You are on page 1of 24

INSTRUMEN - INSTRUMEN ELEKTRONIK UNTUK

PENGUKURAN TEGANGAN, ARUS, TAHANAN, DAN


PARAMETER RANGKAIAN LAINNYA

Dosen Pengampu: Ir. I Gusti Ngurah Janardana, M.Erg

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2:
1. Dewa Putu Satria Adi Luhur (2005541097)
2. Dharma Bagus Saputra (2005541082)
3. Ester Nunut Asihanna (2005541080)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, semakin banyak hal dan inovasi baru yang
akan muncul untuk mempermudah pekerjaan manusia, tidak terlepas juga dari alat-alat ukur
yang biasa kita gunakan sehari-hari. Munculnya suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur besaran-besaran. Alat-alat ukur elektronik seperti voltmeter, amperemeter, dan
ohmmeter menggunakan sebuah penguat, penyearah, dan rangkaian lainnya untuk
membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan besaran yang diukur. Dalam hal ini, arus
akan menggerakkan suatu mekanisme alat ukur konvensional dari jenis penunjuk arus searah.
Pada kebanyakan voltmeter menggunakan suatu metode gerak suspense ban yang kencang.
Hal ini dilakukan sebagai pengganti untuk mekanisme pivot dan jewel yang lebih
konvensional.
Voltmeter adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara paralel
pada elemen yang hendak diukur (Daryanto, 2008). Untuk mengukur beda potensial antara
dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan kedua
buah titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan
komponen tersebut.Voltmeter digital memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam
bentuk angka diskrit, sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu
seperti dalam alat ukur analog. Pada alat ukur yang dibuat dalam pengukuran tegangan dan
arus dilakukan dengan proses transformasi besaran yang diukur menjadi bentuk besaran
tegangan dan arus yang lebih rendah menggunakan transformator penurun tegangan
(Pakpahan, Sahat. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga).
Instrumen digital yang tersedia untuk mengukur tegangan, arus, dan tahanan memiliki
variabel yang dapat diukur dengan menggunakan transduser yang sesuai. Misalnya seperti
menggunakan unit-unit cetakan, peralatan pita magnetik, dsb. Data yang sudah dirancang
dalam bentuk digital nantinya akan memudahkan dalam proses pengolahan data dengan
minim kesalahan. Dalam pengujian alat pengukur tegangan, arus dan frekuensi listrik arus
bolak-balik satu fasa ini terdapat kesalahan rata-rata pengukuran (error pengukuran) pada
pengukuran tegangan sebesar 0.45%, pengukuran frekuensi sebesar 0,09%, dan pengukuran
arus sebesar 2% (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Bagaimana instrumen pengukuran dari voltmeter elektronik?
2. Bagaimana rangkaian dasar dari multimeter elektronik?
3. Bagaimana karakteristik umum dari voltmeter digital?
4. Bagaimana rangkaian dasar dari alat ukur Q (Q-Meter)?
5. Bagaimana cara kerja dari alat ukur impedansi vektor dan voltmeter vektor?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui instrumen pengukuran dari voltmeter elektronik.
2. Dapat mengetahui rangkaian dasar dari multimeter elektronik.
3. Dapat mengetahui karakteristik umum dari voltmeter digital.
4. Dapat mengetahui rangkaian dasar dari alat ukur Q (Q-Meter).
5. Dapat mengetahui cara kerja dari alat ukur impedansi vektor dan voltmeter vektor.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengenalan Instrumen-Instrumen Elektronik


Dewasa ini pengukuran alat-alat mekanikal dan elektrikal sebagian besar dilakukan
dengan menggunakan instrumen elektronik, bukan lagi dengan peralatan-peralatan kuno yang
digunakan pada zaman dulu. Beberapa teknisi juga sudah menggunakan alat-alat yang terbaru
untuk pekerjaan kalibrasi yang khusus, meskipun masih ada beberapa orang yang masih
menghitung secara manual.
Penting untuk mengenal beberapa alat atau instrumen dasar untuk melatih dan
membiasakan diri dalam melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengukuran.
Ada berbagai macam alat atau instrumentasi yang penting dan utama untuk dikenali,
antara lain adalah voltmeter, multimeter, oscilloscope, frekuensi counter, amperemeter,
ohmmeter, spectrum analyzers, fungsi generator, perekam jalur grafik, dsb. Pada pokok
pembahasan untuk materi ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai alat/instrumen-instrumen
elektronik yang diantaranya adalah voltmeter, multimeter, alat ukur Q, dan impedansi vektor.

2.1 Voltmeter Elektronik


2.1.1 Voltmeter Arus Searah (DC) Dengan Penguat Tergandeng Langsung
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial
tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang
digunakan dalam sebuah voltmeter DC hampir sama dengan konsep pada amperemeter. Pada
voltmeter arus searah atau DC voltmeter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri
dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang
berfungsi sebagai pengali (multiplier). Penguat-penguat dc yang digunakan dalam voltmeter
elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu : (a) penguat dc tergandeng
langsung (direct coupled cd amplifier); (b) penguat jenis pencincang (chopper type dc
amplifier).
(Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).
Gambar diatas menunjukkan diagram skema sebuah penguat dc tergandeng langsung
dengan masukan FET bersama sebuah alat pencatat. Tegangan masukan dc: dihubungkan ke
pelemah masukan yakni alat kontrol terkalibrasi pada panel depan yang ditandai oleh
RANGE. Pembagi tegangan masukan memungkinkan pemasukan tegangan maksimal sebesar
0,5 V ke gerbang FET n saluran tanpa mengakibatkan cacat (distorsi) gelombang. FET
dihubungkan sebagai sebuah "source follower" dan digandengkan langsung ke transistor npn
Q2 yaitu sebuah "emitter follower". Q2 merupakan salah satu lengan sebuah rangkaian
jembatan yang lengan-lengan lainnya terdiri dari tahanan emitter Q2 sebesar 10 KΩ dan
potensiometer 2,5 kΩ yang serf dengan tahanan 2,2 kΩ.Kesetimbangan jembatan atau arus
nol pada alat pencatat diperoleh dengan mengatur potensiometer pengatur nol (Sapiie,
Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita).

