You are on page 1of 60

JURNAL REFLEKSI

TEMA : TERAPI INDIVIDU BEHAVIOR

MINGGU I, 24 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Individu (Behavior)

Terimakasih ya allah….Dinas ini saya dapat bertatap muka dan mengkaji secara langsung ODGJ
dan ternyata klien memiliki penyakit Srizofrenia Paranoid. Dan hasil pengkajian saya
berdasarkan tanda dan gejala diagnosa keperawatan jiwa yang diangkat sesuai diagnosa yaitu
Halusinasi pendengaran dan Defisit perawatan Diri. Lalu setelah saya mengangkat diagnosa
keperawatan jiwa dengan memberikan intervensi SP1 dan SP2 berdasarkan diagnosa
keperawatan jiwa beserta terapi individu (behavior).

Setelah melakukan terapi individu (behavior) pada Tn. M. Saya merasa sangat puas atas
kemampuan untuk melakukan terapi ini karena baru pertama kali melakukan secara langsung
dengan pasien Tn. M. Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah
dilaksanakan saya merasa senang karena dapat melewati dengan baik dan berhasil melewati
suatu proses melakukan terapi individu (behavior).

Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan
tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan - kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa
bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah
dengan cara yang efektif dan efisien (Pardede, dkk, 2015).

Behaviour Therapy sangat bagus dapat mengubah perilaku maladaptive ke adaptif pada pasien.
Teknik ini membantu klien dalam mengubah perilakunya. Pada kasus ini saya melakukan terapi
individu behavior pada pasien Tn. M yang perilakunya maladaptive. Namun betapa senang
pasein karena dengan tindakan ini memberikan kemampuan yang sangat bagus pada pasien
dengan perilaku maladaptive.

Saya sangat senang dan bangga sekali dapat melakukannya, dan mudah-mudahan bekal ini
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi saya.
REFERENSI

Pardede, J. A. Dkk. (2015). Kepatuhan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah


diberikan Acceptance And Commitment Theraphy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan
Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 No.3, November 2015

Hastuti, R.Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Pada Klien
Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi
Klaten Jurnal Keperawatan Jiwa, 4 (1), 7-12

.
JURNAL REFLEKSI
TEMA: TERAPI INDIVIDU (BEHAVIOR)

MINGGU I, 25 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Individu (Behavior)

Terimakasih ya allah….Dinas ini saya dapat bertatap muka dan mengkaji secara langsung ODGJ
dan ternyata klien memiliki penyakit Srizofrenia Paranoid. Dan hasil pengkajian saya
berdasarkan tanda dan gejala diagnosa keperawatan jiwa yang diangkat sesuai diagnosa yaitu
Halusinasi pendengaran dan Defisit perawatan Diri. Setelah itu saya melakuakan evaluasi kepada
Tn.M kemudiansata membeerikan terapi individu (behavior).

Setelah melakukan terapi individu (behavior) pada Tn. M. Saya merasa sangat puas atas
kemampuan untuk melakukan terapi ini karena baru pertama kali melakukan secara langsung
dengan pasien Tn. M. Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah
dilaksanakan saya merasa senang karena dapat melewati dengan baik dan berhasil melewati
suatu proses melakukan terapi individu (behavior).

Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan
tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan - kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa
bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah
dengan cara yang efektif dan efisien (Pardede, dkk, 2015).

Behaviour Therapy sangat bagus dapat mengubah perilaku maladaptive ke adaptif pada pasien.
Teknik ini membantu klien dalam mengubah perilakunya. Pada kasus ini saya melakukan terapi
individu behavior pada pasien Tn. M yang perilakunya maladaptive. Namun betapa senang
pasein karena dengan tindakan ini memberikan kemampuan yang sangat bagus pada pasien
dengan perilaku maladaptive.

Saya sangat senang dan bangga sekali dapat melakukannya, dan mudah-mudahan bekal ini
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi saya.
REFERENSI

Pardede, J. A. Dkk. (2015). Kepatuhan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah


diberikan Acceptance And Commitment Theraphy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan
Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 No.3, November 2015

Hastuti, R.Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Pada Klien
Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi
Klaten Jurnal Keperawatan Jiwa, 4 (1), 7-12
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI HIPNOTIS 5 JARI

MINGGU I, 26 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Teknik Hipnotis 5 Jari

Terima kasih ya allah…..buat hari ini dinas di RSJ, saya telah melakukan terapi teknik hipnotis
5 jari pada klien Tn. A dengan masalah halusinasi pedengaran. Awalnya saya ragu ini akan
memberi efek baik, di karenakan pasien yang saya hadapi mudah tersinggung dan cepat marah.
Namun saya cukup puas atas kemampuan untuk melakukan terapi ini. Meskipun saya sering
mempraktekkannya kepada teman, orang sekitar, namun saya sangat bersyukur kali ini saya bisa
langsung menerapkan nya kepada pasien di RSJ ini. Meski awalnya ragu untuk melakukan terapi
ini, namun akhirnya saya bisa melewatinya dan saya bisa melihat secara langsung bagaimana
respon pasien setelah dan sesudah terapi ini diterapkan.

Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengontrol halusinasi adalah
terapi hipnotis 5 jari yaitu suatu terapi dengan menggunakan 5 jari tangan, klien dibantu untuk
mengubah persepsi ansietas, stres, tegang dan takut dengan menerima saran-saran diambang
bawah sadar atau dalam keadaan rileks dengan menggerakan jari-jarinya sesuai perintah
Dekawaty, A. (2021).

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam mengontrol halusinasi.
Pada kasus ini saya melakukan terapi hipnotis 5 jari pada klien Tn. A yang telah sakit. Saya
sangat bersyukur dan senang karena tindakan ini memberikan kemampuan positif bagi klien
dengan kecemasan yang bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot, membantu memusatkan
perhatian, dan mengurangi ketakutan. Klien yang awalnya selalu cemas, kini tidak merasa
ketakutan dan merasa tenang Febtrina, R. (2019).).

