You are on page 1of 88
PEMERIKSAAN KLINIS NEUROLOGI I. Kesadaran (Glasgow Coma Scale , E,M,Vx) II. Fungsi Kortikal Luhur ( High Cortical Function) III. Rangsang Selaput Otak ( Menings sign) Tv. Pemeriksaan Saraf Cranial Vv. Sistem Motorik Pergerakan Kekuatan Tonus Refleks Fisiologis Refleks Patologis VI. Sistem Sensorik « Eksteroseptif « Proprioseptrif « Enteroseptif VIL. Sistem Saraf Otonom (SSO) eeeee { Memperbanyak ‘Seizin Penulis (Tim Medical Mini Notes) ‘Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomnor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta: (1yBarang siapa dengan sengaje dan tenpa hak mengumumkan atau memperbanyak sual ‘ciptaan atau member! ain untuk itu, dipidana dengan pidane penjara paling lama 7 (kujuh tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus jutarupiah), (2)Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkon, atau menjual kepade unum suatu ciptaan atau barang hal pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud Golam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lame 5 (lima) tabwun dan/ataxs dencis paling banyak Rp. 50.000,000,- (Hama puluh juta rupiah)- ANATOMI SISTEM SARAF PUSAT “ Tiap Hemispherium Cerebri, terbagi atas : 1. LOBUS FRONTALIS 2. LOBUS PARIETALIS 3. LOBUS OCCIPITALIS 4, LOBUS TEMPORALIS 5. LOBUS CENTRALIS / INSULAE Prosencephalon ‘Encephalon & Mesencephalon* Fthombencephaton _CArebellum {=Metencephaion) — Medulla oblongata” fbulbus) —~~" '=Myelencephaon) Lobus frontalis — Sulcus centralis — Lobus parietalis —— Lobus temporalis -— Sulcus parietooccipitalis ~ Lobus occipitalis Polus occipitalis ~ Gambar : Anatomi otak, dikutip dari kepustakaan 1 - ‘Sulcus centralis / Lobus parietalis ‘Incisura pre-cceipitalis Lobus temporalis * Polus temporalls sulcus lateralis Lobus frontalis dibatasi oleh sulcus centralis sampai frontal pole dan terletak di bagian atas dan anterior sulcus centralis. Lobus ini dibagi menjadi tiga komponen utama yaitu: korteks motorik primer (area 4), korteks premotor (area 6), korteks prefrontal. Keseluruhan lobus frontal memiliki fungsi penting yaitu pengatur motorik, pusat bicara motorik (Broca), pusat emosi, pusat berpikir, pusat perilaku, pusat inisiatif Lobus parietal dibatasi oleh sulcus centralis sampai lobus oksipiral, superior, dan lobus temporal. Fungsi lobus ini sebagai pusat pemrosesan sensori somato-sensorik ayng meliputi nyeri, suhu, taktil, dan penilaian objek dalam orientasi ruang. Lobus temporal dimulai dari polus temporal sampai lokus oksipital. Lobus ini berperan sebagai pusat pendengaran, penertian bahasa (Wernicle), pemahaman suara, dan rama musik, serta pengaturan fungsi memori. Lobus oksipital terletak posterior dari parietooksipital dan peoccipital notch, Perannya adalah sebagai pusat penerima dan penganalisa pengihatan, dan untuk mengenali penglihatan serta warna. Ganglia basalis merupakan massa abu-abu yang berada pada lapisan dalam hemisfer serebri dan termasuk dalam sistem ekstrairamidalis. Ganglia basalis terdiri dari nukleus kaudatus, nukleus lentiformis (putamen dan globus palidus) dan nukleus amigdala. Lesi di daerah ini menimbulkan gerakan repetitif, bradikinesia, dan tremor seperti , sa panes Parkinson. 