You are on page 1of 43

Nama : Helena Padilah

NIM : 01071190239

LO PBL WEEK 1 HARI RABU

1. regio abdomen sama organ-organnya


Jawaban :
- Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik. Dengan
membuat dua garis horizontal dan dua garis vertical.
- Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan
yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).
- Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan
mid-line abdomen.

● Hypocondriaca dextra meliputi organ : lobus kanan hati, kantung empedu, sebagian
duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar suprarenal
kanan.
● Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian dari
hepar.
● Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, limpa, bagian kaudal pankreas,
fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.
● Lumbalis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan, sebagian
duodenum dan jejenum.
● Umbilical meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum, jejenum
dan ileum.
● Lumbalis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri, sebagian
jejenum dan ileum.
● Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter
kanan.
● Pubica/Hipogastric meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada
kehamilan).
● Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.
2. anatomy dari mulut sampe anus
Jawaban :

Gambar 1 Sistem Pencernaan

Mulut
Mulut merupakan rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan dan dilapisi oleh selaput lendir.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Gambar 2 Anatomi Mulut
Mulut atau oris terdiri atas dua bagian yaitu :
a. Bagian luar yang sempit atau vestibula dimana terdapat didalamnya gusi, gigi, bibir
dan pipi
b. Bagian rongga mulut dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris,platum dan mandubularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Diluar mulut ditutupi oleh kulit dan didalamnya ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).

Didalam rongga mulut terdapat gigi, kelenjar ludah, dan lidah. Berikut penjelasannya:
a. Gigi, Gigi terdapat 2 macam yaitu
b. Kelenjar Ludah
Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus atau saluran, yaitu
wartoni dan stensoni. Kelenjar ludah terdiri dari 2,
- yaitu kelenjar submaksilaris (kelenjar ludah bawah rahang) yang terdapat di
bawah tulang rahang atas pada bagian tengah
- kelenjar sublingualis (Kelenjar ludah bawah lidah) yang terdapat di bagian
depan dibawah lidah.

Tenggorokan (Faring)
Gambar 3 Tenggorokan (Faring)

Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari;


Bagian superior = bagian yang sangat tinggi dengan hidung,
bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut
bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang


menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

Patologi yang terdapat di Faring


1. Faringitis merupakan respon inflamasi terhadap pathogen yang mengeluarkan toksin.
A. Kerongokan (esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari
bahasa Yunani: oeso – “membawa”, dan phagus – “memakan”)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
- bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
- bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior (terutama
terdiri dari otot halus). Patologi yang terdapat di esofagus
a. Akalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh
kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada
waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esophagus
b. Karsinoma esofagus secara umum merupakan tumor yang sangat agresif dengan
prognosis yang buruk
c. Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada
kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut.

Gambar 4 Lambung

Lambung berawal dari esophagus dan berakhir pada duodenum usus halus.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Kardia di sekitar sfingter esophageal bawah
2. Fundus pada bagian puncak
3. Antrum di bagian bawah

Bagian lambung terdiri dari:


1. Fundus Ventrikuli adalah bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum
kardium dan biasaya berisi gas.
2. Korpus Ventrikuli, adalah suatu lekukan pada bagian bawah kurbatura minor. o
Antrum pylorus adalah bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membentuk sfingter pylorus.
3. Kurvatura minor terdapat di sebelah kanan lambung,terbentang dari osteum
kardiakm sampai ke pylorus.
4. Kurvatura mayor terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang
dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa. o Osteum Kardiak merupakan
tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat
orifisium pilorik.

Cara Kerja Lambung


Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai
gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2. Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein) Di dalam lambung terjadi
pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yaitu: Amylase saliva melanjutkan
pencernaan amilum di bagian fundus Pepsin membantu pemecahan protein

Lipase membantu pemecahan lipid susu (terutama pada bayi dan anak)
1. Amylase saliva melanjutkan pencernaan amilum di bagian fundus
2. Pepsin membantu pemecahan protein
3. Lipase membantu pemecahan lipid susu (terutama pada bayi dan anak)
4. Rennin membantu pencernaan susu pada bayi. Rennin dan kalsium menyebabkan
koagulasi susu, sehingga lebih lama berada di lambung untuk dicerna.

Patologi yang terdapat di Lambung


1. Gastritis Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa
(lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang
mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL)
pada lambung terlalu tinggi.
2. Radang dinding lambung menyerang membran mukus yang melapisi lambung.
Penyebabnya mungkin alergi makanan, alkohol, atau obat-obatan, racun atau
bakteri.
3. Maag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut
disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga mengikis
dinding lambung

Pankreas

Gambar 5 Pankreas

Dari lambung kimus dilanjutkan ke usus halus untuk dicerna lebih lanjut. Sekret yang
membantu pencernaan tidak hanya berasal dari usus halus sendiri, tetapi juga dari
pancreas, hati, dan kandung empedu.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :


1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2. Pulau pankreas, menghasilkan hormone

Cara Kerja Pankreas


Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika
telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Hati

Gambar 6 Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Hati terletak di
bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati
dihubungkan oleh rangkaian duktus. Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu
bergabung menjadi satu pada duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung
dengan duktus kistikus dari kandung empedu, keduanya membentuk duktus empedu.
Duktus empedu menuju duodenum dan bermuara di ampula hepatopankreatikus
bersama-sama dengan duktus pankreatikus.

Hati menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:


1. Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk
mengemulsikan dan menyerap lipid
2. Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti protrombin,
fibrinogen, dan albumin
3. Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel darah yang telah
rusak, juga bakteri
4. Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi struktur yang
tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil pemecahan protein dipecah
lagi menjadi energy, dihasilkan sampah-sampah nitrogen beracun (misalnya
ammonia) yang akan diubah menjadi urea. Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal
dan kelenjar keringat.
5. Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung kebutuhan tubuh,
kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen atau lipid untuk disimpan.
Sebaliknya hati juga dapat mengubah glikogen dan lipid menjadi glukosa kembali jika
dibutuhkan.
6. Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E, dan K. Juga
menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang (misalnya DDT)
7. Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.

