You are on page 1of 122

ANALISIS TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA

UNTUK PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI


(Studi Kasus : Proyek Pembangun Gedung Rumah Sakit Umum Type-C. Medan
Labuhan)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian


Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh :

Saptino Saputra Sinaga


12 0404 068

Dosen Pembimbing :

Ir. Indra Jaya Pandia, MT


NIP 19560618 198601 1 001

Dosen Co – Pembimbing :

Ir. Andy Putra Rambe, M.B.A


NIP 19680429 199703 1 002

BIDANG MANAJEMEN & REKAYASA KONTRUKSI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Perencanaan dan pengendalian proyek dapat dipengaruhi oleh beberapa


faktor yang ada seperti sumber daya, kondisi alam, ketersediaan material, dan
faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut juga dapat mengakibatkan
keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi. Oleh sebab itu, seorang kontraktor
harus mampu mengelola proyek konstruksi secara sistematis yang bertujuan untuk
dapat menyelesaikan proyek dalam jangka waktu yang tersedia dengan
memanfaatkan dana yang seefektif mungkin.
Untuk mengantisipasi keterlambatan dalam suatu proyek maka diperlukan
manajemen proyek yang baik dan percepatan dalam pelaksanaan. Pengendalian
proyek konstruksi yang baik dapat menekan penyimpangan yang dapat terjadi serta
kerugian yang akan timbul akibat keterlambatan proyek. Semakin besar suatu
proyek maka akan semakin banyak masalah yang akan timbul.
Pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Type-C di Kec.
Medan Labuhan, pada pada 21 Juni – 03 Febuari 2019 kumulatif realisasi proyek
adalah sebesar 10,614 %, sedangkan kumulatif rencana proyek adalah sebesar 16,52
%. Sehingga terjadi keterlambatan proyek sebesar 5,906%. Salah satu metode
percepatan durasi yang dapat digunakan adalah metode time cost trade off atau
dapat disebut sebagai metode pertukaran waktu dan biaya.
Alternatif percepatan yang digunakan adalah penambahan jam kerja (lembur)
dengan 2 (dua) dan 3 (tiga) jam kerja. Dalam penelitian ini digunakan bantuan
aplikasi Microsoft Project dalam menentukan jalur kritis.
Dari hasil analisis analisa metode Time Cost Trade Off pada proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Type-C di Kec. Medan labuhan, untuk
alternatif penambahan 2 jam kerja (lembur) diperoleh waktu optimum 323 Hari
Kerja dan total biaya sebesar Rp. 99.010.213.006,00. Sedangkan untuk alternatif
penambahan 3 jam kerja (lembur) diperoleh waktu optimum 305 Hari Kerja dan
total biaya sebesar Rp 103.309.994.667,00.

Kata Kunci : keterlambatan proyek, percepatan proyek, Crashing, Time Cost Trade
Off, Microsoft Project.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil

bidang studi Manejemen Rekayasa Konstruksi Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan judul :

“Analisis Time Cost Trade Off Dengan Penambahan Jam Kerja Untuk
Percepatan Proyek Konstruksi

(Studi Kasus : Proyek Pembangun Gedung Rumah Sakit Umum Type-C.

Medan Labuhan)”

Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas

dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya

ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa

pihak yang berperan penting yaitu :

1. Terutama kepada kedua orang tua saya, Drs. Wardi Sinaga dan Maria Ganda

Putri Silitonga serta kepada abang dan kakak saya Ariandi Sopar Sinaga dan

Novia Surya Ningsih Sinaga yang telah memberikan dukungan penuh, nasehat,

motivasi serta mendoakan saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, M.T. dan Bapak Ir. Andy Putra Rambe, M.B.A.

sebagai Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberi bimbingan,

saran, dan dukungan dalam bentuk waktu dan pemikiran untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

ii

Universitas Sumatera Utara


3. Bapak Medis S Surbakti, S.T, M.T, Ph.D sebagai Plt Ketua Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. M Ridwan Anas, M.T. sebagai Plt. Sekretaris Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan

pengajaran kepada Penulis selama menempuh masa studi di Departemen

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Pegawai Administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan kepada Penulis

selama menempuh masa studi di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

7. Terkhusus kepada adik stambuk 2014 M Rizky Indrawan yang telah

memberikan izin dalam menggunakan data proyek pada tugas akhir ini.

8. Teman – teman seperjuangan dikampus buat Adi, Indra, Vince, Richson, Gery

dan seluruh teman - teman stambuk 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per

satu terimah kasih buat kebersamaan yang selama ini baik diperkulihan

maupun dipertemanan yang luar biasa, semoga kita semua sukses selalu.

9. Abang dan kakak stambuk 2009, 2010 dan 2011 yang sudah membantu untuk

mengenal dunia perkulihan di teknik sipil.

10. Adik adik Stambuk 2013, 2014, dan 2015 yang sudah membantu di perkuliahan

maupun tugas-tugas besar lainya.

11. Seluruh rekan - rekan yang tidak mungkin saya tuliskan satu per satu atas

dukungannya yang sangat baik.

iii

Universitas Sumatera Utara


Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2019

Penulis

(Saptino Saputra Sinaga)


12 0404 068

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

1.4. Batasan Masalah ....................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5

2.1. Proyek ...................................................................................... 5

2.1.1. Manajemen Proyek ......................................................... 9

2.1.1.1. Jenis-jenis Kontrak ........................................... 12

2.1.2. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek ............................. 14

2.1.3 Durasi Kegiatan Proyek…………………………………. 17

2.2. Jenis-jenis Penjadwalan Proyek ................................................ 21

2.2.1. Bar Chart (Bagan Balok). ................................................ 22

2.2.2. Kurva S. .......................................................................... 22

2.2.3. Presedence Diagram Method (PDM). ............................. 23

2.2.4. Critical Path Method (CPM). .......................................... 25

Universitas Sumatera Utara


2.3.Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing) ............... 40

2.3.1. Biaya Tambahan Pekerja. ................................................ 42

2.3.2. Hubungan Antara Biaya dan Waktu. ............................... 43

2.4. Metode Tme Cost Trade Off ...................................................... 44

2.5. Microsoft Project ...................................................................... 48

2.5.1.Langkah-langkah Mengolah Data Microsoft Project......... 52

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 58

3.1. Metode Penelitian .................................................................... 58

3.1.1. Subyek dan Objek Penelitian. .......................................... 58

3.1.2. Pengumpulan Data-data Proyek. ...................................... 59

3.1.3. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktifitas. 59

3.1.4. Analisa Data.................................................................... 59

3.1.5. Penentuan Waktu dan Biaya Optimum. ........................... 60

3.1.6. Kesimpulan. .................................................................... 60

3.2. Alur Penelitian .......................................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 62

4.1. Analisa Data Proyek ................................................................. 62

4.1.1. Data Pekerjaan Umum Proyek ......................................... 62

4.2. Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek................................ 64

4.2.1. Durasi Proyek. ................................................................ 68

4.2.2. Biaya Proyek. .................................................................. 68

4.3. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas ...... 69

4.4. Perhitungan Crashing Program ................................................ 79

4.4.1. Penambahan Jam Kerja (Lembur).................................... 79

vi

Universitas Sumatera Utara


4.4.2. Crash Duration. .............................................................. 80

4.4.3. Crash Cost. ..................................................................... 83

4.4.4. Cost Slope. ...................................................................... 87

4.4.5. Analisa Time Cost Trade Off ........................................... 90

4.4.6. Analisa Percepatan Durasi. .............................................. 91

4.4.7. Analisa Waktu dan Biaya. ............................................... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 106

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 106

5.2. Saran ........................................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Triple Constraint 6

Gambar II. 2 Diagram PDM 24

Gambar II. 3 Hubungan Biaya-Waktu pada Keadaan Normal 27

Gambar II. 4 Hubungan Biaya-Waktu pada Keadaan Crash 27

Gambar II. 5 Hubungan Biaya-Waktu pada Keadaan Normal dan Crash 28

Gambar II. 6 Hubungan Kegiatan dalam CPM 30

Gambar II. 7 Hubungan EET Satu Kegiatan Menuju ke Satu Peristiwa 32

Gambar II. 8 Hubungan EET Beberapa Kegiatan Menuju ke Satu 33

Peristiwa

Gambar II. 9 Hubungan LET Sebuah Kegiatan Keluar dari Satu Peristiwa 34

Gambar II. 10 Hubungan LET Beberapa Kegiatan Keluar dari Satu 35

Peristiwa

Gambar II. 11 Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja 42

Gambar II. 12 Hubungan Waktu-Biaya Normal yang Dipersingkat untuk 44

Suatu Kegiatan

Gambar II. 13 Tampilan Gantt Chart View Microsoft Project 2016 49

Gambar II. 14 Hubungan Keterkaitan Antar Pekerjaan 51

Gambar IV. 1 Kegiatan Kritis 78

Gambar IV. 2 Grafik Perceptan Durasi untuk setiap pekerjaan pada 97

alternatif 2 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 3 Grafik Perceptan Durasi untuk setiap pekerjaan pada 98

alternatif 3 jam kerja (lembur)

viii

Universitas Sumatera Utara


Gambar IV. 4 Grafik Penambahan Biaya Langsung untuk setiap pekerjaan 99

untuk 2 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 5 Grafik Penambahan Biaya Langsung untuk setiap pekerjaan 100

untuk 3 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 6 Grafik Perubahan Biaya Langsung terhadap waktu untuk 101

alternatif penambahan 2 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 7 Grafik Perubahan Biaya Langsung terhadap waktu untuk 102

alternatif penambahan 3 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 8 Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan 104

penambahan 2 jam kerja (lembur)

