Professional Documents
Culture Documents
774 Ta+pdf
774 Ta+pdf
Oleh:
ELI GUSTINA
1310024427031
Tugas Akhir
Oleh:
ELI GUSTINA
1310024427031
NPM : 1310024427031
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
RINGKASAN
Berdasarkan pengamatan dan data dari tahun 2015-2017 di CV. Bara Mitra
Kencana telah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cedera berat, kecelakaan
ringan dan meninggal sebanyak 16 kasus. Di CV. Bara Mitra Kencana masih
terdapat tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman untuk itu perlu dilakukan
penilaian dan evaluasi tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
menciptakan kondisi aman, menghindari tindakan tidak aman dan pengawasan
pada setiap kegiatan. Dalam melaksanakan kegiatan penambangan, sering terjadi
kecelakaan. Untuk itu dilakukan analisis frequency rate dan severity rate pada
CV. Bara Mitra Kencana tahun 2015-2017 dan analisis penyebab kecelakaan kerja
di CV. Bara Mitra Kencana tahun 2015-2017. Pengumpulan data dengan
melakukan wawancara terhadap karyawan maupun staf perusahaan dan diolah
menggunakan metode statistik kecelakaan dan grafik. Statistik kecelakaan
tambang berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
555.K/26/M.PE/1995 nilai frequency rate (FR) pada tahun 2015-2017 adalah
7,73; 5,51 dan 4,41 dan sedangkan nilai severity rate (SR) pada tahun 2015-2017
adalah 18,77; 9,93 dan 13.251,5. Persentase faktor penyebab kecelakaan yang ada
di CV. Bara Mitra Kencana pada tahun 2015-2017 adalah tindakan tidak aman
(unsafe action) sebesar 65% dan kondisi tidak aman (unsafe condition) sebesar
35%.
Kata kunci : Kecelakaan tambang, frequency rate, severity rate, unsafe action
dan unsafe condition.
EVALUATION OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY IN
UNDERGROUND MINE IN CV. BARA MITRA KENCANA
TANAH KUNING BATU TANJUNG VILLAGE,
TALAWI DISTRICT, SAWAHLUNTO CITY
WEST SUMATERA PROVINCE
ABSTRACT
Based on observations and data from the years 2015-2017 CV. Bara Mitra
Kencana had been an accident that resulted in severe injuries, minor accident and
died as many as 16 cases. In CV. Bara Mitra Kencana, there are still unsafe action
and unsafe conditions necessary for the assessment and evaluation of the
implementation of occupational safety and health to create secure conditions, to
avoid unsafe actions and supervision of the operations. In carrying out mining
activities, frequent accidents happened. Because of that was doing analysis of
frequency rate and severity rate in the CV. Bara Mitra Kencana years 2015-2017
and the analysis of causes of accidents in the CV. Bara Mitra Kencana 2015-2017.
The collection of data through interviews with employees and staff of the
company and processed using the method of accident happened statistics and
graphs. Mine accident statistics based on the Ministry of Mines and Energy No.
555.K/26/M.PE/1995 value of frequency rate (FR) in 2015-2017 was 7.73, 5.51
and 4.41 and while the value of severity rate (SR) in 2015-2017 was 18.77, 9.93
and 13.251,5. The percentage of the causes of accidents in the CV. Bara Mitra
Kencana in 2015-2017 was unsafe actions (unsafeaction) by 65% and unsafe
conditions (unsafecondition) by 35%.
Keywords: mine accident, frequency rate, severity rate,, unsafe action and unsafe
condition.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
Pada Tambang Bawah Tanah di CV. Bara Mitra Kencana Tanah Kuning
Barat”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dalam
serta adik-adik tercinta atas do’a dan semangat yang diberikan sehingga penulis
kepada :
1. Orang tua dari penulis yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat
penulis katakan, baik dari segi moril ataupun materil dalam mendukung
Padang.
skripsi ini.
4. Ibu Riam Marlina, MT. selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penulisan skripsi
ini.
5. Staff dan karyawan CV. Bara Mitra Kencana yang telah membantu dalam
skripsi ini.
pahala yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi peningkatan di
masa depan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x
2.1.1 Perizinan............................................................................ 6
3.2.2 WaktuPenelitian................................................................ 42
3.3.1 Populasi.......................................................................... 43
3.3.2 Sampel............................................................................ 43
5.3 Analisis Nilai Frequency Rate (FR) dan Severity Rate (SR)......... 65
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 72
6.2 Saran................................................................................................... 72
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LEMBAR KONSULTASI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Tahun 2016 CV. Bara Mitra Kencana .................. 10
Tabel 4.2 Perbandingan Frequency Rate dan Severity Rate Tahun 2015 – 2017 52
Tabel 5.1 Perbandingan Penyebab Kecelakaan Kerja Tahun 2015 - 2017 ......... ..58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta Permohonan Perpanjangan CV.Bara Mitra Kencana.. ...... 6
viii
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Frequency Rate dan Severity Rate Tahun
Keseluruhan................................................................................... 62
2017............................................................................................. 65
Gambar 5.2 Grafik Persentase Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) yang
Gambar 5.3 Grafik Persentase Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) yang
2017................................................................................................ 66
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
PENDAHULUAN
CV. Bara Mitra Kencana merupakan salah satu perusahaan yang melakukan
sangat rentan terhadap resiko kecelakaan. Kurang memadainya alat pelindung diri
kecelakaan.