Kandungan empedu

Gambar 7 Kandungan Empedu

Kandungan empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.

Bagian-bagian dari kandung empedu adalah:


1. Fundus vesika felea merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah
korpus vesika felea
2. Korpus Vesika Felea merupakan bagian dari kandung yang di dalamnya berisi getah
empedu.
3. Leher Kandung Kemih merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran pertama
masuknya getah empedu ke kandung empedu.
4. Duktus sistikus memiliki panjang sekitar 33/4 cm berjalan dari leher kandung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus ,membentuk saluran empedu ke
duodenum.
5. Duktus Hepatikus merupakan saluran yang keluar dari leher
6. Duktus koledokus merupakan saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:


1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Usus halus

Gambar 7 usus Halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula
dan lemak.

Lapisan usus halus terdiri atas :


- lapisan mukosa ( sebelah dalam )
- lapisan otot melingkar ( M sirkuler )
- lapisan otot memanjang ( M Longitidinal )
- lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz. Usus ini memiliki panjang sekitar 25 cm,berbentuk sepatu kuda
melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas. Pada bagian kanan duodenum
terdapat selpaut lendir yang membukit di sebut papila vateri.. pada papila vateri bermuara
saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pakreas (duktus wirsungi/ duktus
pankreatikus).
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.

Cara Kerja usus duodenum


Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan
usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.
Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Patologi yang terdapat di Usus Halus


1. Malabsorpsi. yaitu gangguan penyerapan zat gizi dari usus halus. Gejala umum
berupa tinja besar padat, pucat, berbau tidak enak, dan mengambang
2. Limfomaadalahkankeryangtumbuhpadabagiantengahusushalus (jejunum) atau
bagian bawah usus halus (ileum).

4. Usus Besar (Kolon)

Gambar 8 Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :


- Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum
yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Umbai Cacing (Appendix)


Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Dalam
anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di
pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Apendiks berfungsi dalam sistem limfatik.
- Kolon asendens (kanan) Panjangnya sekitar 13 cm terletak di bawah abdomen
sebelah kanan, membujur keatas dari dari ileum ke bawah hati.
- Kolon transversum

Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon desendens berada dibawah abdomen,


sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
- Kolon desendens (kiri) Panjangnya sekitar 25 cm ,terletak di bawah abdomen bagian
kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri
bersambung dengan kolon sigmoid
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Kolon sigmoid merupakan lanjutan
kolon desendens, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya
menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum

Patologi yang terdapat di Usus Besar


1. Kolitis Ulseratif merupakan penyakit radang kolon nonspesifik yang umumnya
berlangsung lama disertai remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti.

5. Rektum dan anus

Gambar 9 Rektum
Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda buang air besar.

Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter.
a. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menuruti kehendak.
b. Sfingter levator ani , bekerja juga tidak menuruti kehendak
c. Sfingter ani eksternus ( sebelah bawah), bekerja menuruti kehendak.

Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagiannya lagi dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar) , yang merupakan fungsi utama anus.

3. fisiologi makanan dr mulut sampe anus


Jawaban :
- Pencernaan dimulai di rongga mulut dengan pencernaan mekanis dan kimiawi:
a. Pencernaan mekanisme makanan digiling menjadi potongan-potongan kecil dengan
gigi (pengunyahan).
b. Pencernaan kimiawi à amilase saliva dan lipase lingual mencerna makanan menjadi
bolus.

- Makanan masuk ke kerongkongan dan bolus akan masuk ke perut untuk menjalani
pencernaan mekanis dan kimiawi:
a. Mekanikal pencernaan à kontraksi peristaltik otot polos dari fundus menuju
contractor pylorus (propulsi).
b. Bolus berada di dekat pilorus à antrum menggiling bahan dengan kontraksi peristaltik
yang kuat yang memaksa bolus melawan pilorus yang menyempit.
c. Antrum mengaduk dan memperkecil ukuran makanan, hanya partikel dengan
diameter <2mm yang dapat melewati pilorus kontraktor ke dalam duodenum.
d. Makanan yang bergerak kembali ke tubuh perut untuk pencernaan kembali à
retropulsi.
e. Semua chyme yang tidak didorong selama pencernaan aktif à akhirnya tersapu ke
duodenum melalui pilorus yang rileks oleh serangkaian kontraksi peristaltik yang kuat
yang terjadi selama fase antar-pencernaan yang disebut migrasi kompleks motorik.
f. Pencernaan kimiawi à dua jenis kelenjar membantu pencernaan kimiawi: kelenjar
oksit dan kelenjar pilorus.

Kelenjar oksigen: terletak di tubuh lambung dan mengandung sel parietal dan kepala.
1. Sel parietal mengeluarkan asam klorida:
a. Menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme patogen yang
masuk melalui mulut.
b. Untuk mengubah sifat protein dan membuatnya lebih mudah diakses untuk
degradasi enzimatik oleh pepsin.
c. Untuk mengaktifkan pepsinogen zimogen ke bentuk aktifnya.
d. Sel parietal juga mengeluarkan faktor intrinsik yang diperlukan untuk penyerapan
vitamin b12 di ileum terminal.

Sel-sel utama mengeluarkan zymogen pepsinogen à digunakan untuk mengaktifkan pepsin


yang akan bekerja pada ikatan peptida internal protein.
Kelenjar pilorus ditemukan di antrum lambung dan mengandung sel mukosa (mengeluarkan
lendir yang kaya bikarbonat ke permukaan mukosa lambung untuk melindunginya dari asam
lambung) dan sel G 9 untuk mensekresi gastrin; hormon yang bertindak untuk merangsang
sekresi asam klorida oleh sel parietal).

