You are on page 1of 20

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD

Nama : YULIANA

Nim : 835040037

Mata Kuliah : Praktikum IPA di SD (PDGK4107)

Semester : 7

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ-PALEMBANG POKJAR BELITANG


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi
Praktikum Pembiasan Cahaya............................................................. 1
Praktikum Resonasi Bunyi................................................................... 5
Praktikum Cermin Cembung.............................................................. 11
Praktikum Bintik Buta......................................................................... 15
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA

A. Tujuan percobaan
Untuk mengetahui dan mengamati proses terjadinya pembiasan cahaya
B. Dasar teori
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan gelombang cahaya ketika
melewati bidang batas antara dua medium berbeda. Setiap medium memiliki
indeks bias yang berbeda-beda, karena perbedaan indeks bias inilah maka jika ada
seberkas sinar yang melalui dua medium yang berbeda kerapatannya maka berkas
sinar tersebut akan dibiaskan.
Kecepatan merambat cahaya pada tiap-tiap medium berbeda-beda tergantung pada
kerapatan medium tersebut. Perbandingan perbedaan kecepatan rambat cahaya ini
selanjutnya disebut sebagai indeks bias.
C. Alat dan bahan
1. Pensil
2. Gelas kaca
3. Air
4. Hp untuk memvideo/
5. Alat tulis
D. Prosedur percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Isilah gelas dengan air

3. Celupkan pensil ke dalam gelas yang berisi air dengan kemiringan lalu amati
dari atas dan dari sisi bawah
4. Catat dalam hasil pengamatan
E. Hasil percobaan
Pada kegiatan ini pensil yang diletakan kedalam gelas yang berisi air terlihat
patah saat dilihat dari samping gelas.
Jika dilihat dari atas kita melihat bahwa pensil yang berada di air lebih pendek
dari yang sebenarnya.
dan apabila pensil diamati dari sisi bawah. Bagian pensil yang tercelup tampak
lebih panjang dari sebenarnya.

F. Pembahasan
Pada saat pensil diletakan dalam gelas Peristiwa membelokan jalannya cahaya
pada batas medium disebut sebagai pembiasan (refragsi). Pensil yang dicelupkan
sebagian dalam air akan terlihat patah dikarenakan jalannya cahaya dibagian
pensil yang berada dipermukaan air dan bagian dari yang tercelup dalam air
menempuh lintasan yang tidak sama.
G. Kesimpulan
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari
medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya
merambat dari udara kedalam air. Cahaya dibiaskan menjauhi dari garis normal
jika cahay merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang
rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air keudara atau dari kaca keudara.

Pembiasan terjadi karena adanya pembelokan gelombang cahaya ketika melewati


bidang batas antara dua medium yang berbeda. Cahaya merambat dengan
kecepatan berbeda pada kerapatan berebeda.
H. Pertanyaan
1. Mengapa pensil kelihatan patah bila tercelup dalam air?
Jawab:
karena jalannya cahaya dari bagian pensil yang berada diatas permukaan air
dan dari bagian yang tercelup dalam air menempuh lintasan yang tidak sama.
2. Pensil yang dimasukkan kedalam gelas tampak patah. Hal itu membuktikan
bahwa cahaya mengalami !
Jawab:
Pembiasan.
I. Daftar pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
I Made Padri. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 5. Jakarta:
Universitas Terbuka.

J. Kesulitan yang dialami


Mencari alat dan bahan. Karena keterbatasan alat dan bahan kami menggunakan
bahan seadanya untuk melakukan percobaan ini.