2.1.2 Voltmeter Arus Searah dengan Penguat Jenis Pencincang (Chopper Type DC Voltmeter)
Instrumen dalam daerah pengukuran microvolt memerlukan sebuah penguat arus searah
berpenguat tinggi untuk menyalurkan arus yang cukup agar dapat menggerakkan alat
pencatat.Pada voltmeter yang bersensitivitas tinggi sering menggunakan penguat DC jenis
pencincang. Dalam hal ini, tegangan masukan searah (DC) akan diubah menjadi sebuah
tegangan bolak-balik AC, diperkuat oleh sebuah penguat AC dan kemudian diubah kembali
menjadi tegangan DC yang sebanding dengan sinyal masukan semula (Sapiie, Soedjana.
2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita).
Dapat dilihat pada gambar disamping, dioda-dioda
cahaya (photodiodes) digunakan sebagai pencincang
yang bukan mekanis untuk memodulasi (pengubahan
dari dc ke ac) dan demodulasi (pengubahan kembali
dari ac ke dc). Sebuah fotokonduktor, bila diterangi
oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai suatu
tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus
sampai beberapa ribu ohm. Bala tidak diterangi,
tahanan foto konduktor ini bertambah secara tajam,
biasanya sampai beberapa mega ohm.

Impedansi masukan dari voltmeter arus searah dengan penguat pencincang (chopper
amplifier DC voltmeter) biasanya adalah dalam orde 10 Mῼ atau lebih, kecuali pada
rangkuman-rangkuman masukan yang sangat rendah. Untuk menghilangkan kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh impedansi sumber yang tinggi, kadang-kadang di dalam
rangkaian alat ukur dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling feature). Penambahan
yang sangat bermanfaat ini menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri dengan
masukan (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita).

2.1.3 Voltmeter AC dengan Menggunakan Penyearah


Dapat diketahui bahwa pada dasarnya voltmeter elektronik AC (arus bolak balik)
identik dengan voltmeter DC kecuali pada tegangan yang harus dibuat searah (diratakan)
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke rangkaian alat pencacah arus searah. Dalam beberapa
hal penyearahan terjadi sebelum penguatan. Pada sebuah rangkaian dioda sederhana
mendahului penguat dan alat pencatat, seperti pada gambar dibawah ini:
Kemudian, dalam pendekatan lain, sinyal ac disearahkan sesudah penguatan dimana
penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian alat ukur yang 'dihubungkan ke
terminal-terminal keluaran dari penguat ac- umumnya, pendekatan ini memerlukan sebuah
penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang tinggi dan umpan balik negatif yang besar
guna mengatasi ketidaklinearan dioda-dioda penyearah. (Rahman, Anugrah.2011.
Pengukuran Besaran Elektrik. Bandung: ITT)
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Beberapa rangkaian penyearah dasar ditunjukkan pada gambar. Dioda yang


dihubungkan secara seri memberi penyearahan setengah gelombang dan nilai rata-rata dari
tegangan setengah gelombang dibangkitkan pada tahanan dan dimasukkan ke terminal-
terminal masukan penguat DC. Penyearahan gelombang penuh dapat diperoleh dengan
\rangkaian jembatan pada gambar, dimana nilai rata-rata gelombang sinus dimasukkan ke
penguat dan rangkaian alat pencatat. Dalam beberapa hal, mungkin terdapat persyaratan
untuk mengukur nilai puncak sebuah bentuk gelombang sebagai pengganti nilai rata-rata
maka rangkaian pada gambar dapat digunakan (Naga, S. Dali. 2006. Perancangan Dan
Implementasi Alat Ukur Daya Listrik Arus Bolak-Balik Satu Fasa Berbasis Personal
computer. Jurnal Tesla Vol 8).

Nilai rms dari sebuah gelombang tegangan yang mempunyai penyimpangan positif dan
negatif yang sama dikaitkan ke nilai rata-rata oleh faktor bentuk. Hal ini dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Jika bentuk gelombang adalah sinuosida, faktor bentuk sama dengan:


Bila sebuah voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rata-rata mempunyai
tanda skala yang berhubungan dengan nilai rms gelombang masukan sinus yang dimasukan,
tersebut, tanda-tanda tersebut secara aktual dikoreksi oleh sebuah vaktor 1,11 dari tegangan
rata-rata. Bentuk gelombang yang bukan sinusoida bila dimasukkan ke voltmeter ini, akan
menyebabkan alat pencatat membaca tinggi atau rendah bergantung pada faktor bentuk
gelombang.
(Rahman, Anugrah.2011. Pengukuran Besaran Elektrik. Bandung: ITT)
2.2 Multimeter Elektronik
2.2.1 Rangkaian Dasar
Salah satu instrumen yang paling terandalkan yang mampu untuk mengukur tegangan
DC dan AC seperti halnya arus dan tahanan adalah multimeter semikonduktor atau VOM.
Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu instrumen ke yang lain. Umumnya, sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut ini:
1. Penguat DC jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.
2. Pelemah masukan atau sakelar rangkuman (RANGE), guna membatasi besarnya
tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
3. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukan ac ke nilai dc yang se-
banding.
4. Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran
tahanan.
5. Saklar fungsi (FUNCTION), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari
instrumen tersebut.
(Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta:
Erlangga).