41a} 4 MRO) dele gerald) Terletak di bagian dorsal dari pons dan medula oblogata. dipisahkan dengan lobus oksipital serebri oleh tentorium dan memenuhi hampir seluruh fossa posterior. Serebellum memiliki fungsi utama koordinasi gerakan volunter terlatih dengan mempengaruhi aktivitas otot, |. mengontrol keseimbangan, dan tonus otot melalui hubungan dengan sistem vestibular dan medula spinalis. pea se dy Mencakup talamus dan hipotalamus. Talamus menerima semua informasi sensorik yang datang (kecuali bau) dan memancarkan informasi ke korteks serebri. Talamus juga merupakan bagian dari sistem pengaktifan retikular (RAS / Reticular Activating System). Hipotalamus membentuk dasar diensefalon, hipotalamus berintergrasi dan mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktifitas susunan saraf otonom, dan status emosi. Hipotalamus juga menentukan kadar beberapa hormon termasuk hormon hipofisis. ey UL ceed Terdiri dari medula oblongata, pons, dan mesensefaion. Batang otak merupakan struktur penting sebagai re/ay station untuk banyak serabut longitudinal (asendens dan desendens). Pada bagian dorsal batang otak terdapat formasio retikularis yang mengatur fungsi kesadaran, sirkulasi darah, pernafasan, dan fungsi vital lainnya. Maen)” Medula spinalis menempati 2/3 bagian atas kanalis spinalis pada dewasa dalam kolumna vertebra. Panjang keseluruhan pada dewasa normainya 42 hingga 45 cm. Pada dewasa, konus medularis (ujung distal medula spinalis) berakhir pada L1 atau L2 dari kolumna vertebra. Ada 31 segmen medulla spinalis (8 Cervicalis + 12 Thoracalis + 5 Lumbalis + 5 Sacralis + 1 Coccygeus) — Segmen Cervicalis ~ level Foramen Magnum s/d V.C, — Segmen Thoracalis — level V.T;- Tio — Segmen Lumbalis — level Tio - Ti2 - Segmen Sacralis + Coccygeus — level L; - La Gambar : Potongan melintang medula spinalis, dikutip dari kepustakaan 4 Posterior funiculus ot tials Fescioulus — Fasciculus Dorsalateral tract, een Os Semilunar tract (comma of Schultz) Thoracic nucleus —— Anterior corticaspinal tract Gambar : Medula spinalis aspek anterior, dikutip dari kepustakaan 1 bp ok a OOO Uae eee © T . . snidoud sue) : : (uese326 - nosey] el a > WSPU]WLXSIP ‘UeqeIa6 ‘IsIsod) © : : : wOTUaLSOd : | snydoug snynopsed x snyeauny snjnoyses x « ie # : syjDeIH snynose4 x 3 | ; : syeperouids smoeq, x : ; 1 (nyns + wadu) syeseqzey * syeudsonyo supe x: ee x: | S)/RI3327 » Gyoqoud) syese7e7 : — ao * Wwualvd snidoig snNDISey x syeurdsorju40> : oun ze : — * +3070 snuoy) syenuen : SuRyJeqaueoulds sn;erL x © — : | * syeusdsoye| smyzesy x : syeujdsojnoney sovaquy sijeuiBsew ‘ snpey * * -oydag sninzjsey x > syeuidsoinqnsea =. (ueyjan + qed) JOH aay souaquy snpeiL x snojweyeuzouids snqzesL x snudoug snjnzisey x | (40}0W) JoWaIUW : ; sjeujdso2|u405 : x snpei, x : € ueeyeysndey ep diynyp “yeses sNIYEAL + ASL Gambar : Tractus piramidalis, dikutip dari kepustakaan 4 Gambar: A) Homonkulus sensorik, B) Homonculus motorik Dikutip dari kepustakaan 4. central canal of spinal cord Gambar: Aliran liquor cerebrospinal, dikutip dari kepustakaan 1 Fisiologi LCS gab LCS pormal 500 mi Zs atau-0,2 - 0,35 mi/menit. “LCS _diproduksi oleh pleksus choroideus yang berlokasi di sistem ventrik :S lalu mengalir ke a ae ral pense melalu ‘ ro ‘Aquaductus oe ke ventrikel IV. i itu melalui 2 buah foramen Luschka di sisi lateral dan 1 buah foramen magendie di sisi medial, LES masuk ke ruang subarachnoid