You are on page 1of 26

Asuhan Gizi Pada Pasien

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Different Diagnosis Striktur Uretra

Tindakan Transurethral Resection Of The Prostate (TURP)

DISUSUN OLEH :

DWI PUSPITA WULANDARI

NIM. P0731521015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN GIZI

2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................................... 4
1. Tujuan Umum ................................................................................ 4
2. Tujuan Khusus ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 16
A. Identitsa Pasien ..................................................................................... 16
B. Skrining ................................................................................................. 16
1. Skrining Awal ................................................................................. 16
2. Skrining Lanjut I ........................................................................... 16
3. Skrining Lanjut II .......................................................................... 17
C. Assesment Gizi ...................................................................................... 17
1. Data Personal .................................................................................. 17
2. Riwayat Penyakit dan Klien .......................................................... 17
3. Riwayat Makan ............................................................................... 18
4. SQFFQ ............................................................................................. 20
5. Recall 24 jam ................................................................................... 20
6. Standar Pembanding ...................................................................... 21
7. Antropometri .................................................................................. 21
.
8. Pemeriksaan Fisik/Klinis ............................................................... 22
9. Biokimia ........................................................................................... 22
10. Terapi Medis dan Fungsi ............................................................... 23
D. Diagnosis Gizi ........................................................................................ 24
E. Intervensi Gizi ....................................................................................... 24
F. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut .......................................... 29
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 38
A. Hasil & Pembahasan ……………………………………....................
A. Kesimpulan ............................................................................................ 38
DAFTAR 40
PUSTAKA ........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
tubuh. Kondisi gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien yang semakin memburuk dengan adanya penyakit dan
kekurangan gizi. (Kemenkes, 2013)

Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis
yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh
untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Pemberian diet pasien harus dimonitoring dan
dievaluasi sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium,
baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan
masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit merupakan tanggung jawab tenaga
kesehatan, terutama tenaga gizi. (Kemenkes, 2013)

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau kedua-duanya. Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar
glukosa dalam darah melebihi batas normal. Hiperglikemia menjadi salah satu tanda khas
penyakit diabetes melitus, meskipun juga mungin didapatkan pada beberapa keadaan
lain.

Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang disebabkan disregulasi respon


host terhadap infeksi. Salah satu faktor yang menyebabkan sepsis pada usia lanjut
menurut penelitian Nasa, dkk. adalah malnutrisi, yang mana gangguan nutrisi sering
ditemukan pada pasien usia lanjut. Sebaliknya, saat mengalami infeksi maka terjadi
peningkatan sitokin inflamasi yang menyebabkan gangguan nutrisi.
Fenomena Raynaud (RP) didefinisikan sebagai perubahan warna episodik
ekstremitas (biasanya paling baik terlihat di jari), sebagai respons terhadap paparan
dingin atau stres emosional.

Dari pejelasan penyakit diatas data disumpulkan sangat diperlukannya dukungan


nutrisi bagi pasien dengan keadaan komplikasi seperti ini guna memberikan asupan
makan yang berkualitas untuk menunjang penyembuhan. Terapi gizi adalah bagian dari
perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tepat
dan tidak melebihi kemampuan organ tubuh dalam melakukan metabolisme. Pemberian
diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan
hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.