Gambar diatas menunjukan diagram skema sebuah penguat dc yang menggunakan


transistor efek medan (field effect transistor, FET). Rangkaian ini juga terdapat di dalam
sebuah pendiri dari dua FET yang akan cukup sesuai bagi penguatan arus guna menjamin
stabilitas termal dari rangkaian. Kedua FET membentuk lengan-lengan atas sebuah jembatan
tahanan-tahanan bersumber R1 dan R2 bersama tahanan pengatur nol R3 membentuk lengan-
lengan jembatan jembatan bagian bawah. Mekanisme alat ukur yang dihubungkan di antara
terminal-terminal sumber dari FET menyatakan dua pojok jembatan yang saling berhadapan.
(Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta:
Erlangga)

2.2.2 Rangkuman Tahanan


Bila sakelar fungsi dari multimeter ditempatkan pada posisi OHM, tahanan yang tidak
diketahui terhubung seri dengan sebuah baterai internal, dan alat pencatat semata-mata
mengukur penurunan tegangan pada tahanan yang tidak diketahui tersebut.

Bila Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke terminal-terminal OHM dari multimeter,


batere 1,5 v mengalirkan arus melalui salah satu tahanan rangkuman yang tidak diketahui
menuju tanah.penurunan tahanan Vx dan Rx dimasukan ke masukan penguat jembatan dan
menyebabkan suatu penyimpanan pada suatu alat pencatat. Karena penurunan tegangan pada
Rx berbanding langsung dengan tahanannya, skala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam
tahanan.
Tegangan ac yang diukur dimasukan ke sebuah penyearah gelombang penuh (puncak ke
puncak) yang memuati sebuah kapasitor ke nilai puncak ke puncak dari sinyal ac. Rangkaian
jenis ini juga dikenal sebagai pendobel tegangan (voltage doubler). Selanjutnya tegangan ac
yang disearahkan diumpamakan ke penguat melalui pembagian tegangan RANGE yang biasa
(Setiawan, Iwan.2009.Instrumentasi Pengukuran Listrik Searah.Yogyakarta: Universitas
Diponegoro)

2.3 VOLTMETER DIGITAL


2.3.1 Karakteristik Umum
Voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam bentuk
angka diskrit angka sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu
seperti dalam alat-alat analog. Dalam banyak pemakaian penunjukan dengan angka adalah
menguntungkan sebab mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi,
menghilangkan kesalahan paralaksis, memperbesar kecepatan pembacaan, dan kerap kali
melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi pengelolaan dan pencatatan
selanjutnya.
DVM merupakan suatu instrumen yang terandalkan dan teliti yang dapat digunakan
dalam banyak pemakaian pengukuran di laboratorium. Karena perkembangan dan
penyempurnaan modul-modul rangkaian terpadu (integrated circuit IC), ukuran, kebutuhan
daya dan harga DVM telah berkurang secara drastis sehingga DVM secara aktif dapat
bersaing terhadap instrumen-instrumen analog konvensional, baik dalam portabilitas maupun
harga (Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).
Kualitas DVM yang menonjol dapat digambarkan dengan menemukan sebagian karakteristik
operasi dan karakteristik prestasi yang khas. Spesifikasi berikut tidak semua berlaku pada
suatu instrumen tertentu, tetapi mereka betul-betul menyatakan informasi yang absah
mengenai keadaan sekarang ini :
a. Rangkuman masukan : dari ± 1,000000 V sampai ± 1000,000 V, dengan pemilihan
rangkuman secara otomatis dan indikasi beban lebih.
b. Ketelitian mutlak sebesar ± 0,005 % dari pembacaan.
c. Stabilitas : jangka pendek 0,002 % dari pembacaan untuk periode 24 jam ; jangka
panjang 0,008 % pembacaan untuk periode 6 bulan.
d. Resolusi : 1 bagian dalam 106 (1 V dapat dibaca pada rangkuman masukkan 1 V)
e. Karakteristik masukan : tahanan masukan khas adalah 10 ; kapasitas masukan khas
adalah 40 PF.
f. Kalibrasi : standar kalibrasi internal yang memungkinkan kalibrasi tidak bergantung
pada rangkaian ukur diperoleh dari sumber referensi yang distabilkan.
g. Sinyal – sinyal keluaran : perintah mencetak memungkinkan keluaran menuju unit
pencetak ( printer ) keluaran BCD ( Binary Coded Decimal = bilangan desimal yang
masing-masing angka dinyatakan oleh empat bit ) untuk pengolahan atau pencatatan
digital.

Voltmeter digital dapat dikelompokan sesuai dengan kategori berikut :


a. Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM)
b. Voltmeter digital jenis penggabungan / integritas (integrating DVM)
c. Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM )
d. Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive approximation DVM)
(Sapiie, Soedjana. 2000. Pengukuran Dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita).

2.3.2 DVM Tipe Tanjak


Prinsip operasi DVM tipe tanjak (ramp type) didasarkan pada pengukuran waktu yang
diperkirakan oleh sebuah tegangan tanjak linear agar naik dari level 0 V ke level tegangan
masukan, atau agar berkurang dari level tegangan masukan ke nol. Selang waktu ini diukur
dengan sebuah pencacah selang waktu elektronik, dan pencacah diperagakan dalam sejumlah
angka pada tabung penunjuk elektronik.
Pengubahan dari sebuah tegangan ke suatu selang waktu digambarkan oleh diagram
bentuk gelombang pada gambar 10-16. Pada permulaan siklus pengukuran, sebuah tegangan
tanjak dimulai ; tegangan ini bisa menuju positif atau negatif. Tanjakan yang menuju negatif
ditunjukan pada gambar 10-16, dibandingkan secara kontinu terhadap tegangan masukan
yang tidak diketahui. Pada saat dimana tegangan tanjak sama dengan tegangan yang tidak
diketahui, sebuah rangkaian pembanding atau komparator membangkitkan sebuah pulsa yang
membuka sebuah gerbang. Tegangan tanjak terus berkurang terhadap waktu sampai akhirnya
mencapai 0 V (atau potensial tanah), dan sebuah pembanding lainnya membangkitkan sebuah
pulsa keluaran yang menutup gerbang (Cooper ,William David.1994.Instrumentasi
Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta: Erlangga).
Sebuah osilator membangkitkan pulsa-pulsa lonceng yang diijinkan lewat melalui
gerbang menuju sejumlah unit pencacah kelipatan sepuluh (DCU-decade counting unit ) yang
menjumlahkan jumlah pulsa yang lewat melalui gerbang. Bilangan desimal, yang
diperagakan oleh tabung indikator yang bergantung dengan DCU, merupakan suatu ukuran
dari besarnya tegangan masukan.
Multivibrator atas dasar cuplikan ( sample rate multivibrator) menentukan laju
kecepatan pada mana siklus pengukuran dimulai. Osilasi multivibrator ini biasanya dapat
diatur oleh sebuah alat kontrol di panel depan dengan diberi tanda rate, yakni dari beberapa
getaran per-sekon sampai sebesar 1000 atau lebih. Rangkaian atas dasar cuplikan melengkapi
pulsa permulaan bagi generator tanjak guna memulai tegangan tanjak berikutnya. Pada waktu
yang bersamaan dibangkitkan sebuah pulsa untuk me-nol-kan (reset pulsa) yang
mengembalikan semua DCU ke keadaan nol, menghilangkan peragaan dari tabung-tabung
penunjuk secara seketika (Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta : Erlangga).

