You are on page 1of 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

POSTNATAL MASSAGE

Dosen Pembimbing : Dr. Vivi Silawati, SST., SKM., MKM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II KELAS C1

1. ANGGI INDRIYANI (215401446120)


2. BELLA RACHMASARI (215401446129)
3. GHINA FAZA ALFANIA (215401446056)
4. H. ENE KHOERIAH (215401446042)
5. KARNITA NOVIANI (215401446067)
6. PUJI ARIYANTI (215401446122)
7. SITI ULFIATUL F (215401446136)
8. SELFI BERLIANA S (215401446061)
9. FITRI AYU LESTARI (215401446130)

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Postnatal Massage” dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan para
pengikutnya yang senantiasa selalu di muliakan oleh Allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengalami berbagai hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
laporan makalah dapat terselesaikan. Penyusun menyadari bahwa laporan makalah
ini tidak akan terwujud tanpa adanya partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dengan segala ketulusan dan keikhlasan penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.

Jakarta, 12 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas ............................................................................3
A.Pengertian Masa Nifas .............................................................................3
B. Tujuan Masa Nifas ..................................................................................3
C. Tahapan Masa Nifas ................................................................................4
2.2 Konsep Dasar Postnatal Massage...............................................................10
A. Pengertian Postnatal Masaage ................................................................10
B. Tujuan Postnatal Masaage ......................................................................10
C. Manfaat Postnatal Masaage ....................................................................12
D. Kontraindikasi Postnatal Masaage .........................................................12
E. Posisi Postnatal Masaage ........................................................................13
F. Teknik Postnatal Masaage ......................................................................14
BAB III PENUTUP ..............................................................................................19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................19
3.2 Saran ...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Post partum adalah masa atau waktu saat bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
kembalinya organ-organ yang berhubungan dengan kandungan, yang
mengakibatkan perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang
berkaitan saat melahirkan (Tulas, Kundre, & Bataha, 2017).
Masa post partum dimulai setelah kelahiran dari plasenta dan akan
berakhir saat alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil. Masa post partum di mulai 2 jam sejak melahirkan sampai 6 minggu
pasca melahirkan atau 42 hari (Risa & Rika, 2014). Masa nifas ini
mengharuskan ibu untuk beristirahat yang cukup banyak dan tidak banyak
bergerak, karena untuk mencegah terjadinya perdarahan. Selain beristirahat ibu
post partum juga harus menjaga pola asupan nutrisi yang bergizi serta banyak
minum sekitar 1.500 ml per hari. Dan jumlah kalori yang dibutuhkan ibu post
partum sekitar 2.100 kalori, yang akan digunakan untuk pemulihan organ
reproduksi dan juga untuk menjadi produksi Air Susu Ibu (ASI) (Sinsin, 2008).
Dalam perawatan ibu nifas di Indonesia terdapat praktek yang dilakukan
adalah massage (pijat) setelah persalinan. Massage dapat menjadi penting dan
menguntungkan karena diketahui dapat meningkatkan relaksasi, mengurangi
nyeri dan stres, dan sangat banyak manfaat kesehatan yang lain. Massage post
partum efektif mempercepat pemulihan dan meningkatkan keseimbangan
hormonal. Level prolaktin dan oksitosin bertambah banyak untuk
memfasilitasi menyusui. Banyak ibu nifas yang masih belum mengenal istilah
Postnatal Massage serta belum banyak mengetahui teknik relaksasi postnatal
maasage. Postnatal Massage dapat dilakukan oleh ibu setelah melahirkan.
Postnatal Massage merupakan metode relaksasi, cara ini memungkinkan ibu
nifas menikmati proses membesarkan buah hatinya yang aman, lembut dan
tidak mudah lelah. The American Medical Association menyetujui terapi

1
dengan menggunakan metode pemijatan, tetapi metode terapi ini belum banyak
diketahui masyarakat (Mongan, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah “Konsep dasar masa nifas dan Konsep dasar postnatal
massage”

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar nifas (pengertian nifas, tujuan dan
tahapan masa nifas)
2. Untuk mengetahui konsep dasar postnatal massage (pengertian, tujuan,
manfaat, kontraindikasi, posisi dan teknik dasar postnatal massage)

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


A. Pengertian Masa Nifas
Post partum adalah masa atau waktu saat bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
kembalinya organ-organ yang berhubungan dengan kandungan, yang
mengakibatkan perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang
berkaitan saat melahirkan (Tulas, Kundre, & Bataha, 2017).

