You are on page 1of 9

1086

Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar


Matematika Materi Program Linear Melalui Model Pembelajaran
Kontura Pada Siswa Kelas XI IIA MAN Karanggede

Erma Hidayati Choiriyah


MAN Karanggede, Dukuh Klencong 01/01, Desa Pengkol, Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali
Abstract. This study aims to improve Critical Thinking Ability and mathematics
learning outcomes of linear program material through the KONTURA learning model
in class XI IIA MAN Karanggede in semester 1 academic year 2017/2018. The
KONTURA Learning Model is a combination of Contextual Learning Models and Peer
Tutors and uses of GeoGebra. The type of research was Classroom Action Research
conducted in two cycles with research subjects were 25 students consisted of 9
male and 16 female. Data collection techniques used were observation,
documentation, tests and questionnaires. Data analysis used included qualitative
data analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion, as well
as quantitative data analysis, namely the assessment of Critical Thinking Ability
and peer observation of the implementation of the KONTURA learning.
The results of this study indicated the increase of Critical Thinking Ability and
Mathematics student learning outcomes through the KONTURA learning model.
Improvement of Critical Thinking Ability could be seen from the results of the Critical
Thinking Ability questionnaire with the following results: There were 3 students
(12%) with High Critical Thinking Ability. After the implementation of the KONTURA
learning model, there were 22 students (88%) with High Critical Thinking Ability.
The increase was 76%. Students’ learning outcomes also increased after applying
the KONTURA learning model. In the beginning, there was no student who had very
good or good grades. After applying the KONTURA learning model, students’
learning outcomes increased. The number of students who had very high score was
1 student or 4%, whereas the number of students whose score well was 5 students
or 20%. It increased 24%.

Keywords: critical thinking ability, KONTURA learning model, mathematics, and


mathematics learning outcomes.

1. Pendahuluan membangun secara utuh dan


menyeluruh.
Pendidikan memberikan kontribusi
yang sangat besar terhadap kemajuan Berpikir merupakan salah satu
suatu bangsa. Melalui pendidikan aktivitas mental yang tidak dapat
maka bangsa Indonesia bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
membebaskan diri dari kebodohan, Kemampuan berpikir kritis setiap
keterbelakangan, dan dapat mengem- individu berbeda antara satu dengan
bangkan sumber daya manusia lainnya sehingga perlu dipupuk sejak
sehingga dapat menambah percaya dini. Berpikir terjadi dalam setiap
diri untuk bersaing dengan negara- aktivitas mental manusia berfungsi
negara lain. Pendidikan yang untuk memformulasikan atau
dikembangkan adalah pendidikan menyelesaikan masalah, membuat
yang dapat mengembangkan potensi keputusan serta mencari alasan.
masyarakat, mampu menumbuhkan Berpikir kritis merupakan sebuah
kemauan serta bisa membangkitkan kemampuan yang dimiliki setiap orang
kemampuan berpikir kritis untuk untuk menganalisis ide atau sebuah
menggali potensi dan mengembang- gagasan ke arah yang lebih spesifik
kannya secara optimal untuk untuk mengejar pengetahuan yang

