Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok 2-Askeb Komple
Tugas Kelompok 2-Askeb Komple
POSTNATAL MASSAGE
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II KELAS C1
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Postnatal Massage” dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan para
pengikutnya yang senantiasa selalu di muliakan oleh Allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengalami berbagai hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
laporan makalah dapat terselesaikan. Penyusun menyadari bahwa laporan makalah
ini tidak akan terwujud tanpa adanya partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dengan segala ketulusan dan keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan menggunakan metode pemijatan, tetapi metode terapi ini belum banyak
diketahui masyarakat (Mongan, 2007).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar nifas (pengertian nifas, tujuan dan
tahapan masa nifas)
2. Untuk mengetahui konsep dasar postnatal massage (pengertian, tujuan,
manfaat, kontraindikasi, posisi dan teknik dasar postnatal massage)
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
C. Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperiun intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat alat genetal
yang lamanya 6-8minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selam hamil atau bersalin memiliki komplikasi (Saifuddin,
2010).
4
c) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang
menyebabkan atropi pada jaringan otot uterus. Involusi pada
alat kandungan meliputi:
1) Uterus
2) Tempat plasenta
3) Perubahan pembuluh darah rahim
b. Lochea
Lochea yaitu peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya
discharge vagina dalam jumlah bervariasi pada awal masa nifas.
Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran
Lochea dapat dibagi menjadi Lochea rubra, sanguilenta, serosa dan
alba yaitu sebagai berikut:
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah
Umumnya jumlah Lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar
saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran Lochea sekitar 240 hingga 270 ml.
5
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan
kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Ukuran vagina
akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada
saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat
terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan
indikasi tertentu.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
a. Nafsu Makan
Asupan makanan ibu post partum biasanya akan mengalami penurunan
selama satu atau 2 hari, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kadar
progesteron setelah melahirkan. Diperlukan waktu pemulihan 3-4 hari
agar faal usus kembali normal.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali
normal.
3. Perubahan Sistem Musculoskeletal
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
6
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak
melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan yang dinamakan strie.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala.
e. Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini
merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang
penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai
oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat
bergerak ditempat tidur atau saat berjalan.
4. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal,
namun tidak akan melebihi 8 derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih
dari 38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
7
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan
darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan
tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre
eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang
terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal.
Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi
istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta
dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali esterogen menyebabkan
dieresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma
kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama
setelah kelahiran bayi. Selam masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali
jumlah urine.
Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut
selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa persalinan.
Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan
pada persalinan dengan SC, pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan
terdiri dari volume darah dan kadar Hmt (Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume
darah ibu relative akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban
8
pada jantung dan akan menimbulkan decompensatio cordis pada pasien
dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5 hari post
partum.
6. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan
plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama
post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah
lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih
sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi
selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih
akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya
kondisi patogis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit
sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan
tingkat volume darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh
status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari
pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada
saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan
darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan
kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-
7 post partum dan akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah
kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu
pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar
500 ml.
9
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai
omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan
meningkat pada fase konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi
oleh faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat
anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna
sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat
mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.
10
terasa tidak enak. Itu karena pada saat melahirkan, semua otot di tubuh
digunakan. Postnatal Massage adalah teknik melakukan tekanan
menggunakan tangan pada otot yang dilakukan pada ibu nifas.
Perawatan setelah melahirkan ini bisa membantu ibu kembali bugar
dan segar. Menurut terapis, perawatan ini umumnya dilakukan oleh ibu
setelah melahirkan yaitu pada waktu masa nifas. Namun tidak ada patokan
berapa hari masa nifas, umumnya tergantung kenyamanan ibu yang
melakukan pijatan. Pilihan waktunya dikembalikan pada kenyamanan si
ibu. Saat mencoba pijatan setelah melahirkan ini, ibu akan dimanjakan
seutuhnya. Perawatan dimulai dengan memberikan apply oil dan memijat
kaki sampai dengan wajah. (Griya, 2016).
Postnatal massage lebih berkaitan dengan efek jangka pendek
dalam memberikan efek relasasi dan mengurangi keletihan pasca
melahirkan. Dukungan dan motivasi dalam bentuk dukungan psikologis
dan peran dalam merawat bayi sangat diperlukan oleh ibu postpartum
dalam menjaga proses involusi dan laktasi tetap lancar.
Postnatal massage merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan
untuk menatalaksana keletihan pada ibu nifas. Postnatal massage ini
mempunyai keunggulan karena merupakan tindakan yang menyeluruh,
intervensi yang lain seperti senam nifas atau pijat oksitosin menataksana
pada sebagian tubuh saja. Postnatal massage ini belum menjadi aktivitas
yang rutin seperti senam nifas, padahal banyak ibu membutuhkan relaksasi
setelah melahirkan agar bisa beraktivitas dengan baik pada masa nifas.
Pijatan yang dilakukan mulai dari punggung, kaki, tangan dan pundak akan
memberikan efek relaksasi dan melemaskan otot-otot yang tegang setelah
proses persalinan (Kusbandiyah & Puspadewi, 2020).
11
darah, sehingga asupan nutrisi dan oksigen tercukupi dengan baik. Setelah
melahirkan, ibu baru tidak akan punya waktu untuk mengurus dirinya
sendiri. Setiap hari dihabiskan untuk merawat bayinya yang barulahir.
