Professional Documents
Culture Documents
1) Pajak
2) Retribusi
3) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan negara
4) Denda-denda dan perampasan yang dilakukan oleh pemerintah
5) Sumbangan masyarakat
6) Percetakan uang kertas
7) Hasil dan undian negara
8) Pinjaman
9) Hadiah
10) Hibah
Di antara berbagai sumber dan melihat sifat masing-masing, penerimaan negara yang
terpenting dan terbesar dari pajak. Sumber penerimaan negara kita dapat dikategorikan dalam
beberapa kelompok sebagai berikut.
1) Peneriman perpajakan.
a) Pajak dalam negeri
b) Pajak perdagangan internasional
2) Penerimaan bukan pajak
a) Penerimaan sumber daya alam
b) Bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara
c) Pemerintah negara bukan pajak lainnya
3) Penerimaan hibah
a) Sumbangan swasta dalam negeri
b) Sumbangan swasta luar negeri
c) Sumbangan pemerintah luar negeri
1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan
4) Bagian daerah dari penerimaan dan perolehan hak atas tanah dan atas bangunan (BPHTB).
5) Bagian daerah dari penerimaan PPh orang pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21.
6) Bagian daerah dari penerimaan sumber daya alam
7) Dana alokasi umum
8) Dana alokasi khusus
9) Pembiayaan dekonsentrasi
10) Pembiayaan tugas pembantuan
11) Pinjaman daerah
KB 4 PAJAK SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN NEGARAA
Iuran dan pungutan timbul karena adanya suatu pertanyaan mengenai siap yang akan
membiayai segala kepentingan dan kebutuhan bersama. Dalam suatu lingkunga peradaban,
manusia pasti mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang sama seperti misalnya kepentingan
akan rumah peribadatan dan sebagainya. Demikian juga halnya dengan negara. Negara
membutuhkan dana pembangunan yang besar untuk membiayai segala keperluannya. Pengeluaran
utaam negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti biaya pegawai, subsidi, utang, bunga dan
cicilannya yang dipenuhi dari penerimaan dalam negeri yang berupa penerimaan sektor migas
(minyak dan gas) dan nonmigas (pajak dan nonpajak). Sisa penerimaan untuk berbagai
pengeluaran di atas merupakan tabungan pemerintah yang akan digunakan untuk membiayai
keperluan pengeluaran pembangunan di bidang pertahanan keamanan, pendidikan dan
kebudayaan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependukakan, perumahan rakyat, ekonomi, agama,
ketenagakerjaan, lingkungan hidup dan pengeluaran pembangunan lainnya. Penngeluaran
pembangunan sedemikian besarnya, hingga untuk menutupi segala kekurangannya diperlukan
bantuan luar negeri berupa bantuan proyek dan bantuan program. Jika dari pengeluaran
pembangunan yang sudah dianggarkan ternyata ada dana yang tersisa, kondisi itu berarti surplus
pembangunan bagi negara.
Oleh karena itu, jelaslah bagi kita bahwa untuk membiayai seluruh kepentingan umum, salah
satu yang dibutuhkan dan terpenting adalah suatu peran serta aktif dari warganya untuk ikut
memberikan iuran kepada negaranya dalam bentuk pajak, sehingga segala keperluan
pembangunan dapat dibiayai. Dana selebihnya merupakan tabungan kesejahteraan bagi
masyarakat dan negara demi keadilan yang merata.
Secara umum, sistem pemungutan pajak yaang berlaku ada empat cara:
1. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak yng wewenang pemungutan
pajak ada pada fiscus. Fiscus berhak menentukan besarnya utang pajak orang pribadi
maupun badan dengan mengeluarkan surat ketetapan pajak, yang merupakan bukti
timbulnya suatu utang pajak. Jadi, dalam sistem ini, para wajib pajak (selanjutnya kami
sebut WP) bersifat pasif dan menunggu ketetapan fiscus mengenai utang pajaknya.
2. Semi self assessment system, adalah sistem pemungutan pajak di mana wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada kedua belah pihak,
yaitu WP dan fiscus. Mekanisme pelaksanaan dalam sistem ini berdasarkan suatu anggapan
bahwa WP pada awal tahun menaksir sendiri besarnya utang pajak yang harus dibayarkan
pada akhir tahun pajak besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan oleh fiscus.
3. Full assessment system, adalah sistem pemungutan pajak yang diberlakukan untuk
membiakan kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat guna meningkatkaan
kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya.
1. Tarif tetap, adalah bentuk tarif yang besarnya tetap terhadap berbagai nilai objek yang
dikenakan pajak. Misalnya bentuk tarif yang ditetapkan untuk bea materai.
2. Tarif Proporsional, disebut juga sebagai tarif sebanding yang artinya dikenakan dengan
presentase tetap terhadap nilai dan objek pajak. Sehingga jumlah pajak yang dibayar
dengan menggunakan tarif ini jumlah nominalnya akan berubah, tidak seperti dalam tarif
tetap, jumlah nominal pajak yang harus dibayar adalah tetap, tidak berubah.
3. Tarif Progresif, adalah bentuk tarif yang presentase pengenaannya akan semakin
meningkat sejalan dengan peningkatan penerimaan orang pribadi maupun badan.
4. Tarif degresif, dalah tarif yang presentase pengenaannya akan semakin menurun sejalan
dengan pertambahan penghasilan.
KB 4 PENGELUARAN NEGARA
1. Adanya perang;
2. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat;
3. Adanyaa urbanisasi sebagai konsekuensi perkembangan ekonomi
4. Adanya perkembangan demokrasi
5. Adanya inefisiensi dan birokrasi
6. Kondisi negara yang sedang berkembang
7. Adanya program kesejahteraan masyarakat
8. Meningkatnya fungsi pertahanan, keamanan dan ketertiban
9. Meningkatnya fungsi kesejahteraan
10. Meningkatnya fungsi perbankan
11. Meningkatnya fungsi pembangunan
1. Self-liquidating;
2. Reproduktif
3. Menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat
4. Merupakan pemborosan
5. Merupakan penghematan di masa yang akan datang
Untuk mengefisienkan pengeluaran negara, ada tujuh prinsip yang harus dipenuhi dalam
pengeluaran negara, yaitu asas:
1. Moralita
2. Nasionalitas
3. Kerakyatan
4. Rasionalitas
5. Fungsionalitas
6. Perkembangan
7. Keseimbangan dan keadilan.
Secara garis besar, pengeluaran negara dapat digolongkan mejadi berikut ini.
A. Pengeluaran Rutin.
1. Belanja Pegawai.
a. Gaji/Pensiun
b. Tunjangan Beras
c. Uang Makan/Lauk-Pauk
d. Lain-lain Belanja Pegawai dalam Negeri
e. Belanja Pegawai Luar Negeri
2. Belanja Barang
a. Belanja barang dalam negeri
b. Belanja barang luar negeri
3. Belanja Rutin Daerah
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Nonpegawai
4. Bunga dan Cicilan Utang.
a. Utang dalam negeri
b. Utang luar negeri
5. Pengeluaran Rutin Lainnya.
a. Subsidi/BBM
b. Lain-lain.
B. Pengeluaran Pembangunan.
1. Pembiayaan Rupiah
2. Pembiayaaan Proyek.
REFERENSI
ADPU4333 ADMINISTRASI KEUANGAN OLEH RAHMAN MULYAWAN, ENCENG
Edisi 3,Universitas Terbuka.