1086
relevan tentang dunia dengan yang merupakan bagian dari materi
melibatkan evaluasi bukti. matematika di kelas XI IPA. Materi
Kemampuan berpikir kritis sangat tersebut berkaitan dengan pemecahan
diperlukan untuk menganalisis suatu masalah sehari-hari algoritma dan
permasalahan sampai pada tahap gambar yang rumit, sehingga wajar
pencarian solusi. apabila siswa mengalami kesulitan
mempelajarinya.
Kemampuan berpikir kritis sangat
diperlukan untuk menghadapi Guna menunjang membelajarkan
tantangan global dan berbagai materi Program Linear, diperlukan
permasalahan kehidupan. Dengan suatu cara pembelajaran dan
kemampuan berpikir kritis seseorang lingkungan yang kondusif bagi
dapat membedakan sisi positif dan perkembangan kemampuan tersebut
negatif, kemudian menyaring berbagai serta media pembelajaran yang cocok
pengaruh yang masuk dan me- semisal pemanfaatan GeoGebra.
nyesuaikannya dengan budaya bangsa Sehingga pembelajaran matematika
Indonesia. dari yang dirasa rumit menjadi lebih
mudah dengan demikian dapat
Beberapa penjelasan di atas
merangsang siswa untuk belajar
menunjukkan pentingnya
mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam
pengembangan kemampuan berpikir
mengikuti kegiatan pembelajaran.
kritis, terutama dalam dunia
Peneliti mengambil judul:
pendidikan. Berdasarkan observasi
“Peningkatkan Kemampuan Berpikir
yang dilakukan peneliti di MAN
Kritis dan Hasil Belajar Matematika
Karanggede Kab. Boyolali, terlihat
Materi Program Linear Melalui Model
bahwa kemampuan berpikir kritis
Pembelajaran KONTURA pada Siswa
siswa masih kurang (rendah),
Kelas XI IIA MAN Karanggede Kab.
terutama dapat dilihat pada siswa
Boyolali Semester 1 Tahun Pelajaran
kelas XI IIA. Kemampuan berpikir
2017/2018”.
kritis siswa kelas XI IIA MAN
Karanggede Kab. Boyolali dapat dilihat 2. Kajian Teori
dari berbagai hal, misalnya
Kemampuan Berpikir Kritis
berdasarkan pengamatan saat
kegiatan pembelajaran matematika Kemampuan berpikir kritis merupakan
berlangsung, siswa hanya sekedar me- sebuah proses yang terarah dan jelas
lihat guru menjelaskan, sesekali yang digunakan dalam kegiatan
mencatat hal-hal penting, tetapi jika mental seperti memecahkan masalah,
ditanya kembali mengenai apa yang mengambil keputusan, membujuk,
dijelaskan guru, mereka masih sulit menganalisis asumsi, dan melakukan
menjelaskan kembali dengan penelitian ilmiah. Pengertian berpikir
menggunakan bahasa mereka sendiri. kritis, menurut Ennis dan Costa dalam
Demikian juga hasil belajar siswa Suryadi dan Herman, (2008: 20)
kelas XI IIA MAN Karanggede Kab. merupakan suatu proses penggunaan
Boyolali masih rendah, hal itu dapat kemampuan berpikir secara efektif
dilihat dari hasil penilaian harian. yang dapat membantu seseorang
untuk membuat, mengevaluasi serta
Berdasar pengamatan peneliti dan
mengambil keputusan tentang apa
diskusi dengan guru matematika di
yang diyakini atau dilakukan. Menurut
MAN Karanggede Kab. Boyolali
Johnson (2014: 187) berpikir kritis
dijumpai sulitnya membelajarkan
adalah berpikir dengan baik, dan
matematika. Siswa banyak mengalami
merenungkan tentang proses berpikir
keluhan karena kesulitan memahami
merupakan bagian dari berpikir
konsep matematika. Termasuk
dengan baik.
membelajarkan materi Program Linear

