You are on page 1of 29

LAPORAN LENGKAP PROSES MANUFAKTUR

AUTOMATIC STERILIZATION TIMER

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK XI

MUH. HASYIM NABHAN 09120200075

RAHUL PURNAMA 09120200076

DHIKI DARMAWANSA 09120200079

CINDY AMALIA AMIR 09120200082

NURUL FADHILAH 09120200084

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Virus adalah organisme mikroskopis yang menginfeksi sel organisme

biologis. Virus dapat berkembang biak pada materi hidup hanya dengan

menyerang dan menggunakan sel hidup, karena virus tidak memiliki peralatan

seluler untuk berkembang biak. Berbagai jenis virus yang dapat mengancam

nyawa telah diidentifikasi, seperti HIV, virus Ebola, paramyxovirus

coronavirus, virus herpes simpleks, virus dengue, virus poliomyelitis, virus

rabies, virus (H5N1), virus mozaik tembakau, virus herpes simplex beras

(Rizky Wika Shintya Devi, 2019).

Penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia mulai menimbulkan masalah

kesehatan bagi masyarakat sejak bulan Maret 2020 karena wabah ini menjadi

pandemi yang mempengaruhi berbagai wilayah dan negara dimana dapat

menular melalui droplet atau percikan saat berbicara, batuk, dan bersin dari

orang yang terinfeksi virus corona (Singhal, 2020).

Salah satu dari sekian banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah

penularan wabah tersebut adalah sanitasi. Sanitasi dapat dilakukan dengan

salah satu cara yaitu penggunaan antiseptik dan desinfektan efektif untuk

mencegah dan meminimalisir penularan Covid-19 bila dilakukan dengan cara

yang tepat.

Penggunaan desinfektan dapat dilakukan dengan cara manual yaitu

dengan menggunakan alat semprot tangan. Tetapi, tidak semua orang bisa

menggunakan alat penyemprot dengan berbagai macam alasan. Seperti

dengan alasan memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan bahan

dan alatnya. Contoh penggunaan manual penyemprotan desinfektan ialah

pada pekerja kantoran yang ingin mensterilkan barang dan ruangan

2
sebelum bekerja, itu sangat memerlukan waktu dan tenaga untuk

mempersiapkannya apalagi ditambah dengan banyaknya tugas kantor yang

ingin dikerjakan. Ada beberapa desinfektan yang dapat dipakai untuk

pengaplikasian ini tetapi dengan kadar desinfektan yang telah ditentukan,

diantaranya produk mengandung pemutih (hypochlorite, chlorite, sodium

hypochlorite), produk mengandung pembersih luka (ethanol, isopropanol),

produk mengandung pemutih dan detergen (peroksida), produk mengandung

larutan betadin (povidone-iodine), dan benzalkonium chloride (Bangga

Surabya, 2020).

Berdasarkan kajian seperti yang diuraikan diatas maka dirasa perlu untuk

membuat suatu alat penyemprotan antiseptik yang mampu menyemprot

secara otomatis tanpa membahayakan kesehatan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penjelasan diatas, maka identifikasi masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Merancang sebuah alat Automatic Sterilization Timer yang mampu

membasmi virus, bakteri dan mensterilkan ruangan.

2. Mengimplementasikan alat Automatic Sterilization Timer untuk membasmi

virus, bakteri dan salah satu langkah mencegah penyebaran Covid-19.

1.3 Rumusan Masalah

Membuat suatu alat penyemprotan antiseptik yang mampu menyemprot

secara otomatis, mudah dan praktis tanpa membahayakan kesehatan di

dalam pengaplikasiannya sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan

mengurangi penggunaan tenaga.

3
1.4 Tujuan

Untuk merancang sebuah alat Automatic Sterilization Timer yang mampu

membasmi virus, bakteri dan mensterilkan ruangan.