2.3.3 DVM Tanjak Tipe Anak Tangga (Staircase-ramp DVM)


DVM tipe anak tangga ditunjukkan dalam diagram balok pada gambar 10-18. Dia
merupakan suatu variasi dari DVM tipe tanjak tetapi sedikit lebih sederhana dalam
rancangan keseluruhan, memperlihatkan suatu instrumen pemakaian umum dengan harga
yang sedang yang dapat digunakan di laboratorium, pada pangkalan uji produksi, bengkel
perbaikan, dan pada stasiun-stasiun pemeriksaan.

DVM ini melakukan pengukuran tegangan dengan membandingkan tegangan


masukannya terhadap sebuah tegangan tanjak anak tangga yang dibangkitkan secara internal.
Instrumen yang ditunjukkan pada gambar 10-18 mengandung pelemah masukan 10MΩ,
memberikan lima rangkuman masukan dari 100 mV sampai 100V skala penuh. Penguat arus
searah, dengan penguatan tetap sebesar 100, memberikan 10 V ke pembanding pada setiap
penyetelan tegangan skala penuh dari pembagi tegangan masukan. Pembanding mengindera
kesamaan antara tegangan masukan yang diperkuat dan tegangan tanjak anak tangga yang
dibangkitkan sebagai pengukuran yang berjalan meneruskan siklusnya.
Bila pertama-tama siklus pengukuran dimulai, lonceng (osilator relaksasi 4,5 kHz)
menyediakan pulsa ke ketiga DCU dalam bentuk air terjun. Pencacah satuan-satuan (units
counter) menyediakan sebuah pulsa pembawa ke dekade sepuluh pada setiap sepersepuluh
pulsa masukan. Dekade sepuluh tersebut mencacah pulsa pembawa dari dekade satuan dan
menyediakan pulsa pembawanya sendiri setelah dia mencacah sepuluh pulsa pembawa ke
sebuah rangkaian rangkuman lebih. Rangkaian rangkuman lebih menyebabkan sebuah
indikator pada panel depan menyala, mengingatkan operator bahwa kapasitas masukan dari
instrumen telah dilewati. Selanjutnya operator akan memindahkan pelemah masukan ke
kedudukan yang lebih tinggi berikutnya (Cooper ,William David.1994.Instrumentasi
Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta: Erlangga).
Masing – masing unit pencacah dihubungkan dengan sebuah pengubah digital-ke analog
(digital to analog converter, D/A). Keluaran dari pengubah D/A in terhubung secara paralel
dan memberikan arus keluaran yang sebanding dengan pencacah arus dari DCU. Penguat
anak tangga mengubah arus D/A menjadi tegangan anak tangga yang dimasukan ke
pembanding. Bila pembanding mengindera kesamaan tegangan masukan dan tegangan anak
tangga, dia menyediakan sebuah pulsa pemicu guna menghentikan osilator. Maka kandungan
arus dari pencacah sebanding dengan besarnya tegangan masukan.
Laju pencuplikan dikontrol oleh sebuah osilator relaksasi yang sederhana. Osilator ini
memicu dan me-nol-kan penguat alih dengan laju kecepatan sebesar dua cuplikan setiap
sekon. Penguat alih menyediakan sebuah pulsa yang mengalihkan informasi yang disimpan
didalam pencacah dekade menuju unit peraga di panel depan. Sisi belakang (trailing edge)
pulsa ini memicu penguat pembuat nol (reset amplifier) yang menyetel ketiga pencacah
dekade menjadi nol dan memulai suatu siklus pengukuran yang baru dengan menghidupkan
osilator majikan (master oscillator) atau lonceng (clock).
Rangkaian peraga menyimpan tiap-tiap pembacaan sampai selesai suatu pembacaan baru,
dan menghilangkan setiap kedip (blinking) atau pencacahan selama perhitungan (Cooper
,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta: Erlangga).

