You are on page 1of 18

PANDANGAN HADITS TENTANG BAHAYANYA HOAX DALAM

LINGKUP KEHIDUPAN

Ayu Septianingsih¹
¹UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

E-mail: nawaliah48@gmail.com

Abstract
In this era of globalization, the rapid progress of information and communication
technology has an impact on the freedom to use social media. The freedom to use
social media can be a medium for slander or disgrace for individuals or groups as
well as a medium for spreading hoaxes (fake news). The spread of hoax news is very
easy to happen and becomes public consumption among the public, especially among
those who have low literacy levels. To deal with this problem, it is important for
people to know Islamic law and implement it in the life of this modern world. In
Islam it has been taught about how to receive and spread news and also in the hadith
of the Prophet Muhammad has emphasized the dangers of hoaxes. Hoax is a fake or
false news to deceive or influence people who read or hear news to believe it, even
though the source of the news conveyed is completely false. Hoaxes in Islamic
teachings are rooted in events that occurred in the classical period of Islam that
befell the companions of the Prophet Muhammad, especially Aisyah, the wife of the
Prophet. The perpetrator is threatened with a very painful torment in the hereafter,
this event is known as the hadith al-ifk. In the Al-Qur'an, Allah has said in Surah An-
Nur verses 11-20 about false news (hoaxes). The method used by the author in this
journal article is the method of interpretation and literature. This method aims to
explore the hadiths related to hoaxes or fake news through literature studies such as
books, the internet. The emergence of hoaxes cannot be separated from the
development of media technology which has changed the means of communication to
form what is often referred to as a global village. Hoax cases are not something new,
but have existed since the time of Prophet Muhammad SAW. Given the prevalence of
hoaxes spreading in society, it is important for someone, especially Muslims to see
the views of the Al-Qur'an and the Hadith of the Prophet against the dangers of
hoaxes and the prohibition of spreading them.
Keywords: hoax, hadith al-ifk, Q.S An-Nur 11-20, hoax danger.
Abstrak
Di era globalisasi ini, kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi berdampak
pada kebebasan dalam menggunakan media sosial. Kebebasan dalam menggunakan
media sosial ini bisa menjadi media untuk mengumbar fitnah atau aib individu atau
kelompok serta menjadi media untuk menyebarkan hoax (kabar bohong). Penyebaran
berita hoax sangat mudah terjadi dan menjadi konsumsi publik di kalangan
masyarakat, terutama di dalam kalangan masyarakat yang memiliki tingkat literasi
yang masih rendah. Untuk menghadapi masalah tersebut, penting bagi masyarakat
untuk mengenal syariat Islam serta menjalankannya dalam kehidupan dunia yang
modern ini. Di dalam Islam telah diajarkan tentang cara menerima dan menyebarkan

1
suatu berita dan juga di dalam hadits Rasulullah telah ditegaskan tentang bahayanya
hoax. Hoax merupakan sebuah pemberitaan palsu atau bohong untuk menipu atau
mempengaruhi orang-orang yang membaca atau mendengar suatu berita untuk
mempercayainya, padahal sumber berita yang disampaikan adalah palsu tidak
berdasar sama sekali. Hoax dalam ajaran Islam berakar dari peristiwa yang pernah
terjadi pada periode klasik Islam yang menimpa para sahabat Nabi Muhammad Saw,
terutama pada Aisyah, istri Rasulullah. Pelakunya diancam dengan siksa yang sangat
pedih di akhirat, peristiwa ini dikenal dengan hadits al-ifk. Di dalam Al-Qur’an,
Allah telah berfirman dalam surat An-Nur ayat 11-20 tentang berita dusta (hoax).
Metode yang digunakan penulis dalam artikel jurnal ini ialah metode interpretasi dan
pustaka. Metode ini bertujuan untuk menggali hadits-hadits yang berkaitan dengan
hoax atau berita bohong melalui kajian pustaka seperti buku, internet. Kemunculan
hoax tak lepas dari perkembangan teknologi media yang telah mengubah alat-alat
komunikasi menjadi lebih cepat membentuk apa yang sering kali disebut sebagai
kampung global. Kasus hoax bukanlah suatu hal yang baru, melainkan sudah ada
sejak pada masa Nabi Muhammad SAW. Mengingat maraknya hoax yang menyebar
di masyarakat, penting untuk seseorang, terutama umat Islam melihat pandangan Al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah terhadap bahayanya hoaks dan larangan untuk
menyebarkannya.
Kata kunci: hoaks, hadits Ifki, Q.S An-Nur ayat 11-20, bahaya hoaks,

1. Pendahuluan
Di era globalisasi ini, kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi berdampak
pada kebebasan di dunia maya, yaitu dalam menggunakan media sosial. Berita dari satu
negara hingga ujung dunia dapat dengan mudah disebarkan dan diakses melalui media sosial.
Akan tetapi, tidak semua berita yang tersebar di media sosial merupakan berita yang benar
dan baik untuk diketahui semua elemen masyarakat. Kebebasan dalam menggunakan media
sosial ini bisa menjadi media untuk mengumbar fitnah maupun aib individu atau kelompok.

Penyebaran berita hoax sangat mudah terjadi dan menjadi konsumsi publik di
kalangan masyarakat, terutama di dalam kalangan masyarakat yang memiliki tingkat literasi
yang masih rendah. Biasanya dalam lingkup ini, masyarakat jadi mudah untuk percaya dan
bahkan menyebarkan kembali suatu berita tanpa mengecek tentang kebenarannya terlebih
dahulu sehingga dapat menyebabkan perpecahan dalam suatu lingkungan, mudah terjadi
provokasi dan bahkan saling menyimpan rasa curiga. Untuk menghadapi masalah tersebut,
dalam Islam telah diajarkan tentang cara menerima dan menyebarkan suatu berita. Dalam
Islam juga, terutama di dalam hadits Rasulullah telah ditegaskan tentang bahayanya hoax.

Hoax atau hoaks secara umum dalam kehidupan sehari-hari di kenal dengan bohong,
berita bohong, dusta dan sejenisnya. Hoax banyak beredar dalam kehidupan sehari-hari

2
terutama dalam dunia media sosial. Hoax menjadi hal yang lumrah dan mudah ditemui serta
mudah menyebar dan dipercaya dalam lingkup kehidupan. Hoax memiliki dampak yang
sangat berbahaya dalam kehidupan sehari-hari dan sosial terhadap seseorang ataupun
instansi. Menurut mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hoax merupakan tindakan
kriminal di wilayah cyber, hoax disebut hadir dari sikap mental yang mengesampingkan
integritas, terutama hoax yang muncul mengatasnamakan negara. Hoax mudah tersebar di
kalangan masyarakat karena beberapa faktor salah satunya adalah faktor kurangnya minat
dan kesadaran membaca pada masyarakat sehingga masyarakat dengan mudah percaya dan
dengan percaya diri menyebarkan kembali informasi atau berita yang di dapat.

Hoax dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat langsung tentang cara kerjanya,
banyak sekali hal yang dapat dijumpai, misalnya hoax tentang Covid 19 yang saat ini sedang
marak. Contohnya Beredar sebuah pesan berantai mengenai informasi yang menyebutkan bahwa
sehubungan dengan mewabahnya Virus Covid-19 maka dari itu Kementerian Kominfo akan
memberikan bantuan berupa uang sejumlah 2.500.000 Rupiah dengan syarat mengirimkan foto KTP
dan Buku Rekening ke sejumlah nomor telepon yang ditempatkan pada pesan tersebut. Faktanya
pesan berantai yang mencatut nama Kementerian Kominfo tersebut telah dibantah oleh Menteri
Kominfo Johnny G Plate bahwa pesan tersebut adalah tidak benar. Diharapkan masyarakat agar selalu
konfirmasi setiap pesan atau informasi yang diterima mengenai Kementerian Kominfo pada situs
resmi yang telah sediakan.

Dampak hoax terbilang sangat membahayakan, sebab melalui konten yang tidak
benar yang diterima masyarakat bisa menimbulkan opini dan persepsi negatif. Dampak hoax
sendiri salah satunya adalah bisa membunuh karakter seseorang. Kunci memberantas hoax
sebenarnya ada dalam diri masing-masing orang. Satu hal yang mesti diperhatikan adalah
jangan langsung percaya dengan sebuah informasi atau berita, sebelum kita benar-benar
meneliti dengan saksama dan bertabayyun.

Metode yang digunakan penulis dalam artikel jurnal ini ialah metode interpretasi.
Metode ini bertujuan untuk menggali hadits-hadits yang berkaitan dengan hoax atau berita
bohong. Kajian ini juga menggunakan pendekatan tematik dengan membahas hadits-hadits
sesuai dengan tema yang ditetapkan. Pendekatan tematik digunakan untuk mendapatkan
pemahaman dari hadits yang berhubungan dengan hoax dan bagaimana cara menyikapinya.

2. Pembahasan
Pengertian dan Sejarah Singkat Hoax atau Berita Bohong

3
Kemunculan hoax tak lepas dari perkembangan teknologi media yang telah mengubah
alat-alat komunikasi menjadi lebih cepat membentuk apa yang sering kali disebut sebagai
kampung global (global village).1 Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar,
tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.2 Menurut KBBI, hoax mengandung makna berita
bohong, berita tidak bersumber. Hoax merupakan sebuah pemberitaan palsu atau bohong
untuk menipu atau mempengaruhi orang-orang yang membaca atau mendengar suatu berita
untuk mempercayainya, padahal sumber berita yang disampaikan adalah palsu tidak berdasar
sama sekali.