1.5 Manfaat

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan alat

penyemprotan desinfektan dan dapat dijadikan alat yang mampu membantu

dalam menstreilkan ruangan

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perencanaan Produk

Perancangan produk merupakan sebuah langkah strategis untuk bisa

menghasilkan produk – produk industri yang secara komersial harus mampu

dicapai guna menghasilkan laju pengembalian modal (rate of return on

investment). Disini diperlukan penyusunan konsep produk – baik produk baru

maupun produk lama yang akan dimodifikasi menjadi sebuah produk baru

dalam bentuk rancangan teknik (engineering design) dan juga rancangan

industrial (industrial design) untuk memenuhi kebutuhan pasar (demand pull)

atau dilatar-belakangi oleh adanya dorongan memanfaatkan inovasi teknologi

(market push).

Perusahaan pengembangan produk secara periodic dan berkelanjutan

akan membuat perencanaan produk, sehingga perusahaan dapat

menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh

keuntungan untuk kemajuan perusahaan tersebut. Aktivitas perancangan

produk secara umum (generic) akan diawali dengan tahapan identifikasi

dan formulasi (mission statement) tentang segala potensi teknologi, baik

berupa teknologi produk maupun teknologi proses, yang dimiliki serta

target pasar yang ingin dipuaskan (Ulrich, 2000).

2.2. Gambaran Umum

Alat Automatic Sterilization Timer merupakan alat yang digunakan untuk

menghilangkan virus, bakteri dan mensterilkan ruangan guna salah satu

langkah dari pencegahan wabah Covid-19. Pada alat ini kami rancang yaitu

alat penyemprot desinfektan otomatis yang efektif dan efisien dalam

kehidupan sehari-hari. Tetapi satu hal cairan disinfektan yang disemprotkan

5
dalam jumlah banyak, pada tubuh dapat menyebabkan iritasi pada kulit

(Zulfikri dan Ashar, 2020).

2.3. Pengertian Proses Manufaktur

Bahasa yunani merupakan asal dari kata manufaktur. Dimana manus

factum atau factum berartikan dibuat menggunakan tangan. Proses merubah

bahan baku menjadi produk merupakan arti yang paling luas untuk

menjabarkan manufaktur. Pada proses ini meliputi perancangan terhadap

produk, pemilihan material yang digunakan, dan berakhir pada tahap dimana

produk tersebut dibuat. Melibatkan pembuatan produk mulai dari bahan baku

dengan melalui bermacam-macam proses, mengikuti perencanaan yang

terorganisir dengan baik untuk setiap aktivitas yang diperlukan merupakan

konteks lebih modern pada manufaktur (Widodo Slamet 2013).

Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik

maupun kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan

permukaan dalam pembuatan komponen suatu produk. Proses manufaktur

membutuhkan komponen sederhana untuk diproses sehingga menjadi barang

yang lebih kompleks. Misalnya komponen seperti baut, mur, besi dan lain-lain

yang merupakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen lebih

rumit dan mempunyai nilai yang lebih besar dan berguna.

Manufaktur hampir selalu dilakukan sebagai urutan operasi. Setiap operasi

membawa material lebih dekat ke keadaan akhir yang diinginkan. Kuncinya

adalah bahwa manufaktur menambah nilai pada materi dengan mengubah

bentuknya atau dengan menggabungkannya dengan bahan lain yang telah

diubah serupa (Slamet, 2013).

2.4. Definisi Peta-peta Kerja

Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja

secara sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Di dalam

6
peta kerja terdapat banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki

suatu metode kerja. Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu

pekerjaan, sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan

kerja. Peta kerja dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan kegiatannya, yaitu

peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat (Wignjosoebroto, 2000). Peta

kerja keseluruhan merupakan suatu peta kerja yang di dalamnya melibatkan

sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk

yang bersangkutan. Macam-macam peta kerja keseluruhan menurut

kegunaannya terdiri dari peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses

kelompok kerja, dan diagram alir. Peta kerja setempat merupakan suatu peta

kerja yang di dalamnya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah

terbatas. Macam-macam peta kerja setempat menurut kegunaannya terdiri

dari peta pekerja dan mesin, dan peta tangan kiri tangan kanan. Selain itu,

terdapat pula peta-peta lain seperti peta perakitan dan precedence diagram.

Melalui peta-peta kerja ini kita dapat mendapatkan informasi-informasi

yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Contoh informasi

yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja adalah jumlah benda kerja

yang ingin dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan

khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan dan

sebagainya. Sehingga peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan

kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Villela, 2013).