Oleh karena itu, peran pelayanan gizi dalam pemulihan kondisi pasien ini sangat
diperlukan agar penyakit pasien dapat teratasi dengan tepat. Sehingga diperlukan
pengkajian lebih mendalam mengenai penatalaksanaan diet pada pasien kritis yang
didiagnosa Diabetes Melitus , Sepsis, Susp Raynaud’s Phnomena, Vaskulistis Et Causa
Susp Auto Imune Disease, Obstruksi Lekositosis dan Trombositosis, Hiperkalemia.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mampu melaksanakan pelayanan gizi dan penatalaksanaan diet pada pasien
penyakit kritis Diabetes Melitus , Sepsis, Susp Raynaud’s Phnomena, Vaskulistis
Et Causa Susp Auto Imune Disease, Obstruksi Lekositosis dan Trombositosis,
Hiperkalemia di Bangsal LK3DB Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu menginterpreasikan data subjektif dan objektif pada pasien
dengan penyakit Diabetes Melitus , Sepsis, Susp Raynaud’s Phnomena,
Vaskulistis Et Causa Susp Auto Imune Disease, Obstruksi Lekositosis dan
Trombositosis, Hiperkalemia
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah gizi dan menganalisis tingkat
resiko gizi pada pasien dengan penyakit Diabetes Melitus , Sepsis, Susp
Raynaud’s Phnomena, Vaskulistis Et Causa Susp Auto Imune Disease,
Obstruksi Lekositosis dan Trombositosis, Hiperkalemia
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnose gizi pada pasien dengan penyakit
Diabetes Melitus , Sepsis, Susp Raynaud’s Phnomena, Vaskulistis Et Causa
Susp Auto Imune Disease, Obstruksi Lekositosis dan Trombositosis,
Hiperkalemia
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi (rencana dan implementasi asuhan
gizi) pada pasien dengan penyakit Diabetes Melitus , Sepsis, Susp Raynaud’s
Phnomena, Vaskulistis Et Causa Susp Auto Imune Disease, Obstruksi
Lekositosis dan Trombositosis, Hiperkalemia
e. Mahasiswa mampu memonitoring dan mengevaluasi diet yang telah diberikan
serta evaluasi pemeriksaan antropometri, fisik, klinis dan laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Identitas Pasien
1. Data Personal (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal


CH.1.1 Nama Tn. Y.S
CH.1.1.1 Umur 65 Tahun
CH.1.1.2 JenisKelamin Laki-laki
CH.1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH.1.1.9 Peran dalamkeluarga Kepala Keluarga
Diagnosis medis Benign Prostatic Hyperplasia
(BPH) Different Diagnosis
Striktur Uretra, Tindakan
Transurethral Resection Of The
Prostate (TURP)

2. Riwayat Penyakit (CH)

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


CH.2.1 Keluhan utama Nyeri buang air kecil hilang timbul
Riwayat penyakit + 1 bulan sulit buang air kecil.
dahulu dan sekarang Riwayat penyakit astma, hipertensi
dan DM.
Riwayat pengobatan Pasien konsumsi obat candesartan,
bisoprolol, simvastatin, galvus,
symbicort, miniaspi
Nomor RM : 1034543
Ruang Perawatan : EG1PB (114D)
Tanggal MRS : 21 Maret 2022
Tanggal pengambilan kasus : 22 Maret 2022

3. Riwayat Klien yang Lain

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


CH.2.1.5 Gastrointestinal Mual (-), Muntah (-), Kesulitan
Mengunyah & Menelan (Tidak ada
gigi) (-)
CH.2.1.8 Imun Alergi makanan (-)
CH.2.2.1 Sudah pernah dapat edukasi gizi
Perawatan
terkait DM
CH.3.1.1 Riwayat sosial Pensiunan Pegawai
CH.3.1.7 Agama Katholik
Kesimpulan : Pasien Tn. Y.S usia 65 tahun di diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Different Diagnosis Striktur Uretra, Tindakan Transurethral Resection Of The Prostate
(TURP). Riwayat pengobatan pasien selama ini kosumsi obat-obatan seperti candesartan,
bisoprolol, simvastatin, galvus, symbicort, miniaspi obat-obatan ini sebagian besar digunakan
untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi. Pasien tidak mengalami mual, dan tidak ada
keluhan terkait kesulitan dalam mengunyah ataupun menelan. Tidak ada alergi makanan,
pasien sudah pernah mendapat konseling gizi sebelumnya.
B. Hasil Skrinning Gizi
Form Skrining Gizi MUST (Malnutrition Universal Screening Tools)

1. BMI pasien (kg/m2)


a. >20 (>30 obese) a. Skor 0
b. 18,5 – 20 b. Skor 1
c. <18,5 c. Skor 2

2. Persentase penurunan berat badan secara


tidak sengaja (3-6 bulan yang lalu)
a. <5% a. Skor 0
b. 5-10% b. Skor 1
c. >10% c. Skor 2

3. Pasien menderita penyakit berat dan/atau


tidak mendapatkan asupan makanan > 5 hari
a. Ada asupan nutrisi > 5 hari a. Skor 0
b. Tidak ada asupan nutrisi/asupan makan 0- b. Skor 2
25% dari kebiasaan makan pasien > 5 hari

Total Skor MUST (Malnutrition Universal Skrining 0


Tools)

Skor 0 : Resiko rendah dan perlu pengukuran ulang secara periodik


Skor 1 : Resiko sedang dan perlu pengukuran setelah 3 hari
Skor ≥ 2 : Resiko tinggi → membutuhkan segera asuhan gizi
Kesimpulan : Berdasarkan hasil skrining gizi diperoleh hasil total skor 0. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien memiliki resiko rendah mengalami malnutrisi, akan tetapi
tetap dikaji dan diberikan terapi gizi guna mempercepat proses penyembuhan.

