You are on page 1of 4

1) Berikut ini yang bukan merupakan prinsip pemilikan dan pengelolaan bersama,adalah:

Pemilikan bersama dari persekutuan


Bila ada resiko ditanggung bersama
Bila memperoleh laba dibagi bersama
Silent Partner tidak memperoleh laba, hanya gaji saja.

2) Pernyataan berikut ini yang bukan merupakan ketentuan yang diatur di dalam
perjanjian persekutuan adalah:
Ketentuan mengenai Sekutu
Ketentuan mengenai Pembagian Hutang.
Ketentuan mengenai Pembagian Laba
Ketentuan mengenai Pembubaran

3) Karakteristik persekutuan adalah umurnya terbatas, hal ini disebut juga:


Unlimited Liability
Mutual Liability
Limited Life
Mutual Agency

4) Karakteristik persekutuan yang menyebutkan “ Participation on Partnership Profit”,


artinya adalah:
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.
Kekayaan yang disetor ke dalam sekutu sudah bukan lagi milik sekutu penyetor.
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak terbatas, kecuali sekutu pasif sebatas
modal saja.
Masing-masing sekutu berpartisipasi sebagai agen (wakil).

5) Karakteristik persekutuan yang menyebutkan “Ownership of interest in a partnership”,


artinya adalah:
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.
Kekayaan yang disetor ke dalam sekutu sudah bukan lagi milik sekutu penyetor.
Tanggungjawab terhadap utang persekutuan adalah pada sekutu-sekutunya.
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak terbatas, kecuali sekutu pasif sebatas
modal saja.

6) Yang menyebabkan modal persekutuan dicatat disisi kredit adalah:


Penambahan Piutang
Penambahan modal dan pembagian laba
Transaksi Prive
Penambahan hutang

7) Berikut ini pernyataan yang benar mengenai cara mendirikan persekutuan dengan
mengubah pemilikan perusahaan perseorangan yang sudah ada:
Pengakuan Aktiva Bersih yang disetor.
Pembukuan Hutang masing-masing sekutu.
Penentuan modal masing-masing sekutu
Penilaian kembali aset anggota sekutu yang sudah memiliki usaha
8. Pernyataan yang benar mengenai pembagian laba pada persekutuan:
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.
Kekayaan yang disetor ke dalam sekutu sudah bukan lagi milik sekutu penyetor sehingga
laba harus ditanamkan ke persekutuan lagi.
Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak terbatas, kecuali sekutu pasif sebatas
modal saja sehingga yang berhak mendapat laba hanya sekutu aktif.
Masing-masing sekutu berpartisipasi sebagai agen (wakil) sehingga bagian laba masing-
masing harus sama.

9. Tercapainya azas adil dalam pembagian laba persekutuan maka harus memperhatikan:
Apabila persekutuan rugi maka rugi harus dibagi rata (sama besar).
Apabila persekutuan memperoleh laba maka harus dibagi rata (sama besar).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi dalam menghasilkan laba seperti modal
dan waktu
Aset tidak terlihat seperti goodwill harus dinilai lebih tinggi

10. Persekutuan ABC menyetujui perbandingan pembagian laba A:B:C adalah 3:5:7 Jika
pada akhir tahun persekutuan mendapatkan laba Rp 120 juta, maka laba yang diterima
C adalah :
Rp 56.000.000
Rp 30.000.000
Rp 50.000.000
Rp 70.000.000
11. Berikut yang bukan dasar pembagian laba dari perbandingan penyertaan modal masing-
masing sekutu adalah:
Perbandingan modal awal
Perbandingan modal akhir
Perbandingan modal rata-rata
Perbandingan bunga modal

12. Berikut ini yang bukan merupakan penyebab bubarnya persekutuan, yaitu:
Persekutuan bubar karena masuknya sekutu baru
Persekutuan bubar karena dilikudasi
Persekutuan bubar karena mengalami kerugian
Persekutuan bubar karena jangka waktu persekutuan habis

13. Penyebab bubarnya persekutuan yang termasuk dalam kategori bubarnya karena
berdasarkan Undang-Undang adalah:
Sekutu meninggal dunia.
Pengunduran diri sekutu secara resmi.
Persekutuan dirubah menjadi PT.
Tujuan Persekutuan yang tertuang dalam perjanjian telah tercapai.