Berdasarkan pengamatan dan data dari tahun 2015 sampai dengan tahun
kasus, yang terdiri dari 11 kasus kecelakaan ringan, 3 kasus kecelakaan sedang
Tabel 1.1
Data Jumlah Kecelakaan di CV. Bara Mitra Kencana tahun 2015-2017
Jenis Kecelakaan 2015 2016 2017
Ringan 6 kasus 3 kasus 2 kasus
Sedang 1 kasus 2 kasus -
Berat - - 2 kasus
Jumlah 7 kasus 5 kasus 4 kasus
Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan
faktor lingkungan. Faktor manusia disebabkan oleh tindakan tidak aman seperti
pada tambang bawah tanah, dan konsentrasi gas metan yang tinggi pada tambang
bawah tanah.
diketahui bahwa dalam pelaksanan kegiatan di CV. Bara Mitra Kencana masih
terdapat tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman untuk itu perlu dilakukan
penilaian dan evaluasi tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
pada setiap kegiatan dengan demikian resiko terhadap setiap unsur yang terlihat
dalam kegiatan pertambangan bawah tanah di CV. Bara Mitra Kencana dapat
diminimalkan.
Untuk itu Penulis tertarik membahas studi kasus dengan judul “Evaluasi
Tanah di CV. Bara Mitra Kencana Tanah Kuning Desa Batu Tanjung,
2. Terdapat 16 kasus kecelakaan di CV. Bara Mitra Kencana pada tahun 2015-
2017
1. Berapakah persentase frequency rate dan severity rate pada CV. Bara Mitra
1 Melakukan analisis frequency rate dan severity rate pada CV. Bara Mitra
tahun 2015-2017.
1. Bagi Perusahaan
yang baik dan sesuai agar tidak membahayakan para pekerja tambang
bawah tanah.
2. Bagi Penulis
3. Bagi STTIND
TINJAUAN PUSTAKA
CV. Bara Mitra Kencana berdiri pada hari Selasa tanggal 19 Januari 2007.
Tanah Kuning Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Provinsi
sumber daya batubara tereka pada lahan seluas 49,61 Ha mencapai 1.194.168
Ton.
memiliki kualifikasi yang memadai direkrut dari daerah lain juga dari masyarakat
manual, maka dibutuhkan tenaga kerja penambangan total dalam jumlah 337
orang pekerja dan 60 orang staff. Pemanfaatan tenaga kerja sebanyak 337 orang
kerja tersebut sepenuhnya dikelola oleh CV. Bara Mitra Kencana, dengan
orang Wakil KTT, 5 orang operator, 17 orang driver itu direkrut dari daerah
setempat. Namun jika tidak ada yang memenuhi persyaratan akan direkrut dari
daerah lain.
kegiatan sejenis serta pengarahan, safety talk dari tenaga ahli ke tenaga rutin. CV.
Bara Mitra Kencana memiliki 9 tambang dalam. Pada areal terbuka bekas
penggalian akan dilakukan kegiatan reklamasi yang telah direalisasi pada tahap
tumbuhan yang bernilai ekonomis seperti mahoni, jati dan akasia. Aktifitas ini
2.1.1 Perizinan
Perizinan yang diperlukan oleh CV. Bara Mitra Kencana untuk melakukan
Januari 2017.
Talawi.
penambangan berlangsung.
Izin dari Kepala Desa dan Kepala Adat yang diketahui dan disetujui
oleh Camat setempat untuk penggunaan dan perawatan jalan desa yang
dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh Wakil Direktur.
umumnya. Dimana tiap-tiap fungsi adalah satu kesatuan yang terkoordinasi dalam
Karyawan yang bekerja di CV. Bara Mitra Kencana yang berjumlah 337
orang terdiri dari anggota stockpile, orang staff, karyawan kantor, karyawan K3,
operator, driver, KTT, karyawan bagian listrik dan karyawan bagian mekanik
Tabel 2.1
Jumlah Karyawan CV. Bara Mitra Kencana
No Jabatan/ Profesi Jumlah
1. Staff 60 orang
2. Operator 5 orang
3. Driver 17 orang
4. KTT 1 orang
5. Karyawan bawah tanah & stockpile 229 orang
6. Karyawan kantor 20 orang
7. Karyawan K3 5 orang
Jumlah 337 orang
Sumber: CV. Bara Mitra Kencana
Wilayah IUP. OP CV. Bara Mitra Kencana seluas 49,61 hektar dan secara
roda empat dari Padang jarak tempuh + 117 Km ke Kota Sawahlunto serta menuju
operasional penambangan.
