Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis faktor penyebab keterlambatan pengiriman barang dengan menggunakan metode fishbone. Analisis fishbone adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gaspers, V. 2002). Penelitian dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman yang melayani pengiriman dan penerimaan barang maupun dokumen dari dan ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi pengumpulan data, penggambaran bagan faktor penyebab, identifikasi akar masalah, serta diakhiri dengan rekomendasi dan implementasi.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur atau dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah Teknik fishbone. Desain penelitian dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.2. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan yang diteliti bisa berupa individu, kelompok, organisasi, benda, atau suatu peristiwa sosial seperti aktivitas individu atau kelompok (Hamidi, 2010:141). Pada penelitian ini, unit analisis yang dimaksud adalah proses pengiriman barang yang dilakukan oleh PT. X meliputi tenaga kerja yang menangani, metode pengiriman barang yang digunakan, serta alat yang digunakan untuk melakukan pengiriman barang. 3.2.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011:16), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pendapat tersebut yang dijadikan penulis untuk menentukan populasi, sehingga populasi dari penelitian yang akan dilakukan adalah proses pengiriman barang oleh PT. X. 3.2.3.2. Sampel Menurut Sugiyono (2010:43), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini akan menggunakan teknik purposive sampling yang termasuk dalam metode non probability sampling. Sugiyono juga mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria atau syarat sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tenaga kerja, metode, dan alat yang digunakan dalam proses pengiriman barang oleh PT.X. 3.2.4. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian, jenis data yang digunakan sebagai pertimbangan adalah data primer. Menurut Hasan (2002:13-14) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang memerlukannya. Data primer dapat diperoleh dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dan observasi lapangan. 3.2.5. Teknik Analisis Data Analisis faktor penyebab keterlambatan pengiriman barang akan dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisa masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, metode pengiriman, lingkungan, dan alat. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Gambar 3.2 Diagram Fishbone
Berdasarkan Gambar 3.2, faktor yang menyebabkan tertundanya pengiriman
barang dibagi menjadi empat kategori, yaitu manusia, metode pengiriman, lingkungan, dan alat. 1. Manusia (Man) Proses pengiriman barang biasanya dilakukan oleh kepala ekspedisi di departemen pergudangan. Waktu standar pekerja dalam perusahaan adalah 8 jam kerja dan dalam satu hari hanya dapat mengerjakan tidak lebih dari 20 container. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh tenaga kerja PT.X yang menangani banyaknya permintaan terhadap terlambat atau tidaknya proses pengiriman barang yang dilakukan. 2. Metode Pengiriman (Method) Staf ekspedisi membutuhkan waktu untuk mencari pihak jasa pengiriman yang bersedia mengirim barang ke tempat tujuan. Jika sudah didapatkan jasa pengiriman yang bersedia belum tentu jasa pengiriman tersebut bersedia mengirim satu jenis barang saja sehingga harus menunggu terkumpulnya barang lain baru kemudian dikirim. Jam operasional dari jasa pengiriman yang dipilih juga belum tentu sesuai dengan waktu barang siap untuk diberikan kepada jasa pengiriman. Berdasarkan contoh kasus tersebut, penelitian ini akan melihat pengaruh metode pengiriman yang digunakan oleh PT. X terhadap kecepatan pengiriman barang yang dilakukan. 3. Lingkungan Faktor yang mungkin menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman barang adalah terjadinya cuaca buruk yang menganggu proses pengiriman baik yang terjadi di darat, laut, maupun udara. Selain itu, kondisi lingkungan kantor juga mungkin menjadi penyebab keterlambatan pengiriman barang. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh faktor lingkungan seperti uraian di atas terhadap proses pengiriman barang yang dilakukan oleh perusahaan PT. X. 4. Alat Masalah yang mungkin dialami pada saat pengiriman barang adalah yang berasal dari jenis transportasi yang digunakan. Pemilihan jalur darat, laut, atau udara yang digunakan juga akan mempengaruhi proses pengiriman barang yang dilakukan. Oleh karena itu, akan dilihat bagaimana pengaruh alat pengiriman barang yang digunakan oleh PT. X terhadap terlambat atau tidaknya pengiriman barang yang dilakukan.
