


Termohon mencapai kesimpulan tanpa adanya bukti
ah

lik

dalam paragraf berikut yang ditemukan dalam Bagian 9.


8.2.4. Termohon juga mempercayai pernyataan tidak teruji yang
m

ub

diberikan oleh saksi yang berpihak (biased witness) seperti


direktur PT LNGEU, Mr. Norman Marshall. Mr. Marshall
ka

bukan seorang saksi yang netral karena Mr. Marshall


ep

memiliki kepentingannya sendiri, mengingat bahwa


ah

perusahaannya gagal untuk memenuhi kriteria yang


R

ditetapkan dalam Beauty Contest dan oleh karenanya


es

tereliminasi. Ia membuat beberapa pernyataan yang tidak


M

ng

berdasar terkait dengan Pemohon selama sidangnya pada


on
gu

Hal. 42 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 22 November 2010, yang mana terutama bahwa

R
Pemohon telah menggunakan informasi rahasia LNGI/EU

si
untuk keuntungannya. Akan tetapi, Mr. Marshall gagal

ne
ng
memberikan bukti tentang informasi apa yang digunakan.
Termohon hanya mengadopsi tuduhannya sebagaimana
disoroti dalam ayat 8.2.2 di atas tanpa bukti apa pun untuk

do
gu mendukung tuduhan tersebut dan, lebih buruk lagi,
mengabaikan bukti konkret yang disampaikan oleh

In
A
Pemohon melalui slide-slide presentasinya bahwa
proposalnya didasarkan pada ide-idenya sendiri yang
ah

dipresentasikan sebelumnya tanggal 7 Februari 2006

lik
(sebelum peninjauan atas pekerjaan LNGI/EU
dilaksanakan),
am

ub
8.2.5. Faktanya adalah bahwa Termohon telah menyelidiki
perkara ini selama dua tahun dan tetap saja tidak dapat
ep
mengidentifikasi setiap bukti yang konkret untuk
k

mendukung temuan-temuannya. Hal ini karena pada


ah

kenyataannya tidak ada bukti tersebut karena tidak ada


R

si
persekongkolan untuk menentukan sebelumnya Pemohon
sebagai pemenang Beauty Contest; dan tidak ada

ne
ng

persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia


yang dimiliki oleh LNGI/EU untuk kepentingan Pemohon.

do
gu

8.2.6. Sebagai lembaga quasi judicial yang mampu menerapkan


sanksi, dalam membuat Putusan KPPU, Termohon
seharusnya tunduk pada prinsip yang sama yang
In
A

mengatur lembaga peradilan, yaitu bahwa tidak ada sanksi


yang dapat dikenakan kecuali terdapat instrumen verifikasi
ah

lik

yang sah untuk menentukan bahwa pihak tersebut


bertanggung jawab untuk suatu pelanggaran untuk mana
m

ub

sanksi tersebut diterapkan. Prinsip ini diatur dalam Pasal 6


(2) UU No 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
ka

("UU No 48/2009") yang menyatakan bahwa:


ep

“Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali


ah

apabila pengadilan karena alat pembuktian yang sah


R

menurut undang-undang, mendapat keyakinan bahwa


es

sesorang yang dianggap dapat bertanggung jawab,


M

ng

on
gu

Hal. 43 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas

R
dirinya.”

si
8.2.7. Hal tersebut di atas lebih lanjut ditegaskan oleh Ibu

ne
ng
Nugroho dalam Afidavit Nugroho yang menjelaskan
bahwa:
"Pembuktian juga berlandaskan pada fakta-fakta

do
gu yang konkrit, tidak dimungkinkan hanya berdasarkan
adanya petunjuk atau asumsi-asumsi saja. Petunjuk

In
A
dapat digunakan, sebagai tambahan, untuk
melengkapi bukti konkrit yang ada."
ah

8.2.8. Sebagai kesimpulan, jelaslah bahwa Putusan KPPU (i)

lik
tidak sesuai dengan hukum dan peraturan yang relevan,
dan (ii) tidak bisa secara sah membuktikan dugaan
am

ub
pelanggaran terhadap Pemohon. Oleh karena itu Putusan
KPPU harus dibatalkan.
ep
9. DASAR SUBSTANSTIF KEBERATAN TERHADAP KESIMPULAN-
k

KESIMPULAN TERTENTU DALAM PUTUSAN KPPU


ah

Pada bagian ini, Pemohon menyangkal setiap kesimpulan yang dibuat


R

si
oleh Termohon untuk mendukung temuannya bahwa telah terjadi
pelanggaran Pasal 22, dan 23 yaitu:

ne
ng

1. Beauty Contest adalah tender;


2. Ada perilaku diskriminatif yang mendukung Pemohon;

do
gu

3. Beauty Contest diarahkan mendukung Pemohon;


4. Ada persekongkolan antara Pemohon, Pertamina dan Medco untuk
menyatakan Mitsubishi sebagai pemenang dari Beauty Contest;
In
A

5. Ada persekongkolan antara Pemohon dan Medco untuk


memperoleh informasi rahasia LNGI/EU ;
ah

lik

6. Ada persaingan usaha tidak sehat


9.1. Kesimpulan Termohon bahwa Beauty Contest adalah "tender"
m

ub

dalam arti Pasal 22 tersebut keliru dan di luar ruang lingkup


UU No 5 / 1999
ka

9.1.1. Termohon telah mengakui bahwa untuk membuktikan


ep

Pemohon bersalah melanggar Pasal 22, pertama-tama ia


ah

harus menunjukkan bahwa Beauty Contest adalah "tender"


R

dalam arti Pasal 22 UU No 5 / 1999 yang menyatakan


es

bahwa:
M

ng

on
gu

Hal. 44 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain

R
untuk mengatur dan atau menentukan pemenang

si
tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya

ne
ng
persaingan usaha tidak sehat”
9.1.2. Namun, Pemohon dalam hal ini menolak dalil Termohon
dalam ayat 10 halaman 215 dari Putusan KPPU (Putusan

do
gu KPPU), dimana menyatakan sebagai berikut:
"Berdasarkan pada penjelasan yang disebutkan, Majelis

In
A
Komisi mengevaluasi bahwa Beauty Contest adalah satu
dari bentuk tender yang bertujuan menciptakan persaingan
ah

pasar dan karena itu tunduk pada ketentuan dari Pasal 22

lik
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999"
9.1.3. Kesimpulan Termohon adalah salah karena 2 alasan.
am

ub
Pertama, hal ini bertentangan dengan definisi dan
pemahaman istilah “tender” berdasarkan Undang-Undang
ep
Nomor 5/1999. Kedua, hal tersebut lalai untuk menghargai
k

sifat dari Beauty Contest yang diselenggarakan oleh


ah

Pertamina and Medco;


R

si
9.1.4. Sehubungan dengan alasan pertama, Penjelasan Pasal 22
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa

ne
ng

istilah “tender” yang digunakan dalam Pasal 22 mengacu


pada “tawaran untuk mengajukan harga untuk

do
gu

memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan


barang-barang atau untuk menyediakan jasa”.
Pedoman Pasal 22 KPPU menegaskan penjelasan diatas.
In
A

Peraturan No. 02 tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22


Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
ah

lik

Persekongkolan Tender ("Pedoman KPPU") menyatakan


bahwa:
m

ub

"Pengertian tender harus mencakup tawaran


mengajukan harga untuk: (i) memborong atau
ka

melaksanakan suatu pekerjaan; (ii) mengadakan


ep

barang atau jasa; (iii) membeli suatu barang atau


ah

jasa; (iv) menjual suatu barang atau jasa."


R

9.1.5. Dari penjelasan Pasal 22 dalam UU No.5/1999 dan


es

Pedoman KPPU, dapat ditarik kesimpulan bahwa dua


M

ng

elemen yang harus ada dalam suatu proses untuk


on
gu

Hal. 45 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didefinisikan sebagai “tender” untuk tujuan penerapan

R
Pasal 22 adalah:

si
(A) Penawaran untuk suatu harga; dan

ne
ng
(B) Penyediaan pekerjaan untuk dilakukan, barang atau
jasa-jasa. Pasal 1 (16) dan (17) Undang-Undang No. 5
tahun 1999 menjelaskan bahwa “barang-barang”

do
gu mengacu pada benda yang dapat diperdagangkan,
digunakan, atau dieksploitasi oleh konsumen atau

In
A
pihak pengusaha sementara “jasa” mengacu kepada
“layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
ah

diperdagangkan dalam masyarakat”.

lik
9.1.6. Kedua elemen persyaratan untuk “tender” tidak ada dalam
Beauty Contest. Beauty Contest adalah sebuah proses
am

ub
seleksi mitra untuk Pertamina dan Medco. Dalam proses
tersebut mereka tidak mencari pekerjaan yang harus
ep
diselesaikan; atau tidak juga mereka mencari untuk
k

mendapatkan barang-barang atau jasa-jaa atu prestasi


ah

untuk dilakukan. Terlebih lagi, tidak ada “harga” untuk


R

si
dipertimbangkan;
9.1.7. Untuk mengulang, Pertamina dan Medco tidak

ne
ng

mengadakan Beauty Contest untuk mencari seseorang


untuk membangun kilang LNG (misalnya, suatu kontraktor

do
gu

EPC) tidak juga untuk membeli gas alam dari mereka.


Tetapi mereka mengadakan Beauty Contest untuk mencari
suatu pihak yang memiliki kemampuan untuk mendukung
In
A

(termasuk membiayai) perusahaan patungan yang akan


melakukan kegiatan-kegiatan Proyek;
ah

lik

9.1.8. Pihak Termohon sangat menyadari atas sulitnya


mendefinisikan Beauty Contest sebagi suatu tender dan
m

ub

karenanya mencoba untuk membenarkan kesimpulan


mereka dengan melihat pada sumber-sumber eksternal.
ka

Pihaknya mengklaim bahwa berdasarkan Marten Jaansen


ep

(Ed 2004) Beauty Contest adalah sebuah bentuk tender;


ah

9.1.9. Sebelum menanggapi analisa Termohon dari teori Tn.


R

Jaansen, perlu dicatat bahwa Termohon mendasarkan


es

pada buku dari Tn. Janssen pertama kali di dalam Putusan


M

ng

KPPU. Walaupun Termohon telah gagal untuk mengutip


on
gu

Hal. 46 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan tepat, judul atau nama artikel atau buku yang

R
ditulis oleh Marteen Jaansen, Pemohon berhasil untuk

si
mempelajari buku Tn. Janssen berjudul “Auctioning Public

ne
ng
Assets” (2004) (Melelang Aset Publik) yang digunakan
sebagai dasar oleh Termohon dalam Putusan KPPU;
9.1.10. Yang lebih penting, setelah mempelajari buku Tn.

do
gu Jaansen, dapat disampaikan bahwa teori dari Maarten
Janssen tidak menyimpulkan bahwa bahwa Beauty

In
A
Contest yang diorganisir oleh Pertamina dan Medco dapat
dipertimbangkan sebagai proses tender. Itu adalah
ah

kesimpulan dari Termohon tanpa dasar hukum,

lik
menyimpulkan bahwa Beauty Contest yang diorganisir
oleh Pertamina dan Medco merupakan bentuk tender.
am

ub
Faktanya, sebagaimana dijelaskan di bawah, buku Tn.
Jaansen mendukung posisi Termohon bahwa Beuaty
ep
Contest yang diorganisir oleh Pertamina dan Medco bukan
k

merupakan tender dengan pengertian Pasal 22:


ah

(A) Tn. Jaansen menyebutkan dengan jelas bahwa


R

si
bukunya membahas mekanisme yang digunakan
oleh pemerintah untuk mengalokasikan asset public

ne
ng

ke perusahaan swasta dan salah satu mekanisme


termasuk Beauty Contest:

do
gu

"... governments need to choose one or more private


companies to use these assets in a proper way... the
assets to be allocated are used to serve consumers
In
A

in a market type of environment.


There are potentially many ways a government can
ah

lik

allocate these assets. It can use auctions, Beauty


Contests, first-come-first –served, grandfather rights
m

ub

and lotteries... In a Beauty Contest, firms have to


submit a plan how they will use the asset in the future
ka

and they have to provide credentials that make their


ep

plan trustworthy" (Auctioning Public Assets,


ah

Marten Jaansen, 2004, halaman 7)


R

Terjemahan tidak resmi:


es

(pemerintah perlu memilih satu atau lebih


M

ng

perusahaan swasta untuk menggunakan aset-


on
gu

Hal. 47 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
asetnya dengan baik…aset yang dialokasikan

R
digunakan untuk melayani konsumen di tipe pasar

si
yang sesuai lingkungan.

ne
ng
Ada banyak cara yang potensial utntuk pemerintah
mengalokasikan aset-asetnya. Dapat menggunakan
pelelangan, Beauty Contest, pertama datang pertama

do
gu dilayani, hak kakek dan lotere … Di dalam Beauty
Contest, firma harus mengajukan rencana bagaiman

In
A
mereka akan menggunakan aset di masa yang akan
datang dan mereka akan memberikan surat
ah

kepercayaan yang akan membuat rencana mereka

lik
dapat dipercaya);
(B) Di dalam konteks pemindahan aset pemerintah ke
am

ub
perusahaan swasta, Pemohon sependapat bahwa
Beauty Contest yang diorganisir untuk memilih
ep
perusahaan swasta yang akan menerima asset,
k

dapat dipertimbangkan sebagai tender sebagaimana


ah

pengertian Pasal 22 karena proses tersebut akan


R

si
menjadi sebuah penawaran untuk pengadaan jenis
barang atau jasa (contohnya operasi rel atau darat

ne
ng

atau frekuensi telepon seluler) sebagai pertukaran


sebuah harga (contohnya biaya ijin untuk frekuensi

do
gu

tertentu, harga pembelian untuk tanah, dll). Deskripsi


Beauty Contest dalam bagian introduction dalam
buku Tn. Jaansen yang dikutip diatas (“firma harus
In
A

mengajukan sebuah rencana bagaiman mereka akan


menggunakan asset”) mengasumsikan bahwa pada
ah

lik

akhir Beauty Contest, peserta yang terpilih akan hal-


hal yang menjadi subjek dari Beauty Contest dari
m

ub

pemerintah berdasarkan rencana yang ditawarkan;


(C) Tetapi, dalam kasus ini, tidak ada aset atau jasa yang
ka

ditawarkan oleh Pertamina dan Medco dan diperoleh


ep

oleh Pemohon ataupun adanya harga atau


ah

keuntungan yang dibayarkan oleh Pemohon. Beauty


R

Contest dalam kasus ini tidak diorganisir untuk


es

alokasi aset (hak untuk eksploitasi 2 blok, yang


M

ng

berbentuk aset, telah dialokasikan oleh Pemerintah


on
gu

Hal. 48 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ke Pertamina (sehubungan dengan Matindok) dan

R
Pertamina dan Medco (sehubungan dengan Senoro).

si
Mereka kemudian diberikan kebebasan yang terbatas

ne
ng
untuk mengeksploitasi 2 blok dengan cara apapun
yang menurut mereka sesuai). Beauty Contest
diorganisir oleh Pertamina dan Medco untuk

do
gu menemukan mitra yang ikut bergabung didalam
usaha bersama (joint venture) dengan mereka, usaha

In
A
bersama (joint venture) tersebut akan melaksanakan
aktivitas proyek hilir;
ah

(D) Sehubungan dengan penjelasan Tn. Jaansen

lik
tersebut, sangatlah jelas bahwa Beauty Contest yang
diorganisir oleh Pertamina dan Medco bukanlah
am

ub
sebuah mekanisme untuk mengalokasikan asset
yang ditukar dengan sebuah harga atau keuntungan
ep
lain. Oleh karenanya, Beauty Contest tersebut
k

bukanlah tender sebagimana dimaksud dalam Pasal


ah

22.
R

si
9.1.10 Perlu diketahui bahwa teori Maarten Janssen tidak secara
tegas menyimpulkan bahwa Beauty Contest yang

ne
ng

diadakan oleh Pertamina dan Medco harus dianggap


sebagai sebuah tender. Pihak Termohon tanpa dasar

do
gu

hukum menyimpulkan bahwa Beauty Contest adalah


sebuah proses Tender;
9.1.11 Bagaimanapun juga, dalil Termohon harus ditolak karena
In
A

teori Maarten Janssen tersebut yang diandalkan oleh


Termohon tidak dapat ditemukan dalam Pasal 22 atau
ah

lik

penjelasannya. Lebih penting lagi, hal tersebut tidak sesuai


dengan definisi dari "tender" yang sudah disediakan dalam
m

ub

Undang-undang Nomor 5/1999 itu sendiri dan


bertentangan dengan Pedoman KPPU dari Termohon
ka

sendiri seperti yang telah disebutkan di atas;


ep

9.1.12 Berdasarkan Pasal 20 Algemene Bepalingen, dinyatakan:


ah

"hakim harus memutus perkara berdasarkan undang-


R

undang" dan dilarang menambahkan arti terhadap


es

undang-undang dengan cara penafsiran. Selain itu, jelas


M

ng

dari doktrin Montesquieu dan Kant, bahwa seorang pihak


on
gu

Hal. 49 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang mengadili (adjudicator) tidak diperkenankan

R
menambah atau mengurangi atau mengubah (atau

si
menafsirkan) undang-undang;

ne
ng
9.1.13 Sebagai lembaga quasi judicial, Termohon juga tunduk
pada prinsip di atas dan harus terikat oleh penafsiran yang
diberikan oleh penjelasan untuk Pasal 22 dalam Undang-

do
gu Undang No. 5/1999 dan Pedoman KPPU sendiri.
Termohon tidak diizinkan untuk menciptakan definisi baru

In
A
agar sesuai dengan tujuannya sendiri sesuai dengan
kehendaknya sendiri;
ah

9.1.14 Oleh karena itu, kesimpulan Termohon bahwa Beauty

lik
Contest bisa ditafsirkan sebagai "tender", telah melanggar
Pasal 20 Algemene Bepalingen;
am

ub
9.1.15 Sehubungan dengan alasan kedua, Termohon telah gagal
untuk memahai dan menilai bahwa Beauty Contest tidak
ep
meminta Pemohon untuk memberikan pekerjaan atau
k

layanan tertentu. Beauty Contest tidak mengharuskan


ah

Pemohon untuk membeli atau menjual barang atau jasa


R

si
tertentu. Apa yang diminta adalah mitra terbaik yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Term of

ne
ng

Reference dan agar mitra tersebut untuk mengadakan


usaha bersama (joint venture) dengan Pertamina dan

do
gu

Medco untuk melaksanakan kegiatan hilir dalam Proyek


Donggi Senoro;
9.1.16 Oleh karena itu, dalil Termohon yang menyimpulkan
In
A

bahwa Beauty Contest adalah proses tender tidak memiliki


dasar hukum dan oleh karena itu Putusan KPPU harus
ah

lik

dibatalkan;
9.2. Tidak ada perilaku diskriminatif yang menguntungkan
m

ub

Pemohon
9.2.1. Pemohon dengan ini menolak dalil Termohon dalam ayat 1
ka

sampai 4, halaman 218-219 dari Putusan KPPU, yang


ep

menyatakan sebagai berikut:


ah

"(1) Terkait dengan diskusi yang diselenggarakan oleh


R

MC untuk Dewan Direksi PNA, dari MEI, dan dari


es

MEPTS sebelum dan pada saat Beauty Contest


M

ng

adalah tindakan bermanfaat bagi MC. Presentasi MC


on
gu

Hal. 50 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Dewan Direksi PNA, dari MEI, dan dari

R
MEPTS pada tanggal 7 Februari 2006, 22 dan 23

si
Februari 2006, 24 Februari 2006, 16 Maret 2006, dan

ne
ng
4 September 2006 berkaitan dengan substansi
proyek. Tidak semua peserta lelang dari Beauty
Contest memiliki kesempatan yang sama dari Dewan

do
gu PNA, MEI, dan MEPTS untuk melakukan diskusi
yang berhubungan dengan substansi proyek sebelum

In
A
dan pada kinerja Beauty Contest sehingga panel
telah dinilai bahwa adanya perilaku diskriminasi yang
ah

dibuat oleh PNA, MEI dan MEPTS;

lik
(2) Bahwa sehubungan dengan perbedaan waktu dalam
pengiriman undangan, majelis komisi telah
am

ub
melakukan penilaian yang mengatakan bahwa waktu
yang berbeda memberikan kesempatan yang
ep
berbeda dan kesempatan untuk penawar dari Beauty
k

Contest dalam penyusunan dokumen. Walaupun


ah

tidak ada keberatan dari para peserta lelang dari


R

si
Beauty Contest dalam hal penerimaan undangan
terbaru, majelis komisi telah menilai bahwa

ne
ng

perbedaan mengirim undangan sebagai diskriminasi;


(3) Bahwa Majelis Komisi memiliki pendapat yang sama

do
gu

dengan Terlapor I (PNA) bahwa Terlapor IV tidak


pernah membuat presentasi ke tim penilai pada
tanggal 4 September 2006, namun, Majelis Komisi
In
A

telah menilai bahwa presentasi dari Terlapor IV (MC)


pada tanggal 4 September 2006 kepada Dewan
ah

lik

Direksi Terlapor I (PNA) dan Dewan Direksi Terlapor


II (MEI) adalah berkaitan dengan substansi proyek
m

ub

tersebut sebagai diskriminasi karena keputusan


strategis terkait dengan proses Beauty Contest yang
ka

merupakan kewenangan dari Direksi Terlapor I (PNA)


ep

dan Dewan Direksi Terlapor II (MEI), sedangkan


ah

penawar lain tidak mendapatkan kesempatan yang


R

sama untuk melakukan presentasi sebelum Terlapor I


es

(PNA) dan Terlapor II (MEI);


M

ng

on
gu

Hal. 51 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(4) Bahwa Majelis Komisi telah menilai bahwa presentasi

R
dari Terlapor IV (MC) terhadap Terlapor I (PNA) dan

si
Terlapor II (MEI) adalah untuk mengetahui posisi

ne
ng
Terlapor I (PNA) dan Terlapor Partai II (MEI) agar
Terlapor IV (MC) dapat menyiapkan proposal sesuai
dengan keinginan dari Terlapor I (PNA) dan Terlapor

do
gu II (MEI). Kemudian yang mengatakan presentasi
memberikan keuntungan kepada Terlapor IV (MC)

In
A
dibandingkan dengan penawar lain dalam
penyusunan proposal Beauty Contest"
ah

9.2.2. Perlu diingat beberapa peristiwa yang tidak terbantahkan

lik
pada saat ini:
(A) Pemohon pertama kali menyatakan minatnya dalam
am

ub
Proyek Donggi Senoro pada bulan Januari 2006, jauh
sebelum Beauty Contest diumumkan;
ep
(B) Pemohon memberikan sejumlah presentasi umum
k

mengenai kemampuannya kepada Pertamina dan


ah

Medco pada bulan Februari dan Maret 2006, jauh


R

si
sebelum Beauty Contest diumumkan. Selama jangka
waktu tersebut, Pertamina dan Medco juga

ne
ng

melakukan komunikasi dengan para pemain industry


lainnya seperti Mitsui, Itochu dan Anadarko;

do
gu

(C) Beauty Contest diumumkan kepada Pemohon dan


peserta lainnya melalui surat undangan untuk
berpartisipasi pada tanggal 1 September 2006 - 6
In
A

bulan kemudian.
9.2.3. Tidak ada bukti yang mendukung asumsi Termohon
ah

lik

bahwa komunikasi (presentasi pada tanggal 7, 23 dan 24


Februari, 16 Maret dan 4 September 2006) antara
m

ub

Pemohon, Pertamina dan Medco terkait bagaimanapun


dengan proses Beauty Contest. Singkatnya, rangkuman
ka

dari masing-masing presentasi tersebut adalah sebagai


ep

berikut:
ah

- Presentasi Pemohon pada tanggal 7 Februari 2006


R

kepada Pertamina: Pemohon mempresentasikan


es

kemampuannya secara umum dalam industri LNG.


M

ng

on
gu

Hal. 52 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
i. Slide 3 sampai 26 membahas usaha Pemohon

R
secara umum, struktur perusahaan dan reputasi serta

si
pengalamannya dalam industri LNG;

ne
ng
ii. Slide 28 sampai 34 membahas strategi pembiayaan
dan pemasaran Pemohon, apabila pihaknya
dilibatkan dalam Proyek, berdasarkan data industri;

do
gu iii. Slide 36 sampai 65 membahas pengalaman lalu dari
Pemohon (yang tidak terkait dengan Proyek) sebagai

In
A
pemain dalam seluruh mata rantai (all value chain)
industri LNG, yaitu pengalamannya dalam
ah

memasarkan LNG, pengalamannya dalam

lik
membiayai proyek LNG, pengalamannya dalam
memilih teknologi untuk digunakan dalam kilang
am

ub
LNG, dan pengalamannya dalam mengirimkan atau
mengangkut LNG;
ep
iv. Slide 67 membahas pandangan awal Mitsubishi
k

tentang Proyek berdasarkan data industri atau


ah

pengalamannya sebelumnya;
R

si
1. Terkait dengan masalah penentuan waktu Proyek,
Pemohon merekomendasikan penangkapan pasar

ne
ng

antara tahun 2008 dan 2010. Sebagaimana


dijelaskan oleh Mr. Ball dalam Afidavit Ball 1,

do
gu

Industri LNG menyadari bahwa pada jangka waktu


tersebut, pasar berubah menjadi pasar penjual
karena meningkatnya pemintaan (Lihat Angka 5,
In
A

Afidavit Ball 1 halaman 31). Oleh karena itu, logis


bagi Mitsubishi untuk merekomendasikan
ah

lik

pengambilan keuntungan dari pasar tersebut;


2. Terkait dengan masalah pemasaran, Pemohon
m

ub

merekomendasikan untuk menentukan pasar


Jepang sebagai sasaran. Hal ini juga merupakan
ka

rekomendasi yang logis mengingat pasar pada


ep

saat itu. Sebagaimana dijelaskan oleh Mr. Ball


ah

dalam Afidavit Ball 1 (yang buktinya tidak dibantah


R

oleh KPPU), halaman 32:


es

“…Contract totalling 24 mtpa (~50%) of Japanese


M

ng

demand with 3 regional suppliers were due to


on
gu

Hal. 53 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
expire in 2009-2011 and by 2006 negotiation were

R
underway to explore the opportunities to extend

si
those contracts… there were concerns about the

ne
ng
availability of gas supply to extend both the
Bontang and Kenai volumes. This served to put a
new demand strain on the market particularly now

do
gu coming from Japan – the key global LNG buyer.”
Terjemahannya sebagai berikut:

In
A
(…Kontrak sebanyak 24 mtpa (~ 50%) dari
permintaan Jepang dengan 3 pemasok daerah
ah

tersebut akan berakhir pada 2009-2011 dan pada

lik
tahun 2006, negosiasi berlangsung untuk
mengeksplorasi kesempatan untuk memper-
am

ub
panjang kontrak tersebut…ada kekhawatiran
tentang ketersediaan pasokan gas untuk
ep
memperpanjang volume Bontang dan Kenai. Hal ini
k

menimbulkan beban permintaan yang baru pada


ah

pasar yang sekarang terutama berasal dari Jepang


R

si
- pembeli utama LNG secara global);
3. Terkait dengan EPC, Pemohon juga menyoroti

ne
ng

keahlian dan relasinya dengan para kontraktor


EPC sebagai nilai plus;

do
gu

v. Slide 69 membahas mengenai permohonan


Pemohon dan saran atas proses dalam rangka
Pertamina dan Medco tertarik untuk
In
A

mengikutsertakan Pemohon di dalam Proyek. Pada


waktu itu, Pemohon tidak memiliki pengetahuan
ah

lik

mengenai lingkup Proyek tersebut, permintaan


pertama yaitu untuk mengerti data dan informasi
m

ub

yang berkaitan dengan kegiatan hulu dan hilir


Proyek;
ka

vi. Slide 72 sampai 84 merupakan “slide cadangan”


ep

Pemohon. Ini artinya slide ini dipersiapkan sebagai


ah

alternative untuk presentasi Pemohon mengenai


R

pengalaman masa lalu (sebelumnya di Slide 36


es

sampai 65).
M

ng

on
gu

Hal. 54 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Presentasi Pemohon pada tanggal 23 dan 24 Februari

R
2006 kepada Pertamina dan Medco: Pemohon

si
menyajikan hasil due diligence yang diminta dan

ne
ng
rekomendasinya sendiri yang didasarkan pada
presentasinya tertanggal 7 Februari 2006 dan bukan
berdasarkan hasil due diligence;

do
gu i. Slide 2 sampai 4 merangkum temuan-temuan
Pemohon dalam pekerjaan pendahuluan LNGI/EU,

In
A
sebagaimana telah dijelaskan dalam kronologis
peristiwa. Jelas dari slide tersebut bahwa pekerjaan
ah

pendahuluan mereka masih dalam tahap awal dan

lik
kilang yang diusulkan oleh LNGI/EU berukuran mini
dengan kapasitas hanya sampai 1,0 mtpa. Slide 4
am

ub
juga menyoroti bahwa LNGI/EU hanya berfokus pada
Blok Senoro;
ep
ii. Di sisi lain, Slide 5 sampai 10 merangkup opsi-opsi
k

Pemohon untuk pengembangan kedua blok Senoro


ah

dan Matindok. Pemohon telah mengasumsikan


R

si
pengembangan kedua blok tersebut: lihat Slide 59
dari presentasi tertanggal 7 Februari 2006. Slide

ne
ng

berisi peta berlabel “LNG Projects Under


Construction & Planning” (Proyek LNG dibawah

do
gu

Konstruksi & Perencanaan). Salah satu proyek yang


di soroti adalah proyek “Sulawesi LNG – Indonesia”.
Hal ini hanya dapat merujuk pada perkembangan dari
In
A

kedua blok Matindok dan Senoro dan tidak hanya


satu blok. Selanjutnya, dua pilihan yang terdaftar
ah

lik

berdasarkan proyek menyebutkan 1,95 mtpa x 1 atau


0,85 mtpa x 2. Pilihan ini hanya dapat dibuat
m

ub

berdasarkan dua blok yang dikembangkan bersama.


Hal ini didukung lebih lanjut oleh fakta dari surat
ka

Pemohon tertanggal 12 Januari 2006 yang merujuk


ep

pada pembangunan kedua blok ketika menyatakan “


ah

strong interests to your Matindok-Senoro//Toili


R

Project”;
es

iii. Terkait dengan rekomendasi pemasaran dalam Slide


M

ng

10, semua rekomendasi di dalamnya dapat dilacak


on
gu

Hal. 55 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kembali ke rekomendasi yang diberikan pada tanggal

R
7 Februari 2006;

si
iv. Sebagaimana dalam proposal dan poin untuk diskusi

ne
ng
lebih lanjut sebagimana diatur didalam Slide 10 dan
11 presentasi tertanggal 24 Febuari, ini adalah isu
yang dibahas dalam presentasi tertanggal 7 Febuari

do
gu 2006. Contohnya, Slide 10 berbicara mengenai
“realistic target for FID and commissioning”. Hal ini

In
A
dibahas dalam judul “Timing” pada Slide 67 tanggal 7
Febuari;
ah

v. Singkatnya, tidak ada dalam proposal yang tertulis

lik
dalam slide 23 dan 24 Febuari berdasarkan informasi
milik LNGI/EU; mereka didasarkan atau memperluas
am

ub
presentasi Pemohon tertanggal 7 Febuari 2006.
- Presentasi Pemohon pada tanggal 16 Maret 2006
ep
kepada Pertamina-Medco: Pemohon menyajikan
k

proposal untuk skema pengembangan Blok Donggi


ah

Senoro pada berbagai aspek seperti kapasitas


R

si
peralatan, manajemen proyek, strategi kontrak EPC,
jadwal EPC, keuangan, kemitraan, pemasaran,

ne
ng

perjanjian dan jadwal. Sekali lagi, proposal yang


berhubungan dengan aspek-aspek yang disebutkan

do
gu

diatas merupakan perluasan atau elaborasi pada


proposal pertama yang dibuat pada 7 Febuari 2006.
Contohnya:
In
A

i. Slide 3 merekomendasikan penggunaan kombinasi


gas yang tersimpan di kedua blok – hal ini konsisten
ah

lik

dengan asumsi yang dibuat dalam slide 59 tertanggal


7 Febuari;
m

ub

ii. Pada Slide 13, Pemohon merekomendasikan


keterlibatannya dalam kedua aktivitas upstream dan
ka

downstream. Ini merupakan poin yang sama dalam


ep

Slide 69 tertanggal 7 Febuari. Harus dipahami bahwa


ah

hal ini sangtalah berbeda dari Beauty Contest


R

yang terbatas pada partisipasi mitra yang


es

potensial didalam usaha bersama (joint venture)


M

ng

on
gu

Hal. 56 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang hanya dapat melaksanakan aktivitas

R
downstream;

si
iii. Pada Slide 15 pemasaran, Pemohon sekali lagi

ne
ng
merekomendasikan penjualan di pasar Jepang
seperti rekomendasi didalam Slide 34 tanggal 7
Febuari.

do
gu - Presentasi Pemohon pada tanggal 4 September 2006
kepada Pertamina-Medco: Pemohon menampilkan

In
A
kepercayaannya dan kemampuannya untuk
pengembangan skema Blok Donggi Senoro.
ah

i. Slide 3 sampai 18 mengandung informasi mengenai

lik
Pemohon sebagai perusahaan dan aktivitasnya di
industri LNG. Isi dari Slide secara material sama
am

ub
dengan isi yang ditemukan dalam slide 3 sampai 21
dari presentasi Pemohon tertanggal 7 Febuari 2006
ep
sebagaimana didiskusikan diatas;
k

ii. Slide 19 sampai 51 mengandung informasi mengenai


ah

proposal Pemohon dari berbagai aspek Proyek


R

si
seperti Pemasaran, keuangan, manajemen proyek,
jadwal dan kemitraan. Informasi mengenai Slide

ne
ng

secara material sama dengan informasi yang


ditemukan di dalam slide presentasi tertanggal 7

do
gu

Febuari dan 16 Maret 2006, contohnya:


1. Slide 38 membahas mengenai kemampuan
Pemohon menjadi swing buyer untuk Proyek. Ini
In
A

merupakan poin yang sama dibuat di dalam slide


42 presentasi tertanggal 7 Febuari;
ah

lik

2. Slide 42 membahas mengenai manajemen proyek


seperti Slide 4 di presentasi tertanggal 16 Maret;
m

ub

3. Slide 25 membahas mengenai partisipasi


Pemohon dalam kedua aktivitas upstream dan
ka

downstream sama dnega slide 13 dalam


ep

presentasi tertanggal 16 Maret dan slide 69 dalam


ah

presentasi tertanggal 7 Febuari;


R

iii. Dengan kata lain, presentasi dimaksudkan untuk


es

mengulang presentasi tertanggal 16 Maret 2006 dan


M

ng

on
gu

Hal. 57 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh karena itu, tidak berhubungan dengan hal-hal

R
yang digunakan dalam Beauty Contest.

si
Dari rangkuman tersebut, jelas bahwa presentasi-

ne
ng
presentasi tersebut tidak terkait dengan Term of
Reference yang digunakan oleh Pertamina dan
Medco dalam Beauty Contest. Dimohonkan agar

do
gu Majelis Yang Terhormat dapat melihat dan
memeriksa presentasi-presentasi tersebut.

In
A
Presentasi-presentasi tersebut telah diberikan
kepada Termohon sebagai bukti. Apabila Majelis
ah

cermati, maka presentasi tersebut tidak terkait

lik
dengan pembahasan Term of Reference yang
digunakan dalam Beauty Contest;
am

ub
9.2.4. Sebaliknya, bukti-bukti menunjukkan bahwa Beauty
Contest tidak dimulai sebelum tanggal 1 September 2006
ep
(lihat Surat No. 061/D20000/2006-SD tertanggal 1
k

September 2006: surat ini disampaikan kepada Termohon


ah

sebagai bukti pada 4 Desember 2008 oleh kuasa hukum


R

si
Pemohon) dan sebelum itu, Pertamina dan Medco
mungkin masih memutuskan secara internal, tanpa

ne
ng

keterlibatan dari salah satu peserta Beauty Contest


termasuk Pemohon, cara terbaik untuk memonetisasi

do
gu

Proyek Donggi-Senoro (lihat pembelaan yang disampaikan


Pertamina kepada Termohon pada tanggal 27 Desember
2010, sebagaimana terefleksikan pada bagian 30.2.6.8
In
A

halaman 72 dari Putusan KPPU). Termohon telah keliru,


dan tanpa dasar apapun, berusaha untuk memperpanjang
ah

lik

Beauty Contest sampai sebelum 1 September 2006;


9.2.5. Ini juga menekankan bahwa Mitsubishi bukanlah pemain
m

ub

LNG satu-satunya yang berkomunikasi dengan Pertamina


dan Medco selama periode awal tahun 2006 dan sebelum
ka

Beauty Contest. Laporan Termohon sendiri dalam proses


ep

penyelidikan mengakui fakta bahwa sedikitnya lima


ah

anggota lainnya, yaitu Golar, LNGI/EU, Mitsui, Itochu dan


R

Anadarko, diketahui telah berkomunikasi dengan


es

Pertamina dan/atau Medco dalam kaitannya dengan


M

ng

Proyek Donggi Senoro tersebut (yaitu, Laporan Dugaan


on
gu

Hal. 58 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelanggaran Termohon halaman 29-33 dan 36). Oleh

R
karena itu, tidak ada alasan bagi Termohon untuk

si
menyimpulkan bahwa presentasi Pemohon hanya

ne
ng
eksklusif untuk Pemohon dan diskriminatif terhadap
peserta lain ketika pada kenyataannya, mereka juga
memiliki kesempatan yang sama;

do
gu 9.2.6. Terkait dengan presentasi pada tanggal 4 September
2006, dijelaskan (dan tidak ditolak oleh Termohon dalam

In
A
Putusan KPPU) bahwa Pemohon tidak mendiskusikan
Term of Reference pada pertemuan tanggal 4 September
ah

2006. Tidak ada bukti yang mendukung temuan Termohon

lik
bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah berkaitan dengan
substansi dari Beauty Contest. Selanjutnya, Pemohon
am

ub
bukan satu-satunya pihak yang memberikan presentasi
kepada Pertamina dan Medco selama waktu itu.
ep
Sebagaimana diakui oleh Termohon dalam laporannya,
k

ada juga pemain LNG lainnya, yaitu Itochu, yang juga


ah

hadir pada waktu itu;


R

si
9.2.7. Perwakilan Pemohon (Mr. Takuji Konzo) menegaskan
kembali selama sidang dengan Termohon pada tanggal 15

ne
ng

November 2010 bahwa Pemohon tidak memberikan


presentasi tentang Term of Reference pada tanggal 4

do
gu

September 2006, tetapi hanya tentang kemampuan


Pemohon dan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
presentasi tersebut hanya didasarkan pada materi
In
A

presentasi tanggal 7 Februari 2006 dan 16 Maret 2006.


Hal ini adalah sebagaimana disebutkan dalam Berita
ah

lik

Acara Pemeriksaan Lanjutan tanggal 15 Nopember 2010


(lihat dokumen Termohon, index B38). Hal ini konsisten
m

ub

dengan isi slide presentasi yang diberikan kepada


Termohon pada 4 Desember 2008;
ka

9.2.8. Oleh karena itu, Pemohon tidak memiliki lebih banyak


ep

waktu maupun tidak memiliki peluang eksklusif


ah

dibandingkan dengan pihak lain karena baru menerima


R

kriteria yang ditetapkan oleh Pertamina dan Medco dalam


es

Beauty Contest ketika menerima surat tertanggal 1


M

ng

September dan 8 September 2006;


on
gu

Hal. 59 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.2.9. Tidak ada cukup bukti atas perlakuan istimewa yang

R
diberikan kepada Pemohon selama periode Beauty Contest.

si
Tidak ada bukti untuk mendukung kesimpulan di atas pada

ne
ng
ayat (4). Secara ringkas, Termohon tidak memiliki dasar
untuk menyimpulkan bahwa ada bentuk perilaku
diskriminatif untuk kepentingan Pemohon;

do
gu 9.3. Beauty Contest tidak diarahkan untuk kepentingan Pemohon
9.3.1. Pemohon dengan ini menolak dalil Termohon dalam ayat 1

In
A
sampai 3 halaman 222-223 Putusan KPPU, yang
menyatakan sebagai berikut:
ah

"(1) Bahwa perbedaan penilaian antara tim penilai dari

lik
PNA dan MEI menunjukkan bahwa tidak ada
penentuan pandangan umum antara tim penilai dari
am

ub
PNA dan MEI dalam memberikan penilaian pada
proposal penawar dari Beauty Contest. Majelis
ep
Komisi telah menilai bahwa perbedaan dari penilaian
k

terhadap proposal tersebut telah merugikan peserta


ah

lelang dari Beauty Contest;


R

si
(2) Yang terkait dengan TOR dibuat tidak menentu,
majelis komisi telah menilai:

ne
ng

a. Alasan eliminasi dari konsorsium LNGEU atau


Osaka Gas atau Golar adalah mereka tidak

do
gu

termasuk Perjanjian Tanggung Renteng dan


sesuai dengan TOR karena TOR meminta:
"sebuah pernyataan definitif tentang kewajiban
In
A

bagi masing-masing pihak dari konsorsium”, dan


dalam risalah rapat pada tanggal 19 September
ah

lik

2006 mereka tidak pernah meminta perjanjian


tersebut dan hanya menjelaskan bahwa Kemitraan
m

ub

oleh Konsorsium adalah mungkin tanggung jawab


tanggung renteng;
ka

b. Konflik antara TOR dan keputusan dewan direksi,


ep

yaitu dalam hal tujuan pemasaran. TOR


ah

menyebutkan bahwa tujuan pemasaran adalah


R

Jepang, Korea, dan Taiwan, sedangkan direksi


es

melarang pemasaran ke Korea dan Taiwan;


M

ng

on
gu

Hal. 60 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. TOR tidak menjelaskan tentang penolakan oleh

R
penawar tertentu, namun dewan direksi melarang

si
penawar untuk melibatkan Osaka Gas karena

ne
ng
pembeli barat;
d. TOR tidak meminta teknologi apa yang
dikehendaki namun dewan direksi meminta

do
gu teknologi yang telah terbukti;
e. Majelis Komisi telah menilai bahwa penilaian hasil

In
A
dari Beauty Contest berdasarkan alasan non-
ekonomis yang tidak ada dalam TOR seperti yang
ah

dijelaskan di atas, membuktikan TOR yang dibuat

lik
dengan tidak pasti;
(3) Yang berhubungan dengan proposal mengikat
am

ub
majelis komisi telah menilai bahwa persyaratan untuk
mengikat proposal ini diarahkan untuk MC sebagai
ep
pemenang. Hal ini disebabkan karena Dewan Direksi
k

PNA dan MEI mempertanyakan proposal "mengikat"


ah

setelah tim evaluasi memberikan kuesioner


R

si
tambahan untuk MC dan Mitsui. Kuesioner tambahan
merupakan kelanjutan dari pertemuan yang diadakan

ne
ng

pada tanggal 7 November 2006 berdasarkan hasil


kuesioner tambahan tim evaluasi yang menyimpulkan

do
gu

bahwa usulan Mitsui lebih baik daripada MC dan


direkomendasikan berkata penting kepada Wakil
Direktur PNA"
In
A

9.3.2. Tidak ada bukti yang dapat mendukung dalil Termohon


dalam Putusan KPPU bahwa Beauty Contest dilaksanakan
ah

lik

untuk kepentingan Pemohon;


9.3.3. Harus ditekankan bahwa Pertamina dan Medco tidak
m

ub

diwajibkan untuk melakukan Beauty Contest sejak awal.


Pertamina dan Medco dapat menunjuk langsung Pemohon
ka

sebagai mitra jika mereka menginginkan hal tersebut dari


ep

awal. Hal ini merupakan praktik industri yang diterima -


ah

misalnya, Inpex Corporation yang merupakan satu-satunya


R

pengelola Blok Masela di dekat Maluku baru-baru ini


es

memilih PT EMP Energi Indonesia secara langsung (tanpa


M

ng

proses seleksi) untuk bersama-sama mengoperasikan


on
gu

Hal. 61 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Blok Masela dengannya. Oleh karena itu, fakta bahwa

R
Turut Termohon I dan Medco menyelenggarakan Beauty

si
Contest merupakan bukti niat mereka untuk mencari mitra

ne
ng
yang terbaik dan tidak mengasumsikan bahwa Mitsubishi
akan menjadi entitas tersebut;
9.3.4. Adalah tidak masuk akal untuk mengasumsikan bahwa

do
gu mereka bersedia menanggung kesulitan tambahan dan
biaya penyelenggaraan untuk mengadakan Beauty

In
A
Contest dan mempekerjakan penilai pihak ketiga seperti
PWC dan White and Case hanya untuk dapat menunjuk
ah

Mitsubishi - padahal mereka dapat melakukan hal tersebut

lik
secara langsung. Tujuannya sudah pasti untuk
memuaskan diri mereka sendiri bahwa mereka akan
am

ub
mendapatkan mitra yang terbaik melalui proses seleksi;
9.3.5. Terkait dengan penggunaan dua metode penilaian yang
ep
berbeda, tidak terdapat logika untuk menghubungkan fakta
k

ini dengan asumsi bahwa Beauty Contest diarahkan untuk


ah

kepentingan Pemohon. Jikapun ada, fakta bahwa mereka


R

si
menggunakan dua metode yang berbeda mengesankan
sebuah proses yang adil dan kompetitif yang dilakukan

ne
ng

oleh dua perusahaan independen. Akan jauh lebih


mengesankan terjadinya sebuah persekongkolan apabila

do
gu

dua pihak yang meninjau proposal menggunakan kriteria


yang sama dan mencapai kesimpulan yang sama -
kebalikan dari apa yang terjadi dalam perkara ini;
In
A

9.3.6. Dalam kenyataannya, perbedaan dalam penilaian hanya


merupakan sebuah cerminan dari perbedaan pengalaman
ah

lik

antara Pertamina dan Medco sebagaimana dijelaskan oleh


Mr. James Ball dalam Afidavit Ball. Perbedaan dalam
m

ub

metode tidak membahayakan para peserta sebagaimana


mereka diperlakukan sama untuk semua proposal. Hal
ka

tersebut tidak membuat evaluasi Term of Reference


ep

mejadi tidak jelas per se. Bukti yang sebelumnya


ah

terungkap di hadapan Termohon dan sekarang dibuka di


R

hadapan Pengadilan adalah bahwa Medco dan Pertamina


es

melaksanakan metode penilaian mereka secara adil


M

ng

terhadap masing-masing proposal. Selain itu, Term of


on
gu

Hal. 62 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Reference itu sendiri adalah suatu bentuk dari sistem

R
penilaian, yaitu penilaian dengan rujukan terhadap

si
persyaratan yang tertuang didalamnya. Hal tersebut

ne
ng
menjadi suatu persyaratan minimal yang harus dapat
dilalui oleh calon mitra. Termohon tidak dapat membantah
hal ini;

do
gu 9.3.7. Dalam Berita Acara Pemeriksaan dari Turut Termohon I
tertanggal 15 November 2010, dinyatakan bahwa Term of

In
A
Reference adalah sebuah persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh perserta dari Beauty Contest. Selanjutnya,
ah

berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan dari Medco (Turut

lik
Termohon II) tertanggal 2 November 2010 metode
evaluasi yang berbeda yang digunakan oleh Pertamina
am

ub
dan Medco adalah alamiah dikarenakan perbedaan
karakteristik antara Pertamina dan Medco;
ep
9.3.8. Terakhir, perlu dicatat bahwa jika Pengadilan ini
k

berpendapat bahwa Beauty Constest adalah sebuah


ah

tender – quad non - sebagaimana teori Tn. Jaansen yang


R

si
menjadi dasar dasar dari argumentasi Termohon (yang
ditolak oleh Pemohon), Tn. Jaansen menerima bahwa ada

ne
ng

jenis tertentu dari Beauty Contest dimana kriteria penilaian


tidak diketahui oleh peserta:

do
gu

"In an unweighted Beauty Contest, bidders do not know in


advance how their bids will be evaluated. A weighted
Beauty Contest is an allocation mechanism in which
In
A

bidders know in advance the criteria on which they will be


assessed and the weights on the different criteria. Even
ah

lik

though the maximum score on certain criterion is known, it


remains (somewhat) ambiguous, even in a weighted
m

ub

Beauty Contest, how to score different bidders on that


criterion" (Auctioning Public Assets, Martin Jaansen, 2004,
ka

halaman 8)
ep

Terjemahan tidak resmi:


ah

(Dalam Beauty Contest yang tidak berbobot, penawar tidak


R

mengetahui dimuka bagaimana penawaran mereka akan


es

di evaluasi. Beauty Contest yang berbobot merupakan


M

ng

mekanisme alokasi dimana penawar mengetahui dimuka


on
gu

Hal. 63 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengenai criteria yang akan mereka taksir dan bobot

R
criteria yang berbeda. Walaupun nilai maksimum pada

si
criteria tertentu diketahui, itu tetap ambigu, walaupun

ne
ng
didalam Beauty Contest berbobot, bagaimana cara menilai
penawar berbeda dalam criteria tersebut);
Oleh karena itu, dalam kasus ini, walaupun Pertamina dan

do
gu Medco menggunakan dua sistem penilaian yang berbeda
yang tidak diberitahukan kepada peserta, tidak akan ada

In
A
kerugian bagi peserta selama kedua system di aplikasikan
secara rata (dalam kasus ini) kepada proposal masing-
ah

masing waktu;

lik
9.3.9. Dalam kaitannya dengan Term of Reference, dari sudut
pandang Pemohon, sebagai pemain industri yang mapan,
am

ub
kriteria yang digunakan oleh Pertamina dan Medco dalam
Term of Reference cukup pasti dan jelas untuk
ep
mempersiapkan sebuah proposal yang responsif. Bahwa
k

seluruh pemain industri yang menerima Term of Reference


ah

dan berminat atas Proyek Donggi Senoro berhasil


R

si
mengajukan proposal yang responsif merupakan bukti dari
kejelasan dan ruang lingkup yang pasti dari criteria

ne
ng

tersebut;
9.3.10. Termohon menyimpulkan bahwa Term of Reference tidak

do
gu

jelas tanpa referensi yang jelas. Sebaliknya, Pemohon


telah menemukan bukti yang tidak terbantah dari Mr.
James Ball bahwa kriteria dari Term of Reference tersebut
In
A

telah sesuai (Ringkasan Eksekutif dari the Afidafit Ball 1


(halaman ix and x)):
ah

lik

“…d. Were the right criteria chosen? We believe that it


was correct to pick selection criteria that were largely
m

ub

qualitative and which defined a partner that would


provide capabilities and credibility which needed to
ka

be strengthened. These included proven, long


ep

standing LNG experience, especially along the whole


ah

value chain and financial strength. Such a partner


R

would know how to make the appropriate technical


es

choices, thus the technology issue need not be


M

ng

included
on
gu

Hal. 64 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Was the list of invitees discriminatory? If anything,

R
we are surprised by the breadth of the list of invited

si
parties; it was the opposite of discriminatory. It gave

ne
ng
many newcomers a chance to prove themselves but
also wisely included some more experienced
contenders.

do
gu f. Was the contest fairly conducted? We believe that
screening criteria used and the method used by

In
A
Pertamina to evaluate the bids were reasonable and
fit for purpose. The two strongest candidates across
ah

the two evaluations, Mitsubishi and Mitsui were

lik
shortlisted following further evaluation by a joint team.
These candidates were clearly the most qualified
am

ub
contenders by the standards required at the
beginning of the process.”
ep
Terjemahan tidak resmi:
k

(…d. Apakah kriteria yang terbaik terpilih? Kami


ah

percaya bahwa adalah benar untuk menentukan


R

si
kriteria seleksi yang sebagian besar kualitatif dan
yang mendefinisikan seorang mitra yang mampu

ne
ng

memberikan kemampuan dan kredibilitas yang


dibutuhkan untuk memperkuat. Hal-hal ini termasuk,

do
gu

pengalaman LNG yang panjang dan terbukti,


terutama bersama dengan seluruh mata rantai
(value chain) dan kekuatan keuangan. Mitra tersebut
In
A

harus tahu bagaimana caranya membuat pilihan-


pilhan teknis secara tepat, sehingga masalah
ah

lik

teknologi tidak perlu dimasukkan.


e. Apakah daftar undangan bersifat diskriminatif?
m

ub

Jika ada, kami terkejut dengan banyaknya daftar


pihak-pihak yang diundang; hal itu justru kebalikan
ka

dari diskriminatif. Hal tersebut memberikan peluang


ep

kepada banyak pendatang baru untuk membuktikan


ah

diri mereka tetapi juga dengan bijaksana melibatkan


R

beberapa peserta yang lebih berpengalaman.


es

f. Apakah kontes tersebut dilakukan dengan adil?


M

ng

Kami percaya bahwa kriteria penyaringan dan


on
gu

Hal. 65 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
metode yang digunakan Pertamina untuk

R
mengevaluasi tawaran-tawaran adalah masuk akal

si
dan cocok untuk tujuan. Dua kandidat terkuat setelah

ne
ng
melewati dua evaluasi, Mitsubishi dan Mitsui terpilih
untuk mengikuti evaluasi berikutnya oleh tim
gabungan. Kandidat-kandidat ini adalah jelas-jelas

do
gu merupakan peserta yang paling memenuhi
persyaratan yang disyaratkan pada awal proses.)

In
A
9.3.11. Poin sebelumnya didukung oleh Tn. Jaansen, dikutip oleh
Termohon, ketika ia menjelaskan bahwa:
ah

"... in the cases where a Beauty Contest is most desirable,

lik
i.e. when the seller wants to get information from the
market about innovative business concepts, one simply
am

ub
cannot prepare such a precise evaluation scheme in
advance. Some degree of ambiguity cannot be avoided if a
ep
Beauty Contest is held" (Auctioning Public Assets, Martin
k

Jaansen, 2004, halaman 13)


ah

Terjemahan tidak resmi:


R

si
(..pada kasus dimana Beauty Contest paling menarik,
contohnya ketika penjual berkeinginan untuk mendapatkan

ne
ng

informasi dari pasar mengenai konsep yang inovatif, hanya


satu tidak dapat dipersiapkan skema evaluasi yang tepat

do
gu

dimuka. Beberapa tingkatan ambigu tidak dapat di tolak


jika Beauty Contest diselenggarakan).
9.3.12. Terkait dengan persyaratan proposal yang mengikat yang
In
A

diajukan Pertamina dan Medco, hal ini saja tidak dapat


membuktikan bahwa terdapat sebuah persekongkolan
ah

lik

untuk mengarahkan Pemohon sebagai pemenang dari


Beauty Contest. Perlu ditekankan bahwa Pemohon tidak
m

ub

memiliki peran apa pun dalam menentukan kriteria dari


Beauty Contest, termasuk persyaratan untuk proposal
ka

yang mengikat. Namun, ketika persyaratan untuk proposal


ep

yang mengikat diajukan, Pemohon berpaya sebaik


ah

mungkin untuk mengakomodasi persyaratan. Adalah di


R

luar kendali dari Pemohon bahwa peserta lainnya (contoh


es

Mitsui) dapat atau tidak dapat mengakomodasi


M

ng

on
gu

Hal. 66 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
persyaratan tersebut. Pemohon tidak dapat dianggap

R
bertanggung jawab atas pengajuan persyaratan tersebut;

si
9.3.13. Dalam hal apapun, hal tersebut umum dalam praktek

ne
ng
industri bagi pemilik proyek untuk meminta proposal yang
mengikat pada akhir proses karena akan menunjukkan
komitmen dari peserta Beauty Contest dan "mengurangi

do
gu resiko proyek" sebagaimana dijelaskan oleh Mr Ball
(Afidavit Ball 1 pada halaman 43). Persyaratan ini tentu

In
A
akan menguntungkan proyek Donggi Senoro tersebut dan
rakyat Indonesia;
ah

9.3.14. Selanjutnya, apabila Pengadilan ini memutuskan bahwa

lik
Beauty Contest adalah tender dalam arti Pasal 22 – quad
non - sebagaimana yang dikutip Termohon dalam
am

ub
Putusan KPPU, adalah juga merupakan hal yang biasa
untuk membuat persyaratan tambahan di tengah proses
ep
Beauty Contest. Dalam ayat 8 halaman 215 Putusan
k

KPPU, menyatakan sebagai berikut:


ah

"Bahwa Beauty Contest menjadi lebih menguntungkan


R

si
daripada tender dalam hal, itu diperlukan inovasi dan
pendekatan yang berbeda dalam menjalankan proyek

ne
ng

yang melalui Kontes Kecantikan, penawar mungkin


berkontribusi penciptaan dan menyesuaikan kebutuhan

do
gu

khusus, karena persyaratan yang belum ditetapkan namun


pada pertama (Maarten Janssen (Ed), 2004)"
9.3.15. Tn. Jaansen juga menjelaskan didalam bukunya bahwa:
In
A

"A third issue concerns whether the proposed ‘beauty’ of a


proposal is also fixed in a contract. There are two related
ah

lik

points here. The first is that if a proposal wins because of


certain aspects in the proposal, then these aspects have
m

ub

also to be fixed in a contract with the winning


organisation.... The second point is that it is advisable not
ka

to score a proposal on ‘beautiful aspects’ that cannot


ep

afterwards be verified (and hence cannot be the subject of


ah

a contract).
R

A last point concerning Beauty Contest design is that in


es

some cases it may make sense to have an initial


M

ng

qualification phase, in which a limited number of firms are


on
gu

Hal. 67 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
selected, before the full contest takes place. This two-

R
stage procedure may have advantages if organisations are

si
requested to provide a very detailed plan. Knowing that

ne
ng
there are a limited number of competitors, firms have
higher chances of winning the contest and therefore better
incentives to make significant effort in writing the proposal,

do
gu i.e. limiting the number of competitors may increase the
quality of the proposals. Second, a two-stage procedure

In
A
may also reduce the time it takes for government
authorities to evaluate the different proposals. A two-stage
ah

procedure was followed in some of the Dutch contests

lik
among reintegration firms, but not in all of them"
(Auctioning Public Assets, Martin Jaansen, 2004, halaman
am

ub
13-14)
Terjemahan tidak resmi:
ep
(Isu ketiga mengenai apakah pengajuan ‘beauty’ dalam
k

proposal adalah pasti didalam kontrak. Ada dua poin yang


ah

berhubungan disini. Pertama bahwa jika proposal menang


R

si
berdasarkan aspek tertentu didalam proposal, maka aspek
tersebut harus juga ditetapkan didalam kontrak dengan

ne
ng

memenangkan organisasi..Poin kedua yaitu bahwa


sebaiknya dinilai proposal pada “aspek cantik” yang tidak

do
gu

dapat sesudahnya diverifikasi (dan oleh karena itu tidak


menjadi subyek kontrak).
Poin terakhir mengenai bentuk Beauty Contest bahwa di
In
A

beberapa kasus dimungkinkan untuk memiliki kualifikasi


fase awal, yang terbatas jumlah firma yang terpilih,
ah

lik

sebelum kontes sepenuhnya diadakan. Dua tahap


prosedur ini dapat menguntungkan jika organisasi meminta
m

ub

rencana yang sangat rinci. Mengetahui adanya jumlah


kompetitor yang terbatas, firma memiliki kesempatan yang
ka

besar untuk memenangkan kontes dan oleh karena itu


ep

insentif yang lebih baik untuk membuat usaha yang


ah

penting dalam menulis proposal, contohnya pembatasan


R

jumlah kompetitor dapat menambah kualitas proposal.


es

Kedua, dua tahap prosedur dapat mengurangi waktu yang


M

ng

digunakan untuk pemerintah yang berwenang untuk


on
gu

Hal. 68 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengevaluasi proposal yang berbeda. Dua tahap prosedur

R
tersebut diikuti oleh beberapa kontes di Belanda diantara

si
reintegrasi firma, tetapi tidak semua;

ne
ng
9.3.16. Paragraf pertama yang dikutip diatas menunjukkan bahwa
adalah wajar dan normal untuk menggunakan proposal
mengikat diakhir untuk mengikat peserta terhadap

do
gu proposal. Paragraph kedua menunjukkan bahwa adalah
wajar dan normal memiliki dua tahap dalam Beauty

In
A
Contest. Dalam kasus ini, tahap kedua adalah ketika
Pertamina dan Medco memilih untuk memperkenalkan
ah

persyaratan mengikat (binding requirement);

lik
9.3.17. Oleh karena itu, jelas bahwa Termohon tidak memiliki bukti
untuk mendukung kesimpulan bahwa Beauty Contest
am

ub
diarahkan oleh Pemohon, Pertamina atau Medco untuk
kepentingan Pemohon dan kesimpulan tersebut harus
ep
ditolak. Faktanya, bukti memperlihatkan bahwa,
k

seandainya pun Pengadilan berpendapat bahwa Beauty


ah

Contest merupakan tender (dimana Pemohon menolak) –


R

si
quod non -, tidak ada hal yang tidak wajar dalam hal
bagaimana Beauty Contest tersebut dirancang, criteria

ne
ng

yang dipilih dan cara penilaian peserta;


9.4. Tidak ada persekongkolan antara Mitsubishi, Pertamina dan

do
gu

Medco
9.4.1. Pemohon dengan ini menolak dalil Termohon dalam ayat
8.9.1 sampai 8.9.3 halaman 229-230 Putusan KPPU, yang
In
A

menyatakan sebagai berikut:


"8.9.1. Bahwa perilaku diskriminatif adalah dalam bentuk
ah

lik

kesempatan diskusi dan presentasi yang hanya


diberikan kepada MC serta memberikan undangan
m

ub

yang berbeda sebagai bentuk pemberian


kesempatan eksklusif oleh PNA dan MEI sebagai
ka

penyelenggara Beauty Contest untuk MC;


ep

8.9.2. Bahwa hasil dari penilaian yang berbeda, TOR


ah

yang tidak jelas dan permintaan proposal yang


R

mengikat langsung ke MC adalah bentuk PNA dan


es

tindakan MEI dalam penciptaan persaingan ditiru;


M

ng

on
gu

Hal. 69 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8.9.3. Bahwa pemberian kesempatan eksklusif serta

R
persaingan palsu adalah bentuk konspirasi

si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22"

ne
ng
9.4.2. Meskipun telah melangsungkan proses penyidikan
panjang selama hampir dua tahun, Termohon tidak
mengidentifikasikan bukti-bukti, baik langsung maupun

do
gu tidak langsung, untuk mendukung kesimpulan bahwa
Pemohon bersekongkol dengan Pertamina dan Medco

In
A
dalam Beauty Contest;
9.4.3. Termohon mengutip empat faktor sebagai indikator atau
ah

bentuk dari persekongkolan di atas, yang semuanya telah

lik
dibantah oleh Pemohon;
9.4.4. Sehubungan dengan faktor pertama yaitu kesempatan
am

ub
eksklusif untuk diskusi diberikan hanya kepada Mitsubishi,
seperti yang dijelaskan sebelumnya dan diakui dalam
ep
laporan penyelidikan Termohon sendiri, Termohon bukan
k

satu-satunya pihak yang berkomunikasi dengan Pertamina


ah

dan Medco. Dengan kata lain, diskusi dan presentasi tidak


R

si
diberikan oleh Pemohon secara eksklusif. Oleh karena itu,
kesimpulan Termohon bahwa Pemohon telah

ne
ng

bersekongkol dengan Pertamina dan Medco untuk


mendapatkan peluang eksklusif untuk memberikan

do
gu

presentasi dengan demikian tidak relevan;


9.4.5. Selain itu, seandainya pun Pengadilan ini setuju bahwa
terdapat perlakuan “diskriminatif” yang diberikan untuk
In
A

kepentingan Pemohon (yang mana disangkal) - quod non -


hal ini tidak berarti bahwa terdapat persekongkolan antara
ah

lik

para pihak tanpa bukti lainnya. Hal ini karena suatu


persekongkolan mensyaratkan suatu maksud bersama
m

ub

untuk mencapai suatu tujuan bersama;


9.4.6. Akan tetapi, telah ditunjukkan bahwa Pemohon tidak
ka

meminta kesempatan untuk memberikan presentasi.


ep

Presentasi tersebut diberikan atas permintaan Pertamina


ah

dan Medco. Pihaknya juga telah menunjukkan bahwa


R

Pemohon tidak memiliki keterlibatan apa pun dalam


es

menentukan pemenang Beauty Contest atau kriteria yang


M

ng

akan digunakan dalam Beauty Contest;


on
gu

Hal. 70 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.4.7. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa

R
Pemohon bersama-sama dengan Pertamina dan Medco

si
sejak awal bertujuan untuk memperlakukan Pemohon lebih

ne
ng
baik dibandingkan dengan para peserta lainnya. Selain itu,
juga tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa Pemohon
bersama-sama dengan Pertamina dan Medco sejak awal

do
gu bertujuan untuk menentukan Pemohon sebagai
pemenang;

In
A
9.4.8. Terkait dengan faktor-faktor lainnya yaitu perbedaan waktu
untuk pengiriman undangan, perbedaan sistem penilaian
ah

dan persyaratan proposal yang mengikat, Pemohon tidak

lik
terlibat dalam keputusan apapun yang berkaitan dengan
Beauty Contest. Termohon tidak mengidentifikasi adanya
am

ub
bukti (dan memang tidak ada) atas keterlibatan Pemohon
dalam setiap proses pengambilan keputusan, seperti
ep
contoh keputusan kapan untuk mengirimkan undangan,
k

keputusan untuk menentukan kapan mengenakan


ah

persyaratan mengikat atau keputusan tentang bagaimana


R

si
menilai proposal. Dengan tidak adanya keterlibatan
Pemohon, tidak dimungkinkan adanya persekongkolan

ne
ng

apapun antara Pemohon dengan Pertamina dan Medco;


9.4.9. Hal yang lebih penting, apabila Pertamina dan Medco

do
gu

berkeinginan untuk menunjuk Pemohon sebagai mitra


mereka, mereka tidak harus bersekongkol dengan
Pemohon dan melaksanakan Beauty Contest. Mereka
In
A

dapat menunjuk Pemohon secara langsung. Fakta ini saja


membantah kesimpulan apa pun bahwa terdapat
ah

lik

persekongkolan atau bahwa Beauty Contest dilakukan


untuk kepentingan dari Pemohon;
m

ub

9.4.10. Selanjutnya, Pedoman KPPU dalam halaman 18


menyebutkan bahwa indikator-indikator yang harus ada
ka

harus tetap dibuktikan dengan bukti oleh KPPU. Dengan


ep

kata lain, indikator-indikator saja tidak mencukupi untuk


ah

membuktikan persekongkolan:
R

“Untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu


es

persengkokolan dalam tender, berikut dijelaskan


M

ng

berbagai indikasi persekongkolan yang sering dijumpai


on
gu

Hal. 71 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada pelaksanaan tender. Perlu diperhatikan bahwa,

R
hal-hal berikut merupakan indikasi persekongkolan

si
sedangkan bentuk atau perilaku persekongkolan

ne
ng
maupun tidak adanya persekongkolan tersebut harus
dibuktikan melalui pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa
atau Majelis KPPU.”

do
gu 9.4.11. Berdasarkan penjelasan diatas, sangatlah jelas bahwa
tidak ada persekongkolan antara Pemohon, Pertamina dan

In
A
Medco terkait dengan proses Beauty Contest. Dengan
tidak adanya bukti apa pun berkaitan dengan
ah

persekongkolan, maka kesimpulan Termohon harus

lik
ditolak.
9.5. Tidak ada persekongkolan untuk mendapatkan atau
am

ub
menggunakan informasi LNGI yang dikategorikan sebagai
Rahasia Dagang.
ep
9.5.1. Pemohon dengan ini menolak dalil Termohon dalam
k

paragraph 1 sampai 8 halaman 232-234 dari Putusan


ah

KPPU, yang menyatakan sebagai berikut:


R

si
"(1) Bahwa berdasarkan Putusan KPPU Nomor
19/KPPU-L/2007 sebagamana dikuatkan dengan

ne
ng

Putusan MA No. 158 K/PDTSUS/ 2009 dated 23


June 2009,Pengertian mengenai Rahasia

do
gu

perusahaan mungkin diadaptasi dari Pengertian dari


Rahasia Dagang sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
In
A

dalam (Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000);


(2) Bahwa berdasarkan pasal 1 angka 1 dari Undang-
ah

lik

Undang Nomor 30 Tahun 2000, rahasia Dagang


adalah “Informasi yang tidak diketahui oleh umum di
m

ub

bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai


ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
ka

dijaga kerahasiaannya oleh Pemilik Rahasia


ep

Dagang”;
ah

(3) Bahwa dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 30 Tahun


R

2000 “ Lingkup perlindungan Rahasia Dagang


es

meliputi metode produksi, metode pengolahan,


M

ng

metode penjualan, atau informasi lain di bidang


on
gu

Hal. 72 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi

R
dan tidak diketahui oleh masyarakat umum;

si
(4) Bahwa lebih lanjut mengenai ruang lingkup dari

ne
ng
rahasia dagang dalam Pasal 3 Undang-Undang No.
30 Tahun 2000 menyatakan sebagai berikut:
1. Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila

do
gu informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai
nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui

In
A
upaya sebagaimana mestinya;
2. Informasi dianggap bersifat rahasia apabila
ah

informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak

lik
tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh
masyarakat;
am

ub
3. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila
sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat
ep
digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha
k

yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan


ah

keuntungan secara ekonomi;


R

si
4. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila
pemilik atau para pihak yang menguasainya telah

ne
ng

melakukan langkah-langkah yang layak dan patut."


(5) Bahwa berkaitan dengan due diligence yang

do
gu

dilakukan oleh MC kepada LNGI, Pendahuluan dari


due diligence adalah setelah MC melakukan
presentasi kepada PNA dan MEI. Dalam salah satu
In
A

presentasi berkaitan dengan Permintaan dan Saran


dari MC memuat: “MC menginginkan adanya peluang
ah

lik

untuk mereview data pada permulaan perihal Hulu


dan Hilir”.lebih lanjut MEI memfasilitasi MC untuk
m

ub

melihat data hilir dengan meminta MC TO melakukan


due diligence kepada LNGI;
ka

(6) Bahwa hasil dari MC due diligence kepada LNGI


ep

memberikan data untuk MC dalam persiapan


ah

proposal proyek sedikitnya untuk hal-hal sebagai


R

berikut:
es

a. Dalam presentasi pada 7 Februari 2006, MC


M

ng

menyatakan kepada para pihak: “MC menawarkan


on
gu

Hal. 73 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kapasitas terminal yang tersedia (mencapai c.2

R
MTPA) telah dijaminkan dalam U.S/Go.M,

si
sebagaimana diperlukan untuk menjamin arus kas

ne
ng
yang cukup dan pembiayaan untuk permulaan
FID”.Setelah dilakukan due diligence dan dinila
bahwa teknologi yang diawarkan oleh LNGI

do
gu dengan kapasitas 1.0 mtpa, memberikan inspirasi
kepada MC sebgaimana telah dinyatakan dalam

In
A
presentasi pada 23 dan 24 Februari 2006 bahwa
Kilang minyak dengan kapasitas 2.0 mtpa X 1
ah

mencukupi untuk menggabungkan Donggi-Senoro.

lik
b. Dalam presentasi pada 7 Februari 2006, MC tidak
didiskusikan tentang DMO (Kewajiban Pasar
am

ub
Domestik) tetapi setelah melakukan due diligence
dan dari aspek komersial dapat melihat DMO,
ep
kemudian dalam proposal pada 16 Maret 2006,
k

MC mendiskusikan DMO, bahwa dalam mengatasi


ah

permasalahan DMO;
R

si
(7) Bahwa Majelis Komisi menilai informasi hasil due
diligence yang dimanfaatkan oleh MC dalam

ne
ng

menyusun proposal proyek dikategorikan sebagai


rahasia perushaan karena memenuhi criteria dalam

do
gu

lingkup rahasia dagang sebagaimana dimaksud


dalam pasal 3 UU No. 30 Tahun 2000 yaitu informasi
diaggap dijaga kerhasiaannya apabila memiliki nilai
In
A

ekonomi dan pemilik atau para pihak yang


menguasainya telah melakukan langkah-langkah
ah

lik

layak dan patut sebagaimana telah ditempuh melalui


confidentiality agreement;
m

ub

(8) Bahwa terkait dengan hasil due diligence merupakan


persekongkolan untuk mendapatka informasi rahasia
ka

pesaingnya, majelis komisi menilai bahwa sepanjang


ep

informasi digunakan oleh pihak lain untuk


ah

kepentingan bisnis dan mendapatkan manfaat dari


R

informasi tersebut maka tindakan tersebut dapat


es

dikategorikan sebagai persekongkolan untuk


M

ng

mendapatkan rahasia perusahaan pesaingnya."


on
gu

Hal. 74 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.5.2. Ada baiknya mengingat fakta tak terbantahkan mengenai

R
due diligence:

si
(A) Pada tanggal 7 Februari 2006, Pemohon membuat

ne
ng
presentasi umum kepada Pertamina dan Medco
mengenai ketertarikannya dalam Proyek Donggi
Senoro dan kemampuannya serta ide-ide yang

do
gu diusulkannya;
(B) Segera setelah itu, Pemohon diminta untuk

In
A
melakukan peninjauan terhadap pekerjaan awal
LNGI berkaitan dengan Blok Senoro. LNGI
ah

menyetujui peninjauan tersebut berdasarkan

lik
Perjanjian Kerahasiaan;
(C) Pada tanggal 23 dan 24 Februari 2006, Pemohon
am

ub
menyampaikan hasil peninjauan tersebut kepada
operator Blok Senoro;
ep
(D) Pemohon bukan satu-satunya pihak yang diminta
k

untuk melakukan peninjauan. Mitsui dan Anadarko


ah

melakukan hal yang sama pada saat/sekitar waktu


R

si
yang bersamaan.
9.5.3. Sehubungan dengan kesimpulan pada point (5) bahwa

ne
ng

due diligence dipicu oleh permintaaan Pemohon untuk


peninjauan data:

do
gu

(A) Permintaan Pemohon untuk “sebuah kesempatan


untuk melakukan peninjauan data” dibuat pada
tanggal 7 Februari 2006 (lihat halaman 69 dari
In
A

Presentasi Pemohon), bahkan sebelum Pemohon


meyadari keterlibatan LNGI/EU dalam Blok Senoro.
ah

lik

Lebih lanjut, permintaan tersebut diajukan dalam


kaitannya dengan data yang dimiliki Pertamina dan
m

ub

Medco yang berhubungan dengan kegiatan mereka


dalam (baik hulu maupun hilir) untuk Blok Matindok
ka

dan Senoro. Hal ini tidak berkaitan dengan LNGI/EU;


ep

(B) Permintaan informasi tersebut merupakan hal yang


ah

biasa, mengingat suatu pemain LNG perlu


R

memahami sifat dari Blok-Blok terkait dan proyek


es

yang bersangkutan sebelum dapat berpartisipasi.


M

ng

Dengan kata lain, tidak ada bukti yang menunjukkan


on
gu

Hal. 75 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hubungan langsung antara permintaan Pemohon

R
untuk peninjauan data dan permintaan Medco

si
kepada Pemohon untuk meninjau pekerjaan awal

ne
ng
LNGI/EU;
(C) Selanjutnya, tidak dapat dibantah bahwa permintaan
untuk melakukan due diligence tersebut tidak hanya

do
gu dimintakan kepada Pemohon tetapi juga kepada
Mitsui dan Anadarko. Hal ini membuktikan bahwa

In
A
bukan Pemohon yang memulai due diligence
tersebut. Fakta ini tidak dapat dibantah oleh direktur
ah

LNGI/EU sendiri selama sidangnya dengan KPPU

lik
pada tanggal 22 November 2010 (lihat dokumen B42
dari berkas dokumen Termohon pada tanggapan
am

ub
terhadap pertanyaan no. 18).
9.5.4. Sehubungan dengan kesimpulan pada point (6) bahwa
ep
hasil due diligence memberikan Pemohon titik mulai
k

ataupun dasar dalam mempersiapkan proposalnya:


ah

(A) Pertama-tama, harus ditekankan bahwa hal ini


R

si
merupakan hal baru yang tidak pernah diangkat
sebelumnya oleh Termohon yang melanggar hak dari

ne
ng

Pemohon untuk diberi kesempatan menyampaikan


perkaranya;

do
gu

(B) Dalam hal apapun, adalah tidak benar untuk


menyatakan bahwa opsi Pemohon untuk memiliki 2.0
mtpa x 1 train dibuat setelah Pemohon meninjau
In
A

pekerjaan awal LNGI/EU. Opsi ini terdapat dalam


presentasi Mitsubishi pada tanggal 7 Februari 2006
ah

lik

(slide 59). Pada Map yang diberi label “Proyek LNG


dalam Konstruksi dan Perencanaan”, label Sulawesi
m

ub

LNG – Indonesia merujuk pada proyek dan


disebutkan dalam bagan Pemohon bahwa opsinya
ka

adalah 1.95 mtpa x 1 atau 0.85 mtpa x 2. Dengan


ep

demikian, hal ini jelas menunjukkan bahwa proposal


ah

Pemohon dalam slide-slide tanggal 7 Februari 2006


R

didasarkan pada presentasi sebelumnya dan bukan


es

berasal dari informasi milik LNGI/EU;


M

ng

on
gu

Hal. 76 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(C) Berkaitan dengan masalah kewajiban pasar

R
domestik, sekali lagi, informasi ini merupakan

si
informasi yang disediakan oleh Pertamina dan Medco

ne
ng
atau BPMigas karena merekalah pihak yang
mengetahui setiap persyaratan pemerintah untuk
penjualan gas untuk memenuhi kebutuhan dalam

do
gu negeri. Informasi ini, walaupun tidak disampaikan
dalam presentasi slide pada tanggal 7 Februari 2006,

In
A
tidak termasuk kedalam informasi yang termasuk
dalam kategori Rahasia Dagang LNGI/EU karena
ah

informasi ini bukan merupakan milik LNGI/EU.

lik
Informasi ini akan menjadi informasi yang dimiliki
oleh pemilik proyek atau Pemerintah Indonesia yang
am

ub
telah membicarakan hal ini dengan pemilik proyek;
(D) Dalam hal apapun, masalah kewajiban gas dalam
ep
negeri merupakan pengetahuan umum sejak bulan
k

Agustus 2005. Afidavit Tambahan Mr. James Ball


ah

(Affidavit Ball 2) menambahkan beberap publikasi


R

si
industri tentang Indonesia yang dipublikasikan di
bulan Agustus 2005 yang menyebutkan persyaratan

ne
ng

penyediaan gas untuk produsen pupuk di Indonesia


dibandingkan menjualnya ke luar negeri (Lihat

do
gu

Analisis Masalah Gas berjudul “Indonesia – what


plaques the gas industry:” sebagaimana terlampir
pada Afidafit Ball 2);
In
A

(E) Sebagai kesimpulan, tidak ada bukti untuk


mendukung kesimpulan Termohon bahwa Pemohon
ah

lik

telah menggunakan hasil due diligence sebagai


dasar dalam persiapan proposalnya. Termohon tidak
m

ub

menunjukkan informasi apa yang ditinjaunya dalam


due diligence yang muncul dalam proposal Pemohon
ka

atau presentasi Pemohon karena dalam


ep

kenyataannya Pemohon tidak menggunakan


ah

informasi tersebut. Hal ini didukung oleh bukti dari


R

saksi ahli yang telah menganalisa sifat dari informasi


es

LNGI/EU sebagaimana dipresentasikan dalam


M

ng

temuan Pemohon (dikutip dari ayat 9.5.6 berikut ini).


on
gu

Hal. 77 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.5.5. Sehubungan dengan kesimpulan pada ayat (7):

R
(A) Keberadaan Perjanjian Kerahasiaan saja tidak cukup

si
untuk menyimpulkan bahwa informasi yang ditinjau

ne
ng
adalah “Rahasia Dagang” LNGI. Hal ini dikarenakan
meskipun Perjanjian Kerahasiaan itu sendiri
mengakui bahwa informasi yang diungkapkan akan

do
gu menjadi “informasi rahasia” hanya apabila informasi
tersebut merupakan “informasi bernilai rahasia” yaitu

In
A
yang tidak diketahui oleh pihak lainnya. Selanjutnya,
menurut Pasal 1 Nomor 1 Undang-Undang Nomor 30
ah

Tahun 2000, rahasia dagang adalah “Informasi yang

lik
tidak diketahui oleh umum dalam bidang teknologi
dan/atau bisnis”. Oleh karena itu, informasi seperti
am

ub
cadangan gas pada blok dan kewajiban gas dalam
negeri tidak akan dianggap sebagai informasi
ep
rahasia;
k

(B) Termohon tidak menunjukkan informasi mana yang


ah

menjadi milik LNGI/EU yang merupakan informasi


R

si
rahasia sehingga kesimpulannya harus ditolak.
9.5.6. Sehubungan dengan kesimpulan pada ayat (8):

ne
ng

(A) Pertama-tama, harus digarisbawahi bahwa


Termohon belum menyatakan mengapa pihaknya

do
gu

menganggap LNGI sebagai saingan dari Pemohon.


Telah disampaikan bahwa LNGI bukanlah saingan
dari Pemohon. (sehingga Pasal 23 menjadi tidak
In
A

berlaku) karena:
1. LNGI menawarkan sebuah skema untuk satu blok
ah

lik

yaitu Blok Senoro, dimana LNGI akan bertindak


sebagai pembeli gas untuk membeli gas dari
m

ub

Pertamina dan Medco. LNGI juga menawarkan


teknologinya yaitu konsep kilang LNG mini untuk
ka

memproses gas yang dibeli. LNGI selanjutnya


ep

akan menjual gas tersebut. (LDP KPPU yang


ah

meringkas Perjanjian Ekslusivitas);


R

2. Pemohon, di sisi lain, menawarkan dalam


es

presentasi awalnya pada tanggal 7 Februari 2006


M

ng

(sebelum due diligence dilakukan dan sebelum


on
gu

Hal. 78 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon menyadari minat dari LNGI) untuk

R
terlibat dalam semua aspek dari kegiatan hulu dan

si
hilir dari dua blok tersebut yaitu Blok Matindok dan

ne
ng
Blok Senoro;
(B) Lebih lanjut, LNGI dan Pemohon beroperasi pada
dua pasar yang berbeda. LNGI terutama bergerak

do
gu dalam penyediaan teknologi dan pengalamannya
sebagian besar terkonsentrasi dalam pembelian gas

In
A
serta pembangungan dan pengoperasian kilang LNG
mini. Dilain pihak, Pemohon merupakan pemain
ah

semua mata rantai (all value chain) yang dapat

lik
melakukan semua aspek dalam kegiatan hulu dan
hilir;
am

ub
(C) Tidak ada keuntungan yang diperoleh Pemohon
dalam meninjau pekerjaan awal LNGI/EU karena
ep
Pemohon tidak dapat menggunakan informasi yang
k

dimiliki oleh LNGI/EU serta tidak menggunakan


ah

informasi tersebut;
R

si
(D) Termohon tidak mengidentifikasi informasi tertentu
mana yang merupakan milik LNGI, yang digunakan

ne
ng

dalam proposal Pemohon. Mohon agar Majelis Hakim


Yang Terhomat memeriksa semua slide presentasi

do
gu

Pemohon. Pemeriksaan tersebut akan menunjukkan


bahwa tidak ada informasi LNGI yang digunakan
dalam slide presentasi Pemohon ataupun proposal
In
A

dalam Beauty Contest;


(E) Lebih penting lagi, Pemohon telah menunjukkan bukti
ah

lik

yang sangat kuat melalui Afidafit Ball 1 dimana Mr.


James Ball meninjau slide-slide tersebut dan
m

ub

membuktikan bahwa Pemohon tidak dan tidak


mungkin menggunakan informasi LNGI apapun
ka

selama pelaksanaan due diligence. Dalam Afidafit


ep

Ball 1, Mr. James Ball menganalisa slide presentasi


ah

dari Pemohon mengenai pekerjaan awal LNGI


R

(Afidafit Ball 1 halaman 39 dan 40) dan membuat


es

kesimpulan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 79 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"We do not believe that the knowledge of the work

R
carried out by LNGI could in any way have given

si
either Mitsui or Mitsubishi any advantage in the

ne
ng
partner selection process that would have resulted
in either of those companies being shortlisted or
being finally selected. What information there was

do
gu related largely to technology or was specific to the
small scheme based on Senoro alone. None of this

In
A
was relevant to the larger scheme for the combined
Matindok and Senoro blocks. In addition,
ah

technology was not a criterion used in selecting the

lik
partners. The technology would be chosen by the
partners at a later stage in the project development
am

ub
from one of several well established providers of
liquefaction technology. These companies (such as
ep
Air Products) are not generally experienced in the
k

management and development of LNG projects


ah

and are not therefore chosen as partners in LNG


R

si
projects. They are service providers. Mitsui and
Mitsubishi are not among them; they were offering

ne
ng

their wider LNG development expertise and


financial strength. LNGI’s particular contribution

do
gu

was offering a small scale technology for a small


scale plant that was not proven for baseload LNG”
(Afidavit James Ball halaman 40).
In
A

Terjemahan tidak resmi:


(Kami tidak mempercayai bahwa pengetahuan
ah

lik

(informasi) pekerjaan yang dilakukan oleh LNGI


dapat dengan cara apapun, memberikan
m

ub

keuntungan bagi Mitsui maupun Mitsubishi dalam


proses seleksi mitra yang menjadikan kedua
ka

perusahaan itu masuk dalam daftar pilih atau pada


ep

akhirnya terpilih. Informasi tersebut sangat


ah

berkaitan dengan teknologi atau spesifik dengan


R

skema kecil yang berbasis pada Senoro sendiri.


es

Tak sedikitpun informasi yang relevan dengan


M

ng

skema lebih besar yang ada pada gabungan


on
gu

Hal. 80 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Matindok dan Blok Senoro. Di samping itu,

R
teknologi bukanlah suatu kriteria yang dipakai

si
untuk memilih mitra. Teknologi akan dipilih oleh

ne
ng
para mitra pada tingkatan selanjutnya dalam
pengembangan proyek dari satu atas beberapa
penyedia teknologi liquefaction yang telah mapan.

do
gu Perusahaan-perusahaan tersebut (seperti Air
Products) tidak secara umum berpengalaman

In
A
dalam bidang pengelolaan dan pengembangan
proyek-proyek LNG serta tidak dipilih sebagai mitra
ah

dalam proyek-proyek LNG. Mereka adalah

lik
penyedia layanan. Sedangkan Mitsui dan
Mitsubishi tidak sama dengan perusahaan-
am

ub
perusahaan tersebut, mereka menawarkan
keahlian dan kekuatan finansial mereka dalam
ep
bidang pengembangan LNG. Kontribusi khusus
k

LNGI adalah menawarkan sebuah teknologi skala


ah

kecil untuk sebuah kilang berskala kecil yang tidak


R

si
teruji untuk LNG baseload);
(F) Sehingga, Kesimpulan Termohon yang menyatakan

ne
ng

bahwa Pemohon telah menggunakan informasi


rahasia LNGI untuk keuntungannya sendiri harus

do
gu

ditolak;
9.6 Tidak Terjadi Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat yang
akan Berujung Pada Pelanggaran Pasal 22 dan 23 Undang-
In
A

Undang No. 5/1999


9.6.1. Pemohon menolak asumsi Termohon yang menyatakan
ah

lik

bahwa telah terjadi persaingan usaha tidak sehat dalam


kondisi ini;
m

ub

9.6.2. Termohon tidak menjelaskan bagaimana persaingan


usaha tidak sehat terjadi dalam perkara ini. Termohon
ka

hanya berasumsi bahwa tindakan yang dikeluhkan telah


ep

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Termohon


ah

juga berasumsi bahwa telah terjadi tindakan yang tidak


R

jujur atau melawan hukum. Namun, bagaimanapun juga,


es

tidak terdapat bukti yang menunjukkan:


M

ng

on
gu

Hal. 81 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(A) Sehubungan dengan Pasal 22, Beauty Contest tidak

R
lain dari sebuah proses seleksi secara adil untuk

si
memilih calon mitra terbaik untuk Pertamina dan

ne
ng
Medco;
(B) Sehubungan dengan Pasal 23, Pemohon telah
menggunakan informasi LNGI untuk kepentingannya

do
gu sendiri.
9.6.3. Pemohon telah mengajukan bukti ahli hukum yang

In
A
menyatakan bahwa aturan mengenai alasan dan prisip
efisiensi akan mengacu pada kesimpulan bahwa tidak
ah

terjadi persaingan usaha tidak sehat dalam perkara ini.

lik
Bahkan seandainya pun terjadi persekongkolan (yang
telah disangkal) berdasarkan pasal 22 dan 23 – quod non -
am

ub
. Ahli Hukum Ibu Nugroho menjelaskan dalam laporannya
bahwa unsur “menyebabkan persaingan usaha tidak
ep
sehat”, merupakan pencerminan dari persyaratan rule of
k

reason untuk bukti (halaman 15 kesaksian ibu Nugroho)


ah

“Khususnya pembuktian unsur ”akibat perbuatan pelaku


R

si
usaha tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat” Karena pembuktian

ne
ng

unsur ”yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan


usaha tidak sehat.” pada pasal 22 maupun pasal 23

do
gu

sesuai ketentuan UU No 5 Tahun 1999, pembuktiannya


mengunakan pendekatan rule of reason, yang
pengunaannya cenderung berorentasi pada prinsip
In
A

efisiensi, dan adanya kerugian masyarakat. Yang


diperlukan pembuktian, apakah tindakan yang
ah

lik

dituduhkan itu (jika terbukti adanya pelanggaran pasal


22 dan pasal 23), mengakibatakan kerugian masyarakat
m

ub

dan merusak persaingan.)”


9.6.4. Termohon telah gagal untuk mempertimbangkan prinsip
ka

rule of reason dalam menganalisa pertanyaan mengenai


ep

apakah persaingan usaha tidak sehat telah terjadi. Hal ini


ah

keliru dan bertentangan dengan susunan kata dalam Pasal


R

22 yang mensyaratkan adanya unsur tersebut untuk


es

“menyebabkan persaingan usaha tidak sehat” terjadi. Hal


M

ng

ini ditegaskan dalam literatur yang dibuat oleh Termohon


on
gu

Hal. 82 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(dan dimuat dalam Website Termohon) yang berjudul

R
Hukum Persaingan Usaha Antara Teks & Konteks) yang

si
ditulis oleh Dr. Andi Fahmi Lubis, Dr. Anna Maria Tri

ne
ng
Anggaraine, Dr. Kurnia Toha, Prof. Budi Kagramanto, Prof.
Hawin, Prof. Dr. Ningrum Sirait, Dr. Sukarmi, Dr. Syamsul
Maarif dan Dr. Udin Silalahi, dimana berkaitan dengan

do
gu elemen ini, dinyatakan dalam halaman 153 dan 154:
"Unsur yang terakhir dari ketentuan tentang

In
A
persekongkolan adalah terjadinya “persaingan usaha
tidak sehat”. Unsur ini menunjukkan, bahwa
ah

persekongkolan menggunakan pendekatan rule of

lik
reason, karena dapat dilihat dari kalimat “...sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
am

ub
sehat”. Pendekatan rule of reason merupakan suatu
pendekatan hukum yang digunakan lembaga pengawas
ep
persaingan usaha (seperti KPPU di Indonesia) untuk
k

mempertimbangkan faktor-faktor kompetitif dan


ah

menetapkan layak atau tidaknya suatu hambatan


R

si
perdagangan. Artinya untuk mengetahui apakah
hambatan tersebut bersifat mencampuri,

ne
ng

mempengaruhi, atau bahkan mengganggu proses


persaingan...

do
gu

Kebanyakan perkara persekongkolan tender tersebut


(baik itu untuk pengadaan maupun penjualan barang-
barang dan atau jasa) telah diputus oleh KPPU dengan
In
A

menggunakan pendekatan rule of reason.)


9.6.5. Sehubungan dengan Pasal 22;
ah

lik

(A) Proposal Pemohon menang dengan adil berdasarkan


kekuatannya sendiri dan faktanya merupakan sebuah
m

ub

proposal yang memenuhi semua persyaratan yang


diminta oleh Pertamina dan Medco. Hal ini dijelaskan
ka

oleh ahli industri Mr. Ball, (halaman 42 dan 44 Afidafit


ep

Ball 1). Menurut Mr. Ball, Pemohon memiliki reputasi


ah

yang bagus dan terkenal dalam industri LNG dan


R

mampu bekerja dengan pemiliki proyek dalam jangka


es

waktu yang lama. Reputasi Pemohon akan


M

ng

membantu kerjasama ini untuk mendapatkan


on
gu

Hal. 83 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembiayaan yang dibutuhkan unntuk memberikan

R
proyek ini modal yang diperlukan. Hal ini akan

si
menguntungkan Pemilik Proyek dan pada akhirnya

ne
ng
rakyat Indonesia. Maka dari itu, tidak ada kerugian
atau rintangan untuk berkompetisi dalam industri
LNG di Indonesia, dan tentu saja tidak terkait dengan

do
gu Proyek Donggi Senoro. Mr. Ball menyimpulkan:
“Overall, the Mitsubishi proposal was a highly

In
A
credible one. Mitsubishi showed that it had the
credentials to develop LNG projects and necessary
ah

project management experience and resources

lik
(human and capital) to execute a project of this kind.
Mitsubishi was further prepared to offer considerable
am

ub
marketing capabilities and was prepared to offer
project financing.”
ep
Terjemahan tidak resmi:
k

(Secara keseluruhan, proposal Mitsubishi memiliki


ah

kredibilitas tinggi. Mitsubishi menunjukkan bahwa


R

si
mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan
proyek-proyek LNG dan pengalaman manajemen

ne
ng

proyek yang diperlukan serta sumber daya (manusia


dan modal) untuk melaksanakan proyek semacam

do
gu

ini. Lebih lanjut, Mitsubishi siap untuk menawarkan


kemampuan marketing yang berbobot dan juga siap
menawarkan pembiayaan proyek);
In
A

(B) Oleh karena itu, pemilihan Mitsubishi merupakan


hasil pemilihan terbaik bagi Pertamina dan Medco
ah

lik

dan pada akhirnya bagi rakyat Indonesia. Hal ini


pada kenyataannya merupakan hasil yang pro-
m

ub

persaingan;
9.6.6. Sehubungan dengan Pasal 23:
ka

(A) Sebagaimana dijelaskan dalam ayat 9.5.4


ep

sebelumnya, tidak ada tindakan melawan hukum


ah

atau tindakan tidak jujur yang terbukti karena


R

LNGI/EU memberikan informasi rahasia secara


es

sukarela kepada Pemohon berdasarkan Perjanjian


M

ng

Kerahasiaan. LNGI/EU sangat menyadari bahwa


on
gu

Hal. 84 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemeriksaan tersebut dilakukan atas permintaan

R
Medco;

si
(B) Tidak terjadi pelanggaran Perjanjian Kerahasiaan

ne
ng
karena hal ini merupakan pemahaman bersama
antara para pihak bahwa sebagai pemilik/operator
dari Blok Senoro, Pertamina dan Medco berhak untuk

do
gu tahu hasil tinjauan Pemohon atas pekerjaan awal
LNGI/EU pada Blok Senoro. Hal ini tersirat dalam

In
A
Perjanjian Kerahasiaan;
(C) Tidak terjadi persaingan usaha tidak sehat karena
ah

Pemohon tidak menggunakan dan tidak dapat

lik
menggunakan informasi LNGI/EU. Termohon tidak
menunjukkan bukti apapun terkait penggunaan
am

ub
informasi tersebut. Dilain pihak, kami telah
menunjukkan bahwa tidak terdapat proposal dari
ep
Pemohon yang menggunakan informasi tersebut.
k

Semua proposal Pemohon bisa dilihat pada


ah

presentasi pertama Pemohon pada tanggal 7


R

si
Februari 2006, sebelum due diligence dilakukan;
(D) Dengan tidak adanya informasi milik LNGI/EU, tidak

ne
ng

mungkin ada persaingan usaha tidak sehat;


10. TIDAK TERJADI PELANGGARAN TERHADAP PASAL 22 DAN 23

do
gu

UU NO. 5/1999
Dalam bagian sebelumnya, Pemohon telah membantah kesimpulan
yang dibuat dalam Putusan KPPU. Dalam bagian ini, Pemohon akan
In
A

menunjukkan bahwa KPPU telah gagal untuk membuktikan unsur-unsur


penting yang diperlukan untuk menyatakan bahwa Pemohon telah
ah

lik

melanggar Pasal 22 dan 23.


10.1. Pasal 22
m

ub

10.1.1. Pasal 22 mewajibkan Termohon untuk membuktikan


semua unsur penting berikut ini:
ka

(A) Adanya tender.


ep

(B) Unsur persekongkolan untuk menyatakan pemenang


ah

tender.
R

(C) Unsur persaingan usaha tidak sehat yang


es

disebabkan oleh perilaku yang dikeluhkan.


M

ng

on
gu

Hal. 85 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10.1.2. Pemohon telah menunjukkan dalam paragraf sebelumnya

R
bahwa putusan KPPU tidak didasarkan pada bukti-bukti

si
namun didasarkan pada asumsi dan pernyataan kosong

ne
ng
semata. Oleh karena itu, Termohon telah gagal untuk
memenuhi dan melepaskan beban pembuktiannya untuk
membuktikan unsur-unsur tersebut.

do
gu 10.1.3. Keberadaan tender: sebagaimana dijelaskan dalam ayat
9.1 sebelumnya, Beauty Contest bukanlah tender dalam

In
A
artian Pasal 22.
10.1.4. Unsur Persekongkolan untuk menyatakan pemenang
ah

tender: sebagaimana dijelaskan dalam ayat 9.4, tidak

lik
terdapat bukti bahwa adanya persekongkolan untuk
menyatakan Pemohon sebagai pemenang Beauty Contest.
am

ub
10.1.5. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan oleh
perilaku yang dikeluhkan: sebagaimana dijelaskan dalam
ep
ayat 9.6 sebelumnya, tidak terdapat bukti terjadinya
k

persaingan usaha tidak sehat, walaupun apabila


ah

ditemukan terjadinya persekongkolan (yang telah


R

si
disanggah).
10.1.6. Oleh karena itu, Putusan KPPU yang menyatakan telah

ne
ng

terjadi pelanggaran Pasal 22 oleh Pemohon harus ditolak


dan dinyatakan batal serta tidak berlaku.

do
gu

10.2. Pasal 23
10.2.1. Pasal 23 mewajibkan Termohon untuk membuktikan
unsur-unsur penting berikut:
In
A

(A) Unsur Persekongkolan untuk mendapatkan informasi


rahasia milik pesaing.
ah

lik

(B) Unsur persaingan usaha tidak sehat yang


disebabkan oleh perilaku yang dikeluhkan.
m

ub

10.2.2. Pemohon telah menunjukkan dalam ayat sebelumnya


bahwa putusan KPPU tidak didasarkan pada bukti apapun
ka

namun hanya didasarkan pada asumsi dan pernyataan


ep

kosong semata. Sehingga, Termohon telah gagal untuk


ah

memenuhi dan melepaskan beban pembuktian untuk


R

membuktian unsur-unsur yang dijelaskan sebelumnya.


es

10.2.3. Unsur Persekongkolan untuk mendapatkan informasi


M

ng

rahasia milik pesaing: sebagaimana dijelaskan dalam ayat


on
gu

Hal. 86 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.5 sebelumnya, tidak terdapat bukti yang menyatakan

R
bahwa LNGI/EU merupakan pesaing dari Pemohon, serta

si
tidak terdapat juga bukti persekongkolan untuk

ne
ng
mendapatkan informasi rahasia LNGI/EU.
10.2.4. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan oleh
perilaku yang dikeluhkan: sebagaimana dijelaskan dalam

do
gu ayat 9.6 sebleumnya, tidak terdapat bukti penggunaan
informasi rahasia LNGI/EU oleh Pemohon untuk

In
A
keuntungannya sediri. Sehingga, tidak terjadi persaingan
usaha tidak sehat, walaupun apabila ditemukan terjadinya
ah

persekongkolan (yang telah disangkal).

lik
10.2.5. Oleh karena itu, putusan KPPU yang menyatakan telah
terjadi pelanggaran pasal 23 oleh Pemohon harus ditolak
am

ub
dan dinyatakan batal serta tidak berlaku.
11. SANKSI YANG DIKENAKAN OLEH KPPU INI TANPA DASAR DAN
ep
BERLEBIHAN
k

11.1. Seandainya Pengadilan ini menemukan bahwa Pemohon


ah

bertanggung jawab atas pelanggaran Pasal 22 dan 23 (yang telah


R

si
disangkal) – quod non -, disampaikan bahwa sanksi sebesar 15
miliar rupiah adalah berlebihan dan tanpa dasar. Termohon, dalam

ne
ng

menerapkan sanksi diatas, gagal untuk mempertimbangkan fakta


bahwa Pemohon tidak memiliki keterlibatan apapun dalam proses

do
gu

pembuatan keputusan dalam Beauty Contest. Oleh karena itu,


Pemohon tidak seharusnya dibebankan dengan sanksi terberat
mengingat fakta bahwa ia tidak memiliki kendali dalam proses
In
A

maupun hasil dari Beauty Contest;


11.2. Faktor lain yang dapat meringankan sanksi adalah fakta bahwa
ah

lik

tidak ada kerugian terhadap kepentingan umum. Pemohon adalah


Pemain LNG terkemuka dan kegiatan kerjasama antara Pemohon
m

ub

dan Pertamina dan Medco dalam proyek ini akan menguntungkan


Indonesia dalam jangka panjang;
ka

11.3. Terakhir, “faktor yang memberatkan” yang diandalkan oleh


ep

Termohon didasarkan pada kesimpulan yang salah. Tidak


ah

disangkal bahwa Pemohon mengajukan permintaan untuk


R

melakukan peninjauan data dalam presentasinya tanggal 7


es

Februari 2006. Namun, sebagaimana dijelaskan dalam ayat 9.5.4


M

ng

sebelumnya, permintaan tersebut dalam hal apa pun tidak


on
gu

Hal. 87 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berhubungan dengan permintaan Medco kepada Pemohon untuk

R
meninjau pekerjaan awal LNGI/EU. Oleh karena itu, fakta bahwa

si
permintaan tersebut dibuat oleh Pemohon tidak seharusnya

ne
ng
menghukum Pemohon dengan cara apapun. Dalam hal apapun,
Termohon tidak menjelaskan mengapa fakta tersebut akan
mengakibatkan Pemohon menjadi lebih bersalah atau patut

do
gu dipersalahkan sehingga membenarkan sanksi yang dijatuhkan;
12. PETITUM

In
A
Berdasarkan rincian-rincian, fakta-fakta dan dasar hukum diatas,
Pemohon dalam hal ini meminta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
ah

mengeluarkan putusan berikut:

lik
1. Untuk mengabulkan keberatan Pemohon secara keseluruhan;
2. Untuk menyatakan bahwa Putusan KPPU No. 35/KPPU-I/2010,
am

ub
tanggal 5 Januari 2011 sebagai batal dan tidak sah berdasarkan
hukum atau setidaknya dibatalkan dengan segala akibat hukumnya;
ep
3. Untuk menyatakan bahwa Pemohon tidak melanggar Pasal 22 UU
k

No. 5/1999;
ah

4. Untuk menyatakan bahwa Pemohon tidak melanggar Pasal 23 UU


R

si
No. 5/1999;
5. Untuk menghukum Termohon menanggung biaya perkara;

ne
ng

-- Atau: Apabila Pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara a


quo berpendapat lain, kami meminta putusan yang seadil-adilnya

do
gu

(ex aequo et bono).


III. PERMOHONAN Pemohon KEBERATAN III DAN IV (PT MEDCO ENERGI
INTERNASIONAL,tbk dan PT MEDCO E & P TOMORI SULAWESI);
In
A

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan III, IV/Semula Terlapor II,


III, telah mengajukan permohonan Keberatan berdasarkan surat
ah

lik

Ref.No.128/LGS/I/2001, tanggal 31 Januari 2011 dengan dalil-dalil sebagai


berikut:
m

ub

I. AMAR PUTUSAN Termohon


1.1. Adapun amar Putusan Termohon dalam Perkara No: 35/KPPU-
ka

I/2010 tertanggal 5 Januari 2011, yang petikan salinan


ep

Putusannya diberitahukan kepada Para Pemohon pada tanggal


ah

18 Januari 2011 (selanjutnya disebut sebagai “Putusan


R

Termohon”) dan dimintakan pembatalannya adalah sebagai


es

berikut:
M

ng

on
gu

Hal. 88 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Pertamina (Persero),

R
Terlapor II PT Medco Energi Internasional, Tbk dan Terlapor

si
IV Mitsubishi Corporation terbukti secara sah dan

ne
ng
meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999;
2. Menyatakan bahwa Terlapor II, PT Medco Energi
Internasional, Tbk, Terlapor III, PT Medco E&P Tomori

do
gu Sulawesi dan Terlapor IV, Mitsubishi Corporation terbukti
secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 23 UU No. 5

In
A
tahun 1999;
3. Menghukum Terlapor I PT Pertamina (Persero) membayar
ah

denda sebesar Rp10.000.000.000- (sepuluh milyar rupiah)

lik
yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran
pendapatan denda pelanggaran bidang persaingan usaha
am

ub
Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui
bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755
ep
(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
k

Usaha);
ah

4. Menghukum Terlapor II PT Medco Energi Internasional, Tbk


R

si
membayar denda sebesar Rp5.000.000.000- (lima milyar
rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

ne
ng

pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha


Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

do
gu

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755


(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha);
In
A

5. Menghukum Terlapor III, PT Medco E&P Tomori Sulawesi


membayar denda sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar
ah

lik

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran


pendapatan denda pelanggaran bidang persaingan usaha
m

ub

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui


bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755
ka

(Pendapatan Denda Pelanggaran Bidang Persaingan


ep

Usaha);
ah

6. Menghukum Terlapor IV, Mitsubishi Corporation membayar


R

denda sebesar Rp15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah)


es

yang harus disetorkan ke Kas Negara sebagai setoran


M

ng

pendapatan denda pelanggaran bidang persaingan usaha


on
gu

Hal. 89 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

R
bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

si
(Pendapatan Denda Pelanggaran Bidang Persaingan

ne
ng
Usaha).”
1.2. Para Pemohon dengan ini menyatakan sangat keberatan dan
menolak dengan tegas setiap dalil-dalil dan/atau alasan-alasan

do
gu yang dijadikan dasar oleh Termohon dalam membuat
Putusannya tersebut, kecuali yang kebenarannya diakui secara

In
A
tegas oleh Para Pemohon;
1.3. Pemohon I akan mengajukan keberatan terhadap Putusan
ah

Termohon terkait dengan Pasal 22 dan Pasal 23 UU No.

lik
5/1999, akan tetapi mengingat Pemohon II tidak dipersalahkan
melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, maka Pemohon II hanya
am

ub
mengajukan keberatan terhadap Pasal 23 UU No. 5/1999.
II. MENGENAI TENGGANG WAKTU DAN KOMPETENSI DALAM
ep
MEMERIKSA KEBERATAN
k

2.1. Bahwa petikan salinan Putusan Termohon disampaikan kepada


ah

Para Pemohon pada tanggal 18 Januari 2011;


R

si
2.2. Bahwa Para Pemohon mengajukan Keberatan ini pada tanggal
31 Januari 2011 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

ne
ng

yang wilayah kewenangannya meliputi tempat kedudukan dari


Para Pemohon;

do
gu

2.3. Bahwa Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999


tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (selanjutnya disebut “UU No. 5/1999”) dan Pasal 2
In
A

ayat (2) jo. Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor
3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum
ah

lik

Keberatan Terhadap Putusan KPPU (selanjutnya disebut


“Perma No. 3/2005”) mengatur bahwa:
m

ub

2.3.1. Para Pemohon berhak mengajukan upaya hukum


Keberatan terhadap Putusan Termohon dalam
ka

tenggang waktu 14 (empat belas) hari kerja terhitung


ep

sejak pemberitahuan putusan disampaikan oleh


ah

Termohon kepada Para Pemohon; dan


R

2.3.2. Keberatan diajukan pada Pengadilan Negeri di


es

tempat kedudukan Para Pemohon.


M

ng

on
gu

Hal. 90 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.4. Dengan demikian, pengajuan Keberatan oleh Para Pemohon

R
telah sesuai dengan persyaratan yang diatur berdasarkan Pasal

si
44 ayat (2) UU No. 5/1999 dan Pasal 2 ayat (2) jo. Pasal 4 ayat

ne
ng
(1) Perma No. 3/2005 dan oleh karenanya sudah sepatutnya
Keberatan ini dapat diterima.
III. RINGKASAN PERKARA

do
gu Sebelum Para Pemohon menguraikan secara rinci alasan-alasan
Keberatannya, Para Pemohon terlebih dahulu menguraikan secara

In
A
singkat fakta-fakta dalam perkara aquo, sehingga diperoleh gambaran
yang jelas atas duduk persoalan yang sebenarnya dalam memeriksa
ah

dan mengadili perkara.

lik
3.1. Pemohon II dan Pertamina melalui anak perusahaannya adalah
pemegang masing-masing 50% (lima puluh persen) hak
am

ub
partisipasi dalam Production Sharing Contract Senoro-Toili
tertanggal 4 Desember 1997 (“PSC Senoro-Toili”) melalui Joint
ep
Operating Body (“JOB Pertamina-MEPTS”) yang mengelola dan
k

mengoperasikan ladang gas di Lapangan Senoro, Sulawesi


ah

Tengah (“Lapangan Senoro”). Sementara itu, Pertamina melalui


R

si
anak perusahaannya yang lain memiliki wilayah kerja sekaligus
merupakan pengelola Area Matindok yang di dalamnya terdapat

ne
ng

lapangan gas Minahaki, Maleoraja, dan termasuk lapangan gas


Donggi (“Area Matindok”).

do
gu

3.2. Bahwa selama hampir puluhan tahun Pemohon II dan


Pertamina yang ketika itu masih merupakan pemegang
langsung hak partisipasi dalam PSC Senoro-Toili (ketika hak
In
A

partisipasi Pertamina belum dialihkan kepada anak


perusahaannya) telah melakukan diskusi-diskusi dan studi
ah

lik

secara intensif guna mencari solusi sehubungan dengan belum


dapat termanfaatkannya gas hasil dari Lapangan Senoro. Di sisi
m

ub

lain, Pertamina yang juga secara independen memegang hak


partisipasi dalam PSC yang memiliki wilayah kerja Area
ka

Matindok, juga belum menemukan solusi untuk memanfaatkan


ep

semua gas dari Area Matindok. Hingga kuartal pertama 2005


ah

para pemegang hak partisipasi pada PSC Senoro–Toili belum


R

menemukan calon pembeli gas yang dapat memenuhi tingkat


es

keekonomian pada Lapangan Senoro.


M

ng

on
gu

Hal. 91 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.3. Bahwa pada tanggal 31 Mei 2005, Pemohon II, Pertamina dan

R
LNG International Pty., Ltd., (“LNGI”) menandatangani

si
Exclusivity Agreement (“EA”) dengan jangka waktu periode

ne
ng
eksklusif selama 4 (empat) bulan sejak penandatanganan EA,
dimana ruang lingkupnya terbatas pada penjajakan potensi
kerja sama jual beli gas yang bersumber dari Lapangan Senoro

do
gu secara putus yang berada di wilayah PSC Senoro-Toili dan gas
tersebut akan dialirkan ke pabrik LNG yang rencananya akan

In
A
dibangun dan dimiliki oleh LNGI. Pada intinya, EA mengatur
bahwa LNGI melalui perusahaan joint venture dengan mitranya
ah

membentuk suatu perusahaan, yaitu PT LNG Energi Utama

lik
(“LNGEU”) (yang pada waktu EA ditandatangani belum berdiri)
akan membeli 0.8 trillion cubic feet gas dari Lapangan Senoro
am

ub
untuk kemudian memproduksi sekitar 700.000 ton LNG/tahun
(0.7 Million Tonne Per Annum/MTPA), hanya apabila LNGI
ep
mampu memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan/Condition
k

Precedent (“CP”) yang ditentukan dalam EA, yang kesemuanya


ah

harus dipenuhi oleh LNGI selambat-lambatnya tanggal 30


R

si
September 2005.
3.4. Ternyata sampai tanggal 30 September 2005, LNGI gagal

ne
ng

memenuhi seluruh CP dalam EA, antara lain karena LNGI


belum memiliki definitif LNG Offtake Agreement dan tidak dapat

do
gu

memenuhi persyaratan credit rating BBB+ Standard & Poor’s,


sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 1 (d) jo. Pasal 5 (b) jo.
Pasal 5 (c) EA, dan ketentuan Pasal 1253 KUHPerdata, secara
In
A

hukum EA telah berakhir secara otomatis tanpa memerlukan


tindakan atau dokumen ataupun penegasan apapun, dan oleh
ah

lik

karenanya, tidak ada lagi ikatan/ hubungan hukum dengan


LNGI;
m

ub

3.5. Walau EA telah berakhir, LNGI masih ingin mewujudkan proyek


mini LNG dengan sumber gas dari Lapangan Senoro. Karena
ka

LNGI adalah pebisnis baru dalam industri LNG, yang


ep

memerlukan fundamental finansial, pengalaman, teknologi, dan


ah

jaringan pemasaran yang kuat dan luas, maka LNGI


R

diperkenalkan kepada para pebisnis internasional guna


es

mendukung LNGI, yaitu antara lain dengan Itochu Corporation,


M

ng

Anadarko, dan Mitsubishi. LNGI menyambut baik perkenalan


on
gu

Hal. 92 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut, dan berdasarkan kesepakatannya, LNGI dan pihak-

R
pihak tersebut di atas secara terpisah menjajaki hubungan atas

si
dasar business to business yang didahului dengan

ne
ng
penandatangan Confidentiality Agreement (“CA”);
3.6. Setelah Pertamina dan Pemohon I melakukan diskusi intensif
untuk menentukan pola mana yang terbaik dalam

do
gu pengembangan Lapangan Senoro dan di sisi lain Pertamina
juga memikirkan pola terbaik untuk mengembangkan Area

In
A
Matindok, maka Pertamina menghendaki adanya
penggabungan pengembangan gas antara Lapangan Senoro
ah

dan Area Matindok. Pemohon I dan Pertamina kemudian

lik
memutuskan untuk mengembangkan bisnis LNG dengan
struktur skema hilir (downstream) dengan sumber gas yang
am

ub
merupakan penggabungan dari Lapangan Senoro dan
lapangan-lapangan yang berada di Area Matindok. Dalam
ep
rangka mengembangkan bisnis skema hilir (downstream)
k

tersebut Pertamina dan Pemohon I akan membentuk usaha


ah

bersama (joint venture company) dengan mengikutsertakan


R

si
mitra investasi untuk memiliki, mendanai dan berbagi resiko.
Untuk itu, Pemohon I dan Pertamina menyepakati untuk

ne
ng

mengadakan proses seleksi calon mitra investasi untuk


melakukan pembangunan kilang LNG dengan skema hilir

do
gu

(downstream) yang memanfaatkan gas bumi dari kedua


Lapangan Senoro dan Area Matindok (selanjutnya disebut
dengan “Proyek LNG Donggi-Senoro”). Dengan demikian,
In
A

dalam Proyek LNG Donggi-Senoro, Pertamina, Pemohon I dan


mitra terpilih kelak akan membentuk usaha bersama untuk
ah

lik

memiliki, mendanai dan menanggung resiko, yang sama sekali


berbeda dengan proses tender yang mensyaratkan adanya
m

ub

tawaran mengajukan harga untuk memborong atau


melaksanakan suatu pekerjaan, mengadakan, membeli, atau
ka

menjual barang dan jasa;


ep

3.7. Sebagai tindak lanjut proses seleksi calon mitra terkait Proyek
ah

LNG Donggi-Senoro, pada tanggal 1 September 2006


R

Pertamina dan Pemohon I menyampaikan undangan dan Term


es

of Reference (“TOR”) kepada 7 (tujuh) perusahaan pebisnis


M

ng

LNG internasional, yaitu (i) LNGEU, yang kemudian


on
gu

Hal. 93 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bekerjasama dengan Osaka Gas dan Golar dengan membentuk

R
suatu konsorsium (“LNGEU atau LNGEU/Osaka Gas/Golar”); (ii)

si
Itochu Corporation (“Itochu”); (iii) LNG Japan Corporation (“LNG

ne
ng
Japan”); (iv) Marubeni Corporation (“Marubeni”); (v) Mitsubishi;
(vi) Mitsui & Co. Ltd (“Mitsui”); dan (vii) Toyota Tsoshu
Corporation (“Toyota”), dan meminta agar perusahaan yang

do
gu berminat mengirimkan proposal selambat-lambatnya pada
tanggal 22 September 2006;

In
A
3.8. Sehubungan juga dengan adanya minat untuk berpartisipasi
pengembangan Proyek LNG Donggi Senoro dari (i) British Gas
ah

Asia Pasific Pte. Ltd (“British Gas”), (ii) Japan Petroleum

lik
Exploration (“Japex”) dan, (iii) PT Pasific Oil & Gas Indonesia
(“POGI”) yang disampaikan kepada Pertamina, maka pada
am

ub
tanggal 13 September 2006, Pemohon I dan Pertamina juga
mengundang 3 (tiga) perusahaan tersebut;
ep
3.9. Dari tanggal 25 September 2006 sampai dengan tanggal 10
k

Oktober 2006 tim evaluator masing-masing Pertamina dan


ah

Pemohon I mengadakan evaluasi secara independen dan


R

si
sendiri-sendiri atas proposal yang ada. Pemohon I yang telah
menunjuk dan dibantu oleh konsultan independen, yaitu White &

ne
ng

Case (kantor hukum internasional), Widyawan & Partners


(konsultan hukum nasional) dan PriceWaterhouseCoopers

do
gu

(”PWC”) kemudian melakukan evaluasi pemilihan untuk


menyeleksi calon mitra;
3.10. Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006 tim evaluator masing-
In
A

masing Pertamina dan Pemohon I melaporkan hasil evaluasi


kepada Direksi masing-masing Pertamina dan Pemohon I, di
ah

lik

mana Pemohon I merekomendasikan 3 (tiga) perusahaan, yaitu:


(i) LNGEU/Osaka/Golar; (ii) Mitsubishi; dan (iii) Mitsui.
m

ub

Sementara itu, Pertamina merekomendasikan 3 (tiga)


perusahaan, yaitu: (i) LNG Japan; (ii) Mitsubishi; dan (iii) Mitsui;
ka

3.11. Setelah hasil penilaian digabungkan, maka hasilnya adalah


ep

Mitsubishi dan Mitsui sebagai recommended shortlisted


ah

partners. LNGEU tersisih karena tidak direkomendasikan oleh


R

Pertamina, dan LNG Japan tersisih karena tidak


es

direkomendasikan oleh Pemohon I;


M

ng

on
gu

Hal. 94 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.12. Pada tanggal 19 Oktober 2006, diadakan rapat direksi

R
Pertamina dan Pemohon I untuk mendengarkan laporan hasil

si
masing-masing tim evaluator Pertamina dan Pemohon I, dan tim

ne
ng
evaluator sepakat untuk mengusulkan additional clarification
question kepada Mitsubishi dan Mitsui, mengingat proposal
Mitsubishi dan Mitsui masih bersifat kualitatif,sehingga perlu

do
gu dikuantifikasi, dan untuk memastikan komitmen mereka
terhadap isi proposal mereka, yang semuanya ini dilakukan

In
A
agar tidak terjadi under bid (memenangkan peserta yang tidak
memenuhi persyaratan TOR) dan tidak terjadi kekeliruan/
ah

kesalahan dalam memutuskan pemenang.

lik
Direksi Pertamina dan Pemohon I menyetujui usulan tim
evaluator tersebut. Selanjutnya melalui persyaratan mengenai
am

ub
Request For Binding Proposal (“RFB”), dengan tujuan untuk
lebih melindungi Pemohon I dan Pertamina serta Pemerintah
ep
terkait dengan Proyek LNG Donggi-Senoro, maka Mitsui dan
k

Mitsubishi diminta untuk memastikan komitmen mereka.


ah

3.13. Mengingat tahap ini adalah untuk mengkuantifikasi usulan


R

si
peserta, proposal hanya memuat 2 (dua) hal, yaitu (a) partner to
accept (apakah calon mitra menerima atau tidak), dan (b)

ne
ng

partner to propose (calon mitra memberikan usulan) terhadap


item-item yang disebutkan di dalamnya. Setelah menerima

do
gu

proposal Mitsubishi dan Mitsui dalam tahap ini, Mitsubishi


menerima atau memenuhi persyaratan yang diminta, sehingga
proposal Mitsubishi merupakan proposal terbaik. Sebaliknya,
In
A

Mitsui dalam proposalnya membuat disclaimer (hal-hal yang


membuat tidak bisa dituntut) bahwa proposalnya bersifat
ah

lik

indikatif, bersifat informatif saja dan hanya berlaku untuk jangka


waktu selama 6 (enam) bulan (vide berkas perkara Termohon
m

ub

No. S.9). Proposal Mitsui yang seperti itu jelas tidak


memberikan perlindungan hukum kepada Pertamina dan
ka

Pemohon I sebagai penyelenggara yang nantinya akan


ep

menanggung resiko bersama-sama dengan mitra terpilih terkait


ah

dengan Proyek LNG Donggi-Senoro dan bertentangan dengan


R

tujuan tahap ini, karena Mitsui secara hukum mempunyai alasan


es

hukum yang sah untuk membatalkan isi proposalnya dengan


M

ng

alasan hukum bahwa proposalnya tidak mengikat, bersifat


on
gu

Hal. 95 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
indikatif, bersifat informatif saja dan hanya berlaku selama 6

R
(enam) bulan. Mempertimbangkan semua hal -hal tersebut di

si
atas, dan karena proposal Mitsubishi merupakan proposal

ne
ng
terbaik, maka Pertamina dan Pemohon I memilih Mitsubishi
sebagai mitra terpilih;
3.14. Tiba-tiba saja tanpa diduga, pada tanggal 28 Agustus 2008,

do
gu Termohon memanggil para pihak untuk menghadiri proses
klarifikasi serta lebih lanjut melakukan pemeriksaan

In
A
berdasarkan laporan LNGEU yang melaporkan Mitsubishi
terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 20 dan Pasal 21 UU
ah

No. 5/1999. Para Pemohon telah memberikan informasi-

lik
informasi serta dokumen-dokumen apa saja yang diminta oleh
Termohon, dan Para Pemohon mengetahui kemudian
am

ub
Pertamina dan Mitsubishi mengalami dan melakukan hal yang
sama. Pada tanggal 7 Januari 2009 Termohon meng-hentikan
ep
pemeriksaannya dengan alasan laporan tidak lengkap dan tidak
k

jelas berdasarkan informasi yang diperoleh dari media;


ah

3.15. Secara tiba-tiba saja Termohon memulai lagi pemeriksaannya


R

si
pada 29 Januari 2009 atas laporan LNGEU terhadap Mitsubishi
terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 20, Pasal 21 dan

ne
ng

Pasal 22 UU No. 5/1999. Terhadap pemeriksaan untuk kedua


kalinya ini pun, Termohon pada 9 Juni 2009 telah menghentikan

do
gu

kembali pemeriksaannya yang telah menyimpulkan sendiri


bahwa laporan tidak lengkap dan tidak jelas;
3.16. Namun kembali secara sewenang-wenang dan tanpa
In
A

berdasarkan kepastian hukum, atas dasar inisiatifnya sendiri,


Termohon pada tanggal 24 Juni 2010 memulai lagi
ah

lik

pemeriksaannya untuk ketiga kalinya dengan tuduhan


pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 tentang persekongkolan
m

ub

memenangkan tender dan Pasal 23 UU No. 5/1999 tentang


persekongkolan mendapatkan informasi rahasia pesaing;
ka

3.17. Dengan mengabaikan fakta-fakta yang terbukti, tanpa


ep

pertimbangan yang cukup dan tanpa memperdulikan tanggapan


ah

para terlapor (Para Pemohon, Pertamina dan Mitsubishi),


R

Termohon menyatakan Pemohon I melanggar Pasal 22 dan


es

Pasal 23 UU No. 5/1999 dan mengenakan denda sebesar


M

ng

Rp5.000.000.000 (lima milyar rupiah), serta menyatakan


on
gu

Hal. 96 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon II melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999 dan

R
mengenakan denda sebesar Rp1.000.000.000 (satu milyar

si
rupiah);

ne
ng
3.18. Sebenarnya, tanda-tanda bahwa Termohon akan menghukum
Para Pemohon, Pertamina dan Mitsubishi sudah mulai terlihat
sejak awal, yang ditandai dari kenyataan bahwa perkara ini

do
gu diperiksa kembali setelah 2 (dua) kali dihentikan. Para Pemohon
berulang kali selama pemeriksaan-pemeriksaan telah

In
A
menyampaikan bahwa proses seleksi mitra tidak termasuk
dalam ruang lingkup tender sebagaimana dimaksud Pasal 22
ah

UU No. 5/1999, karena proses seleksi tersebut bukan

lik
merupakan penawaran harga untuk memborong pekerjaan,
pengadaan atau penyediaan barang/jasa, akan tetapi
am

ub
merupakan proses untuk menyeleksi calon mitra investor untuk
mendirikan suatu perusahaan yang secara bersama-sama
ep
memiliki, mendanai dan berbagi resiko atas kegiatan usaha dari
k

perusahaan yang didirikan.


ah

Tanpa memperdulikan alasan Para Pemohon tersebut,


R

si
sekalipun alasan-alasan tersebut telah didukung oleh pendapat
dari 2 (dua) Ahli Hukum Persaingan Usaha berdasarkan berkas

ne
ng

perkara Termohon No. B36 dan berkas perkara Termohon No.