jalu ke sinus duramater kemudian. ee vena eae vilus 4 a noidalis. Aliran LCS melalui Cisterna magna sistem ventrikuli dipermudah oleh Ls faktor-faktor sirkulasi dan postural Am yang menimbulkan tekanan Vill arachnoidalis intrakranial normal sebesar 10 ——s mmHg. Penurunan tekanan akibat pengeluaran LCS walau hanya Superior sagital sinus z beberapa mililiter dapat menimbulkan nyeri kepala hebat. For. LUSCHKA For. MAGENDIE Punksi lumbal merupakan suatu tindakan untuk : memperoleh LCS dan memperoleh gambaran jalannya lintasan LCS dalam foramen vertebralis. Tempat melakukan punksi lumbal yaitu di arah distal dari conus medularis melalui tusukan jarum pada daerah kulit di _ antara prosesus spinosus pada vertebra L3-4, L4-5, atau L2- ° Secara kuantitatif + GLASGOW COMA SCALE Fleksi abnormal 5 Melokalisir nyeri Nyeti supraorbita = respon dgn angkat tangan lewaft 10 Sores seme) _ | Secara kualitatif TINGKAT KESADARAN : a Oo | o Oo o | a Kompos mentis : bereaksi secara adekuat Delirium : pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi, berteriak, aktivitas motorik meningkat. Somnolen : keadaan mengantuk, dapat pulih penuh jika dirangsang. Stupor : penderita merasakan kantuk yang dalam dan masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat namun kesadarannya segera menurun lagi (respon terhadap verbal samar, respon terhadap nyeri namun tidak dapat sadar sempurna) Koma ringan : tidak ada respon terhadap rangsang verbal, hanya terhadap rangsang nyeri berupa gerakan. Namun, Pasien tidak dapat dibangunkan. Reflex pupil, kornea, dsb masih baik Koma dalam : tidak ada gerakan spontan meskipun dengan rangsangan nyeri dan rangsangan verbal. EE Mini Mental Scale Orientasi Nilai 1. | Sekarang (tahun, musim, bulan, tanggal, hari) apa? Maks 2. | Kita berada dimana? (negara, provinsi, kota, rumah sakit, 5 |__| tantai/kamar) 5 Registrasi r eee 3. Sebut 3 buah benda ( apel, meja, koin), tiap 1 detik pasien 3 disuruh mengulang ke tiga b enda t ersebut. Nil ai 1 untuk setiap benda yang bmar. Ul angi sampai p a&ien dapat ‘menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan. Atensi dan kalkulasi 4 | Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau, 5 minta mengeja terbalik kata .WAHYU? ( nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan, misalnya uyahw = 2 nilai ) _ Mengingat kembali— ee 5 | Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 Bahasa imal ; z sei 6 | Pasien disuruh menyebut nama benda yang ditunjukkan 2 (pensil, buku) 7 | Pasien disuruh mengulang kata-kata : “namun, “bila” 1 8 | Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini 3 dengan tangan Anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di 9 | lantai” 1 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah : 10 | “Pejamkan mata Anda” 4. 11 | Pasien disuruh menulis dengan spontan 1 Pasien disuruh menggambar benda di bawah ini TOTAL : 30 24-30: NORMAL 17-23 : Probable gangguan kognitif ___0-16 : Defenite gangguan kognitif _ a Tidak ada paresis, gangguan ‘amosi, ansiolas, agitasi, © Kaku Kuduk (nuchal rigidity) « Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah neck stifiness, kepala pasien yang sedang berbaring » Kepala difleksi & diusahakan dagu mencapai dada. Kaku Kuduk + * didapatkan tahanan Kernig Sign * Fleksikan pada pasien pada persendian