Sumber:Dokumentasi CV.BMK
tetapi faktor yang memperbesar intensitas dampak seperti erosi lahan dan
kestabilan lahan atau kekeruhan badan air. Diantara faktor iklim yang perlu
umumnya, curah hujan tahunan wilayah studi selama 2014 mencapai 2017,5 mm
dan dengan jumlah hari hujan 157 hari. Kompilasi dari hasil penakaran curah
hujan selama 2014 yang dimaksud, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Data Curah Hujan Tahun 2016 CV. Bara Mitra Kencana
Curah Hujan Temperatur
NO Bulan Penakaran Hari hujan
(mm) rata-rata
1.Januari 48,50 12 27,23 ° c
2.Februari 89,00 10 28,88 ° c
3.Maret 129,00 13 29,71 ° c
4.April 247,00 15 29,46 ° c
5.Mei 68,50 6 30,57 ° c
6.Juni 129,50 9 30,17 ° c
7.Juli 51,00 7 28,52 ° c
8.Agustus 147,50 15 28,20 ° c
9.September 170,50 12 30,12 ° c
10.Oktober 308,50 18 30,07 ° c
11.November 266,00 16 29,42 ° c
12 Desember 363,50 24 28,04 ° c
Total 2017,5 157
Sumber:BMKG
Sesuai dengan posisi geografis pada bagian timur pantai barat propinsi
Sumatera Barat, maka wilayah kegiatan tambang batubara memiliki iklim tropis
diperhatikan yaitu aspek tektonik atau gaya-gaya lateral yang berkembang, aspek
pada daerah telitian, dasar inilah yang digunakan untuk mengelompokkan kondisi
Tabel 2.3
Pengelompokan Geologi Talawi Berdasarkan Kompleksitas Geologi
(CV.Bara Mitra Kencana)
No Parameter Kondisi Geologi
Sederhana Moderat Komplek
1. Sesar Hampir tidak ada Jarang Rapat
2. Lipatan Hampir tidak Terlipat sedang Terlipat kuat
terlipat
3. Intrusi Tidak berpengaruh Berpengaruh Sangat
berpengaruh
4. Kemiringan Landai Sedang Terjal
II Aspek
Sedimentasi
1. Variasi X < 10 % 10 % < x < 50 X > 50 %
Ketebalan %
2. Kesinambungan Ribuan meter Ratusan meter Puluhan meter
3. Percabangan Hampir tidak ada Beberapa Banyak
III Variasi Sedikit bervariasi Bervariasi Sangat bervariasi
Kualitas
Sumber : CV. Bara Mitra Kencana
2.1.6.1 Morfologi
aliran dendritik berstadia muda menuju dewasa. Bentuk morfologi ini selain
dikontrol oleh struktur geologi juga dikontrol oleh jenis batuan yang menyangkut
sifat kekerasan.
2.1.6.2 Stratigrafi
Kostowo (1995) dapat dibagi menjadi bagian utama, yaitu komplek batuan Pra-
1) Formasi Silungkang
Secara statigrafi formasi ini masih dapat dibedakan menjadi empat batuan
yaitu: batuan Lava Andesit, batuan Lava Basalt, batuan Tufa Andesit dan batuan
Tufa Basalt. Umur dari formasi ini diperkirakan Perm sampai Trias.
2) Formasi Tuhur
berumur Trias.
1) Formasi Sangkarewang
Nama formasi ini pertama kali diusulkan oleh Kostowo dan Silitonga pada
1975. Formasi ini terutama terdiri dari serpih gampingan sampai napal bewarna
2) Formasi Sawahlunto
lapisan batubara. Formasi ini dicirikan oleh batu lanau, batu lempung dan
batubara yang berselingan satu sama lain. Di perkirakan formasi ini berumur
Oligosen.
Bagian bawah dari formasi ini dicirikan dari beberapa siklus endapan yang
terdiri dari beberapa siklus endapan yang terdiri dari batu pasir konglomerat, batu
lanau, dan batu lempung. Bagian atas pada umumnya didominasi oleh batu pasir
konglomeratan tanpa adanya sisipan lempung atau batu lanau. Umur dari formasi
4) Formasi Ombilin
kehitaman. Berlapis tipis dan mengandung fosil. Umur dari formasi ini
diperkirakan Miosen bawah. Lokasi CV. Bara Mitra Kencana itu berada pada
formasi ombilin.
5) Formasi Ranau
Satuan ini terdiri dari Tufa batu apung bewarna abu-abu kehitaman. Umur
Sistem penambangan pada CV. Bara Mitra Kencana adalah tambang bawah
tanah dengan metode Room and Pillar. Metode penambangan room and pillar
Alat ini merupakan alat semi mekanis untuk memecahkan batubara dengan
dimuat kedalam lori yang ditarik dengan sistem hoist dengan kapasitas lori 1,2
Ton. Batubara yang dimuat dengan lori kemudian ditumpahkan kedalam Colt
Diesel Tipe Canter 120 dengan kapasitas 8 Ton dan dibawa menuju stockpile.
Pasokan udara segar menuju kedalam tambang dibantu dengan blower Tipe E.X
penyangga kayu dan penyangga beton dibagian mine entry. Untuk penyangga
kayu menerapkan sistem Three Piece Sets yang dilengkapi dengan stupling
dibagian atas.
b. Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh
a. Cedera ringan
b. Cedera berat
minggu.
semula.
kecelakaan. Perbuatan tidak aman (unsafe actions) yaitu perbuatan berbahaya dan
manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatarbelakangi antara lain oleh faktor-
dilaksanakan.
c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan
Karena tidak mau repot dalam belerja, orang kadang melakukan hal-hal
tanpa pelindung mata. Tanpa diduga, ada percikan api las yang mengenai
kerja.
kerja selalu bisa terwujud. Terlebih lagi untuk pekerjaan yang menuntut
e. Ketidaktahuan
pengetahuan yang cukup oleh teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi
2004).
aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
2. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya.
