You are on page 1of 6

NOTULENSI ZOOM PERTAMA

KELOMPOK 4 KELAS 2D

PERAWATAN IBU TERHADAP BAYI 0-1 TAHUN SELAMA MASA PANDEMI

1. Ibu Armelia Putri (Ingrid)


2. Ibu Oneng (Jovian)
3. Ibu Idah (Jovian)
4. Ibu Elis (Jovian)
5. Ibu Idah (Thania)
6. Ibu Aulia (Siska)
7. Ibu Wiwit (Jovvita)
8. Ibu Nina (Farida)
9. Ibu Rima (Salwa)

PERTANYAAN

1. FAKTOR TEKNOLOGI: “Apakah ibu melibatkan teknologi seperti menggunakan


yt pada saat merawat anak?”
1. Ibu Armelia: Ada Sebagian liat dari yt, tapi kalau awal melahirkan dikasih tau
oleh perawat missal ganti popok 3 jam sekali, sisa-sisanya melihat dari youtube
dan dari google.
2. Ibu Elis: Kebanyakan melalui referensi dari ibu yang sudah berpengalaman lalu
saya terapkan ke anak, jarang saya mengakses Youtube.
3. Ibu Idah: Kebanyakan sama melalui dari ibu yang dahulu dan diterapkan ke anak
4. Ibu Aulia: Selama kehamilan didampingi dokter obgin, beberapa yang gabisa
ditanyakan, ditanyakan ke orang tua, ibu mertua, sisanya di internet dan youtube
untuk hal yang saya gatau. Tapi kebanyakan autodidak untuk mengetahui
bagaimana cara pengasuhan yang baik untuk anak.
5. Ibu Wiwit: Sesekali melibatkan youtube untuk referensi dan juga bertanya pada
orang tua, ibu mertua, dan untuk tumbuh kembangnya sesuai dengan masa
kembangnya. Mencari informasi juga untuk langkah awal yang harus diterapkan
sebelum ke rumah sakit.
6. Ibu Nina: Misal masalah popok melibatkan anggota keluarga seperti ibu dan
nenek, gasempet buka youtube atau google.
7. Ibu Rima: Kebanyakan masih menurut orang tua, misal kalau orang tua gabisa
Lebih baik langsung ke dokter, tapi beberapa menggunakan youtube dan
google

2. FAKTOR AGAMA & FALSAFAH HIDUP: “Bagaimana pendapat ibu jika anak
ibu sedang sakit lalu menurut kepercayaan yang ibu anut ada hal-hal yang harus
dilakukan apa tidak?”
1. Ibu Rima: Terkadang ada anak bayi rewel, namun ibu Rima suka melihat ke
kakanya terkait tindakan yang dilakukan, membawa ke ustad dibacakan doa.
2. Ibu Nina: tidak langsung bawa ke dokter, misal demam dikompres jika makin
tinggi baru ke dokter
3. Ibu Wiwit: jangan panik, berdoa, sering memberikan minum air putih, beri
vitamin, buah-buahan, kalau panas dikompres dulu, cek kondisi tubuh ada yang
memar tidak, melakukan pemijatan, mencari sumber referensi lain, jika dalam
jangka waktu 2-3 hari masih sakit baru dibawa ke rumah sakit.
4. Ibu Aulia: Sama seperti ibu wiwit, namun di cek terlebih dahulu apakah ada gejala
lain tidak, lebih focus terhadap apa yang diinginkan oleh anaknya. Selebihnya jika
susah diajak komunikasi tanyakan langsung ke dokter apa bisa hanya dengan
makan atau minum air yang banyak yang terpenting dengan full ASI dan makanan
bergizi.
5. Ibu Elis: Pasti ibu merasa was-was meskipun gak panik. Tapi dengan cara
dibalurin bawang dulu sebelum ke dokter. Kita harus tenang. Pertama-tama tapi
bawa ke dokter anak terlebih dahulu
6. Ibu Idah: Kalau pengalaman ibunya menggunakan obat herbal. Jika satu atau dua
hari masih sakit baru dibawa ke dokter.
7. Ibu Armelia: Gak terlalu percaya, namun sekedar menghargai saja. Tapi lebih
difokuskan ke segi kesehatan.

3. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN KETERTARIKAN KELUARGA:


“Bagaimana dukungan keluarga seperti suami, mertua, orang tua, terhadap perawatan
kepada bayi ibu?”
1. Ibu Armelia: Suami sangat mendukung, orang tua mendukung, mertua
mendukung. Tapi memang suka ada pro kontra missal dalam pemakaian bedak
bayi. Ada beberapa yang gadiikutin pendapat dari orang tua ataupun mertua.
2. Ibu Elis: Dukungan dari suami sangat mendukung. Paling utama tapi dari dokter
anak karena lebih tau cara dalam pengasuhan anak.
3. Ibu Idah: Dukungan utamanya dari suami demi kebaikan anak. Mertua kerja, ibu
jauh.
4. Ibu Aulia: Keluarga, saudara, suami sangat support dari kehamilan maupun sampe
melahirkan. Hal ini dapat menghindari baby blush. Kalau untuk mengurus anak
lebih percaya pada diri sendiri namun tetap tukar pikiran dengan orang yang lebih
berpengalaman.
5. Ibu Wiwit: Dukungannya semua positif, aktif kerja sama, responsif, selalu turut
membantu, segera ambil tindakan, protektif (hati-hati) ga sembarangan.
6. Ibu Nina: Keluarga, orang tua, suami, supportnya bagus missal memberi merawat
bayi, memberikan waktu beristirahat, membantu di saat posisi lagi menyusui.
7. Ibu Rima: Dari orang tua, keluarga, suami sangat mendukung karena baru pertama
kali belum paham betul cara mengurus bayi, lalu juga tukar pikiran dengan teman-
teman.

