Professional Documents
Culture Documents
Makalah Juvenile Diabetes
Makalah Juvenile Diabetes
KEPERAWATAN ANAK II
ASUHAN KERAWATAN ASKEP JUVENIL DIABETES
Disusun oleh :
1. Riska Ayu Kartikasari (G2A018028)
2. Fini Dwi (G2A018029)
3. Elvin Anggrianty (G2A018030)
4. Nur Alfiah (G2A018031)
5. Anis Kurnia (G2A018032)
6. Islamiati Mulyaningrum (G2A018033)
7. Ana Afiliya (G2A018034)
8. Mahfudhatul Khasanah (G2A018035)
9. KHory Angelia (G2A018036)
10. Annisa Wulandari (G2A018037)
11. Vera Astutiningtyas (G2A018038)
12. Zamzam Fahlapi (G2A018039)
13. Vika Wahyu (G2A018040)
1.4 Sistematika......................................................................................….....5
A . Definisi.................................................................................................... 7
B . Etiologi.................................................................................................... 8
C. Patofisiologi................................................................................................9
D. Manifestasi klinik.....................................................................................10
E. Penatalaksanaan………………………………………………………….11
F. Pemeriksaan penunjang............................................................................12
G. Patways.....................................................................................................13
H. Pengkajian focus..………………………………………………………14
I. komplikasi………………………………………………………………15
J. diagnosa keperawatan…………………………………………………..16
K. fokus intervensi…………..……………………………………………17
Kesimpulan...................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia nikmatnya atas
terselesainya makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN JUVENIL
DIABETES” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II yang diampu
oleh
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Karena itu, untuk kesempurnaan lebih lanjut kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan
dari makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.
A. Latar belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada disbetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah.
World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM
merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat
tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomic dan
kimiawi akibat dari sejumlah factor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau
relative dan gangguan fungsi insulin (WHO, 2007). Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO)
menyatakan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta jiwa (WHO, 2005).
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia,
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%, kecuali di dua tempat
yaitu di Pekajangan, suatu desa dekat Semarang, 2,3% dan di Manado 6%. Penelitian
terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan prevalensi DM tipe 2
sebesar 14.7%, suatu angka yang sangat mengejutkan. Demikian juga di Makasar terakhir
tahun 2005 yang mencapai 12.5%. Melihat tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara
global yang tadi dibicarakan terutama oleh karena peningkatan kemakmuran suatu
populasi dan gaya hidup, maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat yang
akan datang kekerapan diabetes melitus di Indonesia akan meningkat drastis (WHO,
2007). Penyakit diabetes melitus sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua.
Namun diabetes bukan hanya karena faktor usia saja, faktor keturunan, pola makan, gaya
hidup kurang baik menjadi faktor lain penyebab penyakit diabetes melitus.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami tentang patofisiologi kelainan pada system endokrin
dan asuhan keperawatan pada anak juvenile diabetes dan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patofisiologi kelainan pada system
endokrin
b. Mahasiswaa mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien
juvenile diabetes
c. Pasien mampu menjelaskan dampa terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia
C. Metode penulisan
Metode penulisan dan pengumpulan data untuk makalah ini, kami menggunakan
metode penulisan sebagai berikut:
- Metode Pustaka
Yaitu metode penulisan yang dilakukan dengan mempelajari atau membaca dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan materi yang kita cari
baik melalui buku maupun internet.
- Metode Diskusi
Yaitu metode penulisan yang dilakukan dengan berdiskusi antar teman maupun
kelompok yang mendapatkan topik atau suatu kasus yang sama sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai apa yang diharapkan.
A. Sistematika Penulisan
BAB I LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
A. Konsep Penyakit
B. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Uraian Kasus
B. Pengkajian Keperawatan
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
BAB IV Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, diantaranya adalah gangguan
kedua duanya (WeinzimerSA, Magge S. 2005)
Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat, terutama dibeberapa daerah tertentu. pertumbuhan ini juga diikuti dengan
perubahan dalam masyarakat baik dalam bidang pengetahuan, gaya hidup, perilaku dan
sebagainya. Namun, perubahan-perubahan ini juga tak luput dari efek negatif, salah satu
efek negatif yang timbul dari perubahan gaya hidup masyarakat modern diindonesia
antara lain adalah semakin meningkatnya angka kejadian diabetes Mellitus (DM) atau
biasanya disebut oleh masyarakat awam sebagai kencing manis.