Gambar IV. 9 Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan 105

penambahan 3 jam kerja (lembur)

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Perbedaan Kegiatan Operasional dan Kegiatan Proyek 8

Tabel II. 2 Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik 10

Tabel II. 3 Rangkuman penelitian terdahulu 53

Tabel IV. 1 Jenis Pekerjaan dan Durasi 64

Tabel IV. 2 Rincian Biaya 68

Tabel IV. 3 Hubungan Keterkaitan Antar Aktivitas 69

Tabel IV. 4 Kegiatan Kritis 76

Tabel IV. 5 Kegiatan Kritis Pekerjaan Struktur 77

Tabel IV. 6 Crash Duration untuk 2 Jam Lembur 81

Tabel IV. 7 Crash Duration untuk 3 Jam Lembur 82

Tabel IV. 8 Crash Cost untuk 2 Jam Lembur 85

Tabel IV. 9 Crash Cost untuk 3 Jam Lembur 86

Tabel IV. 10 Cost Slope untuk 2 Jam Lembur 88

Tabel IV. 11 Cost Slope untuk 3 Jam Lembur 89

Tabel IV. 12 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope terendah-tertinggi (2 Jam) 90

Tabel IV. 13 Urutan Kegiatan dengan Cost Slope terendah-tertinggi (3 Jam) 91

Tabel IV. 14 Total Durasi Proyek setelah Crashing untuk 2 Jam Lembur 92

Tabel IV. 15 Total Durasi Proyek setelah Crashing untuk 3 Jam Lembur 93

Tabel IV. 16 Hasil Perhitungan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk 2 Jam 95

Lembur

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV. 17 Hasil Perhitungan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk 3 Jam 96

Lembur

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam suatu proyek konstruksi tentu diperlukan hubungan kerjasama yang


baik antara pemilik proyek (owner), konsultan dan kontraktor. Pemilik proyek
dalam hal ini tentu menginginkan pelaksanaan proyek konstruksi berjalan dengan
lancar sesuai waktu yang di tentukan di dalam jadwal yang sudah di tenderkan. Oleh
sebab itu, seorang kontraktor harus mampu mengelola proyek konstruksi secara
sistematis yang bertujuan untuk dapat menyelesaikan proyek dalam jangka waktu
yang tersedia dengan memanfaatkan dana yang seefektif mungkin.

Untuk mengantisipasi keterlambatan dalam proyek maka diperlukan


manajemen proyek yang baik dan percepatan dalam pelaksanaan. Pengendalian
proyek konstruksi yang baik dapat menekan serta mengurangi penyimpangan yang
dapat terjadi dan kerugian yang akan timbul akibat keterlambatan proyek. Semakin
besar suatu proyek maka akan semakin banyak masalah yang akan timbul.

Percepatan proyek dapat dilakukan dengan penambahan jumlah pekerja,


penambahan jam kerja, dan metode pelaksanaan konstruksi yang lebih tepat.
Penambahan jam kerja dalam proyek konstruksi berpengaruh pada biaya total
proyek. Penambahan jam kerja dapat dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam,
dan 3 jam penambahan. Untuk mengetahui hal ini perlu dipelajari tentang jaringan
kerja yang ada, dan hubungan antara waktu dan biaya, hal tersebut disebut sebagai
Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Analysis).

Metode analisis pada penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan
oleh Carlos Marpaung angkatan 2012 Universitas Sumatera Utara. Dalam “ Analisa
Percepatan Waktu Pelaksanaan Proyek Dengan Penambahan Jam Kerja Pada
Proyek Pembangunan Gedung Asuransi Jasa Indonesia, Pematang Siantar”,
perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan bantuan software
Microsoft Project kemudian dilakukan crashing dengan penambahan jam kerja 3

Universitas Sumatera Utara


dan 4 jam penambahan, serta dihasilkan percepatan durasi 20 dan 24 hari serta
penelitian dari Mandiyo Priyo dan Muhamad Raa’uf Aulia Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam “Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada
Proyek Konstruksi: Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Indonesia, dimana
dihasilkan waktu dan biaya optimum akibat penambahan jam kerja (lembur)
didapat pada umur proyek 242 hari kerja dengan efisiensi waktu proyek sebanyak
24 hari (9,02%)

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai percepatan proyek dengan


penambahan jam kerja. Pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Umum
Type-C di Kec. Medan labuhan, dari hasil pengamatan peneliti pada 03 Febuari
2019 pekerjaan dalam proyek tersebut masih dalam tahap perkerjaan struktur yaitu
pekerjaan Pile Cap, Sloof, dan lain-lain. Pada 21 Juni – 03 Febuari 2019 kumulatif
realisasi proyek adalah sebesar 10,614 %, sedangkan kumulatif rencana proyek
adalah sebesar 16,52 %. Sehingga terjadi keterlambatan proyek sebesar 5,906%.
Penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi ini diakibatkan karena kondisi
mutu material yang tidak sesuai dengan kontrak pembelian. Untuk mengatasi
keterlambatan tersebut dilakukan percepatan dengan metode penambahan jam kerja
dengan tenaga kerja yang tersedia menggunakan Metode Analisis Pertukaran
Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Analysis) sehingga diketahui jumlah waktu
yang dipercepat serta penambahan biaya pada proyek.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka, rumusan permasalahan dari


penilitian ini adalah :

1. Berapakah jumlah durasi yang dapat dipercepat dalam penambahan jam


kerja untuk masing-masing jam lembur dengan menggunakan Time Cost
Trade Off?
2. Berapakah tambahan biaya penambahan jam kerja yang diperlukan dalam
percepatan proyek untuk masing-masing jam lembur dengan menggunakan
Time Cost Trade Off?

Universitas Sumatera Utara


1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan


yaitu:

1. Untuk mengetahui jumlah durasi yang dapat dipercepat dalam penambahan


jam kerja untuk masing-masing jam lembur dengan menggunkan Time Cost
Trade Off?
2. Untuk mengetahui tambahan biaya yang diperlukan dalam percepatan
proyek untuk masing-masing jam lembur dengan menggunakan Time Cost
Trade Off?

1.4 BATASAN MASALAH

Agar dalam pada penelitian ini lebih terarah pada permasalahan yang ada,
maka pada skripsi ini akan diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung Rumah Sakit


Umum Type-C di Kec. Medan Labuhan
2. Penambahan jam kerja lembur pada penelitian ini adalah penambahan 2 jam
dan 3 jam kerja.
3. Percepatan proyek dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Time Cost Trade Off dan dipusatkan pada pekerjaan struktur.
4. Harga satuan yang digunakan adalah harga satuan sesuai perencanaan
kontraktor.
5. Biaya yang dianalisa adalah biaya langsung proyek.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai sarana dalam menambah wawasan peneliti mengenai percepatan


proyek konstruksi dengan metode Time Cost Trade Off untuk penambahan
jam kerja
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak –
pihak konstruksi terutama pada proyek yang menjadi objek penelitian dalam
usaha percepatan waktu proyek konstruksi.

Universitas Sumatera Utara


3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.
4. Dengan adanya analisis ini dapat juga dijadikan patokan untuk
menyelesaikan proyek tersebut sehingga dapat memperkecil resiko akibat
keterlambatan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PROYEK

a. Definisi Proyek

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus

diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Berkaitan

dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat

pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik bagi pemilik proyek maupun

kontraktor (Ariany, 2010). Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang

kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, Iman. 1999).

b. Ciri Pokok Proyek

Menurut Soeharto, Iman (1999) Ciri pokok proyek adalah :

 Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau

hasil kerja akhir.

 Untuk mencapai produk hasil kerja akhir maka ditentukan jumlah biaya,

jadwal, dan mutu.

 Bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik

awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

Universitas Sumatera Utara


 Kegiatan nonrutin, tidak berulang-ulang (hanya terjadi satu kali), macam dan

intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

c. Tiga Kendala (Triple Constraint)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan proyek

konstruksi yaitu batasan besar anggaran yang dikeluarkan, waktu (jadwal) yang

ditentukan, dan spesifikasi (mutu). Ketiga hal tersebut menjadi parameter yang

penting bagi setiap pihak dalam proyek dan sering disebut sebagai sasaran proyek

konstruksi.

 Anggaran (Biaya), dalam suatu proyek telah ditetapkan besaran biaya yang

diperlukan.

 Jadwal (Waktu), pengerjaan proyek konstruksi harus di dalam kurun waktu

yang telah ditentukan dari awal dan akhirnya, dan tidak boleh melewati batas

waktu.

 Mutu, hasil dari kegiatan proyek harus sesuai dengan mutu yang telah

dipersyaratkan.

Biaya

Waktu Mutu

Gambar 2.1. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constraint)

(Soeharto, Iman. 1999)

Universitas Sumatera Utara


d. Karakteristik Proyek Konstruksi

Menurut Ervianto, Wulfram I (2002) ada tiga karakteristik dalam proyek

konstruksi yaitu :

 Bersifat Unik, tidak adanya rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada

identik, yang ada adalah sejenis), proyek bersifat sementara, dan melibatkan

grup pekerja yang berbeda-beda.

 Dibutuhkan sumber daya, dalam penyelesaian kegiatan proyek konstruksi

dibutuhkan sumber daya yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metode,

material). Semua sumber daya diorganisir oleh manajer proyek.

 Organisasi, dalam organisasi proyek yang mempunyai keberagaman tujuan

dan individu untuk itu dibutuhkan seorang manajer proyek yang menyatukan

visi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

e. Kegiatan Proyek dan Kegiatan Operasional

Menurut Soeharto, Iman (1999) Terdapat suatu perbedaan yang mendasar

antara kegiatan proyek dan kegiatan operasional, namun seringkali orang awam

tidak dapat membedakan antara kegiatan proyek dan kegiatan operasional.

Kegiatan operasional merupakan kegiatan yang berdasarkan suatu konsep untuk

mendayagunakan sistem yang telah ada secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Sedangkan kegiatan proyek merupakan kegiatan yang membangun suatu sistem

yang belum ada.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Perbedaan Kegiatan Operasional dan Kegiatan Proyek (Soeharto, Iman.

1999)

Kegiatan Operasional Kegiatan Proyek

Dinamis dan nonrutin Berulang-ulang dan rutin

Berlangsung dalam jangka pendek Berlangsung dalam jangka panjang

Intensitas kegiatan berubah-ubah Intensitas kegiatan relatif sama

(naik turun)

Kegiatan harus selesai berdasarkan Batasan anggaran dan jadwal tidak

anggaran dan jadwal setajam dalam proyek

Bermacam-macam kegiatan yang Macam kegiatan tidak terlalu banyak

memerlukan berbagai disiplin ilmu

Keperluan sumber daya berubah, Macam dan volume keperluan sumber

baik macam maupun volumenya daya relatif konstan

f. Jenis Proyek

Jenis-jenis proyek dapat dikelompokkan menjadi (Soeharto, Iman. 1999):

 Proyek Engineering-Konstruksi, terdiri dari pengkajian kelayakan, desain

engineering, pengadaan, dan konstruksi seperti pembangunan gedung.

 Proyek Engineering-Manufaktur, dimaksudkan untuk menghasilkan produk

yang baru, meliputi desain engineering, pengembangan produk, pengadaan,

manufaktur, perakitan, uji coba fungsi, dan operasi produk hasil.

Universitas Sumatera Utara


 Proyek Penelitian dan Pengembangan, bertujuan melakukan suatu penelitian

dan pengembangan dalam menghasilkan produk tertentu.

 Proyek Pelayanan Manajemen, merancang sistem informasi manajemen,

merancang program efisiensi, melakukan diversifikasi, penggabungan, dan

pengambilalihan.

 Proyek Kapital, merupakan proyek yang berhubungan dengan penggunaan

dana kapital untuk investasi.

 Proyek Radio-Telekomunikasi, bertujuan untuk membangun suatu jaringan

telekomunikasi yang dapat menjangkau area luas dan biaya minimal.

 Proyek Konservasi Bio-Diversity, merupakan proyek yang berkaitan dengan

usaha pelestarian lingkungan.

2.1.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran dalam jangka

pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manejemen proyek menggunakan

pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal

(Soeharto, Iman. 1999).

Manajemen proyek merupakan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk

mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu dan dengan sumber daya yang

tertentu pula. Dalam manajemen proyek dipergunakan personel perusahaan untuk

ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek (Santosa, Budi. 2009). Manajemen

proyek merupakan bagian dari semua proses perencanaan, pelaksanaan,

Universitas Sumatera Utara


pengendalian serta koordinasi proyek dari tahapan awal hingga tahapan akhir

proyek dalam menjamin pelaksanaan proyek sesuai batasan waktu, tepat biaya, dan

tepat mutu (Ervianto, Wulfram I. 2002).

Dalam perencanaan awal proyek, faktor biaya, mutu, dan waktu membentuk

suatu tata hubungan yang saling berpengaruh dan bergantungan satu sama lain.

Bentuk alternatif dari optimalisasi untuk mengatasi keterlambatan waktu proyek

dilakukan dengan penambahan jam kerja, penambahan tenaga kerja, penambahan

material, dan penambahan alat berat. Banyak yang terkait dengan hal tersebut yaitu

waktu penyelesaian proyek dan biaya-biaya pekerja pada proyek, serta aktifitas

pendukungnya mempunyai hubungan yang erat karena hal tersebut sangat

menentukan keberhasilan suatu proyek (Dipohusodo, Istimawan. 1996).

Berikut ini merupakan table perbedaan manajemen proyek dengan

manajemen klasik (Cleland D. I. dan King W. R. 1983).

Tabel 2.2. Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik (Soeharto,

Iman. 1999)

Fenomena Wawasan Proyek Wawasan Fungsional

(Manajemen Proyek) (Manajemen Klasik)

Lini-staf dikotomi Hirarki lini-staf serta Fungsi lini mempunyai

wewenang dan tanggung tanggung jawab tunggal

jawabnya tetap ada untuk mencapai sasaran.

10

Universitas Sumatera Utara


sebagai suatu fungsi

penunjang.

Hubungan antara atasan Manajer ke spesialis, Merupakan dasar

dengan bawahan kelompok dengan hubungan pokok dalam

kelompok. struktur organisasi.

Struktur piramida Unsur-unsur rantai Kegiatan utama

hubungan vertikal tetap organisasi dilakukan

ada dan ditambah adanya menurut hirarki vertikal.

arus kegiatan horizontal.

Kerja sama untuk Joint venture para Kelompok dalam

mencapai tujuan peserta, memiliki tujuan organisasi dengan tujuan

yang sama dan ada juga tunggal.

yang berbeda.

Kesatuan komando Manajer proyek yang Manajer lini merupakan

mengelola, menyilang pimpinan tunggal dari

lini fungsional untuk kelompok yang bertujuan

mencapai sasaran. sama.

Wewenang dan Terdapat kemungkinan Tanggung jawab

tanggung jawab dalam tanggung jawab sepadang dengan

lebih besar dari otoritas wewenang. Integritas,

resmi. tanggung jawab, dan

wewenang terpelihara.

11

Universitas Sumatera Utara


Jangka waktu Kegiatan manajemen Terus-menerus dalam

proyek berlangsung jangka panjang sesuai

dalam jangka pendek. dengan umur instalasi

Tidak cukup waktu untuk dan produk. Optimasi

mencapai optimasi dapat diusahakan

operasional proyek. maksimal.

2.1.1.1 Jenis-jenis Kontrak

Kontrak proyek merupakan kesepakatan antara pihak pengguna jasa dan

pihak penyedia jasa untuk melakukan transaksi yang berupa kesanggupan dari

pihak penyedia jasa untuk melakukan sesuatu bagi pihak pengguna jasa, dengan

sejumlah uang sebagai imbalan yang terbentuk dari hasil negosiasi dan perundingan

antara kedua belah pihak (Sutadi, D.M.A. 2004). Berdasarkan cara pembayarannya

terdapat 3 jenis kontrak proyek konstruksi yaitu:

1. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)

Menurut Ervianto, Wulfram I (2002) hal penting dalam kontrak harga satuan

(Unit Price contract) adalah penilaian harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan

sebelum konstruksi dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang terdapat

dalam setiap elemen pekerjaan. Kelemahan dari penggunaan jenis kontrak ini

adalah pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya actual proyek hingga

proyek selesai. Untuk mencegah ketidakpastian ini, perhitungan kuantitas tiap unit

perlu dilakukan secara akurat.