Oleh karena itu, mesin dan peralatan yang potensial menyebabkan kecelakaan
kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau manusia.
dikenal empat hal pokok dalam anatomi kecelakaan kerja yakni penyebab
2004).
a. Faktor lingkungan
Di mana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan bangunan
tempat kerja yang salah dirancang atau salah pada saat pembuatan serta terjadinya
kecelakaan juga bisa disebabkan oleh bahan baku produksi yang tidak sesuai
dan penggunaan.
c. Faktor manusia
pekerjaan, meliputi:
Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya sendiri dan sebagian besar
atau diderita pada waktu menjalankan pekerjaan, yang berakibat kematian, atau
kecelakaan industri dapat pula mencakup kecelakaan yang dialami tenaga kerja
dan tingkat keparahan (Severity Rate-SR) dari cedera aakibat kecelakaan tambang
diperlukan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja pengolahan K3 di suatu
kepaaraahan saampai saat ini belum seragam oleh karena itu metode penghitungan
tingkat kekerapaan dan tingkat keparahan akibat kerja di pertambangan umum
perlu distandarkan.
pada setiap organisasi karena mengukur jumlah injury yang terjadi akibat
kecelakaan di tempat kerja dibandingkan dengan total kerja. Nilai sangat fleksibel
dan dapat digunakan untuk mengukur berbagai tipe kecelakaan pada populasi
dari suatu kecelakaan yang terjadi. Severity Rate mengukur banyaknya hari yang
hilang akibat injury. Namun, perhitungan ini tidak dapat mengungkapkan tingkat
keparahan injury yang bersifat kronis, seperti hearing loss. Hal ini disebabkan
karena gejalanya baru timbul dalam waktu lama. Satuan perhitungan untuk
statistik adalah peristiwa kecelakaan, sehingga untuk seorang tenaga kerja yang
jenis kecelakaan tertentu. Statistik mengenai hal-hal yang sama untuk tahun-tahun
tersebut bertambah dan berkurang dan betapa efektif atau tidaknya usaha
pencegahan. Statistik kecelakaan harus disusun atas dasar definisi yang seragam
sifat dan letak luka atau kelainan harus seragam, dan dasar-dasar yang
(Maradona, 2011):
orang x 1.000.000
b. SR adalah Jumlah hari yang hilang dibagi dengan jumlah jam kerja
orang x 1.000.000
tahun kalender.
dan memberikan perhatian yang cukup kepada tingkat kecelakaan dan kadang-
kadang dirasa perlu untuk menyajikan data statistik tidak saja dalam bentuk
atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi
penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara
lain:
mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama
kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan
teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-
benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan
yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Teknik ini
responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap
kelompok.
tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode
Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
1. Purposive Sampling
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Snowball Sampling
sampel Snowball atau bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-
3. Accidental Sampling
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
4. Quota Sampling
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan
oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah
tinggi jika menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan cara ini
semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang.
melakukan pekerjaan.
untuk menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja, serta hasil
kerja budayanya. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan
dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena
itu setiap usaha keselamatan dan kesehatan kerja tidak lain adalah usaha
produktivitas kerja.
2. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja agar selalu dalam
Syarat penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja tambang bawah
tanah adalah:
2) Wajib digunakan.
3) Sesuai penggunaannya.
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
perusahaan.
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat kerja yang aman,
peraturan perundang-undangan.
menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya
operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif melalui upaya, antara lain
kajian teknis.
Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan pada bisnis pertambangan
adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor manusia menjadi krusial karena
hal tersebut dapat berdampak kepada biaya maupun reputasi perusahaan pada
Tugas dari unit tersebut adalah mulai dari mengidentifikasi potensi bahaya sampai
dari jatuhan batu dan benturan benda secara langsung. Helm yang digunakan di
Helm pekerja tambang bawah tanah memiliki tepi yang lebih melebar
dengan adanya pengait di bagian depan untuk mengaitkan lampu kepala. Helm
pengaman sangat menolong kerja karena sifatnya yang melindungi kepala dari
bahaya terbentur benda keras dan batu yang jatuh selama para pekerja berada di
area kerja.
Safety vest adalah nama lain untuk rompi keselamatan. Rompi ini diengkapi
dengan iluminator, bahan yang dapat berpendar atau memantulkan cahaya jika
terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam mengenali posisi
penerangan di area tambang tidak begitu baik, sehingga sering kali pekerja yang
berada didalam area tambang tidak terlihat. Rompi reflektor ini menjadi penting
untuk menghindari tertabrak ketika mereka mesti bekerja dengan alat-alat berat.
3) Sepatu pengaman (Safety shoes)
Safety shoes bentuknya seperti sepatu biasa, tetapi terbuat dari bahan kulit
yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Safety shoes berfungsi
untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki seperti tertimpa benda tajam
termasuk bagian samping yang tidak terlindungi oleh kacamata biasa. Dengan
permukaan pun sebenarnya wajib mengenakan alat pelindung ini. Untuk orang
berkacamata minus atau plus, disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan
yang bersangkutan. Lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca, karena jika terjadi
penggunanya.
Safety masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja
di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Di berbagai
kesehatan pada pernafasan dalam jangka waktu yang panjang. Ada berbagai jenis
masker yang tersedia, mulai dari masker debu hingga masker khusus dalam
Safety gloves berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Penggunaan safety
gloves menjadi hal yang wajib digunakan di dunia pertambangan. Hal ini
pekerjaannya.