M19, sebaliknya dengan merujuk kata pengantar yang terdapat

do
gu

pada halaman 1 paragraf 2 dari buku asing, yang diedit oleh


Maarten Janssen pada tahun 2004 (“Buku Maarten Janssen”),
secara keliru menyatakan proses seleksi calon mitra tersebut
In
A

merupakan tender sebagaimana dimaksud Pasal 22 UU No.


5/1999. Pada faktanya, justru Buku Maarten Janssen yang
ah

lik

dijadikan rujukan oleh Termohon tersebut malah bertentangan


dengan pemahaman Termohon, karena buku tersebut adalah
m

ub

mengenai masalah lelang atas aset-aset pemerintah, dan bukan


membahas seleksi mitra investasi. Dari judulnya saja, yaitu
ka

“AUCTIONING PUBLIC ASSETS - ANALYSIS AND


ep

ALTERNATIVES,” yang apabila diterjemahkan secara bebas


ah

dalam Bahasa Indonesia adalah ““LELANG ASET PUBLIK -


R

ANALISA DAN ALTERNATIF”, jelas membuktikan bahwa buku


es

tersebut tidak membahas seleksi calon mitra sebagai tender.


M

ng

on
gu

Hal. 97 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Oleh karena itu sangat tidak tepat Termohon mendasarkan

R
putusannya berdasarkan Kata Pengantar (Introduction) buku

si
tersebut. Berdasarkan hal di atas, terbukti bahwa dengan

ne
ng
merujuk Buku Maarten Janssen, Termohon telah memaksakan
interpretasi proses seleksi calon mitra sebagai tender
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999,

do
gu padahal Buku Maarten Janssen itu sendiri tidak membahas
masalah tender;

In
A
3.19. Selama masa pemeriksaan, Para Pemohon telah
menyampaikan alasan-alasannya bahwa tuduhan pelanggaran
ah

Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak berdasar, namun

lik
tidak diperdulikan oleh Termohon. Berikut hanyalah beberapa
contoh saja:
am

ub
 Termohon berkesimpulan bahwa Para Pemohon merupakan
pesaing/ saingan dari LNGEU dalam proses seleksi calon
ep
mitra sebagai salah satu unsur dari Pasal 23 UU No. 5/1999,
k

padahal berdasarkan logika sederhana pun secara mudah


ah

dapat dipahami bahwa para pihak yang bersaing adalah para


R

si
peserta dalam proses dalam seleksi mitra tersebut, bukan
antara penyelenggara (Pemohon I) dan peserta. Lagi pula,

ne
ng

Pemohon II bukanlah penyelenggara dan tidak juga peserta


dalam seleksi mitra tersebut;

do
gu

 Persyaratan teknologi yang proven (artinya teknologi teruji)


yang dimintakan kepada para peserta dalam rangka
melindungi kepentingan Pemohon I, Pertamina dan
In
A

Pemerintah Republik Indonesia malah disimpulkan oleh


Termohon sebagai pelanggaran TOR. Termohon sepertinya
ah

lik

menginginkan teknologi yang diperlukan adalah teknologi dan


kualitas rendah.
m

ub

3.20. Selain itu, setiap kali tahapan pemeriksaan berlanjut (mulai dari
tahapan klarifikasi, tahap pemeriksaan pendahuluan ke tahap
ka

pemeriksaan lanjutan, dan bahkan sampai sidang majelis


ep

Termohon), tuduhan-tuduhan Termohon selalu berubah-ubah,


ah

sehingga tidak jelas berdasarkan fakta apa yang sebenarnya


R

dituduhkan. Terkesan Termohon mencari-cari alasan dengan


es

tujuan satu-satunya bagaimanapun sahnya alasan yang


M

ng

dikemukakan, Para Pemohon dan terlapor lainnya harus


on
gu

Hal. 98 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dihukum. Salah satu contoh saja dari banyaknya tuduhan

R
Termohon yang terus menerus berubah-ubah, yaitu:

si
 Pada awalnya, Termohon menyatakan bahwa proses seleksi

ne
ng
tersebut hanya merupakan alibi untuk menyingkirkan LNGI,
sekarang dalam Putusannya, Termohon menyatakan proses
seleksi tersebut diskriminasi, penilaian yang mengambang,

do
gu persaingan semu dan tuduhan tidak berdasar lainnya namun
tidak bertujuan untuk menyingkirkan LNGI.

In
A
3.21. Dalam proses pemeriksaan berkas (inzage) pun, disamping
kesempatan waktu yang diberikan oleh Termohon sangat
ah

sempit, Para Pemohon pun hanya diijinkan untuk memeriksa

lik
berkas yang diajukan oleh Para Pemohon sendiri dan berita
acara pemeriksaan lainnya, padahal untuk kepentingan
am

ub
pembelaan Para Pemohon isi berkas-berkas/bukti-bukti lain
yang diajukan oleh Terlapor lain (Pertamina dan Mitsubishi)
ep
sangat diperlukan. Para Pemohon telah menyatakan
k

keberatannya atas hal ini dengan memberikan catatan pada


ah

berita acara pemeriksaan berkas (inzage) tersebut.


R

si
3.22. Ada kesan bahwa dalam membuat Putusannya, Termohon
memihak kepada pelapor awal, yaitu LNGEU. Sangat

ne
ng

disayangkan bahwa lembaga pemerintah yang seharusnya


melindungi warganya malah dipergunakan sebagai sarana

do
gu

menghukum warganya atas tuduhan pelanggaran, yang tidak


dilakukannya dan tidak terbukti terjadi sama sekali. Putusan
Termohon haruslah dibatalkan dan Para Pemohon menolak
In
A

dengan tegas setiap dalil-dalil Termohon dalam Putusannya


kecuali yang Para Pemohon secara tegas mengakuinya.
ah

lik

IV. KEBERATAN SECARA SINGKAT


Ada berbagai alasan mengapa Para Pemohon sampai pada kesimpulan
m

ub

bahwa Putusan Termohon secara fundamental salah dan cukup alasan


untuk dinyatakan batal demi hukum atau harus dibatalkan yang secara
ka

singkat diuraikan sebagai berikut:


ep

4.1. Termohon Tidak Menerapkan Due Process of Law dalam


ah

Proses Pemeriksaannya, sehingga Putusan Termohon


R

Cacat Hukum dan Sudah Sepatutnya Dibatalkan:


es

4.1.1. Fakta Hukum Pertama: Termohon tidak memberikan


M

ng

waktu yang patut bagi Para Pemohon untuk


on
gu

Hal. 99 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengajukan pembelaannya maupun pada saat

R
pemanggilan pemeriksaan;

si
4.1.2. Fakta Hukum Kedua: Termohon telah melanggar hak

ne
ng
Para Pemohon dalam proses pemeriksaan berkas
perkara (inzage);
4.1.3. Fakta Hukum Ketiga: Termohon telah memutus atas

do
gu dasar peraturannya yang berlaku surut (retroaktif).
4.2. Termohon Tidak Berwenang Menangani dan Memeriksa

In
A
Hal-hal di Luar Ruang Lingkup UU No. 5/1999;
4.3. Termohon Telah Melakukan Kesalahan Berat dalam
ah

Menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999, karena:

lik
4.3.1. Termohon salah menerapkan hukum, karena
Putusan Termohon sukar dapat dipahami dan tidak
am

ub
cukup dipertimbangkan;
4.3.2. Termohon salah menerapkan hukum dalam
ep
penerapan persyaratan “persekongkolan” dalam
k

proses seleksi ini;


ah

4.3.3. Putusan Termohon tidak dapat dipahami, alasan-


R

si
alasannya tidak jelas dan Termohon mengabaikan
fakta-fakta sehubungan dengan tuduhan

ne
ng

persekongkolan ;
4.3.4. Termohon salah menerapkan hukum, karena

do
gu

Putusan Termohon hanya didasarkan pada Kata


Pengantar (Introduction) dari sebuah buku;
4.3.5. Termohon salah menerapkan hukum, karena
In
A

Putusan Termohon mendasarkan pada Perkom No.


02/2010 yang bertentangan dengan UU No. 5/1999;
ah

lik

4.4. Termohon Telah Melakukan Kesalahan Berat dalam


Menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, karena:
m

ub

4.4.1. Termohon telah melampaui kewenangannya karena


membuat sendiri sistem penghukuman baru tanpa
ka

melalui undang-undang;
ep

4.4.2. Salah penerapan hukum karena Para Pemohon


ah

bukan pesaing dari LNGEU/LNGI;


R

4.4.3. Salah penerapan hukum karena Termohon


es

menghukum perbuatan yang sah;


M

ng

on
gu

Hal. 100 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.4.4. Termohon telah salah menerapkan Pasal 22 dan

R
Pasal 23 UU No. 5/1999 karena Termohon tidak

si
menguraikan “pasar bersangkutan” dalam perkara ini;

ne
ng
4.5. Yang Dianggap Terbukti oleh Termohon Ternyata Tidak
Terbukti, dan Tidak Layak Sebagai Dasar Tuduhan
Pelanggaran Pasal 22 dan 23 UU No. 5/1999.

do
gu 4.5.1. Proses seleksi calon mitra tidak diskriminatif.
4.5.1.1. Komunikasi tidak hanya dengan

In
A
Mitsubishi, tetapi juga pihak-pihak lain,
yang tidak terkait dengan TOR dalam
ah

proses seleksi mitra investasi;

lik
4.5.1.2. Undangan pada tanggal 13 September
2006 tidak membuktikan diskriminasi.
am

ub
4.6. Proses Seleksi Calon Mitra Tidak Pernah Diarahkan untuk
Memenangkan Mitsubishi, Akan Tetapi Terpilihnya
ep
Mitsubishi Karena Mitsubishi Telah Memenuhi Persyaratan
k

TOR, dan Proposal Mitsubishi Merupakan Proposal Terbaik.


ah

4.6.1. Cara penilaian Pertamina dan Pemohon I


R

si
diperlakukan sama terhadap calon mitra yang
membuktikan seleksi calon mitra dilaksanakan

ne
ng

dengan objektif dan fair;


4.6.2. Tentang persyaratan jointly and severally liable;

do
gu

4.6.3. Tidak ada pertentangan antara TOR dan keputusan


Direksi dalam hal pemasaran LNG;
4.6.4. Gugurnya Osaka Gas dalam seleksi calon mitra
In
A

disebabkan karena Osaka Gas tidak memenuhi TOR;


4.6.5. Teknologi yang proven adalah persyaratan wajib
ah

lik

yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan seleksi


calon mitra;
m

ub

4.6.6. Semua persyaratan yang diperlukan telah


diberitahukan secara terbuka kepada dan diketahui
ka

sepenuhnya oleh para peserta;


ep

4.6.7. Binding proposal dipersyaratkan untuk melindungi


ah

hak-hak dan kredibilitas proses seleksi bukan suatu


R

usaha untuk menyingkirkan Mitsui.


es

4.7. Tuduhan Tentang Persekongkolan dalam Proses Seleksi


M

ng

Calon Mitra Tidak Mempunyai Dasar Sama Sekali, karena:


on
gu

Hal. 101 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.7.1. Tidak ada perlakuan diskriminasi;

R
4.7.2. TOR dan Rapat Klarifikasi TOR yang disampaikan

si
sudah memuat key criteria dan items sebagai bahan

ne
ng
untuk mengevaluasi proposal calon mitra yang sudah
lazim dan mudah dipahami oleh pebisnis LNG;
4.7.3. Tidak ada perlakuan eksklusif kepada Mitsubishi.

do
gu 4.8. Tidak Ada Suatu Informasi Rahasia Pesaing dalam Perkara
Ini.

In
A
4.8.1. Tidak ada informasi rahasia LNGEU/LNGI dalam
perkara ini;
ah

4.8.2. Tidak ada informasi pekerjaan awal LNGI yang dapat

lik
digunakan dalam menyusun proposal proyek dalam
proses seleksi calon mitra karena informasi yang
am

ub
didapat dari proses due diligence sama sekali
berbeda dan tidak relevan dengan proses seleksi
ep
calon mitra;
k

4.8.3. Informasi yang didapat oleh Mitsubishi dalam proses


ah

due diligence (kalau ada) didapatkan secara sah dan


R

si
atas ijin/persetujuan LNGI, sehingga merupakan
persengkongkolan mendapatkan informasi rahasia.

ne
ng

4.9. Pemohon I Tidak Terbukti Melanggar Pasal 22 UU No.


5/1999.

do
gu

4.9.1. Unsur “Pelaku Usaha”


4.9.1.1. Pertimbangan dan diktum Putusan
Termohon saling kontradiksi satu dengan
In
A

yang lain;
4.9.2. Unsur “Dilarang”
ah

lik

4.9.2.1. Pertimbangan dan diktum Putusan


Termohon saling bertolak belakang satu
m

ub

dengan yang lain.


4.9.3. Unsur “Bersekongkol untuk Mengatur atau
ka

Menentukan Pemenang”
ep

4.9.3.1. Alasan Pertama: tidak ada kepentingan


ah

dan manfaatnya bagi Pertamina dan


R

Pemohon I untuk bersekongkol, karena


es

bersekongkol untuk memilih mitra yang


M

ng

on
gu

Hal. 102 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak qualified hanya akan merugikan diri

R
sendiri di kemudian hari;

si
4.9.3.2. Alasan Kedua: proses seleksi calon mitra

ne
ng
sama sekali bukan untuk memenangkan
Mitsubishi;
4.9.3.3. Alasan Ketiga: proposal Mitsubishi telah

do
gu memenuhi persyaratan TOR, sedangkan
proposal Mitsui hanya bersifat informatif,

In
A
tidak mengikat, dapat diubah oleh Mitsui
sewaktu-waktu dan berlaku hanya untuk 6
ah

(enam) bulan;

lik
4.9.3.4. Alasan Keempat: bersekongkol untuk
memenangkan peserta baru dapat
am

ub
dianggap terjadi apabila penyelenggara
melonggarkan persyaratan-persyaratan,
ep
sehingga peserta yang tidak qualified
k

dapat dengan mudah memenuhinya;


ah

4.9.3.5. Alasan Kelima: putusan Termohon tidak


R

si
cukup dipertimbangkan, sehingga haruslah
dibatalkan berdasarkan Jurisprudensi

ne
ng

Tetap Mahkamah Agung dan Surat Edaran


MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25

do
gu

November 1974.
4.9.4. Unsur “Pihak Lain”
4.9.4.1. “Pihak lain” tidak dapat dikenakan sanksi
In
A

administratif;
4.9.4.2. Pertimbangan dan diktum Putusan
ah

lik

Termohon saling bertolak belakang satu


dengan yang lain, yang sangat sukar
m

ub

dipahami.
4.9.5. Unsur “Tender”
ka

4.9.6. Unsur “Dapat Mengakibatkan Persaingan Usaha


ep

Tidak Sehat”
ah

4.10. Para Pemohon Tidak Terbukti Melanggar Pasal 23 UU No.


R

5/1999.
es

4.10.1. Unsur “Pelaku Usaha”


M

ng

on
gu

Hal. 103 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4.10.1.1. Pertimbangan dan diktum Putusan

R
Termohon saling bertolak belakang satu

si
dengan yang lain;

ne
ng
4.10.2. Unsur “Dilarang”
4.10.2.1. Pertimbangan dan diktum Putusan
Termohon saling bertolak belakang satu

do
gu dengan yang lain;
4.10.3. Unsur “Bersekongkol”

In
A
4.10.4. Unsur “Pihak Lain”
4.10.4.1. Pertimbangan dan diktum Putusan
ah

Termohon saling bertolak belakang satu

lik
dengan yang lain;
4.10.5. Unsur “Pesaing”
am

ub
4.10.6. Unsur “Mendapatkan Informasi Rahasia Kegiatan
Usaha Yang Diklasifikasikan Sebagai Rahasia
ep
Perusahaan”
k

4.10.6.1. Alasan Pertama: tidak ada persekongkolan


ah

untuk mendapatkan informasi


R

si
LNGEU/LNGI;
4.10.6.2. Alasan Kedua: tidak ada kepentingan Para

ne
ng

Pemohon untuk bersekongkol dengan


Mitsubishi atau Mitsui untuk mendapatkan

do
gu

informasi rahasia LNGI;


4.10.6.3. Alasan Ketiga: due diligence dilakukan
jauh sebelum proses seleksi mitra;
In
A

4.10.6.4. Alasan Keempat: perkenalan dan


penandatanganan CA tidak hanya
ah

lik

dilakukan dengan Mitsubishi tetapi juga


kepada pihak lain;
m

ub

4.10.6.5. Alasan Kelima: Para Pemohon tidak


memiliki kepentingan apapun atas hasil
ka

due diligence yang dilakukan oleh


ep

Mitsubishi.
ah

4.10.7. Unsur “Dapat Mengakibatkan Persaingan Usaha


R

Tidak Sehat”
es

4.11. Tidak Ada Pertimbangan Tentang Dasar Penghukuman, Cara


M

ng

Dan Besarnya Denda.


on
gu

Hal. 104 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
V. ALASAN-ALASAN KEBERATAN SECARA RINCI

R
Termohon TIDAK MENERAPKAN DUE PROCESS OF LAW DALAM

si
PROSES PEMERIKSAANNYA, SEHINGGA PUTUSAN Termohon

ne
ng
CACAT HUKUM DAN SUDAH SEPATUTNYA DIBATALKAN
1. Salah satu syarat sahnya suatu putusan adalah apabila putusan
dibuat/diambil berdasarkan asas hukum due process of law

do
gu (proses hukum/acara yang layak). Ternyata Termohon telah
melanggar asas hukum ini, yang mengakibatkan Putusan

In
A
Termohon batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus
dibatalkan. Hal ini telah ditegaskan oleh Yurisprudensi Mahkamah
ah

Agung No. 209K/TUN/2004 tanggal 14 Oktober 2004:

lik
“Bahwa tidak adanya kesempatan inzage tersebut bertentangan
dan melanggar ketentuan hukum acara, sebagaimana yang
am

ub
diharuskan menurut pasal 126 ayat (1) UU 5/1986 tentang
Peradilan TUN, sebab kesempatan inzage merupakan ketentuan
ep
prosedural yang menjamin bahwa berkas perkara yang akan
k

dikirim ke Pengadilan Tinggi sudah benar memuat semua


ah

dokumen yang relevan bagi kepentingan pembelaan kedua belah


R

si
pihak masing-masing secara adil (fair trial)”
Bahwa dengan adanya kesalahan dalam penerapan hukum

ne
ng

tersebut di atas, yang merupakan alasan untuk diterimanya


permohonan kasasi, maka putusan Pengadilan Tinggi harus

do
gu

dibatalkan, dan Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara a quo


berdasarkan pertimbangan di bawah ini;
Bahwa ternyata Termohon tidak menerapkan due process of law
In
A

dalam proses pemeriksaannya, yang jelas sangat merugikan Para


Pemohon dan menghasilkan putusan yang cacat atau batal demi
ah

lik

hukum, yang terbukti berdasarkan fakta-fakta hukum sebagai


berikut:
m

ub

Fakta Hukum Pertama: Termohon tidak memberikan waktu yang


patut bagi Para Pemohon untuk mengajukan pembelaannya
ka

maupun pada saat pemanggilan pemeriksaan


ep

1.1. Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Termohon


ah

No.1283/AK/ KMK/XII/2010 tertanggal 16 Desember 2010


R

beserta lampiran-lampirannya yang diterima oleh Para


es

Pemohon pada tanggal 17 Desember 2010 (berkas


M

ng

Termohon No. A98), pada pokoknya menyatakan bahwa


on
gu

Hal. 105 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) Pemeriksaan Lanjutan telah selesai dilaksanakan oleh

R
Termohon pada tanggal 24 November 2010, (b) Termohon

si
memberikan waktu kepada Para Pemohon untuk

ne
ng
menyampaikan pembelaannya pada persidangan tanggal
27 Desember 2010, dan (c) dalam rangka pembelaan
tersebut, Termohon menyatakan pemeriksaan atas berkas

do
gu perkara akan dilaksanakan tanggal 20 Desember 2010;
1.2. Sebagaimana telah ditentukan dengan tegas dalam

In
A
Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1
Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara di
ah

KPPU (“Perkom 1/2006”), perhitungan hari dalam dalam

lik
penanganan perkara pada Termohon menggunakan hari
kerja;
am

ub
1.3. Dengan demikian, praktis Termohon hanya mempunyai
kesempatan selama 3 (tiga) hari kerja untuk
ep
mempersiapkan pembelaannya, terhitung setelah tanggal
k

pemeriksaan berkas perkara (inzage). Waktu yang sangat


ah

singkat tersebut tidak cukup mengingat banyaknya berkas


R

si
yang dimiliki oleh Termohon yang seharusnya diperiksa
oleh Para Pemohon guna kepentingan pembelaannya, dan

ne
ng

mengingat juga Para Pemohon tidak diijinkan untuk


mengikuti pemeriksaan dari dan berkas-berkas/bukti-bukti

do
gu

pihak-pihak lainnya (Pertamina dan Mitsubishi), sehingga


Para Pemohon tidak mengetahui apa yang terjadi dengan
perkara yang diperiksa oleh Termohon, dan waktu yang
In
A

sangat singkat tersebut sangat merugikan kepentingan


pembelaan dari Para Pemohon;
ah

lik

1.4. Ketidakpatutan pemanggilan pemeriksaan oleh Termohon,


antara lain, terlihat dalam pemanggilan kepada Tim
m

ub

Evaluator Pemohon I pada tahap pemeriksaan lanjutan,


dimana berdasarkan Surat Panggilan dari Termohon No.
ka

130/KPPUTP-PL//KMK/VIII/2010 tertanggal 30 Agustus


ep

2010, Termohon memanggil Tim Evaluator Termohon I


ah

untuk didengar keterangannya sebagai saksi pada tanggal


R

1 September 2010 (berkas Termohon No. A98). Panggilan


es

ini bahkan berjangka waktu kurang dari 3 (tiga) hari


M

ng

kalender sehingga menjadi sangat tidak patut dan terbukti


on
gu

Hal. 106 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bahwa Termohon sama sekali tidak mengindahkan dan

R
gagal menerapkan due process of law dalam proses

si
pemeriksaannya;

ne
ng
1.5. Berbanding terbalik dengan sangat sedikitnya waktu yang
diberikan kepada Para Pemohon, Termohon telah memulai
pemeriksaan perkara aquo sejak tahun 2008, dan

do
gu Termohon telah memiliki dokumen-dokumen dan informasi
lainnya yang disampaikan oleh para terlapor lainnya dan

In
A
pihak ketiga yang dipanggil oleh Termohon untuk
diperiksa. Keadaan tersebut tidak dimiliki oleh Para
ah

Pemohon, sehingga pemeriksaan berat sebelah dan tidak

lik
berimbang, yang bertentangan dengan asas hukum audi et
alteram partem. Disamping itu, fungsi Termohon juga
am

ub
bertindak sebagai penuntut (karena perkara ini atas inisiatif
Termohon), pemeriksa (seperti penyidik dalam perkara
ep
pidana) dan pemutus (hakim) sekaligus, sehingga
k

Termohon memiliki 3 fungsi sekaligus untuk perkara yang


ah

diputuskannya, sehingga due process of law tidak ada;


R

si
Fakta Hukum Kedua: Termohon telah melanggar hak Para
Pemohon dalam proses pemeriksaan berkas perkara (inzage)

ne
ng

1.6. Bahwa selain tidak patutnya waktu yang diberikan oleh


Termohon kepada Para Pemohon dalam pemanggilan dan

do
gu

untuk menyusun pembelaannya, Termohon telah


melanggar due process of law terkait dengan proses
inzage berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
In
A

1.6.1. Pertama: inzage tersebut hanya untuk


memeriksa berkas-berkas yang diajukan oleh
ah

lik

Para Pemohon dan Berita Acara Pemeriksaan


yang lain, dan Para Pemohon tidak
m

ub

diperbolehkan memeriksa berkas-berkas/bukti-


bukti yang diajukan oleh pihak Terlapor lainnya
ka

(in casu Pertamina dan Mitsubishi tanpa alasan


ep

yang jelas. Padahal hal ini sangat penting bagi


ah

Para Pemohon guna menyusun pembelaannya


R

terhadap tuduhan pelanggaran dari oleh


es

Termohon, dan hal ini telah secara tegas diatur


M

ng

dalam peraturan internal Termohon sendiri,


on
gu

Hal. 107 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yaitu Pasal 53 dan Pasal 65 ayat (2) huruf (e)

R
Perkom No.1/2006, yang menentukan bahwa

si
untuk kepentingan penyampaian pendapat atau

ne
ng
pembelaan dan dalam setiap tahapan
pemeriksaan, terlapor berhak melakukan
pemeriksaan alat-alat bukti dugaan pelanggaran

do
gu yang dituduhkan kepadanya;
1.6.2. Kedua: Termohon berinisiatif untuk memeriksa

In
A
proses seleksi calon mitra ini walaupun laporan
atas perkara ini telah dihentikan 2 (dua) kali
ah

oleh Termohon sebelumnya. Para Pemohon

lik
telah hadir dalam pemeriksaan-pemeriksaan
untuk memenuhi panggilan Termohon. Akan
am

ub
tetapi dalam setiap pemeriksaan terhadap Para
Pemohon, dari 5 (lima) anggota Termohon,
ep
paling banyak hanya dihadiri oleh 3 (tiga)
k

anggota Termohon, selainnya absen, sehingga


ah

penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh


R

si
Para Pemohon jelas tidak didengarkan oleh
para anggota Termohon yang absen, halmana

ne
ng

jelas dapat mengakibatkan tidak diperolehnya


penjelasan yang utuh, yang lebih

do
gu

memungkinkan terjadinya pemahaman dan


kesimpulan yang keliru pula atas permasalahan
yang dipersoalkan (lihat berkas Termohon No.
In
A

B8, B9, B12, B13, B14, B19, B20, B28, B29,


B30, B33, B35, B40, B42, B43);
ah

lik

Lagi pula adalah tidak pantas apabila para


anggota Termohon tidak semuanya hadir
m

ub

(paling sering oleh 2 orang dari 5) untuk


mendengarkan keterangan dari pihak yang
ka

dituduhkan, padahal perkara yang sedang


ep

diperiksanya timbul karena inisiatifnya (bukan


ah

karena laporan) dan pemeriksaan sudah


R

dijadwalkannya sebelumnya;
es

Fakta Hukum Ketiga: Termohon telah memutus atas dasar


M

ng

peraturannya yang berlaku surut (retroaktif)


on
gu

Hal. 108 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.7. Berdasarkan azas hukum yang berlaku secara universal,

R
suatu peraturan tidak dapat berlaku surut (non-retroaktif).

si
Hal ini juga telah ditegaskan dalam Pasal 28 huruf I ayat

ne
ng
(1) Undang-Undang Dasar 1945, yang dikutip sebagai
berikut:
“… dan hak-hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum

do
gu yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun.“

In
A
Asas hukum yang sama telah ditentukan dalam Pasal 1
ayat (1) KUHPidana (nullum delictum nulla poena sine
ah

praevia lege poenali), Pasal 4 dan Pasal 18 (2) Undang-

lik
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi
Manusia;
am

ub
1.8. Bahwa Termohon telah membuat pertimbangan
Putusannya atas dasar peraturannya, yang ternyata
ep
ditetapkan pada tanggal 6 Januari 2010, yaitu Peraturan
k

Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 2 Tahun 2010


ah

tentang Pedoman Pasal 22 UU No. 5/1999 (“Perkom No.


R

si
2/2010”) untuk menuduh adanya pelanggaran Pasal 22 UU
No. 5/1999 dalam proses seleksi mitra dalam perkara ini.

ne
ng

Padahal fakta hukum yang terjadi, yang juga telah secara


tegas diakui oleh Termohon sendiri dalam Putusan

do
gu

Termohon bahwa proses seleksi calon mitra yang


dilakukan oleh Pemohon I dan Pertamina terjadi pada
bulan September s/d Desember tahun 2006, sehingga
In
A

proses seleksi telah terjadi 4 tahun jauh sebelum


berlakunya Perkom No. 2/2010 ditetapkan, yaitu tanggal 6
ah

lik

Januari 2010;
1.9. Dengan demikian jelas terbukti bahwa Termohon memutus
m

ub

atas dasar peraturannya yang berlaku surut, sehingga


seluruh pertimbangan Termohon terkait dengan tuduhan
ka

pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 yang didasarkan


ep

pada Perkom No. 2/2010 tersebut haruslah batal demi


ah

hukum atau setidak-tidaknya dibatalkan;


R

Termohon TIDAK BERWENANG MENANGANI DAN MEMERIKSA


es

HAL-HAL DI LUAR RUANG LINGKUP UU NO. 5/1999


M

ng

on
gu

Hal. 109 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Termohon tidak berwenang menangani dan memeriksa perbuatan

R
di luar ruang lingkup UU No. 5/1999. Undang-undang (dalam hal

si
ini Pasal 22 UU No. 5/1999) secara resmi telah membatasi jenis

ne
ng
tender dalam ruang lingkup Pasal 22 UU No. 5/1999, dan
Termohon hanya berwenang untuk memeriksa dan mengenakan
sanksi administratif terhadap jenis tender yang sesuai dengan

do
gu definisi resmi tender dalam penjelasan resmi Pasal 22 UU No.
5/1999, yaitu hanya terbatas pada tawaran mengajukan harga

In
A
untuk memborong suatu pekerjaan, tawaran mengajukan harga
untuk mengadakan barang, atau tawaran mengajukan harga untuk
ah

menyediakan jasa;

lik
Penjelasan resmi tersebut dibuat oleh pembuat undang-undang
supaya Termohon jangan menangani dan memeriksa sesuatu di
am

ub
luar ruang lingkup dari penjelasan resmi tersebut.
3. Sebaliknya, dalam proses seleksi calon mitra yang
ep
diselenggarakan oleh Pertamina dan Pemohon I, ternyata:
k

3.1. Pertama: Tidak ada tawaran harga untuk memborong


ah

pekerjaan, tidak ada tawaran harga mengadakan (procure)


R

si
barang/jasa atau tidak ada tawaran harga menyediakan
barang/jasa dari penyedia (provider) kepada pemilik

ne
ng

(owner) sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 22 UU


No. 5/1999. Proses seleksi mitra yang dilakukan oleh

do
gu

Pertamina dan Pemohon I adalah proses seleksi untuk


menjadi pemegang saham atas perusahaan yang akan
didirikan bersama oleh Pertamina, Pemohon I dan calon
In
A

mitra investasi, yang akan secara bersama-sama akan


memiliki, mendanai dan menanggung resiko atas
ah

lik

perusahaan yang akan didirikan tersebut (vide berkas


Termohon No. M12, M13, S1, S2, S3, dan S6);
m

ub

3.2. Kedua: Proses seleksi calon mitra tersebut tidak untuk


memborong pekerjaan, dan/atau mengadakan barang-
ka

barang barang/jasa, atau menyediakan jasa.


ep

Pemborongan pekerjaan, pengadaan atau penyediaan


ah

barang/jasa (kalau ada) akan dilakukan oleh perusahaan


R

yang akan didirikan kemudian, dan bukan oleh mitra


es

terpilih, bukan oleh Pertamina, dan bukan oleh Pemohon I


M

ng

on
gu

Hal. 110 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
serta bukan pula merupakan objek proses seleksi calon

R
mitra dalam perkara ini;

si
3.3. Ketiga: Karena dalam proses seleksi ini tidak ada tawaran

ne
ng
harga dari penyedia jasa (provider) kepada pemilik (owner)
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 22 UU No. 5/1999,
maka Pertamina dan Pemohon I sama sekali tidak

do
gu menerima pembayaran fee atau harga pembayaran dari
Mitsubishi atas terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra,

In
A
malahan Pertamina dan Pemohon I melakukan investasi
sebagai modal dalam perusahaan yang akan didirikan
ah

bersama dengan mitra terpilih;

lik
3.4. Keempat: dalam pengertian tender berdasarkan Pasal 22
UU No. 5/1999, terjadi transaksi putus (out right
am

ub
transaction) terhadap barang dan atau jasa yang
ditransaksikan, sehingga terjadi peralihan tanggung jawab
ep
hukum atas pelaksanaan penyelesaian secara sempurna
k

atas pengerjaan suatu pekerjaan atau penyediaan barang


ah

dan/atau jasa dari pemilik pekerjaan (owner) kepada


R

si
penyedia (provider). Peralihan tanggung jawab atau
transaksi putus tidak terjadi dalam proses seleksi calon

ne
ng

mitra yang dilakukan oleh Pertamina dan Pemohon I,


karena:

do
gu

a. mitra terpilih akan menyertakan modalnya sebagai


pemegang/ pemilik saham dalam perusahaan yang
didirikan oleh Pertamina, Pemohon I dan mitra terpilih,
In
A

sehingga mereka secara bersama-sama menjalankan


suatu perusahaan (vide berkas Termohon No. M12,
ah

lik

M13, S1, S2, S3, dan S6);


b. tidak ada peralihan tanggung jawab hukum dari
m

ub

Pertamina dan Pemohon I kepada mitra terpilih, akan


tetapi mereka akan secara bersama-sama menanggung
ka

atas keberhasilan (kegagalan) dari perusahaan yang


ep

mereka dirikan.
ah

4. Konsisten dengan rumusan/persyaratan resmi Pasal 22 UU No.


R

5/1999 dan fakta-fakta hukum yang telah diuraikan di atas, Prof.


es

Erman Rajagukguk, S.H., PhD dalam keterangannya (“Pendapat


M

ng

Hukum Ahli Erman Rajagukguk”) (berkas perkara Termohon No.


on
gu

Hal. 111 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
B36) dan Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD, para dosen Fakultas

R
Hukum Universitas Indonesia yang merupakan ahli hukum UU No.

si
5/1999 sebagaimana dilampirkan (“Pendapat Hukum Ahli Kurnia

ne
ng
Toha”) (lampiran berkas perkara Termohon No. M19) telah
menyatakan bahwa proses seleksi calon mitra bukan merupakan
tender yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, yang

do
gu dikutip sebagai berikut:
Keterangan/Pendapat Hukum Ahli Erman Rajagukguk pada

In
A
halaman 3 menyatakan:
“Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidak masuk dalam ruang
ah

lingkup Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999

lik
tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat karena beauty contest pemilihan mitra adalah pemilihan
am

ub
calon partner untuk membangun suatu usaha, bukan mengenai
pengadaan barang/jasa.” (vide berkas Termohon No. B36)
ep
Keterangan/Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha halaman 10 dan
k

11 menyatakan:
ah

“Dari jawaban pada pertanyaan (4) (a) diatas, maka sangat jelas
R

si
bahwa “Seleksi Calon Mitra” tidak masuk dalam pengertian
“Tender” sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.”

ne
ng

(vide Lampiran berkas Termohon No.M19);


5. Bahwa dengan demikian, Termohon telah melampaui

do
gu

kewenangannya dengan menangani, memeriksa dan menghukum


Pemohon I melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999 dan membayar
denda, karena proses seleksi di luar ruang lingkup tender yang
In
A

dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, sehingga Putusan


Termohon batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus
ah

lik

dibatalkan;
Termohon TELAH MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM
m

ub

MENERAPKAN PASAL 22 UU NO. 5/1999


6. Termohon membangun suatu teori dan beranggapan bahwa
ka

pemilihan mitra dengan cara mengundang mitra potensial didesain


ep

untuk memilih Mitsubishi, dan selanjutnya dengan teori tersebut,


ah

Termohon mencari-cari alasan-alasan yang kira-kira cocok dengan


R

teori dan anggapannya, yaitu bahwa (i) pelaksanaan seleksi mitra


es

tersebut dilakukan dengan cara diskriminatif, dan (ii) Pertamina


M

ng

dan Pemohon I mengarahkan Mitsubishi sebagai pemenang;


on
gu

Hal. 112 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Dalam membuat Putusannya, Termohon telah salah menerapkan

R
Pasal 22 UU No. 5/1999 yang diuraikan di bawah ini.

si
Termohon salah menerapkan hukum, karena Putusan Termohon

ne
ng
sukar dapat dipahami dan tidak cukup dipertimbangkan.
7.1. Putusan yang tidak cukup dipertimbangkan, sukar
dipahami dan saling bertolak belakang merupakan alasan

do
gu bagi Pengadilan untuk membatalkannya berdasarkan
Jurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 636 K/Sip/1969

In
A
dan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25
Nopember 1974 ditentukan bahwa:
ah

“Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan/ alasan,

lik
bahkan apabila alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat
dimengerti ataupun bertentangan dengan satu sama lain,
am

ub
maka hal demikian dapat dipandang sebagai suatu
kelalaian dalam acara (“vormverzuim”) yang dapat
ep
mengakibatkan batalnya suatu putusan...”
k

7.2. Pasal 22 UU No.5/1999 mensyaratkan persekongkolan


ah

untuk memenangkan pemenang, dan Termohon


R

si
menganggap hal itu terbukti. Putusan Termohon hanya
didasarkan pada asumsi, perkiraan dan penafsiran belaka,

ne
ng

yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan Mahkamah


Agung dalam Putusannya No. 422 K/Pdt.Sus/2009,

do
gu

tanggal 12 Pebruari 2010, yang mempertimbangkan


sebagai berikut:
- “Bahwa pendapat Majelis KPPU tentang telah
In
A

terjadinya tindakan pengaturan harga penawaran atau


penyesuaian dokumen penawaran diantara peserta
ah

lik

tender anggota APEKSU tidaklah beralasan menurut


hukum, karena pendapat tersebut bukan didasarkan
m

ub

atas bukti yang cukup, kecuali merupakan dugaan


atau kesimpulan yang didasarkan pada persangkaan.”
ka

Demikian juga dalam Putusan Mahkamah Agung No. 109


ep

K/Pdt.Sus/2009, tanggal 30 Maret 2009, yang


ah

mempertimbangkan sebagai berikut:


R

“..., hanyalah merupakan suatu kesimpulan belaka yang


es

tidak dapat dijadikan ukuran bahwa telah terjadi indikasi


M

ng

on
gu

Hal. 113 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
persaingan usaha semu untuk saling memenangkan salah

R
satu paket tender tersebut.”

si
7.3. Putusan-putusan tersebut di atas secara konsisten sesuai

ne
ng
dengan keterangan/pendapat dari Kurnia Toha, S.H.,
LL.M., PhD dalam keterangannya tertanggal 18 Nopember
2010 pada halaman 22 yang menyatakan:

do
gu “Dalam pembuktian ini, maka tidak cukup hanya
didasarkan pada indikasi-indikasi (indirect evidences) yang

In
A
dalam hukum pembuktian digolongkan kepada petunjuk,
namun haruslah didukung dengan bukti yang kuat berupa
ah

bukti-bukti langsung (direct evidences) yang membuktikan

lik
bahwa memang terdapat persekongkolan antara pelaku
usaha.” (vide lampiran berkas Termohon No.M19)
am

ub
7.4. Bahwa ternyata Putusan Termohon untuk menyatakan
terjadinya pelanggaran atas Pasal 22 (dan Pasal 23) UU
ep
No. 5/1999 hanya berdasarkan asumsi, perkiraan atau
k

penafsiran belaka, yang akan diuraikan di bawah ini.


ah

7.5. Pertamina dan Pemohon I bebas sepenuhnya untuk


R

si
menunjuk langsung mitranya berdasarkan kesepakatan,
dan tidak diwajibkan untuk melakukan proses seleksi calon

ne
ng

mitra dalam memilih calon mitranya. Dengan demikian,


kalau tujuannya hanya untuk menunjuk Mitsubishi, maka

do
gu

Pertamina dan Pemohon I tidak perlu melakukan proses


seleksi, apalagi melakukan persekongkolan pula, tetapi
cukup saja menunjuk Mitsubishi secara langsung.
In
A

Tuduhan Termohon tentang persekongkolan sangat


absurd dan tidak dapat kami pahami sama sekali;
ah

lik

7.6. Untuk membuktikan tuduhannya, Termohon diwajibkan


untuk menjelaskan manfaat dan motif-motif Pertamina dan
m

ub

Pemohon I untuk bersekongkol dengan Mitsubishi dalam


proses seleksi tersebut yang manfaatnya dibuktikan
ka

dengan alat-alat bukti hukum yang sah, dan bukan hanya


ep

perkiraan belaka;
ah

7.7. Sehubungan dengan tuduhan persekongkolan untuk


R

menunjuk Mitsubishi, dan mengingat Pertamina dan


es

Pemohon I bebas sepenuhnya untuk menunjuk langsung


M

ng

on
gu

Hal. 114 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mitsubishi, tanpa melalui proses seleksi, maka pertanyaan

R
mendasar yang harus dijawab oleh Termohon adalah:

si
Apa manfaatnya bagi Pertamina dan Pemohon I

ne
ng
bersekongkol untuk memilih Mitsubishi?
7.8. Bahwa proses seleksi calon mitra yang dilakukan oleh
Pertamina dan Pemohon I adalah corporate action

do
gu (tindakan korporat), untuk mencari calon mitra yang kelak
secara bersama-sama menanggung resiko kegagalan dan

In
A
keberhasilan Proyek LNG Donggi-Senoro. Skema yang
diadopsi adalah bahwa Pertamina dan Pemohon I serta
ah

mitra terpilih, akan mendirikan perusahaan baru, yang

lik
kelak secara bersama-sama dengan mitra terpilih akan
menjadi pemegang saham (atau melalui anak
am

ub
perusahaannya) pada perusahaan baru yang dibentuk
tersebut. Karena itu, kegagalan memilih calon mitra yang
ep
tidak qualified akan menjadi beban dan kerugian ekonomis
k

di kemudian hari. Dalam keadaan bagaimanapun, tidak


ah

ada manfaatnya bagi Pertamina dan Pemohon I untuk


R

si
bersekongkol untuk menunjuk calon mitra yang tidak
qualified dalam seleksi tersebut, karena hal itu akan

ne
ng

menjadi kerugian yang sangat besar bagi Pertamina dan


Pemohon I dikemudian hari;

do
gu

7.9. Fakta-fakta hukum tersebut di atas membuktikan dengan


sempurna bahwa terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra
adalah karena proposal Mitsubishi merupakan proposal
In
A

terbaik, dan tidak ada proposal yang lebih baik dari


proposal Mitsubishi, serta dari Putusan Termohon pun
ah

lik

dapat disimpulkan bahwa proposal Mitsubishi merupakan


proposal terbaik, sehingga tuduhan persekongkolan tidak
m

ub

mempunyai dasar sama sekali;


7.10. Dengan demikian, Putusan Termohon sangat sukar dapat
ka

dipahami dan tidak cukup dipertimbangkan, yang harus


ep

dibatalkan berdasarkan Yurisprudensi dan Surat Edaran


ah

Mahkamah Agung di atas;


R

Termohon salah menerapkan hukum dalam penerapan


es

persyaratan “persekongkolan” dalam proses seleksi ini.


M

ng

on
gu

Hal. 115 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7.11. Termohon keliru memahami sifat dasar (nature) dan tujuan

R
proses seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pertamina

si
dan Pemohon I;

ne
ng
7.12. Persyaratan persekongkolan dalam memenangkan
pemenang dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah
kalau ada peserta lain menjadi tersisih yang seharusnya

do
gu terpilih sebagai mitra yang diakibatkan oleh
persekongkolan, atau sebaliknya, apabila penyelenggara

In
A
melonggarkan persyaratan-persyaratan yang diminta
sebagai hasil persekongkolan agar dengan mudah
ah

dipenuhi oleh salah satu peserta yang tidak qualified dan

lik
akhirnya peserta yang tidak qualified tersebut
dimenangkan. Semua hal itu tidak terjadi dalam proses
am

ub
seleksi tersebut;
7.13. Dari Putusan Termohon dapat disimpulkan bahwa
ep
Mitsubishi merupakan mitra terbaik, dan tidak ada proposal
k

yang lebih baik dari proposal Mitsubishi, sehingga tidak


ah

ada alasan bagi Pertamina dan Pemohon I untuk tidak


R

si
memilih Mitsubishi. Untuk membuktikan tuduhan
persekongkolan, Termohon diwajibkan untuk membuktikan

ne
ng

dengan alat-alat bukti hukum yang sah bahwa proposal


Mitsubishi tidak memenuhi TOR, dan ada peserta lain

do
gu

yang seharusnya terpilih sebagai mitra menjadi tersisih,


yang diakibatkan persekongkolan. Hal ini tidak ada sama
sekali dalam Putusan Termohon;
In
A

7.14. Putusan yang demikian itu merupakan putusan yang tidak


cukup dipertimbangkan dan tidak dapat dipahami, yang
ah

lik

harus dibatalkan berdasarkan Jurisprudensi dan Surat


Edaran Mahkamah Agung di atas;
m

ub

Putusan Termohon tidak dapat dipahami, alasan-


alasannya tidak jelas dan Termohon mengabaikan fakta-
ka

fakta sehubungan dengan tuduhan persekongkolan.


ep

7.15. Termohon menuduh Pemohon I dan Pertamina untuk


ah

memenangkan Mitsubishi. Tuduhan tersebut sangat


R

absurd, tidak masuk akal dan sukar dipahami. Kalau


es

tujuannya hanya memenangkan Mitsubishi melalui proses


M

ng

seleksi mitra, Pemohon I tidak perlu menunjuk konsultan-


on
gu

Hal. 116 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsultan independen, menghabiskan biaya dan man

R
hours yang tidak sedikit, dan kalau tujuannya hanya untuk

si
menunjuk Mitsubishi, maka Pertamina dan Pemohon I

ne
ng
tidak perlu melakukan seleksi calon mitra ini, karena
Pertamina dan Pemohon I bebas sepenuhnya menunjuk
mitranya secara langsung tanpa melalui proses seleksi.

do
gu Proses seleksi itu sendiri, penunjukan konsultan,
pengalokasian biaya dan man hours membuktikan dengan

In
A
sempurna bahwa Pemohon I dan Pertamina tidak
bersekongkol, dan tidak dapat ditafsirkan sebaliknya;
ah

7.16. Fakta-fakta hukum di bawah ini, yang tidak

lik
dipertimbangkan oleh Termohon, membantah dengan
sendirinya tuduhan Termohon bahwa proses seleksi calon
am

ub
mitra dilakukan dengan sekongkol untuk memenangkan
Mitsubishi, yaitu sebagai berikut:
ep
a. Pertama: Tidak ada kepentingan dan manfaat sama
k

sekali untuk bersekongkol memenangkan Mitsubishi


ah

melalui proses seleksi calon mitra ini, karena pada


R

si
kenyataannya Pertamina dan Pemohon I telah
mengundang 10 (sepuluh) calon mitra potensial, yang

ne
ng

dipandang sebagai perusahaan bertaraf internasional


dengan reputasi baik;

do
gu

b. Kedua: Atas biaya sendiri, Pemohon I telah menunjuk


konsultan independen yang mempunyai reputasi dan
kredibilitas tinggi, yaitu PWC, yang secara khusus
In
A

ditunjuk untuk melakukan evaluasi proposal dari calon


mitra dalam rangka untuk mencapai dan menghasilkan
ah

lik

penilaian objektif dan fair;


c. Ketiga: Atas biaya sendiri, Pemohon I telah menunjuk
m

ub

konsultan hukum internasional yang independen, yaitu


White & Case, yang secara khusus ditunjuk untuk
ka

membantu Pemohon I dalam proses seleksi tersebut;


ep

d. Keempat: Atas biaya sendiri, Pemohon I juga telah


ah

menunjuk konsultan hukum nasional, yaitu Widyawan &


R

Partners, yang secara khusus ditunjuk untuk membantu


es

Pemohon I untuk melakukan review terhadap legalitas


M

ng

on
gu

Hal. 117 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan kelengkapan administrasi para peserta seleksi

R
calon mitra;

si
e. Kelima: Penilaian proposal dilakukan secara terpisah

ne
ng
dan independen oleh Pertamina dan Pemohon I dalam
rangka mencapai dan mendapatkan hasil penilaian
yang objektif dan fair. Kalau tujuannya hanya untuk

do
gu bersekongkol, maka tidak perlu ada penilaian atau
penilaian yang terpisah secara independen, dan bisa

In
A
saja ditunjuk langsung;
f. Keenam: Proses seleksi dimulai dari pembentukan Tim
ah

Evaluasi masing-masing perusahaan, penyusunan

lik
kriteria, dan diakhiri dengan suatu proses seleksi, yang
menghabiskan man hours yang tidak sedikit.
am

ub
7.17. Keseluruhan proses seleksi calon mitra telah
mengalokasikan sumber daya manusia, penunjukan PWC
ep
dan konsultan-konsultan di atas dan menghabiskan jumlah
k

man hours dan biaya yang tidak sedikit;


ah

7.18. Fakta-fakta hukum tersebut di atas membantah dengan


R

si
sendirinya tuduhan Termohon tentang persekongkolan
untuk menunjuk Mitsubishi. Dengan demikian, Putusan

ne
ng

Termohon tentang tuduhan persekongkolan tidak dapat


dipahami, sehingga harus dibatalkan berdasarkan

do
gu

Jurisprudensi Mahkamah Agung dan Surat Edaran


Mahkamah Agung tersebut di atas;
Termohon salah menerapkan hukum, karena Putusan Termohon
In
A

hanya didasarkan pada Kata Pengantar (Introduction) dari sebuah


buku
ah

lik

7.19. Termohon dalam Putusannya pada halaman 212-215 butir


3.5 angka 1 s/d 10 menyimpulkan secara salah bahwa
m

ub

seleksi calon mitra merupakan tender sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, dan selanjutnya,
ka

Termohon menyatakan bahwa Pertamina, Pemohon I dan


ep

Mitsubishi melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999;


ah

7.20. Para Pemohon sangat terkejut karena ternyata Termohon


R

telah membuat Putusannya dan membuat penghukuman


es

hanya berdasarkan pada Kata Pengantar (Introduction)


M

ng

dari halaman 1 pula dari sebuah Buku Maarten Janssen


on
gu

Hal. 118 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk menyimpulkan proses seleksi calon mitra yang

R
dilakukan oleh Pertamina dan Pemohon I merupakan

si
tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999. Termohon sangat

ne
ng
memaksakan alasannya dalam membuat Putusannya;
7.21. Buku tersebut tidak menyimpulkan sama sekali bahwa
proses seleksi calon mitra investor merupakan tender, dan

do
gu dari judul Buku Maarten Janssen saja, yaitu: “Auctioning
Public Asset - Analysis and Alternatives”, yang apabila

In
A
diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah “Lelang Aset
Publik - Analisa dan Alternatif” sudah membuktikan
ah

dengan pasti bahwa buku tersebut membahas lelang

lik
barang-barang pemerintah dan oleh pemerintah, bukan
masalah pemilihan mitra investor seperti halnya dengan
am

ub
perkara ini, sehingga buku tersebut tidak dapat dibuat
sebagai patokan dalam menyimpulkan bahwa proses
ep
seleksi calon mitra investor ini sebagai tender dalam Pasal
k

22 UU No. 5/1999, apalagi dibuat sebagai sarana untuk


ah

menghukum. Ruang lingkup tender sudah seharusnya


R

si
diterapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia, bukan malah dengan

ne
ng

mempergunakan buku asing yang tidak membahas hukum


Indonesia apalagi Pasal 22 UU No. 5/1999, bahkan hanya

do
gu

merujuk Kata Pengantar dari halaman 1;


7.22. Hal penting lainnya adalah bahwa Termohon telah
mempergunakan buku asing yang membahas pranata
In
A

hukum di negara asing pula, dan tidak membahas dan


tidak applicable dengan hukum Republik Indonesia.
ah

lik

Padahal undang-undang Negara Republik Indonesia telah


membuat ruang lingkup yang resmi dari tender
m

ub

sebagaimana dijelaskan secara jelas dalam penjelasan


resmi Pasal 22 UU No. 5/1999. Penjelasan resmi tersebut
ka

dibuat oleh pembuat undang-undang supaya Termohon


ep

jangan menangani dan memeriksa sesuatu di luar ruang


ah

lingkup dari penjelasan resmi tersebut.


R

7.23. Termohon seharusnya mempergunakan keterangan dari


es

ahli hukum Indonesia dalam membuat Putusannya,


M

ng

dimana keterangan ahli-ahli tersebut telah disampaikan


on
gu

Hal. 119 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Termohon, yaitu (a) Prof. Erman Rajagukguk,

R
S.H., PhD dan (b) Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD, masing-

si
masing adalah para guru besar dan dosen senior Fakultas

ne
ng
Hukum Universitas Indonesia yang merupakan ahli hukum
UU No. 5/1999. Keterangan mereka dapat memberikan
penjelasan yang lebih tepat mengenai ruang lingkup

do
gu tender, dan secara tegas menyatakan bahwa proses
seleksi calon mitra bukan merupakan tender;

In
A
Termohon salah menerapkan hukum, karena Putusan Termohon
mendasarkan pada Perkom No. 02/2010 yang bertentangan
ah

dengan UU No. 5/1999

lik
7.24. Termohon membuat Putusannya atas dasar Perkom No.
02/2010 untuk menyimpulkan proses seleksi calon mitra
am

ub
investor yang dilakukan oleh Pertamina dan Pemohon I
sebagai tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, dimana
ep
Perkom No. 02/2010 tersebut bertentangan dengan UU
k

No. 5/1999;
ah

7.25. Walaupun Termohon berwenang untuk menyusun


R

si
“pedoman” dan menyusun “publikasi”, akan tetapi
“pedoman” dan “publikasi” tersebut tidak boleh

ne
ng

bertentangan dengan undang-undang, karena “pedoman”


dan “publikasi” mempunyai hirarki jauh di bawah undang-

do
gu

undang. Lagi pula “pedoman”, apalagi “publikasi” tidak


dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menghukum
warga negara, dan oleh karena itu, Termohon telah
In
A

melampaui kewenangannya (ultra vires) dalam


menghukum Pemohon I melanggar Pasal 22 UU No.
ah

lik

5/1999 dan mengenakan denda kepada Pemohon I;


7.26. Bahwa “pedoman” dan “publikasi” (dalam hal ini Perkom
m

ub

No. 02/2010) tidak ada di dalam susunan hierarki


peraturan perundang-undangan di Indonesia sebagaimana
ka

diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang


ep

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;


ah

7.27. Uraian-uraian di atas secara konsisten sesuai dengan


R

keterangan/Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha pada


es

halaman 9 menyatakan:
M

ng

on
gu

Hal. 120 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“KPPU hanya berwenang untuk membuat pedoman dan

R
publikasi untuk menjelaskan norma-norma yang ada dalam

si
UU No. 5/1999. Apabila definisi “Tender” yang terdapat

ne
ng
dalam Pedoman Pasal 22 UU No. 5/1999 melampaui atau
berbeda sehingga akan mempunyai akibat hukum yang
berbeda pula, maka definisi tersebut bertentangan dengan

do
gu Undang-Undang No. 5/1999 yang secara hierarki jauh
diatas Pedoman Pasal 22 UU No. 5/1999, karenanya

In
A
secara hukum, Pedoman Pasal 22 UU No. 5/1999 tersebut
tidak berlaku.”
ah

7.28. Berdasarkan uraian-uraian di atas, Putusan Termohon

lik
yang didasarkan pada Perkom No. 02/2010 yang
bertentangan dengan UU No. 5/1999 adalah batal demi
am

ub
hukum atau setidak-tidaknya harus dibatalkan;
Termohon TELAH MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM
ep
MENERAPKAN PASAL 23 UU NO. 5/1999
k

8. Termohon menganggap bahwa Para Pemohon melanggar Pasal


ah

23 UU No. 5/1999, yaitu memfasilitasi persekongkolan


R

si
mendapatkan informasi rahasia saingannya, dan menganggap
bahwa Para Pemohon merupakan saingan dari LNGEU/LNGI

ne
ng

sebagai pemilik informasi. Termohon telah melakukan kesalahan


berat dalam menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999 dalam perkara

do
gu

ini yang akan diuraikan di bawah ini;


Termohon telah melampaui kewenangannya karena membuat
sendiri sistem penghukuman baru tanpa melalui undang-undang
In
A

8.1. Termohon menuduh bahwa dengan due diligence, maka


Termohon menuduh Para Pemohon memfasilitasi
ah

lik

Mitsubishi untuk bersekongkol dalam mendapatkan


informasi rahasia LNGEU yang digunakan untuk
m

ub

pembuatan proposal Mitsubishi dalam proses seleksi calon


mitra, sehingga Termohon menghukum Para Pemohon
ka

melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999;


ep

8.2. Ternyata Termohon tanpa kewenangan telah menciptakan


ah

unsur baru, yaitu “memfasilitasi’. Penggunaan


R

“memfasilitasi” oleh Termohon sebenarnya karena


es

Termohon telah menyadari/mengakui bahwa unsur-unsur


M

ng

dari Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak terpenuhi/terbukti


on
gu

Hal. 121 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada Para Pemohon, karena (a) posisi Para Pemohon

R
hanyalah “pihak lain”, dan bukan “pelaku usaha” yang

si
telah dinyatakan oleh Termohon dalam Putusannya, (b)

ne
ng
Para Pemohon bukan “pesaing” dari LNGEU, dan (c)
unsur “dilarang” tidak terbukti;
8.3. Disamping Putusan Termohon telah salah dalam

do
gu menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, Termohon juga
melampaui kewenangannya;

In
A
8.4. Termohon salah menerapkan hukum karena Pasal 23 UU
No. 5/1999 mensyaratkan persekongkolan mendapatkan
ah

informasi rahasia pesaingnya, dan bukan “memfasilitasi”

lik
sebagaimana dinyatakan oleh Termohon dalam
Putusannya;
am

ub
8.5. Termohon telah melampaui kewenangannya dengan
membuat sendiri sistem penghukuman. Termohon
ep
menyatakan Para Pemohon “memfasilitasi”
k

persekongkolan, akan tetapi dalam diktum Putusannya,


ah

Termohon menghukum Para Pemohon bersekongkol


R

si
dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999, bukan
“memfasilitasi” persekongkolan (quod non, halmana

ne
ng

ditolak). Di pihak lain juga, yang dihukum dalam Pasal 23


UU No. 5/1999 adalah bersekongkol, bukan “memfasilitasi”

do
gu

persekongkolan. “Memfasilitasi persekongkolan” berarti


membantu melakukan dengan memberikan bantuan atau
sarana (medeplegen) dalam persekongkolan tersebut,
In
A

padahal sistem pengenaan sanksi admininistratif yang


dapat dilakukan oleh Termohon dalam UU No. 5/1999
ah

lik

tidak mengenal membantu melakukan (medeplichtigeheid)


sebagaimana diatur dalam Pasal 56 KUHPidana, dimana
m

ub

sistem penghukuman yang demikian wajib dibuat dan


ditentukan dalam suatu undang-undang (persetujuan
ka

Pemerintah dan DPR). Dengan demikian, dalam membuat


ep

Putusannya, Termohon telah melampaui kewenangannya


ah

dengan membuat sistem penghukuman baru tanpa melalui


R

undang-undang, sehingga Putusan Termohon batal demi


es

hukum;
M

ng

on
gu

Hal. 122 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Salah penerapan hukum karena Para Pemohon bukan pesaing

R
dari LNGEU/LNGI

si
8.6. Salah satu unsur yang harus dibuktikan oleh Termohon

ne
ng
terkait dengan penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah
unsur pesaing. Logika penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999
adalah bahwa yang dimaksud dengan “pesaing” adalah

do
gu pesaing yang mendapatkan informasi saingannya secara
tidak sah;

In
A
8.7. Bahwa ternyata Termohon menganggap bahwa Para
Pemohon merupakan pesaing dari LNGEU/LNGI dalam
ah

proses seleksi ini, sehingga Termohon berkesimpulan

lik
bahwa Para Pemohon melanggar Pasal 23 UU No.
5/1999. Putusan tersebut tidak mempunyai dasar hukum
am

ub
sama sekali;
8.8. Kenyataannya sebagai fakta hukum yang tidak perlu
ep
diperdebatkan lagi adalah bahwa dalam proses seleksi
k

calon mitra ini, Para Pemohon bukan pesaing/saingan dari


ah

LNGEU/LNGI, karena LNGEU/LNGI merupakan salah satu


R

si
pihak yang diundang. Pihak-pihak yang saling bersaing
(pesaing) dalam proses seleksi tersebut adalah

ne
ng

perusahaan-perusahaan yang diundang menyampaikan


proposalnya untuk diselekesi dan berharap dipilih sebagai

do
gu

pemenang. Antara penyelenggara dan perusahaan yang


diundang bukan pesaing satu dengan yang lain. Hal ini
telah dijelaskan oleh ahli hukum persaingan usaha, yaitu
In
A

Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya


tertanggal 18 Nopember 2010 pada halaman 17, yang
ah

lik

menyatakan:
“Pihak “Pengundang” dengan pihak ketiga untuk mengikuti
m

ub

proses seleksi Calon Mitra bukan merupakan “Pesaing”.


“Jadi sangat jelas antara “Pengundang” dengan pihak
ka

ketiga yang “Diundang” untuk mengikuti seleksi bukanlah


ep

pesaing satu sama lain.”


ah

Lebih lanjut Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam


R

keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada


es

halaman 16 dan 17, yang menyatakan:


M

ng

on
gu

Hal. 123 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Kondisi dasar yang harus melekat dalam Persekongkolan

R
dalam Pasal 1 angka 8 juncto Pasal 23 UU No. 5/1999

si
adalah harus terdapat konspirasi atau penyesuaian

ne
ng
perilaku atau kerjasama antar pelaku usaha yang
bertujuan mendapatkan informasi rahasia perusahaan
pesaingnya. Jadi perusahaan yang bersekongkol haruslah

do
gu merupakan pesaing dari perusahaan yang informasi
rahasia perusahaannya diambil.”

In
A
“Pelaku usaha yang terkena sanksi berdasarkan Pasal 23
adalah pelaku usaha yang bersaing dengan pelaku usaha
ah

yang mempunyai informasi rahasia perusahaan yang

lik
bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan
informasi kegiatan usaha pesaingnya tersebut. Jadi pelaku
am

ub
usaha yang bersekongkol dan akan terkena sanksi adalah
perusahaan pesaing yang mengambil informasi rahasia
ep
perusahaan pesaingnya.”
k

8.9. Keterangan tersebut di atas secara konsisten sesuai


ah

dengan rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal 47 ayat (2)


R

si
huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No.
5/1999, yang apabila diterapkan dalam perkara ini, maka

ne
ng

Para Pemohon tidak merupakan pesaing dari


LNGEU/LNGI. Dengan demikian, Putusan Termohon

do
gu

menyatakan bahwa Para Pemohon merupakan


pesaing/saingan dari LNGEU dan menghukum Para
Pemohon haruslah dibatalkan;
In
A

Salah penerapan hukum karena Termohon menghukum perbuatan


yang sah
ah

lik

8.10. Situasi yang dilarang/dihukum dalam Pasal 23 UU No.


5/1999 adalah apabila perusahaan pesaing bersekongkol
m

ub

mendapatkan informasi secara tidak sah (artinya tidak ada


alas hukum yang sah), sehingga dianggap bersekongkol
ka

mendapatkan informasi rahasia pesaingnya yang dilarang


ep

berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999. Dengan demikian,


ah

persyaratan “persekongkolan mendapatkan informasi”


R

dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bahwa perolehan


es

informasi tersebut tidak didasarkan pada dasar hukum


M

ng

yang sah;
on
gu

Hal. 124 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8.11. Sudah logis bahwa apabila suatu perbuatan yang sah atau

R
tidak melanggar hukum tidak dilarang/tidak dihukum dan

si
tidak dapat dikategorikan pula sebagai “persekongkolan”.

ne
ng
Hal ini telah ditegaskan oleh Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD
dalam Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha pada halaman
18 (vide Berkas Termohon No. M19), yang dikutip sebagai

do
gu berikut:
“… Dalam hal suatu perbuatan (atau perjanjian)

In
A
merupakan perbuatan (atau perjanjian) yang sah atau
perbuatan yang tidak melanggar hukum, tidak dapat
ah

dikategorikan sebagai “Persekongkolan”.

lik
Undang-undang (dalam hal ini KUHPerdata) memberikan
perlindungan hukum atas suatu perbuatan atau perjanjian
am

ub
yang didasarkan pada kesepakatan. Apabila informasi
atau hal yang bersifat rahasia diperoleh dengan ijin
ep
pemilik, maka tidak ada persekongkolan untuk
k

mendapatkan informasi rahasia.”


ah

8.12. Mitsubishi, Itochu dan Anadarko yang selama ini dikenal


R

si
sebagai pebisnis bertaraf internasional hanya
diperkenalkan kepada LNGI yang memungkinkan mereka

ne
ng

dapat menjajaki kemungkinan bekerja sama. Dalam hal ini


sebagai fakta yang tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa

do
gu

LNGI telah menandatangani Confidentiality Agreement/CA


dengan Mitsubishi, Mitsui dan Anardarko, yang terbukti
dari hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang
In
A

dibuat oleh Termohon bahwa (a) pada tanggal 17 Pebruari


2006, LNGI dan Mitsubishi menandatangani CA, (b) pada
ah

lik

tanggal 2 Maret 2006, LNGI dan Mitsui menandatangani


CA, dan (c) pada tanggal 22 Mei 2006 LNGI dan Anadarko
m

ub

menandatangani CA dalam rangka untuk mencari mitra


LNGI;
ka

8.13. Mengingat perolehan informasi tersebut (kalau ada)


ep

didasarkan pada due diligence yang didahului dengan


ah

penandatanganan CA atas persetujuan LNGI, maka


R

perolehan tersebut didasarkan pada alas hukum yang sah


es

dan kesepakatan berdasarkan Pasal 1320 dan Pasal 1338


M

ng

KUHPerdata atau bukan perbuatan yang melanggar


on
gu

Hal. 125 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum, dan oleh karena itu, informasi apapun yang

R
didapatkan oleh Mitsubishi ataupun pihak lainnya (kalau

si
ada) telah mendapatkan persetujuan dan ijin dari LNGI,

ne
ng
sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai
“persekongkolan” dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999.
Dengan demikian, tuduhan mendapatkan informasi rahasia

do
gu sebagaimana diatur dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak
mempunyai dasar hukum sama sekali;

In
A
Termohon telah salah menerapkan Pasal 22 dan Pasal 23 UU No.
5/1999 karena Termohon tidak menguraikan “pasar bersangkutan”
ah

dalam perkara ini

lik
8.14. Termohon menganggap bahwa Para Pemohon
memfasilitasi persekongkolan untuk mendapatkan rahasia
am

ub
informasi dari pesaingnya sehingga melanggar Pasal 23
UU No. 5/1999, dan Pemohon I melakukan
ep
persekongkolan dalam kaitannya dengan Pasal 22 UU No.
k

5/1999;
ah

8.15. Berdasarkan Pasal 1 ayat 8 UU No. 5/1999, “pasar


R

si
bersangkutan” merupakan salah satu unsur dari
persekongkolan, yang harus dipenuhi dan harus diuraikan

ne
ng

oleh Termohon atas tuduhan persekongkolan dalam


proses seleksi tersebut, dan memfasilitasi persekongkolan

do
gu

mendapatkan informasi rahasia;


8.16. Dalam Putusannya, ternyata Termohon tidak menguraikan
pasar bersangkutan terkait dengan tuduhan pelanggaran
In
A

Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999, dan tidak ada satu


kata/kalimat pun yang menguraikan dan membuktikannya
ah

lik

unsur tersebut, padahal unsur “pasar bersangkutan”


merupakan salah satu unsur terpenuhinya dugaan
m

ub

pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999.


Dengan demikian, Putusan Termohon yang menyatakan
ka

Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 terbukti, harus


ep

dibatalkan;
ah

FAKTA YANG DIANGGAP TERBUKTI OLEH Termohon TERNYATA


R

TIDAK TERBUKTI, DAN TIDAK LAYAK SEBAGAI DASAR TUDUHAN


es

PELANGGARAN PASAL 22 DAN PASAL 23 UU NO. 5/1999


M

ng

9. Proses Seleksi Calon Mitra Tidak Diskriminatif


on
gu

Hal. 126 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.1. Termohon membuat tuduhan-tuduhan bahwa Pertamina

R
dan Pemohon I berlaku diskriminatif, sehingga Termohon

si
berkesimpulan bahwa Pertamina dan Pemohon I

ne
ng
bersekongkol untuk memenangkan Mitsubishi. Disamping
tidak ada perlakuan diskriminatif, juga tuduhan lain
Termohon bahwa Pertamina dan Pemohon I bersekongkol

do
gu untuk memenangkan Mitsubishi tidak mempunyai dasar
sama sekali. Tuduhan Termohon tidak didasarkan pada

In
A
alat-alat bukti hukum yang sah, akan tetapi hanya
berdasarkan asumsi-asumsi, kesimpulan dan perkiraan
ah

belaka, sehingga Putusan Termohon haruslah dinyatakan

lik
batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus dibatalkan
sebagimana diuraikan di bawah ini.
am

ub
Komunikasi tidak hanya dengan Mitsubishi, tetapi juga pihak-pihak
lain, yang tidak terkait dengan TOR dalam proses seleksi mitra
ep
investasi
k

9.2. Pada halaman 236 butir 10.4.3 yang merujuk butir 8


ah

halaman 227-230 yang pada intinya sama dengan


R

si
pertimbangan Termohon pada halaman 215 butir 4.1(1)
dan halaman 218 butir 4.5 (1) putusannya, Termohon

ne
ng

menganggap bahwa komunikasi dengan Mitsubishi


merupakan perlakuan yang berbeda-beda dalam seleksi

do
gu

calon mitra yang menguntungkan Mitsubishi, sehingga


Termohon menganggap terjadi persaingan semu dan
pemberian kesempatan eksklusifitas untuk menyimpulkan
In
A

adanya persekongkolan untuk memenangkan Mitsubishi;


9.3. Pertimbangan tersebut tidak mempunyai dasar hukum
ah

lik

sama sekali, dan Termohon telah mengabaikan fakta-fakta


yang terbukti.
m

ub

9.4. Termohon hanya membesar-besarkan pertemuan dengan


Mitsubishi padahal sejak Pemohon I dan Pertamina
ka

memutuskan skema hilir (downstream) hingga sebelum


ep

undangan seleksi calon mitra dikirimkan pada tanggal 1


ah

September 2006 ada banyak perusahaan yang berminat


R

dan menyampaikan ketertarikannya terhadap Proyek LNG


es

Donggi-Senoro yang ingin bertemu dan berdiskusi.


M

ng

Pertemuan-pertemuan ataupun diskusi tidak hanya


on
gu

Hal. 127 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Mitsubishi, tetapi juga dengan semua pihak yang

R
berminat dengan proyek ini, yang juga telah disampaikan

si
oleh Pertamina dalam pembelaan yang tercatat dalam

ne
ng
Putusan Termohon halaman 62-72, dan ternyata telah
diabaikan oleh Termohon. Pertemuan-pertemuan ataupun
diskusi terjadi juga dengan pihak-pihak di bawah ini:

do
gu 1. LNGEU/LNGI;
2. BG Asia Pasific Ltd;

In
A
3. Itochu Corp;
4. LNG Japan Corp;
ah

5. Marubeni Corporation; dan

lik
6. Mitsui.
Dalam hal ada pihak lain yang belum menyatakan ingin
am

ub
bertemu dan berdiskusi sebelum dimulainya proses seleksi
calon mitra, namun pihak tersebut diundang untuk
ep
mengikuti proses seleksi, hal tersebut tidak dapat
k

ditafsirkan sebagai perlakuan yang diskriminatif untuk


ah

memenangkan Mitsubishi. Perusahaan-perusahaan lain


R

si
juga telah melakukan diskusi dan pertemuan sebelum
proses seleksi mitra dilaksanakan. Kalau tujuannya hanya

ne
ng

untuk memberikan perlakuan yang berbeda kepada


Mitsubishi, maka pertemuan dengan pihak-pihak lain

do
gu

sebagaimana disebut diatas tidak diperlukan sama sekali;


Perlu kami sampaikan bahwa sebelum proses seleksi
mitra investasi yang mulai dilakukan pada tanggal 1
In
A

September 2006, terdapat pula komunikasi intensif dengan


beberapa pihak, termasuk LNGEU/LNGI, dimana
ah

lik

komunikasi intensif tersebut sama sekali tidak


dipertimbangkan oleh Termohon. Dalam pemeriksaan dan
m

ub

Putusannya, Termohon hanya membesar-besarkan


komunikasi dengan Mitsubishi.
ka

9.5. Termohon telah mengabaikan fakta-fakta hukum bahwa


ep

komunikasi-komunikasi dengan para pebisnis


ah

internasional, termasuk dengan LNGEU/LNGI adalah


R

dalam rangka penjajakan jual beli gas secara putus dan


es

dilakukan jauh sebelum proses seleksi calon mitra


M

ng

potensial yang baru dimulai pada tanggal 1 September


on
gu

Hal. 128 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2006, dan komunikasi dengan Mitsubishi sebelum

R
diadakannya proses seleksi calon mitra tidak ada

si
kaitannya dengan proses seleksi calon mitra, yang pada

ne
ng
waktu penjajakan tersebut berlangsung, rencana untuk
mengadakan proses seleksi calon mitra investor tertanggal
1 September 2006 tidak terpikirkan dan belum diputuskan

do
gu sama sekali.
9.6. Selanjutnya, Termohon hanya membesar-besarkan

In
A
komunikasi dengan Mitsubishi tertanggal 4 September
2006, dan ternyata Termohon telah mengabaikan fakta-
ah

fakta hukum bahwa pertemuan tanggal 4 September 2006

lik
tidak hanya dengan Mitsubishi, tetapi juga dengan Itochu
Corporation berdasarkan catatan/pertimbangan Termohon
am

ub
dalam Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran halaman 36
butir c (lihat berkas Termohon No. A1), yang kami kutip:
ep
“Ditengah tengah pelaksanaan proses beauty contest,
k

pada tanggal 4 September 2006, Mitsubishi Corporation


ah

dan Itochu Corporation menyampaikan presentasi kepada


R

si
Dewan Direksi PT Pertamina (Persero) dan PT Medco
Energi Internasional, Tbk.”

ne
ng

Termohon telah menghilangkan fakta-faktanya sendiri.


Kalau tujuannya hanya untuk memberikan perlakuan yang

do
gu

berbeda kepada Mitsubishi, maka pertemuan dengan


Itochu Corporation tidak diperlukan sama sekali.
9.7. Perlu kami sampaikan bahwa pertemuan pada tanggal 4
In
A

September 2006 dilakukan bukan dengan tim evaluator


Pertamina dan/atau Pemohon I, sedangkan untuk dapat
ah

lik

dipilih sebagai mitra haruslah direkomendasikan oleh tim


evaluator terlebih dahulu yang bersifat independen.
m

ub

Pertemuan 4 September 2006 bukan membicarakan


proposal. Pertemuan ini hanya bersifat pengulangan atas
ka

pertemuan sebelumnya. Oleh sebab itu pertemuan 4


ep

September 2006 tersebut sama sekali tidak mempengaruhi


ah

proses evaluasi yang dilakukan oleh tim evaluator


R

berdasarkan TOR karena tidak membahas TOR. Lebih


es

lanjut, tim evaluasi Pemohon I telah menggunakan


M

ng

parameter dan cara penilaian sebagaimana digunakan


on
gu

Hal. 129 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh PWC. Terpilihnya Mitsubishi sebagai salah satu

R
shortlisted partner bersama dengan Mitsui adalah karena

si
Mitsubishi dan Mitsui telah memenuhi kriteria dalam TOR.

ne
ng
Pada saat proses selanjutnya untuk memilih selected
partner, atas usulan tim evaluator, direksi Pertamina dan
Pemohon I meminta agar menyeleksi di antara keduanya

do
gu dengan cara meminta kepastian dari Mitsubishi dan Mitsui
atas proposalnya lewat pemberian binding commitment

In
A
proposal. Pada saat Mitsubishi melakukan presentasi
tanggal 4 September 2006, baik Mitsubishi maupun Itochu
ah

sama sekali tidak diminta untuk memberikan binding

lik
commitment. Dengan demikian tidak ada relevansi antara
presentasi tanggal 4 September 2006 dengan keadaan
am

ub
terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra;
9.8. Pemohon I juga mengetahui bahwa pada tanggal 4
ep
September 2006 Direksi Pertamina tidak hanya bertemu
k

dengan Mitsubishi, akan tetapi juga dengan beberapa


ah

perusahaan lain, yaitu BG Asia Pasific Ltd, Itochu


R

si
Corporation, LNG Japan, LNGEU, Mitsui dan Marubeni,
dan oleh karena itu, kesimpulan Termohon tentang

ne
ng

tuduhan pemberian kesempatan eksklusif kepada


Mitsubishi tidak mempunyai dasar sama sekali.

do
gu

9.9. Lebih lanjut, Putusan Termohon juga tidak menjelaskan


apa yang dimaksud dengan “substansi proyek”
sebagaimana dimaksud dalam Putusannya. Namun,
In
A

apabila tuduhan pembahasan substansi proyek yang


dimaksud oleh Termohon adalah mengenai TOR dalam
ah

lik

proses seleksi calon mitra yang telah diberikan kepada


calon mitra, maka perlu ditegaskan kembali bahwa
m

ub

pertemuan pada tanggal 4 September 2006 sama sekali


tidak membahas mengenai TOR dan hanya
ka

mendengarkan lebih lanjut atas presentasi sebelumnya.


ep

Pada butir 35 s/d 36 dari berkas perkara Termohon No.


ah

B38, dimana Mitsubishi telah menegaskan bahwa:


R

“.... kami tidak menanggapi TOR pada saat itu.”


es
M

ng

on
gu

Hal. 130 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan demikian, pertemuan pada tanggal 4 September

R
2006 tidak dapat ditafsirkan sebagai pembahasan

si
substansi proyek.

ne
ng
9.10. Pada halaman 218-219 butir 4.5 (3) Putusannya, walaupun
Termohon telah mengakui bahwa Mitsubishi tidak
melakukan presentasi dengan tim evaluator, akan tetapi

do
gu Termohon berkesimpulan bahwa putusan strategis berada
dalam kewenangan direksi Pemohon I dan Pertamina.

In
A
Terkait dengan hal ini, perlu kami sampaikan bahwa
proses seleksi mitra berjalan dengan sistem bottom up,
ah

dimana keputusan direksi diambil dengan mempertim-

lik
bangkan hasil evaluasi tim evaluator. Tim evaluator dalam
evaluasinya menyimpulkan bahwa proposal Mitsubishi
am

ub
memenuhi persyaratan-persyaratan TOR dan
direkomendasikan sebagai salah satu shortlisted partners
ep
disamping Mitsui;
k

9.11. Bahwa Putusan Termohon pada halaman 219 butir 4.5 (4)
ah

telah keliru dalam menilai dan menyimpulkan bahwa


R

si
presentasi yang dilakukan oleh Mitsubishi adalah untuk
mengetahui posisi Pertamina dan Pemohon I agar

ne
ng

Termohon II dapat mempersiapkan proposal, sesuai


keinginan Pertamina dan Pemohon I;

do
gu

9.12. Tuduhan tersebut tersebut hanya perkiraan dan asumsi


belaka. Kriteria dan items yang diinginkan dan
dipersyaratkan bagi calon mitra sudah dijelaskan dan telah
In
A

dijabarkan secara lengkap dalam TOR dan pertemuan


klarifikasi tertanggal 19 September 2006, sehingga
ah

lik

kesimpulan yang dibuat oleh Termohon yang menyatakan


bahwa presentasi yang dilakukan pada tanggal 4
m

ub

September 2006 adalah untuk mengetahui posisi


Pertamina dan Pemohon I sehingga Termohon II dapat
ka

mempersiapkan proposalnya adalah mengada-ada;


ep

9.13. Berdasakan hal-hal tersebut di atas, anggapan Termohon


ah

tentang diskriminasi tidak mempunyai dasar sama sekali,


R

dan kesimpulan-kesimpulan lain sebagai akibat tuduhan


es

diskriminatif terbantahkan dengan sendirinya;


M

ng

on
gu

Hal. 131 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undangan tanggal 13 September 2006 tidak membuktikan

R
diskriminasi

si
9.14. Bahwa tidak benar Putusan Termohon halaman 218 butir

ne
ng
4.5 angka 2, yang pada intinya menyatakan bahwa
undangan tambahan yang dikirimkan kepada calon mitra
merupakan tindakan diskriminatif. Selanjutnya menurut

do
gu Termohon, jangka waktu penyampaian proposal
merupakan perbuatan persekongkolan untuk mengatur

In
A
dan atau menentukan pemenang (Mitsubishi);
9.15. Untuk menyimpulkan tuduhannya, Termohon seharusnya
ah

membuktikan berdasarkan bukti-bukti hukum yang konkrit

lik
bahwa jangka waktu tersebut hasil permintaan dari
Mitsubishi kepada Pertamina dan Pemohon I untuk
am

ub
kepentingan tertentu ataupun Mitsubishi. Dalam hal ini,
permintaan dan bukti tersebut tidak ada sama sekali;
ep
9.16. Adanya undangan tambahan tanggal 13 September 2006
k

kepada (i) British Gas Asia Pasific Pte. Ltd (“British Gas”),
ah

(ii) Japan Petroleum Exploration (“Japex”) dan, (iii) PT


R

si
Pasific Oil & Gas Indonesia (“POGI”) adalah karena adanya
pernyataan minat dari British Gas, Japex dan POGI, yang

ne
ng

disampaikan kepada Pertamina. Kepada pihak-pihak yang


berminat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk

do
gu

berpartisipasi dalam proses seleksi calon mitra ini;


9.17. Disamping itu, 3 (tiga) perusahaan calon mitra yang
menerima undangan pada tanggal 13 September 2006
In
A

sama sekali tidak mengajukan keberatan atas jangka


waktu tersebut pada saat maupun setelah proses seleksi
ah

lik

calon mitra;
9.18. Secara logika, untuk apa Pemohon I dan Pertamina
m

ub

bertindak diskriminatif, padahal Pemohon I dan Pertamina


bebas sepenuhnya menunjuk secara langsung mitra
ka

berdasarkan kesepakatan, tanpa proses seleksi calon


ep

mitra dalam perkara ini, dan Pemohon I dan Pertamina


ah

bebas untuk tidak mengirimkan undangan tambahan


R

tersebut. Undangan tambahan ini justru membuktikan


es

bahwa seleksi calon mitra diselenggarakan secara objektif


M

ng

dan fair, dimana pihak-pihak yang berminat diberikan


on
gu

Hal. 132 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi

R
dalam proses seleksi calon mitra;

si
10. PROSES SELEKSI CALON MITRA TIDAK PERNAH DIARAHKAN

ne
ng
UNTUK MEMENANGKAN MITSUBISHI, AKAN TETAPI
TERPILIHNYA MITSUBISHI KARENA MITSUBISHI TELAH
MEMENUHI PERSYARATAN TOR, DAN PROPOSAL

do
gu MITSUBISHI MERUPAKAN PROPOSAL TERBAIK.
10.1. Anggapan Termohon dalam Putusannya halaman 222

In
A
butir 5.5 angka (1) yang pada intinya menyatakan bahwa
perbedaan penilaian yang dilakukan oleh Pertamina dan
ah

Pemohon I terhadap proposal calon mitra menunjukkan

lik
belum terdapatnya kesamaan pandangan tim evaluator,
sehingga merugikan peserta tidak mempunyai dasar
am

ub
hukum sama sekali, yang diuraikan di bawah ini.
Cara penilaian Pertamina dan Pemohon I diperlakukan sama
ep
terhadap calon mitra yang membuktikan seleksi calon mitra
k

dilaksanakan dengan objektif dan fair.


ah

10.2. Adanya perbedaan cara penilaian proposal yang dilakukan


R

si
oleh Pemohon I dan Pertamina dan penilaian dilakukan
secara terpisah secara independen dalam seleksi calon

ne
ng

mitra justru membuktikan dengan sempurna bahwa tidak


ada persekongkolan dalam seleksi calon mitra untuk

do
gu

memenangkan calon mitra tertentu. Justru metode


penilaian yang sama dapat membuktikan adanya
persekongkolan. Kalau tujuannya hanya untuk
In
A

memenangkan Mitsubishi dengan sekongkol, tidak perlu


ada penilaian, dan cukup saja ditunjuk secara langsung.
ah

lik

Adanya perbedaan cara penilaian pun tidak dapat


ditafsirkan sebaliknya;
m

ub

10.3. Termohon mengabaikan fakta-fakta hukum bahwa:


10.3.1. proses penilaian yang diterapkan oleh Pemohon
ka

I dan Pertamina berlaku secara sama atau


ep

equal kepada semua calon mitra;


ah

10.3.2. walaupun ada perbedaan cara menilai, tetapi


R

hasilnya pada kenyataannya menghasilkan


es

banyak persamaan dibandingkan perbedaan,


M

ng

karena berdasarkan hasil penilaiannya masing-


on
gu

Hal. 133 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masing, baik Pemohon I maupun Pertamina

R
merekomendasikan Mitsui dan Mitsubishi.

si
Dengan demikian, cara penilaian yang berbeda tidak dapat

ne
ng
ditafsirkan untuk mengarahkan Mitsubishi sebagai
pemenang.
10.4. Bahwa perbedaan penilaian antara Pertamina dan

do
gu Pemohon I dalam proses seleksi tersebut merupakan
suatu hal yang lazim dalam hal seleksi calon mitra, karena

In
A
Pertamina dan Pemohon I merupakan dua entity yang
berbeda, yang memiliki karakter yang berbeda yang
ah

berakibat pada pembobotan penilaian yang berbeda

lik
terhadap suatu proposal. Dalam keadaan bagaimanapun,
pada akhirnya penilaian masing-masing akan digabungkan
am

ub
dengan hasil penilaian dari yang lain, dan hal itu tidak
dapat ditafsirkan sebagai mengarahkan pemenang;
ep
10.5. Tidak pernah sepengetahuan kami dalam suatu TOR
k

memuat sistem penilaian, dimana sistem penilaian


ah

merupakan diskresi pihak penyelenggara. Yang terpenting


R

si
adalah bahwa sistem penilaian tersebut diterapkan secara
sama, equal dan objektif kepada seluruh calon mitra;

ne
ng

10.6. Dengan demikian, pertimbangan hukum Termohon yang


menyatakan bahwa TOR yang tidak memuat sistem

do
gu

penilaian menimbulkan ketidakpastian sama sekali tidak


berdasar.
Tentang persyaratan jointly and severally liable
In
A

10.7. Termohon dalam Putusannya halaman 222 butir 5.5 angka


(2) huruf a dan halaman 219 butir 5.1 angka 1 dan angka 2
ah

lik

huruf b pada intinya beranggapan bahwa TOR dibuat


sengaja mengambang untuk memudahkan menggugurkan
m

ub

LNGEU/Osaka Gas/Golar dan untuk mengarahkan


Mitsubishi sebagai pemenang. Selanjutnya Termohon
ka

berkesimpulan bahwa persyaratan jointly and severally


ep

liable tidak dimuat dalam TOR. Kesimpulan tersebut tidak


ah

mempunyai dasar hukum sama sekali;


R

10.8. Persyaratan jointly and severally liable bagi peserta proses


es

seleksi calon mitra telah disampaikan secara terbuka


M

ng

dalam TOR, dan dalam rapat klarifikasi TOR kepada


on
gu

Hal. 134 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
LNGEU pada tanggal 19 September 2006. LNGEU telah

R
menyadari urgensi dan persyaratan tersebut, dan tidak

si
menyatakan keberatannya;

ne
ng
10.9. Dalam perkara ini, permasalahan tentang persyaratan
jointly and severally liable dikaitkan dengan tersisihnya
konsorsium LNGEU/ Osaka Gas/Golar telah

do
gu dipertimbangkan oleh Termohon dengan benar dan tepat
dalam Putusan Termohon dalam halaman 226, butir 6.5,

In
A
angka (2), yang pada intinya telah menyatakan bahwa
seleksi calon mitra tidak bertujuan untuk menyingkirkan
ah

LNGEU, sebagaimana dikutip berikut:

lik
“(2) Bahwa terkait dengan beauty contest dirancang
untuk menyingkirkan LNGEU, Majelis Komisi
am

ub
sependapat dengan pembelaan Terlapor I, Terlapor
II, Terlapor III dan Terlapor IV bahwa tidak terdapat
ep
kaitan antara beauty contest dengan upaya
k

menyingkirkan LNGEU;”
ah

10.10. Berdasarkan pengakuan yang dikutip di atas, Termohon


R

si
telah menyatakan dan mengakui bahwa konsorsium
LNGEU/Osaka Gas/Golar tersisih karena kegagalannya

ne
ng

memenuhi persyaratan jointly and severally liable yang


dipersyaratkan dalam TOR. Akan tetapi di pihak lain,

do
gu

Termohon menyatakan bahwa tersisihnya LNGEU


disebabkan karena penilaian yang mengambang terkait
dengan persyaratan jointly and severally liable.
In
A

Pernyataan-pernyataan Termohon tersebut saling


bertentangan dan saling bertolak belakang dan sukar
ah

lik

dipahami yang merupakan alasan hukum untuk


membatalkannya sesuai dengan Surat Edaran MARI No.
m

ub

03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 dan


Jurisprudensi Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1974,
ka

tanggal 25 Nopember 1974.


ep

10.11. Selanjutnya, anggapan Termohon yang menyatakan


ah

bahwa konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar ditolak


R

berdasarkan alasan yang tidak tercantum dalam TOR


es

adalah tidak benar sama sekali. Sebagaimana telah


M

ng

diuraikan di atas, persyaratan jointly and severally liable


on
gu

Hal. 135 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak relevan lagi, karena konsorsium LNGEU/Osaka

R
Gas/Golar tersisih karena kegagalannya memenuhi

si
persyaratan jointly and severally liable yang dipersyaratkan

ne
ng
dalam TOR, halmana telah dipertimbangkan oleh
Termohon dalam Putusannya.
10.12. Di samping itu, Termohon telah mengakui pada halaman

do
gu 25 huruf c Laporan Pemeriksaan Lanjutan bahwa LNGEU
tidak memiliki pangalaman yang cukup sehingga tidak

In
A
pantas untuk ditunjuk sebagai pemenang (lihat berkas
Termohon A 98). Pertamina dan Pemohon I tidak mungkin
ah

menurunkan atau melonggarkan standar kriterianya dan

lik
memenangkan pihak yang secara jelas tidak memenuhi
syarat untuk menjadi mitra terbaik;
am

ub
Tidak ada pertentangan antara TOR dan keputusan Direksi dalam
hal pemasaran LNG
ep
10.13. Termohon pada halaman 222, butir 5.5 angka (2), huruf b
k

Putusan Termohon pada intinya berkesimpulan bahwa


ah

terdapat pertentangan antara TOR dan keputusan Direksi


R

si
dalam hal pemasaran LNG;
10.14. Kesimpulan tersebut tidak mempunyai dasar hukum sama

ne
ng

sekali. Termohon tidak membaca TOR secara benar dan


seksama. Tidak ada pertentangan antara TOR dan

do
gu

keputusan Direksi dalam hal pemasaran LNG. Direksi


Pertamina ataupun Pemohon I tidak pernah melarang
pemasaran LNG ke Korea dan Taiwan. Hal ini sejalan
In
A

dengan Marketing Objective pada halaman 3 TOR dan


(lihat berkas Termohon No. M12 dan M13) yang telah
ah

lik

dijelaskan kepada calon mitra bahwa tujuan dari


pemasaran LNG adalah untuk mendapatkan nilai
m

ub

maksimal dari pasar (to get maximum value from the


Market);
ka

10.15. Disamping itu, dalam TOR yang sudah diberitahukan


ep

secara terbuka kepada para peserta bahwa calon mitra


ah

tidak boleh berbenturan dengan pemasaran LNG


R

Indonesia yang ada, yang dikutip sebagai berikut:


es

“Potential Partners has to have:


M

ng

 ..
on
gu

Hal. 136 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 No conflict with the existing INDONESIAN LNG

R
business.”

si
Persyaratan tersebut adalah wajib dan sesuai dengan

ne
ng
persyaratan pemerintah serta dasar kriteria penentuan dan
persetujuan BPMigas dalam Workshop Matindok & Senoro
Gas Monetization yang diadakan oleh BPMigas, Pertamina

do
gu dan Pemohon I dalam menentukan pembeli LNG
sebagaimana disebutkan didalam notulen rapat tersebut,

In
A
berikut ini:
“Pada hari ini jumat 16 Pebruari 2007 di hotel Sheraton
ah

Bandung, telah disepakati hal-hal untuk pengembangan

lik
gas Area Matindok dan Senoro, Sulawesi sebagai berikut:
“1........
am

ub
5.Penentuan buyer LNG harus mendapat persetujuan
BPMigas agar tidak terjadi persaingan antar produsen
ep
LNG Indonesia secara keseluruhan” [vide berkas
k

perkara Termohon No.S6].


ah

10.16. Lagi pula, oleh karena pasar di Jepang merupakan pasar


R

si
terbesar di Asia, maka penjualan LNG ke Jepang dinilai
lebih menguntungkan dari segi komersial. Dengan

ne
ng

demikian, tuduhan Termohon bahwa ada terdapat


pertentangan antara TOR dan Keputusan Direksi sangat

do
gu

keliru dan tidak beralasan.


Gugurnya Osaka Gas dalam seleksi calon mitra disebabkan
karena Osaka Gas tidak memenuhi TOR
In
A

10.17. Kesimpulan Termohon pada Putusannya halaman 222


butir 5.5 angka (2) huruf c, yang pada intinya menyatakan
ah

lik

bahwa Osaka Gas gugur dalam seleksi calon mitra oleh


sebab Osaka Gas adalah bagian dari western buyer tidak
m

ub

mempunyai dasar sama sekali;


10.18. Dalam TOR yang sudah diberitahukan secara terbuka
ka

kepada para peserta telah menentukan bahwa calon mitra


ep

tidak boleh berbenturan dengan pemasaran LNG


ah

Indonesia, yang dikutip pada butir 10.15 di atas;


R

10.19. Dalam surat Osaka Gas tanggal 1 November 2006, Osaka


es

Gas menyatakan bahwa dia akan keluar dari western


M

ng

buyer apabila Osaka Gas terpilih sebagai pemenang pada


on
gu

Hal. 137 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
proses seleksi calon mitra. Pernyataan tersebut akan

R
merugikan dari segi bisnis dan komersial karena dengan

si
tindakan tersebut, maka konsorsium western buyer akan

ne
ng
complaint atau keberatan dengan tindakan Osaka Gas
yang akan keluar dari konsorsium western buyer apabila
terpilih dalam proses seleksi calon mitra ini. Pernyataan

do
gu tersebut bertentangan juga dengan persyaratan
Pemerintah yang telah diuraikan pada butir 10.15 di atas;

In
A
Teknologi yang proven adalah persyaratan wajib yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan seleksi calon mitra
ah

10.20. Putusan Termohon pada halaman 222 butir 5.5 angka (2)

lik
huruf d, yang pada intinya menyatakan bahwa TOR tidak
mempersyaratkan teknologi yang proven, namun direksi
am

ub
meminta teknologi yang proven tidak mempunyai dasar;
10.21. Termohon mencari-cari dan memaksakan alasan dalam
ep
membuat Putusannya dengan motivasi satu-satunya
k

apapun alasannya harus dihukum, karena persyaratan


ah

tentang teknologi yang proven pun dianggap Termohon


R

si
sebagai persekongkolan untuk mengarahkan pemenang
tertentu. Padahal yang dimaksud dengan teknologi yang

ne
ng

proven adalah teknologi sudah terbukti teruji dengan baik,


sehingga tidak diragukan lagi aplikasinya dalam praktek.

do
gu

Tentu saja siapapun tidak mungkin meminta/menginginkan


teknologi yang tidak teruji dan teknologi kualitas rendah;
10.22. Begitu juga dalam TOR telah dimuat key criteria dan items
In
A

sebagai bahan untuk mengevaluasi proposal calon mitra


yang lazim yang mempersyaratkan calon mitra haruslah
ah

lik

merupakan pebisnis internasional dalam bisnis LNG. Tentu


saja pebisnis internasional adalah pebisnis yang telah
m

ub

mempergunakan dan menerapkan teknologi yang proven


(teruji aplikasinya) dan kualitas tinggi;
ka

Semua persyaratan yang diperlukan telah diberitahukan secara


ep

terbuka kepada dan diketahui sepenuhnya oleh para peserta


ah

10.23. Tidak benar sama sekali Putusan Termohon pada


R

halaman 222 butir 5.5 angka (2) huruf e, yang pada intinya
es

menyatakan bahwa penilaian-penilaian hasil beauty


M

ng

contest dengan alasan non ekonomi yang tidak terdapat


on
gu

Hal. 138 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam TOR sebagaimana diuraikan di atas membuktikan

R
bahwa TOR dibuat mengambang;

si
10.24. Pemohon I telah membuktikan bahwa kesimpulan-

ne
ng
kesimpulan Termohon tidak mempunyai dasar
sebagaimana telah diuraikan panjang lebar di atas.
Binding proposal dipersyaratkan untuk melindungi hak-hak dan

do
gu kredibilitas proses seleksi bukan suatu usaha untuk menyingkirkan
Mitsui

In
A
10.25. Tidak benar sama sekali Putusan Termohon pada
halaman 222 butir 5.5 angka (3), yang pada intinya
ah

menduga bahwa binding proposal diarahkan untuk

lik
memenangkan Mitsubishi;
10.26. Permintaaan binding proposal adalah karena usulan dari
am

ub
tim evaluator pada rapat direksi Pertamina dan Pemohon I
pada tanggal 7 Nopember 2006, dimana tim evaluator
ep
melaporkan hasil penilaian mereka kepada direksi
k

Pertamina dan Pemohon I, yang pada intinya melaporkan


ah

bahwa proposal Mitsubishi dan Mitsui masih bersifat


R

si
kualitatif dan perlu dikuantitatifkan untuk menghindari
under bid (memenangkan proposal yang tidak memenuhi

ne
ng

persyaratan TOR). Tim evaluator mengusulkan agar dibuat


additional questioners untuk mendapatkan binding

do
gu

proposal yang memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan


Pertamina dan Pemohon I dalam TOR. Usulan tersebut
disetujui oleh direksi Pertamina dan Pemohon I;
In
A

10.27. Dalam request for binding proposal hanya ditanyakan 2


(dua) hal, yaitu (a) partner to accept (item-item yang
ah

lik

diterima calon partner), dan (b) partner to propose (items


yang masih dalam usulan dari calon mitra). Mitsubishi
m

ub

menerima seluruh persyaratan yang dimintakan. Namun


sebaliknya, Mitsui dalam proposalnya mencantumkan
ka

pengecualian (disclaimer) yang menyatakan bahwa


ep

proposalnya hanya untuk bersifat informatif, bersifat


ah

indikatif, dan hanya berlaku 6 (enam) bulan;


R

10.28. Permintaan tambahan tentang binding proposal yang


es

diminta oleh Pertamina dan Pemohon I yang bertujuan


M

ng

untuk melindungi hak-haknya dan Pemerintah, malah


on
gu

Hal. 139 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disimpulkan oleh Termohon sebagai upaya mengarahkan

R
pemenang. Padahal “mengarahkan pemenang” hanya

si
mungkin dapat terjadi kalau Pertamina dan Pemohon I

ne
ng
melonggarkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan,
sehingga dengan kelonggaran persyaratan tersebut,
peserta yang tidak qualified dengan mudah dapat

do
gu memenuhinya sehingga terpilih, yang dalam perkara ini
tidak terjadi sama sekali;

In
A
10.29. Lagi pula, tidak ada hubungan yang logis antara
permintaan binding proposal dengan terpilihnya Mitsubishi,
ah

karena ternyata Termohon mengabaikan fakta hukum

lik
bahwa persyaratan dan permintaan yang sama juga
dimintakan, baik kepada Mitsui maupun kepada Mitsubishi.
am

ub
Permintaan Pertamina dan Pemohon I tentang binding
proposal tersebut tidak serta merta mengakibatkan Mitsui
ep
tidak terpilih. Termohon mengabaikan fakta hukum bahwa
k

tidak terpilihnya Mitsui dalam tahap permintaan binding


ah

proposal disebabkan karena proposal Mitsui hanya bersifat


R

si
informatif, tidak mengikat dan hanya berlaku 6 (enam)
bulan serta dapat berubah-ubah. Disclaimer tersebut

ne
ng

secara tegas dipersyaratkan oleh Mitsui di dalam


proposalnya dalam tahap ini;

do
gu

Konfirmasi Mitsui tentang proposalnya yang hanya bersifat


informatif, indikatif dan tidak mengikat ini juga telah
dikuatkan oleh Mitsui dalam suratnya kepada Termohon
In
A

tertanggal 26 Mei 2009 (vide berkas Termohon No. S9),


yang dikutip sebagai berikut:
ah

lik

”…. Therefore, we submitted our 3rd Proposal only on


informational and indicative (non-legally binding) basis by
m

ub

clearly remarking our disclaimer in the proposal ….”


10.30. Dengan mempertimbangkan bahwa proposal Mitsui yang
ka

tidak mengikat dan hanya bersifat informatif saja, maka


ep

proposal Mitsubishi merupakan proposal terbaik, dan tidak


ah

ada proposal yang lebih dari proposal Mitsubishi, sehingga


R

tidak ada alasan bagi Pertamina dan Pemohon I untuk


es

tidak memilih Mitsubishi sebagai mitranya dengan proposal


M

ng

terbaik;
on
gu

Hal. 140 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 140
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. TUDUHAN TENTANG PERSEKONGKOLAN DALAM PROSES

R
SELEKSI CALON MITRA TIDAK MEMPUNYAI DASAR SAMA

si
SEKALI

ne
ng
11.1. Walaupun telah disampaikan kepada Termohon
berulangkali, tetapi Termohon tidak menghiraukannya,
yang bisa saja terjadi karena tidak pernah anggota

do
gu Termohon secara lengkap hadir dalam pemeriksaan-
pemeriksaan, ataupun sengaja diabaikan oleh Termohon.

In
A
Pemohon I menolak dengan tegas setiap dalil-dalil
Termohon tentang adanya diskriminasi. Termohon dengan
ah

sengaja tidak mengabaikan fakta-fakta yang terbukti, yang

lik
diuraikan di bawah ini.
Tidak ada perlakuan diskriminasi
am

ub
11.2. Tidak mempunyai dasar sama sekali Putusan Termohon
pada halaman 227 Bagian 8 Tentang Persekongkolan butir
ep
8.9.1, yang pada intinya menyatakan bahwa Pertamina
k

dan Pemohon I melakukan diskriminasi berupa


ah

kesempatan diskusi dan presentasi yang hanya diberikan


R

si
kepada Mitsubishi yang dianggap suatu bentuk pemberian
kesempatan eksklusif oleh Pertamina dan Pemohon I

ne
ng

selaku penyelenggara kepada Mitsubishi.


11.3. Putusan Termohon di atas tidak benar sama sekali. Dalam

do
gu

proses seleksi calon mitra sebagaimana telah diuraikan


panjang lebar di atas:
11.3.1. komunikasi dilakukan juga dengan para
In
A

pebisnis lainnya seperti LNGEU/LNGI, BG Asia


Pasific Ltd, LNG Japan Corp, Marubeni
ah

lik

Corporation, Anadarko, Itochu, dan Mitsui, dan


tidak hanya dengan Mitsubishi sebagaimana
m

ub

dituduhkan oleh Termohon.


11.3.2. pertemuan pada tanggal 4 September 2006
ka

adalah dalam rangka menerima dan


ep

mendengarkan presentasi Mitsubishi yang


ah

ternyata merupakan pengulangan presentasi


R

sebelumnya, dan tidak berkaitan dengan TOR,


es

dan berdasarkan catatan/pertimbangan


M

ng

Termohon dalam Salinan Laporan Dugaan


on
gu

Hal. 141 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 141
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelanggaran halaman 36 butir c (lihat berkas

R
Termohon A1), pertemuan tertanggal tersebut

si
tidak hanya dengan Mitsubishi, tetapi juga

ne
ng
dengan Itochu Corporation. Selain itu,
pertemuan tersebut bukan dengan tim
evaluator, padahal sistem pengambilan

do
gu keputusan adalah berdasarkan mekanisme
bottom up (dari bawah ke atas);

In
A
Pemohon I juga mengetahui bahwa pada
tanggal 4 September 2006 komunikasi-
ah

komunikasi dilakukan oleh Pertamina dengan

lik
para pebisnis lainnya seperti LNGEU/LNGI, BG
Asia Pasific Ltd, LNG Japan Corp, Marubeni
am

ub
Corporation, Anadarko, Itochu, dan Mitsui, dan
tidak hanya dengan Mitsubishi sebagaimana
ep
dituduhkan oleh Termohon;
k

11.3.3. penyampaian undangan tambahan didasarkan


ah

pada pernyataan minat dari British Gas, Japex,


R

si
POGI, baik lisan maupun tertulis, kepada
Pertamina untuk berpastisipasi dalam proses

ne
ng

seleksi calon mitra (lihat lampiran berkas


Termohon No. M12 dan No. M13);

do
gu

11.4. Termohon hanya membesar-besar komunikasi dengan


Mitsubishi untuk menyimpulkan adanya diskriminasi, akan
tetapi Termohon mengabaikan begitu saja fakta hukum
In
A

bahwa komunikasi tidak hanya dengan Mitsubishi, tetapi


juga dengan pihak lain;
ah

lik

11.5. Dengan demikian, kesimpulan Termohon bahwa


Pertamina dan Pemohon I diskriminatif karena
m

ub

memberikan kesempatan diskusi dan presentasi hanya


kepada Mitsubishi adalah bentuk pemberian kesempatan
ka

eksklusif kepada Mitsubishi tidak benar sama sekali, dan


ep

tidak berdasar;
ah

TOR dan Rapat Klarifikasi TOR yang disampaikan sudah memuat


R

key criteria dan items sebagai bahan untuk mengevaluasi proposal


es

calon mitra yang sudah lazim dan mudah dipahami oleh pebisnis
M

ng

LNG
on
gu

Hal. 142 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 142
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11.6. Tidak berdasar sama sekali Putusan Termohon pada

R
halaman 229 butir 8.9 angka 8.9.2, yang pada intinya

si
menyatakan bahwa penilaian yang berbeda, TOR yang

ne
ng
dibuat mengambang dan permintaan binding proposal
adalah suatu persaingan semu;
11.7. Kesimpulan Termohon di atas adalah salah, karena

do
gu disamping karena alasan-alasan yang disebutkan dalam
butir 10.7 sampai dengan butir 10.30 di atas, TOR telah

In
A
memuat key criteria dan items sebagai bahan untuk
mengevaluasi proposal calon mitra yang lazim dan mudah
ah

dipahami oleh pebisnis LNG internasional yang sudah

lik
berpengalaman, antara lain (a) mitra potensial
dipersyaratkan harus merupakan pebisnis internasional
am

ub
dalam bisnis LNG, (b) mitra potensial merupakan
perusahaan dengan credit rating minimum BBB+ (S&P
ep
rating tools); dan (c) persyaratan mengenai jointly and
k

severally liable;
ah

11.8. Dengan demikian Putusan Termohon yang menyatakan


R

si
bahwa TOR dibuat mengambang sebagai persaingan
semu adalah kesimpulan yang salah;

ne
ng

Tidak ada perlakuan eksklusif kepada Mitsubishi


11.9. Tidak mempunyai dasar sama sekali PutusanTermohon

do
gu

halaman 230 butir 8.9.3, yang pada intinya menyatakan


pemberian kesempatan eksklusif dan persaingan semu
adalah bukti persengkongkolan sebagaimana dimaksud
In
A

dalam Pasal 22 UU No. 5/1999;


11.10. Termohon beranggapan Pemohon I dan Pertamina hanya
ah

lik

melakukan komunikasi dengan Mitsubishi sehingga


Termohon berkesimpulan bahwa Mitsubishi diberikan
m

ub

kesempatan eksklusif. Anggapan ini sama sekali tidak


benar, karena telah diuraikan di atas bahwa komunikasi-
ka

komunikasi dilakukan juga dengan LNGEU/LNGI, BG Asia


ep

Pasific Ltd, LNG Japan Corp, Marubeni Corporation,


ah

Anadarko, Itochu dan Mitsui, dan tidak hanya dengan


R

Mitsubishi seperti dituduhkan oleh Termohon;


es

11.11. Disamping itu, tuduhan Termohon yang menyatakan


M

ng

bahwa Pertamina dan Pemohon I bersekongkol untuk


on
gu

Hal. 143 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 143
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memenangkan Mitsubishi sangat absurd dan tidak

R
mempunyai dasar sama sekali, dan Putusan yang

si
demikian sangat sukar dipahami. Hal ini telah diuraikan

ne
ng
panjang lebar pada butir 7.15 dan 7.16 serta butir 9.1
sampai dengan butir 11.5 di atas;
11.12. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, semua kesimpulan-

do
gu kesimpulan Termohon tentang persekongkolan untuk
mememangkan Mitsubishi tidak mempunyai dasar hukum

In
A
sama sekali, dan karena itu, Putusan Termohon haruslah
dibatalkan;
ah

12. TIDAK ADA SUATU INFORMASI RAHASIA PESAING DALAM

lik
PERKARA INI;
12.1. Tidak berdasar Putusan Termohon halaman 232-234 butir
am

ub
9.5 angka (1) s/d (8) yang pada intinya menyatakan bahwa
Mitsubishi telah memanfaatkan informasi rahasia
ep
pesaingnya dalam menyusun proposal yang didapatkan
k

melalui suatu persekongkolan dengan Para Pemohon


ah

melalui proses due diligence;


R

si
12.2. Termohon tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang
terbukti, dan Termohon salah memahami Pasal 23 UU No.

ne
ng

5/1999, yang mengakibatkan kesimpulan Termohon keliru,


tidak benar dan tidak berdasar yang diuraikan di bawah;

do
gu

Tidak ada informasi rahasia LNGEU/LNGI dalam perkara ini


12.3. Dalam Putusannya, Termohon menuduh bahwa melalui
due diligence, Para Pemohon memfasilitasi Mitsubishi
In
A

untuk mendapatkan informasi rahasia saingannya (dalam


hal ini LNGEU/ LNGI), dimana informasi tersebut
ah

lik

dipergunakan dalam penyiapan proposal Mitsubishi dalam


proses seleksi calon mitra. Agar dapat disimpulkan
m

ub

tuduhan tersebut terbukti (quod non, halmana ditolak),


Termohon diwajibkan membuat daftarnya satu persatu apa
ka

yang dinamakan oleh Termohon dengan informasi rahasia


ep

LNGEU/ LNGI, dan daftar tersebut secara konsisten cocok


ah

dan terdapat dalam proposal Mitsubishi dalam proses


R

seleksi calon mitra. Termohon tidak dapat


es

membuktikannya, dan tidak satupun hal tersebut


M

ng

on
gu

Hal. 144 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 144
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disebutkan dalam Putusan Termohon, sehingga tuduhan

R
Termohon tidak berdasar sama sekali;

si
12.4. Kalau dibandingkan antara proposal LNGEU dan

ne
ng
Mitsubishi, maka Pemohon I tidak melihat ada data-data
dari LNGEU dalam proposal Mitsubishi. Termohon
diwajibkan memperlihatkan/ menunjukkan ada data-data

do
gu LNGEU dalam proposal Mitsubishi dalam membuat
kesimpulannya;

In
A
12.5. Termohon menyebutkan informasi-informasi terkait
kapasitas kilang dan Domestic Market Obligation (DMO)
ah

sebagai informasi yang diambil dari LNGEU, padahal

lik
informasi terkait kapasitas kilang adalah informasi yang
sudah diketahui oleh Para Pemohon ketika LNGI (induk
am

ub
perusahaan LNGEU) dan Pemohon II menjajaki
kemungkinan mengadakan jual beli gas berdasarkan EA,
ep
sedangkan Domestic Market Obligation (DMO) adalah
k

kebijakan pemerintah/bersifat umum yang dapat diakses,


ah

dan tidak merupakan milik LNGEU;


R

si
12.6. Lebih lanjut, permasalahan terkait dengan DMO
merupakan kewajiban yang diatur oleh Pemerintah dan

ne
ng

mudah diketahui oleh semua pebisnis LNG di Indonesia,


termasuk Mitsubishi yang telah terlibat dan berpengalaman

do
gu

dalam proyek-proyek lainnya. Informasi tersebut adalah


informasi yang diketahui umum dan tidak bersifat rahasia
sehingga bukanlah suatu informasi rahasia;
In
A

12.7. Karena Para Pemohon telah menjajaki kemungkinan


melakukan jual beli gas dengan LNGEU/LNGI berdasarkan
ah

lik

EA, sehingga Para Pemohon telah mengetahui profile


LNGEU/LNGI. Para Pemohon pada kenyataannya tidak
m

ub

melihat adanya informasi pekerjaan awal LNGI yang


diambil atau digunakan oleh Mitsubishi dalam penyiapan
ka

proposalnya dalam proses seleksi calon mitra;


ep

12.8. Akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini bahwa tidak


ah

adanya informasi pekerjaan awal LNGI yang diambil atau


R

digunakan oleh Mitsubishi dalam penyiapan proposalnya


es

dalam proses seleksi calon mitra.


M

ng

on
gu

Hal. 145 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 145
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tidak ada informasi pekerjaan awal LNGI yang dapat digunakan

R
dalam menyusun proposal proyek dalam proses seleksi calon

si
mitra karena informasi yang didapat dari proses due diligence

ne
ng
sama sekali berbeda dan tidak relevan dengan proses seleksi
calon mitra
12.9. Termohon menuduh bahwa Mitsubishi mendapatkan

do
gu informasi rahasia LNGI melalui due diligence dalam
mempersiapkan proposal Mitsubishi dalam proses seleksi

In
A
calon mitra. Selanjutnya Termohon membuat kesimpulan
sendiri bahwa perolehan informasi hasil due diligence
ah

tersebut merupakan suatu bentuk persekongkolan untuk

lik
mendapatkan informasi rahasia pesaingnya;
12.10. Kesimpulan Termohon di atas adalah tidak benar dan
am

ub
keliru. Tidak ada hubungan antara presentasi tanggal 23
dan tanggal 24 Februari 2006 serta presentasi tanggal 16
ep
Maret 2006 dengan proses seleksi calon mitra, apalagi
k

atas terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra terpilih.


ah

Presentasi tanggal 23 dan 24 Februari 2006 serta


R

si
presentasi tanggal 16 Maret 2006 bukanlah proposal atau
presentasi yang diberikan sehubungan proses seleksi

ne
ng

calon mitra, akan tetapi hanya dalam rangka rencana jual


beli gas, sedangkan proses seleksi yang dimulai tanggal 1

do
gu

September 2006 adalah proses mencari calon mitra


investasi. Lagi pula, presentasi tersebut terjadi jauh
sebelum proses seleksi calon mitra yang dimulai tanggal 1
In
A

September 2006. Proposal seleksi calon mitra jelas


berbeda dengan presentasi-presentasi tersebut di atas,
ah

lik

karena proposal seleksi calon mitra mempunyai objek,


tujuan dan persyaratannya sendiri seperti yang dijelaskan
m

ub

dalam TOR, yang berbeda dengan penjajakan bisnis


sebelum proses seleksi mitra, yaitu jual beli gas;
ka

12.11. Lebih lanjut, Para Pemohon juga tidak dapat memahami


ep

pertimbangan Putusan Termohon yang menyatakan


ah

bahwa Para Pemohon telah memfasilitasi persekongkolan


R

dalam perkara ini dengan menghubungkan antara due


es

diligence dengan proses seleksi calon mitra;


M

ng

on
gu

Hal. 146 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 146
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12.12. Persekongkolan mendapatkan informasi rahasia hanya

R
dapat terjadi apabila informasi tersebut relevan dan

si
berguna pada kegiatan lain, karena adanya persamaan

ne
ng
cakupan, sifat dasar (nature), konsep dan objeknya. Dalam
hal ini, tidak ada informasi yang berguna atau dapat
digunakan dari hasil due dilligence pekerjaan awal LNGI

do
gu dalam proses seleksi calon mitra, karena basis teknologi,
konsep teknologi dan cakupan serta sifat transaksi bisnis

In
A
yang akan dicapai pada periode seleksi calon mitra
berbeda sama sekali dengan cakupan dan sifat transaksi
ah

bisnis yang direncanakan pada periode sebelum seleksi

lik
calon mitra dengan LNGI. Perbedaan-perbedaan tersebut
terbukti jelas dalam tabel di bawah ini:
am

ub
TEKNOLOGI, PERIODE SEBELUM PERIODE SELEKSI
ep
CAKUPAN SELEKSI CALON CALON MITRA
k

TRANSAKSI MITRA
ah

DAN SIFAT
R

si
Basis teknologi Menggunakan teknologi Menggunakan teknologi APCI
Ammonia Absorption (Air Products and Chemicals,
technology yang tidak Inc.), yaitu teknologi yang

ne
ng

umum digunakan dalam telah terbukti dan banyak


produksi LNG. digunakan pada LNG Plant di
dunia
Konsep Teknologi Multiple small train Ordinary single train

do
gu

Struktur Transaksi Jual beli gas secara putus Pencarian Mitra Investasi
dimana Pertamina dan
Pemohon I mencari calon
In
mitra yang secara bersama-
A

sama memiliki, mendanai dan


berbagi resiko pengembangan
LNG pada perusahaan hilir
ah

yang akan didirikan.


lik

Kapasitas LNG Two liquefaction train Single liquefaction train


Plant "mini" LNG plant dengan dengan kapasitas 2.1 juta ton
kapasitas 2,000 ton per per tahun
hari (0.8 juta ton per
m

ub

tahun).

