You are on page 1of 15

HIPERTIROID

[ Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon
tiroid yang berlebihan.hipertiroid di sebabkan oleh: Herediter,Toksik Adenoma,Tumor kelenjar
hipofise,Tiroiditis sub akut,Kanker tiroid,Terapi hormon tiroid berlebihan.

Faktor resiko

-Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki

-Pada usia lebih dari 50 tahun


-Post trauma emosional

-Peningkatan stress

Manifestasi klinis

-Apatis -Gemetaran
-Mudah lelah -Kulit lembab
-Kelemahan otot
-Berat badan turun
-Mual
-Muntah -Takikardi

-Mata melotot, kedipan mata berkurang

Komplikasi

-Penyakit jantung

-Gagal ginjal kronis


-Fraktur
-Krisis tiroid

Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya
pembesaran di daerah leher dan tes darah. Dalam tes darah, bila kadar thyroxine stimulating hormone
(TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid. Normalnya, kadar TSH 1-5
mikro-unit per liter.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok
(hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak
merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi
merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.

Penatalaksanaan

Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang
diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah\

Pengobatan dengan yodium radioaktif

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkankelebihan hormon tiroid


karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis danbiokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

-krisis Teroid

suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling beratmengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakitGraves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan
faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress
emosi,penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyaki
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

-Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atauhipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertaipenurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT
terhadap pelepasankeduanya. Adapun penyebabnya meliputi:

1. Penyebab Utama

a. Penyakit Grave

b. Toxic multinodular goitre

c. ’’Solitary toxic adenoma’’


2. Penyebab lain:

a. Tiroiditis

b. Penyakit troboblastis

c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

d. Pemakaian yodium yang berlebihan

e. Kanker pituitari

f. Obat-obatan seperti Amiodarone

MANIFESTASI KLINIK

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadapkatekolamin

3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleranterhadap panas,


keringat berlebihan

4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)

5. Peningkatan frekuensi buang air besar

Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

7. Gangguan reproduksi

8. Tidak tahan panas

9. Cepat letih

10. Tanda bruit

11. Haid sedikit dan tidak tetap

12. Pembesaran kelenjar tiroid

13. Mata melotot (exoptalmus)

Diagnosis

1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)


2. Bebas T4 (tiroksin)

3. Bebas T3 (triiodotironin)

4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untukmemastikan pembesaran kelenjartiroid

5. Tiroid scan untuk melihatpembesaran kelenjar tiroid

6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemakserum

7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisistirotoksik (thyroid storm)

Penyakit jantung tiroid

Optalmopati grave.

Penatalaksanaan

1. Konservatif

Tata laksana penyakit Graves

a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosisberlebih, pasien mengalami
gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagaiberikut :

1) Thioamide

2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal2.000 mg/hari

4) Potassium Iodide

5) Sodium Ipodate

6) Anion Inhibitor

Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggupasien menjadi eutiroid setelah
6-12

minggu pemberian anti tiroid. Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan

a. Radioaktif iodine.

Tindakan ini adalah untukmemusnahkan kelenjartiroid yang hiperaktif


b. Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan iniuntuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

Kasus

Seorang ibu 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan terasa panas, mudah berdebar-debar, cepat
lelah dan tidak tahan kalau kena sinar matahari. Apa yang akan anda lakukan?

Jawab:

Seorang ibu umur 55 tahun saat ini sedang di rawat di rumah sakit dengan keluhan dada berdebar-
debar. Hasil ECG HR 120x/menit, terdapat T inverted. Apa yang anda lakukan.

DIABETES MELLITUS

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa)
darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Jenis-Jenis Diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1
terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi
kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu
timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh
sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita
diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan
diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah
akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri
diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

Sering merasa haus.

Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Sering merasa sangat lapar.

Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

Berkurangnya massa otot.

Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh
tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.

Lemas.

Pandangan kabur.

Luka yang sulit sembuh.

Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:

Mulut kering.

Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.

Gatal-gatal.

Disfungsi ereksi atau impotensi.

Mudah tersinggung.

Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat
produksi insulin yang berlebihan.

Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai
tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas
normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita
prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.

Menderita infeksi virus.

Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.

Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).

Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat
muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor-faktor risiko, seperti:

Kelebihan berat badan.

Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.

Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan
membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan
seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.

Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).

Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau
HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami
diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami
diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS)
juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Diagnosis Diabetes

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat
muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya,
maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di
antaranya adalah:

Orang yang berusia di atas 45 tahun.

Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.

Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.

Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1
atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau
tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan
metode tertentu.