Kata hoax sendiri baru mulai digunakan sekitar tahun 1808. Kata tersebut dipercaya
datang dari hocus yang berarti untuk mengelabui. Kata-kata hocus sendiri merupakan
penyingkatan dari hocus pocus, semacam mantra yang kerap digunakan dalam pertunjukan
sulap saat akan terjadi sebuah punch line dalam pertunjukan mereka di panggung.3 Menteri
Komunikasi dan Informatika pernah mengungkapkan bahwa hoaks dan media sosial seperti
vicious circle, atau lingkaran setan. Dari situ langkah pencegahan mulai gencar dilakukan.
Termasuk oleh Facebook dan Twitter sebagai pemilik platform yang membuat tim khusus
untuk meminimalisasi keberadaannya. Ditambah lagi dengan kemunculan media abal-abal
yang sama sekali tak menerapkan standar jurnalisme. Peran media profesional yang
seharusnya membawa kecerahan dalam sebuah persoalan yang simpang siur di masyarakat
semakin lama semakin tergerus.4

Kasus hoax bukanlah suatu hal yang baru, melainkan sudah ada sejak pada masa Nabi
Muhammad SAW. Mengingat maraknya hoax yang menyebar di masyarakat, penting untuk
seseorang, terutama umat Islam melihat pandangan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah
terhadap bahayanya hoax dan larangan untuk menyebarkannya.

Istilah berita bohong (hoaks) dalam Alquran bisa diidentifikasi dari pengertian kata
al-Ifk yang berarti keterbalikan (seperti gempa yang membalikkan negeri), tetapi yang
dimaksud di sini ialah sebuah kebohongan besar, karena kebohongan adalah pemutarbalikan
fakta. Sedangkan munculnya hoaks (sebuah kebohongan) disebabkan oleh orang-orang
pembangkang.5

1
Jay W. Jensen Rivers and Theodore Peterson, Media Massa Dan Masyarakat Modern, trans. Haris
Munandar (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 346.
2
MacDougall, Curtis D. Hoaxes (Dover: 1958), hal. 6.
3
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong. Diakses tanggal 14 November 2020.
4
Tio Ridwan, “Sejarah Hoax dan Andilnya dari Masa ke Masa” dalam kumparan.com/1 Juni
2017/diakses 25 November 2020
5
M. Quraish Shihab. "Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, IX,

4
Faktor Munculnya Hoax dan Dampaknya dalam Lingkup Kehidupan

Hoax atau hoaks secara umum dalam kehidupan sehari-hari di kenal dengan bohong,
berita bohong, dusta dan sejenisnya. Hoax banyak beredar dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam dunia media sosial. Hoax menjadi hal yang lumrah dan mudah ditemui serta
mudah menyebar dan dipercaya dalam lingkup kehidupan. Banyak faktor yang menyebabkan
hoax mudah tersebar dan dipercaya salah satunya adalah karena kurangnya bertabayyun dan
kurang bijak dalam mengolah suatu berita yang datang. Padahal, hoax memiliki dampak yang
sangat berbahaya dalam kehidupan sehari-hari dan sosial terhadap seseorang ataupun
instansi. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan mudah tersebarnya hoax, sebagai berikut:

 Adanya keinginan untuk menyebarkan hoax hanya untuk hiburan atau keseruan.
 Adanya keinginan untuk menyudutkan suatu pihak.
 Masyarakat mudah terhasut oleh isu yang belum jelas tanpa memverifikasi atau
mengkonfirmasi kebenaran suatu informasi, sehingga masyarakat dengan mudah
menyebarkan kembali berita yang di dapat
 Kurangnya minat dan kesadaran membaca pada masyarakat

Dampak hoax bisa dirasakan langsung oleh ‘korban’ yang menjadi sasaran berita
hoax. Dampak hoax terbilang sangat membahayakan, sebab melalui konten yang tidak benar
yang diterima masyarakat bisa menimbulkan opini dan persepsi negatif. Dampak hoax sendiri
salah satunya adalah bisa membunuh karakter seseorang. Menurut mantan rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, hoax merupakan tindakan kriminal di wilayah cyber, hoax disebut hadir
dari sikap mental yang mengesampingkan integritas, terutama hoax yang muncul
mengatasnamakan negara. Sedangkan menurut Duta Anti Hoax, Olga Lidya mengatakan
kemunculan berita hoax saat ini tak ubahnya propaganda rezim Nazi di Jerman sebelum
perang dunia II. Hoax menjadi berbahaya apabila disebarkan terus menerus karena akan
membuat orang yang awalnya sangsi menjadi percaya. Hoax juga bisa menimbulkan
beberapa peristiwa yang sedang terjadi menjadi semakin memanas karena masyarakat saling
melempar opini yang bernada provokatif, ujaran kebencian dan lainnya.

Dampak hoax juga bisa kita lihat dan perhatikan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 35-36:

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 296

5
ْ ‫َو ُقلْنَا يٰٓا ٰ َد ُم‬
ُ ‫اس ُك ْن اَ ْن َت َو َز ْو ُج َك الْ َجنَّ َة َو ُكاَل ِم ْن َها َر َغدًا َحي‬
‫ْث ِش ْئتُ َما وال تقربا هذه الشجرة فتكون من‬
‫) فازلهما الشيطن عنها فاخرجهما مما كانا فيه وقلنا اهبطوا بعضكم لبعض عدو ولكم فى االرض مستقر‬٣٥(‫الظلمين‬
)٣٦( ‫ومتاع الى حين‬

“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang
zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan”

Dalam tafsir Jalalain, Jalaluddin as-Suyuti menjelaskan bahwasanya6:

 (‫ “ ) وال تقرب‹‹ا ه‹‹ذه الش‹‹جرة ـ‬dan janganlah kamu dekati pohon ini” maksudnya
adalah pohon anggur atau batang gandum ini atau lain-lainnya, maksudnya
jangan memakan buahnya. (‫“ )فتك‹‹‹ون من الظلمين‬yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim” atau durhaka.
 (‫“ ) فازلهم‹‹ا الش‹‹يطن‬Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan” oleh iblis, dan
menurut suatu qiraat fa'azilahumd artinya "maka iblis pun menyingkirkan
keduanya". (‫“ )عنها‬dari padanya” maksudnya dari dalam surga dengan Itulah
dia syajaratul khuldi atau pohon keabadian. Mereka tidak lupa bersumpah atas
nama Allah bahwa mereka hanyalah hendak menyampaikan nasihat dan
anjuran baik belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu. (‫فاخرجهما‬
‫“ ) مم‹‹ا كان‹‹ا فيه‬dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan” maksudnya ke bumi.

Tampak perilaku iblis sebagai produsen hoax, membuat atau mengada-adakan hoax
dengan mengatakan. “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar
kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).
Adam beserta istrinya adalah konsumen dari hoax tersebut. Tanpa pikir panjang menerima
konten hoax yang di bawa oleh setan. Tentunya Adam menerima konten hoax itu karena

6
Jalaluddin, Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul Ayat (Bandung: Sinar Baru, 1990), jilid 1, hal. 20-21

6
pesan yang diterima sangat menarik ditambah jaminan dari setan. “Dan dia (setan)
bersumpah kepada keduanya, sesungguhnya aku ini termasuk ke dalam para penasihat mu”

Lalu tanpa kroscek atau tabayun kepada Allah -yang dalam hal ini sebagai objek dari
berita hoax- perihal isi dari pesan yang dibawa setan tersebut. “Tampaklah oleh mereka
auratnya” sebagai bentuk kerusakan atau dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi berita
hoax.7

Cara Mencegah Berita Hoax

Kunci memberantas hoax sebenarnya ada dalam diri masing-masing orang atau
warganet. Satu hal yang mesti diperhatikan adalah, jangan langsung percaya dengan sebuah
informasi atau berita, sebelum kita benar-benar meneliti dengan saksama. Bagi muslim,
upaya agar terhindar dari hoax dan fitnah, baik sebagai pelaku maupun korban, agaknya bisa
membuka lembaran kitab suci. Paling tidak, ada tiga ayat yang perlu diperhatikan seorang
muslim, untuk merumuskan formula penangkal hoax yang manjur8:

1) Surat Al-Hujurat ayat 6:

‫يايها الذين امنوا ان جاءكم فاسق بنبا فتبينوا ان تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم ندمين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”.
Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah memerintahkan agar benar-benar meneliti
berita yang dibawa oleh orang-orang fasik dalam rangka mewaspadainya, sehingga
tidak ada seorang pun yang memberikan keputusan berdasarkan perkataan orang fasik
tersebut, di mana pada saat itu orang fasik tersebut berpredikat sebagai seorang
pendusta dan berbuat kekeliruan, sehingga orang yang memberikan keputusan
berdasarkan ucapan orang fasik itu berani ia telah mengikutinya dari belakang.
Padahal Allah telah melarang untuk mengikuti jalan orang-orang yang berbuat
kerusakan. Dari sini pula, beberapa kelompok ulama melarang untuk menerima
riwayat yang diperoleh dari orang yang tidak diketahui keadaannya karena adanya
kemungkinan orang tersebut fasik.9
2) Surat An-Nur ayat 15:
7
Idnan A Idris, Klarifikasi al-Qur’an atas Berita Hoax, (Jakarta: PT Gramedia, 2018), hal. 70
8
https://jalandamai.org/al-quran-pedoman-untuk-menangkal-hoax.html/amp