Jumlah Pasokan 120 mmscfd dan hanya 335 mmscfd dan gabungan
ka

Gas sebahagian dari gas supply gas dari Lapangan


ep

Senoro. Senoro dan Lapangan


Matindok
Kemampuan Pemegang saham PT Salah satu pemegang saham
ah

Keuangan Calon LNG Energi Utama PT DSLNG adalah Mitsubishi,


R

Pembeli Gas adalah LNG Limited dimana modal dasar


(perusahaan Australia Mitsubishi sendiri per 1 Maret
es

dengan market cap 2010 adalah + Yen 2,961


M

kurang dari US$1 billion), billion.


ng

dan PT Maleo Energi


on
gu

Hal. 147 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 147
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TEKNOLOGI, PERIODE SEBELUM PERIODE SELEKSI

R
CAKUPAN SELEKSI CALON CALON MITRA

si
TRANSAKSI MITRA

ne
ng
DAN SIFAT
Utama (perusahaan Pemegang saham lain PT
Indonesia) DSLNG adalah anak
perusahaan Pemohon I dan

do
gu Credit Rating
Pemegang Saham
Tidak memiliki rating
Pertamina.
Mitsubishi sebagai pemegang
saham selain Pertamina dan
Pembeli Gas Pemohon I melalui anak

In
A
perusahannya, dan PT
DSLNG memiliki rating S&P
A+, Moody's A1.
ah

lik
12.13. Karena basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan
sifat transaksi bisnis yang akan dicapai pada periode
am

ub
seleksi calon mitra dan sebelum seleksi calon mitra
dengan LNGI berbeda antara satu dengan yang lain, maka
tidak ada informasi yang relevan yang dapat digunakan
ep
k

oleh Mitsubishi dalam membuat proposal pada saat proses


ah

seleksi calon mitra dari pekerjaan awal LNGI sebelum


R

si
proses seleksi calon mitra terhadap proses seleksi calon
mitra.

ne
ng

Hal ini diperkuat dengan kesaksian James Ball pada butir


23 berkas Termohon B 38 yang dikutip sebagai berikut:

do
“Pertanyaan: Anda telah menerima bahan presentasi
gu

Mitsubishi tentang hasil pemeriksaan.


Berdasarkan peninjauan anda atas
In
A

proposal Mitsubishi, apakah menurut anda


Mitsubishi telah menggunakan dalam
ah

lik

beauty contest informasi yang ditemukan


pada saat memeriksa/ meninjau pekerjaan
awal LNGI? (Mitsubishi);
m

ub

Jawaban: Secara singkat jawabannya adalah tidak.


ka

…. Dan terlihat jelas bahwa konsep teknik


ep

yang diajukan LNGI merupakan konsep


teknik yang digunakan dalam bagian yang
ah

berbeda dari usaha LNGI. Ini merupakan


R

es

bagian dari usaha LNG yang sama sekali


M

ng

on
gu

Hal. 148 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 148
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berbeda. Ini bukan bagian ekspor, itu

R
sangat berbeda.”

si
Informasi yang didapat oleh Mitsubishi dalam proses due diligence

ne
ng
(kalau ada) didapatkan secara sah dan atas ijin/persetujuan LNGI,
sehingga tidak merupakan persengkongkolan mendapatkan
informasi rahasia

do
gu 12.14. Termohon berkesimpulan due diligence antara Mitsubishi
dengan LNGI merupakan persekongkolan mendapatkan

In
A
informasi rahasia LNGI yang difasilitasi oleh Para
Pemohon, dan informasi tersebut dipergunakan dalam
ah

proses seleksi calon mitra;

lik
12.15. Persekongkolan merupakan perbuatan yang
dilarang/dihukum, dan oleh karena itu persekongkolan
am

ub
mendapatkan informasi rahasia hanya dapat terjadi kalau
perolehan informasi tersebut tidak seijin pemilik atau
ep
diperoleh tanpa alas hukum yang sah. Apabila perolehan
k

informasi tersebut didasarkan pada persetujuan/ijin, maka


ah

perolehan informasi tersebut tidak dapat disimpulkan


R

si
sebagai persekongkolan mendapatkan informasi;
12.16. Termohon dengan sengaja mengabaikan fakta-fakta

ne
ng

hukum yang terbukti bahwa proses due diligence telah


didasarkan kesepakatan, ijin dan persetujuan LNGI

do
gu

dengan penandatanganan CA antara LNGI dengan


Mitsubishi, dan oleh karena itu, informasi apapun yang
didapatkan (kalau ada), hal itu adalah atas persetujuan
In
A

dan ijin dari LNGI yang tunduk pada Pasal 1320 dan 1338
KUHPerdata, sehingga tidak merupakan persekongkolan
ah

lik

mendapat informasi rahasia;


12.17. Para Pemohon juga tidak pernah menginstruksikan
m

ub

Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko untuk melakukan due


diligence dengan LNGI. Dalam keadaan bagaimanapun,
ka

LNGI bebas sepenuhnya untuk menolak apabila LNGI


ep

berkesimpulan bahwa penjajakan tersebut akan


ah

merugikannya, dan setiap akibat dari keputusan menerima


R

atau menolak tersebut tidak dapat dibebankan kepada


es

pihak ketiga, apalagi untuk menyimpulkan persekongkolan;


M

ng

on
gu

Hal. 149 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 149
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12.18. Terlebih lagi berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan

R
Termohon pada halaman 12 butir 8-9, Termohon telah

si
menyatakan kepada LNGI untuk hadir pada presentasi

ne
ng
tanggal 9 Februari 2006 tersebut, dan LNGI tidak
keberatan, dan karenanya LNGI telah mengetahui dan
memberikan persetujuan dan ijinnya atas presentasi

do
gu tersebut. Penandatanganan CA hanyalah suatu formalitas
tertulis saja atas persetujuan lisan yang telah diberikan

In
A
oleh LNGI;
12.19. Termohon mengabaikan fakta hukum bahwa selain
ah

dengan Mitsubishi, LNGI diperkenalkan juga kepada Itochu

lik
dan Anadarko. LNGI dan pihak-pihak tersebut secara
terpisah menjajaki hubungan atas dasar business to
am

ub
business yang didahului dengan penandatanganan CA di
antara mereka untuk melakukan due diligence. Kalau
ep
tujuan perkenalan tersebut adalah agar Mitsubishi
k

mendapatkan informasi yang akan dipergunakan oleh


ah

Mitsubishi sebelum dan pada saat proses seleksi calon


R

si
mitra, maka hal tersebut bertolak belakang dengan
kenyataan bahwa pebisnis gas lainnya, yaitu Itochu, dan

ne
ng

Anadarko diperkenalkan juga kepada LNGI. Kalau tujuan


Pemohon adalah agar Mitsubishi mendapatkan informasi

do
gu

rahasia LNGI dalam proses seleksi calon mitra,


seharusnya pebisnis yang diperkenalkan kepada LNGI
hanya dan cukup Mitsubishi saja, dan tidak perlu dengan
In
A

Itochu dan Anadarko. Karena itu, sangat tidak tepat


apabila niat baik untuk memperkenalkan para pebisnis
ah

lik

tersebut di atas yang diikuti dengan due diligence di antara


mereka disimpulkan sebagai persengkongkolan untuk
m

ub

mendapatkan informasi LNGI;


12.20. Proses due diligence dan segala pertukaran informasi
ka

didalamnya merupakan suatu proses yang lazim dilakukan


ep

dalam suatu proses penjajakan bisnis di antara mereka.


ah

Dengan demikian due diligence yang dilakukan oleh LNGI


R

dengan masing-masing Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko


es

merupakan suatu rangkaian perbuatan yang sah dan tidak


M

ng

melanggar hukum dan tidaklah dapat dikategorikan


on
gu

Hal. 150 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 150
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai suatu persekongkolan. Hal ini diakui pula oleh

R
LNGI dalam Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan Saksi

si
tanggal 11 Agustus 2010 terhadap Direktur Utama LNGEU

ne
ng
Norman Marshall (berkas KPPU No B16) butir 27 yang
menyatakan sebagai berikut:
“Pertanyaan: Kenapa anda membuka semua dokumen

do
gu rahasia anda?
Jawaban: Karena tidak mungkin sebuah perusahaan

In
A
mau bergabung dan berinvestasi dengan
proyek senilai miliyaran dolar tanpa
ah

melakukan uji tuntas terlebih dahulu”.

lik
12.21. Berdasarkan seluruh penjelasan diatas terbukti bahwa
kesimpulan tentang suatu persekongkolan untuk
am

ub
mendapatkan rahasia perusahaan pesaingnya tidak
mempunyai dasar sama sekali;
ep
Pemohon I TIDAK TERBUKTI MELANGGAR PASAL 22 UU No. 5/1999
k

13. Perlu kami jelaskan terlebih dahulu bahwa uraian-uraian tentang


ah

Pasal 22 UU No. 5/1999 ini hanya terkait dengan Pemohon I saja,


R

si
bukan dengan Pemohon II;
14. Termohon beranggapan bahwa Pemohon I, Pertamina dan

ne
ng

Mitsubishi melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, akan tetapi


Termohon tidak menguraikan dan tidak membuktikan semua unsur

do
gu

dari ketentuan pasal tersebut yang dianggap oleh Termohon


terbukti, padahal apabila salah satu dari semua unsur Pasal 22 UU
No. 5/1999 tidak terbukti, maka tuduhan pelanggaran Pasal 22 UU
In
A

No. 5/1999 tidak terbukti pula secara keseluruhan. Keberatan yang


singkat ini sudah cukup membuktikan dengan jelas bahwa
ah

lik

Termohon tidak dapat membuktikan Pasal 22 UU No. 5/1999


terlanggar;
m

ub

15. Sekalipun demikian, Pemohon I akan membahas unsur-unsur


pasal tersebut satu-persatu untuk membuktikan bahwa tuduhan
ka

pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 tidak mempunyai sama


ep

sekali. Pasal 22 UU No. 5/1999 menentukan:


ah

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk


R

mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat


es

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”


M

ng

on
gu

Hal. 151 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 151
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
16. Dengan demikian, unsur-unsur atau persyaratan-persyaratan

R
terbuktinya pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah (a) unsur

si
“pelaku usaha”, (b) unsur “dilarang”, (c) unsur “bersekongkol

ne
ng
mengatur dan atau menentukan pemenang”, (d) unsur “pihak lain”
(d) unsur “tender”; dan (e) unsur “dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat”.

do
gu Unsur diatas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu unsur tidak
terpenuhi/ terbukti, maka dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22

In
A
UU No. 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbukti pula.
17. Pemohon I secara tegas menyatakan bahwa unsur-unsur Pasal 22
ah

UU No. 5/1999 tidak terbukti sama sekali, yang akan diuraikan di

lik
bawah.
UNSUR “PELAKU USAHA”
am

ub
Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling kontradiksi
satu dengan yang lain
ep
17.1. Putusan yang tidak dapat dimengerti, bahkan apabila
k

alasan-alasannya saling bertolak belakang merupakan


ah

kesalahan berat dalam penerapan hukum acara, sehingga


R

si
harus dibatalkan berdasarkan Surat Edaran MARI No. 03
Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 telah menentukan

ne
ng

sebagai berikut:
“Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan/

do
gu

alasan, bahkan apabila alasan-alasan itu kurang jelas,


sukar dapat dimengerti ataupun bertentangan dengan
satu sama lain, maka hal demikian dapat dipandang
In
A

sebagai suatu kelalaian dalam acara (“vormverzuim”) yang


dapat mengakibatkan batalnya suatu putusan...”
ah

lik

17.2. Berdasarkan Putusan Termohon pada halaman 236 butir


10.5.2, posisi Pemohon I hanya sebagai “pihak lain”,
m

ub

yang tidak terkena larangan/sanksi administratif dalam


konteks Pasal 22 UU No. 5/1999 berdasarkan
ka

rumusan/persyaratan Pasal 22, Pasal 47, Penjelasan


ep

resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan


ah

Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, seandainya


R

(halmana ditolak) Pasal 22 dapat diterapkan dalam


es

perkara aquo. Bertentangan dengan pertimbangannya,


M

ng

Termohon dalam diktumnya menyatakan Pemohon I


on
gu

Hal. 152 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 152
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, sehingga jelas antara

R
pertimbangan dan diktum Termohon saling bertolak

si
belakang.

ne
ng
Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum
Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak
belakang dengan rumusan/ persyaratan Pasal 22, Pasal

do
gu 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36
huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena

In
A
menurut Termohon, posisi Pemohon I hanya sebagai
“pihak lain”, yang tidak terkena larangan/sanksi
ah

administratif dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999,

lik
seandainya (halmana ditolak) Pasal 22 dapat diterapkan
dalam perkara aquo. Dengan demikian, unsur “pelaku
am

ub
usaha” tidak terbukti, dan Putusan Termohon saling
bertolak belakang, sehingga Putusan Termohon batal demi
ep
hukum atau harus dibatalkan berdasarkan Surat Edaran
k

MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974


ah

sebagaimana telah dikutip di atas.


R

si
UNSUR “DILARANG”
Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling bertolak

ne
ng

belakang satu dengan yang lain


17.3. Termohon tidak menjelaskan sama sekali apakah unsur

do
gu

“dilarang” dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 terbukti, dan


tidak jelas alasannya mengapa Termohon tidak
menguraikan unsur "dilarang" dalam Putusannya. Akan
In
A

tetapi, tiba-tiba saja Termohon menyatakan Pemohon I


melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999. Padahal unsur
ah

lik

“dilarang” wajib dibuktikan sebagai salah satu unsur dari


Pasal 22 UU No. 5/1999. Dengan demikian, unsur
m

ub

“dilarang” tidak terbukti sama sekali.


17.4. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga saling
ka

bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan


ep

yang lain, karena posisi Pemohon I hanyalah sebagai


ah

”pihak lain” berdasarkan Putusan Termohon, yang tidak


R

terkena larangan dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999


es

sesuai dengan rumusan/persyaratan Pasal 22, Pasal 47,


M

ng

Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf


on
gu

Hal. 153 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 153
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, seandainya

R
(halmana ditolak) Pasal 22 UU No. 5/1999 dapat

si
diterapkan dalam perkara aquo. Bertentangan dengan

ne
ng
pertimbangannya, Termohon dalam amar Putusannya
menyatakan Pemohon I melanggar Pasal 22 UU No.
5/1999, yang membuktikan antara pertimbangan dan

do
gu diktum Putusan Termohon saling bertolak belakang satu
dengan yang lain.

In
A
17.5. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum
Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak
ah

belakang dengan rumusan/ persyaratan Pasal 22, Pasal

lik
47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36
huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena
am

ub
menurut Termohon, posisi Pemohon I hanya sebagai
“pihak lain”, yang tidak terkena larangan/sanksi
ep
administratif dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999,
k

seandainya (halmana ditolak) Pasal 22 UU No. 5/1999


ah

dapat diterapkan dalam perkara aquo. Dengan demikian,


R

si
unsur “dilarang” tidak terbukti, dan Putusan Termohon
saling bertolak belakang, sehingga Putusan Termohon

ne
ng

batal demi hukum atau harus dibatalkan berdasarkan


Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25

do
gu

Nopember 1974.
UNSUR “BERSEKONGKOL UNTUK MENGATUR ATAU
MENENTUKAN PEMENANG”
In
A

17.6. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur “dilarang” tidak


terpenuhi, maka unsur “bersekongkol untuk mengatur dan
ah

lik

atau menentukan pemenang” tidak relevan lagi. Namun


demikian, dalam perkara ini, Pemohon I tetap membahas
m

ub

unsur “bersekongkol untuk mengatur dan atau


menentukan pemenang”, untuk membuktikan unsur ini
ka

tidak terpenuhi sama sekali.


ep

17.7. Tuduhan tentang “bersekongkol untuk mengatur dan atau


ah

menentukan Mitsubishi telah dibantah panjang lebar pada


R

butir 7.15 dan 7.16 serta butir 9.1 sampai dengan butir
es

10.30 di atas. Menambahkan uraian tersebut akan kami


M

ng

uraikan bahwa unsur ini tidak terbukti sama sekali.


on
gu

Hal. 154 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 154
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Persyaratan adanya “bersekongkol untuk mengatur dan

R
menentukan pemenang” dalam Pasal 22 UU No. 5/1999

si
tidak boleh hanya didasarkan pada penafsiran,

ne
ng
perkiraan dan kesimpulan belaka. Hal ini telah
diputuskan oleh Mahkamah Agung dalam Putusannya No.
422 K/Pdt.Sus/2009, tanggal 12 Pebruari 2010 dan

do
gu Putusan Mahkamah Agung No. 109 K/Pdt.Sus/2009,
tanggal 30 Maret 2009 yang telah dikutip pada butir 7.2 di

In
A
atas;
17.8. Putusan-putusan tersebut di atas secara konsisten
ah

bersesuaian dengan keterangan/pendapat dari Kurnia

lik
Toha, S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya tertanggal
18 Nopember 2010 pada halaman 22 yang yang telah
am

ub
dikutip pada butir 7.3 di atas;
17.9. Ternyata Putusan Termohon untuk menyatakan terjadinya
ep
pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 hanya
k

berdasarkan asumsi, perkiraan atau penafsiran belaka;


ah

17.10. Selanjutnya, kalau tujuannya hanya untuk memenangkan


R

si
Mitsubishi, padahal Pertamina dan Pemohon I bebas
sepenuhnya menunjuk mitranya berdasarkan

ne
ng

kesepakatan, maka (a) Pemohon I tidak perlu menunjuk


para konsultan independen dan menghabiskan man hours

do
gu

dan uang yang tidak sedikit untuk mempersiapkan dan


menyelenggarakan proses seleksi calon mitra, (b)
Pertamina dan Pemohon I tidak perlu mengundang para
In
A

pebisnis internasional, tetapi cukup dengan menunjuk


Mitsubishi secara langsung, (c) Pertamina dan Pemohon I
ah

lik

tidak perlu melakukan evaluasi secara independen dan


tersendiri atas proposal yang diterimanya, dan (d)
m

ub

Pertamina dan Pemohon bebas sepenuhnya untuk


meminta langsung proposal dari Mitsubishi, tanpa
ka

perlu mengundang calon mitra lainnya (termasuk


ep

LNGEU) dan tidak perlu pula mengadakan proses


ah

seleksi calon mitra ini. Fakta-fakta hukum tersebut


R

membantah dengan sendirinya tuduhan persekongkolan


es

untuk memenangkan Mitsubishi dalam proses seleksi


M

ng

investasi tersebut;
on
gu

Hal. 155 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 155
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal ini telah diuraikan panjang lebar pada butir 7.15 dan

R
7.16 di atas.

si
17.11. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelas bahwa tuduhan-

ne
ng
tuduhan Termohon tidak mempunyai dasar sama sekali,
saling bertolak belakang, sukar dipahami dan tidak
dipertimbangan dengan cukup (onvoeldoende

do
gu gemotiveerd), yang berdasarkan Jurisprudensi Mahkamah
Agung dan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal

In
A
25 Nopember 1974 yang telah dikutip di atas, putusan
yang demikian haruslah dibatalkan;
ah

17.12. Selanjutnya, tuduhan Termohon tidak mempunyai dasar

lik
sama sekali, yang diuraikan di bawah;
Alasan Pertama: Tidak ada Kepentingan dan
am

ub
Manfaatnya Bagi Pertamina dan Pemohon I untuk
Bersekongkol, Karena Bersekongkol Untuk Memilih
ep
Mitra Yang Tidak Qualified Hanya Akan Merugikan Diri
k

Sendiri di Kemudian Hari


ah

17.13. Pada hakekatnya Termohon keliru memahami tuduhan-


R

si
tuduhannya, dan tuduhan-tuduhan Termohon saling
bertolak belakang, sukar dipahami dan tidak

ne
ng

dipertimbangan dengan cukup (onvoeldoende


gemotiveerd);

do
gu

17.14. Mitra terpilih akan membangun usaha bersama dengan


dan akan menjadi pemegang saham bersama-sama
dengan Pertamina dan Pemohon I atau melalui anak
In
A

perusahannya yang secara bersama-sama memiliki,


mendanai dan berbagi resiko atas perusahaan yang akan
ah

lik

didirikan bersama, sehingga diharapkan mitra terpilih


adalah mitra yang mempunyai kemampuan finansial yang
m

ub

kuat, teknologi yang teruji, pengalaman, jaringan


pemasaran yang luas, yang pada gilirannya akan
ka

menguntungkan Pertamina dan Pemohon I;


ep

17.15. Kegagalan memilih mitra yang tidak qualified akan sangat


ah

merugikan dan menjadi beban ekonomis bagi Pertamina


R

dan Pemohon, apalagi dengan mengingat bahwa proses


es

seleksi calon mitra tidak diwajibkan oleh peraturan


M

ng

perundang-undangan yang berlaku;


on
gu

Hal. 156 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 156
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
17.16. Termohon tidak perlu menghakimi proses seleksi calon

R
mitra ini dengan membangun tuduhan-tuduhan yang keliru.

si
Pertamina dan Pemohon I akan melakukannya secara

ne
ng
otomatis (self assess) dengan melakukan tindakan-
tindakan yang perlu agar tidak mengalami kerugian,
karena apabila proses seleksi calon mitra tersebut

do
gu dilakukan dengan bersekongkol atau menunjuk pihak yang
tidak qualified seperti dituduhkan, maka Pertamina dan

In
A
Pemohon I akan menanggung sendiri resiko dan kerugian
tersebut, yang tidak dapat dibebankan kepada pihak
ah

ketiga, termasuk kepada Termohon;

lik
17.17. Oleh karena itu, pendapat Termohon bahwa Pertamina
dan Pemohon I bersekongkol dan bahwa proses seleksi
am

ub
calon mitra didesain untuk memenangkan Mitsubishi
sangat tidak masuk akal, absurd dan tidak berdasar, dan
ep
harus dibatalkan;
k

Alasan Kedua: Proses Seleksi Calon Mitra Sama Sekali


ah

Bukan untuk Memenangkan Mitsubishi


R

si
17.18. Kesimpulan Termohon yang menyatakan bahwa proses
seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pertamina dan

ne
ng

Pemohon I untuk menunjuk Mitsubishi adalah tidak


berdasar sama sekali;

do
gu

17.19. Dengan segala hormat, kesimpulan tersebut tidak logis,


baik dari segi ekonomi maupun hukum karena
sebagaimana telah diuraikan di atas, tidak perlu
In
A

mengadakan proses seleksi mitra kalau hanya untuk


menunjuk Mitsubishi;
ah

lik

17.20. Kenyataannya bahwa dalam proses seleksi mitra tersebut,


diperoleh fakta-fakta yang sudah kita ketahui bersama
m

ub

yang tidak dipertimbangkan oleh Termohon dalam


membuat Putusannya, yaitu sebagai berikut:
ka

17.20.1. Fakta pertama: Proposal LNGEU gagal dan


ep

tidak memenuhi persyaratan TOR, yaitu tidak


ah

memenuhi persyaratan tentang jointly and


R

severally liable dari anggota konsorsium. Dalam


es

suatu konsorsium, persyaratan tersebut sangat


M

ng

krusial dan penting untuk memastikan komitmen


on
gu

Hal. 157 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 157
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penuh. Karena itu, adalah kepentingan terbaik

R
bagi Pertamina dan Pemohon I untuk

si
mempersyaratkan jointly and severally liable

ne
ng
dan apabila calon mitra dapat memenuhi
persyaratan yang demikian;
17.20.2. Fakta kedua: Bahwa ternyata proposal Mitsui

do
gu hanya bersifat informatif, indikatif dan tidak
mengikat serta dapat berubah-ubah sewaktu-

In
A
waktu. Hal itu berarti bahwa proposal Mitsui
tidak mengikat dirinya sendiri (Mitsui), dan
ah

secara hukum Mitsui dapat sewaktu-waktu

lik
mengubah proposal/pendiriannya dengan
alasan hukum yang sah bahwa proposalnya
am

ub
hanya bersifat informatif dan tidak mengikat
sebagaimana telah disampaikannya dalam
ep
proposalnya. Tentu kondisi yang demikian
k

bukanlah kepentingan terbaik tujuan dari proses


ah

seleksi calon mitra ini dibuat; dan


R

si
17.20.3. Fakta ketiga: Semua persyaratan-persyaratan
TOR telah dapat dipenuhi oleh Mitsubishi

ne
ng

sebagaimana telah diuraikan berulang kali, dan


tidak ada proposal lain yang lebih baik dari

do
gu

proposal Mitsubishi, sehingga tidak ada alasan


bagi Pertamina dan Pemohon I untuk tidak
memilih Mitsubishi sebagai mitranya.
In
A

17.21. Dengan demikian, dugaan yang menyatakan bahwa


seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pertamina dan
ah

lik

Pemohon hanyalah sebagai sarana untuk menunjuk


Mitsubishi dan menyingkirkan LNGEU tidak benar dan
m

ub

tidak beralasan.
Alasan Ketiga: Proposal Mitsubishi Telah Memenuhi
ka

Persyaratan TOR, Sedangkan Proposal Mitsui Hanya


ep

Bersifat Informatif, Tidak Mengikat, Dapat Diubah oleh


ah

Mitsui Sewaktu-Waktu Dan Berlaku Hanya Untuk 6


R

(Enam) Bulan
es

17.22. Dalam RFB, terdapat beberapa kriteria yang harus


M

ng

diterima oleh calon mitra (partner to accept), dimana


on
gu

Hal. 158 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 158
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kriteria ini sangat penting dan mendasar untuk memastikan

R
diperolehnya komitmen yang tinggi dari para shortlisted

si
partners, memberikan perlindungan kepada Pertamina dan

ne
ng
Pemohon I dan Pemerintah, antara lain (a) tidak adanya
penjaminan atas kepentingan upstream, (b) partisipasi di
JVCo downstream dengan Pemohon II dan Pertamina, (c)

do
gu tata cara pengambilan saham di downstream oleh
Pemohon II dan Pertamina (downstream share down

In
A
mechanism), (d) pemasaran LNG (LNG marketing), dan
(e) jaminan untuk mengambil LNG dalam hal LNG tidak
ah

dibayar (off take guarantee);

lik
Seluruh persyaratan tersebut di atas diterima oleh
Mitsubishi, sehingga tidak ada alasan untuk tidak
am

ub
memilih Mitsubishi.
17.23. Akan tetapi, Mitsui dalam proposalnya mencantumkan
ep
pengecualian (disclaimer) yang menyatakan bahwa
k

proposalnya hanya untuk tujuan informasi dan bersifat


ah

indikatif serta berlaku hanya 6 (enam) bulan saja.


R

si
17.24. Dengan mempertimbangkan fakta bahwa proposal Mitsui
yang tidak mengikat dan bersifat informasi saja, maka

ne
ng

tidak alasan yang sah Pertamina dan Pemohon I untuk


tidak memilih Mitsubishi sebagai mitranya, sehingga tidak

do
gu

berdasar tuduhan bahwa Pertamina dan Pemohon I


bersekongkol untuk memenangkan Mitsubishi;
Alasan Keempat: Bersekongkol Untuk Memenangkan
In
A

Peserta Baru Dapat Dianggap Terjadi Apabila


Penyelenggara Melonggarkan Persyaratan-
ah

lik

Persyaratan, Sehingga Peserta Yang Tidak Qualified


Dapat Dengan Mudah Memenuhinya.
m

ub

17.25. Termohon tidak memahami esensi atau sifat dasar


(nature) proses seleksi mitra ini. Persekongkolan untuk
ka

memenangkan peserta berdasarkan Pasal 22 UU No.


ep

5/1999 baru dapat dianggap terjadi apabila penyelenggara


ah

melonggarkan persyaratan-persyaratan yang telah


R

dimintanya, sehingga peserta yang tidak qualified dan


es

pada awalnya tidak memenuhi persyaratan TOR pada


M

ng

on
gu

Hal. 159 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 159
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
akhirnya dapat dengan mudah memenuhi persyaratan

R
TOR yang dilonggarkan tersebut;

si
17.26. Hal ini telah diuraikan panjang lebar pada butir 7.11

ne
ng
sampai dengan 7.14 dan 9.1 sampai dengan 10.30 di atas;
17.27. Dengan demikian, tuduhan-tuduhan Termohon tentang
adanya persekongkolan untuk memenangkan Mitsubishi

do
gu tidak mempunyai dasar sama sekali;
Alasan Kelima: Putusan Termohon Tidak Cukup

In
A
Dipertimbangkan, Sehingga Haruslah Dibatalkan
Berdasarkan Jurisprudensi Tetap Mahkamah Agung
ah

dan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25

lik
Nopember 1974
17.28. Sebagaimana telah diuraikan panjang lebar di atas bahwa
am

ub
terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra adalah karena
Mitsubishi telah memenuhi semua persyaratan-
ep
persyaratan TOR dan proposalnya merupakan
k

proposal terbaik, dan tidak ada proposal lain yang


ah

lebih dari proposal Mitsubishi, sehingga tidak ada


R

si
alasan bagi Pertamina dan Pemohon I untuk tidak
memilihnya. Pertamina dan Pemohon I malah akan

ne
ng

dipersalahkan apabila Pertamina dan Pemohon I tidak


memilih Mitsubishi, padahal Mitsubishi telah memenuhi

do
gu

semua persyaratan-persyaratan TOR dan proposalnya


merupakan proposal terbaik;
17.29. Dari semua pertimbangan Termohon dapat disimpulkan
In
A

bahwa tidak ada proposal yang lebih baik dari proposal


Mitsubishi, sehingga tidak ada alasan bagi Pertamina
ah

lik

dan Pemohon I untuk tidak memilihnya. Termohon


seharusnya menjelaskan alasannya mengapa Pertamina
m

ub

dan Pemohon I tidak boleh memilih Mitsubishi, dan


seharusnya menjelaskan alasan bahwa proposal
ka

Mitsubishi tidak memenuhi persyaratan TOR. Putusan


ep

yang tidak memberikan pertimbangan yang cukup


ah

haruslah dibatalkan berdasarkan Jurisprudensi tetap


R

Mahkamah Agung dan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun


es

1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang telah diuraikan di


M

ng

atas;
on
gu

Hal. 160 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 160
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
UNSUR “PIHAK LAIN”

R
Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling bertolak

si
belakang satu dengan yang lain

ne
ng
17.30. Berdasarkan Putusan Termohon pada halaman 236 butir
10.5.2, posisi Pemohon I hanya sebagai “pihak lain”,
sedangkan berdasarkan rumusan/persyaratan Pasal 22,

do
gu pihak yang dikategorikan sebagai “pihak lain” tidak terkena
larangan Pasal 22 UU No. 5/1999 berdasarkan Pasal 22,

In
A
Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c,
Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999,
ah

maka dapat disimpulkan bahwa Pemohon I tidak

lik
melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, seandainya (halmana
ditolak) Pasal 22 dapat diterapkan dalam perkara aquo.
am

ub
Dengan demikian, Putusan Termohon yang menghukum
Pemohon I melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999 dan
ep
mengenakan denda administratif kepada Pemohon I tidak
k

mempunyai dasar hukum sama sekali;


ah

17.31. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga saling


R

si
bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan
yang lain, karena menurut Termohon, posisi Pemohon I

ne
ng

hanya sebagai ”pihak lain” sesuai dengan Putusan


Termohon, yang tidak terkena larangan/sanksi

do
gu

administratif dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999


berdasarkan rumusan/persyaratan Pasal 22, Pasal 47,
Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf
In
A

l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, seandainya


(halmana ditolak) Pasal 22 dapat diterapkan dalam
ah

lik

perkara aquo. Bertentangan dengan pertimbangannya,


Termohon dalam amar Putusannya menyatakan Pemohon
m

ub

I melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, yang membuktikan


antara pertimbangan dan diktum Putusan Termohon
ka

saling bertolak belakang satu dengan yang lain, dan


ep

mengakibatkan Putusan Termohon batal demi hukum atau


ah

dibatalkan berdasarkan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun


R

1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang telah dikutip di atas;


es

17.32. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum


M

ng

Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak


on
gu

Hal. 161 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 161
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
belakang dengan rumusan/ persyaratan Pasal 22, Pasal

R
47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36

si
huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena

ne
ng
berdasarkan pertimbangan Putusan Termohon, posisi
Pemohon I hanya sebagai “pihak lain”, yang tidak terkena
laranga/sanksi administratif dalam konteks Pasal 22 UU

do
gu No. 5/1999, seandainya (halmana ditolak) Pasal 22 dapat
diterapkan dalam perkara aquo. Dengan demikian,

In
A
Putusan Termohon saling bertolak belakang, sehingga
Putusan Termohon batal demi hukum atau harus
ah

dibatalkan berdasarkan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun

lik
1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang telah dikutip di atas;
UNSUR “TENDER”
am

ub
17.33. Unsur “tender” tidak terbukti. Menambahkan uraian pada
butir 2, 3, 4 dan butir 7.19 sampai dengan 7.23 di atas,
ep
Termohon telah melakukan kesalahan berat.
k

Menambahkan alasan-alasan tersebut, jenis tender yang


ah

dapat dihukum dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 hanyalah


R

si
jenis tender yang sesuai dengan definisi resmi “tender”
dalam penjelasan resmi Pasal 22 UU No. 5/1999, dengan

ne
ng

mengingat bahwa apabila undang-undang sendiri telah


memberikan definisi resmi, maka istilah tersebut harus

do
gu

terikat pada definisi dan unsur-unsur pembatasan yang


terkandung di dalamnya;
17.34. Undang-undang (dalam hal ini Pasal 22 UU No. 5/1999)
In
A

telah secara resmi membatasi jenis tender dalam ruang


lingkup Pasal 22 UU No. 5/1999, dan Termohon hanya
ah

lik

berwenang untuk memeriksa jenis tender yang sesuai


dengan definisi resmi tender dalam penjelasan resmi Pasal
m

ub

22 UU No. 5/1999 tersebut, yaitu hanya terbatas pada


tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
ka

pekerjaan, tawaran mengajukan harga untuk


ep

mengadakan barang, atau tawaran mengajukan harga


ah

untuk menyediakan jasa;


R

Sebaliknya, dalam proses seleksi calon mitra yang


es

diselenggarakan oleh Pertamina dan Pemohon I, ternyata


M

ng

(a) tidak ada tawaran harga untuk memborong pekerjaan,


on
gu

Hal. 162 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 162
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(b) tidak ada tawaran harga mengadakan (procure)

R
barang/jasa atau (c) tidak ada tawaran harga untuk

si
menyediakan barang/jasa dari penyedia (provider) kepada

ne
ng
pemilik (owner) sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal
22 UU No. 5/1999, dan (d) Pertamina dan Pemohon I tidak
ada menerima fee atau pembayaran harga dari Mitsubishi

do
gu atas terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra, malahan
Pertamina dan Pemohon I melakukan investasi sebagai

In
A
modal dalam perusahaan yang akan didirikan bersama
dengan mitra terpilih. Proses seleksi mitra yang dilakukan
ah

oleh Pertamina dan Pemohon I adalah proses seleksi

lik
untuk menjadi pemilik (owner) atas perusahaan yang
akan didirikan bersama oleh Pertamina, Pemohon I
am

ub
dan calon mitra potensial, yang akan secara bersama-
sama akan memiliki, mendanai dan menanggung resiko
ep
atas perusahaan yang akan didirikan;
k

17.35. Konsisten dengan rumusan/persyaratan resmi Pasal 22


ah

UU No. 5/1999 dan fakta-fakta hukum yang telah diuraikan


R

si
di atas, Erman Rajagukguk (berkas perkara Termohon No
B36) dan Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD (vide berkas

ne
ng

perkara Termohon No. M19) dalam keterangannya telah


menyatakan bahwa proses seleksi bukan merupakan

do
gu

tender yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999,


yang dikutip pada butir 4 di atas;
17.36. Selanjutnya, Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD dalam
In
A

keterangannya pada halaman 10 dan 11 telah menyatakan


sebagai berikut:
ah

lik

“Terdapat perbedaan mendasar dan sangat prinsip antara


Tender dengan Seleksi Calon Mitra.
m

ub

“Tender” menurut Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah seleksi


atau proses tawaran mengajukan harga untuk memborong
ka

suatu pekerjaan, seleksi atau proses tawaran untuk


ep

mengadakan barang-barang, atau seleksi atau proses


ah

tawaran untuk menyediakan jasa. Dari proses ini, maka


R

akan ditentukan satu pelaku usaha yang akan memborong


es

pekerjaan, dan/atau mengadakan barang-barang, atau


M

ng

untuk menyediakan jasa;


on
gu

Hal. 163 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 163
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sebagaimana telah diuraikan dalam jawaban pertanyaan B

R
(1) di atas bahwa karakteristik dasar dari tender dalam

si
Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah peralihan risiko dan

ne
ng
tanggung jawab hukum dari pemilik pekerjaan (owner)
kepada pemborong pekerjaan atau penyedia (provider)
barang atau jasa atas pelaksanaan dan penyelesaian

do
gu secara sempurna atas pengerjaan suatu pekerjaan dan
penyediaan barang atau jasa. Peralihan risiko dan

In
A
tanggung jawab hukum tersebut di atas tidak terjadi dalam
hal Seleksi Calon Mitra, karena Seleksi Calon Mitra adalah
ah

suatu proses untuk mencari partner yang akan ikut

lik
menyertakan atau menanamkan modalnya sebagai
pemegang saham untuk melakukan suatu kegiatan usaha
am

ub
bersama-sama dengan partner lainnya. Jadi partner ini
bersama-sama dengan partner lainnya akan menjadi
ep
pemilik atau pemegang saham dari perusahaan yang akan
k

didirikan (selanjutnya disebut “Perusahaan Yang Akan


ah

Didirikan”), dan secara bersama-sama pula akan


R

si
mengharapkan pengembalian modal yang ditanamkan
dalam Perusahaan Yang Akan Didirikan.

ne
ng

….......
Dengan demikian setelah melalui Seleksi Calon Mitra,

do
gu

mitra yang terseleksi tidak melakukan pemborongan


pekerjaan, atau mengadakan barang atau
menyediakan jasa sebagaimana pada Tender yang
In
A

diatur dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, melainkan akan


menjalankan usaha bersama-sama dengan Mitra
ah

lik

lainnya, dalam hal ini bersama-sama dengan


“Pengundang” Seleksi Calon Mitra.”
m

ub

“Lebih lanjut uraian bahwa Seleksi Calon Mitra tidak


merupakan tender akan saya jelaskan. Tender menurut
ka

Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah tawaran harga, dan


ep

merupakan parameter dalam penentuan pemenang


ah

tender, dimana tawaran harga tersebut mengikat apabila


R

dinyatakan pemenang tender, karena harga tersebut


es

merupakan obyek tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.


M

ng

Akan tetapi, sebagaimana halnya dalam proses Seleksi


on
gu

Hal. 164 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 164
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Calon Mitra, terdapat simulasi dari calon mitra tentang

R
harga barang dan atau jasa yang akan dijual oleh

si
Perusahaan Yang Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra.

ne
ng
Harga tersebut bersifat indikatif dan tidak mengikat.
Bagaimanapun tingkat harga barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh Perusahaan Yang Akan Didirikan kepada

do
gu pembeli pihak ketiga setelah Perusahaan Yang Akan
Didirikan beroperasi secara komersial akan berdampak

In
A
pada pengembalian modal dari pengundang dan calon
mitra terpilih secara bersama-sama, sehingga simulasi
ah

harga barang dan atau jasa yang akan dijual oleh

lik
Perusahaan Yang Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra
tidak mengikat dan tidak menjadi patokan pula untuk
am

ub
menentukan terpilihnya calon mitra dalam proses Seleksi
Calon Mitra, akan tetapi hanya untuk mengukur tingkat
ep
kemampuan dan pengalaman calon mitra dalam industri
k

yang digelutinya. Dengan demikian, simulasi harga barang


ah

dan atau jasa yang akan dijual oleh Perusahaan Yang


R

si
Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra tidak merupakan
obyek dari Seleksi Calon Mitra;

ne
ng

Di kemudian hari, tinggi-rendahnya harga barang dan atau


jasa yang dijual oleh Perusahaan Yang Didirikan akan

do
gu

berdampak pada pengembalian modal dari pengundang


dan mitra terpilih secara bersama-sama, dan karena itu
pula, maka simulasi harga barang dan atau jasa yang akan
In
A

dijual oleh Perusahaan Yang Didirikan dalam Seleksi


Calon Mitra bersifat indikatif saja.”
ah

lik

17.37. Pendapat ahli-ahli hukum di atas sudah tepat dan benar.


Dengan demikian, karena proses seleksi di luar ruang
m

ub

lingkup tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, maka


Termohon telah melampaui kewenangannya yang
ka

menghukum Pemohon I, Pertamina dan Mitsubishi


ep

melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, sehingga Putusan


ah

Termohon batal demi hukum atau dibatalkan, dan


R

karenanya unsur “tender” tidak terbukti sama sekali;


es

UNSUR “DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA


M

ng

TIDAK SEHAT”
on
gu

Hal. 165 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 165
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
17.38. Berdasarkan Pasal 1 angka (6) UU No. 5/1999, persaingan

R
usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha

si
dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau

ne
ng
pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan
cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha;

do
gu 17.39. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalam proses
seleksi calon mitra ini tidak relevan sama sekali

In
A
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
17.39.1. Tidak terpilihnya Mitsui adalah karena
ah

proposal yang diajukan Mitsui pada

lik
kenyataannya tidak bersifat mengikat, hanya
bersifat informatif dan indikatif serta dapat
am

ub
diubah oleh Mitsui sewaktu-waktu
berdasarkan persyaratan dalam
ep
proposalnya, sehingga tidak memberikan
k

perlindungan kepada Pemohon I dan


ah

Pertamina sebagai penyelenggara;


R

si
17.39.2. Sedangkan Mitsubishi terpilih karena telah
memenuhi kriteria dan persyaratan yang

ne
ng

ditentukan dalam TOR yang diminta/ diper-


syaratkan oleh Pertamina dan Pemohon I.

do
gu

17.40. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalam proses


seleksi calon mitra ini hanya dapat terjadi kalau peserta
yang tidak qualified dimenangkan dan kalau peserta yang
In
A

qualified disingkirkan, yang dalam perkara ini tidak terjadi;


17.41. Dengan demikian, proses seleksi mitra investasi ini tidak
ah

lik

merupakan persaingan usaha tidak sehat, sehingga tidak


melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999 dan unsur “menolak
m

ub

dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk


melakukan kegiatan usaha yang sama” tidak terbukti sama
ka

sekali.
ep

18. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon I tidak dapat


ah

disimpulkan melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999.


R

PARA Pemohon TIDAK TERBUKTI MELANGGAR PASAL 23 UU NO.


es

5/1999
M

ng

on
gu

Hal. 166 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 166
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
19. Termohon dalam putusannya menyimpulkan bahwa Para

R
Pemohon dan Pertamina terbukti memfasilitasi Mitsubishi

si
melakukan persekongkolan untuk mendapatkan informasi kegiatan

ne
ng
usaha pesaingnya (yaitu LNGEU) yang diklasifikasikan sebagai
rahasia perusahaan untuk menyusun proposal Turut Termohon II
dalam proses seleksi calon mitra sehingga mengakibatkan

do
gu terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan kemudian
menyatakan Para Pemohon telah melanggar Pasal 23 UU No.

In
A
5/1999;
20. Akan tetapi Termohon ternyata tidak menguraikan dan tidak
ah

membuktikan semua unsur dari Pasal 23 UU No. 5/1999 yang

lik
dianggap oleh Termohon terbukti, padahal apabila salah satu dari
semua unsur Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak terbukti, maka tuduhan
am

ub
pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak terbukti pula secara
keseluruhan. Keberatan yang singkat ini sudah cukup
ep
membuktikan dengan jelas bahwa Termohon tidak dapat
k

membuktikan Pasal 23 UU No. 5/1999 terlanggar;


ah

21. Sekalipun demikian, Para Pemohon akan membahas unsur-unsur


R

si
Pasal 23 UU No. 5/1999 satu-persatu untuk membuktikan bahwa
tuduhan pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak benar sama

ne
ng

sekali;
22. Pasal 23 UU No. 5/1999 menentukan:

do
gu

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk


mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang
diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat
In
A

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”


Dengan demikian, unsur-unsur atau persyaratan-persyaratan
ah

lik

terbuktinya pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah (a) unsur


“pelaku usaha”, (b) unsur “dilarang”, (c) unsur “bersekongkol”, (d)
m

ub

unsur “pihak lain”, (e) Unsur “pesaingnya”, (f) unsur “mendapatkan


informasi rahasia kegiatan usaha yang diklasifikasikan sebagai
ka

rahasia perusahaan”, dan (g) unsur “mengakibatkan terjadinya


ep

persaingan usaha tidak sehat”.


ah

Unsur di atas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu unsur tidak
R

terpenuhi/terbukti, maka dugaan pelanggaran terhadap Pasal 23


es

UU No. 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbukti pula;


M

ng

on
gu

Hal. 167 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 167
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23. Para Pemohon secara tegas menyampaikan bahwa unsur-unsur

R
Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak terbukti sama sekali, yang akan

si
diuraikan di bawah ini.

ne
ng
UNSUR “PELAKU USAHA”
Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling bertolak
belakang satu dengan yang lain

do
gu 23.1. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling
bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan yang

In
A
lain, karena posisi Para Pemohon hanyalah sebagai
”pihak lain” sebagaimana dipertimbangkan oleh
ah

Termohon pada halaman 239 butir 11.5.2 Putusan

lik
Termohon, yang tidak terkena larangan/sanksi
administratif dan tidak tepat dinyatakan melanggar
am

ub
Pasal 23 UU No. 5/1999 dalam perkara ini, seandainya
(halmana ditolak) Pasal 23 dapat diterapkan dalam
ep
perkara aquo. Bertentangan dengan pertimbangannya,
k

Termohon menyatakan Para Pemohon melanggar Pasal


ah

23 UU No. 5/1999, yang membuktikan antara


R

si
pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling
bertolak belakang satu dengan yang lain, yang

ne
ng

mengakibatkan Putusan Termohon batal demi hukum


atau harus dibatalkan berdasarkan Surat Edaran MARI

do
gu

No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974;


23.2. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga saling
bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan
In
A

yang lain, karena menurut Termohon, posisi Para


Pemohon hanya sebagai ”pihak lain” sesuai dengan
ah

lik

Putusan Termohon, sehingga tidak terkena larangan/


sanksi administratif dalam konteks Pasal 23 UU No.
m

ub

5/1999 berdasarkan rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal


47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36
ka

huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999,


ep

seandainya (halmana ditolak) Pasal 23 dapat diterapkan


ah

dalam perkara aquo. Bertentangan dengan pertim-


R

bangannya, Termohon dalam amar Putusannya


es

menyatakan Para Pemohon melanggar Pasal 23 UU No.


M

ng

5/1999, yang membuktikan antara pertimbangan dan


on
gu

Hal. 168 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 168
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diktum Putusan Termohon saling bertolak belakang

R
satu dengan yang lain, dan mengakibatkan Putusan

si
Termohon batal demi hukum atau dibatalkan berdasarkan

ne
ng
Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25
Nopember 1974 yang telah dikutip di atas;
23.3. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum

do
gu Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak
belakang dengan rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal

In
A
47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36
huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena
ah

menurut Termohon, posisi Para Pemohon hanya sebagai

lik
“pihak lain” yang terkena larangan/sanksi administratif
dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999, seandainya
am

ub
(halmana ditolak) Pasal 23 UU No. 5/1999 dapat
diterapkan dalam perkara aquo. Dengan demikian, unsur
ep
“pelaku usaha” tidak terbukti, dan Putusan Termohon
k

saling bertolak belakang, sehingga Putusan Termohon


ah

batal demi hukum atau harus dibatalkan berdasarkan


R

si
Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25
Nopember 1974 sebagaimana telah dikutip di atas;

ne
ng

UNSUR “DILARANG”
Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling bertolak

do
gu

belakang satu dengan yang lain


23.4. Termohon tidak sama sekali menjelaskan apakah unsur
“dilarang” dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 dapat diterapkan
In
A

kepada Para Pemohon, dan tidak jelas alasannya


mengapa Termohon tidak menguraikan unsur "dilarang"
ah

lik

dalam Putusannya, dan bahwa Termohon tidak dapat


membuktikan unsur "dilarang" terpenuhi. Akan tetapi tiba-
m

ub

tiba saja, Termohon menyatakan Para Pemohon


melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999. Padahal unsur
ka

“dilarang” wajib dibuktikan sebagai salah satu unsur


ep

terpenuhinya pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999.


ah

Dengan demikian, unsur “dilarang” tidak terbukti sama


R

sekali;
es

23.5. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga saling


M

ng

berkontradiksi satu dengan yang lain, karena berdasarkan


on
gu

Hal. 169 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 169
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan Termohon pada halaman 239 butir 11.5.2,

R
posisi Para Pemohon hanya sebagai ”pihak lain”, yang

si
tidak terkena larangan Pasal 23 UU No. 5/1999 dalam

ne
ng
perkara ini, seandainya Pasal 23 dapat diterapkan dalam
perkara ini. Bertentangan dengan pertimbangannya,
Termohon dalam amarnya menyatakan Para Pemohon

do
gu melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999, yang membuktikan
antara pertimbangan dan diktum Putusan Termohon

In
A
saling bertolak belakang satu dengan yang lain,
sehingga Putusan Termohon batal demi hukum atau
ah

dibatalkan berdasarkan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun

lik
1974 tanggal 25 Nopember 1974;
23.6. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga saling
am

ub
bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan
yang lain, karena menurut Termohon, posisi Para
ep
Pemohon sebagai ”pihak lain” berdasarkan Putusan
k

Termohon, yang tidak terkena larangan/sanksi


ah

administratif dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999


R

si
berdasarkan rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal 47,
Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf

ne
ng

l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, seandainya


(halmana ditolak) Pasal 23 dapat diterapkan dalam

do
gu

perkara aquo. Bertentangan dengan pertimbangannya,


Termohon dalam amar Putusannya menyatakan Para
Pemohon melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999, yang
In
A

membuktikan antara pertimbangan dan diktum Putusan


Termohon saling bertolak belakang satu dengan yang
ah

lik

lain, dan mengakibatkan Putusan Termohon batal demi


hukum atau harus dibatalkan berdasarkan Surat Edaran
m

ub

MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang


telah dikutip di atas;
ka

23.7. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum


ep

Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak


ah

belakang dengan rumusan/ persyaratan Pasal 23, Pasal


R

47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36


es

huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena


M

ng

berdasarkan Putusan Termohon, posisi Para Pemohon


on
gu

Hal. 170 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 170
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hanya sebagai “pihak lain”, sehingga tidak terkena

R
larangan/sanksi administratif dalam konteks Pasal 23 UU

si
No. 5/1999, seandainya (halmana ditolak) Pasal 23 dapat

ne
ng
diterapkan dalam perkara aquo. Dengan demikian, unsur
“dilarang” tidak terbukti, dan Putusan Termohon saling
bertolak belakang, sehingga Putusan Termohon batal

do
gu demi hukum atau harus dibatalkan berdasarkan Surat
Edaran MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember

In
A
1974 yang telah dikutip di atas;
UNSUR “BERSEKONGKOL”
ah

23.8. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur “dilarang” tidak

lik
terpenuhi, maka unsur “bersekongkol” menjadi tidak
relevan untuk dibuktikan dalam perkara ini. Namun
am

ub
demikian, unsur “bersekongkol” pun dalam perkara ini
tidak terbukti;
ep
23.9. Tuduhan tentang adanya persekongkolan oleh Termohon
k

hanya didasarkan pada penafsiran, perkiraan dan


ah

kesimpulan belaka, yang tidak layak untuk


R

si
menyimpulkan persekongkolan;
23.10. Termohon menuduh bahwa dengan due diligence, maka

ne
ng

Para Pemohon memfasilitasi Mitsubishi untuk


bersekongkol untuk mendapatkan informasi rahasia

do
gu

LNGEU yang digunakan untuk pembuatan proposal


Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitral;
23.11. Bahwa Para Pemohon tidak bersekongkol dalam konteks
In
A

Pasal 23 UU No. 5/1999 sebagaimana telah diuraikan


panjang lebar pada butir 8.1 sampai dengan 8.16 di atas.
ah

lik

Menambahkan alasan-alasan tersebut, tuduhan Termohon


tentang persekongkolan adalah cacat karena (a) salah
m

ub

dalam menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999 dan (b) cacat


dalam logika hukum terkait dengan tuduhan “memfasilitasi”
ka

persekongkolan.;
ep

23.12. Termohon salah menerapkan hukum karena Pasal 23 UU


ah

No. 5/1999 mensyaratkan persekongkolan mendapatkan


R

informasi rahasia pesaingnya, dan bukan


es

“memfasilitasi”. Tidak logis dalam penerapan


M

ng

memberikan fasilitasi untuk bersekongkol, karena


on
gu

Hal. 171 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 171
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
persekongkolan memerlukan paling tidak 2 (dua) pihak

R
yang saling bersekongkol, dan memfasilitasi berarti

si
membantu persekongkolan dari 2 (dua) pihak yang saling

ne
ng
bersekongkol tersebut. Dengan demikian, tuduhan
Termohon yang menyatakan bahwa Para Pemohon
memfasilitasi Mitsubishi bersekongkol untuk mendapatkan

do
gu informasi rahasia LNGEU/LNGI (quod non, halmana
ditolak), maka Termohon diwajibkan menjelaskan dan

In
A
membuat pertimbangannya dengan pihak mana Mitsubishi
bersekongkol yang difasilitasi oleh Termohon, karena
ah

menurut Termohon, Para Pemohon hanya memfasilitasi

lik
persekongkolan Mitsubishi tersebut (quod non-halmana
ditolak);
am

ub
23.13. Termohon telah melampaui kewenangannya dengan
membuat sistem penghukuman tanpa melalui Undang-
ep
Undang. Termohon menyatakan Para Pemohon
k

“memfasilitasi” persekongkolan, padahal dalam diktum


ah

Putusannya, Termohon menghukum Para Pemohon


R

si
“bersekongkol” dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999,
bukan “memfasilitasi” persekongkolan quod non, halmana

ne
ng

ditolak). Di pihak lain juga, perbuatan yang dihukum dalam


Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bersekongkol, bukan

do
gu

“memfasilitasi” persekongkolan. Dalam pertimbangannya,


Termohon menyatakan “memfasilitasi” persekongkolan
(quod non, halmana ditolak) yang berarti membantu
In
A

melakukan (medeplegen), padahal sistem pengenaan


sanksi administratif yang dapat dilakukan oleh Termohon
ah

lik

dalam UU No. 5/1999 tidak mengenal membantu


melakukan (medeplegtigeheid) sebagaimana diatur
m

ub

dalam Pasal 56 KUHPidana, dimana sistem


penghukuman yang demikian wajib dibuat dan ditentukan
ka

dalam suatu Undang-Undang (persetujuan Pemerintah


ep

dan DPR). Dalam membuat Putusannya, Termohon telah


ah

melampaui kewenangannya dengan membuat sistem


R

penghukuman baru, tanpa melalui undang-undang.


es

Dengan demikian, Putusan Termohon batal demi hukum;


M

ng

on
gu

Hal. 172 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 172
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23.14. Disamping itu, Termohon telah menghukum perbuatan

R
yang sah dan mengikat secara hukum. Berdasarkan

si
Pasal 23 UU No. 5/1999, “persekongkolan” merupakan

ne
ng
perbuatan yang dilarang, dan karenanya dapat dikenakan
sanksi/hukuman berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999
juncto Pasal 47 UU No. 5/1999. Oleh karena itu,

do
gu pengertian dasar dari “persekongkolan” dalam Pasal 23
UU No. 5/1999 adalah bahwa perbuatan tersebut

In
A
merupakan perbuatan yang tidak sah atau melanggar
hukum. Suatu perbuatan yang sah atau tidak melanggar
ah

hukum, jelas tidak dilarang dan tidak dapat dikategorikan

lik
sebagai “persekongkolan”, dan karenanya tidak dapat
dihukum, akan tetapi harus mendapatkan perlindungan
am

ub
hukum. Hal ini telah ditegaskan oleh Kurnia Toha, S.H.,
LL.M, PhD dalam Pendapat Hukum Ahli Kurnia Toha pada
ep
halaman 17 butir 8 (Vide berkas perkara Termohon
k

No.M19), yang telah dikutip pada butir 8.11 di atas.


ah

23.15. Sebagai fakta yang tidak terbantahkan, LNGI telah


R

si
menandatangani CA dengan Mitsubishi, Mitsui dan
Anardarko, yang diakui oleh Termohon dan terbukti dari

ne
ng

hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang


dibuat oleh Termohon.

do
gu

23.16. Mengingat due diligence didahului dengan


penandatanganan CA atas persetujuan LNGI, maka
informasi apapun yang didapat (apabila ada) telah
In
A

didapatkan dengan ijin pemilik berdasarkan


persetujuan para pihak yang didahului dengan
ah

lik

penandatanganan CA).
23.17. Dengan demikian, unsur persekongkolan tidak terbukti,
m

ub

dan oleh karena itu tidak ada pelanggaran Pasal 23 UU


No. 5/1999 yang dilakukan oleh Para Pemohon.
ka

UNSUR “PIHAK LAIN”


ep

Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling bertolak


ah

belakang satu dengan yang lain


R

23.18. Pertimbangan dan diktum Putusan Termohon saling


es

bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan


M

ng

yang lain, karena menurut Termohon, posisi Para


on
gu

Hal. 173 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 173
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon hanya sebagai”pihak lain” berdasarkan

R
pertimbangan Termohon dalam Putusannya halaman

si
239 butir 11.5.2, sehingga tidak terkena

ne
ng
larangan/sanksi administratif dan tidak tepat
dinyatakan melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999,
seandainya (halmana ditolak) Pasal 23 dapat diterapkan

do
gu dalam perkara aquo. Bertentangan dengan
pertimbangannya, Termohon dalam amar Putusannya

In
A
menyatakan Para Pemohon melanggar Pasal 23 UU No.
5/1999, sehingga antara pertimbangan dan diktum
ah

Putusan Termohon saling bertolak belakang satu dengan

lik
yang lain, dan mengakibatkan Putusan Termohon batal
demi hukum atau dibatalkan berdasarkan Surat Edaran
am

ub
MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974.
23.19. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum
ep
Termohon, Putusan Termohon juga saling bertolak
k

belakang dengan rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal


ah

47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36


R

si
huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena
menurut Termohon, posisi Para Pemohon hanya sebagai

ne
ng

“pihak lain”, sehingga tidak terkena larangan/sanksi


administratif dalam konteks Pasal 23 UU No. 5/1999,

do
gu

seandainya (halmana ditolak) Pasal 23 dapat diterapkan


dalam perkara aquo. Dengan demikian, Putusan
Termohon saling bertolak belakang, sehingga batal demi
In
A

hukum atau harus dibatalkan berdasarkan Surat Edaran


MARI No. 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974
ah

lik

sebagaimana telah dikutip di atas.


23.20. Hal yang perlu kami tegaskan adalah bahwa dengan
m

ub

merujuk bagian Tentang Hukum butir 2.2. dan 2.3


Putusannya, Termohon pada halaman 239 Putusannya
ka

menyatakan bahwa Pemohon II merupakan


ep

penyelenggara tender. Pertimbangan ini tidak benar


ah

sama sekali.
R

23.21. Pemohon II bukan penyelenggara proses seleksi calon


es

mitra dan bukan pula peserta. Penyelenggara proses


M

ng

seleksi adalah Pertamina dan Pemohon I, bukan


on
gu

Hal. 174 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 174
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon II. Termohon merujuk butir 2.2 dan 2.3 sebagai

R
dasar kesimpulannya. Ternyata, butir 2.2 dan 2.3 Putusan

si
Termohon hanyalah berisikan indentitas para pihak, dan

ne
ng
tidak membuktikan Pemohon II sebagai penyelenggara
proses seleksi. Dengan demikian, posisi Pemohon II juga
tidak merupakan “pihak lain” dalam perkara ini.

do
gu 23.22. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Putusan
Termohon batal demi hukum atau haruslah dibatalkan.

In
A
UNSUR “PESAING”
23.23. Unsur “pesaing” tidak terbukti, karena Para Pemohon
ah

bukan pesaing dari LNGEU/LNGI dalam proses seleksi

lik
tersebut.
23.24. Logika penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bahwa
am

ub
yang dimaksud dengan “pesaing” adalah pesaing atau
saingan dari pelaku usaha yang dilarang dan dapat
ep
dikenakan sanksi administratif. Termohon telah salah
k

menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999 karena menyatakan


ah

Para Pemohon sebagai “pesaing” atau saingan dari


R

si
LNGEU. Padahal, kenyataannya sebagai fakta hukum
yang tidak perlu diperdebatkan lagi adalah bahwa dalam

ne
ng

proses seleksi calon mitra ini, Para Pemohon bukan


pesaing/saingan dari LNGEU/LNGI.

do
gu

23.25. Pihak-pihak yang saling bersaing (pesaing) dalam proses


seleksi tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang
diundang menyampaikan proposalnya untuk diseleksi dan
In
A

berharap dipilih sebagai pemenang. Antara


penyelenggara dan perusahaan yang diundang bukan
ah

lik

pesaingan satu dengan yang lain. Hal ini telah


dijelaskan oleh ahli hukum persaingan usaha, yaitu Kurnia
m

ub

Toha, S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya tertanggal


18 Nopember 2010 pada halaman 17, yang telah dikutip
ka

pada butir 8.8 di atas.


ep

23.26. Dengan demikian unsur “pesaing” ini sama sekali tidak


ah

terbukti, dan oleh karena itu Putusan Termohon batal demi


R

hukum atau setidak-tidaknya dibatalkan.


es
M

ng

on
gu

Hal. 175 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 175
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
UNSUR “MENDAPATKAN INFORMASI RAHASIA KEGIATAN

R
USAHA YANG DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI RAHASIA

si
PERUSAHAAN”

ne
ng
23.27. Unsur “mendapatkan informasi rahasia kegiatan usaha
yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan” dalam
konteks “persekongkolan” haruslah merupakan niat dan

do
gu tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia tersebut,
yang harus dibuktikan dengan alat-alat bukti hukum dan

In
A
bukan berdasarkan perkiraan, asumsi, dan kesimpulan
belaka.
ah

23.28. Tuduhan mendapatkan informasi rahasia LNGEU telah

lik
dibantah pada butir 8.1 sampai dengan 8.16 dan butir 12.1
sampai dengan butir 12.21 di atas. Menambahkan uraian
am

ub
tersebut akan kami uraikan bahwa unsur ini tidak terbukti
sama sekali. Perbuatan yang dilarang/dihukum dalam
ep
Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah persekongkolan untuk
k

mendapatkan informasi rahasia dari pesaingnya. Dalam


ah

perkara ini Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak terbukti sama


R

si
sekali karena Para Pemohon bukan pesaing dari
LNGEU sebagaimana akan dijelaskan pada uraian

ne
ng

mengenai unsur “pesaing” di atas.


23.29. Di atas juga telah diuraikan panjang lebar bahwa

do
gu

persekongkolan mendapatkan informasi rahasia hanya


dapat terjadi apabila informasi tersebut relevan dan
berguna pada kegiatan lain, karena adanya persamaan
In
A

cakupan, sifat dasar (nature), konsep dan objeknya. Dalam


hal ini, tidak ada informasi yang berguna atau dapat
ah

lik

digunakan dari hasil due dilligence pekerjaan awal LNGI


dalam proses seleksi calon mitra, karena basis teknologi,
m

ub

konsep teknologi dan cakupan serta sifat transaksi bisnis


yang akan dicapai pada periode seleksi calon mitra
ka

berbeda sama sekali dengan yang direncanakan pada


ep

saat penjajakan jual beli gas dengan LNGI sebelum seleksi


ah

calon, sehingga informasi apapun (kalau ada) yang


R

didapatkan oleh Mitsubishi tidak relevan dan tidak berguna


es

dalam proses seleksi mitra.


M

ng

on
gu

Hal. 176 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 176
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23.30. Tidak ada persekongkolan untuk mendapatkan informasi

R
rahasia LNGI. Tuduhan tersebut tidak berdasar yang

si
diuraikan di bawah ini.

ne
ng
Alasan Pertama: Tidak Ada Persekongkolan Untuk
Mendapatkan Informasi LNGEU/LNGI
23.31. Penandatanganan CA antara LNGI dengan pebisnis

do
gu internasional dalam rangka menjajaki kemungkinan
kerjasama terjadi berdasarkan proses dan pertimbangan

In
A
mereka sendiri. Para Pemohon tidak pernah
menginstruksikan Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko untuk
ah

melakukan due diligence terhadap LNGI.

lik
23.32. Komunikasi dengan Mitsubishi sebelum diadakannya
proses seleksi calon mitra tidak ada kaitannya dengan
am

ub
proses seleksi calon mitra itu sendiri. Komunikasi dengan
Mitsubishi sebelum diadakannya proses seleksi calon
ep
mitra adalah dalam rangka niat baik untuk membantu LNGI
k

yang merupakan pebisnis baru dalam bidang LNG dan


ah

tidak memenuhi persyaratan credit rating BBB+. LNGI


R

si
menyadari dan mengetahui sepenuhnya ketidak
mampuannya untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka

ne
ng

dengan sukarela LNGI bersedia dan telah menjajaki dan


memulai hubungan business to business tersebut dengan

do
gu

para pebisnis international di bidang LNG. Seharusnya niat


baik tersebut tidak ditafsirkan sebagai persekongkolan
pelanggaran Pasal 23 ataupun Pasal 22 UU No. 5/1999.
In
A

23.33. Selanjutnya, penandatanganan CA oleh LNGI dengan


Anadarko, Mitsui ataupun Mitsubishi secara terpisah dalam
ah

lik

rangka menjajaki kerja sama bisnis mereka merupakan


persetujuan yang sah menurut hukum dan mengikat
m

ub

mereka, sehingga segala sesuatu sehubungan dengan


perkenalan tersebut dan rencana hubungan bisnis tersebut
ka

adalah masalah bisnis di antara mereka;


ep

23.34. Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa, Termohon


ah

telah menghukum perbuatan yang sah menurut hukum


R

yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum.


es

Putusan yang demikian tidak mempunyai dasar hukum


M

ng

sama sekali yang telah diuraikan dalam butir 8.1 sampai


on
gu

Hal. 177 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 177
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan butir 8.5 di atas. Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD

R
(vide berkas perkara Termohon No. M19) dalam

si
keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada

ne
ng
halaman 18 juga menyatakan:
“Dalam hal suatu perbuatan (atau perjanjian) merupakan
perbuatan (atau perjanjian) yang sah atau perbuatan yang

do
gu tidak melanggar hukum, tidak dapat dikategorikan
sebagai “Persekongkolan”.

In
A
Dengan demikian, Termohon telah salah menerapkan
hukum.
ah

23.35. Dengan demikian, kesimpulan Termohon yang

lik
mengatakan bahwa Para Pemohon memfasilitasi agar
Mitsubishi mendapatkan informasi rahasia LNGI melalui
am

ub
due diligence tidak mempunyai dasar sama sekali, yang
diuraikan lebih lanjut di bawah.
ep
Alasan Kedua: Tidak Ada Kepentingan Para Pemohon Untuk
k

Bersekongkol Dengan Mitsubishi Atau Mitsui Untuk


ah

Mendapatkan Informasi Rahasia LNGI


R

si
23.36. Tidak ada kepentingan bagi Para Pemohon untuk
bersekongkol dengan Mitsubishi atau Mitsui untuk

ne
ng

mendapatkan informasi rahasia LNGI karena sejak awal


Para Pemohon telah mengetahui profil dari LNGI ketika

do
gu

menjajaki kerja sama dengan LNGI dalam kerangka EA


pada tanggal 31 Mei 2005. Kalau tujuannya agar
Mitsubishi ataupun Mitsui mengetahui kelemahan
In
A

LNGI, maka bisa saja informasi tersebut diberitahukan


secara diam-diam kepada Mitsui ataupun Mitsubishi,
ah

lik

tanpa perlu memperkenalkan LNGI kepada para


pebisnis gas tersebut di atas.
m

ub

Alasan Ketiga: Due Diligence dilakukan jauh sebelum proses


seleksi mitra
ka

23.37. Termohon membuat kesimpulan sendiri bahwa dengan


ep

due diligence yang terjadi pada bulan Pebruari 2006,


ah

Para Pemohon memfasilitasi Mitsubishi untuk


R

mendapatkan informasi rahasia LNGEU yang


es

dipergunakan dalam mempersiapkan proposalnya pada


M

ng

bulan September 2006.


on
gu

Hal. 178 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 178
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23.38. Persyaratan mendapatkan informasi rahasia dalam Pasal

R
23 UU No. 5/1999 dalam kaitannya dengan proses

si
seleksi mitra ini haruslah direncanakan atau diniatkan

ne
ng
(mens rea). Putusan Termohon tidak mempunyai dasar
sama sekali, karena ketika LNGI diperkenalkan dengan
para pebisnis LNG untuk membeli gas Senoro dan ketika

do
gu Mitsui dan Mitsubishi melakukan due diligence, pada
waktu itu, maksud atau rencana akan melakukan proses

In
A
seleksi calon mitra tidak pernah terpikirkan ataupun
direncanakan apalagi diputuskan.
ah

23.39. Keputusan Pertamina dan Pemohon I untuk mengadakan

lik
seleksi calon mitra baru ada pada Agustus 2006,
sedangkan due diligence yang dilakukan oleh Mitsubishi
am

ub
dan Mitsui sudah terjadi pada bulan Pebruari 2006. Oleh
karena itu, kalaupun ada pertukaran informasi di antara
ep
Mitsubishi dan LNGEU, maka pertukaran informasi
k

tersebut tidak ada kaitannya dengan proses seleksi calon


ah

mitra yang direncanakan pada bulan Agustus 2006 dan


R

si
diselenggarakan pada bulan September 2006. Dengan
demikian, due diligence pada bulan Pebruari 2006 tidak

ne
ng

ada relevansinya dengan proses seleksi mitra pada bulan


September 2006, apalagi dengan tuduhan persekongkolan

do
gu

mendapatkan informasi LNGI.


Alasan Keempat: Perkenalan dan Penandatanganan CA Tidak
Hanya Dilakukan Dengan Mitsubishi Tetapi Juga Kepada
In
A

Pihak Lain
23.40. Tidak beralasan untuk menyimpulkan perkenalan LNGI
ah

lik

dengan Anadarko, Itochu, Mitsui dan Mitsubishi sebagai


persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia
m

ub

LNGI. Kalau tujuannya adalah agar Mitsubishi


mendapatkan informasi rahasia yang akan dipergunakan
ka

oleh Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitra,


ep

tujuan/rencana tersebut bertolak belakang dengan fakta


ah

hukum bahwa pebisnis gas lainnya, yaitu Itochu, Mitsui


R

dan Anadarko diperkenalkan pula kepada LNGI. Kalau


es

tujuannya mendapatkan informasi rahasia LNGEU/LNGI,


M

ng

maka tentu saja yang diperkenalkan hanyalah Mitsubishi,


on
gu

Hal. 179 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 179
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak perlu Itochu, Mitsui dan Anadarko diperkenalkan juga

R
kepada Mitsubishi.

si
23.41. Selain itu, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,

ne
ng
LNGI hanya diperkenalkan dengan Mitsubishi, Itochu dan
Anadarko yang kemudian saling menjajaki hubungan atas
dasar business to business antar mereka, sedangkan

do
gu hubungan antara LNGI dan Mitsui dilakukan atas inisiatif
LNGI sendiri, dan tidak ada instruksi atau memfasilitasi

In
A
Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko untuk melakukan due
diligence dengan LNGI.
ah

Alasan Kelima: Para Pemohon Tidak Memiliki Kepentingan

lik
Apapun atas Hasil Due Diligence yang Dilakukan oleh
Mitsubishi
am

ub
23.42. Sebagaimana telah diuraikan di atas pada bagian 12.12
dan 12.13 bahwa cakupan dan sifat transaksi bisnis yang
ep
akan dicapai pada periode seleksi calon mitra berbeda
k

sama sekali dengan cakupan dan sifat transaksi bisnis


ah

yang direncanakan pada periode sebelum proses seleksi


R

si
calon mitra, karena itu, hasil apapun yang mungkin
diperoleh Mitsubishi (quod non) terkait due diligence yang

ne
ng

disepakati diantara mereka tidak relevan dan tidak


berguna sama sekali bagi Mitsubishi dalam proses seleksi

do
gu

calon mitra.
23.43. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka tuduhan
yang menyatakan bahwa Para Pemohon bersekongkol
In
A

dengan Mitsubishi melakukan proses due diligence dan


kemudian menyingkirkan LNGI/LNGEU dari Proyek LNG
ah

lik

Donggi-Senoro sama sekali tidak benar dan tidak


berdasar.
m

ub

UNSUR “DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PER-


SAINGAN USAHA TIDAK SEHAT”
ka

23.44. Termohon menuduh bahwa tindakan Mitsubishi yang


ep

membuat proposal berdasarkan hasil due diligence


ah

merupakan suatu perbuatan tidak jujur atau melawan


R

hukum atau menghambat persaingan usaha.


es

23.45. Terkait dengan tuduhan tersebut, perlu kami sampaikan


M

ng

tidak ada informasi yang berguna atau dapat digunakan


on
gu

Hal. 180 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 180
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari hasil due dilligence pekerjaan awal LNGI dalam

R
proses seleksi calon mitra, karena basis teknologi,

si
konsep teknologi, cakupan dan sifat transaksi bisnis

ne
ng
yang akan dicapai pada periode seleksi calon mitra
berbeda sama sekali sebagaimana telah kami jelaskan
dalam butir 12.1 sampai dengan 12.13 Keberatan ini.

do
gu Dengan demikian tidak ada suatu perbuatan yang tidak
jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan

In
A
usaha karena tidak ada informasi yang dapat digunakan
dari hasil due diligence dalam penyiapan proposal.
ah

Terlebih Termohon tidak dapat membuktikan data awal

lik
LNGI mana yang digunakan oleh Mitsubishi dalam
proposal nya yang diajukan pada seleksi calon mitra.
am

ub
Disamping itu, pertukaran informasi melalui due diligence
telah disetuji/diijinkan oleh LNGI berdasarkan
ep
penandatanganan CA oleh LNGEU, sehingga tidak dapat
k

dikatakan sebagai persekongkolan mendapatkan informasi


ah

LNGEU.
R

si
23.46. Dengan demikian unsur “persaingan usaha tidak sehat”
tidak tepenuhi/tidak terbukti dan oleh karena itu tidak

ne
ng

ada pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 yang


dilakukan oleh Para Pemohon.

do
gu

24. TIDAK ADA PERTIMBANGAN TENTANG DASAR


PENGHUKUMAN, CARA DAN BESARNYA DENDA
24.1. Dalam butir 4 dan 5 Putusannya, Termohon menjatuhkan
In
A

denda kepada Pemohon I sebesar Rp5.000.000.000,00


(lima milyar rupiah) dan Pemohon II sebesar
ah

lik

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);


24.2. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa dalam perkara
m

ub

aquo tidak terbukti adanya pelanggaran Pasal 22 dan


Pasal 23 UU No. 5/1999. Disamping itu, setelah diperiksa
ka

dan dipelajari satu demi satu halaman pertimbangan


ep

Termohon, tidak satu dasar pertimbangan pun mengapa


ah

Termohon menjatuhkan denda sebesar


R

Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kepada Pemohon


es

I dan sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)


M

ng

kepada Pemohon II;


on
gu

Hal. 181 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 181
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.3. Seharusnya Termohon memberikan dasar pertimbangan

R
yang cukup dan dasar perhitungan yang masuk akal

si
berdasarkan alat-alat bukti menurut hukum mengapa

ne
ng
denda sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
kepada Pemohon I dan sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) kepada Pemohon II. Pertanyaannya,

do
gu mengapa denda minimum tidak diterapkan sebesar Rp1
miliar (seandainya benar – quod non melanggar Pasal 22

In
A
dan Pasal 23)?
24.4. Bahwa putusan yang tidak memberikan pertimbangan
ah

yang cukup, haruslah dibatalkan sesuai dengan Putusan

lik
Mahkamah Agung RI No. 638 K/Sip/1969 yang
mempertimbangkan:
am

ub
“Mahkamah Agung menganggap perlu untuk meninjau
keputusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri yang
ep
kurang cukup dipertimbangkan.”
k

24.5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Putusan Termohon


ah

patut dinyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya


R

si
harus dibatalkan.
VI. PETITUM:

ne
ng

Berdasarkan uraian-uraian, fakta-fakta dan argumen hukum yang telah


diuraikan di atas, Para Pemohon dengan ini mohon kepada Pengadilan

do
agar memutuskan:
gu

1. Menyatakan Para Pemohon adalah Pemohon yang baik dan benar;


2. Mengabulkan Keberatan Para Pemohon untuk seluruhnya;
In
A

3. Menyatakan Termohon tidak berwenang menangani, memeriksa dan


memutus perkara aquo;
ah

lik

4. Menyatakan Putusan Termohon dalam Perkara No. 35/KPPU-I/2010


tanggal 5 Januari 2011 batal demi hukum atau setidak-tidaknya
dibatalkan dengan segala akibat hukumnya;
m

ub

5. Menyatakan Pemohon I tidak melanggar Pasal 22 dan Pasal 23


ka

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek


ep

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;


6. Menyatakan Pemohon II tidak melanggar Pasal 23 Undang-undang
ah

Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan


R

es

Persaingan Usaha Tidak Sehat;


M

ng

on
gu

Hal. 182 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 182
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Memerintahkan Turut Termohon I dan Turut Termohon II untuk

R
tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

si
8. Menghukum Termohon untuk membayar seluruh biaya perkara.

ne
ng
-- Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah

do
gu mengambil putusan, yaitu putusan No. 34/Pdt.G/KPPU/2011/PN.JKT.PST,
tanggal 17 November 2011, yang amarnya sebagai berikut :

In
A
1. Menolak permohonan keberatan dari para Pemohon Keberatan untuk
seluruhnya;
ah

2. Menguatkan Putusan Termohon Keberatan No.35/KPPU-I/2010 tertanggal 5

lik
Januari 2011 ;
3. Menghukum para Pemohon Keberatan untuk membayar biaya perkara
am

ub
sebesar Rp1.091.000.00 (satu juta sembilan puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini dijatuhkan dengan
ep
dihadiri para Pemohon Keberatan pada tanggal 17 November 2011, terhadap
k

putusan tersebut, para Pemohon keberatan dengan perantaraan kuasanya,


ah

berdasarkan surat kuasa khusus masing-masing pada tanggal 22 November


R

si
2011, 21 November 2011 dan 9 Januari 2012, diajukan permohonan Kasasi
secara lisan masing-masing pada tanggal 30 November 2011 dan 13 Januari

ne
ng

2012, sebagaimana ternyata dari akte permohonan Kasasi masing-masing No.


95/Srt.Pdt.Kas/2011/PN.JKT.PST, jo No. 34/PDT.G/KPPU/2011/PN.JKT.PST.,

do
gu

No. 96/Srt.Pdt.Kas/2011/PN.JKT.PST., jo No.34/PDT.G/KPPU/2011/PN.JKT.


PST. Dan No. 03/Srt.Pdt.Kas/2012/PN.JKT.PST., jo No. 34/PDT.G/KPPU/2011/
PN.JKT.PST. yang dibuat masing-masing oleh Panitera dan Wakil Panitera
In
A

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan tersebut diikuti oleh memori


Kasasi yang memuat alasan-alasan yang masing-masing diterima di
ah

lik

Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 14 Desember 2011, 30


November 2011, 25 Januari 2012 ;
m

ub

Bahwa setelah itu oleh Termohon Keberatan yang pada tanggal 15


Desember 2011 dan 24 Januari 2012, telah diberitahu tentang memori Kasasi
ka

dari para Pemohon Kasasi/Para Pemohon Keberatan diajukan jawaban memori


ep

Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


ah

masing-masing pada tanggal 28 Desember 2011 dan 9 Maret 2012;


R

Menimbang, bahwa permohonan Kasasi a quo beserta alasan-alasannya


es

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam


M

ng

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang,


on
gu

Hal. 183 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 183
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maka oleh karena itu permohonan Kasasi tersebut secara formal dapat

R
diterima;

si
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon

ne
ng
Kasasi/para Pemohon Keberatan dalam memori Kasasinya tersebut pada
pokoknya ialah :
Keberatan-Keberatan dari Pemohon Kasasi I/PERTAMINA :

do
gu I. RINGKASAN PERKARA
Sebelum Pemohon Kasasi II menguraikan secara rinci menguraikan

In
A
alasan-alasan pengajuan kasasi, Pemohon Kasasi II terlebih dahulu
menguraikan secara singkat kronologis perkara a quo, sehingga Majelis
ah

Hakim Agung yang Bijaksana dan Terhormat memperoleh gambaran

lik
yang jelas duduk permasalahan perkara a quo, sehingga dapat
memberikan pertimbangan yang seadil-adilnya.
am

ub
1. PT Medco E&P Tomori Sulawesi (Pemohon Kasasi IV) dan Afiliasi
(cucu Perusahaan) Pemohon Kasasi II adalah pemegang masing-
ep
masing 50% (lima puluh persen) hak partisipasi dalam Production
k

Sharing Contract Senoro-Toili tertanggal 4 Desember 1997 (“PSC


ah

Senoro-Toili”) melalui Joint Operating Body (“JOB Pertamina-


R

si
MEPTS”). JOB Pertamina-MEPTS adalah pihak yang mengelola
dan mengoperasikan ladang gas di Lapangan Senoro, Sulawesi

ne
ng

Tengah (“Lapangan Senoro”). Sementara itu, Pemohon Kasasi II


melalui anak perusahaan lainnya memiliki wilayah kerja sekaligus

do
gu

merupakan pengelola Area Matindok yang di dalamnya terdapat


lapangan gas Minahaki, Maleoraja, dan termasuk lapangan gas
Donggi (“Area Matindok”).
In
A

2. Selama hampir puluhan tahun PT Medco E&P Tomori Sulawesi


dan Pemohon Kasasi II yang ketika itu masih merupakan
ah

lik

pemegang langsung hak partisipasi dalam PSC Senoro-Toili


(ketika hak partisipasi Pemohon Kasasi II belum dialihkan ke anak
m

ub

perusahaanya) telah melakukan diskusi-diskusi dan studi secara


intensif guna mencari solusi sehubungan dengan belum dapat
ka

termanfaatkannya gas hasil dari Lapangan Senoro. Di sisi lain,


ep

Pemohon Kasasi II yang juga secara independen memegang hak


ah

partisipasi dalam PSC untuk wilayah kerja Area Matindok, juga


R

belum menemukan solusi untuk memanfaatkan semua gas dari


es

Area Matindok.
M

ng

on
gu

Hal. 184 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 184
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Hingga kuartal pertama 2005 para pemegang hak partisipasi pada

R
PSC Senoro-Toili belum menemukan calon pembeli gas yang

si
dapat memenuhi tingkat keekonomian pada Lapangan Senoro. Di

ne
ng
samping itu, pada tanggal 31 Mei 2005, PT Medco E&P Tomori
Sulawesi, Pemohon Kasasi II dan LNG International Pty.,Ltd.
(LNGI) menandatangani Exclusivity Agreement (“EA”) dengan

do
gu jangka waktu periode ekslusif selama 4 (empat) bulan sejak
penandatanganan EA. Ruang lingkup EA hanya terbatas pada

In
A
penjajakan potensi kerjasama jual beli gas yang bersumber dari
Lapangan Senoro secara putus yang berada di wilayah PSC
ah

Senoro-Toili dan gas tersebut dialirkan ke pabrik LNG yang

lik
rencananya akan dibangun dan dimiliki oleh LNGI.
4. Pada intinya, EA mengatur bahwa LNGI melalui perusahaan joint
am

ub
venture dengan mitranya membentuk suatu perusahaan, yaitu PT
LNG Energi Utama (LNGEU) (pada saat EA ditandatangani
ep
LNGEU belum berdiri). Nantinya, LNGEU akan membeli 0.8 trillion
k

cubic feet gas dari Lapangan Senoro untuk kemudian


ah

memproduksi sekitar 700.000 ton LNG/tahun (0.7 Million Ton Per


R

si
Annum/MTPA) hanya apabila LNGI mampu memenuhi seluruh
persyaratan pendahuluan (Condition Precedent) yang ditentukan

ne
ng

dalam EA selambat-lambatnya pada tanggal 30 September 2005.


5. Ternyata hingga 30 September 2005, LNGI gagal memenuhi

do
gu

seluruh Condition Precedent dalam EA, antara lain karena LNGI


belum memiliki definitif LNG Offtake Agreement dan tidak dapat
memenuhi persyaratan credit rating BBB+ Standard & Poor’s,
In
A

sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 1 (d) jo. Pasal 5 (b) jo.


Pasal 5 (c) EA, dan ketentuan Pasal 1253 KUHPerdata, secara
ah

lik

hukum EA telah berakhir secara otomatis tanpa memerlukan


tindakan atau dokumen penegasan apapun, dan oleh karenanya,
m

ub

tidak ada lagi ikatan/hubungan hukum antara PT Medco E&P


Tomori Sulawesi, Pemohon Kasasi II dan LNGI.
ka

6. Walau EA telah berakhir, LNGI masih berkeinginan mewujudkan


ep

proyek mini LNG dengan sumber gas dari Lapangan Senoro.


ah

Karena LNGI adalah pebisnis baru dalam industri LNG yang


R

memerlukan fundamental finansial, pengalaman, teknologi dan


es

jaringan pemasaran yang kuat dan luas, maka LNGI diperkenalkan


M

ng

kepada para pebisnis internasional guna mendukung LNGI, yaitu


on
gu

Hal. 185 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 185
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara lain dengan Itochu Corporation, Anadarko dan Mitsubishi.

R
LNGI menyambut baik perkenalan tersebut, dan berdasarkan

si
kesepakatannya, LNGI dan pihak-pihak tersebut di atas secara

ne
ng
terpisah menjajaki hubungan atas dasar business to business yang
didahului dengan penandatanganan Confidentiality Agreement
(CA).

do
gu 7. Setelah Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III (PT Medco
Energi Internasional, Tbk.) melakukan diskusi intensif untuk

In
A
menentukan pola mana yang terbaik dalam pengembangan
Lapangan Senoro dan di sisi lain Pemohon Kasasi II juga
ah

memikirkan pola terbaik untuk mengembangkan Area Matindok,

lik
maka Pemohon Kasasi II dengan mempertimbangkan masukan
dari BP Migas, mengusulkan adanya penggabungan
am

ub
pengembangan gas antara Lapangan Senoro dan Area Matindok.
Pemohon Kasasi III dan Pemohon Kasasi II kemudian
ep
memutuskan untuk mengembangkan bisnis LNG dengan struktur
k

skema hilir (downstream) dengan sumber gas yang merupakan


ah

penggabungan dari Lapangan Senoro dan lapangan-lapangan


R

si
yang berada di Area Matindok.
8. Dalam rangka mengembangkan skema hilir tersebut Pemohon

ne
ng

Kasasi II dan Pemohon Kasasi III akan membentuk usaha


bersama (joint venture company) dengan mengikutsertakan mitra

do
gu

investasi untuk memiliki, mendanai dan berbagi resiko. Untuk itu,


Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III menyepakati untuk
mengadakan proses seleksi calon mitra investasi untuk
In
A

mengembangkan lapangan LNG yang kecil dan tersebar


(stranded) dengan skema hilir yang memanfaatkan gas bumi dari
ah

lik

kedua Lapangan Senoro dan Area Matindok (selanjutnya disebut


“Proyek Donggi-Senoro”). Dengan demikian, dalam Proyek
m

ub

Donggi-Senoro, Pemohon Kasasi II, Pemohon Kasasi III dan mitra


terpilih akan membentuk usaha bersama untuk memiliki, mendanai
ka

dan menanggung resiko, yang sama sekali berbeda dengan


ep

proses tender yang mensyaratkan adanya tawaran mengajukan


ah

harga untuk memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan,


R

mengadakan, membeli atau menjual barang dan jasa.


es

9. Sebagai tindak lanjut proses seleksi calon mitra terkait Proyek


M

ng

Donggi Senoro, pada tanggal 1 September 2006, Pemohon Kasasi


on
gu

Hal. 186 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 186
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II dan Pemohon Kasasi III menyampaikan undangan dan Term of

R
Reference (“TOR”) kepada 7 (tujuh) perusahaan pebisnis LNG

si
internasional, yaitu:

ne
ng
a. LNGEU yang kemudian bekerjasama dengan Osaka Gas dan
Golar dengan membentuk konsorsium (“LNGEU/Osaka
Gas/Golar”);

do
gu b. Itochu Corporation (“Itochu”);
c. LNG Japan Corporation (“LNG Japan”);

In
A
d. Marubeni Corporation (“Marubeni”);
e. Mitsubshi;
ah

f. Mitsui & Co. Ltd (“Mitsui”);

lik
g. Toyota Tsoshu Corporation (“Toyota”);
Bagi perusahaan-perusahaan yang berminat, diberikan
am

ub
kesempatan untuk mengirimkan proposal selambat-lambatnya
pada tanggal 22 September 2006.
ep
10. Ternyata, selain dari ketujuh perusahaan di atas, ada 3 (tiga)
k

perusahaan yang menyampaikan minat mereka untuk turut


ah

berpartisipasi dalam pengembangan Proyek Donggi Senoro. Maka


R

si
pada tanggal 13 September 2006, Pemohon Kasasi II dan
Pemohon Kasasi III mengirimkan undangan kepada:

ne
ng

a. British Gas Asia Pacific Pte. Ltd (“British Gas”)


b. Japan Petroleum Exploration (“Japex”) dan

do
gu

c. PT Pasific Oil & Gas Indonesia (“POGI”).


11. Dari tanggal 25 September 2006 sampai dengan tanggal 10
Oktober 2006, tim seleksi masing-masing Pemohon Kasasi II dan
In
A

Pemohon Kasasi III mengadakan evaluasi secara independen dan


sendiri-sendiri atas proposal yang ada, sebagaimana diketahui,
ah

lik

proposal dikirimkan kepada Pemohon Kasasi II dan Pemohon


Kasasi III secara terpisah.
m

ub

12. Pada tanggal 11 Oktober 2006, tim seleksi masing-masing


Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III melaporkan hasil
ka

evaluasi mereka kepada Direksi masing-masing. Pemohon Kasasi


ep

II merekomendasikan tiga perusahaan sebagai berikut:


ah

a. LNG Japan;
R

b. Mitsubishi;
es

c. Mitsui.
M

ng

on
gu

Hal. 187 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 187
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sedangkan Pemohon Kasasi III merekomendasikan tiga

R
perusahaan sebagai berikut:

si
a. LNGEU/Osaka/Golar;

ne
ng
b. Mitsubishi;
c. Mitsui.
13. Dengan memperhatikan bahwa Mitsubishi dan Mitsui masuk dalam

do
gu list rekomendasi Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III
dengan memperhatikan usulan dan mempertimbangkan segala

In
A
aspek kemampuan teknologi, komersial dan bisnis, Mitsubishi dan
Mitsui masuk dalam shortlisted partners (mitra yang
ah

direkomendasi)Untuk memastikan proposal yang disampaikan

lik
shortlisted partners memberikan komitmen yang tinggi, maka
Direksi Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III
am

ub
mengistruksikan kepada tim seleksi untuk meminta final and
binding proposal kepada kedua mitra potensial tersebut.
ep
14. Pada tanggal 19 Oktober 2006, diadakan rapat direksi Pemohon
k

Kasasi II dan Pemohon Kasasi III untuk mendengarkan laporan


ah

hasil masing-masing tim seleksi Pemohon Kasasi II dan Pemohon


R

si
Kasasi III. Tim seleksi keduanya mengusulkan additional
clarification question (pertanyaan klarifikasi tambahan) kepada

ne
ng

Mitsubishi dan Mitsui, mengingat proposal Mitsubishi dan Mitsui


masih bersifat kualitatif sehingga perlu dikuantifikasi dan untuk

do
gu

memastikan komitmen mereka terhadap isi proposal mereka, yang


semuanya ini dilakukan untuk memberikan jaminan dan kepastian
atas proyek Donggi Senoro serta dengan tujuan memperoleh calon
In
A

mitra yang bonafid.


15. Direksi Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III menyetujui
ah

lik

usulan tim seleksi tersebut. Selanjutnya Request For Binding


Proposal (Permintaan pernyataan bahwa proposal sebelumnya
m

ub

adalah proposal yang mengikat) disyaratkan demi melindungi


Pemohon Kasasi II, Pemohon Kasasi III dan pemerintah terkait
ka

dengan Proyek Donggi-Senoro. Oleh sebab itu, Mitsui dan


ep

Mitsubishi diminta untuk memastikan komitmen mereka dengan


ah

adanya persyaratan binding proposal tersebut.


R

16. Shortlisted partner diminta untuk mengkuantifikasi, proposal yang


es

memuat 2 (dua) hal yaitu: (a) partner to accept (apakah calon mitra
M

ng

menerima atau tidak) dan (b) partner to propose (calon mitra


on
gu

Hal. 188 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 188
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan usualan) terhadap item-item yang disebutkan di

R
dalamnya. Setelah menerima proposal Mitsubishi dan Mitsui dalam

si
tahap ini, tim seleksi menilai Mitsubishi menyampaikan binding

ne
ng
proposal yang memberikan komitmen lebih baik dibandingkan
Mitsui, sehingga proposal Mitsubishi dinilai sebagai proposal
terbaik.

do
gu 17. Sebaliknya, Mitsui dalam proposalnya membuat disclaimer (hal-hal
yang membuat tidak bisa dituntut) bahwa proposalnya bersifat

In
A
indikatif, informatif saja dan hanya berlaku untuk jangka waktu 6
(enam) bulan. Proposal Mitsui yang seperti ini jelas tidak
ah

memberikan perlindungan hukum kepada Pemohon Kasasi II dan

lik
Pemohon Kasasi III sebagai pencari mitra usaha (membutuhkan
partner usaha) yang nantinya akan menanggung resiko bersama
am

ub
dengan mitra terpilih tersebut.
18. Menimbang semua hal di atas yang jelas membuktikan bahwa
ep
proposal Mitsubishi adalah proposal terbaik dengan
k

mempertimbangkan segi kemampuan teknologi, kemampuan


ah

financial dan cakupan Pemasaran, maka Pemohon Kasasi II dan


R

si
Pemohon Kasasi III akhirnya memilih Mitsubishi sebagai mitra
terpilih.

ne
ng

19. Tiba-tiba saja tanpa diduga, pada tanggal 28 Agustus 2008,


Termohon Kasasi (KPPU) memanggil pada pihak untuk hadir

do
gu

dalam proses klarifikasi serta lebih lanjut melakukan pemeriksaan


berdasarkan laporan LNGEU yang melaporkan Mitsubishi terkait
dengan dugaan pelanggaran Pasal 20 dan 21 UU No. 5 Tahun
In
A

1999. Pada tanggal 7 Januari 2009, Termohon Kasasi


menghentikan pemeriksaannya dengan alasan laporan tidak
ah

lik

lengkap dan tidak jelas berdasarkan informasi yang diperoleh dari


media.
m

ub

20. Secara tiba-tiba lagi Termohon Kasasi memulai lagi


pemeriksaanya pada tanggal 29 Januari 2009 atas laporan
ka

LNGEU terhadap Mitsubishi terkait dugaan pelanggaran pasal 20,


ep

pasal 21 dan pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Terhadap


ah

pemeriksaan untuk kedua kalinya ini pun, Termohon Kasasi


R

(KPPU) pada tanggal 9 Juni 2009 telah menghentikan kembali


es

pemeriksaannya yang telah menyimpulkan sendiri bahwa laporan


M

ng

tidak lengkap dan tidak jelas.


on
gu

Hal. 189 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 189
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21. Secara sewenang-wenang dan tanpa berdasarkan kepastian

R
hukum, atas inisiatifnya sendiri Termohon Kasasi (KPPU) pada

si
tanggal 24 Juni 2010 memulai lagi pemeriksaanya untuk ketiga

ne
ng
kalinya dengan tuduhan pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun
1999 tentang persekongkolan tender dan Pasal 23 UU No. 5
Tahun 1999 tentang persekongkolan mendapatkan informasi

do
gu rahasia pesaing.
22. Dengan mengabaikan fakta-fakta yang terbukti, tanpa

In
A
pertimbangan yang cukup dan tanpa memperdulikan tanggapan
para terlapor (sekarang Pemohon Kasasi I, Pemohon Kasasi II,
ah

Pemohon Kasasi III dan Pemohon Kasasi IV), Termohon Kasasi

lik
(KPPU) menyatakan Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 22 UU
No. 5 Tahun 1999 dan mengenakan denda sebesar
am

ub
Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah).
23. Sebenarnya, tanda-tanda bahwa Termohon Kasasi (KPPU) akan
ep
menghukum Pemohon Kasasi I, II, III dan IV sudah mulai terlihat
k

sejak awal, yang ditandai dari kenyataan bahwa perkara ini


ah

diperiksa setelah 2 (dua) kali dihentikan sendiri oleh Termohon


R

si
Kasasi. Pemohon Kasasi II dan para Pemohon kasasi lainnya
sejak pemeriksaan awal hingga sekarang telah menegaskan

ne
ng

berulang-ulang kali bahwa proses pemilihan calon mitra bukan


merupakan proses tender dan tidak dapat disamakan dengan

do
gu

proses tender seperti yang terdapat dalam Pasal 22 UU No. 5


Tahun 1999. Adapun perbedaan proses pemilihan calon mitra
dengan tender sangat jelas yaitu proses pemilihan calon mitra
In
A

diselenggarakan untuk menyeleksi calon mitra investor agar dapat


mendirikan suatu perusahaan yang secara bersama-sama
ah

lik

memiliki, mendanai dan berbagi resiko atas kegiatan usaha dari


perusahaan yang nantinya akan didirikan bersama. Sangat jauh
m

ub

berbeda dengan ketentuan tender di mana tender hanya meliputi


penawaran harga untuk memborong suatu pekerjaan, pengadaan
ka

atau penyediaan barang/jasa.


ep

24. Tanpa memperdulikan alasan Para Pemohon Kasasi yang juga


ah

telah didukung oleh ahli-ahli persaingan usaha yang kredibel,


R

Termohon Kasasi (KPPU) dengan sewenang-wenang menyatakan


es

Para Pemohon Kasasi, termasuk Pemohon Kasasi II melanggar


M

ng

Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 dengan merujuk kata pengantar


on
gu

Hal. 190 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 190
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang terdapat pada halaman 1 paragraf 2 buku asing yang diedit

R
oleh Maarten Janssen pada tahun 2004 (Buku Maarten Janssen)

si
secara keliru yang menyamakan proses seleksi mitra dengan

ne
ng
proses tender. Perujukan tersebut keliru karena buku yang dirujuk
oleh Termohon Kasasi (KPPU) adalah tentang lelang atas asset-
aset pemerintah dan bukan membahas seleksi calon mitra

do
gu investasi. Dari judulnya saja, yaitu “AUCTIONING PUBLIC
ASSETS-ANALYSIS AND ALTERNATIVES” yang terjemahannya

In
A
dalam Bahasa Indonesia adalah “LELANG ASET PUBLIK-
ANALISA DAN ALTERNATIF” dan tidak berhubungan dengan
ah

seleksi calon mitra.

lik
25. Oleh karena itu, sangat tidak tepat bila Termohon Kasasi (KPPU)
mendasarkan putusannya berdasarkan Kata Pengantar
am

ub
(Introduction) buku tersebut. Berdasarkan hal di atas, terbukti
bahwa dengan merujuk Buku Maarten Janssen, Termohon Kasasi
ep
telah memaksakan interpretasi proses seleksi calon mitra sebagai
k

tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun


ah

1999 padahal Buku Maarten Janssen itu sendiri tidak membahas


R

si
masalah tender.
26. Sebagai bukti tak terbantahkan bahwa Proses Seleksi Calon Mitra

ne
ng

Investor bahwa segera setelah ditunjuk sebagai mitra terpilih


dalam seleksi tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006

do
gu

(Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan


Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Pemohon Kasasi III
membentuk perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI
In
A

SENORO LNG atau disingkat PT DSLNG yang bergerak dibidang


industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied
ah

lik

Natural Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG


No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
m

ub

tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan


Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September
ka

2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan mitra terpilih


ep

dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebgai salah satu


ah

pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II


R

(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak


es

perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan bukti tak


M

ng

terbantahkan bahwa proses pemilihan mitra usaha ini bukan


on
gu

Hal. 191 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 191
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan tender pengadaan barang dan jasa. Hal ini sesuai

R
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra

si
Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah

ne
ng
putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon
mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah
pengadaan barang dan jasa.

do
gu 27. Selain itu, setiap kali tahapan pemeriksaan berlanjut (mulai dari
tahapan klarifikasi tahap pemeriksaan pendahuluan ke tahap

In
A
pemeriksaan lanjutan, dan bahkan sampai sidang majelis),
tuduhan-tuduhan Termohon Kasasi selalu berubah-ubah sehingga
ah

tidak jelas berdasarkan fakta apa yang sebenarnya dituduhkan.

lik
Terkesan Termohon Kasasi mencari-cari alasan dengan satu-
satunya tujuan agar Pemohon Kasasi II dan Para Pemohon Kasasi
am

ub
lainnya dijatuhkan hukuman. Salah satu contoh dari banyak
tuduhan Termohon Kasasi yang terus berubah adalah:
ep
 Pada awalnya, Termohon Kasasi menyatakan bahwa proses
k

seleksi tersebut hanya merupakan alibi untuk menyingkirkan


ah

LNGI, namun dalam Putusannya, Termohon Kasasi


R

si
menyatakan proses seleksi tersebut diskriminasi, penilaian yang
mengambang, persaingan semu dan tuduhan tidak berdasar

ne
ng

lainnya namun tidak bertujuan untuk menyingkirkan LNGI.


28. Dalam proses pemeriksaan berkas (inzage) pun, di samping

do
gu

kesempatan waktu yang diberikan oleh Termohon Kasasi sangat


sempit, Pemohon Kasasi II pun hanya diizinkan untuk memeriksa
berkas yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II sendiri dan berita
In
A

acara pemeriksaan lainnya, padahal untuk kepentingan


pembelaan, Pemohon Kasasi II perlu mengetahui isi berkas atau
ah

lik

bukti lain yang diajukan oleh para Terlapor lain (Para Pemohon
Kasasi lain).
m

ub

II. INTI PUTUSAN MAJELIS JUDEX FACTI :


MAJELIS HAKIM JUDEX FACTI TELAH GAGAL MENJALANKAN
ka

KEWAJIBAN HUKUMNYA KARENA MEMBERIKAN PERTIM-


ep

BANGAN-PERTIMBANGAN YANG TERAMAT MINIM SEKALIGUS


ah

MELAMPAUI KEWENANGAN YANG DIBERIKAN UNDANG-


R

UNDANG DALAM PEMERIKSAAN PERKARA KEBERATAN


es

1. Majelis Hakim Agung yang Bijaksana dan Terhormat, untuk


M

ng

melihat kegagalan Majelis Judex Facti dalam melaksanakan


on
gu

Hal. 192 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 192
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tugasnya, sekaligus membuktikan bahwa Majelis Judex Facti telah

R
bertindak melampaui kewenangannya, maka berikut Pemohon

si
Kasasi II sampaikan pertimbangan-pertimbangan Majelis Judex

ne
ng
Facti:
”Menimbang bahwa oleh karena tidak terdapat hal-hal yang baru
dalam perkara ini untuk dipertimbangkan oleh Majelis Hakim serta

do
gu kembali tentang pertimbangan hukum Termohon Keberatan yang
menguraikan tentang unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal

In
A
22 UU No. 5/1999 serta unsur yang terkandung dalam Pasal 23
UU No. 5/1999, selanjutnya Majelis Hakim akan mencermati hal
ah

tersebut, apakah pertimbangan hukum yang diberikan oleh

lik
Termohon Keberatan tersebut telah tepat dan benar serta
memenuhi ketentuan hukum yang berlaku atau tidak…”
am

ub
(Vide: Paragraf 2 Halaman 274 Putusan PN No. 34/Pdt.G/KPPU/
2011/PN.JKT.PST)
ep
”Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim mencermati tentang
k

keberatan para Pemohon Keberatan terhadap materi perkara,


ah

Majelis Hakim berpendapat bahwa dalil-dalil yang diutarakan oleh


R

si
para Pemohon Keberatan tersebut sesungguhnya telah
dipertimbangkan oleh Termohon Keberatan pada Putusan No.

ne
ng

35/KPPU-I/2010 dan oleh karena terhadap dalil-dalil keberatan


para Pemohon Keberatan tersebut tidak ada hal-hal yang baru dan

do
gu

perlu dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, maka dalil-dalil


keberatan Pemohon Keberatan dimaksud tidak perlu lagi untuk
dipertimbangkan lebih lanjut…”
In
A

(Vide: Paragraf 6 Halaman 274 Putusan PN No.


34/Pdt.G/KPPU/2011/PN.JKT.PST)
ah

lik

“…Menimbang bahwa dengan memperhatikan seluruh


pertimbangan hukum yang diberikan oleh Termohon Keberatan
m

ub

dalam Putusannya dan juga uraian dalil-dalil memori penjelasan


atas keberatan putusan KPPU No.35/KPPU-I/2010 yang diajukan
ka

oleh Termohon Keberatan, Majelis Hakim pada akhirnya


ep

berkesimpulan bahwa pertimbangan hukum yang dibuat oleh


ah

Termohon Keberatan tersebut telah tepat dan benar, sehingga


R

untuk selanjutnya guna mempersingkat uraian putusan ini maka


es

seluruh pertimbangan hukum Termohon Keberatan tersebut


M

ng

on
gu

Hal. 193 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 193
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diambil alih oleh Majelis Hakim guna menguatkan Putusan

R
Termohon Keberatan…”

si
(Vide: Paragraf 1 Halaman 275 Putusan PN No.

ne
ng
34/Pdt.G/KPPU/2011/PN.JKT.PST)
2. Inti dari Pertimbangan Hukum Judex Facti dalam perkara aquo
adalah sebagai berikut:

do
gu a. Tidak terdapat hal-hal yang baru dalam perkara ini untuk
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.

In
A
b. Dalil-dalil yang disampaikan oleh para Pemohon Keberatan
tersebut sesungguhnya telah dipertimbangkan oleh KPPU
ah

sehingga tidak perlu lagi untuk dipertimbangkan lebih lanjut.

lik
c. Pertimbangan hukum yang dibuat oleh KPPU telah tepat dan
benar, sehingga seluruh pertimbangan hukum Termohon
am

ub
Keberatan tersebut diambil alih oleh Majelis Hakim guna
menguatkan Putusan Termohon Keberatan.
ep
3. Majelis Hakim Agung Yang Bijaksana dan Terhormat, berdasarkan
k

Pasal 44 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1999 jo PERMA No. 3 Tahun


ah

2005, Pelaku usaha yang tidak menerima putusan Komisi


R

si
Pengawas Persaingan Usaha (“KPPU”) dapat mengajukan upaya
keberatan ke Pengadilan Negeri (PN).

ne
ng

4. Sangat disayangkan, dalam putusannya, Judex Facti telah


melalaikan kewajibannya tersebut. Hampir tidak ada upaya dari

do
gu

Majelis Judex Facti untuk memeriksa perkara aquo dengan


sungguh-sungguh. Hal ini terlihat dari pertimbangan hukum yang
teramat minim dari putusan Judex Facti, sekedar “mengambil alih”
In
A

putusan KPPU dengan alasan yang sangat tidak berdasar, yakni


“tidak terdapat hal-hal baru”.
ah

lik

5. Tugas Pengadilan Negeri dalam memeriksa masalah keberatan


adalah menilai kembali putusan KPPU, dengan
m

ub

mempertimbangkan fakta dan penerapan hukumnya. Kedudukan


PN dalam hal ini menyerupai Pengadilan Tinggi (PT) dalam
ka

menangani masalah banding yang memeriksa kembali perkara


ep

dari awal baik mengenai fakta maupun penerapan hukumnya.


ah

Dengan demikian, Majelis Judex Facti dibebani kewajiban untuk


R

memeriksa putusan KPPU dengan secermat-cermatnya, dengan


es

memperhatikan seluruh fakta dan penerapan hukumnya.


M

ng

on
gu

Hal. 194 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 194
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Mengingat upaya hukum ‘keberatan’ sebangun dan sebanding

R
dengan tingkat ‘banding’ dalam perkara perdata umum, maka hal-

si
hal yang seharusnya diperiksa dan diteliti oleh Majelis Judex Facti

ne
ng
dalam pemeriksaan keberatan terhadap putusan KPPU,
sebagaimana yang diterangkan oleh Mantan Hakim Agung Yahya
Harahap (Dalam bukunya “Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan

do
gu Proses Pemeriksaan Perkara Perdata Dalam Tingkat Banding,
Penerbit Sinar Grafika, halaman 115-153) antara lain:

In
A
a. Memeriksa penerapan syarat formil
Sudah tepatkah pertimbangan dan pendapat KPPU
ah

sehubungan dengan aspek formil yang dikemukakan Pemohon

lik
KEBERATAN?
b. Memeriksa dengan seksama penerapan hukum pembuktian
am

ub
dalam putusan.
Pada dasarnya, jiwa dan ketepatan putusan yang dijatuhkan
ep
sangat tergantung pada penegakkan sistem hukum pembuktian
k

yang digariskan undang-undang. Sehubungan dengan itu,


ah

terdapat banyak prinsip pokok hukum pembuktian yang mesti


R

si
diteliti Pengadilan Negeri dalam tingkat keberatan atas putusan
KPPU, seperti misalnya:

ne
ng

1) Penelitian penegakkan prinsip batas minimal pembuktian.


Menurut hukum pembuktian harus dipenuhi batas minimal

do
gu

pembuktian. Majelis Judex Facti seharusnya perlu


mengingat, batas minimal pembuktian yang melekat pada
setiap alat bukti adalah berbeda. Hal ini disebabkan faktor
In
A

nilai kekuatan pembuktian yang dilekatkan undang-undang


pada setiap alat bukti.
ah

lik

2) Memeriksa sejauh mana saling keterkaitan antara alat bukti


yang satu dengan yang lainnya.
m

ub

3) Meneliti dan menilai ketepatan penerapan hukum materil.


Majelis Judex Facti seharusnya memeriksa dan menilai,
ka

apakah hukum materiil yang diterapkan dalam putusan


ep

KPPU yang bersangkutan benar-benar sesuai dengan


ah

materi pokok perkara.


R

c. Memeriksa Memori Keberatan Pemohon Keberatan.


es

Salah satu objek sasaran pemeriksaan dalam tingkat keberatan


M

ng

adalah MEMORI KEBERATAN yang berkaitan langsung dengan


on
gu

Hal. 195 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 195
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemeriksaan dan penilaian terhadap putusan KPPU. Berbagai

R
keberatan itulah yang harus dibaca dan dipahami lebih dahulu

si
oleh Majelis Judex Facti. Fakta-fakta yang diajukan oleh

ne
ng
Pemohon Keberatan harus diperiksa apakah fakta tersebut
benar sedangkan yang disebut dalam putusan adalah fakta
yang salah dan keliru.

do
gu 7. Dari pertimbangan putusan yang tidak mempertimbangkan hal-hal
tersebut di atas, alih-alih malah hanya menyebutkan dalam

In
A
pertimbangannya bahwa dalam proses keberatan “tidak terdapat
hal-hal baru”, sudah lebih dari cukup untuk membuktikan
ah

kegagalan Majelis Judex Facti telah dalam memeriksa dan

lik
mengadili perkara keberatan aquo.
8. Entah apa yang dimaksudkan Majelis Judex Facti dengan “tidak
am

ub
terdapat hal-hal baru”? Apakah Majelis Judex Facti hendak
mempersamakan “tidak ada hal-hal baru” dengan “novum”
ep
(sebagaimana yang menjadi salah satu dasar alasan pengajuan
k

upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali)?


ah

9. Kalau itu yang dimaksudkan oleh Majelis Judex Facti, bahwa


R

si
dalam setiap proses keberatan Pemohon KEBERATAN harus
menyampaikan NOVUM yang dalam The Legal Lexicon

ne
ng

Nederlands-English didefinisikan sebagai “fresh fact, new point of


law”, maka Majelis Hakim Judex Facti telah bertindak bukan saja

do
gu

telah gagal melaksanakan kewajibannya, namun juga telah


melampaui batas kewenangannya sebagaimana yang diatur dalam
Undang-Undang Mahkamah Agung serta Undang-Undang No. 20
In
A

Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan. Sebab pemeriksaan


permohonan peninjauan kembali merupakan wewenang
ah

lik

Mahkamah Agung sesuai dengan Pasal 70 UU Mahkamah Agung.


10. SOEDIRJO, S.H. (dalam bukunya berjudul Kasasi Dalam Perkara
m

ub

Perdata, Penerbit Akademika Pressindo, Edisi Pertama Tahun


1983, halaman 46) telah mengemukakan Pendapat Ahli Hukum
ka

yang bernama VEEGENS tentang pengertian “Melampaui Batas


ep

Wewenang”. Berikut adalah kutipan Pendapat Ahli Hukum


ah

tersebut:
R

“Menurut Veegens arti perkataan “Melampaui Kekuasaan


es

Mengadili” dalam arti sempit terdapat, apabila hakim bergerak di


M

ng

lapangan kekuasaan legislative dan eksekutif. Pengertian


on
gu

Hal. 196 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 196
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
demikian sudah dikenal sejak zaman Ancien Regime.

R
“Melampaui Kekuasaan Mengadili” dalam arti luas terdapat

si
dalam segala hal, di mana hakim bergerak di luar batas-batas

ne
ng
yang diberikan oleh undang-undang kepada hakim pada
umumnya.”
11. Adapun Doktrin Hukum yang dikemukakan tersebut adalah sejalan

do
gu dengan perkembangan praktek peradilan di Indonesia yang
mengartikan “Melampaui Batas Wewenang” sebagai suatu

In
A
perbuatan hakim yang berada di luar batas kewenangan yang
diberikan oleh undang-undang kepada hakim tersebut.
ah

Sehubungan dengan perkara aquo, maka perlu dipahami dengan

lik
jelas mengenai batas kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang kepada hakim.
am

ub
III. INTISARI PERTIMBANGAN HUKUM KPPU 9Termohon Kasasi
YANG SEWENANG-WENANG DAN SALAH MENURUT HUKUM
ep
YANG KEMUDIAN DIAMBIL ALIH OLEH MAJELIS HAKIM JUDEX
k

FACTI TANPA MEMERIKSAN PERTIMBANGAN HUKUM YANG


ah

CUKUP
R

si
1. Majelis Judex Facti dalam putusannya yang menguatkan putusan
KPPU No. 35/KPPU/I/2010 (“Putusan KPPU”) menjatuhkan

ne
ng

putusan dengan pertimbangan yang hanya sekedar ‘mengambil


alih’ pertimbangan KPPU. Berikut kutipannya:

do
gu

“…Menimbang bahwa dengan memperhatikan seluruh


pertimbangan hukum yang diberikan oleh Termohon Keberatan
dalam Putusannya dan juga uraian dalil-dalil memori penjelasan
In
A

atas keberatan keputusan KPPU No.35/KPPU-I/2010 yang


diajukan oleh Termohon Keberatan, Majelis Hakim pada akhirnya
ah

lik

berkesimpulan bahwa pertimbangan hukum yang dibuat oleh


Termohon Keberatan tersebut telah tepat dan benar, sehingga
m

ub

untuk selanjutnya guna mempersingkat uraian putusan ini maka


seluruh pertimbangan hukum Termohon Keberatan tersebut
ka

diambil alih oleh Majelis Hakim guna menguatkan Putusan


ep

Termohon Keberatan…”
ah

(Vide: Paragraf 1 Halaman 275 Putusan PN No. 34/Pdt.G/KPPU/


R

2011/PN.JKT.PST)
es

2. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti tidak disertai dengan


M

ng

pertimbangan hukum yang cukup dan seimbang serta alasan-


on
gu

Hal. 197 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 197
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alasan yang jelas (onvoldoende gemotiveerd) sebagaimana

R
dikehendaki oleh Undang-undang, sehingga putusan aquo dapat

si
dipandang sebagai suatu kelalaian dalam beracara (vormverzuim).

ne
ng
Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I. tanggal
25 Nopember 1974 No. M.A./Pemb.1154/74 yang menyatakan
sebagai berikut:

do
gu “Putusan yang tidak disertai oleh pertimbangan atau alasan yang
jelas dikehendaki oleh undang-undang dapat menimbulkan suatu

In
A
kelalaian dalam acara (vormverzuim).”
“Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan/alasan bahkan
ah

apabila alasan-alasan itu kurang jelas dan sukar dapat dimengerti

lik
maupun bertentangan satu sama lain, maka hal demikian dapat
dipandang sebagai suatu kelalaian dalam acara (vormverzuim)
am

ub
yang dapat mengakibatkan batalnya suatu putusan.”
3. Untuk memudahkan Majelis Hakim Agung, Pemohon Kasasi II
ep
akan menyampaikan ringkasan dari pertimbangan hukum
k

sewenang-wenang dan salah menurut hukum yang


ah

disampaikannya dalam putusan No. 35/KPPU-I/2010 sejauh yang


R

si
terkait atau relevan dengan Pemohon Kasasi II.
4. Inti dari putusan KPPU adalah telah terjadi pelanggaran Pasal 22,

ne
ng

sebagai berikut:
a. Beauty Contest yang diadakan oleh Pertamina dan Medco

do
gu

memiliki tujuan menciptakan ”competition for market”


(”persaingan untuk pasar”) dan dengan demikian merupakan
suatu bentuk tender dalam arti yang dimaksudkan dalam Pasal
In
A

22 UU No. 5 Tahun 1999 (Vide: Putusan KPPU, halaman 213-


217);
ah

lik

b. Beauty Contest dilakukan dengan cara yang diskriminatif karena


tidak semua peserta Beauty Contest diberikan kesempatan
m

ub

yang sama untuk membahas hal-hal terkait dengan Proyek


Donggi Senoro sebelum dan selama Beauty Contest
ka

berlangsung (Vide: Putusan KPPU halaman 217-221);


ep

c. Beauty Contest dirancang untuk memenangkan pihak tertentu,


ah

yakni Mitsubishi Corporation guna membantu bisnis LNG PT


R

Pertamina (Vide: Putusan KPPU halaman 221-224);


es

d. Bahwa pengaturan dan penentuan pemenang beauty contest


M

ng

melalui tindakan-tindakan yang bersifat diskriminatif untuk


on
gu

Hal. 198 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 198
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memenangkan Mitsubishi Corporation merupakan perbuatan

R
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha

si
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999

ne
ng
(Vide: Putusan KPPU halaman 236-239).
IV. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH LALAI MEMENUHI SYARAT-
SYARAT YANG DIWAJIBKAN OLEH PERATUARAN PERUNDANG-

do
gu UNDANGAN : “MAJELIS JUDEX FACTI DAN KPPU TELAH TIDAK
MENERAPKAN PRINSIP PERADILAN YANG ADIL 9DUE PROCESS

In
A
OF LAW) DALAM PEMERIKSAANNYA”
1. Mengingat bahwa Majelis Judex Facti telah gagal dalam
ah

menjalankan kewajibannya maka sebagai konsekuensi negatifnya,

lik
Majelis Judex Facti tidak memberikan pertimbangan yang
berkaitan dengan salah satu alasan keberatan yang disampaikan
am

ub
Pemohon Kasasi II, yakni ‘KPPU telah tidak menjalankan hukum
acara dalam proses pemeriksaannya’.
ep
2. Hal yang belum dipertimbangkan oleh Majelis Judex Facti tersebut
k

merupakan salah satu alasan kasasi yang dibenarkan undang-


ah

undang yang diatur dalam Pasal 30 ayat (1) huruf c UU Mahkamah


R

si
Agung adalah putusan judex facti lalai memenuhi syarat-syarat
yang diwajibkan undang-undang atau putusan tersebut tidak

ne
ng

memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-


undangan yang mengancam kelalaian itu membatalkan putusan.

do
gu

3. Yahya Harahap, Mantan Hakim Agung Republik Indonesia


menyampaikan bahwa pada dasarnya alasan kasasi ini berkenaan
dengan aspek atau kelalaian terhadap syarat formil tata tertib
In
A

beracara. Dapat juga dikatakan kelalaian atau pelanggaran


terhadap hukum acara.
ah

lik

4. Putusan yang diambil dengan melanggar prinsip proses peradilan


yang benar dan layak mengakibatkan putusan yang diambil
m

ub

menjadi batal demi hukum. Hal ini juga telah diterapkan oleh
Mahkamah Agung terkait inzage, dalam putusan No.
ka

209K/TUN/2004 tanggal 14 Oktober 2004 yang mengadili:


ep

“…Bahwa tidak adanya kesempatan inzage tersebut


ah

bertentangan dan melanggar ketentuan hukum acara,


R

sebagaimana yang diharuskan menurut Pasal 126 ayat (1) UU


es

5/1986 tentang Peradilan TUN, sebab kesempatan inzage


M

ng

merupakan ketentuan prosedural yang menjamin bahwa berkas


on
gu

Hal. 199 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 199
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekara yang akan dikirim ke pengadilan Tinggi sudah benar

R
memuat semua dokumen yang releban bagi kepentingan

si
pembelaan kedua belah pihak masing-masing secara adil (fair).

ne
ng
Bahwa dengan adanya kesalahan dalam penerapan hukum
tersebut di atas, yang merupakan alasan untuk diterimanya
permohonan kasasi, maka putusan Pengadilan Tinggi harus

do
gu dibatalkan dan Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara
aquo berdasarkan pertimbangan di bawah ini…”

In
A
IV.A. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH MENGABAIKAN HAK Pemohon
Kasasi UNTUK MENGHINDARI AHLI HUKUM PERSAINGAN USAHA
ah

INDONESIA

lik
1. Pemohon Kasasi II (Pertamina) melalui surat
No.242/M00000/2010-S0 tanggal 04 Oktober 2010 dan surat
am

ub
No.289/M00000/2010-S0 tanggal 10 November 2010 perihal
Keterangan Ahli menyampaikan bahwa:
ep
a. Pertamina akan menggunakan pendapat hukum dari Prof.
k

Erman Radjagukguk, S.H., LL.M., Ph.D;


ah

b. Pertamina akan menyampaikan pendapat hukum tertulis yang


R

si
telah disiapkan Prof. Erman Radjagukguk, S.H., LL.M., Ph.D;
c. Pertamina juga meminta kepada KPPU untuk memanggil Prof.

ne
ng

Erman Radjagukguk, S.H., LL.M., Ph.D, sebelum tanggal 3-16


November atau setelah tanggal 17 November 2010, mengingat

do
gu

beliau menunaikan ibadah haji.