B. Etiologi
a. Faktor genetik
Terjadi pada individu yang memiliki HLA (Human Leukosit Antigen) yang
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas transplantasi dan proses imun.
b. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta. (Masih dalam proses penelitian).
c. Faktor imunologi
Terdapat respon autoimun yang merupakan respon abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan yang
dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.
C. Patofisiologi
Diabetes juvenile atau biasa disebut dengan diabetes melitus yang tergantung
insulin (IDDM). Pada IDDM terdapat kekurangan insulin absolut sehingga pada pasien
IDDM membutuhkan suplai insulin dari luar. Keadaan ini disebabkan karena sel beta
pankreas 13 mengalami lesi akibat dari mekanisme autoimun, yang pada keadaan tertentu
dipicu oleh infeksi virus. Pulau pankreas diinfiltrasi oleh limfosit T dan ditemukan
autoantibodi terhadap jaringan pulau yaitu ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies) dan
autoantibodi insulin (IAA). ICCA pada beberapa kasus dapat dideteksi selama
bertahuntahun sebelum onset penyakit. Ketika sel beta mati, maka ICCA akan
menghilang kembali. Sekitar 80% pasien membentuk antibodi terhadap glutamat
dekarboksilase yang diekspresikan di sel beta. IDDM lebih sering terjadi pada pembawa
antigen HLA tertentu (HLA-DR3 dan HLA-DR4), hal ini menunjukkan terdapat faktor
predisposisi genetic.
D. Manifestasi klinik
Penyakit Diabtes Mellitus ini pada awalnya sering tidak dirasakan dan tidak disadari oleh
penderita. Gejala-gejala muncul tiba-tiba pada anak atau orang dewasa muda. Sedangkan pada
orang dewasa > 40 tahun, kadangkadang gejala dirasakan ringan sehingga mereka menganggap
tidak perlu berkonsultasi ke dokter. Penyakit DM diketahui secara kebetulan ketika penderita
menjalani pemeriksaan umum (general medikal check-up). Biasanya mereka baru datang
berobat, bila gejala-gejala yang lebih spesifik timbul misalnya penglihatan mata kabur, gangguan
kulit dan syaraf, impotensi. Pada saat itu, mereka baru menyadari bahwa dirinya menderita DM.
Berdasarkan Tokropawiro (2006) menyebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus antara lain :
1. Trias DM antara lain banyak minum, banyak kencing dan banyak makan
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa > 120 mg/dl (nilai rentang normal 70 – 120
mg/dL).
3. Kadar glukosa 2jam sesudah makan > 200 mg/dl (nilai rentang normal 90 – 140 mg/dL)
4. Glukosuria (adanya glukosa dalam urin)
5. Mudah lelah, kesemutan
6. Rasa tebal dikulit, kram, mudah mengantuk.
7. Berat badan menurun, kelemahan.
8. Bila terdapat luka susah sembuh.
E. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada pasien yang menderita diabetes
melitus, yaitu :
a. Penatalaksanaan umum
Kolestrol LDL
Trigliserida (mg/dl)
BMI/IMT
>27 atau
<20
F. Pemeriksaan penunjang
a. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
1. Glukosa plasma sewaktu >200mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa > 140mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75gr karbohidrat (2jam post prandial (pp) >200mg/dl)
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan
penyaring dan diagnosa DM (mg/dl)4.
G. Pengkajian focus
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan umum pasien, tanda-tanda
vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
a. Identitas Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien
satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor
dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk
RS.
Ds yg mungkin timbul :
Klien mengeluh sering kesemutan.
Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari
Klien mengeluh sering merasa haus
Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)
Klien mengeluh merasa lemah
Klien mengeluh pandangannya kabur
Do :
1. Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-
tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dan sebagainya. Hipoglikemia yaitu kadar
glukoa darah kurang dari 80 mg / dl. Hipoglikemi sering membuat anak emosional, mudah
marah, lelsh, keringat dingin, pingsan, dan kenusakan sel permanen sehingga mengganggu
fungsi organ dan proses tumbuh kembang anak. Hipoglikemik discbabkan oleh obat anti diabetes
yang diminum dengan dosis terklu tinggi. atau perderita terlambat makan, atau bisa juga karena
latihan fisik yang berlebihan.
2. Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlatu tinggi, dan biasanya lebih dari
600 mg / di. Gejala koma diabetik yang sering timbut adalah:
Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempumyai nafsu makan yang besar)
Minum banyak, kencing banyak
kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan dalam. Serta
berbau aseton
Sering digunakan panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma diabetik
harus segara dibawa ke rumah sakit
B. Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-5)
berupa
DM Tipe I
DKA (Diabetik Ketoasidosis) : gangguan metabolik yang berat, ditandai dengan adanya
hiperglikemia, hiperosmolaritas dan asidosis metabolik terjadi akibat lipolisis yang hasil
metabolisme akhirnya adalah badan keton.
DM Tipe II
HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
Terjadi jika asupan cairan kurang dan dehidrasi, memungkinkan resiko terjadinya koma.
Dehidrasi terjadi akibat hiperglikemia, sehingga cairan intrasel berpindah dan ke ekstrasel. Juga
karena diuresis osmotik (konsentrasi glukosa darah melebihi ambang ginjal) dapat terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar.
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler, sering terjadi pada
penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya neuropati, retinopati diabetik.
1. Nefropati
Salah satu akibat dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan struktur dan fungsi ginjal.
Empat jenis lesi yang sering timbul adalah pyelonefritis, lesi-lesi glomerulus, arterisclerosis, lesi-
lesi tubular yang ditandai dengan adanya proteinuria yang meningkat secara bertahap sesuai
dengan beratnya penyakit.
2. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem syaraf otonom, medula spinalis atau
sistim saraf pusat.Neuropati sensorik/neuropati perifer.Lebih sering mengenai ekstremitas bawah
dengan gejala parastesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan atau baal) dan rasa terbakar terutama
pada malam hari, penurunan fungsi proprioseptif (kesadaran terhadap postur serta gerakan tubuh
dan terhadap posisi serta berat benda yang berhubungan dengan tubuh) dan penurunan
sensibilitas terhadap sentuhan ringan dapat menimbulkan gaya berjalan yang terhuyung-huyung,
penurunan sensibilitas nyeri dan suhu membuat penderita neuropati beresiko untuk mengalami
cedera dan infeksi pada kaki tanpa diketahui.
3. Retinopati diabetic
Disebabkan karena perubahan dalam pembuluh darah kecil pada retina selain retinopati,
penderita diabetes juga dapat mengalami pembentukan katarak yang diakibatkan hiperglikemi
yang berkepanjangan sehingga menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
I. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan tipe DM meliputi:
1. Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah yang berhubungan dengan penyakit
diabetes melitus
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik timbangan
dengan sering lelah, lemah, pucat, klien tampak letargi / idak bergairah.
J. Focus intervensi
1. Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit diabetes
melitus Intervensi
-Monitor kadar gula darah
-Monitor tanda dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia Monitor tanda-tanda vital
-Berikan terapi insulin sesuai program
-Instruksikan kepada pasien da keluarga mengenai pencegahan dan pengenalan tanda-
tanda hiperglikemia dan hipoglikemia dan managemen hiperglikemia dan hipoglikemia
-Instruksikan kepada pasien untuk selalu patuh terhadap diitnya
Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan Diabetes Mellitus
dan Dislipidemia. Jakarta: EGC
Baradero, M., Dayrit, M. W. & Siswadi, Y., 2015. Klien GangguanEndokrin: Seri Asuhan
Keperawatan. 1 ed. Jakarta: EGC.
Jelantik, G.M.G. 2014. Hubungan Faktor Resiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan dan
Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Mataram. Jurnal Kesehatan. Denpasar. Media Bina Ilmiah. Volume 8, No 1, Februari
2014.
Potter, P. A. & Perry., A. G., 2010. Fundamental Keperawatan Buku 1. 7 ed. Jakarta:
Salemba Medika