7
‫اذ تلقونه بالسنتكم وتقولون بافواهكم ما ليس لكم به علم وتحسبونه هينا وهو عند اهلل عظيم‬
“(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu
katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu
menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar”
Ayat ini mengandung bahan yang amat kaya untuk mengetahui apa yang
dinamai “Ilmu Jiwa Masyarakat”. Tukang provokasi menyebarkan khabar-khabar
bohong, di zaman perang dahulu dinamai “Radio Dengkul”. Orang-orang yang
hendak dirugikan dengan menyebarkan berita itu kadang-kadang tidak diberi
kesempatan berpikir, sehingga dia sendiri pun kadang-kadang jadi ragu akan
kebenaran pendiriannya. Orang-orang yang lemah jiwa, yang hidupnya tidak
mempunyai pegangan mudah terjebak kepada provokasi yang demikian. Tetapi orang-
orang yang masih sadar, karena teguh persandarannya kepada Tuhan, hanya sebentar
dapat dibingungkan oleh berita itu. Di sini nampaklah kebesaran pribadi Aisyah. Dia
yakin bahwa dia tidak salah. Demi seketika ayat turun membersihkannya dari tuduhan
yang nista itu. Karena tabiat (insting) ingin tahu pada manusia, ingin pula
mengemukakan berita ganjil, sehingga menjadi “rahasia umum”. Disangka perkara
mudah, padahal perkara besar.
Ayat ini bisa dimaknai peringatan kepada siapa pun bahwa berita dari mulut
ke mulut –yang kerap dianggap hal sepele- memiliki timbangan besar di hadapan
Allah. Tentu, hanya orang-orang beriman yang memercayai kebenaran ayat ini. Dan,
jika sadar akan bahayanya informasi dari mulut ke mulut (kabar burung), mestinya
seseorang selalu waspada dan menerapkan tabayyun –meneliti dulu sebelum
menerima- agar tidak termakan hoax.
3) Surat Al-Isra’ ayat 36:
ۤ
‹َ ‫ص َر َوالْ ُفؤَا َد ُك ُّل اُو ٰ لِٕى‬
‫ك‹ َك ْسـُوم‬ َ ‫الس ْم َع َوالْ َب‬ َّ ‫ْس لَ َك ِٖبهِعلْ ٌم ۗ ا‬
َّ ‫ِن‬ ُ ‫َواَل َت ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.”
Ayat ini termasuk sendi budi-pekerti Muslim yang hendak menegakkan
pribadinya. Qatadah menafsirkannya demikian: “Jangan engkau katakan aku lihat,
padahal engkau tak melihatnya. Aku dengar, padahal tak pernah engkau dengar. Saya
ُ ‫) َواَل َت ْق‬: Kata-kata Taqfu ialah dari
tahu, padahal engkau tak tahu.” Di awal ayat ini ( ‫ف‬

9
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min Ibni Katsir
(Kairo: Mu- assasah Daar al-Hilaal Kairo, 1994), jilid 7, hal. 475

8
mengikuti jejak. Di ujung ayat ditegaskan: “Sesungguhnya pendengaran dan
penglihatan dan hati, tiap-tiap satu dari padanya itu akan ditanya.” Dia diberi hati,
atau akal, atau pikiran untuk menimbang buruk dan baik. Sedang pendengaran dan
penglihatan adalah penghubung di antara diri, atau di antara hati sanubari kita dengan
segala sesuatu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan mudarat dan manfaatnya, atau
buruk dan baiknya.10
Hal ini bisa dimaknai larangan bagi siapa pun, supaya tidak serta merta
sharing informasi tanpa tahu kebenaran informasi tersebut. Atau bisa juga dimaknai,
agar tidak sharing sebuah berita hanya karena membaca judulnya saja –tanpa tuntas
membaca isi.

Pandangan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah tentang Bahayanya Hoax


Dalam ajaran Islam, Allah melalui nabi-Nya telah menyampaikan tentang syari'at-
syari'at Islam dalam mengatasi berbagai masalah hidup. Allah telah menurunkan Al-Qur’an
melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Saw. dimana di dalam Al-Qur’an banyak
sekali pedoman hidup agar umat-Nya tidak terjerumus ke dalam kesalahan. Rasulullah
melalui hadits nya telah mengajarkan kepada umat bagaimana cara untuk menjalankan
kehidupan dengan berpatokan kepada al-Qur’an dan al-Sunnah (hadits).

Hoax atau berita bohong merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan dalam
pandangan Islam. Hoax dalam ajaran Islam berakar dari peristiwa yang pernah terjadi pada
periode klasik Islam yang menimpa para sahabat Nabi Muhammad Saw, terutama pada
Aisyah, istri Rasulullah. Pelakunya diancam dengan siksa yang sangat pedih di akhirat,
peristiwa ini dikenal dengan hadits al-ifk.11

‫ْن َم ْس ُعو ٍد َع ْن‬ ِ ‫ْن َع ْب ِد اهَّللِ ب‬


ِ ‫ْن ُع ْت َب َة ب‬ ُ ‫اص َو ُع َب ْي ُد اهَّللِ ب‬
ٍ ‫ْن َو َّق‬ ُ ‫ْر َو َعلْ َق َم ُة ب‬ ُّ ‫ْن‬
ِ ‫الز َبي‬ ِ ‫ْن الْ ُم َسي‬
ُ ‫َّب َو ُع ْر َو ُة ب‬ ُ ‫أَ ْخ َب َرنِي َسعِي ُد ب‬
‫ِما َقالُوا َو ُكلُّ ُه ْم َح َّد َثنِي‬َّ ‫ال لَ َها أَ ْه ُل اإْل ِ ْف ِك َما َقالُوا َف َب َّرأَ َها اهَّللُ م‬
َ ‫ين َق‬ َ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِح‬ َ ‫ِش َة َز ْو ِج النَّ ِب ِّي‬
َ ‫ِيث َعائ‬
ِ ‫َحد‬
َ ‫اح ٍد ِم ْن ُه ْم الْ َحد‬
‫ِيث‬ ِ ‫ْت َع ْن ُك ِّل َو‬ ُ ‫اصا َو َق ْد َو َعي‬ ً ‫ِص‬ َ ‫ض َوأَ ْث َب َت ا ْقت‬ٍ ‫ِن َب ْع‬ َ ‫ان أَ ْو َعى ل‬
ْ ‫ِحدِي ِث َها م‬ َ ‫ض ُه ْم َك‬ُ ‫ِن َحدِي ِث َها َو َب ْع‬ْ ‫َطا ِئ َف ًة م‬
ُ ‫ان َر ُس‬
ِ‫ول اهَّلل‬ َ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقالَ ْت َك‬
َ ‫ِش َة َز ْو َج النَّ ِب ِّي‬َ ‫ضا َذ َك ُروا أَ َّن َعائ‬ ُ ‫ُصد‬
ً ‫ِّق َب ْع‬ َ ‫ِه ْم ي‬ ِ ‫ض َحدِيث‬ ُ ‫الَّذِي َح َّد َثنِي َو َب ْع‬
ُ‫صلَّى اهَّلل‬ ُ ‫ِسا ِئ ِه َفأَ َّيتُ ُه َّن َخ َر َج َس ْه ُم َها َخ َر َج ِب َها َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬ َ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن َي ْخ ُر َج َس َف ًرا أَ ْق َر َع َبي‬
َ ‫ْن ن‬ َ
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫ول اهَّلل‬
ِ ‫اها َف َخ َر َج فِي َها َس ْهمِي َف َخ َر ْج ُت َم َع َر ُس‬ َ ‫ِش ُة َفأَ ْق َر َع َب ْي َننَا فِي َغ ْز َو ٍة َغ َز‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم َع ُه َقالَ ْت َعائ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫َجي َوأُ ْن َز ُل فِي ِه َم ِس‬
ُ ‫يرنَا َحتَّى إِ َذا َف َر َغ َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬ ُ
ِ ‫اب َفأَنَا أ ْح َم ُل فِي َه ْود‬ ُ ‫ِك َب ْع َد َما أُ ْن ِز َل الْ ِح َج‬
َ ‫َو َسلَّ َم َو َذل‬
َ ‫او ْز ُت الْ َجي‬
‫ْش‬ َ ‫ْت َحتَّى َج‬ ُ ‫يل َف َم َشي‬ ِ ‫الر ِح‬ َ ‫يل َف ُق ْم ُت ِح‬
َّ ‫ين آ َذنُوا ِب‬ َّ ‫ِن الْ َمدِي َن ِة آ َذ َن لَ ْيلَ ًة ِب‬
ِ ‫الر ِح‬ ْ ‫ِن َغ ْز ِو ِه َو َق َف َل َو َدن‬
ْ ‫َونَا م‬ ْ ‫َو َسلَّ َم م‬
‫ار َق ْد ا ْن َق َط َع َف َر َج ْع ُت َفالْ َت َم ْس ُت‬
ِ ‫ِن َج ْز ِع َظ َف‬ ْ ‫ْري َفِإ َذا ِع ْقدِي م‬ِ ‫صد‬ َ ‫الر ْح ِل َفلَ َم ْس ُت‬ َّ ‫ِن َش ْأنِي أَ ْق َبلْ ُت إِلَى‬ ْ ‫ْت م‬ ُ ‫ضي‬ َ ‫َفلَ َّما َق‬
10
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2016), jilid 6, hal. 4058
11
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Taubat bab Hadits Ifki No. Hadits 4974