4. FAKTOR NILAI BUDAYA DAN GAYA HIDUP: “Apakah perawatan bayi ibu
sesuai dengan budaya Jawa Barat seperti memakai gurita atau koin?”
1. Ibu Rima: Memang disuruh menggunakan gurita atau koin tapi tidak diikuti,
namun tetap mengikuti dari kesehatan dan bidan saja.
2. Ibu Nina: Pernah sekali pakai gurita dibantu mertua, kalau koin gapernah. Kalau
pandemi pastikan batasi kunjungan orang kepada bayi, jika keluar rumah jaga
jarak, jika ga terpaksa keluar tidak keluar.
3. Ibu Wiwit: Untuk pemakaian gurita pernah beberapa kali selanjutnya bedong aja,
kalau koin tidak mengikuti. Perawatan pada masa pandemic memberikan asi
eksklusif selama 6 bulan selanjutnya MP Asi, rutin berjemur, rutin cuci tangan
sebelum interaksi dengan bayi, dijaga kebersihan rumah, menerapkan protokol
kesehatan.
4. Ibu Aulia: untuk tradisi-tradisi kepada bayi dari orang tua tidak terlalu berpikir
seperti itu, disikapi dengan dilihat terlebih dahulu apakah lebih baik atau
melanggar agama, lebih prefer ke kepercayaan sendiri. Kalau lagi pandemic lebih
baik gabawa anak keluar, tapi lebih baik di rumah aja supaya ga dipegang-pegang
orang karena anak punya privacy.
5. Ibu Elis: untuk tradisi beberapa saja yang saya ikuti, kita balik lagi ke tradisi itu
apa yang baik untuk kesehatan. Kalau pandemi lebih banyak diam dirumah.
6. Ibu Idah: Jarang keluar tapi tetap jemur, sering dirumah.
7. Ibu Armelia: Kalau gurita pernah sekali, kalau saat pandemic jarang banget buat
bawa anak keluar, dikurangi interaksi dengan bayinya, menjaga kebersihan rumah,

5. FAKTOR KEBIJAKAN DAN PERATURAN YANG BERLAKU: “Apakah ibu


setuju dengan kebijakan pemerintah mengenai diadakannya vaksin untuk bayi usia 0-
1 tahun? Bagaimana pendapat ibu?”
1. Ibu Armelia: sangat setuju dengan adanya vaksin
2. Ibu Idah: setuju untuk ada vaksin karena untuk kesehatan anaknya, kekebalan
tubuh
3. Ibu Aulia: setuju karna untuk menjaga kesehatan anak, sehingga saya rutin untuk
melakukan vaksin untuk anak saya
4. Ibu Wiwit: Kurang setuju karena khawatir rentan terhadap imunnya, apakah sudah
siap belum buat vaksin tersebut? Tapi kalau pada umumnya imunisasi buat bayi
saya setuju
5. Ibu Nina: Setuju untuk kesehatan anak, tapi untuk efeknya saya belum siap karena
kalau imunisasi rewel
6. Ibu Rima: Setuju saja baik imunisasi maupun vaksinasi karena dapat mencegah
penyebaran penyakit, untuk kekebalan tubuh anak juga.

6. FAKTOR EKONOMI: “Apakah bayi ibu selama masa pandemi telah terpenuhi dari
segi makanannya? Makanannya apa saja?”
1. Ibu Rima: kemarin masih diberikan asi ekskusif saja karena baru 1 bulan, tapi MP
Asi 6 bulan.
2. Ibu Nina: Dilihat dari makanannya 4 sehat 5 sempurna pagi, siang, sore tapi kalau
lagi ga nafsu makan diganti cemilan
3. Ibu Wiwit: Kurang tau terpenuhi atau tidaknya, karena sudah MP Asi diperhatikan
nutrisi hariannya dari sayuran, vitamin, protein
4. Ibu Aulia: Menurut saya cukup karena grafik berat badan meningkat, dan gapilih-
pilih makanan untuk anak saya misal salmon, ikan, dan lain-lain. Karena
gadikasih vitamin jadi dikasih full ASI, buah-buahan, sayuran.
5. Ibu Idah: timbangan berat badan naik terus jadi makanannya sudah stabil
menggunakan sayuran, lauk pauk
6. Ibu Armelia: Sudah MPasi jadi gizi insyaAllah tercukupi, sudah pernah coba
pakai SUN,nestle tapi gacocok.

7. FAKTOR PENDIDIKAN: “Apakah selama ini ibu sudah mendapatkan promkes


dari petugas kesehatan terkait perawatan bayi pada masa pandemi?”
1. Ibu Armelia: belum dapat sama sekali, kalau ada apa-apa langsung ke rumah sakit
2. Ibu Idah: suka ada dari posyandu dan puskesmas
3. Ibu Aulia: terkadang ada karena selain ke DSA di posyandu, dari dokter, kalau
kerumah belum ada
4. Ibu Wiwit: kalau kerumah belum, tapi kalau dari posyandu ada
5. Ibu Nina: kalau ke rumah belum, tapi posyandu ada
6. Ibu Rima: kalau ke rumah belum, kalau ada apa-apa langsung ke rumah sakit dan
ke bidan
DOKUMENTASI

You might also like