panggul sampai membuat sudut 30°. * Tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya ekstensi dapat mencapai sudut 135°. Kernig sign +» terdapat tahanan sebelum tercapai sudut 135°. Lasegue Sign Pasien diminta berbaring lurus Satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan pada persendian panggulnya. Normalnya dapat mencapai sudut 70°. Brudzinski 1 Tangan ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring Tekukkan kepala sejauh mungkin sampai ( brudzinski neck sign . dagu mencapai dada. Tangan yang satunya lagi ditempatkan di dada pasien pasien. Brudzinski 1 += fleksi kedua tungkai. Brudzinski 2 Satu tungkai difleksikan pada persendian panggul, sedangkan tungkai yang satu berada dalan keadaan lurus. Brudzinski 2 + = tungkai yang satunya juga ikut fleksi. Brudzinski 3 Menekan Os. Zygomatikum maka akan terjadi flexi pada kedua lengan Brudzinski 4 Menekan symphisis pubis maka akan terjadi flexi pada kedua tungkai Ada 2 cara yaitu: * Tusukan pada kulit yang menutup otot kuadrisep femoris * Memijat otot kuardrisep femoris Guillain sign + = fleksi tungkai kontralateral di sendi lutut dan coxae secara reflektorik Edelmann test Fleksi tungkai atas (di sendi panggul) sedangkan lutut diluruskan secara pasif Edelmann test + = dorsofleksi dari ibu jari kaki secara reflektorik Bikele test Lengan pasien diluruskan di atas bahu Bikele test + = pasien menahan articulatio cubitinya (siku) tetap fleksi Tanda rangsang meningeal diperiksa untuk melihat apakah terdapat iritasi ada selaput menings. Iritasi meningeal bervariasi dan bergantung pada tingkat keparahan proses kondiri yang berhubungan. Meninges dan vena serebral superfisial chnoid granulation arachnoid grai ania NNGUTNTRTNGLESENGUrOIOnyEatien = is PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS *" Komponen masing-masing Nn. Craniales: o Hanya Sensoris = N. I, N. II, dan N.VIII o Hanya Motoris > N. IIL, IV, VI, Xi dan XW! o Sensoris + Motoris N. V, VII, IX, dan X o Parasimpatis = N. III, VII, IX, dan X NERVUS OLFACTORIUS (NI) (Cara pemeriksaan: 1. Beritahu bahwa daya penciuman pasien hendak diperiksa. 2. Pasien diminta mengidentifikasi apa yg terhidu olehnya bila suatu botol yang berisi zat tertentu didekatkan ke salah satu lubang hidungnya. 3. Lakukan hal yang sama di lubang hidung yang lain. Penilaian: - Normosmia : mampu menghidu dgn tepat - Anosmia : hilangnya daya penghidu - Hiposmia : daya penghidu kurang tajam (misalnya pada usila) - Parosmia : terhidu bau yang tidak sesuai - Kakosmia : mirip parosmia tapi selalu diidentifikasi sebagai bau yang tidak menyenangkan. - Halusinasi olfaktorik : terhidu sesuatu tanpa adanya perangsangan NERVUS OPTICUS (NII) Pemeriksaan terdiri dari : 1,Ketajaman penglihatan (visual acuity / visus) * Penglihatan jauh + normal 5/5 atau 6/6 dan abnormal jika : © Menghitung jari pada jarak 1 meter : VOS-D: 1/60 o Mengenal gerakan tangan: VOS-D: 1/300 o Mengenal cahaya: VOS-D: 1/~ o Tidak mampu mengenal cahaya: VOS-D: 0 2.Lapangan pandang (visual field) = dengan perimeter / kampimeter dan tes konfrontasi Berikut cara tes konfrontasi: * Pasien diberi penjelasan mengenai tes * Pemeriksa yang normal lapangan pandangnya duduk berhadapan dengan pasien dimana kedudukan mata keduanya sama tinggi. | « Fiksasi mata pasien dengan meminta melihat