Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9 P Efusi Pleura
Kelompok 9 P Efusi Pleura
EFUSI PLEURA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
A. Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat
berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa
darah atau pus. (Baughman C Diane, 2000).
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural
mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne,
2002).
Effusi pleura merupakan akumulasi cairan pleura yang tidak semestinya yang
disebabkan oleh pembentukan cairan pleura lebih cepat dari proses absorbsinya. Sebagian
besar effusi pleura terjadi karena meningkatnya pembentukan cairan pleura dan penurunan
kecepatan absorpsi cairan pleura tersebut.Pada pasien dengan daya absorpsi normal,
pembentukan cairan pleura harus meningkat 30 kali lipatsecara terus menerus agar mampu
menimbulkan suatu effusi pleura. Di sisi lain, penurunan daya absorpsi cairan pleura saja
tidak akan menghasilkan penumpukan cairan yang signifikan dalam rongga pleura
mengingat tingkat normal pembentukan cairan pleura sangat lambat. (Lee YCG, 2013)
Efusi pleura adalah penumpukan cairan dalam rongga pleura yang disebakan oleh
banyak faktor seperti penyakit dan tekanan abnormal dalamparu-paru.
B. Etiologi
Menurut jenis cairan yang terakumulasi efusi pleura dapat dibedakan menjadi :
1. Transudat ( filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang
utuh). Penyakit yang menyertai transudat :
Gagal jantung kiri.
Sindrom nefrotik.
Obstruksi vena kava superior
Asites pada serosis hati
Sindrom meigs (asites dengan tumor ovarium).
2. Eksudat ( ekstravasasi cairan kedalam jaringan
). Cairan ini dapat terjadi karena adanya :
Infeksi
Neoplasma/tumor
Infark paru
C. Tanda dan Gejala
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak
napas.
2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis), banyak keringat,
batuk.
3. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan,
fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam
keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis
Damoiseu).
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul
ataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan
semakin memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam). Kadang beberapa
penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Batuk
- Pernafasan yang cepat
- Demam
- Cegukan
D. Patofisiologi
Efusi pleura
Penurunan ekspansi
paru Secret bertahan
Demam di saluran nafas
Kelemahan
Gangguan Intoleransi
pertukaran aktivitas
Gas (D.0003) (D.0059)
E. Pemeriksaan penunjang
F. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berasarkan anamnesa teliti dan pemeriksaan fisik yang baik,
foto thorak PA dan lateral dapat membantu diagnosa, sedangkan diagnosis pasti
ditegakkan melalui punksi, biopsi, dan analisis cairan pleura.
1. Pada pemerikasaan fisik thoraks ditemukan:
Inspeksi:
Ø Dinding dada simetris / asimetris
Ø Sela iga melebar
Ø Cembung
Ø Gerakan menurun kesisi yang sehat
Palpasi
Ø Gerakan fremitus suara menurun.
Perkusi:
Ø Redup, garis Ellis Domoiseau (+)
Auskultasi:
Ø Pada bagian yang sakit, suara napas menurun
Pada foto thoraks:
Rontgen dada. Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan. Gambaran Efusi
pleura akan tampak sbb:
o Cairan pleura tampak berupa perselubungan hemogen menutupi struktur paru
yang biasanya relatif radioopak dengan permukaan atas cekung.
o Perselubungan berjalan dari lateral atas ke arah medial bawah.
o Kadang-kadang tampak mediastinum terdorong ke arah kontralateral.
CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan
adanya pneumonia, abses paru atau tumor.
USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
Torakosintesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan
cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada
dibawah pengaruh pembiusan lokal).
Biopsi dan analisis cairan pleura
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi,
dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. Pada sekitar 20%
penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura
tetap tidak dapat ditentukan.
Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang
terkumpul.
G. Penatalaksanaan
Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya penurunan
suara pernafasan.
Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.
2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis
(pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke
dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).
5. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan
biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,
penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang
terkumpul.
H. Komplikasi
a. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik
akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan viseralis. Keadaan ini
disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatan
mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan
pengupasan (dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membran-membran
pleura tersebut.
b. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembahan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh
penekanan akibat efusi pleura.
c. Fibrosis
Paru fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai
lanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi
pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan
baru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
I. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat
rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan
dan pekerjaan pasien.
Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan
atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan efusi pleura
didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat
iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan
bernafas serta batuk non produktif.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) Pola Nafas (L.1004) Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Definisi : Setelah dilakukan tindakanAktivitas — aktivitas :
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan keperawatan selama 2x 1. Monitor pola nafas(frekuensi,
ventilasi adekuat. 24 jam diharapkan pola kedalaman, usaha nafas)
nafas pasien efektif 2. Monitor bunyi nafas tambahan
dengan kriteria hasil : (mis. Gurgling, mangi, wheezing,
1. Ventilasi ronki kering)
semenitdari skala 2 3. Monitor sputum
(cukup menurun) 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
ditingkatkan dengan head-tilt dan chin-lift
menjadi skala 4 5. Posisikan semi fowler
(Cukup Meningkat 6. Berikan minum hangat
2. Kapasitas vitaldari 7. Lakukan fisioterapi dada
skala 2 (cukup 8. Lakukan penghisapan lender
menurun) kurang dari 15 detik
ditingkatkan 9. Berikan oksigen
menjadi skala 4 10. Anjurkan asupan cairan
(Cukup Meningkat 2000ml/hari
3. Tekanan ekspirasi 11. Kolaborasi pemberian
dari skala 2 (cukup bronkodilator, ekspetoran jika
menurun) diperlukan
ditingkatkan
menjadi skala 4
(Cukup Meningkat
4. Tekanan inspirasi
dari skala 2 (cukup
menurun)
ditingkatkan
menjadi skala 4
(Cukup Meningkat
5. Dispeadari skala
2(Cukup
meningkat)
ditingkatkan
menjadi skala
4(Cukup menurun)
6. Penggunaan otot
bantu nafas dari
skala 2(Cukup
meningkat)
ditingkatkan
menjadi skala
4(Cukup menurun)
7. Pernafasan cuping
idung dari skala
2(Cukup
meningkat)
ditingkatkan
menjadi skala
4(Cukup menurun)
8. Frekuensi nafas
dari skala 2 (Cukup
memburuk)
ditingkatkan
menjadi skala 4
(Cukup membaik)
9. Kedalaman nafas
dari skala 2 (Cukup
memburuk)
ditingkatkan
menjadi skala 4
(Cukup membaik