2.4.1 Lambang yang Digunakan

Dalam pembuatan peta kerja terdapat lambang-lambang peta kerja.

Lambang peta kerja ini dikembangkan oleh Gilberth yaitu seorang bapak

teknik industri dengan mengusulkan 40 buah lambang yang dapat

dipakai dalam pembuatan peta kerja yang kemudian disederhanakan

menjadi 4 macam lambang yaitu operasi, transportasi, pemeriksaan, dan

7
penyimpanan atau delay. Ada 6 macam lambang yang digunakan dalam

pembuatan peta kerja, yaitu:

1. Operasi

Terjadi jika suatu benda kerja mengalami perubahan sifat, baik

fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan

informasi pada suatu keadaan juga merupakan suatu operasi.

2. Pemeriksaan

Lambang ini digunakan jika melakukan suatu pemeriksaan

terhadap suatu obyek tertentu dengan standar. Suatu pemeriksaan

tidak menjurus bahan kearah menjadi suatu barang jadi.

3. Transportasi

Lambang ini digunakan saat benda kerja, pekerja, atau

perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan

merupakan bagian dari suatu operasi.

4. Penyimpanan

Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang

mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi

terhadap pengeluaran tanpa ijin.

5. Menunggu

Proses menunggu terjadi apabila terdapat benda kerja, pekerja,

atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa dalam

keadaan sementara.

6. Aktivitas Ganda

Lambang ini digunakan apabila antara operasi dan pemeriksaan

dilakukan secara bersama-sama pada suatu tempat kerja.

8
2.4.2 Bill of Material (BOM)

Pengertian bill of material quantity adalah daftar dari semua material,

parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang

dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk (Ilkom,2018 : 10).

Bill of Material merupakan data struktur produk mulai dari tingkatan

paling atas (produk) sampai tingkatan paling bawah (anak bahan baku).

Data Bill of Material berfungsi sebagai inputan awal perencanaan dan

penjadwalan bahan baku MRP (JSIKA, 2016). Rencana BOM atau

planning BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat

namun menggambarkan produk bayangan atau gabungan yang

diciptakan untuk beberapa hal berikut ini:

1. Memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan.

2. Mengurangi jumlah produk akhir.

3. Membuat proses perencanaan dan penjadwalan yang lebih akurat.

4. Menyederhanakan pemasukan pesanan pelanggan.

5. Menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang

lebih fleksibel dan efisien.

6. Melakukan penjadwalan tingkat dua.

2.5. Pengertian Proses Produksi

Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk

menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana)

yang ada. Seperti kita ketahui bahwa cara, metode, dan teknik menghasilkan

produk cukup banyak, maka proses produksi dalam hal ini sangat banyak

macamnya. Walaupun jenis proses produksi ini sangat banyak, tetapi secara

ekstrem dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses produksi yang terus

menerus (continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus

9
(intermittent processes). Merancang sistem produksi secara optimal dan

memutuskan prosedur operasi yang optimal sesuai dengan karakteristik unik

modus reproduksi masing-masing perusahaan, yaitu jenis produksi organisasi

di bawah pertimbangan. Klasifikasi produksi secara umum dapat dilihat

sebagai berikut (Timms dan Pohlen, 1970):

1. Produksi untuk order/ untuk stok persediaan

Produksi untuk pemesanan adalah produksi barang berdasarkan

pelanggan. Produksi untuk stok (persediaan) adalah pengisian ulang

dilakukan sebelum menerima pesananan pelanggan, prosuk ini kemudian

disimpan sebagai persediaan dan dikirim sebagai pesanan diterima. Dalam

produksi untuk penambahan stok, spesifikasi produk ditetapkan sebelum

penerimaan pesanan dengan kepastian yang memadai sebagaimana

ditetapkan oleh riset pasar (Villela, 2013).

2. Produksi berdasarkan job/ intermiten/ terus-menerus

Klasifikasi produk ini terkait dengan penjualan yang diharapkan atau

volume produksi atau jumlah produk yang diminta per periode waktu,

katakanlah per bulan, per musim, atau per tahun (Villela, 2013).

3. Produksi part/ proses diskrit

Ini merupakan klasifikasi produksi yang didasarkan pada sifat produk.