- Mayoritas pencernaan kimiawi terjadi di usus kecil:


a. Chyme yang tercerna akan melewati pilorus ke dalam duodenum dimana akan
bercampur dengan sekresi dari pankreas dan duodenum.
b. Penguraian mekanis akan tetap terjadi meskipun tidak untuk sebagian besar.
c. Dalam duodenum, kaskade aktivasi akan dimulai dengan enterokinase, untuk
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin yang akan mengaktifkan peptidase
pankreas lainnya. Duodenum juga mengeluarkan beberapa enzim pencernaan
seperti disakarida dan dipeptidase, sehingga makronutrien diubah menjadi bentuk
yang dapat diserap ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh tubuh.

4. histology dari mulut sampe anus


Jawaban :

● Mulut
● Bibir :
● Dilapisi epitel berlapis gepeng
● Terdapat folikel rambut dan kelenjar sebasea -> bibir luar
● Bagian vermilion merupakan bagian merah dari bibir, dilapisi oleh epitel berlapis pipih
dengan keratin tetapi tidak memiliki kelenjar sebasea dan folikel rambut.
● Sedangkan bagian dalam bibir mempunyai struktur sama dengan mukosa rongga mulut
dan memiliki kelenjar ludah minor. Otot bibir disusun oleh otot skelet m. Orbicularis oris.
● Gigi​ : email (ungu tua), dentin (merah muda), ameloblas (disebelah email),
odontoblas (disebelah dentin)

● Lidah
● Papila sirkumvalata

● Papila foliata

● Papila viliformis
● Esophagus

Terdapat 4 lapisan esofagus yaitu:


1. Mukosa​ ​Terbentuk dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk di sebelah dalam;
selapis tipis jaringan ikat dibawahnya, lamina propia; dan selapis serat otot polos
memanjang, yaitu muskularis mukosa.
2. Submukosa Adalah lapisan luas jaringan ikat tidak teratur agak padat yang sering
mengandung jaringan adiposa, pembuluh darah dan kelenjar lendir.
3. Muskularis Eksterna Terdiri dari dua lapisan otot yang berbatas tegas, lapisan otot
sirkular di seblah dalam dan lapisan otot longitudinal di sebelah luar. Serta terdapat
lapisan tipis jaringan ikat yang terletak di antara lapisan otot sirkular dan longitudinal
4. Adventitia / Serosa Terdiri atas lapisan jaringan ikat longgar yang menyatu dengan
adventitia trakea dan struktur sekitarnya. Jaringan adiposa, pembuluh darah besar, arteri
dan vena, serta serabut saraf banyak ditemukan di jaringan ikat adventitia

● Gaster
● Perubahan dari epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk menjadi epitel selapis
silindris
● Fundus :
● Terdapat sel besar dan sidofilik pada kelenjar gaster -> sel parietal
● Pada lumen tampak foveola gastrika yang mencapai ¼ ketebalan tunika mukosa
● Pilorus :
● Foveola gastrika ½ ketebalan tunika mukosa
● Duodenum
● Lumen tidak rata.
● Ada vili intestinalis (terdiri dari tunika mukosa saja).
● Di lapisan submukosa tampak kelenjar Brunner.

● Jejunum
● Terdapat Plika Kerkringi (terdiri dari tunika mukosa dan submukosa).
● Pada dasar kriptus Lieberkuhn tampak sel Paneth (sel penuh granul asidofil).

Ileum

Appendiks
Colon

Rectum-anus
● Epitel permukaan berubah secara perlahan dari epitel selapis silindris (rektum)
menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk (anus).
● Terdapat otot m.sfingter ani interna (otot polos) dan m.sfingter ani eksterna (otot
rangka).

5. produksi asam lambung dan proteksi lambung terhadap asam (mekanisme)


Jawaban :

6. apa aja yg bisa naikin dan nurunin asam


Jawaban :

7. promag isinya apa, mekanismenya apa (termasuk antasid) , kapan harus pake
Jawaban :
- Kandungan yang ada dalam promagh :
PROMAG merupakan obat dengan kandungan ​Hydrotalcite 200 mg, Mg(OH)2 150
mg, simethicone 50 mg​ ​dalam bentuk tablet. Obat ini digunakan untuk mengurangi
gejala-gejala yang berhubungan dengan: kelebihan asam lambung, gastritis, tukak
lambung, tukak usus 12 jari. Gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati,
kembung dan perasaan penuh pada lambung.

- Mekanisme atau cara kerja promagh (antasida​) ​dan aturan pakai​ :


Promag tablet​ : ​digunakan untuk mengatasi gejala sakit maag yang disebabkan
oleh produksi asam lambung berlebih. Dengan kandungan ​hydrotalcite​ di dalamnya,
Promag tablet mampu menetralkan asam lambung dengan cepat dan mengatasi
sakit perut. Sedangkan kandungan ​simethicone​ berfungsi untuk mengurangi gas di
dalam lambung sehingga dapat meredakan perut kembung.
Selain itu, obat ini juga melindungi lambung lebih lama sehingga bisa terbebas dari
gejala sakit maag yang mengganggu.
Promag tablet akan bekerja lebih efektif jika digunakan sesuai dengan dosis dan
aturan pakai yang telah ditentukan.

- Aturan pakai :
a. Obat tablet ini sebaiknya segera diminum saat gejala timbul dan terus lanjutkan
minum ketika 1-2 jam sebelum makan.
b. Obat tablet ini sebaiknya dikunyah terlebih dahulu tablet sebelum ditelan. Setelah itu,
minum satu gelas air, kurang lebih 250 ml.
c. Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi bersama dengan makanan.
d. Obat ini juga boleh diminum setelah makan atau sebelum tidur, disesuaikan dengan
kebutuhan.
e. Simpan obat ini di tempat yang kering, sejuk, serta jauhkan dari tempat lembap dan
sinar cahaya langsung.