12

Universitas Sumatera Utara


2. Kontrak Biaya Menyeluruh (Lump Sum contract)

Kontrak ini merupakan kontrak dimana kondisi kontraktor akan membangun

sebuah proyek sesuai rancangan yang ditetapkan pada suatu biaya tertentu. Jika

terjadi perubahan baik desain, jenis material dah segala sesuatu yang menyebabkan

terjadinya perubahan biaya, maka dapat dilakukan negosisasi antara pemilik dan

kontraktor untuk menetapkan pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor

terhadap perubahan pekerjaan tersebut (Ervianto, Wulfram I. 2002). Kelemahan

dari penggunaan jenis kontrak ini adalah kesalahan atau ketidaktepatan dalam

rancangan akan berakibat fatal yang dapat menimbulkan biaya ekstra yang tidak

sedikit. Untuk itu, kiranya perlu ada pertimbangan yang matang sehingga tidak

terjadi pelaksanaan konstruksi yang terburu-buru yang dapat menyebabkan

kesalahandalam perancangan dan pembuatan spesifikasi (Ervianto, Wulfram I.

2002).

3. Kontrak Biaya Plus Jasa

Pada kontrak ini, kontraktor akan mendapatkan sejumlah pembayaran atas

pengeluarannya ditambah sejumlah biaya untuk overhead dan keuntungan.

Besarnya overhead dan keuntungan umumnya didasarkan atas persentase biaya

yang dikeluarkan.

Metode pembayaran dalam kontrak ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Pembayaran biaya plus jasa tertentu

Metode ini, kontraktor tidak mendapatkan kesempatan menaikan biaya untuk

menambah keuntungan dan overhead.

b. Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan maksimum

13

Universitas Sumatera Utara


Pada metode ini dapat meyakinkan pemilik bahwa biaya total proyek tidak

akan melebihi status jumlah tertentu. Kontrak jenis ini digunakan jika biaya aktual

dari proyek atau bagian proyek sulit diestimasi secara akurat (Ervianto, Wulfram I.

2002). Kelemahan dari kontrak jenis ini adalah pemilik kurang dapat mengetahui

biaya actual proyek yang akan terjadi. Pemilik harus menempatkan staff untuk

memonitor kemajuan pekerjaan sehingga dapat diketahui apakah biaya-biaya yang

ditagih benar-benar dikeluarkan (Ervianto, Wulfram I. 2002).

2.1.2 Perencanaan dan Penjadwalan Proyek

Perencanaan proyek merupakan suatu tahapan dalam manajemen proyek

yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala

program teknis dan administratif minimal serta hasil akhir minimal. Proses ini

diartikan sebagai memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan di masa

depan yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau hasil akhir proyek (Husen,

Abrar. 2009).

Penjadwalan proyek adalah elemen hasil dari perencanaan yang dapat

memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang dalam

hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan, dan material serta

rencana durasi proyek dan progress waktu untuk penyelesaian proyek (Husen,

Abrar. 2009).

Dengan adanya penjadwalan dalam suatu proyek dapat diketahui waktu

kegiatan dimulai, ditunda, atau diselesaikan, sehingga sumber daya yang tersedia

dapat digunakan dengan efisien. Agar suatu proyek dapat berjalan lancar dan

14

Universitas Sumatera Utara


efektif, diperlukan penjadwalan kegiatan-kegiatan dalam proyek. Maka dari itu

pihak pelaksana akan membuat jadwal kegiatan (time schedule).

Jadwal kegiatan adalah susunan urutan kerja yang berisi, antara lain :

 Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

 Waktu di mana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.

 Urutan dari pekerjaan.

Dengan adanya jadwal waktu dalam proyek, pimpinan proyek dapat

mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga

kelangsungan atau kontinuitas proyek dapat dipelihara. Hal ini memudahkan

pimpinan proyek untuk mengkoordinasi unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh

efisiensi kerja yang tinggi (Soeharto, Iman. 1999).

Adapun tujuan dari penjadwalan proyek, yaitu:

 Untuk mempermudah perumusan masalah proyek.

 Untuk menentukan metode atau cara yang sesuai.

 Untuk kelancaran kegiatan lebih terorganisir.

 Untuk mendapatkan hasil yang optimum.

Dalam proyek konstruksi, fungsi penjadwalan antara lain adalah :

 Menentukan durasi total yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu proyek.

 Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan proyek.

15

Universitas Sumatera Utara


 Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak bisa terlambat atau tertunda

pelaksanaannya dan menentukan jalur kritis.

 Menentukan kemajuan atau progres pelaksanaan proyek.

 Sebagai dasar dalam perhitungan cash flow proyek.

 Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,

material, dan peralatan.

 Sebagai alat proyek.

Data-data yang diperlukan untuk penjadwalan adalah:

 Proyek konstruksi yang akan dilaksanakan.

 Metode pelaksanaan.

 Membuat list semua kegiatan yang sudah dilakukan untuk proyek tersebut,

serta perkiraan waktu yang diperlukan.

 Urutan pelaksanaan kegiatan.

 Ketergantungan pelaksanaan antara kegiatan satu dan lainnya.

Dalam suatu proyek konstruksi banyak terjadi perubahan-perubahan pada

saat pelaksanaannya, maka dari itu harus diperhatikan beberapa faktor untuk

membuat suatu jadwal proyek yang efektif, yaitu :

a. Secara teknis, jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan (technically

feasible)

b. Disusun berdasarkan perkiraan/ramalan yang akurat (reliable estimate) dimana

perkiraan waktu, sumber daya, serta biayanya berdasarkan kegiatan pada

proyek sebelumnya.

16

Universitas Sumatera Utara


c. Sesuai sumber daya yang sesuai.

d. Sesuai penjadwalan proyek lainnya yang menggunakan sumber daya yang

sama.

e. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan, seperti perubahan terhadap

spesifikasi proyek.

f. Mendetail yang dipakai sebagai alat pengukur untuk hasil yang dicapai dan

pengendalian kemajuan proyek.

g. Dapat menampilkan kegiatan pokok kritis.

2.1.3 Durasi Kegiatan Proyek

Durasi kegiatan proyek merupakan lama waktu yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan dari awal hingga akhir. Ketepatan dalam asumsi durasi

kegiatan banyak bergantung dari pihak yang membuat asumsi durasi kegiatan.

Durasi kegiatan proyek terbagi menjadi sebagai berikut :

 Durasi Kegiatan Normal

Durasi kegiatan normal merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan kegiatan dengan tingkat produktifitas kerja yang normal, sesuai

dengan sumber daya dan kemampuan yang ada. Faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam durasi kegiatan normal proyek antara lain :

a. Jenis kegiatan

Setiap kegiatan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga harus ditangani

secara tersendiri pula. Semakin sulit penanganannya, maka semakin sulit lama

durasi yang dibutuhkan.

b. Metode yang digunakan

17

Universitas Sumatera Utara


Penggunaan sumber daya (tenaga kerja, material, dan peralatan) tergantung pada

metode pelaksanaan yang digunakan. Dengan demikian, penggunaan metode

pelaksanaan yang berbeda-beda dapat menghasilkan durasi kegiatan yang

berbeda pula.

c. Situasi dan kondisi lapangan proyek

Dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan atau kemudahan-

kemudahan yang terdapat di lapangan. Misalnya medan proyek yang berat,

terpencil atau pada ketinggian yang lebih tinggi akan memperlambat

pelaksanaan kegiatan.

d. Lokasi sumber daya proyek

Semakin dekat lokasi sumber daya dengan lokasi proyek, maka akan semakin

memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan akan

lebih singkat.

e. Faktor cuaca

Faktor dari cuaca akan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Iklim dan

cuaca yang jelek akan memperlambat penyelesaian kegiatan proyek.

f. Dana yang tersedia

Durasi kegiatan proyek akan lebih lama apabila dana yang masuk ke dalam kas

perusahaan tersendat-sendat. Begitu juga akan menyebabkan tersendatnya arus

material yang masuk.

g. Jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan

Volume pekerjaan yang lebih besar membutuhkan durasi pekerjaan yang lebih

lama. Volume ini dapat dihitung dari dokumen rencana kerja dan syarat-syarat

yang diberikan pemilik proyek.

18

Universitas Sumatera Utara


h. Kondisi sosial politik

Dalam hal ini adalah peraturan pemerintah di bidang tenaga kerja.

i. Sumber daya yang dimiliki oleh pihak pelaksana proyek

Faktor ini meliputi jumlah, kemampuan dan keterapilan tenaga kerja serta

kapasitas alat-alat kerja. Yang perlu ditinjau di sini adalah produktifitas tenaga

kerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu antara lain : kualitas

dan kuantitas tenaga kerja, efisiensi, jam kerja, kondisi lingkungan dan lain-lain.