B. Tujuan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis
dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangatlah penting,
dengan pemberian nutrisi dukungan psikologi ,aka kesehatan ibu dan
bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan
harus melakukan management asuhan kebidanan pada masa ibu nifas
secara sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun
penunjang.
3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus
menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat
mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung
masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat , memberikan pelayanan keluarga
berencana. (Saifuddin,2010).

3
C. Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperiun intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat alat genetal
yang lamanya 6-8minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selam hamil atau bersalin memiliki komplikasi (Saifuddin,
2010).

D. Perubahan Fisiologis Post Natal


Nifas/ post natal adalah masa pulihnya kembali alat kandungan
setelah partus/ persalinan selesai yang dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Pada masa post natal akan terdapat
berbagai macam perubahan fisiologi pada ibu diantaranya:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
1) Involusi
Proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir ke
keadaan pre natal setelah bayi dilahirkan. Proses involusi dapat
terjadi karena:
a) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang
tumbuh karena adanya hiperplasi. Penghancuran jaringan
tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh
ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing
setelah melahirkan.
b) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-
otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit
pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta
dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna. Proses ini mengakibatkan jaringan otot kurang zat
yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih
kecil.

4
c) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang
menyebabkan atropi pada jaringan otot uterus. Involusi pada
alat kandungan meliputi:
1) Uterus
2) Tempat plasenta
3) Perubahan pembuluh darah rahim
b. Lochea
Lochea yaitu peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya
discharge vagina dalam jumlah bervariasi pada awal masa nifas.
Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran
Lochea dapat dibagi menjadi Lochea rubra, sanguilenta, serosa dan
alba yaitu sebagai berikut:

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir


merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak
kecoklatan serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir


serviks dan serabut jaringan yang
mati.

Umumnya jumlah Lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar
saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran Lochea sekitar 240 hingga 270 ml.

5
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan
kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Ukuran vagina
akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada
saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat
terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan
indikasi tertentu.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
a. Nafsu Makan
Asupan makanan ibu post partum biasanya akan mengalami penurunan
selama satu atau 2 hari, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kadar
progesteron setelah melahirkan. Diperlukan waktu pemulihan 3-4 hari
agar faal usus kembali normal.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali
normal.
3. Perubahan Sistem Musculoskeletal
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

6
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak
melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan yang dinamakan strie.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang samar.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala.
e. Simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini
merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang
penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai
oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat
bergerak ditempat tidur atau saat berjalan.
4. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal,
namun tidak akan melebihi 8 derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih
dari 38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.

7
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan
darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan
tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre
eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang
terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal.
Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi
istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta
dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali esterogen menyebabkan
dieresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma
kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama
setelah kelahiran bayi. Selam masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali
jumlah urine.
Hilangnya progesterone membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut
selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa persalinan.
Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan
pada persalinan dengan SC, pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan
terdiri dari volume darah dan kadar Hmt (Haematokrit).
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume
darah ibu relative akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban

8
pada jantung dan akan menimbulkan decompensatio cordis pada pasien
dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5 hari post
partum.
6. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan
plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama
post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah
lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih
sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi
selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih
akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya
kondisi patogis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit
sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan
tingkat volume darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh
status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari
pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada
saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan
darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan
kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-
7 post partum dan akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah
kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu
pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar
500 ml.

9
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai
omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan
meningkat pada fase konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi
oleh faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat
anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna
sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat
mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.

