Professional Documents
Culture Documents
13928-Article Text-28010-1-10-20170406
13928-Article Text-28010-1-10-20170406
Abstract
Laboratory for physics learning procces has important role such as a tool for developing basic skill of
observing or measuring and other process skills. The aim of this research is to find out the readiness and
utilization of laboratory in supporting physics learning process at Brebes Senior High School. This research is
focus on examining five indicators; they are 1) the readiness of medium and infrastructure of laboratory, 2)
level of using laboratory, 3) the readiness of human source, 4) the relationship with National Examination
result, and 5) the influence of laboratory utilization. The data collection technique use observation,
questionnaire, documentation, and interview. The data of this research was analyzed by descriptive
quantitative approach. Based on the research result, the readiness of medium and infrastructure of laboratory
take the value about 77,59%. The degree of laboratory utilization is adequate at the rate of percentage
61,92%. While, the readiness of human resource is good by the value 78,78% and showed that the readiness
of laboratory assistant is very low. The readiness and utilization of laboratory influence the learning result. It
was showed by low value of physics national examination. Factors influenced toward laboratory utilization
such as; the shifting function of laboratory as class room, unavailable time for practical work, and there is no
laboratory assistant.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6935
E-mail : syafridatunnikmah@gmail.com
Syafridatun Nikmah / Unnes Physics Education Journal 6 (1) (2017)
ini dilakukan dengan memberikan angket kepada sedang berlomba-lomba untuk merenovasi
siswa, guru, dan laboran, melakukan observasi di sekolah. Akibatnya beberapa ruang yang
laboratorium fisika, melakukan wawancara, dan dianggap jarang digunakan, dimanfaatkan untuk
melakukan studi dokumentasi. Penelitian ini menjadi kelas sementara, namun hal tersebut
dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Brebes berlanjut hingga bertahun-tahun. Hal tersebut
mengambil sampel delapan sekolah dengan berbanding terbalik dengan pendapat Ninuk
masing masing sekolah satu rombongan belajar, (2012:185) yang mengatakan bahwa keberadaan
satu guru fisika, dan satu laboran (bila ada). Data laboratorium dengan mata pelajaran fisika
responden siswa dapat dilihat pada Tabel 1. merupakan bagian yang tak terpisahkan.
TABEL 1. Jumlah Responden Tiap Tiap Sekolah
No Sekolah Jumlah Responden
Siswa Gur Labora
u n
1 SMAN 1 Brebes 35 1 0
2 SMAN 2 Brebes 29 1 1
3 SMAN 3 Brebes 32 1 0
4 SMAN 1 33 1 0
Jatibarang
5 SMAN 1 30 1 0
Wanasari
6 SMAN 1 32 1 0
Ketanggungan
7 SMAN 1 27 1 0
Tanjung
8 SMAN 1 32 1 0
Bulakamba
Gambar 1. Sarana dan Prasarana Laboratorium
Kesiapan Sarana dan Prasarana serta Persepsi Kesiapan Menurut Guru dan Siswa
Laboratorium
Secara keseluruhan, kesiapan sarana dan Depdikbud (1979:67) memaparkan
prasana laboratorium mencangkup ketersedian bahwa ada empat sarana/alat kriteria minimal
alat dan bahan disesuaikan dengan yang harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, mengukur IPA, yaitu perabot, alat peraga, perkakas, dan alat
sejauh mana siswa dapat menggunakan alat penunjang lain. Sedangkan dalam Permendiknas
sesuai dengan prosedur, dan rasio jumlah alat No. 24 Tahun 2007 dijelaskan bahwa klasifikasi
dengan jumlah siswa. Hasil peneitian kesiapan sarana/alat yang harus ada di laboratorium IPA
sarana dan prasarana laboratorium disajikan minimal ada lima, yaitu perabot, perlengkapan
pada Gambar 1. pendidikan yang terdiri dari alat dan bahan
Tingkat kesiapan sarana dan prasana percobaan serta alat peraga, media pendidikan,
laboratorium berdasarkan observasi yang bahan habis pakai, dan perlengkapan lain.
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun Selanjutnya menurut Mulyasa (2009:49-
2007 menunjukkan kategori sangat baik dengan 50), sarana dan prasarana pendidikan dapat
presentase 88.70%, hanya saja dalam prasarana, memberikan kontribusi yang optimal dalam
banyak sekolah yang mengalihfungsikan proses pendidikan, tersedianya fasilitas belajar
laboratorium sebagai ruang kelas karena kelas yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan
yang tersedia tidak cukup untuk menampung relevan dengan kebutuhan serta dapat
jumlah siswa sehingga harus mengalihfungsikan dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan
laboratorium. Tidak cukupnya ruang kelas yang proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh
tersedia dikarenakan beberapa sekolah di Brebes
4
Syafridatun Nikmah / Unnes Physics Education Journal 6 (1) (2017)
melakukan tugas tugas laboran. Namun hal ujian nasional dan hubungan tingkat penggunaan
tersebut tidak menjamin terlaksananya kegiatan laboratorium dengan hasil ujian nasional.
di laboratorium, mengingat tugas guru yang Perhitungan korelasinya menggunakan rumus
sudah banyak, terlebih beberapa guru korelasi product moment.
merangkap sebagai pejabat sekolah sehingga Hasil penelitian hubungan kesiapan
pelaksanaan kegiatan di laboratorium menjadi sarana dan prasarana, dan tingkat penggunaan
terhambat. laboratorium, dengan hasil ujian nasional
disajikan pada Gambar 4.
Kertiasa, Nyoman . 2006. Laboratorium Sekolah Rahmiyati, Sri. 2008. Keefektifan Pemanfaatan
dan Pengelolannya. Bandung: Pudak Laboratorium Di Madrasah Aliyah
Scientific Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, Nomor 1, Tahun XI, 2008
Lubis, Muhsin. 1997. Materi Pokok Pengelolaan
Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Mastika, Nyoman. 2014. Analisis Standarisasi Rosdakarya Offset
Laboratorium Biologi dalam Proses
Pembelajaran di SMA Negeri Kota Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Denpasar. E-jurnal program pascasarjana Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif,
Unniversitas Pendidikan Ganesha, Volume Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta
4, Tahun 2014
Supriyadi dan Sulhadi . 2013. Modul Pengelolaan
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Laboratorium Fisika. Semarang. Program
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Pascasarjana Unnes