 Durasi Kegiatan Dipercepat (Crashed)

Ada beberapa alasan mengapa jadwal kegiatan proyek konstruksi seharusnya

lebih singkat, yaitu :

1. Jadwal kegiatan yang lebih pendek dapat mengurangi biaya dari

keseluruhan proyek sementara dapat meningkatkan jumlah pekerjaan tanpa

penambahan sumber daya.

2. Jadwal kegiatan yang lebih pendek dapat mempercepat waktu penyelesaian

proyek sehingga hasil akhir dari proyek akan dapat segera digunakan, yang

kemudian akan sangat berpengaruh terhadap profit yang akan didapatkan dari

pengerjaan proyek.

3. Jadwal kegiatan yang lebih pendek juga dapat meningkatkan kemungkinan

untuk memenangkan tender (terutama untuk kontraktor dan konsultan).

Pada dasarnya, yaitu pada saat proyek direncanakan, durasi kegiatan

direncanakan sesuai dengan durasi yang tersedia (sumber daya normal). Bila

kemudian hari penyelesaian proyek dipercepat karena alasan tertentu, maka ada

beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :

19

Universitas Sumatera Utara


1. Perubahan dari logika pekerjaan

a. Kegiatan seri dijadikan parallel

b. Kegiatan seri dijadikan overlap

2. Penambahan produktifitas sumber daya

Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

a. Penambahan jam kerja (lembur).

Penambahan jam kerja yang dilakukan dengan cara menambah jam

kerja setiap hari, sedangkan jumlah tenaga kerja tetap. Menurut

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004

pasal 11 ayat a menyatakan bahwa untuk jam kerja lembur pertama,

harus dibayar upah lembur sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah satu

jam, sedangkan untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar

upah lembur sebesar 2 (dua) kali upah satu jam. Apabila dilakukan

kerja lembur akan terjadi penurunan produktivitas. Pengaturan serupa

terkait maksimal waktu lembur dalam sehari juga diatur dalam pasal 3

ayat a menyatakan bahwa waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan

paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari.

b. Pembagian dalam giliran kerja

Pada bagian ini dibagi tenaga kerja berdasarkan shift pagi-sore dan

shift sore-malam. Dengan system pembagian seperti ini, maka

produktivitas sama.

c. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja yang optimum dapat menambah

produktifitas kerja, namun penambahan yang terlalu banyak justru

20

Universitas Sumatera Utara


menurunkan produktifitas kerja karena berbagai macam hal, antara lain:

terlalu sempitnya lahan untuk bekerja, kesulitan pengawasan,

perbedaan keahlian pada setiap tenaga kerja, dan lain-lain.

d. Penggunaan alat berat

Dimaksudkan untuk manambah dari produktifitas kerja, dengan

menggunakan alat berat dan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.

e. Pengubahan metode kerja pada lapangan

Apabila metode kerja pada saat ini menyebabkan keterlambatan dan

tidak efisien maka dilakukan pengubahan metode kerja yang lebih

efektif. Namun pengubahan metode yang lain mengakibatkan

penggantian jadwal kerja proyek.

f. Konsentrasi pada kegiatan tertentu

Pada jalur kegiatan kritis dilakukan konsentrasi dengan melakukan

percepatan melalui penambahan tenaga kerja ataupun metode yang lain.

g. Kombinasi dari alternatif yang ada

Dalam pelaksanaannya, peningkatan produktifitas sumber daya dapat

dilakukan dengan cara mengkombinasikan alternatif-aternatif yang ada

sehingga menghasilkan suatu cara yang paling tepat dan efisien.

2.2 Jenis-jenis Penjadwalan Proyek

Dengan perkembangan pada saat ini, penjadwalan proyek mengalami

perkembangan yang pesat pula. Hingga saat ini terdapat beberapa metode

penjadwalan yang sering dipakai. Secara garis besar metode penjadwalan proyek

adalah :

21

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Bar Chart (Bagan Balok)

Bar chart pada mulanya diperkenalkan oleh Hendra Lawrence Gantt dan

Fredrick W. Taylor pada tahun 1917. Bar chart adalah grafik batang dari sejumlah

data kategori yang memiliki sifat-sifat yang sama, seperti skala yang sama, periode

pengumpulan yang sama serta persamaan kondisi lainnya sehingga kategori data

tersebut dapat diperbandingkan. Pada Bar chart ini mengkombinasikan dua hal,

yaitu penjadwalan dan fungsi perencanaan. Bar Chart lebih dikenal karena

penggunaannya yang mudah dan sederhana.

Penggambaran bar chart terbagi atas kolom dan baris. Pada kolom terdapat

urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Baris menunjukkan periode waktu

yang dapat berupa jam, hari, mingguan, ataupun bulanan. Penggambaran bar

(batang) pada setiap baris kegiatan untuk menunjukkan waktu mulai dan waktu

selesainya kegiatan. Kelemahan bar chart, kurang dapat menjelaskan keterkaitan

kegiatan satu dengan yang lainnya Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi

unsur waktu dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu

mulai, waktu selesai dan waktu pelaporan.

2.2.2 Kurva S

Kurva S adalah suatu grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hannum.

Kurva S merupakan gambaran dari diagram persen kumulatif biaya yang diplot

pada suatu sumbu koordinat dimana sumbu absis (X) menyatakan waktu sepanjang

masa proyek dan sumbu (Y) menyatakan nilai persen kumulatif biaya selama masa

proyek tersebut. Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan pengendalian

biaya yang sangat lazim digunakan pada suatu proyek. Kurva S secara grafis adalah

22

Universitas Sumatera Utara


penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap

waktu pada sumbu horizontal. Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek

dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.

Tujuan pembuatan kurva S adalah untuk mengetahui sejauh mana pengeluaran

biaya yang dikeluarkan per satuan waktu dan progress pekerjaan yang didasarkan

pada volume yang dihasilkan di lapangan.

Adapun fungsi pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :

a. Menentukan waktu penyelesaian proyek.

b. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek.

c. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.

2.2.3 Presedence Diagram Method (PDM)

Metode PDM mula-mula diperkenalkan oleh J.W. Fondahl dari Universitas

Stanford pada awal decade 60-an. PDM adalah jaringan kerja dalam node yang

umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya berfungsi sebagai

penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Oleh karena itu

PDM sering disebut juga AON (Activity On Node). Pada umumnya perhitungan

PDM terdiri dari 2 bagian, yaitu :

 Forward Analysis (perhitungan ke depan) untuk menentukan Earliest Start

(ES) dan Earliest Finish (FS).

 Backward Analysis (perhitungan ke belakang) untuk menentukan Latest

Start (LS) dan Latest Finish (LF).

Bentuk node dalam diagram PDM adalah sebagai berikut:

Dimana :

23

Universitas Sumatera Utara


ES : Earliest Start

EF : Earliest Finish

LS : Latest Start

LF : Latest Finish

Gambar 2.2. Diagram PDM

Jalur kritis ditandai oleh beberapa kegiatan berikut :

- Earliest Start (ES) = Latest Start (LS)

- Earliest Finish (EF) = Latest Finish (LF)

- Latest Finish (LF) = Earliest Finish (EF) = Durasi

Sedangkan float pada Presedence Diagram Method (PDM) dibedakan menjadi

2 jenis yaitu :

-Total Float (TF) = Min (LS-EF)

-Free Float (FF) = Min (ES-EF)

24

Universitas Sumatera Utara


2.2.4 CPM (Critical Path Method)

CPM (Critical Path Method) merupakan model kegiatan proyek yang

digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada

jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan

sebagai busur atau garis antara titik.

Dalam metode CPM dikenal dengan adanya lintasan kritis, yaitu lintasan yang

memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu

terlama. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari

kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto, Iman. 1999).

Lintasan kritis (Critical Path) melalui tiap-tiap aktivitas yang jumlah waktu

pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling

menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak

panah tebal (Badri, Sofwan. 1997).

Pada saat ini, penjadwalan yang hanya memperhitungkan durasi dan

ketergantungan pekerjaan saja tidak cukup. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya

faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam menjadwalkan suatu proyek. Salah

satu faktor yang paling menentukan adalah waktu penjadwalan suatu proyek. Oleh

sebab itu, banyak sekali metode yang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini,

salah satunya adalah metode lintasan kritis.

Lintasan kritis suatu proyek merupakan lintasan dalam suatu jaringan kerja

sedemikian sehingga kegiatan pada lintasan ini memiliki kelambanan nol.

Sedangkan lintasan kritis adalah jalur atau jalan yang dilalui atau dilintasi yang

25

Universitas Sumatera Utara


paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain

lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan dalam penyelesaian proyek

secara keseluruhan.

