You are on page 1of 1

Nama :YUDHA HANDIKA

NIM : 208117727
Jurusan : MANAJEMEN

TUGAS 2 – Manajemen SDM Lanjutan (MSDM 2)

Analisis Undang-Undang Cipta Kerja


Salah satu bab yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam Undang-Undang (UU)
Cipta Kerja yang baru disahkan adalah Bab Ketenagakerjaan. Bahkan tenaga kerja yang sudah
memiliki pekerjaan dalam praktiknya dengan mudah kehilangan pekerjaan melalui tindakan
pemutusan hubungan kerja.
- Ketentuan dalam Pasal 56 UU Ketenagakerjaan tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) diubah sehingga tidak lagi berbatas waktu maksimal 2 tahun dengan
kemungkinan perpanjangan maksimal 1 tahun. Artinya, akan semakin banyak pekerja yang
dipekerjakan dengan jenis perjanjian kontrak dalam jangka waktu yang panjang.
Perusahaan juga tidak lagi memiliki kewajiban untuk mengubah status pekerja kontrak
menjadi pekerja tetap, ketika jangka waktu tiga tahun sudah terlewati.
- Hal-hal terkait hubungan kerja, seperti jangka waktu perjanjian kontrak dan istirahat
panjang, dikembalikan pada mekanisme kesepakatan para pihak - yakni pekerja dan
pengusaha - melalui perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perusahaan.
Ini jelas mengurangi perlindungan bagi pekerja, karena dalam hubungan yang timpang
antara pekerja dan pengusaha, sangat besar kemungkinan kesepakatan antara pekerja dan
pengusaha merugikan pihak pekerja.
- Banyak pasal di Bab Ketenagakerjaan yang disusun dengan tidak memperhatikan kondisi
sosiologis hubungan kerja, yakni ketimpangan posisi pekerja dengan pengusaha. Pasal-
pasal ini jugalah yang kemudian semakin memancing reaksi keras masyarakat terhadap
pengesahan UU Cipta Kerja. Salah satu pasal yang dengan terang mencerminkan
kekeliruan logika ini adalah perubahan ketentuan tentang pemutusan hubungan kerja
(PHK). Perubahan Pasal 151 ini memunculkan narasi bahwa UU Cipta Kerja
memungkinkan adanya PHK sepihak.

Sumber : https://theconversation.com/logika-keliru-aturan-ketenagakerjaan-uu-cipta-
kerja-
148368

You might also like