You are on page 1of 17

1

MINI RISET
TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN MEDIA BIMBINGAN KONSELING
“Pelaksanaan Pelayanan BK Selama Pandemi Covid-19 disekolah SMP
Negeri 11 Medan”
Dosen Pengampu: Rafael Lisinus Ginting M.Pd

Disusun Oleh:
Cori Nabila Sembiring (1203151012)
Rizka Raiyana(1203151007)
Shafina Mutiara Dewi Asmon(1203151020)
Sukma Azzahra Maha(1203151004)
Sri Handayani(1203151011)

BK Reguler B-2020

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya
kepada kami terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
“MINI RISET TEKNOLOGI INFORMASI DAN MEDIA BK” .
Tugas mini riset ini merupakan salah satu tugas mata kuliah teknologi informasi dan media
BK di program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri
Medan. Selanjutnya kami kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen
yang bersangkutan yang telah memberikan bimbingan serta arahan.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tugas ini, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, April 2022

Kelompok 4
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................................................3
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................................................4
1. Pentingnya Bimbingan Konseling Di Sekolah ...................................................................................4
2. Komponen BK Komprehesif ..............................................................................................................5
3. Penggunaan Teknologi Informasi Layanan Bimbingan dan Konseling pada Masa Pandemi Covid-19
6
BAB III Metode Pelaksana ............................................................................................................................8
a. Metode Penelitian ...............................................................................................................................8
b. Langkah Penelitian .............................................................................................................................8
c. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................................8
d. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................................................................8
e. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................................9
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................................12
1. Kesimpulan ...........................................................................................................................................12
2. Saran .....................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................13
Lampiran Dokumentasi: ...........................................................................................................................14
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem informasi pada kenyataannya telah membantu banyak sekali manusia. Salah
satu manfaatnya, yaitu membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien karena informasi
dapat diperoleh lebih cepat. Selain itu, meminimalisasi tempat penyimpanan besar karena
penggunaan kertas pun menjadi berkurang (paperless).
Proses konseling merupakan tahapan interaksi konselor dalam membantu konseli
menghadapi permasalahan yang menghambat perkembangan potensi yang dimilikinya. Saat
ini, masih banyak BK sisekolah yang masih menggunakan media kertas/ buku (pencatatan
manual). Proses pencatatan seperti ini memerlukan adanya usaha ekstra bagi guru BK jika
memerlukan melihat kembali data konseling siswa, khususnya jika mengalami kasus sejenis/
dalam kegiatan monitoring perkembangan siswa yang telah berkonsultasi. Selain itu, juga
bisa dipaktikan bahwa proses konseling yang seperti ini menghasilkan jumlah catatan/
informasi yang besar dan kompleks. Oleh karena nya, solusi dari permasalahan tersebut
adalah dengan adanya system informasi pada bimbingan dan konseling.
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut
Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk
memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal
dari kata latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau
“memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada
bimbingan dan konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan
Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.
Pembelajaran daring yang diinstruksikan oleh pemerintah juga ditetapkan dalam
pemberian layanan bimbingan dan konseling. Perbedaan layanan bimbingan dan konseling
dengan materi pelajaran lain adalah, layanan bimbingan dan konseling tidak memberikan
materi-materi ataupun tugas-tugas yang memberatkan siswa. Layanan bimbingan dan
2

konseling menyajikan layanan dalam pembelajaran daring melalui format yang bermakna
bagi siswa. Guru Bimbingan dan Konseling berperan untuk mengatasi hambatan belajar
peserta didik, pengembangan karakter baik di rumah dan bagaimana membantu siswa dalam
pengembangan life skill atau keterampilan hidup sehari-hari.
Penerapan layanan bimbingan dan konseling daring melalui internet memerlukan
sejumlah media yang dapat disesuaikan dengan sifat bimbingan. Ketersediaan peralatan dan
penguasaan teknologi sangat diperlukan oleh semua pihak baik dosen sebagai pembimbing
maupun mahasiswa sebagai terbimbing. Demikian juga ketersediaan biaya kuota jaringan
dan alokasi waktu yang padat merupakan tantangan tersendiri (Satriah, Miharja, Setiana, &
Rohim, 2020).
Banyak permasalahan yang dialami siswa selama pembelajaran secara daring, seperti
kebosanan dalam belajar, kejenuhan belajar, prokrastinasi akademik dan stress akademik..
Oleh karena itu siswa dituntut untuk mampu memanajemen waktu, mengontrol sikap
belajarnya, dan kemandirian belajar. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya peran
bimbingan dan dan konseling dalam memfasilitasi siswa agar memiliki kemandirian. Guna
mewujudkan penerapan layanan bimbingan dan konseling daring, diperlukan sebuah media
yang terstandar dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik hingga ketersediaan
teknologi yang dapat menunjangnya. Diperlukan juga tenaga-tenaga konselor yang terbiasa
dengan pola interaksi dan komunikasi melalui internet .