Promagh cair​ ​Dalam bentuk cair, kandungan bahan aktif seperti ​hydrotalcite,
magnesium hidroxide, dan simetichone di dalamnya dapat langsung
menetralisir asam lambung sehingga segera mengatasi perut yang terasa
perih, nyeri ulu hati, mual, dan perut kembung.​Promag cair juga mampu
memperlambat pengosongan lambung, sehingga mampu melindungi lambung lebih
lama. Obat cair ini akan bekerja cepat dan efektif jika digunakan dalam dosis yang
pas sesuai anjuran.

- Aturan pakai :
a. Jangan membekukan obat ini di dalam freezer.
b. Simpan obat ini di tempat yang kering dan jauhkan dari tempat yang panas, lembap.
c. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari atau cahaya langsung.
d. Jangan menyimpan obat ini di dalam kamar mandi.
e. Obat ini sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum atau setelah makan, dan sebelum
tidur.
f. Kocok terlebih dulu obat ini sebelum dikonsumsi.
g. Obat ini akan bekerja lebih efektif jika tidak dicampur dengan cairan lain.

Promagh double action​ ​Obat ini memiliki kegunaan yang agak sedikit berbeda
dengan jenis sediaan obat lainnya, karena selain menetralkan produksi asam
lambung dan meredakan perut kembung dan terasa perih, sendawa, serta mual,
Promag Double Action ada kandungan ganda antasida di dalamnya, ​yaitu calcium
carbonate dan magnesium hydroxide.Gabungan kedua antasida ini membuat
Promag double action mampu bekerja lebih cepat dalam menetralkan produksi
asam lambung. ​Selain itu, kandungan acid blockers di dalamnya yaitu famotidine
dapat bekerja lebih lama dalam mengurangi produksi asam lambung.

- Aturan pakai
a. Obat ini sebaiknya diminum setidaknya satu jam sebelum makan makanan
yang sekiranya dapat merangsang produksi asam lambung.
b. Obat ini sebaiknya digunakan maksimal sebanyak dua tablet dalam satu hari (24
jam)
c. Jangan mengonsumsi obat ini bersamaan dengan makanan
d. Obat ini sebaiknya dikonsumsi dengan cara dikunyah terlebih dahulu sebelum
ditelan.
e. Setelah menelan obat, minum segelas air atau sebanyak 250 mililiter.
f. Simpan obat ini pada suhu ruangan. Jauhkan obat ini dari tempat yang lembap serta
paparan cahaya secara langsung
g. Jangan menyimpan obat ini di dalam kamar mandi dan jangan dibekukan di dalam
freezer.

8. UBT (nama alat, cara, interpretasi, dll) kenapa sekarang pake itu bukan CLO
Jawaban :
UBT :
rapid diagnostic untuk identify H.Pylori
- H. Pylori : produksi ureaseyang akan mecah urea jadi ammonia dan co2 , pada UBT
pasien di minta nelan tablet yang isinya urea (14c-13c) terus tunggu sesuai waktunya
ters hembuskan ke kanntong itu, ntr bakar di ukur kadar caroban dioksida nya.
- Sblm melakukan test ini ga bole makan obat obat tertentu dalam waktu tertentu
untuk mencegah hasil false negative
- + jika ada terdekteksi isotope
- CLO x UBT : mungkin UBT lebih simple kl CLO kan biopsy dl

9. Apa aja yg dinilai, diliat se gastroscopy (cari gambar)


Jawaban :
tanda peringatan atau indikasi melakukan gastrocopy
- pasien berusia lebih dari 45 tahun dengan dispesia awitan baru atau pasien berusia
kurang dari 55 tahun tetapi ada salah satu atau lebih tanda bahaya.
a. anemia
b. perdarahan (muntah darah atau tinja berwarna hitam)
c. muntah terus menerus
d. penurunan berat badan lebih dari 10% tanpa alasan yang lebih jelas
e. dispagia yang memberat
f. odinofagia
g. riwayat keluarga dengan keganasan lambung
h. riwayat keganasan esofagus
i. riwayat ulkus peptikum
j. ada massa di intra abdomen
k. umpadenofati
Gastrocopy -> prosedur memasukan tabung tipis dan fleksible (endoskopi)
untuk melihat kedalam esofagus, gaster, dan bagian awal duodenum atau disebut juga
endoscopy gastrointestinal bagian atas. selain digunakan untuk melihat kondisi yang
dicurigai bisa juga untuk mengambil sempel biopsi dan untuk mengobati.
contoh : menghilangkan polip atau benda asing

Gambar Gastrocopy
Definisi
Gastroskopi / Endoskopi .
Gastroskopi = pemeriksaan upper GI tract (esofagus , gaster , duodenum)

Prinsip kerja
Menggunakan tabung Panjang , tipis , fleksibel yang berisi kamera dan lampu untuk melihat
lapisan organ-organ ini

Peraturan
- Penggunaan obat NSAID aspirin antibiotic sebelum gastroskopi , harus di
konsultasikan dengan dokter

Prosedur
- Pasien diminta berbaring miring
- Pasien diberi obat penenang dan obat Pereda nyeri
- Bagian belakang tenggorokn di semprot anastesi local agar mari rasa dan pasien
tidak muntah
- Agar endoskop tidak digigit pasien , maka aka nada pelindung mulut kecil yang
dipasang diantara gigi
- Endoskopi akan dimasukan kedalam mulut , ada juga alat khusus dimasukan melalui
teropong untuk mengambil sampel jaringan (biopsy)

Setelah gastroskopi
- Pasien akan merasa sedikit sakit dan kembung
- Ada sedikit kemungkinan pendarahan
- Robeknya lapisan lambung , esofagus , duodenum (jarang)