9
‫ِير َي الَّذِي ُك ْن ُت أَ ْر َك ُب‬ ‫َجي َف َر َحلُو ُه َعلَى َبع ِ‬ ‫ون لِي َف َح َملُوا َه ْود ِ‬ ‫ِين َكانُوا َي ْر َحلُ َ‬ ‫الر ْه ُط الَّذ َ‬‫ِع ْقدِي َف َح َب َسنِي ا ْب ِتغَا ُؤ ُه َوأَ ْق َب َل َّ‬
‫ام َفلَ ْم‬ ‫اك ِخ َفا ًفا لَ ْم ُي َهب َّْل َن َولَ ْم َي ْغ َش ُه َّن اللَّ ْح ُم إِنَّ َما َي ْأ ُك ْل َن ْال ُع ْل َق َة م ْ َّ‬
‫َت النِّ َسا ُء إِ ْذ َذ َ‬‫ُون أَنِّي فِي ِه َقالَ ْت َو َكان ْ‬ ‫َو ُه ْم َي ْح ِسب َ‬
‫ِن الط َع ِ‬
‫ْت ِع ْقدِي َب ْع َد‬ ‫اروا َو َو َجد ُ‬ ‫الس ِّن َف َب َعثُوا الْ َج َم َل َو َس ُ‬‫ار َي ًة َحدِي َث َة ِّ‬ ‫ين َر َحلُو ُه َو َر َف ُعو ُه َو ُك ْن ُت َج ِ‬ ‫َج ِح َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َي ْس َت ْنك ْ ْ‬
‫ِر ال َق ْو ُم ِث َقل ال َه ْود ِ‬
‫يب َف َت َي َّم ْم ُت َم ْن ِزلِي الَّذِي ُك ْن ُت فِي ِه َو َظ َن ْن ُت أَ َّن الْ َق ْو َم‬ ‫َاع َواَل ُم ِج ٌ‬ ‫ْس ِب َها د ٍ‬ ‫َازلَ ُه ْم َولَي َ‬
‫ْش َف ِج ْئ ُت َمن ِ‬ ‫اس َت َم َّر الْ َجي ُ‬
‫َما ْ‬
‫ِي ثُ َّم‬‫السلَم ُّ‬ ‫ْن الْ ُم َع َّط ِل ُّ‬ ‫ان ب ُ‬ ‫ص ْف َو ُ‬ ‫ان َ‬ ‫ِس ٌة فِي َم ْن ِزلِي َغلََب ْتنِي َع ْينِي َف ِن ْم ُت َو َك َ‬ ‫ون إِلَ َّي َف َب ْينَا أَنَا َجال َ‬‫َسَي ْف ِقدُونِي َف َي ْر ِج ُع َ‬
‫ين َرآنِي َو َق ْد‬ ‫ِم َفأَ َتانِي َف َع َر َفنِي ِح َ‬ ‫ص َب َح ِع ْن َد َم ْن ِزلِي َف َرأَى َس َوا َد إِ ْن َس ٍ‬
‫ان نَائ ٍ‬ ‫ادلَ َج َفأَ ْ‬
‫ْش َف َّ‬‫ِن َو َرا ِء الْ َجي ِ‬ ‫سمْ‬ ‫َّ‬
‫الذ ْك َوان ُّ‬
‫ِي َق ْد َع َّر َ‬
‫ين َع َر َفنِي َف َخ َّم ْر ُت َو ْج ِهي ِب ِجلْ َبا ِبي َو َواهَّللِ َما‬ ‫اع ِه ِح َ‬ ‫ِر َج ِ‬ ‫است ْ‬ ‫اس َت ْي َق ْظ ُت ِب ْ‬
‫اب َعلَ َّي َف ْ‬ ‫ُض َر َب الْ ِح َج ُ‬ ‫ْل أَ ْن ي ْ‬ ‫ان َي َرانِي َقب َ‬ ‫َك َ‬
‫ِها َف َر ِك ْبتُ َها َفا ْن َطلَ َق َي ُقو ُد ِب َي‬ ‫احلََت ُه َف َو ِط َئ َعلَى َيد َ‬ ‫َاخ َر ِ‬ ‫اع ِه َحتَّى أَن َ‬ ‫ِر َج ِ‬ ‫است ْ‬
‫ْر ْ‬ ‫ِع ُت ِم ْن ُه َكلِ َم ًة َغي َ‬ ‫يُ َكلِّ ُمنِي َكلِ َم ًة َواَل َسم ْ‬
‫ان الَّذِي َت َولَّى ِكب َ‬
‫ْر ُه‬ ‫ير ِة َف َهلَ َك َم ْن َهلَ َك فِي َش ْأنِي َو َك َ‬ ‫َح ِر َّ‬
‫الظ ِه َ‬ ‫ين فِي ن ْ‬
‫وغ ِر َ‬ ‫َزلُوا ُم ِ‬ ‫ْش َب ْع َد َما ن َ‬ ‫احلَ َة َحتَّى أََت ْينَا الْ َجي َ‬‫الر ِ‬‫َّ‬
‫ون فِي َق ْو ِل أَ ْه ِل اإْل ِ ْف ِك َواَل‬ ‫اس يُف ُ‬
‫ِيض َ‬ ‫ين َق ِد ْمنَا الْ َمدِي َن َ‹ة َش ْه ًرا َوالنَّ ُ‬ ‫ول َف َق ِد ْمنَا الْ َمدِي َن َة َف ْ‬
‫اش َت َكي ُ‬
‫ْت ِح َ‬ ‫ْن َسلُ َ‬ ‫ْن أَُب ٍّي اب ُ‬‫َع ْب ُد اهَّللِ ب ُ‬
‫ف الَّذِي ُك ْن ُت‬ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اللُّ ْط َ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫ِن َر ُس ِ‬ ‫فمْ‬ ‫ِك َو ُه َو َي ِريبُنِي فِي َو َجعِي أَنِّي اَل أَ ْع ِر ُ‬ ‫ِن َذل َ‬‫أَ ْش ُع ُر ِب َش ْي ٍء م ْ‬
‫اك َي ِريبُنِي َواَل أَ ْش ُع ُر‬‫ْف تِي ُك ْم َف َذ َ‬ ‫ول َكي َ‬ ‫ُسلِّ ُم ثُ َّم َي ُق ُ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َفي َ‬ ‫ين أَ ْش َتكِي إِنَّ َما َيد ُ‬
‫ْخ ُل َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫أَ َرى ِم ْن ُه ِح َ‬
‫َخ ُر ُج إِاَّل لَ ْياًل إِلَى لَي ٍ‬
‫ْل‬ ‫َاص ِع َو ُه َو ُم َت َب َّر ُزنَا َواَل ن ْ‬ ‫ِس َط ٍح ِق َب َل ْال َمن ِ‬ ‫الش ِّر َحتَّى َخ َر ْج ُت َب ْع َد َما َن َق ْه ُت َو َخ َر َج ْت َمعِي أُ ُّم م ْ‬ ‫ِب َّ‬
‫ف أَ ْن نَتَّ ِخ َذ َها ِع ْن َد‬ ‫ِن بُيُو ِتنَا َوأَ ْم ُرنَا أَ ْم ُر الْ َع َر ِب اأْلُ َو ِل فِي التَّن ُّ‬
‫َز ِه َو ُكنَّا َن َتأَ َّذى ِبالْ ُكنُ ِ‬ ‫ف َق ِريبًا م ْ‬ ‫ْل أَ ْن نَتَّ ِخ َذ الْ ُكنُ َ‬
‫ِك َقب َ‬‫َو َذل َ‬
‫ِر َخالَ ُة أَِبي‬ ‫ْن َعام ٍ‬ ‫ص ْخ ِر ب ِ‬ ‫َة َ‬‫َاف َوأُ ُّم َها ا ْبن ُ‬ ‫ْن َع ْب ِد َمن ٍ‬
‫ِب ب ِ‬ ‫ْن الْ ُم َّطل ِ‬ ‫ِس َط ٍح َو ِه َي ِب ْن ُت أَِبي ُر ْه ِم ب ِ‬ ‫بُيُو ِتنَا َفا ْن َطلَ ْق ُت أَنَا َوأُ ُّم م ْ‬
‫ِن َش ْأ ِننَا‬‫ين َف َر ْغنَا م ْ‬ ‫ِب َفأَ ْق َبلْ ُت أَنَا َوِب ْن ُت أَِبي ُر ْه ٍم ِق َب َل َب ْيتِي ِح َ‬ ‫ْن الْ ُم َّطل ِ‬
‫ْن َعبَّا ِد ب ِ‬
‫ِس َط ُح ب ُ ُ‬
‫ْن أ َثا َث َة ب ِ‬ ‫ِّيق َوا ْبنُ َها م ْ‬ ‫الصد ِ‬ ‫َب ْك ٍر ِّ‬
‫ْرا َقالَ ْت أَ ْي َه ْن َتا ْه أَ ْو‬ ‫ِّين َر ُجاًل َق ْد َش ِه َد َبد ً‬ ‫س َما ُقلْ ِت أََت ُسب َ‬ ‫ِس َط ٌح َف ُقلْ ُت لَ َها ِب ْئ َ‬
‫ِس م ْ‬ ‫ِر ِط َها َف َقالَ ْت َتع َ‬‫ِس َط ٍح فِي م ْ‬ ‫َف َع َث َر ْت أُ ُّم م ْ‬
‫ضي َفلَ َّما َر َج ْع ُت إِلَى َب ْيتِي‬ ‫ضا إِلَى َم َر ِ‬ ‫ْت َم َر ً‬ ‫ال َقالَ ْت َفأَ ْخ َب َر ْتنِي ِب َق ْو ِل أَ ْه ِل اإْل ِ ْف ِك َف ْ‬
‫از َدد ُ‬ ‫ال ُقلْ ُت َو َما َذا َق َ‬
‫لَ ْم َت ْس َمعِي َما َق َ‬
‫ِي أََب َو َّي َقالَ ْت َوأَنَا ِحي َن ِئ ٍ‹ذ أُ ِري ُد‬ ‫ْ‬
‫ْف تِي ُك ْم ُق ْل ُت أََتأ َذ ُن لِي أَ ْن آت َ‬
‫ال َكي َ‬ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َسلَّ َم ثُ َّم َق َ‬ ‫َخ َل َعلَ َّي َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫َفد َ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف ِج ْئ ُت أََب َو َّي َف ُقلْ ُت أِل ُ ِّمي َيا أُ َّم َتا ْه َما َي َت َحد ُ‬
‫َّث النَّ ُ‬
‫اس‬ ‫ِن لِي َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫ِه َما َفأَذ َ‬ ‫أَ ْن أََت َي َّق َن الْ َخ َب َر م ْ‬
‫ِن ِق َبل ِ‬
‫ِر إِاَّل َكثَّ ْر َن َعلَ ْي َها َقالَ ْت‬
‫ض َرائ ُ‬ ‫ُحبُّ َها َولَ َها َ‬ ‫ضي َئ ٌة ِع ْن َد َر ُج ٍل ي ِ‬ ‫َت ْام َرأٌَة َق ُّط َو ِ‬
‫ْك َف َواهَّللِ لََقلَّ َما َكان ْ‬ ‫َف َقالَ ْت َيا بُنَي ُ‬
‫َّة َه ِّونِي َعلَي ِ‬
‫ص َب ْح ُت اَل َي ْر َقأُ لِي َد ْم ٌع َواَل أَ ْك َت ِح ُل ِبن ْ‬
‫َو ٍم ثُ َّم‬ ‫ْت تِلْ َك اللَّ ْيلَ َة َحتَّى أَ ْ‬ ‫اس ِب َه َذا َقالَ ْت َف َب َكي ُ‬ ‫ان اهَّللِ َو َق ْد َت َحد َ‬
‫َّث النَّ ُ‬ ‫ُقلْ ُت ُسب َ‬
‫ْح َ‬
‫اس َتلْ َب َث الْ َو ْح ُي‬
‫ين ْ‬ ‫ِب َوأُ َسا َم َة ب َ‬
‫ْن َز ْي ٍد ِح َ‬ ‫ْن أَِبي َطال ٍ‬‫ِي ب َ‬ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعل َّ‬ ‫َعا َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫ص َب ْح ُت أَ ْبكِي َود َ‬ ‫أَ ْ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِبالَّذِي َي ْعلَ ُم م ْ‬
‫ِن‬ ‫ول اهَّللِ َ‬‫ار َعلَى َر ُس ِ‬ ‫اق أَ ْهلِ ِه َقالَ ْت َفأَ َّما أُ َسا َم ُة ب ُ‬
‫ْن َز ْي ٍد َفأَ َش َ‬ ‫ِر ِ‬‫ير ُه َما فِي ف َ‬ ‫َي ْس َت ِش ُ‬
‫ْن أَِبي َطال ٍ‬
‫ِب‬ ‫ِي ب ُ‬‫ْرا َوأَ َّما َعل ُّ‬ ‫َعلَ ُم إِاَّل َخي ً‬‫ول اهَّللِ ُه ْم أَ ْهلُ َك َواَل ن ْ‬
‫ال َيا َر ُس َ‬ ‫َب َرا َء ِة أَ ْهلِ ِه َوِبالَّذِي َي ْعلَ ُم فِي َن ْف ِس ِه لَ ُه ْم م ْ‬
‫ِن الْ ُو ِّد َف َق َ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫َعا َر ُس ُ‬ ‫ص ُد ْق َك َقالَ ْت َفد َ‬ ‫ِير َوإِ ْن َت ْسأَ ْل الْ َج ِ‬
‫ار َي َة َت ْ‬ ‫اها َكث ٌ‬ ‫ِّق اهَّللُ َعلَي َ‬
‫ْك َوالنِّ َسا ُء ِس َو َ‬ ‫ال لَ ْم ي َ‬
‫ُضي ْ‬ ‫َف َق َ‬
‫ْت َعلَ ْي َها أَ ْم ًرا‬ ‫ير ُة َوالَّذِي َب َع َث َك ِبالْ َح ِّق إِ ْن َرأَي ُ‬
‫ِش َة َقالَ ْت لَ ُه َب ِر َ‬
‫ِن َعائ َ‬ ‫ُك م ْ‬ ‫ِن َش ْي ٍء َي ِريب ِ‬‫ْت م ْ‬‫ير ُة َه ْل َرأَي ِ‬
‫ال أَ ْي َب ِر َ‬
‫ير َة َف َق َ‬
‫َب ِر َ‬
‫َّاج ُن َف َت ْأ ُكلُ ُه َقالَ ْت َف َقا َم َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ‬ ‫ْ‬
‫ين أَ ْهلِ َها َف َتأتِي الد ِ‬ ‫ِن أَنَّ َها َج ِ‬
‫ار َي ٌة َحدِي َث ُ‹ة ِّ‬
‫الس ِّن َتنَا ُم َع ْن َع ِج ِ‬ ‫ِص ُه َعلَ ْي َها أَ ْك َث َر م ْ‬
‫َق ُّط أَ ْغم ُ‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫ال َر ُس ُ‬
‫ول اهَّللِ َ‬ ‫ْن َسلُ َ‬
‫ول َقالَ ْت َف َق َ‬ ‫ِن َع ْب ِد اهَّللِ ب ُ‬ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى الْ ِم ْن َب ِر َف ْ‬
‫اس َت ْع َذ َر م ْ‬
‫ْن أ َب ٍّي اب ِ‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ِن َر ُج ٍل َق ْد َبلَ َغ أَ َذا ُه فِي أَ ْه ِل َب ْيتِي َف َواهَّللِ َما َعلِ ْم ُت َعلَى أَ ْهلِي إِاَّل‬ ‫ِرنِي م ْ‬ ‫ِين َم ْن َي ْعذ ُ‬ ‫ُو َعلَى الْ ِم ْن َب ِر َيا َم ْع َش َر الْ ُم ْسلِم َ‬ ‫َوه َ‬
‫ار ُّي‬ ‫صِ‬ ‫ْن ُم َعا ٍذ اأْل َ ْن َ‬ ‫ْخ ُل َعلَى أَ ْهلِي إِاَّل َمعِي َف َقا َم َس ْع ُد ب ُ‬ ‫ان َيد ُ‬‫ْرا َو َما َك َ‬ ‫ْرا َولََق ْد َذ َك ُروا َر ُجاًل َما َعل ِْم ُت َعلَ ْي ِه إِاَّل َخي ً‬ ‫َخي ً‬
‫ِن إِ ْخ َوا ِننَا الْ َخ ْز َر ِج أَ َم ْر َتنَا َف َف َعلْنَا أَ ْم َر َك‬ ‫ان م ْ أْل‬
‫ان م ْ‬ ‫ض َر ْبنَا ُعنُ َق ُه َوإِ ْن َك َ‬‫س َ‬ ‫ِن ا َ ْو ِ‬ ‫ول اهَّللِ إِ ْن َك َ‬ ‫ِر َك ِم ْن ُه َيا َر ُس َ‬ ‫ال أَنَا أَ ْعذ ُ‬
‫َف َق َ‬
‫ْت‬‫ْن ُم َعا ٍذ َك َذب َ‬ ‫ِس ْع ِد ب ِ‬
‫ال ل َ‬ ‫اج َت َهلَ ْت ُه الْ َحمِي ُ‬
‫َّة َف َق َ‬ ‫ِحا َولَك ْ‬
‫ِن ْ‬ ‫صال ً‬ ‫ان َر ُجاًل َ‬ ‫ْن ُع َبا َد َة َو ُه َو َسيِّ ُد الْ َخ ْز َر ِج َو َك َ‬‫َقالَ ْت َف َقا َم َس ْع ُد ب ُ‬
‫ْن ُع َبا َد َة َك َذب َ‬
‫ْت‬ ‫ِس ْع ِد ب ِ‬ ‫ْن ُم َعا ٍذ َف َق َ‬
‫ال ل َ‬ ‫ْر َو ُه َو اب ُ‬
‫ْن َع ِّم َس ْع ِد ب ِ‬ ‫ضي ٍ‬ ‫ِر َعلَى َق ْتلِ ِه َف َقا َم أُ َس ْي ُد ب ُ‬
‫ْن ُح َ‬ ‫لَ َع ْم ُر اهَّللِ اَل َت ْقتُلُ ُه َواَل َت ْقد ُ‬
‫‪10‬‬
ُ ‫س َوالْ َخ ْز َر ُج َحتَّى َه ُّموا أَ ْن َي ْق َتتِلُوا َو َر ُس‬
ِ‫ول اهَّلل‬ ُ ‫َّان اأْل َ ْو‬
ِ ‫ار الْ َحي‬ َ ‫ِل َع ْن الْ ُمنَا ِفق‬
َ ‫ِين َف َث‬ ُ ‫ِق تُ َجاد‬ٌ ‫لَ َع ْم ُر اهَّللِ لََن ْقتُلَنَّ ُه َفِإنَّ َك ُمنَاف‬
‫ض ُه ْم َحتَّى َس َكتُوا َو َس َك َت َقالَ ْت‬ َ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي‬
ُ ‫ُخ ِّف‬ ُ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا ِئ ٌم َعلَى الْ ِم ْن َب ِر َفلَ ْم َي َز ْل َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬ َ
‫اي‬ ْ ‫ْت لَ ْيلَتِي الْ ُم ْق ِبلَ َة اَل َي ْر َقأُ لِي َد ْم ٌع َواَل أَ ْك َت ِح ُل ِبن‬
َ ‫َو ٍم َوأََب َو‬ ْ ‫ِك اَل َي ْر َقأُ لِي َد ْم ٌع َواَل أَ ْك َت ِح ُل ِبن‬
ُ ‫َو ٍم ثُ َّم َب َكي‬ َ ‫ْت َي ْومِي َذل‬ ُ ‫َو َب َكي‬
‫ار َفأَ ِذ ْن ُت لَ َها‬
ِ‫ص‬ َ ‫ِن اأْل َ ْن‬ ْ ‫اس َت ْأ َذن‬
ْ ‫َت َعلَ َّي ا ْم َرأٌَة م‬ ْ ‫ان ِع ْندِي َوأَنَا أَ ْبكِي‬ ِ ‫ِس‬َ ‫ِق َك ِبدِي َف َب ْي َن َما ُه َما َجال‬ٌ ‫ان أَ َّن الْبُ َكا َء َفال‬
ِ َّ‫َي ُظن‬
ْ ‫س َقالَ ْت َولَ ْم َي ْجل‬
‫ِس‬ َ َ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َسلَّ َم ثُ َّم َجل‬ ُ ‫َخ َل َعلَ ْينَا َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬ َ ‫َح ُن َعلَى َذل‬
َ ‫ِك د‬ ْ ‫َف َجلَ َس ْت َت ْبكِي َقالَ ْت َف َب ْينَا ن‬
‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه و‬ ُ ‫ُوحى إِلَ ْي ِه فِي َش ْأنِي ِب َش ْي ٍء َقالَ ْت َف َت َش َّه َد َر ُس‬
َ ِ‫ول اهَّلل‬ َ ‫ِيل َو َق ْد لَِب َث َش ْه ًرا اَل ي‬
َ ‫ِيل لِي َما ق‬ َ ‫ِع ْندِي ُم ْن ُذ ق‬