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana menyikapi keadaan belajar-mengajar yang bersifat daring?
b. Bagaimana tahapan atau proses yang direncanakan agar proses pemberian layanan BK dapat
tersistematika dengan baik?
c. Hambatan yang terjadi pada konselor atau siswa saat melakukan bimbingan?
d. Jenis layanan apa yang digunakan untuk membimbing atau mengarahkan para siswa?
e. Apakah kelebihan yang dihasilkan dari pembelajaran daring?
f. Bagaimana solusi yang diterapkan agar pemberian layanan BK kepada siswa berjalan dengan
baik?
3

1.3 Tujuan Penelitian


a. mengetahui keadaan belajar-mengajar yang bersifat daring
b. mengetahui tahapan atau proses yang direncanakan agar proses pemberian layanan BK dapat
tersistematika dengan baik
c. mengetahui hambatan yang terjadi pada konselor atau siswa saat melakukan bimbingan
d. Mengetahui jenis layanan apa yang digunakan untuk membimbing atau mengarahkan para siswa
e. mengetahui kelebihan yang dihasilkan dari pembelajaran daring
f. mengetahui solusi yang diterapkan agar pemberian layanan BK kepada siswa berjalan dengan
baik
4

BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pentingnya Bimbingan Konseling Di Sekolah


Layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk memfasilitasi siswa dalam
memahami diri, menerima diri dengan segala kekuatan dan kelemahannya, memahami
lingkungan dan mampu mengambil keputusan serta memberikan arahan terhadap
perkembangan siswa. Seperti dikatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah upaya
sistematis, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh guru BK atau
konselor untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli dalam mencapai
kemandirian. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sitem pendidikan pada
setiap satuan pendidikan, yang berupa memfasilitasi dan memandirikan peserta didik/ konseli
agar mencapai perkembangan yang utuh dan optimal (Kemendikbud, 2016:8)
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai :
a. Kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan,
b. Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c. Hidup bersama dengan individu-individu lain,
d. Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. (Wardati dan Jauhar
2011:28)
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas- tugas perkembangannya,
b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya,
c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut,
d. Memahami dan mengatasi kesulitan- kesulitan sendiri
e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tenpat kerja
dan masyarakat,
f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
5

g. Menggunakan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara
optimal.
2. Komponen BK Komprehesif
Kemendikbud (2016: 32), program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen
pelayanan, yaitu: (a) pelayanan dasar bimbingan; (b) pelayanan responsif, (c) perencanaan
individual, dan (d) dukungan sistem”.
a. Pelayanan DasarPelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan
dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya.
b. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera
dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson (American
School Counselor Association, 2005: 22), tujuan pelayanan ini adalah memberikan bantuan
khusus bagi konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
degan segera.
c. Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam
dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang
akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga
konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengem-bangkan
potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli.
d. Dukungan Sistem
6

Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli
secara langsung. Menurut Gysber & Henderson (2006:81), dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur (misalnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