Lintasan kritis memiliki arti penting dalam pengelolaan proyek karena lintasan

kritis merupakan waktu atau durasi penentu penyelesaian proyek. Penundaan atau

keterlambatan tugas dalam kategori lintasan kritis menyebabkan penundaan

penyelesaian proyek secara keseluruhan. Keterlambatan tugas dalam kategori

lintasan non-kritis tidak akan menunda penyelesaian proyek.

Menurut Charles, Kirkpatrick.A. dan Levin Richard (1972) CPM merupakan

metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek. CPM merupakan sistem yang

paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip

pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap dan diketahui dengan pasti,

demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan proyek.

CPM mengasumsikan bahwa umur proyek dapat dipersingkat dengan

penambahan sumber daya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan-kegiatan

tertentu. Bila tidak ada ketentuan lain, maka waktu pelaksanaan kegiatan dianggap

berada pada kondisi "Normal", waktu pelaksanaan pada kondisi normal dinamakan

waktu normal (Tn).Ongkos pelaksanaan suatu kegiatan pada kondisi normal

dinamakan biaya normal (Cn). Penambahan tenaga kerja atau kerja lembur bisa

mengurangi waktu normal. Penambahan tenaga kerja tersebut berarti penambahan

26

Universitas Sumatera Utara


biaya. Waktu normal (Tn) biasanya merupakan waktu terpanjang bagi suatu

kegiatan sedangkan biaya normal (Cn) adalah biaya paling murah.

Biaya

8
Cn normal

Waktu Tn=10

Gambar 2.3. Hubungan antara Biaya - Waktu p2ada Keadaan Normal (Soeharto,

Iman. 1999)

18 Crash
Cc

Biaya

Tc=5 Waktu

Gambar 2.4. Hubungan antara Biaya - Waktu pada Keadaan Crash (Soeharto,

Iman. 1999)

27

Universitas Sumatera Utara


18 Crash
Cc
Cost Slope

Biaya

8
Cn normal

Tc=5 Waktu Tn=10

Gambar 2.5. Hubungan antara Biaya - Waktu Pada Keadaan Normal dan Crash

(Soeharto, Iman. 1999)

Jika semua sumber daya yang dipunyai perusahaan dikerahkan sehingga suatu

kegiatan dapat diselesaikan secepat mungkin, kegiatan tersebut dikatakan Crashed.

Kondisi crashed tidak hanya berhubungan dengan waktu tercepat, tetapi juga

dengan biaya terbesar. Dalam kondisi crashed waktu pelaksanaan kegiatannya

adalah (Tc), dan biayanya (Cc).

Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakan Cost

Slope. Untuk suatu aktivitas mempunyai cost-slope tersendiri.

Cc dan Cn adalah biaya crash dan biaya normal (biaya crashed > biaya

normal), Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu crash (waktu normal > waktu

crashed) untuk kegiatan yang sama. Cost Minimalis Biaya dan Alokasi Sumber

daya Slope menyatakan berapa besar berubahnya biaya bila suatu aktivitas

dipercepat atau diperlambat. Kemiringan cost slope akan bertambah bila aktivitas

dipercepat penyelesaiannya, dengan ongkos perwaktunya lebih mahal.

28

Universitas Sumatera Utara


 Komponen-komponen CPM

1. Diagram Network

Variabel kegiatan untuk membuat diagram network adalah kurun waktu,

tanggal mulai dan tanggal berakhir. Bila kegiatan tersebut dijumlahkan kembali

akan menjadi lingkup proyek keseluruhan.

a. Peristiwa atau kejadian dan milestone, adalah suatu titik waktu dimana

semua kegiatan yang sebelumnya sudah selesai dan kegiatan sesudah itu dapat

dimulai. Peristiwa dalam proyek adalah titik awal dimulainya proyek dan peristiwa

akhir adalah titik dimana proyek selesai. Salah satu peristiwa atau event yang

penting dinamakan tonggak kemajuan atau milestone.

b. Node i dan node j, yang berada diekor anak panah adalah node i, sedangkan

yang dikepala adalah node j. Tetapi node j akan menjadi node i untuk setiap

kegiatan berikutnya.

c. Kecuali pada kegiatan awal maka sebelum suatu kegiatan dapat dimulai,

kegiatan terdahulu harus sudah selesai.

d. Dummy merupakan anak panah yang hanya menjelaskan hubungan

ketergantungan antara dua kegiatan, tidak membutuhkan sumber daya dan tidak

membutuhkan waktu.

e. Penyajian grafis jaringan kerja tidak membutuhkan skala, kecuali untuk

keperluan tertentu.

29

Universitas Sumatera Utara


EETi Kegiatan i-j EETj
i j
LETi L LETj

Gambar 2.6. Hubungan Kegiatan dalam CPM

Keterangan:

i :Nomor dari lingkaran kegiatan yang merupakan permulaan dari

kegiatan yang ditinjau.

j :Nomor dari lingkaran kejadian yang merupakan ujung akhir dari

kegiatan yang ditinjau.

L :Durasi kegiatan.

Untuk menyusun network planning digunakan tanda atau simbol sebagai

berikut:

a) Anak panah (arrow)

Adalah lambang aktifitas atau kegiatan. Anak panah menggambarkan

keterkaitan antar kegiatan proyek atau urutan kegiatan yang harus

diselesaikan. Kegiatan ini memerlukan jangka waktu tertentu dengan

menggunakan sumber daya.

b) Lingkaran kecil (node)

Menyatakan suatu kegiatan, peristiwa atau event. Kejadian didefinisikan

sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau lebih kegiatan.

30

Universitas Sumatera Utara


c) Anak panah sejajar (double arrow)

Merupakan yang menunjukkan kegiatan dilintasan kritis.

d) Anak panah terputus-putus (dummy)

Menunjukan kaitan antara dua kegiatan yang satu harus menunggu

selesainya satu kegiatan lain/kegiatan semu. Dummy berfungsi untuk

membatasi mulainya kegiatan. Dummy tidak mempunyai durasi karena

tidak memakai atau menghabiskan sumber daya.

2. Hubungan antar simbol dan urutan kegiatan

Dalam proses perhitungan dengan metode CPM dikenal adanya beberapa

parameter sebagai berikut:

a. EET (Earliest Event Time / Saat Paling Awal) adalah saat paling cepat atau

paling awal peristiwa / node / event mungkin terjadi, yang berarti waktu paling cepat

suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai karena menurut aturan

dasar suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan-kegiatan terdahulu selesai.

b. EETi adalah saat paling cepat peristiwa yang mungkin terjadi, maksudnya

waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu kegiatan dinyatakan dalam hari,

maka waktu ini merupakan hari pertama kegiatan dimulai.

c. EETj adalah saat paling cepat peristiwa terakhir mungkin terjadi, berarti

waktu selesai paling awal suatu kegiatan. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu,

maka EETj kegiatan terdahulunya merupakan EETi kegiatan berikutnya.

31

Universitas Sumatera Utara


Untuk sebuah kegiatan menuju ke sebuah peristiwa:

EETi X EETj
i j
L

Gambar 2.7. Hubungan EET Satu Kegiatan Menuju Ke Satu Peristiwa

Rumus :

EETj = EETi + L

Keterangan :

X = Kegiatan

J = Peristiwa akhir kegiatan X

I = Peristiwa awal kegiatan X

L = Lama kegiatan X yang diperkirakan

EETi = Saat paling awal peristiwa awal

EETj = Saat paling awal peristiwa akhir

32

Universitas Sumatera Utara


Untuk sebuah kegiatan menuju ke sebuah peristiwa

EETi1
i1
X1
L1
EETj
j
X2
EETi2
i2 L2

Gambar 2.8. Hubungan EET Beberapa Kegiatan Menuju Ke Satu Peristiwa

Rumus :

EETj = (EETin + Ln) maksimum

Keterangan :

n = Nomor kegiatan (n = 1,2,3…….z)

Xn = Nma kegiatan ke – n

j = Peristiwa akhir bersama dari semua kegiatan Xn

in = Peristiwa awal kegiatan Xn

EETin = Saat paling awal peristiwa awal dari kegiatan Xn

Ln = Lama kegiatan Xn yang diperkirakan

EETj =Saat paling awal peristiwa akhir seluruh kegiatan.

33

Universitas Sumatera Utara


LET (Latest Event Time/Saat Paling Lambat) adalah saat paling lambat suatu

peristiwa boleh terjadi, berarti waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi

suatu peristiwa terjadi.

a. LETi adalah saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadi atau waktu

paling akhir kegiatan boleh dimulai, yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh

dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.

b. LETj adalah saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadi, berarti waktu

paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

Untuk sebuah kegiatan keluar dari sebuah peristiwa

X
i j
LETi L LETj

Gambar 2.9. Hubungan LET Sebuah Kegiatan Keluar dari Satu Peristiwa

Rumus :

LETi = LETj – L

Keterangan:

X = Kegiatan

j = Peristiwa akhir kegiatan X

i = Peristiwa awal kegiatan X

34

Universitas Sumatera Utara


L = Lama kegiatan X yang diperkirakan

LETi= Saat paling lambat peristiwa awal

LETj= Saat paling lambat peristiwa akhir.