10. helicobacter pylori (all about)


Jawaban :
Gangguan tukak Peptik
Penghambat pompa proton lebih cepat menyemnbuhkan tukak duodenum dari
penghambat H2 dan dalam tingkat yang lebih rendah dari tukak lambung. semua
penghambat pompa proton menyembuhkan lebih dari 90% tukak duodenum dalam 4
minggu dan tukak lambung dalam 6 - 8 minggu.
tukak berhubungan dengan infeksi Helicobacter pylori. tujuan pengobatan adalah
menyembuhkan tukak dan mengeradikasi helicobacter pylori. regimen paling efektif ialah
gabungan 2 antimikroba dengan penghambatan pompa proton. pompa proton
meningkatkan eradikasi dengan meningkatkan pH lambung sehingga menurunkan kadar
hambat minimal kuman terhadap antimikroba. regimen yang paling baik ialah gabungan
penghambat pompa proton 2 kali sehari dengan klaritomisin 500 mg 2 kali sehari dan
amoksilin 1g dua kali sehari atau metronidazole 500 mg dua kali sehari selama 14 hari.
setelah itu penghambatan pompa proton masih harus diteruskan 1 kali sehari selama 4 -6
minggu untuk menjamin penyembuhan tukak secara lengkap.
11. triple therapy & quadriple therapy asian pacific (kapan, berapa lama, apa, kl gagal
kenapa & gimana?)
Jawaban :
Konferensi Konsensus Asia-Pasifik diadakan untuk meninjau dan mensintesis informasi
terkini tentang manajemen Helicobacter pylori untuk memperbarui pedoman regional yang
diterbitkan sebelumnya. Kelompok tersebut menyadari bahwa selain indikasi yang sudah
lama diketahui, seperti penyakit tukak lambung, limfoma jenis jaringan limfoid terkait mukosa
awal (MALT) dan riwayat keluarga kanker lambung, pemberantasan H. pylori juga
diindikasikan untuk pasien yang terinfeksi H. pylori. dispepsia fungsional, pada mereka yang
menerima perawatan jangka panjang proton pump inhibitor (PPI) untuk penyakit
gastroesophageal reflux, dan dalam kasus anemia defisiensi besi yang tidak dapat
dijelaskan atau purpura trombositopenik idiopatik. Selain itu, strategi 'uji dan obati' populasi
untuk H.Infeksi pylori pada komunitas dengan insiden kanker lambung yang tinggi dianggap
sebagai strategi yang efektif untuk pencegahan kanker lambung. Direkomendasikan bahwa
infeksi H. pylori harus diuji dan diberantas sebelum aspirin jangka panjang atau terapi obat
antiinflamasi non steroid pada pasien yang berisiko tinggi untuk ulkus dan komplikasi terkait
ulkus. Di Asia, terapi lini pertama yang saat ini direkomendasikan untuk infeksi H. pylori
adalah terapi tiga lapis berbasis PPI dengan amoksisilin / metronidazol dan klaritromisin
selama 7 hari, sedangkan terapi empat kali lipat berbasis bismut merupakan alternatif yang
efektif. Tampaknya ada peningkatan tingkat resistensi terhadap klaritromisin dan
metronidazol di beberapa bagian Asia, yang mengarah pada penurunan efektivitas terapi
rangkap tiga berbasis PPI. Tidak ada cukup data untuk merekomendasikan terapi
sekuensial sebagai terapi lini pertama alternatif di Asia.

Terapi penyelamatan yang dapat digunakan meliputi:


A. terapi tiga standar standar yang belum pernah digunakan sebelumnya
B. terapi quadruple berbasis bismuth
C. terapi rangkap tiga berbasis levofloxacin; dan
D. terapi rangkap tiga berbasis rifabutin. Polimorfisme genetik CYP2C19 dan merokok
dapat mempengaruhi tingkat pemberantasan H. pylori di masa depan.

12. obat obat untuk lambung (antasid, h2 antagonist, proton pump inhibitor)
Jawaban :
- Antasida
Mekanisme kerja obat
mengurangi keasaman cairan lambung yaitu
1. secara langsung menetralkan cairan lambung
2. berlaku sebagai hiydrochloric acid lambung yang pada keadaan normal Ph
1-2
3. dengan kombinasi kedua vara diatas

Contoh obatnya
Antasida DOEN 1 terdiri dari kombinasi almunium hidroksida 200 mg/5 ml dan magnesium
hidroksida 200 mg/5 ml yaitu suspense gol. obat ini dalam pengonsumsian harus dikunyah
dulu.

Cara Konsumsi
Antasida dapat diminum saat menjelang tidur, pagi hari dan diantara waktu makan.

- Proton Pump Inhibitor (PPI)


Mekanisme kerja obat
memblokir kerja enmzim K + H + ATP ase (pompa proton) yang akan memecah K + H +
ATP menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam Hcl dari kenaikan sel
parietal ke dalam lunen lambung.

Contoh Obatnya
a. Omeprazole 2 x 20 mg / 1 x 40 mg
b. Lansoprazole 2 x 40 mg / 1 x 60 mg

Cara Konsumsi
Diminum 30 - 60 menit sebelum makan, sebaiknya pagi hari.

- H2 Antagonist
Golongan obat-obatan yang digunakan untuk menangani kelebihan asam di lambung.
Kelompok obat ini digunakan untuk meredakan penyakit refluks asam lambung. Penyakit
refluks asam lambung atau disebut gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan
kondisi dengan gejala-gejala utama berupa nyeri pada ulu hati, sensasi panas atau terbakar
di sekitar dada yang biasanya terjadi setelah makan dan bisa makin buruk pada malam hari.

Selain itu, antagonis H2 juga digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit berikut ini:
A. Sakit maag
B. Tukak lambung
C. Ulkus duodenum
D. Sindom Zollinger-Ellison.