2. KPPU melalui surat panggilan No.1476/KPPU/TP-PPL/XI/2010
tanggal 8 November 2010 meminta Pemohon Kasasi II hadir
In
A

dalam pemeriksaan tanggal 15 November 2010 dan panggilan


tersebut, Pemohon Kasasi II diberikan kesempatan untuk
ah

lik

mengajukan ahli.
3. Pada tanggal 15 November 2010, Pemohon Kasasi hadir dalam
m

ub

pemeriksaan tersebut dan meminta agar pemeriksaan terhadap


Prof. Erman Radjagukguk, S.H., LL.M., Ph.D dijadwalkan ulang
ka

(pemanggilan kembali) karena beliau masih melaksanakan ibadah


ep

haji. Majelis KPPU saat itu berpendapat hal tersebut tidaklah


ah

dimungkinkan.
R

4. Sampai jangka waktu perpanjangan pemeriksaan lanjutan berakhir


es

(tanggal 24 November 2010) hingga penjatuhan putusan, KPPU


M

ng

tetap tidak melakukan penjadwalan ulang berupa pemanggilan


on
gu

Hal. 200 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 200
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kembali untuk pemeriksaan ahli Pemohon Kasasi II. Hal ini

R
mengakibatkan, keterangan ahli yang akan diajukan oleh

si
Pemohon Kasasi II tidak dapat didengarkan. Hal ini tentu saja

ne
ng
sangat merugikan kepentingan hukum Pemohon Kasasi II.
5. Dalam pemeriksaan di tingkat keberatan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, Majelis Judex Facti juga gagal untuk melaksanakan

do
gu proses peradilan yang layak, patut dan benar, terkait pemeriksaan
ahli.

In
A
6. Majelis Judex Facti mengeluarkan sebuah Putusan Sela (Putusan
Sela No.34/KPPU/2011/PN.JKT.PST tanggal 24 Agustus 2011)
ah

untuk memerintahkan KPPU untuk melakukan pemeriksaan

lik
tambahan untuk mendengar, antara lain, Prof. Erman Rajagukguk,
S.H., LL.M., Ph.D.
am

ub
7. Kemudian, selama pertemuan dengan para ahli, KPPU
menyampaikan bahwa tidak dapat mendengar para ahli
ep
(berdasarkan perintah sebagaimana yang tertuang dalam Putusan
k

Sela No. 34/KPPU/2011/PN.JKT.PST tanggal 24 Agustus 2011)


ah

oleh karena Pemohon Kasasi II tidak memberikan daftar


R

si
pertanyaan yang seharusnya ditanyakan kepada para ahli.
8. Pasal 6 ayat (1) dan (2) Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun

ne
ng

2005 tentang Prosedur Keberatan Terhadap Keputusan KPPU


menyatakan sebagai berikut:

do
gu

“1. Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan


tambahan, maka melalui putusan sela memerintahkan
kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan;
In
A

2. Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat hal-


hal yagn harus diperiksa dengan alasan-alasan yang jelas
ah

lik

dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang diperlukan.”


9. Dari Pasal tersebut di atas, dapat dipahami dengan sangat jelas
m

ub

bahwa tujuan mengadakan pemeriksaan tambahan adalah untuk


membantu Majelis Judex Facti memeriksa, mengadili dan
ka

memutus perkara aquo. Oleh karena itu, pengabaian pemeriksaan


ep

ahli ini mengakibatkan Majelis Judex Factie telah gagal untuk


ah

menjalankan tugasnya sebagai pengadil yang wajib memeriksa


R

perkara dengan menghormati hukum acara yang berlaku.


es

IV.B. PERMOHONAN PEMERIKSAAN AHLI


M

ng

on
gu

Hal. 201 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 201
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Berdasarkan ketentuan Pasal 50 Undang-undang Nomor 14

R
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo. Undang-Undang Nomor

si
5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14

ne
ng
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo. Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Mahkamah

do
gu Agung (UU Mahkamah Agung) dapat melakukan sebuah
pemeriksaan terhadap para saksi dan bukti. Pasal 50 UU

In
A
Mahkamah Agung dengan tegas menyatakan sebagai berikut:
“Pemeriksaan kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung,
ah

berdasarkan surat-surat dan hanya jika dipandang perlu

lik
Mahkamah Agung mendengar sendiri para pihak dan para saksi,
atau memerintahkan Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan
am

ub
Tingkat Banding yang memutus perkara tersebut mendengar para
pihak atau para saksi.”
ep
11. Sesuai dengan ketentuan di atas, Pemohon Kasasi II dengan ini
k

meminta Majelis Hakim Agung Yang Mulia dan Bijaksana untuk


ah

melakukan pemeriksaan terhadap ahli yang dihadirkan oleh


R

si
Pemohon Kasasi II, yakni Prof. Erman Rajagugkguk, S.H., LL.M.,
Ph.D. (Daftar pertanyaannya telah Pemohon Kasasi II siapkan di

ne
ng

dalam Lampiran-3)
V. RUMUSAN “BEAUTY CONTEST” TIAK DIKENAL DALAM REZIM

do
gu

HUKUM PERSAINGAN USAHA ATAU HUKUM POSITIF INDONESIA


MAKA PENDEFINISIANNYA SANGAT BERSIFAT SUBJEKTIF,
SEHINGGA BERDASARKAN PRINSIP LEGALITAS TIDAK DAPAT
In
A

DIPERGUNAKAN SEBAGAI DASAR PENGHUKUMAN


1. Majelis Hakim Agung yang Terhormat dan Bijaksana, perlu
ah

lik

ditegaskan bahwa Pemohon Kasasi II bersama-sama dengan


pelaku usaha lainnya tidak pernah melakukan suatu kegiatan yang
m

ub

biasanya disebut dengan nama\ “Beauty Contest”. Pemohon


Kasasi II hanya melakukan seleksi calon mitra bisnis terkait Proyek
ka

LNG Donggi-Senoro. Lagipula perlu diingat, TIDAK ADA


ep

KEWAJIBAN HUKUM bagi Pemohon Kasasi II dan Medco untuk


ah

melakukan seleksi, sebab sesungguhnya tanpa seleksi pun


R

Pemohon Kasasi II bisa langsung menunjuk pihak lain untuk


es

dijadikan mitra.
M

ng

on
gu

Hal. 202 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 202
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Proses seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi II

R
dan Pemohon Kasasi III merupakan salah satu strategi bisnis

si
untuk mencari calon mitra yang kelak secara bersama-sama

ne
ng
menanggung resiko bisnis baik berupa kegagalan dan
keberhasilan Proyek LNG-Donggi Senoro. Skema yang diadopsi
adalah Pemohon Kasasi II dan Medco secara bersama-sama

do
gu dengan mitra terpilih akan menjadi pemegang saham pada
perusahaan baru yang akan dibentuk tersebut. Dengan demikian,

In
A
calon mitra yang akan terpilih tersebut merupakan mitra yang
bonafid yang mampu berkontribusi secara maksimal dalam
ah

mewujudkan keberhasilan pekerjaan tersebut.

lik
3. Jikalau kita memeriksa UU No. 5 Tahun 1999 maka akan terdapat
banyak rumusan perbuatan (Misalnya: Kartel, (Pasal 11),
am

ub
Penetapan Harga (Pasal 5), Trust (Pasal 12), dan lain
sebagainya)) beserta sanksinya yang dimaksud untuk
ep
menunjukkan perbuatan-perbuatan mana yang dilarang dan tidak
k

boleh dilakukan. Anehnya, dari 52 Pasal yang terdapat di dalam


ah

UU No. 5 Tahun 1999 dan seluruh peraturan perundang-undangan


R

si
lain (nomenklatur), TIDAK PERNAH DITEMUKAN rumusan
perbuatan, “istilah”, “tema”, “kualifikasi”, “frase” atau “kategorisasi”

ne
ng

bernama “BEAUTY CONTEST”.


4. KPPU (Termohon Kasasi) juga sama sekali tidak pernah

do
gu

membayangkan apa yang dimaksud sebagai ‘kegiatan yang


disebut sebagai ‘Beauty Contest’. Hal ini dapat dibuktikan karena
di dalam Peraturan KPPU No. 2 Tahun 2010 tentang Pedoman
In
A

Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender, pun


tidak merumuskan, menjelaskan atau mendefinisikan sebuah
ah

lik

gambaran tindakan yang dapat disebut sebagai beauty contest


terlarang yang merupakan bagian dari perbuatan sebagaimana
m

ub

yang diatur dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.


5. Pendapat senada juga telah dikemukakan oleh Prof. Erman
ka

Rajagukguk, S.H., LL.M., Ph.D., dalam pendapat hukumnya


ep

tertanggal 28 September 2011, yakni:


ah

“Istilah beauty contest tidak terdapat dalam Undang-Undang No. 5


R

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan


es

Usaha Tidak Sehat. Istilah ini berasal dari kepustakaan Hukum


M

ng

Persaingan di luar negeri. Beauty Contest tidak sama dengan


on
gu

Hal. 203 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 203
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemilihan mitra untuk mendapatkan calon partner guna

R
mengembangkan suatu proyek. Pemilihan mitra tidak sama

si
dengan tender pengadaan barnag/jasa.

ne
ng
Pemilihan mitra adalah pemilihan calon partner untuk
mengembangkan suatu proyek, bukan mengenai pelaksanaan
pengadaan barang/jasa. Dalam konteks ini PT Pertamina

do
gu (Persero) dan PT Medco Energi Internasional , Tbk., mencari
partner usaha yang akan menanamkan investasi, mempunyai

In
A
kemampuan teknologi, mempunyai akses terhadap pasar
internasional (dalam konteks penjualan gas), dan calon partner
ah

akan menanggung risiko kerugian usaha. PT Pertamina (Persero)

lik
dan PT Medco Energi Internasional, Tbk tidak mencari supplier
atau pemasok barang dan jasa.”
am

ub
6. Lalu apa yang dimaksud dengan “Beauty Contest”? Marilah kita
merujuk ke beberapa kamus untuk membantu kita memahaminya.
ep
Untuk lebih objektif, agar bisa diakses oleh siapapun, sengaja
k

Pemohon Kasasi II mengutipkannya dari Kamus Online, yang bisa


ah

diakses secara mudah dari internet, kapan saja dan di mana saja
R

si
serta oleh siapa saja.
a. Beauty contest (noun/kata benda)

ne
ng

1. a competition in which the participants, usually women, are


judged on their attractiveness, with a prize, and often a title,

do
gu

awarded to the winner


2. Informal any contest decided on the basis of superficial
attractiveness, popularity, etc the referendum might turn into
In
A

a party political beauty contest


(Sumber: http://www.thefreedictionary.com/beauty+contest)
ah

lik

Terjemahan:
1. sebuah pertandingan di mana para peserta, biasanya wanita,
m

ub

dinilai dari penampilan mereka, dengan dihargai dengan


sebuah hadiah dan gelar kepada pemenangnya;
ka

2. Informal: kompetisi yang ditentukan dari penampilan luar,


ep

kepopuleran, dan lain-lain, contoh: referendum tersebut dapat


ah

menjadi kontes kecantikan suatu partai politik.


R

b. Beauty contest (noun/kata benda)


es

1. a competition in which the entrants, usually women, are


M

ng

judged as to physical beauty and sometimes personality and


on
gu

Hal. 204 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 204
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
talent, with the winners awarded prizes or titles.

R
2. Informal any contest, election, etc., that is decided on the

si
basis of popularity.

ne
ng
(Sumber:http://dictionary.reference.com/browse/beauty+contest)
Terjemahan:
1. sebuah pertandingan di mana para peserta, yang biasanya

do
gu wanita, dinilai dari penampilan fisik dan terkadang
kepribadian dan bakat di mana pemenangnya diberikan

In
A
hadiah atau gelar.
2. Informal: sebuah kontes, pemilihan, dan lain-lain yang
ah

ditentukan berdasarkan popularitas.

lik
c. Beauty contest (noun/kata benda)
“a competition in which young women are judged to decide
am

ub
which one is the most beautiful.”
(Sumber:
ep
ttp://dictionary.reverso.net/englishcobuild/beauty%20contest)
k

Terjemahan:
ah

Sebuah pertandingan di mana para wanita muda dinilai untuk


R

si
menentukan siapa yang paling cantik.
d. Beauty contest

ne
ng

1. situation where competing firms try to attract business


2. a situation in which several organizations in turn compete in

do
gu

order to persuade another organization to use their services.


(Sumber: http://www.qfinance.com/dictionary/beauty-contest)
Terjemahan:
In
A

1. situasi di mana firma-firma berkompetisi untuk mencoba


menarik bisnis
ah

lik

2. situasi di mana beberapa organisasi secara bergilir berkompetisi


untuk membujuk organisasi lain menggunakan jasa-jasa
m

ub

mereka.
ka

7. Dengan definisi yang berbeda-beda tersebut, maka DAPAT


ep

DIPASTIKAN bahwa ruang lingkup “BEAUTY CONTEST” sangat


ah

tergantung pada kondisi atau keadaan-keadaan tertentu menurut


R

perspektif Subjek Pendefinisi. Oleh karena pendifinisian “Beauty


es

Contest” sangat bersifat subjektif, maka TIDAK AKAN PERNAH


M

ng

ADA PARAMETER YANG JELAS DAN TEPAT yang dapat


on
gu

Hal. 205 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 205
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dipergunakan untuk menentukan suatu perbuatan seperti apa

R
yang merupakan ruang lingkup dari terminology “Beauty Contest”,

si
apalagi jika ditinjau dari konteks hukum persaingan usaha

ne
ng
Indonesia.
8. Tanpa dasar hukum positif yang secara jelas menentukan
parameternya, maka sampai kapanpun apa yang disebut sebagai

do
gu ‘beauty contest’ terlarang menurut Hukum Persaingan Usaha
Indonesia tidak akan pernah ada. Sebagai konsekuensinya, sesuai

In
A
dengan tradisi Civil Law System, maka tidak mungkin ada
penghukuman terhadap sebuah perbuatan yang disebut sebagai
ah

‘beauty contest’ terlarang. Terlebih lagi terhadap Pemohon Kasasi

lik
II yang TIDAK PERNAH MELAKUKAN KEGIATAN ‘BEAUTY
CONTEST’ sebagaimana yang dimaksudkan oleh KPPU.
am

ub
9. Prof. Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa sumber utama
kaidah hukum di Indonesia yang terpengaruh oleh tradisi civil law
ep
system adalah peraturan perundang-undangan, bukan putusan
k

hakim (judge made law) sebagaimana dalam tradisi common law


ah

system (Lihat tulisan H.Syarif Mappiasse, Hakim Tinggi berjudul


R

si
Pengembangan Hukum Teoretis di Indonesia (Dalam Kajian Teori
Dan Praktik Pengadilan)). Begitu pula dengan Prof. Erman

ne
ng

Radjagukguk yang menyebutkan bahwa sumber hukum dalam


sistem Civil Law adalah peraturan perundang-undangan (Dalam

do
gu

diktat kuliah berjudul Filsafat Hukum (Ekonomi) halaman 2).


Selanjutnya Prof. Philipus M. Hadjon juga menjelaskan:
Pembentukan hukum Civil law dilakukan melalui undang-undang
In
A

dan kodifikasi sedangkan Common law melalui Preseden (Judge


made law) (Sebagaimana yang dikutip dari Hadjon, Philipus M,
ah

lik

“Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Suatu Studi tentang


Prinsip-Prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan Dalam
m

ub

Lingkungan Peradilan Umum dan pembentukan peradilan


Administrasi, Surabaya, Bina Ilmu, 1987, hlm. 72)
ka

10. Prof. Bismar Nasution, S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum
ep

Universitas Sumatera Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan


ah

Mitra Strategis Korporasi Bukan Tender” di Harian Media


R

Indonesia tertanggal 14 Desember 2011, paragraf 10 (Lampiran


es

10) juga menyatakan:


M

ng

on
gu

Hal. 206 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 206
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“…Sistem hukum Indonesia jelas tidak menganut binding

R
precedent dan lebih mengutamakan perundang-undangan sebagai

si
sumber hukum sebagaimana sumber tertib hukum dalam UU No.

ne
ng
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan dengan perubahannya UU No. 12 Tahun 2011…”
11. Lebih lanjut, Majelis Hakim Agung yang Terhormat tentu sangat

do
gu memahami bahwa sebagai konsekuensi dari pengaruh ‘civil law’
tersebut, maka sistem hukum Indonesia kemudian menganut asas

In
A
legalitas. Ada empat aspek asas legalitas yang diterapkan secara
ketat, yaitu: Peraturan perundang-undangan untuk menghukum
ah

harus bersifat tertulis (written law), tidak boleh retroaktif (non

lik
retroactivity), dirumuskan dengan jelas dan terang (lex certa), dan
melarang penafsiran secara analogi (kiyas).
am

ub
12. Hal tersebut juga sesuai dengan semangat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang juga secara tegas menganut
ep
asas legalitas sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 28
k

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.


ah

13. Sebagai konsekuensi logis dari dianutnya Asas Legalitas, maka


R

si
tindakan menghukum harus didasarkan pada seluruh peraturan
perundang-undangan, dengan kata lain berdasarkan hukum yang

ne
ng

tertulis. Ketentuan peraturan perundang-undangan tertulis yang


merumuskan suatu tindakan juga tidak boleh diberlakukan secara

do
gu

surut (retroaktif). Pemberlakuan secara surut merupakan suatu


kesewenang-wenangan. Selanjutnya tindakan-tindakan yang
dilarang menurut hukum tertulis tersebut harus didefinisikan
In
A

dengan jelas sehingga tidak ada perumusan yang ambigu


mengenai perbuatan yang dilarang dan diberikan sanksi.
ah

lik

Perumusan yang tidak jelas atau terlalu rumit hanya akan


memunculkan ketidakpastian hukum.
m

ub

V.A. INTERPRESTASI “SELEKSI CALON MITRA INVESTOR” SEBAGAI


“BEAUTY CONTEST” YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI
ka

“TENDER” SEBAGAIMANA YANG DIATUR DALAM PASAL 22 UU


ep

NO. 5 TAHUN 1999, DIPEROLEH KPPU DENGAN CARA YANG


ah

DIPAKSAKAN DENGAN CARA “MENGKANIBALISASI” LITERATUR


R

ASING (TULISAN MAARTEN JANSSEN) YANG TIDAK SECARA


es

KHUSUS MEMBICARAKAN MENGENAI HUKUM PERSAINGAN


M

ng

USAHA DI INDONESIA
on
gu

Hal. 207 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 207
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. Dalam Peraturan KPPU No. 2 Tahun 2010 tentang Pedoman

R
Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender, tidak

si
pernah ada gambaran yang menyebutkan perbuatan seperti apa

ne
ng
yang dapat dikategorikan sebagai “beauty contest” yang termasuk
dalam ruang lingkup Tender Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.
15. Mengingat TIDAK PERNAH ADA ketentuan dalam UU No. 5

do
gu Tahun 1999 hingga Peraturan yang dibuat sendiri oleh KPPU yang
mengatur mengenai “Beauty Contest”, maka KPPU kemudian

In
A
dengan itikad buruk sengaja mencari jalan keluar untuk
memaksakan kehendaknya dengan cara sengaja
ah

“mengkanibalisasi” Buku Maarten Janssen.

lik
16. KPPU dalam putusannya di halaman 212-215 butir 3.5 angka 1
hingga 10 telah dengan sengaja salah menyimpulkan bahwa
am

ub
kegiatan yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi II merupakan
tindakan Tender sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 22 UU
ep
No. 5 Tahun 1999, berdasarkan tulisan Maarten Janssen (yang
k

oleh KPPU sengaja tidak secara jelas disebutkan buku yang


ah

mana). Berikut petikannya:


R

si
“Bahwa dalam lelang, biasanya peserta menawarkan satu atau
lebih penawaran harga dan penawar dengan harga tertinggi yang

ne
ng

memenangkan lelang. Sedangkan dalam beauty contest, biasanya


peserta menawarkan rencana bagaimana perusahaan akan

do
gu

menggunakan aset tersebut di kemudian hari dan menyediakan


credentials untuk menunjukkan rencana tersebut dapat dipercaya
(Maarten Janssen (Ed), 2004). Proses penilaian beauty contest,
In
A

dilakukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan terlebih


dahulu, misalnya keahlian teknis, kemampuan keuangan, dan
ah

lik

cakupan jaringan (OECD Policy Brief, Mei 2007). Namun bukan


berarti penawaran harga selalu absen dalam proses beauty
m

ub

contest, penawaran harga dapat menjadi salah satu elemen


penilaian dalam proses beauty contest (Maarten Janssen (Ed),
ka

2004)…”
ep

(Vide: Halaman 216 angka (7), Putusan KPPU)


ah

17. Padahal Buku Maarten Janssen yang ternyata diketahui berjudul


R

“Auctioning Public Asset-Analysis and Alternatives, Ed 2004”


es

(Terjemahan: “Lelang Aset Publik-Analisa dan Alternatif, Edisi


M

ng

2004”), yang digadang-gadang oleh KPPU tersebut sangat tidak


on
gu

Hal. 208 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 208
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tepat untuk dijadikan parameter dalam menyimpulkan bahwa

R
proses seleksi calon mitra investor yang dilakukan oleh Pemohon

si
Kasasi II merupakan kategori ‘Beauty Contest’ yang merupakan

ne
ng
bagian dari definisi perbuatan atau perilaku sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.
18. Meskipun hukum persaingan usaha juga dikenal di negara lain,

do
gu namun tidak otomatis literatur hukum persaingan usaha negara
lain tersebut dapat digunakan untuk kepentingan penafsiran

In
A
hukum persaingan usaha Indonesia, karena masing-masing
negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tidak ada satu
ah

pun referensi yang “berani” menginterpretasikan atau

lik
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan “beauty contest”. Tidak
ada juga referensi yang secara jelas menginterpretasikan bahwa
am

ub
“seleksi calon mitra investor” sebagaimana yang dilakukan oleh
Pemohon Kasasi II masuk dalam ruang lingkup “beauty contest”-
ep
nya KPPU.
k

19. Prof. Erman Rajagukguk, S.H., LL.M., Ph.D., menguatkan hal


ah

tersebut sebagaimana yang disampaikan dalam pendapat


R

si
hukumnya tertanggal 28 September 2011 (Vide: Halaman 13-14
Lampiran-4), yakni:

ne
ng

“Beauty contest bukan istilah Undang-Undang No. 5 Tahun 1999


tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

do
gu

Sehat, tetapi istilah sarjana luar negeri. Hukum asing tidak dapat
dipakai untuk menafsirkan undang-undang Indonesia berdasarkan
asas kedaulatan (sovereignity), kecuali telah ditetapkan sebagai
In
A

undang-undang Indonesia oleh pembentuk undang-undang. Oleh


karena itu beauty contest tidak sama dengan tender. Begitu pula
ah

lik

tender tidak sama dengan pemilihan mitra.”


m

ub

20. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,


S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera
ka

Utara dalam Opininya di Harian Media Indonesia tertanggal 14


ep

Desember 2011, paragraf 9 dan 10 (Lampiran 10):


ah

“…Kemudian menjadi menarik untuk disimak ialah bagaimana


R

KPPU menggunakan dalil beauty contest dengan mencantumkan


es

OECD Policy brief, Mei 2007, dan Maarten Janssen (Ed), 2004,
M

ng

yang nyata-nyata berasal dari kepustakan hukum persaingan asing


on
gu

Hal. 209 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 209
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau luar negeri, dan digunakan sebagai salah satu pertimbangan

R
dalam putusan perkara ini. Sistem hukum Indonesia jelas tidak

si
menganut binding precedent dan lebih mengutamakan perundang-

ne
ng
undangan sebagai sumber hukum sebagaimana sumber tertib
hukum dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dengan perubahannya UU No. 12

do
gu Tahun 2011…”
21. Lalu, bagaimana mungkin sebuah literatur asing yang sama sekali

In
A
tidak membahas mengenai Hukum Persaingan Usaha Indonesia
menurut UU No. 5 Tahun 1999 digunakan sebagai acuan utama
ah

untuk menafsirkan ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam

lik
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999?
V.B. DENGAN TIDAK ADANYA PASAL YANG SECARA KHUSUS
am

ub
MENGATUR MENGENAI “BEAUTY CONTEST”, MAKA TIDAK
MUNGKIN KPPU MAUPUN JUDEX FACTI DAPAT MENGHUKUM
ep
PERBUATAN YANG DIKATAGORIKAN SEBAGAI “BEAUTY
k

CONTEST”
ah

22. Dengan tidak adanya pengaturan khusus tersebut, tindakan KPPU


R

si
yang melihat kegiatan ‘seleksi calon mitra investor’ sebagai
“Beauty Contest” yang merupakan “salah satu bentuk tender

ne
ng

sesuai dengan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999” jelas merupakan


sebuah kesalahan penerapan hukum yang teramat besar, bahkan

do
gu

dapat dikatakan sebagai tindakan yang sewenang-wenang.


23. Majelis Hakim Yang Terhormat dan Bijaksana, perlu kami
sampaikan kembali bahwa seluruh perbuatan yang dilarang dalam
In
A

UU No. 5 Tahun 1999, bukanlah merupakan perbuatan yang


bersifat “mala in se” atau terlarang sejak lahirnya. Perbuatan-
ah

lik

perbuatan tersebut menjadi terlarang karena adanya sebuah


proses “rekayasa hukum” dengan pembuatan sebuah peraturan
m

ub

perundang-undangan.
24. Perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam UU No. 5 Tahun 1999
ka

dalam hal ini tentu saja bersifat ‘mala in prohibita’, sebab


ep

perbuatan tersebut terhitung terlarang semenjak adanya peraturan


ah

tertulis yang menjadikannya demikian. Dalam hal ini tentu saja


R

kegiatan “Seleksi Calon Mitra Investor yang dilakukan Pemohon


es

Kasasi II” yang oleh KPPU, tanpa dasar argumentasi yang sah
M

ng

kemudian dikategorikan sebagai kegiatan “beauty contest” yang


on
gu

Hal. 210 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 210
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masuk ruang lingkup perbuatan sebagaimana yang diatur Pasal 22

R
UU No. 5 Tahun 1999, merupakan tindakan yang teramat

si
sewenang-wenang dan melawan hukum.

ne
ng
25. Lalu adilkah jika pelaku-pelaku usaha kemudian dihukum tanpa
dasar hukum yang jelas sebagaimana yang diamanatkan oleh
asas legalitas? Tindakan KPPU (Termohon Kasasi) yang dengan

do
gu sewenang-wenang memberikan tafsir atas sebuah pasal demi
menghukum, tentu saja mengusik rasa keadilan para pencari

In
A
keadilan (justitia belen) dan herannya kemudian diperkuat oleh
Majelis Judex Facti jelas merupakan tindakan yang seharusnya
ah

tidak boleh ditolerir oleh Majeis Hakim Agung.

lik
VI. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM,
SEBAB KARAKTERISTIK SELEKSI CALON/MITRA INVESTOR
am

ub
SANGAT JAUH BERBEDA DENGAN KARAKTERISTIK TENDER
SEBAGAIMANA YANG DIATUR DALAM PASAL 22 UU NO. 5
ep
TAHUN 1999
k

Majelis Hakim Agung yang Bijaksana dan Terhormat, perlu kami


ah

tegaskan bahwa karakteristik ‘Proses Seleksi Calon Mitra Investor


R

si
sangat jauh berbeda dengan karakteristik ‘Tender’ sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Sebagai

ne
ng

bukti tak terbantahkan untuk membedakannya, adalah fakta bahwa


segera setelah ditunjuk sebagai mitra terpilih dalam seleksi tersebut,

do
gu

tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006 (Lampiran-1), Mitsubishi


kemudian bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan
Pemohon Kasasi III membentuk perusahaan bersama yang dinamakan
In
A

PT DONGGI SENORO LNG atau disingkat PT DSLNG yang bergerak


dibidang industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi
ah

lik

Liquefied Natural Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT


DSLNG No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
m

ub

tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan Penanaman


Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September 2007 dalam
ka

Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan mitra terpilih dari seleksi calon


ep

mitra, berkedudukan sebgai salah satu pemegang saham bersama-


ah

sama dengan Pemohon Kasasi II (Melalui anak perusahaannya) dan


R

Medco (Melalui salah satu anak perusahaannya) dalam PT DSLNG


es

merupakan bukti tak terbantahkan bahwa proses pemilihan mitra usaha


M

ng

ini bukan merupakan tender pengadaan barang dan jasa.


on
gu

Hal. 211 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 211
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal ini sesuai dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi

R
Calon Mitra Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah

si
putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon mitra

ne
ng
investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah pengadaan barang
dan jasa.
Kegiatan Seleksi Calon Mitra Investor sebagai kegiatan yang jamak

do
gu dilakukan oleh korporasi juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution, S.H.,

In
A
M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam
Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis Korporasi Bukan Tender” di
ah

Harian Media Indonesia tertanggal 14 Desember 2011, paragraf 2

lik
sampai paragraf 6 (Lampiran 10):
“Salah satu cara yang dipilih perusahaan untuk mengembangkan dan
am

ub
memperluas usaha ialah menggandeng perusahaan lain dalam suatu
kerjasama bisnis. Pemilihan partners strategis dimaksudkan untuk
ep
mencari partner usaha yang akan menanamkan investasi, mempunyai
k

teknologi, mempunyai akses terhadap pasar internasional dalam


ah

konteks penjualan hasil migas dan partner usaha tersebut harus


R

si
bersedia menanggung risiko kerugian usaha. Dalam kemitraan itu yang
dilihat dan diutamakan ialah kemampuan permodalan, keahlian dan

ne
ng

pengalaman partner usaha untuk melaksanakan investasi. Kerja sama


itu dapat berbentuk kemitraan dalam suatu kerja sama iperasi (KSO)

do
gu

atau kerja sama dengan membentuk perusahaan baru (joint venture).


Untuk industri migas yang memerlukan investasi dalam jumlah besar,
joint venture merupakan cara yang paling efektif.
In
A

Pemilihan mitra strategis yang banyak dilakukan korporasi bukanlah


dalam arti penyelenggaraan tender barang dan jasa seperti yang
ah

lik

dimaksud Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang


Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat (UU No.
m

ub

5 Tahun 1999). Mengapa? Tender dalam Pasal 22 adalah tawaran


mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan untuk
ka

mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa. Nyata-


ep

nyata ada barang yang dikompetisikan pada proses itu.


ah

Di sisi lain, dalam pemilihan mitra usaha tidak ada pemborongan


R

pekerjaan, tidak ada pembelian/penjualan barang dan jasa, serta tidak


es

ada tawaran mengajuan harga. Sebagaimana telah dijelaskan,


M

ng

on
gu

Hal. 212 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 212
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemilihan mitra usaha bertujuan mendapatkan partner yang akan

R
melakukan investasi dalam mengembangkan suatu proyek tertentu.

si
Oleh karena itu, pemilihan partner didasari kemampuan menyediakan

ne
ng
modal dan pengalaman melaksanakan proyek yang dimaksud. Kedua
hal itu hanya dapat diperoleh berdasarkan kepercauaan keada mitra
yang bersangkutan (mitra yang terpilih). Pemilihan mitra tidak terikat

do
gu dengan peraturan apa pun dan tidak ada satu pun ketentuan yang
mengaturnya di Indonesia…”

In
A
VI.A. MAJELIS HAKIM JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN
HUKUM DENGAN MENGUATKAN PUTUSAN KPPU YANG
ah

MENGGUNAKAN METODE PENAFSIRAN KIYAS (ANALOGI) YANG

lik
MELANGGAR AZAS LEGALITAS KETIKA MENAFSIRKAN PASAL
22 UU NO. 5 TAHUN 1999 UNTUK MENJERAT Pemohon Kasasi II
am

ub
YANG MELAKUKAN KEGIATAN BISNIS PEMILIHAN CALON MITRA
INVESTOR
ep
1. Sebagaimana diketahui, dalam metode penafsiran hukum yang
k

menggunakan metode analogi, pangkal pendiriannya adalah


ah

bahwa perbuatan yang menjadi persoalan tersebut tidak bisa


R

si
dimasukkan dalam aturan yang ada. Tetapi Perbuatan itu, menurut
subjektif si penghukum, karena rasio dari peraturan mirip dengan

ne
ng

perbuatan yang dituduhkan, kemudian menjadi dihukum. Jadi


penggunaan metode analogi adalah metode interpretasi yang

do
gu

sudah tidak berpegang kepada rumusan aturan yang ada lagi,


melainkan pada inti atau rasio dari peraturan tersebut.
2. Dalam permasalahan ini, hal yang dipermasalahkan oleh KPPU
In
A

adalah proses seleksi calon mitra yang merupakan salah satu


strategi bisnis untuk mencari calon mitra yang kelak secara
ah

lik

bersama-sama menanggung resiko kegagalan dan keberhasilan


Proyek LNG-Donggi Senoro. Skema yang diadopsi adalah
m

ub

Pemohon Kasasi II dan Medco secara bersama-sama dengan


mitra terpilih akan menjadi pemegang saham pada perusahaan
ka

baru yang akan dibentuk tersebut. Dengan demikian, calon mitra


ep

yang akan terpilih tersebut merupakan mitra yang bonafid yang


ah

mampu berkontribusi secara maksimal dalam mewujudkan


R

keberhasilan pekerjaan tersebut. Terbukti, setelah ditunjuk sebagai


es

mitra terpilih dalam seleksi tersebut, tepatnya pada tanggal 6


M

ng

Desember 2006 (Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama


on
gu

Hal. 213 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 213
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Pemohon Kasasi III

R
membentuk perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI

si
SENORO LNG atau disingkat PT DSLNG yang bergerak dibidang

ne
ng
industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied
Natural Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG
No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM

do
gu tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan
Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September

In
A
2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan mitra terpilih
dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebgai salah satu
ah

pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II

lik
(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak
perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan bukti tak
am

ub
terbantahkan bahwa proses pemilihan mitra usaha ini bukan
merupakan tender pengadaan barang dan jasa. . Hal ini sesuai
ep
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra
k

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


ah

putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon


R

si
mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah
pengadaan barang dan jasa.

ne
ng

3. Seleksi demikian oleh KPPU disebut sebagai “Beauty Contest”


yang kemudian tanpa dasar dianggap bertentangan dengan Pasal

do
gu

22 UU No. 5 Tahun 1999. Berikut kutipan dari putusan KPPU yang


dikuatkan oleh Majelis Judex Facti tersebut:
“Berdasarkan pada penjelasan yang disebutkan, Majelis Komisi
In
A

mengevaluasi bahwa Beauty Contest adalah satu dari bentuk


tender yang bertujuan menciptakan persaingan pasar dan karena
ah

lik

itu tunduk pada ketentuan dari pasal 22 Undang-Undang No. 5


Tahun 1999.”
m

ub

(Vide: halaman 215 Putusan KPPU)


4. Majelis Hakim Agung yang Mulia dan Terhormat, rasio dari pasal
ka

22 UU No. 5 Tahun 1999 adalah adanya kompetisi. Namun yang


ep

perlu dicatat bahwa tidak semua kompetisi merupakan bagian atau


ah

masuk dalam ruang lingkup dari tender sebagaimana yang


R

dimaksudkan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tersebut.


es

5. Penyamaan ‘seleksi calon mitra investor’ dengan ‘beauty contest’


M

ng

yang merupakan bagian dari ‘tender’ sebagaimana dimaksud


on
gu

Hal. 214 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 214
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentu saja teramat salah. KPPU

R
dan Majelis Judex Facti sudah tidak lagi berpegang kepada

si
rumusan aturan yang ada, melainkan pada inti atau rasio dari

ne
ng
peraturan tersebut, padahal sekalipun inti dari pasal 22 UU No. 5
Tahun 1999 adalah kompetisi, bukan berarti setiap kompetisi
masuk dalam ruang lingkup Pasal tersebut.

do
gu 6. Apa isi ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999? Berikut
kutipannya:

In
A
“Pelaku Usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga data
ah

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”

lik
Penjelasan Pasal 22 kemudian memberikan definisi tender, yakni:
“tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan,
am

ub
untuk mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa.”
7. Dari ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 beserta
ep
penjelasannya tersebut, maka secara kumulatif harus ada dua
k

unsur tidak tergantikan, yakni:


ah

a. Penawaran untuk suatu harga; dan


R

si
b. Memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-
barang atau untuk menyediakan jasa”

ne
ng

8. Dalam melakukan “seleksi calon mitra investor’, Pemohon Kasasi


II dan Pemohon Kasasi III:

do
gu

a. Tidak bertujuan mencari penawaran harga dari penyedia jasa


kepada pemilik, karena tujuan dari adanya seleksi calon mitra
adalah ‘pendirian perusahaan” secara bersama-sama. Mitra
In
A

terpilih bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II dan Medco


akan mengeluarkan investasi sebagai pemegang saham dari
ah

lik

perusahaan yang nantinya akan dibentuk.


b. Tidak bertujuan untuk mengadakan seleksi untuk mencari pihak
m

ub

yang akan ditugaskan memborong pembangunan sebuah


pabrik atau kilang LNG. Mitra yang akan terpilih juga tidak akan
ka

berperan untuk menyediakan jasa yang terkait dengan LNG.


ep

Namun, seleksi tersebut bertujuan untuk mencari pihak yang


ah

memiliki kemampuan untuk mendukung (termasuk membiayai)


R

perusahaan patungan yang akan melakukan kegiatan-kegiatan


es

proyek.
M

ng

on
gu

Hal. 215 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 215
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sebagai bukti tak terbantahkan untuk membedakannya, adalah

R
fakta bahwa segera setelah ditunjuk sebagai mitra terpilih dalam

si
seleksi tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006

ne
ng
(Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan
Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Pemohon Kasasi III
membentuk perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI

do
gu SENORO LNG atau disingkat PT DSLNG yang bergerak dibidang
industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied

In
A
Natural Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG
No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
ah

tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan

lik
Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September
2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan mitra terpilih
am

ub
dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebgai salah satu
pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II
ep
(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak
k

perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan bukti tak


ah

terbantahkan bahwa proses pemilihan mitra usaha ini bukan


R

si
merupakan tender pengadaan barang dan jasa. . Hal ini sesuai
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra

ne
ng

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon

do
gu

mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah


pengadaan barang dan jasa.
9. Dengan demikian, kegiatan ‘seleksi calon mitra investor’ tidak
In
A

termasuk dalam ruang lingkup pengaturan Pasal 22 UU No. 5


Tahun 1999. Putusan KPPU yang kemudian dikuatkan oleh Majelis
ah

lik

Judex Facti dalam proses keberatan merupakan putusan yang


bertentangan dengan hukum sebab dilakukan dengan melanggar
m

ub

prinsip legalitas.
10. Hal ini juga dikuatkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
ka

Barang/Jasa Pemerintah, melalui Suratnya tertanggal 24


ep

September 2010, Nomor B-1212/LKPP/D.IV.1/09/2010, (Lampiran-


ah

5), yang menyatakan:


R

3. “Proses pemilihan mitra kerja oleh PT Pertamina IPersero)


es

dengan PT Medco Energi International melalui beauty contest


M

ng

bukan merupakan praktek yang menghambat persaingan


on
gu

Hal. 216 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 216
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehat…Beauty contest tersebut sepenuhnya menjadi wewenang

R
kedua perusahaan tersebut dalam menentukan mitra kerja yang

si
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan;

ne
ng
4. Pemilihan mitra kerja dalam pembentukan usaha baru dan
pemasaran produk dengan cara beauty contest, menurut kami
bukan merupakan persekongkolan sebagaimana dimaksud

do
gu pada pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

In
A
Sehat.”
11. Hal serupa juga disampaikan oleh Prof. Erman Rajagukguk di
ah

dalam Pendapat Hukumnya tertanggal 28 Oktober 2010

lik
(Lampiran-6), dengan mengatakan:
“Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidak masuk dalam ruang
am

ub
lingkup Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena beauty
ep
contest pemilihan mitra adalah pemilihan calon partner untuk
k

membangun suatu usaha, bukan mengenai pengadaan


ah

barang/jasa…”
R

si
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat berkenaan dengan

ne
ng

persekongkolan tender yaitu suatu bentuk kerjasama antara para


pelaku usaha dengan maksud untuk menguasai pasar yang

do
gu

bersangkutan…”
12. Mantan Hakim Agung, Susanti Adi Nugroho juga menjelaskan hal
yang sama, bahwa ruang lingkup Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999
In
A

hanyalah terhadap proses ‘pengadaan barang dan jasa’,


sebagaimana yang disampaikannya dalam ‘Keterangan Ahli
ah

lik

Tertulis’, pada tanggal 11 November 2010 (Lampiran-7), sebagai


berikut:
m

ub

“Mengacu pada definisi “barang” dan jasa” sebagaimana yang


terhadap dalam Pasal 1 sub 16 dan 17, sepengetahuan saksi,
ka

secara umum tender yang dimaksudkan pada Pasal 22 maupun


ep

dalam Pedoman Larangan Persekongkolan Tender yang


ah

diterbitkan oleh KPPU, adalah hanya tender untuk pengadaan


R

barang dan atau penyediaan jasa saja.”


es

13. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,


M

ng

S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera


on
gu

Hal. 217 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 217
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis

R
Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14

si
Desember 2011, halaman 14, Paragraf 11 dan paragraph 15

ne
ng
(Lampiran 10):
“…Padahal, tender dan proses pemilihan mitra jelas-jelas berbeda.
Apa yang disebut dalam unsur-unsur tender sama sekali tidak

do
gu ditemukan dalam proses pemilihan mitra. Persekongkolan itu
bahkan biasanya terjadi di antara para pelaku usaha peserta

In
A
tender (bid rigging), bukan antara pelaku usaha dan
penyelenggara...”
ah

“Putusan KPPU yang menyamakan pemilihan partner usaha

lik
dengan penyelenggaraan tender guna mendapatkan barang atau
jasa merupakan logika hukum yang menyesatkan. Putusan
am

ub
tersebut akan menyusahkan para pelaku usaha untuk mencari
partner dalam mengembangkan usaha mereka dan dengan
ep
demikian, bisa menghambat perkembangan bisnis serta iklim
k

investasi.”
ah

14. Ahli Hukum Persaingan Usaha lainnya, Kurnia Toha, S.H., LL.M.,
R

si
PhD, juga berpendapat serupa, sebagaimana yang
disampaikannya dalam keterangannya tertanggal 18 November

ne
ng

2010 (Vide: Halaman 9-11 Lampiran-8), sebagai berikut:


“Terdapat perbedaan mendasar dan sangat prinsip antara Tender

do
gu

dengan Seleksi Calon Mitra.


“Tender” menurut Pasal 22 UU No. 5/1999 adalahs eleksi atau
proses tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu
In
A

pekerjaan, seleksi atau proses tawaran untuk mengadakan


barang-barang, atau seleksi atau proses tawaran untuk
ah

lik

menyediakan jasa. Dari proses ini, maka akan ditentukan satu


pelaku usaha yang akan memborong pekerjaan, dan/atau
m

ub

mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa.


Sebagaimana telah diuraikan dalam jawaban pertanyaan b (1) di
ka

atas, bahwa karakteristik dasar dari tender dalam Pasal 22 UU No.


ep

5/1999 adalah peralihan risiko dan tanggung jawab hukum dari


ah

pemilik pekerjaan (owner) kepada pemborong pekerjaan atau


R

penyedia (provider) barang atau jasa atas pelaksanaan dan


es

penyelesaian secara sempurna atas pengerjaan suatu pekerjaan


M

ng

dan penyediaan barang atau jasa. Peralihan risiko dan tanggung


on
gu

Hal. 218 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 218
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jawab hukum tersebut di atas tidak terjadi dalam hal seleksi calon

R
mitra, karena seleksi calon mitra adalah suatu proses untuk

si
mencari partner yang akan ikut menyertakan atau menanamkan

ne
ng
modalnya sebagai pemegang saham untuk melakukan suatu
kegiatan usaha bersama-sama dengan partner lainnya. Jadi
partner ini bersama-sama dengan partner lainnya akan menjadi

do
gu pemilik atau pemegang saham dari perusahaan yang akan
didirikan (selanjutnya disebut “Perusahaan Yang Akan Didirikan”),

In
A
dan secara bersama-sama pula akan mengharapkan
pengembalian modal yang ditanamkan daam Perusahaan Yang
ah

Akan Didirikan.

lik

Dengan demikian setelah melalui seleksi calon mitra, mitra yang
am

ub
terseleksi tidak melakukan pemborongan pekerjaan, atau
mengadakan barang atau menyediakan jasa sebagaimana pada
ep
Tender yang diatur dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, melainkan
k

akan menjalankan usaha bersama-sama dengan Mitra Lainnya,


ah

dalam hal ini bersama-sama dengan “Pengundang” Seleksi Calon


R

si
Mitra.”
“Lebih lanjut uraian bahwa Seleksi Calon Mitra tidak merupakan

ne
ng

tender akan saya jelaskan. Tender menurut Pasal 22 UU No.


5/1999 adalah tawaran harga dan merupakan paramenter dalam

do
gu

penentuan pemenang tender, dimana tawaran harga tersebut


mengikat apabila dinyatakan pemenang tender, akrena harga
tersebut merupakan obyek tender dalam Pasal 22 UU No.5/1999.
In
A

Akan tetapi, sebagaimana halnya dalam proses Seleksi Calon


Mitra, terdapat simulasi dari calon mitra tentang harga barang dan
ah

lik

atau jasa yang akan dijual oleh Perusahaan Yang Didirikan dalam
Seleksi Calon Mitra, Harga tersebut bersifat indikatif dan tidak
m

ub

mengikat. Bagaimanapun tingkat harga barang dan atau hasa


yang akan dijual oleh Perusahaan Yang Akan Didirikan kepada
ka

pembeli pihak ketiga setelah Perusahaan Yang Akan Didirikan


ep

beroperasi secara komersial, akan berdampak pada pengembalian


ah

modal dari pengundang dan calon mitra terplih secara bersama-


R

sama, sehingga simulasi harga barang dan atau jasa yang akan
es

dijual oleh Perusahaan Yang Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra


M

ng

tidak mengikat dan tidak menjadi patokan pula untuk menentukan


on
gu

Hal. 219 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 219
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terpilihnya calon mitra dalam proses Seleksi Calon Mitra, akan

R
tetapi hanya mengukur tingkat kemampuan dan pengalaman calon

si
mitra dalam industri yang digelutinya. Dengan demikian, simulasi

ne
ng
harga barang dan atau jasa yang akan dijual oleh Perusahaan
Yang Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra tidak merupakan obyek
dari Seleksi Calon Mitra.

do
gu Di kemudian hari, tinggi-rendahnya harga barang dan atau jasa
yang dijual oleh Perusahaan Yang Didirikan akan berdampak pada

In
A
pengembalian modal dari pengundang dan mitra terpilih secara
bersama-sama, dan karena itu pula, maka simulasi harga barang
ah

dan atau jasa yang akan dijual oleh Perusahaan Yang Akan

lik
Didirikan dalam Seleksi Calon Mitra bersifat indikatif saja.”
VI.B. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM
am

ub
SEBAB MELEGITIMASI PEMBERLAKUKAN PEDOMAN KPPU
TENTANG TENDER SECARA MUNDUR (RETROAKTIF)
ep
1. Termohon Kasasi dalam banyak bagian di dalam pertimbangan
k

hukumnya telah menggunakan Pedoman Pasal 22 sebagai dasar


ah

untuk menghukum Pemohon Kasasi II, sebagai berikut:


R

si
“…Namun dalam Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
No. 02 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun

ne
ng

1999 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender


(“Pedoman Pasal 22”) secara jelas menyatakan bahwa tender

do
gu

yang dimaksud tidak hanya sebatas pada “public procurement”,


tapi juga untuk tender oleh perusahaan swasta. “Tender” dimaksud
dalam Pedoman Pasal 22 tersebut adalah tawaran mengajukan
In
A

harga untuk: 1) Memborong atau melaksanakan pekerjaan; 2)


Mengadakan barang dan atau jasa; 3) Membeli suatu barang dan
ah

lik

atau jasa; 4) Menjual suatu barang dan atau jasa;


Bahwa berdasarkan angka 4 Pedoman Pasal 22 tersebut, yang
m

ub

menyatakan tender adalah penawaran harga untuk menjual suatu


barang dan jasa, Majelis Komisi berpendapat bahwa “tender”
ka

dalam Pasal 22 tidak hanya berlaku untuk “public procurement”,


ep

namun juga bagi “konsesi”, antara lain melalui model lelang atau
ah

beauty contest. Berbeda dengan “tender” yang bertujuan untuk


R

mencari penawar dengan harga terendah atau “best value”


es

(kombinasi harga dan kualitas), konsesi bertujuan untuk mencari


M

ng

penawar dengan harga atau manfaat tertinggi;…”


on
gu

Hal. 220 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 220
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(Vide: Halaman 216 angka 5 dan 6 Putusan KPPU)

R
“Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan

si
Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

ne
ng
Persekongkolan dalam Tender (selanjutnya disebut “Pedoman
Pasal 22”) adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha
dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun

do
gu dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu;
10.4.2. Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, unsur bersekongkol

In
A
tersebut dapat berupa:
a. kerjasama antara dua pihak atau lebih;
ah

b. secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan

lik
penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya…;”
(Vide: Halaman 237, angka 10.4.1 dan 10.4.2 Putusan KPPU)
am

ub
“10.5.1. Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, yang dimaksud
dengan unsur Pihak Lain adalah: “para pihak (vertikal dan
ep
horizontal) yang terlibat dalam proses tender yang melakukan
k

persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender


ah

dan atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender


R

si
tersebut…”
(Vide: Halaman 238, angka 10.5.1 Putusan KPPU)

ne
ng

“10.6.1. Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, mengatur dan atau


menentukan pemenang tender adalah: “suatu perbuatan para

do
gu

pihak yang terlibat dalam proses tender secara bersekongkol yang


bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai
pesaingnya dan/atau untuk…”
In
A

(Vide: Halaman 238, angka 10.6.1 Putusan KPPU)


“10.7.1. Bahwa menurut Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999
ah

lik

dan Pedoman Pasal 22, persaingan usaha tidak sehat adalah


“persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
m

ub

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang


dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
ka

menghambat persaingan usaha;…”


ep

‘(Vide: Halaman 239, angka 10.7.1 Putusan KPPU)


ah

2. Penggunaan Pedoman Pasal 22 tersebut sesungguhnya tidak


R

dibenarkan, mengingat peraturan tersebut baru ditetapkan pada


es

tanggal 6 Januari 2010. Padahal proses seleksi calon mitra, yang


M

ng

secara tanpa dasar oleh KPPU disebut sebagai ‘beauty contest’


on
gu

Hal. 221 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 221
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlangsung jauh sebelum Pedoman Pasal 22 tersebut diterbitkan,

R
yakni tanggal 31 Agustus 2006 (Lampiran-9). Hal ini dapat terlihat

si
dari putusan KPPU yang menyatakan:

ne
ng
“Beauty Contest;
22.3.7.1 Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006, PT Pertamina
(Persero) dan PT Medco Energi Internasional, Tbk memutuskan

do
gu untuk memilih calon mitra proyek pengembangan LNG untuk gas
dari Blok Matindok dan Blok Senoro melalui Beauty Contest.

In
A
(Vide: Halaman 18 Putusan KPPU)
3. Perundang-undangan baik dalam konteks Hukum Formil maupun
ah

Materiel tidak membenarkan untuk diberlakukan surut atau ex post

lik
facto law. Hal ini dikarenakan pada dasarnya hukum itu harus
berlaku ke depan (prospectively). Adalah tidak adil, jika seseorang
am

ub
dihukum karena perbuatan yang pada saat dilakukannya
merupakan perbuatan yang sah. Adalah tidak adil pula jika pada
ep
diri seseorang diberlakukan suatu ketentuan hukum yang lebih
k

berat terhadap suatu perbuatan yang ketika dilakukannya diancam


ah

oleh ketentuan hukum yang lebih ringan, baik yang berkenan


R

si
dengan Hukum Acara maupun Hukum Materiel. Pemberlakuan
mundur (retroaktif) Pedoman Pasal 22 tersebut TIDAKLAH

ne
ng

DIBENARKAN OLEH HUKUM karena nyata-nyata melanggar


prinsip keadilan yang dilindungi oleh hukum.

do
gu

4. Jauh sebelum Konstitusi (UUD 1945) terbentuk pun, di Indonesia


(yang pada saat itu negeri jajahan pun), prinsip ex post facto law
sudah diakui dan bahkan ditentukan secara jelas dan tegas. Hal ini
In
A

tertuang pada Pasal 2 Algemene Bepalingen van Wetgeving


(Ketentuan Umum tentang Perundang-undangan) yang
ah

lik

dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda dengan Pengumuman


tanggal 30 April 1847 (Staatsblad 1847 No. 23) yang berbunyi:
m

ub

“De wet verbindt aleen voor het toekomende en heft geen terug
werkende kracht” (Undang-undang hanya mengikat untuk masa
ka

depan dan tidaklah berlaku surut);-


ep

5. Pasca Indonesia merdeka, kemudian pengaturan tersebut kembali


ah

ditegaskan dalam banyak peraturan perundang-undangan. Selain


R

bertentangan dengan hukum tertinggi UUD 1945, prinsip retroaktif


es

juga bertentangan dengan Pasal 43 ayat (1) UU Pengadilan HAM


M

ng

serta Pasal 4 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak


on
gu

Hal. 222 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 222
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Asasi Manusia menyatakan bahwa “…dan hak untuk tidak dituntut

R
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak-hak manusia

si
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan-keadaan apapun dan

ne
ng
oleh siapapun…”
6. Oleh karena itu, SELURUH PERTIMBANGAN YANG
MENGGUNAKAN PEDOMAN PASAL 22 sebagai dasarnya harus

do
gu dinyatakan BATAL DEMI HUKUM, sebab selain bertentangan
dengan hukum tertinggi, peraturan perundang-undangan, juga

In
A
dengan prinsip keadilan.
VI.C. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM
ah

SEBAB PEDOMAN KPPU TENTANG PASAL 22 UU NO. 5 TAHUN

lik
1999 TIDAK PERNAH MENJELASKAN ATAU MENGATUR SOAL
“BEAUTY CONTEST”
am

ub
1. Dalam putusannya terkait perkara aquo, KPPU sebagaimana yang
kemudian dikuatkan oleh Majelis Judex Facti banyak sekali
ep
menggunakan ‘Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
k

No. 02 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pasal 22 UU No. 5 Tahun


ah

1999 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender


R

si
(“Pedoman Pasal 22”). Salah satunya adalah menafsirkan seleksi
calon mitra sebagai ‘beauty contest’ yang merupakan bagian dari

ne
ng

Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.


2. Dalam bagian ‘tentang hukum beauty contest’, putusan KPPU

do
gu

yang dikuatkan Majelis Judex Facti menyatakan:


“Bahwa berdasarkan angka 4 Pedoman Pasal 22 tersebut, yang
menyatakan tender adalah penawaran harga untuk menjual suatu
In
A

barang dan jasa, Majelis Komisi berpendapat bahwa “tender”


dalam Pasal 22 tidak hanya berlaku untuk “public procurement”,
ah

lik

namun juga bagi “konsesi”, antara lain melalui model lelang atau
beauty contest. Berbeda dengan “tender” yang bertujuan untuk
m

ub

mencari penawar dengan harga terendah atau “best value”


(kombinasi harga dan kualitas), konsesi bertujuan untuk mencari
ka

penawar dengan harga atau manfaat tertinggi;…”


ep

(Vide: halaman 216 angka (5) dan (6) Putusan KPPU)


ah

3. Penggunaan Pedoman Pasal 22 untuk menjerat ‘seleksi calon


R

mitra investor’ sebagai bagian dari ‘tender’ tentu sangat keliru,


es

sebab pedoman tersebut sama sekali tidak menjangkau hingga ke


M

ng

kegiatan ‘seleksi calon mitra investor’ yang dilakukan Pemohon


on
gu

Hal. 223 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 223
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi II. Tidak ada satupun penjelasan yang mampu

R
menggambarkan atau menerangkan bahwa ‘seleksi calon mitra

si
investor’ merupakan bagian dari tender sebagaimana yang

ne
ng
dimaksud dalam Pasal 22. Pedoman Pasal 22 yang digunakan
KPPU tersebut hanya menjelaskan gambaran persekongkolan di
dalam tender, yang kegiatannya adalah “pengadaan barang/jasa”

do
gu (procurement) bukan “seleksi calon mitra partner’ sebagaimana
yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi II dan Medco.

In
A
Berikut kutipan Pedoman tersebut:
1. Persekongkolan Horizontal
ah

Merupakan persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha

lik
atau penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha
atau penyedia barang dan jasa pesaingnya…
am

ub
2. Persekongkolan Vertikal
Merupakan persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau
ep
beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan
k

panitita tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan


ah

jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan…


R

si
3. Persekongkolan Horizontal dan Vertikal
Merupakan persekongkolan antara panitia tender atau panitia

ne
ng

lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau


pemberi pekerjaan dengan pelaku usaha atau penyedia barang

do
gu

dan jasa.
(Vide: Angka 4, Halaman 16-17 Pedoman Pasal 22 tentang
Larangan Persekongkolan dalam Tender)
In
A

4. Sebagaimana yang dapat dibaca dari Pedoman Pasal 22 tersebut,


ah

lik

Pasal 22 bertujuan untuk mencegah terjadinya persekongkolan


yang terjadi di antara para pihak dalam proses pengadaan barang
m

ub

atau jasa. Unsur-unsur dari Pasal 22 adalah (i) unsur pelaku usaha
(ii) unsur bersekongkol (iii) unsur pihak lain (iv) unsur mengatur
ka

dan atau menentukan pemegang tender dan (v) unsur persaingan


ep

usaha tidak sehat.


ah

5. Hal tersebut berbeda secara diametral dengan kegiatan bisnis


R

“seleksi calon mitra investor’ yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi


es

II dan Medco yang tidak pernah bermaksud untuk mencari


M

ng

penawaran harga dari penyedia jasa kepada pemilik, karena


on
gu

Hal. 224 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 224
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tujuan dari adanya seleksi calon mitra adalah ‘pendirian

R
perusahaan” secara bersama-sama. Mitra terpilih bersama-sama

si
dengan Pemohon Kasasi II dan Medco akan mengeluarkan

ne
ng
investasi sebagai pemegang saham dari perusahaan yang
nantinya akan dibentuk serta mengadakan seleksi untuk mencari
pihak yang akan ditugaskan memborong pembangunan sebuah

do
gu pabrik atau kilang LNG. Mitra yang akan terpilih dan juga TIDAK
DIMAKSUDKAN untuk menyediakan jasa yang terkait dengan

In
A
LNG. Namun, seleksi tersebut bertujuan untuk mencari pihak yang
memiliki kemampuan untuk mendukung (termasuk membiayai)
ah

perusahaan patungan yang akan melakukan kegiatan-kegiatan

lik
proyek.
6. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah
am

ub
Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra
investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide
ep
Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan
k

Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk


ah

perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO


R

si
LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang
industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied

ne
ng

Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG


No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM

do
gu

tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan


Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September
2007 tersebut dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan
In
A

pemenang dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah


satu pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II
ah

lik

(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak


perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai
m

ub

dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra


Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah
ka

putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon


ep

mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah


ah

pengadaan barang dan jasa.


R

VI.D. JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM SEBAB


es

PEDOMAN PASAL 22 TIDAK BOLEH BERISI KETENTUAN YANG


M

ng

BERTENTANGAN DENGAN UU NO. 5 TAHUN 1999


on
gu

Hal. 225 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 225
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Apabila Majelis Hakim Judex Facti berpendapat bahwa Pedoman

R
Pasal 22 dapat menjangkau ‘seleksi calon mitra’ yang dilakukan

si
oleh Pemohon Kasasi II dan Medco merupakan beauty contest

ne
ng
yang termasuk dalam ruang lingkup tender sebagaimana yang
diatur oleh Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, maka Pedoman
tersebut sesungguhnya harus dinyatakan batal demi hukum sebab

do
gu telah bertentangan dengan UU No. 5 Tahun 1999.
2. Tata urutan peraturan perundang-undangan menganut asas yang

In
A
jelas. Peraturan yang kedudukannya lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi (Lex Superiori
ah

derogat legi inferiori). Kalau isi suatu Peraturan Pemerintah (PP),

lik
misalnya, berbeda bahkan bertentangan dengan norma yang
ditetapkan suatu Undang-Undang, maka yang berlaku adalah
am

ub
norma Undang-Undang tersebut. Inilah yang dalam doktrin
merujuk pada teori Hans Kelsen dan Hans Nawiasky tentang tata
ep
urutan peraturan perundang-undangan.
k

3. Walaupun Termohon berwenang untuk menyusun “pedoman” dan


ah

menyusun “publikasi”, akan tetapi “pedoman” dan “publikasi”


R

si
tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, karena
“PEDOMAN” dan “PUBLIKASI” mempunyai hierarki jauh di bawah

ne
ng

undang-undang. Lagipula “pedoman”, apalagi “publikasi” tidak


dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menghukum warga

do
gu

negara, dan oleh karena itu, KPPU dan Majelis Judex Facti telah
melampaui kewenangannya dalam mengadili perkara aquo.
4. Apabila definisi ‘tender’ yang terdapat dalam Pedoman Pasal 22
In
A

UU No. 5 Tahun 1999 melampaui atau berbeda sehingga akan


mempunyai akibat hukum yang berbeda, maka definisi tersebut
ah

lik

bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yang


secara hierarki jauh diatas Pedoman Pasal 22, mengakibatkan
m

ub

secara hukum Pedoman Pasal 22 tersebut menjadi tidak berlaku.


Ketidakberlakukan Pedoman Pasal 22 tersebut otomatis
ka

mengakibatkan seluruh pertimbangan yang diambil dengan


ep

menggunakan Pedoman Pasal 22 sebagai dasarnya menjadi


ah

gugur.
R

5. Hal ini sesuai dengan pendapat hukum dari Kurnia Toha, S.H.,
es

LL.M., Ph.D tertanggal 18 November 2010 (Vide: Halaman 9


M

ng

Lampiran-8), yang menyatakan:


on
gu

Hal. 226 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 226
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“KPPU hanya berwenang untuk membuat pedoman dan publikasi

R
untuk menjelaskan norma-norma yang ada dalam UU No. 5 Tahun

si
1999. Apabila definisi ‘tender’ yang terdapat dalam Pedoman

ne
ng
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 melampaui atau berbeda sehingga
akan mempunyai akibat hukum yang berbeda, maka definisi
tersebut bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999

do
gu yang secara hierarki jauh diatas Pedoman Pasal 22,
mengakibatkan secara hukum Pedoman Pasal 22 tersebut menjadi

In
A
tidak berlaku.”
6. Sebagaimana yang dapat dibaca dari Pedoman Pasal 22 tersebut,
ah

Pasal 22 bertujuan untuk mencegah terjadinya persekongkolan

lik
yang terjadi di antara para pihak dalam proses pengadaan barang
atau jasa. Unsur-unsur dari Pasal 22 adalah (i) unsur pelaku usaha
am

ub
(ii) unsur bersekongkol (iii) unsur pihak lain (iv) unsur mengatur
dan atau menentukan pemegang tender dan (v) unsur persaingan
ep
usaha tidak sehat.
k

7. Hal tersebut berbeda secara diametral dengan kegiatan bisnis


ah

“seleksi calon mitra investor’ yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi


R

si
II dan Medco yang tidak pernah bermaksud untuk mencari
penawaran harga dari penyedia jasa kepada pemilik, karena

ne
ng

tujuan dari adanya seleksi calon mitra adalah ‘pendirian


perusahaan” secara bersama-sama. Mitra terpilih bersama-sama

do
gu

dengan Pemohon Kasasi II dan Medco akan mengeluarkan


investasi sebagai pemegang saham dari perusahaan yang
nantinya akan dibentuk serta mengadakan seleksi untuk mencari
In
A

pihak yang akan ditugaskan memborong pembangunan sebuah


pabrik atau kilang LNG. Mitra yang akan terpilih dan juga TIDAK
ah

lik

DIMAKSUDKAN untuk menyediakan jasa yang terkait dengan


LNG. Namun, seleksi tersebut bertujuan untuk menari pihak yang
m

ub

memiliki kemampuan untuk mendukung (termasuk membiayai)


perusahaan patungan yang akan melakukan kegiatan-kegiatan
ka

proyek.
ep

8. Dengan demikian, penggunaan pedoman Pasal 22 (Peraturan


ah

KPPU No. 2 Tahun 2010 tentang Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999),


R

tidak boleh memperluas rumusan norma yang terkandung di dalam


es

undang-undang. Terkait penggunaan Pedoman Pasal 22 untuk


M

ng

memeriksa perkara aquo, Prof. Erman Rajagukguk, S.H., LL.M.,


on
gu

Hal. 227 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 227
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ph.D., berpendapat (Vide halaman 14 Lampiran-4) sebagai

R
berikut:

si
“Peraturan KPPU No. 2 Tahun 2010 tentang Pasal 22 Undang-

ne
ng
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Persekongkolan Dalam
Tender, telah memperluas penafsiran Pasal 22 Undang-Undang
No. 5 Tahun 1999 yang bukan wewenang KPPU. Yang boleh

do
gu merubah norma dan penafsiran undang-undang adalah
pembentuk undang-undang dan hakim. KPPU bukan hakim

In
A
sebagai organ yudikatif.
9. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,
ah

S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera

lik
Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis
Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14
am

ub
Desember 2011, halaman 14, Paragraf 16 dan paragraf 17
(Lampiran 10):
ep
“Isu lain yang perlu dicermati ialah bahwa KPPU melalui Perkom
k

No. 2 Tahun 2010 telah memperluas penafsiran Pasal 22 Undang-


ah

Undang no. 5 Tahun 1999.


R

si
KPPU menafsirkan persekongkolan tender dari persekongkolan
horizontal menjadi persekongkolan vertical. KPPU tidak memiliki

ne
ng

kewenangan untuk melakukan penafsiran atas undang-undang.


Yang memiliki wewenang untuk mengubah dan melakukan

do
gu

penafsiran atas undag-undang ialah pembentuk undang-undang


dan hakim. Dalam hal ini KPPU bukan hakim pengadilan (organ
yudikatif)”
In
A

VI.E. MAJELIS JUDEX FACTI TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM


SEBAB PROSES SELEKSI CALON MITRA INVESTOR TIDAK
ah

lik

TERMASUK RUANG LINGKUP TENDER SEBAGAIMANA YANG


DIATUR DALAM PASAL 22 UU NO. 5 TAHUN 1999 DAN PUTUSAN-
m

ub

PUTUSAN KPPU TERKAIT PASAL 22


1. Majelis Hakim Agung yang Terhormat, Termohon Kasasi II hendak
ka

menegaskan dalam Memori Kasasi a quo bahwa seleksi calon


ep

mitra investor yang dilakukan Pemohon Kasasi II dengan Medco


ah

dalam rangka mencari mitra kerja proyek Donggi Senoro bukanlah


R

tender seperti yang dimaksud Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.


es

2. Penjelasan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 mengatur pengertian


M

ng

tender dalam ranah hukum persaingan usaha yaitu:


on
gu

Hal. 228 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 228
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong

R
suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk

si
menyediakan jasa.”

ne
ng
3. Dari definisi tersebut, maka unsur-unsur tender yang dimaksud
dalam pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 sekaligus sebagai pembeda
dari seleksi calon mitra investor yang dilakukan oleh Pemohon

do
gu Kasasi II adalah sebagai berikut:
I. Tender bercirikan tawaran mengajukan harga untuk memborong

In
A
suatu pekerjaan, mengadakan barang-barang atau
menyediakan jasa sedangkan beauty contest dalam perkara a
ah

quo adalah mencari mitra kerja untuk mendirikan perusahaan

lik
bersama.
II. Dalam tender terdapat pembayaran harga serta peralihan
am

ub
tanggung jawab dari pemilik pekerjaan (owner) kepada
penyedia (provider) sedangkan dalam beauty contest a quo,
ep
tidak ada pembayaran harga maupun peralihan tanggung jawab
k

tersebut.
ah

4. Prof. Erman Rajagukguk juga berpendapat bahwa pemilihan mitra


R

si
yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi II dan Medco, tidak masuk
dalam ruang lingkup Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Berikut

ne
ng

kutipan pendapat beliau pada tanggal 28 September 2011 (Vide:


halaman 2-5 Lampiran-4):

do
gu

“1. Pemilihan mitra tersebut tidak masuk dalam ruang lingkup


Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena
In
A

pemilihan mitra adalah pemilihan calon partner untuk membangun


suatu usaha, bukan mengenai pengadaan barang/jasa. Pemilihan
ah

lik

partner sebagai mitra strategis dalam membangun suatu usaha


didasarkan kepada kemampuan permodalan, keahlian dan
m

ub

pengalaman calon partner tersebut untuk mengadakan investasi.


Bukan mengenai pengadaan barang dan jasa…”
ka

“…sebagai kesimpulan Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun


ep

1999 tidak dapat diterapkan kepada pelaku usaha yang memilih


ah

mitra untuk pengembangan suatu proyek. Pemilihan suatu mitra


R

bukan merupakan pengadaan barang/jasa, tetapi mitra untuk


es

menyertakan modal sebagai pemegang saham dan mempunyai


M

ng

pengalaman serta kemampuan.”


on
gu

Hal. 229 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 229
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,

R
S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera

si
Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis

ne
ng
Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14
Desember 2011, halaman 14, Paragraf 4, paragraph 5 dan
paragraf 6 (Lampiran 10):

do
gu “Pemilihan partner strategis yang banyak dilakukan korporasi
bukanlah dalam arti penyelenggaraan tender barang dan jasa

In
A
seperti yang dimaksud Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
ah

Tidak Sehat (UU No. 5 Tahun 1999). Mengapa? Tender dalam

lik
Pasal 22 adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong
suatu pekerjaan untuk mengadakan barang-barang, atau untuk
am

ub
menyediakan jasa. Nyata-nyata ada barang dan jasa yang
dikompetisikan pada proses itu.
ep
Di sisi lain, dalam pemilihan mitra usaha tidak ada pemborongan
k

pekerjaan, tidak ada pembelian/penjualan barang dan jasa, serta


ah

tidak ada tawaran mengajukan harga. Sebagaimana telah


R

si
dijelaskan, pemilihan mitra usaha bertujuan mendapatkan partner
yang akan melakukan investasi dalam mengembangkan suatu

ne
ng

proyek tertentu.
Oleh karena itu, pemilihan partner didasari kemampuan

do
gu

menyediakan modal dan pengalaman melaksanakan proyek yang


dimaksud. Kedua hal itu hanya dapat diperoleh berdasarkan
kepercayaan kepada data dan modal yang tersedia dan
In
A

kepercayaan kepada mitra yang bersangkutan (mitra yang terpilih).


Pemilihan mitra tidak terikat dengan peraturan apapun dan tidak
ah

lik

ada satu pun ketentuan yang mengaturnya.”


6. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah
m

ub

Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra


investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide
ka

Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan


ep

Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk


ah

perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO


R

LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang


es

industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied


M

ng

Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG


on
gu

Hal. 230 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 230
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM

R
tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan

si
Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September

ne
ng
2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan pemenang
dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah satu
pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II

do
gu (Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak
perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai

In
A
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra
Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah
ah

putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon

lik
mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah
pengadaan barang dan jasa.
am

ub
VI.E.1. TENDER MEMILIKI UNSUR ADANYA PENGAJUAN HARGA UNTUK
MEMBORONG SUATU PEKERJAAN, MENGADAKAN BARANG-
ep
BARANG ATAU MENYEDIAKAN JASA YANG BERBEDA DENGAN
k

KEGIATAN SELEKSI CALON MITRA INVESTOR YANG DILAKUKAN


ah

Pemohon Kasasi II ADALAH MENCARI MITRA KERJA BONAFID


R

si
UNTUK MENDIRIKAN PERUSAHAAN BERSAMA
1. Memborong pekerjaan merupakan suatu kegiatan pekerjaan yang

ne
ng

bersifat sementara, yaitu dari ditentukannya pemenang proyek


hingga selesainya proyek tersebut, sebagai contoh pemborongan

do
gu

suatu pembangunan rumah sakit yang dimulai dengan persiapan


pembangunan sampai telah terbentuknya bangunan rumah sakit
tersebut hingga dapat beroperasi. Pekerjaan tersebut dimulai dari
In
A

suatu titik awal hingga selesainya pekerjaan tersebut yang tentu


saja telah diprediksi dan direncanakan dalam penawaran
ah

lik

pemborongan.
2. Berbeda dengan seleksi calon mitra investor yang diselenggarakan
m

ub

oleh Pemohon Kasasi II dengan Medco, calon mitra yang terpilih


tidak akan melakukan suatu proyek dan berhenti pada suatu titik
ka

saja namun akan dilanjutkan terus menerus. Sebab, perusahaan


ep

yang akan dibangun oleh calon mitra terpilih dengan Pemohon


ah

Kasasi II dan Medco nantinya bertujuan untuk mendapat nilai


R

maksimum dari pasar atau dengan kata lain memasarkan produk


es

dengan lancar dan tidak ada suatu batasan waktu untuk itu.
M

ng

Pemasaran tersebut guna menggapai pelanggan akhir dan


on
gu

Hal. 231 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 231
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengurus transportasi ke pelanggan akhir tersebut. Dengan kedua

R
tujuan tersebut maka perusahaan hilir tersebut, di antaranya, akan

si
mencari pelanggan-pelanggan potensial dan bernegosiasi dengan

ne
ng
para pelanggan potesial tersebut termasuk bekerja sama agar
dapat memasarkan LNG ke pasar Jepang, Korea dan Taiwan
dengan tetap mempertimbangkan pasar LNG Domestik

do
gu 3. Berikut adalah kutipan dari tujuan pemasaran yang terdapat dalam
TOR (Terms of Reference) Clarification Meeting, Jakarta tanggal

In
A
19 September 2006, halaman 17:
“Marketing Objective:
ah

To get maximum value from the market, therefore downstream

lik
joint venture marketing team need to sell directly to end customer,
downstream joint venture marketing team need to involve in the
am

ub
transportation, therefore potential partner as a member of
downstream joint venture marketing team will be looking for
ep
potential customers and negotiate with the potential customer,
k

potential partner as a member of downstream joint venture


ah

marketing team will negotiate with the ship owner to charter the
R

si
vessel for Donggi Senoro LNG Trade, PERTAMINA LNG
Marketing Division in cooperation with the potential partner shall be

ne
ng

the “marketing arm” in regards with the market in Japan, Korea and
Taiwan.”

do
gu

Terjemahan:
“Tujuan pemasaran:
Untuk mendapat nilai maksimal dari pasar, oleh sebab itu tim
In
A

pemasaran dari perusahaan hilir diperlukan untuk menjual secara


langsung kepada pelanggan akhir, tim pemasaran dari perusahaan
ah

lik

hilir juga turut dalam masalah transportasi, oleh karena itu calon
mitra sebagai bagian dari tim pemasaran perusahaan hilir akan
m

ub

mencari pelanggan-pelanggan potensial dan bernegosiasi dengan


para pelanggan potensial tersebut, calon mitra sebagai anggota
ka

dari tim pemasaran perusahaan hilir akan bernegosiasi dengan


ep

pemilik kapal untuk menyewa kapal bagi perdagangan dari LNG


ah

Donggi Senoro, Divisi Pemasaran PERTAMINA LNG bekerjasama


R

dengan calon mitra akan menjadi “perpanjangan tangan


es

pemasaran” pasar di Jepang, Korea dan Taiwan.”


M

ng

on
gu

Hal. 232 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 232
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Oleh sebab itu, adanya usaha yang akan dibangun oleh calon

R
mitra terpilih dengan Pemohon Kasasi II dan Medco tidak dapat

si
diartikan dengan memborong pekerjaan yang bersifat sementara

ne
ng
atau sampai suatu titik yang ditentukan oleh penyelenggara
proyek.
4. Sebagai referensi untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan

do
gu tindakan “memborong pekerjaan yang bersifat sementara”, maka
berikut adalah beberapa contoh kasus yang pernah diputus oleh

In
A
KPPU (Termohon KASASI) terkait dengan tender yang
“memborong suatu pekerjaan”:
ah

lik
No Nomor Perkara Nama Perkara No. Nomor Perkara Nama Perkara
.
am

ub
1. Putusan Perkara Persekongkolan dalam 9. Putusan Perkara Tender pembangunan
No.06/KPPU-L/2005 tender tender pembangunan No.13/KPPU-L/2008 gedung pendidikan
jalan/jembatan tahun jamak politeknik kesehatan
(multi years) di lingkungan Medan Tahun Anggaran
ep
Dinas Pemukiman dan 2007
k

Prasarana Wilayah Provinsi


Riau. Jalan/jembatan yang
ah

dibangun diantaranya ada-


R

si
lah Jalan Sei Pakning-Teluk
Masjid-Sp. Pusako dan Sei
Akar-Bagan Jaya.

ne
ng

2. Putusan Perkara Tender pekerjaan Non 10. Putusan Perkara Tender pembangunan
No.08/KPPU-L/2006 Distructing Testing (NDT) No.19/KPPU-L/2008 infrastruktur dermaga di
Inspection Services di Total Dinas Kelautan dan

do
E & P Indonesia, Balik- Perikanan Daerah Kabu-
gu

papan, Kalimantan Timur. paten Jeneponto

3. Putusan Perkara Tender pembangunan ge- 11. Putusan Perkara Tender pekerjaan per-
In
A

No.03/KPPU-L/2007 dung kantor pengadilan No.23/KPPU-L/2008 baikan dan pengem-


Negeri di Padangsidimpuan, bangan pipa distribusi
Sumatera Utara PDAM Tirta Siak Pekan-
ah

baru
lik

4. Putusan Perkara Tender pekerjaan peng- 12. Putusan Perkara Tender peningkatan
No.05/KPPU-L/2007 erukan alur pelayaran pela- No.38/KPPU-L/2008 ruas jalan poros/peng-
buhan Belawan tahun 2006 hubung Beras Jiring-
m

ub

UPT Binangon Keca-


matan Muara Komam
pada Dinas Tenaga
ka

Kerja dan Transmigrasi


ep

Provinsi Kalimantan
Timur, Tahun Anggaran
ah

2007.
R

5. Putusan Perkara Tender pekerjaan lanjutan 13. Putusan Perkara Lelang kegiatan pem-
No.10/KPPU-L/2007 pembangunan atau relokasi No.43/KPPU-L/2008 bangunan gedung seko-
es

Rumah Sakit Umum Daerah lah SMU/SMK Paket


M

ng

Ratu Zalecha, Martapura, Pekerjaan rehab SMK 4


on
gu

Hal. 233 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 233
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kalimantan Selatan pada Jl.KH.Achmad Dahlan di
tahun anggaran 2006 Dinas Pemukiman dan

si
Pengembangan Kota
Samarinda
6. Putusan Perkara No. Proyek Pembangunan 14. Putusan Perkara Tender jasa konstruksi

ne
ng
23/KPPU-L/2007 kembali atau peremajaan No.58/KPPU-L/2008 (pemborongan) Balai
Pasar Melawai Blok M, Wilayah Sungai
Perusahaan Daerah Pasar Sumatera VI Tahun

do
Jaya tahun 2005. Anggaran 2007.
gu 7. Putusan Perkara No.
06/KPPU-L/2008
Tender pekerjaan pelebaran
jalan kolektor utama menuju
15. Putusan
No.06/KPPU-L/2009
Perkara Tender paket pekerjaan
penggantian jembatan
kawasan industri Batam beton dan pengecoran

In
A
Center jalan di Kecamatan
Talang Kelapa di Dinas
Pekerjaan Umum Bina
ah

Marga Kabupaten

lik
Banyuasin Tahun Ang-
garan 2008.
8. Putusan Perkara No. Pembangunan rumah dinas 16. Putusan Perkara No Tender pembangunan
am

ub
12/KPPU-L/2008 bupati dan walikota Kabu- 07/KPPU-L/2009 bendung irigasi Sei
patan Humbang Hasun- Lapan Tahap I dan pem-
dutan, Provinsi Sumatera bangunan jalan lingkar
Utara Kota Pangkalan Bran-
ep
k

dan Tahap I di Dinas


Pekerjaan Umum Peme-
ah

rintah Kabupaten Lang-


R
kat Tahun Anggaran

si
2008.

ne
ng

* sumber: Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha, Penyusun: Prof.


DR. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li, dkk, Penerbit: The

do
Indonesia Netherlands National Legal Reform Program (NLRP),
gu

halaman 98 hingga halaman 128.


* Pemborongan pekerjaan di atas ditandai dengan huruf tebal.
In
A

5. Berdasarkan 16 contoh kasus di atas yang pernah diperiksa oleh


KPPU, semua pemborongan pekerjaan merupakan suatu
ah

lik

pekerjaan yang dimulai pada suatu titik dan berakhir dengan


diselesaikannya pekerjaan tersebut, contoh: pembangunan
m

ub

bendung irigasi, pembangunan rumah dinas bupati, renovasi


pasar, pembangunan sekolah, pelebaran jalan, pembangunan
ka

gedung.
ep

6. Pemohon Kasasi II tegaskan kembali, calon mitra pada kasus a


quo dipilih tidak untuk melakukan suatu pekerjaan “dadakan” atau
ah

“tertentu” atau “borongan” melainkan mendirikan perusahaan,


es

mengelola proyek tersebut dan menjalankan terus perusahaan


M

ng

on
gu

Hal. 234 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 234
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut guna memberi keuntungan pada perusahaan tersebut

R
tanpa adanya batas wakut tertentu.

si
7. Begitu pula dengan pengadaan barang yang merupakan salah

ne
ng
satu bentuk sangat klasik dari tender. Pasal 1 angka 16 UU No. 5
Tahun 1999 menerangkan yang dimaksud dengan barang yaitu
setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak

do
gu maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku

In
A
usaha. Pasal 1 angka 17 UU No. 5 Tahun 1999 juga menerangkan
yang dimaksud dengan jasa adalah setiap layanan yang berbentuk
ah

pekerjaan atau prestasi yang diperdagangkan dalam masyarakat

lik
untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha.
8. Dari kedua pengertian di atas, calon mitra yang akan ikut
am

ub
berinvestasi bersama Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III
tidak dapat dikategorikan pada barang atau jasa seperti yang
ep
dimaksud di atas.
k

9. Hal ini sejalan dengan Pendapat Hukum Prof. Erman Rajagukguk,


ah

SH., LLM., Ph.D., dalam “Keterangan Ahli Prof. Erman


R

si
Rajagukguk, SH.,LLM.,Ph.D. (Vide: Halaman 4 Lampiran-4) di
depan Sidang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam

ne
ng

Perkara Keberatan atas Putusan KPPU No. 35/KPPU-I/2010


tanggal 5 Januari 2011 berdasarkan Putusan Sela Pengadilan

do
gu

Negeri Jakarta Pusat No. 34/Pdt.G/2011/PN.JKT.PST tertanggal


22 Agustus 2011, berikut kutipannya:
“Pemilihan partner strategis yang ikut berinvestasi tidak termasuk
In
A

dalam klasifikasi barang dan atau jasa.”


10. Sebagai bahan referensi, berikut adalah contoh-contoh kasus yang
ah

lik

pernah diperiksa oleh KPPU (Termohon Kasasi) terkait dengan


tender pengadaan barang:
m

ub

No Nomor Perkara Nama Perkara No Nomor Perkara Nama Perkara


ka

. .
ep

1. Putusan Perkara Tender pengadaan 15 Putusan Perkara Tender paket peng-


No.07/KPPU-L /2001 bakalan sapi impor di . No.18/KPPU-L/2007 adaan TV pendidikan
Jawa Timur dan perlengkapannya di
ah

Dinas Pendidikan Pro-


R

vinsi Sumatera Utara


es

2. Putusan Perkara Pengadaan tinta sidik 16 Putusan Perkara Pengadaan alat kese-
M

No.08/KPPU-L/2004 jari pemilu legislatif . No.20/KPPU-L/2007 hatan RSUD Brebes


ng

tahun 2004 tahun anggaran 2006


on
gu

Hal. 235 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 235
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Putusan Perkara Tender pengadaan 17 Putusan Perkara Tender pengadaan pipa
No.01/KPPU-L/2005 alat kesehatan di . No.21/KPPU-L/2007 polyvinyl chloride (pvc)

si
RSUD Bekasi dan high density
polyethylene (HDPE)
4. Putusan Perkara Tender alat kesehatan 18 Putusan Perkara Lelang pengadaan alat

ne
ng
No.13/KPPU-L/2005 di RSUD Cibinong . No.01/KPPU-L/2008 kesehatan, kedokteran
dan KB RSUD Dr.
Soeselo Kabupaten

do
Tegal
gu 5. Putusan
No.16/KPPU-L/2005
Perkara Tender alat uji kenda-
raan bermotor Dinas
19
.
Putusan
No.05/KPPU-L/2008
Perkara Proyek pengadaan
barang dan jasa kantor
Perhubungan kota pelayanan pajak Batam

In
A
Surabaya
6. Putusan Perkara Tender pengadaan 20 Putusan Perkara Persekongkolan dalam
No.19/KPPU-L/2005 Gamma Ray Con- . No.15/KPPU-L/2008 pengadaan alat kedok-
ah

lik
tainer Scanner di teran, kesehatan dan KB
Pelabuhan Batu RSUD Kabupaten
Ampar, Batam Buleleng, Singaraja, Bali
7. Putusan Perkara Tender pengadaan 21 Putusan Perkara Tender pengadaan per-
am

ub
No.20/KPPU-L/2005 luminer atau bola . No.17/KPPU-L/2008 lengkapan alat pema-
lampu di Dinas PJU dam kebakaran Kota
dan SJU DKI Jakarta Balikpapan Tahun Ang-
garan 2007
ep
k

8. Putusan Perkara Tender pengadaan 22 Putusan Perkara Tender pengadaan


No.17/KPPU-L/2006 Komponen Lampu di . No.18/KPPU-L/2008 Gamma Ray Container
ah

Suku Dinas PJU/SJU Scanner Dirjen Bea


R
Kota Jakarta Selatan Cukai Tahun Anggaran

si
2007
9. Putusan Perkara Tender pengadaan 23 Putusan Perkara Tender pengadaan per-

ne
ng

No.02/KPPU-L/2007 peralatan gizi tahun . No.22/KPPU-L/2008 alatan kesehatan dan


2006 di RSUD A.Wa- pembekalan (APBD/
hab Sjahranie Sama- DAK) Lingkup Dinas
rinda Kesehatan Kabupaten

do
gu

Bangka tengah tahun


2007
In
10 Putusan Perkara Tender pengadaan 24 Putusan Perkara Tender pengadaan alat
A

. No.06/KPPU-L/2007 alat pembasmi/ . No.39/KPPU-L/2008 peraga buku pegayaan/


penyemprot nyamuk referensi dan multimedia
(mesin fogging) di Biro di DInas Pendidikan
ah

lik

Administrasi Wilayah Kota Madiun Tahun


Provinsi DKI Jakarta Anggaran 2007
Tahun 2006
m

ub

11 Putusan Perkara Tender pengadaan 25 Putusan Perkara Lelang pengadaan


. No.08/KPPU-L/2007 dan pemasangan . No.41/KPPU-L/2008 Televisi, DVD, dan
lampu PJU dan Antena di Dinas
ka

Lampu Hias di Dinas Pendidikan Provinsi


ep

Pertamanan dan Sumatera Utara Tahun


Pemakaman Kota Anggaran 2007
ah

Bengkulu
12 Putusan Perkara Pengadaan alat kese- 26 Putusan Perkara Tender pengadaan
R

. No.12/KPPU-L/2007 hatan penunjang . No.44/KPPU-L/2008 pakaian dinas harian


es

puskesmas sekretariat Daerah


M

Kabupaten Sukabumi Kabupaten Karanganya


ng

Tahun Anggaran 2007


on
gu

Hal. 236 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 236
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13 Putusan Perkara Tender pengadaan 27 Putusan Perkara Tender pengadaan alat
. No.13/KPPU-L/2007 bibit kelapa sawit . No.49/KPPU-L/2008 kedokteran polysom-

si
Dinas Perkebunan nograph (PSG) di
Provinsi Kalimantan Rumah Sakit Duren
Selatan Sawit oleh Dinas

ne
ng
Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta
14 Putusan Perkara Lelang pengadaan 28 Putusan Perkara Tender pengadaan pipa

do
. No.16/KPPU-L/2007 bibit karet, herbisida . No.60/KPPU-L/2008 dan aksesoris di PDAM
gu dan pupuk
PMLT Dinas Perke-
tablet Tirta Raharja Kabupaten
Bandung Tahun Ang-
bunan Kabupaten garan 2008.

In
A
Banjar, Kalimantan
Selatan

* sumber: Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha, Penyusun: Prof.


ah

lik
DR. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li, dkk, Penerbit: The
Indonesia Netherlands National Legal Reform Program (NLRP),
am

ub
halaman 98 hingga halaman 128.
* Pengadaan barang di atas ditandai dengan huruf tebal.
11. Berdasarkan data di atas, dapat diperoleh informasi bahwa
ep
k

perkara-perkara yang pernah diperiksa oleh KPPU, yang berkaitan


dengan pengadaan barang memiliki unsur akan diadakannya
ah

R
suatu objek tertentu. Contoh: pengadaan baju dinas, pengadaan

si
bibit karet, pengadaan bibit kelapa sawit, pengadaan alat

ne
ng

penunjang kesehatan. Hal ini sangat berbeda dengan pemilihan


calon mitra pada kasus a quo, tidak ada hubungannya dengan
pengadaan barang seperti pada tender, melainkan mencari mitra

do
gu

investor yang nantinya akan diajak membentuk sebuah


perusahaan.
In
A

12. Bentuk ketiga dari kegiatan pemborongan dalam tender adalah


ah

untuk menyediakan jasa. Mirip dengan memborong pekerjaan,


lik

maka penyediaan jasa juga merupakan suatu kegiatan yang


sementara. Hal ini pun teramat berbeda dengan pencarian mitra
m

ub

kerja, yang dalam hal ini bukan untuk menyediakan jasa yang
bersifat sementara, melainkan untuk mencari mitra yang akan
ka

ep

mendirikan perusahaan bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II


dan Medco, dimana perusahaan yang akan didirikan tersebut
ah

nantinya akan bertanggungjawab bagi kelangsungan usaha dan


R

pemasaran produk layaknya pada perusahaan biasa. Oleh karena


es
M

ng

on
gu

Hal. 237 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 237
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
itu, bentuk penyediaan jasa juga tidak dapat disamakan dengan

R
pemilihan mitra.

si
13. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah

ne
ng
Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra
investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide
Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan

do
gu Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk
perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO

In
A
LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang
industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied
ah

Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG

lik
No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan
am

ub
Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September
2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan pemenang
ep
dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah satu
k

pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II


ah

(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak


R

si
perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra

ne
ng

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon

do
gu

mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah


pengadaan barang dan jasa.
14. Berikut adalah beberapa contoh kasus yang pernah diputus oleh
In
A

KPPU (Termohon Kasasi) terkait dengan “memborong suatu


pekerjaan”:
ah

lik

No Nomor Perkara Nama Perkara No Nomor Perkara Nama Perkara


. .
m

ub

1. Putusan Perkara Tender jasa pengamanan 7. Putusan Perkara Tender kegiatan pening-
No.05/KPPU-L/2004 yang diselenggarakan PT No.24/KPPU-L/2007 katan jalan di DPU Bina
ka

Thames Pam Jaya (PT Marga Kabupaten


ep

TPJ) Banyuasin
2. PutusanPerkara Tender perbaikan bangsal 8. Putusan Perkara Pelelangan umum pem-
No.06/KPPU-L/2006 RSU Pematang Siantar No.30/KPPU-L/2007 bangunan dan pemeli-
ah

haraan jalan Sanggau


R

3. Putusan Perkara Tender pekerjaan SKTM 9. Putusan Perkara Pengelolaan reklame


es

No.16/KPPU-L/2006 (Kabel Tegangan No. 2/KPPU-L/2008 bandara internasional


M

Menengah) 20KV Paket Juanda


ng

4,9,20 dan 21 di PT PLN


on
gu

Hal. 238 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 238
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Distribusi Jakarta Raya
dan Tangerang (PLN

si
Disjaya) Tahun Anggaran
2005
4. Putusan Perkara Tender pengadaan dan 10 Putusan Perkara Persekongkolan dalam

ne
ng
No.08/KPPU-L/2007 pemasangan lampu PJU . No.25/KPPU-L/2008 pelelangan pekerjaan
dan Lampu Hias di Dinas pengadaan bahan kimia
Pertamanan dan penghilang bau

do
Pemakaman Kota
gu 5. Putusan Perkara
Bengkulu
Tender pekerjaan 11 Putusan Perkara Lelang kegiatan koor-
No.11/KPPU-L/2007 peningkatan jalan . No.31/KPPU-L/2008 dinasi dan pengem-

In
A
Macoppe-Labessi di bangan ketenaga-
Kabupaten Soppeng, listrikan pekerjaan
Sulawesi Selatan Tahun materisasi dan penataan
ah

2006 LPJU Kota Salatiga

lik
Tahun Anggaran 2007
6. Putusan Perkara Pelelangan umum 12 Putusan Perkara Tender pengadaan dan
No.30/KPPU-L/2007 pembangunan dan . No.33/KPPU-L/2008 pemasangan listrik
am

ub
pemeliharaan jalan pedesaan tenaga surya
Sanggau (PLTS) di Kabupaten
Bengkalis Provinsi Riau,
Tahun Anggaran 2007
ep
k

* sumber: Buku Penjelasan Katalog Putusan KPPU, Periode 2000-


ah

September 2009 Penyusun: Komisi Pengawas Persaingan Usaha


R
Republik Indonesia (KPPU), halaman 20 hingga halaman 105.

si
* “penyediaan jasa” di atas ditandai dengan huruf tebal.

ne
ng

15. Berdasarkan 12 contoh kasus di atas yang pernah diperiksa oleh


KPPU, seluruh penyediaan jasa jelas terkait dengan suatu
pekerjaan yang bersifat sementara hingga suatu proyek selesai.

do
gu

Contoh: penyediaan jasa pengamanan, perbaikan bangsal,


perbaikan jalan, pengembangan listrik, pengelolaan reklame.
In
A

Namun, dapat dilihat bahwa pemilihan calon mitra investor pada


kasus a quo tidak ada hubungannya dengan penyediaan jasa yang
ah

bersifat sementara.
lik

16. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,


S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera
m

ub

Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis


Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14
ka

ep

Desember 2011, halaman 14, Paragraf 4, paragraph 5 dan


paragraf 6 (Lampiran 10):
ah

“Pemilihan partner strategis yang banyak dilakukan korporasi


R

bukanlah dalam arti penyelenggaraan tender barang dan jasa


es
M

seperti yang dimaksud Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun


ng

on
gu

Hal. 239 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 239
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha

R
Tidak Sehat (UU No. 5 Tahun 1999). Mengapa? Tender dalam

si
Pasal 22 adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong

ne
ng
suatu pekerjaan untuk mengadakan barang-barang, atau untuk
menyediakan jasa. Nyata-nyata ada barang dan jasa yang
dikompetisikan pada proses itu.

do
gu Di sisi lain, dalam pemilihan mitra usaha tidak ada pemborongan
pekerjaan, tidak ada pembelian/penjualan barang dan jasa, serta

In
A
tidak ada tawaran mengajukan harga. Sebagaimana telah
dijelaskan, pemilihan mitra usaha bertujuan mendapatkan partner
ah

yang akan melakukan investasi dalam mengembangkan suatu

lik
proyek tertentu.
Oleh karena itu, pemilihan partner didasari kemampuan
am

ub
menyediakan modal dan pengalaman melaksanakan proyek yang
dimaksud. Kedua hal itu hanya dapat diperoleh berdasarkan
ep
kepercayaan kepada data dan modal yang tersedia dan
k

kepercayaan kepada mitra yang bersangkutan (mitra yang terpilih).


ah

Pemilihan mitra tidak terikat dengan peraturan apapun dan tidak


R

si
ada satu pun ketentuan yang mengaturnya.”
17. Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

ne
ng

bahwa seleksi calon mitra bukanlah suatu tindakan penawaran


untuk memborong suatu pekerjaan, untuk pengadaan barang

do
gu

ataupun penyediaan jasa, maka sudah tentu kegiatan seleksi


calon mitra bukan merupakan tender seperti yang dimaksud oleh
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Oleh karena itu, putusan KPPU
In
A

yang kemudian diperkuat oleh Putusan Judex Facti yang


menerapkan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 untuk menghukum
ah

lik

Pemohon Kasasi II yang melakukan seleksi calon mitra sudah


sepantasnya untuk dibatalkan oleh Majelis Hakim Agung Yang
m

ub

Mulia dan Bijaksana.


VI.E.2. TENDER MEMILIKI UNSUR BUDAYA PEMBAYARAN HARGA
ka

SERTA PERALIHAN TANGGUNG JAWAB DARI PEMILIK


ep

PEKERJAAN (OWNER) KEPADA PENYEDIA (PROVIDER)


ah

SEDANGKAN DALAM SELEKSI CALON MITRA YANG DILAKUKAN


R

OLEH Pemohon Kasasi II TIDAK ADA PEMBAYARAN HARGA


es

MAUPUN PERALIHAN TANGGUNG JAWAB TERSEBUT


M

ng

on
gu

Hal. 240 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 240
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Dalam proses tender, terdapat tawaran dari peserta tender yang

R
akan diikuti oleh pembayaran harga serta peralihan tanggung

si
jawab dari pemilik pekerjaan (owner) kepada penyedia (provider).

ne
ng
Sedangkan dalam proses pemilihan calon mitra Donggi-Senoro,
calon mitra tidak mengajukan penawaran harga dan tidak ada
peralihan tanggung jawab. Tujuan pemilihan calon mitra mencari

do
gu mitra yang memiliki kemampuan (bonafid) untuk secara bersama-
sama Medco membentuk perusahaan baru dalam menjalankan

In
A
bisnis Liquefied Natural Gas (LNG) dengan aktifitas hilir. Oleh
sebab itu, mitra yang terpilih akan menanggung risiko bisnis
ah

bersama-sama (sharing risk) dengan menyertakan modalnya

lik
sebagai pemegang saham untuk menjalankan satu perusahaan.
2. Hal tersebut dapat dilihat dari Terms of Reference tanggal 1
am

ub
September 2006 (TOR1) dan Terms of Reference tanggal 8
September 2006 (TOR2). Berikut adalah kutipan dari TOR 1 dan
ep
TOR 2 sekaligus:
k

TOR 1
ah

“Downstream company comprising representatives of shareholders


R

si
shall be established to conduct all downstream activities (i.e. pre-
project, project, sales/marketing, financing, etc).”

ne
ng

Terjemahan tidak resmi:


“Perusahaan hilir yang terdiri dari perwakilan-perwakilan para

do
gu

pemegang saham akan didirikan untuk melakukan seluruh aktivitas


hilir (sebagai contoh pra-proyek, proyek, penjualan/pemasaran,
keuangan, dll.)”
In
A

TOR 2
“Downstream company (PT) comprising representatives of
ah

lik

potential partners and PERTAMINA and MEDCO shall be


established to conduct all Downstream activities (i.e. pre-project,
m

ub

project, sales/marketing, financing, etc).”


“Project management and development activitie will be undertaken
ka

by a project development team, comprising representatives of


ep

PERTAMINA, MEDCO and Potential Partner.”


ah

Terjemahan tidak resmi:


R

“Perusahaan hilir (PT) yang terdiri dari perwakilan-perwakilan para


es

mitra potensial dan PERTAMINA serta MEDCO akan didirikan


M

ng

on
gu

Hal. 241 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 241
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk melakukan seluruh aktivitas hilir (sebagai contoh pra-proyek,

R
proyek, penjualan/pemasaran, keuangan, dll.)”

si
3. Dengan membaca TOR secara utuh dan komprehensif, maka

ne
ng
dapatlah ditarik sebuah fakta bahwa dalam pemilihan calon mitra
investor tidak mengandung adanya unsur penawaran harga
maupun peralihan tanggung jawab, sebab calon mitra yang dipilih

do
gu akan menanggung bersama resiko pekerjaan di masa yang akan
datang bersama dengan Pemohon Kasasi dan Medco sebagai

In
A
penyelenggara dari pemilihan calon mitra.
4. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah
ah

Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra

lik
investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide
Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan
am

ub
Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk
perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO
ep
LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang
k

industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied


ah

Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG


R

si
No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan

ne
ng

Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September


2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan pemenang

do
gu

dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah satu


pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II
(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak
In
A

perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai


dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra
ah

lik

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon
m

ub

mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah


pengadaan barang dan jasa.
ka

VI.F. RUANG LINGKUP TENDER YANG DIATUR OLEH PERATURAN


ep

PERUNDANG-UNDANGAN SSELALU TERKAIT KEGUATAN


ah

PENYEDIAAN BARANG DAN JASA, JAUH BERBEDA DENGAN


R

KEGIATAN SELEKSI YANG DILAKUKAN Pemohon Kasasi II DAN


es

MEDCO YANG TIDAK DIATUR OLEH PERATURAN MAUPUN YANG


M

ng

BERTUJUAN UNTUK MENDAPATKAN CALON MITRA INVESTOR


on
gu

Hal. 242 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 242
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Salah satu perbedaan yang mendasar antara tender dengan

R
seleksi calon mitra investor adalah penyelenggaraan tender

si
(pengadaan barang/jasa pemerintah) tunduk pada suatu peraturan

ne
ng
sedangkan seleksi calon mitra investor, sama sekali tidak terikat
dengan peraturan apapun.
2. Berikut adalah beberapa peraturan tender yang pernah berlaku

do
gu hingga perubahan terakhirnya yang tentu saja tidak sedikit pun
menjangkau “beauty contest” apalagi seleksi calon mitra investor:

In
A
a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Keppres
ah

Nomor 80 Tahun 2003).

lik
b. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
am

ub
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Keppres Nomor 61 Tahun 2004).
ep
c. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005 tentang Perubahan
k

Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang


ah

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


R

si
(Perpres Nomor 32 Tahun 2005).
d. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005 tentang Perubahan

ne
ng

Ketiga Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

do
gu

(Perpres Nomor 70 Tahun 2005).


e. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan
Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
In
A

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah (Perpres Nomor 8 Tahun 2006).
ah

lik

f. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2006 tentang Perubahan


Kelima Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
m

ub

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


(Perpres Nomor 79 Tahun 2006).
ka

g. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006 tentang Perubahan


ep

Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003


ah

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa


R

Pemerintah (Perpres Nomor 85 Tahun 2006).


es

h. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan


M

ng

Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003


on
gu

Hal. 243 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 243
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

R
Pemerintah (Perpres Nomor 95 Tahun 2007).

si
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun

ne
ng
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah
menghapus peraturan sebelumnya (Perpres Nomor 54 Tahun
2010).

do
gu 3. Apabila hendak ditelusuri lebih lanjut, peraturan bagi tender yang
berlaku pada saat beauty contest a quo dimulai adalah Keppres

In
A
Nomor 80 Tahun 2003 hingga perubahan keempatnya, yaitu
Perpres Nomor 8 Tahun 2006. Di sisi lain untuk beauty contest,
ah

tidak ada peraturan yang mengaturnya.

lik
4. Berikut adalah hal-hal utama yang diatur dalam peraturan tender
diselenggarakan:
am

ub
a. Peraturan-peraturan tersebut berlaku untuk pengadaan barang
atau jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya
ep
dibebankan pada APBN/APBD, pengadaan barang atau jasa
k

yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman/hibah luar


ah

negeri (PHLN) yang sesuai atau tidak bertentangan dengan


R

si
pedoman dan ketentuan pengadaan barang atau jasa dari
pemberi pinjaman atau hibah bersangkutan, pengadaan barang

ne
ng

atau jasa untuk investasi di lingkungan BI, BHMN, BUMN,


BUMD, yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya

do
gu

dibebankan pada APBN/APBD.


Pembiayaannya proyek Donggi-Senoro sebagian atau
seluruhnya tidak dibebankan pada APBN/APBD melainkan
In
A

modal masing-masing pihak yang terkait, termasuk calon mitra


terpilih.
ah

lik

b. Pengertian “Barang” menurut ketentuan-ketentuan tersebut


adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi
m

ub

baham baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang


spesifikasinya diterapkan oleh pengguna barang/jasa.
ka

Dalam perkara a quo, tujuan dari proses seleksi calon mitra


ep

untuk memilih calon mitra yang tentu saja bukan termasuk


ah

kategori barang atau jasa seperti yang dimaksud dalam


R

peraturan tender tersebut.


es

c. Demikian juga halnya dengan jasa yang dalam peraturan-


M

ng

peraturan tersebut dikenal sebagai jasa pemborongan. Jasa


on
gu

Hal. 244 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 244
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi

R
atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan

si
spesifikasinya ditetapkan pengguna barang/jasa dan proses

ne
ng
serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang/jasa.
Dari penjelasan tersebut, tentu saja pemilihan calon mitra usaha
tidak masuk dalam ruang lingkup jasa pemborongan tersebut.

do
gu d. Tender mengenal proses prakualifikasi dan pascakualifikasi
denan prinsip-prinsip pengaturannya yang baku sedangkan

In
A
ketentuan-ketentuan tersebut tidak terdapat dalam beauty
contest a quo.
ah

5. Hal ini juga dikuatkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan

lik
Barang/Jasa Pemerintah, melalui Suratnya tertanggal 24
September 2010, Nomor B-1212/LKPP/D.IV.1/09/2010, (Vide
am

ub
Lampiran-5), yang menyatakan:
3. “Proses pemilihan mitra kerja oleh PT Pertamina IPersero)
ep
dengan PT Medco Energi International melalui beauty contest
k

bukan merupakan praktek yang menghambat persaingan


ah

sehat…Beauty contest tersebut sepenuhnya menjadi wewenang


R

si
kedua perusahaan tersebut dalam menentukan mitra kerja yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan;

ne
ng

5. Pemilihan mitra kerja dalam pembentukan usaha baru dan


pemasaran produk dengan cara beauty contest, menurut kami

do
gu

bukan merupakan persekongkolan sebagaimana dimaksud


pada pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
In
A

Sehat.”
ah

lik

6. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,


S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera
m

ub

Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis


Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14
ka

Desember 2011, halaman 14, Paragraf 4, paragraph 5 dan


ep

paragraf 6 (Lampiran 10):


ah

“Pemilihan partner strategis yang banyak dilakukan korporasi


R

bukanlah dalam arti penyelenggaraan tender barang dan jasa


es

seperti yang dimaksud Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun


M

ng

1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha


on
gu

Hal. 245 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 245
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tidak Sehat (UU No. 5 Tahun 1999). Mengapa? Tender dalam

R
Pasal 22 adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong

si
suatu pekerjaan untuk mengadakan barang-barang, atau untuk

ne
ng
menyediakan jasa. Nyata-nyata ada barang dan jasa yang
dikompetisikan pada proses itu.
Di sisi lain, dalam pemilihan mitra usaha tidak ada pemborongan

do
gu pekerjaan, tidak ada pembelian/penjualan barang dan jasa, serta
tidak ada tawaran mengajukan harga. Sebagaimana telah

In
A
dijelaskan, pemilihan mitra usaha bertujuan mendapatkan partner
yang akan melakukan investasi dalam mengembangkan suatu
ah

proyek tertentu.

lik
Oleh karena itu, pemilihan partner didasari kemampuan
menyediakan modal dan pengalaman melaksanakan proyek yang
am

ub
dimaksud. Kedua hal itu hanya dapat diperoleh berdasarkan
kepercayaan kepada data dan modal yang tersedia dan
ep
kepercayaan kepada mitra yang bersangkutan (mitra yang terpilih).
k

Pemilihan mitra tidak terikat dengan peraturan apapun dan tidak


ah

ada satu pun ketentuan yang mengaturnya.”


R

si
7. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah
Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra

ne
ng

investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide


Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan

do
gu

Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk


perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO
LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang
In
A

industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied


Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG
ah

lik

No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM


tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan
m

ub

Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September


2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan pemenang
ka

dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah satu


ep

pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II


ah

(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak


R

perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai


es

dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra


M

ng

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


on
gu

Hal. 246 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 246
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon

R
mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah

si
pengadaan barang dan jasa.

ne
ng
8. Dari seluruh uraian tentang peraturan-peraturan tender, Pendapat
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan
pendapat ahli di atas, terlihat lebih jelas lagi bahwa secara

do
gu mendasar, karakteristik pemilihan calon mitra sangat berbeda jauh
dengan ruang lingkup tender sebagaimana yang dimaksud dengan

In
A
UU No. 5 Tahun 1999 maupun peraturan perundang-undangan
lainnya yang terkait dengan pengaturan tender. Oleh sebab itu
ah

Majelis Hakim Agung yang Terhormat, terbuktilah kesalahan

lik
Majelis Judex Facti dalam melakukan penerapan hukum di kasus
aquo.
am

ub
VII. APABILA PASAL 22 UU NO. 5 TAHUN 1999 TETAP HENDAK
DIPAKSAKAN PADA KASUS A QUO, WALAUPUN SANGAT
ep
KELIRU, TETAP SAJA UNSUR-UNSUR PASAL 22 UU NO. 5 TAHUN
k

1999 TIDAK TERPENUHI


ah

1. Tindakan pemaksaan interpretasi atas unsur-unsur sebuah


R

si
perbuatan ‘tender’ terhadap perbuatan ‘Seleksi Calon Mitra
Investor’ jelas-jelas merupakan tindakan yang teramat kejam,

ne
ng

salah dan sewenang-wenang. Apabila interpretasi tersebut


dilakukan secara objektif, maka penafsiran-penafsiran terhadap

do
gu

unsur pasal tender, yang dijadikan dasar atau parameter untuk


menilai sebuah tindakan yang jelas-jelas berbeda, jelas sampai
kapanpun tak akan mungkin bisa menjangkau perbuatan ‘beauty
In
A

contest’.
2. Untuk membongkar kesewenang-wenangan atau paling tidak
ah

lik

kesalahan Judex Facti maupun KPPU dalam menerapkan hukum,


maka mari secara objektif kita membaca ketentuan tender yang
m

ub

tertuang dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, sebagai berikut:


“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
ka

mengatur dan atau menentukan pemegang tender sehingga dapat


ep

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”


ah

Selanjutnya, penjelasan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi:


R

“Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong


es

suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang, atau untuk


M

ng

menyediakan jasa.”
on
gu

Hal. 247 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 247
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Dari pasal tersebut, dapat dijabarkan unsur-unsur Pasal 22 UU No.

R
5 Tahun 1999 beserta penjelasannya sebagai berikut:

si
a. Unsur pelaku usaha;

ne
ng
b. Unsur bersekongkol (untuk mengatur dan memenangkan
peserta);
c. Unsur pihak lain;

do
gu d. Mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
4. Mantan Hakim Agung Dr. Susanti Adi Nugroho (Vide: halaman 9

In
A
Lampiran-7) juga berpendapat bahwa unsur “tender” dalam Pasal
22 tidak dapat terpenuhi. Berikut pendapat beliau:
ah

“Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap pada posita atau duduk

lik
perkaranya dalam perkara No.35/KPPU-I/2010, menurut pendapat
ahli bahwa salah satu unsur dari Pasal 22 adalah “tender”. Dengan
am

ub
berpedoman dengan definisi tender baik dalam Undang-Undang
maupun Pedoman KPPU, unsur tender ini tidak terpenuhi jika
ep
dikaitkan dengan data-data yang saksi peroleh:
k

a. Pasal 22 mengatur bersekongkol untuk menentukan pemenang


ah

tender, sedangkan tender adalah tawaran mengajukan harga


R

si
untuk memborong suatu pekerjaan, untuk pengadaan barang
dan atau penyediaan jasa:

ne
ng

b. Berdasarkan fakta dari data-data yang saksi peroleh perkara


No.35/KPPU-I/2010 bukan merupakan tender pengadaan

do
gu

barang dan atau jasa, sebagaimana ditentukan pasal 22 dan


Pedoman Larangan Persekongkolan Tender, tetapi lebih
bersifat mencari investor atau partner kerjasama yang
In
A

mempunyai keahlian seperti yang mempunyai rencana kerja


yang baik, profesionalitas dan pengalaman kerja dalam bidang
ah

lik

yang berkaitan dengan projek Mationdok dan Senoro, dan yang


mempunyai kemampuan keuangan dan sumber daya manusia
m

ub

yang berpengalaman dalam pengembangan dan pemasaran


bisnis LNG;
ka

5. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,


ep

S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera


ah

Utara dalam Opininya berjudul “Pemilihan Mitra Strategis


R

Korporasi Bukan Tender” di Harian Media Indonesia tertanggal 14


es

Desember 2011, halaman 14, Paragraf 4, paragraph 5 dan


M

ng

paragraf 6 (Lampiran 10):


on
gu

Hal. 248 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 248
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Pemilihan partner strategis yang banyak dilakukan korporasi

R
bukanlah dalam arti penyelenggaraan tender barang dan jasa

si
seperti yang dimaksud Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun

ne
ng
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (UU No. 5 Tahun 1999). Mengapa? Tender dalam
Pasal 22 adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong

do
gu suatu pekerjaan untuk mengadakan barang-barang, atau untuk
menyediakan jasa. Nyata-nyata ada barang dan jasa yang

In
A
dikompetisikan pada proses itu.
Di sisi lain, dalam pemilihan mitra usaha tidak ada pemborongan
ah

pekerjaan, tidak ada pembelian/penjualan barang dan jasa, serta

lik
tidak ada tawaran mengajukan harga. Sebagaimana telah
dijelaskan, pemilihan mitra usaha bertujuan mendapatkan partner
am

ub
yang akan melakukan investasi dalam mengembangkan suatu
proyek tertentu.
ep
Oleh karena itu, pemilihan partner didasari kemampuan
k

menyediakan modal dan pengalaman melaksanakan proyek yang


ah

dimaksud. Kedua hal itu hanya dapat diperoleh berdasarkan


R

si
kepercayaan kepada data dan modal yang tersedia dan
kepercayaan kepada mitra yang bersangkutan (mitra yang terpilih).

ne
ng

Pemilihan mitra tidak terikat dengan peraturan apapun dan tidak


ada satu pun ketentuan yang mengaturnya.”

do
gu

6. Untuk menguraikan secara lebih jelas unsur-unsur tersebut, maka


Pemohon Kasasi II akan mengelaborasinya dalam bagian-bagian
sebagai berikut:
In
A

VII.A. TIDAK TERPENUHINYA UNSUR PELAKU USAHA


ah

lik

1. Pelaku usaha menurut Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999


adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
m

ub

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan


dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
ka

Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama


ep

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha


ah

dalam bidang ekonomi. Pemohon Kasasi II bukanlah pelaku usaha


R

dalam perkara proyek Donggi Senoro tersebut sebab Pemohon


es

Kasasi II bukanlah pihak yang menentukan pemenang tender, dan


M

ng

on
gu

Hal. 249 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 249
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seperti yang akan dijelaskan di bagian selanjutnya, tidak ada

R
tender yang terjadi dalam kasus a quo.

si
Merujuk pada Putusan KPPU halaman 236-237, bagian Tentang

ne
ng
Hukum, angka 10.3, maka yang dimaksud dengan pelaku usaha
dalam perkara ini adalah Mitsubishi Corporation. Berikut
kutipannya:

do
gu “10.3.2 Bahwa berdasarkan analisis terhadap Identitas Para
Terlapor, yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara ini

In
A
adalah Terlapor IV, Mitsubishi Corporation sebegaimana
dimaksud pada Bagain Tentang Hukum butir 2.4 di atas.”
ah

Oleh sebab itu, Pemohon Kasasi II bukanlah pelaku usaha

lik
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 22 juncto pasal 1 angka
5 UU No. 5 Tahun 1999. Dengan tidak terpenuhinya satu unsur ini
am

ub
maka unsur selanjutnya sudah pasti tidak dapat dijadikan sebagai
dasar untuk menyatakan Pemohon Kasasi II bersalah melanggar
ep
pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.
k

VII.B. TIDAK TERPENUHINYA UNSUR BERSEKONGKOL UNTUK


ah

MENGATUR DAN MEMENANGKAN PESERTA MAUPUN DALIL


R

si
BAHWA SELEKSI CALON MITRA INVESTOR BERSIFAT
DISKRIMINATIF

ne
ng

1. Pemohon Kasasi II menolak kesimpulan yang menyatakan adanya


persekongkolan untuk mengatur dan memenangkan peserta dan

do
gu

diskriminasi dalam’Seleksi Calon Mitra Investor’.


2. Menurut Dr. Susanti Adi Nugroho, Mantan Hakim Agung Republik
Indonesia, terkait unsur persekongkolan, ada hal-hal yang terlebih
In
A

dahulu harus dibuktikan atau paling tidak mengindikasikan benar


tidaknya terjadi persekongkolan. Berikut pendapat beliau yang
ah

lik

disampaikannya secara tertulis pada tanggal 11 November 2011


(Vide: Halaman 4-5 Lampiran-7) dalam pemeriksaan di KPPU:
m

ub

“Seperti diketahui bahwa Pasal 22 mengatur persekongkolan untuk


menentukan pemenang tender dalam pengadaan barang dan jasa.
ka

Persekongkolan untuk memenangkan tender dapat dilakukan


ep

dalam berbagai cara, dapat dilakukan antara sesama pelaku


ah

usaha penyedia barang dan jasa pesaingnya (persekongkolan


R

horizontal), maupun antara pelaku usaha penyedia barang atau


es

jasa, peserta tender dengan pihak lain.


M

ng

on
gu

Hal. 250 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 250
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pihak lain ini biasanya pengguna barang atau jasa atau panitia

R
tender atau pemiliknya (persekongkolan vertical). Persekongkolan

si
dapat juga terjadi secara bersama-sama horizontal & vertical yang

ne
ng
melibatkan dua atau tiga pihak yang terkait dalam proses tender,
baik antara peserta tender sendiri maupun antara peserta tender
atau penyedia jasa dengan pihak lain.

do
gu Persekongkolan ini, baik horizontal, vertical maupun horizontal &
vertikal, dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung masing-

In
A
masing perkaranya, dalam praktek secara umum dapat
diindikasikan misalnya:
ah

- Kerjasama antara sesama peserta tender, misalnya

lik
mengupayakan agar salah satu pihak ditentukan seabgai
pemenang, dengan cara bertukar informasi harga serta
am

ub
menaikkan atau menurunkan harga penawaran;
- Kerjasama antara sesama peserta tender, dan pihak yang kalah
ep
dijanjikan menjadi sub kontraktor;
k

- Menentukan persyaratan-persyaratan yang mengarah pada


ah

produk barang tertentu, atau perusahaan tertentu, meskipun


R

si
proses penawaran tetap dilaksanakan;
- Panitia tender memberikan kemudahan-kemudahan bagi peerta

ne
ng

tender tertentu sehingga ia dapat memenangkan tender;


- Memenangkan tender kepada pelaku usaha yang tidak

do
gu

memenuhi persyaratan;
- Melakukan penunjukan langsung melalui negosiasi harga
In
ataupun teknis;
A

- Proses tender fiktif yang melibatkan panitia tender pemberi


pekerjaan dan pelaku usaha yang melakukan penawaran
ah

lik

secara tertutup.
m

ub

Berbagai jenis persekongkolan yang ditetapkan pada Pedoman


Larangan Persekongkolan Tender antara lain:
ka

- Melakukan pendekatan dan kesepakatan dengan instansi


ep

terkait/penyelenggara/panitia sebelum pelaksanaan tender


ah

mengenai berbagai hal yang dapat mengarah untuk


R

memenangkan pelaku usaha tertentu;


es
M

ng

on
gu

Hal. 251 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 251
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Melakukan pendekatan dan kesepakatan mengenai spesifikasi,

R
merek, jumlah, tempat dan waktu penyerahan barang dan jasa

si
yang akan ditenderkan;

ne
ng
- Melakukan pendekatan dan kesepakatan mengenai cara,
tempat, waktu dan batasan pengumuman tender;
- Melakukan komunikasi atau berbagi informasi yang terkait

do
gu dengan harga penawaran yang akan diajukan dalam tender;
- Memberi kesempatan secara ekslusif atau lebih oleh

In
A
penyelenggara/panitia kepada pelaku usaha tertentu;
- Menciptakan persaingan semu;
ah

lik
- Melakukan penyesuaian penawaran antar pelaku usaha/peserta
tender;
- Melakukan pembagian kesempatan memenangkan tender di
am

ub
antara pelaku usaha/peserta tender;
- Melakukan penyesuaian termasuk manipulasi persyaratan
ep
k

tender dan penawaran yang diterima untuk pelaku


usaha/peserta tender tertentu.
ah

R
Indikasi adanya persekongkolan sebagaimana dicantumkan di

si
atas, haruslah dibuktikan dengan adanya fakta-fakta yang

ne
ng

mendukung adanya persekongkolan dalam proses tender. Jika


tidak ada bukti-bukti yang mendukung, maka indikasi tersebut
merupakan indikasi semu atau asumsi yang tidak dapat digunakan

do
gu

sebagai pembuktian yang sah.