Untuk beberapa kegiatan keluar dari sebuah peristiwa

j1
X1
LETj1
L1

i
X2
LETi
j2
L2
LETj2

Gambar 2.10. Hubungan LET Beberapa Kegiatan Keluar dari Satu Peristiwa

Rumus :

LETi = (LETjn - Ln) minimum

Keterangan:

n = Nomor kegiatan (n = 1,2,3…….z)

Xn = Nama kegiatan ke – n

i = Peristiwa awal bersama dari semua kegiatan n

jn = Peristiwa akhir masing-masing kegiatan n

LETjn = Saat paling lambat peristiwa akhir kegiatan Xn

35

Universitas Sumatera Utara


Ln = Lama kegiatan Xn yang diperkirakan

LETi = Saat paling lambat peristiwa awal kegiatan

3. Lintasan Kritis

Peristiwa kritis merupakan peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu

EET-nya sama dengan LET-nya. Sedangkan kegiatan kritis adalah kegiatan yang

sangat sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis

terlambat satu hari saja, sedang kegiatan lainnya tidak, maka proyek akan

mengalami keterlambatan selama satu hari. Sifat kritis ini disebabkan karena

kegiatan tersebut harus dimulai dan harus selesai pada satu saat.

Kesimpulan:

EETi = LETi EETj = LETj

Karena harus dimulai pada suatu saat awal saja dan selesai suatu saat akhir saja

dan tidak ada alternatif saat lainnya, maka :

EETi + L = EETj LETi + L = LETj

Keterangan:

L = Lama kegiatan kritis

EETi = EET peristiwa awal

EETj = EET peristiwa akhir

LETi = LET peristiwa awal

36

Universitas Sumatera Utara


LETj = LET peristiwa akhir

Lintasan kritis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis,

peristiwa-peristiwa kritis, dan dummy. Tujuan mengetahui lintasan kritis adalah

untuk mengetahui dengan cepat kegiatan dan peristiwa yang tingkat kepekaannya

paling tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga setiap saat dapat

ditentukan tingkat prioritas kebijaksanaan proyek, yaitu terhadap kegiatan kritis dan

hampir kritis. Dalam mengidentifikasikan jalur kritis perhitungan waktu pada suatu

jaringan kerja dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :

1. Perhitungan Maju

Hitungan maju adalah cara perhitungan pada waktu mulai dari selesai suatu

kegiatan dalam rangkaian jaringan kerja hanya mempergunakan EETi, EETj, dan

L. Aturan dalam hitungan maju.

 Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan

yang mendahuluinya telah selesai.

Rumus : EETj = EETi + L

 Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan menggabung, maka

EETj kegiatan tersebut adalah EETi yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

2. Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir

kegiatan masih dapat dimulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan. Hitungan

37

Universitas Sumatera Utara


mundur dimulai dari ujung kanan suatu jaringan kerja atau waktu akhir

penyelesaian proyek. Aturan dalam hitungan mundur

 Bila hanya ada satu kegiatan yang keluar dari peristiwa, maka waktu paling

akhir dari kegiatan tersebut sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi

dengan kurun waktu kegiatanya.

Rumus : LETi = LETj – L

 Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih yang mengikuti, maka LETi

kegiatan tersebut adalah sama dengan LETj kegiatan berikutnya yang terkecil.

4. Tenggang Waktu Kegiatan

Tenggang waktu kegiatan adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas

toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik

pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola

kebutuhan sumber daya dan biaya.

a) Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan adalah:

 Telah ada network diagram yang tepat yaitu terdiri dari kegiatan, peristiwa,

dan dummy (bila diperlukan) yang jumlahnya tepat, hubungan logika antar kegiatan

memenuhi persyaratan, dan nomor-nomor peristiwanya memenuhi persyaratan.

 Lama kegiatan perkiraan masing-masing telah ditentukan.

 Telah dihitung EET dan LET semua peristiwa.

38

Universitas Sumatera Utara


b) Float

Float merupakan sejumlah waku yang tersedia dalam suatu kegiatan, sehingga

memungkinkan penundaan atau perlambatan kegiatan secara sengaja / tidak

sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat

dalam penyelesainnya. Ada tiga macam bentuk tenggang waktu kegiatan yaitu :

 Total Float (TF) : Pada penyusunan dan perencanaan jadwal proyek, arti

penting dari total Float adalah menunjukan jumlah waktu yang diperkenankan

suatu kegiatan boleh ditunda tanpa mempengaruhi jadwal proyek secara

keseluruhan.

Rumus : TF = LETj - L – EETi

 Free Float (FF) : adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa

akhir (EETj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang

bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal (EETi).

Rumus : FF = EETj - L – EETi

5. Limit Jadwal Kegiatan

a) Keadaan jadwal paling awal

Merupakan keadaan pada saat pelaksanaan kegiatan dimulai dan diselesaikan

seawal mungkin. Ini berarti bahwa kegiatan tersebut tidak mungkin dilaksanakan

sebelum saat paling awal kegiatan yang bersangkutan. Keadaan ini selanjutnya

disebut jadwal tipe I dan disebut juga hari mulai satu (HM1), dan hari penyelesaian

kegiatan tersebut adalah hari selesai satu (HS1).

39

Universitas Sumatera Utara


Rumus :

HM1 = EET1+1

HS1= EET1+L

b) Keadaan jadwal paling lambat

Merupakan keadaan dimana pada saat pelaksanaan kegiatan dimulai dan

diselesaikan selambat mungkin. Oleh karena itu kegiatan tersebut tidak boleh

berlangsung melebihi saat paling lambatnya, agar proyek tidak mengalami

keterlambatan. Hari mulai jadwal tipe II disebut hari mulai dua (HM2) dan hari

penyelesaian disebut hari penyelesaian dua (HS2).

Rumus :

HM2 = LETj+L+1

HS2 = EETj

Setelah diperoleh durasi dari waktu untuk setiap kegiatan, dari hitungan maju

maupun mundur, dapat dianalisis tenggang waktu aktifitas kegiatan tersebut.

Dengan menganalisis Float dapat diketahui batas toleransi keterlambatan itu

apakah dapat mempengaruhi proyek atau tidak (Ali, Tubagus Heidar. 1995).

2.3 Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing)

Dalam suatu proyek telah ditentukan jangka waktu penyelesaian proyek, dalam

hal ini dapat dilakukan percepatan durasi kegiatan dimana akan mengakibatkan

terjadi peningkatan biaya. Mempercepat penyelesaian waktu proyek adalah suatu

usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu

40

Universitas Sumatera Utara


penyelesaian dalam keadaan normal. Proses mempercepat waktu penyelesaian

proyek dinamakan Crash Program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan

(crash duration) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati

batas waktu ini akan tidak efektif lagi. Durasi percepatan (crashing) maksimum

suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang

secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan

hambatan (Soeharto, Iman. 1999).

Kegiatan pada suatu proyek konstruksi dapat dipercepat dengan berbagai cara,

yaitu :

 Dengan membuat shift/pembagian pekerjaan

 Dengan menambah jam kerja (lembur)

 Dengan menggunakan peralatan yang lebih produktif

 Dengan menambah tenaga kerja

 Dengan menggunakan metode konstruksi yang lebih efektif

Salah satu cara percepatan waktu penyelesaian proyek konstruksi adalah

dengan menambah jam kerja (lembur). Penambahan jam kerja lembur dilakukan

dengan penambahan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam penambahan. Dengan adanya

penambahan jam kerja maka akan mengakibatkan pengurangan produktivitas

tenaga kerja, yang disebabkan oleh faktor kelelahan dari tenaga kerja. Berikut

merupakan grafik dari indikasi penurunan produktivitas pekerja terhadap

penambahan jam kerja :

41

Universitas Sumatera Utara


Indeks Produktivitas

Gambar 2.11. Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Soeharto,

Iman. 1999)

2.3.1 Biaya Tambahan Pekerja

Dengan penambahan waktu kerja (lembur), maka tentu biaya untuk pekerja

konstruksi akan bertambah dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.

102/MEN/VI/2004 menyatakan upah penambahan kerja bervariasi, untuk

penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah

1,5 kali upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja berikutnya

pekerja mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Adapun perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai

berikut, yaitu:

1. Normal ongkos pekerja perhari = produktivitas harian x harga satuan upah

pekerja

42

Universitas Sumatera Utara


2. Normal ongkos pekerja perjam = produktivitas perjam x harga satuan upah

pekerja

3. Biaya lembur pekerja = 1,5 x upah normal untuk jam kerja lembur pertama

+ 2 x n x upah sejam normal untuk jam kerja lembur berikutnya

Dimana: n = jumlah penambahan jam kerja

4. Crash Cost pekerja perhari = (8 jam x normal cost pekerja) + (n x biaya

lembur perjam)

5. Cost Slope (Penambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktifitas

persatuan waktu)

𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡


Cost Slope = 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

2.3.2 Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Menurut Soeharto, Imam (1999) biaya total proyek adalah penjumlahan dari

biaya langsung dan biaya tak langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek.