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya saat itu,
Aisyah r.a. turut ikut dengan Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau
dalam perang Muraisi dengan Bani Mushtaliq pada tahun 5 H. Dalam perjalanan menuju
Madinah kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari
sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba Aisyah menyadari
kalungnya hilang, lalu Dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat atas
perintah Rasulullah dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup. Setelah
'Aisyah kembali dari mencari kalungnya, dan mengetahui rombongan sudah berangkat, Dia
duduk di tempatnya dan berharap bahwa rombongan nya kembali menjemputnya. Pada saat
itu kebetulan lewat seorang sahabat Nabi, yaitu Shafwan Ibnu Mu'aththal, dan melihat
seseorang sedang tidur sendirian dan Dia terkejut seraya mengucapkan: "Innalillahi wa
innailaihi raji'un, istri Rasul!" 'Aisyah terbangun. lalu Shafwan mempersilahkan Aisyah untuk
mengendarai untanya. Shafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah.
Setelah sampai di Madinah, orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut
pandangan masing-masing. Dari sini, mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik
memanfaatkannya dan membesar- besarkannya, maka fitnahan atas 'Aisyah r.a. pun
bertambah luas, sehingga menimbulkan keguncangan di kalangan kaum muslimin.. Sebulan
penuh, ‘Aisyah r.a dan Rasulullah Saw. merasakan kepedihan akibat ulah orang-orang
munafik ini. Sampai akhirnya, Allah menurunkan sepuluh ayat al-Quran perihal berita dusta
(hoax) ini. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nur ayat 11-20:

‫ان الذين جاءو باالفك عصبة منكم ال تحسبوه شرا لكم بل هو خير لكم لكل امرئ منهم ما اكتسب من االثم‬
‫والذي تولى كبره منهم له عذاب عظيم‬

ًۙ ‫ِعتُ ُم ْو ُه َظ َّن الْ ُم ْؤ ِمنُ ْو َن َوالْ ُم ْؤ ِمن ٰ ُت ِباَ ْن ُف ِس ِه ْم َخي‬


‫ْرا َّوفالُ ْوا هٰ َذآ اِ ْفبيك‬ ْ ‫لَ ْوآَل ا ِْذ َسم‬
ۤ
ْ ‫الش َه َدا ۤ ِء َفاُو ٰلىِٕ َك‬
‫عمدَك‬ ُّ ‫لَ ْواَل َجا ۤ ُء ْو َعلَ ْي ِه ِباَ ْر َب َع ِة ُش َه َد َۤ ۚاء َفا ِْذ لَ ْم َي ْأتُ ْوا ِب‬ 

‫عيم‬
ِ ‫عيه‬
ِ ‫م‬ ْ َ‫مآ اَف‬
ْ ُ ‫ضت‬ َ ‫ي‬ ْ ُ ‫سك‬
ْ ِ‫م ف‬ َ َ ‫خ َرةِ ل‬
َّ ‫م‬ ِ ٰ ‫ه فِى الدُّنْيَا وَااْل‬
ٗ ُ ‫مت‬
َ ‫ح‬ ْ ُ ‫ل الل ّٰهِ عَلَيْك‬
ْ ‫م وَ َر‬ ْ َ‫وَلَوْاَل ف‬
ُ ‫ض‬

11
‫اذ تلقونه بالسنتكم وتقولون بافواهكم ما ليس لكم به علم وتحسبونه هينا وهو عند اهلل عظيم‬

ٰ ‫َولَ ْوآَل ا ِْذ َس ِم ْعتُ ُم ْو ُه ُقلْتُ ْم َّما َي ُك ْو ُن لَنَآ اَ ْن نَّ َت َكلَّ َم ِبهٰا َذا ۖ ُس ْب‬
َ ‫حن‬
‫َك هٰ َذا ُب ْهت‬

َ ‫ِن ُك ْنتُ ْم ُّم ْؤ ِم ِني‬


ٓ‫ه‬
‫ْن‬ ُ ‫ۚ َيع‬
ْ ‫ِظ ُك ُملّٰهٓال ُه اَ ْن َت ُع ْود‬
ْ ‫ُوا لِم ِْثلِهٓ اََبدًا ا‬

ِۗ 9‫ِّن الل ّٰ ُه لَ ُك ُم ا ٰاْلي ٰ ِت‬


‫ت َوالل ّٰ ُه َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ُ ‫َويُ َبي‬

‫ان الذين يحبون ان تشيع الفاحشة فى الذين امنوا لهم عذاب اليم فى الدنيا واالخرة واهلل يعلم وانتم ال تعلمون‬

ٌ ‫ه َواَ َّن الل ّٰ َه َر ُء ْو‬


‫ف َّر ِح ْي ٌم‬ ْ ‫ࣖ َولَ ْواَل َف‬
ٗ ُ‫ض ُل الل ّٰ ِه َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمت‬

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu
(juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap
orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di
antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat
azab yang besar (pula). Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka
terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini
adalah (suatu berita) bohong yang nyata.” Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak datang
membawa empat saksi? Oleh karena mereka tidak membawa saksi-saksi, maka mereka itu
dalam pandangan Allah adalah orang-orang yang berdusta. Dan seandainya bukan karena
karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab
yang besar, disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang hal itu (berita bohong itu). (Ingatlah)
ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan
mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal
dalam pandangan Allah itu soal besar. Dan mengapa kamu tidak berkata ketika
mendengarnya, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini adalah
kebohongan yang besar.” Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali mengulangi
seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang beriman, dan Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya)
kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana. Sesungguhnya orang-orang
yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-
orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Dan kalau bukan karena karunia Allah dan
rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). Sungguh, Allah Maha
Penyantun, Maha Penyayang."12

12
https://quran.kemenag.go.id/

12
Kata al- ifk dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 22 kali dan dalam berbagai bentuk.
Kata al-ifk digunakan dalam Alquran memiliki beberapa arti, seperti dalam surat At-Taubah
ayat 70 dan surat Al-Ankabut ayat 61:

ِۗ ‫ح ِب َم ْد َي َن َوالْ ُم ْؤ َت ِف ٰك‬
‫تاََت ْت ُه ْم ُر ُسلُ ُه ْم‬ ٰ‫ص‬ْ َ‫ِن َق ْبلِ ِه ْم َق ْو ِم نُ ْو ٍح َّو َعا ٍد َّو َث ُم ْو َد ۙە َو َق ْو ِم اِ ْب ٰر ِه ْي َم َوا‬ َ ‫اَلَ ْم َي ْأ ِت ِه ْم َن َباُ الَّ ِذي‬
ْ ‫ْن م‬
٧٠ - ‫ِن َكانُ ْ ٓوا اَ ْن ُف َس ُه ْم َي ْظلِ ُم ْو َن‬ ْ ‫ان اللّٰ ُه لَِي ْظلِ َم ُه ْم َو ٰلك‬
َ ‫تَف َما َك‬ ِۚ ٰ‫ِبالْ َبيِّ ن‬

Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum
mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk)
negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa
bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri
mereka sendiri. (At-Taubah: 70)

‫ُؤ ُق ْولُ َّن اهلل فاني يؤفكون‬


ْ ‫س لَي‬ ّٰ ‫س َوالْ َق َم َر لََي ُق ْولُ َّن الش‬
َ ‫م‬ َ ‫موٰ ِت َوااْل َ ْر‬
َّ ‫ض َو َس َّخ َر‬
َ ‫الش ْم‬ َّ ‫َولَىِٕ ْن َساَلْ َت ُه ْم َّم ْن َخلَ َق‬
ٰ ‫الس‬

Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Maka
mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran). (Al-Ankabut: 61)

Berita bohong atau hoax muncul karena beberapa faktor yang melatarbelakanginya,
salah satunya yaitu dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk memerangi kaum
muslimin. Maka dari itu, seorang muslim yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadits
perlu bertabayyun atau memeriksa dengan teliti informasi yang mereka dengar ataupun
mereka saksikan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap agar tidak terpengaruh oleh
api fitnah yang dibuat orang-orang yang membenci Islam. Sebagaimana yang telah Allah
jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 6. Allah berfirman:

‫يايها الذين امنوا ان جاءكم فاسق بنبا فتبينوا ان تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم ندمين‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu”.