.
A. Riwayat Makan (FH)

Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet Makanan Pokok
(pola makan) Nasi 2x/hr @1ctg
Lauk Hewani
Daging sapi 2x/bln @3ptg, telur 5x/mgg @3btr, daging ayam
5x/mgg @2ptg, ikan nila 5x/mgg @1ekr, ikan lele 5x/mgg
@1ekr
Pengolahan : Digoreng, sop, rendang
Lauk Nabati
*Catatan : Pasien akhir-akhir ini tidak konsumsi lauk nabati
Sayur
toge 5x/mgg @3sdk syr, wortel 5x/mgg @3sdk syr, brokoli
5x/mgg @3sdk syr, kacang panjag 5x/mgg @3sdksyr,
bayam5x/mgg @3sdk syr
Pengolahan : sop, bening
Buah
Jeruk 2x/mgg @100gr, pepaya 1x/mgg @100gr, alpukat
4x/mgg @170gr, pir 1x/mgg @100gr
Camilan
*Catatan : Pasien tidak suka ngemil
Minuman
Air putih 8 gls
Kesimpulan : Berdasarkan riwayat makan pasien jenis makanan pasien sudah bervariasi,
pasien sudah mengurangi asupan manis dan sangat jarang mengemil. Lebih sering konsumsi
air putih saja dan cara olah lebih sering di rebus.
1. SQFFQ :

Energi Protein Lemak KH


(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan Oral 1069,3 63,3 50 98,5
Kebutuhan 2046 76,7 56,8 306,9
% Asupan 52,3% 82,5% 88% 32,1%
(Defisit
Interpretasi (Baik) (Baik) (Defisit Berat)
Sedang)
Kesimpulan : Berdasarkan data SFFQ diketahui gizi pasien mengidentifikasikan pada
energy deficit sedang, protein dan lemak baik, dan karbohidrat deficit berat. (Depkes,
1999).

*Kebutuhan = Mengacu pada kebutuhan pasien sebelum sakit


Kategori tingkat asupan (Depkes, 1999)
Defisit berat : < 60% Defisit sedang: 60-69%
Defisit ringan: 70-79% Baik : 80-120%
Lebih :>120

2. Recall 24 jam (FH.7.2.8)


Tanggal :
Makanan dari RS :
Makanan dari rumah :
Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan oral 1092,5 48,9 62,3 88,6
Kebutuhan 1860 69,8 51,7 279
% asupan 58,7% 70% 120,5% 31,5%
Kategori (Defisit (Defisit (Defisit
(Lebih)
berat) Ringan) Berat)
Kesimpulan : Berdasarkan data recall 24 diketahui asupan energi, protein, lemak,
dalam kategori deficit berat (<60%)dan karbohidrat deficit sedang (>60%). (Depkes,
1999)
B. Standar Pembanding (CS)

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


CS.1.1.1 Estimasi  Saat sehat
Kebutuhan
Estimasi kebutuhan energi total (Perkeni) :
Energi
Energi basal = 25 kal/kgBB
= 25 x 62 =1860 kal
Aktifitas (Ringan) = 20% x 1860 = 372
Usia 60-69th (10%) = 10% x 1860 = 186
Energi total = Energi basal + FA - Usia
= 1860 + 372 - 186
= 2046 kkal
 Saat sakit

Estimasi kebutuhan energi total (Perkeni) :


Energi basal = 25 kal/kgBB
= 25 x 65 =1860 kal
Aktifitas (Bed Rest) = 10% x 1860 = 189
Usia 60-69th (10%) = 10% x 1860 = 186
Energi total = Energi basal + FA - U
= 1860 + 189 - 186
= 1860 kkal
CS.2.1.1 Estimasi  Saat sehat
Kebutuhan
Lemak = 25% x 2046 : 9 = 56,8 gram
Lemak
 Saat sakit