2.3.4 Multimeter Digital Tipe Penggabungan (Integrating DVM)


Multimeter digital tipe penggabungan / integrasi tegangan masukan rata-rata sebenarnya
melalui suatu periode pengukuran yang telah tertentu berbeda dengan DVM tipe tanjak yang
mencuplik tegangan pada akhir siklus pengukuran. Suatu teknik yang digunakan secara luas
untuk melakukan integrasi adalah menggunakan sebuah pengubah tegangan ke frekuensi
(voltage to frequency converter, V/F converter). Penguat volt ke frekuensi ini berfungsi
sebagai sistem kontrol umpan balik yang mengatur laju pembangkitan pulsa agar setimbang
dengan besarnya tegangan masukan.
Diagram balok yang disederhanakan untuk sebuah voltmeter digital jenis integrasi.
Tegangan DC yang diuji dimasukan ke tingkatan masukan yang memisahkan rangkaian
voltmeter terhadap rangkaian uji dan menyediakan pelemahan masukan yang dibutuhkan.
Sinyal masukan yang diperlemah ini dihubungkan ke pengubah V/F. Rangkaian ini terdiri
dari penguat integrasi, pendeteksi level tegangan (rangkaian pembanding), dan generator
pulsa. Penguat integrasi menghasilkan suatu tegangan keluaran yang sebanding dengan
tegangan masukan yang dikaitkan ke elemen masukan dan elemen um̲pan balik oleh
persamaan.
Vout = ʃ i dt
= ʃ V¬in dt
Jika tegangan masukan adalah konstan, keluaran adalah sebuah tegangan tanjak linear yang
memenuhi persamaan
Vout = V¬in -1/RC
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta:
Erlangga).
Bila tegangan tanjak mencapai suatu level tegangan negatif tertentu, alat deteksi level
memicu generator pulsa, yang memasukkan suatu langkah tegangan negatif ketitik
penjumlahan dari penguat integrasi. Hasil penjumlahan tegangan masukan dan tegangan
pulsa adalah negatif, menyebabkan tegangan tanjak mengubah (membalik) arahnya.
“Penjejakan (retrace) “ ini sangat cepat karena amplitudo pulsa adalah besar dibandingkan
terhadap tegangan masukan. Bila tanjak menuju positif yang sekarang mencapai 0 V, alat
deteksi level membangkitkan sebuah pemicu untuk me-nol-kan (reset trigger) generator
pulsa. Pulsa negatif diambil dari titik penjumlahan penguat integrasi dan yang tertinggal
hanya tegangan masukan mula-mula. Selanjutnya penguat menghasilkan kembali sebuah
tegangan tanjak menuju negatif dan prosedur berulang.
Laju pembangkit pulsa diatur oleh besarnya tegangan masukan dc. Tegangan masukan yang
lebih besar menyebabkan tanjakan lebih curam dan berarti laju pengulangan pulsanya (pulse
repetition rate), PRR) lebih cepat.
Keuntungan utama dari sistem pengubah analog ke digital adalah kemampuannya
mengukur adanya campuran derau yang besar secara cermat disebabkan masukan yang
digabungkan.
Pulsa keluaran dari alat deteksi level mengontrol gerbang sinyal memungkinkan pencacah
desimal untuk mengumpulkan suatu pencacah yang diberikan oleh rangkaian osilator kristal.
Bagian rangkuman yang selebihnya pada dasarnya identik dengan pencacah konvensional
lainnya dan tidak memerlukan pengembangan selanjutnya (Cooper,William
David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta : Erlangga).

2.3.5 DVM setimbang kontinu


Voltmeter digital jenis setimbang kontinu (continuous balance DVM) merupakan
instrumen yang harganya murah tapi memberikan prestasi yang sangat baik. Ketelitian
voltmeter ini biasanya adalah dalam orde 0,1 persen rangkuman masukannya. Dia
mempunyai impedansi masukan sebesar sekitar 10MΩ dengan resolusi yang dapat diterima
secara umum.

Tegangan masukan dc dimasukkan ke sebuah pelemah masukan yang memberikan


penyakelaran rangkuman yang tepat. Pelemah masukan berupa alat kontrol pada panel depan
yang juga menyebabkan sebuah penunjuk titik decimal bergerak pada permukaan peraga
sesuai dengan rangkuman masukan yang dipilih. Setelah lewat melalui sebuah rangkaian
proteksi kelebihan tegangan dan sebuah tapis pengafkiran arus bolak-balik ( AC rejection
filter), tegangan masukan dihubungkan ke satu sisi pembanding pencincang mekanis. Sisi
lain dari pembanding tersebut dihubungkan ke sebuah lengan geser (wiper) dari
potensiometer presisi yang dikemudikan oleh motor, yang dihubungkan pada sumber
tegangan referensi. Keluaran pembanding pencincang yang dikemudikan oleh tegangan jala-
jala dan bergetar pada frekuensi jala-jala, merupakan sebuah sinyal gelombang persegi.
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta:
Erlangga).
Sinyal gelombang persegi diperkuat oleh sebuah pra penguat berimpedansi tinggi
berderau rendah dan diumpamakan ke sebuah penguat daya. Penguat ini mempunyai redaman
khusus guna memperkecil lonjakan (overshoot)dan ayunan (hunting) pada posisi nol. Motor
servo, sewaktu menerima selisih sinyal gelombang persegi, mengemudikan lengan
potensiometer presisi menurut arah yang dibutuhkan untuk menghilangkan (cancel) tegangan
selisih pada pembanding pencincang. Motor servo juga mengemudikan sebuah indikator
mekanis tipe drum yang memiliki angka 0 sampai 9 yang tertera di sekeliling segmen-segmen
drum. Posisi dari poros motor servo sesuai dengan jumlah tegangan umpan balik yang
dibutuhkan guna menolkan masukan pencincang, dan posisi ini ditunjukkan oleh indicator
tipe drum. Dengan demikian, posisi poros merupakan indikasi besarnya tegangan masukan.
Jelas bahwa instrumen ini tidak “mencuplik” tegangan dc yang tidak diketahui secara
teratur seperti dalam halnya instrumen-instrumen yang lebih rumit, tetapi secara kontinu
mencari kesetimbangan tegangan masukan terhadap tegangan referensi yang dibangkitkan
secara internal. Karena didalam mekanisme ini tercakup gerak mekanis yang berbeda seperti
halnya pengaturan posisi lengan potensiometer dan putaran mekanisme indicator, waktu
pembacaan rata-rata adalah kira-kira 2 s. Akan tetapi, kesederhanaan perencanaan dan biaya
murah membuat instrumen ini suatu pilihan yang sangat menarik bila ketelitian yang ekstrim
tidak diperlukan (Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta : Erlangga).