1087
1088

Menurut Santrock (2011: 359), melakukan sesuatu. Pemikir kritis


pemikiran kritis adalah pemikiran akan memiliki kecenderungan untuk
reflektif dan produktif, dan melibatkan mencari kejelasan suatu masalah dan
evaluasi bukti. Jensen (2011: 195) alasannya, bersifat terbuka, dan
berpendapat bahwa berpikir kritis memperhatikan situasi keseluruhan
berarti proses mental yang efektif dan dan mencari alternatif (Darmawan,
handal, digunakan dalam mengejar 2010: 109).
pengetahuan yang relevan dan benar
Hasil Belajar Matematika
tentang dunia. Cece Wijaya (2010: 72)
juga mengungkapkan gagasannya Matematika berdasarkan pendapat
mengenai kemampuan berpikir kritis, Susanto (2013: 185) adalah salah satu
yaitu kegiatan menganalisis ide atau disiplin ilmu pasti yang mengungkap-
gagasan ke arah yang lebih spesifik, kan ide-ide abstrak yang berisi
membedakannya secara tajam, bilangan-bilangan serta simbol-simbol
memilih, mengidentifikasi, mengkaji operasi hitung yang terdapat aktivitas
dan mengembangkannya ke arah yang berhitung dan mampu meningkatkan
lebih sempurna. kemampuan berpikir dan berpendapat
dalam memecahkan masalah
Menurut Halpen dalam Achmad
kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
(2007), berpikir kritis adalah
Johson dan Myklebust dalam
memberdayakan ketrampilan atau
Sundayana (2003: 252)
strategi kognitif dalam menentukan
mengemukakan bahwa matematika
tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
merupakan bahasa simbolis yang
menentukan tujuan, mempertimbang-
mempunyai fungsi praktis untuk
kan, dan mengacu langsung kepada
mengekspresikan hubungan
sasaran-merupakan bentuk berpikir
kuantitatif dan keruangan.
yang perlu dikembangkan dalam
rangka memecahkan masalah, Hamalik (2003: 27) mendefinisikan
merumuskan kesimpulan, mengum- belajar sebagai: (1) modifikasi atau
pulkan berbagai kemungkinan, dan memperteguh kelakuan melalui peng-
membuat keputusan ketika meng- akuan, (2) suatu proses perubahan
gunakan semua keterampilan tersebut tingkah laku individu melalui interaksi
secara efektif dalam konteks dan tipe dengan lingkungan. Slameto (2010: 2)
yang tepat. mengungkapkan bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan
Berdasarkan uraian yang
seseorang untuk memperoleh suatu
dikemukakan di atas, dapat
perubahan tingkah laku yang baru
disimpulkan bahwa kemampuan
secara keseluruhan, sebagai hasil
berpikir kritis adalah kemampuan
pengalamannya sendiri dalam
menggunakan logika untuk membuat,
interaksi dengan lingkungannya.
menganalisis mengevaluasi serta
mengambil keputusan tentang apa Hasil belajar diartikan sebagai hasil
yang diyakini dan dilakukan. akhir pengambilan keputusan tentang
tinggi rendahnya nilai siswa selama
Tujuan pembelajaran meningkatkan
mengikuti proses belajar mengajar,
kemampuan berpikir kritis adalah agar
pembelajaran dikatakan berhasil jika
siswa mampu berpikir netral, obyektif,
tingkat pengetahuan siswa bertambah
beralasan atau logis. Menurut
dari hasil sebelumnya (Djamarah,
Sanjaya, seorang disebut sebagai
2000: 25).
pemikir kritis jika berusaha
menganalisis argumentasi secara Dari beberapa pendapat di atas, dapat
cermat, mencari bukti yang sah, dan disimpulkan bahwa hasil belajar
menghasilkan kesimpulan yang matematika adalah suatu proses
mantap untuk mempercayai dan perubahan tingkah laku individu yang