Lemak = 25% x 1860 : 9 = 51,7 gram

CS.2.2.1 Estimasi  Saat sehat


Kebutuhan
Protein = 15% x 2046 : 4 = 56,8 gram
Protein
 Saat sakit

Protein = 15% x 1860 : 4 = 69,8 gram

CS.2.3.1 Estimasi  Saat sehat


Kebutuhan Karbohidrat = 60% x 2046 : 4 = 306,9 gram
Karbohidrat  Saat sakit

Karbohidrat = 60% x 1860 : 4 = 279 kcal

CS.5.1.1 Rekomendasi  BB = 62 kg
BB/IMT/  TB = 165 cm
pertumbuhan  IMT = BB/TB2
= 62/( 165 )2
= 22,9 kg/m2
(Status Gizi : Normal WHO 2000)

Antropometri (AD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


AD.1.1.1 Tinggi Badan 165 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 62 kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat Badan -
AD.1.1.5 IMT 22,9 kg/m2
LILA -
Kesimpulan : Pada data antropometri didapatkan dari data diri di computer setelah
dihitung didapatkan status gizi pasien berdasarkan IMT masuk kategori gizi normal.

PemeriksaanFisik/Klinis (PD.1.1)

Kode IDNT Data Fisik / Klinis Hasil


PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Composmentis
PD.1.1.2 Bahasa Tubuh Baik
PD.1.1.6 Kepala dan mata -
PD.1.1.9 Vital sign -
Nadi 74x/menit (Normal)
Suhu 36oC (Normal)
Respirasi 18x/mnt (Normal)
Tekanan darah 100/62 (Normal)
PD 1 Sistem Pencernaan Mual (-), nyeri perut bekas operasi
Muntah (-), Kesulitan Mengunyah
& Menelan (-)
Pemeriksaan Penunjang (21/03/2022) Thorax : Infiltrat
Peribronchial, besar cor normal,
sistema tulang intak
(18/02/2022) Abdomen :
Gambaran sub ileus, ileus
obstruktif

Kesimpulan : Secara keseluruhan pasien tidak mengalami mual, tidak muntah. Pasien
juga tidak mengalami kesulitan mengunyah, pasien mengeluhkan nyeri pada saat buang
air kecil, dan dari pemeriksaan penunjang Thorax ada cairan padat pada paru, dan
abdomen terjadi ileus obstruktif dimana lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke
distal atau anus karena adanya sumbatan, tapi belum ada tindakan untuk hal tersebut.
C. Biokimia (BD)

Kode Pemeriksaan Nilai Hasil Pengamatan


IDNT Klinis Rujukan 21/03/2022 23/03/2022
Hemoglobin 13,5 – 16,5 12,8 12,8
Albumin 3,4 – 4,8 - 3,10
Gula Darah
<200 125 125
Sewaktu

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai hematologi pasien


dalam keadaan tidak normal, hemoglobin dan albumin rendah menandakan pasien mengalami
anemia dan hipoalbumin, sedangkan pemeriksaan gula darah sewaktu masih kategori normal
meskipun pasien memunyai riwayat DM.

D. Terapi Medis dan Fungsi


Kode Jenis Terapi Interaksi dengan
Fungsi
IDNT Medis makanan
FH 3.1 Ranitidin Ranitidin adalah obat yang Adanya interaksi
digunakan untuk mengobati dengan alkohol apabila
gejala atau penyakit yang dikonsumsi bersamaan,
berkaitan dengan produksi sesudah atau sebelum
asam lambung berlebih. mengkonsumsi obat.
Menghambat
penyerapan vitamin B12
Loratadin Loratadin, yang salah satunya Adanya interaksi
dijual dengan merek Claritin, dengan alkohol apabila
merupakan obat yang dikonsumsi bersamaan,
digunakan untuk mengobati sesudah atau sebelum
alergi. Alergi ini termasuk mengkonsumsi obat.
rinitis alergi dan urtikaria.
Salep Hidrokortison atau -
Hidrokortison hydrocortisone adalah obat
untuk mengobati artritis,
kelainan sistem imun, hormon
atau darah, kondisi kulit dan
mata, masalah pernapasan,
kanker dan alergi berat.
Ringer laktat Ringer laktat adalah cairan -
infus yang biasa digunakan
pada pasien dewasa dan anak-
anak sebagai sumber elektrolit
dan air. Biasanya, cairan obat
ini diberikan untuk penderita
dehidrasi yang mengalami
gangguan elektrolit di dalam
tubuh
Ketorolac Ketorolac adalah obat untuk Adanya interaksi
meredakan nyeri dan dengan alkohol apabila
peradangan. Obat ini sering dikonsumsi bersamaan,
digunakan setelah operasi atau sesudah atau sebelum
prosedur medis yang bisa mengkonsumsi obat.
menyebabkan nyeri.
Kesimpulan : Pasien diberikan obat untuk mengatasi beberapa kondisi penyakit pasien.