Suatu kebanggan bagi saya karena bisa menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap ini
akan menjadi bekal untuk saya dimasa depan
REFERENSI :
Dekawaty, A. (2021). PENGARUH TERAPI HIPNOTIS 5 JARI TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA
MENGHADAPI SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG. MEDIA BINA ILMIAH, 15(11),
5613-5624.

Febtrina, R. (2019). Efek terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari terhadap penurunan
ansietas pasien heart failure. Jurnal Ipteks Terapan, 12(4), 250-260
JURNAL REFLEKSI
TEMA : Terapi Teknik Hipnotis 5 Jari

MINGGU I, 27 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022

Terapi Teknik Hipnotis 5 Jari


Terima kasih ya allah…..buat hari ini dinas di RSJ, saya telah melakukan terapi teknik hipnotis
5 jari pada klien Tn. A dengan masalah halusinasi pedengaran. Awalnya saya ragu ini akan
memberi efek baik, di karenakan pasien yang saya hadapi mudah tersinggung dan cepat marah.
Namun saya cukup puas atas kemampuan untuk melakukan terapi ini. Meskipun saya sering
mempraktekkannya kepada teman, orang sekitar, namun saya sangat bersyukur kali ini saya bisa
langsung menerapkan nya kepada pasien di RSJ ini. Setelai itu saya melakukan evaluasi kepada
Tn. A dan akhirnya saya bisa melewatinya serta saya bisa melihat secara langsung bagaimana
respon pasien setelah dan sesudah terapi ini diterapkan.

Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengontrol halusinasi adalah
terapi hipnotis 5 jari yaitu suatu terapi dengan menggunakan 5 jari tangan, klien dibantu untuk
mengubah persepsi ansietas, stres, tegang dan takut dengan menerima saran-saran diambang
bawah sadar atau dalam keadaan rileks dengan menggerakan jari-jarinya sesuai perintah
Dekawaty, A. (2021).

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam mengontrol halusinasi.
Pada kasus ini saya melakukan terapi hipnotis 5 jari pada klien Tn. A yang telah sakit. Saya
sangat bersyukur dan senang karena tindakan ini memberikan kemampuan positif bagi klien
dengan kecemasan yang bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot, membantu memusatkan
perhatian, dan mengurangi ketakutan. Klien yang awalnya selalu cemas, kini tidak merasa
ketakutan dan merasa tenang Febtrina, R. (2019).).

Suatu kebanggan bagi saya karena bisa menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap ini
akan menjadi bekal untuk saya dimasa depan.
REFERENSI :
Dekawaty, A. (2021). PENGARUH TERAPI HIPNOTIS 5 JARI TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA
MENGHADAPI SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG. MEDIA BINA ILMIAH, 15(11),
5613-5624.

Febtrina, R. (2019). Efek terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari terhadap penurunan
ansietas pasien heart failure. Jurnal Ipteks Terapan, 12(4), 250-260
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI RELAKSASI KOGNITIF

MINGGU I, 28 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Relaksasi Kognitif
Terimakasih ya allah…. Minggu pertama hari keenam masih dalam keadaan sehat dan masih
bisa memiliki kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M.
Ildrem untuk melakukan terapi kognitif pada klien Tn. i dengan dignosa keperawatan jiwa yaitu
halusinasi pendengaran. Saya memang harus lebih banyak belajar untuk melakukan terapi ini
karena sudah mempelajarinya, Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun telah
berhasil melewati suatu proses melakukan terapi relaksasi kognitif pada klien, walaupun saya
sudah mempelajarinya namun belum yakin dengan kemampuan diri sendiri bila belum
melihatnyan secara langsung.
Seseorang yang mengalami gangguan ini juga berdampak pada fungsi fisik, psikologis, kognitif,
emosional, dan sosial yang mengganggu yang disebabkan oleh adanya sebuah penyakit hingga
menimbulkan perilaku yang abnormal sepertipenolakan, penghindaran, dan bahkan dapat
melakukan kekerasan fisik (Istichomah dan Fatihatur, 2019).
Terapi Kognitif merupakan suatu tatalaksana yang mengarah pada tindakan berlatih untuk
mengatasi perilaku yang sulit untuk berfikir dalam menilai dan mempertimbangkan sebuah
kemampuan pada mental seseorang yang abnormal. Pada terapi kognitif nantinya dapat
bermanfaat bagi pasien skizofrenia terutama yang mengalami isolasi sosial untuk dapat belajar
dalam berinteraksi dengan dilandaskan pada kemampuan diriyang mampu berfikir baik dengan
menilai dan mempertimbangkan sesuai dengan keadaan jiwa yang normal terutama dengan cara
memandang dan bersosialisasi terhadap lawan bicara ataumasyarakat sekitarnya. Dengan terapi
kognitif ini nantinya akan menjadi penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dengan masalah
isolasi social untuk dapat berinteraksi dan mengatasi adanya perilaku yang menjauhi diri dari
lingkungan sekitar terutama dalam kegiatan social di lingkungan nya (Rahmayani dan
Syisnawati, 2018)
Teknik membantu klien yang mengalami ketidak mampuan dalam melakukan terapi relaksasi
kognitif. Pada kasus ini saya melakukan terapi relaksasi kognitif pada seorang klien yang telah
sakit. Namun betapa senangnya karena tindakan ini sangat bagus pada klien dengan isolasi sosial
yang dialami. Klien sama sekali tidak mau begabung dengan perawat saat dilaksanakan teknik
relaksasi kognitif dan akhirnya berhasil secara pelan-pelan klien mau bergabung dan berbaur
oleh orang sekitarnya.
Referensi

Istichomah Dan Fatihatur, (2019). The Effectiveness Of Family Knowledge About


Schizophrenia Toward Frequency Of Recurrence Of Schizophrenic Family
Members At Poly Mental Grhasia Mental Hospital Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Volume 10 Nomor
2 Juli Tahun 2019 diakses pada tanggal 16 Desember 2020 melalui
https://Stikes-Yogyakarta

Rahmayani dan Syisnawati, (2018). Mengontrol Pikiran Negatif Klien Skizofrenia Dengan
Terapi Kognitif. Journal Of Islamic Nursing (JOIN): Jurusan Keperawatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Volume 3 Nomor 1 Tahun 2018
e-ISSN: 2549-5127 diakses pada tanggal 10 Desember 2020 melalui
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/join/article/view/5475/4842
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI RELAKSASI KOGNITIF