K. Lampiran
Foto dan video
a. Link video
https://youtu.be/Apn4OZWWg4w
b. foto
LAPORAN PRAKTIKUM RESONASI BUNYI

A. Tujuan
1. Mengamati resonasi pada ayunan bandul.
2. Menjelaskan syarat terjadinya resonasi.
3. Mengukur panjang kolom udara tabung resonasi.
4. Menghitung cepat rambat bunyi di udara
B. Dasar teori
Resonansi bunyi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat
getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi. Peristiwa ini dapat diamati dengan
menggunakan kolom udara. Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan ember
yang diisi air, sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik
turunkan permukaan air pada ember. Resonansi bunyi hanya dapat terjadi jika suatu
benda memiliki frekuensi alami yang sama dengan frekuensi alami sumber bunyi
yang bergetar. Resonansi bunyi dapat memperkuat bunyi asli, sehingga bunyi yang
dihasilkan dapat terdengar lebih keras dan nyaring.
C. Alat dan bahan
1. Tali (benang kasur)
2. Batang kayu / batang bambu panjang kurang lebih 50 cm
3. Beban 3 buah masing-masing 300 gram
4. Pengukur frekuensi (hp)
5. Bejana berisi air/ ember
6. Pipa
7. Sendok/garputala
8. Mistar
9. Pot 2 buah berisi tanah
D. Prosedur percobaan
 Percobaan resonasi ayunan bandul.
1. Rangkailah alat dan bahan.panjang bandul A dibuat sama panjang dengan
bandul B. bandul C dibuat lebih panjang dari bandul A.
2. Getarkan bandul A dengan cara menarik bandul A kesamping sejauh 5 cm
tegak lurus batang D. Setelah ditarik kesamping kemudian lepaskan
biarkan bandul berayun-ayun.
3. Amati bandul B dan bandul C dalam waktu yang agak lama. Apakah
bandul tersebut beresonasi (ikut berayun).
4. Getarkan lagi bandul A tersebut. Amati kecepatan getaran bandul yang
beresonasi dan bandul yang digetarkan (bandul A) .
 Percobaan resonasi bunyi pada kolom udara
1. Celupkan tabung kaca ke dalam bejana berisi air sampai hampir
tenggelam seluruhnya. Ambil sebuah garputala, catat frekuensi
(fg=...Hz).
2. Getarkan sebuah garputala di atas tabung kaca, kemudian tarik tabung
kaca perlahan-lahan sampai Anda mendengar bunyi dengungan. Bunyi
dengungan yang pertama kali Anda dengar menyatakan bahwa kolom
udara dalam tabung kaca beresonansi dengan garputala. Di sini
frekuensi kolom udara adalah frekuensi nada dasarnya. Catat panjang
kolom udara sebagai L2
3. Tariklah tabung kaca agar panjang kolom udara kira-kira 3 kali
semula. Dengan menggerakkan garputala yang sama, ukurlah
4. Ukurlah suhu udara t, pada waktu melakukan eksperimen, kemudian
ubah dalam derajat Kelvin T
5. Hitunglah cepat rambat bunyi dengan cara

a.) v= 331
√ T
273
.

1
b ) Panjang kolom udara pada resonansi f, adalah –x = λ .
4

3
Panjang kolom udara pada resonansi II adalah L2 + x = λ.
4

3 1 2 1
L2 – L1 = - λ= λ= λ
4 4 4 2

λ=2 L2 – L1

Selanjutnya hitunglah cepat rambat bunyi di udara dengan persamaan:


v = fg λ .

E. Hasil percobaan

a. Resonansi Ayunan Bandul


Pengamatan Resonansi Ayunan Bandul

No Bandul A Bandul B Bandul C


1. Digerakkan sebentar Beresonansi cepat Beresonansi lambat
2. Digerakkan agak lama Resonans i makin lambat Resonansi makin lambat

Pembahasan

Dari tabel diatas panjang bandul A dan B adalah 25 cm. Bandul C kurang lebih 40
cm. Bandul A digerakkan dengan cara menarik kesamping sejauh 5 cm tegak lurus
dengan batang D, lalu dilepaskan. Maka bandul B dan C berayun (beresonansi).