Jika produk jadi terdiri dari beberapa bagian atau komponen diskrit, ini

disebut bagian produksi diskrit. Sebuah fitur dari jenis produksi adalah

bahwa produk diskrit bagian dapat dibongkar dan dipasang Kembali

(Villela, 2013).

Seperti telah diuraikan-terlebih dahulu bahwa proses produksi dapat

dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes)

b. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)

10
Sebenarnya perbedaan pokok antara kedua proses ini adalah terletak

pada panjang tidaknya waktu persiapan/ mengatur (set up) peralatan

produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu produk atau

beberapa produk tanpa mengalami perubahan (Villela, 2013).

2.6. Perancangan dan Pengambangan Produk

Perancangan atau merancang merupakan suatu usaha untuk menyusun,

mendapatkan, dan menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Dalam hal ini, merancang dapat yang benar-benar baru atau

pengembangan produk yang sudah ada, sehingga mendapatkan peningkatan

kinerja dari produk tersebut (Dharma, Lucitasari and Khannan, 2018).

Pengembangan adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh

perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau

memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi

pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk. Dengan adanya

pengembangan produk maka perusahaan sudah memahami tentang

kebutuhan dan keinginan pasar.

Pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan

dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar

yang ada sekarang. Konsep pengembangan produk menjadi produk fisik

dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang

bisa diwujudkan secara efektif (Kotler dan Amstrong, 2002).

2.6.1 Perspektif Dalam Perancangan dan Pengembangan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan

menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu,

perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal

dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau

11
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi (Dharma, Lucitasari

and Khannan, 2018).

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung

kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,

kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi

kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan

merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau

bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang

melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode

pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau

persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang

cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka

kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih

kecil (Dharma, Lucitasari and Khannan, 2018).

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi

laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat

diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali

sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung (Dharma, Lucitasari and

Khannan, 2018).

2.6.2 Tantangan Pengembangan Produk

1. Trade off

Seringkali perusahaan harus berhadapan dengan kenyataan di

lapangan yang berbeda dengan kondisi yang direncanakan. Dalam

hal ini, bisa saja terjadi adanya kesulitan dalam mengetahui,

memahami, dan mengendalikan pertentangan dan perbedaan

diantara tim pengembangan produk dalam memutuskan suatu pilihan

(Dharma, Lucitasari and Khannan, 2018).

12
2. Dinamika

Perusahaan pengembangan produk manufaktur harus

menghadapi dinamika yang ada. Misalnya teknologi berkembang

dengan cepat, selera konsumen berubah, competitor dengan produk

baru, kondisi ekonomi makro berubah, bahan baku harus diimpor,

dan sebagainya (Dharma, Lucitasari and Khannan, 2018).

3. Detail

Dalam desain yang lebih detail, perusahaan pengembangan

produk manufaktur juga dihadapkan pada persoalan teknis yang tidak

mudah dipecahkan. Salahsatunya adalah pemilihan komponen

secara detail yang berimplikasi pada biaya (Dharma, Lucitasari and

Khannan, 2018).

4. Tekanan waktu

Perusahaan pengembang juga mengalami tekanan waktu untuk

segera menghasilkan dan meluncurkan produk baru karena

competitor sudah mengeluarkan produk terbaru atau konsumen

sudah memintanya (Dharma, Lucitasari and Khannan, 2018).

5. Faktor ekonomi

Persoalan lain adalah bagaimana biaya pembuatan produk jika

dibandingkan dengan harga jual yang dapat ditetapkan untuk

mendapatkan keuntungan tertentu bagi perusahaan, sehingga dapt

bertumbuh kembang serta dapat berkelanjutan (Dharma, Lucitasari

and Khannan, 2018).

2.6.3 Karakter Pengembangan Produk

1. Kualitas produk

2. Biaya produk

3. Waktu pengemabangan produk

13
4. Biaya pengembangan

5. Kapabilitas pengembangan

2.6.4 Dimensi Kualitas

David Garvin (1987) mendefinisikan 8 dimensi yang dapat digunakan

untuk menganalisis karakteristik kualitas produk, sebagai berikut:

1. Performansi (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari

profduk itu dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan

konsumen ketika ingin membeli suatu produk.

2. Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah

fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan

pengembangannya.