ke mata pemeriksa. Tutup mata yang tidak diperiksa. * Pasien tetap menatap ke depan ketika sesuatu benda yang menyolok didekatkan oleh pemeriksa memasuki kawasan medan penglihatannya dari | berbagai arah telah terlihat olehnya. Gambar: A) Tes konfrontasi, B) Besar arah lapangan pandang normal, dikutip dari kepustakaan 7 , 3.Pemeriksaan fundus : retina dan papil N II 4.Pengenalan warna : stilling ishihara test card | Fungsi: Gerak Bola Mata (III, IV, VI), Konstriksi Pupil, Pengaturan Akomodasi (III) Pemeriksaan terdiri dari: | 1,Pemeriksaan Pupil -Normal : Bentuk bulat, isokor, diameter 2-4 mm ( < 2mm: miosis, > 4mm: midriasis) -Refleks pupil terhadap cahaya : | © Langsung (RCL) : terjadi miosis pada mata yang di senter. o Tidak langsung / refleks cahaya jp konsensual (RCTL) : jatuhkan sinar | pada salah satu mata terjadi miosis pada mata yang tidak disenter. -Refleks pupil akomodatif atau ; konvergensi : o Pasien diminta menatap lurus ke depan, kemudian secara tiba - tiba datangkan suatu benda dengan cepat kearah pangkal hidung o terjadi kontraksi ke dua otot rektus medialis (= konvergensi) dan kontraksi otot siliaris (= konstriksi pupil). 2, Pemeriksaan Gerakan Bola Mata Pemeriksaan ini dapat memberikan info penting adanya lesi mulai dari korteks serebri, mesensefalon sampai di saraf otak. Dibedakan atas : * Gerakan voluntar (diatur oleh korteks serebri) dilaksanakan oleh otot-otot okular kiri dan kanan, Hasil pemeriksaan ; gerakan konyugat dan gerakan diskonyugat (gerakan konvergen). * Gerakan involuntar : nistagmus dan gerakan okulogirik Ptosis terjadi akibat kelumpuhan nervus III yang mengakibatkan kelopak mata atas ; terjatuh, mata tertutup, dan tidak dapat membuka. Hal ini terjadi karena nervus III mempersarafi M. Levator palpebrae. Pada ptosis ringan, kelopak mata masih dapat membuka akibat kompensasi dari M. Frontalis jadi untuk pemeriksaan harus menekan alis mata agar kompensasi M. Frontalis dapat diredam. Diplopia (penglihatan kembar) dapat terjadi apabila terjadi kelumpuhan pada otot pengerak bola mata. SRNR Nero iopyEaitien 8 | TAHUKAH KAMU...? kanan Stimulus berupa cahaya yang E- caroye masuk di mata kanan akan dikirim melalui nervus optikus ( N II) sebagai impuls aferen ke news midbrain (kolikulus superior). “Dari sana nervus optikus akan berganti neuron menuju ke nukleus Edinger-Westphal pada ipsilateral. Serat saraf berlanjut! nnn menjadi N If] untuk kedua mata corpus lalu menuju ke ganglion ciliary dan menjadi nervus ciliary brevis yang akan mempersarafi M. Sphincter pupillae. Pada mata kanan, respon ini akan dianggap sebagai refleks cahaya langsung sedangkan pada mata kiri sebagai refleks cahaya tidak langsung. _ a) Mata kanan pasien diperiksa | terlebih dahulu => RCL kanan (-), RCTL kiri (-) Alasannya: karena N II pada mata kanan yang berfungsi menerima cahaya rusak, maka tidak ada impuls yang masuk dan tidak ada rangsangan yang diteruskan ke chiasma opticum sehingga kedua -_ F -eton. pupil tidak akan miosis. 2 2 ws) A RCL kanan (-}, RTL birt (-) b) Tetapi ketika mata kiri diperiksa > RCL kiri (+) dan RCTL kanan (+). Pupil kiri akan miosis begitu juga dengan pupil kanan. Hal ini karena N II Kiri dan | ‘S*mer&; nave i pase See wee 'N III kanan berfungsi dengan baik. REL kirt (4+), RTL keanaan (+)

You might also like