3. Penggunaan Teknologi Informasi Layanan Bimbingan dan Konseling pada Masa


Pandemi Covid-19
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengarahkan agar
proses pembelajaran dilakukan dari rumah. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk kebijakan dari
Pemerintah agar pembelajaran tetap berlangsung walaupun dengan berbagai penyesuaian di tengah
krisis kesehatan akibat Covid-19. Hal ini semata-mata dilakukan oleh Pemerintah untuk memutus
rantai dan menghentikan penyebaran wabah Covid-19.
Mendikbud memberikan kepercayaan kepada pendidik atau guru-guru untuk melakukan
penyesuaian terhadap materi kurikulum dan menjamin proses pembelajaran tetap berlangsung .
Begitu juga dengan guru BK dituntut untuk tetap melakukan pelayanan bimbingan dan konseling
secara daring.
Penggunaan teknologi tersebut salah satunya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Dengan
teknologi informasi memberikan kemudahan dalam berbagai hal, salah satunya mempermudah
proses komunikasi dengan siswa secara langsung melalui telepon atau internet.
Melihat dari keadaan seperti sekarang ini, bisa dikatakan bahwa bimbingan dan konseling tidak
lagi terikat dengan tempat ataupun waktu. yang disediakan oleh konselor, Melalui teknologi
informasi guru BK dapat menberikan informasi mengenai BK kepada siswa tentang apa yang
dibutuhkannya. Melalui teknologi informasi memudahkan konselor atau Guru BK untuk
menyusun serta mengolah data konseli, dan terakhir konselor atau Guru BK dapat memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa melalui e-counseling walaupun ada jarak yang
memisahkan.
Diharapkan teknologi informasi dapat menjadi penghubung antara konselor dan konseli
ataupun antar konselor untuk tetap dapat terhubung satu sama lain dan mempermudah tugas
konselor dalam proses bimbingan dan konseling.
7

Di dalam bimbingan dan konseling, kedudukan teknologi informasi berada di dalam layanan
dukungan sistem. Dapat diartikan bahwa teknologi informasi menjadi salah satu sarana dalam
mendukung layanan bimbingan dan konseling. Peran teknologi informasi dalam hal ini meliputi :
a) Sebagai cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan ataupun mengasah kemampuan
konselor atau guru BK dalam memberikan layanan yang inovatif dan kreatif.
b) Sebagai sarana dan prasarana dalam mengembangkan media layanan BK.
c) Sebagai pemenuhan waktu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan siswa.
8

BAB III
Metode Pelaksana

a. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian wawancara. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui apa saja
bimbingan yang diberikan oleh guru BK selama masa pandemic covid-19.
b. Langkah Penelitian
Untuk melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti ini menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mencari informasi tentang pengembangan media BK di Sekolah
2.Menetapkanguru BK yang akan diwawancarai.
3.Menyampaikan maksud dan tujuan kegiata yang akan dilakukan oleh peneliti.
4.Setelah melakukan kegiatan peneliti mengucapkan terimakasih
5.Setelah kegiatan selesai, peneliti melakukan evaluasi atas kegiatan tersebut.
c. Teknik Pengumpulan Data
Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini adalah observasi langsung dan
wawancara.
d. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut dilakukan.
Adapun penelitian yang kami lakukan di SMP Negeri 11 Medan pada tanggal 9 April 2022 pukul
09:00 WIB.
e. Prosedur Pengumpulan Data
Tahapan penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dengan menentukan fokus
penelitian, lokasi penelitian, mengumpulkan data-data dan mencari sumber-sumber data yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian, menentukan responden yang sesuai dengan dengan topik yang
akan kami Mini Risetkan. Selanjutnya peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul. Tahap
selanjutnya adalah dengan mengumpulkan data secara keseluruhan dan tahap terakhir yang
dilakukan adalah pembuatan kesimpulan dan saran.
9

BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil Obsevasi kegiatan bimbingan selama masa pandemic covid-19 di sekolah SMP N 11 Medan.
Hasil observasi kami di SMP N 11 Medan, dimana guru BK yang ada di sekolah menjelaskan
bahwa:
1. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi keadaan belajar-mengajar yang bersifat daring ini?
Jawab: Sisi positifnya ada orang tua yang dapat langsung mengawasi, namun dari sisi negatifnya
pelajar pada masa SMP belum sepenuhnya mengerti bagaimana menggunakan HandPhone
dengan bijak.
2. Dalam keadaan pandemi ini tentunya pemberian layanan BK dilakukan secara virtual/daring,
bagaimana tahapan atau proses yang Bapak/Ibu rencanakan agar proses pemberian layanan BK
dapat tersistematika dengan baik?
Jawab:Tidak ada jam khusus bagi guru BK. Jam pelajaran sudah diisi penuh oleh guru mata
pelajaran, dan adanya keberatan dari guru mata pelajaran apabila jamnya diambil. Hal itu
menyulitkan guru BK dalam memberi pelayanan kepada siswa.
3. Hambatan yang terjadi pada Bapak/Ibu atau siswa saat melakukan bimbingan?
Jawab:Tidak adanya jam khusus dalam pelayanan bimbingan.
4. Dalam keadaan pandemic covid ini, jenis layanan apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk
membimbing atau mengarahkan para siswa?
Jawab: Guru BK hanya bisa melakukan layanan pada saat siswa berada di sekolah. Guru BK
memantau kehadiran siswa lalu apabila sekiranya siswa tersebut jumlah kehadirannya sedikit,
maka akan dipanggil menjumpai guru BK.
5. Selain kendala atau kekurangan, apakah Bapak/Ibu menemukan kelebihan yang dihasilkan dari
pembelajaran daring?
Jawab:Adanya pengawasan langsung dari orang tua siswa. Jadi Guru BK terbantu dalam
mengawasi siswa selama daring.
6. Untuk mengatasi hambatan tersebut, bagaimana solusi yang Bapak/Ibu terapkan agar pemberian
layanan BK kepada siswa berjalan dengan baik?
Jawab: Memiliki kerja sama yang bagus dengan orang tua atau wali siswa.
10

