Professional Documents
Culture Documents
Ema Saputri Kusuma Wardani - 122020030165 - D
Ema Saputri Kusuma Wardani - 122020030165 - D
[ Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon
tiroid yang berlebihan.hipertiroid di sebabkan oleh: Herediter,Toksik Adenoma,Tumor kelenjar
hipofise,Tiroiditis sub akut,Kanker tiroid,Terapi hormon tiroid berlebihan.
Faktor resiko
-Peningkatan stress
Manifestasi klinis
-Apatis -Gemetaran
-Mudah lelah -Kulit lembab
-Kelemahan otot
-Berat badan turun
-Mual
-Muntah -Takikardi
Komplikasi
-Penyakit jantung
Pemeriksaan penunjang
Untuk menegakkan diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya
pembesaran di daerah leher dan tes darah. Dalam tes darah, bila kadar thyroxine stimulating hormone
(TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid. Normalnya, kadar TSH 1-5
mikro-unit per liter.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok
(hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak
merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi
merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
Penatalaksanaan
Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang
diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat – obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah\
Hipertiroidisme
-krisis Teroid
suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling beratmengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakitGraves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan
faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress
emosi,penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyaki
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
-Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atauhipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertaipenurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT
terhadap pelepasankeduanya. Adapun penyebabnya meliputi:
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
e. Kanker pituitari
MANIFESTASI KLINIK
7. Gangguan reproduksi
9. Cepat letih
Diagnosis
3. Bebas T3 (triiodotironin)
Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisistirotoksik (thyroid storm)
Optalmopati grave.
Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosisberlebih, pasien mengalami
gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagaiberikut :
1) Thioamide
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggupasien menjadi eutiroid setelah
6-12
minggu pemberian anti tiroid. Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan
a. Radioaktif iodine.
Kasus
Seorang ibu 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan terasa panas, mudah berdebar-debar, cepat
lelah dan tidak tahan kalau kena sinar matahari. Apa yang akan anda lakukan?
Jawab:
Seorang ibu umur 55 tahun saat ini sedang di rawat di rumah sakit dengan keluhan dada berdebar-
debar. Hasil ECG HR 120x/menit, terdapat T inverted. Apa yang anda lakukan.
DIABETES MELLITUS
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa)
darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.
Jenis-Jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1
terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi
kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu
timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh
sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita
diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan
diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah
akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri
diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh
tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
Lemas.
Pandangan kabur.
Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:
Mulut kering.
Gatal-gatal.
Mudah tersinggung.
Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat
produksi insulin yang berlebihan.
Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai
tanda terjadinya resistensi insulin.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas
normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita
prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Faktor risiko diabetes
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat
muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor-faktor risiko, seperti:
Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan
membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan
seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau
HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami
diabetes tipe 2.
Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami
diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS)
juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.
Diagnosis Diabetes
Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat
muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya,
maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di
antaranya adalah:
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1
atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau
tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan
metode tertentu.
ENDOKRINOLOGI
PEMBAGIAN HORMON
a. Luas Efek
1. Local Hormone
2. General Hormone
b. Susunan Kimia
1. Steroid (= Cholesterol)
3. Peptida/Protein
FUNGSI HORMON :
SEKRESI HORMON
a. Hipofisis Posterior
2. Oxcytocin
b. Hipofisis Anterior
c. Pars Intermedia
a. Sekresi : Hipotalamus
b. Efek :
• ADH pada Konsentasi Sedang dan Tinggi Mempunyai Pressor Effect : VASOPRESIN
• Trauma
• Rasa Sakit
• Cemas ADH
• Alkohol ADH
OXYTOCIN
* Fertilisasi Ovum
= Somatotropin
b. DISEKRESI :
30-40 %
c. STRUKTUR :
Thyroxin
b. Remaja : Androgen
1. Testis
2. Ovarium
3. Cortex Adrenal
: Estrogen
EFEK METABOLIK GH :
ADRENOCORTICAL (ADRENAL/SUPRARENAL)
1. Medula Adrenal
2. Cortex Adrenal
KELNJAR PANCREAS
Terdiri atas :
2. PULAU LANGERHANS
d. SEL F
KELENJAR PARATIROID
2. Triiodothyronin (T3)
EFEK METABOLIK
1. Merangsang metabolisme pada umumnya kecuali di otak, retina, limfa, testis dan paru
ESTROGEN
Sekresi :
1. Ovarium
2. Cortex Adrenal
Fungsi :
- Proliferasi endometrium
- Proliferasi endometrium
c. Vagina : kornivikasi
* Mamae
* Pinggul
* Suara
* Lemak
Sekresi :
1. Placenta
2. Corpus Luteum
Fungsi :
- Fase sekresi
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa)
darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan
berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai
komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ
yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah
glukosa menjadi energi.
Jenis-Jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1
terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi
kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu
timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh
sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita
diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan
diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah
akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri
diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh
tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
Lemas.
Pandangan kabur.
Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:
Mulut kering.
Gatal-gatal.
Mudah tersinggung.
Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat
produksi insulin yang berlebihan.
Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai
tanda terjadinya resistensi insulin.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas
normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita
prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat
muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor-faktor risiko, seperti:
Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan
membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan
seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau
HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami
diabetes tipe 2.
Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami
diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS)
juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.