E. Diagnosis Gizi
1. Domain Intake
NI.5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi protein berkaitan dengan percepatan proses
penyembuhan pasca operasi turp ditandai oleh diagnose medis tindakan turp dan hasil
pemeriksaan laboratorium mengalami anemia dan hipoalbumin
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P Peningkatan kebutuhan zat gizi Tujuan : Memberikan asupan
protein makanan oral tinggi protein
sesuai engan kebutuhan,
kemampuan dan daya terima
pasien
E Percepatan proses penyembuhan Makanan tinggi protein bentuk
pasca operasi nasi
S Diagnose medis dan hasil Membantu proses penyembuhan
pemeriksaan laboratorium dan meningkatkan kadar
hemoglobin dan albumin hemoglobin

NI. 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi karbohidrat sederhana berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin diatandai oleh pasien riwayat DM.
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P Penurunan kebutuhan karbohidrat Tujuan : Memberikan asupan
sederhana makanan oral sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan
daya terima pasien
E Gangguan fungsi endokrin Pemberian makanan oral
rendah karbohidrat bentuk nasi
biasa
S Diagnose DM dan riwayat DM Membantu mengontrol glukosa
darah

F. IntervensiGizi
1. Tujuan
- Memberikan asupan makanan tinggi protein untuk membantu meningkatkan
hemoglobin, dan percepatan penyembuhan pasca operasi.
- Membantu mengontrol kadar gula darah
2. Preskripsi Diet
Pemberian Makanan dan Selingan (ND.1)
a. ND.1.1 : Jenis DIIT : DMTP
b. ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : Nasi
c. ND.1.5 Route : Oral
d. ND.1.3 jadwal/Frekuensi Pemberian : 3x makan utama, 3x makan selingan
e. Energi : 1860 kkal
f. Protein : 69,8 gram (15% dari kebutuhan energi total
g. Lemak : 51,7gram (25% dari kebutuhan energi total).
h. Karbohidrat : 279 gram (60% dari kebutuhan energi total
3. Implementasi Diet Rumah Sakit (Standar diet : DMTP)

Energi Protein Lemak KH


(kcal) (g) (g) (g)
Standar Diet RS 1921 75,3 68,8 278
Kebutuhan (Planning) 1860 69,8 51,7 279
% Standar /Kebutuhan 103,3% 107,9% 133,1% 99,6%
Kategori Baik Baik Lebih Baik
Kesimpulan : Rekomendasi diet yang diberikan kepada pasien secara
keseluruhan sudah memenuhi kebutuhan gizi energy, protein dan karbohidrat
pasien, dan berlebih pada zat gizi lemak. Pemberian makanan dilakukan secara
bertahap seiring dengan perkembangan pasien.

4. Rekomendasi Diet

Waktu Golongan Bahan Standar Rekomendasi Berat


Makan Makanan Diet RS
Nasi 100 Nasi 100
LH/Daging/P 50 LH/Daging/P 50
LN/Tempe/P 50 LN/Tempe/P 50
08:00
Sayuran A 100 Sayuran A 100
Sayuran B 50 Sayuran B 50
Minyak 5 Minyak 5
10:00 Buah/Pisang 50 Buah/Pisang 50
Nasi 100 Nasi 100
LH/Daging/P 50 LH/Daging/P 50
LN/Tempe/P 50 LN/Tempe/P 50
12:00 Sayuran A 100 Sayuran A 100
Sayuran B 50 Sayuran B 50
Buah 100 Buah 100
Minyak 5 Minyak 5
15:00 Snack DM 1 Buah Snack DM 1 Buah
Nasi 100 Nasi 100
LH/Daging/P 50 LH/Daging/P 50
LN/Tempe/P 50 LN/Tempe/P 50
17:00 Sayuran A 100 Sayuran A 100
Sayuran B 50 Sayuran B 50
Buah 100 Buah 100
Minyak 5 Minyak 5
19:00 Snack DM 1 Buah Snack DM 1 Buah
Energi : 1921 kkal Energi : 1921 kkal
Protein : 75,3 gram Protein : 75,3 gram
Nilai Gizi
Lemak : 68,9 gram Lemak : 68,9 gram
Karbohidrat : 278 Gram Karbohidrat : 278 Gram
Keterangan : Pemberian makan pasien disesuaikan dengan standar diet Diabetes
Melitus 1900 kkal.