1088
mengakibatkan bertambahnya penge- gabungan antara Model Kontekstual
tahuan, keterampilan, dan nilai sikap dan Tutor Sebaya serta menggunakan
yang berkaitan dengan konsep-konsep media GeoGebra.
abstrak, fakta, keterampilan, konsep,
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran
dan aturan yang diperoleh melalui
KONTURA
interaksi individu dengan guru dan
lingkungannya. Tahap Aktivitas Guru
Penda- 1. Guru mengingatkan siswa
Model Pembelajaran KONTURA huluan mengenai materi pertidak-
samaan linear dua variabel
Model pembelajaran digunakan dalam
dan cara menggambar
upaya untuk meningkatkan mutu daerah penyelesaian materi
pembelajaran. Komalasari (2010: 57) pertidaksamaan linear dua
model pembelajaran pada dasarnya variabel (Contructivisme)
merupakan bentuk pembelajaran yang Kegiatan 2. Guru membagi siswa
tergambar dari awal sampai akhir yang Inti dalam 5 kelompok yang
disajikan secara khas oleh guru. dipilih secara heterogen
Dengan kata lain model pembelajaran dan dipimpin oleh tutor
merupakan bungkus atau bingkai dari sebaya (Menciptakan
penerapan suatu pendekatan metode masyarakat belajar atau
dan teknik pembelajaran. learning community).
3. Guru membagikan materi
Arends (dalam Suprijono, 2009: 46) tentang Program Linear
model pembelajaran mengacu pada dan contoh-contoh soal
pendekatan yang akan digunakan, Program Linear kepada
termasuk di dalamnya tujuan setiap kelompok.
pembelajaran, tahap-tahap dalam 4. Guru membagikan Lembar
Kerja dan memperagakan
kegiatan pembelajaran, lingkungan media GeoGebra untuk
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. menyelesaikan soal-soal
Leo Agung dan Sri Wahyuni (2013: 66) Program Linear (modeling).
menjelaskan secara spesifik pengertian 5. Guru memberi kesempatan
kepada salah satu kelom-
model dikaitkan dengan pembelajaran.
pok untuk membacakan
Model pembelajaran adalah kesatuan hasil diskusi kelompoknya.
yang utuh antara pendekatan, strategi Penutup 6. Guru memberikan pesan-
metode teknik dan taktik pembelajaran pesan positif sehubungan
terangkai menjadi kesatuan. dengan masalah yang
Menurut Joyce & Weil model didiskusikan
7. Guru memberikan pos tes
pembelajaran adalah suatu cara
kepada siswa
membantu siswa memperoleh informa-
si, gagasan, skill, nilai, cara berpikir,
dan tujuan mengekspresikan diri 3. Metode Penelitian
mereka sendiri (2009: 7). Berdasarkan Penelitian ini dilaksanakan pada
pendapat para ahli di atas, maka dapat semester ganjil tahun pelajaran
disimpulkan bahwa model 2017/2018 dimulai pada bulan
pembelajaran adalah bentuk Agustus sampai November 2017.
pembelajaran yang tergambar dari awal Tempat yang digunakan untuk
sampai akhir yang disajikan secara penelitian adalah MAN Karanggede
khas oleh guru dalam merencanakan Kab. Boyolali kelas XI IIA tahun ajaran
pembelajaran di kelas untuk 2017/2018. MAN Karanggede terletak
meningkatkan kemampuan siswa di Kecamatan Karanggede, Kab.
secara optimal guna mencapai tujuan Boyolali.
pembelajaran yang diinginkan.
Model Pembelajaran KONTURA adalah