3. Dalam proses seleksi calon mitra, unsur persekongkolan sama
In
A

sekali tidak terbukti, sebab semua calon mitra diperlakukan sama.


Tidak benar sama sekali putusan KPPU pada halaman 227 Bagian
8 tentang Persekongkolan butir 8.9.1 yang pada intinya
ah

lik

menyatakan bahwa Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III


melakukan diskriminasi, terbukti dari fakta sebagai berikut:
m

ub

a. Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III tidak punya


kewajiban untuk mengadakan ‘Seleksi Calon Mitra Investor’,
ka

ep

sebab Pemohon Kasasi II sepenuhnya bebas menunjuk


mitranya berdasarkan kesepakatan.
ah

b. Tidak ada kepentingan dan manfaat sama sekali untuk


R

bersekongkol memenangkan Mitsubishi melalui proses seleksi


es
M

calon mitra investor ini, karena pada kenyataannya Pemohon


ng

Kasasi II dan Medco telah mengundang 10 (sepuluh) calon


on
gu

Hal. 252 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 252
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mitra potensial yang dipandang sebagai perusahaan bertaraf

R
internasional dengan reputasi baik.

si
c. Kalau benar ada persekongkolan, quod non, padahal tidak,

ne
ng
untuk mengatur dan memenangkan Mitsubishi, maka Pemohon
Kasasi II:
(i) Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III tidak perlu

do
gu mengundang para pebisnis internasional tetapi cukup
dengan menunjuk Mitsubishi secara langsung.

In
A
(ii) Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III juga tidak perlu
melakukan evaluasi secara independen dan tersendiri atas
ah

proposal yang diterimanya.

lik
(iii) Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III sepenuhnya
bebas untuk meminta langsung proposal dari Mitsubushi
am

ub
tanpa perlu mengundang calon mitra lainnya dan tidak perlu
pula mengadakan proses seleksi calon mitra ini.
ep
d. Tidak ada perlakuan eksklusif kepada Mitsubishi. Komunikasi
k

dilakukan dengan para pebisnis lainnya seperti LNGEU/LNGI,


ah

BG Asia Pacific Ltd, LNG Japan Corp, Marubeni Corporation,


R

si
Anadarko, Itochu dan Mitsui, bukan hanya terhadap Pemohon
Kasasi I (Mitsubishi);

ne
ng

e. KPPU mengabaikan klarifikasi Pemohon Kasasi II sebagaimana


tercatat dalam Putusan KPPU halaman 62-72, yang

do
gu

menyatakan bahwa pertemuan, diskusi maupun komunikasi


tidak hanya dilakukan kepada Mitsubishi (Pemohon Kasasi I),
namun juga kepada LNGEU/LNGI, Itochu Corporation,
In
A

Anardarko, British Gas Asia Pacific Ltd, LNG Japan


Corporation, Mitsui dan Marubeni Corporation.
ah

lik

f. Tidak benar bahwa undangan tanggal 13 September 2006


mengindikasikan adanya diskriminasi. Adanya undangan
m

ub

tambahan pada tanggal 13 September 2006 kepada British Gas


Asia Pasific Pte.Ltd, Japan Petroleum Exploration dan PT
ka

Pacific Oil & Gas Indonesia adalah karena pernyataan minat


ep

dari ketiga perusahaan tersebut untuk berpartisipasi dalam


ah

proses seleksi calon mitra;


R

g. Oleh sebab itu, karena Pemohon Kasasi II berniat baik demi


es

terdapatnya calon mitra yang paling bagus maka undangan


M

ng

kepada ketiga perusahaan tersebut dikirimkan, terlepas dari


on
gu

Hal. 253 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 253
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
undangan kepada tujuh perusahaan yang telah dikirimkan pada

R
tanggal 1 September 2006. Ditambah lagi, ketiga perusahaan

si
tersebut sama sekali tidak keberatan dengan jangka waktu

ne
ng
pengiriman undangan tersebut baik pada saat maupun setelah
proses seleksi calon mitra. Fakta hukum ini menunjukkan sifat
fleksibilitas dalam proses pemilihan mitra (penambahan

do
gu pengiriman undangan kepada calon mitra yang berminat) yang
jelas-jelas sangat berbeda dengan tender pengadaan barang

In
A
dan jasa.
h. Adanya perbedaan tanggal tersebut tidak dapat dibuktikan oleh
ah

KPPU sebagai permintaan dari Mitsubishi. Pemohon Kasasi II

lik
telah membuktikan bahwa keterlambatan tersebut diakibatkan
permintaan dari ketiga perusahaan tersebut dan tidak
am

ub
mengakibatkan kerugian bagi ketiga perusahaan tersebut.
i. Terpilihnya Mitsubishi karena Mitsubishi telah memenuhi
ep
persyaratan TOR dan Proposal Mitsubishi merupakan proposal
k

terbaik. Proses penilaian yang diterapkan oleh Pemohon Kasasi


ah

II dan Medco berlaku secara sama kepada semua calon mitra.


R

si
Walaupun ada perbedaan cara menilai, tapi hasilnya pada
kenyataannya menghasilkan banyak persamaan dibandingkan

ne
ng

perbedaan, karena berdasarkan hasil penilaiannya masing-


masing, baik Pemohon Kasasi II maupun Medco

do
gu

merekomendasikan Mitsui dan Mitsubishi. Mengenai perbedaan


penilaian antara Pemohon Kasasi II dan Medco dalam proses
seleksi tersebut merupakan suatu hal biasa dalam proses
In
A

seleksi, sebab Pemohon Kasasi II dan Medco merupakan


badan hukum terpisah, yang memiliki pengalaman maupun
ah

lik

karakter yang berbeda yang berakibat pada pembobotan


penilaian yang berbeda terhadap suatu proposal. Dalam
m

ub

keadaan bagaimanapun, pada akhirnya penilaian masing-


masing akan digabungkan dengan hasil penilaian dari yang lain,
ka

dan hal itu tidak dapat ditafsirkan sebagai mengarahkan


ep

pemenang. Jadi, sangat tidak benar dalil-dalil KPPU yang


ah

disampaikannya dalam ayat 1 sampai 3 halaman 222-223


R

Putusan KPPU.
es

j. tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa Mitsubishi bersama-


M

ng

sama dengan Pertamina dan Medco sejak awal bertujuan untuk


on
gu

Hal. 254 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 254
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memperlakukan Mitsubishi lebih baik dibandingkan dengan para

R
peserta lainnya. Selain itu, juga tidak ada bukti untuk

si
menunjukkan bahwa Mitsubishi bersama-sama dengan

ne
ng
Pertamina dan Medco sejak awal bertujuan untuk menentukan
Mitsubishi sebagai pemenang.
4. Tidak terbuktinya telah terjadinya persekongkolan juga telah

do
gu disampaikan oleh Dr. Susanti Adi Nugroho, S.H, M.H, (Vide:
Halaman 5-7 Lampiran-7) yang secara independen

In
A
menyampaikan:
“Berdasarkan berbagai jenis atau cara persekongkolan, jika
ah

dikaitkan dengan perkara No. 35/KPPU-I/2010, berdasarkan data-

lik
data yang saksi peroleh tidak terindikasi adanya persekongkolan
untuk memenangkan beauty contest, hal ini ternyata dari fakta-
am

ub
fakta yang disampaikan dan diperoleh dari Laporan Dugaan
Pelanggaran KPPU bulan Juni sebagai berikut:
ep
a. Berdasarkan ketentuan pasal 1 sub 8 Persekongkolan atau
k

konspirasi usaha adalah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh


ah

pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha lainnya dengan


R

si
maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan
pelaku usaha yang bersekongkol;

ne
ng

b. Perkara tersebut bukanlah pengadaan barang dan jasa atau


penyediaan jasa, seperti yang diatur dalam pasal 22 maupun

do
gu

penjelasannya, tetapi proses mencari investor atau partner kerja


yang berkaitan dengan projek gas LNG di Matindok dan Senoro.
Karena tujuan projek tersebut adalah untuk mencari investor
In
A

untuk kerjasama, maka dalam memutuskan pemenangnya,


sarat dengan pertimbangan seperti: perencanaan kerja yang
ah

lik

baik, profesionalitas dan pengalaman kerja dalam bidang yang


berkaitan dengan projek Matindok dan Senoro serta yang
m

ub

mempunyai keuangan dan sumber daya manusia yang


memadai;
ka

c. Karena tujuan projek tersebut adalah untuk mencari investor


ep

kerja, maka disebut sebagai “beauty contest” bukan sebagai


ah

“tender”, untuk mengundang pelaku usaha/industri yang


R

berminat, agar memberikan proposalnya yang berkaitan dengan


es

projek Matindok dan Senoro dan mempresentasikan


M

ng

pendapatnya pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh


on
gu

Hal. 255 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 255
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kedua operator projek tersebut (PT Pertamina dan Medco

R
Energi Internasional, Tbk);

si
d. Bahwa beauty contest mencari investor tersebut tidak hanya

ne
ng
diikuti Mitsubishi Corporation dan LNG EU saja, tetapi ada 10
peminat potensial lainnya, a.l: LNG Japan Corporation, Mitsui &
Co. Ltd; Marubeni Corporation; Toyota Tsusho Corporation; PT

do
gu Pasific Oil & Gas Indonesia dll (Laporan Dugaan Pelanggaran,
halaman 35, 36);

In
A
e. Bahwa Mitsubishi Corporation baru berkeinginan untuk turut
serta dalam pengembangan proyek LNG Matindok dan Senoro
ah

tanggal 12 Januari 2006, dan keinginan ini disambut baik oleh

lik
Pertamina dan Medco Energi Internasional, Tbk yang kemudian
disusul dengan pengajuan proposal dan pertemuan-pertemuan
am

ub
lanjutan, baik dengan Pertamina maupun dengan Medco Energi
Internasional Tbk.
ep
f. Medco Energi Internasional Tb memintra Mitsubishi Corporation
k

(MC) untuk melakukan due diligence terhadap beberapa data


ah

atau pekerjaan awal yang pernah dilakukan oleh LNGI pada


R

si
proyek Senoro. LNGI menyetujui due dilgence itu dan meminta
dibuatnya perjanjian kerahasiaan (confidentiality agreement)

ne
ng

antara LNGI dengan MC;


g. Bahwa hasil dari due diligence oleh Mitsubishi Corporation (MC)

do
gu

dipresentasikan dan diserahkan kepada Pertamina dan Medco


Energi Internasional, Tbk, sebagai pihak yang memerintahkan.
Apakah hasil due diligence tersebut diberikan kepada LNGI atau
In
A

tidak adalah kewenangan Pertamina dan Medco Energi


International, Tbk, bukan kewenangan Mitsubishi Corporation
ah

lik

(MC);
h. Tidak saja MC tetapi juga Mitsui & Co. Ltd dan Anardarko
m

ub

Indonesia Company yang diminta oleh Medco Energi


Internasional Tbk untuk melakukan due diligence terhadap data
ka

atau informasi LNGI;


ep

i. Untuk tahap Beauty Contest, dalam melakukan evaluasi


ah

penilaian dari proposal yang potensial yang diterima, Medco


R

Energi Internasional Tbk juga bekerjasama dengan Price


es

Waterhouse Coopers (PWC), White & Case dan untuk membuat


M

ng

criteria evaluasi bekerjasama dengan Widyawan & Partners;


on
gu

Hal. 256 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 256
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
j. Bahwa setelah dilakukan seleksi penilaian ada 3 potensial

R
partners yang direkomendasikan oleh Proce Waterhouse

si
Coopers (PWC), yaitu Mitsubishi Corporation (MC), PT

ne
ng
LNGEU/Osaka Gas/Solar dan Mitsui & Co. Ltd. Dari 3 potensial
partners tersebut menyatakan masih perlu dilakukan evaluasi
dan perbaikan proposal kearah penyempurnaan bukan

do
gu pembicaraan untuk persekongkolan untuk memenangkan
beauty contest;

In
A
k. Tanggal 20 Oktober 2006, Pertamina menyampaikan surat
kepada Mitsubishi Corporation dan Mitsui & Co. Ltd bahwa
ah

berdasarkanevaluasi terhadap proposal potensial partner,

lik
Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsui & Co. Ltd., terpilih dalam
shortlisted partner untuk projek hilir Donggi-Senoro LNG, namun
am

ub
masih perlu dilakukan klarifikasi dan pertanyaan-pertanyaan
tambahan untuk memperjelas proposalnya. Dan kepada calon
ep
partner perusahaan-perusahaan yang tidak terpilih, juga telah
k

diberitahukan secara resmi/tertulis;


ah

l. Keduanya sebagai shortlisted partner diminta untuk


R

si
menyampaikan revisi proposal, terutama memuat komitmen
yang mengikat (binding commitment) bahwa jika Pertamina, dan

ne
ng

Medco Energy Internasional Tbk dan partner terpilih tidak


mendapatkan pembeli LNG (LNG offtaker) dalam waktu yang

do
gu

ditetapkan, partner terpilih akan membeli semua LN untuk pasar


Jepang (standby partner offtake guarantee) Proposal yang telah
direvisi juga memuat jaminan harga LNG yang mengacu pada
In
A

formulir harga ditujukan Pertamina dan PT Medco Energi


Internasional tanggal 1 Desember 2006 – (lihat surat Pertamina
ah

lik

23 November 2006);
m.Dari partner selection result tersebut Mitsubishi Coporation
m

ub

terpilih sebagai partner, sedangkan Mitsui & Co meskipun dapat


menunjukkan legally binding commitment untuk offtake
ka

guarantee, development schedule dan LNG plant processing


ep

fee, namun dalam proposal ketiga yang disampaikan hanya


ah

beripa informasi dan indikasi yang tidak mengikat (non-legall


R

binding), karena Mitsui & Co masih memerlukan informasi


es

kelengkapan lainnya dan perlu meninjau kembali hasil due


M

ng

on
gu

Hal. 257 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 257
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diligent untuk membuat legally binding (hlm 56-57 dari Laporan

R
Dugaan Pelanggaran KPPU bulan Juni);

si
n. Bahwa gagalnya LNGEU/Osaka Gas dan Solar disebabkan

ne
ng
karena disamping tidak ada jointly dan severall statement untuk
konsorsiumnya, juga keterlambatan pengiriman Exclusivity
Agreement dengan mitra konsorsiumnya yang baru

do
gu dimaksukkan tanggal 11 Okotober 2006, yang seharusnya
sudah masuk 22 September 2006.

In
A
Kesimpulan:
Secara singkat unsur “persekongkolan” sebagaimana diatur dalam
ah

Pasal 22 tidak ternyata ada dalam perkara No.35/KPPU-I/2010.

lik
a. Berdasarkan fakta dari data-data yang saksi peroleh di atas,
dari a s/d n tidak ternyata adanya indikasi persekongkolan
am

ub
dalam melakukan pemilihan potencial partner, semuanya
dilakukan secara, terbuka transparan dan tidak diskriminatif dan
ep
telah melalui proses tahapan seperti di atas. Biasanya
k

persekongkolan dilakukan secara diam-diam dan tidak


ah

transparan.
R

si
b. Bahwa indikasi persekongkolan tidak dapat hanya merupakan
dugaan atau indikasi atau asumsi saja, tetap harus dibuktikan

ne
ng

berdasarkan fakta-fakta yang ada. Berdasarkan fakta-fakta di


atas menurut pendapat saksi, sulit dikatakan ada

do
gu

persekongkolan karena kriteria dan penilaian evaluasi telah


dilakukan dengan kerjasama pihak ketiga yang menguasai
bidang tertentu seperti Price Waterhouse Coopers (PWC),
In
A

White & Case dan Widyawan & Partners.


c. Berdasarkan fakta yang terungkap di atas memang sebelum
ah

lik

ditentukan pilihan telah terjadi pembicaraan, diskusi-diskusi


secara terbuka dengan Medco maupun Pertamina untuk
m

ub

merevisi proposal atau mematangkan perencanaan dari projek


yang bersangkutan, antara lain masalah pembiayaan.
ka

Komunikasi antara Medco dan Pertamina ini juga dilakukan


ep

dengan pihak lain, sehingga MC bukanlah satu-satunya pihak


ah

yang menjalin komunikasi tersebut. Komunikasi yang demikian


R

ini, tidak lazim dilakukan dalam suatu persekongkolan tender


es

(Pasal 22) atau persekongkolan untuk memperoleh rahasia


M

ng

on
gu

Hal. 258 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 258
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perusahaan yang pada umumnya dilakukan secara diam-diam

R
dan terselubung.

si
5. Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof. Bismar Nasution,

ne
ng
S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara dalam Opininya di Harian Media Indonesia tertanggal 14
Desember 2011, halaman 14, Paragraf 13 dan paragraf 14

do
gu (Lampiran 10):
“…persekongkolan terjadi hanya pada pelaku usaha peserta

In
A
tender. Hal itu disebabkan penyelenggara tender pasti
menginginkan barang atau jasa dengan harga terbaik dan kualitas
ah

uang bagius. Itulah tujuan utama mereka mengadakan tender.

lik
Bilamana penyelenggara tender bersekongkol dengan salah satu
peserta tender, tujuan tersebut tidak akan tercapai.
am

ub
Uraian itu terang menjelaskan bahwa pelaku usaha terlaoir tidak
melakukan pelanggaran karena mereka hanya melaksanakan
ep
pemilihan mitra (joint venture) untuk pengembangan proyek usaha
k

mereka, KPPU tidak memiliki kewenangan memutus


ah

permasalahan terkait dengan pemilihan mitra usaha…”


R

si
6. Terkait dengan adanya tuduhan perlakuan istimewa terhadap
Mitsubishi karena ada pertemuan-pertemuan khusus pada tanggal

ne
ng

4 September 2006 (antara tanggal TOR 1 dengan TOR 2), maka


perlu disampaikan bahwa komunikasi dengan para pebisnis

do
gu

internasional adalah dalam rangka penjajakan jual beli gas secara


putus dan dilakukan jauh sebelum proses seleksi calon mitra yang
dimulai pada tanggal 1 September 2006 dan komunikasi dengan
In
A

Mitsubishi sebelum diadakannya proses seleksi calon mitra tidak


ada kaitannya dengan proses seleksi calon mitra. Terlebih lagi,
ah

lik

pertemuan pada tanggal 4 September 2006 sama sekali tidak


membahas TOR sebab hanya mendengarkan lebih lanjut
m

ub

presentasi Mitsubishi sebelumnya.


7. Dengan demikian, tuduhan KPPU yang menyatakan pertemuan
ka

tersebut bersifat diskriminatif adalah teramat sangat keliru.


ep

Pemohon Kasasi II dan Medco bebas sepenuhnya untuk menunjuk


ah

langsung mitranya berdasarkan kesepakatan, dan tidak diwajibkan


R

untuk melaksanakan proses seleksi calon mitra dalam memilih


es

calon mitranya.
M

ng

on
gu

Hal. 259 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 259
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Selain itu, persekongkolan untuk mengatur atau menentukan

R
pemenang hanya dapat terjadi apabila penyelenggara

si
melonggarkan persyaratan-persyataran sehingga peserta yang

ne
ng
tidak kompeten dapat dengan mudah memenuhinya. Fakta dalam
pemeriksaan hingga putusan KPPU tidak ada satu bagian pun
yang menyebutkan bahwa proposal Mitsubishi bukan proposal

do
gu terbaik, baik dari segi keuangan maupun teknis dan tidak ada
proposal yang lebih baik dari proposal Mitsubishi.

In
A
9. Terlebih lagi, persekongkolan biasanya terjadi guna menaikkan
harga dalam proses tender agar peserta lainnya dengan harga
ah

yang lebih murah dapat menang dengan menomorduakan kualitas

lik
dari pemenang tersebut. Berbeda dalam kasus ini sebab
persekongkolan seperti itu hanya akan merugikan Pemohon
am

ub
Kasasi II dan Medco sendiri sebab nantinya apabila mitra terpilih
tidak kompeten dalam membangun perusahaan hilir tersebut,
ep
Pemohon Kasasi II dan Medco juga yang akan rugi. Oleh sebab
k

itu, persekongkolan seperti ini tidak akan mungkin terjadi dalam


ah

perkara a quo karena tuduhan persekongkolan tidak logis serta


R

si
tidak mendatangkan manfaat atau keuntungan bagi Pemohon
Kasasi II dan Medco.

ne
ng

10. Sebagai bahan perbandingan, Pemohon Kasasi II memberi contoh


terkait dengan persekongkolan tender yang pernah diperiksa oleh

do
gu

KPPU, sebagai berikut:

No Nomor Jenis Tender (terbatas pada Ringkasan Pertimbangan KPPU


In
A

. Putusan KPPU pengadaan atau dan penyediaan


barang/jasa)

1. Putusan Perkara Tender untuk pengadaan casing PT CPI dianggap melakukan diskriminasi
ah

lik

No.01/KPPU-L/2000 dan tubing di PT Caltex Pacific kepada perserta tender sebagai akibat
Indonesia (PT CPI). adanya perubahan persyaratan tender
dan persekongkolan antara sesama
m

ub

peserta tender untuk menentukan


pemenang tender.
ka

2. Putusan Perkara Tender pengadaan bakalan sapi Kerjasama terjadi dalam mengatur,
ep

No.07/KPPU-L/2001 impor di Jawa Timur menentukan dan mengarahkan proses


lelang untuk kepentingan Terlapor melalui
ah

perlakuan khusus dan keringanan


beberapa persyaratan.
R

3. Putusan Perkara Tender jasa pengamanan yang Adanya persekongkolan antara PT TPJ
es

No.05/KPPU-L/2004 diselenggarakan PT Thames dengan PT Interteknis Surya Terang (PT


M

Pam Jaya (PT TPJ) IST) pada tender security services yang
ng

ditujukan untuk memenangkan PT IST


on
gu

Hal. 260 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 260
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam tender tersebut, salah satunya
dengan ditemukannya internal memo dari

si
panitia pengawas bahwa tender tersebut
tidak untuk mengganti PT IST sebagai
rekanan penyedia jasa pengaman di PT

ne
ng
TPJ.
4. PutusanPerkara Pengadaan tinta sidik jari pemilu Persekongkolan dalam bentuk penetapan
No.08/KPPU-L/2004 legislatif tahun 2004 tinta yang harus digunakan adalah tinta

do
dari India, pengetatan persyaratan
gu pengalaman impor dengan keharusan
memiliki sertifikat API, adanya pemberian
kesempatan untuk mengajukan

In
A
penawaran dua kali.
5. Putusan Perkara Tender pengadaan alat Beberapa bentuk persekongkolan yang
No.01/KPPU-L/2005 kesehatan di RSUD Bekasi ditemukan adalah: merek alat-alat
ah

kesehatan medis khususnya ventilator

lik
telah ditentukan sejak staf marketing
Terlapor IV (PT Fondaco Mitratama), tidak
ada perbandingan produk Terlapor IV
am

ub
dengan produk pelaku usaha lain, tidak
diperhatikannya prinsip-prinsip persaingan
usaha yang sehat, transparan dan
perlakuan yang adil bagi semua pihak
ep
k

sesuai peraturan yang ada tentang


pedoman pelaksanaan pengadaan barang
ah

dan jasa pemerintah.


R
6. Putusan Perkara Persekongkolan dalam tender Terdapat persekongkolan dalam bentuk

si
No. 06/KPPU-I/2005 proyek pembangunan fasilitas dimenangkannya beberapa
jalan/jembatan tahun jamak peserta tender dalam berbagai tender

ne
ng

(multi years) Departemen yang diadakan di wilayah provinsi Riau,


Pekerjaan Umum Provinsi Riau panitia mengundur waktu pengembalian
dokumen penawaran sehingga Terlapor I
dapat melengkapi dokumen

do
gu

penawarannya, panitia juga menerima


dokumen klarifikasi Terlapor III dengan
cara yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku karena telah melewati waktu
In
A

klarifikasi.
7. Putusan Perkara Tender alat kesehatan di RSUD Adanya persekongkolan antara Terlapor
No.13/KPPU-L/2005 Cibinong dengan panitia tender atau pihak yang
ah

lik

berhubungan dengan panitia tender guna


mengatur, menentukan dan mengarahkan
proses lelang untuk kepentingan Terlapor,
m

melalui perlakuan eksklusif dan


ub

keringanan persyaratan pelelangan


terhadap Terlapor yang berbeda dengan
ka

peserta lain yaitu Terlapor I tidak


ep

dipersyaratkan mempunyai status


terdaftar di Departemen Kesehatan untuk
21 item alat kedokteran yang menurut
ah

ketentuan seharusnya berlaku untuk


R

seluruh alat kedokteran yang ditenderkan.


es

8. Putusan Perkara Tender pengadaan Gamma Ray Beberapa contoh adanya dugaan
M

No.19/KPPU-L/2005 Container Scanner di Pelabuhan persekongkolan adalah spesifikasi teknis


ng

Batu Ampar, Batam mengarah pada produk Vehicle and Cargo


on
gu

Hal. 261 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 261
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Inspection System (VACIS) yang
diproduksi Science Application Internation

si
Corporation (SAIC) yang adalah produk
yang ditawarkan Terlapor II, harga
perkiraan sendiri (HPS) untuk pekerjaan

ne
ng
utama disusun berdasarkan harga produk
VACIS (SAIC), Terlapor II dan panitia
pengadaan melakukan tindakan saling

do
menyesuaikan harga penawaran dan
gu HPS, penunjukan UPT Pengembangan
Signal dan Navigasi LIPI sebagai Tim
Teknis tidak sesuai dengan prosedur, Tim

In
A
Teknis tidak memiliki kompetensi dalam
melakukan penilaian aspek teknis dan
bukan dalam bidangnya.
ah

9. Putusan Perkara Tender pengadaan luminer atau Persyaratan tender kurang relevan,

lik
No.20/KPPU-L/2005 bola lampu di Dinas PJU dan contohnya: perserta tender adalah pelaku
SJU DKI Jakarta usaha yang menawarkan luminer lengkap
atau bola lampu dari luar negeri, produsen
am

ub
harus mempunyai kantor perwakilan dan
mempunyai investasi bidang perlampuan
di Indonesia dan memiliki surat
keterangan dukungan keuangan dari bank
ep
k

pemerintah/swasta untuk tiap pabrik yang


mengikuti pengadaan barang/jasa.
ah

Adanya persekongkolan antara


R
perusahaan tertentu dengan panitia tender

si
untuk mentapkan persyaratan tender yang
menguntungkan peserta tender yang

ne
ng

membawa produk merek Panasonic,


Philips, General Electric dan Osram.
10 Putusan Perkara Tender perbaikan bangsal RSU Hasudungan Nainggolan masuk dalam
. No.06/KPPU-L/2006 Pematang Siantar tender perbaikan bangsal RSU Kota

do
gu

Pematang Siantar melalui CV Kreasi Multy


Poranc, dan sekaligus meminjam PT
Pembangunan Delima Murni dan CV
Sumber Mulya. Hasudungan Nainggolan
In
A

juga yang mempersiapkan seluruh


dokumen penawaran milik PT
Pembangunan Delima Murni dan CV
ah

lik

Sumber Mulya, direktur PT dan CV


tersebut tidak pernah menandatangani
dokumen penawaran.
m

11 Putusan Perkara Tender pengadaan Komponen Peserta tender yang hanya dua, yaitu
ub

. No.17/KPPU-L/2006 Lampu di Suku Dinas PJU/SJU Phillips dan GE tidak termasuk dalam
Kota Jakarta Selatan kategori kantor perwakilan sebagaimana
ka

disyaratkan dalam RKS tentang


ep

persyaratan kantor perwakilan serta


mempunyai investasi di bidang
perlampuan di Indonesia, persyaratan
ah

kantor perwakilan di serta investasi bidang


R

perlampuan di Indonesia tidak relevan dan


es

menjadi hambatan bagi perusahaan yang


M

menawarkan produl yang tidak


ng

mempunyai kantor perwakilan serta


on
gu

Hal. 262 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 262
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
investasi bidang perlampuan di Indonesia,
pengaturan pemenang tender dilakukan

si
dengan cara menyesuaikan tingkat
keuntungan kotor antara PT Sekala
Jalmakarya, PT Harbarinja Agung dan PT

ne
ng
Dian Pratama Persada.
12 Putusan Perkara Tender pengadaan peralatan gizi Panitia tender membuat kualifikasi sub
. No.02/KPPU-L/2007 tahun 2006 di RSUD A.Wahab bidang mekanikal elektrikal meskipun utuk

do
Sjahranie Samarinda peralatan gizi seharusnya hal tersebut
gu termasuk dalam kualifikasi sub bidang
usaha kesehatan non medik sehingga PT
Binaco Group, CV Fadlan Prima, CV Citra

In
A
Selaran Abadi dan PT Cahaya Bulu
Mampu yang tidak memenuhi kualifikasi
bidang usaha kesehatan non medik dapat
ah

mengikuti tender sebagai pendamping CV

lik
Risa, panitia tender meluluskan PT Binaco
Group, CV Fadlan Prima, CV Citra
Selaras Abadi dan PT Cahaya Bulu
am

ub
Mampu dalam evaluasi administrasi dan
teknis meskipun tidak memiliki
pengalaman pekerjaan pengadaan
peralatan gizi untuk mendampingi CV Risa
ep
k

seghingga memenuhi persyaratan tender,


CV Risa mengatur tender dengan cara
ah

meminta surat dukungan kepada PT


R
Makna Karya Bhakti untuk PT Binaco

si
Group, menggandakan surat dukungan
PT Binaco Group yang diperoleh dari PT

ne
ng

Makna Karya Bhakti untuk peserta tender


lainnya.
13 Putusan Perkara Tender pembangunan gedung Terlapor I tidak memiliki pengetahuan
. No.03/KPPU-L/2007 kantor pengadilan negeri di untuk menyelenggarakan tender dan tidak

do
gu

Padangsidimpuan, Sumatera dapat menjelaskan kronologis tender,


Utara Terlapor I dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh anggota yang seharusnya
juga bertanggung jawab dalam proses
In
A

tender, PT Adikarya Teknik Perkasa


digugurkan karena tidak memenuhi masa
jaminan penawaran padahal ketentuan
ah

lik

masa jaminan penawaran dalam dokumen


tender dan dalam kesepakatan aanwijizing
juga berbeda sehingga menimbulkan
ketidakjelasan mengenai masa jaminan
m

ub

penawaran yang dipersyaratkan bagi


peserta tender.
ka

Putusan Perkara Tender pengadaan LCD di Dokumen penawaran PT Tiga Permata


ep

No.04/KPPU-L/2007 Biro Administrasi Wilayah Hijau (Terlapor II) dan PT Buana Rimba
Sekretariat Daerah Raya (Terlapor III) disiapkan dan dibuat
Provinsi DKI Jakarta oleh Muh.Bahri dan Moh.Iqbal dengan
ah

Tahun Anggaran 2006 melibatkan Jeffry Bunyamin sehingga


R

harga penawaran dapat diatur dan pada


es

akhirnya Terlapor II yang dimenangkan,


M

penentuan spesifikasi teknis yang sama


ng

persis dengan spesifikasi teknis merek


on
gu

Hal. 263 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 263
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mega Power tipe ML 164 SE yang
distributor tunggalnya adalah PT Sima

si
Agustus (Terlapor I), kesamaan dokumen-
dokumen, alasan menggugurkan peserta
dengan tidak sah, penetapan pemenang

ne
ng
sebelum masa sanggah selesai dan
pembayaran uang muka sebelum adanya
Surat Perintah Mulai Kerja.

do
15 Putusan Perkara Tender pengadaan alat Beberapa bentuk persekongkolan dalam
gu . No.06/KPPU-L/2007 pembasmi/penyemprot nyamuk
(mesin fogging) di Biro
perkara ini adalah Terlapor I, II, III, IV dan
V adalah perusahaan yang dipinjam oleh
Administrasi Wilayah Provinsi M. Bahri, Ahmad Hidayat, Jeffry Bunyamin

In
A
DKI Jakarta Tahun 2006 dan Sugiarto Santoso dan secara
bersama-sama menawarkan mesin
fogging merek Blancfog milik Terlapor VI
ah

dalam mengikuti tender tersebut dengan

lik
imbalan berupa sejumlah uang (fee
bendera), dokumen penawaran Terlapor I,
II, III, IV dan V dibuat oleh M. Bahri,
am

ub
Ahmad Hidayat, Jeffry Bunyamin dan
Sugiarto Santoso sehingga harga
penawaran dapat diatur untuk diajukan
oleh masing-masing Terlapor dan pada
ep
k

akhirnya mengatur salah satu di antara 5


perusahaan Terlapor tersebut menjadi
ah

pemenang.
R
16 Putusan Perkara Tender pengadaan dan Persekongkolan dalam perkara ini di

si
. No.08/KPPU-L/2007 pemasangan lampu PJU dan antaranya berupa pinjam meminjam
Lampu Hias di Dinas perusahaan dan softcopy dokumen

ne
ng

Pertamanan dan Pemakaman penawaran yang dilakukan oleh Para


Kota Bengkulu Terlapor, PT Multiyasa Anekadharma
yang mengikuti kelima paket tender
ternyata meminjamkan perusahaanya

do
gu

kepada Sdr. Arief Sukarnawijaya dan Sdr.


Zikrisa Oktova, Sdr. Arief Sukarnawijaya
juga meminjam PT Taruna Bhakti Perkasa
menjadi kuasa direktur, sejak awak PT
In
A

Taruna Bhakti Perkasa sudah dapat


dipastikan gugur karena kualifikasinya
yang menegah sedangkan kualifikasi
ah

lik

perusahaan yang dipersyaratkan baik


dalam pengumuman tender maupun
bestek adalah kualifikasi kecil.
m

17 Putusan Perkara Tender pekerjaan peningkatan Beberapa tindakan yang mengindikasikan


ub

. No.11/KPPU-L/2007 jalan Macoppe-Labessi di adanya persekongkolan adalah: Terlapor


Kabupaten Soppeng, Sulawesi VI mengulang tender dalam rangka
ka

Selatan Tahun 2006 memfasilitasi Terlapor I untuk


ep

mendapatkan keuntungan yang berlebih


sebesar Rp. 331.003.000,- yang
merupakan selisih dari penawaran
ah

Terlapor I pada tender pertama dengan


R

tender kedua. Pada tender kedua, semua


es

peserta tender menurunkan harganya


M

kecuali Terlapor I, kemiripan dokumen


ng

juga terdapat antar para terlapor, Sjafril


on
gu

Hal. 264 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 264
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jalil adalah orang yang bekerja sama
dengan Rusli dalam menyiapkan dan

si
mengatur document penawaran milik
Terlapor I, IV dan V.
18 Putusan Perkara Pengadaan alat kesehatan Beberapa tindakan yang mengindikasikan

ne
ng
. No.12/KPPU-L/2007 penunjang puskesmas adanya persekongkolan adalah: adanya
Kabupaten Sukabumi kesamaan distributor dan adanya
kemiripan dokumen serta kesamaan

do
harga penawaran sebagian besar produk
gu antara Terlapor I dan II yang tidak wajar,
tidakan Terlapor III menggugurkan PT
Bhakti Wira Husada dengan alasan tidak

In
A
melampirkan surat keterangan dari
pengadilan negeri setempat yang terbaru
adalah tidak tepat dan tidak memiliki dasar
ah

yang cukup.

lik
19 Putusan Perkara Tender pengadaan bibit kelapa Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.13/KPPU-L/2007 sawit Dinas Perkebunan Provinsi adanya persekongkolan adalah: Terlapor
Kalimantan Selatan I, II dan III telah mengatur agar Terlapor I
am

ub
dimenangkan dalam tender pengadaan
bibit kelapat sawit dalam polibeg tersebut,
tidak ada penangkar yang mempunyai
kuota untuk bibit sawit lebih dari 200.000
ep
k

batang pada tahun 2006 namun Terlapor I


diperbolehkan ikut tender dan menang.
ah

20 Putusan Perkara Tender multi years Kabupaten Beberapa tindakan yang mengindikasikan
R
. No.14/KPPU-L/2007 Siak adanya persekongkolan adalah: Terlapor

si
II tidak memberikan kesempatan kepada
peserta tender yang digugurkan untuk

ne
ng

melengkapi persyaratan tambahan atau


dokumen pendukung padahal masih
dalam tahap prakualifikasi, Terlapor II
mensyaratkan setiap peserta untuk

do
gu

melampirkan sertifikat ISO 9001,


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
bagi perusahaan usaha non kecil tetapi
ternyata Terlapor II menggunakan
In
A

sertifikat OHSAS, tidak cukup hanya K3


dalam melakukan evaluasi prakualifikasi
sehingga menghilangkan jumlah peserta
ah

lik

tender.
21 Putusan Perkara Lelang pembangunan mall di Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.15/KPPU-L/2007 kota Prabumulih tahun 2006 adanya persekongkolan adalah:
m

persaingan semu antara para terlapor,


ub

Terlapor I bekerja sama dengan Terlapor


V untuk mendapatkan dokumen Terlapor
ka

VI sehingga dapat mendaftarkan dan


ep

memasukkan dokumen penawaran


Terlapor VI tanpa sepengatahuan
direkturnya, tindakan Direktur PT Prabu
ah

Makmur/Terlapor I menghubungi Plt.


R

Walikota untuk meminta izin melakukan


es

pemaparan baik di kantor Pemkot


M

Prabumulih dan DPRD Prabumulih


ng

merupakan upaya melakukan


on
gu

Hal. 265 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 265
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pendekatan-pendekatan dan kesepakatan
sebelum pelaksanaan tender.

si
22 Putusan Perkara Lelang pengadaan bibit karet, Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.16/KPPU-L/2007 herbisida dan pupuk tablet PMLT adanya persekongkolan adalah: pada
Dinas Perkebunan Kabupaten paket pengadaan PMLT telah terjadi

ne
ng
Banjar, Kalimantan Selatan pengaturan harga dan pengaturan
pemenang antara Terlapor II, V, VI, VII
dan VIII untuk memenangkan Terlapor II,

do
pada paket pengadaan herbisidang,
gu Terlapor III yang diatur untuk
dimenangkan, sedangkan pada paket
pengadaan bibit karet, Terlapor IV yag

In
A
diatur untuk dimenangkan.
23 Putusan Perkara Tender paket pengadaan TV Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.18/KPPU-L/2007 pendidikan dan adanya persekongkolan adalah:
ah

perlengkapannya di Dinas kesamaan format dalam susunan

lik
Pendidikan Provinsi Sumatera dokumen penawaran, kesamaan proses
Utara pengurusan dokumen administrasi,
adanya kesamaan tanda tangan orang
am

ub
yang memasukkan dokumen penawaran
antara Terlapor II dan III.
24 Putusan Perkara Pengadaan alat kesehatan Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.20/KPPU-L/2007 RSUD Brebes tahun anggaran adanya persekongkolan adalah:
ep
k

2006 pengaturan dan penentuan


dimenangkannya Terlapor III oleh panitia
ah

penyelenggara, Terlapor III juga


R
bekerjasama dengan Terlapor lainnya

si
dalam menyiapkan dokumen penawaran
untuk memenangkan Terlapor III.

ne
ng

25 Putusan Perkara Tender pengadaan pipa Beberapa tindakan yang mengindikasikan


. No.21/KPPU-L/2007 polyvinyl chloride (pvc) dan high adanya persekongkolan adalah: PT
density polyethylene (HDPE) Alfatama Anugrah Sari Albaqi diluluskan
oleh panitia tender walaupun tidak

do
gu

melampirkan jadwal pelaksanaan


pabrikan, perusahaan tersebut juga
diberikan kesempatan untuk menambah
dokumen setelah bidding, kesalahan
In
A

panitia tender dalam melaksanakan


proses kualifikasi dan verifikasi
menguntungan PT Alfatama Anugrah Sari
ah

lik

Albaqi.
26 Putusan Perkara Tender kegiatan peningkatan Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.24/KPPU-L/2007 jalan di DPU Bina Marga adanya persekongkolan adalah: alasan
m

ub

Kabupaten Banyuasin menggugurkan PT Amen Mulia karena


tidak dicantumkannya tanggal dan tempat
pelaksanaan aanwijzing pada surat
ka

jaminan penawaran tidak substansial


ep

sebab surat jaminan penawaran PT Amen


Mulia yang dikeluarkan oleh PT Asuransi
Parolamas adalah sah dan dapat diklaim
ah

bila terjadi wanprestasi, Terlapor I lalai


R

dalam meneliti dokumen personel inti


es

Terlapor II dan III.


M

27 PutusanPerkara Pelelangan umum Beberapa tindakan yang mengindikasikan


ng

. No.30/KPPU-L/2007 pembangunan dan pemeliharaan adanya persekongkolan adalah: Terlapor I


on
gu

Hal. 266 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 266
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jalan Sanggau tetap meluluskan Terlapor IV sebagai
pemenang dalam paket peningkatan Jalan

si
Tayan Meliau meskipun kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh orang yang sama
dan meloloskan kualifikasi PT Mitra

ne
ng
Konstruksi Kalbar sebagai cadangan
pemenang dalam paket yang sama
meskipun terdapat format yang sama,

do
susunan dokumen yang sama serta
gu kesamaan kesalahan ketik dengan
peserta lain dalam paket pekerjaan yang
sama.

In
A
28 Putusan Perkara Lelang pengadaan alat Beberapa tindakan yang mengindikasikan
. No.01/KPPU-L/2008 kesehatan, kedokteran dan KB adanya persekongkolan adalah: PT Setio
RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Harto melakukan diskriminasi dengan
ah

Tegal hanya memberikan brosur asli kepada CV

lik
Guna Alkes dan copy kepada peserta
tender lainnya sehingga peserta tender
lain kalah (sebab sistem yang digunakan
am

ub
adalah merit point), terdapat kesesuaian
dan kesamaan format dokumen,
kesamaan kesalahan pengetikan,
kemiripan nilai penawaran, memberik
ep
k

persyaratan penilaian brosur asli dengan


nilai 100% yang hanya dapat dipenuhi
ah

oleh CV Guna Alkes.


R
29 Putusan Perkara Proyek pengadaan barang dan Tindakan yang mengindikasikan adanya

si
. No.05/KPPU-L/2008 jasa kantor pelayanan pajak persekongkolan adalah: persaingan semu
Batam antara PT Unitekindo Inti Sarana dengan

ne
ng

PT Tunggal Jaya Santika yang


menyerahkan pekerjaan penyusunan
dokumen penawaran kepada pihak yang
sama.

do
gu

30 Putusan Perkara Tender pekerjaan pelebaran Beberapa tindakan yang mengindikasikan


. No.06/KPPU-L/2008 jalan kolektor utama menuju adanya persekongkolan adalah:
kawasan industri Batam Center persesuaian dokumen yang meliputi
kesamaan format penulisan dan
In
A

kesalahan pengetikan, pengakuan L.


Tambunan yang menyatakan bahwa
kesamaan dokumen tersebut memang
ah

lik

dipersiapkan oleh satu orang dan PT


Kurnia Djaja Makmur Abadi telah
memberikan dokumen tender kepada
m

peserta lainnya yaitu PT Putera Nusa


ub

Perkasa dan PT Mitra Graha Indonusa


Indah, PT Sumber Alam Sejahtera salah
ka

melampirkan Surat Dukungan Dana AMP


ep

Mixing Plant milik PT Putera Nusa


Perkasa.
ah

*sumber: Buku Penjelasan Katalog Putusan KPPU periode 2000-


es

Agustus 2008, halaman 12 hingga halaman 162.


M

ng

on
gu

Hal. 267 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 267
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
*unsur-unsur diskriminasi terhadap pelaku usaha, mengatur dan

R
memenangkan pelaku usaha lainnya dapat dilihat dalam cetak

si
tebal pada kolom keterangan

ne
ng
*terkait dengan tender sendiri, dapat dilihat juga bahwa tender
hanya meliput pemborongan pekerjaan, pengadaan barang atau
penyediaan jasa.

do
gu 11. Pedoman KPPU dalam halaman 18 menyebutkan bahwa indikator-
indikator yang harus ada harus tetap dibuktikan dengan bukti oleh

In
A
KPPU. Dengan kata lain, indikator-indikator saja tidak mencukupi
untuk membuktikan persekongkolan:
ah

“Untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu persengkokolan

lik
dalam tender, berikut dijelaskan berbagai indikasi persekongkolan
yang sering dijumpai pada pelaksanaan tender. Perlu diperhatikan
am

ub
bahwa, hal-hal berikut merupakan indikasi persekongkolan
sedangkan bentuk atau perilaku persekongkolan maupun tidak
ep
adanya persekongkolan tersebut harus dibuktikan melalui
k

pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa atau Majelis KPPU.”


ah

12. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera setelah
R

si
Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi calon mitra
investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6 Desember 2006, (Vide

ne
ng

Lampiran-1), Mitsubishi kemudian bersama-sama dengan


Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan Medco membentuk

do
gu

perusahaan bersama yang dinamakan PT DONGGI SENORO


LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG bergerak dibidang
industri pemurnian dan pengolahan gas bumI menjadi Liquefied
In
A

Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta Pendirian PT DSLNG


No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
ah

lik

tentang Pengesahan Badan Hukum dan Surat Persetujuan


Penanaman Modal Nomor 1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September
m

ub

2007 dalam Lampiran-2). Mitsubishi yang merupakan pemenang


dari seleksi calon mitra, berkedudukan sebagai salah satu
ka

pemegang saham bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II


ep

(Melalui anak perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak


ah

perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai


R

dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon Mitra


es

Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak tepatlah


M

ng

putusan judex facti aquo yang menyamakan proses seleksi calon


on
gu

Hal. 268 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 268
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mitra investor sebagai tender yang karakteristiknya adalah

R
pengadaan barang dan jasa.

si
13. Berdasarkan penjelasan diatas, sangatlah jelas bahwa tidak ada

ne
ng
persekongkolan antara Mitsubishi, Pertamina dan Medco terkait
dengan proses Beauty Contest. Dengan tidak adanya bukti apa
pun berkaitan dengan persekongkolan, maka argumen KPPU yang

do
gu dikuatkan Majelis Judex Facti harus ditolak.
14. Dari butir-butir penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

In
A
tidak ada persekongkolan untuk mengatur dan menentukan
pemenang maupun diskriminasi yang dilakukan oleh Pemohon
ah

Kasasi II dalam proses pemilihan calon mitra proyek Donggi

lik
Senoro tersebut.
VII.C. TIDAK TERPENUHINYA UNSUR PIHAK LAIN
am

ub
1. Pihak lain dalam pelanggaran pasal 22 tidak dapat diterjemahkan
secara luas karena pasal 1 angka (8) UU No. 5 Tahun 1999 telah
ep
secara tegas menjelaskan persekongkolan atau konspirasi usaha
k

adalah bentuk kerjasama pelaku usaha dengan pelaku usaha lain


ah

sehingga KPPU pada dasarnya tidak dapat menentukan bahwa


R

si
Pemohon Kasasi II adalah pihak lain seperti dalam putusannya
halaman 238 angka 10.5. Pasal 1 angka (8) UU No. 5 Tahun 1999

ne
ng

mengatur:
“Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama

do
gu

ang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain


dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi
kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.”
In
A

2. Sesuai dengan keterangan ahli Prof. Erman Rajagukguk,


SH.,LLM.,Ph.D. dalam Perkara Keberatan Atas Putusan KPPU
ah

lik

No.35/KPPU-I/2010 tanggal 5 Januari 2011 dan berdasarkan


Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
m

ub

34/KPPU/2011/PN.JKT.PST tertanggal 22 Agustus 2011 halaman


3 dan 4, persekongkolan hanya terjadi antara pelaku usaha dalam
ka

tingkat horizontal, bukan vertikal. Oleh sebab itu, Judex Facti


ep

dalam memasukkan Pemohon Kasasi II sebagai pihak lain adalah


ah

salah.
R

3. Dengan kesalahan penempatan posisi Pemohon Kasasi II sebagai


es

pihak lain, maka Pemohon Kasasi II tidak seharusnya dikenakan


M

ng

sanksi apapun dalam kasus a quo. Bahkan apabila Pemohon


on
gu

Hal. 269 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 269
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi II benar adalah pihak lain dalam kasus ini, quod non, maka

R
pihak lain tidak dapat dikenakan sanksi oleh KPPU. Pasal 36 ayat

si
(l) UU No. 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa wewenang KPPU

ne
ng
meliputi:
“l. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada
pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.”

do
gu KPPU, sebagaimana yang dikuatkan oleh Majelis Judex Facti
dalam putusannya halaman 237 telah menyatakan bahwa

In
A
Pemohon Kasasi II bukanlah pelaku usaha menurut pasal 22 UU
No. 5 Tahun 1999, melainkan hanya Mitsubishi. Maka tidak logis
ah

apabila Pemohon Kasasi II dijatuhkan sanksi.

lik
VII.D. TIDAK TERPENUHINYA UNSUR MENGAKIBATKAN PERSAINGAN
USAHA TIDAK SEHAT
am

ub
1. Berdasarkan pasal 1 angka (6) UU No. 5 Tahun 1999, persaingan
usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
ep
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan
k

atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
ah

hukum atau menghambat persaingan usaha. Unsur persaingan


R

si
usaha tidak sehat dalam proses beauty contest hanya mungkin
terjadi kalau peserta yang tidak kompeten dimenangkan dan

ne
ng

peserta yang kompeten disingkirkan, yang tentu saja tidak terjadi


pada kasus a quo.

do
gu

2. Sebagai informasi, tidak terplilihnya Mitsui adalah karena proposal


yang diajukan Mitsui pada kenyataanya tidak bersifat mengikat,
hanya bersifat informatif dan indikatif serta dapat diubah oleh
In
A

Mitsui sewaktu-waktu berdasarkan persyaratan dalam proposalnya


sehingga tidak memberikan perlindungan kepada Pemohon Kasasi
ah

lik

II sebagai penyelenggara. Sedangkan Mitsubishi terpilih karena


telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditentukan dalam
m

ub

TOR yang diminta/dipersyaratkan oleh Pemohon Kasasi II dan


Medco.
ka

ep

3. KPPU tidak menjelaskan bagaimana persaingan usaha tidak sehat


ah

terjadi dalam perkara ini. KPPU hanya berasumsi bahwa tindakan


R

yang dikeluhkan telah menyebabkan persaingan usaha tidak


es

sehat. KPPU juga berasumsi bahwa telah terjadi tindakan yang


M

ng

tidak jujur atau melawan hukum.


on
gu

Hal. 270 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 270
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. KPPU telah gagal untuk mempertimbangkan prinsip rule of reason

R
dalam menganalisa pertanyaan mengenai apakah persaingan

si
usaha tidak sehat telah terjadi. Hal ini keliru dan bertentangan

ne
ng
dengan susunan kata dalam Pasal 22 yang mensyaratkan adanya
unsur tersebut untuk “menyebabkan persaingan usaha tidak sehat”
terjadi. Hal ini ditegaskan dalam literatur yang dibuat oleh KPPU

do
gu (dan dimuat dalam Website KPPU) yang berjudul Hukum
Persaingan Usaha Antara Teks & Konteks) yang ditulis oleh Dr.

In
A
Andi Fahmi Lubis, Dr. Anna Maria Tri Anggaraine, Dr. Kurnia Toha,
Prof. Budi Kagramanto, Prof. Hawin, Prof. Dr. Ningrum Sirait, Dr.
ah

Sukarmi, Dr. Syamsul Maarif dan Dr. Udin Silalahi, dimana

lik
berkaitan dengan elemen ini, dinyatakan dalam halaman 153 dan
154:
am

ub
" Unsur yang terakhir dari ketentuan tentang persekongkolan
adalah terjadinya “persaingan usaha tidak sehat”. Unsur ini
ep
menunjukkan, bahwa persekongkolan menggunakan pendekatan
k

rule of reason, karena dapat dilihat dari kalimat “...sehingga dapat


ah

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.


R

si
Pendekatan rule of reason merupakan suatu pendekatan hukum
yang digunakan lembaga pengawas persaingan usaha (seperti

ne
ng

KPPU di Indonesia) untuk mempertimbangkan faktor-faktor


kompetitif dan menetapkan layak atau tidaknya suatu hambatan

do
gu

perdagangan. Artinya untuk mengetahui apakah hambatan


tersebut bersifat mencampuri, mempengaruhi, atau bahkan
mengganggu proses persaingan...
In
A

Kebanyakan perkara persekongkolan tender tersebut (baik itu


untuk pengadaan maupun penjualan barang-barang dan atau jasa)
ah

lik

telah diputus oleh KPPU dengan menggunakan pendekatan rule of


reason.)
m

ub

5. Dengan tidak terpenuhinya semua unsur pasal 22 di atas maka


Pemohon Kasasi II tidak bersalah melanggar pasal tersebut seperti
ka

yang dituduhkan oleh KPPU sebagaimana yang dikuatkan oleh


ep

judex facti, apalagi harus membayar denda yang sangat besar.


ah

VII.E Termohon Kasasi TIDAK MENGURAIKAN UNSUR PASAR


R

BERSANGKUTAN DALAM PERKARA INI


es

1. Termohon Kasasi menganggap bahwa Pemohon Kasasi II


M

ng

melakukan persekongkolan dalam kaitannya dengan Pasal 22 UU


on
gu

Hal. 271 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 271
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No. 5 Tahun 1999. Berdasarkan Pasal 1 ayat 8 UU No. 5 Tahun

R
1999, unsur “pasar bersangkutan” merupakan salah satu unsur

si
dari persekongkolan yang harus dipenuhi dan harus diuraikan oleh

ne
ng
Termohon atas tuduhan persekongkolan dalalm proses seleksi
calon mitra investor;
2. Setelah membaca putusan judex facti yang menguatkan putusan

do
gu KPPU, tidak ada penjelasan atau uraian terhadap unsur “pasal
bersangkutan” tersebut, padahal jikalau unsur ini tidak dipenuhi,

In
A
maka tidak mungkin terjadi pelanggaran atas Pasal 22 UU No. 5
Tahun 1999;
ah

3. Dengan demikian, mengingat bahwa unsur “pasar bersangkutan”

lik
tidak terpenuhi, maka tuduhan Termohon Kasasi yang
menyebutkan Pemohon Kasasi II telah melanggar Pasal 22 UU
am

ub
No. 5 Tahun 1999 harus dikoreksi ulang melalui pembatalan
putusan judex facti aquo.
ep
VIII. MAJELIS JUDEX FACTI MEMUTUS BERDASARKAN ASUMSI,
k

TANPA DIDUKUNG SATUPUN ALAT BUKTI YANG SAH MENURUT


ah

UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999


R

si
Apabila putusan KPPU yang dikuatkan oleh Majelis Hakim Judex Facti
dibaca secara komprehensif, maka berikut adalah fakta-fakta yang tak

ne
ng

terbantahkan:
1. Untuk memutus sebuah perkara persaingan usaha, maka UU No.

do
gu

5 Tahun 1999 telah memberikan batasan yang jelas yakni harus


didukung oleh alat bukti sebagaimana yang dimaksud Pasal 42 UU
No. 5 Tahun 1999, yakni keterangan saksi, keterangan ahli, surat
In
A

dan atau dokumen, petunjuk maupun keterangan pelaku usaha.


2. Oleh karena itu, putusan yang diambil hanya berdasarkan
ah

lik

“penafsiran” sesuka hati, asumsi, dugaan maupun logika semata


tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan penghukuman.
m

ub

Apabila Majelis Judex Facti berpendapat bahwa “asumsi”,


“penafsiran”, “logika” merupakan bagian dari alat bukti petunjuk,
ka

maka hal tersebut tidak dibenarkan, sebab UU No. 5 Tahun 1999


ep

tidak memberikan penjelasan ataupun pengaturan soal hal


ah

tersebut. Bercermin dari Hukum Acara Pidana (UU No. 8 Tahun


R

1981), alat bukti petunjuk hanya diperoleh dari keterangan saksi,


es

surat maupun keterangan terdakwa. Dengan demikian, “asumsi”,


M

ng

on
gu

Hal. 272 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 272
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“penafsiran” dan “logika” tidak dapat diterjemahkan terlalu jauh

R
menjadi bagian dari alat bukti petunjuk.

si
3. Asas minimum pembuktian merupakan prinsip yang mengatur

ne
ng
batas yang harus dipenuhi untuk membuktikan kesalahan pelaku
usaha, dengan kata lain, asas pembuktian ialah suatu prinsip yang
harus dipedomani dalam menilai cukup atau tidaknya alat bukti

do
gu membuktikan salah atau tidaknya pelaku usaha.
4. Asas ini telah dituangkan dalam Pasal 64 ayat (2) Peraturan

In
A
Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 1 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penanganan Perkara di KPPU yang menyatakan bahwa
ah

lik
Majelis Komisi menentukan nilai pembuktian berdasarkan
kesesuaian sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah.
5. Terkait perkara ini, Majelis Judex Facti telah melanggar ketentuan
am

ub
Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999 jo. Peraturan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha No. 1 Tahun 2006 tersebut, sebab:
ep
a. Seleksi Calon Mitra Investor tidak diatur dalam UU No. 5 Tahun
k

1999. KPPU telah salah untuk memahami dan menilai bahwa


ah

Seleksi Calon Mitra Investor tidak meminta Mitsubishi untuk


R

si
memberikan pekerjaan atau layanan tertentu. Seleksi Calon
Mitra Investor tidak mengharuskan Mitsubishi untuk membeli

ne
ng

atau menjual barang atau jasa tertentu. Apa yang diminta


adalah mitra terbaik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan

do
gu

dalam Term of Reference dan agar mitra tersebut untuk


mengadakan usaha bersama (joint venture) dengan Pemohon
In
Kasasi II (Pertamina) dan Medco untuk melaksanakan kegiatan
A

hilir dalam Proyek Donggi Senoro. Dalil KPPU dikuatkan oleh


Majelis Judex Facti yang menyimpulkan bahwa Beauty Contest
ah

lik

adalah proses tender tidak memiliki dasar hukum;


b. Sebagai bukti tak terbantahkan adalah fakta bahwa segera
m

ub

setelah Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang dalam seleksi


calon mitra investor tersebut, tepatnya pada tanggal 6
ka

Desember 2006, (Vide Lampiran-1), Mitsubishi kemudian


ep

bersama-sama dengan Pemohon Kasasi II (Pertamina) dan


ah

Medco membentuk perusahaan bersama yang dinamakan PT


R

DONGGI SENORO LNG atau disingkat PT DSNLG. PT DSLNG


es

bergerak dibidang industri pemurnian dan pengolahan gas bumI


M

ng

menjadi Liquefied Naturan Gas (LNG). (Mohon Periksa Akta


on
gu

Hal. 273 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 273
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pendirian PT DSLNG No. 31 Tahun 2007; Surat Keputusan

R
Menteri Hukum dan HAM tentang Pengesahan Badan Hukum

si
dan Surat Persetujuan Penanaman Modal Nomor

ne
ng
1128/I/PMA/2007 tanggal 4 September 2007 dalam Lampiran-
2). Mitsubishi yang merupakan pemenang dari seleksi calon
mitra, berkedudukan sebagai salah satu pemegang saham

do
gu bersama-sama dengan Pemohon kasasi II (Melalui anak
perusahaannya) dan Medco (Melalui salah satu anak

In
A
perusahaannya) dalam PT DSLNG merupakan. Hal ini sesuai
dengan tujuan awal dari diadakannya proses Seleksi Calon
ah

Mitra Investor. Dengan demikian, sungguh teramat tidak

lik
tepatlah putusan judex facti aquo yang menyamakan proses
seleksi calon mitra investor sebagai tender yang
am

ub
karakteristiknya adalah pengadaan barang dan jasa.
c. Tidak ada cukup bukti adanya perlakuan istimewa yang
ep
diberikan kepada Mitsubishi selama periode Seleksi Calon Mitra
k

Investor. Pertimbangan KPPU yang dikuatkan oleh Majelis


ah

Judex Facti tidak memiliki dasar untuk menyimpulkan bahwa


R

si
ada bentuk perilaku diskriminatif untuk kepentingan Mitsubishi.
d. Tidak ada bukti yang dapat mendukung dalil KPPU dalam

ne
ng

putusannya bahwa Seleksi Calon Mitra Investor dilaksanakan


untuk kepentingan Mitsubishi. Harus ditekankan bahwa tidak

do
gu

ada satupun peraturan perundang-undangan yang mewajibkan


Pemohon Kasasi II dan Medco untuk melakukan Seleksi Calon
Mitra Investor sejak awal. Pemohon Kasasi II dan Medco dapat
In
A

menunjuk langsung Pemohon sebagai mitra jika mereka


menginginkan hal tersebut dari awal. Hal ini merupakan praktik
ah

lik

industri yang diterima - misalnya, Inpex Corporation yang


merupakan satu-satunya pengelola Blok Masela di dekat
m

ub

Maluku baru-baru ini memilih PT EMP Energi Indonesia secara


langsung (tanpa proses seleksi) untuk bersama-sama
ka

mengoperasikan Blok Masela dengannya.


ep

e. Tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa Mitsubishi bersama-


ah

sama dengan Pemohon Kasasi II dan Medco sejak awal


R

bertujuan untuk memperlakukan Mitsubishi lebih baik


es

dibandingkan dengan para peserta lainnya. Selain itu, juga tidak


M

ng

ada bukti untuk menunjukkan bahwa Mitsubishi bersama-sama


on
gu

Hal. 274 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 274
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Pemohon Kasasi II dan Medco sejak awal bertujuan

R
untuk menentukan Mitsubishi sebagai pemenang.

si
f. Tidak ada bukti yang menjelaskan bagaimana persaingan

ne
ng
usaha tidak sehat terjadi dalam perkara ini. KPPU hanya
berasumsi bahwa tindakan yang dikeluhkan telah menyebabkan
persaingan usaha tidak sehat. KPPU juga berasumsi bahwa

do
gu telah terjadi tindakan yang tidak jujur atau melawan hukum.
g. Tidak ada bukti terpenuhinya “unsur pasar bersangkutan” yang

In
A
merupakan bagian tak terpisahkan dari Pasal 22 UU No. 5
Tahun 1999.
ah

6. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Majelis Judex Factie

lik
dalam perkara aquo telah salah menerapkan hukum karena telah
melanggar prinsip minimum pembuktian, sebab menjatuhkan
am

ub
sanksi tanpa didukung adanya alat-alat bukti yang sah menurut UU
No. 5 Tahun 1999. Dengan demikian, penjatuhan sanksi terhadap
ep
Pemohon Kasasi II sudah sepatutnya dianulir dan dikoreksi oleh
k

Majelis Hakim Agung yang mulia dan bijaksana dengan


ah

menyatakan batal putusan Judex Facti.


R

si
Keberatan-keberatan dari Pemohon Kasasi II/MITSUBISHI :
DASAR SUBSTANSTIF KEBERATAN TERHADAP KESIMPULAN-

ne
ng

KESIMPULAN TERTENTU DALAM PUTUSAN KPPU


1. Pada bagian ini, Pemohon Kasasi/Mitsubishi menyangkal setiap

do
gu

kesimpulan yang dibuat oleh Termohon Kasasi/KPPU untuk mendukung


temuannya bahwa telah terjadi pelanggaran Pasal 22, dan 23 yaitu:
7. Beauty Contest adalah tender;
In
A

8. Ada perilaku diskriminatif untuk mendukung Pemohon


Kasasi/Mitsubishi;
ah

lik

9. Beauty Contest diarahkan mendukung Pemohon Kasasi/ Mitsubishi;


10. Ada persekongkolan antara Pemohon Kasasi/Mitsubishi, Pertamina
m

ub

dan Medco untuk menyatakan Pemohon Kasasi/ Mitsubishi sebagai


pemenang dari Beauty Contest;
ka

11. Ada persekongkolan antara Pemohon Kasasi/Mitsubishi dan Medco


ep

untuk memperoleh informasi rahasia LNGI/EU ;


ah

12. Ada persaingan usaha tidak sehat


R

2. Kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU bahwa Beauty Contest adalah


es

"tender" berdasarkan Pasal 22 tersebut keliru dan di luar ruang


M

ng

lingkup UU Anti Monopoli


on
gu

Hal. 275 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 275
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Termohon Kasasi/KPPU telah mengakui bahwa untuk membuktikan

R
Pemohon Kasasi/Mitsubishi bersalah melanggar Pasal 22, pertama-

si
tama ia harus menunjukkan bahwa Beauty Contest adalah "tender"

ne
ng
berdasarkan Pasal 22 UU No 5 / 1999 yang menyatakan bahwa:
"Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat

do
gu mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”
b. Namun, Pemohon Kasasi/Mitsubishi dalam hal ini menolak dalil

In
A
Termohon Kasasi/KPPU dalam ayat 10 halaman 215 dari Putusan
KPPU (vide Lampiran-1), dimana menyatakan sebagai berikut:
ah

lik
"Berdasarkan pada penjelasan yang disebutkan, Majelis Komisi
mengevaluasi bahwa Beauty Contest adalah satu dari bentuk tender
yang bertujuan menciptakan persaingan pasar dan karena itu tunduk
am

ub
pada ketentuan dari Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999"

c. Kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU adalah salah karena 2 alasan.


ep
k

Pertama, hal ini bertentangan dengan definisi dan pemahaman istilah


ah

“tender” berdasarkan Undang-Undang Nomor 5/1999. Kedua,


R
Termohon Kasasi/KPPU telah lalai untuk menghargai sifat dari

si
Beauty Contest yang diselenggarakan oleh Pertamina and Medco

ne
ng

d. Sehubungan dengan alasan pertama, Penjelasan Pasal 22 Undang-


Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa istilah “tender”
yang digunakan dalam Pasal 22 mengacu pada “tawaran untuk

do
gu

mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk


mengadakan barang-barang atau untuk menyediakan jasa”.
In
A

Pedoman Pasal 22 Termohon Kasasi/KPPU menegaskan penjelasan


diatas. Peraturan No. 02 tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22
ah

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan


lik

Persekongkolan Tender ("Pedoman KPPU") menyatakan bahwa:

"Pengertian tender harus mencakup tawaran mengajukan harga


m

ub

untuk: (i) memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan; (ii)


ka

mengadakan barang atau jasa; (iii) membeli suatu barang atau jasa;
ep

(iv) menjual suatu barang atau jasa."


ah

e. Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 dalam UU Anti Monopoli dan


R

Pedoman KPPU, dapat ditarik kesimpulan bahwa dua elemen yang


es

harus ada dalam suatu proses untuk didefinisikan sebagai “tender”


M

ng

untuk tujuan penerapan Pasal 22 adalah:


on
gu

Hal. 276 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 276
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
i. penawaran untuk suatu harga; dan

R
ii. melaksanakan pekerjaan, pengadaan barang atau jasa-jasa.

si
Pasal 1(16) dan (17) Undang-Undang No. 5 tahun 1999

ne
ng
menjelaskan bahwa “barang” mengacu pada benda yang dapat
diperdagangkan, digunakan, atau dieksploitasi oleh konsumen
atau pihak pengusaha sementara “jasa” mengacu kepada

do
gu “layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
diperdagangkan dalam masyarakat”.

In
A
f. Kedua elemen persyaratan untuk “tender” tidak ada dalam Beauty
Contest. Beauty Contest adalah sebuah proses seleksi mitra untuk
ah

Pertamina dan Medco. Dalam proses tersebut mereka tidak mencari

lik
pihak yang melaksanakan suatu pekerjaan; atau tidak juga mereka
mencari pihak untuk mengadakan barang-barang atau jasa-jasa atau
am

ub
prestasi. Terlebih lagi, tidak ada “harga” untuk dipertimbangkan.
g. Untuk lebih jelasnya, Pertamina dan Medco tidak mengadakan
ep
Beauty Contest untuk mencari seseorang untuk membangun kilang
k

LNG (misalnya, suatu kontraktor EPC) tidak juga untuk membeli gas
ah

alam dari mereka. Tetapi mereka mengadakan Beauty Contest untuk


R

si
mencari suatu pihak yang memiliki kemampuan untuk mendukung
(termasuk membiayai) perusahaan patungan (joint venture) yang

ne
ng

akan melakukan kegiatan-kegiatan Proyek.


h. Pihak Termohon Kasasi/KPPU sangat menyadari atas sulitnya

do
gu

mendefinisikan Beauty Contest sebagai suatu tender dan karenanya


mencoba untuk pembenaran kesimpulan mereka dengan melihat
pada sumber-sumber eksternal. Termohon Kasasi/KPPU mengklaim
In
A

bahwa berdasarkan Marten Jaansen (Ed 2004) Beauty Contest


adalah sebuah bentuk tender.
ah

lik

i. Perlu diketahui bahwa teori dari Maarten Janssen tidak secara tegas
menyimpulkan bahwa Beauty Contest yang diadakan oleh Pertamina
m

ub

dan Medco dapat dipertimbangkan sebagai proses tender (lihat


bagian 9.1 dari Keberatan Pemohon Kasasi/Mitsubishi tertanggal 26
ka

Januari 2011). Dengan demikian, Termohon Kasasi/KPPU tanpa


ep

dasar hukum, menyimpulkan bahwa Beauty Contest adalah sebuah


ah

proses tender.
R

j. Bagaimanapun juga, dalil Termohon Kasasi/KPPU harus ditolak


es

karena teori Maarten Janssen yang diandalkan oleh Termohon


M

ng

Kasasi/KPPU tersebut tidak dapat ditemukan dalam Pasal 22 atau


on
gu

Hal. 277 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 277
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penjelasannya. Lebih penting lagi, hal tersebut tidak sesuai dengan

R
definisi dari "tender" dalam UU Anti Monopoli itu sendiri dan

si
bertentangan dengan Pedoman KPPU yang diterbitkan oleh

ne
ng
Termohon Kasasi/KPPU seperti yang telah disebutkan di atas.
k. Berdasarkan Pasal 20 Algemene Bepalingen, dinyatakan: "hakim
harus memutus perkara berdasarkan undang-undang " dan dilarang

do
gu menambahkan arti terhadap undang-undang dengan cara penafsiran.
Selain itu, jelas dari doktrin Montesquieu dan Kant, bahwa seorang

In
A
pihak yang mengadili (adjudicator) tidak diperkenankan menambah
atau mengurangi atau mengubah (atau menafsirkan) undang-undang.
ah

l. Sebagai lembaga quasi judicial, Termohon Kasasi/KPPU juga tunduk

lik
pada prinsip di atas dan harus terikat oleh penafsiran yang diberikan
oleh penjelasan untuk Pasal 22 dalam Undang-Undang Anti Monopoli
am

ub
dan Pedoman KPPU sendiri. Termohon Kasasi/KPPU tidak diizinkan
untuk menciptakan definisi baru agar sesuai dengan tujuannya
ep
sendiri, sesuai dengan kehendaknya sendiri.
k

m. Oleh karena itu, kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU bahwa Beauty


ah

Contest bisa ditafsirkan sebagai "tender", telah melanggar Pasal 20


R

si
Algemene Bepalingen.
n. Sehubungan dengan alasan kedua, Termohon Kasasi/KPPU telah

ne
ng

gagal untuk memahami dan menilai bahwa Beauty Contest tidak


meminta Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk melaksanakan pekerjaan

do
gu

atau layanan tertentu. Beauty Contest tidak mengharuskan Pemohon


Kasasi/Mitsubishi untuk menyediakan barang atau jasa tertentu. Apa
yang dicari adalah mitra terbaik yang memenuhi kriteria yang
In
A

ditetapkan dalam Term of Reference dan agar mitra tersebut


mengadakan usaha bersama (joint venture) dengan Pertamina dan
ah

lik

Medco untuk melaksanakan kegiatan hilir dalam Proyek Donggi


Senoro.
m

ub

o. Oleh karena itu, dalil Termohon Kasasi/KPPU yang menyimpulkan


bahwa Beauty Contest adalah proses tender tidak memiliki dasar
ka

hukum dan oleh karena itu Putusan KPPU harus dibatalkan.


ep

3. Tidak ada perilaku diskriminatif yang menguntungkan Pemohon


ah

Kasasi/Mitsubishi
R

a. Pemohon Kasasi/Mitsubishi dengan ini menolak dalil Termohon


es

Kasasi/KPPU dalam ayat (1) sampai dengan (4), halaman 218-219


M

ng

on
gu

Hal. 278 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 278
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari Putusan KPPU (vide Lampiran-1), yang menyatakan sebagai

R
berikut:

si
“(1) Terkait dengan diskusi yang diselenggarakan oleh MC untuk

ne
ng
Dewan Direksi PNA, dari MEI, dan dari MEPTS sebelum dan
pada saat Beauty Contest adalah tindakan bermanfaat bagi MC.

do
gu Presentasi MC kepada Dewan Direksi PNA, dari MEI, dan dari
MEPTS pada tanggal 7 Februari 2006, 22 dan 23 Februari
2006, 24 Februari 2006, 16 Maret 2006, dan 4 September 2006

In
A
berkaitan dengan substansi proyek. Tidak semua peserta lelang
dari Beauty Contest memiliki kesempatan yang sama dari
ah

lik
Dewan PNA, MEI, dan MEPTS untuk melakukan diskusi yang
berhubungan dengan substansi proyek sebelum dan pada
kinerja Beauty Contest sehingga panel telah dinilai bahwa
am

ub
adanya perilaku diskriminasi yang dibuat oleh PNA, MEI dan
MEPTS;
ep
k

(2) Bahwa sehubungan dengan perbedaan waktu dalam


ah

pengiriman undangan, majelis komisi telah melakukan penilaian


R
yang mengatakan bahwa waktu yang berbeda memberikan

si
kesempatan yang berbeda dan kesempatan untuk penawar dari

ne
ng

Beauty Contest dalam penyusunan dokumen. Walaupun tidak


ada keberatan dari para peserta lelang dari Beauty Contest
dalam hal penerimaan undangan terbaru, majelis komisi telah

do
gu

menilai bahwa perbedaan mengirim undangan sebagai


diskriminasi;
In
A

(3) Bahwa Majelis Komisi memilikip endapat yang sama dengan


Terlapor I (PNA) bahwa Terlapor IV tidak pernah membuat
ah

lik

presentasi ke tim penilai pada tanggal 4 September 2006,


namun, Majelis Komisi telah menilai bahwa presentasi dari
Terlapor IV (MC) pada tanggal 4 September 2006 kepada
m

ub

Dewan Direksi Terlapor I (PNA) dan Dewan Direksi Terlapor II


ka

(MEI) adalah berkaitan dengan substansi proyek tersebut


ep

sebagai diskriminasi karena keputusan strategis terkait dengan


proses Beauty Contest yang merupakan kewenangan dari
ah

Direksi Terlapor I (PNA) dan Dewan Direksi Terlapor II (MEI),


es

sedangkan penawar lain tidak mendapatkan kesempatan yang


M

ng

on
gu

Hal. 279 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 279
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sama untuk melakukan presentasi sebelum Terlapor I (PNA)

R
dan Terlapor II (MEI);

si
(4) Bahwa Majelis Komisi telah menilai bahwa presentasi dari

ne
ng
Terlapor IV (MC) terhadap Terlapor I (PNA) dan Terlapor II
(MEI) adalah untuk mengetahui posisi Terlapor I (PNA) dan

do
gu Terlapor Partai II (MEI) agar Terlapor IV (MC) dapat
menyiapkan proposal sesuai dengan keinginan dari Terlapor I
(PNA) dan Terlapor II (MEI). Kemudian yang mengatakan

In
A
presentasi memberikan keuntungan kepada Terlapor IV (MC)
dibandingkan dengan penawar lain dalam penyusunan proposal
ah

lik
Beauty Contest"

b. Perlu diingat beberapa peristiwa yang tidak terbantahkan:


am

ub
i. Pemohon Kasasi/Mitsubishi pertama kali menyatakan minatnya
dalam Proyek Donggi Senoro pada bulan Januari 2006, jauh
sebelum Beauty Contest diumumkan.
ep
k

ii. Pemohon Kasasi/Mitsubishi memberikan sejumlah presentasi


ah

umum mengenai kemampuannya kepada Pertamina dan Medco


R
pada bulan Februari dan Maret 2006, jauh sebelum Beauty

si
Contest diumumkan. Selama jangka waktu tersebut, Pertamina

ne
ng

dan Medco juga melakukan komunikasi dengan para pemain


industri lainnya seperti Mitsui, Itochu dan Anadarko.
iii. Beauty Contest diumumkan kepada Pemohon Kasasi/Mitsubishi

do
gu

dan peserta lainnya melalui surat undangan untuk berpartisipasi


pada tanggal 1 September 2006 atau 6 bulan kemudian.
In
A

c. Tidak ada bukti yang mendukung asumsi Termohon Kasasi/KPPU


bahwa komunikasi (presentasi pada tanggal 7, 23 dan 24 Februari,
ah

16 Maret dan 4 September 2006) antara Pemohon Kasasi/Mitsubishi,


lik

Pertamina dan Medco terkait dengan proses Beauty Contest.


Singkatnya, rangkuman dari masing-masing presentasi tersebut
m

ub

adalah sebagai berikut:


i. Presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 7
ka

ep

Februari 2006 kepada Pertamina: Pemohon Kasasi/


Mitsubishi mempresentasikan kemampuannya secara umum
ah

dalam industri LNG.


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 280 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 280
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Slide 3 sampai 26 membahas usaha Pemohon

R
Kasasi/Mitsubishi secara umum, struktur perusahaan dan

si
reputasi serta pengalamannya dalam industri LNG.

ne
ng
2. Slide 28 sampai 34 membahas strategi pembiayaan dan
pemasaran Pemohon Kasasi/Mitsubishi, apabila pihaknya
dilibatkan dalam Proyek, berdasarkan data industri.

do
gu 3. Slide 36 sampai 65 membahas pengalaman lalu dari
Pemohon Kasasi/Mitsubishi (yang tidak terkait dengan

In
A
Proyek) sebagai pemain dalam seluruh mata rantai (all
value chain) industri LNG, yaitu pengalamannya dalam
ah

memasarkan LNG, pengalamannya dalam membiayai

lik
proyek LNG, pengalamannya dalam memilih teknologi
untuk digunakan dalam kilang LNG, dan pengalamannya
am

ub
dalam mengirimkan atau mengangkut LNG.
4. Slide 67 membahas pandangan awal Pemohon
ep
Kasasi/Mitsubishi tentang Proyek berdasarkan data
k

industri atau pengalamannya sebelumnya.


ah

a. Terkait dengan masalah penentuan waktu Proyek,


R

si
Pemohon Kasasi/Mitsubishi merekomendasikan
penangkapan pasar antara tahun 2008 dan 2010.

ne
ng

Sebagaimana dijelaskan oleh Tn. James Ball dalam


Analysis of Events IN the Donggi-Senoro LNG

do
gu

Project Development Process tertanggal 11


November 2011 (“Afidavit Ball 1”), Industri LNG
menyadari bahwa pada jangka waktu tersebut, pasar
In
A

berubah menjadi pasar penjual karena meningkatnya


pemintaan (Lihat Angka 5, Afidavit Ball 1 halaman 31).
ah

lik

Oleh karena itu, logis bagi Pemohon Kasasi/ Mitsubishi


untuk merekomendasikan pengambilan keuntungan dari
m

ub

pasar tersebut.
b. Terkait dengan masalah pemasaran, Pemohon
ka

Kasasi/Mitsubishi merekomendasikan untuk


ep

menentukan pasar Jepang sebagai sasaran. Hal ini juga


ah

merupakan rekomendasi yang logis mengingat pasar


R

pada saat itu. Sebagaimana dijelaskan oleh Mr. Ball


es

dalam Afidavit Ball 1 (yang buktinya tidak dibantah oleh


M

ng

Termohon Kasasi/KPPU), halaman 32:


on
gu

Hal. 281 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 281
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"... Contracts totalling 24 mtpa (~50%) of Japanese

R
demand with 3 regional suppliers were due to expire in

si
2009-2011 and by 2006 negotiations were underway to

ne
ng
explore the opportunities to extend those contracts...
there were concerns about the availability of gas supply
to extend both the Bontang and Kenai volumes. This

do
gu served to put a new demand strain on the market
particularly now coming from Japan – the key global

In
A
LNG buyer."
Terjemahannya sebagai berikut:
ah

(…Kontrak sebanyak 24 mtpa (~ 50%) dari permintaan

lik
Jepang dengan 3 pemasok daerah tersebut akan
berakhir pada 2009-2011 dan pada tahun 2006,
am

ub
negosiasi berlangsung untuk mengeksplorasi
kesempatan untuk memperpanjang kontrak
ep
tersebut…ada kekhawatiran tentang ketersediaan
k

pasokan gas untuk memperpanjang volume Bontang


ah

dan Kenai. Hal ini menimbulkan beban permintaan yang


R

si
baru pada pasar yang sekarang terutama berasal dari
Jepang - pembeli utama LNG secara global)

ne
ng

c. Terkait dengan EPC, Pemohon juga menyoroti keahlian


dan relasinya dengan para kontraktor EPC sebagai nilai

do
gu

plus. In
5. Sehubungan dengan EPC, Pemohon Kasasi/Mitsubishi
A

juga menyoroti keahlian dan hubungan dengan kontraktor


EPC sebagai nilai tambah.
ah

lik

6. Slide 69 membahas mengenai permohonan Pemohon dan


saran atas proses dalam rangka Pertamina dan Medco
m

ub

tertarik untuk mengikutsertakan Pemohon di dalam


Proyek. Pada waktu itu, Pemohon tidak memiliki
ka

pengetahuan
ep

mengenai lingkup Proyek tersebut,


permintaan pertama yaitu untuk mengerti data dan
ah

informasi yang berkaitan dengan kegiatan hulu dan hilir


R

Proyek.
es
M

7. Slide 72 sampai 84 merupakan ”slide cadangan”


ng

Pemohon. Ini artinya slide ini dipersiapkan sebagai


on
gu

Hal. 282 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 282
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alternative untuk presentasi Pemohon mengenai

R
pengalaman masa lalu sebelumnya di Slide 36 sampai

si
65).

ne
ng
ii. Presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 23 dan
24 Februari 2006 kepada Pertamina dan Medco: Presentasi

do
gu Pemohon Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 23 dan 24 Februari
2006 kepada Pertamina dan Medco: Pemohon
Kasasi/Mitsubishi menyajikan hasil due diligence yang diminta

In
A
dan rekomendasinya sendiri yang didasarkan pada
presentasinya tertanggal 7 Februari 2006 dan bukan
ah

lik
berdasarkan hasil due diligence.
1. Slide 2 sampai 4 merangkum temuan-temuan Pemohon
Kasasi/Mitsubishi dalam pekerjaan pendahuluan LNGI/EU,
am

ub
sebagaimana telah dijelaskan dalam kronologis peristiwa.
Jelas dari slide tersebut bahwa pekerjaan pendahuluan
ep
mereka masih dalam tahap awal dan kilang yang diusulkan
k

oleh LNGI/EU berukuran mini dengan kapasitas hanya


ah

sampai 1,0 mtpa. Slide 4 juga menyoroti bahwa LNGI/EU


R

si
hanya berfokus pada Blok Senoro.

ne
2. Di sisi lain, Slide 5 sampai 10 merangkup opsi-opsi
ng

Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk pengembangan kedua


blok Senoro dan Matindok. Pemohon Kasasi/Mitsubishi

do
gu

telah mengasumsikan pengembangan kedua blok


tersebut: lihat Slide 59 dari presentasi tertanggal 7
In
Februari 2006. Slide berisi peta berlabel “LNG Projects
A

Under Construction & Planning” (Proyek LNG dibawah


Konstruksi & Perencanaan). Hal ini didukung lebih lanjut
ah

lik

oleh fakta dari surat Pemohon Kasasi/Mitsubishi tertanggal


12 Januari 2006 yang merujuk pada pembangunan kedua
m

ub

blok ketika menyatakan “ strong interests to your Matindok-


Senoro//Toili Project”.
ka

3. Terkait dengan rekomendasi pemasaran dalam Slide 10,


ep

semua rekomendasi di dalamnya dapat dilacak kembali ke


ah

rekomendasi yang diberikan pada tanggal 7 Februari 2006.


R

4. Sebagaimana dalam proposal dan poin untuk diskusi lebih


es
M

lanjut sebagaimana diatur di dalam Slide 10 dan 11


ng

presentasi tertanggal 24 Februari, ini adalah isu yang


on
gu

Hal. 283 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 283
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibahas dalam presentasi tertanggal 7 februari 2006.

R
Contohnya, Slide 10 berbicara mengenai “realistic target

si
for FID and commissioning”. Hal ini dibahas dalam judul

ne
ng
“Timing” pada Slide 67 tanggal 7 Februari.
5. Singkatnya, tidak ada dalam proposal yang tertulis dalam
slide 23 dan 24 Februari berdasarkan informasi milik

do
gu LNGI/EU; mereka didasarkan atau memperluas presentasi
Pemohon tertanggal 7 Februari 2006.

In
A
ii. Presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 16
Maret 2006 kepada Pertamina-Medco: Pemohon
ah

Kasasi/Mitsubishi menyajikan proposal untuk skema

lik
pengembangan Blok Donggi Senoro pada berbagai aspek
seperti kapasitas peralatan, manajemen proyek, strategi kontrak
am

ub
EPC, jadwal EPC, keuangan, kemitraan, pemasaran, perjanjian
dan jadwal. Sekali lagi, proposal yang berhubungan dengan
ep
aspek-aspek yang disebutkan diatas merupakan perluasan atau
k

elaborasi pada proposal pertama yang dibyuat pada 7 Februari


ah

2006. Contohnya:
R

si
1. Slide 3 merekomendasikan penggunaan kombinasi gas
yang tersimpan di kedua blok – hal ini konsisten dengan

ne
ng

asumsi yang dibuat dalam slide 59 tertanggal 7 Februari.


2. Pada Slide 13, Pemohon merekomendasikan

do
gu

keterlibatannya dalam kedua aktivitas upstream dan


downstream. Ini merupakan poin yang sama dalam Slide
69 tertanggal 7 Februari. Harus dipahami bahwa hal ini
In
A

sangatlah berbeda dari Beauty Contest yang terbatas pada


partisipasi mitra yang potensial didalam usaha bersama
ah

lik

(joint venture) yang hanya dapat melaksanakan aktivitas


downstream.
m

ub

3. Pada Slide 15 Pemasaran, Pemohon sekali lagi


merekomendasikan penjualan di pasar Jepang seperti
ka

rekomendasi didalam Slide 34 tanggal 7 Februari.


ep

4. Proposal yang berdasarkan permintaan Pertamina dan


ah

Medco tercantum dalam slide 7.


R

5. Slide 8 sampai 22 mencantumkan berbagai pilihan yang


es

Pemohon Kasasi/Mitsubishi dapat sediakan berdasarkan


M

ng

on
gu

Hal. 284 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 284
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
permintaan dan bukan yang digunakan dalam Beauty

R
Contest.

si
iii. Presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi tanggal 4

ne
ng
September 2006 kepada Pertamina dan Medco: Pemohon
Kasasi/Mitsubishi menampilkan kepercayaan dan
kemampuannya untuk pengembangan skema Blok Donggi

do
gu Senoro. Slide 12 samapai 25 mrangkum mengenai proposal
Pemohon Kasasi/Mitsubishi yang mana isinya serupa dengan

In
A
slide 8 samapai 22 dalam presentasi tanggal 16 Maret 2006.
Presentasi ini adalah pengulangan dari presentasi tanggal 16
ah

Maret 2006 dan oleh karena itu tidak mengikutsertakan apapun

lik
yang dugunakan dalam Beauty Contest.
1. Slide 3 sampai 18 mengandung informasi mengenai
am

ub
Pemohon sebagai perusahaan dan aktivitasnya di industri
LNG. Isi dari Slide secara material sama dengan isi yang
ep
ditemukan dalam slide 3 sampai 21 dari presentasi
k

Pemohon tertanggal 7 Februari 2006 sebagaimana


ah

didiskusikan diatas.
R

si
2. Slide 19 sampai 51 mengandung informasi mengenai
proposal Pemohon dari berbagai aspek Proyek seperti

ne
ng

Pemasaran, keuangan, manajemen proyek, jadwal dan


kemitraan. Informasi mengenai Slide secara material sama

do
gu

dengan informasi yang ditemukan di dalam slide


presentasi tertanggal 7 Februari dan 16 Maret 2006,
contohnya:
In
A

a. Slide 38 membahas mengenai kemampuan Pemohon


menjadi swing buyer untuk Proyek. Ini merupakan poin
ah

lik

yang sama dibuat didalam slide 42 presentasi tertanggal


7 Februari;
m

ub

b. Slide 42 membahas mengenai manajemen proyek


seperti Slide 4 di presentasi tertanggal 16 Maret;
ka

c. Slide 25 membahas mengenai partisipasi Pemohon


ep

dalam kedua aktivitas upstream dan downstream sama


ah

denga slide 13 dalam presentasi tertanggal 16 Maret


R

dan Slide 69 dalam presentasi tertanggal 7 Februari.


es

3. Dengan kata lain, presentasi dimaksudkan untuk


M

ng

mengulang presentasi tertanggal 16 Maret 2006 dan oleh


on
gu

Hal. 285 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 285
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena itu, tidak berhubungan dengan hal-hal yang

R
digunakan dalam Beauty Contest.

si
Dari rangkuman tersebut, jelas bahwa presentasi-presentasi

ne
ng
tersebut tidak terkait dengan Term of Reference yang
digunakan oleh Pertamina dan Medco dalam Beauty Contest.

do
gu Mohon agar Majelis Hakim Agung Yang Mulia untuk melihat
prentasi-presentasi tersebut secara keseluruhan. Apabila
dicermati, maka presentasti-presentasi tersebut membuktikan

In
A
bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi, Pertamina dan Medco
tidak melakukan pembahasan Term of Reference yang
ah

lik
digunakan Beauty Contest.
d. Sebaliknya, bukti-bukti menunjukkan bahwa Beauty Contest
tidak dimulai sebelum tanggal 1 September 2006 (lihat Surat
am

ub
No. 061/D20000/2006-SD tertanggal 1 September 2006) dan
sebelum itu, Pertamina dan Medco mungkin masih memutuskan
ep
secara internal, tanpa keterlibatan dari salah satu peserta
k

Beauty Contest termasuk Pemohon Kasasi/Mitsubishi, cara


ah

terbaik untuk memonetisasi Proyek Donggi-Senoro. Termohon


R

si
Kasasi/KPPU telah keliru, dan tanpa dasar apapun, berusaha

ne
untuk menarik proses Beauty Contest sampai sebelum 1
ng

September 2006.
e. Ini juga menekankan bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi

do
gu

bukanlah pemain LNG satu-satunya yang berkomunikasi


dengan Pertamina dan Medco selama periode awal tahun 2006
In
dan sebelum Beauty Contest. Laporan Termohon Kasasi/KPPU
A

sendiri dalam proses penyelidikan mengakui fakta bahwa


sedikitnya lima anggota lainnya, yaitu Golar, LNGI/EU, Mitsui,
ah

lik

Itochu dan Anadarko, diketahui telah berkomunikasi dengan


Pertamina dan/atau Medco dalam kaitannya dengan Proyek
m

ub

Donggi Senoro tersebut (yaitu, Laporan Dugaan Pelanggaran


(LDP) Termohon Kasasi/KPPU halaman 29-33 dan 36). Oleh
ka

karena itu, tidak ada alasan bagi Termohon Kasasi/KPPU untuk


ep

menyimpulkan bahwa presentasi Pemohon Kasasi/ Mitsubishi


ah

hanya eksklusif untuk Pemohon Kasasi/Mitsubishi dan


R

diskriminatif terhadap peserta lain ketika pada kenyataannya,


es
M

mereka juga memiliki kesempatan yang sama.


ng

on
gu

Hal. 286 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 286
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f. Terkait dengan presentasi pada tanggal 4 September 2006,

R
dijelaskan (dan tidak ditolak oleh Termohon Kasasi/KPPU

si
dalam Putusan Termohon Kasasi/KPPU) bahwa Pemohon

ne
ng
Kasasi/Mitsubishi tidak mendiskusikan Term of Reference pada
pertemuan tanggal 4 September 2006. Tidak ada bukti yang
mendukung dalil Termohon Kasasi/KPPU bahwa tujuan dari

do
gu pertemuan ini adalah berkaitan dengan substansi dari Beauty
Contest. Pemohon Kasasi/Mitsubishi juga bukan satu-satunya

In
A
pihak yang memberikan presentasi kepada Pertamina dan
Medco selama waktu itu. Sebagaimana diakui oleh Termohon
ah

Kasasi/KPPU dalam laporannya, ada juga pemain LNG lainnya,

lik
yaitu Itochu, yang juga hadir pada waktu itu.
g. Perwakilan Pemohon Kasasi/Mitsubishi (Mr. Takuji Konzo)
am

ub
menegaskan kembali selama sidang dengan Termohon
Kasasi/KPPU pada tanggal 15 November 2010 bahwa
ep
Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak memberikan presentasi
k

tentang Term of Reference pada tanggal 4 September 2006,


ah

tetapi hanya tentang kemampuan Pemohon Kasasi/Mitsubishi


R

si
Hal ini adalah sebagaimana disebutkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Lanjutan tanggal 15 Nopember 2010 (lihat

ne
ng

dokumen Termohon Kasasi/KPPU, index B38). Hal ini konsisten


dengan isi slide presentasi yang telah disampaikan kepada

do
gu

Termohon Kasasi/KPPU.
h. Oleh karena itu, Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak memiliki lebih
banyak waktu maupun tidak memiliki peluang eksklusif
In
A

dibandingkan dengan pihak lain karena baru menerima kriteria


yang ditetapkan oleh Pertamina dan Medco dalam Beauty
ah

lik

Contest ketika menerima surat tertanggal 1 September dan 8


September 2006.
m

ub

i. Tidak ada cukup bukti atas perlakuan istimewa yang diberikan


kepada Pemohon Kasasi/Mitsubishi selama periode Beauty
ka

Contest. Tidak ada bukti untuk mendukung kesimpulan di atas


ep

pada ayat (4). Secara ringkas, Termohon Kasasi/KPPU tidak


ah

memiliki dasar untuk menyimpulkan bahwa ada bentuk perilaku


R

diskriminatif untuk kepentingan Pemohon Kasasi/Mitsubishi.


es
M

ng

on
gu

Hal. 287 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 287
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Beauty Contest tidak diarahkan untuk kepentingan Pemohon

R
Kasasi/Mitsubishi

si
a. Pemohon dengan ini menolak dalil Termohon Kasasi/KPPU dalam

ne
ng
ayat 1 sampai 3 halaman 222-223 Putusan KPPU, yang menyatakan
sebagai berikut:

do
gu "(1) Bahwa perbedaan penilaian antara tim penilai dari PNA dan
MEI menunjukkan bahwa tidak ada penentuan pandangan
umum antara tim penilai dari PNA dan MEI dalam memberikan

In
A
penilaian pada proposal penawar dari Beauty Contest. Majelis
Komisi telah menilai bahwa perbedaan dari penilaian terhadap
ah

lik
proposal tersebut telah merugikan peserta lelang dari Beauty
Contest;
am

ub
(2) Yang terkait dengan TOR dibuat tidak menentu, majelis komisi
telah menilai:
f. Alasan eliminasi dari konsorsium LNGEU atau Osaka Gas
ep
k

atau Golar adalah mereka tidak termasuk Perjanjian


ah

Tanggung Renteng dan sesuai dengan TOR karena TOR


R
meminta: "sebuah pernyataan definitif tentang kewajiban bagi

si
masing-masing pihak dari konsorsium”, dan dalam risalah

ne
ng

rapat pada tanggal 19 September 2006 mereka tidak pernah


meminta perjanjian tersebut dan hanya menjelaskan bahwa
Kemitraan oleh Konsorsium adalah mungkin tanggung jawab

do
gu

tanggung renteng;
g. Konflik antara TOR dan keputusan dewan direksi, yaitu
In
A

dalam hal tujuan pemasaran. TOR menyebutkan bahwa


tujuan pemasaran adalah Jepang, Korea, dan Taiwan,
ah

sedangkan direksi melarang pemasaran ke Korea dan


lik

Taiwan;
h. TOR tidak menjelaskan tentang penolakan oleh penawar
m

ub

tertentu, namun dewan direksi melarang penawar untuk


melibatkan Osaka Gas karena pembeli barat;
ka

ep

i. TOR tidak meminta teknologi apa yang dikehendaki namun


dewan direksi meminta teknologi yang telah terbukti;
ah

j. Majelis Komisi telah menilai bahwa penilaian hasil dari


R

Beauty Contest berdasarkan alasan non-ekonomis yang tidak


es
M

ng

on
gu

Hal. 288 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 288
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ada dalam TOR seperti yang dijelaskan di atas, membuktikan

R
TOR yang dibuat dengan tidak pasti;

si
(3) Yang berhubungan dengan proposal mengikat majelis komisi

ne
ng
telah menilai bahwa persyaratan untuk mengikat proposal ini
diarahkan untuk MC sebagai pemenang. Hal ini disebabkan

do
gu karena Dewan Direksi PNA dan MEI mempertanyakan proposal
"mengikat" setelah tim evaluasi memberikan kuesioner
tambahan untuk MC dan Mitsui. Kuesioner tambahan

In
A
merupakan kelanjutan dari pertemuan yang diadakan pada
tanggal 7 November 2006 berdasarkan hasil kuesioner
ah

lik
tambahan tim evaluasi yang menyimpulkan bahwa usulan Mitsui
lebih baik daripada MC dan direkomendasikan berkata penting
kepada Wakil Direktur PNA"
am

ub
b. Tidak ada bukti yang dapat mendukung dalil Termohon Kasasi/KPPU
dalam Putusan KPPU bahwa Beauty Contest dilaksanakan untuk
ep
kepentingan Pemohon Kasasi/Mitsubishi.
k

c. Harus ditekankan bahwa Pertamina dan Medco tidak diwajibkan


ah

untuk melakukan Beauty Contest sejak awal. Pertamina dan Medco


R

si
dapat menunjuk langsung Pemohon Kasasi/Mitsubishi sebagai mitra

ne
jika mereka menginginkan hal tersebut dari awal. Hal ini merupakan
ng

praktik industri yang diterima - misalnya, Inpex Corporation yang


merupakan satu-satunya pengelola Blok Masela di dekat Maluku

do
gu

baru-baru ini memilih PT EMP Energi Indonesia secara langsung


(tanpa proses seleksi) untuk bersama-sama mengoperasikan Blok
In
Masela dengannya. Oleh karena itu, fakta bahwa Turut Pertamina
A

dan Medco menyelenggarakan Beauty Contest merupakan bukti


niat mereka untuk mencari mitra yang terbaik dan adalah keliru
ah

lik

apabila saat itu diasumsikan bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi


akan menjadi mitra tersebut.
m

ub

d. Adalah tidak masuk akal untuk mengasumsikan bahwa


Pertamina dan Medco bersedia menanggung kesulitan tambahan
ka

dan biaya penyelenggaraan untuk mengadakan Beauty Contest


ep

dan mempekerjakan penilai pihak ketiga seperti PWC dan White


ah

and Case hanya untuk dapat menunjuk Pemohon


R

Kasasi/Mitsubishi - padahal mereka dapat melakukan hal


es
M

tersebut secara langsung. Tujuannya sudah pasti untuk


ng

on
gu

Hal. 289 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 289
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memuaskan diri mereka sendiri bahwa mereka akan mendapatkan

R
mitra yang terbaik melalui proses seleksi.

si
e. Terkait dengan penggunaan dua metode penilaian yang berbeda,

ne
ng
tidak terdapat logika untuk menghubungkan fakta ini dengan asumsi
bahwa Beauty Contest diarahkan untuk kepentingan Pemohon
Kasasi/Mitsubishi. Jikapun ada, fakta bahwa Pertamina dan Medco

do
gu menggunakan dua metode yang berbeda menunjukan sebuah proses
yang adil dan kompetitif yang dilakukan oleh dua perusahaan

In
A
independen. Akan jauh lebih menunjukan terjadinya sebuah
persekongkolan apabila dua pihak yang meninjau proposal
ah

menggunakan kriteria yang sama dan mencapai kesimpulan yang

lik
sama - kebalikan dari apa yang terjadi dalam perkara ini.
f. Dalam kenyataannya, perbedaan dalam penilaian hanya merupakan
am

ub
sebuah cerminan dari perbedaan pengalaman antara Pertamina dan
Medco sebagaimana dijelaskan oleh Tn. James Ball dalam Afidavit
ep
Ball 1. Perbedaan dalam metode tidak merugikan para peserta
k

karena mereka diperlakukan sama untuk semua proposal. Hal


ah

tersebut tidak membuat evaluasi Term of Reference mejadi tidak


R

si
jelas per se. Bukti yang sebelumnya terungkap di hadapan
Termohon Kasasi/KPPU dan sekarang disampaikan kepada

ne
ng

Majelis Hakim Agung Yang Mulia adalah bahwa Medco dan


Pertamina melaksanakan metode penilaian mereka secara adil

do
gu

terhadap masing-masing proposal. Selain itu, Term of Reference


itu sendiri adalah suatu bentuk dari sistem penilaian, yaitu
penilaian dengan rujukan terhadap persyaratan yang tertuang
In
A

didalamnya. Hal tersebut menjadi suatu persyaratan minimal


yang harus dapat dilalui oleh calon mitra.
ah

lik

g. Dalam Berita Acara Pemeriksaan dari Pertamina tertanggal 15


November 2010, dinyatakan bahwa Term of Reference adalah
m

ub

sebuah persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh perserta dari


Beauty Contest. Selanjutnya, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan
ka

dari Medco tertanggal 2 November 2010 metode evaluasi yang


ep

berbeda yang digunakan oleh Pertamina dan Medco adalah alamiah


ah

dikarenakan perbedaan karakteristik antara Pertamina dan Medco.


R

h. Dalam kaitannya dengan Term of Reference, dari sudut pandang


es

Pemohon Kasasi/Mitsubishi, sebagai pemain industri yang mapan,


M

ng

kriteria yang digunakan oleh Pertamina dan Medco dalam Term of


on
gu

Hal. 290 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 290
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Reference cukup pasti dan jelas untuk mempersiapkan sebuah

R
proposal yang responsif. Bahwa seluruh pemain industri yang

si
menerima Term of Reference dan berminat atas Proyek Donggi

ne
ng
Senoro berhasil mengajukan proposal yang responsif merupakan
bukti dari kejelasan dan ruang lingkup yang pasti dari kriteria
tersebut.

do
gu i. Termohon Kasasi/KPPU menyimpulkan bahwa Term of Reference
tidak jelas tanpa referensi yang jelas. Sebaliknya, Pemohon

In
A
Kasasi/Mitsubishi telah mengajukan bukti yang tidak terbantah dari
Tn. James Ball bahwa kriteria dari Term of Reference tersebut telah
ah

sesuai (Ringkasan Eksekutif dari the Afidafit Ball 1 (halaman ix and

lik
x)):
“…d. Were the right criteria chosen? We believe that it was correct to
am

ub
pick selection criteria that were largely qualitative and which
defined a partner that would provide capabilities and credibility
ep
which needed to be strengthened. These included proven, long
k

standing LNG experience, especially along the whole value


ah

chain and financial strength. Such a partner would know how to


R

si
make the appropriate technical choices, thus the technology
issue need not be included.

ne
ng

e. Was the list of invitees discriminatory? If anything, we are


surprised by the breadth of the list of invited parties; it was the

do
gu

opposite of discriminatory. It gave many newcomers a chance


to prove themselves but also wisely included some more
experienced contenders.
In
A

f. Was the contest fairly conducted? We believe that screening


criteria used and the method used by Pertamina to evaluate the
ah

lik

bids were reasonable and fit for purpose. The two strongest
candidates across the two evaluations, Pemohon
m

ub

Kasasi/Mitsubishi and Mitsui were shortlisted following further


evaluation by a joint team. These candidates were clearly the
ka

most qualified contenders by the standards required at the


ep

beginning of the process.”


ah

Terjemahan tidak resmi:


R

(...d. Apakah kriteria yang terbaik terpilih? Kami percaya bahwa


es

adalah benar untuk menentukan kriteria seleksi yang sebagian


M

ng

besar kualitatif dan yang mendefinisikan seorang mitra yang


on
gu

Hal. 291 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 291
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mampu memberikan kemampuan dan kredibilitas yang

R
dibutuhkan untuk memperkuat. Hal-hal ini termasuk,

si
pengalaman LNG yang panjang dan terbukti, terutama bersama

ne
ng
dengan seluruh mata rantai (value chain) dan kekuatan
keuangan. Mitra tersebut harus tahu bagaimana caranya
membuat pilihan-pilhan teknis secara tepat, sehingga masalah

do
gu teknologi tidak perlu dimasukkan.
e. Apakah daftar undangan bersifat diskriminatif? Jika ada,

In
A
kami terkejut dengan banyaknya daftar pihak-pihak yang
diundang; hal itu justru kebalikan dari diskriminatif. Hal tersebut
ah

memberikan peluang kepada banyak pendatang baru untuk

lik
membuktikan diri mereka tetapi juga dengan bijaksana
melibatkan beberapa peserta yang lebih berpengalaman.
am

ub
f. Apakah kontes tersebut dilakukan dengan adil? Kami
percaya bahwa kriteria penyaringan dan metode yang
ep
digunakan Pertamina untuk mengevaluasi tawaran-tawaran
k

adalah masuk akal dan cocok untuk tujuan. Dua kandidat


ah

terkuat setelah melewati dua evaluasi, Pemohon


R

si
Kasasi/Mitsubishi dan Mitsui terpilih untuk mengikuti evaluasi
berikutnya oleh tim gabungan. Kandidat-kandidat ini adalah

ne
ng

jelas-jelas merupakan peserta yang paling memenuhi


persyaratan yang disyaratkan pada awal proses.)

do
gu

j. Terkait dengan persyaratan proposal yang mengikat yang


diajukan Pertamina dan Medco, hal ini saja tidak dapat
membuktikan bahwa terdapat sebuah persekongkolan untuk
In
A

mengarahkan Pemohon Kasasi/Mitsubishi sebagai pemenang


dari Beauty Contest. Perlu ditekankan bahwa Pemohon
ah

lik

Kasasi/Mitsubishi tidak memiliki peran apa pun dalam


menentukan kriteria dari Beauty Contest, termasuk
m

ub

persyaratan untuk proposal yang mengikat. Namun, ketika


persyaratan untuk proposal yang mengikat diajukan, Pemohon
ka

berpaya sebaik mungkin untuk mengakomodasi persyaratan.


ep

Adalah di luar kendali dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi


ah

bahwa peserta lainnya (contoh Mitsui) dapat atau tidak


R

dapat mengakomodasi persyaratan tersebut. Pemohon


es

Kasasi/Mitsubishi tidak dapat dianggap bertanggung jawab atas


M

ng

pengajuan persyaratan tersebut.


on
gu

Hal. 292 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 292
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
k. Dalam hal apapun, hal tersebut umum dalam praktek industri

R
bagi pemilik proyek untuk meminta proposal yang mengikat

si
pada akhir proses karena akan menunjukkan komitmen dari

ne
ng
peserta Beauty Contest dan "mengurangi resiko proyek"
sebagaimana dijelaskan oleh Tn. James Ball (Afidavit Ball 1
pada halaman 43). Persyaratan ini tentu akan menguntungkan

do
gu proyek Donggi Senoro dan rakyat Indonesia.
l. Selanjutnya, adalah juga merupakan hal yang biasa untuk membuat

In
A
persyaratan tambahan di tengah proses Beauty Contest. Dalam ayat
8 halaman 215 Putusan KPPU, menyatakan sebagai berikut:
ah

lik
"Bahwa Beauty Contest menjadi lebih menguntungkan daripada
tender dalam hal, itu diperlukan inovasi dan pendekatan yang
berbeda dalam menjalankan proyek yang. Melalui Kontes
am

ub
Kecantikan, penawar mungkin berkontribusi penciptaan dan
menyesuaikan kebutuhan khusus, karena persyaratan yang
ep
belum ditetapkan namun pada pertama (Maarten Janssen (Ed),
k

2004)"
ah

R
m. Oleh karena itu, jelas bahwa Termohon Kasasi/KPPU tidak

si
memiliki bukti untuk mendukung kesimpulan bahwa Beauty

ne
ng

Contest diarahkan oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi, Pertamina


atau Medco untuk kepentingan Pemohon Kasasi/Mitsubishi dan
kesimpulan tersebut harus ditolak.

do
gu

5. Tidak ada persekongkolan antara Pemohon Kasasi/Mitsubishi,


Pertamina dan Medco
In
A

a. Pemohon Kasasi/Mitsubishi dengan ini menolak dalil Termohon


Kasasi/KPPU dalam ayat 8.9.1 sampai 8.9.3 halaman 229-230
ah

Putusan KPPU, yang menyatakan sebagai berikut:


lik

"8.9.1. Bahwa perilaku diskriminatif adalah dalam bentuk


kesempatan diskusi dan presentasi yang hanya diberikan
m

ub

kepada MC serta memberikan undangan yang berbeda


ka

sebagai bentuk pemberian kesempatan eksklusif oleh PNA


ep

dan MEI sebagai penyelenggara Beauty Contest untuk


MC;
ah

8.9.2. Bahwa hasil dari penilaian yang berbeda, TOR yang tidak
es

jelas dan permintaan proposal yang mengikat langsung ke


M

ng

on
gu

Hal. 293 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 293
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MC adalah bentuk PNA dan tindakan MEI dalam

R
penciptaan persaingan ditiru;

si
8.9.3. Bahwa pemberian kesempatan eksklusif serta persaingan

ne
ng
palsu adalah bentuk konspirasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22"

do
gu b. Meskipun telah melangsungkan proses penyidikan panjang selama
hampir dua tahun, Termohon Kasasi/KPPU tidak dapat
mengidentifikasikan bukti-bukti, baik langsung maupun tidak

In
A
langsung, untuk mendukung kesimpulan bahwa Pemohon
Kasasi/Mitsubishi bersekongkol dengan Pertamina dan Medco dalam
ah

lik
Beauty Contest.
c. Termohon Kasasi/KPPU mengutip empat faktor sebagai indikator
atau bentuk dari persekongkolan di atas, yang semuanya telah
am

ub
dibantah oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi.
d. Sehubungan dengan faktor pertama yaitu kesempatan eksklusif
ep
untuk diskusi diberikan hanya kepada Pemohon Kasasi/Mitsubishi,
k

seperti yang dijelaskan sebelumnya dan diakui dalam laporan


ah

penyelidikan Termohon Kasasi/KPPU sendiri, Termohom


R

si
Kasasi/KPPU bukan satu-satunya pihak yang berkomunikasi dengan

ne
Pertamina dan Medco. Dengan kata lain, diskusi dan presentasi tidak
ng

diberikan oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi secara eksklusif. Oleh


karena itu, kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU bahwa Pemohon

do
gu

Kasasi/Mitsubishi telah bersekongkol dengan Pertamina dan Medco


untuk mendapatkan peluang eksklusif untuk memberikan presentasi
In
dengan demikian telah gugur.
A

e. Selain itu, seandainya pun Majelis Hakim Agung Yang Mulia


berpandangan terdapat perlakuan “diskriminatif” yang diberikan untuk
ah

lik

kepentingan Pemohon Kasasi/Mitsubishi (yang mana disangkal) –


quod non -, hal ini tidak berarti bahwa terdapat persekongkolan
m

ub

antara para pihak tanpa adanya bukti-bukti lainnya. Hal ini karena
suatu persekongkolan mensyaratkan suatu maksud bersama untuk
ka

mencapai suatu tujuan bersama.


ep

f. Akan tetapi, telah ditunjukkan bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi


ah

tidak meminta kesempatan untuk memberikan presentasi. Presentasi


R

tersebut diberikan atas permintaan Pertamina dan Medco. Pihaknya


es
M

juga telah menunjukkan bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak


ng

on
gu

Hal. 294 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 294
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memiliki keterlibatan apa pun dalam menentukan pemenang Beauty

R
Contest atau kriteria yang akan digunakan dalam Beauty Contest.

si
g. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa Pemohon

ne
ng
Kasasi/Mitsubishi bersama-sama dengan Pertamina dan Medco
sejak awal bertujuan untuk memperlakukan Pemohon
Kasasi/Mitsubishi lebih baik dibandingkan dengan para peserta

do
gu lainnya. Selain itu, juga tidak ada bukti untuk menunjukkan bahwa
Pemohon Kasasi/Mitsubishi bersama-sama dengan Pertamina dan

In
A
Medco sejak awal bertujuan untuk menentukan Pemohon
Kasasi/Mitsubishi sebagai pemenang.
ah

h. Terkait dengan faktor-faktor lainnya yaitu perbedaan waktu untuk

lik
pengiriman undangan, perbedaan sistem penilaian dan persyaratan
proposal yang mengikat, Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak terlibat
am

ub
dalam keputusan apapun yang berkaitan dengan Beauty
Contest. Termohon Kasasi/KPPU tidak mengidentifikasi adanya bukti
ep
(dan memang tidak ada) atas keterlibatan Pemohon
k

Kasasi/Mitsubishi dalam setiap proses pengambilan keputusan,


ah

seperti contoh keputusan kapan untuk mengirimkan undangan,


R

si
keputusan untuk menentukan kapan mengenakan persyaratan
mengikat atau keputusan tentang bagaimana menilai proposal.

ne
ng

Dengan tidak adanya keterlibatan Pemohon Kasasi/Mitsubishi, tidak


dimungkinkan adanya persekongkolan apapun antara Pemohon

do
gu

Kasasi/Mitsubishi dengan Pertamina dan Medco.


i. Hal yang lebih penting, apabila Pertamina dan Medco berkeinginan
untuk menunjuk Pemohon Kasasi/Mitsubishi sebagai mitra mereka,
In
A

mereka tidak harus bersekongkol dengan Pemohon Kasasi/Mitsubishi


dan melaksanakan Beauty Contest. Mereka dapat menunjuk
ah

lik

Pemohon Kasasi/Mitsubishi secara langsung. Fakta ini saja


membantah kesimpulan bahwa terdapat persekongkolan atau bahwa
m

ub

Beauty Contest dilakukan untuk kepentingan dari Pemohon


Kasasi/Mitsubishi.
ka

j. Selanjutnya, Pedoman KPPU dalam halaman 18 menyebutkan


ep

bahwa indikator-indikator yang harus ada harus tetap dibuktikan


ah

dengan bukti oleh Termohon Kasasi/KPPU. Dengan kata lain,


R

indikator-indikator saja tidak mencukupi untuk membuktikan


es

persekongkolan:
M

ng

on
gu

Hal. 295 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 295
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu persengkokolan

R
dalam tender, berikut dijelaskan berbagai indikasi persekongkolan

si
yang sering dijumpai pada pelaksanaan tender. Perlu diperhatikan

ne
ng
bahwa, hal-hal berikut merupakan indikasi persekongkolan
sedangkan bentuk atau perilaku persekongkolan maupun tidak
adanya persekongkolan tersebut harus dibuktikan melalui

do
gu pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa atau Majelis KPPU.”
k. Berdasarkan penjelasan diatas, sangatlah jelas bahwa tidak ada

In
A
persekongkolan antara Pemohon Kasasi/Mitsubishi, Pertamina dan
Medco terkait dengan proses Beauty Contest. Dengan tidak adanya
ah

bukti apa pun berkaitan dengan persekongkolan, maka kesimpulan

lik
Termohon Kasasi/KPPU harus ditolak.
6. Tidak ada persekongkolan untuk mendapatkan atau menggunakan
am

ub
informasi LNGI yang dikategorikan sebagai Rahasia Dagang
a. Pemohon Kasasi/Mitsubishi dengan ini menolak dalil Termohon
ep
Kasasi/KPPU dalam paragraph 1 sampai 8 halaman 232-234 dari
k

Putusan KPPU, yang menyatakan sebagai berikut:


ah

"(1) Bahwa berdasarkan Putusan KPPU Nomor 19/KPPU-L/2007


R

si
sebagamana dikuatkan dengan Putusan MA No. 158

ne
K/PDTSUS/2009 dated 23 June 2009,Pengertian mengenai
ng

Rahasia perusahaan mungkin diadaptasi dari Pengertian dari


Rahasia Dagang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

do
gu

No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang dalam (Undang-


Undang Nomor 30 Tahun 2000);
In
A

(2) Bahwa berdasarkan pasal 1 angka 1 dari Undang-Undang


Nomor 30 Tahun 2000, rahasia Dagang adalah “Informasi yang
ah

tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis,


lik

mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan


usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh Pemilik Rahasia
m

ub

Dagang”;
ka

(3) Bahwa dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 “


ep

Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode


produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi
ah

lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai


es

ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum;


M

ng

on
gu

Hal. 296 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 296
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(4) Bahwa lebih lanjut mengenai ruang lingkup dari rahasia dagang

R
dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 menyatakan

si
sebagai berikut:

ne
ng
1. Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi
tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga

do
gu kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya;

2. Indormasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut


hanya dike-tahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui

In
A
secara umum oleh masyarakat;

3. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat


ah

lik
kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau
am

ub
dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi;

4. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik


ep
atau para pihak yang menguasainya telah melakukan
k

langkah-langkah yang layak dan patut."


ah

(5) Bahwa berkaitan dengan due diligence yang dilakukan oleh MC


R

si
kepada LNGI, Pendahuluan dari due diligence adalah setelah
MC melakukan presentasi kepada PNA dan MEI. Dalam salah

ne
ng

satu presentasi berkaitan dengan Permintaan dan Saran dari


MC memuat: “MC menginginkan adanya peluang untuk

do
gu

mereview data pada permulaan perihal Hulu dan Hilir”.lebih


lanjut MEI memfasilitasi MC untuk melihat data hilir dengan
In
meminta MC TO melakukan due diligence kepada LNGI;
A

(6) Bahwa hasil dari MC due diligence kepada LNGI memberikan


ah

data untuk MC dalam persiapan proposal proyek sedikitnya


lik

untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam presentasi pada 7 Februari 2006, MC menyatakan


m

ub

kepada para pihak: “MC menawarkan Kapasitas terminal


ka

yang tersedia (mencapai c.2 MTPA) telah dijaminkan dalam


ep

U.S/Go.M, sebagaimana diperlukan untuk menjamin arus kas


yang cukup dan pembiayaan untuk permulaan FID”.Setelah
ah

dilakukan due diligence dan dinila bahwa teknologi yang


es

diawarkan oleh LNGI dengan kapasitas 1.0 mtpa,


M

memberikan inspirasi kepada MC sebgaimana telah


ng

on
gu

Hal. 297 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 297
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan dalam presentasi pada 23 dan 24 Februari 2006

R
bahwa Kilang minyak dengan kapasitas 2.0 mtpa X 1

si
mencukupi untuk menggabungkan Donggi-Senoro.

ne
ng
b. Dalam presentasi pada 7 Februari 2006, MC tidak
didiskusikan tentang DMO (Kewajiban Pasar Domestik) tetapi

do
gu setelah melakukan due diligence dan dari aspek komersia
dapat melihat DMO, kemudian dalam proposal pada 16 Maret
2006, MC mendiskusikan DMO, bahwa dalam mengatasi

In
A
permasalahan DMO;

(7) Bahwa Majelis Komisi menilai informasi hasil due diligence yang
ah

lik
dimanfaatkan oleh MC dalam menyusun proposal proyek
dikategorikan sebagai rahasia perushaan karena memenuhi
am

ub
criteria dalam lingkup rahasia dagang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 UU No. 30 Tahun 2000 yaitu informasi diaggap
dijaga kerhasiaannya apabila memiliki nilai ekonomi dan pemilik
ep
k

atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-


ah

langkah layak dan patut sebagaimana telah ditempuh melalui


R
confidentiality agreement;

si
(8) Bahwa terkait dengan hasil due diligence merupakan

ne
ng

persekongkolan untuk mendapatka informasi rahasia


pesaingnya, majelis komisi menilai bahwa sepanjang informasi

do
digunakan oleh pihak lain untuk kepentingan bisnis dan
gu

mendapatkan manfaat dari informasi tersebut maka tindakan


tersebut dapat dikategorikan sebagai persekongkolan untuk
In
A

mendapatkan rahasia perusahaan pesaingnya."


b. Ada baiknya mengingat fakta tak terbantahkan mengenai due
ah

lik

diligence:
i. Pada tanggal 7 Februari 2006, Pemohon
Kasasi/Mitsubishi membuat presentasi umum kepada
m

ub

Pertamina dan Medco mengenai ketertarikannya dalam


ka

Proyek Donggi Senoro dan kemampuannya serta ide-


ep

ide yang diusulkannya.


ii. Segera setelah itu, Pemohon Kasasi/Mitsubishi diminta
ah

untuk melakukan peninjauan terhadap pekerjaan awal


es

LNGI berkaitan dengan Blok Senoro. LNGI menyetujui


M

ng

on
gu

Hal. 298 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 298
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peninjauan tersebut berdasarkan Perjanjian

R
Kerahasiaan.

si
iii. Pada tanggal 23 dan 24 Februari 2006, Pemohon

ne
ng
Kasasi/Mitsubishi menyampaikan hasil peninjauan
tersebut kepada operator Blok Senoro.
iv. Pemohon Kasasi/Mitsubishi bukan satu-satunya pihak

do
gu yang diminta untuk melakukan peninjauan. Mitsui dan
Anadarko melakukan hal yang sama pada saat/sekitar

In
A
waktu yang bersamaan.
c. Sehubungan dengan kesimpulan pada point (5) bahwa due
ah

diligence dipicu oleh permintaaan Pemohon Kasasi/

lik
Mitsubishi untuk peninjauan data:
i. Permintaan Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk “sebuah
am

ub
kesempatan untuk melakukan peninjauan data” dibuat
pada tanggal 7 Februari 2006 (lihat halaman 69 dari
ep
Presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi), bahkan
k

sebelum Pemohon Kasasi/Mitsubishi meyadari


ah

keterlibatan LNGI/EU dalam Blok Senoro. Lebih lanjut,


R

si
permintaan tersebut diajukan dalam kaitannya dengan
data yang dimiliki Pertamina dan Medco yang

ne
ng

berhubungan dengan kegiatan mereka dalam (baik hulu


maupun hilir) untuk Blok Matindok dan Senoro. Hal ini

do
gu

tidak berkaitan dengan LNGI/EU.


ii. Permintaan informasi tersebut merupakan hal yang
biasa, mengingat suatu pemain LNG perlu memahami
In
A

sifat dari Blok-Blok terkait dan proyek yang


bersangkutan sebelum dapat berpartisipasi. Dengan
ah

lik

kata lain, tidak ada bukti yang menunjukkan hubungan


langsung antara permintaan Pemohon Kasasi/Mitsubishi
m

ub

untuk peninjauan data dan permintaan Medco kepada


Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk meninjau pekerjaan
ka

awal LNGI/EU.
ep

iii. Selanjutnya, tidak dapat dibantah bahwa permintaan


ah

untuk melakukan due diligence tersebut tidak hanya


R

dimintakan kepada Pemohon Kasasi/Mitsubishi tetapi


es

juga kepada Mitsui dan Anadarko. Hal ini membuktikan


M

ng

bahwa bukan Pemohon Kasasi/Mitsubishi yang memulai


on
gu

Hal. 299 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 299
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
due diligence tersebut. Fakta ini tidak dapat dibantah

R
oleh Direktur LNGI/EU sendiri selama sidangnya

si
dengan Termohon Kasasi/KPPU pada tanggal 22

ne
ng
November 2010 (lihat dokumen B42 dari berkas
dokumen Termohon Kasasi/KPPU pada tanggapan
terhadap pertanyaan no. 18).

do
gu d. Sehubungan dengan kesimpulan bahwa hasil due diligence
memberikan Pemohon Kasasi/Mitsubishi dasar dalam

In
A
mempersiapkan proposalnya:
i. Pertama-tama, harus ditekankan bahwa hal ini
ah

merupakan hal baru yang tidak pernah diangkat

lik
sebelumnya oleh Termohon Kasasi/KPPU yang
melanggar hak dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk
am

ub
diberi kesempatan menyampaikan pembe-laannya.
ii. Dalam hal apapun, adalah tidak benar untuk
ep
menyatakan bahwa opsi Pemohon Kasasi/Mitsubishi
k

untuk memiliki 2.0 mtpa x 1 train dibuat setelah


ah

Pemohon Kasasi/Mitsubishi meninjau pekerjaan awal


R

si
LNGI/EU. Opsi ini terdapat dalam presentasi Pemohon
Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 7 Februari 2006 (slide

ne
ng

59). Pada Map yang diberi label “Proyek LNG dalam


Konstruksi dan Perencanaan”, label Sulawesi LNG –

do
gu

Indonesia merujuk pada proyek dan disebutkan dalam


bagan Pemohon Kasasi/Mitsubishi bahwa opsinya
adalah 1.95 mtpa x 1 atau 0.85 mtpa x 2. Dengan
In
A

demikian, hal ini jelas menunjukkan bahwa proposal


Pasasi Kasasi/Mitsubishi dalam slide-slide tanggal 7
ah

lik

Februari 2006 didasarkan pada presentasi sebelumnya


dan bukan berasal dari informasi milik LNGI/EU.
m

ub

iii. Berkaitan dengan masalah kewajiban pasar domestik,


sekali lagi, informasi ini merupakan informasi yang
ka

disediakan oleh Pertamina dan Medco atau BPMigas


ep

karena merekalah pihak yang mengetahui setiap


ah

persyaratan pemerintah untuk penjualan gas untuk


R

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Informasi ini,


es

walaupun tidak disampaikan dalam presentasi slide


M

ng

pada tanggal 7 Februari 2006, tidak termasuk kedalam


on
gu

Hal. 300 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 300
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
informasi yang termasuk dalam kategori Rahasia

R
Dagang LNGI/EU karena informasi ini bukan merupakan

si
milik LNGI/EU. Informasi ini akan menjadi informasi

ne
ng
yang dimiliki oleh pemilik proyek atau Pemerintah
Indonesia yang telah membicarakan hal ini dengan
pemilik proyek.

do
gu iv. Dalam hal apapun, masalah kewajiban gas dalam
negeri merupakan pengetahuan umum sejak bulan

In
A
Agustus 2005. Afidavit Tambahan Mr. James Ball
(Affidavit Ball 2) menambahkan beberapa publikasi
ah

industri tentang Indonesia yang dipublikasikan di bulan

lik
Agustus 2005 yang menyebutkan persyaratan
penyediaan gas untuk produsen pupuk di Indonesia
am

ub
dibandingkan menjualnya ke luar negeri (Lihat Analisis
Masalah Gas berjudul “Indonesia – what plaques the
ep
gas industry:” sebagaimana terlampir pada Afidafit Ball
k

2).
ah

v. Sebagai kesimpulan, tidak ada bukti untuk mendukung


R

si
kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU bahwa Pemohon
Kasasi/Mitsubishi telah menggunakan hasil due

ne
ng

diligence sebagai dasar dalam persiapan proposalnya.