MINGGU I, 29 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Relaksasi Kognitif
Terimakasih ya allah…. Minggu pertama hari keenam masih dalam keadaan sehat dan masih
bisa memiliki kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M.
Ildrem untuk melakukan terapi kognitif pada klien Tn. i dengan dignosa keperawatan jiwa yaitu
halusinasi pendengaran. Saya memang harus lebih banyak belajar untuk melakukan terapi ini
karena sudah mempelajarinya, saya kembali memberikan terapi kepadan Tn. i kemudian saya
berhasil melewati suatu proses melakukan terapi relaksasi kognitif pada klien, walaupun saya
sudah mempelajarinya namun belum yakin dengan kemampuan diri sendiri bila belum
melihatnyan secara langsung.
Seseorang yang mengalami gangguan ini juga berdampak pada fungsi fisik, psikologis, kognitif,
emosional, dan sosial yang mengganggu yang disebabkan oleh adanya sebuah penyakit hingga
menimbulkan perilaku yang abnormal sepertipenolakan, penghindaran, dan bahkan dapat
melakukan kekerasan fisik (Istichomah dan Fatihatur, 2019).
Terapi Kognitif merupakan suatu tatalaksana yang mengarah pada tindakan berlatih untuk
mengatasi perilaku yang sulit untuk berfikir dalam menilai dan mempertimbangkan sebuah
kemampuan pada mental seseorang yang abnormal. Pada terapi kognitif nantinya dapat
bermanfaat bagi pasien skizofrenia terutama yang mengalami isolasi sosial untuk dapat belajar
dalam berinteraksi dengan dilandaskan pada kemampuan diriyang mampu berfikir baik dengan
menilai dan mempertimbangkan sesuai dengan keadaan jiwa yang normal terutama dengan cara
memandang dan bersosialisasi terhadap lawan bicara ataumasyarakat sekitarnya. Dengan terapi
kognitif ini nantinya akan menjadi penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dengan masalah
isolasi social untuk dapat berinteraksi dan mengatasi adanya perilaku yang menjauhi diri dari
lingkungan sekitar terutama dalam kegiatan social di lingkungan nya (Rahmayani dan
Syisnawati, 2018)

Teknik membantu klien yang mengalami ketidak mampuan dalam melakukan terapi relaksasi
kognitif. Pada kasus ini saya melakukan terapi relaksasi kognitif pada seorang klien yang telah
sakit. Namun betapa senangnya karena tindakan ini sangat bagus pada klien dengan isolasi sosial
yang dialami. Klien sama sekali tidak mau begabung dengan perawat saat dilaksanakan teknik
relaksasi kognitif dan akhirnya berhasil secara pelan-pelan klien mau bergabung dan berbaur
oleh orang sekitarnya.
Referensi

Istichomah Dan Fatihatur, (2019). The Effectiveness Of Family Knowledge About


Schizophrenia Toward Frequency Of Recurrence Of Schizophrenic Family
Members At Poly Mental Grhasia Mental Hospital Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Volume 10 Nomor
2 Juli Tahun 2019 diakses pada tanggal 16 Desember 2020 melalui
https://Stikes-Yogyakarta

Rahmayani dan Syisnawati, (2018). Mengontrol Pikiran Negatif Klien Skizofrenia Dengan
Terapi Kognitif. Journal Of Islamic Nursing (JOIN): Jurusan Keperawatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Volume 3 Nomor 1 Tahun 2018
e-ISSN: 2549-5127 diakses pada tanggal 10 Desember 2020 melalui
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/join/article/view/5475/4842
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI MUSIK KLASIK

MINGGU I, 31 JANUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi musik klasik
Terimakasi ya allah…..Dinas ini saya dapat bertemu dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
melakukan pengkajian terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu Tn. L dimana pasien tersebut
memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian berdasarkan tanda dan
gejala dimana pasien pada Tn.L didiagnosa keperawatan jiwa dengan Halusinasi Pendengaran.
Sebelum saya mekukan pengkajian terlebih dahulu saya mengecek status dari pasien Tn. L
tersebut.

Lalu saya mengangkat diagnosa keperawatan dengan memberikan intervensi kapada pasien Tn. S
berupa SP1 dan SP2 yang berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa, dengan halusinasi
pendengaran salah satu nya dapat di tangani dengan menggunakan terapi musik klasik dalam hal
ini dimana terapi ini dapat memperbaiki kondisi mental seorang pasien.
Relaksasi terapi musik klasik merupakan salah satu intervensi yang mampu memperbiki
konsentrasi, ingatan dan persepsi seseorang untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik,
emosi, kognitif dan sosial bagi individu dari berbbagai kalangan usia. Bagi orang sehat, terapi
musik bisa dilakukan untuk mengurangi stress dengan cara mendengarkan musik.

Terapi musik klasik dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien halusinasi pendengaran. Teknik ini dapat membantu klien
mengubah perilaku yang dari negatif menjadi pasitif . Pada kasus ini saya melakukan terapi
musik klasik pada seorang klien yang memiliki gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran. Pasien tampak senang karena dengan tindakan ini memberikan perilaku positif
yang baik kepada pasien Tn. L. saya sangat bangga sekali dapat membantu pasien dalam
penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada pasien.
REFERENSI
Wijayanto, Wuri Try And Marisca Agustina. “ Efektifitas Terapi Klasik Terhadap Penuruna
Tanda Dan Gejala Paada Pasien Halusinasi Peendengaran”. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan
Indonesia 7, 01 (2017): 189-196
Setyowati, Jundan. TERAPI MUSIK PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAN.
Diss. Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah Magelang, 2019
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI MUSIK KLASIK

MINGGU I, 02 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi musik klasik
Terimakasi ya allah…..Dinas ini saya dapat bertemu dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
melakukan pengkajian terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu Tn. L dimana pasien tersebut
memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian berdasarkan tanda dan
gejala dimana pasien pada Tn. L didiagnosa keperawatan jiwa dengan Halusinasi Pendengaran.
Sebelum saya mekukan pengkajian terlebih dahulu saya mengecek status dari pasien Tn. L
tersebut.