3. Keandalan (reliability), berkaitan dengan probabilitas atau

kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsi secara berhasil

dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Konformans

(conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan

konsumen.

4. Durability, adalah suatu refleksi atas umur ekonomis berupa ukuran

daya tahan atau masa pakai suatu produk barang

5. Serviceability, adalah karakteristik yang berhubungan dengan

kompetensi, kecepatan, akurasi, dan kemudahan dalam memberikan

pelayanan untuk perbaikan suatu produk

6. Aesthetics, adalah suatu karakteristik yang bersifat subyektif tentang

nilai-nilai estetika yang berhubungan dengan pertimbangan pribadi

serta refleksi dari preferensi seorang individual.

7. Fit and finish, berhubungan dengan perasaan konsumen tentang

keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas.

14
2.7. Quality Function Deployment (QFD)

2.7.1 Definisi Quality function deployment (QFD)

Quality Function Peployment (QFD) adalah merupakan suatu metode

perancangan dan pengembangan produk terstruktur, yang

memungkinkan tim pengembangan produk untuk menentukan secara

jelas keinginan dan kebutuhan konsumen kemudian melakukan evaluasi

secara sistematis tentang kemampuannya dalam menghasilkan produk

untuk memuaskan konsumen. Tujuan dikembangkannya konsep QFD

adalah untuk menjamin bahwa produk yang telah dihasilkan perusahaan

memberikan kepuasan bagi pelanggan, dengan jalan memperbaiki

tingkat kualitas dan kesesuaian maksimal pada setiap tahap

pengembangan produk. Karena pada dasarnya suatu produk yang telah

dihasilkan dengan sempurna bukan berarti telah memberikan kepuasan

bagi pelanggan (Deatz,Barnard 1997). Manfaat dari Quality Function

Deployment antara lain sebagai berikut : (Davis dan Goetsch,2020 :164)

a. Fokus pada pelanggan

b. Efesiensi waktu

c. Berorientasi teamwork

d. Berorientasi pada dokumentasi

Salah satu bentuk QFD adalah model empat fase, yang meliputi

House of Quality (HOQ), penyebaran bagian, perencanaan proses dan

perencanaan produksi. Model Empat Fase QFD, yang terdiri dari:

1. Fase pertama, yaitu perencanaan produk (product planning) yang

dimulai dengan penelitian terhadap pasar, pengambilan data-data

dari pelanggan dan akan menghasilkan rencana produk dalam

15
bentuk karakteristik teknik, baik berupa ide, sketsa, konsep model

ataupun perencanaan pemasaran.

2. Fase kedua, yaitu penyebaran desain (design deployment) yang

dimulai dengan adanya perencanaan produk yang dikembangkan

menjadi spesifikasi produk dan komponennya. Pada tahap ini

bentuk asli (prototype) produk dibuat dan diuji.

3. Fase ketiga, yaitu perencanaan manufaktur (manufacturing

planning) di mana proses manufaktur dan peralatan produksi

dirancang berdasarkan spesifikasi produk dan komponennya.

4. Fase keempat, yaitu perencanaan produksi (production planning)

yang tujuan utamanya untuk menghasilkan perencanaan mengenai

pengontrolan proses manufaktur dan peralatan produksi yang

digunakan dalam pembuatan produk.

2.7.2 Pengumpulan Data Voice of Customer

Voice of Customer (VOC) adalah suara pelanggan. Suara pelanggan

kadang abstrak dan tidak begitu jelas dan tidak mewakili kebutuhan

pelanggan yang sesungguhnya. Semakin banyak memperoleh Voice of

Customer kemungkinan untuk memahami kebutuhan pelanggan makin

besar. Voice of Customer berguna untuk:

1. Memutuskan produk atau layanan mana yang diberikan

2. Identifikasi future kritis dan spesifikasi yang wajib ada

3. Memutuskan focus usaha-usaha perbaikan yang akan dilakukan

4. Identifikasi faktor-faktor yang bisa memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

Suara pelanggan adalah proses yang digunakan untuk menangkap

kebutuhan/umpan balik dari pelanggan (internal atau eksternal) untuk

menyediakan layanan / kualitas produk terbaik di kelas kepada

16
pelanggan. Proses ini dilakukan dengan tujuan menjadi proaktif dan

terus-menerus inovatif untuk menangkap perubahan kebutuhan

pelanggan dalam dari waktu ke waktu. Suara pelanggan adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan kebutuhan atau persyaratan

pelanggan. Suara pelanggan dapat diperoleh dalam berbagai cara yaitu

diskusi langsung atau wawancara, survei, fokus kelompok, spesifikasi

pelanggan, observasi, laporan lapangan, dan lain sebagainya.