2.3.6 Voltmeter digital dengan pendekatan secara berturut-turut (successive approximation


DVM)
Sekarang ini voltmeter digital dengan kemampuan 1000 pembacaan setiap sekon atau
lebih tersedia secara komersial. Umumnya, instrumen ini menggunakan konvertor dari jenis
pendekatan berturut-turut guna melakukan digitasi (digitization, pengubahan analog menjadi
digital ).
Pada permulaan siklus pengukuran, sebuah pulsa pemulai dimasukkan ke multivibrator
untuk menghidupkan dan mematikan (star-stop mutivibrator). Ini menyetel angka 1 dalam
register angka biner yang paling berarti (MSB, most significant bit) dan 0 dalam semua angka
biner yang kurang berarti. Dengan menganggap register pengontrol adalah 8 bit, maka
pembacaannya akan menjadi 10000000. Penyetelan permulaan pada register pengontrol ini
menyebabkan keluaran konverter D/A menjadi setengah tegangan suplai referensi (1/2 v).
keluaran konvertor dibandingkan oleh pembanding terhadap masukan yang tidak diketahui.
Jika tegangan masukan lebih besar dari tegangan referensi konvertor, pembanding
menghasilkan suatu keluaran yang menyebabkan register pengontrol menahan penunjukan 1
di dalam MSB nya, dan konvertor terus menyalurkan tegangan keluaran referensi sebesar ½
v.
Selanjutnya pencacah cincin (ring counter) bertambah satu hitungan, menggeser angka 1
dalam MSB kedua dari register pengontrol, dan pembacanya menjadi 110000000. Ini
menyebabkan konverter D/A memperbesar keluaran referensinya sebesar satu pertambahan
menjadi ½ V+1/4 V, dan pembanding yang lain terjadi terhadap tegangan masukan yang tidak
diketahui. Jika dalam hal ini tegangan referensi terkumpul sehingga melebihi tegangan yang
tidak diketahui, pembanding menghasilkan suatu keluaran yang menyebabkan register
pengontrol membuat MSB kedua menjadi 0 (reset). Kemudian keluaran konvertor kembali ke
level semula yaitu ½ V dan menunggu masukan lainnya dari register pengontrol guna
pendekatan berikutnya. Bila pencacah cincin menambah satu hitungan berikutnya, MSB
ketiga dari register pengontrol disetel ke 1 dan keluaran konvertor diperbesar oleh
pertambahan berikutnya menjadi ½ V + 1/8 V. jadi siklus pengukuran berjalan melalui
sederetan pendekatan berturut-turut dengan menahan atau menolak keluaran konvertor dalam
cara yang telah dijelaskan. Akhirnya bila “pencacah cincin” mencapai hitungan terakhir,
siklus pengukuran berhenti dan keluaran digital dari register pengontrol memperlihatkan
pendekatan terakhir dari tegangan masukan yang tidak diketahui. (Cooper ,William
David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik pengukuran.Jakarta: Erlangga).
Untuk tegangan masukan selain DC, level masukan berubah selama digitasi dan
keputusan yang dibuat selama pengubahan tidak konsisten (tetap). Untuk mencegah
kesalahan pengubahan ini, sebuah rangkaian cuplik dan penahan (sample and hold circuit,
SH) ditempatkan didalam masukan, langsung dibelakang pelemah masukan dan penguat.
Dalam bentuk yang paling sederhana, rangkaian SH dapat dinyatakan oleh sebuah saklar dan
sebuah kapasitor.
Dalam modus cuplik (sampel) sakelar tertutup dan kapasitor mengisi ke nilai sesaat
tegangan masukan. Dalam modus tertahan (hold) saklar terbuka dan kapasitor menahan
tegangan yang telah dimilikinya pada saat saklar terbuka. Jika pengemudian saklar selaras
dengan pulsa “ring counter”, pengukuran aktual dan konversi berlangsung bila rangkaian SH
berada dalam mous tertahan. Dalam sebuah rangkaian yang praktis saklar sederhana diganti
oleh saklar transistor yang bekerja cepat; dan guna memperbesar arus pengisian ke dalam
kapasitor, ditambahkan sebuah penguat operasional(Cooper,William
David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta : Erlangga).

2.4 ALAT UKUR Q (Q-METER)


2.4.1 Rangkaian dasar alat ukur Q
Alat ukur Q adalah sebuah instrumen yang dirancang guna mengukur beberapa sifat
listrik dari kumparan dan kapasitor. Bekerjanya instrumen laboratorium yang sangat
bermanfaat ini didasarkan pada karakteristik sebuah rangkaian resonansi seri yang telah
dikenal, yakni bahwa tegangan pada kumparan atau kapasitor sama dengan tegangan yang
dimasukkan dikalikan dengan Q rangkaian. Jika sebuah tegangan yang nilainya tetap
dimasukkan ke rangkain, sebuah voltmeter yang dihubungkan ke kapasitor dapat dikalibrasi
agar langsung menunjukkan Q.
Hubungan tegangan dan arus dari sebuah rangkaian resonansi seri ditunjukkan pada
Gambar. Pada resonansi, persyaratan-persyaratan berikut adalah sah:
Xc=Xl
Ec=lXc=Ixl
E=IR
Dimana E= tegangan yang dimasukkan
I= arus rangkaian
Ec =tegangan pada kapasitor
Xc =reaktansi kapasitif
Xl =reaktansi induktif
R= tahanan kumparan

Gambar rangkaian resonansi seri:

Menurut definisi, penguatan rangkaian adalah Q, dimana

Berarti jika E dipertahankan konstan dan levelnya diketahui, sebuah voltmeter yang
dihubungkan pada kapasitor dapat dikalibrasi langsung dalam Q rangkaian (Cooper ,William
David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta: Erlangga).