7. Bagaimana pelaksanaan bimbingan siswa selama pandemic Covid-19?


Jawab: Selama pembelajaran daring, tidak ada pelayanan bimbingan.
8. Apa kendalan Bapak/Ibu saat membimbing siswa selama covid-19?
Jawab: Banyak siswa yang tidak hadir dengan alasan yang sepele dan alasan yang tidak masuk
akal.
9. Apakah ada media pendukung layanan selama masa pandemic Covid-19?
Jawab: Media HandPhone, aplikasi WhatsApp dan Google Form.
10. Apakah pelayanan di masa pandemic ini memudahkan atau sedikit sulit melihat perkembangan
dan melakukan pencatatan peserta didik?
Jawab: Mempersulit. Karena terkadang sulit untuk dapat mengawasi siswa dan bisa saja ada
siswa yang lolos dari pengawasan orang tua.

Jika di kaitkan hasil observasi dan wawancara yang di lakukan dengan dokumentasi data yang kami
dapatkan bisa membuktikan benar tidak ada pelayanan di sekolah tersebut dengan di lihatnya
lampiran dokumentasi data agenda bimbingan konseling yang menunjukan terakhir agenda tersebut
di pergunakan dan adanya layanan di lakukan pada tahun 2009/2010.Hal tersebut juga menjadi
faktor pembuktian mengenai tidak ada jam untuk guru bk memberi layanan kepada peserta didik.

Pada lampiran dokumentasi organisasi pelayanan bimbingan dan konseling menunjukan adanya
keterkaitan atau hubungan antara komponen satu atau komponen lainnya seperti guru mata
pelajaran pada guru bk dan wali kelas dengan guru bk,tetapi bebrapa wali kelas menganggap dan
tidak mengikutsertakan guru bk untuk bergabung di grup kelas untuk mengawasi peserta didik di
11

kelas. Guru mata pelajaran menganggap jika guru bk bergabung ke grup kelasnya nantinya akan
mencari kesalahan anak didiknya karena hal itu wali kelas tersebut tidak mengikut sertakan guru
bk dan menyelesaikan masalah anak didiknya sendiri tanpa bantuan guru bk.
12

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Sebagai akhir dari penelitian yang dilaksanakan dengan berdasarkan rumusan masalah, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan BK selama pandemic Covid-19, tidak terlaksanakan
dengan cukup baik. Karena tidak adanya jam khusus bagi guru BK untuk melaksanakan pelayanan.
Selama pembelajaran daring, pelayanan juga tidak terlaksanakan, guru BK hanya memantau
kehadiran siswa dan tidak melakukan pelayanan khusus.

2. Saran
Kegiatan bimbingan di SMP Negeri 11 Medan selama pandemic Covid-19, belum cukup baik.
Kurang adanya kerja sama yang baik dari kompunen sekolah yang lain, yang dapat membantu
terlaksananya pelayanan BK. Sekolah seharusnya memberi jam khusus untuk melaksanakan
layanan, terkhususkan untuk kelas 3 yang akan memasuki jenjang SMA.
13

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. (1996). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Suherman. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling, UPI: Bandung

Rahmi,S. (2020). LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA MASA PANDEMI COVID-
19. Jurnal Konseling Komprehensif: Kajian Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling.
Vol 7, No. 2. hlm. 58—67.
14

Lampiran Dokumentasi:

You might also like