Obat-obatan antagonis H2 bekerja dengan menghambat senyawa yang disebut histamin 2.


Histamin 2 berperan dalam merangsang dan melepaskan zat asam pada lambung. Dengan
dihambatnya histamine 2, kadar asam di dalam lambung bisa diturunkan.

Contoh obat antagonis H2 adalah:


A. Cimetidine
B. Famotidine
C. Ranitidine.

Peringatan:
Meski tergolong aman bagi wanita hamil, menyusui, atau yang sedang merencanakan
kehamilan, sebaiknya mengonsumsi obat-obat antagonis H2 hanya berdasarkan anjuran
atau resep dari dokter.
Diskusikan bersama dokter mengenai dosis antagonis H2 untuk anak-anak dan lansia.
Harap berhati-hati sebelum menggunakan obat-obatan antagonis H2 jika mengalami
kondisi-kondisi, seperti penyakit paru-paru, penyakit ginjal, penyakit liver, riwayat menderita
tukak lambung, diabetes melitus, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh.
Informasikan kepada dokter jika ingin menjalani prosedur pemeriksaan kadar asam lambung
atau tes alergi kulit. Kedua hasil tes tersebut dapat terpengaruh akibat penggunaan obat
antagonis H2.
Jika ingin menggunakan obat ini, hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk herba atau
suplemen yang dapat menimbulkan interaksi tidak diinginkan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi obat-obatan antagonis H2,
segera temui dokter.

Efek Samping Antagonis H2


Antagonis H2 jarang menimbulkan efek samping. Namun, tidak tertutup kemungkinan obat
ini dapat menimbulkan efek samping, tergantung dari kondisi kesehatan secara keseluruhan
dan respons pasien terhadap obat tersebut.

- H2 Blocker
Mekanisme kerja obat
secara komprektif memblokir pelekatan histamine pada reseptor sehingga sel parietelnya
tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.

Contoh obatnya
a. Simetidin 2 x 400 mg/ 800 mg malam hari “dosis meitance 400 mg”
b. ranitidine 300 mg malam hari “dosis meitance 150 mg”
c. mizatidin 1 x 300 mg malam hari “dosis meitence 150 mg”
d. famotidine 1 x 40 mg malam hari “dosis meintene 75mg”

Cara Konsumsi
obat antagonis reseptor H2 pada malam hari di karenakan lambung kosong dan
peningkatan Ph akan mempercepat penyembuhan.

LO Hari Jumat Week 1

1. CLO (kontra&indikasi)
Jawaban :
CLO adalah Tes urease cepat (RUT) adalah tes diagnostik yang populer karena merupakan
tes cepat, murah dan sederhana yang mendeteksi adanya urease di dalam atau pada
mukosa lambung. Tes Ini memiliki keunggulan dibandingkan serologi karena hanya
mendeteksi adanya infeksi aktif. Tes ini membutuhkan sampel mukosa lambung atau lendir
yang ditambahkan ke tabung, gel, atau perangkat lain yang membuat sampel tersebut
bersentuhan dengan urea dan metode untuk mendeteksi produk hidrolisis urea, amonia atau
karbon dioksida.

- Indikasi
Tes CLO biasanya dilakukan jika Anda mengalami gejala yang dapat mengindikasikan
adanya sakit maag, seperti nyeri, mual, kembung, sendawa, atau gangguan pencernaan.

- Specimen Requirements
Tissue biopsy during endoscopy, biopsi setidaknya 2 cm dari pilorus di sepanjang kurva
antrum yang lebih kecil atau lebih besar.
Specimen yang tidak diterima​:
1. Biopsi yang terlalu besar untuk dimasukkan sepenuhnya ke dalam slide pengujian
CLO.
2. Sampel dari metaplasia usus (H. pylori tidak menjajah mukosa usus).
3. Sampel terkontaminasi formalin.
4. Slide uji yang didinginkan atau dibekukan.
- Interpretasi
A CLO is reported as negative if there is no change in colour until the end of the 24 hour
period.
Hasil negatif palsu dapat terjadi karena:
a. Pemberian antibiotik, bismut, penghambat pompa proton atau sukralfat baru-baru ini.
b. Jumlah H. pylori dalam sampel jaringan rendah.
c. H. pylori tidak ditangkap di areal biopsi (penyebaran tidak merata).

Hasil positif palsu jarang terjadi, tetapi mungkin karena:


a. Kegagalan untuk sepenuhnya memasukkan biopsi ke dalam gel yang
memungkinkan organisme yang mengkontaminasi tumbuh di jaringan.

b. Pasien yang menderita achlorhydria akibat pertumbuhan bakteri yang berlebihan


(dapat terjadi pada pasien dengan riwayat anema pernisiosa, operasi lambung, atau
penggunaan inhibitor pompa proton baru-baru ini).

2. Urea Breath Test (UBT) kontra dan indikasi


Jawaban:

Indikasi
Tes nafas urea berguna untuk diagnosis awal dan pemberantasan infeksi. Kebanyakan
pasien dengan H. pylori tidak menunjukkan gejala. Dengan tidak adanya gejala alarm untuk
keganasan lambung, UBT dapat digunakan untuk mendiagnosis H. pylori. Tes non-invasif,
baik UBT atau SAT, lebih disukai untuk pasien yang tidak memerlukan evaluasi endoskopi
tetapi memiliki penyakit yang sangat terkait dengan H. pylori seperti pasien dengan riwayat
penyakit tukak lambung (PUD), baik dengan riwayat penyakit PUD aktif atau riwayat
kesehatan PUD sebelumnya tanpa pemberantasan yang terdokumentasi. Untuk pasien
kurang dari 60 tahun dengan dispepsia, tes H. pylori non-invasif dapat ditawarkan jika tidak
ada gejala yang mengkhawatirkan (perdarahan GI, anemia, penurunan berat badan yang
signifikan, kehilangan nafsu makan, disfagia, emesis signifikan, riwayat keluarga keganasan
GI , dan riwayat kanker GI) dan jika hasil tes positif, pengobatan H. pylori dapat ditawarkan.
Untuk pasien di atas 60 tahun dengan dispepsia, EGD direkomendasikan untuk
mengevaluasi kedua H. pylori dan yang lebih penting, untuk mengevaluasi juga penyebab
lain seperti keganasan. Demikian pula, EGD juga dapat dipertimbangkan untuk pasien yang
lebih muda kurang dari 60 tahun yang memiliki risiko keganasan lebih tinggi seperti riwayat
keluarga kanker lambung atau tinggal di tempat dengan prevalensi kanker lambung yang
tinggi. Selain itu, infeksi H. pylori juga dikaitkan dengan kondisi lain seperti anemia
defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan (setelah evaluasi negatif menyeluruh), dan
trombositopenia imun pada orang dewasa dan pengujian H. pylori dapat menjadi
pertimbangan. Sebelum memulai atau melanjutkan NSAID atau aspirin jangka panjang,
dokter perlu menyingkirkan H. pylori karena peningkatan kemungkinan perkembangan PUD
dan komplikasinya. Untuk pengujian pemberantasan, UBT harus ditawarkan setelah 4
hingga 8 minggu penyelesaian perawatan pemberantasan. Di sini PPI harus dihentikan
setidaknya dua minggu sebelum pengujian untuk menghindari hasil negatif palsu.

Keuntungan UBT:
1. Noninvasif, lebih aman, dan hemat biaya jika dibandingkan dengan evaluasi
endoskopi. Pada pasien dengan distribusi H. pylori yang tidak merata , evaluasi EGD
bisa negatif. UBT memiliki kecenderungan lebih kecil untuk kesalahan pengambilan
sampel dan lebih sensitif daripada EGD dalam keadaan ini.

2. UBT nyaman dan disukai oleh banyak pasien jika dibandingkan dengan pengambilan
feses untuk SAT.

3. UBT lebih akurat daripada SAT dan tes serologi.

4. UBT bermanfaat untuk diagnosis awal (strategi tes dan pengobatan) dan juga untuk
memastikan pemberantasan infeksi.

5. 13C-UBT dapat dengan mudah diulang dan juga dapat diberikan dengan aman pada
anak-anak (di atas usia tiga tahun), dan pada wanita hamil.

6. 13C-UBT berguna dalam evaluasi epidemiologi H. pylori baik pada anak-anak


maupun orang dewasa. [9] Para peneliti juga menggunakan tes serologis dalam studi
epidemiologi H. pylori dan tetapi tidak seperti UBT, tes serologis tidak dapat
membedakan infeksi masa lalu dan sekarang.

Batasan UBT:

1. Helicobacter heilmannii, bakteri urease lain yang mengandung juga dapat


menyebabkan pengujian positif palsu.

2. Hasil tes positif palsu di achlorhydria dan juga kontaminasi oral dari bakteri dengan
aktivitas urease.

3. Sejarah terbaru dari perdarahan GI bagian atas dapat mempengaruhi keakuratan


UBT.

4. 13C-UBT kurang akurat pada populasi pediatrik dengan sensitivitas dan spesifisitas
dalam kisaran 75 hingga 100%.

5. Sensitivitas rendah pada pasien dengan riwayat operasi lambung. EGD dengan uji
urease cepat dan histologi lebih disukai dalam konteks ini.

3. H2 antagonist
Jawaban :
Antagonis reseptor h2

Antagonis reseptor H2 histamin Obat-obat golongan ini memblok kerja histamin pada sel
parietal dan mengurangi sekresi asam, sekaligus mengurangi nyeri akibat ulkus peptikum
dan meningkatkan kecepatan penyembuhan tukak. Contoh obat-obatnya seperti simetidin
dan ranitidin (Neal, 2007).
Semua antagonis reseptor-H2 mengatasi tukak lambung dan duodenum dengan cara
mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat penghambatan reseptor histamin-H2.
Obat ini dapat juga digunakan untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus (GERD).
Meskipun antagonis reseptor-H2 dosis tinggi dapat digunakan untuk mengatasi sindroma
Zollinger-Ellison, namun penggunaan penghambat pompa proton lebih dipilih.

Terapi pemeliharaan dengan dosis rendah pada pasien yang mengalami infeksi H. pylori,
termasuk untuk anak telah digantikan oleh regimen eradikasi (lihat 1.3). Terapi
pemeliharaan kadang digunakan pada pasien yang sering mengalami kekambuhan yang
berat dan untuk pasien lansia yang menderita komplikasi tukak.

Pada pasien dengan usia yang lebih muda pengobatan dispepsia dengan antagonis
reseptor-H2 dapat diterima, namun perhatian khusus perlu diberikan kepada orang dewasa
yang lebih tua karena adanya kemungkinan kanker lambung.

Terapi antagonis reseptor-H2 dapat membantu proses penyembuhan tukak yang


disebabkan oleh AINS (terutama duodenum) (bagian 1.3).

Penggunaan antagonis reseptor-H2 pada hematemesis dan melena tidak menunjukkan


kemanfaatan, namun penggunaan profilaksis dapat mengurangi frekuensi pendarahan dari
erosi gastroduodenum pada kasus koma hepatik, dan mungkin pada kasus-kasus lain yang
memerlukan perawatan intensif. Penggunaan antagonis reseptor-H2 juga mengurangi risiko
aspirasi asam pada pasien obstetrik pada saat melahirkan (sindroma Mendelson).

Peringatan:
Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal (Lampiran 3), kehamilan (Lampiran 4), dan pasien menyusui (Lampiran 5).
Antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung; perhatian khusus perlu
diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan pada pasien setengah baya
atau yang lebih tua.