Termohon Kasasi/KPPU tidak menunjukkan informasi

do
gu

apa yang ditinjaunya dalam due diligence yang muncul


dalam proposal Pemohon Kasasi/Mitsubishi atau
presentasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi karena dalam
In
A

kenyataannya Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak


menggunakan informasi tersebut. Hal ini didukung oleh
ah

lik

bukti dari saksi ahli yang telah menganalisa sifat dari


informasi LNGI/EU sebagaimana dipresentasikan dalam
m

ub

temuan Pemohon Kasasi/Mitsubishi.


e. Sehubungan dengan kesimpulan pada paragraf (7) halaman
ka

232-234 dari Putusan KPPU:


ep

i. Keberadaan Perjanjian Kerahasiaan saja tidak cukup


ah

untuk menyimpulkan bahwa informasi yang ditinjau


R

adalah “Rahasia Dagang” LNGI. Hal ini dikarenakan


es

meskipun Perjanjian Kerahasiaan itu sendiri mengakui


M

ng

bahwa informasi yang diungkapkan akan menjadi


on
gu

Hal. 301 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 301
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“informasi rahasia” hanya apabila informasi tersebut

R
merupakan “informasi bernilai rahasia” yaitu yang tidak

si
diketahui oleh pihak lainnya. Selanjutnya, menurut

ne
ng
Pasal 1 Nomor 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2000, rahasia dagang adalah “Informasi yang tidak
diketahui oleh umum dalam bidang teknologi dan/atau

do
gu bisnis”. Oleh karena itu, informasi seperti cadangan gas
pada blok dan kewajiban gas dalam negeri tidak akan

In
A
dianggap sebagai informasi rahasia.
ii. Termohon Kasasi/KPPU tidak menunjukkan informasi
ah

mana yang menjadi milik LNGI/EU yang merupakan

lik
informasi rahasia sehingga kesimpulannya harus
ditolak.
am

ub
f. Sehubungan dengan kesimpulan pada paragraf (8) halaman
232-234 dari Putusan KPPU:
ep
i. Pertama-tama, harus digarisbawahi bahwa Termohon
k

Kasasi/KPPU belum menyatakan mengapa pihaknya


ah

menganggap LNGI sebagai pesaing dari Pemohon


R

si
Kasasi/Mitsubishi. Telah disampaikan bahwa LNGI
bukanlah pesaing dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi.

ne
ng

(sehingga Pasal 23 menjadi tidak berlaku) karena:


1. LNGI menawarkan sebuah skema untuk satu blok

do
gu

yaitu Blok Senoro, dimana LNGI akan bertindak


sebagai pembeli gas untuk membeli gas dari
Pertamina dan Medco. LNGI juga menawarkan
In
A

teknologinya yaitu konsep kilang LNG mini untuk


memproses gas yang dibeli. LNGI selanjutnya
ah

lik

akan menjual gas tersebut. (LDP Termohon


Kasasi/KPPU yang meringkas Perjanjian
m

ub

Ekslusivitas).
2. Pemohon Kasasi/Mitsubishi, di sisi lain,
ka

menawarkan dalam presentasi awalnya pada


ep

tanggal 7 Februari 2006 (sebelum due diligence


ah

dilakukan dan sebelum Pemohon


R

Kasasi/Mitsubishi menyadari minat dari LNGI)


es

untuk terlibat dalam semua aspek dari kegiatan


M

ng

hulu dan hilir dari dua blok tersebut yaitu Blok


on
gu

Hal. 302 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 302
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Matindok dan Blok Senoro.

R
ii. Lebih lanjut, LNGI dan Pemohon Kasasi/Mitsubishi

si
beroperasi pada dua pasar yang berbeda. LNGI

ne
ng
terutama bergerak dalam penyediaan teknologi dan
pengalamannya sebagian besar terkonsentrasi dalam
pembelian gas serta pembangungan dan

do
gu pengoperasian kilang LNG mini. Dilain pihak, Pemohon
Kasasi/Mitsubishi merupakan pemain semua mata

In
A
rantai (all value chain) yang dapat melakukan semua
aspek dalam kegiatan hulu dan hilir.
ah

iii. Tidak ada keuntungan yang diperoleh Pemohon

lik
Kasasi/Mitsubishi dalam meninjau pekerjaan awal
LNGI/EU karena Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak
am

ub
dapat menggunakan informasi yang dimiliki oleh
LNGI/EU serta tidak menggunakan informasi tersebut.
ep
iv. Termohon Kasasi/KPPU tidak mengidentifikasi informasi
k

tertentu mana yang merupakan milik LNGI, yang


ah

digunakan dalam proposal Pemohon Kasasi/Mitsubishi.


R

si
Mohon agar Majelis Hakim Agung Yang Terhomat
memeriksa semua slide presentasi Pemohon

ne
ng

Kasasi/Mitsubishi. Pemeriksaan tersebut akan


menunjukkan bahwa tidak ada informasi LNGI yang

do
gu

digunakan dalam slide presentasi Pemohon


Kasasi/Mitsubishi ataupun proposal dalam Beauty
Contest.
In
A

v. Lebih penting lagi, Pemohon Kasasi/Mitsubishi telah


menunjukkan bukti yang sangat kuat melalui Afidafit Ball
ah

lik

1 dimana Mr. James Ball meninjau slide-slide tersebut


dan membuktikan bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi
m

ub

tidak dan tidak mungkin menggunakan informasi LNGI


apapun selama pelaksanaan due diligence. Dalam
ka

Afidafit Ball 1, Mr. James Ball menganalisa slide


ep

presentasi dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi mengenai


ah

pekerjaan awal LNGI (Afidafit Ball 1 halaman 39 dan 40)


R

dan membuat kesimpulan sebagai berikut:


es
M

"We do not believe that the knowledge of the work


ng

carried out by LNGI could in any way have given either


on
gu

Hal. 303 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 303
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mitsui or Mitsubishi any advantage in the partner

R
selection process that would have resulted in either of

si
those companies being shortlisted or being finally

ne
ng
selected. What information there was related largely to
technology or was specific to the small scheme based
on Senoro alone. None of this was relevant to the larger

do
gu scheme for the combined Matindok and Senoro blocks.
In addition, technology was not a criterion used in

In
A
selecting the partners. The technology would be chosen
by the partners at a later stage in the project
ah

development from one of several well established

lik
providers of liquefaction technology. These companies
(such as Air Products) are not generally experienced in
am

ub
the management and development of LNG projects and
are not therefore chosen as partners in LNG projects.
ep
They are service providers. Mitsui and Mitsubishi are not
k

among them; they were offering their wider LNG


ah

development expertise and financial strength. LNGI’s


R

si
particular contribution was offering a small scale
technology for a small scale plant that was not proven

ne
ng

for baseload LNG” (Afidavit James Ball halaman 40).


Terjemahan tidak resmi:

do
gu

(Kami tidak mempercayai bahwa pengetahuan


(infomasi) pekerjaan yang dilakukan oleh LNGI dapat
dengan cara apapun, memberikan keuntungan bagi
In
A

Mitsui maupun Mitsubishi dalam proses seleksi mitra


yang menjadikan kedua perusahaan itu masuk dalam
ah

lik

daftar pilih atau pada akhirnya terpilih. Informasi


tersebut sangat berkaitan dengan teknologi atau
m

ub

spesifik dengan skema kecil yang berbasis pada Senoro


sendiri. Tak sedikitpun informasi yang relevan dengan
ka

skema lebih besar yang ada pada gabungan


ep

Matindok dan Blok Senoro. Di samping itu, teknologi


ah

bukanlah suatu kriteria yang dipakai untuk memilih


R

mitra. Teknologi akan dipilih oleh para mitra pada


es

tingkatan selanjutnya dalam pengembangan proyek dari


M

ng

satu atas beberapa penyedia teknologi liquefaction yang


on
gu

Hal. 304 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 304
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah mapan. Perusahaan-perusahaan tersebut (seperti

R
Air Products) tidak secara umum berpengalaman dalam

si
bidang pengelolaan dan pengembangan proyek-proyek

ne
ng
LNG serta tidak dipilih sebagai mitra dalam proyek-
proyek LNG. Mereka adalah penyedia layanan.
Sedangkan Mitsui dan Mitsubishi tidak sama dengan

do
gu perusahaan-perusahaan tersebut, mereka menawarkan
keahlian dan kekuatan finansial mereka dalam bidang

In
A
pengembangan LNG. Kontribusi khusus LNGI adalah
menawarkan sebuah teknologi skala kecil untuk sebuah
ah

kilang berskala kecil yang tidak teruji untuk LNG

lik
baseload)
vi. Sehingga, Kesimpulan Termohon Kasasi/KPPU yang
am

ub
menyatakan bahwa Pemohon Kasasi/ Mitsubishi telah
menggunakan informasi rahasia LNGI untuk
ep
keuntungannya sendiri harus ditolak.
k

7. Tidak Terjadi Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat yang akan


ah

Berujung Pada Pelanggaran Pasal 22 dan 23 Undang-Undang Anti


R

si
Monopoli
a. Pemohon kasai/Mitsubishi menolak asumsi Termohon Kasasi/KPPU

ne
ng

yang menyatakan bahwa telah terjadi persaingan usaha tidak sehat


dalam kondisi ini.

do
gu

b. Termohon Kasasi/KPPU tidak menjelaskan bagaimana persaingan


usaha tidak sehat terjadi dalam perkara ini. Termohon Kasasi/KPPU
hanya berasumsi bahwa tindakan yang dikeluhkan telah
In
A

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Termohon


Kasasi/KPPU juga berasumsi bahwa telah terjadi tindakan yang tidak
ah

lik

jujur atau melawan hukum. Namun, bagaimanapun juga, tidak


terdapat bukti yang menunjukkan:
m

ub

i. Sehubungan dengan Pasal 22, Beauty Contest tidak lain dari


sebuah proses seleksi secara adil untuk memilih calon mitra
ka

terbaik untuk Pertamina dan Medco;


ep

ii. Sehubungan dengan Pasal 23, Pemohon Kasasi/Mitsubishi


ah

telah menggunakan informasi LNGI untuk kepentingannya


R

sendiri.
es

c. Pemohon Kasasi/Mitsubishi telah mengajukan bukti ahli hukum yang


M

ng

menyatakan bahwa alasan dan prinsip efisiensi akan digunakan


on
gu

Hal. 305 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 305
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk menyimpulkan bahwa tidak terjadi persaingan usaha tidak

R
sehat dalam perkara ini. Bahkan seandainya pun terjadi

si
persekongkolan (yang telah disangkal) berdasarkan pasal 22 dan 23

ne
ng
– quod non -. Ahli Hukum Ibu Nugroho menjelaskan dalam
laporannya bahwa unsur “menyebabkan persaingan usaha tidak
sehat”, merupakan pencerminan dari persyaratan rule of reason

do
gu (halaman 15 kesaksian ibu Nugroho)

“Khususnya pembuktian unsur ”akibat perbuatan pelaku usaha

In
A
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat” Karena pembuktian unsur ”yang dapat mengakibatkan
ah

lik
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.” pada pasal 22 maupun
pasal 23 sesuai ketentuan UU No 5 Tahun 1999, pembuktiannya
mengunakan pendekatan rule of reason, yang pengunaannya
am

ub
cenderung berorentasi pada prinsip efisiensi, dan adanya kerugian
masyarakat. Yang diperlukan pembuktian, apakah tindakan yang
ep
dituduhkan itu (jika terbukti adanya pelanggaran pasal 22 dan pasal
k

23), mengakibatakan kerugian masyarakat dan merusak


ah

persaingan.)”
R

si
d. Termohon Kasasi/KPPU telah gagal untuk mempertimbangkan

ne
prinsip rule of reason dalam menganalisa pertanyaan mengenai
ng

apakah persaingan usaha tidak sehat telah terjadi. Hal ini keliru dan
bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal 22 yang mensyaratkan

do
gu

adanya unsur tersebut untuk menyimpulkan terjadinya “persaingan


usaha tidak sehat” terjadi. Hal ini ditegaskan dalam literatur yang
In
dibuat oleh Termohon Kasasi/KPPU (dan dimuat dalam Website
A

Termohon Kasasi/KPPU) yang berjudul Hukum Persaingan Usaha


Antara Teks & Konteks) yang ditulis oleh Dr. Andi Fahmi Lubis, Dr.
ah

lik

Anna Maria Tri Anggaraine, Dr. Kurnia Toha, Prof. Budi Kagramanto,
Prof. Hawin, Prof. Dr. Ningrum Sirait, Dr. Sukarmi, Dr. Syamsul
m

ub

Maarif dan Dr. Udin Silalahi, dimana berkaitan dengan elemen ini,
dinyatakan dalam halaman 153 dan 154:
ka

ep

" Unsur yang terakhir dari ketentuan tentang persekongkolan adalah


terjadinya “persaingan usaha tidak sehat”. Unsur ini menunjukkan,
ah

bahwa persekongkolan menggunakan pendekatan rule of reason,


R

karena dapat dilihat dari kalimat “...sehingga dapat mengakibatkan


es
M

terjadinya persaingan usaha tidak sehat”. Pendekatan rule of reason


ng

on
gu

Hal. 306 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 306
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan suatu pendekatan hukum yang digunakan lembaga

R
pengawas persaingan usaha (seperti KPPU di Indonesia) untuk

si
mempertimbangkan faktor-faktor kompetitif dan menetapkan layak

ne
ng
atau tidaknya suatu hambatan perdagangan. Artinya untuk
mengetahui apakah hambatan tersebut bersifat mencampuri,
mempengaruhi, atau bahkan mengganggu proses persaingan...

do
gu Kebanyakan perkara persekongkolan tender tersebut (baik itu untuk
pengadaan maupun penjualan barang-barang dan atau jasa) telah

In
A
diputus oleh KPPU dengan menggunakan pendekatan rule of
reason.)
ah

lik
e. Sehubungan dengan Pasal 22;
i. Proposal Pemohon Kasasi/Mitsubishi menang dengan adil
berdasarkan kekuatannya sendiri dan faktanya merupakan
am

ub
sebuah proposal yang memenuhi semua persyaratan yang
diminta oleh Pertamina dan Medco. Hal ini dijelaskan oleh ahli
ep
industri Mr. Ball, (halaman 42 dan 44 Afidafit Ball 1). Menurut
k

Mr. Ball, Pemohon Kasasi/Mitsubishi memiliki reputasi yang


ah

bagus dan terkenal dalam industri LNG dan mampu bekerja


R

si
dengan pemiliki proyek dalam jangka waktu yang lama.

ne
Reputasi Pemohon Kasasi/Mitsubishi akan membantu
ng

kerjasama ini untuk mendapatkan pembiayaan yang dibutuhkan


unntuk memberikan proyek ini modal yang diperlukan. Hal ini

do
gu

akan menguntungkan Pemilik Proyek dan pada akhirnya rakyat


Indonesia. Maka dari itu, tidak ada kerugian atau rintangan
In
untuk berkompetisi dalam industri LNG di Indonesia, dan tentu
A

saja tidak terkait dengan Proyek Donggi Senoro. Mr. Ball


menyimpulkan:
ah

lik

“Overall, the Mitsubishi proposal was a highly credible one.


Mitsubishi showed that it had the credentials to develop LNG
m

ub

projects and necessary project management experience and


resources (human and capital) to execute a project of this kind.
ka

ep

Mitsubishi was further prepared to offer considerable marketing


capabilities and was prepared to offer project financing.”
ah

Terjemahan tidak resmi:


R

(Secara keseluruhan, proposal Mitsubishi memiliki kredibilitas


es
M

tinggi. Mitsubishi menunjukkan bahwa mereka memiliki


ng

on
gu

Hal. 307 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 307
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemampuan untuk mengembangkan proyek-proyek LNG dan

R
pengalaman manajemen pro-yek yang diperlukan serta sumber

si
daya (manusia dan modal) untuk me-laksanakan proyek

ne
ng
semacam ini. Lebih lanjut, Mitsubishi siap untuk menawarkan
kemampuan marketing yang berbobot dan juga siap mena-
warkan pembiayaan proyek)

do
gu ii. Oleh karena itu, pemilihan Pemohon Kasasi/Mitsubishi
merupakan hasil pemilihan terbaik bagi Pertamina dan Medco

In
A
dan pada akhirnya bagi rakyat Indonesia. Hal ini pada
kenyataannya merupakan hasil yang pro-persaingan.
ah

f. Sehubungan dengan Pasal 23:

lik
iii. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tidak ada tindakan
melawan hukum atau tindakan tidak jujur yang terbukti karena
am

ub
LNGI/EU memberikan informasi rahasia secara sukarela
kepada Pemohon Kasasi/Mitsubishi berdasarkan Perjanjian
ep
Kerahasiaan. LNGI/EU sangat menyadari bahwa pemeriksaan
k

tersebut dilakukan atas permintaan Medco.


ah

iv. Tidak terjadi pelanggaran Perjanjian Kerahasiaan karena hal ini


R

si
merupakan pemahaman bersama antara para pihak bahwa
sebagai pemilik/operator dari Blok Senoro, Pertamina dan

ne
ng

Medco berhak untuk tahu hasil tinjauan Pemohon


Kasasi/Mitsubishi atas pekerjaan awal LNGI/EU pada Blok

do
gu

Senoro. Hal ini tersirat dalam Perjanjian Kerahasiaan.


v. Tidak terjadi persaingan usaha tidak sehat karena Pemohon
Kasasi/Mitsubishi tidak menggunakan dan tidak dapat
In
A

menggunakan informasi LNGI/EU. Termohon Kasasi/KPPU


tidak menunjukkan bukti apapun terkait penggunaan informasi
ah

lik

tersebut. Dilain pihak, telah dibuktikan bahwa tidak terdapat


proposal dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi yang menggunakan
m

ub

informasi tersebut. Semua proposal Pemohon Kasasi/Mitsubishi


mengacu pada pada presentasi pertama Pemohon
ka

Kasasi/Mitsubishi pada tanggal 7 Februari 2006 atau sebelum


ep

due diligence dilakukan.


ah

vi. Dengan tidak adanya informasi milik LNGI/EU, tidak mungkin


R

ada persaingan usaha tidak sehat.


es
M

ng

on
gu

Hal. 308 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 308
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TIDAK TERJADI PELANGGARAN TERHADAP PASAL 22 DAN 23 UU

R
NO.5/1999

si
8. Dalam bagian sebelumnya, Pemohon Kasasi/Mitsubishi telah

ne
ng
membantah kesimpulan yang dibuat dalam Putusan KPPU. Dalam
bagian ini, Pemohon Kasasi/Mitsubishi akan menunjukkan bahwa
Termohon Kasasi/KPPU telah gagal untuk membuktikan unsur-unsur

do
gu penting yang diperlukan untuk menyatakan bahwa Pemohon
Kasasi/Mitsubishi telah melanggar Pasal 22 dan 23.

In
A
a. Pasal 22
i. Pasal 22 mewajibkan Termohon Kasasi/KPPU untuk
ah

membuktikan semua unsur penting berikut ini:

lik
1. Adanya tender.
2. Unsur persekongkolan untuk menyatakan pemenang tender.
am

ub
3. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan oleh
perilaku yang dikeluhkan.
ep
ii. Pemohon Kasasi/Mitsubishi telah menunjukkan dalam paragraf
k

sebelumnya bahwa putusan Termohon Kasasi/KPPU tidak


ah

didasarkan pada bukti-bukti namun didasarkan pada asumsi


R

si
dan pernyataan kosong semata. Oleh karena itu, Termohon
Kasasi/KPPU telah gagal untuk memenuhi dan melepaskan

ne
ng

beban pembuktiannya untuk membuktikan unsur-unsur


tersebut.

do
gu

iii. Keberadaan tender: sebagaimana dijelaskan, Beauty Contest


bukanlah tender dalam artian Pasal 22.
iv. Unsur Persekongkolan untuk menyatakan pemenang
In
A

tender: sebagaimana dijelaskan, tidak terdapat bukti bahwa


adanya persekongkolan untuk menyatakan Pemohon
ah

lik

Kasasi/Mitsubishi sebagai pemenang Beauty Contest.


v. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan oleh
m

ub

perilaku yang dikeluhkan: sebagaimana dijelaskan, tidak


terdapat bukti terjadinya persaingan usaha tidak sehat,
ka

walaupun apabila ditemukan terjadinya persekongkolan.


ep

vi. Oleh karena itu, Putusan KPPU yang menyatakan telah terjadi
ah

pelanggaran Pasal 22 oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi harus


R

ditolak dan dinyatakan batal serta tidak berlaku.


es
M

ng

on
gu

Hal. 309 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 309
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Pasal 23

R
i. Pasal 23 mewajibkan Termohon Kasasi/KPPU untuk

si
membuktikan unsur-unsur penting berikut:

ne
ng
1. Unsur Persekongkolan untuk mendapatkan informasi
rahasia milik pesaing.
2. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan

do
gu oleh perilaku yang dikeluhkan.
ii. Pemohon Kasasi/Mitsubishi telah membuktikan bahwa

In
A
putusan KPPU tidak didasarkan pada bukti apapun namun
hanya didasarkan pada asumsi dan pernyataan kosong
ah

semata. Sehingga, Termohon Kasasi/KPPU telah gagal

lik
untuk memenuhi dan membuktikan unsur-unsur dalam
Pasal 23.
am

ub
iii. Unsur Persekongkolan untuk mendapatkan informasi
rahasia milik pesaing: sebagaimana dijelaskan, tidak
ep
terdapat bukti yang menyatakan bahwa LNGI/EU
k

merupakan pesaing dari Pemohon Kasasi/Mitsubishi, serta


ah

tidak terdapat juga bukti persekongkolan untuk


R

si
mendapatkan informasi rahasia LNGI/EU.
iv. Unsur persaingan usaha tidak sehat yang disebabkan

ne
ng

oleh perilaku yang dikeluhkan: sebagaimana dijelaskan,


tidak terdapat bukti penggunaan informasi rahasia

do
gu

LNGI/EU oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi untuk


keuntungannya sediri. Sehingga, tidak terjadi persaingan
usaha tidak sehat, walaupun apabila ditemukan terjadinya
In
A

persekongkolan.
v. Oleh karena itu, putusan KPPU yang menyatakan telah terjadi
ah

lik

pelanggaran pasal 23 oleh Pemohon Kasasi/Mitsubishi harus


ditolak dan dinyatakan batal serta tidak berlaku
m

ub

SANKSI YANG DIKENAKAN OLEH TERMOHON KASASI/KPPU INI TANPA


DASAR DAN BERLEBIHAN
ka

ep

9. Seandainya pun Hakim Agung Yang Mulia berpendapat bahwa Pemohon


Kasasi/Mitsubishi bertanggung jawab atas pelanggaran Pasal 22 dan 23
ah

(yang telah disangkal) – quod non -, disampaikan bahwa sanksi sebesar


R

15 miliar rupiah adalah berlebihan dan tanpa dasar. Termohon


es
M

Kasasi/KPPU, dalam menerapkan sanksi diatas, gagal untuk untuk


ng

mempertimbangkan fakta bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak


on
gu

Hal. 310 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 310
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memiliki keterlibatan apapun dalam proses pembuatan keputusan dalam

R
Beauty Contest. Oleh karena itu, Pemohon Kasasi/Mitsubishi tidak

si
seharusnya dibebankan dengan sanksi terberat diantara pihak-pihak

ne
ng
mengingat fakta bahwa ia tidak memiliki kendali dalam proses maupun
hasil dari Beauty Contest.
10. Faktor lain yang dapat meringankan sanksi adalah fakta bahwa tidak ada

do
gu kerugian terhadap kepentingan umum. Pemohon Kasasi/Mitsubishi adalah
Pemain LNG terkemuka dan kegiatan kerjasama antara Pemohon

In
A
Kasasi/Mitsubishi dan Pertamina dan Medco dalam proyek ini akan
menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang.
ah

11. Terakhir, “faktor yang memberatkan” yang diandalkan oleh Termohon

lik
Kasasi/KPPU didasarkan pada kesimpulan yang salah. Tidak disangkal
bahwa Pemohon Kasasi/Mitsubishi mengajukan permintaan untuk
am

ub
melakukan peninjauan data dalam presentasinya tanggal 7 Februari 2006.
Namun, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, permintaan tersebut tidak
ep
berhubungan dengan permintaan Medco kepada Pemohon
k

Kasasi/Mitsubishi untuk meninjau pekerjaan awal LNGI/EU. Oleh karena


ah

itu, fakta bahwa permintaan tersebut dibuat oleh Pemohon


R

si
Kasasi/Mitsubishi tidak seharusnya menghukum Pemohon
Kasasi/Mitsubishi dengan cara apapun. Dalam hal apapun, Termohon

ne
ng

Kasasi/KPPU tidak menjelaskan mengapa fakta tersebut akan


mengakibatkan Pemohon Kasasi/Mitsubishi menjadi lebih bersalah atau

do
gu

patut dipersalahkan sehingga membenarkan sanksi yang dijatuhkan.


Keberatan-keberatan dari Pemohon Kasasi III/MEDCO :
I. URAIAN SINGKAT MENGENAI FAKTA-FAKTA PERKARA INI
In
A

1.1. Sebelum menguraikan alasan-alasan permohonan Kasasi secara


terperinci, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II merasa perlu
ah

lik

untuk menyampaikan latar belakang atas fakta-fakta dan keadaan


yang terkait dengan perkara ini, sehingga Mahkamah Agung pada
m

ub

tingkat Kasasi dapat memperoleh gambaran yang jelas, akurat,


serta objektif atas duduk persoalan yang sebenarnya dalam
ka

memeriksa dan mengadili perkara aquo.


ep

1.2. Pemohon Kasasi II dan Pertamina melalui anak perusahaannya


ah

adalah pemegang masing-masing 50% (lima puluh persen) hak


R

partisipasi dalam Production Sharing Contract Senoro-Toili


es

tertanggal 4 Desember 1997 (“PSC Senoro-Toili”) melalui Joint


M

ng

Operating Body yang mengelola dan mengoperasikan ladang gas


on
gu

Hal. 311 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 311
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di Lapangan Senoro, Sulawesi Tengah (“Lapangan Senoro”).

R
Sementara itu, Pertamina melalui anak perusahaannya yang lain

si
memiliki wilayah kerja sekaligus merupakan pengelola Area

ne
ng
Matindok yang di dalamnya terdapat lapangan gas Minahaki,
Maleoraja, dan termasuk lapangan gas Donggi (“Area Matindok”).
1.3. Selama hampir puluhan tahun, Pemohon Kasasi II dan Pertamina

do
gu yang ketika itu masih merupakan pemegang langsung hak
partisipasi dalam PSC Senoro-Toili telah melakukan diskusi-

In
A
diskusi dan studi secara intensif guna mencari solusi sehubungan
dengan belum termanfaatkannya gas hasil dari Lapangan Senoro.
ah

Di sisi lain, Pertamina yang juga secara independen memegang

lik
hak partisipasi dalam PSC pada wilayah kerja Area Matindok, juga
belum menemukan solusi untuk memanfaatkan semua gas dari
am

ub
Area Matindok. Hingga kuartal pertama 2005 para pemegang hak
partisipasi pada PSC Senoro–Toili belum menemukan calon
ep
pembeli gas yang dapat memenuhi tingkat keekonomian pada
k

Lapangan Senoro.
ah

1.4. Sebagai upaya Pemohon Kasasi II dan Pertamina untuk


R

si
memanfaatkan semua gas pada Lapangan Senoro, pada tanggal
31 Mei 2005, Pemohon Kasasi I, Pertamina dan LNG International

ne
ng

Pty., Ltd (“LNGInternational”) menandatangani Exclusivity


Agreement (“EA”) dengan jangka waktu periode eksklusif selama 4

do
gu

(empat) bulan sejak penandatanganan EA. Ruang lingkup EA


terbatas pada penjajakan potensi kerja sama jual beli gas secara
putus yang bersumber dari Lapangan Senoro, yang berada di
In
A

wilayah PSC Senoro-Toili dan gas tersebut akan dialirkan ke


pabrik LNG yang rencananya akan dibangun dan dimiliki oleh
ah

lik

LNGInternational. Pada intinya, EA mengatur bahwa


LNGInternational melalui perusahaan joint venture dengan
m

ub

mitranya akan membentuk suatu perusahaan, yaitu PT LNG


Energi Utama (“LNGEU”) (yang pada waktu EA ditandatangani
ka

belum berdiri) akan membeli 0.8 trillion cubic feet gas dari
ep

Lapangan Senoro untuk kemudian memproduksi sekitar 700.000


ah

ton LNG/tahun (0.7 Million Tonne Per Annum/MTPA), namun


R

rencana tersebut hanya apabila LNGInternational mampu


es

memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan/Condition Precedent


M

ng

on
gu

Hal. 312 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 312
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(“CP”) dalam EA, yang kesemuanya harus dipenuhi oleh

R
LNGInternational selambat-lambatnya tanggal 30 September 2005.

si
1.5. Tujuan yang dimaksudkan dalam EA ternyata gagal, karena

ne
ng
ternyata sampai tanggal 30 September 2005, LNGInternational
gagal memenuhi seluruh CP dalam EA, sehingga berdasarkan
ketentuan Pasal 1 (d) jo. Pasal 5 (b) jo. Pasal 5 (c) EA, dan

do
gu ketentuan Pasal 1253 KUHPerdata, secara hukum EA telah
berakhir secara otomatis, dan oleh karenanya, tidak ada lagi ikatan

In
A
dan/atau hubungan hukum dengan LNGInternational.
1.6. Setelah EA berakhir, LNGInternational masih ingin mewujudkan
ah

proyek mini LNG dengan sumber gas dari Lapangan Senoro.

lik
LNGEU/LNGInternational adalah pebisnis baru dalam industri ini,
yang memerlukan fundamental finansial, pengalaman, teknologi,
am

ub
dan jaringan pemasaran yang kuat dan luas, sehingga
LNGEU/LNGInternational dengan suka rela diperkenalkan kepada
ep
para pebisnis internasional, yaitu antara lain, Itochu Corporation,
k

Anadarko dan Mitsubishi. LNGEU/LNGInternational menyambut


ah

baik perkenalan tersebut, dan berdasarkan kesepakatan di antara


R

si
mereka, mereka secara terpisah menjajaki hubungan atas dasar
business to business yang didahului dengan penandatanganan

ne
ng

Confidentiality Agreement, dan mengadakan pertukaran informasi


di antara mereka. Penjajakan kerja sama mereka pun gagal.

do
gu

1.7. Setelah Pertamina dan Pemohon Kasasi I melakukan diskusi


intensif untuk menentukan pola mana yang terbaik dalam
pengembangan Lapangan Senoro dan di sisi lain Pertamina juga
In
A

memikirkan pola terbaik untuk mengembangkan Area Matindok,


maka Pertamina mempertimbangkan penggabungan hasil gas
ah

lik

antara Lapangan Senoro dan Area Matindok. Pemohon Kasasi I


dan Pertamina kemudian memutuskan untuk mengembangkan
m

ub

bisnis LNG dengan struktur skema hilir (downstream) dengan


sumber gas yang merupakan penggabungan dari Lapangan
ka

Senoro dan lapangan-lapangan yang berada di Area Matindok.


ep

Dalam rangka mengembangkan bisnis skema hilir (downstream)


ah

tersebut, Pertamina dan Pemohon Kasasi I berencana membentuk


R

usaha bersama (joint venture company) dengan mengikutsertakan


es

mitra investasi terpilih untuk memiliki, mendanai dan berbagi risiko.


M

ng

Untuk itu, Pemohon Kasasi I dan Pertamina menyepakati untuk


on
gu

Hal. 313 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 313
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengadakan proses seleksi mitra investasi untuk melakukan

R
pembangunan kilang LNG dengan skema hilir (downstream) yang

si
memanfaatkan gas bumi dari kedua Lapangan Senoro dan Area

ne
ng
Matindok (selanjutnya disebut dengan “Proyek LNG Donggi-
Senoro”). Dengan demikian, dalam Proyek LNG Donggi-Senoro,
Pertamina, Pemohon Kasasi I dan mitra terpilih kelak akan

do
gu membentuk usaha bersama untuk memiliki, mendanai dan
menanggung risiko, yang sama sekali berbeda dengan proses

In
A
tender yang merupakan tawaran mengajukan harga untuk
memborong suatu pekerjaan atau pengadaan barang dan jasa.
ah

1.8. Untuk mewujudkan proses seleksi mitra investasi tersebut, pada

lik
tanggal 1 September 2006, Pertamina dan Pemohon Kasasi I
menyampaikan undangan dan Term of Reference (“TOR”) kepada
am

ub
7 (tujuh) perusahaan pebisnis LNG internasional, yaitu (i) LNGEU,
yang kemudian membentuk konsorsium dengan Osaka Gas dan
ep
Golar (“LNGEU/Osaka Gas/Golar”); (ii) Itochu Corporation
k

(“Itochu”); (iii) LNG Japan Corporation (“LNG Japan”); (iv)


ah

Marubeni Corporation (“Marubeni”); (v) Mitsubishi; (vi) Mitsui &


R

si
Co. Ltd (“Mitsui”) dan (vii) Toyota Tsoshu Corporation (“Toyota”),
dan meminta agar perusahaan yang berminat mengirimkan

ne
ng

proposal selambat-lambatnya tanggal 22 September 2006.


1.9. Mengingat adanya minat untuk berpartisipasi dalam

do
gu

pengembangan Proyek LNG Donggi Senoro dari (i) British Gas


Asia Pasific Pte. Ltd (“British Gas”), (ii) Japan Petroleum
Exploration (“Japex”) dan (iii) PT Pasific Oil & Gas Indonesia
In
A

(“POGI”) yang disampaikannya kepada Pertamina, maka pada


tanggal 13 September 2006, Pemohon Kasasi I dan Pertamina
ah

lik

juga mengundang 3 (tiga) perusahaan tersebut.


1.10. Dari tanggal 25 September 2006 sampai dengan tanggal 10
m

ub

Oktober 2006, tim evaluator masing-masing Pertamina dan


Pemohon Kasasi I telah mengadakan evaluasi secara independen
ka

dan sendiri-sendiri atas proposal yang ada. Dalam proses tersebut,


ep

Pemohon Kasasi I dibantu oleh konsultan independen, yaitu White


ah

& Case (kantor hukum internasional), Widyawan & Partners


R

(konsultan hukum nasional) dan Price Waterhouse Coopers


es

(”PWC”) untuk melakukan evaluasi proposal.


M

ng

on
gu

Hal. 314 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 314
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.11. Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2006, tim evaluator masing-

R
masing Pertamina dan Pemohon Kasasi I melaporkan hasil

si
evaluasi kepada Direksi masing-masing Pertamina dan Pemohon

ne
ng
Kasasi I, di mana Pemohon Kasasi I merekomendasikan 3 (tiga)
perusahaan, yaitu: (i) Mitsubishi; (ii) Mitsui; dan (iii) LNGEU/Osaka
Gas/Golar. Sementara itu, Pertamina merekomendasikan 3 (tiga)

do
gu perusahaan, yaitu: (i) Mitsubishi; (ii) Mitsui; dan (iii) LNG Japan.
1.12. Setelah hasil penilaian digabungkan, maka Mitsubishi dan Mitsui

In
A
terpilih sebagai recommended shortlisted partners. LNGEU tersisih
karena tidak direkomendasikan oleh Pertamina, dan LNG Japan
ah

tersisih karena tidak direkomendasikan oleh Pemohon Kasasi I.

lik
1.13. Mengingat proposal Mitsubishi dan Mitsui masih bersifat kualitatif,
dan untuk memastikan komitmen mereka terhadap isi proposal
am

ub
mereka, yang semuanya dilakukan agar terhindar dari kesalahan
memenangkan peserta yang tidak memenuhi persyaratan TOR
ep
dan agar tidak terjadi kekeliruan/kesalahan dalam memutuskan
k

pemenang serta untuk melindungi kepentingan kepentingan


ah

Pemerintah RI, Pemohon Kasasi I dan Pertamina atas proyek ini,


R

si
maka Pertamina dan Pemohon Kasasi I memutuskan untuk
mengirimkan additional clarification question kepada Mitsubishi

ne
ng

dan Mitsui. Pertamina dan Pemohon Kasasi I meminta proposal


yang mengikat (Request for Binding Proposal) (“RFB”). Mitsui

do
gu

dan Mitsubishi diminta untuk memastikan komitmen mereka.


1.14. Setelah menerima proposal Mitsubishi dan Mitsui dalam tahap ini,
teridentifikasi bahwa Mitsubishi menerima atau memenuhi
In
A

persyaratan TOR, sehingga proposal Mitsubishi merupakan


proposal terbaik. Sebaliknya, Mitsui dalam proposalnya
ah

lik

membuat disclaimer (hal-hal yang membuat tidak bisa


dituntut) bahwa proposalnya bersifat indikatif, bersifat
m

ub

informatif saja dan karenanya dapat diubah sewaktu-waktu


secara sepihak (vide berkas perkara Termohon Kasasi No. S9).
ka

Proposal Mitsui yang demikian jelas tidak memberikan


ep

perlindungan hukum kepada Pertamina dan Pemohon Kasasi I


ah

sebagai penyelenggara yang nantinya akan menanggung risiko


R

bersama-sama dengan mitra terpilih terkait dengan Proyek LNG


es

Donggi-Senoro dan bertentangan dengan tujuan tahap ini, karena


M

ng

Mitsui secara hukum mempunyai alasan yang sah untuk


on
gu

Hal. 315 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 315
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
membatalkan isi proposalnya dengan alasan hukum bahwa

R
proposalnya tidak mengikat, bersifat indikatif, bersifat

si
informatif saja dan dan karenanya dapat diubah sewaktu-

ne
ng
waktu secara sepihak. Mempertimbangkan semua hal-hal
tersebut di atas dan karena proposal Mitsubishi merupakan
proposal terbaik, maka Pertamina dan Pemohon Kasasi I memilih

do
gu Mitsubishi sebagai mitranya.
1.15. Sekalipun Mitsubishi merupakan mitra terbaik yang dipilih secara

In
A
selektif, tiba-tiba pada tanggal 21 Oktober 2008, Termohon Kasasi
memanggil Pemohon Kasasi I untuk menghadiri proses klarifikasi
ah

serta lebih lanjut melakukan pemeriksaan terkait dengan dugaan

lik
pelanggaran Pasal 20 dan Pasal 21 UU No. 5/1999. Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II telah memberikan semua
am

ub
informasi dan dokumen yang diminta oleh Termohon Kasasi, dan
hal yang sama terjadi pada Pertamina dan Mitsubishi.
ep
Pada tanggal 7 Januari 2009, Termohon Kasasi menghentikan
k

pemeriksaannya, yang diketahui oleh Pemohon Kasasi melalui


ah

informasi media.
R

si
1.16. Kembali secara sewenang-wenang, Termohon Kasasi memulai
lagi pemeriksaannya pada 29 Januari 2009 atas laporan yang

ne
ng

diduga dilaporkan oleh LNGEU terhadap Mitsubishi terkait dengan


dugaan pelanggaran Pasal 20, Pasal 21 dan Pasal 22 UU No.

do
gu

5/1999. Terhadap pemeriksaan untuk kedua kalinya ini pun,


Termohon Kasasi pada 9 Juni 2009 telah menghentikan
pemeriksaannya dengan menyimpulkan sendiri bahwa
In
A

laporan tidak lengkap dan tidak jelas.


1.17. Kembali lagi secara sewenang-wenang, untuk ketiga kalinya dan
ah

lik

atas dasar inisiatifnya sendiri, Termohon Kasasi pada tanggal 24


Juni 2010 membuka lagi pemeriksaan dengan tuduhan
m

ub

pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999.


1.18. Dengan mengabaikan fakta-fakta yang terbukti dan bertentangan
ka

dengan hukum, Termohon Kasasi menyatakan Pemohon Kasasi I


ep

melanggar Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 dan


ah

mengenakan denda sebesar Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah),


R

serta menyatakan Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU No.


es

5/1999 dan mengenakan denda sebesar


M

ng

Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).


on
gu

Hal. 316 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 316
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.19. Sebenarnya tanda-tanda bahwa Termohon Kasasi bersikeras

R
untuk menghukum Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II,

si
Pertamina dan Mitsubishi sudah mulai terlihat sejak awal.

ne
ng
Pemeriksaan dibuka kembali untuk ketiga kalinya setelah 2
(dua) kali dihentikan. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi
II berulang kali selama pemeriksaan telah menyampaikan

do
gu bahwa proses seleksi mitra Investasi tidak termasuk di dalam
ruang lingkup tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.

In
A
Sekalipun alasan-alasan tersebut telah didukung oleh pendapat
dari 2 (dua) Ahli Hukum Persaingan Usaha berdasarkan berkas
ah

perkara Termohon Kasasi No. B36 dan No. M19, sebaliknya

lik
dengan merujuk kepada Kata Pengantar yang terdapat pada
halaman 1 paragraf 2 dari buku asing, yang diedit oleh Maarten
am

ub
Janssen pada tahun 2004 (“Buku Maarten Janssen”), Termohon
Kasasi secara keliru menyatakan proses seleksi mitra investasi
ep
tersebut merupakan tender sebagaimana dimaksud Pasal 22 UU
k

No. 5/1999 dan menghukum Pemohon Kasasi I dan Pemohon


ah

Kasasi II, Pertamina dan Mitsubishi. Pada faktanya, justru Buku


R

si
Maarten Janssen yang dijadikan rujukan oleh Termohon Kasasi
tersebut malah bertentangan dengan UU No. 5/1999, karena buku

ne
ng

tersebut adalah mengenai masalah lelang atas aset-aset


pemerintah, dan bukan membahas seleksi mitra investasi. Dari

do
gu

judulnya saja, yaitu “AUCTIONING PUBLIC ASSETS - ANALYSIS


AND ALTERNATIVES,” yang apabila diterjemahkan adalah
““LELANG ASET PUBLIK - ANALISA DAN ALTERNATIF”, jelas
In
A

membuktikan bahwa Kata Pengantar buku asing tersebut tidak


membahas dan tidak menyimpulkan bahwa seleksi mitra investasi
ah

lik

merupakan tender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No.


5/1999. Hal ini membuktikan bahwa Termohon Kasasi telah secara
m

ub

sewenang-wenang memaksakan interpretasi tentang proses


seleksi mitra investasi sebagai tender yang dimaksud Pasal 22
ka

UU5/1999 dengan mendasarkan pada sumber yang tidak patut.


ep

1.20. Selama pemeriksaan, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II


ah

telah menyampaikan alasan-alasannya bahwa tuduhan


R

pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak berdasar,


es

namun tidak diperdulikan oleh Termohon Kasasi. Berikut hanyalah


M

ng

beberapa contoh saja:


on
gu

Hal. 317 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 317
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Termohon Kasasi berkesimpulan bahwa Pemohon Kasasi I dan

R
Pemohon Kasasi II merupakan pesaing/saingan dari LNGEU

si
dalam proses seleksi mitra investasi sebagai salah satu unsur

ne
ng
dari Pasal 23 UU No. 5/1999, padahal berdasarkan logika
sederhana pun secara mudah dapat dipahami bahwa para
pihak yang bersaing adalah para peserta dalam proses

do
gu dalam seleksi mitra investasi tersebut, bukan antara
penyelenggara dan peserta. Lagi pula, Pemohon Kasasi II

In
A
bukanlah penyelenggara dan tidak juga peserta dalam seleksi
mitra tersebut.
ah

b. Persyaratan teknologi yang proven (artinya teknologi teruji)

lik
yang dimintakan kepada para peserta dalam rangka melindungi
kepentingan Pemohon Kasasi I, Pertamina dan Pemerintah
am

ub
Republik Indonesia malah disimpulkan oleh Termohon Kasasi
sebagai pelanggaran TOR. Termohon Kasasi menginginkan
ep
bahwa teknologi yang dipergunakan seharusnya teknologi dan
k

kualitas rendah.
ah

1.21. Selain itu, setiap kali tahapan pemeriksaan berlanjut (mulai dari
R

si
tahapan klarifikasi, tahap pemeriksaan pendahuluan ke tahap
pemeriksaan lanjutan, dan bahkan sampai sidang majelis

ne
ng

Termohon Kasasi), tuduhan-tuduhan Termohon Kasasi selalu


berubah-ubah, sehingga tidak jelas apa yang dituduhkan dan

do
gu

berdasarkan fakta apa yang sebenarnya dituduhkan. Terkesan


Termohon Kasasi mencari-cari alasan dengan tujuan satu-satunya
yaitu bagaimanapun sahnya alasan yang dikemukakan, Pemohon
In
A

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dan para Terlapor lainnya harus


dihukum.
ah

lik

Salah satu contoh dari banyaknya tuduhan Termohon Kasasi yang


terus menerus berubah-ubah yaitu pada awalnya, Termohon
m

ub

Kasasi menyatakan bahwa proses seleksi tersebut hanya


merupakan alibi untuk menyingkirkan LNGInternational. Sekarang
ka

dalam Putusannya, Termohon Kasasi menyatakan proses seleksi


ep

tersebut bersifat diskriminatif, penilaian yang mengambang,


ah

persaingan semu dan tuduhan tidak berdasar lainnya, namun


R

mengakui bahwa proses seleksi tersebut tidak bertujuan


es

untuk menyingkirkan LNGEU/LNGInternational.


M

ng

on
gu

Hal. 318 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 318
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.22. Dalam proses pemeriksaan berkas (inzage) pun, disamping

R
kesempatan waktu yang diberikan oleh Termohon Kasasi sangat

si
sempit, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II pun hanya

ne
ng
diijinkan untuk memeriksa berkas yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II sendiri dan berita acara
pemeriksaan lainnya, padahal untuk kepentingan pembelaan

do
gu Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II, isi berkas-berkas/bukti-
bukti lain yang diajukan oleh Terlapor lain (Pertamina dan

In
A
Mitsubishi) sangatlah diperlukan. Pemohon Kasasi I dan Pemohon
Kasasi II telah menyatakan keberatannya atas hal ini dengan
ah

memberikan catatan pada berita acara pemeriksaan berkas

lik
(inzage) tersebut.
1.23. Terkesan bahwa dalam membuat Putusannya, Termohon Kasasi
am

ub
memihak kepada pelapor awal. Sangat disayangkan bahwa
lembaga pemerintah yang seharusnya melindungi warganya malah
ep
dipergunakan sebagai sarana menghukum warganya atas tuduhan
k

pelanggaran, yang tidak dilakukannya dan tidak terbukti terjadi


ah

sama sekali. Sangat disayangkan pula bahwa Putusan Judex Facti


R

si
mengambil-alih seluruh pertimbangan dan menguatkan Putusan
Termohon Kasasi tanpa memeriksa perkara ini dengan baik, wajar

ne
ng

dan cermat.
II. BUKTI/DOKUMEN PENTING DALAM BERKAS PERKARA

do
gu

2.1. Sebagaimana dapat dilihat pada bagian II, fakta-fakta dari perkara
ini sangatlah sederhana dan tidak ada perkara. Sebenarnya,
seluruh fakta yang diperlukan untuk memutuskan perkara ini dapat
In
A

dilihat dalam dokumen-dokumen di bawah ini, yang tidak


dipertimbangkan sama sekali oleh Termohon Kasasi dan Judex
ah

lik

Facti. Penting untuk dicatat bahwa dokumen-dokumen ini


merupakan bagian dari berkas Termohon Kasasi.
m

ub

2.2. Untuk membantu Mahkamah Agung, Pemohon Kasasi I dan


Pemohon Kasasi II merujuk kembali dokumen-dokumen tersebut
ka

pada Memori Kasasi ini, yaitu sebagai berikut:


ep

2.2.1. Berkas Termohon Kasasi No. M12 dan M13 berupa


ah

Surat Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II kepada


R

Termohon Kasasi perihal Permohonan Klarifikasi dan


es

Permintaan Dokumen No. MEI-I-309/DIR-LM/XI/2008


M

ng

berikut lampiran-lampirannya, antara lain:


on
gu

Hal. 319 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 319
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Exclusivity Agreement (“EA”) antara Pertamina,

R
Pemohon Kasasi I dan LNGInternational, tertanggal

si
31 Mei 2005 yang membuktikan bahwa ruang lingkup

ne
ng
EA hanya terbatas pada penjajakan potensi kerja
sama jual beli gas yang bersumber hanya dari
Lapangan Senoro yang berada di wilayah PSC

do
gu Senoro-Toili, dengan metode jual beli gas secara
putus apabila LNGInternational mampu memenuhi

In
A
seluruh persyaratan pendahuluan yang ditentukan
dalam EA, yang harus dipenuhi oleh
ah

LNGInternational selambat-lambatnya tanggal 30

lik
September 2005.
EA berakhir secara otomatis, karena ternyata
am

ub
LNGInternational tidak memenuhi persyaratan
pendahuluan yang disebutkan dalam EA.
ep
b. Surat undangan kepada para peserta seleksi calon
k

mitra tertanggal 1 September 2006 dan 8 September


ah

2006 beserta lampiran TOR yang mengundang (i)


R

si
LNGEU, yang kemudian membentuk konsorsium
dengan Osaka Gas dan Golar, (ii) Itochu, (iii) LNG

ne
ng

Japan, (iv) Marubeni, (v) Mitsubishi, (vi) Mitsui, dan


(vii) Toyota, yang memberitahukan secara terbuka

do
gu

ketentuan TOR.
c. Berita acara aanwijzing, yang membuktikan bahwa
kepada 10 (sepuluh) peserta telah diberitahukan dan
In
A

dijelaskan mengenai TOR secara terbuka. Tidak ada


pula keberatan dari British Gas, Japex dan POGI
ah

lik

terkait pengiriman undangan tambahan kepada


mereka.
m

ub

d. TOR tertanggal 1 September 2006 dan Revisi TOR


Clarification Meeting tertanggal 19 September 2006
ka

menentukan bahwa:
ep

(a) proses seleksi mitra investasi yang diadakan


ah

oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I adalah


R

untuk mencari mitra calon investor yang


es

nantinya bersama-sama dengan Pertamina dan


M

ng

Pemohon Kasasi I akan menjadi pemegang


on
gu

Hal. 320 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 320
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saham di perusahaan yang akan didirikan. Jadi,

R
tidak ada tawaran harga untuk pemborongan

si
suatu pekerjaan, tidak ada tawaran harga untuk

ne
ng
pengadaan barang, ataupun tidak ada tawaran
harga untuk penyediaan jasa.
(b) tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan

do
gu nilai maksimum dari pasar (to get maximum
value from the market), sehingga tidak ada

In
A
pertentangan antara TOR dan keputusan
Direksi dalam hal pemasaran LNG.
ah

(c) pernyataan yang tegas dari calon mitra dalam

lik
bentuk konsorsium tentang persyaratan jointly
and severally liable dalam proposalnya.
am

ub
e. Surat Ketua Tim Pengembangan Gas Matindok dan
Senoro Nomor 224/D20000/2006-S0 dan Nomor
ep
225/D20000/2006-S0, kepada GM Energy Business
k

Group dari Mitsubishi dan Deputy Representative dari


ah

Mitsui, keduanya tertanggal 23 November 2006,


R

si
perihal Donggi-Senoro LNG Downstream Project,
beserta lampiran berjudul Request for Binding

ne
ng

Proposal, telah membuktikan bahwa Pemohon


Kasasi I dan Pertamina dalam tahap seleksi

do
gu

shortlisted ini telah mempersyaratkan bahwa


proposal harus bersifat mengikat.
f. Mitsui’s Final Proposal for Donggi-Senoro Project
In
A

tertanggal 1 Desember 2006, dimana pada bagian


akhir proposal tersebut, Mitsui menyatakan
ah

lik

disclaimer-nya bahwa proposalnya bersifat


indikatif, bersifat informatif saja dan tidak
m

ub

mengikat.
2.2.2. Berkas Termohon Kasasi No. S1, S2, S3, dan S6
ka

berturut-turut berupa: (i) Akta pendirian PT Donggi


ep

Senoro LNG, (ii) Keputusan Menteri Hukum dan Hak


ah

Asasi Manusia RI tentang pengesahan badan hukum


R

PT Donggi Senoro LNG, (iii) Akta Pernyataan


es

Keputusan Rapat PT Donggi Senoro LNG, dan (iv) surat


M

ng

dari BP Migas kepada Direktur Eksekutif Termohon


on
gu

Hal. 321 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 321
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi perihal permintaan dokumen, yang membuktikan

R
tentang pendirian PT Donggi Senoro LNG sebagai hasil

si
dari proses seleksi mitra investor. Jadi proses seleksi

ne
ng
calon mitra investasi adalah untuk mendapatkan mitra
yang akan menyertakan modalnya sebagai
pemegang/pemilik saham dalam perusahaan yang

do
gu didirikan secara bersama-sama oleh Pertamina,
Pemohon Kasasi I dan mitra terpilih, yang secara

In
A
bersama-sama akan menjalankan perusahaan, bukan
tender.
ah

2.2.3. Berkas perkara Termohon Kasasi No. B36 berupa

lik
Pendapat Hukum Ahli Prof. Dr. Erman Rajagukguk, S.H.
yang merupakan anggota tim penyusun UU No. 5/1999,
am

ub
pada halaman 3, berpendapat bahwa proses seleksi
calon mitra bukan merupakan tender yang
ep
dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.
k

2.2.4. Berkas perkara Termohon Kasasi No. M19 berupa


ah

Pendapat Hukum Ahli UU No. 5/1999, yaitu Kurnia


R

si
Toha, S.H., LL.M, PhD, khususnya pada halaman 10,
11, 16, 17, 18, 22, yang membuktikan bahwa:

ne
ng

a. proses seleksi calon mitra bukan merupakan tender


yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999;

do
gu

b. pertukaran informasi atas dasar kesepakatan/


persetujuan para pihak berupa penandatanganan
confidentiality agreement tidak merupakan
In
A

persekongkolan untuk mendapatkan informasi


rahasia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 UU
ah

lik

No. 5/1999;
c. persekongkolan tidak dapat hanya disimpulkan
m

ub

berdasarkan perkiraan-perkiraan, persangkaan-


persangkaan dan asumsi-asumsi semata;
ka

d. antara pengundang (Pemohon Kasasi I dan


ep

Pertamina) dan para peserta calon (antara lain


ah

LNGEU) bukan pesaing satu dengan yang lain,


R

sehingga Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak mungkin


es

diterapkan kepada Pemohon Kasasi I dan Pemohon


M

ng

Kasasi II.
on
gu

Hal. 322 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 322
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.2.5. Berkas Termohon Kasasi No. S9 berupa surat Mitsui

R
kepada Termohon Kasasi (Mohammad Reza sebagai

si
Kepala Monitoring dan Litigasi) perihal Permintaan

ne
ng
Informasi tertanggal 26 Mei 2009, dimana Mitsui
mengkonfirmasi kembali bahwa proposal Mitsui tidak
mengikat, hanya bersifat informatif dan indikatif dan

do
gu dapat berubah-ubah.
2.2.6. Berkas Termohon Kasasi No. B16 berupa Berita Acara

In
A
Pemeriksaan Lanjutan Saksi terhadap Direktur Utama
LNGEU Norman Marshall, tanggal 11 Agustus 2010,
ah

yang menyatakan bahwa tidak mungkin penjajakan

lik
bisnis dengan miliaran rupiah dilakukan tanpa
proses didahului due diligence, dan membuktikan
am

ub
pula bahwa pertukaran informasi antara
LNGEU/LNGInternational dengan Anadarko, Mitsui
ep
dan Mitsubishi diperoleh secara sah dan atas
k

ijin/persetujuan LNGEU/ LNGInternational.


ah

III. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN JUDEX FACTI


R

si
3.1. Secara ringkas, pertimbangan Putusan Judex Facti tertanggal 17
Nopember 2011, yang relaas pemberitahuannya diterima oleh

ne
ng

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II pada tanggal 3 Januari


2012 hanya menyangkut hal-hal:

do
gu

3.1.1. Para Pemohon Keberatan merupakan subjek hukum


pelaku usaha.
3.1.2. Judex Facti mengambil-alih seluruh pertimbangan
In
A

Termohon Kasasi sehubungan dengan Pasal 22 dan


Pasal 23 UU No. 5/1999.
ah

lik

3.1.3. Termohon Kasasi telah mempertimbangkan


berdasarkan pada Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan
m

ub

(“LHPL”) dan pembelaan para Pemohon Keberatan


secara cermat dan rinci telah menguraikan berdasarkan
ka

fakta-fakta yang timbul dalam pemeriksaan.


ep

3.1.4. Judex Facti tidak dapat menerima keberatan yang


ah

diajukan oleh para Pemohon Keberatan untuk tetap


R

melakukan pemeriksaan tambahan dalam mendengar


es

keterangan ahli karena hal tersebut tidak diatur lebih


M

ng

on
gu

Hal. 323 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 323
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lanjut secara tegas dalam ketentuan hukum yang

R
berlaku.

si
IV. URAIAN SINGKAT ALASAN-ALASAN PERMOHONAN KASASI

ne
ng
4.1. Ada berbagai alasan mengapa Pemohon Kasasi I dan Pemohon
Kasasi II sampai pada kesimpulan bahwa Putusan Judex Facti dan
Termohon Kasasi secara fundamental salah dan cukup alasan

do
gu untuk dinyatakan batal demi hukum atau dibatalkan. Untuk
memudahkan Mahkamah Agung memeriksa perkara ini, kami

In
A
uraikan secara singkat alasan-alasan permohonan Kasasi ini.
4.2. Perkara ini sebenarnya sederhana saja. Putusan yang tidak sesuai
ah

dengan kaidah-kaidah hukum, akal sehat, bisnis, dan berat

lik
sebelah jelas akan mengganggu persaingan usaha yang sehat
dan mengusir investor, dan merupakan precedent buruk dalam
am

ub
upaya-upaya meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Sangat
disayangkan Termohon Kasasi yang seharusnya menciptakan
ep
persaingan usaha yang sehat malah menciptakan persaingan
k

usaha tidak sehat, dan mempergunakan kewenangannya sebagai


ah

sarana penghukuman dan penyalahgunaan kewenangan (abuse of


R

si
power). Dua (2) kali Termohon Kasasi telah menghentikan
pemeriksaan atas perkara ini, dan dalam pemeriksaan yang ketiga,

ne
ng

Termohon Kasasi telah mempertimbangkan dan mengakui


bahwa proposal LNGEU/LNGInternational tidak memenuhi

do
gu

persyaratan TOR. Proposal Mitsui tidak mengikat, hanya


bersifat informatif dan indikatif sebagaimana telah diketahui
oleh Termohon Kasasi, sehingga tidak memberikan kepastian dan
In
A

perlindungan kepada Pemohon Kasasi I dan Pertamina sebagai


penyelenggara. Di pihak lain, Termohon Kasasi tidak membantah
ah

lik

sama sekali bahwa proposal terbaik akan menjadi pemenang


dan tidak ada proposal yang terbaik selain daripada proposal
m

ub

Mitsubishi. Putusan Termohon Kasasi dan Judex Facti


mengandung arti bahwa walaupun proposal LNGEU/
ka

LNGInternational dan walaupun proposal Mitsui tidak


ep

memenuhi persyaratan dan tidak memenuhi objektif


ah

Pertamina dan Pemohon Kasasi I, seharusnya Pertamina dan


R

Pemohon Kasasi I menunjuk LNGEU/LNGInternational atau


es

Mitsui sebagai mitra investor terpilih, dan menolak proposal


M

ng

terbaik yang diajukan oleh Mitsubishi. Putusan yang demikian


on
gu

Hal. 324 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 324
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan putusan yang salah dalam menerapkan hukum,

R
tidak adil dan tidak masuk akal, baik dari segi hukum dan

si
bisnis.

ne
ng
4.3. Kesalahan Termohon Kasasi ternyata dikuatkan oleh Judex Facti,
dimana Judex Facti hanya mengambil-alih pertimbangan
Termohon Kasasi dan menyatakan tidak ada hal baru dalam

do
gu upaya hukum Keberatan dari para Pemohon Keberatan. Padahal
Judex Facti bukan Hakim Mahkamah Agung dalam tingkat

In
A
Peninjauan Kembali ataupun Kasasi dan telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa perkara ini, baik mengenai
ah

fakta-fakta maupun penerapan hukum. Bahwa upaya hukum

lik
Keberatan bukan Peninjauan Kembali yang mensyaratkan hal baru
(novum), juga bukan Kasasi, sehingga Judex Facti diwajibkan
am

ub
untuk memeriksa perkara ini, baik mengenai fakta-fakta maupun
penerapan hukum.
ep
4.4. Unsur “persekongkolan” dalam Pasal 22 dan 23 UU No. 5/1999
k

memuat syarat mutlak tentang “pasar bersangkutan”. Judex Facti


ah

dan Termohon Kasasi diwajibkan untuk membuat analisa, uraian


R

si
secara cermat dan pembuktian tentang ”pasar bersangkutan”
berdasarkan bukti-bukti yang sah, yang dalam perkara ini, harus

ne
ng

menguraikan dan membuktikan pemasaran gas alam cair (LNG)


dari Pertamina, Pemohon Kasasi I dan Mitsubishi terdistorsi dan

do
gu

mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat dalam daerah


geografis pemasaran tertentu setelah Mitsubishi sebagai mitra
terpilih. Dalam putusan Judex Facti dan Termohon Kasasi, tidak
In
A

ada satu kalimat pun uraian dan pembuktian tentang “pasar


bersangkutan” tersebut.
ah

lik

4.5. Untuk menjelaskan lebih lanjut bahwa Termohon Kasasi dan


Judex Facti telah salah menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999,
m

ub

Pemohon Kasasi I akan menguraikan secara ringkas


kesalahan/kekeliruan fatal dari Termohon Kasasi dan Judex Facti
ka

sebagai berikut:
ep

4.5.1. Pemohon Kasasi bukan subjek hukum Pelaku


ah

Usaha dalam konteks dan penerapan Pasal 22 UU No.


R

5/1999. Konstruksi, logika dan tujuan Pasal 22 UU No.


es

5/1999 adalah bahwa arti Pelaku Usaha hanyalah


M

ng

terbatas bagi para pihak yang merupakan peserta


on
gu

Hal. 325 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 325
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seleksi mitra investasi, sedangkan Pemohon Kasasi

R
I bukan peserta seleksi mitra investasi. Disamping

si
itu, Termohon Kasasi dalam putusannya juga telah

ne
ng
mempertimbangkan dan mengakui bahwa Pemohon
Kasasi I bukan “pelaku usaha”, akan tetapi sebagai
“pihak lain” yang merupakan salah satu unsur dari Pasal

do
gu 22 UU No. 5/1999, padahal berdasarkan Pasal 22
juncto Pasal 1 ayat 5 dan Pasal 47, penjelasan resmi

In
A
Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35
huruf a s/d c UU No. 5/1999, hanya “Pelaku Usaha”
ah

yang dapat dikenakan sanksi oleh Termohon Kasasi,

lik
dan bukan dalam kapasitas sebagai “Pihak Lain”.
Mengingat bahwa Pemohon Kasasi I bukan peserta
am

ub
dalam proses seleksi mitra investasi, dan karenanya
bukan “pelaku usaha”, maka konsekuensinya adalah
ep
bahwa Pemohon Kasasi I tidak melanggar Pasal 22 UU
k

No. 5/1999.
ah

4.5.2. Persengkongkolan tender (collusive tendering) dalam


R

si
Pasal 22 UU No. 5/1999 hanya diterapkan terhadap
suatu proses tender yang diwajibkan oleh peraturan

ne
ng

perundang-undangan, sedangkan proses seleksi mitra


investasi ditempuh oleh Pertamina dan Pemohon

do
gu

Kasasi I sebagai opsi pilihan bebasnya semata-mata


untuk mendapatkan calon mitra terbaik, dan Pertamina
dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya menunjuk
In
A

mitra investornya berdasarkan kesepakatan tanpa


melalui proses seleksi, dan karenanya tidak beralasan
ah

lik

sama sekali untuk menuduh adanya persekongkolan.


Adanya pilihan bebas dari Pertamina dan Pemohon
m

ub

Kasasi I untuk mengadakan proses seleksi, maka


proses seleksi itu sendiri membantah dengan sendirinya
ka

semua kecurigaan tentang persekongkolan antara


ep

penyelenggara dan peserta.


ah

4.5.3. Termohon Kasasi tidak berwenang untuk memeriksa


R

proses seleksi mitra investasi tersebut, karena proses


es

seleksi mitra investasi tidak termasuk dalam ruang


M

ng

lingkup tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999. Tender


on
gu

Hal. 326 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 326
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 hanya terbatas pada

R
tawaran harga, sedangkan seleksi mitra investasi

si
tidak merupakan tawaran harga. Lagi pula, dalam

ne
ng
proses seleksi mitra investasi ini, tidak ada tawaran
untuk memborong pekerjaan, pengadaan dan
penyediaan barang dan jasa sebagaimana

do
gu dimaksudkan dalam Pasal 22 UU No. 5/1999. Proses
seleksi mitra investasi adalah proses untuk memilih

In
A
calon mitra investor yang secara bersama-sama
memiliki, mendanai dan menanggung risiko atas
ah

perusahaan yang akan didirikan bersama. Disamping

lik
itu, Pasal 22 UU No. 5/1999 tidak diterapkan dalam
proses seleksi mitra investasi, karena Pasal 22 UU No.
am

ub
5/1999 hanya diterapkan dalam tender pengadaan
barang dan jasa, yang sifatnya mengalihkan tanggung
ep
jawab dan risiko hukum antara pengguna (user) dan
k

penyedia (provider), sedangkan dalam proses seleksi


ah

mitra investasi, tidak merupakan pengadaan barang dan


R

si
jasa yang mengalihkan tanggung tanggung dan risiko
hukum antara pengguna (user) dan penyedia (provider),

ne
ng

akan tetapi penyelenggara dan mitra terpilih secara


bersama-sama mendanai, memiliki dan menanggung

do
gu

risiko. Ruang lingkup tender yang terbatas dalam Pasal


22 UU No. 5/1999, dan bahwa proses seleksi ini bukan
tender telah dijelaskan oleh ahli-ahli hukum persaingan
In
A

usaha, yaitu Prof. Erman Rajagukguk, S.H., PhD, Kurnia


Toha, S.H., LL.M, PhD dan Bismar Nasution (Guru
ah

lik

Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara).


4.5.4. Putusan Judex Facti dan Termohon Kasasi tentang
m

ub

“persekongkolan untuk memenangkan pemenang”


sangat absurd, tidak beralasan dan tidak dapat
ka

dipahami, karena:
ep

(1) Proses seleksi ini tidak diwajibkan peraturan


ah

perundang-undangan, karena itu, sebagai pilihan


R

bebas, maka tidak ada kepentingan dan manfaat


es

ekonomis bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I


M

ng

untuk bersekongkol. Bersekongkol untuk memilih


on
gu

Hal. 327 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 327
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mitra yang tidak qualified hanya akan merugikan

R
diri sendiri dan beban ekonomis di kemudian hari;

si
(2) Atas biaya sendiri, Pemohon Kasasi I telah

ne
ng
menunjuk konsultan hukum internasional dan
nasional serta konsultan keuangan, yaitu PWC
untuk membantunya dalam proses seleksi

do
gu tersebut, dengan tujuan semata-mata supaya
mendapatkan mitra investasi yang qualified. Kalau

In
A
tujuannya untuk bersekongkol, Pemohon Kasasi I
tidak perlu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,
ah

tetapi cukup saja menunjuk secara langsung mitra

lik
investasinya;
(3) Persekongkolan untuk mengatur atau menentukan
am

ub
pemenang hanya dapat dianggap terjadi (a)
apabila penyelenggara melonggarkan persyaratan-
ep
persyaratan, sehingga peserta yang tidak qualified
k

dapat dengan mudah memenuhinya, atau (b) ada


ah

peserta lain menjadi tersisih yang diakibatkan oleh


R

si
persekongkolan, yang seharusnya terpilih, atau (c)
antara peserta saling menyesuaikan harga

ne
ng

proposalnya. Semua hal itu tidak terjadi sama


sekali dalam perkara ini, sehingga tuduhan tentang

do
gu

persekongkolan tidak beralasan;


(4) Dari Putusan Termohon Kasasi maupun Judex
Facti tidak dapat disimpulkan bahwa proposal
In
A

Mitsubishi bukan proposal terbaik, baik dari segi


keuangan maupun dari segi teknis, dan tidak ada
ah

lik

proposal yang lebih baik daripadanya, sehingga


tidak ada alasan bagi Pertamina dan Pemohon
m

ub

Kasasi I untuk tidak memilihnya;


(5) Proposal LNGEU tidak memenuhi persyaratan
ka

TOR, yaitu tidak memenuhi persyaratan tentang


ep

jointly and severally liable yang dipersyaratkan


ah

dalam TOR. Lagi pula, Termohon Kasasi juga


R

telah mengakui bahwa LNGEU/LNGInternational


es

tidak memenuhi persyaratan TOR karena


M

ng

LNGEU/LNGInternational adalah perusahaan yang


on
gu

Hal. 328 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 328
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak berpengalaman dalam industri LNG.

R
Sedangkan proposal Mitsui hanya bersifat

si
informatif, indikatif dan tidak mengikat sehingga

ne
ng
dapat diubah secara sepihak sewaktu-waktu,
sehingga secara hukum Mitsui dapat sewaktu-
waktu mengubah proposal/pendiriannya secara

do
gu sepihak dengan alasan hukum yang sah bahwa
proposalnya hanya bersifat informatif dan tidak

In
A
mengikat. Tidak ada proposal lain yang lebih baik
daripada proposal Mitsubishi, sehingga tidak ada
ah

alasan bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I

lik
untuk tidak memilih Mitsubishi sebagai mitranya
karena semua persyaratan-persyaratan TOR
am

ub
dipenuhi oleh Mitsubishi;
(6) Sebelum proses seleksi calon mitra dilakukan,
ep
diskusi atau komunikasi juga telah dilakukan
k

bukan hanya dengan Mitsubishi, tetapi juga


ah

dengan LNGEU/LNGInternational, Itochu,


R

si
Anadarko, British Gas, LNG Japan, Mitsui dan
Marubeni;

ne
ng

(7) Begitu juga pada saat proses seleksi berlangsung,


komunikasi-komunikasi dilakukan oleh Pertamina

do
gu

dengan para pebisnis lainnya seperti


LNGEU/LNGInternational, British Gas, LNG Japan,
Marubeni, Anadarko, Itochu, dan Mitsui, dan tidak
In
A

hanya dengan Mitsubishi sebagaimana dituduhkan


oleh Termohon Kasasi;
ah

lik

(8) Undangan tertanggal 1 September 2006 tidak


hanya disampaikan kepada Mitsubishi, tetapi juga
m

ub

disampaikan kepada para pebisnis LNG, yaitu (a)


LNGEU yang membentuk konsorsium dengan
ka

Osaka Gas dan Golar, (b) Itochu; (c) LNG Japan


ep

(d) Marubeni; (e) Mitsubishi; (f) Mitsui; dan (g)


ah

Toyota, yang semuanya mendapatkan


R

perlakuan yang sama dengan Mitsubishi,


es

sedangkan undangan tambahan tanggal 13


M

ng

September 2006 kepada (i) British Gas, (ii) Japex


on
gu

Hal. 329 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 329
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan, (iii) POGI adalah karena adanya keinginan

R
berminat dari mereka untuk berpartisipasi dalam

si
proyek Donggi Senoro, yang disampaikannya

ne
ng
kepada Pertamina;
(9) Adanya perbedaan cara penilaian proposal dan
penilaian dilakukan secara terpisah secara

do
gu independen dalam seleksi calon mitra investor
justru membuktikan dengan sempurna bahwa

In
A
tidak ada persekongkolan dalam seleksi calon
mitra untuk memenangkan calon mitra tertentu.
ah

Justru metode penilaian yang sama dapat

lik
membuktikan adanya persekongkolan, dan kalau
tujuannya hanya untuk memenangkan Mitsubishi
am

ub
secara sekongkol cukup saja Mitsubishi ditunjuk
secara langsung, tanpa perlu ada penilaian yang
ep
terpisah. Perbedaan penilaian antara 2 (dua)
k

entitas dalam proses seleksi mitra investor


ah

merupakan suatu hal yang lazim dan alami


R

si
(natural). Hal ini karena Pertamina dan Pemohon
Kasasi I merupakan dua entitas dengan masing-

ne
ng

masing mempunyai pertimbangan bisnis yang


berbeda, sehingga berakibat pada pembobotan

do
gu

penilaian yang berbeda terhadap suatu proposal


yang ada;
(10) Tidak ada pertentangan antara TOR dan
In
A

keputusan Direksi Pertamina dan Pemohon Kasasi


I dalam hal pemasaran LNG. Tujuan TOR dan
ah

lik

keputusan Direksi adalah untuk mendapatkan nilai


maksimal dari pasar (to get maximum value from
m

ub

the Market) sebagaimana disebutkan dalam TOR,


dan hal ini juga telah disyaratkan oleh BPMigas
ka

sebagai regulator;
ep

(11) Termohon Kasasi tidak memahami apa yang


ah

diputuskannya, karena persyaratan teknologi yang


R

proven (teknologi sudah terbukti teruji dengan


es

baik) disimpulkan oleh Termohon Kasasi sebagai


M

ng

pelanggaran.
on
gu

Hal. 330 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 330
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan demikian, Putusan Judex Facti dan Termohon

R
Kasasi hanya didasarkan pada perkiraan semata,

si
asumsi dugaan dan salah menerapkan hukum

ne
ng
pembuktian.
4.5.5. Pada akhirnya, persaingan usaha tidak sehat tidak
relevan sama sekali karena (a) proposal LNGEU tidak

do
gu memenuhi persyaratan TOR, (b) tidak terpilihnya Mitsui
adalah karena proposal yang diajukan Mitsui tidak

In
A
bersifat mengikat, hanya bersifat informatif dan indikatif
serta dapat diubah oleh Mitsui sewaktu-waktu
ah

berdasarkan persyaratan dalam proposalnya, dan (c)

lik
semua persyaratan TOR dipenuhi oleh Mitsubishi, dan
tidak ada proposal lain yang lebih baik daripada
am

ub
proposal Mitsubishi.
4.6. Untuk menjelaskan lebih lanjut bahwa Judex Facti telah salah
ep
menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, di bawah ini Pemohon
k

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II akan menguraikan secara ringkas


ah

kesalahan/kekeliruan nyata dari Judex Facti dan Termohon Kasasi


R

si
sebagai berikut:
4.6.1. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan

ne
ng

Pelaku Usaha dalam konteks dan penerapan Pasal 23


UU No. 5/1999. Konstruksi, logika dan tujuan Pasal 23

do
gu

UU No. 5/1999 adalah bahwa arti Pelaku Usaha


hanyalah terbatas bagi (i) para pihak yang merupakan
peserta seleksi mitra, dan (ii) para calon mitra yang
In
A

saling bersaing, sedangkan Pemohon Kasasi I dan


Pemohon Kasasi II bukan peserta seleksi mitra investasi
ah

lik

dan bukan pula pesaing dari peserta seleksi mitra


(LNGEU/LNGInternational). Disamping itu, Termohon
m

ub

Kasasi dalam putusannya juga telah


mempertimbangkan dan mengakui bahwa Pemohon
ka

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan pelaku usaha,


ep

akan tetapi “pihak lain”, padahal berdasarkan Pasal 23


ah

juncto Pasal 1 ayat 5 dan Pasal 47, penjelasan resmi


R

Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35


es

huruf a s/d c UU No. 5/1999, hanya “Pelaku Usaha”


M

ng

yang dapat dikenakan sanksi oleh Termohon Kasasi,


on
gu

Hal. 331 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 331
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan bukan dalam kapasitas sebagai “Pihak Lain”.

R
Mengingat bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon

si
Kasasi II bukan peserta dalam proses seleksi mitra

ne
ng
investasi, dan bukan pula pesaing dari para peserta
seleksi, maka konsekuensinya adalah bahwa Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak melanggar Pasal

do
gu 23 UU No. 5/1999.
4.6.2. Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 23 UU No. 5/1999

In
A
adalah apabila suatu perusahaan mendapatkan
informasi pesaingnya secara tidak sah. Dalam perkara
ah

ini, pertukaran informasi antara Mitsubishi dan

lik
LNGEU/LNGInternational telah disetujui, disepakati
dan atas ijin LNGEU/LNGInternational berdasarkan
am

ub
penandatanganan Confidentiality Agreement di antara
mereka, dan oleh karena itu, perolehan informasi
ep
tersebut (apabila ada) tidak melanggar Pasal 23 UU
k

No. 5/1999. Terlebih lagi, LNGEU/LNGInternational


ah

bukan pesaing dari Pemohon Kasasi I dan Pemohon


R

si
Kasasi II dalam proses seleksi tersebut, sehingga
Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak dapat diterapkan

ne
ng

kepada Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II.


4.6.3. Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak mengenal

do
gu

“memfasilitasi”. Sistem pengenaan sanksi


admininistratif yang dapat dilakukan oleh Termohon
Kasasi dalam UU No. 5/1999 tidak mengenal
In
A

memfasilitasi/membantu melakukan
(medeplegtigeheid) sebagaimana diatur dalam Pasal
ah

lik

56 KUHPidana, dimana sistem penghukuman yang


demikian wajib dibuat dan ditentukan dalam suatu
m

ub

undang-undang (persetujuan Pemerintah dan DPR).


4.6.4. Persekongkolan mendapatkan informasi rahasia
ka

pesaing (LNGEU/LNGInternational) yang informasinya


ep

dipergunakan dalam proses seleksi tidak beralasan


ah

sama sekali karena:


R

(1) Pertukaran informasi antara LNGEU/LNG


es

International dengan Mitsubishi telah


M

ng

disepakati/disetujui dan atas ijin LNGEU/


on
gu

Hal. 332 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 332
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
LNGInternational, dan pertukaran informasi

R
merupakan hal yang lazim dalam praktek bisnis

si
dalam hal merencanakan kerja sama/transaksi

ne
ng
bisnis. Begitu juga, semua keputusan bisnis antara
LNGEU/LNGInternational dan Mitsubishi, secara
khusus penandatanganan Confidentiality

do
gu Agreement di antara mereka adalah keputusan
absolut mereka sesuai dengan Pasal 1338 dan

In
A
Pasal 1320 KUHPerdata, dan Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II tidak mencampuri
ah

keputusan tersebut;

lik
(2) Tidak ada sama sekali informasi
LNGEU/LNGInternational dalam proposal
am

ub
Mitsubishi. Terhadap tuduhan mendapatkan
informasi rahasia pesaingnya, Termohon Kasasi
ep
wajib membuktikan bahwa ada informasi
k

LNGEU/LNGInternational dalam proposal


ah

Mitsubishi;
R

si
(3) Basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan
sifat transaksi bisnis yang akan dicapai pada

ne
ng

periode seleksi calon mitra berbeda sama sekali


dengan periode pada saat rencana transaksi jual

do
gu

beli gas dalam Exclusivity Agreement, sehingga


tidak ada informasi yang relevan dari due diligence
pada periode Exclusivity Agreement ke dalam
In
A

proposal dalam proses seleksi mitra investasi;


(4) Domestic Market Obligation (kewajiban alokasi
ah

lik

pemasaran dalam negeri) adalah kebijakan


pemerintah/bersifat umum yang diatur oleh
m

ub

Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan dapat diakses secara
ka

umum pula, dan tidak merupakan milik


ep

LNGEU/LNGInternational. Suatu peraturan


ah

perundang-undangan bukanlah bersifat rahasia


R

dan bukan pula milik perseorangan, sehingga


es

bukanlah suatu informasi rahasia dari


M

ng

LNGEU/LNGInternational;
on
gu

Hal. 333 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 333
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(5) Putusan Judex Facti dan Termohon Kasasi hanya

R
didasarkan pada perkiraan semata, asumsi

si
dugaan dan salah menerapkan hukum

ne
ng
pembuktian.
4.6.5. Pada akhirnya, persaingan usaha tidak sehat dalam
proses seleksi calon mitra ini tidak relevan sama sekali

do
gu dan tidak terjadi.
4.7. Judex Facti telah melanggar hukum acara karena tidak

In
A
mengijinkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II
memeriksa berkas atau dokumen Termohon Kasasi yang
ah

dijadikan dasar untuk menghukum Pemohon Kasasi I dan

lik
Pemohon Kasasi II, dan Judex Facti tidak mempertimbangkan
fakta hukum bahwa Termohon Kasasi telah melakukan
am

ub
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dan melanggar
due process of law dalam membuat putusannya.
ep
4.8. Judex Facti dan Termohon Kasasi telah membuat kesalahan
k

karena tidak memberikan dasar pertimbangan mengenai denda


ah

yang dibebankan.
R

si
4.9. Hal-hal di atas akan diuraikan secara terperinci dalam Memori
Kasasi ini.

ne
ng

V. URAIAN RINCI ALASAN-ALASAN PERMOHONAN/MEMORI KASASI


1. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II sangat keberatan

do
gu

terhadap pertimbangan Judex Facti dan Termohon Kasasi.


Mengingat Judex Facti hanya mengambil-alih pertimbangan
Termohon Kasasi dan tidak membuat pertimbangan baru, maka
In
A

Memori Kasasi ini akan membantah pertimbangan Putusan


Termohon Kasasi, dan dengan membantah pertimbangan
ah

lik

Termohon Kasasi tersebut, Memori Kasasi ini secara mutatis


mutandis membantah pertimbangan Putusan Judex Facti.
m

ub

2. Dalam Memori Kasasi ini, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi


II akan menguraikan pertimbangan-pertimbangan Judex Facti yang
ka

disebutkan tersebut di atas.


ep

VI. SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN JUDEX FACTI YANG


ah

MENYATAKAN BAHWA PARA Pemohon KEBERATAN MERUPAKAN


R

SUBJEK HUKUM PELAKU USAHA


es
M

ng

on
gu

Hal. 334 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 334
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Pemohon Kasasi I dituduh melanggar Pasal 22 dan Pasal 23 UU

R
No. 5/1999, dan Pemohon Kasasi II dituduh melanggar Pasal 23

si
UU No. 5/1999.

ne
ng
SEHUBUNGAN DENGAN PASAL 22 UU NO. 5/1999
4. Judex Facti telah salah menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999
sehubungan dengan pertimbangannya tentang subjek hukum

do
gu pelaku usaha, yang diuraikan di bawah ini.
ALASAN PERTAMA: HANYA PESERTA YANG DAPAT

In
A
DIKATEGORIKAN SEBAGAI ”PELAKU
USAHA”, SEDANGKAN Pemohon Kasasi I
ah

BUKAN PESERTA

lik
5. Judex Facti terlalu menyederhanakan aspek-aspek hukum
penerapan UU No. 5/1999. Untuk menentukan ”pelaku usaha”,
am

ub
pertimbangan Judex Facti hanya menyatakan “para Pemohon
Keberatan merupakan subjek hukum pelaku usaha”. Pertimbangan
ep
Judex Facti dibuat tanpa pertimbangan dan alasan yang jelas dan
k

cermat, sehingga sangat beralasan untuk dibatalkan berdasarkan


ah

Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974, tanggal


R

si
25 Nopember 1974, yang dikutip sebagai berikut:
“Dengan tidak/kurang memberikan pertimbangan/alasan,

ne
ng

bahkan apabila alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat


dimengerti ataupun bertentangan dengan satu sama lain, maka hal

do
gu

demikian dapat dipandang sebagai suatu kelalaian dalam acara


(Vormverzuim) yang dapat mengakibatkan batalnya suatu putusan
…”
In
A

6. Dalam konteks, logika dan penerapan Pasal 22 UU No. 5/1999,


pertama-tama harus dibedakan antara unsur “pelaku usaha”
ah

lik

dengan unsur “pihak lain”, dan identitas “pelaku usaha” dan “pihak
lain” haruslah berbeda antara satu dengan yang lainnya serta
m

ub

bahwa hanya “pelaku usaha” yang dapat dinyatakan melanggar


Pasal 22 UU No. 5/1999.
ka

7. Suatu subjek hukum tidak serta merta menjadi ”pelaku usaha”


ep

dalam penerapan UU No. 5/1999. Kategori ”pelaku usaha”


ah

hanya dapat ditentukan dari jenis kegiatan ekonomi atau


R

kepentingan ekonomi yang dilakukannya dalam suatu kasus


es

per kasus. Kaidah hukum ini telah dijelaskan oleh ahli-ahli hukum
M

ng

persaingan usaha yang sudah dikenal luas, yaitu Knud Hansen,


on
gu

Hal. 335 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 335
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peter W. Heermann, Wolfgang Kartte, Hans-W. Micklitz, Wolfgang

R
Pfletschinger, Franz Jürgen Säcker dan Herbert Sauter dalam

si
buku “Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan

ne
ng
Persaingan Usaha Tidak Sehat” diterbitkan oleh Katalis, Edisi
Kedua, 2002, halaman 50, yang menyatakan sebagai berikut:
“Dapat disimpulkan dari istilah “Pelaku Usaha”, bahwa hanya dari

do
gu jenis kegiatannyalah ditentukan sebagai pelaku usaha; dan
sebaliknya dapat ditentukan, bahwa subyek hukum dapat

In
A
menjadi pelaku usaha sebagaimana dimaksud undang-
undang ini melalui suatu kegiatan tertentu, tetapi melalui
ah

kegiatan yang lain tidak. Pedagang eceran yang menjual

lik
barangnya adalah pelaku usaha, tetapi tidak dianggap sebagai
pelaku usaha, apabila membeli barang konsumsi untuk
am

ub
kebutuhannya sendiri.”
Dengan demikian, dalam proses seleksi aquo dan untuk
ep
menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999 secara benar dan tepat,
k

seharusnya Judex Facti membuat uraian dan analisa juridis dan


ah

ekonomi tentang kegiatan ekonomi Pemohon Kasasi I dikaitkan


R

si
dengan larangan yang dimaksudkan dalam Pasal 22 UU No.
5/1999 untuk menyimpulkan Pemohon Kasasi I sebagai adalah

ne
ng

”pelaku usaha” berdasarkan Pasal 22 UU No. 5/1999, yang dalam


perkara ini telah dilalaikan oleh Judex Facti, sehingga sangat

do
gu

beralasan untuk dibatalkan.


8. Berdasarkan kaidah hukum tersebut di atas dihubungkan dengan
Pasal 22 UU No. 5/1999, maka untuk menentukan apakah suatu
In
A

pihak disebut sebagai “pelaku usaha”, Judex Facti seharusnya


merujuk ketentuan Pasal 1 ayat 5, Pasal 22 juncto Pasal 47,
ah

lik

penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan


Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999. Tidak tepat hanya merujuk
m

ub

pengertian “subjek hukum” untuk menentukan “pelaku usaha”


dalam menerapkan UU No. 5/1999, seandainya (quod non,
ka

halmana ditolak) definisi tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999


ep

dapat diterapkan dalam proses seleksi mitra.


ah

9. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, yaitu:


R

9.1. Pasal 1 ayat 5 UU No. 5/1999 telah mendefinisikan


es

"pelaku usaha", yaitu setiap orang perorangan atau badan


M

ng

usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan


on
gu

Hal. 336 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 336
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau

R
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara

si
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

ne
ng
melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan
usaha dalam bidang ekonomi.”
Berdasarkan Pasal 1 ayat 5 UU No. 5/1999, pelaku usaha

do
gu harus menyelengarakan kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi di wilayah hukum Indonesia. Yang dimaksud

In
A
dengan "menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha
dalam bidang ekonomi” adalah pihak yang mempunyai
ah

kegiatan ekonomi/kepentingan terhadap suatu transaksi

lik
ekonomi yang dilakukannya.
9.2. Pasal 22 UU No. 5/1999 yang menentukan larangan bagi
am

ub
pelaku usaha yang menjadi peserta seleksi dan
mempunyai kegiatan ekonomi untuk dipilih sebagai
ep
pemenang dengan cara melakukan tindakan
k

persekongkolan. Dengan demikian, Pasal 22 UU No.


ah

5/1999 hanya dapat diterapkan dalam situasi, dimana


R

si
satu atau lebih peserta melakukan tindakan tertentu
berkoordinasi untuk menentukan pemenang, dan

ne
ng

mempunyai kegiatan/kepentingan ekonomi untuk


dipilih dan ditetapkan sebagai pemenang.

do
gu

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan “pelaku usaha”


berdasarkan Pasal 22 UU No. 5/1999 haruslah: (a)
peserta proses seleksi saling berkoordinasi, dan (b)
In
A

untuk mengatur salah satu peserta sebagai pemenang.


9.3. Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c,
ah

lik

Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999


yang menentukan bahwa hanya “pelaku usaha” yang
m

ub

dapat terkena larangan/sanksi administratif yang dapat


dikenakan oleh Termohon Kasasi.
ka

10. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan-ketentuan:


ep

10.1. Pasal 1 ayat 5 UU No. 5/1999 tentang definisi pelaku


ah

usaha, yaitu pihak yang mempunyai kegiatan ekonomi


R

atas suatu transaksi yang dilakukannya.


es
M

ng

on
gu

Hal. 337 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 337
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10.2. Pasal 22 UU No. 5/1999 tentang larangan bagi satu atau

R
lebih dari peserta (pelaku usaha) melakukan tindakan

si
koordinasi untuk menentukan pemenang.

ne
ng
10.3. Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c,
Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999,
yang menentukan bahwa hanya “pelaku usaha” yang

do
gu terkena sanksi administratif oleh Termohon Kasasi,
maka yang dimaksud dengan “pelaku usaha” dalam konteks dan

In
A
penerapan Pasal 22 UU No. 5/1999 dikaitkan dengan proses
seleksi aquo adalah pihak yang ikut serta dalam proses seleksi,
ah

yang mempunyai kegiatan/kepentingan ekonomi untuk dipilih

lik
sebagai pemenang dan melakukan tindakan tertentu untuk
mengatur sehingga pihak tersebut dipilih sebagai pemenang.
am

ub
Hanya pihak yang ikut serta dalam proses seleksi yang
mempunyai kegiatan ekonomi/kepentingan ekonomi untuk
ep
dipilih/ditetapkan sebagai pemenang.
k

11. Tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa Pemohon Kasasi I bukan


ah

peserta seleksi mitra investor, tetapi hanya penyelenggara, dan


R

si
tidak mempunyai kegiatan ekonomi/kepentingan untuk dipilih dan
ditetapkan sebagai pemenang. Pihak yang mempunyai kegiatan

ne
ng

ekonomi/kepentingan untuk dipilih/ditetapkan sebagai pemenang


adalah para perusahaan yang mengajukan proposalnya. Oleh

do
gu

karena itu, Pemohon Kasasi I bukanlah "pelaku usaha" dalam


konteks Pasal 22 UU No. 5/1999 dikaitkan dengan proses seleksi
aquo. Dengan demikian, Putusan Judex Facti, yang menyatakan
In
A

bahwa Pemohon Kasasi I merupakan "pelaku usaha" telah salah


menerapkan ketentuan Pasal 22, Pasal 1 ayat 8 dan Pasal 47,
ah

lik

Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan


Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, sehingga sangat beralasan
m

ub

untuk dibatalkan.
12. Tidak semua subjek hukum serta merta menjadi ”pelaku usaha”
ka

dalam penerapan UU No. 5/1999 telah dipertimbangkan oleh


ep

Termohon Kasasi dalam Putusannya pada halaman 236 butir


ah

10.5.2, dimana Termohon Kasasi telah membedakan antara


R

“pelaku usaha” dan “pihak lain”, dan atas pertimbangan tersebut,


es

Termohon Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I


M

ng

sebagai “pihak lain”, bukan sebagai “pelaku usaha”.


on
gu

Hal. 338 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 338
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13. Seandainya (quod non, halmana ditolak) tender dalam Pasal 22

R
UU No. 5/1999 dapat diterapkan dalam proses seleksi mitra aquo,

si
maka berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 5, Pasal 22 juncto Pasal

ne
ng
47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l
dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, Judex Facti harus
membuktikan bahwa Pemohon Kasasi I adalah peserta proses

do
gu seleksi atau pihak yang menyampaikan proposal dan
mempunyai kegiatan ekonomi untuk dipilih sebagai

In
A
pemenang. Dalam hal ini, Judex Facti telah salah menerapkan
hukum pembuktian.
ah

14. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Judex Facti telah salah

lik
menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999, dan Putusan Judex Facti
sangat beralasan untuk dibatalkan sehubungan dengan
am

ub
pertimbangannya yang menyatakan Pemohon Kasasi I sebagai
pelaku usaha.
ep
ALASAN KEDUA : PUTUSAN JUDEX FACTI DAN PUTUSAN
k

Termohon Kasasi SALING BERTOLAK


ah

BELAKANG, DAN PUTUSAN JUDEX FACTI


R

si
DAN PUTUSAN Termohon Kasasi
BERTENTANGAN PULA DENGAN PASAL 22,

ne
ng

PASAL 47, PENJELASAN RESMI PASAL 47


AYAT (2) HURUF C, PASAL 36 HURUF L DAN

do
gu

PASAL 35 HURUF A S/D C UU NO. 5/1999


15. Suatu putusan haruslah benar dalam penerapan hukum dan fakta-
fakta hukum, dan setiap putusan tidak boleh saling bertolak
In
A

belakang satu dengan yang lain, yang apabila hal ini terlanggar,
maka putusan tersebut haruslah dibatalkan.
ah

lik

16. Tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa hanya "pelaku usaha" yang
dapat terkena larangan/sanksi pelanggaran Pasal 22 UU No.
m

ub

5/1999 telah ditentukan dalam Pasal 22, Pasal 47, penjelasan


resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35
ka

huruf a s/d c UU No. 5/1999, sedangkan “pihak lain” tidak terkena


ep

larangan/sanksi Pasal 22 UU No. 5/1999.


ah

17. Termohon Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I sebagai


R

“pihak lain”, bukan “pelaku usaha” berdasarkan pertimbangan


es

Termohon Kasasi pada halaman 236 butir 10.5.2 Putusannya. Di


M

ng

pihak lain, Judex Facti menguatkan dan mengambil-alih semua


on
gu

Hal. 339 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 339
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertimbangan Termohon Kasasi. Dengan demikian, sudah jelas

R
hal-hal sebagai berikut:

si
17.1. Antara Putusan Judex Facti dengan Putusan Termohon

ne
ng
Kasasi saling bertentangan dan bertolak belakang satu
dengan yang lainnya, karena pertimbangan Termohon
Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I sebagai

do
gu “pihak lain”, sedangkan Judex Facti memposisikan
Pemohon Kasasi I sebagai “pelaku usaha”, namun di sisi

In
A
lain, Putusan Judex Facti telah mengambil seluruh
pertimbangan Termohon Kasasi, dimana Termohon Kasasi
ah

telah memposisikan Pemohon Kasasi I sebagai “pihak

lik
lain”, bukan “pelaku usaha”.
17.2. Putusan Termohon Kasasi bertentangan dan melanggar
am

ub
ketentuan Pasal 22, Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47
ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c
ep
UU No. 5/1999, karena berdasarkan ketentuan-ketentuan
k

tersebut, hanya “pelaku usaha” yang terkena larangan


ah

sanksi administratif, sedangkan Pemohon Kasasi I bukan


R

si
“pelaku usaha, akan tetapi hanya “pihak lain” sebagaimana
telah dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi, seandainya

ne
ng

(quod non, halmana ditolak) Pasal 22 UU No. 5/1999


terlanggar dan seandainya proses seleksi mitra investor

do
gu

dianggap sebagai tender dalam konteks Pasal 22 UU No.


5/1999.
18. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pertimbangan Putusan Judex
In
A

Facti bertolak belakang dengan pertimbangan Putusan Termohon


Kasasi, dan pertimbangan Putusan Judex Facti bertentangan
ah

lik

pula dengan ketentuan Pasal 22, Pasal 47, penjelasan resmi


Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d
m

ub

c UU No. 5/1999. Putusan yang saling bertolak belakang


merupakan alasan untuk membatalkannya berdasarkan Surat
ka

Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun


ep

1974, tanggal 25 Nopember 1974 sebagaimana telah dikutip pada


ah

butir 5 di atas.
R

SEHUBUNGAN DENGAN PASAL 23 UU NO. 5/1999


es
M

ng

on
gu

Hal. 340 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 340
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
19. Demikian juga sehubungan dengan Pasal 23 UU No. 5/1999,

R
Judex Facti terlalu menyederhanakan aspek-aspek hukum

si
penerapan UU No. 5/1999 dan salah menerapkan hukum.

ne
ng
20. Di bawah ini akan diuraikan bahwa Judex Facti telah salah
menerapkan ketentuan Pasal 23 UU No. 5/1999 terkait dengan
pertimbangannya tentang subjek hukum pelaku usaha.

do
gu ALASAN PERTAMA : Pemohon Kasasi I DAN Pemohon Kasasi II
BUKAN ”PELAKU USAHA”, KARENA

In
A
Pemohon Kasasi I DAN Pemohon Kasasi II
BUKAN PESERTA PROSES SELEKSI MITRA
ah

INVESTASI DAN BUKAN PULA PESAING

lik
DARI PESERTA SELEKSI MITRA INVESTASI,
SEHINGGA Pemohon Kasasi I DAN
am

ub
Pemohon Kasasi II BUKAN PELAKU USAHA
DALAM KONTEKS PASAL 23 UU NO. 5/1999
ep
21. Judex Facti telah salah menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999
k

dalam menyimpulkan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon


ah

Kasasi II adalah pelaku usaha berdasarkan Pasal 23 UU No.


R

si
5/1999. Dalam menentukan ”pelaku usaha”, pertimbangan Judex
Facti hanya menyatakan “para Pemohon Keberatan merupakan

ne
ng

subjek hukum pelaku usaha”. Pertimbangan Judex Facti dibuat


tanpa pertimbangan dan alasan yang jelas dan cermat, sehingga

do
gu

sangat beralasan untuk dibatalkan berdasarkan Surat Edaran


Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974, tanggal 25
Nopember 1974.
In
A

22. Suatu subjek hukum tidak serta merta menjadi ”pelaku usaha”
dalam penerapan UU No. 5/1999. Kategori ”pelaku usaha”
ah

lik

hanya dapat ditentukan dari jenis kegiatan atau kepentingan


yang dilakukannya dalam suatu kasus per kasus. Kaidah
m

ub

hukum ini telah dijelaskan oleh ahli-ahli hukum persaingan usaha


yang sudah dikenal luas, yaitu Knud Hansen, Peter W. Heermann,
ka

Wolfgang Kartte, Hans-W. Micklitz, Wolfgang Pfletschinger, Franz


ep

Jürgen Säcker dan Herbert Sauter dalam buku “Undang-Undang


ah

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”


R

diterbitkan oleh Katalis, edisi kedua, 2002, halaman 50, dimana


es

pendapat mereka telah dikutip pada angka 7 (tujuh) diatas.


M

ng

on
gu

Hal. 341 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 341
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan demikian, dalam proses seleksi aquo dan untuk

R
menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999 secara benar dan tepat,

si
seharusnya Judex Facti membuat uraian dan analisa juridis dan

ne
ng
ekonomi tentang kegiatan ekonomi Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II dikaitkan dengan larangan yang dimaksudkan
dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 untuk menyimpulkan Pemohon

do
gu Kasasi I dan Pemohon Kasasi II sebagai ”pelaku usaha”
berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999, yang dalam perkara ini

In
A
dilalaikannya, sehingga beralasan untuk dibatalkan.
23. Berdasarkan kaidah hukum tersebut di atas dihubungkan dengan
ah

Pasal 22 UU No. 5/1999, maka untuk menentukan apakah suatu

lik
pihak disebut sebagai “pelaku usaha”, Judex Facti seharusnya
merujuk ketentuan Pasal 1 ayat 5, Pasal 23 juncto Pasal 47,
am

ub
penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan
Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999. Tidak tepat hanya merujuk
ep
pengertian “subjek hukum” untuk menentukan “pelaku usaha”
k

dalam menerapkan UU No. 5/1999, seandainya (quod non,


ah

halmana ditolak) Pasal 23 UU No. 5/1999 dapat diterapkan dalam


R

si
proses seleksi mitra.
24. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, yaitu:

ne
ng

24.1. Pasal 1 ayat 5 UU No. 5/1999 yang telah mendefinisikan


"pelaku usaha", dimana ditentukan bahwa pelaku usaha

do
gu

harus menyelengarakan kegiatan usaha dalam bidang


ekonomi di wilayah hukum Indonesia. Yang dimaksud
dengan "menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha
In
A

dalam bidang ekonomi” adalah pihak yang mempunyai


kegiatan ekonomi/kepentingan terhadap suatu transaksi
ah

lik

ekonomi yang dilakukannya.


24.2. Pasal 23 UU No. 5/1999 dikaitkan dengan proses seleksi
m

ub

aquo tentang larangan bagi pelaku usaha yang menjadi


peserta seleksi dan mempunyai kegiatan ekonomi untuk
ka

dipilih sebagai pemenang dengan cara memperoleh


ep

rahasia informasi dari pesaingnya secara sekongkol.


ah

Dengan demikian, Pasal 23 UU No. 5/1999 hanya dapat


R

diterapkan dalam situasi, dimana satu atau lebih


es

peserta melakukan tindakan tertentu untuk


M

ng

mendapatkan informasi rahasia pesaingnya, dan


on
gu

Hal. 342 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 342
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai kepentingan ekonomi untuk mendapatkan

R
informasi rahasia saingannya dan untuk dipilih dan

si
ditetapkan sebagai pemenang.

ne
ng
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan “pelaku usaha”
berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999 haruslah: (i)
peserta yang ikut dalam proses seleksi tersebut, dan

do
gu (ii) peserta berkoordinasi untuk memperoleh informasi
dari pesaingnya, (iii) dengan maksud agar

In
A
terpilih/ditetapkan sebagai pemenang dari hasil
mendapatkan informasi rahasia pesaingnya.
ah

24.3. Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c,

lik
Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999
yang menentukan bahwa hanya “pelaku” usaha yang
am

ub
dapat terkena larangan/sanksi administratif yang dapat
dikenakan oleh Termohon Kasasi.
ep
25. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan-ketentuan:
k

25.1. Pasal 1 ayat 5 UU No. 5/1999 tentang definisi pelaku usaha,


ah

yaitu pihak yang mempunyai kegiatan ekonomi atas


R

si
suatu transaksi yang dilakukannya.
25.2. Pasal 23 UU No. 5/1999 tentang larangan bagi satu atau

ne
ng

lebih dari peserta (pelaku usaha) melakukan tindakan


koordinasi untuk mendapatkan informasi rahasia

do
gu

pesaingnya dengan maksud agar terpilih/ditetepkan sebagai


pemenang dari hasil mendapatkan informasi rahasia
pesaingnya.
In
A

25.3. Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal
36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, yang
ah

lik

menentukan bahwa hanya “pelaku usaha” yang terkena


sanksi administratif oleh Termohon Kasasi,
m

ub

maka yang dimaksud dengan “pelaku usaha” dalam konteks dan


penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999 dikaitkan dengan proses
ka

seleksi aquo adalah pihak yang ikut serta dalam proses seleksi,
ep

yang mempunyai kepentingan ekonomi untuk memperoleh


ah

informasi rahasia pesaingnya dan mempunyai kegiatan


R

ekonomi untuk dipilih sebagai pemenang. Hanya pihak yang


es

ikut serta dalam proses seleksi yang mempunyai


M

ng

kegiatan/kepentingan ekonomi untuk mendapatkan informasi


on
gu

Hal. 343 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 343
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
rahasia pesaingnya dan mempunyai kegiatan ekonomi untuk

R
dipilih/ditetapkan sebagai pemenang.

si
26. Fakta hukum yang tidak perlu diperdebatkan lagi adalah bahwa

ne
ng
dalam proses seleksi calon mitra ini, bahwa (a) Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II bukan peserta seleksi, (b) Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan “pesaing” dari para peserta

do
gu proses seleksi, termasuk LNGEU, (c) Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II tidak mempunyai kepentingan untuk

In
A
memperoleh informasi para peserta, dan (d) Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II tidak mempunyai kepentingan untuk dipilih
ah

dan ditetapkan sebagai pemenang, karena mereka bukan peserta

lik
proses seleksi mitra. Oleh karena itu, Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II bukanlah "pelaku usaha" dalam konteks Pasal
am

ub
23 UU No. 5/1999 dikaitkan dengan proses seleksi aquo. Dengan
demikian, Putusan Judex Facti, yang menyatakan bahwa
ep
Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi merupakan "pelaku
k

usaha" telah salah menerapkan ketentuan Pasal 22, Pasal 1 ayat


ah

8 dan Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal
R

si
36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, sehingga
sangat beralasan untuk dibatalkan.

ne
ng

27. Pihak-pihak yang saling bersaing (pesaing) dalam Pasal 23 UU


No. 5/1999 dan mempunyai kepentingan ekonomi untuk dipilih dan

do
gu

ditetapkan sebagai pemenang dalam proses seleksi tersebut serta


mempunyai kegiatan ekonomi untuk memperoleh informasi
pesaingnya adalah para peserta yang diundang untuk
In
A

menyampaikan proposalnya untuk diseleksi dan berharap


dipilih sebagai pemenang.
ah

lik

Antara penyelenggara dan perusahaan yang diundang bukan


pesaing satu dengan yang lain. Hal ini telah dijelaskan oleh ahli
m

ub

hukum persaingan usaha, yaitu Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD


dalam keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada
ka

halaman 17. Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya


ep

tertanggal 18 Nopember 2010 pada halaman 16 dan 17, yang


ah

menjelaskan lebih lanjut:


R

“Kondisi dasar yang harus melekat dalam Persekongkolan dalam


es

Pasal 1 angka 8 juncto Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah harus


M

ng

terdapat konspirasi atau penyesuaian perilaku atau kerjasama


on
gu

Hal. 344 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 344
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antar pelaku usaha yang bertujuan mendapatkan informasi rahasia

R
perusahaan pesaingnya. Jadi perusahaan yang bersekongkol

si
haruslah merupakan pesaing dari perusahaan yang informasi

ne
ng
rahasia perusahaannya diambil.”

“Pelaku usaha yang terkena sanksi berdasarkan Pasal 23 adalah pelaku

do
gu usaha yang bersaing dengan pelaku usaha yang mempunyai informasi
rahasia perusahaan yang bersekongkol dengan pihak lain untuk

In
mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya tersebut. Jadi
A
pelaku usaha yang bersekongkol dan akan terkena sanksi adalah
perusahaan pesaing yang mengambil informasi rahasia perusahaan
ah

lik
pesaingnya.”
28. Tidak semua subjek hukum serta merta menjadi ”pelaku usaha”
am

ub
dalam penerapan UU No. 5/1999 telah dipertimbangkan oleh
Termohon Kasasi dalam Putusannya pada halaman 239 butir
11.5.2, dimana Termohon Kasasi telah membedakan antara
ep
k

“pelaku usaha” dan “pihak lain”, dan atas pertimbangan tersebut,


Termohon Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I dan
ah

R
Pemohon Kasasi II sebagai “pihak lain”, bukan sebagai

si
“pelaku usaha”.

ne
ng

29. Seandainya (quod non, halmana ditolak) Pasal 23 UU No. 5/1999


dapat diterapkan dalam proses seleksi mitra aquo, maka
berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 5, Pasal 23 juncto Pasal 47,

do
gu

penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan


Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, Judex Facti harus
In
A

membuktikan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi


II adalah peserta proses seleksi mitra investasi atau pihak
ah

yang menyampaikan proposal dan mempunyai kegiatan


lik

ekonomi untuk dipilih sebagai pemenang. Dalam hal ini, Judex


Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian.
m

ub

30. Selanjutnya, seandainya (quod non, halmana ditolak) Pasal 23 UU


No. 5/1999 dapat diterapkan dalam proses seleksi mitra investasi
ka

ep

aquo, maka berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 5, Pasal 23


juncto Pasal 47, penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal
ah

36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, Judex Facti


R

harus membuktikan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon


es
M

Kasasi II merupakan pesaing dari para peserta seleksi mitra


ng

on
gu

Hal. 345 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 345
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
investasi (termasuk LNGEU). Dalam hal ini, Judex Facti telah

R
salah menerapkan hukum pembuktian.

si
31. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Judex Facti telah salah

ne
ng
menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, dan sangat beralasan
untuk dibatalkan sehubungan dengan pertimbangannya yang
menyatakan Pemohon Kasasi I sebagai pelaku usaha.

do
gu ALASAN KEDUA : ANTARA PUTUSAN JUDEX FACTI DENGAN
PUTUSAN Termohon Kasasi SALING

In
A
BERTOLAK BELAKANG, DAN PUTUSAN
JUDEX FACTI DAN PUTUSAN Termohon
ah

Kasasi BERTENTANGAN PULA DENGAN

lik
PASAL 23, PASAL 47, PENJELASAN RESMI
PASAL 47 AYAT (2) HURUF C, PASAL 36
am

ub
HURUF L DAN PASAL 35 HURUF A S/D C UU
NO. 5/1999
ep
32. Demikian juga, dalam konteks dan logika Pasal 23 UU No. 5/1999,
k

harus dibedakan pertama-tama antara unsur “pelaku usaha”


ah

dengan unsur “pihak lain”, dan identitas “pelaku usaha” dan “pihak
R

si
lain” haruslah berbeda antara satu dengan yang lainnya, serta
pihak yang terkena larangan/sanksi pelanggaran hanyalah

ne
ng

"pelaku usaha", bukan dalam posisi “pihak lain” sebagaimana


ditentukan dalam Pasal 22, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47

do
gu

ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No.
5/1999.
33. Suatu putusan tidak boleh saling bertolak belakang satu dengan
In
A

yang lain, yang apabila hal ini terlanggar, maka putusan tersebut
haruslah dibatalkan. Dalam kaitan ini, Termohon Kasasi telah
ah

lik

menempatkan posisi Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II


dalam posisi sebagai “Pihak Lain”, bukan “pelaku usaha”
m

ub

berdasarkan pertimbangan Termohon Kasasi pada halaman 239


butir 11.5.2 Putusannya. Di sisi lain, Judex Facti telah mengambil-
ka

alih semua pertimbangan Termohon Kasasi. Dengan demikian,


ep

sudah jelas hal-hal sebagai berikut:


ah

33.1. Antara Putusan Judex Facti dengan Putusan Termohon


R

Kasasi saling bertentangan dan bertolak belakang satu


es

dengan yang lainnya, karena pertimbangan Termohon


M

ng

Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I dan


on
gu

Hal. 346 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 346
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Kasasi II sebagai “Pihak Lain”, sedangkan

R
pertimbangan Judex Facti memposisikan Pemohon Kasasi

si
I dan Pemohon Kasasi II sebagai “pelaku usaha”, namun

ne
ng
di sisi lain, Putusan Judex Facti telah mengambil seluruh
pertimbangan Termohon Kasasi, dimana Termohon Kasasi
memposikan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II

do
gu sebagai “pihak lain”, dan bukan “pelaku usaha”.
33.2. Putusan Termohon Kasasi bertentangan dan melanggar

In
A
Pasal 23, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2)
huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No.
ah

5/1999, karena berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut,

lik
hanya “pelaku usaha” yang terkena larangan sanksi
administratif, sedangkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon
am

ub
Kasasi II bukan “pelaku usaha, akan tetapi hanya “pihak
lain” sebagaimana telah dipertimbangkan oleh Termohon
ep
Kasasi, seandainya (quod non, halmana ditolak) Pasal 23
k

UU No. 5/1999 terlanggar.


ah

34. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pertimbangan Putusan Judex


R

si
Facti bertolak belakang dengan pertimbangan Putusan Termohon
Kasasi yang seluruh pertimbangannya diambil oleh Judex Facti, dan

ne
ng

pertimbangan Putusan Judex Facti bertentangan pula dengan


ketentuan Pasal 23, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2)

do
gu

huruf c, Pasal 36 huruf l dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999,


yang merupakan untuk membatalkannya berdasarkan Surat Edaran
Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974, tanggal 25 Nopember
In
A

1974 sebagaimana telah dikutip pada butir 5 di atas.