2.7.3 Penyebaran Kuisioner

Kuesioner adalah alat atau riset berupa pernyataan tertulis, bertujuan

untuk mendapatkan informasi dari responden mengenai hal-hal yang ia

ketahui melalui daftar pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda, isian,

atau pun check list(Arikunto, 2006).

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun

sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner,

atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan

biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban(kuesioner tertutup) atau

memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas

(kuesioner terbuka) (Sugiyono,2005).

Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara

seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui

email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan,

seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun

hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya

dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun

kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan

waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang

dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

17
2.7.4 Pengolahan Data HOQ

Struktur dasar Quality Function Deployment ini meliputi konstruksi

dari satu atau lebih matrik yang kadangkala disebut dengan tabel-tabel

kualitas. Bagian pertama dari matriks-matriks tersebut adalah yang

disebut House Of Quality (HOQ), yang merupakan alat pokok yang

digunakan di dalam Quality Function Deployment. House Of Quality

adalah sebuah matriks yang menunjukkan hubungan antara

kebutuhankebutuhan pengguna dan sifat-sifat rekayasa teknik. Dengan

menggunakan alat ini, perusahaan akan mampu menyesuaikan

kebutuhan para pelanggan dengan desain dan kendala-kendala

fabrikasi. Pengolahan data berupa pembuatan House of Quality (HOQ).

Tony Wijaya (2011:53) mendefinisikan matriks House of Quality atau

rumah kualitas sebagai alat yang digunakan untuk menggunakan

struktur QFD. Hasil akhir dalam penerapan metode QFD adalah matriks

House of Quality. Matriks House of Quality merupakan matriks yang

berbentuk rumah. Pelaksanaan matriks House of Quality dapat dilihat

melalui gambar:

Gambar 4.1 Pelaksanaan House of Quality

18
2.8. Biaya

Mulyadi (2010:18), mendefinisikan biaya sebagai pengorbanan sumber

ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah

habis dimanfaatkan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber

ekonomi baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Biaya merupakan salah faktor penting dalam menentukan harga

pokok produksi dan harga jual produk. Dalam akuntansi dikenal dua istilah,

yaitu cost (biaya) dan expense (beban).

2.8.1 Harga Pokok Produksi

Dalam sebuah perusahaan baik itu perusahaan besar maupun

perusahaan kecil perlu menentukan harga pokok bagi produk yang

dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penentuan harga jual dasar dari suatu produk. Selain itu,

harga pokok juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan

yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga pokok dapat dapat

diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut.

Perhitungan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan industri

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik pihak manajemen

perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Untuk memenuhi tujuan

perhitungan harga pokok produksi tersebut akuntansi biaya mencatat,

mengklasifikasi, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk. Sepeda

19
penyapu jalan raya adalah alat penyapu jalan raya yang mampu

menyapu lebih cepat, efektif, dan efisien, dan waktu yang digunakan

lebih singkat. Cara kerja alat ini yaitu dengan mengayu sepeda lalu

kemudian sapu yang berada di tengah yang terhubung dengan besi

yang ada di antara dua ban depan akan berputar seiring putara dari roda

sepedah tersebut.

Perhitungan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan industri

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik pihak manajemen

perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Untuk memenuhi tujuan

perhitungan harga pokok produksi tersebut akuntansi biaya mencatat,

mengklasifikasi, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk. Sepeda

penyapu jalan raya adalah alat penyapu jalan raya yang mampu

menyapu lebih cepat, efektif, dan efisien, dan waktu yang digunakan

lebih singkat.

2.8.2 Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya berdasar fungsi pokok dalam perusahaan

dimana disebut juga Penggolongan Dasar. Macamnya adalah:

1. Biaya Produksi yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan

proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk

dijual. Biaya ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Biaya Bahan

Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik.