14. Seseorang dapat menjadi sekutu baru dari persekutuan yang telah berdiri dengan cara :
Mendaftar dan membuat perjanjian
Membeli hak sekutu lama baik seorang, sebagian dari beberapa sekutu atau sebagian
dari seluruh sekutu
Menyetor modal mula-mula.
Memberi pinjaman kredit kepada persekutuan.
15. Bila diketahui Persekutuan “ MNOX” membagi laba atau rugi dengan rasio 20: 35:
25:20, sedangkan saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2000 adalah
sebagai berikut: Modal M, Rp. 60.juta ;Modal N, Rp. 105juta ; Modal O, Rp.
75.juta ;Modal X, Rp. 60 juta
Sekutu I masuk kedalam persekutuan MNOX dengan jalan membeli 50% hak N dan O
baik atas modal maupun hak laba sebesar Rp. 100.000.000 maka komposisi modal
setelah masuknya I sebagai anggota sekutu adalah:
M= Rp. 60 juta, I = 90 juta , N= 52,5 juta, O =37,5 juta dan X = 60 juta.
M= Rp. 50 juta, I = 90 juta , N= 52,5 juta, O =37,5 juta dan X = 60 juta.
M= Rp. 50 juta, I = 100 juta , N= 50,5 juta, O =35,5 juta dan X = 50 juta.
M= Rp. 60 juta, I = 80 juta , N= 52,5 juta, O =35,5 juta dan X = 60 juta

16. Bila diketahui Persekutuan “ MNOX” membagi laba atau rugi dengan rasio 20: 35:
25:20, sedangkan saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2000 adalah
sebagai berikut: Modal M, Rp. 60.juta ;Modal N, Rp. 105juta ; Modal O, Rp.
75.juta ;Modal X, Rp. 60 juta dan laba yang dibagi Rp 80 juta
Sekutu I masuk kedalam persekutuan MNOX dengan jalan membeli 50% hak N dan O
baik atas modal maupun hak laba seharga Rp. 100.000.000 maka komposisi perubahan
laba setelah masuknya I sebagai anggota sekutu adalah:
M= Rp. 16 juta, I = 24 juta , N= 14 juta, O =10 juta dan X = 16 juta.
M= Rp. 50 juta, I = 100 juta , N= 50,5 juta, O =35,5 juta dan X = 50 juta.
M= Rp. 60 juta, I = 80 juta , N= 52,5 juta, O =35,5 juta dan X = 60 juta
M= Rp. 16 juta, I = 0 , N= 28 juta, O =20 juta dan X = 16 juta.

17. Bila diketahui Persekutuan ABC membagi laba atau rugi dengan rasio 45: 35: 20,
sedangkan saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun adalah sebagai
berikut: modal A, Rp 50 juta; modal B, Rp 30 juta ;modal C, Rp 20 juta. Sekutu D
masuk kedalam persekutuan dengan penyertaan modal sebesar Rp 50 juta untuk hak
penyertaan 30% dari modal persekutuan baru. Jika kelebihan setoran modal D
dianggap sebagai bonus untuk sekutu lama, maka bonus yang diterima adalah:
A= Rp. 22,5 juta, B = 17,5 juta , C= 10 juta
A= Rp. 2,25 juta, B = 1,75 juta , C= 1 juta
A= Rp. 50 juta, B = 30 juta , C= 20 juta
A= Rp. 5 juta, B = 3 juta , C= 2 juta

18. Bila diketahui Persekutuan ABC membagi laba atau rugi dengan rasio 45: 35: 20,
sedangkan saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun adalah sebagai
berikut: modal A, Rp 50 juta; modal B, Rp 30 juta ;modal C, Rp 20 juta. Sekutu D
masuk kedalam persekutuan dengan penyertaan modal sebesar Rp 50 juta untuk hak
penyertaan 25% dari modal persekutuan baru. Jika kelebihan setoran modal D
dianggap sebagai goodwill untuk sekutu lama, maka goodwill yang diterima adalah:
A= Rp. 22,5 juta, B = 17,5 juta , C= 10 juta
A= Rp. 27 juta, B = 21 juta , C= 12 juta
A= Rp. 2,25 juta, B = 1,75 juta , C= 1 juta
A= Rp. 25 juta, B = 13 juta , C= 12 juta
19. Persekutuan XYZ membagi laba atau rugi dengan rasio 40: 35: 25, sedangkan saldo
modal persekutuan tersebut pada akhir tahun adalah sebagai berikut: modal X, Rp
50 juta; modal Y, Rp 30 juta ;modal Z, Rp 20 juta. Sekutu W masuk kedalam
persekutuan dengan penyertaan modal sebesar Rp 40 juta untuk hak penyertaan
40% dari modal persekutuan baru. Jika masuknya sekutu W mengakibatkan
timbulnya bonus untuk sekutu baru, maka modal W dicatat sebesar:
Rp 56.000.000
Rp 34.000.000
Rp 16.000.000
Rp 40.000.000

20. Persekutuan XYZ membagi laba atau rugi dengan rasio 40: 35: 25, sedangkan saldo
modal persekutuan tersebut pada akhir tahun adalah sebagai berikut: modal X, Rp
50 juta; modal Y, Rp 30 juta ;modal Z, Rp 20 juta. Sekutu W masuk kedalam
persekutuan dengan penyertaan modal sebesar Rp 40 juta untuk hak penyertaan
40% dari modal persekutuan baru. Jika masuknya sekutu W mengakibatkan
timbulnya bonus untuk sekutu baru, maka besarnya bonus untuk W adalah:
Rp 56.000.000
Rp 34.000.000
Rp 16.000.000
Rp 40.000.000

You might also like