Efek samping:
Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran cerna lainnya,
pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang, kerusakan hati), sakit kepala, pusing,
ruam dan rasa letih. Efek samping yang jarang adalah pankreatitis akut, bradikardi, AV
block, rasa bingung, depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua atau orang yang sakit
parah, reaksi hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia, mialgia, anafilaksis), gangguan
darah (termasuk agranulositosis, leukopenia, pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit
(termasuk eritema ultiform, dan nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus
ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi.

Interaksi:
Simetidin menghambat metabolisme obat secara oksidatif di hati dengan cara mengikat
sitokrom P450 di mikrosom. Penggunaannya sebaiknya dihindari pada pasien yang sedang
mendapat terapi warfarin, fenitoin dan teofilin (atau aminofilin), sedangkan interaksi lain
(lihat lampiran 1), mungkin kurang bermakna secara klinis. Famotidin, nizatidin, dan ranitidin
tidak memiliki sifat menghambat metabolisme obat seperti halnya simetidin.
4. PPI (Pump Proton Inhibitor)
Jawaban :
- Inhibitor pompa proton (PPI) adalah penekan sekresi lambung yang palingpotensial.
- Contohnya seperti omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
pantoprazole (Truter, 2009).
- Obat-obat golongan PPI dapat menghambat sekresi asam lambung dengan cara
memblok H + / K + ATPase (Adenosine Triphosphatase) yang terdapat di sel parietal
lambung.
- Obat-obat tersebut dapat digunakan untuk terapi eradikasi H. pylori yang
dikombinasikan dengan 7 antibiotik.
- Selain itu juga dapat digunakan untuk terapi tukak peptik yang disebabkan NSAID
(BNF 58, 2009).
- Penggunaan pantoprazole intravena setelah terapi endoskopi pada perdarahan
tukak peptik dapat menurunkan angka kejadian perdarahan ulang, tindakan operasi,
dan mengurangi lama waktu rawat inap di rumah sakit (Wang et al., 2009).

Pemghambat pomp proton

Penghambat pompa proton, yaitu omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan


rabeprazol menghambat sekresi asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim
adenosin trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton) dari sel parietal lambung.
Penghambat pompa proton efektif untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung dan
duodenum. Selain itu, juga digunakan secara kombinasi dengan antibiotika untuk eradikasi
H. pylori.

Terapi awal jangka pendek dengan penghambat pompa proton merupakan terapi pilihan
pada penyakit refluks gastroesofagal dengan gejala yang berat; pasien dengan esofagitis
erosif, ulseratif atau striktur yang ditegakkan melalui pemeriksaan endoskopi juga biasanya
memerlukan terapi pemeliharaan dengan penghambat pompa proton.

Penghambat pompa proton juga digunakan untuk mencegah dan mengobati tukak yang
menyertai penggunaan AINS. Pada pasien yang perlu melanjutkan pengobatan dengan
AINS setelah tukaknya sembuh, dosis penghambat pompa proton tidak boleh dikurangi
karena dapat memperburuk tukak yang tanpa disertai gejala.

Omeprazol efektif untuk pengobatan sindrom Zollinger-Ellison (termasuk untuk kasus yang
resisten terhadap pengobatan lainnya). Lansoprazol, pantoprazol dan rabeprazol juga
diindikasikan untuk kondisi ini.

Peringatan:
Penghambat pompa proton sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
penyakit hati, kehamilan dan menyusui. Penghambat pompa proton dapat menutupi gejala
kanker lambung ; perhatian khusus perlu diberikan pada orang-orang yang menunjukkan
gejala-gejala yang membahayakan (turunnya berat badan yang signifikan, muntah yang
berulang, disfagia, hematemesis atau melena), pada kasus-kasus seperti ini penyakit kanker
lambungnya sebaiknya dipastikan terlebih dahulu sebelum dimulai pengobatan dengan
penghambat pompa proton.

Efek samping:
Efek samping penghambat pompa proton meliputi gangguan saluran cerna (seperti mual,
muntah, nyeri lambung, kembung, diare dan konstipasi), sakit kepala dan pusing. Efek
samping yang kurang sering terjadi diantaranya adalah mulut kering, insomnia, mengantuk,
malaise, penglihatan kabur, ruam kulit dan pruritus. Efek samping lain yang dilaporkan
jarang atau sangat jarang terjadi adalah gangguan pengecapan, disfungsi hati, udem perifer,
reaksi hipersensitivitas (termasuk urtikaria, angioedema, bronko-spasmus, anafilaksis),
fotosensitivitas, demam, berkeringat, depresi, nefritis interstitial, gangguan darah (seperti
leukopenia, leukositosis, pansitopenia, trombositopenia), artralgia, mialgia dan reaksi pada
kulit (termasuk sindroma Stevens- Johnson, nekrolisis epidermal toksik, bullous eruption).
Penghambat pompa proton, dengan mengurangi keasaman lambung, dapat meningkatkan
risiko infeksi saluran cerna.

Penggunaan pada anak. Hanya omeprazol yang dapat digunakan pada anak untuk
pengobatan GERD dengan gejala yang parah. Lansoprazol tidak dianjurkan digunakan pada
anak.

Panduan untuk penggunaan penghambat pompa proton pada anak untuk indikasi berikut:

Refluks gastroesofagal digunakan hanya pada gejala yang berat (kurangi dosis bila gejala
berkurang) dan pada komplikasi penyakit dengan striktur, tukak, atau pendarahan (dosis
penuh harus dipertahankan).
Tukak akibat AINS pada pasien yang memerlukan terapi AINS lebih lanjut–untuk mengobati
tukak, dapat digunakan penghambat pompa proton dosis rendah.

5. Sulfakrat
Jawaban :

6. Life style modification


Jawaban :

You might also like