1089
1090

Subjek penelitian ini adalah siswa 4. Hasil Tindakan Penelitian Dan


kelas XI IIA MAN Karanggede Kab. Pembahasan
Boyolali, dengan jumlah siswa 25 anak Deskripsi Prasiklus
yang terdiri dari 9 laki-laki dan 16 Kondisi kelas XI IIA sebelum penelitian
perempuan dilakukan diketahui bahwa
Objek penelitian yang digunakan pelaksanaan pembelajaran pada
adalah penerapan model pembelajaran prasiklus dilakukan dengan penerapan
KONTURA. metode diskusi kelompok. Dari
penerapan metode diskusi kelompok
Sumber data Kemampuan Berpikir tersebut ternyata kemampuan berpikir
Kritis belajar siswa saat model kritis pada prasiklus kurang baik,
pembelajaran KONTURA diterapkan hasil dari pengamatan kemampuan
yaitu dari siswa kelas XI IIA yang berpikir kritis siswa pada proses
diperoleh melalui angket. pembelajaran prasiklus menunjukkan
Sumber data hasil belajar siswa bahwa kemampuan berpikir kritis
sebelum dilakukan PTK yaitu dari tinggi ada 3 siswa (12%), sedang ada
guru mata pelajaran Matematika yang 21 siswa (84%) dan rendah ada 1
diperoleh melalui kajian dokumen nilai siswa (4%).
penilaian harian siswa. Sedangkan Sebelum penelitian dilakukan bahwa
sumber data hasil belajar siswa saat pada Pra-Siklus Hasil Belajar siswa
model pembelajaran KONTURA pada mapel Matematika oleh siswa
diterapkan yaitu dari siswa kelas XI IIA kelas XI IIA Semester 1 tahun
yang diperoleh melalui nilai ulangan pelajaran 2017/2018 masih rendah,
siswa pada materi Program Linear. hal ini dapat dilihat dari hasil
Sumber data kualitatif proses Penilaian harian pada materi sistem
pembelajaran dengan model pertidaksamaan linear dua variabel
pembelajaran KONTURA diperoleh dengan KKM 75. Hasil Penilaian
melalu observasi yang dilakukan harian pada materi sistem
teman sejawat. pertidaksamaan linear dua variabel
siswa kelas XI IIA, tidak ada siswa
Indikator keberhasilan penelitian ini yang memperoleh nilai sangat baik
adalah apabila terjadi peningkatan atau baik (0%), 8 (delapan) atau 32%
kemampuan berpikir kritis dan hasil siswa memperoleh nilai cukup, dan 17
belajar siswa ketika model siswa atau 68% siswa memperoleh
pembelajaran KONTURA diterapkan. nilai kurang.
Berdasarkan kondisi kemampuan
Tabel 2. Ukuran Keberhasilan
Penelitian berpikir kritis pada prasiklus yang
Teknik kurang baik dan Hasil Belajar siswa
Ukuran pada mapel Matematika oleh siswa
Target Pengumpulan
Keberhasilan kelas XI IIA Semester 1 tahun
Data
Hasil Minimal 85% hasil Tes formatif pelajaran 2017/2018 masih rendah,
Belajar ulangan siswa maka perlu dilakukan tindakan
Siswa mencapai Kriteria perbaikan, yaitu penerapan metode
Ketuntasan Minimal pembelajaran yang dipandang dapat
(KKM) yaitu 75 meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kemampu- Minimal 80% siswa Angket Kritis dan hasil belajar siswa. Adapun
an Berpikir menunjukkan model pembelajaran yang diterapkan
Kritis Siswa kemampuan berpikir dalam tindakan ini adalah Model
kritis dalam Pembelajaran KONTURA.
pembelajaran
matematika dengan
kategori tinggi