Ada safety gloves khusus pekerjaan seperti mekanik / montir, ada yang khusus
seperti pengelasan.
saat bekerja di tempat yang bising. Ear plugs merupakan alat pelindung
kebisingan tinggi.
sampai dengan 80-85 dB. Ear plugs pun memiliki berbagai ragam bentuk dan
8) Lampu kepala
tanah (underground). Malam dan siang hari di terowongan tak ada bedanya, yaitu
sama-sama gelap. Itulah sebabnya, lampu kepala wajib dikenakan oleh para
Lampu ini bisa bertenaga aki (elemen basah) atau baterai (elemen kering)
9) Self rescuer
alat inilah yang dapat menjadi penyelamat bagi para pekerja. Alat ini dirancang
dapat memasok oksigen secara mandiri kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi
ini diharapkan memberikan cukup waktu bagi pekerja untuk mencari jalan keluar
boot menjadi kebutuhan pokok. Sepatu pendek hanya akan menyebabkan kaki
terbenam dalam lumpur. Sepatu boot ini juga mesti dilengkapi dengan sol berlapis
Alat ini berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Alat ini
wajib digunakan apabila bekerja pada ketinggian lebih dari 1,8 meter.
transportasi ataupun peralatan lainnya yang serupa (mobil, alat berat, pesawat,
Jas hujan berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat). Terpapar air secara
Alat ini berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat
bekerja (misal pekerjaan menggurinda dan las). Di dunia tambang, alat ini
Alat ini wajib digunakan saat kita beraktivitas di wilayah perairan / diatas
air. Alat ini harus selalu dikenakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
selalu rutin di periksa untuk memeriksa daya ambang atau daya apungnya.
Adapun kerangka konseptual pada penelitian ini terlihat pada gambar 2.19
di bawah ini:
INPUT PROSES OUTPUT
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Lubang BMK 23 di CV. Bara Mitra Kencana
Provinsi Sumatera Barat. Lokasi penambangan batu bara terletak pada koordinat
Selatan (LS).
November 2017.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek kajian penelitian yang
memiliki karakteristik tertentu. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah
seluruh lapisan karyawan yang bekerja di CV. Bara Mitra Kencana yang
berjumlah 337 orang terdiri dari anggota stockpile, orang staff, karyawan kantor,
karyawan K3, operator, driver, KTT, karyawan bagian listrik dan karyawan
bagian mekanik.
3.3.2 Sampel
pada penelitian ini sebanyak 10 orang yang terdiri dari KTT, pekerja operator,
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian. Data tersebut berupa hasil wawancara dari kuisoner yang diajukan
kepada karyawan tambang CV. Bara Mitra Kencana selaku sampel penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari perusahaan mengenai
Sumber data yang diperoleh dari karyawan CV. Bara Mitra Kencana yang
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1. Studi Literatur
2. Observasi Lapangan
keperluan tersebut.
atau kuesioner tersebut cukup terperinci dan lengkap. Daftar pertanyaan pada
a. FR adalah Jumlah korban kecelakaan dibagi dengan jumlah jam kerja orang
x 1.000.000
b. SR adalah Jumlah hari yang hilang dibagi dengan jumlah jam kerja orang x
1.000.000
1. Menganalisis hasil pengolahan data nilai frequency rate (FR) dan nilai
severity rate (SR) yang diperoleh dari tahun 2015 sampai tahun 2017
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian. Data tersebut berupa hasil wawancara dari kuesioner yang diajukan
kepada karyawan tambang CV. Bara Mitra Kencana selaku sampel penelitian.
5) Jumlah karyawan CV. Bara Mitra Kencana, terlihat pada tabel 2.1.
Jumlah jam kerja per tahun dari tahun 2015-2017 = 8 jam/hari x 336 hari
48
Tabel 4.1
Jumlah Hari Hilang
Tanggal Jenis Kecelakaan Jumlah Hari
Hilang
Tahun 2015
2-Jan-15 Luka terbuka pada jari 2 hari
manis sebelah kiri
25-Feb-15 Luka memar pada 2 hari
punggung tangan kanan
6-May-15 Luka terbuka pada ibu jari 2 hari
sebelah kiri
22-May-15 Kelelahan saat bekerja 2 hari
28-May-15 Luka robek 2 cm pada 3 hari
pelipis mata sebelah
Kanan
10-Jun-15 Luka memar pada tangan 2 hari
sebelah kiri
15-Jun-15 Luka gores pada tangan 4 hari
dan perut sebelah
kiri tersa sakit
Jumlah 17 hari
Tahun 2016
1-Mar-16 Luka robek pada jari 1 hari
telunjuk kiri
Tahun 2017
29-Mar-17 Kecelakaan tambang
berakibat cidera berat 6000 hari
29-Mar-17 Kecelakaan tambang
berakibat cidera berat 6000 hari
17-Apr-17 Luka pada kaki 2 hari
dikarenakan terjatuh
sebagai berikut :
setiap 1.000.000 jam kerja terdapat jumlah korban kecelakaan sebesar nilai FR.
7
= x 1.000.000
905 .856
= 7,73
5
= x 1.000.000
905 .856
= 5,51
4
= x 1.000.000
905 .856
= 4,41
dalam waktu 1.000.000 jam waktu produktif terdapat hari hilang sebesar nilai SR.
17
= x 1.000.000
905 .856
= 18,77
9
= x 1.000.000
905 .856
= 9,93
c. Angka keparahan kecelakaan/Severity Rate (SR) tahun 2017
12.004
= x 1.000.000 = 13.251,5
905 .856
tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition)
terhadap alat.