2.2 Konsep Dasar Postnatal Massage


A. Pengertian Postnatal Massage
Pijat setelah melahirkan dapat memberikan beberapa manfaat dan
efektif membantu pemulihan ibu dalam masa nifas, seperti meredakan
beberapa titik kelelahan pada tubuh, melepaskan tegangan pada otot,
memperbaiki peredaran darah, dan meningkatkan pergerakan sendi serta
peremajaan tubuh. Ada sebagian ibu mulai di pijat segera setelah pulang
dari rumah sakit. Namun bagi ibu yang menjalani operasi sesar, sebaiknya
tunggu hingga luka operasi sembuh.
Setelah melahirkan, ibu biasanya baru tidak akan punya waktu untuk
mengurus dirinya sendiri. Setiap hari dihabiskan untuk merawat bayi yang
baru lahir. Setelah melahirkan biasanya ibu baru akan mengeluh badannya

10
terasa tidak enak. Itu karena pada saat melahirkan, semua otot di tubuh
digunakan. Postnatal Massage adalah teknik melakukan tekanan
menggunakan tangan pada otot yang dilakukan pada ibu nifas.
Perawatan setelah melahirkan ini bisa membantu ibu kembali bugar
dan segar. Menurut terapis, perawatan ini umumnya dilakukan oleh ibu
setelah melahirkan yaitu pada waktu masa nifas. Namun tidak ada patokan
berapa hari masa nifas, umumnya tergantung kenyamanan ibu yang
melakukan pijatan. Pilihan waktunya dikembalikan pada kenyamanan si
ibu. Saat mencoba pijatan setelah melahirkan ini, ibu akan dimanjakan
seutuhnya. Perawatan dimulai dengan memberikan apply oil dan memijat
kaki sampai dengan wajah. (Griya, 2016).
Postnatal massage lebih berkaitan dengan efek jangka pendek
dalam memberikan efek relasasi dan mengurangi keletihan pasca
melahirkan. Dukungan dan motivasi dalam bentuk dukungan psikologis
dan peran dalam merawat bayi sangat diperlukan oleh ibu postpartum
dalam menjaga proses involusi dan laktasi tetap lancar.
Postnatal massage merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan
untuk menatalaksana keletihan pada ibu nifas. Postnatal massage ini
mempunyai keunggulan karena merupakan tindakan yang menyeluruh,
intervensi yang lain seperti senam nifas atau pijat oksitosin menataksana
pada sebagian tubuh saja. Postnatal massage ini belum menjadi aktivitas
yang rutin seperti senam nifas, padahal banyak ibu membutuhkan relaksasi
setelah melahirkan agar bisa beraktivitas dengan baik pada masa nifas.
Pijatan yang dilakukan mulai dari punggung, kaki, tangan dan pundak akan
memberikan efek relaksasi dan melemaskan otot-otot yang tegang setelah
proses persalinan (Kusbandiyah & Puspadewi, 2020).

B. Tujuan Postnatal Massage


Postnatal Massage ini dapat mengurangi stress, kondisi hormonal
yang tidak seimbang dapat menyebabkan si ibu menjadi stress. Mengurangi
rasa pegal dan nyeri/kram, pemijatan pada seluruh tubuh dapat mengatasi
rasa pegal dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Memperlancar peredaran

11
darah, sehingga asupan nutrisi dan oksigen tercukupi dengan baik. Setelah
melahirkan, ibu baru tidak akan punya waktu untuk mengurus dirinya
sendiri. Setiap hari dihabiskan untuk merawat bayinya yang barulahir.
Setelah melahirkan biasanya ibu baru akan mengeluh badanya terasa tidak
enak, itu karena pada saat melahirkan, semua otot di tubuh digunakan.
Melakukan SPA adalah salah satu solusi untuk membuat badan fit lagi
(Griya, 2016).