Bandul A digerakkan lagi dengan mengamati yang lebih lama, ternyata makin lama
bandul A berayun, makin lama pula resonansi pada bandul B dan C dan makin
lambat, melambat pula resonansinya.

b. Resonansi Bunyi Pada Kolom Udara


Pengamatan Resonansi Bunyi Pada Kolom Udara

Resonansi K Panjang kolom udara (L) Frekuensi (f) Keterangan


1 (satu) 5 cm 1142 Hz Celupan pipa ke 1
2 (dua) 10 cm 4073 Hz Celupan pipa ke 2

Pembahasan
Kami celupkan pipa kedalam timba/ember berisi air, pipa dicelupkan ke dalam
air dengan kedalaman 5 cm yang berfrekuensi 1142 Hz perlahan-lahan pipa ditarik
sambil didengarkan, ternyata ada dengungan nyaring yang cukup keras. Kemudian
kita celupkan lagi pipa kedalam air dengan kedalaman 10 cm yang berfrekuensi 4073
Hz ternyata ada dengungan nyaring yang lebih keras dari percobaan yang pertama.
 Panjang kolom udara
λ=2( L2 – L1)

λ =2(10-5)

λ =2x5cm
λ =10 cm

 Cepat rambat bunyi v = f λ .


V=fλ.
=5.215x10
=52.150
F. Kesimpulan
1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda oleh pengaruh getaran
benda yang lain.
2. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar keras
dibandingkan dengan bunyi asalnya.
3. Panjang gelombang bunyi di udara diperoleh dari pengurangan panjang kolom
udara pada resonansi kedua dikurangi panjang gelombang bunyi di udara pada
resonansi kedua.
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan eksperimen Anda:
a. Jelaskan pengertian resonansi!
b. Jelaskan syarat-syarat terjadinya resonansi!
Jawab:

a. Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh


getaran benda lain
b. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar lebih keras
dari bunyi aslinya.
2. Jika resonansi 1 terjadi pada kolom udara 25 cm, perkirakanlah panjang kolom
udara resonansi 2.
Jawab:
Panjang resonansi kedua = 35 cm
3. Dalam suatu percobaan di ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah
7° C. Hitunglah cepat rambat bunyi pada tempat tersebut!
Jawab:
T
v= 331√
273
7
v= 331√
273
v= 331 x 0,160128
v= 53,062 m/s
H. Daftar pustaka
Rumanta,M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT.Prata Sejati Mandiri
I. Kesulitan yang dialami
Mencari alat dan bahan. Karena keterbatasan alat dan bahan kami menggunakan alat
dan bahan seadanya untuk melakukan percobaan ini.

J. Lampiran
Link video
https://youtu.be/7HnpLfT5KCo
Foto
Resonasi pada ayunan bandul

Resonasi bunyi pada paralon


PERCOBAAN CERMIN CEMBUNG
A. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)

B. KAJIAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari
lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua.
Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar
dapat mengumpul (konvergen).

Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:


a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f.
b) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kaca spion
2. lilin
3. penggaris
4. kertas putih
5. korek
6. alat tulis
7. hp

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber
cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar
pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

E. Hasil Percobaan 
CERMIN CEMBUNG
No s s’ 1/s 1/s’ 1/f f
1 6 49 0,16666666 0,02040816 0,18707482 5,34545482
2 8 34 0,125 0,02941176 0,15441176 6,47619047
3 10 20 0,1 0,05 0,15 6,66666666
4 12 27 0,08333333 0,03703703 0,12037037 8,30769231
5 15 16 0,06666666 0,0625 0,12916666 7,74193548

F. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan di atas, terdapat pengamatan sifat-sifat dan jarak
titik fokus pada lensa cembung. Percobaan pengukurannya dilakukan hingga 5 kali. Dalam 5
kali percobaan tersebut dapat diketahui adanya perbedaan jarak yang berbeda.Percobaan di
atas juga dapat menggambarkan bahwa lensa cembung memiliki sifat mengumpulkan sinar
atau cahaya. Berkas cahaya yang sejajar dengan sumbu utama bisa mengenai permukaan
lensa. Saat hal ini terjadi, maka berkas cahaya akan dibiaskan melewati satu titik.Adapun
hasil kelima percobaan tersebut, memiliki jarak hasil yang tidak sama atau tidak akurat.
Ketidak akuratannya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dimaksud
adalah sebagai berikut :