Tabel 4.2
Perbandingan Frequency Rate dan Severity Rate Tahun 2015 - 2017
No Tahun Frequency Rate (FR) Severity Rate (SR)
1 2015 7,73 18,77
2 2016 5,51 9,93
3 2017 4,41 13.251,5
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Frequency Rate dan Severity Rate Tahun
2015 – 2017
Dengan melihat pada data kecelakaan yang ada pada Tabel 4.2, maka
a. Pada Tahun 2015, didapatkan Frequency Rate sebesar 7,73. Angka ini
kecelakaan. Angka didapatkan dari 7 kecelakaan yang terjadi pada tahun 2012
karena unsafe act dan unsafe condition. Pada tahun 2015 didapatkan Severity
hilangnya hari kerja sebanyak 17 hari. Angka ini menunjukkan dalam setiap
b. Pada Tahun 2016, didapatkan Frequency Rate sebesar 5,51. Angka ini
kecelakaan. Angka didapatkan dari 5 kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016
karena unsafe action dan unsafe condition. Pada tahun 2016 didapatkan
hilangnya hari kerja sebanyak 9 hari. Angka ini menunjukkan dalam setiap
c. Pada Tahun 2017, didapatkan Frequency Rate sebesar 4,41. Angka ini
kecelakaan. Angka didapatkan dari 4 kecelakaan yang terjadi pada tahun 2017
karena unsafe action dan unsafe condition. Pada tahun 2017 didapatkan
menunjukkan dalam setiap 1.000.000 jam kerja, terdapat 13.251,5 hari hilang.
Faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di CV. Bara Mitra Kencana dapat
1. Karakteristik Responden
responden yang menjadi sampel penelitian yaitu staf dan karyawan yang mewakili
dari 10 orang seperti terlihat pada tabel 4.2. Dan persentase berdasarkan
Tabel 4.3
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1. SMA/SMK 5
2. Diploma 3
3. Sarjana 2
Jumlah 10
Gambar 4.2 Diagram persentase sampel berdasarkan tingkat pendidikan
b. Berdasarkan Usia
>40 tahun seperti terlihat pada tabel 4.3. Dan persentase berdasarkan usia
Tabel 4.4
Berdasarkan Usia
No Usia (tahun) Jumlah
1. 21-30 6
2. 31-40 3
3. >40 1
Jumlah 10
30%
60%
c. Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan jabatan sampel pada penelitian terlihat pada tabel 4.4. Dan
Tabel 4.6
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jabatan Jumlah
1. Laki-laki 10
2. Perempuan 0
Jumlah 10
2. Persentase Tingkat Kecelakaan Kerja
persentase tertinggi atau jawaban terbanyak dari kuisioner yang disebarkan. Untuk
Tabel 4.7
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 1
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 5
2 Pernah 4
3 Jarang 6
4 Sering 0
Tabel 4.8
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 2
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 7
2 Pernah 0
3 Jarang 8
4 Sering 0
Gambar 4.6 Grafik Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja
Tabel 4.9
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 3
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 5
2 Pernah 6
3 Jarang 4
4 Sering 0
Tabel 4.10
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 4
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 6
2 Pernah 0
3 Jarang 9
4 Sering 0
Tabel 4.11
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 5
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 9
2 Pernah 0
3 Jarang 6
4 Sering 0
Gambar 4.9 Grafik Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja
Tabel 4.12
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 6
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 5
2 Pernah 5
3 Jarang 5
4 Sering 0
Tabel 4.13
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 7
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 3
2 Pernah 2
3 Jarang 8
4 Sering 2
Tabel 4.14
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 8
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 7
2 Pernah 3
3 Jarang 5
4 Sering 0
Gambar 4.12 Grafik Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja
Tabel 4.15
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 9
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 6
2 Pernah 3
3 Jarang 6
4 Sering 2
Tabel 4.16
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja Responden 10
No Variabel Jawaban
1 Tidak Pernah 3
2 Pernah 7
3 Jarang 5
4 Sering 0
Tabel 4.17
Persentasi Tingkat Kecelakaan Kerja
No Variabel Jawaban
1. Tidak Pernah 53
2. Pernah 31
3. Jarang 62
4. Sering 4
banyak terdapat pada poin kurang baik, dari Standar Operasional Prosedur yang
diterapkan oleh CV. Bara Mitra Kencana belum sepenuhnya terlaksana dengan
Pada bagian ini akan dibahas dan dikemukakan mengenai hasil analisis
dari data wawancara, berkaitan dengan unsur dan elemen K3 dari data wawancara
yang telah diajukan. Dari pertanyaan wawancara yang diajukan kepada staf dan
karyawan CV. Bara Mitra Kencana menunjukkan bahwa secara umum kecelakaan
kerja yang terjadi disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman (unsafe action) dan
faktor kondisi tidak aman (unsafe condition). Unsur atau elemen K3 masih belum
cukup memadai di CV. Bara Mitra Kencana. Serta hasil dari pengamatan eksisting
di lapangan, masih adanya hal-hal yang harus dibenahi terkait sistem K3 tambang
yang salah atau kondisi yang tidak aman. Tindakan tidak aman (unsafe action)
kurangnya keterampilan dan kelelahan dari pekerja itu sendiri. Sedangkan kondisi
tidak aman (unsafe condition) yang dihadapi oleh pekerja adalah patahnya
penyanggaan, ambrukan pada roof tambang bawah tanah dan konsentrasi gas
kekerapan atau keseringan kecelakaan terjadi di CV. Bara Mitra Kencana. Dari
hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa tingkat kekerapan kecelakaan di CV.