Syaikh Thahir ibn Asyur, ahli tafsir kenamaan asal Tunisia, dalam kitabnya berjudul
tafsir at-tahrir wa at-tanwir, dalam menafsirkan ayat di atas memberikan sebuah penjelasan
bahwa ayat ini menegaskan kepada umat Islam agar berhati-hati dalam menerima laporan

13
atau berita seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya. Hal ini baik dalam ranah persaksian
maupun dalam periwayatan.

Dalam ayat ini, Allah memberikan peringatan kepada kaum Mukminin, jika datang
kepada mereka seorang fasik membawa berita tentang apa saja, agar tidak tergesa-gesa
menerima berita itu sebelum diperiksa dan diteliti dahulu kebenarannya. Sebelum diadakan
penelitian yang saksama atau konfirmasi atau verifikasi, jangan cepat percaya kepada berita
dari orang fasik, karena seorang yang tidak memedulikan kefasikannya, pasti tidak akan
memedulikan kedustaan berita yang disampaikannya.13

Allah berfirman dalam Al-Qur’an tentang larangan penyebaran hoaks atau berita
bohong, seperti halnya hadits al-ifk yang menimpa Aisyah r.a., dan Allah mengancam bahwa
siapa pun yang menyebarkan berita hoaks akan mendapat siksa yang amat pedih. Seperti
firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 19:

‫ان الذين يحبون ان تشيع الفاحشة فى الذين امنوا لهم عذاب اليم فى الدنيا واالخرة واهلل يعلم وانتم ال تعلمون‬

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita
bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(An-Nur: 19)

Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh seseorang harus benar dan akurat.
Keakuratan informasi dalam komunikasi massa juga bisa dilihat dari sejauh mana informasi
tersebut telah dengan cermat dan saksama, sehingga informasi yang disajikan telah mencapai
ketepatan.14 Hukuman yang diperoleh oleh orang yang menyebarkan berita hoax dan tergesa-
gesa dalam menyebarkan informasi mendapatkan azab yang pedih seperti dalam ayat diatas,
dan juga terdapat dalam sebuah hadits riwayat Shahih Bukhari:

‫ قال النبي‬:‫ قال‬,‫ عن سمرة بن جندب رضي اهلل عنه‬,‫ حدثنا أبو رجاء‬,‫ حدثنا جرير‬,‫حدثنا موسى بن إسماعيل‬
‫ الذي رأيته يشق شدقه فكذاب يكذب بالكذبة تحمل عنه حتى تبلغ اآلفاق‬:‫ رأيت الليلة رجلين أتياني قاال‬:‫صلى اهلل عليه وسلم‬
‫فيصنع به إلى َي ْو ِم الْ ِق َيا َم ِة‬

“Dikisahkan Samura bin Jundub: Nabi berkata, aku melihat (dalam mimpi), dua orang
datang kepadaku. Kemudian Nabi meriwayatkan cerita (mengatakan), Mereka berkata,
'Orang-orang yang pipinya Anda lihat robek (dari mulut ke telinga) adalah pembohong dan

13
Nur Aisyah Siddiq, “Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Berita Palsu (Hoaks)
Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 2008 Yang Telah Dirubah Menjadi Undang-Undang No.19 Tahun 2016
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik” Jurnal Lex Et Societatis , Vol. 5, No. 10 (2017), hal. 27
14
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa. (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu), hal. 90.

14
biasa berbohong dan orang-orang akan melaporkan kebohongan itu otoritasnya sampai
mereka tersebar di seluruh dunia. Jadi dia akan dihukum seperti itu sampai hari kiamat.” (HR.
Bukhari. Lihat Shahih al-Bukhari, Fathul Bari X/507, no. 6096).

Dalam hadits Imam Muslim, Rasulullah pernah berkata untuk menjauhi orang-orang
pendusta agar tidak terseret ke dalam kesesatan.

‫ال َح َّد َثنِي‬ َ ‫ال َح َّد َثنَا ا ْب ُن َو ْه ٍب َق‬


َ ‫ان التُّ ِجي ِب ُّي َق‬َ ‫و َح َّد َثنِي َح ْر َملَ ُة ْب ُن َي ْح َيى ْب ِن َع ْب ِد اهَّللِ ْب ِن َح ْر َملَ َة ْب ِن ِع ْم َر‬
ُ ‫ال َر ُس‬
ِ‫ول اهَّلل‬ َ ‫ِع أََبا ُه َر ْي َر َة َي ُقواُل َق‬
َ ‫ار أَنَّ ُه َسم‬
ٍ ‫ول أَ ْخ َب َرنِي ُم ْسلِ ُم ْب ُن َي َس‬ ُ ‫يل ْب َن َي ِزي َد َي ُق‬ َ ‫اح‬ِ ‫ِع َش َر‬ َ ‫أَُبو ُش َر ْي ٍح أَنَّ ُه َسم‬
ِ ‫ِن اأْل َ َحاد‬
‫ِيث ِب َما لَ ْم َت ْس َم ُعوا أَ ْنتُ ْم َواَل آ َبا ُؤ ُك ْم‬ ْ ‫ون َي ْأتُو َن ُك ْم م‬ َ ُ‫َجال‬
َ ُ‫ون َك َّذاب‬ َّ ‫ان د‬ َّ ‫آخ ِر‬
ِ ‫الز َم‬ ِ ‫ون فِي‬ ُ ‫صلَّى اهَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َي ُك‬ َ
‫ضلُّو َن ُك ْم َواَل َي ْف ِتنُو َن ُك ْم‬
ِ ُ‫اه ْم اَل ي‬ ُ َّ‫َفِإيَّا ُك ْم َوإِي‬

“Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya bin Abdullah bin Harmalah bin
Imran at-Tujibi dia telah berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dia berkata,
telah menceritakan kepada kami Abu Syuraih bahwa dia mendengar Syarahil bin Yazid
berkata, telah mengabarkan kepadaku Muslim bin Yasar bahwa dia mendengar Abu Hurairah
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada di akhir zaman para
Dajjal Pendusta membawa hadis-hadis kepada kalian yang mana kalian tidak pernah
mendengarnya dan bapak-bapak kalian juga belum pernah mendengarnya. Maka kalian
jauhilah dan mereka jauhilah. Mereka tidak bisa menyesatkan kalian dan tidak bisa
memfitnah kalian."15

Biografi sanad:

1) Harmalah bin Yahya bin 'Abdullah bin Harmalah, Abu Hafsh , Tabi'ul Atba'
kalangan pertengahan, wafat tahun 244 H, hidup di Maru.
2) Abdullah bin Wahab bin Muslim, Al Qurasyiy, Abu Muhammad, Tabi'ut
Tabi'in kalangan biasa, wafat tahun 197 H, hidup di Maru, wafat di Maru.
3) Abdur Rahman bin Syuraih bin ‘Ubaidillah, Al Mu’afiriy Al Iskandaraniy, Abu
Syuraih, Tabi’ut Tabi’in kalangan tua, wafat tahun 167 H, hidup di Maru, wafat di
Iskandariyah.
4) Syarahil bin Yazid, Al Mu’afiriy, Tabi’in (tdk jumpa Shahabat), hidup di
Maru

15
https://carihadis.com/Shahih_Muslim/8

15
5) Muslim bin Yasar, Ath Thunbudziy Al Mishriy, Abu 'Utsman, Jalis (teman
majelis) Abi Hurairah, Tabi'in kalangan pertengahan, hidup di Maru, wafat di
Afriqiyah.
6) Abdur Rahman bin Shakhr, Ad Dawsiy Al Yamaniy, Abu Hurairah, Shahabat,
wafat tahun 57 H, hidup di Madinah, wafat di Madinah.