1090
Deskripsi Siklus I dua variabel; (Contructivisme)
Menyampaikan kompetensi yang akan 3
Hasil dari angket kemampuan berpikir dicapai dan manfaat program linear
kritis siswa setelah proses dalam kehidupan sehari-hari
pembelajaran siklus I dapat dilihat Menyampaikan garis besar cakupan 2
materi program linear dan kegiatan
pada tabel berikut. yang akan dilakukan
Tabel 3. Data Hasil Angket Menyampaikan metode pembelajaran 2
dan teknik penilaian yang akan
Kemampuan Berpikir Kritis Belajar
digunakan saat membahas materi
Siswa Kelas XI IIA Siklus I program linear
Kategori Guru membagi siswa dalam 5 3
kelompok yang dipilih secara
Kemampuan Jumlah Persentase
heterogen dan dipimpin oleh tutor
Berpikir Kritis sebaya. (menciptakan masyarakat
Tinggi 15 60% belajar atau learning community)
Sedang 10 40% Guru memfasilitasi siswa mempelajari 2
materi tentang Program Linear dan
Rendah 0 0,0% contoh-contoh soal Program Linear
untuk menemukan pengetahuan baru
dan menambah pengalamannya yang
Setelah proses pembelajaran siklus I dipandu tutor sebaya (inquiry).
selesai, dilakukan pengukuran Hasil Guru membagikan Lembar Kerja dan 3
Belajar melalui tes tertulis dalam memperagakan media GeoGebra
bentuk uraian sebanyak 5 soal esai. untuk menyelesaikan soal-soal
Program Linear (modeling)
Hasil belajar siklus I dipaparkan pada Guru memberi kesempatan kepada 3
tabel berikut. salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi
Tabel 4. Data Hasil Belajar Siswa kelompoknya
Kelas XI IIA Siklus I Guru memberikan penghargaan 3
kepada kelompok yang berkinerja
Interval Persen- baik, nasehat bagi kelompok yang
Keterangan Jml
Nilai tase kurang baik
Guru memberikan pesan-pesan positif 4
92 – 100 Sangat Baik 0 0,0% sehubungan dengan masalah yang
didiskusikan
83 – 92 Baik 1 4,0% Guru membimbing siswa melakukan 3
refleksi dan menarik kesimpulan
75 – 83 Cukup 15 60,0% Guru memberikan informasi kegiatan 4
pertemuan berikutnya yaitu penilaian
< 75 Kurang 9 36,0%
harian
Berdasarkan hasil observasi terhadap
kinerja guru selama proses
Kemampuan berpikir kritis belajar
pembelajaran siklus I, hasilnya seperti
siswa dan hasil belajar siswa pada
terlihat pada tabel berikut.
proses tindakan siklus I diperoleh
Tabel 5. Data Hasil Pengamatan hasil dirasa masih bisa
Teman Sejawat Model Pembelajaran dimaksimalkan, karena ditemukan 16
KONTURA Siklus I atau 64% siswa menunjukkan
kemampuan berpikir kritis tinggi.
Kegiatan Guru Siklus I Angka ini masih di bawah indikator
Memberi salam, berdoa’ dan membaca 3 keberhasilan yaitu 80%. Demikian
Al’Qur’an selama 15 menit untuk
kelas yang masuk di jam pertama
juga dengan hasil belajar. Ditemukan
Mengkondisikan suasana belajar yang 3 16 atau 64% siswa masih di bawah
menyenangkan dan mengecek indikator keberhasilan. Oleh sebab itu
kehadiran peserta didik perlu dilakukan tindak lanjut yaitu
Melalui tanya jawab membahas 3 dengan penerapan model
kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan
pembelajaran KONTURA pada siklus II
dengan materi pertidak-samaan linear dengan memperbaiki kelemahan dan