Bara Mitra Kencana semakin kecil ini dapat dilihat dari nilai frequency rate (FR)
Dari pengolahan data nilai Severity Rate (SR) di CV. Bara Mitra Kencana
dari tahun 2015 sampai 2016 semakin kecil ini menunjukan tingkat keparahan
kecelakaan yang akan berdampak pada jumlah hari hilang. Dengan nilai SR yang
semakin kecil maka tingkat keparahan kecelakaan juga semakin rendah yang
menandakan bahwa dari tahun 2015 sampai 2016 jumlah hari hilang semakin
sedikit. Namun pada tahun 2017 nilai SR melonjak naik dikarenakan terjadinya
Faktor utama penyebab kecelakaan kerja yaitu tindakan tidak aman (Unsafe
Action) dan kondisi tidak aman (Unsafe Condition). Analisis dari kedua faktor
penyebab kecelakaan kerja di CV. Bara Mitra Kencana dari tahun 2015 sampai
Gambar 5.2 Grafik Persentase Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) yang
Terjadi Tahun 2015-2017
Gambar 5.3 Grafik Persentase Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) yang
Terjadi Tahun 2015-2017
Gambar 5.4 Grafik Persentase Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) dan
Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) Tahun 2015-2017
Dari analisis data di atas dapat dilihat bahwa yang paling banyak terjadi
kecelakaan kerja adalah kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor tindakan
tidak aman (unsafe action) yang dapat dilihat pada gambar 5.1. Dari gambar 5.4
dapat dilihat bahwa persentse kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor
tindakan tidak aman (unsafe action) adalah yang paling banyak terjadi di CV.
Bara Mitra Kencana selama tahun 2015 sampai 2017 yaitu sebesar 65% sementara
Kecelakaan kerja dan rasa tidak aman dari para pekerja pada saat bekerja
terjadinya kecelakaan dan menjamin para pekerja berada pada kondisi aman pada
saat bekerja serta memperingatkan pekerja jika melakukan tindakan kerja yang
tidak aman.
dengan
waktu razia dan tegas tanpa memandang jabatan terhadap setiap pelanggaran.
harus melakukan induksi dan setiap pekerja yang baru selesai cuti atau izin
pekerjaannya.
mengenai K3 yang terjadi di lokasi kerja dapat segera diketahui pimpinan dan
peran aktif seluruh pekerja dengan memberlakukan Kartu K3. Dengan kartu ini,
setiap pekerja dapat melaporkan kondisi tidak aman yang ada di lokasi kerja dan
tindakan kerja tidak aman yang dilakukan pekerja lain sehingga dapat segera
yang dapat mencakup seluruh kegiatan yang dilaksanakan, agar tiap-tiap kegiatan
yang dilaksanakan dapat menjamin kesehatan para pekerja yang terlibat di dalam
kegiatan tersebut.
pekerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam
penyesuaian pekerja dengan pekerjaan dan melindungi pekerja terhadap setiap
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan maupun lingkungan kerja serta
kesehatan khusus
medical check up biasa, sehingga perlu disertai dengan pemeriksaan yang lebih
akibat kerja, pemeriksaan khusus untuk pekerja yang bekerja dengan resiko
penggunaan alat pelindung diri di lingkungan kerja sesuai dengan potensi bahaya
para pekerja hanya dibekali alat pelindung diri untuk mencegah kejadian
kecelakaan maupun potensi bahaya yang ada di areal kerja. Sebaiknya pihak
perusahaan melakukan pelatihan kesehatan, paling tidak dalam satu lokasi kerja
pekerjaannya, diperlukan pola hidup sehat dan asupan makanan yang bergizi. Hal
ini kurang mendapat perhatian dari pekerja, karena itu perusahaan harus bergerak
aktif dan memfasilitasinya. Pada interval waktu tertentu perusahaan juga dapat
membagikan vitamin dan makanan yang bergizi kepada para pekerja. Dengan gizi
yang baik dan seimbang akan menimbulkan gairah dan semangat kerja yang
tinggi,
mengurangi keletihan, tidak mudah terserang penyakit sehingga hasil kerja baik
Perusahaan juga dapat bekerja sama dengan rumah sakit sebagai rujukan
makanan bagi para pekerja agar perusahaan dapat memastikan bahwa pekerja
yang dikonsumsi pekerja, paling tidak untuk satu kali makan dalam sehari.