Lalu saya mengangkat diagnosa keperawatan dengan memberikan intervensi kapada pasien Tn.
L berupa SP1 – SP4 yang berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa, dengan halusinasi
pendengaran dan defisit keperawatan diri salah satu nya dapat di tangani dengan menggunakan
terapi musik klasik dalam hal ini dimana terapi ini dapat memperbaiki kondisi mental seorang
pasien.

Relaksasi terapi musik klasik merupakan salah satu intervensi yang mampu memperbiki
konsentrasi, ingatan dan persepsi seseorang untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik,
emosi, kognitif dan sosial bagi individu dari berbbagai kalangan usia. Bagi orang sehat, terapi
musik bisa dilakukan untuk mengurangi stress dengan cara mendengarkan musik.
Terapi musik klasik dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien halusinasi pendengaran. Teknik ini dapat membantu klien
mengubah perilaku yang dari negatif menjadi pasitif . Pada kasus ini saya melakukan terapi
musik klasik pada seorang klien yang memiliki gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran. Pasien tampak senang karena dengan tindakan ini memberikan perilaku positif
yang baik kepada pasien Tn. L. saya sangat bangga sekali dapat membantu pasien dalam
penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada pasien.
REFERENSI
Wijayanto, Wuri Try And Marisca Agustina. “ Efektifitas Terapi Klasik Terhadap Penuruna
Tanda Dan Gejala Paada Pasien Halusinasi Peendengaran”. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan
Indonesia 7, 01 (2017): 189-196
Setyowati, Jundan. TERAPI MUSIK PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAN.
Diss. Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah Magelang, 2019
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI TARIK NAPAS DALAM

MINGGU I, 03 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Tarik Napas Dalam
Terimakasi ya allah… dinas ini saya dapat bertemu lagi dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
langsung melakukan observasi terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu pasien Tn. S dimana
pasien tersebut memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian
berdasarkan tanda dan gejala dimana pasien pada Tn. S didiagnosa keperawatan jiwa dengan
Resiko Perilaku Kekerasan dan Halusinasi Pendengaran. Sebelum saya melakukan pengkajian
saya terlebih dahulu mengecek status dari pasien Tn. S.

Lalu saya mengangkat diagnosa keperawatan saya memberikan intervensi kapada pasien Tn. S
berupa SP1 dan SP2 yang berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa, perilaku kekerasan salah satu
nya dapat di tangani dengan menggunakan terapi tarik napas dalam hal ini dimana terapi ini
dapat mengatur emosi dan dapat menjaga keseimbangan emosi.

Terapi Tarik napas dalam merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku
yang didasarkan untuk mengatur emosi dan manjaga keseimbangan, sehingga emosi tidak
berlebihan. Relaksasi nafas dalam dipercaya dapat membantu menurunkan ketegangan dan dapat
memberikan ketenangan, Sudia, B. T. (2021).

Terapi Tarik napas dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien perilaku kekerasan. Teknik ini dapat membantu klien mengubah
perilaku kekerasannya. Pada kasus ini saya melakukan terapi Tarik napas dalam pada seorang
klien yang perilaku kekerasan. Pasien ttampak senang karena dengan tindakan ini memberikan
perilaku positif yang baik kepada pasien Tn. S. saya sangat bangga sekali dapat membantu
pasien dalam penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada
pasien.
REFERENSI
Sudia, B. T. (2021). Aplikasi Terapi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Pengontrolan Marah
dengan Pasien Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan di Wilayah Desa Maleber
Kabupaten Cianjur. Lentera: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 4(1), 1-5.
Zelianti. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Emosi Klien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.Amino Gondohutumo.
Politeknik Kesehatan Denpasar.
(https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/183419
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI TARIK NAPAS DALAM

MINGGU I, 04 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Tarik Napas Dalam
Terimakasi ya allah… dinas ini saya dapat bertemu lagi dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
langsung melakukan observasi terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu pasien Tn. S dimana
pasien tersebut memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian
berdasarkan tanda dan gejala dimana pasien pada Tn. S didiagnosa keperawatan jiwa dengan
Resiko Perilaku Kekerasan dan Halusinasi Pendengaran. Sebelum saya melakukan pengkajian
saya terlebih dahulu mengecek status dari pasien Tn. S.

Lalu saya mengangkat diagnosa keperawatan saya memberikan intervensi kapada pasien Tn. S
berupa SP1 - SP2 selanjutnya saya memebrikan terapi SP3-SP4 sebelum saya memberikan terapi
tark napas dalam yang berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa, perilaku kekerasan salah satu
nya dapat di tangani dengan menggunakan terapi tarik napas dalam hal ini dimana terapi ini
dapat mengatur emosi dan dapat menjaga keseimbangan emosi.

Terapi Tarik napas dalam merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku
yang didasarkan untuk mengatur emosi dan manjaga keseimbangan, sehingga emosi tidak
berlebihan. Relaksasi nafas dalam dipercaya dapat membantu menurunkan ketegangan dan dapat
memberikan ketenangan, Sudia, B. T. (2021).

Terapi Tarik napas dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien perilaku kekerasan. Teknik ini dapat membantu klien mengubah
perilaku kekerasannya. Pada kasus ini saya melakukan terapi Tarik napas dalam pada seorang
klien yang perilaku kekerasan. Pasien ttampak senang karena dengan tindakan ini memberikan
perilaku positif yang baik kepada pasien Tn. S. saya sangat bangga sekali dapat membantu
pasien dalam penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada
pasien.
REFERENSI
Sudia, B. T. (2021). Aplikasi Terapi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Pengontrolan Marah
dengan Pasien Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan di Wilayah Desa Maleber Kabupaten
Cianjur. Lentera: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 4(1), 1-5.
Zelianti. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Emosi Klien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.Amino Gondohutumo. Politeknik Kesehatan
Denpasar. (https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/183419
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI SENAM ( MODALITAS )

MINGGU II, 05 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Senam (Modalitas)

Terimakasih ya allah…. Hari ini saya masih dalam keadaan sehat dan masih bisa memiliki
kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M. Ildrem untuk
melakukan terapi senam (modalitas) pada semua klien salah satunya Tn. J dengan dignosa
keperawatan jiwa yaitu halusinasi pendengarandan deficit keperawatan diri. Saya sangat senang
melakukan terapi ini kerena semua pasien dapat berpartisipasi dalam terapi ini, Walaupun masih
ada sebagian dari mereka yang tidak ikut berpartisipasi dikarenakan ada yang lebih kurang aktif
dalam terapi ini. saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah berhasil melewati suatu
proses melakukan terapi senam (modalitas) pada klien secara langsung.