Setelah melahirkan biasanya ibu baru akan mengeluh badanya terasa tidak
enak, itu karena pada saat melahirkan, semua otot di tubuh digunakan.
Melakukan SPA adalah salah satu solusi untuk membuat badan fit lagi
(Griya, 2016).
12
karena pijat dapat menyebabkan rasa nyeri. Walau pijat dapat membuat
rileks, namun tidak boleh memijat daerah perut dan bekas jahitan
operasi. Tekanan apapun pada daerah tersebut dapat menyebabkan
masalah. Fokuskan pijatan pada kaki, kepala, tangan dan lengan serta
punggung
a. Abdominal massage
Jika menjalani operasi Sectio Caesar, sebaiknya Ibu menunggu 2
minggu, atau setelah luka operasi sembuh, karena pijat dapat
menyebabkan rasa nyeri. Walau pijat dapat membuat santai, namun
sebaiknya dihindari untuk memijat daerah perut dan bekas jahitan
operasi.
2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan
Pemijatan pada ibu post natal tidak dapat dilakukan bila: Demam, mual,
diare, tekanan darah tinggi, perdarahan, inflamasi vaskular akut seperti
phlebitis, penyakit infeksi, diabetes dengan komplikasi seperti
gangguan pada ginjal, pneumonia akut, kanker, untuk ibu dengan
normal partus pemijatan daerah perut dilakukan setelah 2 hari setelah
partus, untuk ibu dengan Sectio Caesar, sebaiknya pemijatan pada
bagian perut dilakukan setelah luka jahitan sudah kering, atau sekitar 2
minggu post partus.
13
2. Pronasi (terlungkup)
b) Efflourage
Lakukan gerakan Efflourage dari
betis sampai paha.
c) Calf Muscles
Urut daerah kedua sisi betis dari
bawah keatas dengan kedua
tangan.
14
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan, Turunkan betis ke
bawah (menggelantung)
f) Efflourage
Lakukan gerakan Efflourage
dari lutut sampai paha,
Naikkan betis kembali.
g) Stroking
Akhiri dengan membelai
seluruh kaki.
5. Triangle Massage
Akhiri gerakan dengan
mengusap dari bawah
15
punggung, pinggang gerakkan
keatas membentuk segitiga dan
Lakukan dengan hati-hati dan
lembut terutama dengan
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan.
3. Shake gently
Goyangkan dengan lembut,
Ini menghilangkan
ketegangan
16
Pemijatan Daerah Kepala, Leher dan Wajah
1. Eflurage
Tuangkan minyak dan usap
secara lembut dari dada
menuju bahu kemudian ke
leher sampai ke belakang
leher.
2. Rotate the Head
a) Putar kepala perlahan,
Hal ini bisa mengurangi
stress
b) Selanjutnya adalah pijat
bahu dengan gerakan
eflurage.
2. Circular motions
a) Lakukan gerakan
melingkar lakukan pada
punggung bagian
bawah.
b) Gerakan usap ke
samping dengan tangan
17
secara bergantian akhiri
dengan eflurage.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Post partum adalah masa atau waktu saat bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan kembalinya
organ-organ yang berhubungan dengan kandungan, yang mengakibatkan
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat
melahirkan.
Postnatal massage merupakan tindakan yang dapat membantu agar ASI ibu
dapat keluar dengan lancar dan ibu nifas juga merasa segar dan nyaman selama
menghadapi masa nifasnya. Masa nifas yang dapat dilalui ibu dengan nyaman,
sangat membantu dalam involusi uterus, membantu ASI keluar dengan lancar,
sehingga ibu dapat melalui masa nifasnya dengan tenang.
Postnatal Massage dengan teknik melakukan tekanan menggunakan tangan
pada otot yang dilakukan pada ibu nifas. Perawatan setelah melahirkan ini bisa
membantu ibu kembali bugar dan segar, dapat mengatasi rasa pegal dan nyeri
di beberapa bagian tubuh, memperlancar peredaran darah, sehingga asupan
nutrisi dan oksigen tercukupi dengan baik.
3.2 Saran
A. Bagi Ibu Nifas
Dapat mengikuti penyuluhan, bisa di balai desa atau di puskesmas pada
saat tenaga kesehatan melakukan penyuluhan, tentang postnatal massage.
B. Bagi Bidan/Tenaga Kesehatan Lainnya
Dapat mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan pengetahuan
kemudian mengadakan penyuluhan tentang postnatal massage.
19
DAFTAR PUSTAKA
Aizar dan Asiah.(2018). Massage Postpartum dan status fungsional pasca salin di
Medan. Buletin Farmatera. Vol 3 No.1 (24-32)
Anonym, (2008). Keajaiban Postnatal Massage. Jakarta : Bunda Pustaka
Griya. (2016). Mom SPA. https://www.ibudanbalita.com//pijat-masa-nifas (dilihat
pada 12 April 2022)
Kusbandiyah, J., & Puspadewi, Y. A. (2020). Pengaruh Postnatal Massage terhadap
Proses Involusi dan Laktasi Masa Nifas di Malang. Jurnal Ners Dan
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 065– 072.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p065- 072
Mongan, (2007). Psikologi Konseling. Surabaya : Salemba Medika
Saifuddin. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
20