lebih akurat.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh dan diolah, didapat nilai frequency rate (FR) dan
severity rate (SR) pada tahun 2015 sebesar 7,73 dan 18,77; tahun 2016 adalah
5,51 dan 9,93; sedangkan pada tahun 2017 adalah 4,41 dan 13.251,5. Nilai FR
pada tahun 2017 merupakan angka terkecil yang berarti nilai kekerapan yang
paling rendah dari tahun sebelumnya. Sementara nilai SR pada tahun 2017
merupakan angka terbesar yang berarti nilai keparahan yang paling tinggi, ini
2. Dari data yang diperoleh yaitu data wawancara maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa, faktor penyebab kecelakaan yang ada di CV. Bara Mitra Kencana pada
tahun 2015-2017 adalah tindakan tidak aman (unsafe action) sebesar 65%
keterampilan, serta kelelahan dari pekerja itu sendiri dan kondisi tidak aman
roof tambang bawah tanah dan konsentrasi gas metan yang tinggi pada
6.2 Saran
di CV. Bara Mitra Kencana disarankan untuk melakukan upaya perbaikan sebagai
berikut:
73
1. Memberikan pelatihan dan pembinaan mengenai K3 kepada seluruh
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja oleh para karyawan antara lain:
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2014
PENGAWAS OPERASIONAL
DAN TEKNIS TAMBANG
CHANDRA
PENGAWAS TAMBANG
PENGAWAS TAMBANG 1 PENGAWAS TAMBANG 2 PENGAWAS TAMBANG 3 PENGAWAS TAMBANG 4 PENGAWAS TAMBANG 5
PENGAWAS TAMBANG
PENGAWAS TAMBANG DALAM PENGAWAS TAMBANG DALAM PENGAWAS TAMBANG DALAM PENGAWAS TAMBANG DALAM
DALAM
AFRI MARHENDRA JUMADIL AWAL FEFHENDRI ANDRO ROBBY ZULHENDRI
REZY PRATAMA RIZKI ARIF HAQ
DEMAWANTO DELVI SANTOSA
KEPALA
KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG KEPALA LUBANG
LUBANG BMK KEPALA LUBANG BMK 30 KEPALA LUBANG BMK 33
BMK 14 BMK 17 BMK 24 BMK 27 BMK 32 BMK 34 BMK 35 BMK 04 BMK 26 BMK 28 BMK 29 BMK 31 BMK 15
23
ERMAN SYAFRI DEDI MANCE DAMRIS JUNI ANDRISMAN ILHAMMY AFRI MAIJAL YULHENDRI ANTONI USMAN SYAFRIYAN GUNAWAN SASMANA ONDRIZAL DERI VENDRA JASWARMAN KIRAM HENDRI HIDAYAT NUR SABRI
LAMPIRAN 4
FOTO PENELITIAN
LAMPIRAN 5
LEMBAR WAWANCARA
LEMBAR PERTANYAAN WAWANCARA
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan/profesi :
2) Direktur Perusahaan
4) Manager Keuangan
5. Pendidikan Responden:
2) Sarjana/ S1
3) Master/ S2
4) Doktor/ S3
Mitra Kencana
faktor lingkungan?
Jumlah
Keterangan :
2. P : Pernah (3)
3. J : Jarang (2)
4. S : Sering (1)
LAMPIRAN 6
DATA KECELAKAAN
JENIS INSIDEN CV BARA MITRA KENCANA TAHUN 2015
JENIS
NO NAMA TANGGAL UMUR BMK TINDAKAN
KECELAKAAN
Luka robek pada jari Luka dibersihkan dan
1 BMK 33
FRANCE 1-Mar-16 44 telunjuk kiri di tutup.
terapy : asam
mefenamat 3x1,
mexon 3x1, farizol
3x1.
Luka robek pada
2 BMK 30 ujung jari telunjuk Luka di bersihkan dan
KURNIA ILAHI 4-Apr-16 23 sebelah di tutup
terapy:asam
mefenamat 3x1,mexon
kiri 3x1,yusimox 3x1
terapy:asam
mefenamat 3x1,mexon
3x1,yusimox 3x1
luka d bersihkan dan
4 BMK 31 Luka robek pada ibu di heating 3 bh,lalu
ADRIYAL ANTONI 9-Jul-16 29 jari sebelah kiri luka di bersihkan
terapy:asam
sepanjang lebih mefenamat 3x1,mexon
kurang 4 cm 3x1,yusimox 3x1
Pat di istirahatkan lalu
luka di bersihkan dan
5 BMK 32 di heating sebanyak 5
Pat datang jam 10.30 bh,,terapy yang di
MASRIAL 14-Oct-16 38 wib dengan kel,,luka berikan
robek pada jari asam mefenamat
telunjuk sebelah kiri 3x1,mexon
sepanjang 3x1,yusimox 3x1,,
lebih kurang 5 cm,,
JENIS INSIDEN CV BARA MITRA KENCANA TAHUN 2017
JENIS
NO NAMA TANGGAL UMUR BMK TINDAKAN
KECELAKAAN
1. Adanya kegiatan penggalian batuan
1 BMK-34 disamping front kerja untuk menyiapkan posisi
YUSRIZAL 29-Mar-17 38 berdirinya tiang penyangga
Kecelakaan 2. Kegiatan ini yang menyebabkan timbulnya
Tambang Berakibat percikan api.
Cidera Berat 3. adanya batu api yang terdapat secara alami
2 BMK-34
ADIS FITRI 29-Mar-17 37 dalam batuan (batubara)
4. Adanya gesekan gesekan ujung breker (besi)
dengan batuan api.
5. Percikan api dari gesekan ini membakar gas
methan yang sedikit ±2 lel (tidak berpotensi
terjadinya ledakan) yang keluar bersamaan
pada saat kegiatan produksi batubara dan
membakar debu batubara.
N Hari/ Tanda
Saran/Perbaikan
o Tanggal Tangan
1. Kamis/ 16- 1. Perbaikan daftar isi
11-2017 2. Perbaikan penulisan
3. Perbaikan BAB II
4. Perbaikan tabel dan gambar
5. Perbaikan kerangka konseptual
Pembimbing I
Pembimbing II
NIM : 1310024427031
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Bawah Tanah di CV. Bara Mitra Kencana Tanah Kuning, Desa Batu
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut
predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
(Eli Gustina)
BIODATA WISUDAWATI