3.2.6. Uji Validitas Data
Dalam konteks desain penelitian, istilah validitas (keabsahan) merupakan derajat kecocokan (matching) penjelasan ilmiah mengenai gejala terhadap realita. Validitas mengacu pada kebenaran atau kesalahan proposisi yang dihasilkan oleh penelitian. Selain itu, validitas data jika dinyatakan dengan cara lain adalah suatu kebenaran dan kejujuran mengenai suatu gambaran, penjelasan, interpretasi, dan simpulan yang diperoleh dari suatu laporan penelitian (Sutama, 2016:87). Langkah-langkah pengujian validitas data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Kredibilitas (Validitas Internal) Kredibel maksudnya adalah seorang peneliti dipercaya telah mengumpulkan data yang real di lapangan serta menginterpretasi data autentik tersebut dengan akurat. Pada uji kredibilitas ada beberapa poin penting, penjelasannya seperti berikut: a. Triangulasi Triangulasi terdiri atas, triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi sumber data, triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. Triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk mengecek atau mencari tahu mengenai keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data yang sesuai, misalnya adalah wawancara, FGDs, dan observasi. Triangulasi sumber data digunakan untuk mengecek atau mencari tahu mengenai keabsahan sumber-sumber yang digunakan untuk penelitian. Triangulasi teori digunakan untuk mengecek atau mencari tahu keabsahan dari teori-teori yang digunakan dalam suatu penelitian. Triangulasi peneliti digunakan untuk mengecek atau mencari tahu keabsahan data berdasarkan pandangan para peneliti-peneliti (ahli) yang sesuai dengan penelitian tersebut. b. Feedback Feedback sangat penting untuk mengurangi bias personal peneliti. Untuk itu, peneliti perlu mendapatkan masukan dari orang- orang yang familiar dengan masalah penelitian dan orang-orang lain yang asing dengan penelitian tersebut. Masing-masing feedback yang diberikan dari kedua kelompok tersebut berbeda, tapi semua itu akan bernilai untuk validitas penelitian. c. Member check Peneliti kualitatif perlu mendapatkan masukan dari orang-orang yang telah diteliti. Masukan mereka sangat signifikan untuk mengukur apakah analisis sesuai dengan harapan dan kenyataan yang mereka alami. Pada praktiknya, member check ini dapat diperoleh peneliti dengan meminta informan kunci penelitian untuk memberikan masukan terhadap laporan penelitian yang telah dilaksanakan. d. Perbandingan hasil penelitian Studi-studi kualitatif yang berasal dari lingkungan yang berbeda (multi-studies) dan kasus-kasus yang banyak (multi-case studies) perlu dibandingkan untuk meningkatkan validitas keutuhan penelitian tersebut. Kasus-kasus yang diteliti juga perlu dibandingkan dengan penelitian lain yang pernah dilakukan orang lain dalam konteks yang berbeda, sehingga dengan membandingkannya, peneliti dapat memberikan informasi dan hasil analisis data yang khas sesuai dengan kasus yang didalaminya. e. Memahami setting penelitian Peneliti kualitatif disarankan perlu mengenal setting penelitian dengan baik sebelum melakukan penelitian, sehingga proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti dituntut untuk melakukan kontak awal dengan para informan kunci dalam komunitas atau organisasi yang hendak diteliti. 2. Transferability (Validitas Eksternal) Denzin & Lincoln (2005:1-32) menjelaskan bahwa konsep validitas eksternal atau transferability berkaitan dengan sejauh mana hasil analisis data penelitian dapat diaplikasikan pada setting penelitian yang lain. Peneliti dalam prosesnya mencapai validitas eksternal penelitian kualitatif, perlu menjelaskan hal-hal mendetail seperti di bawah ini. Konteks organisasi/komunitas yang diteliti Persyaratan menjadi informan penelitian Jumlah partisipan yang berpartisipasi Alasan penggunaan metode penelitian tertentu Waktu yang dibutuhkan untuk wawancara/FGDs/observasi Waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan penelitian tersebut (Shenton, 2004:63-75). 3. Dependability Dependability disebut juga dengan reliabilitas. Suatu penelitian dikatakan reliabel apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing. 4. Conformability Conformability dalam penelitian kualitatif disebut dengan objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian tersebut telah disepakati oleh banyak orang. Sutama. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitaif, kualtatif, PTK, dan R&D. Kartasura: Fairuz Media. Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2005). Introduction: The Discipline and Practice of Qualitative Research. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), The Sage handbook of qualitative research (pp. 1–32). Sage Publications Ltd. Shenton, A. K. (2004). Strategies for Ensuring Trustworthiness in Qualitative Research Projects. Education for Information, 22, 63-75.