Seseorang yang mengalami gangguan ini juga berdampak pada fungsi fisik, psikologis, kognitif,
emosional, dan sosial yang mengganggu yang disebabkan oleh adanya sebuah penyakit hingga
menimbulkan perilaku yang abnormal seperti penolakan, penghindaran, dan bahkan dapat
melakukan kekerasan fisik (Istichomah dan Fatihatur, 2019).
Terapi senam (modalitas) merupakan rapi dalam mengatasi gangguan jiwa pun telah banyak
dikembangkan salah satunya adalah senam. suatu tatalaksana yang mengarah pada tindakan
berlatih untuk mengatasi perilaku yang sulit untuk berfikir dalam menilai dan
mempertimbangkan sebuah kemampuan pada mental seseorang yang abnormal. Pada terapi
senam nantinya dapat bermanfaat bagi pasien skizofrenia terutama yang mengalami halusinasi
untuk dapat belajar dalam berinteraksi dengan dilandaskan pada kemampuan diriyang mampu
berfikir baik dengan menilai dan mempertimbangkan sesuai dengan keadaan jiwa yang normal
terutama dengan cara memandang dan bersosialisasi terhadap lawan bicara. Dengan terapi senam
ini nantinya akan menjadi penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dengan masalah halusinas
pendengaran untuk dapat berinteraksi dengan orang sekitar, Libriatanti, S. R. (2019)
Teknik membantu klien yang mengalami ketidak mampuan dalam melakukan terapi relaksasi
senam, Pada kasus ini saya melakukan terapi senam, pada seorang klien yang telah sakit.
Namun betapa senangnya karena tindakan ini sangat bagus pada klien dengan halusinasi yang
dialami. Klien sama sekali tidak mau begabung dengan perawat saat dilaksanakan teknik senam
dan akhirnya berhasil secara pelan-pelan klien mau bergabung dan berbaur oleh orang
sekitarnya.
REFERENSI

Libriatanti, S. R. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI MODALITAS (TERAPI


SENAM) PADA ODGJ YANG MENGALAMI HALUSINASI DI
POSYANDU JIWA POSPA SIWA KOTA BLITAR.
Sholikah, S. (2016). Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap
Penurunan Respon Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI SENAM ( MODALITAS )

MINGGU II, 07 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Senam (Modalitas)
Terimakasih ya allah…. Hari ini saya masih dalam keadaan sehat dan masih bisa memiliki
kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M. Ildrem untuk
melakukan terapi senam (modalitas) pada semua klien salah satunya Tn. J dengan dignosa
keperawatan jiwa yaitu halusinasi pendengarandan defisit keperawatan diri. Saya sangat senang
melakukan terapi ini kerena semua pasien dapat berpartisipasi dalam terapi ini, Walaupun masih
ada sebagian dari mereka yang tidak ikut berpartisipasi dikarenakan ada yang lebih kurang aktif
dalam terapi ini. saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah berhasil melewati suatu
proses melakukan terapi senam (modalitas) pada klien secara langsung.
Seseorang yang mengalami gangguan ini juga berdampak pada fungsi fisik, psikologis, kognitif,
emosional, dan sosial yang mengganggu yang disebabkan oleh adanya sebuah penyakit hingga
menimbulkan perilaku yang abnormal seperti penolakan, penghindaran, dan bahkan dapat
melakukan kekerasan fisik (Istichomah dan Fatihatur, 2019).
Terapi senam (modalitas) merupakan rapi dalam mengatasi gangguan jiwa pun telah banyak
dikembangkan salah satunya adalah senam. suatu tatalaksana yang mengarah pada tindakan
berlatih untuk mengatasi perilaku yang sulit untuk berfikir dalam menilai dan
mempertimbangkan sebuah kemampuan pada mental seseorang yang abnormal. Pada terapi
senam nantinya dapat bermanfaat bagi pasien skizofrenia terutama yang mengalami halusinasi
untuk dapat belajar dalam berinteraksi dengan dilandaskan pada kemampuan diriyang mampu
berfikir baik dengan menilai dan mempertimbangkan sesuai dengan keadaan jiwa yang normal
terutama dengan cara memandang dan bersosialisasi terhadap lawan bicara. Dengan terapi senam
ini nantinya akan menjadi penatalaksanaan pada pasien skizofrenia dengan masalah halusinas
pendengaran untuk dapat berinteraksi dengan orang sekitar, Libriatanti, S. R. (2019)

Teknik membantu klien yang mengalami ketidak mampuan dalam melakukan terapi relaksasi
senam, Pada kasus ini saya melakukan terapi senam, pada seorang klien yang telah sakit.
Namun betapa senangnya karena tindakan ini sangat bagus pada klien dengan halusinasi yang
dialami. Klien sama sekali tidak mau begabung dengan perawat saat dilaksanakan teknik senam
dan akhirnya berhasil secara pelan-pelan klien mau bergabung dan berbaur oleh orang
sekitarnya.
REFERENSI

Libriatanti, S. R. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI MODALITAS (TERAPI


SENAM) PADA ODGJ YANG MENGALAMI HALUSINASI DI
POSYANDU JIWA POSPA SIWA KOTA BLITAR.
Sholikah, S. (2016). Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap
Penurunan Respon Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang.
JURNAL REFLEKSI
TEMA: TERAPI GUIDED IMAGERY

MINGGU II, 08 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Guided Imagery

Terimakasih ya allah…. hari saya masih dalam keadaan sehat dan masih bisa memiliki
kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M. Ildrem untuk
melakukan terapi guided imagery pada klien Tn.A dengan masalah harga diri rendah. Saya
memang harus lebih banyak belajar untuk melakukan terapi ini karena masih dalam pembelaran,
Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun telah berhasil melewati suatu proses
melakukan terapi guided imagery pada klien Tn.A, walaupun saya sudah mempelajarinya namun
belum yakin dengan kemampuan diri sendiri bila belum melihatnya secara langsung.