C. Manfaat Postnatal Massage


1. Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut,
punggung, dan panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan
beberapa titik nyeri dan melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat
meningkatkan aliran darah dan oksigen ke dalam otot dan dapat
meredakan nyeri atau pegal-pegal pada tubuh.
2. Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu
pengencangan bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
3. Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda
nyeri alami.
4. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang
pengeluaran ASI dan memudahkan proses menyusui. Pijatan pada
payudara akan membantu membuka saluran kelenjar susu yang
tersumbat, sehingga mengurangi risiko radang kelenjar pada payudara
(mastitis).
5. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan sirkulasi
dan merangsang proses penyembuhan organ dalam.
6. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe,
Mengurangi kram otot serta membantu mengatasi stres setelah
melahirkan (Griya, 2016).
D. Kontraindikasi Postnatal Massage
1. Kontraindikasi Area Pemijatan
Yang harus diperhatikan pada pijat ibu pasca bersalin : Jika menjalani
operasi sesar, sebaiknya pijat dilakukan setelah luka operasi sembuh,

12
karena pijat dapat menyebabkan rasa nyeri. Walau pijat dapat membuat
rileks, namun tidak boleh memijat daerah perut dan bekas jahitan
operasi. Tekanan apapun pada daerah tersebut dapat menyebabkan
masalah. Fokuskan pijatan pada kaki, kepala, tangan dan lengan serta
punggung
a. Abdominal massage
Jika menjalani operasi Sectio Caesar, sebaiknya Ibu menunggu 2
minggu, atau setelah luka operasi sembuh, karena pijat dapat
menyebabkan rasa nyeri. Walau pijat dapat membuat santai, namun
sebaiknya dihindari untuk memijat daerah perut dan bekas jahitan
operasi.
2. Kontraindikasi Keadaan Pemijatan
Pemijatan pada ibu post natal tidak dapat dilakukan bila: Demam, mual,
diare, tekanan darah tinggi, perdarahan, inflamasi vaskular akut seperti
phlebitis, penyakit infeksi, diabetes dengan komplikasi seperti
gangguan pada ginjal, pneumonia akut, kanker, untuk ibu dengan
normal partus pemijatan daerah perut dilakukan setelah 2 hari setelah
partus, untuk ibu dengan Sectio Caesar, sebaiknya pemijatan pada
bagian perut dilakukan setelah luka jahitan sudah kering, atau sekitar 2
minggu post partus.

E. Posisi Postnatal Massage


1. Supinasi (terlentang)

13
2. Pronasi (terlungkup)

F. Teknik Dasar Postnatal Massage


Pemijatan Daerah Kaki
1. Persiapan lingkungan
Posisikan klien dalam posisi yang nyaman, Tanyakan
kenyamanan posisi klien dan Pertimbangkan suhu ruangan
2. Persiapan pasien
Buka selimut pada daerah kaki hingga ke paha kemudian
balurkan minyak di daerah kaki hingga ke paha
3. Fase Kerja
a) Ankle Circular Motion
Lakukan gerakan memutar pada
pergelangan kaki.

b) Efflourage
Lakukan gerakan Efflourage dari
betis sampai paha.

c) Calf Muscles
Urut daerah kedua sisi betis dari
bawah keatas dengan kedua
tangan.

d) Graps Leg and Hold


Raih kaki dan tahan seperti
menggendong bayi.

e) Rotate the legs


Putar kaki dengan gerakan
melingkar, Lakukan dengan hati-
hati dan lembut terutama dengan

14
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan, Turunkan betis ke
bawah (menggelantung)

f) Efflourage
Lakukan gerakan Efflourage
dari lutut sampai paha,
Naikkan betis kembali.

g) Stroking
Akhiri dengan membelai
seluruh kaki.

Pemijatan Daerah Perut dan Dada


1. Tuangkan minyak ke perut
2. Clockwise
Usapkan minyak searah jarum
jam.

3. Under the back and on the belly


Letakkan satu tangan dan
tangan dibawah punggung dan
yang lainnya di perut, Ini akan
memberikan keseimbangan.

4. Hand after hand


Gerakkan tangan seperti sedang
menyetrika dengan tekanan
lembut, Ini bisa melepaskan
ketegangan.