5. Domain Konseling (C)


a. Tujuan
- Memberikan asupan makanan tinggi protein untuk membantu meningkatkan
hemoglobin, dan percepatan penyembuhan pasca operasi.
- Membantu mengontrol kadar gula darah
b. Preskripsi
1) Sasaran : Istri pasien
2) Tempat : Kamar Pasien
3) Waktu : 10:00 WIB
4) Permasalahan gizi : Pasca Operasi Turp
5) Metode : Konseling
6) Media : Leaflet
7) Materi :
- Memberikan asupan makanan tinggi protein untuk membantu
meningkatkan hemoglobin, dan percepatan penyembuhan pasca operasi.
- Membantu mengontrol kadar gula darah
6. Domain Edukasi Gizi (E.1)
E.1.1. Tujuan Edukasi
Memberikan pengetahuan tambahan berupa pemberian contoh makanan dan
jenis makanan kepada pasien dan istri pasien yaitu pemilihan makanan tinggi protein
guna percepatan penyembuhan kondisi pasien dan pengaturan pola makan 3 J dan
pemilihan jenis makanan dalam diet DM.
E. 1.2. Prioritas Modifikasi
DMTP
G. Kolaborasi (RC)

No Tenaga Kesehatan Koordinasi


1 Ahli gizi Diskusi mengenai pasien untuk
diambil menjadi studi kasus dan
rencana asuhan gizi
2 Perawat ruangan Meminta izin untuk melihat rekam
medis atas nama Tn. Y. S dan
perkembangan nya terkait
pemberian makanan.
3 Tenaga pengolahan Mengganti diet pasien sesuai
dengan diet dan kebutuhan
4 Dokter DPJP Memberikan penjelasan terakait
penyakit pasien, sehingga sesuai
dalam pemberian diet pasien
5 Tenaga Penyaji Makanan Mengganti diet pasien sesuai
dengan diet dan kebutuhan

H. Rencana Monitoring
Waktu
Anamnesis Hal Yang diukur Evaluasi/Target
Pengukuran
Antropometri - - -
Hemoglobin, albumin, Setiap ada
Biokimia Membaik/Normal
Gula darah pemeriksaan
Setiap ada
Klinis/fisik KU Nyeri Berkurang
pemeriksaan
Asupan terpenuhi
Dietary Asupan makan 3 Hari
80 – 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 22 – 25 januari 2022. Aspek
yang dimonitoring dan evaluasi yang dilakukan meliputi antropometri, biokimia, fisik/klinis,
dietary history dan lain-lain. Berikut hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan :
A. Skrinning

Pasien yang diskrining adalah pasien berjenis kelamin laki-laki usia 65 tahun
yang datang ke RS Panti Rapih Yogyakarta pada tanggal 21 Maret 2022 dengan
keadaan mengeluh nyeri ketika buang air kecil. Pasien juga mengeluhkan + 1 bulan
tidak lancar buang air kecil. Ternyata pasien mengalami pembekakan dikelenjar
prostate sehingga memerlukan tindakan operasi untuk mengatasi keadaan penyakit
pasien. Dilakukan screening menggunakan form MUST pada tanggal 22 Maret 2022
dan didapatkan 0, sehingga dapat disimpulkan pasien beresiko rendah tetapi tetap
harus dilakukan asuhan gizi dikarenakan operasi merupakan tindakan yang sangat
beresiko dan harus dilakukan pemantauan.
B. Antropometri

Data pengambilan antropometri pasien menggunakan data sekunder yang ada pada
computer, hal ini karena tidak dilakukan pengukuran estimasi karena pada saat didatangi
pasien baru selesai operasi dan terlihat sangat lemah. Dari data computer tersebut
didapatkan tinggi badan dan berat badan pasien yang dihitung IMTnya diperoleh hasil
sebesar 22,9 kg/m2 termasuk dalam kategori gizi Normal.
C. Biokimia