VII. SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN JUDEX FACTI YANG
ah

lik

MENGAMBIL-ALIH SELURUH PERTIMBANGAN Termohon Kasasi


SEHUBUNGAN DENGAN PASAL 22 DAN PASAL 23 UU NO. 5/1999
m

ub

35. Pertimbangan hukum Putusan Judex Facti menyatakan bahwa


pertimbangan Termohon Kasasi telah tepat dan benar, dan
ka

seluruh pertimbangan Termohon Kasasi diambil-alih oleh Judex


ep

Facti untuk menguatkan Putusan Termohon Kasasi.


ah

36. Judex Facti telah salah menerapkan hukum dalam membuat


R

pertimbangannya yang diuraikan di bawah ini.


es

ALASAN PERTAMA : JUDEX FACTI TIDAK DIPERKENANKAN


M

ng

MENGAMBIL-ALIH PERTIMBANGAN TER-


on
gu

Hal. 347 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 347
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MOHON KASASI TANPA MEMERIKSA

R
KEMBALI PERKARA, BAIK MENGENAI

si
FAKTA MAUPUN PENERAPAN HUKUMNYA

ne
ng
37. Bahwa dalam membuat Putusannya, Judex Facti hanya
mengambil-alih pertimbangan Termohon Kasasi dan menyatakan
tidak ada hal baru dalam Keberatan. Judex Facti telah

do
gu melalaikan syarat-syarat wajib (mandatory requirements) yang
mengakibatkan batalnya Putusan tersebut. Judex Facti tidak

In
A
diperkenankan mengambil-alih pertimbangan Termohon Kasasi,
akan tetapi Judex Facti wajib memeriksa kembali perkara ini
ah

secara keseluruhan, baik mengenai fakta-fakta (peristiwa) maupun

lik
penerapan hukum dan memberikan analisa juridis terhadap setiap
Keberatan Pemohon Kasasi I, Pemohon Kasasi II, Pertamina,
am

ub
Mitsubishi dan Putusan Termohon Kasasi. Pemeriksaan perkara di
tingkat pengadilan negeri (judex facti) bukan pemeriksaan di
ep
tingkat kasasi (judex juris).
k

38. Putusan Judex Facti telah (i) melanggar Pasal 30 Undang-Undang


ah

Mahkamah Agung, (ii) melanggar Pasal 178 ayat (1) dan (2) HIR,
R

si
(iii) melanggar Pasal 50 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (selanjutnya disebut

ne
ng

“Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman”), (iv) melanggar Surat


Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974, tanggal 25

do
gu

Nopember 1974, dan (v) jurisprudensi tetap (vaste jurisprudentie)


Mahkamah Agung RI.
39. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
In
A

khususnya Pasal 30 Undang-Undang Mahkamah Agung,


pengadilan negeri dan pengadilan tinggi adalah pengadilan yang
ah

lik

memeriksa fakta-fakta (judex facti) secara keseluruhan, sedangkan


kasasi hanya memeriksa mengenai penerapan hukum (judex juris),
m

ub

terkecuali pengadilan tingkat bawah (judex facti) melalaikan


kewajiban tersebut di atas, sehingga Mahkamah Agung akan
ka

memeriksa kembali fakta-fakta.


ep

40. Dalam perkara ini, Judex Facti telah melampaui


ah

kewenangannya yang bertindak sebagai Mahkamah Agung


R

dalam tingkat kasasi dan sama sekali tidak memeriksa perkara,


es

baik mengenai fakta-fakta/peristiwa maupun mengenai penerapan


M

ng

hukum, yang terbukti dari kenyataan bahwa Judex Facti hanya


on
gu

Hal. 348 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 348
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengambil-alih pertimbangan Termohon Kasasi, tanpa membuat

R
pertimbangannya sendiri. Pengadilan Negeri (dalam hal ini

si
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) adalah pengadilan terhadap

ne
ng
pemeriksaan fakta (judex facti) yang seharusnya memeriksa fakta-
fakta/peristiwa maupun mengenai penerapan hukum. Judex Facti
jelas melampaui kewenangannya ataupun lalai memenuhi

do
gu persyaratan-persyaratan yang diwajibkan ataupun tidak cukup
dipertimbangkan (onvoldoende gemotiveerd), sehingga

In
A
putusannya sangat beralasan untuk dibatalkan.
41. Berdasarkan jurisprudensi tetap, antara lain, Putusan Mahkamah
ah

Agung RI Nomor 951/K/Sip/1973 tanggal 9 Oktober 1975, putusan

lik
Judex Facti yang demikian haruslah dibatalkan, yang dalam
pertimbangan hukumnya menyatakan:
am

ub
“Cara pemeriksaan dalam tingkat banding yang seolah-olah tingkat
kasasi tidak memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan
ep
oleh Pembanding adalah salah. Seharusnya Hakim Banding
k

mengulang memeriksa kembali perkara dalam


ah

keseluruhannya baik mengenai fakta maupun pengeterapan


R

si
hukumnya.” (Rangkuman Yurisprudensi MA RI II: Hukum Perdata
& Acara Perdata, halaman 249)

ne
ng

42. Dalam kaitannya dengan proses beracara, hakim wajib


memeriksa dan mengadili semua dan setiap bagian dan

do
gu

alasan-alasan gugatan (dalam hal ini Keberatan Pemohon


Kasasi I dan Pemohon Kasasi II), memeriksa peristiwanya dan
wajib memberikan alasan pertimbangan hukum berdasarkan
In
A

Pasal 178 HIR. Kewajiban yang sama lebih dipertegas lagi dalam
Pasal 50 dan Pasal 53 Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman
ah

lik

yang menentukan bahwa hakim wajib membuat alasan, dasar


putusan dan peraturan perundang-undangan yang dijadikan
m

ub

dasar mengadili.
43. Judex Facti menyatakan dalam pertimbangannya pada halaman
ka

275 Putusannya bahwa karena ahli-ahli yang diajukan oleh


ep

Pertamina dan Mitsubishi ditolak untuk diperiksa, maka tidak ada


ah

hal baru lagi dan perlu dipertimbangkan. Alasan yang demikian


R

tidak dapat dibenarkan dan tidak menjadi alasan untuk tidak


es

memeriksa fakta-fakta/peristiwa dan penerapan hukum dalam


M

ng

perkara ini. Upaya hukum Keberatan bukan upaya hukum


on
gu

Hal. 349 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 349
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peninjauan Kembali yang memerlukan suatu bukti baru, dan

R
bukan pula kasasi, dan oleh karena itu, dalam upaya hukum

si
Keberatan, Judex Facti wajib memeriksa perkara secara

ne
ng
keseluruhan, baik mengenai fakta/peristiwa maupun
penerapan hukum. Disamping itu, Judex Facti melanggar Pasal
178 ayat 1 HIR/189 ayat 1 Rbg dan Pasal 50 Rv. Berdasarkan

do
gu ketentuan-ketentuan tersebut, Judex Facti diwajibkan karena
jabatannya (ex officio) untuk melengkapi atau menambahkan

In
A
segala alasan hukum sekalipun alasan hukum tersebut tidak
dikemukakan oleh para pihak (ius curia novit).
ah

44. Putusan Judex Facti yang tidak memeriksa fakta-fakta/peristiwa,

lik
penerapan hukum dan tidak membuat alasan, dasar putusan dan
peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar untuk
am

ub
memeriksa dan mengadili perkara ini merupakan putusan yang
cacat dan tidak cukup dipertimbangkan (onvoldoende
ep
gemotiveerd). Putusan yang demikian haruslah dibatalkan
k

berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun


ah

1974, tanggal 25 Nopember 1974, sebagaimana telah dikutip pada


R

si
butir 5 di atas.
45. Bahwa dalam berbagai putusan Mahkamah Agung Republik

ne
ng

Indonesia yang telah menjadi jurisprudensi tetap telah ditentukan


bahwa dalam hal suatu putusan pengadilan didasarkan pada

do
gu

pertimbangan-pertimbangan yang kurang lengkap (onvoldoende


gemotiveerd), Mahkamah Agung telah membatalkan putusan
tersebut dan kemudian mengadilinya sendiri dengan
In
A

melakukan penilaian terhadap hasil pembuktiannya, antara


lain berdasarkan:
ah

lik

45.1. Putusan Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor 3882


K/Pdt/1985 tanggal 16 Maret 1987 jo. Putusan Mahkamah
m

ub

Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor 573.K/Pdt/1987


tanggal 17 Pebruari 1990 mempertimbangkan:
ka

”Judex Facti (Hakim Banding) telah memberikan putusan


ep

terhadap perkara gugatan perdata, yang dalam


ah

pertimbangan hukumnya tanpa menjabarkan dan tanpa


R

mengkonfrontir secara argumentatif (analisa juridis)


es

dengan pertimbangan hukum dan putusan Hakim


M

ng

Pertama (Pengadilan Negeri), maka putusan Hakim


on
gu

Hal. 350 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 350
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Banding yang demikian itu adalah merupakan suatu

R
putusan Hakim yang tidak cukup dipertimbangkan

si
(onvoldoende gemotiveerd). Karena itu ada alasan bagi

ne
ng
Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan Hakim
Banding tersebut.” (Majalah Varia Peradilan No.72,
September 1991)

do
gu 45.2. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
1604.K/Pdt/1984, tanggal 26 September 1985

In
A
mempertimbangkan:
“Dalam hal suatu putusan Pengadilan Tinggi ternyata
ah

didasari pertimbangan-pertimbangan yang kurang lengkap

lik
(onvoldoende gemotiveerd), maka Mahkamah Agung
dapat membatalkan putusan tersebut dan kemudian
am

ub
mengadilinya sendiri dengan melakukan penilaian
terhadap hasil pembuktiannya.” (Majalah Varia
ep
Peradilan No.6, Maret 1986).
k

46. Putusan Judex Facti memberikan kesan bahwa Termohon Kasasi


ah

adalah badan peradilan dan pemeriksaan dari Judex Facti adalah


R

si
pemeriksaan tingkat kasasi, padahal berdasarkan Pasal 30 UU No.
5/1999, Termohon Kasasi bukanlah suatu badan peradilan

ne
ng

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Undang-Undang


Kekuasaan Kehakiman, dan oleh karena itu, pemeriksaan di

do
gu

tingkat pengadilan negeri bukan pula pemeriksaan tingkat banding.


47. Seandainya pun (quod non), Judex Facti menganggap dirinya
sebagai peradilan banding, seharusnya Judex Facti wajib
In
A

memeriksa kembali perkara dalam keseluruhannya baik mengenai


fakta maupun penerapan hukumnya sebagaimana ditentukan
ah

lik

dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 951/K/Sip/1973


tanggal 9 Oktober 1975 yang dikutip pada butir 41 di atas.
m

ub

48. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Kasasi I dan


Pemohon Kasasi II mohon kepada Mahkamah Agung agar
ka

menyatakan Putusan Judex Facti batal demi hukum atau


ep

membatalkannya untuk seluruhnya.


ah

ALASAN KEDUA: JUDEX FACTI TELAH MELAKUKAN KESALAHAN


R

BERAT DALAM MENERAPKAN PASAL 22 DAN PASAL 23 UU NO.


es

5/1999 KARENA TIDAK MEMBUAT ANALISA DAN TIDAK


M

ng

on
gu

Hal. 351 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 351
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MEMBUKTIKAN “PASAR BERSANGKUTAN” YANG MERUPAKAN

R
UNSUR MUTLAK PASAL 22 DAN PASAL 23 UU NO. 5/1999

si
49. Judex Facti mengambil-alih seluruh pertimbangan Termohon

ne
ng
Kasasi. Termohon Kasasi berkesimpulan bahwa:
49.1. Pemohon Kasasi I, Pertamina dan Mitsubishi melakukan
persekongkolan untuk mengatur atau menentukan

do
gu Mitsubishi sebagai pemenang dalam proses seleksi
tersebut, sehingga berkesimpulan melanggar Pasal 22 UU

In
A
No. 5/1999.
49.2. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi
ah

persekongkolan Mitsubishi untuk mendapatkan rahasia

lik
informasi dari pesaingnya, sehingga berkesimpulan
melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999.
am

ub
50. Dalam hal ini, Termohon Kasasi telah salah menerapkan Pasal
22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 yang ternyata dibenarkan oleh
ep
Judex Facti.
k

51. Tujuan dasar diundangkannya UU No. 5/1999 adalah tercapainya


ah

persaingan usaha yang sehat di antara para pebisnis untuk


R

si
memasarkan barang/jasa dalam wilayah pasar geografis tertentu,
sehingga alokasi barang/jasa tidak terganggu, yang pada

ne
ng

gilirannya pertumbuhan ekonomi secara umum dapat tercapai.


Oleh karena itu, setiap tuduhan pelanggaran UU No. 5/1999 harus

do
gu

dapat menguraikan dan membuktikan keseimbangan ekonomi


terganggu.
52. Seharusnya Judex Facti menguraikan secara jelas, cermat dan
In
A

terperinci aspek-aspek tersebut terhadap tuduhan pelanggaran


Pasal 22 dan 23 UU No. 5/1999, dimana kedua ketentuan tersebut
ah

lik

jelas memuat unsur/persyaratan "mengakibatkan persaingan


usaha tidak sehat" dan "persekongkolan". Batasan/definisi
m

ub

"persekongkolan" telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat 8 UU No.


5/1999, yaitu:
ka

”Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama


ep

yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lainnya


ah

dengan menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku


R

usaha yang bersekongkol.”


es
M

ng

on
gu

Hal. 352 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 352
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsur

R
"persekongkolan" mensyaratkan "pasar bersangkutan", yang

si
didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 8 UU No. 5/1999, yaitu:

ne
ng
”Pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan
jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha
atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi

do
gu dari barang dan atau jasa tersebut.”
53. Berdasarkan definisi "persekongkolan" dan "pasar bersangkutan"

In
A
sebagaimana diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
tuduhan/putusan tentang pelanggaran Pasal 22 dan 23 UU No.
ah

5/1999 harus membuat uraian dan analisa serta membuktikan

lik
"pasar bersangkutan" terganggu/terdistorsi yang mengakibatkan
terjadinya "persaingan usaha tidak sehat" berdasarkan bukti-bukti
am

ub
yang sah menurut hukum. Uraian/analisa dan pembuktian tentang
"pasar bersangkutan" terganggu/terdistorsi merupakan
ep
persyaratan mutlak terhadap tuduhan/putusan tentang Pasal 22
k

dan 23 UU No. 5/1999.


ah

54. Dengan kata lain, haruslah dianalisa, diuraikan dan dibuktikan


R

si
secara cermat tentang ”pasar bersangkutan” berdasarkan
bukti-bukti yang sah, yang dalam perkara ini, harus menguraikan

ne
ng

dan membuktikan daerah pemasaran geografis gas alam cair dari


Pertamina, Pemohon Kasasi I dan Mitsubishi yang mengakibatkan

do
gu

persaingan usaha tidak sehat dalam pemasaran daerah geografis


tertentu sehubungan dengan Putusan Judex Facti dan Termohon
Kasasi yang menyatakan bahwa Pertamina, Pemohon Kasasi I
In
A

dan Mitsubishi melakukan persekongkolan dalam proses seleksi


tersebut (seandainya proses seleksi tersebut merupakan tender
ah

lik

menurut Pasal 22 UU No. 5/1999, quod non - halmana ditolak).


Secara singkat, Judex Facti dan Termohon Kasasi harus membuat
m

ub

uraian dan analisa serta membuktikan bahwa terpilihnya Mitsubishi


sebagai mitra terpilih mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat
ka

berupa terdistorsinya atau terganggunya pemasaran LNG secara


ep

keseluruhan dalam ruang lingkup daerah pemasaran geografis


ah

tertentu.
R

55. Untuk mencapai kesimpulan tentang terganggu/terdistorsinya


es

"pasar bersangkutan", maka Judex Facti dan Termohon Kasasi


M

ng

harus membuat uraian dan analisa serta membuktikan:


on
gu

Hal. 353 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 353
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Uraian, analisa dan pembuktian tentang siapa saja pelaku

R
usaha yang bergerak di bidang LNG;

si
b. Uraian, analisa dan pembuktian tentang barang-barang

ne
ng
substitusi LNG;
c. Uraian, analisa dan pembuktian tentang tentang berapa pangsa
pasar masing-masing dari Mitsubishi, Pemohon Kasasi I dan

do
gu Pertamina dalam pasar bersangkutan sebelum dan sesudah
Mitsubishi terpilih;

In
A
d. Uraian, analisa dan pembuktian tentang permintaan dan
pemasaran (demand and supply) atau pangsa pasar LNG
ah

terganggu atas terpilihnya Mitsubishi.

lik
Tanpa uraian, analisa dan pembuktian tentang terdistorsinya atau
terganggunya pemasaran LNG secara keseluruhan dalam daerah
am

ub
geografis pemasaran tertentu dan apabila hal-hal tersebut di atas
tidak diuraikan secara cermat dan tidak dapat dibuktikan
ep
berdasarkan hukum pembuktian, maka tuduhan/putusan tentang
k

pelanggaran Pasal 22 dan 23 UU No. 5/1999 tidak beralasan


ah

sama sekali, dan Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak


R

si
dapat disimpulkan terlanggar.
56. Akan tetapi, dalam putusannya, baik Judex Facti dan Termohon

ne
ng

Kasasi sama sekali tidak membuat uraian dan analisa serta


tidak membuktikan "pasar bersangkutan" terganggu/

do
gu

terdistorsi sehubungan dengan terpilihnya Mitsubishi sebagai


mitra terpilih. Dalam Putusan Judex Facti maupun Putusan
Termohon Kasasi tidak satu kalimat pun yang menguraikan,
In
A

menganalisa dan membuktikan “pasar bersangkutan” dalam


perkara ini, padahal “pasar bersangkutan” merupakan
ah

lik

unsur/syarat mutlak dari persekongkolan, yang harus dipenuhi dan


harus diuraikan serta dipertimbangkan oleh Judex Facti dan
m

ub

Termohon Kasasi atas putusan tentang persekongkolan


mengatur/memenangkan Mitsubishi dan persekongkonglan dalam
ka

memfasilitasi mendapatkan informasi rahasia LNGEU. Dengan


ep

demikian, Judex Facti dan Termohon Kasasi yang menyatakan


ah

Pasal 22 dan 23 UU No. 5/1999 terlanggar, telah salah


R

menerapkan Pasal 22 dan Pasal UU 23 No. 5/1999 dan harus


es

dibatalkan.
M

ng

on
gu

Hal. 354 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 354
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ALASAN KETIGA: Termohon Kasasi DAN JUDEX FACTI TELAH

R
MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM

si
MENERAPKAN PASAL 22 UU NO. 5/1999

ne
ng
57. Judex Facti mengambil-alih Putusan Termohon Kasasi yang
menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU
No. 5/1999. Baik Judex Facti maupun Termohon Kasasi telah

do
gu salah menerapkan Pasal 22 UU No. 5/1999. Secara ringkas,
kesalahan fatal yang dilakukan oleh Judex Facti dan Termohon

In
A
Kasasi tentang penerapan Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah
sebagai berikut:
ah

57.1. Pertama: Persengkongkolan tender (collusive tendering)

lik
dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 hanya diterapkan terhadap
suatu proses tender yang diwajibkan oleh peraturan
am

ub
perundang-undangan.
57.2. Kedua: telah salah menerapkan hukum terkait dengan
ep
ruang lingkup tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.
k

57.3. Ketiga: Putusan sangat absurd dan tidak dapat dipahami,


ah

karena tidak ada kepentingan dan manfaat ekonomi bagi


R

si
Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk bersekongkol,
karena bersekongkol untuk memilih mitra yang tidak

ne
ng

qualified hanya akan merugikan diri sendiri di kemudian


hari.

do
gu

57.4. Keempat: Putusan tidak cukup dipertimbangkan, sehingga


sangat beralasan untuk dibatalkan berdasarkan
Jurisprudensi tetap Mahkamah Agung dan Surat Edaran
In
A

Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25


Nopember 1974.
ah

lik

57.5. Kelima: Bersekongkol untuk memenangkan peserta hanya


dapat terjadi apabila penyelenggara melonggarkan
m

ub

persyaratan-persyaratan, sehingga peserta yang tidak


qualified dapat dengan mudah memenuhinya.
ka

57.6. Keenam: Proposal Mitsubishi memenuhi persyaratan


ep

TOR, sedangkan proposal Mitsui tidak mengikat.


ah

Pemohon Kasasi I akan menguraikan alasan-alasan di atas di bawah ini.


R

Dasar Pertama: Persengkongkolan tender (collusive tendering)


es

dalam Pasal 22 hanya diterapkan terhadap proses


M

ng

on
gu

Hal. 355 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 355
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tender yang diwajibkan oleh peraturan perundang-

R
undangan

si
58. Baik Judex Facti dan Termohon Kasasi menganggap bahwa

ne
ng
proses seleksi calon mitra investor aquo adalah tender
berdasarkan Pasal 22 UU No. 5/1999. Dengan segala hormat,
Putusan tersebut telah melakukan kesalahan/kekeliruan berat

do
gu dalam menerapkan ketentuan Pasal 22 UU No. 5/1999.
59. Bahwa persengkongkolan tender (collusive tendering) yang diatur

In
A
dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 hanya dapat diterapkan terhadap
suatu proses tender yang diwajibkan oleh peraturan
ah

perundang-undangan yang berlaku. Persyaratan yang demikian

lik
dipertimbangkan juga dalam Keputusan Presiden No. 18 tahun
2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
am

ub
Instansi Pemerintah (yang diubah dari waktu ke waktu) yang
merupakan pelaksanaan UU No. 5/1999 sebagaimana disebutkan
ep
dalam konsiderans Keputusan Presiden tersebut. Kesimpulan ini
k

tidak dapat disangkal lagi, karena apabila proses tender tidak


ah

diwajibkan kepadanya, namun proses tender dipilih untuk


R

si
dilakukannya, maka secara akal sehat tidak ada kepentingan
dan tidak ada point bagi penyelenggara untuk melakukan

ne
ng

persekongkolan dengan peserta, dan tujuan untuk memilih


dan mengadakan proses tender tidak akan tercapai

do
gu

sebagaimana diinginkan semula. Dalam situasi dimana tender


dilakukan sebagai pilihan bebas (seandainya proses seleksi
merupakan tender, halmana ditolak), penyelenggara akan
In
A

menjaga dan mengawasi agar tidak terjadi persengkokolan atau


kecurangan di antara para peserta untuk mengatur/memenangkan
ah

lik

salah satu peserta yang tidak qualified/tidak bermutu, dan tidak


mungkin pula terjadi bersekongkol antara penyelenggara dengan
m

ub

peserta untuk memenangkan salah satu peserta. Dalam hal


penyelengara mempunyai preferensi khusus kepada peserta
ka

tertentu, maka tidak perlu mengadakan proses tender, tetapi cukup


ep

menunjuk langsung pihak yang diinginkan tersebut. Dengan


ah

demikian, dalam hal proses tender dipilihnya, sedangkan hal ini


R

tidak diwajibkan kepadanya, maka tidak mungkin melakukan


es

persekongkolan antara penyelenggara dan peserta tender, dan


M

ng

persekongkolan (kalau ada) hanya mungkin terjadi antara para


on
gu

Hal. 356 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 356
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peserta tender untuk memenangkan salah satu yang tidak bermutu

R
atau tidak qualified.

si
60. Karena adanya pilihan bebas dari penyelenggara sejak awal untuk

ne
ng
mengadakan proses seleksi, maka proses itu sendiri membantah
dengan sendirinya semua kecurigaan tentang persekongkolan
antara penyelenggara dan peserta. Dengan demikian, proses

do
gu seleksi yang tidak diwajibkan membantah dengan sendirinya
semua kecurigaan tentang adanya persekongkolan antara

In
A
penyelenggara dan peserta, dan tidak ada lagi relevansinya
untuk membicarakan adanya persekongkolan di antara
ah

mereka.

lik
61. Bahwa Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya
untuk menunjuk langsung mitranya berdasarkan kesepakatan,
am

ub
dan tidak diwajibkan berdasarkan peraturan apapun untuk
melakukan proses seleksi calon mitra dalam memilih calon
ep
mitranya. Hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi.
k

62. Dengan demikian, mengingat Pertamina dan Pemohon Kasasi I


ah

bebas sepenuhnya untuk menunjuk langsung mitranya


R

si
berdasarkan kesepakatan, maka tidak berdasar sama sekali
untuk mencurigai atau menuduh adanya persekongkolan antara

ne
ng

penyelenggara (Pertamina dan Pemohon Kasasi I) dengan peserta


(Mitsubishi), seandainya (quod non, halmana ditolak) proses

do
gu

seleksi calon mitra investor dianggap sebagai tender menurut


definisi Pasal 22 UU No. 5/1999.
Di pihak lain, dalam putusan Termohon Kasasi tidak ada satu
In
A

kalimat pun yang menyatakan tentang adanya persekongkolan


antara para peserta calon mitra untuk memenangkan Mitsubishi.
ah

lik

Yang dituduhkan oleh Termohon Kasasi adalah persekongkolan


antara penyelengara (Pemohon Kasasi I dan Pertamina) dengan
m

ub

peserta (Misubishi), yang tidak mungkin dan tidak beralasan dalam


perkara ini karena adanya pilihan bebas untuk mengadakan
ka

proses seleksi mitra investor.


ep

63. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Putusan Termohon Kasasi


ah

yang menyatakan adanya persekongkolan dalam perkara ini yang


R

diambil-alih oleh Judex Facti adalah absurd dan tidak berdasar


es

sama sekali, dan haruslah dibatalkan.


M

ng

on
gu

Hal. 357 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 357
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dasar Kedua: Termohon Kasasi Dan Judex Facti telah salah

R
menerapkan hukum terkait dengan ruang lingkup

si
tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.

ne
ng
64. Putusan Judex Facti yang mengambil-alih pertimbangan
Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum. Dalam
membuat pertimbangan dan putusannya, Termohon Kasasi telah

do
gu mengesampingkan (i) Pasal 22 UU No. 5/1999 yang telah tegas
membatasi ruang lingkup tender dalam Pasal 22 UU No.

In
A
5/1999, dan (ii) pendapat ahli-ahli hukum Indonesia yang
pendapatnya telah sesuai dengan Pasal 22 UU No. 5/1999,
ah

yang seharusnya menjadi acuan dalam penerapan Pasal 22

lik
UU No. 5/1999, dan (iii) sebaliknya Termohon Kasasi
mempergunakan sumber yang tidak sah.
am

ub
65. Apabila undang-undang sendiri telah memberikan definisi resmi
dan tegas, maka setiap penerapan istilah tersebut harus terikat
ep
pada definisi resmi dan pembatasan yang terkandung didalamnya,
k

dan tujuan penjelasan resmi undang-undang adalah agar suatu


ah

ketentuan tidak diterapkan berbeda melebihi atau mengurangi


R

si
maksud pembuat undang-undang, atau dalam hal ini agar
Termohon Kasasi tidak memeriksa sesuatu di luar ruang lingkup

ne
ng

Pasal 22 UU No. 5/1999.


Hal ini telah ditentukan dalam asas hukum, yaitu expressum facit

do
gu

cessare tacitum, yang berarti kata-kata yang secara tegas


dicantumkan dalam undang-undang mengakhiri segala upaya
pencarian mengenai maksud dari suatu perundang-undangan.
In
A

66. Undang-undang (Pasal 22 UU No. 5/1999) secara resmi telah


membatasi jenis tender dalam ruang lingkup Pasal 22 UU No.
ah

lik

5/1999, dan Termohon Kasasi hanya berwenang untuk


memeriksa dan mengenakan sanksi administratif terhadap jenis
m

ub

tender yang sesuai dengan definisi resmi tender dalam penjelasan


resmi Pasal 22 UU No. 5/1999, yaitu hanya terbatas pada
ka

tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu


ep

pekerjaan, pangadaan barang atau tawaran mengajukan harga


ah

untuk menyediakan jasa. Baik Judex Facti maupun Termohon


R

Kasasi seharusnya mengacu ruang lingkup tender yang secara


es

tegas telah dibatasi dalam Pasal 22 UU No.5/1999.


M

ng

on
gu

Hal. 358 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 358
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
67. Dalam membuat putusannya, baik Judex Facti maupun Termohon

R
Kasasi salah memahami konsep tender, yang secara konseptual

si
terdiri dari: (i) tender penjualan, dan (ii) tender

ne
ng
pembelian/pengadaan. Penjelasan resmi Pasal 22 UU No. 5/1999
telah membatasi cakupan tender dan telah memberikan definisi
resmi untuk tender, yaitu tender pembelian/pengadaan, yaitu

do
gu harga penawaran untuk pengadaan barang, untuk pengadaan jasa
atau memberikan jasa. Berdasarkan ketentuan UU No. 5/1999,

In
A
Termohon Kasasi HANYA berwenang memeriksa jenis “tender
pengadaan/pembelian”, BUKAN “tender penjualan”.
ah

68. Mengacu kepada penjelasan resmi Pasal 22 UU No. 5/1999, maka

lik
jelaslah bahwa seleksi mitra investasi tidak tercakup dalam ruang
lingkup “Tender Pengadaan” dalam Pasal 22 UU No. 5/1999
am

ub
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
68.1. Ruang lingkup “Tender” dalam Pasal 22 UU No. 5/1999
ep
hanya terbatas pada tender untuk pengadaan barang
k

dan/atau pekerjaan atau pengadaan jasa (Tender


ah

Pembelian). Pengertian tender dalam Pasal 22 UU No.


R

si
5/1999 adalah siapa yang dapat mengajukan harga
penawaran terendah, maka ia akan jadi pemenangnya.

ne
ng

68.2. Yang terjadi dalam persoalan proses seleksi mitra


investasi aquo adalah sebaliknya, yaitu siapa yang

do
gu

mengajukan proposal tertinggi/terbaik, maka ia akan


menjadi pemenangnya (dalam perkara ini Mitsubishi
memberikan penawaran terbaik).
In
A

Dengan demikian, seandainya (quod non, hal mana ditolak) proses


seleksi merupakan tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, maka
ah

lik

proses seleksi mitra aquo adalah tender Penjualan, bukan


tender Pengadaan/tender Pembelian.
m

ub

69. Ruang lingkup tender dalam Pasal 22 UU No.5/1999 sebagaimana


diuraikan di atas telah diperkuat oleh (i) Pengadilan Negeri Jakarta
ka

Barat dengan putusannya Nomor 001/KPPU/PDT.P/2002/


ep

PN.JKT.BAR tanggal 26 Juli 2002, dan (ii) Pengadilan Negeri


ah

Jakarta Selatan dengan putusannya No. 02/Pdt.G/2002/


R

PN.Jak.Sel dan No. 04/Pdt.G/2002/PN.Jak.Sel, tanggal 1 Agustus


es

2002, dimana dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat No.


M

ng

on
gu

Hal. 359 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 359
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
001/KPPU/PDT.P/2002/PN.JKT.BAR tanggal 26 Juli 2002 telah

R
dipertimbangkan:

si
“Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan menyoroti

ne
ng
mengenai unsur keempat yaitu “tender”;
Bahwa menurut penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999 yang merupakan penjelasan resmi sehingga

do
gu karenanya harus diikuti, maka tender adalah tawaran mengajukan
harga untuk memborong suatu pekerjaan untuk mengadakan

In
A
barang-barang atau menyediakan jasa;
Menimbang, bahwa dengan mengacu pada penjelasan resmi
ah

Pasal 22 sebagaimana dimaksud maka jelaslah bahwa transaksi

lik
jual beli saham dan konversi obligasi Indomobil sebagaimana
dimaksud adalah tidak dapat digolongkan sebagai pengertian
am

ub
tender sebagaimana dimaksud oleh Undang-Undang Nomor 5
Tahin 1999, hal ini dengan mendasarkan pada alasan-alasan
ep
sebagai berikut:
k

- Bahwa cakupan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999


ah

hanya terbatas pada tender untuk memborong pekerjaan,


R

si
pengadaan barang atau penyediaan jasa. Jadi lazimnya dalam
pengertian tender disini adalah siapa yang dapat mengajukan

ne
ng

harga penawaran terendah, maka ia akan jadi pemenangnya;


- Sedangkan dalam persoalan penjualan saham dan konversi

do
gu

obligasi Indomobil, maka telah terjadi sebaliknya yaitu siapa


yang mengajukan penawaran yang tertinggi maka ia bertindak
sebagai pemenangnya, dalam kasus ini CSDP telah ditentukan
In
A

sebagai pemenang lelang.”


Menimbang, bahwa disamping alasan tersebut diatas, Majelis
ah

lik

telah pula sependapat dengan alasan pengertian tender yang


diajukan oleh Pemohon dimana harus dikaitkan dengan Keppres
m

ub

No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa


Instansi Pemerintah (Bukti P-12). Oleh karena salah satu
ka

konsideran dalam Keppres tersebut (angka 4) telah mengacu pada


ep

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yaitu disebutkannya dalam


ah

Pasal 1 jo. Pasal 2 Keppres tersebut dapat disimpulkan bahwa


R

“pengadaan” terbatas pada perolehan barang oleh instansi


es

pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian tender dalam


M

ng

Undang-Undang No. 5 tahun 1999 adalah tender pembelian,


on
gu

Hal. 360 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 360
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedangkan dalam kasus saham dan konversi obligasi Indomobil ini

R
adalah tender penjualan.

si
Pertimbangan yang konsisten sama telah dipertimbangkan juga

ne
ng
dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
02/Pdt.G/2002/PN.Jak.Sel dan No. 04/Pdt.G/2002/PN.Jak.Sel,
tertanggal 1 Agustus 2002, dimana Pengadilan Negeri Jakarta

do
gu Selatan telah mempertimbangkan sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan

In
A
KPPU dalam hal penafsiran tender tersebut dalam pasal 22 UU
No. 5 tahun 1999;
ah

Majelis Hakim berpendapat bahwa tender harus ditafsir apa

lik
adanya seperti tersebut dalam penjelasan resmi Pasal 22 UU No.
5 tahun 1999 tersebut, yaitu tender terbatas pada apa yang
am

ub
dijelaskan secara resmi dalam undang-undang tersebut yaitu
tender mengajukan harga untuk memborong pekerjaan, untuk
ep
mengadakan barang-barang atau untuk menyediakan jasa;
k

Menimbang, bahwa tender penjualan saham dan obligasi


ah

konversi PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk (IMSI) yang


R

si
dilakukan oleh PT. Holdiko Perkasa dan BPPN adalah tidak
termasuk tender memborong pekerjaan, tidak termasuk tender

ne
ng

mengadakan barang-barang dan tidak termasuk menyediakan


jasa; Oleh karena demikian tender dalam kasus ini tidak termasuk

do
gu

tender dimaksud dalam pasal 22 UU No. 5 tahun 1999, dan tidak


termasuk tender yang dapat diawasi oleh KPPU, atau dengan kata
lain Majelis berpendapat KPPU tidak berwenang mengawasi,
In
A

menyelidiki, memeriksa tender penjualan saham dan obligasi


konversi PT. Holdiko Perkasa dan BPPN tersebut;
ah

lik

Menimbang, bahwa oleh karena itu produk hukum dalam


bentuk putusan dari KPPU tanggal 30 Mei 2002 No. 03/KPPU-
m

ub

I/2002 harus dibatalkan;


Menimbang, bahwa oleh karena Majelis Hakim berpendapat
ka

bahwa KPPU tidak berwenang mengawasi, dan memeriksa tender


ep

tersebut dalam pertimbangan di atas, maka alasan Pemohon


ah

lainnya irrelevant untuk dipertimbangkan;”


R

70. Selain karena alasan tersebut di atas, proses seleksi mitra


es

investasi yang diselenggarakan oleh Pertamina dan Pemohon


M

ng

on
gu

Hal. 361 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 361
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi I tidak merupakan tender dalam konteks Pasal 22 UU No.

R
5/1999, karena:

si
70.1. Pertama: Tidak ada tawaran harga untuk memborong

ne
ng
pekerjaan, pengadaan (procure) barang/jasa atau
menyediakan barang/jasa sebagaimana disyaratkan dalam
Pasal 22 UU No. 5/1999. Proses seleksi mitra yang

do
gu dilakukan oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I adalah
proses menyeleksi mitra investasi, yang akan menjadi

In
A
pemegang saham atas perusahaan yang akan
didirikan bersama oleh Pertamina, Pemohon Kasasi I
ah

dan mitra investasi terpilih, dimana mereka akan

lik
secara bersama-sama memiliki, mendanai dan
menanggung risiko atas perusahaan yang akan
am

ub
didirikan tersebut (vide berkas Termohon Kasasi No.
M12, M13, S1, S2, S3, dan S6, khususnya pendirian
ep
perseroan terbatas hasil proses seleksi ini).
k

70.2. Kedua: Proses seleksi mitra investasi tersebut tidak untuk


ah

memborong pekerjaan, dan/atau mengadakan barang-


R

si
barang barang/jasa, atau menyediakan jasa.
Pemborongan pekerjaan, pengadaan atau penyediaan

ne
ng

barang/jasa (kalau ada) akan dilakukan oleh perusahaan


yang akan didirikan kemudian, dan bukan oleh mitra

do
gu

terpilih, bukan oleh Pertamina, dan bukan oleh


Pemohon Kasasi I serta bukan pula merupakan objek
proses seleksi mitra investasi dalam perkara ini.
In
A

70.3. Ketiga: Karena dalam proses seleksi ini tidak ada tawaran
harga dari penyedia jasa (provider) kepada pemilik (owner)
ah

lik

seperti yang disyaratkan dalam Pasal 22 UU No. 5/1999,


maka Pertamina dan Pemohon Kasasi I sama sekali tidak
m

ub

menerima pembayaran harga pembayaran atau fee


dari Mitsubishi atas terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra.
ka

Sebaliknya, Pertamina, Pemohon Kasasi I dan mitra


ep

terpilih mengeluarkan dana investasi sebagai modal dalam


ah

perusahaan yang akan didirikan bersama.


R

70.4. Keempat: dalam pengertian tender berdasarkan Pasal 22


es

UU No. 5/1999, terjadi transaksi putus (out right


M

ng

transaction) terhadap barang dan atau jasa yang


on
gu

Hal. 362 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 362
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditransaksikan atau transaksi tunggal putus (single

R
accidental transaction), sehingga terjadi peralihan

si
tanggung jawab hukum atas penyelesaian secara

ne
ng
sempurna atas pengerjaan suatu pekerjaan atau
penyediaan barang dan/atau jasa dari pemilik pekerjaan
(owner) kepada penyedia (provider). Peralihan tanggung

do
gu jawab atau transaksi putus tidak terjadi dalam proses
seleksi mitra investor yang dilakukan oleh Pertamina

In
A
dan Pemohon Kasasi I, karena:
a. Pertamina, Pemohon Kasasi I dan mitra terpilih secara
ah

bersama-sama akan menyertakan modalnya pada

lik
perusahaan yang didirikan bersama, sehingga mereka
secara berkelanjutan dan bersama-sama menjalankan
am

ub
suatu perusahaan (vide berkas Termohon No. M12,
M13, S1, S2, S3, dan S6);
ep
b. Pertamina, Pemohon Kasasi I dan mitra terpilih akan
k

secara berkelanjutan dan bersama-sama menanggung


ah

atas keberhasilan (kegagalan) dari perusahaan yang


R

si
mereka dirikan, sehingga tidak ada peralihan tanggung
jawab hukum dari Pertamina dan Pemohon Kasasi I

ne
ng

kepada mitra terpilih.


71. Seharusnya Termohon Kasasi ataupun Judex Facti mengacu

do
gu

pendapat para ahli hukum persaingan usaha sehubungan dengan


ketentuan Pasal 22 UU No. 5/1999, yaitu sebagai berikut:
71.1. Prof. Erman Rajagukguk, S.H., PhD, yang merupakan
In
A

perumus/drafter UU No. 5/1999 (lihat berkas Termohon


No. B36) pada halaman 3 Pendapat Hukumnya
ah

lik

menjelaskan:
“Beauty contest pemilihan mitra tersebut tidak masuk
m

ub

dalam ruang lingkup Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-


Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
ka

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena


ep

beauty contest pemilihan mitra adalah pemilihan calon


ah

partner untuk membangun suatu usaha, bukan


R

mengenai pengadaan barang/jasa.”


es

71.2. Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD (berkas Termohon No. M


M

ng

19) yang merupakan dosen hukum persaingan usaha - UU


on
gu

Hal. 363 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 363
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No. 5/1999 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pada

R
halaman 11 Pendapat Hukumnya menjelaskan:

si
“ … maka sangat jelas bahwa “Seleksi Calon Mitra” tidak

ne
ng
masuk dalam pengertian “Tender” sebagaimana diatur
dalam Pasal 22 UU No. 5/1999.”
Bahwa seleksi mitra usaha tidak merupakan tender

do
gu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 telah
diulas/dijelaskan juga oleh Bismar Nasution (Guru Besar

In
A
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara) dalam tulisannya
pada harian Media Indonesia, tanggal 14 Desember 2011
ah

(terlampir).

lik
72. Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum karena telah
mempergunakan Kata Pengantar (halaman 1) buku asing,
am

ub
yang bukan sumber hukum menurut hukum Indonesia1, untuk
mengesampingkan batasan resmi tender dalam Pasal 22 UU
ep
No. 5/1999. Padahal Kata Pengantar tersebut sama sekali tidak
k

membahas Pasal 22 UU No. 5/1999 dan tidak pula


ah

membahas/menyimpulkan bahwa proses seleksi mitra


R

si
investor aquo merupakan tender berdasarkan Pasal 22 UU No.
5/199. Termohon Kasasi telah membuat Putusannya dan sarana

ne
ng

menghukum hanya berdasarkan pada Kata Pengantar dari


halaman 1 pula dari sebuah Buku Maarteen Janssen yang

do
gu

sebenarnya Kata Pengantar tersebut tidak menyimpulkan proses


seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pertamina dan Pemohon
Kasasi I merupakan tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999. Kata
In
A

Pengantar suatu buku (apalagi buku asing) bukan merupakan


sumber hukum, sehingga tidak dapat dibuat sebagai dasar
ah

lik

untuk mengesampingkan undang-undang, apalagi untuk


menghukum, seandainya Kata Pengantar tersebut
m

ub

menyimpulkan bahwa proses seleksi merupakan tender.


Dari judul Buku Maarten Janssen saja, yaitu: “Auctioning Public
ka

Asset - Analysis and Alternatives”, yang apabila diterjemahkan


ep

adalah “Lelang Aset Publik - Analisa dan Alternatif” sudah


ah

membuktikan dengan pasti bahwa buku tersebut membahas


R

es

1
Sumber hukum menurut hukum Indonesia adalah undang-undang, kebiasaan/adat, traktat,
M

yurisprudensi dan pendapat ahli hukum terkemuka (doktrina), lihat E. Utrecht/Moh. Saleh
ng

Djindang, SH dalam bukunya Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Cetakan Kesebelas, Penerbit
PT Ichtiar Baru, Cetakan XI, tahun 1989, halaman 85.
on
gu

Hal. 364 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 364
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lelang barang-barang pemerintah dan oleh pemerintah, bukan

R
masalah pemilihan mitra investor seperti halnya dengan

si
perkara ini, sehingga Kata Pengantar buku tersebut tidak dapat

ne
ng
dibuat sebagai patokan untuk menyimpulkan bahwa proses seleksi
calon mitra investor ini sebagai tender dalam Pasal 22 UU No.
5/1999, apalagi dibuat sebagai sarana untuk menghukum.

do
gu 73. Hal penting lainnya adalah bahwa kata pengantar buku asing
tersebut tidak membahas hukum Republik Indonesia. Judex Facti

In
A
maupun Termohon Kasasi dalam membuat Putusannya
seharusnya mempergunakan sumber-sumber hukum menurut
ah

hukum Indonesia, yang dalam perkara ini, yaitu penjelasan resmi

lik
Pasal 22 UU No. 5/1999, putusan pengadilan Indonesia dan
keterangan dari ahli hukum Indonesia, yaitu (a) Prof. Erman
am

ub
Rajagukguk, S.H., PhD, seorang drafter/perumus UU No. 5/1999
dan guru besar senior Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
ep
yang merupakan ahli hukum UU No. 5/1999, dan (b) Kurnia Toha,
k

S.H., LL.M, PhD, dosen senior Fakultas Hukum Universitas


ah

Indonesia yang merupakan ahli hukum UU No. 5/1999. Perlu


R

si
dicatat bahwa pendapat ahli-ahli tersebut telah disampaikan
kepada dan bagian dari berkas Termohon Kasasi.

ne
ng

Perlu ditegaskan di sini bahwa proses seleksi mitra investasi ini


bukan beauty contest seperti disimpulkan oleh Termohon Kasasi

do
gu

bahwa beauty contest sama dengan tender dalam Pasal 22 UU


No. 5/199. Dalam TOR, kata yang dipergunakan oleh Pertamina
dan Pemohon Kasasi I adalah partner’s selection (seleksi mitra),
In
A

bukan beauty contest. Begitu juga peraturan perundang-undangan


Indonesia tidak mengenal terminologi beauty contest.
ah

lik

74. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, proses seleksi aquo di luar


ruang lingkup tender yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No.
m

ub

5/1999, sehingga Judex Facti yang mengambil-alih pertimbangan


Putusan Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum, dan
ka

harus dibatalkan.
ep

Dasar Ketiga : Putusan sangat absurd dan tidak dapat dipahami,


ah

karena tidak ada kepentingan dan manfaat


R

ekonomis bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I


es

untuk bersekongkol, karena bersekongkol untuk


M

ng

on
gu

Hal. 365 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 365
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memilih mitra yang tidak qualified hanya akan

R
merugikan diri sendiri di kemudian hari

si
75. Suatu putusan haruslah didasarkan pada pertimbangan dan

ne
ng
alasan yang benar/tepat (gemotiveerd), cermat dan dapat
dipahami oleh akal sehat, yang apabila hal ini terlanggar,
putusan tersebut sangat beralasan untuk dibatalkan. Putusan

do
gu Judex Facti mengambil-alih pertimbangan Termohon Kasasi yang
menyatakan terjadinya pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No.

In
A
5/1999. Putusan tersebut tidak dapat dipahami dari segi
hukum, ekonomi dan akal sehat.
ah

76. Bahwa Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya

lik
untuk menunjuk langsung mitranya berdasarkan kesepakatan,
dan tidak diwajibkan untuk melakukan proses seleksi calon mitra
am

ub
investasi dalam memilih calon mitranya. Kalau tujuannya hanya
untuk menunjuk Mitsubishi sebagai mitra, maka Pertamina dan
ep
Pemohon Kasasi I tidak perlu mengadakan proses seleksi mitra
k

investasi, apalagi melakukan persekongkolan pula, tetapi cukup


ah

secara langsung menunjuk Mitsubishi. Dengan demikian, proses


R

si
seleksi itu sendiri sebagai opsi yang dipilih secara bebas oleh
Pertamina dan Pemohon Kasasi I sudah membantah dengan

ne
ng

sendirinya kecurigaan tentang persekongkolan antara


penyelenggara (Pertamina dan Pemohon Kasasi I) dengan

do
gu

peserta (Mitsubishi), karena tidak ada kepentingan dan


manfaat ekonomis untuk itu. Tuduhan tentang persekongkolan
sangat absurd dan sukar dipahami oleh akal sehat, yang
In
A

berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun


1974 tanggal 25 Nopember 1974 haruslah dibatalkan.
ah

lik

77. Untuk menyimpulkan adanya persekongkolan, Judex Facti dan


Termohon Kasasi diwajibkan untuk menguraikan dan
m

ub

menjelaskan kepentingan dan manfaat ekonomis bagi


Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk bersekongkol dengan
ka

Mitsubishi dalam proses seleksi tersebut, yang harus


ep

dijelaskan dan dibuktikan dengan alat-alat bukti hukum yang


ah

sah, dan bukan hanya perkiraan belaka.


R

78. Dalam keadaan bagaimana pun, tidak ada kepentingan dan


es

manfaat ekonomis bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk


M

ng

bersekongkol untuk menunjuk calon mitra yang tidak qualified,


on
gu

Hal. 366 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 366
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena hal itu akan menjadi beban dan kerugian ekonomi yang

R
besar bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I dikemudian hari,

si
karena Pertamina dan Pemohon Kasasi I serta mitra terpilih akan

ne
ng
mendirikan perusahaan baru, yang kelak secara bersama-sama
akan menjadi pemegang saham (atau melalui anak perusahannya)
pada perusahaan baru yang dibentuk tersebut. Kegagalan

do
gu memilih calon mitra yang tidak qualified akan menjadi beban
dan kerugian ekonomis di kemudian hari. Hanya orang yang

In
A
tidak waraslah yang melakukan perbuatan untuk merugikan
dirinya sendiri.
ah

79. Tidak perlu menghakimi proses seleksi calon mitra ini dengan

lik
membangun tuduhan-tuduhan yang absurd. Pertamina dan
Pemohon Kasasi I akan melakukan tindakan-tindakan yang perlu
am

ub
agar tidak merugikan dirinya sendiri secara otomatis (self
assessment).
ep
80. Fakta-fakta hukum tersebut di atas dan dari Putusan Judex Facti
k

dan Putusan Termohon Kasasi pun dapat terbukti dengan


ah

sederhana bahwa terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra adalah


R

si
karena proposal Mitsubishi merupakan proposal terbaik, dan tidak
ada proposal yang lebih baik daripadanya, sehingga tuduhan

ne
ng

persekongkolan dalam perkara aquo tidak dapat dipahami dari


segi hukum, ekonomi dan akal sehat, sehingga harus dibatalkan.

do
gu

Dasar Keempat : Putusan tidak cukup dipertimbangkan, sehingga


haruslah dibatalkan berdasarkan Jurisprudensi
tetap Mahkamah Agung dan Surat Edaran
In
A

Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal


25 Nopember 1974
ah

lik

81. Tuduhan tentang persekongkolan sangat absurd dan tidak


beralasan sama sekali. Dalam persidangan-persidangan,
m

ub

Termohon Kasasi tidak menyangkal sama sekali dan telah terbukti


bahwa dalam rangka proses seleksi tersebut, Pemohon Kasasi I
ka

telah melakukan hal-hal sebagai berikut:


ep

81.1. Atas biaya sendiri, Pemohon Kasasi I telah menunjuk


ah

konsultan independen yang mempunyai reputasi dan


R

kredibilitas tinggi, yaitu PWC, yang secara khusus ditunjuk


es

untuk melakukan evaluasi proposal dari calon mitra dalam


M

ng

on
gu

Hal. 367 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 367
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
rangka untuk mencapai dan menghasilkan penilaian

R
objektif dan fair;

si
81.2. Atas biaya sendiri, Pemohon Kasasi I telah menunjuk

ne
ng
konsultan hukum internasional yang independen, yaitu
White & Case, yang secara khusus ditunjuk untuk
membantu Pemohon Kasasi I dalam proses seleksi

do
gu tersebut;
81.3. Atas biaya sendiri, Pemohon Kasasi I juga telah menunjuk

In
A
konsultan hukum nasional, yaitu Widyawan & Partners,
yang secara khusus ditunjuk untuk membantu Pemohon
ah

Kasasi I untuk melakukan review terhadap legalitas dan

lik
kelengkapan administrasi para peserta seleksi calon mitra;
81.4. Penilaian proposal dilakukan secara terpisah dan
am

ub
independen oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I dalam
rangka mencapai dan mendapatkan hasil penilaian yang
ep
objektif dan fair;
k

81.5. Proses seleksi dimulai dari pembentukan Tim Evaluasi


ah

masing-masing perusahaan, penyusunan kriteria, dan


R

si
diakhiri dengan suatu proses seleksi, yang menghabiskan
man hours yang tidak sedikit;

ne
ng

81.6. Pertamina dan Pemohon Kasasi I telah mengundang 10


(sepuluh) calon mitra potensial, yang dipandang sebagai

do
gu

perusahaan bertaraf internasional dengan reputasi baik.


82. Kalau tujuannya hanya untuk mengatur/memenangkan Mitsubishi,
padahal Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya
In
A

menunjuk mitranya berdasarkan kesepakatan, maka (a) Pemohon


Kasasi I tidak perlu menunjuk para konsultan-konsultan
ah

lik

independen tersebut di atas dan menghabiskan man hours dan


biaya yang tidak sedikit untuk mempersiapkan dan
m

ub

menyelenggarakan proses seleksi calon mitra, (b) Pertamina dan


Pemohon Kasasi I tidak perlu mengundang para pebisnis
ka

internasional, tetapi cukup dengan menunjuk Mitsubishi secara


ep

langsung, (c) Pertamina dan Pemohon Kasasi I tidak perlu


ah

menghabiskan waktu untuk melakukan evaluasi secara


R

independen dan tersendiri atas proposal yang diterimanya, dan (d)


es

Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya untuk


M

ng

meminta langsung proposal dari Mitsubishi, tanpa perlu


on
gu

Hal. 368 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 368
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengundang calon mitra lainnya (termasuk LNGEU) dan tidak

R
perlu pula mengadakan proses seleksi calon mitra ini. Fakta-fakta

si
hukum tersebut membantah dengan sendirinya tuduhan

ne
ng
persekongkolan untuk memenangkan Mitsubishi dalam proses
seleksi investasi tersebut. Baik Judex Facti maupun Termohon
Kasasi mengabaikan begitu saja fakta-fakta hukum tersebut, dan

do
gu karenanya telah salah menerapkan hukum pembuktian.
83. Terpilihnya Mitsubishi sebagai mitra adalah karena Mitsubishi

In
A
telah memenuhi semua persyaratan-persyaratan TOR dan
proposalnya merupakan proposal terbaik, dan tidak ada
ah

proposal lain yang lebih baik daripadanya, sehingga tidak ada

lik
alasan bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk tidak
memilihnya. Pertamina dan Pemohon Kasasi I malah akan
am

ub
dipersalahkan apabila Pertamina dan Pemohon Kasasi I tidak
memilih Mitsubishi, padahal Mitsubishi telah memenuhi semua
ep
persyaratan-persyaratan TOR dan proposalnya merupakan
k

proposal terbaik.
ah

84. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelas bahwa tuduhan tentang


R

si
persekongkolan tidak mempunyai dasar sama sekali, sukar
dipahami dan tidak dipertimbangan dengan cukup (onvoeldoende

ne
ng

gemotiveerd), yang berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung


RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 haruslah

do
gu

dibatalkan.
Dasar Kelima: Bersekongkol untuk memenangkan peserta hanya
dapat terjadi apabila penyelenggara melonggarkan
In
A

persyaratan-persyaratan, sehingga peserta yang


tidak qualified dapat dengan mudah memenuhinya
ah

lik

85. Termohon Kasasi menuduh persekongkolan. Dengan segala


hormat, baik Judex Facti dan Termohon Kasasi telah salah
m

ub

memahami esensi atau sifat dasar (nature) proses seleksi mitra


investor ini.
ka

86. Persekongkolan untuk mengatur atau menentukan pemenang


ep

hanya dapat dianggap terjadi (a) apabila penyelenggara


ah

melonggarkan persyaratan-persyaratan, sehingga peserta yang


R

tidak qualified dapat dengan mudah memenuhinya, atau (b) ada


es

peserta lain menjadi tersisih yang diakibatkan oleh


M

ng

persekongkolan, yang seharusnya terpilih, atau (c) antara peserta


on
gu

Hal. 369 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 369
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
saling menyesuaikan harga proposalnya. Termohon Kasasi tidak

R
membantah sama sekali bahwa semua hal tersebut di atas

si
tidak terjadi sama sekali dalam perkara ini, sehingga tuduhan

ne
ng
tentang persekongkolan tidak beralasan.
87. Dari putusan Termohon Kasasi tidak dapat disimpulkan bahwa
proposal Mitsubishi bukan proposal terbaik, baik dari segi

do
gu keuangan maupun dari segi teknis, dan tidak ada proposal yang
lebih baik daripadanya, sehingga tidak ada alasan bagi Pertamina

In
A
dan Pemohon Kasasi I untuk tidak memilihnya. Termohon Kasasi
membuat pertimbangan dan membuktikan dengan alat-alat bukti
ah

yang sah bahwa proposal Mitsubishi tidak memenuhi TOR, dan

lik
ada peserta lain yang seharusnya terpilih sebagai mitra menjadi
tersisih sebagai akibat dari persekongkolan. Termohon Kasasi
am

ub
seharusnya membuat pertimbangan dan membuktikan dengan
alat-alat bukti yang sah bahwa Pertamina dan Pemohon Kasasi I
ep
melonggarkan persyaratan-persyaratan sebagai akibat
k

persekongkolan, sehingga peserta yang tidak qualified dapat


ah

dengan mudah memenuhinya, dan peserta yang tidak qualified


R

si
pada akhirnya terpilih. Putusan yang tidak memberikan
pertimbangan yang cukup dan cermat haruslah dibatalkan

ne
ng

berdasarkan Jurisprudensi tetap Mahkamah Agung dan Surat


Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25

do
gu

Nopember 1974 sebagaimana telah dikutip pada butir 5 di atas.


88. Judex Facti dan Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum
pembuktian, karena fakta hukum yang tidak terbantahkan adalah
In
A

bahwa Mitsubishi menerima persyaratan-persyaratan yang


dipersyaratkan dalam TOR. Sebaliknya, Mitsui menyatakan pada
ah

lik

halaman terakhir proposalnya bahwa proposalnya hanya bersifat


informasi, indikatif, tidak mengikat, dan karenanya dapat
m

ub

diubah secara sepihak.


Proposal Mitsui yang tidak mengikat tersebut juga telah
ka

dikonfirmasikan kembali oleh Mitsui dalam suratnya tertanggal 26


ep

Mei 2009 kepada Termohon Kasasi (berkas Termohon Kasasi No.


ah

S9), yang dikutip sebagai berikut:


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 370 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 370
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
”…. Therefore, we submitted our 3rd Proposal only on

R
informational and indicative (non-legally binding) basis by

si
clearly remarking our disclaimer in the proposal ….”

ne
ng
Proposal yang demikian tidak menjamin kepentingan Pemerintah
RI, Pertamina dan Pemohon Kasasi I, karena dapat saja Mitsui
membatalkan proposalnya dengan alasan hukum yang sah bahwa

do
gu proposalnya tidak mengikat dan hanya bersifat informasi, dan
karenanya dapat diubah secara sepihak, yang telah dinyatakan

In
A
secara tegas dalam proposalnya.
89. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, tuduhan-tuduhan tentang
ah

persekongkolan untuk memenangkan Mitsubishi tidak mempunyai

lik
dasar.
Dasar Keenam: Proposal Mitsubishi memenuhi persyaratan TOR,
am

ub
sedangkan proposal Mitsui tidak mengikat
90. Kesimpulan Termohon Kasasi yang menyatakan bahwa proses
ep
seleksi calon mitra investasi yang dilakukan oleh Pertamina dan
k

Pemohon Kasasi I untuk menunjuk Mitsubishi tidak dapat


ah

dipahami oleh akal sehat, salah dalam pembuktian dan


R

si
penerapan hukumnya.
91. Dengan segala hormat, kesimpulan tersebut tidak logis, baik

ne
ng

dari segi ekonomi maupun hukum karena sebagaimana telah


diuraikan di atas, tidak perlu mengadakan proses seleksi mitra

do
gu

kalau tujuannya hanya untuk menunjuk Mitsubishi. Pertamina dan


Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya menunjuk Mitsubishi tanpa
perlu mengadakan proses seleksi ini.
In
A

92. Terpilihnya Mitsubishi adalah berdasarkan fakta-fakta hukum,


yang tidak dibantah oleh Termohon Kasasi, yaitu sebagai berikut:
ah

lik

92.1. Fakta hukum pertama: Proposal LNGEU tidak memenuhi


persyaratan TOR, yaitu tidak memenuhi persyaratan
m

ub

tentang jointly and severally liable. Dalam suatu


konsorsium, persyaratan tersebut sangat krusial dan
ka

penting untuk memastikan komitmen penuh dari semua


ep

anggota konsorsium. Karena itu, adalah kepentingan


ah

terbaik bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I apabila


R

jointly and severally liable dapat dipenuhi oleh peserta


es

terpilih dalam hal para peserta membentuk konsorsium.


M

ng

on
gu

Hal. 371 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 371
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi juga telah mengakui bahwa LNGEU

R
tidak memenuhi persyaratan TOR karena LNGEU

si
adalah perusahaan yang tidak berpengalaman dalam

ne
ng
industri LNG sebagaimana telah dipertimbangkan oleh
Termohon Kasasi pada halaman 25 huruf c Laporan
Pemeriksaan Lanjutan (lihat berkas Termohon No. A 98).

do
gu Kesimpulan yang sama kembali ditegaskan dalam Putusan
Termohon halaman 226 yang menyatakan bahwa

In
A
Termohon sependapat dengan para terlapor bahwa
seleksi mitra tidak mempunyai relevansi terhadap
ah

tersingkirnya LNGEU.

lik
92.2. Fakta hukum kedua: Bahwa ternyata proposal Mitsui
hanya bersifat informatif, indikatif dan tidak mengikat
am

ub
sehingga dapat diubah secara sepihak sewaktu-waktu.
Hal itu berarti bahwa proposal Mitsui tidak mengikat, dan
ep
secara hukum Mitsui dapat sewaktu-waktu mengubah
k

proposal/pendiriannya secara sepihak dengan alasan


ah

hukum yang sah bahwa proposalnya hanya bersifat


R

si
informatif dan tidak mengikat sebagaimana telah tegas
dipersyaratkan dalam proposalnya (vide Berkas Termohon

ne
ng

Kasasi No.S9). Kondisi yang demikian bukanlah


kepentingan terbaik tujuan dari proses seleksi calon mitra

do
gu

investor ini dibuat; dan


92.3. Fakta hukum ketiga: Semua persyaratan-persyaratan
TOR dipenuhi oleh Mitsubishi sebagaimana telah diuraikan
In
A

berulang kali, dan tidak ada proposal lain yang lebih baik
daripadanya, sehingga tidak ada alasan bagi Pertamina
ah

lik

dan Pemohon Kasasi I untuk tidak memilih Mitsubishi


sebagai mitranya.
m

ub

93. Berdasarkan seluruh uraian-uraian di atas, kesimpulan yang


menyatakan bahwa seleksi calon mitra investasi yang dilakukan
ka

oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I hanyalah sebagai sarana


ep

untuk menunjuk Mitsubishi dan menyingkirkan LNGEU tidak


ah

beralasan sama sekali, dan haruslah dibatalkan.


R

ALASAN KEEMPAT : JUDEX FACTI DAN Termohon Kasasi TELAH


es

MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM


M

ng

MENERAPKAN PASAL 23 UU NO. 5/1999


on
gu

Hal. 372 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 372
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
94. Judex Facti dan Termohon Kasasi menyatakan bahwa Pemohon

R
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi Mitsubishi

si
melakukan persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia

ne
ng
LNGEU.
95. Dalam membuat Putusannya, Judex Facti dan Termohon Kasasi
telah melakukan kekeliruan yang fatal tentang penerapan Pasal 23

do
gu UU No. 5/1999. Secara ringkas, kesalahan fatal yang dilakukan
oleh Termohon Kasasi yang dikuatkan oleh Judex Facti tentang

In
A
penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah sebagai berikut:
95.1. Pertama: Salah penerapan hukum karena pertukaran
ah

informasi tersebut telah disetujui/disepakati oleh para

lik
pihak dalam perjanjian tersebut atau atas ijin dari
LNGEU;
am

ub
95.2. Kedua: Salah menerapkan hukum karena Pasal 23 UU
No. 5/1999 hanya diterapkan kepada para pihak yang
ep
saling bersaing, sedangkan Pemohon Kasasi I dan
k

Pemohon Kasasi II bukan pesaing dari


ah

LNGEU/LNGInternational;
R

si
95.3. Ketiga: Salah penerapan hukum karena kesimpulan
Termohon Kasasi cacat, dan Termohon Kasasi telah

ne
ng

menciptakan sistem penghukuman baru yang tidak


dikenal dalam UU No. 5/1999 dan Putusan Termohon

do
gu

Kasasi tidak dapat dipahami.


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II akan menguraikan
setiap alasan-alasan di atas secara berurutan di bawah ini.
In
A

Dasar Pertama: Salah penerapan hukum karena pertukaran


informasi tersebut telah disetujui/disepakati oleh
ah

lik

para pihak dalam perjanjian tersebut atau atas


persetujuan/ijin dari LNGEU/LNGInternational
m

ub

96. Berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999, “persekongkolan


mendapatkan informasi rahasia pesaingnya” merupakan perbuatan
ka

yang dilarang, dan karenanya dapat dikenakan sanksi/hukuman


ep

berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999 juncto Pasal 47 UU No.


ah

5/1999. Oleh karena itu, persyaratan “persekongkolan” dalam


R

Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bahwa perbuatan tersebut


es

merupakan perbuatan yang tidak sah atau melanggar hukum atau


M

ng

dengan kata lain, informasi tersebut diperoleh tanpa ijin dari


on
gu

Hal. 373 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 373
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemiliknya. Suatu perbuatan yang sah atau tidak melanggar

R
hukum atau dengan kata lain apabila informasi tersebut diperoleh

si
dengan seijin dari pemiliknya, jelas tidak dapat dikategorikan

ne
ng
sebagai “persekongkolan” berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999,
dan karenanya tidak dapat dihukum, akan tetapi harus
mendapatkan perlindungan hukum. Hal ini telah ditegaskan oleh

do
gu Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD dalam Pendapat Hukum Ahli Kurnia
Toha pada halaman 17 butir 8 (vide berkas Termohon No. M19),

In
A
yang telah dikutip di atas.
97. Dengan demikian, persyaratan “persekongkolan mendapatkan
ah

informasi” dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bahwa

lik
perolehan informasi tersebut tidak didasarkan pada titel yang
sah atau tanpa seijin dari pemiliknya.
am

ub
98. Dalam hal ini sebagai fakta yang tidak perlu diperdebatkan lagi
bahwa LNGEU/LNGInternational telah menandatangani
ep
Confidentiality Agreement (“CA”) dengan masing-masing
k

Mitsubishi, Mitsui dan Anardarko secara terpisah. Termohon


ah

Kasasi telah mengakui fakta hukum ini sebagaimana telah


R

si
dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan Pendahuluan yang menyatakan bahwa (a) pada

ne
ng

tanggal 17 Pebruari 2006, LNGEU/LNGInternational dan Mitsubishi


menandatangani CA, (b) pada tanggal 2 Maret 2006,

do
gu

LNGEU/LNGInternational dan Mitsui menandatangani CA, dan (c)


pada tanggal 22 Mei 2006 LNGEU/LNGInternational dan Anadarko
menandatangani CA. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut,
In
A

LNGEU/LNGInternational membuka informasinya atau


mengijinkan informasinya diketahui oleh Mitsubishi, Mitsui
ah

lik

dan Anardarko.
99. Mengingat pertukaran informasi atau due diligence tersebut telah
m

ub

didahului dengan penandatanganan CA berdasarkan


kesepakatan/persetujuan LNGEU/LNGInternational dengan
ka

Mitsubishi, Mitsui dan Anardarko, maka pertukaran informasi atau


ep

informasi apapun yang didapat oleh Mitsubishi, Mitsui dan


ah

Anardarko (apabila ada) telah didapatkan atas ijin


R

LNGEU/LNGInternational berdasarkan persetujuan para pihak.


es

100. Sudah logis bahwa apabila suatu perbuatan yang sah atau tidak
M

ng

melanggar hukum tidak dilarang/tidak dihukum dan tidak dapat


on
gu

Hal. 374 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 374
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikategorikan pula sebagai “persekongkolan”. Hal ini telah

R
ditegaskan oleh Kurnia Toha, S.H., LL.M, PhD dalam Pendapat

si
Hukum Ahli Kurnia Toha pada halaman 18 (vide berkas Termohon

ne
ng
No. M19), yang dikutip sebagai berikut:
“… Dalam hal suatu perbuatan (atau perjanjian) merupakan
perbuatan (atau perjanjian) yang sah atau perbuatan yang tidak

do
gu melanggar hukum, tidak dapat dikategorikan sebagai
“Persekongkolan”.

In
A
Undang-undang (dalam hal ini KUHPerdata) memberikan
perlindungan hukum atas suatu perbuatan atau perjanjian yang
ah

didasarkan pada kesepakatan. Apabila informasi atau hal yang

lik
bersifat rahasia diperoleh dengan ijin pemilik, maka tidak ada
persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia.”
am

ub
101. Mengingat pertukaran informasi tersebut (kalau ada) didasarkan
penandatanganan CA atas persetujuan LNGInternational, maka
ep
pertukaran informasi tersebut didasarkan pada alas hukum yang
k

sah dan kesepakatan berdasarkan Pasal 1320 dan Pasal 1338


ah

KUHPerdata, dan oleh karena itu, informasi apapun yang


R

si
didapatkan oleh Mitsubishi ataupun pihak lainnya (kalau ada)
telah mendapatkan persetujuan dan ijin dari

ne
ng

LNGEU/LNGInternational, sehingga tidak dapat disimpulkan


sebagai pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999. Dengan

do
gu

demikian, tuduhan mendapatkan informasi rahasia sebagaimana


diatur dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak mempunyai dasar
hukum sama sekali.
In
A

102. Perlu ditegaskan bahwa Mitsubishi, Itochu dan Anadarko yang


selama ini dikenal sebagai pebisnis bertaraf internasional hanya
ah

lik

diperkenalkan kepada LNGEU/LNGInternational yang


memungkinkan mereka dapat menjajaki kemungkinan bekerja
m

ub

sama, dan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak


mencampuri rencana penjajakan dan segala
ka

keputusan/kesepakatan di antara mereka, sehingga Pemohon


ep

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak dapat dipersalahkan atas


ah

kesepakatan mereka.
R

Perlu ditegaskan bahwa persekongkolan mendapatkan informasi


es

rahasia pesaing tidak terjadi dalam perkara ini, karena:


M

ng

on
gu

Hal. 375 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 375
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
102.1. Tidak ada sama sekali informasi LNGEU/LNGInternational

R
dalam proposal Mitsubishi. Terhadap tuduhan

si
mendapatkan informasi rahasia pesaingnya, Termohon

ne
ng
Kasasi wajib membuktikan bahwa ada informasi
LNGEU/LNGInternational dalam proposal Mitsubishi;
102.2. Tidak ada informasi dalam due diligence ke dalam

do
gu proposal dalam proses seleksi mitra investasi, karena
basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan sifat

In
A
transaksi bisnis yang akan dicapai pada periode seleksi
calon mitra berbeda sama sekali dengan periode pada
ah

saat rencana transaksi jual beli gas dalam Exclusivity

lik
Agreement;
102.3. Domestic Market Obligation (kewajiban alokasi
am

ub
pemasaran dalam negeri) adalah kebijakan
pemerintah/bersifat umum yang diatur oleh Pemerintah
ep
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
k

dan dapat diakses secara umum pula, dan tidak


ah

merupakan milik LNGEU/LNGInternational. Suatu


R

si
peraturan perundang-undangan bukanlah bersifat rahasia
dan bukan pula milik perseorangan, sehingga bukanlah

ne
ng

suatu informasi rahasia dari LNGEU/LNGInternational.


Dasar Kedua : Salah menerapkan hukum karena Pasal 23 UU No.

do
gu

5/1999 hanya diterapkan kepada para pihak yang


saling bersaing, sedangkan Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II bukan saingan dari
In
A

LNGEU/LNGInternational
103. Yang dimaksud dengan “pelaku usaha” berdasarkan Pasal 23 UU
ah

lik

No. 5/1999 adalah pihak yang secara tidak sah memperoleh


informasi rahasia dari pesaingnya. Termohon Kasasi telah salah
m

ub

menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999 karena menyimpulkan


bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II merupakan
ka

pesaing dari LNGEU. Padahal, kenyataannya sebagai fakta hukum


ep

yang tidak perlu diperdebatkan lagi adalah bahwa dalam proses


ah

seleksi calon mitra ini, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi


R

II bukan pesaing dari LNGEU/LNGInternational.


es

104. Pihak-pihak yang saling bersaing (pesaing) dalam proses


M

ng

seleksi tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang


on
gu

Hal. 376 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 376
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diundang menyampaikan proposalnya untuk diseleksi dan

R
berharap dipilih sebagai pemenang. Antara penyelenggara

si
dan perusahaan yang diundang bukan pesaingan satu

ne
ng
dengan yang lain. Hal ini telah dijelaskan oleh ahli hukum
persaingan usaha, yaitu Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD
dalam keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada

do
gu halaman 17.
105. Dengan demikian, Putusan Judex Facti yang mengambil alih

In
A
pertimbangan Putusan Termohon Kasasi telah salah
menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, dan haruslah dibatalkan.
ah

Dasar Ketiga : Termohon Kasasi melampaui kewenangannya

lik
dengan membuat sistem penghukuman baru yang
tidak dikenal dalam UU No. 5/1999, dan salah
am

ub
menerapkan hukum, dan antara pertimbangan dan
amar Putusan Termohon Kasasi bertolak belakang
ep
106. Termohon Kasasi berkesimpulan bahwa dengan due diligence,
k

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi


ah

Mitsubishi untuk bersekongkol untuk mendapatkan informasi


R

si
rahasia LNGEU yang digunakan untuk pembuatan proposal
Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitra investor.

ne
ng

107. Tuduhan tersebut haruslah dibatalkan, karena (a) telah diputuskan


melampaui kewenangannya, (b) salah dalam menerapkan Pasal

do
gu

23 UU No. 5/1999, dan (c) cacat dalam logika hukum terkait


dengan tuduhan “memfasilitasi” persekongkolan.
108. Termohon Kasasi salah menerapkan hukum, karena Pasal 23 UU
In
A

No. 5/1999 mensyaratkan “persekongkolan mendapatkan


informasi rahasia pesaingnya”, dan bukan “memfasilitasi”.
ah

lik

Persekongkolan memerlukan paling tidak 2 (dua) pihak yang saling


bersekongkol, sedangkan memfasilitasi persekongkolan berarti
m

ub

memberi bantuan terhadap persekongkolan dari 2 (dua) pihak


bersekongkol tersebut. Dengan demikian, tuduhan Termohon
ka

Kasasi yang menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon


ep

Kasasi II memfasilitasi Mitsubishi bersekongkol untuk


ah

mendapatkan informasi rahasia LNGEU/LNGInternational


R

(seandainya benar–quod non), maka Termohon Kasasi diwajibkan


es

menjelaskan dan membuat pertimbangannya secara cermat


M

ng

dengan pihak mana Mitsubishi bersekongkol, yang menurut


on
gu

Hal. 377 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 377
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi, difasilitasi oleh Pemohon Kasasi I dan

R
Pemohon Kasasi II. Termohon Kasasi tidak menguraikannya.

si
109. Suatu putusan yang dibuat di luar kewenangannya haruslah

ne
ng
dibatalkan. Dalam hal ini, Termohon Kasasi telah melampaui
kewenangannya dengan membuat sistem penghukuman
tanpa melalui undang-undang. Perbuatan yang dihukum dalam

do
gu Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah bersekongkol, bukan
“memfasilitasi”. Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak mengenal

In
A
“memfasilitasi”. Sistem pengenaan sanksi admininistratif yang
dapat dilakukan oleh Termohon Kasasi dalam UU No. 5/1999
ah

tidak mengenal membantu melakukan (medeplegtigeheid)

lik
sebagaimana diatur dalam Pasal 56 KUHPidana, dimana sistem
penghukuman yang demikian wajib dibuat dan ditentukan dalam
am

ub
suatu undang-undang (persetujuan Pemerintah dan DPR). Dalam
membuat Putusannya, Termohon Kasasi telah melampaui
ep
kewenangannya dengan membuat sistem penghukuman baru,
k

tanpa melalui undang-undang. Dengan demikian, Putusan


ah

Termohon Kasasi batal demi hukum.


R

si
110. Disamping itu, Termohon Kasasi menyatakan Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II “memfasilitasi”, padahal dalam diktum

ne
ng

Putusannya, Termohon Kasasi menghukum Pemohon Kasasi I


dan Pemohon Kasasi II “melakukan persekongkolan”, bukan

do
gu

“memfasilitasi”. Dengan demikian, antara pertimbangan dan amar


putusan saling bertolak belakang, dan harus dibatalkan.
ALASAN KELIMA : JUDEX FACTI DAN Termohon Kasasi TELAH
In
A

SALAH MENERAPKAN HUKUM KARENA UNSUR-


UNSUR KETENTUAN PASAL 22 UU NO. 5/1999
ah

lik

TIDAK TERPENUHI DAN TIDAK TERLANGGAR


111. Sebagaimana diuraikan dalam butir 92 huruf a di atas, Termohon
m

ub

Kasasi telah mempertimbangkan dan mengakui bahwa LNGEU


tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan. Dari kesimpulan
ka

dan pengakuan Termohon Kasasi ini saja sudah sangat jelas


ep

bahwa tuduhan persekongkolan untuk menyingkirkan LNGEU dan


ah

mengarahkan atau menentukan Mitsubishi tidak berdasar sama


R

sekali.
es

112. Pemohon Kasasi I akan membahas unsur-unsur Pasal 22 UU No.


M

ng

5/1999 satu-persatu untuk membuktikan bahwa tuduhan


on
gu

Hal. 378 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 378
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 tidak mempunyai dasar

R
sama sekali.

si
113. Pasal 22 UU No. 5/1999 menentukan:

ne
ng
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”

do
gu Dengan demikian, unsur-unsur atau persyaratan-persyaratan
terbuktinya pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah:

In
A
a. unsur “pelaku usaha”;
b. unsur “dilarang”;
ah

c. unsur “bersekongkol mengatur dan atau menentukan

lik
pemenang”;
d. unsur “pihak lain”;
am

ub
e. unsur “tender”; dan
f. unsur “dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
ep
sehat”.
k

Unsur-unsur di atas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu


ah

unsur tidak terpenuhi/terbukti, maka dugaan pelanggaran terhadap


R

si
Pasal 22 UU No. 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbukti
pula.

ne
ng

114. Pemohon Kasasi I secara tegas menyatakan bahwa unsur-unsur


Pasal 22 UU No. 5/1999 tidak terbukti sama sekali, yang akan

do
gu

diuraikan di bawah.
UNSUR “PELAKU USAHA”
Unsur ”pelaku usaha” tidak terbukti, karena Pemohon Kasasi I bukan
In
A

”pelaku usaha”, yang telah diakui oleh Termohon Kasasi


115. Untuk dapat menyimpulkan adanya pelanggaran Pasal 22 UU No.
ah

lik

5/1999, maka harus dipenuhi syarat-syarat bahwa fakta-fakta yang


disimpulkan adalah benar dan penerapan hukum pun harus benar
m

ub

dan tepat.
116. Dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999, pertama-tama harus
ka

dibedakan antara unsur “pelaku usaha” dengan unsur “pihak lain”,


ep

dan identitas “pelaku usaha” dan “pihak lain” haruslah berbeda,


ah

serta berdasarkan Pasal 22 UU No. 5/1999, hanya “pelaku


R

usaha” yang terkena larangan Pasal 22 UU No. 5/1999, bukan


es

“pihak lain”. Hanya "pelaku usaha" yang dapat terkena


M

ng

larangan/sanksi pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999, dan tidak


on
gu

Hal. 379 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 379
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ada sanksi administratif yang dikenakan kepada pihak dalam

R
kategori “pihak lain” yang terbukti dari rumusan/persyaratan Pasal

si
22, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36

ne
ng
huruf l UU dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999.
117. Sebagaimana telah diuraikan dalam butir 5 sampai dengan butir
18, Pemohon Kasasi I bukan “pelaku usaha”, karena logika

do
gu penerapan Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah bahwa “pelaku usaha”
yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah

In
A
peserta proses seleksi calon mitra yang mempunyai kepentingan
ekonomi untuk dipilih/ditetapkan sebagai pemenang, sedangkan
ah

Pemohon Kasasi I bukan peserta, tetapi hanya penyelenggara,

lik
yang tidak mempunyai kepentingan apapun untuk
dipilih/ditetapkan sebagai pemenang, seandainya (quod non,
am

ub
halmana ditolak) tender dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 dapat
diterapkan terhadap seleksi calon mitra potensial.
ep
118. Disamping itu, Termohon Kasasi dalam Putusannya pada halaman
k

236 butir 10.5.2 telah mempertimbangkan dan mengakui bahwa


ah

Pemohon Kasasi I bukan “pelaku usaha" dalam konteks Pasal


R

si
22 UU No. 5/1999, akan tetapi hanya dalam kategori “pihak lain”.
Oleh karena pihak yang dilarang dan dapat terkena sanksi

ne
ng

pelanggaran Pasal 22 UU No.5/1999 hanyalah "pelaku usaha",


sedangkan Pemohon Kasasi I bukan merupakan “pelaku usaha”,

do
gu

akan tetapi hanya dalam kategori “pihak lain” yang juga sudah
dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi, maka:
118.1.1. Pemohon Kasasi I tidak dapat disimpulkan melanggar
In
A

Pasal 22 UU No. 5/1999 dalam perkara ini, dan


karenanya unsur “pelaku usaha” tidak terbukti sama
ah

lik

sekali kepada Pemohon Kasasi I;


118.1.2. Termohon Kasasi telah melampaui kewenangannya
m

ub

(ultra vires) atau melakukan kesalahan berat dalam


menyatakan Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU
ka

No.5/1999, karena Termohon Kasasi menghukum


ep

“pihak lain”, padahal seharusnya tidak terkena larangan


ah

Pasal 22 UU No. 5/1999;


R

118.1.3. Antara Pasal 22 UU No. 5/1999 dengan pertimbangan


es

Termohon Kasasi saling bertolak belakang, yang sukar


M

ng

dipahami, yang mengakibatkan Putusan Termohon


on
gu

Hal. 380 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 380
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasasi batal demi hukum atau dibatalkan berdasarkan

R
Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun

si
1974 tanggal 25 Nopember 1974.

ne
ng
119. Pemohon Kasasi I tidak dapat disimpulkan sebagai “pelaku
usaha”, dan karenanya unsur “pelaku usaha” tidak terbukti sama
sekali, dan dengan demikian, Putusan Judex Facti yang

do
gu mengambil alih Putusan Termohon Kasasi adalah batal demi
hukum atau haruslah dibatalkan.

In
A
UNSUR “DILARANG”
120. Unsur “dilarang” berimplikasi kepada siapa suatu ketentuan
ah

berlaku. Hal ini secara jelas dibuktikan dari rumusan Pasal 22 UU

lik
No. 5/1999: “Pelaku usaha dilarang …”.
121. Termohon Kasasi sama sekali tidak menjelaskan apakah “dilarang”
am

ub
dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 terbukti kepada Pemohon Kasasi I,
namun tanpa pertimbangan, Termohon Kasasi menyatakan
ep
Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999. Padahal
k

unsur “dilarang” wajib dibuktikan sebagai salah satu unsur dari


ah

Pasal 22 UU No. 5/1999, dan sebagaimana telah diuraikan di atas,


R

si
hanya "pelaku usaha" yang dapat terkena larangan dan sanksi
pelanggaran Pasal 22 UU No. 5/1999, yang terbukti dari

ne
ng

rumusan/persyaratan/logika Pasal 22, Pasal 47, Penjelasan


resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal

do
gu

35 huruf a s/d c UU No. 5/1999.


122. Dari rumusan/logika Pasal 22 dan Pasal 47, Penjelasan resmi
Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU serta Pasal 35 huruf
In
A

a s/d c UU No. 5/1999, unsur "dilarang" terkait langsung dengan


unsur “pelaku usaha” dan pihak yang dapat dikenakan sanksi, dan
ah

lik

pihak yang dapat dihukum berdasarkan Pasal 22 juncto Pasal 47


UU No. 5/1999 hanyalah “pelaku usaha”. Padahal dalam perkara
m

ub

ini, Pemohon Kasasi I bukan merupakan "pelaku usaha", akan


tetapi hanya “pihak lain” sebagaimana telah diutarakan di
ka

atas. Hal ini pun sudah diakui/disimpulkan oleh Termohon


ep

Kasasi dalam Putusannya pada halaman 236 butir 10.5.2.


ah

123. Termohon Kasasi sengaja tidak menguraikan unsur “dilarang”,


R

karena Termohon Kasasi telah menyadari bahwa pihak yang


es

terkena larangan Pasal 22 UU No. 5/1999 adalah “pelaku usaha”,


M

ng

sedangkan Pemohon Kasasi I bukan “pelaku usaha”, tetapi “pihak


on
gu

Hal. 381 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 381
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lain”, yang telah dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi.

R
Berdasarkan hal-hal tersebut, unsur "dilarang" tidak terbukti sama

si
sekali, dan oleh karena itu, Putusan Termohon Kasasi yang

ne
ng
menyatakan Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU No.
5/1999 adalah batal demi hukum atau harus dibatalkan dengan
segala akibat hukumnya.

do
gu 124. Disamping itu, pertimbangan dan diktum Putusan Termohon
Kasasi juga saling bertolak belakang (saling kontradiksi) satu

In
A
dengan yang lain, yang tidak dapat dipahami, karena jelas posisi
Pemohon Kasasi I bukan ”pelaku usaha”, akan tetapi sebagai
ah

”pihak lain”, yang telah disimpulkan oleh Termohon Kasasi dalam

lik
pertimbangannya, sehingga tidak terkena larangan/sanksi
sanksi administratif dalam konteks Pasal 22 UU No. 5/1999.
am

ub
Tanpa pertimbangan, Termohon Kasasi menyatakan Pemohon
Kasasi I melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999, yang membuktikan
ep
antara pertimbangan dan diktum Putusan Termohon Kasasi saling
k

bertolak belakang satu dengan yang lain, yang sangat sukar


ah

dipahami, yang mengakibatkan Putusan Termohon batal demi


R

si
hukum atau dibatalkan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah
Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang

ne
ng

telah dikutip pada butir 5 di atas.


125. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum

do
gu

Termohon Kasasi satu dengan yang lain, Putusan Termohon


Kasasi bertentangan dengan rumusan Pasal 22, Pasal 47,
Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU
In
A

dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena berdasarkan


ketentuan-ketentuan tersebut, hanya “pelaku usaha” yang terkena
ah

lik

larangan Pasal 22 UU No. 5/1999, sedangkan Pemohon Kasasi I


bukan “pelaku usaha”. Dengan demikian, Putusan Termohon
m

ub

Kasasi sangat beralasan untuk dibatalkan berdasarkan Surat


Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25
ka

Nopember 1974.
ep

UNSUR “BERSEKONGKOL UNTUK MENGATUR ATAU MENENTUKAN


ah

PEMENANG”
R

126. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur “dilarang” tidak terpenuhi,
es

maka unsur “bersekongkol untuk mengatur dan atau menentukan


M

ng

pemenang” tidak relevan lagi.


on
gu

Hal. 382 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 382
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
127. Disamping itu, dalam butir 57 sampai butir 93, dalam butir 173

R
sampai butir 192, telah terbukti bahwa persekongkolan untuk

si
mengatur atau memenangkan Mitsubishi tidak terbukti sama

ne
ng
sekali, dan pembahasan tersebut mutatis mutandis berlaku
terhadap pembahasan unsur ini, untuk menghindari pengulangan
yang tidak perlu.

do
gu UNSUR “PIHAK LAIN”
128. Berdasarkan Putusan Termohon Kasasi pada halaman 236 butir

In
A
10.5.2, Termohon Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I
sebagai “pihak lain”, sedangkan berdasarkan Pasal 22 UU No.
ah

5/1999, pihak yang dilarang/dapat dihukum hanya “pelaku usaha”,

lik
dan bukan dalam posisi sebagai “pihak lain”, maka tidak
disimpulkan bahwa Pemohon Kasasi I tidak melanggar Pasal 22
am

ub
UU No. 5/1999. Dengan demikian, Putusan Termohon Kasasi yang
menghukum Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU No.
ep
5/1999 dan mengenakan denda administratif kepada Pemohon I
k

tidak mempunyai dasar hukum sama sekali.


ah

129. Disamping itu, pertimbangan dan diktum Putusan Termohon juga


R

si
saling bertolak belakang (saling kontradiksi) satu dengan yang lain,
yang sangat sukar dipahami, karena berdasarkan pertimbangan

ne
ng

Termohon Kasasi, posisi Pemohon Kasasi I bukan ”pelaku usaha”,


akan tetapi sebagai ”pihak lain”, yang tidak dapat dikenakan sanksi

do
gu

administratif dan tidak tepat dinyatakan melanggar Pasal 22 UU


No. 5/1999. Bertentangan dengan ketentuan tersebut, Termohon
Kasasi menyatakan Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU
In
A

No. 5/1999, yang membuktikan antara pertimbangan dan diktum


Putusan Termohon Kasasi saling bertolak belakang satu dengan
ah

lik

yang lain, yang sangat sukar dipahami, dan mengakibatkan


Putusan Termohon Kasasi batal demi hukum atau dibatalkan
m

ub

berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 03 Tahun


1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang telah dikutip pada butir 5 di
ka

atas.
ep

130. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum


ah

Termohon Kasasi, Putusan Termohon Kasasi juga saling


R

bertentangan dengan rumusan Pasal 22, Pasal 47, Penjelasan


es

resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal 35


M

ng

huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena berdasarkan ketentuan-


on
gu

Hal. 383 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 383
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan tersebut, hanya “pelaku usaha” yang terkena larangan

R
Pasal 22 UU No. 5/1999, sedangkan Pemohon Kasasi I bukan

si
“pelaku usaha”, tetapi pihak lain, yang sudah

ne
ng
dipertimbangkan/disimpulkan oleh Termohon Kasasi pada
halaman 236 butir 10.5.2.
131. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Putusan Judex Facti yang

do
gu mengambil-alih pertimbangan Putusan Termohon Kasasi telah
salah menerapkan hukum, dan haruslah dibatalkan.

In
A
UNSUR “TENDER”
132. Unsur “tender” tidak terbukti. Putusan Judex Facti yang
ah

mengambil-alih seluruh pertimbangan Termohon Kasasi telah

lik
melakukan kesalahan berat, karena jenis tender yang dapat
dihukum dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 hanyalah jenis tender
am

ub
yang sesuai dengan definisi resmi “tender” dalam penjelasan
resmi Pasal 22 UU No. 5/1999.
ep
133. Undang-undang (dalam hal ini Pasal 22 UU No. 5/1999) telah
k

secara resmi membatasi jenis tender dalam ruang lingkup Pasal


ah

22 UU No. 5/1999, dan Termohon hanya berwenang untuk


R

si
memeriksa jenis tender yang sesuai dengan definisi resmi tender
dalam penjelasan resmi Pasal 22 UU No. 5/1999 tersebut, yaitu

ne
ng

hanya terbatas pada tawaran mengajukan harga untuk


memborong suatu pekerjaan, tawaran mengajukan harga

do
gu

untuk mengadakan barang, atau tawaran mengajukan harga


untuk menyediakan jasa.
134. Sebagaimana telah diuraikan secara panjang dan lebar pada butir
In
A

58 sampai dengan butir 74 di atas, proses seleksi calon mitra yang


diselenggarakan oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I tidak
ah

lik

termasuk dalam definisi resmi tender dalam Pasal 22 UU No.


5/1999. Proses seleksi mitra yang dilakukan oleh Pertamina dan
m

ub

Pemohon Kasasi I adalah proses seleksi untuk menjadi pemilik


(owner) atas perusahaan yang akan didirikan bersama oleh
ka

Pertamina, Pemohon Kasasi I dan calon mitra potensial, yang


ep

akan secara bersama-sama akan memiliki, mendanai dan


ah

menanggung risiko atas perusahaan yang akan didirikan.


R

135. Konsisten dengan penjelasan resmi Pasal 22 UU No. 5/1999 dan


es

fakta-fakta hukum yang telah diuraikan di atas, Erman Rajagukguk


M

ng

(berkas Termohon Kasasi No. B36) dan Kurnia Toha, S.H., LL.M,
on
gu

Hal. 384 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 384
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PhD (vide berkas Termohon Kasasi No. M19) dalam

R
keterangannya telah menyatakan bahwa proses seleksi bukan

si
merupakan tender yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No.

ne
ng
5/1999, yang dikutip di atas.
136. Pendapat ahli-ahli hukum di atas sudah tepat dan benar. Dengan
demikian, karena proses seleksi di luar ruang lingkup tender dalam

do
gu Pasal 22 UU No. 5/1999, maka unsur “tender” tidak terbukti sama
sekali dan Termohon Kasasi telah melampaui kewenangannya

In
A
yang memeriksa perkara ini dan menyatakan Mitsubishi,
Pertamina dan Pemohon Kasasi I melanggar Pasal 22 UU No.
ah

5/1999, sehingga Putusan Termohon Kasasi dan Putusan Judex

lik
Facti batal demi hukum atau dibatalkan.
UNSUR “DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA TIDAK
am

ub
SEHAT”
137. Berdasarkan Pasal 1 angka (6) UU No. 5/1999, persaingan usaha
ep
tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
k

menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan


ah

atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
R

si
hukum atau menghambat persaingan usaha.
138. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalam proses seleksi calon

ne
ng

mitra ini tidak relevan sama sekali berdasarkan hal-hal sebagai


berikut:

do
gu

138.1. Tidak terpilihnya Mitsui adalah karena proposal yang


diajukan Mitsui pada kenyataannya tidak bersifat mengikat,
hanya bersifat informatif dan indikatif serta dapat diubah
In
A

oleh Mitsui sewaktu-waktu berdasarkan persyaratan dalam


proposalnya, sehingga tidak memberikan perlindungan
ah

lik

kepada Pertamina dan Pemohon Kasasi I sebagai


penyelenggara.
m

ub

138.2. Mitsubishi terpilih karena telah memenuhi kriteria dan


persyaratan yang ditentukan dalam TOR yang
ka

dipersyaratkan dalam TOR.


ep

139. Unsur ”persaingan usaha tidak sehat” dalam proses seleksi calon
ah

mitra ini hanya dapat terjadi kalau peserta yang tidak qualified
R

dimenangkan, dan apabila peserta yang qualified disingkirkan


es

yang diakibatkan karena persekongkolan, yang dalam perkara ini


M

ng

tidak terjadi. Dengan demikian, proses seleksi mitra investasi yang


on
gu

Hal. 385 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 385
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memenangkan Mitsubishi sebagai mitra investor tidak merupakan

R
persaingan usaha tidak sehat, sehingga tidak melanggar Pasal 22

si
UU No. 5/1999 dan unsur “menolak dan atau menghalangi pelaku

ne
ng
usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama” tidak
terbukti sama sekali.
140. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Putusan Judex Facti yang

do
gu mengambil-alih pertimbangan Putusan Termohon Kasasi telah
salah menerapkan hukum, dan haruslah dibatalkan.

In
A
ALASAN KEENAM :JUDEX FACTI DAN Termohon Kasasi TELAH
SALAH MENERAPKAN HUKUM, KARENA
ah

UNSUR-UNSUR PASAL 23 UU NO. 5/1999 TIDAK

lik
TERPENUHI DAN TIDAK TERLANGGAR
141. Termohon Kasasi berkesimpulan bahwa Pemohon Kasasi I dan
am

ub
Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999. Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II akan membahas unsur-unsur
ep
Pasal 23 UU No. 5/1999 satu-persatu untuk membuktikan bahwa
k

tuduhan pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak benar sama


ah

sekali.
R

si
142. Pasal 23 UU No. 5/1999 menentukan:
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

ne
ng

mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang


diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat

do
gu

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”


Dengan demikian, unsur-unsur atau persyaratan-persyaratan
terbuktinya pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah:
In
A

a. unsur “pelaku usaha”;


b. unsur “dilarang”;
ah

lik

c. unsur “bersekongkol”;
d. unsur “pihak lain”;
m

ub

e. unsur “pesaingnya”;
f. unsur “mendapatkan informasi rahasia kegiatan usaha yang
ka

diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan”; dan


ep

g. unsur “mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.


ah

Unsur-unsur di atas bersifat kumulatif, dan apabila salah satu


R

unsur tidak terpenuhi/terbukti, maka dugaan pelanggaran terhadap


es

Pasal 23 UU No. 5/1999 secara keseluruhan menjadi tidak terbukti


M

ng

pula.
on
gu

Hal. 386 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 386
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
143. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II secara tegas

R
menyampaikan bahwa unsur-unsur Pasal 23 UU No. 5/1999 tidak

si
terbukti sama sekali, yang akan diuraikan di bawah.

ne
ng
UNSUR “PELAKU USAHA”
144. Sesuai dengan logika dan konstruksi rumusan Pasal 23 UU No.
5/1999, maka haruslah pertama-tama dibedakan antara unsur

do
gu “pelaku usaha” dengan unsur “pihak lain”, dan identitas “pelaku
usaha” dan “pihak lain” haruslah berbeda serta berdasarkan Pasal

In
A
23 UU No. 5/1999, hanya “pelaku usaha” yang terkena larangan
Pasal 23 UU No. 5/1999, bukan dalam posisi sebaga “pihak lain”,
ah

yang terbukti dari rumusan/persyaratan Pasal 23, Pasal 47,

lik
Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU
dan Pasal 35 huruf a s/d c UU No. 5/1999.
am

ub
145. Sebagaimana telah diuraikan dalam butir 21 sampai dengan butir
34 di atas, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan
ep
“pelaku usaha”. Logika penerapan Pasal 23 UU No. 5/1999
k

adalah bahwa “pelaku usaha” yang dimaksud dalam ketentuan


ah

Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah (i) peserta dalam proses seleksi


R

si
calon mitra, (ii) peserta dari pesaingnya, dan (iii) mendapatkan
informasi rahasia, yang berkepentingan ditetapkan sebagai

ne
ng

pemenang. Padahal Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II


bukan peserta, dan bukan pula pesaing dari peserta proses seleksi

do
gu

mitra, dan karena itu, tidak mempunyai kepentingan apapun untuk


dipilih/ditetapkan sebagai pemenang, seandainya (quod non,
halmana ditolak) Pasal 23 UU No. 5/1999 dapat diterapkan
In
A

terhadap seleksi calon mitra potensial. Pihak-pihak yang saling


bersaing (pesaing) dan mempunyai kepentingan ekonomi untuk
ah

lik

dipilih/ditetapkan sebagai pemenang dalam proses seleksi tersebut


adalah para peserta yang diundang untuk menyampaikan
m

ub

proposalnya untuk diseleksi dan berharap dipilih sebagai


pemenang. Antara penyelenggara dan perusahaan yang
ka

diundang bukan pesaing satu dengan yang lain. Hal ini telah
ep

dijelaskan oleh ahli hukum persaingan usaha, yaitu Kurnia Toha,


ah

S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya tertanggal 18 Nopember


R

2010 pada halaman 17, yang dikutip sebagai berikut:


es

“Pelaku usaha yang terkena sanksi berdasarkan Pasal 23 adalah


M

ng

pelaku usaha yang bersaing dengan pelaku usaha yang


on
gu

Hal. 387 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 387
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai informasi rahasia perusahaan yang bersekongkol

R
dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha

si
pesaingnya tersebut. Jadi pelaku usaha yang bersekongkol dan

ne
ng
akan terkena sanksi adalah perusahaan pesaing yang
mengambil informasi rahasia perusahaan pesaingnya.”
146. Disamping itu, Termohon Kasasi dalam Putusannya pada halaman

do
gu 239 butir 11.5.2 telah menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II bukan merupakan “pelaku usaha" dalam

In
A
konteks Pasal 23 UU No.5/1999, akan tetapi hanya dalam kategori
“pihak lain”. Oleh karena pihak yang dilarang dan dapat terkena
ah

sanksi pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 hanyalah "pelaku

lik
usaha", sedangkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II
bukan merupakan “pelaku usaha”, akan tetapi hanyalah dalam
am

ub
kategori “pihak lain” yang juga sudah dipertimbangkan oleh
Termohon Kasasi, maka:
ep
146.1.1. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak dapat
k

disimpulkan melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999 dalam


ah

perkara ini, dan karenanya unsur “pelaku usaha” tidak


R

si
terbukti sama sekali kepada Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II;

ne
ng

146.1.2. Termohon Kasasi telah melampaui kewenangannya


(ultra vires) atau melakukan kesalahan berat dalam

do
gu

menyatakan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II


melanggar Pasal 22 UU No. 5/1999 yang menghukum
“pihak lain”, padahal seharusnya tidak terkena larangan
In
A

Pasal 23 UU No. 5/1999; dan


146.1.3. antara pertimbangan Termohon Kasasi dengan Pasal
ah

lik

23, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47 ayat (2) huruf


c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal 35 huruf a s/d c UU
m

ub

No. 5/1999 saling bertolak belakang, karena


berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, hanya
ka

“pelaku usaha” yang terkena larangan Pasal 23 UU No.


ep

5/1999, sedangkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon


ah

Kasasi II bukan pelaku usaha, akan tetapi “pihak


R

lain” yang sudah dipertimbangkan/disimpulkan oleh


es

Termohon Kasasi pada halaman 239 butir 11.5.2


M

ng

Putusannya, sehingga pertimbangan Termohon tidak


on
gu

Hal. 388 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 388
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat dipahami, yang mengakibatkan Putusan

R
Termohon batal demi hukum atau dibatalkan

si
berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor

ne
ng
03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974.
147. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II tidak dapat disimpulkan sebagai “pelaku

do
gu usaha”, dan karenanya unsur “pelaku usaha” tidak terbukti sama
sekali, dan dengan demikian, Putusan Judex Facti yang

In
A
mengambil alih Putusan Termohon Kasasi adalah batal demi
hukum atau haruslah dibatalkan.
ah

UNSUR “DILARANG”

lik
148. Unsur “dilarang” secara langsung berimplikasi kepada siapa suatu
ketentuan berlaku. Hal ini secara jelas dibuktikan dari rumusan
am

ub
Pasal 22 UU No. 5/1999: “Pelaku usaha dilarang …”
149. Termohon Kasasi sama sekali tidak menjelaskan dan
ep
mempertimbangkan apakah unsur “dilarang” terbukti kepada
k

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II, namun tanpa


ah

pertimbangan, Termohon Kasasi menyatakan Pemohon Kasasi I


R

si
dan Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999.
Padahal unsur “dilarang” wajib dibuktikan sebagai salah satu unsur

ne
ng

dari Pasal 23 UU No. 5/1999, dan sebagaimana telah diuraikan di


atas, hanya "pelaku usaha" yang dilarang dan terkena sanksi

do
gu

administratif atas pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999, yang


terbukti dari rumusan ketentuan Pasal 23, Pasal 47, Penjelasan
resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal 35
In
A

huruf a s/d c UU No. 5/1999.


150. Dari rumusan/logika Pasal 23 dan Pasal 47, Penjelasan resmi
ah

lik

Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU serta Pasal 35 huruf


a s/d c UU No. 5/1999, unsur "dilarang" terkait langsung dengan
m

ub

unsur “pelaku usaha”, dan pihak yang dapat dihukum


berdasarkan Pasal 23 juncto Pasal 47 UU No. 5/1999 hanyalah
ka

“pelaku usaha”. Padahal dalam perkara ini, Pemohon Kasasi I


ep

dan Pemohon Kasasi II bukan merupakan "pelaku usaha",


ah

akan tetapi hanya “pihak lain” sebagaimana telah


R

disimpulkan/dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi dalam


es

Putusannya pada halaman 239 butir 11.5.2.


M

ng

on
gu

Hal. 389 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 389
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
151. Termohon Kasasi sengaja tidak menguraikan unsur “dilarang”,

R
karena Termohon Kasasi telah menyadari bahwa pihak yang

si
dilarang dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 adalah “pelaku usaha”,

ne
ng
sedangkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II hanyalah
“pihak lain”, yang telah disimpulkan/dipertimbangkan oleh
Termohon dalam Putusannya pada halaman 239 butir 11.5.2.

do
gu Berdasarkan hal-hal tersebut, unsur "dilarang" tidak terbukti sama
sekali terhadap Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II.

In
A
152. Disamping itu, pertimbangan dan diktum Putusan Termohon
Kasasi juga saling bertolak belakang (saling kontradiksi) satu
ah

dengan yang lain, yang tidak dapat dipahami, karena jelas posisi

lik
Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan ”pelaku usaha”,
akan tetapi sebagai ”pihak lain”, yang tidak terkena
am

ub
larangan/sanksi sanksi administratif dalam konteks Pasal 23 UU
No. 5/1999. Hal ini pun telah disimpulkan/dipertimbangkan oleh
ep
Termohon Kasasi dalam Putusannya pada halaman 239 butir
k

11.5.2. Tanpa pertimbangan, Termohon Kasasi menyatakan


ah

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU


R

si
No. 5/1999, yang membuktikan antara pertimbangan dan diktum
Putusan Termohon Kasasi tidak dipertimbangkan, saling bertolak

ne
ng

belakang satu dengan yang lain, yang tidak dapat dipahami, yang
mengakibatkan Putusan Termohon batal demi hukum atau

do
gu

dibatalkan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor


03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang telah dikutip pada
butir 5 di atas.
In
A

153. Selain antara pertimbangan dan diktum Termohon bertolak


belakang satu dengan yang lain, Putusan Termohon Kasasi juga
ah

lik

saling bertolak dengan rumusan Pasal 23, Pasal 47, Penjelasan


resmi Pasal 47 ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal 35
m

ub

huruf a s/d c UU No. 5/1999, karena berdasarkan ketentuan-


ketentuan tersebut, hanya “pelaku usaha” yang terkena larangan
ka

Pasal 23 UU No. 5/1999, sedangkan Pemohon Kasasi I dan


ep

Pemohon Kasasi II bukan pelaku usaha, akan tetapi “pihak lain”


ah

yang juga sudah dipertimbangkan dan disimpulkan oleh Termohon


R

Kasasi pada halaman 239 butir 11.5.2 Putusannya. Putusan yang


es

demikian itu haruslah dibatalkan berdasarkan Surat Edaran


M

ng

on
gu

Hal. 390 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 390
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25

R
Nopember 1974.

si
UNSUR “BERSEKONGKOL”

ne
ng
154. Karena unsur “pelaku usaha” dan unsur “dilarang” tidak terpenuhi,
maka unsur “bersekongkol” menjadi tidak relevan untuk dibahas
dalam perkara ini. Namun demikian, unsur “bersekongkol” pun

do
gu dalam perkara ini tidak terbukti.
155. Disamping itu, sebagaimana telah diuraikan dalam butir 21 sampai

In
A
dengan butir 34, butir 50 sampai dengan butir 56, dalam butir 96
sampai dengan butir 110 dan dalam butir 194 sampai dengan butir
ah

227, Termohon Kasasi telah melakukan kesalahan berat dalam

lik
menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, dan oleh karena itu,
Putusan Judex Facti yang mengambil alih pertimbangan Putusan
am

ub
Termohon Kasasi sangat beralasan untuk dibatalkan. Untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu, uraian tersebut berlaku
ep
secara mutatis mutandis terhadap bantahan atas unsur
k

persekongkolan ini.
ah

UNSUR “PIHAK LAIN”


R

si
156. Berdasarkan Putusan Termohon Kasasi pada halaman 239 butir
11.5.2, Termohon Kasasi telah memposisikan Pemohon Kasasi I

ne
ng

dan Pemohon Kasasi II sebagai “pihak lain”, sedangkan


berdasarkan Pasal 23 UU No. 5/1999, pihak yang dilarang/dapat

do
gu

dihukum hanya “pelaku usaha”, dan bukan dalam posisi sebagai


“pihak lain”, maka dapat disimpulkan bahwa Pemohon Kasasi I
dan Pemohon Kasasi II tidak melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999.
In
A

Dengan demikian, Putusan Termohon Kasasi yang menghukum


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU
ah

lik

No. 5/1999 dan mengenakan denda administratif kepada


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak mempunyai
m

ub

dasar hukum sama sekali.


157. Disamping itu, pertimbangan dan diktum Putusan Termohon
ka

Kasasi juga saling bertolak belakang (saling kontradiksi) satu


ep

dengan yang lain, yang sangat sukar dipahami, karena


ah

berdasarkan pertimbangan Termohon Kasasi pada halaman 239


R

butir 11.5.2 Putusannya, posisi Pemohon Kasasi I dan Pemohon


es

Kasasi II bukan ”pelaku usaha”, akan tetapi sebagai ”pihak lain”,


M

ng

yang tidak dapat dikenakan sanksi administratif dan tidak tepat


on
gu

Hal. 391 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 391
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999. Bertentangan

R
dengan pertimbangannya dan ketentuan tersebut, Termohon

si
Kasasi menyatakan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II

ne
ng
melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999, yang membuktikan antara
pertimbangan dan diktum Putusan Termohon Kasasi saling
bertolak belakang satu dengan yang lain, yang sangat sukar

do
gu dipahami, dan mengakibatkan Putusan Termohon Kasasi batal
demi hukum atau dibatalkan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah

In
A
Agung RI Nomor 03 Tahun 1974 tanggal 25 Nopember 1974 yang
telah dikutip di atas.
ah

158. Selain bertolak belakang antara pertimbangan dan diktum

lik
Termohon Kasasi, Putusan Termohon Kasasi juga bertentangan
dengan rumusan Pasal 23, Pasal 47, Penjelasan resmi Pasal 47
am

ub
ayat (2) huruf c, Pasal 36 huruf l UU dan Pasal 35 huruf a s/d c No.
5/1999, karena berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, hanya
ep
“pelaku usaha” yang terkena larangan Pasal 23 UU No. 5/1999,
k

sedangkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan


ah

pelaku usaha, akan tetapi “pihak lain” yang juga sudah


R

si
dipertimbangkan dan disimpulkan oleh Termohon Kasasi pada
halaman 239 butir 11.5.2 Putusannya. Dengan demikian, Putusan

ne
ng

Judex Facti yang mengambil alih pertimbangan Putusan Termohon


Kasasi telah salah menerapkan Pasal 23 UU No. 5/1999, dan

do
gu

oleh karena itu, sangat beralasan untuk dibatalkan.


UNSUR “PESAING”
159. Putusan Judex Facti yang mengambil-alih pertimbangan Putusan
In
A

Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum, karena


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II bukan pesaing dari
ah

lik

LNGEU/LNGInternational dalam proses seleksi tersebut, sehingga


unsur “pesaing” tidak terbukti sama sekali.
m

ub

160. Yang dimaksud dengan “pesaing” dalam Pasal 23 UU No. 5/1999


dalam kaitannya dengan proses seleksi aquo adalah saingan dari
ka

para peserta yang ikut serta dalam proses seleksi mitra


ep

investasi. Termohon Kasasi telah salah menerapkan Pasal 23 UU


ah

No. 5/1999 karena menyatakan Pemohon Kasasi I dan Pemohon


R

Kasasi II sebagai pesaing dari LNGEU sebagai salah satu peserta


es

proses seleksi. Padahal, kenyataannya sebagai fakta hukum yang


M

ng

tidak perlu diperdebatkan lagi adalah bahwa dalam proses seleksi


on
gu

Hal. 392 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 392
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
calon mitra ini, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II

R
bukan pesaing dari LNGEU/LNGInternational.

si
161. Pihak-pihak yang saling bersaing (pesaing) dalam proses seleksi

ne
ng
tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang diundang
menyampaikan proposalnya untuk diseleksi dan berharap
dipilih sebagai pemenang. Antara penyelenggara dan

do
gu perusahaan yang diundang bukan pesaingan satu dengan
yang lain. Hal ini telah dijelaskan oleh ahli hukum persaingan

In
A
usaha, yaitu Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam keterangannya
tertanggal 18 Nopember 2010 pada halaman 17.
ah

162. Dengan demikian unsur “pesaing” ini sama sekali tidak terbukti,

lik
dan oleh karena itu, Putusan Judex Facti yang mengambil alih
pertimbangan Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum,
am

ub
sangat beralasan untuk dibatalkan.
UNSUR “MENDAPATKAN INFORMASI RAHASIA KEGIATAN USAHA
ep
YANG DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI RAHASIA PERUSAHAAN”
k

163. Termohon Kasasi menganggap bahwa Pemohon Kasasi I dan


ah

Pemohon Kasasi II melanggar Pasal 23 UU No. 5/1999, yaitu


R

si
memfasilitasi persekongkolan mendapatkan informasi rahasia
saingannya, dan menganggap bahwa Pemohon Kasasi I dan

ne
ng

Pemohon Kasasi II merupakan saingan dari


LNGEU/LNGInternational sebagai pemilik informasi. Termohon

do
gu

Kasasi telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan


Pasal 23 UU No. 5/1999 yang telah diuraikan pada butir 21
sampai dengan butir 34, pada butir 50 sampai dengan butir 56 dan
In
A

pada butir 96 sampai dengan butir 110 di atas.


164. Dalam butir 194 sampai dengan butir 227, telah terbukti bahwa
ah

lik

Termohon Kasasi telah melakukan kesalahan dalam menerapkan


hukum pembuktian. Dengan demikian, Putusan Judex Facti yang
m

ub

mengambil-alih pertimbangan Putusan Termohon Kasasi telah


salah menerapkan hukum, dan oleh karena itu, sangat beralasan
ka

dan tepat untuk dibatalkan.


ep

UNSUR “DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PERSAINGAN


ah

USAHA TIDAK SEHAT”


R

165. Termohon Kasasi menuduh bahwa tindakan Mitsubishi yang


es

membuat proposal berdasarkan hasil due diligence merupakan


M

ng

on
gu

Hal. 393 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 393
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suatu perbuatan tidak jujur atau melawan hukum atau

R
menghambat persaingan usaha.

si
166. Dalam butir 194 sampai dengan butir 227, telah terbukti bahwa

ne
ng
Termohon Kasasi telah melakukan kesalahan dalam menerapkan
hukum pembuktian.
167. Terkait dengan tuduhan tersebut, perlu kami tegaskan bahwa

do
gu tidak ada informasi yang berguna atau dapat digunakan dari
hasil due diligence, karena basis teknologi, konsep teknologi,

In
A
cakupan dan sifat transaksi bisnis yang akan dicapai pada
periode seleksi calon mitra berbeda sama sekali. Dengan
ah

demikian, tidak ada suatu perbuatan yang tidak jujur atau melawan

lik
hukum atau menghambat persaingan usaha karena tidak ada
informasi yang dapat digunakan dari hasil due diligence dalam
am

ub
penyiapan proposal. Terlebih Termohon Kasasi tidak dapat
membuktikan data awal LNGEU/LNGInternational mana yang
ep
digunakan oleh Mitsubishi dalam proposal nya yang diajukan pada
k

seleksi calon mitra. Disamping itu, pertukaran informasi melalui


ah

due diligence telah disetuji/diijinkan oleh LNGEU/LNGInterantional


R

si
berdasarkan penandatanganan CA oleh dan antara LNGEU dan
Mitsubishi, Anadarko dan Mitsui, sehingga tidak dapat dikatakan

ne
ng

sebagai persekongkolan mendapatkan informasi LNGEU/


LNGInternational.

do
gu

168. Dengan demikian unsur “persaingan usaha tidak sehat” tidak


tepenuhi/tidak terbukti, dan oleh karena itu tidak ada
pelanggaran Pasal 23 UU No. 5/1999 yang dilakukan oleh
In
A

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II.


VIII. SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN JUDEX FACTI YANG
ah

lik

MENYATAKAN BAHWA Termohon Kasasi TELAH


MEMPERTIMBANGKAN BERDASARKAN PADA LHPL DAN
m

ub

PEMBELAAN PARA Pemohon KEBERATAN SECARA CERMAT DAN


RINCI TELAH MENGURAIKAN BERDASARKAN FAKTA-FAKTA YANG
ka

TIMBUL DALAM PEMERIKSAAN


ep

169. Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian. Putusan


ah

Termohon Kasasi hanya didasarkan pada perkiraan, asumsi dan


R

tanpa dapat dibuktikan berdasarkan bukti-bukti yang sah menurut


es

hukum.
M

ng

on
gu

Hal. 394 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 394
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
170. Dalam membuat Putusannya, Judex Facti hanya mengambil-alih

R
pertimbangan Putusan Termohon Kasasi, tanpa memeriksa

si
mengenai fakta-fakta hukum/peristiwa dan penerapan hukum.

ne
ng
Pertimbangan yang demikian merupakan pertimbangan yang
kurang lengkap (onvoldoende gemotiveerd), dan Mahkamah
Agung dapat membatalkan putusan tersebut dan kemudian

do
gu mengadilinya sendiri dengan melakukan penilaian terhadap hasil
pembuktiannya. Kaidah hukum tersebut telah dipertimbangkan

In
A
berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 1604.K/Pdt/1984, tanggal 26 September 1985 yang
ah

mempertimbangkan:

lik
“Dalam hal suatu putusan Pengadilan Tinggi ternyata didasari
pertimbangan-pertimbangan yang kurang lengkap (onvoldoende
am

ub
gemotiveerd), maka Mahkamah Agung dapat membatalkan
putusan tersebut dan kemudian mengadilinya sendiri dengan
ep
melakukan penilaian terhadap hasil pembuktiannya.” (Majalah
k

Varia Peradilan No.6, Maret 1986).


ah

Dengan demikian, sangat beralasan bagi Mahkamah Agung untuk


R

si
membatalkan Putusan Judex Facti dan Termohon Kasasi, dan
mengadilinya sendiri dengan melakukan penilaian terhadap hasil

ne
ng

pembuktiannya terhadap fakta-fakta hukum yang akan diuraikan di


bawah ini.

do
gu

171. Dalam pertimbangan Putusan Termohon Kasasi pada halaman


236, butir 10.4.3 dan butir 10.4.4, Termohon Kasasi menyatakan
Pemohon Kasasi I, Pertamina dan Mitsubishi telah memenuhi
In
A

unsur persekongkolan sehubungan dengan dugaan pelanggaran


ketentuan Pasal 22 UU No. 5/1999 karena menurut Termohon
ah

lik

Kasasi, terbukti terdapat kerja sama antara dua pihak atau lebih
yang menciptakan persaingan semu dan terdapat pemberian
m

ub

kesempatan eksklusif oleh penyelenggaran tender atau pihak


terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada pelaku
ka

usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum, yang


ep

didasarkan pada analisa Termohon Kasasi tentang


ah

persekongkolan pada Bagian Tentang Hukum butir 8 Putusannya.


R

172. Rujukan butir 8 yang dijadikan dasar oleh Termohon Kasasi untuk
es

menyimpulkan telah terpenuhinya unsur persekongkolan adalah


M

ng

sebagaimana disebutkan oleh Termohon Kasasi dalam


on
gu

Hal. 395 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 395
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Putusannya pada halaman 229, butir 8.9 s/d butir 8.9.3, yaitu

R
bahwa berdasarkan LHPL, pendapat dan pembelaan para

si
Terlapor, terkait dengan persekongkolan yang dilakukan oleh para

ne
ng
Terlapor, Termohon Kasasi menyimpulkan sebagai berikut:
a. Perilaku diskriminatif berupa kesempatan diskusi dan presentasi
yang hanya diberikan kepada Mitsubishi dan penyampaian

do
gu undangan yang berbeda merupakan pemberian kesempatan
eksklusif oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I selaku

In
A
penyelenggara beauty contest kepada Mitsubishi.
b. Hasil penilaian yang berbeda, TOR yang mengambang dan
ah

permintaan binding proposal yang mengarah kepada Mitsubishi

lik
merupakan bentuk tindakan Pertamina dan Pemohon Kasasi I
yang menciptakan persaingan semu.
am

ub
Pemohon Kasasi I akan membahas setiap pertimbangan
Termohon Kasasi tersebut di bawah ini.
ep
ALASAN KETUJUH : Termohon Kasasi DAN JUDEX FACTI TELAH
k

MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM


ah

MENERAPKAN HUKUM PEMBUKTIAN


R

si
SEHUBUNGAN DENGAN “PERSEKONG-
KOLAN”, KARENA FAKTA-FAKTA YANG

ne
ng

DISIMPULKAN TIDAK TERBUKTI, TIDAK


SESUAI DENGAN HASIL PEMERIKSAAN DAN

do
gu

TIDAK LAYAK DIJADIKAN SEBAGAI


KESIMPULAN
173. Persyaratan tentang “bersekongkol untuk mengatur dan
In
A

menentukan pemenang” dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 haruslah


dibuktikan dengan alat-alat bukti yang sah, dan tidak boleh
ah

lik

hanya didasarkan pada penafsiran, perkiraan dan kesimpulan


belaka. Hal ini telah diputuskan oleh Mahkamah Agung dalam
m

ub

Putusannya Nomor 422 K/Pdt.Sus/2009, tanggal 12 Pebruari


2010, yang mempertimbangkan sebagai berikut:
ka

“- Bahwa pendapat Majelis KPPU tentang telah terjadinya


ep

tindakan pengaturan harga penawaran atau penyesuaian


ah

dokumen penawaran diantara peserta tender anggota APEKSU


R

tidaklah beralasan menurut hukum, karena pendapat tersebut


es

bukan didasarkan atas bukti yang cukup, kecuali merupakan


M

ng

on
gu

Hal. 396 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 396
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dugaan atau kesimpulan yang didasarkan pada

R
persangkaan.”

si
Demikian juga dalam Putusan Mahkamah Agung No. 109

ne
ng
K/Pdt.Sus/2009, tanggal 30 Maret 2009, yang mempertimbangkan
sebagai berikut:
“..., hanyalah merupakan suatu kesimpulan belaka yang tidak

do
gu dapat dijadikan ukuran bahwa telah terjadi indikasi
persaingan usaha semu untuk saling memenangkan salah

In
A
satu paket tender tersebut.”
174. Putusan-putusan tersebut di atas secara konsisten sesuai dengan
ah

keterangan/pendapat dari Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam

lik
keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada halaman 22
yang menyatakan:
am

ub
“Dalam pembuktian ini, maka tidak cukup hanya didasarkan
pada indikasi-indikasi (indirect evidences) yang dalam hukum
ep
pembuktian digolongkan kepada petunjuk, namun haruslah
k

didukung dengan bukti yang kuat berupa bukti-bukti langsung


ah

(direct evidences) yang membuktikan bahwa memang terdapat


R

si
persekongkolan antara pelaku usaha.” (vide berkas Termohon
No.M19).

ne
ng

175. Tidak ada satu bukti pun yang membuktikan bahwa Pemohon
Kasasi I dan Pertamina melakukan persekongkolan untuk

do
gu

mengatur atau memenangkan Mitsubishi sebagai mitra investor


terpilih. Termohon Kasasi telah mengabaikan fakta-fakta hukum
yang terbukti, dan sebaliknya kesimpulan Termohon Kasasi hanya
In
A

didasarkan pada perkiraan dan dugaan semata.


176. Dari logika sederhana saja tuduhan Termohon Kasasi sangat
ah

lik

absurd dan mengada-ada, karena untuk apa Pertamina dan


Pemohon Kasasi I diskriminatif atau menciptakan persaingan
m

ub

semu, padahal di pihak lain Pertamina dan Pemohon Kasasi I


bebas sepenuhnya menunjuk secara langsung mitranya
ka

berdasarkan kesepakatan, tanpa proses seleksi calon mitra, dan


ep

proses seleksi tersebut tidak wajib dilakukannya. Dari akal sehat,


ah

hukum dan dan bisnis, tidak ada kepentingan dan tidak ada point
R

bagi penyelenggara untuk melakukan persekongkolan dengan


es

peserta, dan tujuan untuk memilih dan mengadakan proses seleksi


M

ng

tidak akan tercapai sebagaimana diinginkan semula. Dalam situasi


on
gu

Hal. 397 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 397
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimana proses seleksi dilakukan sebagai pilihan bebas,

R
penyelenggara akan menjaga dan mengawasi agar tidak terjadi

si
persengkokolan atau kecurangan di antara para peserta untuk

ne
ng
mengatur/memenangkan salah satu peserta yang tidak
qualified/tidak bermutu. Dalam hal penyelengara mempunyai
preferensi khusus kepada pihak tertentu, maka tidak perlu

do
gu mengadakan proses seleksi ini, tetapi cukup menunjuk langsung
pihak yang diinginkan tersebut.

In
A
177. Tanpa harus memeriksa semua alasan-alasan kasasi ini lebih
jauh, Mahkamah Agung dengan mudah dapat membatalkan
ah

Putusan Judex Facti dan Termohon Kasasi, karena sesungguhnya

lik
tidak ada perkara. Termohon Kasasi telah menyimpulkan dan
mengakui bahwa proposal LNGEU tidak memenuhi
am

ub
persyaratan TOR, dan Termohon Kasasi sependapat dengan
para Terlapor bahwa seleksi mitra investasi tidak mempunyai
ep
relevansi terhadap tersingkirnya LNGEU, dan tidak
k

mempertimbangkan fakta hukum bahwa proposal Mitsui tidak


ah

mengikat dan hanya bersifat indikatif, sehingga tidak


R

si
memberikan kepastian dan perlindungan kepada Pemohon
Kasasi I dan Pertamina serta Pemerintah Republik Indonesia.

ne
ng

Memori Kasasi ini membantah pertimbangan-pertimbangan


Termohon Kasasi yang diambil alih begitu saja oleh Judex Facti

do
gu

yang menyatakan bahwa proses seleksi mitra investasi bersifat


diskriminatif, halmana merupakan kekeliruan yang sangat fatal.
Kesimpulan Termohon Kasasi dan Judex Facti mengandung arti
In
A

bahwa walaupun proposal LNGEU dan Mitsui tidak memenuhi


persyaratan dan walaupun tidak memenuhi objektif Pertamina
ah

lik

dan Pemohon Kasasi I, seharusnya Pertamina dan Pemohon


Kasasi I memenangkan LNGEU atau Mitsui sebagai mitra
m

ub

investor terpilih, dan menolak proposal terbaik yang diajukan


oleh Mitsubishi. Pertimbangan ini merupakan melanggar
ka

hukum, keadilan dan akal sehat serta pertimbangan bisnis.


ep

178. Dalam butir 194 sampai dengan butir 227 di bawah, akan diuraikan
ah

bahwa Termohon Kasasi telah salah menerapkan hukum


R

pembuktian (yang tidak pernah dibantah oleh Termohon


es

Kasasi), dan bahwa tidak ada persekongkolan untuk mengatur


M

ng

atau memenangkan Mitsubishi sebagai mitra terpilih, dan tuduhan


on
gu

Hal. 398 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 398
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang persekongkolan antara penyelenggara (Pertamina dan

R
Pemohon Kasasi I) dengan peserta (Mitsubishi) hanyalah

si
penafsiran, perkiraan dan kesimpulan belaka.

ne
ng
SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN Termohon Kasasi YANG
MENYATAKAN BAHWA PERILAKU DISKRIMINATIF BERUPA
KESEMPATAN DISKUSI DAN PRESENTASI YANG HANYA DIBERIKAN

do
gu KEPADA MITSUBISHI SERTA PENYAMPAIAN UNDANGAN YANG
BERBEDA MERUPAKAN PEMBERIAN KESEMPATAN EKSKLUSIF

In
A
OLEH PERTAMINA DAN Pemohon Kasasi I SELAKU
PENYELENGGARA BEAUTY CONTEST KEPADA MITSUBISHI
ah

179. Pemohon Kasasi I menyampaikan bahwa Termohon Kasasi telah

lik
melakukan kekeliruan terkait dengan hukum pembuktian dan fakta-
fakta hukum yang telah terbukti. Diskriminasi hanya bisa terjadi
am

ub
apabila seseorang dilarang untuk melakukan sesuatu, namun
larangan tersebut tidak diterapkan juga secara sama kepada pihak
ep
lainnya dalam keadaan yang sama, atau dengan perkataan lain,
k

larangan tersebut hanya diberlakukan kepada pihak tertentu saja.


ah

Baik Pemohon Kasasi I maupun Pertamina tidak melakukan hal ini.