Relaksasi terapi guided imagery merupakan terapi keperawatan yang dilakukan dengan cara
mengajak pasien untuk membayangkan hal-hal yang membahagiakan dalam hidupnya sehingga
menimbulkan rasa senang dan sedikit melupakan beban pikiran yang dirasakan. Terapi modalitas
yang dapat dipilih yaitu terapi guided imagery. Guided imagery dilakukan dengan tujuan
memberikan rasa rileks, mengurangi sakit, stres dan cemas pada pasien (Nguyen, 2019).

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan terapi guided
imagery. Pada kasus ini saya melakukan terapi spiritual pada klien Tn. A dimana klien
mengalami fase tidak percaya dengan dirinya sendiri. Saya sangat bersyukur dan senang karena
Tindakan ini memberikan kemampuan postif bagi klien dengan harga diri rendah. Klien yang
awalnya hanya diam dan merenung dengan tatapan kosong, walaupun klien masih kurang
berbicara tetapi klien mampu merespon apa yang saya katakan.

Suatu kebanggaan bagi saya karena bias menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap
ini akan menjadi bekal untuk saya kedepannya
REFERENSI :

Susana, Sukma A dan Sri H. 2018. TerapiModalitas Keperawatan KesehatanJiwa. Jakarta: EGC

Nguyen, T. T.-N. (2019).Utilization ofGuided Imagery within the FourPhases of Adlerian


Therapy. AdlerianCounseling and Psychotherapy.
JURNAL REFLEKSI
TEMA: TERAPI GUIDED IMAGERY

MINGGU II, 09 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Guided Imagery

Terimakasih ya allah…. hari saya masih dalam keadaan sehat dan masih bisa memiliki
kesempatan untuk melaksanakan praktek stase keperawatan jiwa RSJ Prof. Dr. M. Ildrem untuk
melakukan terapi guided imagery pada klien Tn.A dengan masalah harga diri rendah. Saya
memang harus lebih banyak belajar untuk melakukan terapi ini karena masih dalam pembelaran,
lalu saya melanjutkan terapi yang kemarin saya berikan kepada Tn. A, dan saya berhasil
melewati suatu proses melakukan terapi guided imagery pada klien Tn.A, walaupun saya sudah
mempelajarinya namun belum yakin dengan kemampuan diri sendiri bila belum melihatnya
secara langsung.

Relaksasi terapi guided imagery merupakan terapi keperawatan yang dilakukan dengan cara
mengajak pasien untuk membayangkan hal-hal yang membahagiakan dalam hidupnya sehingga
menimbulkan rasa senang dan sedikit melupakan beban pikiran yang dirasakan. Terapi modalitas
yang dapat dipilih yaitu terapi guided imagery. Guided imagery dilakukan dengan tujuan
memberikan rasa rileks, mengurangi sakit, stres dan cemas pada pasien (Nguyen, 2019).

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan terapi guided
imagery. Pada kasus ini saya melakukan terapi spiritual pada klien Tn. A dimana klien
mengalami fase tidak percaya dengan dirinya sendiri. Saya sangat bersyukur dan senang karena
Tindakan ini memberikan kemampuan postif bagi klien dengan harga diri rendah. Klien yang
awalnya hanya diam dan merenung dengan tatapan kosong, walaupun klien masih kurang
berbicara tetapi klien mampu merespon apa yang saya katakan.

Suatu kebanggaan bagi saya karena bias menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap
ini akan menjadi bekal untuk saya kedepannya
REFERENSI :

Susana, Sukma A dan Sri H. 2018. TerapiModalitas Keperawatan KesehatanJiwa. Jakarta: EGC

Nguyen, T. T.-N. (2019).Utilization ofGuided Imagery within the FourPhases of Adlerian


Therapy. AdlerianCounseling and Psychotherapy.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI INDIVIDU BEHAVIOR

MINGGU I, 10 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Individu (Behavior)

Terimakasih ya allah….Dinas ini saya dapat bertatap muka dan mengkaji secara langsung ODGJ
dan ternyata klien memiliki penyakit Srizofrenia Paranoid. Dan hasil pengkajian saya
berdasarkan tanda dan gejala diagnosa keperawatan jiwa yang diangkat sesuai diagnosa yaitu
Halusinasi pendengaran dan resiko bunuh diri. Lalu setelah saya mengangkat diagnosa
keperawatan jiwa dengan memberikan intervensi SP1 dan SP2 berdasarkan diagnosa
keperawatan jiwa beserta terapi individu (behavior).

Setelah melakukan terapi individu (behavior) pada Tn. B. Saya merasa sangat puas atas
kemampuan untuk melakukan terapi ini karena baru pertama kali melakukan secara langsung
dengan pasien Tn. B. Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah
dilaksanakan saya merasa senang karena dapat melewati dengan baik dan berhasil melewati
suatu proses melakukan terapi individu (behavior).

Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan
tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan - kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa
bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah
dengan cara yang efektif dan efisien (Pardede, dkk, 2015).

Behaviour Therapy sangat bagus dapat mengubah perilaku maladaptive ke adaptif pada pasien.
Teknik ini membantu klien dalam mengubah perilakunya. Pada kasus ini saya melakukan terapi
individu behavior pada pasien Tn. B yang perilakunya maladaptive. Namun betapa senang pasein
karena dengan tindakan ini memberikan kemampuan yang sangat bagus pada pasien dengan
perilaku maladaptive.