Dalam hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan tentang karakteristik orang yang dusta
atau hoaks, Rasulullah Saw bersabda:

‫الر ْح َم ِ‹ن ْب ُن‬ َّ ‫و َح َّدثَنَا‹ ُعبَ ْي ُ‹د اهَّلل ِ‹ ْب ُن ُم َعا ٍ‹ذ الْ َع ْنبَ ِر ُّي َح َّدثَنَا‹ أَبِي‹ ح و َح َّدثَنَا‹ ُم َح َّم ُد ْب ُ‹ن الْ ُمثَنَّى‹ َح َّدثَ َنا‹ َع ْب ُ‹د‬
‹ِ ‫ول اهَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ ‫ال َق‬ ‹َ ‫اص ٍم َق‬
ِ ‫ص ْب ِن َع‬ َّ ‫ِي َقااَل َح َّدثَنَا‹ ُش ْعبَ ُ‹ة َع ْن ُخبَ ْي ِ‹ب ْب ِ‹ن َع ْب ِد‬
ِ ‫الر ْح َم ِن َع ْ‹ن َح ْف‬ ٍّ ‫َم ْهد‬
‫ِع و َح َّدثَنَا‹ أَبُو َب ْك ِ‹ر ْب ُن أَ ِبي‹ َش ْي َب َ‹ة‬ ‹َ ‫صلَّى‹ اهَّللُ َعلَ ْي ِ‹ه َو َسلَّ َم َك َفى ِبالْ َم ْر ِ‹ء َك ِذ ًبا‹ أَ ْن يُ َحد‬
‹َ ‫ِّث ِب ُك ِّ‹ل َما َسم‬ َ
‹‫اص ٍم َع ْ‹ن أَبِي‬ ِ ‫ص ْب ِن َع‬ ِ ‫الر ْح َم ِن َع ْ‹ن َح ْف‬ َّ ‫ص َح َّدثَنَا‹ ُش ْعبَ ُ‹ة َع ْن ُخبَ ْي ِ‹ب ْب ِ‹ن َع ْب ِد‬ ٍ ‫ِي ْب ُ‹ن َح ْف‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا‹ َعل‬
‫ِك‬ ْ ‫صلَّى‹ اهَّللُ َعلَ ْي ِ‹ه َو َسلَّ َم ِبم‬
َ ‫ِث ِ‹ل َذل‬ َ ‫ُه َر ْي َر َة َع ْ‹ن النَّ ِب ِّ‹ي‬

“Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz al Anbari telah


menceritakan kepada kami Bapakku (dalam riwayat lain disebutkan), Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin al Mutsanna telah menceritakan kepada
kami Abdurrahman bin Mahdi keduanya berkata, telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dari Khubaib bin Abdurrahman dari Hafsh bin Ashim dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cukuplah seseorang (dianggap)
berbohong apabila dia menceritakan semua yang dia dengarkan." Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ali bin
Hafsh telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Khubaib bin Abdurrahman dari Hafsh
bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan seperti hadits
tersebut."16

Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik seseorang yang dusta atau
yang bisa dianggap hoaks adalah seseorang yang selalu menceritakan semua hal yang ia
dengar. Orang yang selalu berbicara tentang hal yang ia dengar tanpa berpikir dan
bertabayyun dahulu adalah ciri dari orang yang suka menyebar hoaks. Dari beberapa uraian
hadits serta al-Qur’an yang menjelaskan tentang hoaks serta bahaya menyebarkan berita
bohong bahwasanya hoaks adalah suatu hal yang tidak ada dalam ajaran Islam dan sudah
16
https://carihadis.com/Shahih_Muslim/5

16
seharusnya dijauhi, karena bahaya menyebarkan berita bohong (hoaks) terancam
mendapatkan siksaan yang pedih di akhirat. Rasulullah Saw bersabda dalam hadits Jami' At-
Tirmidzi tentang seruan untuk menyuruh berlaku jujur dan menjauhi sikap hoaks (dusta):

‫ال‬َ ‫ال َق‬ ‹َ ‫ِيق ْب ِ‹ن َسلَ َم َة َع ْ‹ن َع ْب ِد اهَّلل ِ‹ ْب ِن َم ْس ُعو ٍد َق‬ ‹ِ ‫ش َع ْن َشق‬ ‹ِ ‫اويَ َ‹ة َع ْن اأْل َ ْع َم‬ِ ‫َح َّدثَنَا‹ َهنَّا ٌ‹د َح َّدثَنَا‹ أَبُو ُم َع‬
‫ْق َي ْهدِي إِلَى‹ الْ ِب ِّر َوإِ َّن الْ ِب َّر َي ْهدِي إِلَى‬ َ ‫الصد‬ ِّ ‫ْق َفإِ َّن‬ ِّ ‫صلَّى اهَّللُ‹ َعلَ ْي ِ‹ه َو َسلَّ َم َعلَ ْي ُك ْ‹م ِب‬
‹ِ ‫الصد‬ َ ِ ‫ول اهَّلل‬‹ُ ‫َر ُس‬
‫ِب َفإِ َّن‬ ‹َ ‫صدِّي ًقا‹ َوإِيَّا ُك ْ‹م َوالْ َكذ‬ِ ‹ِ ‫ْق َحتَّى يُ ْكتَ َ‹ب ِع ْن َد اهَّلل‬ ‹َ ‫الصد‬
ِّ ‫ُق َويَتَ َح َّرى‬ ُ ‫صد‬ ْ َ‫الر ُج ُ‹ل ي‬ َّ ‫ال‬ ‹ُ ‫الْ َجنَّ ِة َو َما يَ َز‬
‫ِب َحتَّى‬ ‹َ ‫ِب َويَتَ َح َّرى الْ َكذ‬ ‹ُ ‫ال الْ َع ْب ُ‹د يَ ْكذ‬
ُ ‫ار َو َما‹ يَ َز‬
‹ِ َّ‫ور يَ ْهدِي إِلَى الن‬ َ ‫ور َوإِ َّن الْفُ ُج‬ ِ ‫ِب يَ ْهدِي إِلَى‹ الْفُ ُج‬ َ ‫الْ َكذ‬
‹َ ‫ير َوا ْب ِ‹ن ُع َم َر َق‬
‫ال‬ ِ ‫الش ِّخ‬ ِّ ‫ِّيق َو ُع َم َ‹ر َو َع ْب ِ‹د اهَّلل ِ‹ ْب ِن‬
‹ِ ‫الصد‬ِّ ‫يُ ْكتَ َ‹ب ِع ْن َ‹د اهَّلل ِ َك َّذابًا‹ َوفِي الْ َباب‹ َع ْ‹ن أَ ِبي‹ َب ْك ٍر‬
‫يح‬
ٌ ‫ص ِح‬ َ ‫ِيث َح َس ٌن‬ ٌ ‫يسى‹ َه َذا َحد‬ َ ‫أَبُو ِع‬
“Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Abu
Muawiyah dari A'masy dari Syaqiq bin Salamah dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian bersikap jujur, karena
kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada
surga. Tidaklah seorang bersikap jujur dan selalu berbuat jujur hingga ia ditulis di sisi Allah
sebagai orang yang jujur. Dan hendaklah kalian menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu
akan membawa pada kekejian, sedangkan kekejian akan membawa kepada neraka. Dan
tidaklah seorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai
seorang pendusta." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar,
Abdullah bin Asy Syikhkhir dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan
Shahih.”17

Kesimpulan
Kemunculan hoax tak lepas dari perkembangan teknologi media yang telah mengubah
alat-alat komunikasi menjadi lebih cepat membentuk apa yang sering kali disebut sebagai
kampung global. Kata hoax baru mulai digunakan sekitar tahun 1808. Kata tersebut
dipercaya datang dari hocus yang berarti untuk mengelabui. Kasus hoax bukanlah suatu hal
yang baru, melainkan sudah ada sejak pada masa Nabi Muhammad SAW. Mengingat
maraknya hoax yang menyebar di masyarakat, penting untuk seseorang, terutama umat Islam
melihat pandangan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah terhadap bahayanya hoax dan larangan
untuk menyebarkannya.

Hoax atau berita bohong merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan dalam
pandangan Islam. Hoax dalam ajaran Islam berakar dari peristiwa yang pernah terjadi pada

17
Hadits Jami’ At-Tirmidzi no. 1894 dalam Kitab Berbakti dan Menyambung Silaturahim

17
periode klasik Islam yang menimpa para sahabat Nabi Muhammad Saw, terutama pada
Aisyah, istri Rasulullah dan Allah mengancam bahwa siapa pun yang menyebarkan berita
hoaks akan mendapat siksa yang amat pedih. Seorang muslim yang berpegang teguh pada Al-
Qur’an dan hadits perlu bertabayyun atau memeriksa dengan teliti informasi yang datang.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min Ibni
Katsir. Kairo: Mu- assasah Daar al-Hilaal Kairo, 1994.
A Idnan, Idris. Klarifikasi al-Qur’an atas Berita Hoax. Jakarta: PT Gramedia, 2018.

Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, tt.

D. Curtis, MacDougall. Hoaxes. Dover: 1958.

Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2016.

Jalaluddin. Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul Ayat. Bandung: Sinar Baru, 1990.

Petersen, Theodore and Rivers, Jay W.J. Media Massa Dan Masyarakat Modern, trans.
Haris Munandar. Jakarta: Kencana, 2008.

Ridwan, Tio. Sejarah Hoax dan Andilnya dari Masa ke Masa” dalam kumparan.com//
diakses 25 November 2020.

Shihab, M. Quraish. “Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, IX. Jakarta:
Lentera Hati, 2002.

Siddiq, Nur Aisyah. “Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Berita Palsu (Hoaks)
Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 2008 Yang Telah Dirubah Menjadi Undang-
Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik” Jurnal Lex
Et Societatis , Vol. 5, No. 10 (2017): 27

https://carihadis.com/Shahih_Muslim/8

https://quran.kemenag.go.id/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong.

https://jalandamai.org/al-quran-pedoman-untuk-menangkal-hoax.html/amp

18

You might also like