1. Tidak akurat pengukurannya.


2. Tidak terdapat bayangan fokus pada lensa cembung yang digunakan.
3. Perhitungan datanya tidak akurat.
4. Bayangan yang fokus, tidak berhasil didapatkan karena ada cahaya terang yang
menjadi penghalang.
G. PERTANYAAN
Tentukan Jarak Fokus (F) Lensa Cembung jika diketahui jarak benda 10 cm dan jarak
bayangan 20
Jawab:
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
f 10 20
1
= 0,15
f
f = 6,66666666 cm

H. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa jarak benda yang
semakin dekat akan menghasilkan jarak bayangan benda yang semakin jauh dengan cermin.
Sebaliknya, jarak benda yang semakin jauh akan menghasilkan jarak bayangan benda yang
semakin dekat. Jarang benda yang diubah dalam ukuran berapapun, tidak akan mengubah fokus
atau titik api itu sendiri. Sedangkan sifat yang terbentuk dari bayangan yang ada tersebut
bergantung pada jarak bayangan dan jara benda itu sendiri. Sebagaimana penjelasan di atas,
semakin dekat jarak benda akan menghasilkan jarak bayangan yang semakin jauh. Dari sini
diperoleh bahwa sifat bayangan yang dibentuk adalah diperbesar. Sedangkan saat jarak benda
semakin jauh, maka jarak bayangan semakin dekat. Artinya, sifat bayangan yang dibentuk
adalah diperkecil. Setiap percobaan hendaknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Hal ini
dimaksudkan agar mendapatkan fokus pengamatan bayangan menjadi lebih baik. Percobaan
juga bisa dilakukan dalam waktu berkali-kali agar hasil yang didapat semakin tepat.
I. KESULITAN YANG DIALAMI
Karena keterbatasan alat dan bahan kami menggunakan bahan seadanya untuk melakukan
praktikum ini
J. Daftar Pustaka

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. LAMPIRAN
Foto dan video
Link video
https://youtu.be/OiuNNK3fR28
foto
Laporan Percobaan Bintik Buta

A. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik muda dan
menentukan jarak benda yang dilihat yang bayangannya tepat mengenai bintik buta

B. Alat dan bahan yang digunakan

1. Alat Tulis dan Penggaris


2. Gambar bintik buta bagian A
3. Tabel pengamatan

C. Landasan Teori

Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan
diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya
yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel
kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan
mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian
belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan
melihat benda. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika
cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada
bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik
dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya,
bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut
jatuh di bagian bintik buta pada retina

D. Cara kerja

a. Percobaan Bintik Buta (1)

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Menyiapkan gambar bintik buta bagian A untuk percobaan ke-1
3. Menutup mata sebalah kiri dengan jari-jari tangan
4. Pusatkan pandangan pada tanda positif (+) dengan jarak 60 cm dari pandangan
mata lalu perlahan-lahan mendekatkan gambar kearah wajah dengan tetap berfokus
pada tanda positif (+)

.
5. Mengetahui berapa jarak dari mata tanda bundaran hitam ( ) mulai tidak tampak
6. Mencatat hasil pengamatan pada table yang telah di sediakan di modul

b. Bintik Buta (2)

1. Perhatikan gambar
2. Tutup mata kiri dengan jari tangan Anda, dan dengan mata kanan Anda,
pandanglah tanda positif (+) secara tajam, jarak gambar mulai dengan 60 cm dari
mata Anda
3. Secara perlahan-lahan, dekatkanlah gambar tersebut ke arah muka Anda,
sementara pandangan Anda tetap tertuju pada tanda (+).
4. Pada jarak berapa dari mata, garis pendek tampak menghilang dari pandangan
Anda?
5. Lanjutkan gerakan tersebut, selanjutnya pada jarak berapa garis pendek tersebut
terlihat kembali? Apa yang Anda lihat antara garis panjang dengan garis pendek?
6. Mencatat hasil pengamatan pada table yang telah di sediakan di modul.

E. Hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan bintik buta ke-1

No. Jarak gambar A dari Dengan fokus pada tanda positif  


mata (+) maka tanda bundaran hitam
Ket

1 60 cm Tampak jelas  

2 59 cm Tampak jelas  

3 58 cm Tampak jelas  

4 57 cm Tampak jelas  

5 58 cm Tampak jelas  

6 57 cm Tampak jelas  

7 56 cm Tampak jelas  

8 55 cm Tampak jelas  

9 54 cm Tampak menghilang  
Tabel hasil pengamatan bintik buta ke-2

    Dengan fokus pada tanda positif (+) maka:

No Jarak gambar A   Garis pendek tampak


. dari mata menyatu dengan garis
Garis pendek panjang *)

1 60 cm Tampak jelas  

2 55 cm Tampak jelas  

3 51 cm Tampak menghilang  

4 42 cm Terlihat kembali  

5 37 cm Buram  

6 36 cm Tampak menyatu dengan garis √


panjang

F. Pembahasan

Pada percobaan pengamatan bintik buta ke-1 atau bagian A dari jarak 60 cm tanda
tanda bundaran hitam (.) masih nampak, namun pada jarak 30 cm (.) sudah tidak tampak
terlihat karena padangan fokus kita lebih dekat dengan tanda positif (+), dan inilah yang
dimaksud dengan bintik buta pada indera penglihatan kita sebagai manusia.

Pada saat melakukan percobaan dibantu oleh seorang teman untuk mengukur jarak
ketika fokus kita telah menemukan bintik buta dan jarak ketika ingin memulai percobaan

Berbeda dengan percobaan pada bintik butake-1 atau bagian A, pada percobaan ke-2
ini untuk mengetahui apa yang terjadi pada garis pendek ketika fokus kita pada tanda
positif (+) semakin dekat dengan wajah.  

Pada percobaan pengamatan bintik buta ke-2 atau bagian B dari jarak 60 cm hingga
55 cm garis panjang dan pendek masih tampak jelas, sedangkan pada jarak 51 cm garis
pendek mulai tampak menghilang, setelah itu pada jarak 42 cm garis pendek terlihat
tampak kembali dan pada jarak 36 cm garis pendek dengan garis panjang terlihat menyatu.
Dan pada percobaan kali ini tetap dibantu oleh teman untuk mengukur jarak yang di
dapatkan ketika melakukan percobaan.

G. Pertanyaan dan jawaban


Pertanyaan
Pada percobaan bintik buta ke-1, mengapa tanda (.) menghilang pada pandangan pada
jarak tertentu?
Jawaban:
1. Pada percobaan 1 tanda titik mengilang karena fokus mata kita ke tanda (+), semakin
dekat jarak focus maka tanda (.) akan hilang.
2. Pada percobaan bintik buta ke-2, mengapa kedua garis (pendek dan panjang) tampak
menyatu? Pada jarak berapa dari pandangan mata? Jelakan mengapa itu terjadi!
Jawab:
pada percobaaan ke-2 antara garis panjang dan garis pendek tampak menyatu karena fokus
benda sangat dekat dengan mata kita, pada jarak 36 cm kedua garis tersebut terlihat nampak
menyatu. 
H. Kesimpulan
Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin buram bahkan
tidak tampak

I. Kesulitan yang dialam

Tidak ada kesulitan yang dialami.

J. Daftar pustaka
Rumanta, maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang-Selatan: Universitas Terbuka.
http://siindonesiacerdas.blogspot.com/2014/06/hasil-pratikum-bintik-buta-ipa-sd.html

K. Lampiran-Lampiran
a. Link Video
https://youtu.be/2l5tTP_iBik

b. Foto-foto

You might also like