ENDOKRINOLOGI

 PEMBAGIAN HORMON

a. Luas Efek

1. Local Hormone

2. General Hormone

b. Susunan Kimia

1. Steroid (= Cholesterol)

2. Derivat Asam Amino Tyrosin

3. Peptida/Protein

c. Mekanisme Kerja  Kelarutan

1. Hidrofilik (larut air) : Sebagian besar hormon

2. Hidrofobik (tidak larut air) : Hormon Steroid dan Hormon Tiroid

 FUNGSI HORMON :

Mengontrol Tingkat Aktivitas dari Jaringan Target dengan Jalan :

1. Mengubah Rekasi Kimia dalam Sel


2. Mengubah Permiabilitas Membran Sel terhadap bahan spesifik

 SEKRESI HORMON

a. Hipofisis Posterior

1. Antidiuretic Hormone (ADH)

2. Oxcytocin

b. Hipofisis Anterior

1. Growth Hormone (GH)

2. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH, Adrenocorticotropin)

3. Tyroid Stimulating Hormone (TSH, Thyrotropin)

4. Prolactin (LTH = Luteotropic Hormone)

5. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

6. Luteinizing Hormone (LH)

c. Pars Intermedia

1. Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)

- Pada Ikan, Reptil dan Amfibi

2. Manusia Tidak ada MSH

 ANTIDIURETIC HORMONE (ADH, VASOPRESIN)

a. Sekresi : Hipotalamus

Hipofisis Posterior : Tempat Penyimpanan

b. Efek :

• Menurunkan Volume Urine

• ADH Menghemat Air dan Mengatur Tekanan Osmotik Cairan Tubuh

• ADH pada Konsentasi Sedang dan Tinggi Mempunyai Pressor Effect : VASOPRESIN

 Faktor Perangsang Dan Penghambat Sekresi ADH :

• Trauma
• Rasa Sakit

• Cemas ADH

• Obat ( Morphin, Nicotine, Tranquilizer)

• Alkohol ADH

 OXYTOCIN

FUNGSI : 1. Pengeluaran ASI (Milk Ejection = Milk Letdown)

2. Kontraksi Uterus * Partus

* Fertilisasi Ovum

 GROWTH HORMONE (GH)

a. NAMA LAIN = Somatotropic Hormone

= Somatotropin

b. DISEKRESI :

Anterior pituitary sel somatotropes/sel acidophil

30-40 %

c. STRUKTUR :

GH : Polypeptida, 191 asam amino

IGF-I : Polypeptida, 70 asam amino

 FUNGSI : Merangsang pertumbuhan seluruh jaringan tubuh

Jumlah Sel = Hiperplasia

Ukuran Sel = Hipertropi

 PERIODE PERTUMBUHAN CEPAT :

a. Bayi : Growth hormone

Thyroxin

b. Remaja : Androgen

1. Testis
2. Ovarium

3. Cortex Adrenal

: Estrogen

 EFEK METABOLIK GH :

1. Sintesis protein meningkat

2. Penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi menurun

3. Mobilisasi lemak meningkat

 ADRENOCORTICAL (ADRENAL/SUPRARENAL)

1. Medula Adrenal

2. Cortex Adrenal

 KELNJAR PANCREAS

Terdiri atas :

1. ACCINI : sekresi enzim pencernaan

2. PULAU LANGERHANS

a. SEL ALFA : sekresi glukagon

b. SEL BETA : sekresi insulin

c. SEL DELTA : sekresi somatostatin

d. SEL F

 Pentingnya Pengaturan Konsentrasi Glukosa

1. Energi diperoleh dari glukosa, lemak dan protein

2. Glukosa merupakan satu satunya nutrien

 KELENJAR PARATIROID

1. 2 buah disekeliling kelenjar tiroid

2. Fungsi : Mengatur kadar Ca darah

Ca darah : 10 mg% (5 mEq/L)


 KELENJAR TIROID

Sekresi : 1. Thyroxin {tetraiodothyronin (T4) }

2. Triiodothyronin (T3)

 EFEK METABOLIK

1. Merangsang metabolisme pada umumnya kecuali di otak, retina, limfa, testis dan paru

2. Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak meningkat

3. Pertumbuhan tulang meningkat

 ESTROGEN

Sekresi :

1. Ovarium

2. Cortex Adrenal

Fungsi :

Ciri sex primer :

a. Uterus : - Peka rangsangan mekanis dan oxitocin

- Proliferasi endometrium

b. Tuba Fallopii : - Peka rangsangan mekanis dan oxitocin

- Proliferasi endometrium

- Cillia lebih banyak dan lebih aktif

c. Vagina : kornivikasi

 Ciri sex sekunder

* Mamae

* Pinggul

* Suara

* Lemak

* Garis epifise menutup lebih cepat


 PROGESTERON

Sekresi :

1. Placenta

2. Corpus Luteum

Fungsi :

1. Uterus : - Kelenjar dan pembuluh darah meningkat

- Fase sekresi

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa)
darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan
berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai
komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ
yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah
glukosa menjadi energi.

Jenis-Jenis Diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1
terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi
kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu
timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh
sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita
diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan
diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah
akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri
diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

Sering merasa haus.

Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Sering merasa sangat lapar.

Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

Berkurangnya massa otot.

Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh
tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.

Lemas.

Pandangan kabur.

Luka yang sulit sembuh.

Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:

Mulut kering.

Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.

Gatal-gatal.

Disfungsi ereksi atau impotensi.

Mudah tersinggung.

Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat
produksi insulin yang berlebihan.

Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai
tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas
normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita
prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:

Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.

Menderita infeksi virus.

Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.

Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).

Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat
muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor-faktor risiko, seperti:

Kelebihan berat badan.

Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.

Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan
membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan
seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.

Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).

Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau
HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami
diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami
diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS)
juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

You might also like