Kode Pemeriksaan Nilai Hasil Pengamatan


IDNT Klinis Rujukan 23/03/2022 24/03/2022 25/03/2022
Gula Darah <200 - 85 85

Monitoring dan evaluasi data biokimia dilakukan saat ada pemeriksaan


laboratorium. Ketika di rawat pasien sudah menjalani beberapa kali pemeriksaan
biokimia yang bertujuan mengetahui riwayat klinis penyakit pasien. Ketika di
monitoring pasien tidak ada pemeriksaan laboratorium kembali, hanya pemeriksaan
gula darah saja yang dilakukan pada tanggal 24 dan 25 maret. Dari pemeriksaan
tersebut didapatkan hasil dengan kadar gula darah masih dalam kategori normal.

D. Klinis/Fisik

Tidak seperti pada data biokimia, untuk data klinis/fisik dapat dimonitoring setiap
hari. Kesadaran pasien dari awal pengambilan kasus yaitu 22 – 25 february 2022 dalam
composmentis. Selain kesadaran, ada beberapa vital sign pasien yang terpantau, berikut
adalah hasil pemantauan vital sign pasien :

Jenis Tanggal monitoring


pemeriksaan 23/03/2022 24/03/2022 25/03/2022
Bekas operasi nyeri, Bekas operasi nyeri,

KU Bekas operasi nyeri Nyeri perut terasa Nyeri perut terasa


penuuh, mual penuh, tidak mual

Nadi 73x 82x 79x

Tekanan Darah 103/63 107/70 107/61

Suhu 360C 360C 360C

RR 20x 20x 20x

Berdasarkan hasil pemantauan fisik dan klinis pasien, diketahui bahwa pasien
mengalami nyeri pada bekas operasi, kemudian pada ke esokan harinya mengeluhkan
merasa perut penuh serta mual.
E. Dietary History

Berikut adalah tabel hasil monitoring asupan makan pasien selama 3 hari di rumah
sakit :

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Tanggal
(kcal) (gram) (gram) (gram)

Monev I (23/03/2022) Makanan Oral

Asupan Oral
1147,9 59,5 57,9 109,1
(22/03/2022)

Kebutuhan 1860 69,8 51,7 279

% Asupan 61,7% 85,2% 111,9% 39%

Kategori Defsit Sedang Baik Baik Defisit Berat

Monev II
Makanan Oral
(24/03/2022)

Asupan Oral
733,4 30,3 23,1 108
(23/03/2022)

Kebutuhan 1860 69,8 51,7 279

% Asupan 39,4% 43,4% 44,6% 38,7%

Kategori Defisit Berat Defisit Berat Defisit Berat Defisit Berat

Monev III
Makanan Oral
(25/03/2022)

Asupan Oral
714,1 27,5 33,6 76,8
(24/03/2022)

Kebutuhan 1860 69,8 51,7 279

% asupan 38,4% 39,4% 64,9% 27,5%

Kategori Defisit Berat Defisit Berat Defisit Berat Defisit Berat


Berikut adalah grafik monitoring asupan makan pasien :

Asupan makan pasien selama 3 hari


111.9% 120.0%
109.1%

100.0%
85.2%
80.0% Energi
64.7% Protein
61.7%
60.0% Lemak
44.6% Karbohidrat
43.4%
39.4% 38.7% 38.4%
39.4%38.9%
40.0%

20.0%

0.0%

Berdasarkan grafik asupan makan Tn. Y.S selama 3 hari penurunan. Dari awal
pengambilan kasus riwayat makan pasien baik, setelah monitoring hari berkutnya, hari ke
2 dan ke 3 asupan makan pasien menurun, hal ini dikarenakan keluhan nyeri pada bekas
operasi dan juga keluhan pasien pada perut yang terasa penuh, selain itu pasien juga
merasakan mual yang amat sangat, sehingga pasien sulit untuk makan dengan maksimal.
Ketika di monitoring pun dari pengakuan istri, pasien hanya konsumsi lauk dan sayur,
camilan pun jarang dikonsumsi, untuk nasi pasien tidak konsumsi selama 1 hari,
kemudian pada monitoring hari ke 3 pasien mulai konsumsi nasi sedikit demi sedikit.

You might also like