1091
1092

kekurangan yang terjadi pada siklus I akan dicapai dan manfaat program
sehingga pada akhirnya diperoleh linear dalam kehidupan sehari-hari
Menyampaikan garis besar cakupan 3
peningkatan yang lebih optimal. materi program linear dan kegiatan
Deskripsi Siklus II yang akan dilakukan
Menyampaikan metode pembelajaran 3
Setelah penerapan model KONTURA dan teknik penilaian yang akan
pada siklus II diperoleh data digunakan saat membahas materi
program linear
Kemampuan Berpikir Kritis belajar
Guru membagi siswa dalam 5 4
sebagai berikut. kelompok yang dipilih secara
heterogen dan dipimpin oleh tutor
Tabel 6. Data Hasil Angket sebaya. (menciptakan masyarakat
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa belajar atau learning community)
Kelas XI IIA Siklus II Guru memfasilitasi siswa mempelajari 3
materi tentang Program Linear dan
Kategori Kemampuan contoh-contoh soal Program Linear
Jumlah Persentase
Berfikir Kritis untuk menemukan pengetahuan
baru dan menambah pengalamannya
Tinggi 22 88,0% yang dipandu tutor sebaya (inquiry).
Sedang 3 12,0% Guru membagikan Lembar Kerja dan 4
Rendah 0 0,0% memperagakan media GeoGebra
untuk menyelesaikan soal-soal
Program Linear (modeling)
Hasil belajar siswa pada siklus II Guru memberi kesempatan kepada 4
dipaparkan pada tabel berikut. salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusi
kelompoknya
Tabel 7. Data Hasil Belajar Siswa Guru memberikan penghargaan 3
Kelas XI IIA Siklus II kepada kelompok yang berkinerja
baik, nasehat bagi kelompok yang
Interval kurang baik
Keterangan JumlahPersentase
Nilai Guru memberikan pesan-pesan 4
positif sehubungan dengan masalah
92 – 100 Sangat Baik 1 4,0% yang didiskusikan
83 – 92 Baik 5 20,0% Guru membimbing siswa melakukan 4
refleksi dan menarik kesimpulan
75 – 83 Cukup 18 72,0% Guru memberikan informasi kegiatan 4
pertemuan berikutnya yaitu penilaian
< 75 Kurang 1 4,0% harian
Berdasarkan hasil observasi terhadap
kinerja guru selama proses
Setelah penerapan model
pembelajaran siklus II, hasilnya seperti
pembelajaran KONTURA didapatkan
terlihat pada tabel berikut.
kemampuan berpikir kritis siswa pada
Tabel 8. Kinerja guru dalam siklus II mengalami peningkatan. Jika
menerapkan model pembelajaran pada siklus I ada 15 siswa (60%) maka
KONTURA pada kegiatan Siklus II pada siklus II diperoleh 22 siswa (88%)
memiliki kemampuan berpikir Kritis
Kegiatan Guru Siklus II tinggi. Peningkatan signifikan juga
Memberi salam, berdoa dan membaca 4 diperoleh pada hasil belajar, dari 16
Al Qur’an selama 15 menit untuk atau 64% siswa tuntas, setelah
kelas yang masuk di jam pertama
Mengkondisikan suasana belajar 4
penerapan model pembelajaran
yang menyenangkan dan mengecek KONTURA pada siklus II meningkat
kehadiran peserta didik menjadi 24 atau 96% siswa. Serta
Melalui tanya jawab membahas 3 proses pembelajaran dengan
kompetensi yang sudah dipelajari dan menerapkan model pembelajaran
dikembangkan sebelumnya berkaitan
dengan materi pertidak-samaan KONTURA juga semakin baik, hasil
linear dua variabel; (Contructivisme) pengamatan teman sejawat pada
Menyampaikan kompetensi yang 4 kegiatan guru mendapatkan penilaian