2.4.2 Metode Pengukuran


Untuk menghubungkan komponen-komponen dalam menggunakan alat ukur Q, terdapat 3
metode, yaitu hubungan langsung, sambungan seri, sambungan paralel.
a. Hubungan langsung: Kebanyakan kumparan dapat dihubungkan langsung ke terminal
uji. Rangkaian dibuat beresonansi dengan mengatur salah satu frekuensi osilator atau
kapasitor penggetar Q yang ditunjukkan, dibaca langsung pada alat ukur "Q
rangkaian", dimodifikasi dengan menyetel "Kalikan Q dengan" pada alat ukur. Bila
terakhir alat ukur disetel pada tanda kesatuan, alat ukur "Q rangkaian" membaca
langsung nilai Q yang tepat.
b. Sambungan seri: Disini, komponen yang diukur akan dihubungkan seri dengan
sebuah kumparan kerja yang stabil pada terminal uji (kumparan kerja biasanya
disuplai bersama instrumen). Dua pengukuran dilakukan: Dalam pengukuran pertama,
yang tidak diketahui dihubungsingkatkan oleh sebuah sabuk hubung singkat (shorting
strap) kecil dan rangkaian dibuat resonansi guna menetapkan suatu kondisi referensi.
Nilai kapasitor penyetelan (C1) dan Q yang ditunjukkan (Q1) dicatat. dalam
pengukuran kedua sabuk hubung singkat dilepas dan rangkaian disetalakar, kembali,
memberikan suatu nilai baru bagi kapasitor penyetelan (C2) dan perubahan nilai Q
dari Q1 menjadi Q2.
c. Sambungan paralel: Sebelum dihubungkan ke komponen yang tidak diketahui
rangkaian dibuat resonansi dengan menggunakan sebuah kumparan kerja yang sesuai,
guna menetapkan nilai-nilai referensi bagi Q dan C (Q1 dan C1). Selanjutnya bila
komponen yang diuji dihubungkan ke rangkaian, kapasitor diatur kembali agar ber-
resonansi, sehingga diperoleh suatu nilai baru bagi kapasitor penyetalaan (C2) dan
perubahan nilai Q rangkaian (∆Q) dari Q1 menjadi Q2.
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta:
Erlangga).