5. Triangle Massage
Akhiri gerakan dengan
mengusap dari bawah

15
punggung, pinggang gerakkan
keatas membentuk segitiga dan
Lakukan dengan hati-hati dan
lembut terutama dengan
ketidakstabilan panggul karena
tubuh masih dalam proses
pemulihan.

Pemijatan Daerah Lengan


1. Eflurage
Tuangankan minyak dan
lakukan gerakan eflurage,
Usapkan dengan gerakan
lembut dari tangan ke
lengan.

2. Lift the arm


Angkat lengan dengan
lembut dan pegang pada
pergelangan tangan.

3. Shake gently
Goyangkan dengan lembut,
Ini menghilangkan
ketegangan

4. Circular upper arms


Pijat lengan atas dengan
gerakan melingkar dengan
sedikit tekanan lalu menuju
tangan bawah dengan
gerakan perahan swedia,
Akhiri dengan lembut
sentuhan pada pergelangan
tangan sampai ke jari dan
telapak tangan.

16
Pemijatan Daerah Kepala, Leher dan Wajah
1. Eflurage
Tuangkan minyak dan usap
secara lembut dari dada
menuju bahu kemudian ke
leher sampai ke belakang
leher.
2. Rotate the Head
a) Putar kepala perlahan,
Hal ini bisa mengurangi
stress
b) Selanjutnya adalah pijat
bahu dengan gerakan
eflurage.

c) Tutupi mata dengan


tangan untuk relaksasi

Pemijatan Daerah Pantat dan Punggung


1. From lower back to the
fingertips
a) Tuangkan minyak
ditangan ke belakang
dengan gerakan eflurage
b) Usap dari punggung
bawah hingga ujung jari.

2. Circular motions
a) Lakukan gerakan
melingkar lakukan pada
punggung bagian
bawah.
b) Gerakan usap ke
samping dengan tangan

17
secara bergantian akhiri
dengan eflurage.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Post partum adalah masa atau waktu saat bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan kembalinya
organ-organ yang berhubungan dengan kandungan, yang mengakibatkan
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat
melahirkan.
Postnatal massage merupakan tindakan yang dapat membantu agar ASI ibu
dapat keluar dengan lancar dan ibu nifas juga merasa segar dan nyaman selama
menghadapi masa nifasnya. Masa nifas yang dapat dilalui ibu dengan nyaman,
sangat membantu dalam involusi uterus, membantu ASI keluar dengan lancar,
sehingga ibu dapat melalui masa nifasnya dengan tenang.
Postnatal Massage dengan teknik melakukan tekanan menggunakan tangan
pada otot yang dilakukan pada ibu nifas. Perawatan setelah melahirkan ini bisa
membantu ibu kembali bugar dan segar, dapat mengatasi rasa pegal dan nyeri
di beberapa bagian tubuh, memperlancar peredaran darah, sehingga asupan
nutrisi dan oksigen tercukupi dengan baik.

3.2 Saran
A. Bagi Ibu Nifas
Dapat mengikuti penyuluhan, bisa di balai desa atau di puskesmas pada
saat tenaga kesehatan melakukan penyuluhan, tentang postnatal massage.
B. Bagi Bidan/Tenaga Kesehatan Lainnya
Dapat mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan pengetahuan
kemudian mengadakan penyuluhan tentang postnatal massage.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aizar dan Asiah.(2018). Massage Postpartum dan status fungsional pasca salin di
Medan. Buletin Farmatera. Vol 3 No.1 (24-32)
Anonym, (2008). Keajaiban Postnatal Massage. Jakarta : Bunda Pustaka
Griya. (2016). Mom SPA. https://www.ibudanbalita.com//pijat-masa-nifas (dilihat
pada 12 April 2022)
Kusbandiyah, J., & Puspadewi, Y. A. (2020). Pengaruh Postnatal Massage terhadap
Proses Involusi dan Laktasi Masa Nifas di Malang. Jurnal Ners Dan
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 065– 072.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p065- 072
Mongan, (2007). Psikologi Konseling. Surabaya : Salemba Medika
Saifuddin. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

20

You might also like