Saya sangat senang dan bangga sekali dapat melakukannya, dan mudah-mudahan bekal ini
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi saya.
REFERENSI

Pardede, J. A. Dkk. (2015). Kepatuhan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah


diberikan Acceptance And Commitment Theraphy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan
Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 No.3, November 2015

Hastuti, R.Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Pada Klien
Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi
Klaten Jurnal Keperawatan Jiwa, 4 (1), 7-12

.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI INDIVIDU BEHAVIOR

MINGGU I, 14 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Individu (Behavior)

Terimakasih ya allah….Dinas ini saya dapat bertatap muka dan mengkaji secara langsung ODGJ
dan ternyata klien memiliki penyakit Srizofrenia Paranoid. Dan hasil pengkajian saya
berdasarkan tanda dan gejala diagnosa keperawatan jiwa yang diangkat sesuai diagnosa yaitu
Halusinasi pendengaran dan resiko bunuh diri. Lalu setelah saya mengangkat diagnosa
keperawatan jiwa dengan memberikan terapi berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa beserta
terapi individu (behavior).

Setelah melakukan terapi individu (behavior) pada Tn. B. Saya merasa sangat puas atas
kemampuan untuk melakukan terapi ini karena baru pertama kali melakukan secara langsung
dengan pasien Tn. B. Walaupun saya merasakan cemas juga awalnya namun setelah
dilaksanakan saya merasa senang karena dapat melewati dengan baik dan berhasil melewati
suatu proses melakukan terapi individu (behavior).

Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan
tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan - kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa
bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah
dengan cara yang efektif dan efisien (Pardede, dkk, 2015).

Behaviour Therapy sangat bagus dapat mengubah perilaku maladaptive ke adaptif pada pasien.
Teknik ini membantu klien dalam mengubah perilakunya. Pada kasus ini saya melakukan terapi
individu behavior pada pasien Tn. B yang perilakunya maladaptive. Namun betapa senang pasein
karena dengan tindakan ini memberikan kemampuan yang sangat bagus pada pasien dengan
perilaku maladaptive.

Saya sangat senang dan bangga sekali dapat melakukannya, dan mudah-mudahan bekal ini
menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi saya.
REFERENSI

Pardede, J. A. Dkk. (2015). Kepatuhan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah


diberikan Acceptance And Commitment Theraphy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan
Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 No.3, November 2015

Hastuti, R.Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Pada Klien
Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi
Klaten Jurnal Keperawatan Jiwa, 4 (1), 7-12

.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI SPRITUAL

MINGGU II, 15 Februari 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Spritual

Terima kasih ya allah… hari saya bisa kambali dinas di RSJ, setelah saya melakukan terapi
spiritual pada klien Tn. Y dengan masalah risiko perilaku kekerasan saya kembali lagi
melakukan terapi spiritual kepada klien Tn. Y dimana klien mengalami gangguan perilaku
kekerasa. Awalnya saya sangat ragu melakukan terapi ini dikarenakan saya ragu tidak dapat
melakukannya dengan baik akan tetapi setelah saya melakukan nya saya sangan senang karena
terapi spiritual ini memberikan efek baik untuk klien, dikarenakan pasien yang saya hadapi
mudah cepat marah dan selalu menggunakan kata – kata kasar saat marah. Namun saya cukup
puas atas kemampuan untuk melakukan terapi ini. Meskipun saya sering mempraktekkannya
kepada teman, orang sekitar, namun saya sangat bersyukur kali ini saya bisa langsung
menerapkan nya kepada pasien di RSJ ini. Meski awalnya ragu untuk melakukan terapi ini,
namun akhirnya saya bisa melewatinya dan saya bisa melihat secara langsung bagaimana respon
pasien setelah dan sesudah terapi ini diterapkan kepada klien.

Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan
adalah terapi religious atau spritual, yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara mendekatkan
diri klien terhadap kepercayaan yang dianutnya. Bentuk dari terapi spritual diantaranya
adalah dzikir dan mendengarkan Al-Qur’an. Berzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang
teramat mulia. Dzikir adalah peringatan doa yang paling tinggi yang di dalamnya tersimpan
berbagai keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan kita. (Ernawati, E., 2020)

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan terapi spritual.
Pada kasus ini saya melakukan terapi spiritual pada klien yang telah sakit. Saya sangat bersykur
dan senang karena Tindakan ini memberikan kemampuan postif bagia klien dengan perilaku
kekerasan. Klien yang awalnya selalu marah dan cepat tersinggung, kini mau berbaur dengan
temannya dan mulai bercakap-cakap.
Suatu kebanggan bagi saya karena bisa menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap ini
akan menjadi bekal untuk saya dimasa depan
REFERENSI :
Ernawati, E., Samsualam, S., & Suhermi, S. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Terapi Spiritual
Terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Perilaku Kekerasan. Window of Health:
Jurnal Kesehatan, 49-56.
Musleha, M., Fitri, N. L., & Hasanah, U. (2021). PENERAPAN TERAPI SPIRITUAL WUDHU
PADA PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN. Jurnal Cendikia Muda, 2(3),
346-352.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI SPRITUAL

MINGGU II, 16 Februari 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Spritual

Terima kasih ya allah… hari saya bisa kambali dinas di RSJ, setelah saya melakukan terapi
spiritual pada klien Tn. Y dengan masalah risiko perilaku kekerasan saya kembali lagi
melakukan terapi spiritual kepada klien Tn. Y dimana klien mengalami gangguan perilaku
kekerasa dan halusiansi pendengaran. Awalnya saya sangat ragu melakukan terapi ini
dikarenakan saya ragu tidak dapat melakukannya dengan baik akan tetapi setelah saya
melakukan nya saya sangan senang karena terapi spiritual ini memberikan efek baik untuk klien,
dikarenakan pasien yang saya hadapi mudah cepat marah dan selalu menggunakan kata – kata
kasar saat marah. Namun saya cukup puas atas kemampuan untuk melakukan terapi ini.
Meskipun saya sering mempraktekkannya kepada teman, orang sekitar, namun saya sangat
bersyukur kali ini saya bisa langsung menerapkan nya kepada pasien di RSJ ini. Meski awalnya
ragu untuk melakukan terapi ini, namun akhirnya saya bisa melewatinya dan saya bisa melihat
secara langsung bagaimana respon pasien setelah dan sesudah terapi ini diterapkan kepada klien.
Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan
adalah terapi religious atau spritual, yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara mendekatkan
diri klien terhadap kepercayaan yang dianutnya. Bentuk dari terapi spritual diantaranya
adalah dzikir dan mendengarkan Al-Qur’an. Berzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang
teramat mulia. Dzikir adalah peringatan doa yang paling tinggi yang di dalamnya tersimpan
berbagai keutamaan dan manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan kita. (Ernawati, E., 2020)

Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan terapi spritual.
Pada kasus ini saya melakukan terapi spiritual pada klien yang telah sakit. Saya sangat bersykur
dan senang karena Tindakan ini memberikan kemampuan postif bagia klien dengan perilaku
kekerasan. Klien yang awalnya selalu marah dan cepat tersinggung, kini mau berbaur dengan
temannya dan mulai bercakap-cakap.
Suatu kebanggan bagi saya karena bisa menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap ini
akan menjadi bekal untuk saya dimasa depan
REFERENSI :
Ernawati, E., Samsualam, S., & Suhermi, S. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Terapi Spiritual
Terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Perilaku Kekerasan. Window of Health:
Jurnal Kesehatan, 49-56.
Musleha, M., Fitri, N. L., & Hasanah, U. (2021). PENERAPAN TERAPI SPIRITUAL WUDHU
PADA PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN. Jurnal Cendikia Muda, 2(3),
346-352.
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI TARIK NAPAS DALAM

MINGGU I, 17 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Tarik Napas Dalam
Terimakasi ya allah… dinas ini saya dapat bertemu lagi dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
langsung melakukan observasi terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu pasien Tn. B dimana
pasien tersebut memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian
berdasarkan tanda dan gejala dimana pasien pada Tn. B didiagnosa keperawatan jiwa dengan
Resiko Perilaku Kekerasan dan Halusinasi Pendengaran. Sebelum saya melakukan pengkajian
saya terlebih dahulu mengecek status dari pasien Tn. B.

Lalu saya mengangkat diagnosa keperawatan saya memberikan terapi kapada pasien Tn. B yang
berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa, perilaku kekerasan salah satu nya dapat di tangani
dengan menggunakan terapi tarik napas dalam hal ini dimana terapi ini dapat mengatur emosi
dan dapat menjaga keseimbangan emosi.

Terapi Tarik napas dalam merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku
yang didasarkan untuk mengatur emosi dan manjaga keseimbangan, sehingga emosi tidak
berlebihan. Relaksasi nafas dalam dipercaya dapat membantu menurunkan ketegangan dan dapat
memberikan ketenangan, Sudia, B. T. (2021).

Terapi Tarik napas dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien perilaku kekerasan. Teknik ini dapat membantu klien mengubah
perilaku kekerasannya. Pada kasus ini saya melakukan terapi Tarik napas dalam pada seorang
klien yang perilaku kekerasan. Pasien ttampak senang karena dengan tindakan ini memberikan
perilaku positif yang baik kepada pasien Tn. B. saya sangat bangga sekali dapat membantu
pasien dalam penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada
pasien.
REFERENSI
Sudia, B. T. (2021). Aplikasi Terapi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Pengontrolan Marah
dengan Pasien Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan di Wilayah Desa Maleber Kabupaten
Cianjur. Lentera: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 4(1), 1-5.
Zelianti. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Emosi Klien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.Amino Gondohutumo. Politeknik Kesehatan
Denpasar. (https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/183419
JURNAL REFLEKSI
TEMA : TERAPI TARIK NAPAS DALAM

MINGGU I, 17 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT JIWA PROF. ILDREM

FAHRINI SYAFITRI
210202019

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2022
Terapi Tarik Napas Dalam
Terimakasi ya allah… dinas ini saya dapat bertemu lagi dengan pasien ODGJ pada saat itu saya
langsung melakukan observasi terhadap salah satu pasien ODGJ yaitu pasien Tn. B dimana
pasien tersebut memiliki riwayat penyakit skinzofrenia paranoid. Dari hasil pengkajian
berdasarkan tanda dan gejala dimana pasien pada Tn. B didiagnosa keperawatan jiwa dengan
Resiko Perilaku Kekerasan dan Halusinasi Pendengaran. Sebelum saya melakukan pengkajian
saya terlebih dahulu mengecek status dari pasien Tn. B.

Lalu saya melanjutkan terapi yang saya berikan kemarin kepada pasien Tn. B yang berdasarkan
diagnosa keperawatan jiwa, perilaku kekerasan salah satu nya dapat di tangani dengan
menggunakan terapi tarik napas dalam hal ini dimana terapi ini dapat mengatur emosi dan dapat
menjaga keseimbangan emosi.

Terapi Tarik napas dalam merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku
yang didasarkan untuk mengatur emosi dan manjaga keseimbangan, sehingga emosi tidak
berlebihan. Relaksasi nafas dalam dipercaya dapat membantu menurunkan ketegangan dan dapat
memberikan ketenangan, Sudia, B. T. (2021).

Terapi Tarik napas dalam dapat mengubah perilaku yang awalnya berperilaku maladaptive ke
perilaku adaptif pada pasien perilaku kekerasan. Teknik ini dapat membantu klien mengubah
perilaku kekerasannya. Pada kasus ini saya melakukan terapi Tarik napas dalam pada seorang
klien yang perilaku kekerasan. Pasien ttampak senang karena dengan tindakan ini memberikan
perilaku positif yang baik kepada pasien Tn. B. saya sangat bangga sekali dapat membantu
pasien dalam penyembuhan dan saya berharap terapi yang saya berikan dapat bermanfaat kepada
pasien.
REFERENSI
Sudia, B. T. (2021). Aplikasi Terapi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Pengontrolan Marah
dengan Pasien Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan di Wilayah Desa Maleber
Kabupaten Cianjur. Lentera: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 4(1), 1-5.
Zelianti. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Emosi Klien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.Amino Gondohutumo. Politeknik
Kesehatan Denpasar. (https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/183419

You might also like