2.5 Alat Ukur Impedansi Vektor


Alat ukur impedansi vektor melakukan pengukuran impedansi dan sudut fasa secara
bersamaan pada rangkuman frekuensi dari 5 Hz sampai 500 KHz. Komponen yang tidak
diketahui cukup dihubungkan di antara terminal-terminal masukan instrument, frekuensi yang
diinginkan dipilih dengan mengatur alat-alat kontrol panel depan, dan kedua alat pencatat
pada panel depan akan menunjukkan besarnya impedansi dan sudut fasa.
Bekerjanya alat ukur impedansi vektor dapat memperhatikan hal dibawah ini:
1. Besarnya impedansi ditentukan dengan mengukur arus melalui komponen yang tidak
diketahui bila tegangan yang diketahui dihubungkan kepadanya atau dengan
mengukur tegangan komponen bila arus yang diketahui dilewatkan melaluinya.
2. Sudut fasa diperoleh dengan menentukan beda fasa antara tegangan komponen dan
arus melalui komponen tersebut.
(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta :
Erlangga).
Pengembangan instrumen sedemikian seperti halnya alat ukur impedansi vektor (vector
impedance meter) memungkinkan pengukuran impedansi pada suatu rangkuman frekuensi
yang lebar. Kurva-kurva frekuensi penyapu (sweep-frequency plots) dari impedansi dan sudut
fasa terhadap frekuensi yang memberikan liputan lengkap dalam batas-batas frekuensi yang
diselidiki, juga dapat dilakukan.
Kalibrasi alat ukur impedansi vektor biasanya dilakukan dengan menghubungkan
komponen-komponen standar terminal ke masukan. Komponen ini bisa tahanan standar atau
kapasitor standar. Sebuah pencacah elektronik (electronic counter) diperlukan guna
menentukan dengan tepat perioda dan frekuensi uji yang dihubungkan. Bila nilai komponen
yang diuji dan frekuensi sinyal uji keduanya diketahui secara tepat, impedansi atau reaktansi
dapat ditentukan dan dibandingkan terhadap penunjukan alat ukur kebesaran Z. dengan
menghubungkan sebuah tahanan standar ke terminal masukan, alat ukur sudut fasa akan
menunjuk 0°(Cooper ,William David.1994.Instrumentasi elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta: Erlangga).
2.6 Voltmeter Vektor
Voltmeter vektor digunakan untuk mengukur amplitudo sebuah sinyal pada dua titik
didalam sebuah rangkaian dan secara bersamaan mengukur beda fasa antara bentuk-bentuk
gelombang tegangan pada kedua titik tersebut. Voltmeter vektor ini sangat bermanfaat dalam
pemakaian VHF (Very High Frequency) dan dapat digunakan dalam pengukuran-pengukuran
seperti berikut:
1. Penguatan penguat dan pergeseran fasa.
2. Kerugian sisipan yang kompleks (complex insertion loss).
3. Fungsi alih penapis (filter transfer function).
4. Parameter jaringan dengan dua titik singgah (two port network).
(Sapiie, Soedjana.2005.Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT Pradnya
Paramita)
Pada dasarnya voltmeter vector mengubah dua sinyal frekuensi radio (RF Radio
frequency) dengan frequency dasar yang sama (dari 1 MHz sampai 1 GHz) menjadi dua
sinyal IF (Intermediate Frequency) dengan Frekuensi dasar sebesar 20 kHz. Sinyal IF ini
memiliki amplitudo, bentuk gelombang dan hubungan fasa yang sama seperti sinyal RF yang
asli. Sehingga, komponen dasar pada sinyal IF berhubungan dengan komponen dasar sinyal
RF. Komponen dasar yang disaring oleh sinyal IF akan diukur dengan voltmeter dan alat ukur
fasa 5 bagian utama :
1. Dua konvektor RF ke IF
2. Satu pengontrol fasa otomatis
3. Satu rangkaian alat ukur fasa
4. Rangkaian voltmeter
Untuk menentukan beda fasa antara kedua sinyal IF, penguat yang disetarakan disusul
oleh rangkaian pengukur fasa. Pertama-tama masing-masing saluran yang diperkuat dan
kemudian dibatasi, memperlihatkan gelombang sinyal persegi pada masukan menuju
rangkaian penggeser fasa IF. Rangkaian di dalam saluran A menggeser fasa sinyal gelombang
persegi sebesar +60 derajat. Rangkaian di dalam saluran B menggeser fasa sinyalnya sebesar
-120 derajat. Kedua pergeseran fasa dilakukan oleh suatu gabungan jaringan kapasitif
bersama penguat pembalik fasa (inverting amplifier) dan bukan pembalik fasa (non inverting
amplifier) yang keluaran penjumlahan vektornya menyediakan pergeseran fasa yang
diinginkan. Keluaran rangkaian penggeser fasa diperkuat dan dijepit, menghasilkan bentuk
gelombang persegi dan dihubungkan ke penguat pemicu. Rangkaian ini mengubah sinyal
masukan gelombang persegi menjadi “spike-spike” positif dengan kenaikan waktu yang
sangat cepat. Multivibrator dengan dua kondisi stabil dipicu oleh pulsa-pulsa dari kedua
saluran. Saluran A dihubungkan ke masukan “reset”. Jika pergeseran fasa mula-mula antara
sinyal RF pada jarum penduga adalah 0 derajat, pulsa pemicu terhadap multivibrator berbeda
fasa 180 derajat disebabkan oleh tindakan rangkaian penggeser fasa. Maka, MV
menghasilkan sebuah keluaran gelombang persegi yang simetri terhadap nol. Setiap
pergeseran fasa pada jarum penduga RF membantu keseluruhan system dan mengubah pulsa
pemicu dari hubungan 180 derajat nya, menghasilkan suatu gelombang yang tidak simetri
(Sapiie, Soedjana.2005.Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT Pradnya
Paramita).
Setiap pergeseran fasa memperlihatkan suatu bentuk gelombang yang tidak simetri dan
memungkinkan arus yang lebih besar ataupun lebih kecil ke alat ukur fasa bergantung pada
apakah pergeseran fasa yang menyebabkan setengah siklus negatif pada gelombang persegi
menjadi lebih besar atau lebih kecil. Suatu pergeseran fasa sebesar 180 derajat akan
menyebabkan gelombang persegi turun menjadi salah satu dari tegangan dc positif atau
negative dan kemudian saklar tidak akan memperbolehkan arus atau arus maksimal ke alat
ukur fasa (Sapiie, Soedjana.2005.Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT
Pradnya Paramita).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Instrumen pengukuran voltmeter elektronik didahului oleh sebuah penguat dc.
Penguat dc yang digunakan dalam voltmeter elektronik dapat digolongkan menjadi 2
kelompok yaitu, penguat dc tergandeng langsung (direct coupled dc amplifier) dan
penguat dc jenis pencincang (chopper type dc amplifier).
2. Rangkaian dasar dari multimeter elektronik terdiri dari penguat dc jembatan
setimbang, pelemahan masukan atau saklar rangkuman (RANGE), baterai internal,
rangkaian penyearah, dan saklar fungsi (FUNCTION). Skala tahanan dari multimeter
elektronik dapat membaca tahanan yang bertambah besar dari arah kiri ke kanan.
3. Voltmeter digital (DVM) memperagakan pengukuran tegangan dc atau ac dalam
bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala
kontinu seperti dalam alat-alat analog. Voltmeter digital dapat dikelompokkan sesuai
dengan kategori berikut: voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM), voltmeter
digital jenis penggabungan/integrasi (integrating DVM), voltmeter digital setimbang
kontinu (continuous balance DVM), dan voltmeter digital dengan pendekatan
berturut-turut (successive approximation DVM).
4. Alat ukur Q adalah sebuah instrumen yang dirancang guna mengukur beberapa sifat
listrik dari kumparan dan kapasitor. Hal ini didasari pada karakteristik sebuah
rangkaian resonansi seri, yaitu bahwa tegangan pada kumparan atau kapasitor sama
dengan tegangan yang dimasukkan dikalikan dengan Q rangkaian.
5. Alat ukur impedansi vektor biasanya dilakukan dengan menghubungkan komponen-
komponen standar ke terminal masukan. Komponen ini bisa tahanan standar atau
kapasitor standar.
6. Voltmeter vektor mengukur amplitudo sebuah sinyal pada suatu titik di dalam sebuah
rangkaian dan secara bersamaan mengukur beda fasa antara bentuk-bentuk
gelombang tegangan pada kedua titik tersebut. Pada dasarnya voltmeter vektor
mengubah dua sinyal frekuensi radio (RF radio frequency) dan frekuensi dasar yang
sama (dari 1 MHz sampai 20 GHz) menjadi dua sinya IF (Intermediate Frequency)
dengan frekuensi dasar sebesar 20 kHz.

DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Iwan.2009.Instrumentasi Pengukuran Listrik Searah.Yogyakarta: Universitas
Diponegoro
Sapiie, Soedjana.2005.Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Cooper, William David.1994.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.Jakarta:
Erlangga
Rahman, Anugrah.2011.Pengukuran Besaran Elektrik.Bandung: ITT
Pakpahan, Sahat. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga
https://abi-blog.com/instrumentasi-elektronika-electronic-instrumentation/
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika_dan_instrumentasi
https://www.scribd.com/document/354675965/Sistem-Instrumentasi-Elektronik
http://fis15a-idacucisafitri.blogspot.com/2016/05/makalah-instrumen-instrumen-
elektronik.html
https://yanuirdianto.wordpress.com/2014/04/25/apa-itu-instrumentasi-elektronika/

You might also like