R

si
180. Bahwa berdasarkan pertimbangan Termohon Kasasi pada
halaman 229 s/d 230, butir 8.9 s/d butir 8.9.3 Putusannya, ada 2

ne
ng

(dua) dasar yang dijadikan oleh Termohon Kasasi untuk


menyimpulkan adanya diskriminasi, yaitu:

do
gu

a. pertama: kesempatan diskusi dan presentasi yang hanya


diberikan kepada Mitsubishi; dan
b. kedua: penyampaian undangan yang berbeda merupakan
In
A

pemberian kesempatan eksklusif oleh Pertamina dan Pemohon


Kasasi I selaku penyelenggara beauty contest kepada
ah

lik

Mitsubishi.
181. Pemohon Kasasi I akan membahas kedua dasar tersebut di bawah
m

ub

ini.
Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi Bahwa
ka

Kesempatan Diskusi dan Presentasi Hanya Diberikan kepada


ep

Mitsubishi
ah

181.1. Bahwa tidak ada bukti apapun atas tuduhan Termohon


R

Kasasi, akan tetapi hanya perkiraan dan asumsi belaka.


es

Termohon Kasasi menyimpulkan bahwa komunikasi hanya


M

ng

dilakukan dengan Mitsubishi. Termohon Kasasi telah


on
gu

Hal. 399 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 399
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengabaikan bukti-bukti hukum dan telah

R
memutarbalikan fakta. Termohon Kasasi hanya

si
menyoroti komunikasi dengan Mitsubishi, tetapi

ne
ng
Termohon Kasasi dengan sengaja mengabaikan
komunikasi dengan para pebisnis lainnya untuk
menyimpulkan adanya diskriminasi.

do
gu 181.2. Termohon Kasasi tidak menjelaskan diskusi dan
presentasi yang mana yang dimaksudkan oleh Termohon

In
A
Kasasi, sehingga Para Pemohon Kasasi mengalami
kesulitan untuk membela dirinya.
ah

181.3. Perlu kami tegaskan kembali bahwa sebelum proses

lik
seleksi calon mitra dilakukan, diskusi atau komunikasi juga
telah dilakukan bukan hanya dengan Mitsubishi, tetapi
am

ub
juga dengan LNGEU/LNGInternational, Itochu,
Anadarko, British Gas, LNG Japan, Mitsui dan
ep
Marubeni. Hal ini telah diklarifikasi oleh Pertamina
k

sebagaimana tercatat dalam Putusan Termohon Kasasi


ah

halaman 62-72, namun ternyata telah diabaikan oleh


R

si
Termohon Kasasi. Fakta hukum ini tidak pernah
dibantah oleh Termohon Kasasi. Termohon Kasasi telah

ne
ng

mengabaikan pertemuan-pertemuan dengan pihak lain,


tetapi hanya menyoroti pertemuan dengan Mitsubishi.

do
gu

181.4. Termohon Kasasi telah mengabaikan fakta-fakta hukum


bahwa komunikasi-komunikasi sebelum proses seleksi
mitra dengan para pebisnis internasional, termasuk
In
A

dengan LNGEU/LNGInternational adalah dalam rangka


penjajakan jual beli gas secara putus dan dilakukan
ah

lik

jauh sebelum proses seleksi calon mitra potensial


yang baru dimulai pada tanggal 1 September 2006, dan
m

ub

komunikasi dengan Mitsubishi, LNGEU/LNGInternational,


Itochu, Anadarko, British Gas, LNG Japan, Mitsui dan
ka

Marubeni sebelum diadakannya proses seleksi calon


ep

mitra tidak ada kaitannya dengan proses seleksi calon


ah

mitra, tetapi dalam rangka penjajakan jual beli gas secara


R

putus. Pada waktu penjajakan tersebut berlangsung,


es

rencana untuk mengadakan proses seleksi calon mitra


M

ng

investor tertanggal 1 September 2006 tidak terpikirkan


on
gu

Hal. 400 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 400
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan belum diputuskan sama sekali. Termohon Kasasi

R
menghubung-hubungkan antara komunikasi sebelum

si
proses seleksi dengan proses seleksi berlangsung,

ne
ng
padahal keduanya tidak berhubungan.
181.5. Apabila maksud Termohon Kasasi adalah pertemuan pada
waktu proses seleksi calon mitra berjalan, yaitu pertemuan

do
gu pada tanggal 4 September 2006, maka perlu kami
tegaskan kembali sebagai berikut:

In
A
a. Disamping komunikasi dengan Itochu, Anadarko, British
Gas, LNG Japan, Mitsui dan Marubeni tanggal 4
ah

September 2006, komunikasi juga dengan LNGEU

lik
pada tanggal tersebut sebagaimana telah dicatat oleh
Termohon Kasasi pada halaman 62-72 Putusannya,
am

ub
dan Keberatan Pertamina halaman 20 yang
disampaikannya di pengadilan.
ep
b. Disamping itu, Termohon Kasasi telah
k

mempertimbangkan dan mengakui bahwa pertemuan


ah

tanggal 4 September 2006 tidak hanya dengan


R

si
Mitsubishi, tetapi juga dengan Itochu, sebagaimana
telah dicatat/dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi

ne
ng

dalam Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran halaman


36 butir c (lihat berkas Termohon No. A1), sehingga

do
gu

tidak ada perlakuan diskriminatif/eksklusif kepada


Mitsubishi, yang dikutip sebagai berikut:
“…, pada tanggal 4 September 2006, Mitsubishi
In
A

Corporation dan Itochu Corporation menyampaikan


presentasi kepada Dewan Direksi PT Pertamina
ah

lik

(Persero) dan PT Medco Energi Internasional,Tbk.”


c. Bahwa Pemohon Kasasi I mengetahui bahwa pada
m

ub

tanggal 4 September 2006 komunikasi-komunikasi


dilakukan oleh Pertamina dengan para pebisnis
ka

lainnya seperti LNGEU/LNGInternational, British


ep

Gas, LNG Japan, Marubeni, Anadarko, Itochu, dan


ah

Mitsui, dan tidak hanya dengan Mitsubishi


R

sebagaimana dituduhkan oleh Termohon Kasasi.


es

d. Selain itu, pertemuan pada tanggal 4 September 2006


M

ng

dengan Mitsubishi hanya merupakan pengulangan


on
gu

Hal. 401 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 401
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
presentasi Misubishi sebelumnya, dan tidak ada

R
kaitannya sama sekali dengan TOR.

si
181.6. Lebih lanjut, Putusan Termohon Kasasi juga tidak

ne
ng
menjelaskan apa yang dimaksud dengan “substansi
proyek” sebagaimana dimaksud dalam Putusannya.
Namun, apabila tuduhan pembahasan substansi proyek

do
gu yang dimaksud oleh Termohon Kasasi adalah mengenai
TOR dalam proses seleksi calon mitra yang telah diberikan

In
A
kepada calon mitra, maka perlu ditegaskan kembali bahwa
pertemuan pada tanggal 4 September 2006 sama sekali
ah

tidak membahas TOR. Pada butir 35 s/d 36 dari berkas

lik
perkara Termohon No. B38, dimana Mitsubishi telah
menegaskan bahwa:
am

ub
“.... kami tidak menanggapi TOR pada saat itu.”
Dengan demikian, pertemuan pada tanggal 4 September
ep
2006 tidak dapat ditafsirkan sebagai pembahasan
k

substansi proyek.
ah

181.7. Pada halaman 218-219 butir 4.5 (3) Putusannya, walaupun


R

si
Termohon Kasasi telah mengakui bahwa Mitsubishi tidak
melakukan presentasi dengan tim evaluator, akan tetapi

ne
ng

Termohon Kasasi berkesimpulan bahwa putusan strategis


berada dalam kewenangan direksi Pertamina dan

do
gu

Pemohon Kasasi I. Terkait dengan hal ini, perlu


disampaikan bahwa proses seleksi mitra berjalan dengan
sistem bottom up, dimana keputusan direksi diambil
In
A

dengan mempertimbangkan hasil evaluasi tim evaluator.


Tim evaluator dalam usulannya menyampaikan bahwa
ah

lik

proposal Mitsubishi memenuhi persyaratan-persyaratan


TOR dan direkomendasikan sebagai salah satu shortlisted
m

ub

partners disamping Mitsui.


181.8. Bahwa Putusan Termohon Kasasi pada halaman 219 butir
ka

4.5 (4) telah keliru dalam menyimpulkan bahwa presentasi


ep

yang dilakukan oleh Mitsubishi adalah untuk mengetahui


ah

posisi Pertamina dan Pemohon Kasasi I agar Mitsubishi


R

dapat mempersiapkan proposal sesuai keinginan


es

Pertamina dan Pemohon Kasasi I.


M

ng

on
gu

Hal. 402 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 402
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
181.9. Tuduhan tersebut tersebut hanya perkiraan dan asumsi

R
belaka. Tidak ada bukti apapun terhadap tuduhan ini, dan

si
Pemohon Kasasi I menolak tuduhan tersebut karena tidak

ne
ng
benar sama sekali. Logika Termohon Kasasi bertolak
belakang dan tidak masuk akal. Pihak yang melakukan
presentasi adalah Mitsubishi (seandainya benar), sehingga

do
gu yang mungkin terjadi adalah Pertamina dan Pemohon
Kasasi I mengetahui posisi Mitsubishi, bukan sebaliknya.

In
A
Karena yang melakukan presentasi adalah Mitsubishi
(seandainya benar), maka presentasi tersebut tidak
ah

mungkin mengetahui posisi Pertamina dan Pemohon

lik
Kasasi I. Apabila tuduhannya adalah agar Mitsubishi dapat
mengetahui posisi Pertamina dan Pemohon Kasasi I,
am

ub
maka seharusnya yang melakukan presentasi adalah
Pertamina dan Pemohon Kasasi I, padahal dalam perkara
ep
ini, Pertamina dan Mitsui tidak melakukan presentasi.
k

181.10. Disamping itu, fakta hukumnya adalah bahwa Pemohon


ah

Kasasi I maupun Pertamina tidak pernah menjelaskan


R

si
posisinya terkait dengan proses seleksi yang sedang
berjalan. Semua kriteria dan items yang diinginkan dan

ne
ng

dipersyaratkan bagi calon mitra sudah dijelaskan dan telah


dijabarkan secara lengkap dalam TOR dan pertemuan

do
gu

klarifikasi tertanggal 19 September 2006 dengan semua


peserta. Semua pebisnis LNG yang sudah berpengalaman
pasti dapat memahami ketentuan TOR, yang terbukti juga
In
A

dari proposal-proposal yang diajukan oleh peserta yang


diundang, dimana proposal mereka memuat hal-hal yang
ah

lik

mereka harapkan dan profile ataupun credentials yang


mereka miliki. Kesimpulan Termohon Kasasi yang
m

ub

menyatakan bahwa presentasi yang dilakukan pada


tanggal 4 September 2006 adalah untuk mengetahui posisi
ka

Pertamina dan Pemohon Kasasi I sehingga Mitsubisihi


ep

dapat mempersiapkan proposalnya adalah mengada-ada.


ah

181.11. Dengan demikian, kesimpulan Termohon Kasasi bahwa


R

Pertamina dan Pemohon Kasasi I diskriminatif berupa


es

kesempatan diskusi dan presentasi yang hanya diberikan


M

ng

kepada Mitsubishi merupakan bentuk pemberian


on
gu

Hal. 403 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 403
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesempatan eksklusif kepada Mitsubishi tidak benar

R
sama sekali, dan tidak mempunyai dasar.

si
Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi yang

ne
ng
Menyatakan Bahwa Penyampaian Undangan yang Berbeda
Merupakan Pemberian Kesempatan Eksklusif oleh Pertamina
dan Pemohon Kasasi I Selaku Penyelenggara Beauty Contest

do
gu Kepada Mitsubishi.
181.12. Termohon Kasasi yang menyimpulkan bahwa

In
A
penyampaian undangan yang berbeda merupakan
pemberian kesempatan eksklusif kepada Mitsubishi. Hal ini
ah

tidak benar sama sekali. Tidak ada bukti apapun atas hal

lik
ini, akan tetapi hanya perkiraan dan asumsi belaka.
Pemohon Kasasi I menolaknya dengan tegas.
am

ub
181.13. Semua peserta yang menyampaikan minatnya untuk
berpartisipasi dalam proyek Donggi-Senoro diberikan
ep
kesempatan yang seluas-luasnya, dan Pertamina dan
k

Pemohon Kasasi I tidak melarang siapapun untuk


ah

menyampaikan minatnya. Termohon Kasasi mengabaikan


R

si
fakta hukum yang terbukti.
181.14. Sama sekali tidak ada pemberian kesempatan eksklusif

ne
ng

kepada Mitsubishi. Tuduhan tersebut hanya


pemutarbalikan fakta. Undangan tertanggal 1 September

do
gu

2006 tidak hanya disampaikan kepada Mitsubishi, tetapi


juga disampaikan kepada para pebisnis LNG, yaitu (i)
LNGEU yang membentuk konsorsium dengan Osaka Gas
In
A

dan Golar; (ii) Itochu; (iii) LNG Japan (iv) Marubeni; (v)
Mitsubishi; (vi) Mitsui; dan (vii) Toyota, yang semuanya
ah

lik

mendapatkan perlakuan yang sama dengan


Mitsubishi.
m

ub

181.15. Undangan tertanggal 1 September 2006 adalah keputusan


Pertamina dan Pemohon Kasasi I tanpa intervensi ataupun
ka

permintaan Mitsubishi. Undangan kepada pihak-pihak di


ep

atas hanya karena Pertamina dan Pemohon Kasasi I


ah

menganggap bahwa mereka adalah para pebisnis LNG


R

yang sudah dikenal luas secara internasional, dan


es

Mitsubishi tidak mempunyai kontribusi apapun dalam


M

ng

penentuan undangan tersebut. Persekongkolan hanya


on
gu

Hal. 404 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 404
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat dianggap terjadi apabila ada intervensi atau

R
permintaan dari Mitsubishi, yang dalam perkara ini tidak

si
terjadi. Seharusnya Termohon Kasasi membuktikan

ne
ng
tuduhannya, bukan menjungkirbalikkan fakta.
181.16. Dari logika sederhana saja tuduhan Termohon Kasasi
sangat absurd dan mengada-ada, karena untuk apa

do
gu Pertamina dan Pemohon Kasasi I diskriminatif, padahal di
pihak lain Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas

In
A
sepenuhnya menunjuk secara langsung mitra berdasarkan
kesepakatan, tanpa proses seleksi calon mitra, dan
ah

Pertamina dan Pemohon Kasasi I bebas sepenuhnya

lik
untuk tidak mengirimkan undangan tambahan tersebut.
Undangan tambahan ini justru membuktikan bahwa seleksi
am

ub
calon mitra diselenggarakan secara objektif dan fair,
dimana pihak-pihak yang berminat diberikan kesempatan
ep
yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam proses
k

seleksi calon mitra.


ah

181.17. Adanya undangan tambahan tanggal 13 September 2006


R

si
kepada (i) British Gas, (ii) Japex dan, (iii) POGI adalah
karena adanya keinginan berminat dari British Gas,

ne
ng

Japex dan POGI, yang disampaikannya kepada


Pertamina untuk berpartisipasi dalam proyek Donggi

do
gu

Senoro (lihat berkas Termohon No. M12 dan M13).


181.18. Hal yang perlu dicatat adalah 3 (tiga) perusahaan calon
mitra yang menerima undangan pada tanggal 13
In
A

September 2006 sama sekali tidak mengajukan keberatan


atau protes atas jangka waktu tersebut pada saat maupun
ah

lik

setelah proses seleksi calon mitra pada rapat klarifikasi


tertanggal 19 September 2006, karena mereka sudah
m

ub

menyadari dan mengetahui bahwa undangan tersebut


adalah karena adanya keinginan berminat dari mereka
ka

untuk berpartisipasi dalam proyek ini, dan menyadari


ep

sudah ada undangan yang telah disampaikan kepada


ah

para peserta lainnya sebelum mereka menyampaikan


R

keinginan berminta.
es

182. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tuduhan Termohon Kasasi


M

ng

yang menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pertamina


on
gu

Hal. 405 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 405
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diskriminatif dengan memberikan kesempatan diskusi dan

R
presentasi hanya kepada Mitsubishi dan penyampaian undangan

si
yang berbeda merupakan pemberian kesempatan eksklusif

ne
ng
kepada Mitsubishi tidak benar sama sekali, tetapi hanya
penjungkirbalikan fakta.
SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN Termohon Kasasi BAHWA

do
gu HASIL PENILAIAN YANG BERBEDA, TOR YANG MENGAMBANG DAN
PERMINTAAN BINDING PROPOSAL YANG MENGARAH PADA

In
A
MITSUBISHI MERUPAKAN BENTUK TINDAKAN PERTAMINA DAN
Pemohon Kasasi I YANG MENCIPTAKAN PERSAINGAN SEMU
ah

183. Pemohon Kasasi I menyampaikan bahwa Termohon Kasasi telah

lik
melakukan kekeliruan dalam membuat pertimbangan pada
halaman 229 s/d 230, butir 8.9 s/d butir 8.9.3 Putusannya yang
am

ub
menyimpulkan bahwa Pertamina dan Pemohon Kasasi I
melakukan tindakan yang menciptakan persaingan semu.
ep
184. Bahwa tuduhan Termohon Kasasi tersebut tidak benar sama
k

sekali, dan tidak ada bukti apapun terhadap tuduhannya, akan


ah

tetapi hanya perkiraan dan asumsi belaka. Pemohon Kasasi I


R

si
menolak dengan tegas tuduhan Termohon Kasasi. Termohon
Kasasi telah memutarbalikan fakta atas kesimpulannya tentang

ne
ng

persaingan semu.
185. Bahwa menurut Termohon Kasasi, ada 3 (tiga) dasar yang

do
gu

menyebabkan terciptanya persaingan semu tersebut, yaitu sebagai


berikut:
185.1. perbedaan penilaian yang dilakukan oleh Pertamina dan
In
A

Pemohon Kasasi I terhadap proposal calon mitra


menunjukkan belum terdapatnya kesamaan pandangan
ah

lik

tim evaluator;
185.2. TOR dibuat sengaja mengambang untuk memudahkan
m

ub

menggugurkan LNGEU/Osaka Gas/Golar;


185.3. permintaan Binding Proposal yang mengarahkan
ka

Mitsubishi sebagai pemenang proses seleksi calon mitra.


ep

186. Pemohon Kasasi I akan membahas ketiga dasar tersebut di bawah


ah

ini.
R

Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi bahwa


es

Perbedaan Penilaian yang Dilakukan oleh Pertamina dan


M

ng

Pemohon Kasasi I terhadap Proposal Calon Mitra


on
gu

Hal. 406 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 406
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menunjukkan Belum Terdapatnya Kesamaan Pandangan Tim

R
Evaluator

si
186.1. Pemohon Kasasi I menolak dengan tegas tuduhan dari

ne
ng
Termohon Kasasi tersebut di atas. Tuduhan Termohon
Kasasi tersebut tidak benar sama sekali dan tidak
berdasar.

do
gu 186.2. Bahwa di dalam TOR telah disebutkan key criterias
(kriteria-kriteria kunci), antara lain (a) mitra potensial harus

In
A
merupakan pebisnis internasional dalam bisnis LNG, (b)
mitra potensial merupakan perusahaan dengan credit
ah

rating minimum BBB+ (S&P rating tools); dan (c)

lik
persyaratan mengenai jointly and severally liable, dan
penilaian terhadap proposal merujuk pada kriteria-kriteria
am

ub
kunci tersebut. TOR sangat mudah dipahami oleh para
pebisnis yang sudah berpengalaman dan menggeluti
ep
industri LNG ini.
k

186.3. Adanya perbedaan cara penilaian proposal yang dilakukan


ah

oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I dan penilaian


R

si
dilakukan secara terpisah secara independen dalam
seleksi calon mitra investor justru membuktikan dengan

ne
ng

sempurna bahwa tidak ada persekongkolan dalam


seleksi calon mitra untuk memenangkan calon mitra

do
gu

tertentu. Justru metode penilaian yang sama dapat


membuktikan adanya persekongkolan. Kalau tujuannya
hanya untuk memenangkan Mitsubishi secara sekongkol,
In
A

tidak perlu ada penilaian, dan cukup saja ditunjuk secara


langsung. Adanya perbedaan cara penilaian tidak dapat
ah

lik

ditafsirkan sebaliknya.
186.4. Perbedaan penilaian antara Pertamina dan Pemohon
m

ub

Kasasi I dan tuduhan TOR yang mengambang untuk


mengarahkan Mitsubishi sebagai pemenang tidak
ka

mempunyai dasar hukum sama sekali, berdasarkan


ep

fakta-fakta hukum bahwa:


ah

a. Pertamina dan Pemohon Kasasi I menilai TOR secara


R

terpisah. Proses, cara-cara dan kriteria penilaian yang


es

diterapkan oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I


M

ng

on
gu

Hal. 407 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 407
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlaku secara sama atau equal kepada semua

R
calon mitra, dan tidak ada perbedan perlakuan.

si
b. Walaupun ada perbedaan cara menilai, tetapi hasilnya

ne
ng
pada kenyataannya menghasilkan banyak
persamaan dibandingkan perbedaan, karena
berdasarkan hasil penilaiannya masing-masing, baik

do
gu Pertamina maupun Pemohon Kasasi I
merekomendasikan Mitsui dan Mitsubishi sebagai

In
A
recommended shortlisted.
c. Cara penilaian yang berbeda malah membuktikan
ah

dengan sempurna tidak ada persekongkolan antara

lik
Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk menentukan
pemenang, bukan sebaliknya. Malah cara penilaian
am

ub
yang sama/seragam bisa disimpulkan adanya
persekongkolan untuk menentukan pemenang.
ep
d. Tidak pernah dalam suatu TOR ditentukan cara
k

penilaian. Dalam TOR tidak pernah disebutkan bahwa


ah

penyelenggara akan melakukan tabulasi,


R

si
penyelenggara akan melakukan scoring dan lain
sebagainya. Yang ditentukan dalam TOR adalah kriteria

ne
ng

dan rujukan penilaian serta hal-hal yang akan


dievaluasi, dan yang terpenting adalah bahwa penilaian

do
gu

diterapkan sama kepada semua peserta, tanpa


terkecuali.
e. Terlebih lagi, Termohon Kasasi dalam Putusannya pada
In
A

halaman 215 pada butir 8 telah mempertimbangkan dan


mengakui bahwa bisa saja syarat-syarat belum
ah

lik

sepenuhnya ditetapkan di awal dalam TOR.


Pertimbangan dan pengakuan Termohon Kasasi
m

ub

adalah:
“Bahwa beauty contest lebih menjadi pilihan
ka

dibandingkan dengan lelang dalam hal diperlukan


ep

inovasi dan pendekatan yang berbeda dalam proyek


ah

yang dikerjakan. Melalui beauty contest, peserta dapat


R

mengembangkan kreasi dan menyesuaikan dengan


es

kebutuhan khusus karena syarat-syarat belum


M

ng

sepenuhnya ditetapkan di awal.”


on
gu

Hal. 408 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 408
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sekalipun Termohon Kasasi telah mengakui bahwa syarat-

R
syarat belum bisa sepenuhnya ditetapkan di awal, namun

si
dalam hal ini, Pemohon Kasasi I dan Pertamina telah

ne
ng
menetapkan secara komprehensif dan terperinci dalam
TOR semua persyaratan yang diperlukan, yang sangat
mudah dapat dipahami para pebisnis yang sudah

do
gu berpengalaman.
Dengan demikian, cara penilaian yang berbeda tidak dapat

In
A
ditafsirkan untuk mengarahkan Mitsubishi sebagai
pemenang.
ah

186.5. Bahwa perbedaan penilaian antara Pertamina dan

lik
Pemohon Kasasi I dalam proses seleksi mitra investor
tersebut merupakan suatu hal yang lazim dan alami
am

ub
(natural), karena Pertamina dan Pemohon Kasasi I
merupakan dua entity yang berbeda, yang memiliki
ep
karakter yang berbeda yang berakibat pada pembobotan
k

penilaian yang berbeda terhadap suatu proposal yang


ah

diterimanya. Dalam keadaan bagaimana pun, pada


R

si
akhirnya penilaian masing-masing akan digabungkan
dengan hasil penilaian dari yang lain, dan hal itu tidak

ne
ng

dapat ditafsirkan sebagai mengarahkan pemenang.


186.6. Dengan demikian, kesimpulan Termohon Kasasi yang

do
gu

menyatakan bahwa perbedaan penilaian yang dilakukan


oleh Pertamina dan Pemohon Kasasi I terhadap proposal
calon mitra menunjukkan belum terdapatnya kesamaan
In
A

pandangan tim evaluator, dan menciptakan persaingan


semu adalah tidak berdasar sama sekali.
ah

lik

Sehubungan Dengan Tuduhan Termohon Kasasi Bahwa TOR


Dibuat Sengaja Mengambang Untuk Memudahkan
m

ub

Menggugurkan LNGEU/Osaka Gas/Golar


186.7. Dalam pertimbangannya, Termohon Kasasi menyatakan
ka

bahwa TOR dibuat mengambang oleh Pertamina dan


ep

Pemohon Kasasi I dengan tujuan untuk menggugurkan


ah

LNGEU dan memenangkan Mitsubishi. Dasar Termohon


R

Kasasi pokoknya adalah:


es
M

ng

on
gu

Hal. 409 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 409
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Persyaratan jointly and severally liable sebagai alasan

R
digugurkannya LNGEU dari proses seleksi mitra tidak

si
sesuai dengan TOR;

ne
ng
b. Terdapat pertentangan antara TOR dan keputusan
Direksi dalam hal pemasaran LNG;
c. TOR tidak menjelaskan adanya penolakan terhadap

do
gu peserta tertentu, namun Osaka Gas gugur karena
Osaka Gas adalah bagian dari western buyer;

In
A
d. TOR tidak meminta teknologi seperti apa yang
diinginkan, namun direksi meminta teknologi yang telah
ah

proven.

lik
186.8. Pemohon Kasasi I akan membahas ketiga dasar tersebut
di bawah ini.
am

ub
Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi yang
Menyatakan bahwa Persyaratan Jointly and Severally Liable
ep
sebagai alasan digugurkannya LNGEU dari proses seleksi
k

mitra tidak sesuai dengan TOR


ah

186.9. Perlu ditegaskan kembali bahwa tidak ada permintaan


R

si
ataupun intervensi Mitsubishi dalam penyusunan TOR.
Dengan demikian, kesimpulan Termohon Kasasi yang

ne
ng

menyatakan bahwa TOR dibuat sengaja mengambang


untuk memudahkan menggugurkan LNGEU/Osaka

do
gu

Gas/Golar tidak berdasarkan sama sekali. Seharusnya


Termohon Kasasi membuktikan ada pertemuan-pertemuan
antara Pertamina, Pemohon Kasasi I dan Mistubishi
In
A

dimana dalam pertemuan tersebut, Mitsubishi meminta


persyaratan-persyaratan yang akan dipersyaratkan dalam
ah

lik

TOR.
186.10. Tersisihnya konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar telah
m

ub

dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi dengan benar


dan tepat dalam Putusannya pada halaman 226, butir
ka

6.5 angka (2), yang pada intinya telah menyatakan


ep

bahwa seleksi calon mitra investor tidak bertujuan


ah

untuk menyingkirkan LNGEU yang merupakan


R

konsorsium Osaka Gas dan Golar, sebagaimana dikutip


es

berikut:
M

ng

on
gu

Hal. 410 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 410
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2) Bahwa terkait dengan beauty contest dirancang

R
untuk menyingkirkan LNGEU, Majelis Komisi

si
sependapat dengan pembelaan Terlapor I,

ne
ng
Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV bahwa
tidak terdapat kaitan antara beauty contest
dengan upaya menyingkirkan LNGEU;

do
gu Dengan demikian, tersisihnya konsorsium LNGEU/Osaka
Gas/Golar sudah tidak menjadi permasalahan/issue lagi.

In
A
186.11. Berdasarkan Putusan Termohon Kasasi yang dikutip di
atas, Termohon Kasasi telah menyimpulkan dan mengakui
ah

bahwa konsorsium LNGEU/Osaka Gas/Golar tersisih

lik
karena kegagalannya memenuhi persyaratan jointly
and severally liable yang dipersyaratkan dalam TOR.
am

ub
Akan tetapi di pihak lain, Termohon Kasasi menyatakan
bahwa tersisihnya LNGEU disebabkan karena penilaian
ep
yang mengambang dan dengan alasan yang tidak ada di
k

dalam TOR, yaitu persyaratan jointly and severally liable


ah

tidak ada dalam TOR. Dengan demikian, kesimpulan


R

si
Termohon Kasasi saling bertentangan dan saling
bertolak belakang dan sukar dipahami yang merupakan

ne
ng

alasan hukum untuk membatalkannya sesuai dengan


Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun 1974

do
gu

tanggal 25 Nopember 1974 dan Jurisprudensi Mahkamah


Agung No. 3 Tahun 1974, tanggal 25 Nopember 1974 di
atas, karena di satu sisi Termohon Kasasi telah
In
A

menyimpulkan bahwa konsorsium LNGEU/Osaka


Gas/Golar tersisih karena kegagalannya memenuhi
ah

lik

persyaratan jointly and severally liable yang dipersyaratkan


dalam TOR, tetapi di sisi lain, Termohon menyatakan
m

ub

bahwa tersisihnya LNGEU disebabkan karena penilaian


yang mengambang dan dengan alasan yang tidak ada di
ka

dalam TOR, yaitu persyaratan jointly and severally liable


ep

tidak ada dalam TOR.


ah

186.12. Disamping itu, Termohon Kasasi pada halaman 25 huruf c


R

Laporan Pemeriksaan Lanjutan Termohon Kasasi telah


es

menyimpulkan dan mengakui bahwa LNGEU tidak


M

ng

memiliki pengalaman yang cukup sehingga tidak


on
gu

Hal. 411 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 411
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pantas untuk ditunjuk sebagai pemenang (mohon lihat

R
berkas Termohon Kasasi No. A 98). Pertamina dan

si
Pemohon Kasasi I tidak mungkin menurunkan atau

ne
ng
melonggarkan standar kriterianya dan memenangkan
pihak yang secara jelas tidak memenuhi syarat untuk
menjadi mitra terbaik.

do
gu Tuduhan Termohon Kasasi tentang persekongkolan
mengandung arti bahwa walaupun proposal LNGEU

In
A
tidak memenuhi persyaratan dan walaupun tidak
memenuhi objektif Pertamina dan Pemohon Kasasi I,
ah

seharusnya Pertamina dan Pemohon Kasasi I memilih

lik
LNGEU, dan menolak proposal terbaik yang diajukan
oleh Mitsubishi. Pertimbangan ini merupakan
am

ub
pertimbangan yang salah dalam menerapkan hukum
atau melanggar hukum, keadilan dan akal sehat serta
ep
pertimbangan bisnis.
k

186.13. Termohon Kasasi menyatakan bahwa persyaratan jointly


ah

and severally liable tidak ada dalam TOR. Hal ini tidak
R

si
benar sama sekali, dan Termohon Kasasi tidak membaca
dengan cermat TOR, sehingga mengambil kesimpulan

ne
ng

yang sangat keliru.


186.14. Persyaratan jointly and severally liable telah disebutkan

do
gu

dalam TOR pada halaman 5, dan telah disampaikan


secara terbuka kepada semua peserta:
“iii. A definite statement regarding the limitations of
In
A

liability for each party in the consortium. Please


state if the parties will be jointly and severally
ah

lik

liable or if each party will be severally liable for


specific portion of the Downstream LNG
m

ub

Company.”
Disamping dalam TOR, persyaratan jointly and severally
ka

liable telah disampaikan/diklarifikasikan oleh Pertamina


ep

dan Pemohon Kasasi I pada Rapat TOR Clarification


ah

Meeting pada tanggal 19 September 2006 dengan semua


R

calon sebagaimana disebutkan pada Minutes of Meeting


es

MoM No. 900-MOM-020 halaman 3 butir 5:


M

ng

on
gu

Hal. 412 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 412
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“The Partnership by Consortium is possible, jointly

R
and severally liable, the BBB+ credit rating of the

si
consortium party to guarantee.”

ne
ng
186.15. Dengan demikian, Putusan Termohon Kasasi yang
menyatakan bahwa gugurnya LNGEU/Osaka Gas/Golar
dalam proses seleksi mitra dengan alasan yang tidak ada

do
gu di dalam TOR tidak benar sama sekali dan tidak
berdasar hukum.

In
A
Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi bahwa
Terdapat Pertentangan antara TOR dan Keputusan Direksi
ah

Dalam hal Pemasaran LNG

lik
186.16. TuduhanTermohon Kasasi tersebut tidak mempunyai
dasar hukum sama sekali. Termohon Kasasi tidak
am

ub
membaca TOR. Tidak ada pertentangan antara TOR dan
keputusan Direksi dalam hal pemasaran LNG. Direksi
ep
Pertamina dan Pemohon Kasasi I tidak pernah melarang
k

pemasaran LNG ke Korea dan Taiwan. Hal ini sejalan


ah

dengan Marketing Objective pada halaman 3 TOR dan


R

si
(lihat berkas Termohon Kasasi No. M12 dan M13) yang
telah dijelaskan kepada calon mitra investor bahwa tujuan

ne
ng

dari pemasaran LNG adalah untuk mendapatkan nilai


maksimal dari pasar (to get maximum value from the

do
gu

Market).
186.17. Disamping itu, dalam TOR yang sudah diberitahukan
secara terbuka kepada para peserta bahwa calon mitra
In
A

tidak boleh berbenturan dengan pemasaran LNG


Indonesia yang ada, yang dikutip sebagai berikut:
ah

lik

“Potential Partners has to have:


 ..
m

ub

 No conflict with the existing INDONESIAN LNG


business.”
ka

186.18. Bahwa persyaratan tersebut adalah wajib dan sesuai


ep

dengan persyaratan pemerintah serta dasar kriteria


ah

penentuan dan persetujuan BPMigas dalam Workshop


R

Matindok & Senoro Gas Monetization yang diadakan oleh


es

BPMigas, Pertamina dan Pemohon Kasasi I dalam


M

ng

menentukan pembeli LNG sebagaimana disebutkan


on
gu

Hal. 413 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 413
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didalam notulen rapat tersebut (berkas Termohon Kasasi

R
No.S6), berikut ini:

si
“Pada hari ini jumat 16 Pebruari 2007 di hotel Sheraton

ne
ng
Bandung, telah disepakati hal-hal untuk pengembangan
gas Area Matindok dan Senoro, Sulawesi sebagai berikut:
“1........

do
gu 5.Penentuan buyer LNG harus mendapat persetujuan
BPMigas agar tidak terjadi persaingan antar

In
A
produsen LNG Indonesia secara keseluruhan” (vide
berkas perkara Termohon No.S6).
ah

186.19. Lagi pula, oleh karena pasar di Jepang merupakan pasar

lik
terbesar di Asia, maka penjualan LNG ke Jepang dinilai
lebih menguntungkan dari segi komersial. Dengan
am

ub
demikian, tuduhan Termohon Kasasi bahwa ada terdapat
pertentangan antara TOR dan Keputusan Direksi sangat
ep
keliru dan tidak beralasan.
k

Sehubungan dengan tuduhan Termohon Kasasi bahwa TOR


ah

tidak menjelaskan adanya penolakan terhadap peserta


R

si
tertentu, namun Osaka Gas gugur karena Osaka Gas adalah
bagian dari western buyer

ne
ng

186.20. Termohon Kasasi telah memutarbalikkan fakta hukum.


Osaka Gas gugur bukan karena Osaka Gas bagian dari

do
gu

western buyer. Gugurnya Osaka Gas karena dalam


suratnya tanggal 1 November 2006, Osaka Gas
menyatakan bahwa dia akan keluar dari western buyer
In
A

apabila Osaka Gas terpilih sebagai pemenang pada


proses seleksi calon mitra investor. Pernyataan tersebut
ah

lik

akan mengakibatkan kerugian dari segi bisnis dan


komersial, karena dengan tindakan tersebut, maka
m

ub

konsorsium western buyer akan complaint atau keberatan,


dan hal ini akan menimbulkan sengketa atas tindakan
ka

Osaka Gas yang akan keluar dari konsorsium western


ep

buyer apabila terpilih dalam proses seleksi calon mitra ini.


ah

Pernyataan tersebut bertentangan juga dengan


R

persyaratan Pemerintah yang telah diuraikan pada butir


es

186.18 di atas, dan persyaratan TOR yang menentukan


M

ng

on
gu

Hal. 414 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 414
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bahwa tidak berbenturan dengan kegiatan bisnis LNG di

R
Indonesia.

si
186.21. Dalam TOR yang sudah diberitahukan secara terbuka

ne
ng
kepada para peserta telah menentukan bahwa calon
mitra investor tidak boleh berbenturan dengan
pemasaran LNG Indonesia, yang dikutip pada butir

do
gu 186.18 di atas. Gugurnya Osaka Gas karena
pernyataannya tersebut di atas yang tidak sesuai dengan

In
A
persyaratan TOR, yaitu tidak berbenturan dengan kegiatan
bisnis LNG di Indonesia.
ah

Sehubungan dengan Tuduhan Termohon Kasasi bahwa TOR

lik
tidak meminta teknologi seperti apa yang diinginkan, namun
direksi meminta teknologi yang telah proven
am

ub
186.22. Bahwa tuduhan Termohon Kasasi tersebut di atas sama
sekali tidak benar, dan Termohon Kasasi tidak memahami
ep
teknologi dan industri ini.
k

186.23. Bahwa Termohon Kasasi mencari-cari dan memaksakan


ah

alasan dalam membuat Putusannya dengan motivasi satu-


R

si
satunya apapun alasannya harus dihukum, karena
persyaratan tentang teknologi yang proven pun dianggap

ne
ng

Termohon Kasasi sebagai persekongkolan untuk


mengarahkan pemenang tertentu. Yang dimaksud dengan

do
gu

teknologi yang proven adalah teknologi sudah terbukti


teruji dengan baik, sehingga tidak diragukan lagi
aplikasinya dalam praktek. Tentu saja siapapun tidak
In
A

mungkin meminta/menginginkan teknologi yang tidak teruji


dan teknologi kualitas rendah.
ah

lik

186.24. Kesimpulan Termohon Kasasi berarti bahwa walaupun


teknologi peserta tertentu tidak berkualitas/bermutu, pihak
m

ub

tersebut haruslah ditunjuk sebagai pemenang. Kesimpulan


tersebut tidak dapat dibenarkan dari segi bisnis dan
ka

hukum. Justru penunjukan dari peserta yang teknologinya


ep

rendah dapat dianggap sebagai persekongkolan.


ah

186.25. Begitu juga dalam TOR telah dimuat key criteria dan items
R

sebagai bahan untuk mengevaluasi proposal calon mitra


es

yang lazim yang mempersyaratkan calon mitra haruslah


M

ng

merupakan pebisnis internasional dalam bisnis LNG.


on
gu

Hal. 415 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 415
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tentu saja pebisnis internasional adalah pebisnis yang

R
telah mempergunakan dan menerapkan teknologi yang

si
proven (teruji aplikasinya) dan kualitas baik dan tinggi.

ne
ng
Sehubungan Dengan Tuduhan Termohon Kasasi bahwa
Permintaan Binding Proposal Mengarahkan Mitsubishi
sebagai Pemenang Dalam Proses Seleksi Calon Mitra

do
gu 186.26. Bahwa tuduhan Termohon Kasasi di atas sama sekali
tidak benar. Persyaratan binding proposal tidak hanya

In
A
ditujukan kepada Mitsui, tetapi juga kepada Mitsubishi.
Diskriminasi hanya dapat terjadi apabila persyaratan
ah

tersebut hanya ditujukan kepada Mitsui, yang tidak terjadi

lik
dalam proses seleksi tersebut.
186.27. Bahwa pada tanggal 7 Nopember 2006, tim evaluator
am

ub
melaporkan hasil penilaian mereka kepada direksi
Pertamina dan Pemohon Kasasi I, yang pada intinya
ep
melaporkan bahwa proposal Mitsubishi dan Mitsui masih
k

bersifat kualitatif dan perlu dikuantitatifkan untuk


ah

menghindari proposal yang tidak memenuhi


R

si
persyaratan TOR. Tim evaluator mengusulkan agar
dibuat additional questioners untuk mendapatkan

ne
ng

binding proposal yang memenuhi persyaratan yang


dipersyaratkan Pertamina dan Pemohon Kasasi I

do
gu

dalam TOR. Usulan tersebut disetujui direksi


Pertamina dan Pemohon Kasasi I.
186.28. Dalam tahap ini, hanya ditanyakan 2 (dua) hal, yaitu (a)
In
A

partner to accept (items yang diterima calon partner), dan


(b) partner to propose (items yang masih dalam usulan
ah

lik

dari calon mitra). Mitsubishi menerima seluruh


persyaratan. Namun sebaliknya, Mitsui dalam
m

ub

proposalnya mencantumkan pengecualian (disclaimer)


yang menyatakan bahwa proposalnya hanya bersifat
ka

informasi dan bersifat indikatif serta tidak mengikat.


ep

186.29. Proposal Mitsui yang tidak mengikat (non-binding) telah


ah

dikonfirmasi kembali oleh Mitsui dalam suratnya tertanggal


R

26 Mei 2009 kepada Termohon Kasasi (berkas Termohon


es

Kasasi No. S9), yang dikutip sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 416 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 416
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
…. Therefore, we submitted our 3rd Proposal only on

R
i”nformational and indicative (non-legally binding)

si
basis by clearly remarking our disclaimer in the proposal

ne
ng
….”
Proposal yang demikian, tidak menjamin kepentingan
Pertamina, Pemohon Kasasi I dan Pemerintah RI, karena

do
gu bisa saja Mitsui menolak untuk memberikan komitmennya
dalam mengerjakan proyek ini dengan alasan hukum yang

In
A
sah bahwa proposalnya tidak mengikat, yang telah
dinyatakan secara jelas dalam proposalnya.
ah

186.30. Permintaan binding proposal dari Mitsui dan Mitsubishi

lik
adalah untuk mendapatkan jaminan kepastian dan
komitmen dari Mitsui dan Mitsubishi tentang proposalnya
am

ub
dan komitmen mereka menjalankan proyek ini, dan
permintaan tersebut tidak hanya dimintakan kepada
ep
Mitsubishi tetapi juga kepada Mitsui. Persyaratan untuk
k

melindungi proyek ini tidak dapat disimpulkan sebagai


ah

pelanggaran. Dengan demikian, tidak benar sama sekali


R

si
kesimpulan Termohon Kasasi yang menyatakan bahwa
permintaan binding proposal adalah untuk mengarahkan

ne
ng

Mitsubishi sebagai pemenang.


186.31. Dengan mempertimbangkan proposal Mitsui yang tidak

do
gu

mengikat dan hanya bersifat informatif saja, maka proposal


Mitsubishi merupakan proposal terbaik, dan tidak ada
proposal yang lebih dari padanya, sehingga tidak ada
In
A

alasan bagi Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk tidak


memilih Mitsubishi sebagai mitranya dengan proposal
ah

lik

terbaik.
187. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tuduhan Termohon Kasasi
m

ub

yang menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I dan Pertamina telah


melakukan tindakan yang menciptakan persaingan semu tidak
ka

benar sama sekali.


ep

188. Berdasarkan semua uraian di atas, mengingat Pertamina dan


ah

Pemohon Kasasi I tidak diskriminatif, tidak ada pemberian


R

kesempatan eksklusif kepada Mitsubishi dan tidak menciptakan


es

persaingan semu, maka Putusan Termohon Kasasi yang


M

ng

menyatakan Pemohon Kasasi I, Pertamina dan Mitsubishi


on
gu

Hal. 417 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 417
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan persekongkolan dalam Pasal 22 UU No. 5/1999 sangat

R
beralasan dibatalkan.

si
ALASAN KEDELAPAN : Termohon Kasasi DAN JUDEX FACTI TELAH

ne
ng
MELAKUKAN KESALAHAN BERAT DALAM
MENERAPKAN HUKUM PEMBUK-TIAN
SEHUBUNGAN DENGAN “MENGATUR ATAU

do
gu MENENTUKAN PEMENANG”, KARENA
FAKTA-FAKTA YANG DISIMPUL-KAN TIDAK

In
A
TERBUKTI, TIDAK SESUAI DENGAN HASIL
PEMERIKSAAN DAN TIDAK LAYAK
ah

DIJADIKAN SEBAGAI KESIMPULAN

lik
189. Bahwa Termohon Kasasi dalam pertimbangan pada halaman 237
butir 10.6.3 Putusannya menyatakan bahwa unsur mengatur dan
am

ub
atau menentukan pemenang tender sehubungan dengan
ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 telah terpenuhi
ep
berdasarkan alasan dalam pertimbangan Termohon Kasasi pada
k

halaman yang sama, butir 10.6.2 yang kami kutip sebagai berikut:
ah

“Bahwa penentuan pemenang tender/beauty contest adalah


R

si
melalui tindakan-tindakan yang bersifat diskriminatif atau
penyusunan TOR yang diarahkan kepada persyaratan tertentu

ne
ng

agar dapat dipenuhi dan dimenangkan oleh Mitsubishi


sebagaimana diuraikan pada Bagian Tentang Hukum butir 4 dan 5

do
gu

di atas.”
190. Bahwa menurut Termohon Kasasi, unsur mengatur dan atau
menentukan pemenang tender telah terpenuhi yang didasarkan
In
A

pada 2 (dua) dasar yang merujuk pada Bagian Tentang Hukum


butir 4 dan 5 Putusannya, yang pada pokoknya sama dengan
ah

lik

alasan yang dijadikan dasar oleh Termohon Kasasi dalam


menyimpulkan tentang persekongkolan, yaitu karena:
m

ub

190.1. Penentuan pemenang tender/beauty contest adalah


melalui tindakan-tindakan yang bersifat diskriminatif; atau
ka

190.2. Penyusunan TOR yang diarahkan kepada persyaratan


ep

tertentu agar dapat dipenuhi dan dimenangkan oleh


ah

Mitsubishi
R

Dengan demikian, dasar Termohon Kasasi untuk menyimpulkan


es

“mengatur dan atau menentukan pemenang” adalah berdasarkan


M

ng

analisanya dalam membahas “persekongkolan.


on
gu

Hal. 418 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 418
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
191. Bahwa sebagaimana telah diuraikan secara panjang lebar pada

R
butir 57 sampai dengan butir 93, dan pada butir 173 sampai

si
dengan butir 188 di atas, secara tegas telah membuktikan bahwa

ne
ng
tuduhan persekongkolan tidak terbukti/terpenuhi sama sekali.
192. Dengan demikian, pertimbangan Termohon Kasasi yang pada
pokoknya menyatakan bahwa unsur mengatur dan menentukan

do
gu pemenang telah terpenuhi adalah pertimbangan yang keliru,
tidak berdasar sama sekali, dan karenanya Putusan Termohon

In
A
Kasasi sudah sepatutnya dibatalkan.
ALASAN KESEMBILAN : Termohon Kasasi DAN JUDEX FACTI
ah

TELAH MELAKUKAN KESALAHAN BERAT

lik
DALAM MENERAPKAN HUKUM
PEMBUKTIAN SEHUBUNGAN DENGAN
am

ub
“MEMFASILITASI PERSEKONGKOLAN
UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI
ep
RAHASIA LNGEU”, KARENA FAKTA-
k

FAKTA YANG DISIMPULKAN TERBUKTI,


ah

TIDAK SESUAI DENGAN HASIL


R

si
PEMERIKSAAN DAN TIDAK LAYAK
DIJADIKAN SEBAGAI KESIMPULAN

ne
ng

193. Putusan Termohon Kasasi pada halaman 238 dan 239 butir 11.4.2
dan butir 11.4.2 menyimpulkan bahwa dengan merujuk butir 8 dan

do
gu

9 Putusannya, unsur bersekongkol untuk mendapatkan informasi


kegiatan usaha pesaing terbukti. Rujukan butir 8 dan 9 yang
dimaksudkan oleh Termohon Kasasi adalah sebagaimana
In
A

disebutkan pada halaman 233 sampai dengan 234 Putusannya


dengan dasar, yaitu:
ah

lik

193.1. Terjadinya due diligence yang dilakukan oleh Mitsubishi


terhadap LNGEU/LNGInternational adalah setelah
m

ub

Mitsubishi melakukan presentasi kepada Pertamina dan


Pemohon Kasasi I, yang meminta melakukan pemeriksaan
ka

data baik di upstream maupun downstream, dan


ep

selanjutnya, Pemohon Kasasi I memfasilitasi Mitsubishi


ah

untuk melihat data downstream dengan meminta


R

Mitsubishi melakukan due diligence terhadap


es

LNGEU/LNGInternational (butir 9.5.(5) halaman 233).


M

ng

on
gu

Hal. 419 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 419
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
193.2. Informasi hasil due diligence dimanfaatkan oleh Mitsubishi

R
dalam menyusun proposal proyek dan merupakan

si
persekongkolan memperoleh informasi rahasia pesaing,

ne
ng
dan hal itu merupakan persekongkolan (butir 9.5.(7) dan
butir 9.5.(8) halaman 234)
194. Persyaratan tentang “bersekongkol untuk mendapatkan informasi

do
gu rahasia pesaing” dalam Pasal 23 UU No. 5/1999 haruslah
dibuktikan dengan alat-alat bukti yang sah, dan tidak boleh

In
A
hanya didasarkan pada penafsiran, perkiraan dan kesimpulan
belaka. Hal ini telah diputuskan oleh Mahkamah Agung dalam
ah

Putusannya Nomor 422 K/Pdt.Sus/2009, tanggal 12 Pebruari

lik
2010. Putusan tersebut konsisten dengan Putusan Mahkamah
Agung Nomor 109 K/Pdt.Sus/2009, tanggal 30 Maret 2009.
am

ub
195. Putusan-putusan tersebut di atas secara konsisten sesuai dengan
keterangan/pendapat dari Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD dalam
ep
keterangannya tertanggal 18 Nopember 2010 pada halaman 22
k

yang menyatakan:
ah

“Dalam pembuktian ini, maka tidak cukup hanya didasarkan


R

si
pada indikasi-indikasi (indirect evidences) yang dalam hukum
pembuktian digolongkan kepada petunjuk, namun haruslah

ne
ng

didukung dengan bukti yang kuat berupa bukti-bukti langsung


(direct evidences) yang membuktikan bahwa memang terdapat

do
gu

persekongkolan antara pelaku usaha.” (vide berkas Termohon


No.M19).
196. Tidak ada satu bukti pun yang membuktikan bahwa Pemohon
In
A

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi Mitsubishi


melakukan persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia
ah

lik

dari LNGEU. Termohon Kasasi telah mengabaikan fakta-fakta


hukum yang terbukti, dan sebaliknya kesimpulan Termohon Kasasi
m

ub

hanya didasarkan pada perkiraan dan dugaan semata.


Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II akan membahas setiap
ka

pertimbangan Termohon Kasasi tersebut di bawah ini.


ep

SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN Termohon Kasasi YANG


ah

MENYATAKAN BAHWA TERJADINYA DUE DILIGENCE YANG


R

DILAKUKAN OLEH MITSUBISHI TERHADAP LNGEU/LNG


es

INTERNATIONAL ADALAH SETELAH MITSUBISHI MELAKUKAN


M

ng

PRESENTASI KEPADA PERTAMINA DAN Pemohon Kasasi I, YANG


on
gu

Hal. 420 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 420
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MEMINTA MELAKUKAN PEMERIKSAAN DATA BAIK DI UPSTREAM

R
MAUPUN DOWNSTREAM, DAN SELANJUTNYA, Pemohon Kasasi I

si
MEMFASILITASI MITSUBISHI UNTUK MELIHAT DATA DOWNSTREAM

ne
ng
DENGAN MEMINTA MITSUBISHI MELAKUKAN DUE DILIGENCE
TERHADAP LNGEU/LNGINTERNATIONAL
197. Tidak ada bukti atas tuduhan tersebut. Termohon Kasasi telah

do
gu mengabaikan bukti-bukti hukum, dan telah memutarbalikkan fakta-
fakta. Pertukaran informasi oleh dan antara

In
A
LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, Mitsubishi, Mitsui dan
Anadarko tidak merupakan persekongkolan mendapatkan
ah

informasi rahasia pesaing.

lik
198. Pertama: Pertukaran informasi oleh dan antara
LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko
am

ub
bukan karena presenstasi Mitsubishi. Buktinya adalah bahwa ada
pertukaran informasi oleh dan antara LNGEU/LNGInternational
ep
dengan Mitsui dan Anadarko. Disamping itu, adanya pertukaran
k

informasi oleh dan antara Mitsui dengan LNGEU/LNGInternational


ah

adalah atas inisiatif dari LNGEU/LNGInternational, bukan


R

si
karena Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II. Termohon
Kasasi memutarbalikkan fakta.

ne
ng

199. Kedua: Pertukaran informasi oleh dan antara


LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko

do
gu

bukan karena presentasi Mitsubishi, akan tetapi karena


kebutuhan mereka sendiri yang memerlukannya. Termohon
Kasasi bukanlah pebisnis, sehingga Termohon Kasasi tidak
In
A

mengetahui realitas bisnis dan membuat tuduhan yang tidak


berdasar. Proses due diligence dan segala pertukaran informasi di
ah

lik

dalamnya merupakan suatu proses yang lazim dilakukan dalam


suatu proses penjajakan bisnis di antara mereka. Pertukaran
m

ub

informasi melalui due diligence yang dilakukan oleh dan antara


LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko
ka

merupakan suatu rangkaian perbuatan yang lazim, sah dan


ep

tidak melanggar hukum dan tidaklah dapat dikategorikan


ah

sebagai suatu persekongkolan untuk mendapatkan informasi


R

rahasia.
es

Yang benar dalam realitas bisnis adalah apa yang sudah diakui
M

ng

oleh LNGEU/LNGInternational dalam Berita Acara Pemeriksaan


on
gu

Hal. 421 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 421
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lanjutan Saksi tanggal 11 Agustus 2010 terhadap Direktur

R
LNGEU, yaitu Norman Marshall (berkas Termohon Kasasi No B16

si
butir 27 yang diperoleh pada proses inzage) yang menyatakan

ne
ng
sebagai berikut:
“Pertanyaan : Kenapa anda membuka semua dokumen rahasia
anda?

do
gu Jawaban : Karena tidak mungkin sebuah perusahaan mau
bergabung dan berinvestasi dengan proyek

In
A
senilai miliyaran dolar tanpa melakukan uji
tuntas terlebih dahulu”.
ah

200. Ketiga: Pemohon Kasasi I hanya memperkenalkan pebisnis

lik
lainnya yaitu Anadarko dan Mitsubishi dan Itochu kepada
LNGEU/LNGInternational. Bahwa Pemohon Kasasi I hanya
am

ub
memperkenalkan saja telah dicatat oleh Termohon Kasasi dalam
Putusannya pada halaman 62-72. Hubungan selanjutnya di antara
ep
mereka setelah perkenalan tersebut merupakan keputusan absolut
k

di antara mereka dengan mempertimbangkan aspek bisnis


ah

maupun hukum di antara mereka. Perkenalan tersebut adalah


R

si
karena LNGEU adalah perusahaan yang baru berdiri dan
pebisnis baru dalam industri, yang belum memiliki fundamental

ne
ng

finansial yang kuat, pengalaman, teknologi teruji (proven) dan


jaringan pemasarannya yang luas. Fakta hukum ini yang telah

do
gu

diakui oleh Termohon Kasasi. LNGEU/LNGInternational


menyadari semua hal ini, sehingga dengan sukarela LNGEU
bersedia diperkenalkan dan telah menjajaki dan memulai
In
A

hubungan tersebut dengan para pebisnis international di bidang


LNG. Oleh karena itu, sangat tidak berdasar apabila niat baik
ah

lik

untuk memperkenalkan para pebisnis tersebut di atas yang diikuti


dengan due diligence di antara mereka disimpulkan sebagai
m

ub

memfasilitasi persengkongkolan untuk mendapatkan informasi


LNGEU/LNGInternational. Tidak berdasar pula tuduhan bahwa
ka

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi Mitsubishi


ep

untuk melihat data downstream dengan meminta Mitsubishi


ah

melakukan due diligence terhadap LNGEU/LNGInternational


R

karena keputusan untuk menjajaki kerja sama di antara mereka


es

adalah keputusan bisnis mereka. Pemohon Kasasi I dan Pemohon


M

ng

Kasasi II tidak mencampuri keputusan tersebut.


on
gu

Hal. 422 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 422
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
201. Keempat: Pertukaran informasi melalui due diligence yang

R
dilakukan oleh LNGEU/LNGInternational dengan Anadarko, Mitsui,

si
Mitsubishi sudah mendapatkan persetujuan di antara mereka.

ne
ng
Sebagaimana telah disampaikan/diakui oleh LNGEU/LNG
International dalam Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan Saksi
tanggal 11 Agustus 2010 terhadap Direktur LNGEU bahwa tidak

do
gu mungkin sebuah perusahaan mau bergabung dan berinvestasi
dengan proyek senilai miliyaran dolar tanpa melakukan uji tuntas

In
A
terlebih dahulu.
Sebagaimana telah tercatat dalam Putusannya, Termohon Kasasi
ah

telah mengakui bahwa due diligence tidak hanya dilakukan antara

lik
LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, tetapi juga dengan
pebisnis LNG lainnya seperti Anadarko dan Itochu. Proses
am

ub
pertukaran informasi atau due diligence dbenarkan dengan
penandatanganan CA (Confidentiality Agreement) oleh dan antara
ep
LNGEU/LNGInternational dengan Mitsubishi, Anadarko dan Mitsui
k

secara terpisah di antara mereka.


ah

Mengingat proses due diligence dan segala pertukaran informasi


R

si
didalamnya didahului dengan penandantanganan CA di antara
mereka, maka pertukaran informasi tersebut telah disetujui,

ne
ng

disepakati atau atas seijin dari para pihak di dalamnya, yaitu


LNGEU/LNGInternational, Anadarko, Mitsui dan Mitsubishi,

do
gu

sehingga tidak dapat disimpulkan sebagai memfasilitasi


persekongkolan untuk mendapatkan informasi pesaingnya. Hal ini
telah dijelaskan oleh Kurnia Toha, S.H., LL.M., PhD (vide berkas
In
A

Termohon No. M19) dalam keterangannya tertanggal 18


Nopember 2010 pada halaman 18 juga menyatakan:
ah

lik

“Dalam hal suatu perbuatan (atau perjanjian) merupakan


perbuatan (atau perjanjian) yang sah atau perbuatan yang tidak
m

ub

melanggar hukum, tidak dapat dikategorikan sebagai


“Persekongkolan”.
ka

“Apabila informasi atau hal yang bersifat rahasia diperoleh dengan


ep

ijin pemilik, maka tidak ada persekongkolan untuk


ah

mendapatkan informasi rahasia.”


R

Termohon Kasasi telah menghukum perbuatan yang sah menurut


es

hukum, yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum.


M

ng

Putusan yang demikian tidak mempunyai dasar hukum sama


on
gu

Hal. 423 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 423
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sekali. Dengan demikian, Termohon Kasasi telah salah

R
menerapkan hukum.

si
202. Kelima: Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak pernah

ne
ng
menginstruksikan Mitsubishi, Mitsui dan Anadarko atau siapapun
juga untuk melakukan due diligence terhadap LNGEU/
LNGInternational. Pemohon Kasasi I hanya memperkenalkan

do
gu Mitsubishi, Anadarko dan Itochu Corporation, sedangkan
hubungan antara LNGEU/LNGInternational dengan Mitsui adalah

In
A
atas inisiatif LNGEU/LNGInternational. Dalam keadaan
bagaimanapun, LNGEU/LNGInternational bebas sepenuhnya
ah

apabila LNGEU/LNGInternational berkesimpulan bahwa

lik
penjajakan tersebut akan merugikannya, dan setiap akibat dari
keputusan menerima atau menolak tersebut tidak dapat
am

ub
dibebankan kepada pihak ketiga, apalagi untuk menyimpulkan
persekongkolan.
ep
Tidak beralasan untuk menyimpulkan upaya Pemohon Kasasi I
k

untuk memperkenalkan Mitsubishi, Itochu Corporation dan


ah

Anadarko kepada LNGEU/LNGInternational dianggap sebagai


R

si
persekongkolan untuk mendapatkan informasi rahasia LNGEU/
LNGInternational. Kalau tujuannya adalah agar Mitsubishi

ne
ng

mendapatkan informasi rahasia yang akan dipergunakan oleh


Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitra, tujuan/rencana

do
gu

tersebut bertolak belakang dengan fakta hukum bahwa pebisnis


gas lainnya, yaitu Itochu dan Anadarko diperkenalkan pula kepada
LNGEU/LNGInternational. Kalau tujuannya mendapatkan informasi
In
A

rahasia LNGEU/LNGInternational, maka tentu saja yang


diperkenalkan hanyalah Mitsubishi saja, dan tidak perlu Itochu dan
ah

lik

Anadarko diperkenalkan juga.


203. Keenam: Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak
m

ub

mempunyai kepentingan apapun untuk bersekongkol dengan


Mitsubishi atau Mitsui untuk mendapatkan informasi rahasia
ka

LNGEU/LNGInternational, karena sejak awal Pemohon Kasasi I


ep

dan Pemohon Kasasi II telah mengetahui profil dari


ah

LNGEU/LNGInternational ketika menjajaki kerja sama dengan


R

LNGInternational dalam kerangka EA pada tanggal 31 Mei 2005.


es

Kalau tujuannya agar Mitsubishi ataupun Mitsui mengetahui


M

ng

kelemahan LNGEU/LNGInternational, maka bisa saja informasi


on
gu

Hal. 424 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 424
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut diberitahukan secara diam-diam kepada Mitsui

R
ataupun Mitsubishi, tanpa perlu memperkenalkan

si
LNGEU/LNGInternational kepada para pebisnis gas tersebut di

ne
ng
atas (QUOD NON-hal mana tidak).
204. Hal yang perlu dicatat adalah Pemohon Kasasi I dan Pemohon
Kasasi II tidak menjadi pihak dalam CA yang dibuat dan

do
gu ditandatangani antara LNGInternational dengan para pebisnis LNG
internasional tersebut.

In
A
205. Dengan demikian, kesimpulan Termohon Kasasi yang mengatakan
bahwa Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi
ah

agar Mitsubishi mendapatkan informasi rahasia

lik
LNGEU/LNGInternational melalui due diligence tidak mempunyai
dasar sama sekali, yang diuraikan lebih lanjut di bawah.
am

ub
SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN HUKUM Termohon Kasasi
BAHWA INFORMASI HASIL DUE DILIGENCE DIMANFAATKAN OLEH
ep
MITSUBISHI DALAM MENYUSUN PROPOSAL DAN MERUPAKAN
k

PERSEKONGKOLAN MEMPEROLEH INFORMASI RAHASIA PESAING,


ah

DAN HAL ITU MERUPAKAN PERSEKONGKOLAN


R

si
206. Termohon Kasasi menyimpulkan bahwa informasi hasil due
diligence dimanfaatkan oleh Mitsubishi dalam menyusun proposal

ne
ng

dan merupakan persekongkolan memperoleh informasi rahasia


pesaing atas dasar:

do
gu

206.1. Setelah melakukan due diligence, teknologi dengan


kapasitas 1.0 mtpa yang ditawarkan LNGEU/
LNGInternational memberikan inspirasi bagi Mitsubishi
In
A

bahwa kapasitas kilang 2.0 mtpa x 1 train adalah cukup


untuk penggabungan Donggi-Senoro (butir 9.5.(6) huruf a
ah

lik

halaman 234).
206.2. Dalam presentasi tanggal 7 Februari 2006, tidak
m

ub

menyinggung DMO (Domestic Market Obligation), namun


setelah melakukan due diligence dan dari aspek komersial
ka

melihat adanya DMO, maka dalam proposal tanggal 16


ep

Maret 2006, Mitsubishi menyinggung tentang DMO yaitu


ah

dalam hal overcome DMO Issue (butir 9.5.(6) huruf b


R

halaman 234).
es

207. Kesimpulan-kesimpulan tersebut tidak mempunyai dasar sama


M

ng

sekali, tetapi hanya didasarkan pada perkiraan, asumsi dan tidak


on
gu

Hal. 425 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 425
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat dibuktikan berdasarkan bukti-bukti hukum. Pertimbangan

R
Judex Facti yang mengambil-alih pertimbangan Termohon Kasasi

si
telah salah menerapkan hukum pembuktian.

ne
ng
Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II akan menguraikan
setiap pertimbangan Termohon Kasasi di bawah ini.
SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN HUKUM Termohon Kasasi

do
gu BAHWA SETELAH MELAKUKAN DUE DILIGENCE, TEKNOLOGI
DENGAN KAPASITAS 1.0 MTPA YANG DITAWARKAN

In
A
LNGEU/LNGINTERNATIONAL MEMBERIKAN INSPIRASI BAGI
MITSUBISHI BAHWA KAPASITAS KILANG 2.0 MTPA X 1 TRAIN
ah

ADALAH CUKUP UNTUK PENGGABUNGAN DONGGI-SENORO

lik
208. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II menolak kesimpulan
Termohon Kasasi pada butir 9.5.(6) huruf a halaman 234
am

ub
putusannya yang pada pokoknya menyatakan bahwa hasil due
diligence terhadap LNGEU/LNGInternational memberikan
ep
“inspirasi” Mitsubishi untuk menawarkan teknologi yang cukup
k

untuk penggabungan Donggi-Senoro. Tidak ada bukti atas


ah

tuduhan tersebut. Termohon Kasasi telah mengabaikan bukti-bukti


R

si
hukum, dan telah memutarbalikkan fakta-fakta. Tuduhan
Termohon Kasasi tersebut hanya didasarkan pada asumsi-asumsi

ne
ng

belaka, perkiraan semata, hipotetis dan tidak berdasar hukum dan


sama sekali tidak mempertimbangkan fakta hukum dan bukti-bukti

do
gu

yang sah yang telah diajukan oleh Pemohon Kasasi I dan


Pemohon Kasasi II, sehingga sangat beralasan untuk
membatalkan Putusan Termohon Kasasi untuk seluruhnya.
In
A

209. Termohon Kasasi secara tegas telah mengakui bahwa tidak ada
hal yang berguna dan bermanfaat bagi Mitsubishi terkait dengan
ah

lik

hasil due diligence LNGEU/LNGInternational. Presentasi


Mitsubishi tanggal 7 Pebruari 2006 (sebelum due diligence) dan
m

ub

presentasi tanggal 23 dan 24 Februari 2006 (setelah due


diligence) menunjukkan bahwa Mitsubishi secara konsisten
ka

menawarkan teknologi yang sama yaitu kapasitas terminal yang


ep

tersedia (available terminal capacity) sebesar 2 MTPA.


ah

Sedangkan, berdasarkan due diligence, teknologi yang dimiliki


R

LNGEU/LNGInternational adalah teknologi dengan kapasitas 1


es

mtpa.
M

ng

on
gu

Hal. 426 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 426
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
210. Fakta hukum tersebut sejalan dan konsisten dengan pertimbangan

R
Putusan Termohon Kasasi pada halaman 24 huruf a.

si
211. Pertimbangan Termohon Kasasi tersebut dengan sendirinya

ne
ng
membantah tuduhan dugaan dan asumsi Termohon Kasasi bahwa
Mitsubishi terinspirasi dengan hasil due diligence terhadap
LNGEU/LNGInternational karena sejak awal Mitsubishi

do
gu menawarkan teknologi yang berbeda dengan teknologi yang
ditawarkan oleh LNGEU/LNGInternational. Hasil due diligence

In
A
LNGInternational tidak relevan dan tidak merubah ataupun
menambah hal-hal yang ditawarkan oleh Mitsubishi.
ah

SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN Termohon Kasasi BAHWA

lik
DALAM PRESENTASI TANGGAL 7 FEBRUARI 2006 TIDAK
MENYINGGUNG DMO (DOMESTIC MARKET OBLIGATION), NAMUN
am

ub
SETELAH MELAKUKAN DUE DILIGENCE DAN DARI ASPEK
KOMERSIAL MELIHAT ADANYA DMO, MAKA DALAM PROPOSAL
ep
TANGGAL 16 MARET 2006, MITSUBISHI MENYINGGUNG TENTANG
k

DMO YAITU DALAM HAL OVERCOME DMO ISSUE


ah

212. Bahwa Termohon Kasasi telah mengabaikan bukti-bukti hukum,


R

si
dan telah memutarbalikkan fakta-fakta serta tidak ada bukti atas
tuduhan yang menyatakan bahwa proposal Mitsubishi yang

ne
ng

mencantumkan ketentuan Domestic Market Obligation (DMO)


adalah hasil due diligence terhadap LNGInternational

do
gu

sebagaimana terdapat dalam butir 9.5.(6) huruf b halaman 234


Putusan, dan karenanya Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi
II menolak dan membantah pertimbangan Termohon Kasasi yang
In
A

diambil alih oleh Judex Factie tersebut.


213. Perlu Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tegaskan kembali
ah

lik

bahwa ketentuan Domestic Market Obligation (“DMO”) (kewajiban


alokasi pemasaran dalam negeri) adalah kebijakan
m

ub

pemerintah/bersifat umum yang dapat diakses secara umum pula,


dan tidak merupakan milik LNGEU/LNGInternational dan tidak ada
ka

relevansinya dengan proses due diligence. Lebih lanjut,


ep

permasalahan terkait dengan DMO merupakan kewajiban yang


ah

diatur oleh Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-


R

undangan yang berlaku. Suatu peraturan perundang-undangan


es

diwajibkan untuk diketahui umum supaya ditaati, dan informasi


M

ng

tersebut adalah informasi yang diketahui umum dan bukanlah


on
gu

Hal. 427 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 427
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bersifat rahasia serta bukan pula milik perseorangan, sehingga

R
bukanlah suatu informasi rahasia dari LNGEU.

si
214. Lebih lanjut, presentasi tanggal 23 dan tanggal 24 Februari 2006

ne
ng
serta presentasi tanggal 16 Maret 2006 bukanlah proposal atau
presentasi yang diberikan sehubungan proses seleksi calon mitra,
akan tetapi hanya dalam rangka rencana jual beli gas, karena

do
gu proses seleksi baru dimulai tanggal 1 September 2006 yang
merupakan proses mencari calon mitra investasi, sedangkan

In
A
presentasi tersebut menyangkut hal yang berbeda sama sekali.
215. Lagi pula, presentasi tersebut terjadi jauh sebelum proses seleksi
ah

calon mitra yang dimulai tanggal 1 September 2006, yang pada

lik
waktu itu tidak ada rencana melakukan proses seleksi calon mitra.
Dengan demikian, menghubung-hubungkan antara presentasi
am

ub
tanggal 23 dan tanggal 24 Februari 2006 serta presentasi tanggal
16 Maret 2006 dengan proses seleksi pada bulan September 2006
ep
tidak berdasar.
k

216. Agar dapat disimpulkan tuduhan tersebut terbukti, Termohon


ah

Kasasi diwajibkan membuat daftarnya satu persatu apa yang


R

si
dinamakan oleh Termohon Kasasi sebagai informasi rahasia
LNGEU/LNGInternational, dan daftar tersebut secara konsisten

ne
ng

cocok dan terdapat dalam proposal Mitsubishi dalam proses


seleksi calon mitra. Pemohon Kasasi I tidak melihat ada data-

do
gu

data dari LNGEU dalam proposal Mitsubishi. Termohon


Kasasi diwajibkan memperlihatkan atau membuat daftar
tentang data-data LNGEU dalam proposal Mitsubishi.
In
A

ALASAN KESEPULUH: LEBIH LANJUT BANTAHAN Pemohon Kasasi I


DAN Pemohon Kasasi II SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN
ah

lik

HUKUM Termohon Kasasi BAHWA HASIL DUE DILIGENCE


MITSUBISHI TERHADAP LNGEU/LNGINTERNATIONAL MEMBERIKAN
m

ub

DASAR BAGI MITSUBISHI DALAM MEMPERSIAPKAN PROPOSAL


217. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II menolak tuduhan
ka

Putusan Termohon Kasasi pada butir 9.5.(6) huruf a halaman 234


ep

yang secara keliru telah menyimpulkan bahwa hasil due diligence


ah

Mitsubishi terhadap LNGEU/LNGInternational menjadikan dasar


R

bagi Mitsubishi untuk mempersiapkan proposalnya. Tidak ada


es

bukti atas tuduhan tersebut. Termohon Kasasi telah mengabaikan


M

ng

bukti-bukti hukum, dan telah memutarbalikkan fakta-fakta.


on
gu

Hal. 428 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 428
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
218. Termohon Kasasi membuat kesimpulan sendiri bahwa dengan due

R
diligence yang terjadi pada bulan Pebruari 2006, Pemohon

si
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memfasilitasi Mitsubishi untuk

ne
ng
mendapatkan informasi rahasia LNGEU/LNGInternational yang
nantinya dipergunakan dalam mempersiapkan proposalnya untuk
mengikuti seleksi calon mitra pada bulan September 2006.

do
gu 219. Keputusan Pertamina dan Pemohon Kasasi I untuk mengadakan
seleksi calon mitra baru ada pada Agustus 2006, sedangkan due

In
A
diligence yang dilakukan oleh Mitsubishi dan Mitsui sudah terjadi
pada bulan Pebruari 2006. Bagaimana mungkin Mitsubishi dapat
ah

membuat atau mempersiapkan proposalnya untuk proses seleksi

lik
yang belum diputuskan sama sekali oleh Pertamina dan Pemohon
Kasasi I. Oleh karena itu, kalaupun ada pertukaran informasi di
am

ub
antara Mitsubishi dan LNGEU/LNGInternational, maka pertukaran
informasi tersebut tidak ada kaitannya dengan proses seleksi calon
ep
mitra yang direncanakan pada bulan Agustus 2006 dan
k

diselenggarakan pada bulan September 2006.


ah

220. Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II tidak dapat memahami


R

si
pertimbangan Putusan Termohon Kasasi tersebut. Persyaratan
mendapatkan informasi rahasia dalam Pasal 23 UU No.5/1999

ne
ng

dalam kaitannya dengan proses seleksi mitra ini haruslah


direncanakan atau diniatkan (mens rea). Tuduhan Termohon

do
gu

Kasasi tidak mempunyai dasar sama sekali, karena ketika


LNGEU/LNGInternational diperkenalkan dengan para pebisnis gas
alam cair (LNG) untuk membeli gas Senoro dan ketika Mitsui dan
In
A

Mitsubishi melakukan due diligence, pada waktu itu, maksud atau


rencana untuk melakukan proses seleksi calon mitra tidak pernah
ah

lik

terpikirkan ataupun direncanakan apalagi diputuskan.


221. Termohon Kasasi hanya mengutip-ngutip peraturan perundangan
m

ub

terkait dengan rahasia dagang, namun tidak dapat membuktikan


tuduhannya mengenai data-data yang bersifat informasi rahasia
ka

milik LNGEU/LNGInternational yang dimanfaatkan oleh Mitsubishi.


ep

222. Termohon Kasasi diwajibkan membuat daftarnya satu persatu


ah

tentang apa yang dinamakan oleh Termohon Kasasi sebagai


R

informasi rahasia LNGEU/LNGInternational, dan daftar tersebut


es

secara konsisten cocok dan terdapat dalam proposal Mitsubishi


M

ng

dalam proses seleksi calon mitra.


on
gu

Hal. 429 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 429
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
223. Pemohon Kasasi I Kasasi tidak melihat ada data-data dari

R
LNGEU/LNGInternational dalam proposal Mitsubishi.

si
Termohon Kasasi diwajibkan memperlihatkan atau membuat

ne
ng
daftar tentang data-data informasi rahasia LNGInternational
dalam proposal Mitsubishi sebelum membuat kesimpulannya.
Termohon Kasasi tidak dapat membuktikan tuduhannya.

do
gu 224. Disamping itu, cakupan dan sifat transaksi bisnis yang akan
dicapai pada periode seleksi calon mitra yang baru dimulai pada

In
A
Agustus 2006 berbeda sama sekali dengan cakupan dan sifat
transaksi bisnis yang direncanakan pada periode sebelum proses
ah

seleksi calon mitra, karena itu, hasil apapun yang mungkin

lik
diperoleh Mitsubishi (quod non) terkait due diligence yang
disepakati diantara mereka tidak relevan dan tidak berguna sama
am

ub
sekali bagi Mitsubishi dalam proses seleksi calon mitra.
225. Persekongkolan mendapatkan informasi rahasia hanya dapat
ep
terjadi apabila informasi tersebut relevan dan berguna pada
k

kegiatan lain, karena adanya persamaan cakupan, sifat dasar


ah

(nature), konsep dan objeknya. Dalam hal ini, tidak ada informasi
R

si
yang berguna atau dapat digunakan dari hasil due dilligence
pekerjaan awal LNGEU/LNGInternational dalam proses seleksi

ne
ng

calon mitra, karena basis teknologi, konsep teknologi dan cakupan


serta sifat transaksi bisnis yang akan dicapai pada periode seleksi

do
gu

calon mitra berbeda sama sekali dengan yang direncanakan


pada saat penjajakan jual beli gas dengan
LNGEU/LNGInternational sebelum seleksi calon mitra, sehingga
In
A

informasi apapun (kalau ada) yang didapatkan oleh Mitsubishi


tidak relevan dan tidak berguna dalam proses seleksi mitra.
ah

lik

Perbedaan-perbedaan tersebut terbukti jelas dalam tabel di bawah


ini:
m

ub

TEKNOLOGI, PERIODE SEBELUM PERIODE SELEKSI CALON


CAKUPAN SELEKSI CALON MITRA
ka

TRANSAKSI DAN MITRA


ep

SIFAT
Basis teknologi Menggunakan teknologi Menggunakan teknologi APCI (Air Products
Ammonia Absorption technology and Chemicals, Inc.), yaitu teknologi yang
yang tidak umum digunakan telah terbukti dan banyak digunakan pada
ah

dalam produksi LNG LNG Plant di dunia


Konsep Teknologi Multiple small train Ordinary single train
R

Struktur Transaksi Jual beli gas secara putus Pencarian Mitra Investasi dimana Pertamina
es

dan Pemohon Kasasi I mencari calon mitra


mendirikan perusahaan yang secara
M

bersama-sama memiliki, mendanai dan


ng

berbagi risiko pengembangan LNG pada


perusahaan hilir yang akan didirikan
on
gu

Hal. 430 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 430
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TEKNOLOGI, PERIODE SEBELUM PERIODE SELEKSI CALON
CAKUPAN SELEKSI CALON MITRA

si
TRANSAKSI DAN MITRA
SIFAT
Kapasitas LNG Plant Two liquefaction train "mini" LNG Single liquefaction train dengan kapasitas
plant dengan kapasitas 2,000 2.1 juta ton per tahun

ne
ng
ton per hari (0.8 juta ton per
tahun)
Jumlah Pasokan Gas 120 mmscfd dan hanya 335 mmscfd dan gabungan supply gas dari
sebahagian dari gas Senoro Lapangan Senoro dan Lapangan Matindok
Kemampuan Pemegang saham PT LNG Salah satu pemegang saham PT DSLNG

do
gu Keuangan Calon
Pembeli Gas
Energi Utama adalah LNG
Limited (perusahaan Australia
dengan market cap kurang dari
US$1 billion), dan PT Maleo
adalah Mitsubishi, dimana modal dasar
Mitsubishi sendiri per 1 Maret 2010 adalah +
Yen 2,961 billion.

Energi Utama (perusahaan Pemegang Saham lain PT DSLNG adalah


Indonesia) anak perusahaan Pemohon Kasasi I dan

In
A
Pertamina
Credit Rating Tidak memiliki rating Mitsubishi sebagai pemegang saham selain
Pemegang Saham Pertaminan dan Pemohon Kasasi I melalui
Pembeli Gas anak perusahannya, dan PT DSLNG
memiliki rating S&P A+, Moody's A1.
ah

lik
226. Karena basis teknologi, konsep teknologi, cakupan dan sifat
transaksi bisnis yang akan dicapai pada periode seleksi calon
am

ub
mitra dan sebelum seleksi calon mitra dengan
LNGEU/LNGInternational berbeda antara satu dengan yang
ep
lain, maka tidak ada informasi yang relevan yang dapat digunakan
k

oleh Mitsubishi dalam membuat proposal pada saat proses seleksi


ah

calon mitra dari pekerjaan awal LNGInternational sebelum proses


R

si
seleksi calon mitra terhadap proses seleksi calon mitra.
Hal ini diperkuat dengan kesaksian James Ball pada butir 23

ne
ng

berkas Termohon Kasasi B 38 yang dikutip sebagai berikut:


“Pertanyaan : Anda telah menerima bahan presentasi Mitsubishi

do
gu

tentang hasil pemeriksaan. Berdasarkan peninjauan


anda atas proposal Mitsubishi, apakah menurut
anda Mitsubishi telah menggunakan dalam beauty
In
A

contest informasi yang ditemukan pada saat


memeriksa/meninjau pekerjaan awal LNGI?
ah

lik

(Mitsubishi)
Jawaban : Secara singkat jawabannya adalah tidak. …. Dan
m

ub

terlihat jelas bahwa konsep teknik yang diajukan


LNGI merupakan konsep teknik yang digunakan
ka

dalam bagian yang berbeda dari usaha LNGI. Ini


ep

merupakan bagian dari usaha LNG yang sama


ah

sekali berbeda. …”
R

227. Berdasarkan uraian-uraian di atas, kesimpulan dan tuduhan


es

Termohon Kasasi yang menyatakan bahwa Pemohon Kasasi I dan


M

ng

Pemohon Kasasi II telah memfasilitasi persekongkolan untuk


on
gu

Hal. 431 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 431
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendapatkan informasi LNGEU/LNGInternational yang

R
diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan tidak berdasar dan

si
Putusan Termohon Kasasi dan Judex Factie sangat beralasan

ne
ng
untuk dibatalkan.
ALASAN KESEBELAS: TIDAK ADA PERTIMBANGAN TENTANG
DASAR PENGHUKUMAN, CARA DAN BESARNYA DENDA

do
gu 228. Dalam butir 4 dan 5 Putusannya, Termohon Kasasi menjatuhkan
denda kepada Pemohon Kasasi I sebesar Rp5.000.000.000,00

In
A
(lima milyar rupiah) dan Pemohon Kasasi II sebesar
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
ah

229. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa dalam perkara aquo

lik
tidak terbukti adanya pelanggaran Pasal 22 dan Pasal 23 UU No.
5/1999. Disamping itu, setelah diperiksa dan dipelajari satu demi
am

ub
satu halaman pertimbangan Termohon Kasasi, tidak satu dasar
pertimbangan pun mengapa Termohon Kasasi menjatuhkan denda
ep
sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kepada
k

Pemohon Kasasi I dan sebesar 1.000.000.000,00 (satu milyar


ah

rupiah) kepada Pemohon Kasasi II.


R

si
230. Seharusnya Termohon Kasasi memberikan dasar pertimbangan
yang cukup dan dasar perhitungan yang masuk akal berdasarkan

ne
ng

alat-alat bukti menurut hukum mengapa denda sebesar


Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) kepada Pemohon Kasasi

do
gu

I dan sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) kepada


Pemohon Kasasi II. Pertanyaannya, mengapa denda minimum
tidak diterapkan sebesar Rp1 miliar (seandainya benar – quod non
In
A

melanggar Pasal 22 dan Pasal 23)?


231. Bahwa putusan yang tidak memberikan pertimbangan yang cukup,
ah

lik

haruslah dibatalkan sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI


Nomor 638 K/Sip/1969 yang mempertimbangkan:
m

ub

“Mahkamah Agung menganggap perlu untuk meninjau keputusan


Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri yang kurang cukup
ka

dipertimbangkan.”
ep

232. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Putusan Termohon Kasasi


ah

patut dinyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus


R

dibatalkan.
es

IX. SEHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN JUDEX FACTI YANG


M

ng

TIDAK DAPAT MENERIMA KEBERATAN YANG DIAJUKAN OLEH


on
gu

Hal. 432 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 432
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PARA Pemohon KEBERATAN UNTUK TETAP MELAKUKAN

R
PEMERIKSAAN TAMBAHAN DALAM MENDENGAR KETERANGAN

si
AHLI KARENA HAL TERSEBUT TIDAK DIATUR LEBIH LANJUT

ne
ng
SECARA TEGAS DALAM KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU
233. Judex Facti membenarkan tindakan Termohon Kasasi yang
menolak melakukan pemerksaan ahli-ahli dalam acara

do
gu pemeriksaan tambahan. Walaupun ahli-ahli diajukan oleh
Pertamina dan Mitsubushi, akan tetapi hasil pemeriksaan ahli

In
A
tersebut berakibat langsung terhadap Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II.
ah

ALASAN PERTAMA: PUTUSAN JUDEX FACTI TELAH SALAH

lik
MENERAPKAN HUKUM ACARA YANG MENGAKIBATKAN BATALNYA
PUTUSAN TERSEBUT KARENA MEMBENARKAN TINDAKAN Termohon
am

ub
Kasasi YANG MENOLAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN AHLI DALAM
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
ep
234. Pada tanggal 24 Agustus 2011, Judex Facti telah membacakan
k

Putusan No. 34/Pdt.G/KPPU/2011/PN.JKT.PST (selanjutnya


ah

disebut sebagai “Putusan Sela Pemeriksaan Tambahan”) yang


R

si
pada pokoknya secara tegas memerintahkan kepada Termohon
Kasasi untuk melakukan pemeriksaan tambahan guna meminta

ne
ng

Pendapat atau keterangan ahli Susanti Adi Nugroho yang diajukan


oleh Mitsubishi dan Prof. Dr. Erman Radjagukguk SH., LLM oleh

do
gu

Pertamina.
235. Judex Facti mengeluarkan Putusan Sela Pemeriksaan Tambahan
sehubungan permohonan pemeriksaan tambahan yang diajukan
In
A

Pertamina dan Mitsubishi dan berdasarkan pertimbangan hukum


pada halaman 4 (empat) Putusan Sela Pemeriksaan Tambahan,
ah

lik

sebagai berikut:
a. bahwa Prof. Dr. Erman Radjagukguk SH., LLM adalah ahli
m

ub

hukum dan penyusun UU No. 5/1999 dan oleh karena itu sudah
pasti mengetahui esensi substansial UU No. 5/1999 terutama
ka

unsur-unsur Pasal 22 UU No.5/1999; dan


ep

b. bahwa Para Ahli tersebut belum pernah didengar pendapatnya


ah

karena KPPU tidak memberikan kesempatan yang layak


R

kepada Para Ahli pada proses pemeriksaan di KPPU.


es

Selanjutnya:
M

ng

on
gu

Hal. 433 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 433
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang, bahwa setelah majelis membaca dan mempelajari

R
putusan Termohon, majelis memandang perlu untuk memperoleh

si
kejelasan lebih lanjut mengenai pendapat atau keterangan para ahli

ne
ng
tersebut di atas yaitu Prof. Dr. ERMAN RADJAGUKGUK, SH.,L.LM dan
IBU SUSANTI ADI NUGROHO
Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan pemeriksaan

do
gu tambahan tersebut di atas, Majelis Hakim memandang bahwa pihak-pihak
yang disebutkan di dalam pemeriksaan tambahan yang dimohonkan oleh

In
A
para Pemohon Keberatan tersebut di atas telah sesuai dengan kebutuhan
majelis untuk mendapatkan fakta-fakta dan pendapat lebih lanjut mengenai
ah

hal-hal tersebut di atas;”

lik
236. Pertimbangan hukum Judex Facti di atas menunjukan bahwa
Judex Facti secara tegas telah memerintahkan kepada Termohon
am

ub
Kasasi untuk melakukan pemeriksaan tambahan guna
mendapatkan fakta-fakta dan pendapat lebih lanjut dari ahli-ahli
ep
tersebut mengenai penerapan unsur-unsur Pasal 22 UU No.
k

5/1999.
ah

237. Namun, pada persidangan pemeriksaan tambahan pada tanggal


R

si
28 September 2011 dan 29 September 2011, Termohon Kasasi
telah menolak untuk melakukan pemeriksaan tambahan

ne
ng

sebagaimana diperintahkan dalam Putusan Sela Pemeriksaan


Tambahan tersebut dengan alasan tidak ada daftar pertanyaan

do
gu

yang akan diajukan kepada ahli.


238. Terdapat kesalahan mendasar yang dilakukan oleh Termohon
Kasasi yang dibenarkan oleh Judex Facti, yaitu:
In
A

238.1. Pertama: Tidak dilakukannya pemeriksaan tambahan


terhadap ahli-ahli merupakan suatu kesalahan fatal atas
ah

lik

penerapan hukum Pasal 6 ayat (2) Peraturan Mahkamah


Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang
m

ub

Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap


Putusan KPPU (“Perma No. 3/20005”), dan oleh
ka

karenanya putusan Judex Facti dan Putusan Termohon


ep

Kasasi sangat beralasan untuk dibatalkan.


ah

Pasal 6 ayat (2) Perma No. 3/2005 hanya mempersyaratkan


R

adanya kejelasan mengenai hal-hal yang harus diperiksa


es

berserta alasannya, hal mana telah disebutkan dalam


M

ng

pertimbangan dalam Putusan Sela Pemeriksaan Tambahan.


on
gu

Hal. 434 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 434
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tidak terdapat ketentuan dalam Perma No. 3/2005 dan

R
peraturan lainnya yang mengharuskan adanya suatu daftar

si
pertanyaan spesifik dalam pemeriksaan tambahan dari majelis
hakim kepada saksi ahli yang dimohonkan untuk diperiksa.

ne
ng
238.2. Kedua: Apabila Termohon Kasasi mempunyai itikad baik,
dan apabila alasan penolakan pemeriksaan ahli adalah

do
gu karena daftar pertanyaan
penetapan tersebut, maka Termohon Kasasi seharusnya
tidak disebutkan dalam

memberitahukan hal ini kepada Judex Facti, tanpa harus

In
A
memanggil para pihak ke hadapan Termohon Kasasi
sekedar hanya untuk mempertontonkan itikad buruknya
ah

lik
untuk memeriksa ahli-ahli tersebut.
238.3. Ketiga: Apabila Termohon Kasasi mempunyai itikad baik
am

ub
untuk mematuhi perintah Judex Facti dalam Putusan Sela
Pemeriksaan Tambahan tersebut, maka Termohon Kasasi
cukup menanyakan kepada ahli-ahli tentang (i) apakah
ep
k

unsur-unsur dari Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5/1999, (ii)


ah

apakah proses pemilihan mitra investasi merupakan tender


R

si
yang dimaksud dalam Pasal 22 UU No. 5/1999, dan (iii)
apakah pertukaran informasi di antara para pelaku usaha

ne
ng

berdasarkan suatu kesepakatan atau perjanjian yang sah


yang mereka sepakati dapat dikategorikan sebagai

do
persekongkolan mendapatkan informasi rahasia
gu

pesaingnya. Namun demikian, secara tidak berdasar


Termohon Kasasi menolak untuk melakukan pemeriksaan
In
A

tambahan tersebut. Alasan Termohon Kasasi sangat


mengada-ada dan tidak berdasar.
ah

lik

238.4. Keempat: Judex Facti menyatakan bahwa sejak awal


daftar pertanyaan tidak ada. Alasan tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Pasal 6 ayat (1) Perma No.
m

ub

3/2005 telah menentukan bahwa “Dalam hal Majelis Hakim


ka

berpendapat perlu pemeriksaan tambahan, maka Majelis


ep

Hakim memerintahkan Termohon Kasasi untuk dilakukan


pemeriksaan tambahan.” Hal ini berarti bahwa daftar
ah

pertanyaan tersebut seharusnya dibuat dan disusun oleh


R

es

Majelis Hakim Judex Facti untuk kepentingan dirinya


M

dalam memeriksa perkara di hadapannya, karena


ng

on
gu

Hal. 435 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 435
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemeriksaan tambahan diperuntukkan bagi Majelis Hakim

R
dalam memeriksa perkara di hadapannya.

si
Bahwa pemeriksaan tambahan diperuntukkan bagi

ne
ng
kebutuhan Majelis Hakim Judex Facti telah
dipertimbangkan oleh Judex Facti:
“ … Majelis Hakim memandang bahwa pihak-pihak yang

do
gu disebutkan di dalam pemeriksaan tambahan yang
dimohonkan oleh para Pemohon Keberatan tersebut di

In
A
atas telah sesuai dengan kebutuhan majelis untuk
mendapatkan fakta-fakta dan pendapat lebih lanjut
ah

mengenai hal-hal tersebut di atas

lik
Dalam hal Termohon Kasasi menolak untuk melakukan
pemeriksaan tambahan, seharusnya Judex Facti
am

ub
mengeluarkan penetapan baru yang memerintahkan
Termohon Kasasi untuk melakukan pemeriksaan
ep
tambahan karena kebutuhan majelis hakim untuk
k

mendapatkan fakta-fakta dan pendapat lebih lanjut


ah

mengenai perkara ini dalam penetapan terdahulu tidak


R

si
terpenuhi. Dengan demikian, Judex Facti sendiri
mengingkari dan mengesampingkan kebutuhan dan

ne
ng

penetapannya sendiri.
238.5. Kelima: Apabila alasannya adalah karena daftar

do
gu

pertanyaan tidak ada, ternyata Pertamina dan Mitsubishi


telah mengajukan daftar pertanyaan dan kemudian
meminta agar Judex Facti memerintahkan Termohon
In
A

Kasasi untuk melakukan pemeriksaan tambahan tersebut


berdasarkan surat-suratnya tanggal 13 Oktober 2011,
ah

lik

tanggal 29 September 2011 dan tanggal 25 Oktober 2011.


Namun, Judex Facti sama sekali tidak memberikan
m

ub

tanggapan apa-apa terhadap permohonan tersebut, dan


tiba-tiba saja Judex Facti mengeluarkan putusan dalam
ka

pokok perkara. Seharusnya Judex Facti membuka


ep

persidangan terhadap permohonan tersebut.


ah

Judex Facti dalam putusannya menyatakan bahwa tidak


R

ada ketentuan mewajibkan Judex Facti membuat


es

penetapan baru dalam hal situasi seperti ini. Judex Facti


M

ng

terbukti telah melanggar Pasal 10 Undang-Undang


on
gu

Hal. 436 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 436
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kehakiman karena telah menolak mengadili perkara

R
dengan alasan tidak ada ketentuan hukum yang mengatur,

si
yang dikutip sebagai berikut:

ne
ng
“Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,

do
gu melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.”
Judex Facti telah melalaikan kewajibannya berdasarkan

In
A
Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Kehakiman yang
mewajibkan Judex Facti untuk menggali, mengikuti, dan
ah

memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup

lik
dalam masyarakat.
Selain itu, Judex Facti telah melalaikan kewajibannya
am

ub
berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Kehakiman,
yang mewajibkan Judex Facti untuk membantu para
ep
pencari keadilan dan berusaha mengatasi hambatan-
k

hambatan dan rintangan dalam rangka mencapai peradilan


ah

yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Hal ini mengingat


R

si
karena pemeriksaan tambahan tersebut sangat penting.
239. Berdasarkan uraian-uraian di atas, pertimbangan Judex Facti yang

ne
ng

membenarkan tindakan Termohon Kasasi untuk memeriksa ahli-


ahli dalam acara pemeriksaan tambahan sangat beralasan untuk

do
gu

dibatalkan.
ALASAN KEDUA: JUDEX FACTI TELAH MELANGGAR HUKUM ACARA
KARENA TIDAK MENGIJINKAN Pemohon Kasasi I DAN Pemohon Kasasi
In
A

II MEMERIKSA BERKAS/DOKUMEN Termohon Kasasi YANG DIJADIKAN


DASAR UNTUK MENGHUKUM Pemohon Kasasi I DAN Pemohon Kasasi
ah

lik

II
240. Pada persidangan pertama perkara ini di hadapan Judex Facti,
m

ub

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II telah mengajukan


permintaan di hadapan Judex Facti agar Pemohon Kasasi I dan
ka

Pemohon Kasasi II diperkenankan membaca/memeriksa


ep

dokumen-dokumen/berkas-berkas Termohon Kasasi yang


ah

dijadikan dasar untuk menghukum Pemohon Kasasi I dan


R

Pemohon Kasasi II. Permintaan yang sama juga diajukan oleh


es

Pertamina dan Mitsubishi. Bahkan Mitsubishi telah mengajukan


M

ng

permintaan tertulis kepada Judex Facti dalam permohonannya


on
gu

Hal. 437 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 437
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang mengajukan permohonan pemeriksaan tambahan untuk

R
memeriksa ahli (Prof. Dr. Erman Rajagukguk, S.H.).

si
241. Judex Facti tidak mengijinkannya, tanpa alasan yang jelas sampai

ne
ng
Judex Facti mengeluarkan putusannya. Penolakan Judex Facti
jelas melanggar hukum acara dan hak asasi manusia, yang tidak
mengijikan Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II memeriksa

do
gu bukti-bukti yang dijadikan dasar untuk menghukum Pemohon
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II. Dalam keadaan bagaimana pun,

In
A
seharusnya pengadilan mengijinkan pihak untuk
membaca/memeriksa dokumen-dokumen/bukti-bukti yang
ah

dijadikan dasar untuk menghukumnya, dan pelanggaran terhadap

lik
hal itu merupakan alasan untuk membatalkan putusan yang
mengabaikan hak-hak tersebut.
am

ub
242. Judex Facti telah memihak kepada Termohon Kasasi dan berat
sebelah yang tidak mengjijnkan Pemohon Kasasi I dan Pemohon
ep
Kasasi II untuk membaca/memeriksa dokumen-dokumen/bukti-
k

bukti Termohon Kasasi yang dijadikan dasar untuk menghukum.


ah

243. Ijin untuk membaca/memeriksa dokumen-dokumen/bukti-bukti


R

si
Termohon Kasasi yang dijadikan dasar oleh Termohon Kasasi dan
Judex Facti untuk menghukum Pemohon Kasasi I dan Pemohon

ne
ng

Kasasi II sangat diperlukan, karena sebagaimana diutarakan di


bawah nanti, ketika pemeriksaan perkara ini diperiksa oleh

do
gu

Termohon Kasasi, Termohon Kasasi tidak mengijinkan Pemohon


Kasasi I dan Pemohon Kasasi II untuk memeriksan dokumen-
dokumen/bukti-bukti yang dijadikan dasar oleh Termohon untuk
In
A

menuduh dan menghukum Pemohon Kasasi I dan Pemohon


Kasasi II, yang penolakannya tanpa alasan yang dapat
ah

lik

dipertanggungjawabkan.
244. Dengan demikian, mengingat Putusan Judex Facti dan Termohon
m

ub

Kasasi dibuat dengan melanggar hukum acara dan hak asasi


manusia, maka putusan tersebut sangat beralasan dinyatakan
ka

batal demi hukum atau dibatalkan.


ep

ALASAN KETIGA: JUDEX FACTI TIDAK MEMPERTIMBANGKAN FAKTA


ah

HUKUM BAHWA Termohon Kasasi TELAH MELAKUKAN


R

PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN (ABUSE OF POWER) DAN


es

MELANGGAR ASAS DUE PROCESS OF LAW, SEHINGGA PUTUSAN


M

ng

on
gu

Hal. 438 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 438
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
YANG DEMIKIAN CACAT HUKUM DAN SUDAH SEPATUTNYA

R
DIBATALKAN

si
245. Salah satu syarat sahnya suatu putusan adalah apabila putusan

ne
ng
dibuat/diambil dengan menghormati asas hukum due process of
law (proses hukum/acara yang layak). Ternyata Judex Facti sama
sekali fakta hukum bahwa Termohon Kasasi telah melanggar asas

do
gu hukum ini yang jelas sangat merugikan Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II dan mengakibatkan Putusan Judex Facti dan

In
A
Termohon Kasasi batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus
dibatalkan. Hal ini telah ditegaskan oleh Yurisprudensi Mahkamah
ah

Agung No. 209K/TUN/2004 tanggal 14 Oktober 2004.

lik
246. Fakta-fakta hukum tentang kesewenang-wenangan Termohon
Kasasi dan pelanggaran prinsip due process of law adalah sebagai
am

ub
berikut:
Fakta Hukum Pertama: Termohon Kasasi telah melakukan
ep
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dengan membuka
k

kembali perkara ini untuk 3 (ketiga) kalinya walaupun telah


ah

dihentikan 2 (dua) kali oleh Termohon Kasasi sebelumnya.


R

si
246.1. Walaupun Termohon Kasasi berwenang melakukan
pemeriksaan, tetapi kewenangan tersebut tidak dapat

ne
ng

dipergunakan secara sewenang-wenang (abusive), dan


hasil/putusan yang dibuat dari kesewenang-wenangan

do
gu

adalah batal demi hukum.


246.2. Sejak tanggal 28 Agustus 2008, Termohon Kasasi
memanggil para pihak untuk menghadiri proses klarifikasi
In
A

dan melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran


Pasal 20 dan Pasal 21 UU No. 5/1999. Terhadap dugaan
ah

lik

ini, pada tanggal 7 Januari 2009, Termohon Kasasi


menghentikan pemeriksaannya, hal mana didapat dari
m

ub

informasi yang diperoleh dari media.


246.3. Kembali secara sewenang-wenang, Termohon Kasasi
ka

membuka lagi pemeriksaannya pada 29 Januari 2009


ep

terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 20, Pasal 21


ah

dan Pasal 22 UU No. 5/1999. Terhadap hal ini pun,


R

Termohon Kasasi pada 9 Juni 2009 telah menghentikan


es

kembali pemeriksaannya.
M

ng

on
gu

Hal. 439 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 439
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
246.4. Kembali lagi secara sewenang-wenang, untuk ketiga

R
kalinya dan atas dasar inisiatifnya sendiri, Termohon

si
Kasasi pada tanggal 24 Juni 2010 memulai lagi

ne
ng
pemeriksaannya dengan tuduhan pelanggaran Pasal 22
dan Pasal 23 UU No. 5/1999.
246.5. Penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang

do
gu melanggar hukum, dan merupakan penyalahgunaan
kekuasaan (abuse of power), dan putusan yang dilahirkan

In
A
dari kesewenang-wenang haruslah dibatalkan.
Fakta Hukum Kedua: Termohon Kasasi telah melanggar hak
ah

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dalam proses

lik
pemeriksaan berkas perkara (inzage)
246.6. Faktanya, Termohon Kasasi telah melanggar due process
am

ub
of law terkait dengan proses inzage (pemeriksaan bukti-
bukti/berkas perkara). Inzage tersebut hanya untuk
ep
memeriksa berkas-berkas yang diajukan oleh Pemohon
k

Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dan Berita Acara


ah

Pemeriksaan yang lain. Tanpa alasan yang dapat


R

si
dipertanggungjawabkan, Pemohon Kasasi I dan Pemohon
Kasasi II tidak diperbolehkan memeriksa berkas-

ne
ng

berkas/bukti-bukti lain yang dijadikan oleh Termohon


sebagai dasar putusannya.

do
gu

246.7. Termohon Kasasi tidak memberikan kesempatan


melakukan inzage terhadap berkas perkara dan alat bukti
pihak terlapor lain adalah sebatas “kebijakan Termohon
In
A

Kasasi” karena dokumen yang bersifat rahasia


(confidential). Termohon Kasasi telah keliru dalam
ah

lik

memahami sifat kerahasiaan dari dokumen dan alat bukti


yang diajukan oleh terlapor lain dalam perkara aquo.
m

ub

Kerahasiaan suatu dokumen adalah dimaksudkan agar


pihak ketiga di luar perkara tidak memiliki akses kepada
ka

dokumen terkait namun bukan untuk terlapor lainnya.


ep

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II sebagai salah


ah

satu pihak terlapor seharusnya berhak untuk memeriksa


R

berkas perkara dan alat bukti (inzage) pada setiap tingkat


es

pemeriksaan tanpa terkecuali.


M

ng

on
gu

Hal. 440 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 440
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
246.8. Perbuatan Termohon Kasasi yang melarang Pemohon

R
Kasasi I dan Pemohon Kasasi II untuk memeriksa berkas

si
perkara dan alat bukti dalam berkas perkara secara

ne
ng
menyeluruh merupakan bentuk pelanggaran berat atas
ketentuan Pasal 53 dan Pasal 65 ayat (2) huruf (e)
Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Tata Cara

do
gu Penanganan Perkara di KPPU (yang disusun oleh
Termohon Kasasi sendiri), yang menentukan bahwa untuk

In
A
kepentingan penyampaian pendapat atau pembelaan dan
dalam setiap tahapan pemeriksaan, terlapor berhak
ah

melakukan pemeriksaan alat-alat bukti dugaan

lik
pelanggaran yang dituduhkan kepadanya.
Fakta Hukum Ketiga: Termohon Kasasi telah memutus atas dasar
am

ub
peraturannya yang berlaku surut (retroaktif)
246.9. Berdasarkan azas hukum yang berlaku secara universal,
ep
suatu peraturan tidak dapat berlaku surut (non-retroaktif).
k

Hal ini juga telah ditegaskan dalam Pasal 28 huruf I ayat


ah

(1) Undang-Undang Dasar 1945. Ketentuan tersebut juga


R

si
telah ditentukan dalam Pasal 4 dan Pasal 18 ayat (2) UU
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia dan

ne
ng

Pasal 1 ayat (1) KUHPidana dengan asas nullum delictum


nulla poena sine praevia lege poenali.

do
gu

246.10. Termohon Kasasi mempergunakan Peraturan KPPU


Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pedoman Pasal 22 UU No.
5/1999 (“Perkom No. 2/2010”) untuk menghukum
In
A

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II. Peraturan ini


baru berlaku sejak tanggal 6 Januari 2010. Sedangkan
ah

lik

proses seleksi calon mitra yang dilakukan oleh Pertamina


dan Pemohon Kasasi I terjadi pada bulan September s/d
m

ub

Desember tahun 2006, sehingga proses seleksi telah


terjadi 4 tahun jauh sebelum berlakunya Perkom No.
ka

2/2010, yaitu tanggal 6 Januari 2010.


ep

246.11. Dengan demikian jelas terbukti bahwa Termohon Kasasi


ah

memutus atas dasar peraturannya yang berlaku surut


R

(retroaktif), sehingga tuduhan pelanggaran Pasal 22 UU


es

No. 5/1999 haruslah batal demi hukum atau setidak-


M

ng

tidaknya dibatalkan.
on
gu

Hal. 441 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 441
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Fakta Hukum Keempat: Termohon Kasasi tidak

R
memberikan waktu yang patut bagi Pemohon Kasasi I dan

si
Pemohon Kasasi II untuk mengajukan pembelaannya

ne
ng
maupun pada saat pemanggilan pemeriksaan
246.12. Termohon Kasasi melanggar prinsip due process of law.
246.13. Termohon Kasasi telah memulai pemeriksaan perkara

do
gu aquo sejak tahun 2008 dan Termohon Kasasi telah
memiliki dokumen-dokumen dan informasi lainnya yang

In
A
disampaikan oleh para Terlapor lainnya dan pihak ketiga
yang dipanggil oleh Termohon Kasasi untuk diperiksa.
ah

Keadaan tersebut tidak dimiliki oleh Pemohon Kasasi I dan

lik
Pemohon Kasasi II, sehingga pemeriksaan menjadi berat
sebelah dan tidak seimbang, yang bertentangan dengan
am

ub
asas hukum audi et alteram partem.
246.14. Pengiriman Surat Pemberitahuan Termohon No.
ep
1283/AK/KMK/XII/2010 tertanggal 16 Desember 2010
k

beserta lampiran-lampirannya (berkas Termohon Kasasi


ah

No. A98) diterima oleh Pemohon Kasasi I dan Pemohon


R

si
Kasasi II pada hari berikutnya yaitu hari Jumat, tanggal 17
Desember 2010 setelah selesainya jam kerja. Berdasarkan

ne
ng

isi surat tersebut, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi


II hanya mempunyai kesempatan selama 3 (tiga) hari kerja

do
gu

untuk mempersiapkan pembelaannya, terhitung setelah


tanggal pemeriksaan berkas perkara (inzage), yang
merupakan waktu sangat tidak pantas mengingat
In
A

banyaknya berkas yang dimiliki oleh Termohon Kasasi


yang seharusnya diperiksa oleh Pemohon Kasasi I dan
ah

lik

Pemohon Kasasi II guna kepentingan pembelaannya.


246.15. Bukti lain tentang pelanggaran due process of law adalah
m

ub

berdasarkan Surat Panggilan Termohon Kasasi No.


130/KPPUTP-PL//KMK/VIII/2010 tertanggal 30 Agustus
ka

2010, Termohon Kasasi memanggil Tim Evaluator


ep

Pemohon Kasasi I untuk didengar keterangannya sebagai


ah

saksi pada tanggal 1 September 2010 (berkas Termohon


R

Kasasi No.A98). Panggilan ini kurang dari 3 (tiga) hari


es

kalender sehingga menjadi sangat tidak patut dan terbukti


M

ng

bahwa Termohon Kasasi sama sekali tidak mengindahkan


on
gu

Hal. 442 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 442
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan gagal menerapkan due process of law dalam proses

R
pemeriksaannya.

si
246.16. Termohon Kasasi telah melanggar due process of law

ne
ng
dengan telah melakukan pemanggilan-pemanggilan
secara tidak patut. Pemohon Kasasi I dan Pemohon
Kasasi II selalu kooperatif dalam setiap tahap

do
gu pemeriksaan. Upaya hukum permohonan Kasasi
merupakan forum yang tepat bagi Pemohon Kasasi I dan

In
A
Pemohon Kasasi II untuk mengajukan keberatan dan
mencari keadilan atas tindakan-tindakan Termohon Kasasi
ah

yang telah gagal menerapkan dan tidak mengindahkan

lik
due process of law dalam proses pemeriksaannya.
246.17. Termohon Kasasi bertindak sebagai penuntut, pemeriksa
am

ub
(seperti penyidik dalam perkara pidana) dan pemutus
(hakim) sekaligus, sehingga Termohon Kasasi memiliki 3
ep
fungsi sekaligus untuk perkara yang ditanganinya, yang
k

membuktikan due process of law tidak ada.


ah

Fakta Hukum Kelima: Anggota-Anggota Termohon Kasasi Absen


R

si
dan Tidak Lengkap
246.18. Disamping itu, Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II

ne
ng

telah hadir dalam pemeriksaan-pemeriksaan untuk


memenuhi panggilan Termohon Kasasi. Akan tetapi dalam

do
gu

setiap pemeriksaan terhadap Pemohon Kasasi I dan


Pemohon Kasasi II, dari 5 (lima) anggota Termohon
Kasasi, paling banyak hanya dihadiri oleh 3 (tiga) anggota
In
A

Termohon Kasasi, dan paling sering hanya 2 (dua) orang


saja, sehingga penjelasan-penjelasan yang disampaikan
ah

lik

oleh Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II jelas tidak


didengarkan oleh para anggota Termohon Kasasi yang
m

ub

absen, halmana jelas dapat mengakibatkan tidak


diperolehnya penjelasan yang utuh dan merugikan
ka

Pemohon Kasasi dan Pemohon Kasasi II (lihat berkas


ep

Termohon Kasasi No. B8, B9, B12, B13, B14, B19, B20,
ah

B28, B29, B30, B33, B35, B40, B42, B43).


R

246.19. Lagi pula adalah tidak pantas apabila para anggota


es

Termohon Kasasi tidak semuanya hadir (paling sering


M

ng

hanya 2 orang dari 5 anggota majelis) untuk


on
gu

Hal. 443 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 443
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendengarkan keterangan dari pihak yang dituduhkan,

R
padahal perkara yang sedang diperiksanya timbul karena

si
inisiatifnya (bukan karena laporan), dan pemeriksaan

ne
ng
sudah dijadwalkan sebelumnya secara sepihak oleh
Termohon Kasasi. Hal ini membuktikan abuse of power.
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut Mahkamah

do
gu Agung berpendapat :
mengenai keberatan-keberatan Pemohon Kasasi I, II dan Pemohon Kasasi III :

In
A
Bahwa keberatan-keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena
Judex Facti telah salah menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai
ah

berikut :

lik
-- Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina dengan PT Medco adalah
mencari partner usaha yang akan menanamkan investasi, dan kretaria yang
am

ub
ditetapkan sebagai mitra terbaik ditentukan dalam TOR, sehingga jelas
dalam hal ini bukanlah tawaran harga Pemborongan Pekerjaan atau
ep
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 22 UU
k

No. 5 Tahun 1999 ;


ah

-- Bahwa sesuai dengan penjelasan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, kegiatan


R

si
tender melibatkan adanya tawaran harga dari peserta tender yang
dituangkan dalam dokumen tender, dan tawaran tersebut dimaksudkan

ne
ng

untuk memborong suatu pekerjaan, atau mengadakan barang atau


menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh panitia tender ;

do
gu

-- Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan proses pemilihan


partner dalam perkara a quo didasarkan pada sebuah proposal kerja sama
usaha in casu Proposals for colaboration with Pertamina and Medco E & P,
In
A

the Donggi-Senoro LNG Project yang di dalamnya memuat nilai investasi,


bukan didasarkan tawaran harga pemborongan pekerjaan atau pengadaan
ah

lik

barang/jasa sebagaimana layaknya tawaran harga dalam dokumen tender ;


-- Bahwa penunjukkan Terlapor IV dalam perkara a quo adalah sebagai
m

ub

partner usaha bersama-sama dengan Terlapor I dan II untuk mendirikan


sebuah perusahaan patungan in casu PT Donggi Senoro PNG bukan
ka

sebagai pemborong atau penyedia barang/jasa bagi Terlapor I dan II


ep

sehingga kegiatan para Terlapor dalam perkara a quo bukanlah kegiatan


ah

tender sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun


R

1999 ;
es

-- Bahwa dalam memilih partner usaha seorang pelaku usaha memiliki


M

ng

kebebasan untuk menentukan metode pemilihan partner yaitu dengan cara


on
gu

Hal. 444 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 444
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggunakan metode tender (auction) atau metode lain seperti negosiasi

R
langsung (direct negotiation) berdasarkan proposal-proposal bisnis yang

si
diterimanya yang dikenal dengan Beauty Contest ;

ne
ng
-- Bahwa apabila sistem tender yang digunakan maka ketentuan Pasal 22 UU
No. 5 Tahun 1999 berlaku terhadap kegiatan tersebut sehingga diskusi atau
negosiasi antara penyelenggara (panitia) dengan peserta tender tidak dapat

do
gu dibenarkan ;
-- Bahwa apabila Beauty Contest yang digunakan maka klarifikasi atau

In
A
negosiasi antara pelaku usaha penyelenggara dengan calon partner
berdasarkan proposal yang diterima oleh penyelenggara dapat dibenarkan
ah

karena hal tersebut diperlukan oleh kedua belah pihak yaitu bagi

lik
penyelenggaraan klarifikasi/negosiasi diperlukan untuk memastikan bahwa
calon partner tersebut adalah pelaku usaha partner yang benar-benar
am

ub
memenuhi kriteria yang diinginkannya, dan sebaliknya bagi calon partner
klarifikasi/negosiasi tersebut diperlukan untuk meyakinkan bahwa dirinya
ep
dapat memenuhi kretaria yang diinginkan oleh penyelenggara ;
k

-- Bahwa terkait dengan pelanggaran Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999,


ah

Termohon Kasasi (KPPU) tidak menguraikan secara jelas dalam


R

si
pertimbangannya mengenai data/informasi milik LNG International PTY Ltd
yang dikategorikan sebagai informasi rahasia yang atas dasar informasi

ne
ng

tersebut Terlapor IV dipilih oleh Terlapor I dan II sebagai partnernya,


sehingga telah benar tidak terbukti bahwa Terlapor II, III dan IV telah

do
gu

melanggar ketentuan Pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999 ;


-- Bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka para Pemohon
Kasasi/para Terlapor tidak melanggar Pasal 22 dan Pasal 23 UU No. 5
In
A

Tahun 1999 ;
-- Bahwa oleh karena Para Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar
ah

lik

pasal 22 dan pasal 23 UU No. 5 Tahun 1999 maka putusan KPPU No.
35/KPPU-2/2010 tanggal 5 Januari 2011 harus dinyatakan tidak sah dan
m

ub

batal demi hukum;


-- Bahwa keberatan Pemohon Kasasi mengenai putusan Provisi, oleh karena
ka

mengenai hal ini Judex Facti telah tidak salah menerapkan hukum, karena
ep

tidak adanya pemeriksan tambahan maka tidak menyebabkan tidak


ah

sempurnanya suatu putusan, karena sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat


R

(1) Perma No. 3 Tahun 2005, pemeriksaan tambahan adalah pilihan bagi
es

Hakim, sehingga apabila pemeriksaan perkara keberatan dilanjutkan tanpa


M

ng

on
gu

Hal. 445 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 445
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya pemeriksaan tambahan, maka hal tersebut menunjukkan bahwa

R
Hakim telah dapat memahami dengan jelas perkara a quo ;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, terdapat

ne
ng
cukup alasan untuk mengabulkan permohonan Kasasi dari para Pemohon
Kasasi PT PERTAMINA (Persero) dan kawan-kawan tersebut dan
membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 34/PDT.G/KPPU/

do
gu 2011/PN.JKT.PST., tanggal 17 November 2011, serta Mahkamah Agung
mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan

In
A
disebutkan di bawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Kasasi dari para Pemohon
ah

Kasasi dikabulkan dan Pemohon Kasasi berada di pihak yang kalah, maka

lik
harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan ;
Memperhatikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, Undang-Undang
am

ub
Nomor 4 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, dan perubahan
ep
kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan
k

perUndang-Undangan lain yang bersangkutan ;


ah

MENGADILI :
R

si
Mengabulkan permohonan Kasasi dari para Pemohon Kasasi : I. PT
PERTAMINA (Pesero), II. MITSUBISHI CORPORATION, III. PT MEDCO

ne
ng

ENERGI INTERNATIONAL,Tbk. dan PT MEDCO E & P TOMORI SULAWESI


tersebut ;

do
gu

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 34/PDT.G/


KPPU/2011/ PN.JKT.PST., tanggal 17 November 2011 dan Putusan KPPU No.
35/KPPU-I/2010, tanggal 5 Januari 2011 ;
In
A

MENGADILI SENDIRI :
Dalam Provisi :
ah

lik

-- Menolak permohonan Provisi dari para Pemohon Kasasi/Terlapor I, II, III


dan IV seluruhnya ;
m

ub

Dalam Pokok Perkara :


-- Mengabulkan permohonan keberatan dari para Pemohon Kasasik/para
ka

Pemohon Keberatan: I. Mitsubishi Corporation, II. PT. Pertamina (Pesero),


ep

III. PT. Medco Energi International,Tbk. dan IV. PT. Medco E&P Tomori
ah

Sulawesi untuk sebagian;


R

-- Menyatakan para Pemohon Kasasi/para Pemohon Keberatan/Terlapor I, II,


es

III dan IV tidak melanggar Pasal 22 dan Pasal 23 Undang-Undang No. 5


M

ng

Tahun 1999;
on
gu

Hal. 446 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 446
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
-- Menyatakan putusan KPPU No. 35/KPPU-I/2010, tanggal 5 Januari 2011

R
tidak sah dan batal demi hukum;

si
-- Menolak permohonan keberatan dari para Pemohon Keberatan yang

ne
ng
selebihnya;
Menghukum Termohon Kasasi/Pelapor untuk membayar biaya perkara
dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat Kasasi ini ditetapkan sebesar

do
gu Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

In
A
Agung pada hari Senin tanggal 30 Juli 2012, oleh Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.,
MA. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
ah

Ketua Majelis, Dr. Hj. Nurul Elmiyah, SH., MH. dan H. Syamsul Ma’arif, SH.,

lik
LL.M., Ph.D. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan
am

ub
dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut serta dibantu oleh Endang Wahyu
Utami, SH.,MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;
ep
k

Hakim-Hakim Anggota Ketua


ah

ttd./ ttd./
R
Dr. Hj. Nurul Elmiyah, SH.,MH. Prof.Dr. Valerine J.L.K., SH.,MA.

si
ttd./
H. Syamsul Ma’arif, SH.,LLM.,Ph.D.

ne
ng

Biaya-biaya : Panitera Pengganti


1. Meterai …..……….… Rp 6.000,00 ttd./
2. Redaksi ……….….… Rp 5.000,00 Endang Wahyu Utami, SH.,MH.

do
gu

3. Administrasi Kasasi Rp489.000,00


J u m l a h ………….. Rp500.000,00
In
A

Untuk Salinan
Mahkamah Agung RI
an. Panitera
ah

lik

Panitera Muda Perdata Khusus


m

ub
ka

Rahmi Mulyati, SH., MH.


ep

NIP. 19591207.1985.12.2.002
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 447 dari 446 hal. Put.No. 305 K/Pdt.Sus/2012


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 447

You might also like