1092
baik atau baik sekali. Oleh karena itu c. Jumlah siswa dengan nilai cukup,
penerapan model pembelajaran dari 8 siswa (32%) pada prasiklus,
KONTURA bisa dikatakan dapat naik menjadi 15 siswa atau 60%
meningkatkan kemampuan berpikir pada siklus I dan naik lagi menjadi
kritis dan hasil belajar siswa serta 18 siswa atau 72% pada Siklus II.
kompetensi guru (lewat pengamatan d. Jumlah siswa dengan nilai kurang,
teman sejawat). Pada proses tindakan dari 17 siswa atau 68% pada
siklus II hasil yang diperoleh siswa prasiklus, turun menjadi 9 siswa
dirasa sudah maksimal, oleh sebab itu atau 36% pada siklus I dan turun
tidak perlu dilakukan tindak penelitian lagi menjadi 1 siswa atau 4% pada
lanjutan. Siklus II.
Pembahasan
5. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil angket kemampuan Simpulan
berpikir kritis yang telah diisi siswa, Berdasarkan proses pembelajaran
kemampuan berpikir kritis belajar setelah penerapan model pembela-
siswa setelah penerapan model jaran KONTURA dapat meningkatkan
pembelajaran KONTURA dapat Kemampuan Berpikir Kritis belajar
meningkat dari kondisi awal ke kondisi dan Hasil Belajar siswa kelas XI IIA
akhir setelah siklus I dan dilanjutkan Semester 1 MAN Karanggede Kab.
pada siklus II. Boyolali tahun pelajaran 2017/2018
a. Kemampuan berpikir kritis kategori pada Mapel Matematika materi
tinggi dari 3 siswa (12%) pada pra- Program Linear.
siklus, naik menjadi 15 siswa (60%)
Saran
pada siklus I, dan naik lagi menjadi
Saran untuk Guru
22 siswa (88%) pada siklus II.
Bagi rekan guru, khususnya guru
b. Kemampuan berpikir kritis kategori
mata pelajaran Matematika SMA,
sedang dari 21 siswa (84%) pada pra-
penggunaan program GeoGebra pada
siklus, turun menjadi 10 siswa (40%)
materi program linear sangat efektif
pada siklus I, dan turun lagi menjadi
dan efisien dalam membantu siswa
3 siswa (12%) pada siklus II.
memahami materi dan menyelesaikan
c. Kemampuan berpikir kritis kategori
soal-soal program Linear. Gunakan
rendah dari 1 siswa (4%) pada
media IT khususnya program
Prasiklus, turun menjadi 0 siswa
GeoGebra untuk materi-materi yang
(0%) pada siklus I, dan tetap 0 siswa
lain, dengan pemanfaatan media IT
(0%) pada siklus II.
siswa akan lebih senang dan semangat
Berdasarkan hasil belajar setelah dalam mengikuti pelajaran di kelas.
penerapan model pembelajaran
KONTURA dapat meningkatkan dari Saran untuk Siswa
kondisi awal ke kondisi akhir setelah Bagi siswa yang akan mengikuti
siklus I dan dilanjutkan pada siklus II pembelajaran harus memperhatikan
terdapat peningkatan untuk: petunjuk serta arahan yang
a. Jumlah siswa dengan nilai sangat disampaikan oleh guru dalam
baik, dari tidak ada siswa (0%) pada pemanfaatan media IT khususnya
prasiklus dan siklus I, meningkat program GeoGebra supaya hasil
menjadi 1 siswa (4%) pada Siklus II. belajarnya dapat meningkat, sehingga
b. Jumlah siswa dengan nilai Baik, menjadi siswa yang bertaqwa,
dari tidak ada siswa (0%) pada beriman, berilmu, dan berbudi pekerti
prasiklus, naik menjadi 1 siswa (4%) luhur sesuai dengan visi dan misi MAN
pada siklus I dan naik lagi menjadi Karanggede.
5 siswa atau 20% pada Siklus II.

1093
1094

Daftar Pustaka

Achmad, Arief. (2007). Memahami Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia: http://re-


searchengines.com/1007arief3.html [5 Februari 2010]
Cece Wijaya. (2010). Pendidikan Remidial: Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Darmawan. (2010). “Penggunaan pembelajaran berbasis masalah dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS di MI
Darrusaadah Pandeglang”. Jurnal UPI Vol.11, No.2, Oktober 2010 (online)
Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik. (2003). Tahapan Pembelajaran Inkuiri terbimbing. Jakarta: Balai Pustaka.
Jensen Eric. (2011). Pembelajaran Berbasis Otak: Paradigma Pengajaran Baru.
Jakarta: Indeks.
Johnson, B. Elaine. (2006). Contextual Teaching & Learning. Terj. Ibnu Setiawan,
Bandung: MLC.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Model of Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah
Genis B) Jakarta: Erlangga
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Sundayana, Rostina (2003) Media Pembelajaran matematika. Bandung: Alfabet.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryadi, D. dan Herman, T. (2008). Eksplorasi Matematika Pembelajaran
Pemecahan Masalah. Bekasi: Karya Duta Wahana.
Susanto, Hadi. (2013). Pembelajaran Tutor Sebaya. Diakses pada Tanggal 23 Maret
2015 pukul 15.40 di https://bagawanabiyasa.wordpress.com
/2013/07/21/Pembelajarantutor sebaya/.html.

1094

You might also like