2. Biaya Pemasaran yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam

hubungannya dengan usaha memperoleh pesanan dan memenuhi

pesanan. Contohnya Biaya Promosi, gaji karyawan bagian

penjualan, komisi penjualan, dsb.

3. Biaya Administrasi dan Umum yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam

hubungannya dengan pengaturan, pengawasan, dan tata usaha

20
organisasi perusahaan yang bersangkutan. Contohnya gaji direksi,

gaji pegawai bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor,

dan sebagainya.

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel bebas rencana yang akan dibuat dalam proposal ini adalah

mencipatkan alat yang efektif dan efisien. Variabel terikat alat yang inovatif

yang telah ditentukan oleh peneliti adalah Alat Automatic Sterilization Timer.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang

diinginkan konsumen berkaitan dalam proses penentuan masalah yang akan

diangkat. Adapun langkah-langkah yang ada pada tahap pengumpulan data

terdiri dari : observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan studi

kepustakaan.

a. Studi Lapangan (observasi)

Observasi dilakukan untuk mempelajari kondisi lapangan secara real

dengan maksud mendapatkan informasi awal yang lengkap mengenai

kebutuhan konsumen (voice of costumer)

b. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara melakukan interaksi tanya jawab

dengan cara narasumber yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Wawancara dilakukan pada narasumber guna mendapatkan data-data

dan informasi yang meliputi keingina konsumen.

c. Dokumentasi

Tahap ini dilakukan dengan jalan mendokumentasikan objek

permasalahan kedalam sebuah media. Tahap dokumentasi yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan merekan dan mengambil

gambar menggunakan kamera perekam

22
d. Studi kepustakawan

Tahap ini dilakukan sebagai dasar yang bersumber pada buku-buku

referensi, jurnal yang memperoleh dari media internet maupun media

internet yang relevan dengan obyek yang teliti.

3.3 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Agar memperoleh hasil yang baik maka dalam perancangan produksi

harus dilakukan tahapan kerja. Adapun tahapan – tahapan kerja tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pertama

Dalam tahapan perencanaan ini langkah yang dilakukan adalah :

1. Menentukan tujuan dan landasan pembuatan produk

2. Meneliti kebutuhan konsumen berdasarkan metode QFD

a) Customer needs and benefit

b) Planning Matrix

c) Technical response

d) Relationship

e) Technical Correlation

f) Technical Importance

3. Merancang desain produk

4. Memilih bahan yang akan digunakan

5. Menentukan tempat pembuatan

6. Menyediakan alat-alat yang akan digunakan

7. Estimasi Biaya

8. Menyiapkan hal-hal yang diperlukan

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan pengumpulan data penelitian

dari produk yang akan dibuat, langkah-langkahnya sebagai berikut :

23
1. Mengumpulkan data-data

Pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi wanwancara dan

observasi.

a) Dimana observasi dilakukan untuk mempelajari kondisi lapangan

secara real dengan maksud mendapatkan informas.

b) Wawancara berupa pengumpulan data dengan cara melakukan

interaksi tanya jawab dengan narasumber yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan.

2. Menetapkan waktu pengamatan

Sesuai standar kerja ada 8 (delapan) jam waktu kerja serta selang

waktu 1 jam untuk tiap kali beristirahat. Waktu pengamatan diambil dari

mulai kerja sampai selesai pembuatan komponennya, mulai dari tahap

awal proses, tahap proses, dan tahap akhir proses. Waktu pengerjaan

diambil sesuai pengerjaan tiap-tiap komponen termasuk waktu

istirahat. Data diambil sebanyak 3 (tiga) kali tiap melakukan aktivitas

dalam satu bentuk kegiatan (perkomponen) dan data tersebut akan

dirata-ratakan. Akan dibuat dalam bentuk peta operasi (Operation

Process Chart).

3. Proses pembuatan produk

Proses pembuatan produk meliputi proses pengukuran dimana

setiap komponen diukur terlebih dahulu khususnya material plastik.

Setelah diukur plastik tersebut dipotong, dan akhirnya dirakit, dimana

setiap alat yang diperlukan produk dipasang.

4. Pengumpulan data awal

Dalam proses pelaksanaan data awal sangat diperlukan karena

untuk memulai pengerjaan data awal digunakan sebagai landasan dari

24
tiap aktifitas yang akan dilakukan. Berikut dibawah ini penyajian data

awalnya.

Dalam membuat Alat Automatic Sterilization Timer adapun

komponen utamanya sebagai berikut:

a. Komponen 1 (Alas Bawah)

b. Komponen 2 (Tempat Cairan)

c. Komponen 3 (Tabung Kipas)

d. Komponen 4 (Penyangga Cairan)

e. Komponen 5 (Tempat Kipas)

f. Komponen 6 (Pengeluaran Uap)

g. Komponen 7 (Penutup Kipas)

Adapun alat-alat yang akan digunakan sebagai berikut:

a. Rol Meter

b. Gergaji Mesin

c. Lem Tembak

c. Tahapan proses

Yaitu di mana kami mengukur panjang dan lebar dari setiap

komponen, setelah kami menggukur panjang dan lebar maka kami

memotong komponen – komponen yang telah kami ukur sesuai dengan

ukuran yang telah kami tentukan.

d. Tahapan finishing

Setelah melalui tahapan proses di mana menukur dan memotong tiap-

tiap komponen di tahap finishing ini kami akan merangkai atau

menyatukan tiap-tiap komponen menjadi produk yang telah kami rancang

sebelumnya yaitu alat Automatic Sterilization Timer.

e. Tahap akhir

25
Pada tahap akhir ini meliputi pemeriksaan hasil proses produksi dan

estimasi biaya produksi. Estimasi biaya mencakup perhitungan biaya

produksi (biaya material, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya) dan

perhitungan harga jual produk.

3.4 Pengolahan Data Dengan QFD (Quality Function Deployment)

Berdasarkan definisinya QFD merupakan praktek untuk merancang suatu

proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan (Voice Of

Customer).Untuk melibatkan customer dalam proses perancangan dan

pengembangan produk, diperlukan suatu proses pencarian data tentang apa

yang menjadi tuntututan costumer. Tuntutan consumen tersebut bisa digali

dengan keinginan dan kebutuhan costumer. Untuk menjaring keinginan dan

kebutuhan tersebut maka diperlukan suatu metode QDF (Quality Function

Deployment). Adapun Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan

dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) menurut

(M.Z & Nurcahyo, 2010, pp. 81-83): adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Produk.

Matrik ini menjelaskan tentang Rumah Kualitas (HOQ). Iterasi 1

mengkombinasikan voice of customer atau kebutuhan pelanggan dengan

karakteristik teknis yang dibuat tim pengembang untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan pelanggan.

2. Perencanaan Desain.

Tahap ini terdiri dari technical requirements dan parts characteristics.

Berkaitan dengan perancangan fungsi produk dalam hal ini berhubungan

dengan ergonomi yang merupakan bidang keilmuan dalam merancang

pekerjaan, peralatan, dan mencakup pula lingkungan tempat bekerja yang

nyaman bagi para pekerja (Sulianta, 2010, p. 2).

26
3. Perencanaan Proses (Process Planning).

Tahap ini terdiri dari part characteristics dan process characteristics.

Merupakan proses aplikasi dan evaluasi saran konsumen dan disesuaikan

dengan sudut pandang ergonomi.

4. Perencanaan Produksi (Production Planning).

Tahap ini terdiri dari process characteristics dan production

requirements. Dimana rancangan produk telah memiliki keterangan

rancangan berupa gambar maupun karakteristik teknis mengenai alat

bantu dengan standar baru sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen

27
3.5 Flowchart

Mulai
Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah dan tujuan


Penelitian

Study Pustaka

Studi Lapangan (observasi)


Wawancara
Penyebaran kuisioner
Dokumentasi
Studi Kepustakaan

Penyusunan House of quality ( HOC )


Mengidentifikasi kebutuhan konsumen
Membuat matrix perencanaan
Penyusunan spesifikasi teknis
Menentukan hubungan antara kebutuhan
konsumen dengan spesifikasih teknis
Penentuan prioritas

Analisis Biaya

Perancangan produk

Kesimpulan dan saran

Selesai
Selesai
28
Gambar 3.1 Flowchart

29

You might also like