Besarnya biaya ini sangat tergantung oleh lamanya waktu (durasi) penyelesaian

proyek, keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun

tidak dapat dihitung dengan rumus tertentu, tetapi umumnya makin lama proyek

berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan.

43

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.12. Hubungan Waktu – Biaya Normal yang Dipersingkat Untuk Suatu

Kegiatan (Soeharto, Iman. 1999)

Titik A menunjukkan titik normal, sedangkan titik B adalah titik yang

dipersingkat. Garis yang menghubungkan antara titik A dan titik B disebut kurva

waktu-biaya.

2.4 Analisis Pertukaran Biaya dan Waktu (Time Cost Trade Off)

Time Cost Trade Off adalah suatu metode untuk mempercepat durasi proyek

dengan menambahkan variabel / alternatif tertentu seperti jam kerja, tenaga kerja,

alat, dll : (Andrianto, 2011)

1. Penambahan Jumlah Jam Kerja (Kerja Lembur)

Kerja lembur (working overtime) dapat dilakukan dengan menambah jam

kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk

memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu

aktivitas akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan didalam penambahan

44

Universitas Sumatera Utara


jam kerja adalah lamanya waktu yang bekerja seseorang dalam suatu hari,

maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

2. Penambahan Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah

pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktifitas tertentu

tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah jam kerja yang

perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia papakah terlalu sesak

atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas

tidak boleh menggangu pemakaian tenaga kerja untuk aktifvitas yang lain

yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi

dengan penambahan tenaga pengawasan karena ruang kerja yang kurang

akan menurunkan produktivitas kerja.

3. Pergantian atau Penambahan Peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas.

Namun, perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk

mobilitas dandemobilitas alat tersebut. Durasi proyek juga dapat dipercepat

dengan pergantian peralatanyang mempunyai produktivitas yang lebih

tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi

peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas terhadap tenaga

kerja.

45

Universitas Sumatera Utara


4. Pemilihan Sumber Daya Manusia yang Berkualiatas

Yang dimaksud dengan sumber daya manusia yang berkualitas adalah

tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang

baik. Dengan memperkerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas

akan lebih cepat diselesaikan.

5. Penggunaan Metode Konstruksi yang Efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat

penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersediaan sumber

daya yang dibutuhkan. Metode konstruksi yang tepat dan efektif akan

mempercepat penyelesaian aktifitas yang bersangkutan.

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi,

misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga

kerja, biasanya disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore

berbeda dengan unit pekerja untuk sore sampai malam hari. Pada penelitian ini

percepatan yang dilakukan dengan metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost

Trade Off) dalam batasan masalah hanya memusatkan pada penambahan jam kerja

(lembur).

Metode pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off Method )

memberikan alternatif kepada perencana proyek untuk dapat menyusun

perencanaan terbaik sehingga upaya mengoptimalkan waktu dan biaya dalam

menyelesaikan suatu proyek, penyelesaian penugasan sumber daya untuk meng-

efisiensikan alokasi sumber daya juga diperlukan, sehingga dapat dihasilkan

sumber daya yang diinginkan dengan pertambahan biaya yang paling optimum

46

Universitas Sumatera Utara


(Buluatie, Nurhadinata. 2013). Dalam penyusunan sebuah schedule proyek

konstruksi diharapkan menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi

yang wajar. Salah satu cara mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time

cost trade off. Dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap

waktu penyelsaian proyek. Time Cost Trade Off adalah suatu proses yang disengaja,

sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan

dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis.

Selanjutnya melakukan kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai

cost slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai

aktivitas-aktivitas yang telah jenuh sebelumnya (Ervianto, Wulfram I. 2004).

Menurut Soeharto (1997), berikut ini adalah penguraian prosedur

mempersingkat waktu:

1. Memperhitungkan waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi float

dengan menggunakan periode normal.

2. Menetapkan biaya normal tiap-tiap aktivitas.

3. Menetapkan biaya dipersingkat tiap-tiap aktivitas.

4. Mengalkulasi cost slope tiap-tiap komponen aktivitas.

5. Memperpendek kurun waktu aktivitas, diawali pada kegiatan kritis dengan

cost slope paling rendah.

6. Jika dalam rangkaian mempersingkat durasi proyek membentuk lintasan

kritis baru, maka percepat aktivitas-aktivitas kritis yang memiliki gabungan

cost slope paling rendah.

47

Universitas Sumatera Utara


7. Melanjutkan memperpendek waktu aktivitas hingga titik proyek

dipersingkat.

8. Membuat tabulasi waktu versus biaya, gambarkan dalam grafik dan

hubungkan titik normal (waktu dan biaya normal), titik yang terbentuk

setiap kali mempersingkat aktivitas sampai dengan Titik Proyek

Dipersingkat (TPD).

9. Pada grafik di atas gambarkan kalkulasi dari biaya tidak langsung dari

proyek.

10. Untuk mendapatkan biaya total sebelum periode yang diinginkan maka

jumlahkan biaya langsung dan biaya tak langsung.

11. Pada grafik biaya total, periksa periode penyelesaian proyek dengan biaya

terendah periksa untuk mencapai waktu optimal

2.5 Microsoft Project

Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk

manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan

manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi

output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata

uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil

yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sebagai

pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan

perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Beberapa jenis dalam metode manajemen proyek yang dikenal saat ini antara

lain adalah CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review

48

Universitas Sumatera Utara


Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari

ketiganya. Microsoft Project juga merupakan suatu sistem perencanaan yang dapat

membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian

pekerjaan. Microsoft Project juga membantu melakukan pencatatan dan

pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber

daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah :

1. Mengetahui durasi kerja proyek.

2. Membuat durasi optimum.

3. Mengendalikan jadwal yang dibuat.

4. Mengalokasikan sumber daya (resources) yang digunakan.

Program Microsoft Project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun

sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt

Chart View.

Gambar 2.13. Tampilan Gantt Chart View Microsoft Project 2016

49

Universitas Sumatera Utara


1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang

berisi rincian pekerjaan suatu proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan waktu tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai

perencanaan jadwal proyek.

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan

diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama

pekerjaan (duration).

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan

pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar

pekerjaan, yaitu :

a. FS (Finish to Start). Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika

pekerjaan yang lain selesai.

b. FF (Finish to Finish). Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan

dengan selesainya pekerjaan lain.

c. SS (Start to Start). Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan

pekerjaan lain.

50

Universitas Sumatera Utara


d. SF (Start to Finish). Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika

pekerjaan lain dimulai.

Gambar 2.14. Hubungan keterkaitan antar pekerjaan

6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft

Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah

disetujui dan ditetapkan.

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project

yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-

masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada

perencanaan yang telah dibuat.

51

Universitas Sumatera Utara


2.5.1 Langkah-Langkah Mengolah Data Microsoft Project

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam input data dalam Microsoft

Project secara ringkas yaitu :

1. Menuliskan keterangan pekerjaan ke dalam kolom task name.

2. Mengatur jam kerja harian dengan memilih bar tools>change working time.

Kemudian klik Work Weeks>Details. Pada kolom Select day(s), pilih hari

yang akan diganti jam kerjanya, kemudian atur waktunya pada kolom set

day(s) to these specific working times.

3. Mengatur hirarki kegiatan dengan cara memblok beberapa pekerjaan

kemudian klik Project>Outline>Indent.

4. Menuliskan durasi tiap pekerjaan ke dalam kolom duration. Kemudian pada

kolom predecessors , diatur hubungan antar pekerjaan sesuai dengan

rencana proyek.

5. Menampilkan kegiatan kritis dengan cara pada bar gantt chart tools, klik

format, kemudian pada kolom bar styles, beri tanda centang pada pilihan

critical tasks. Akan terlihat kegiatan yang berbeda warna pada tampilan

gantt chart. Dalam mode default, tampilan berwarna merah merupakan

tampilan kegiatan yang berada pada lintasan kritis.

52

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3. Rangkuman penelitian terdahulu

No Nama Judul Skripsi Metode Normal Crash Normal Cost Crash Cost Efisiensi
Peneliti Percepatan Duration Duration Waktu
(Tahun)
1 Ariany Analisis Penambahan 284 Hari 276 Hari Rp2.886.283.000,00 Rp2.885.498.895,84 2, 81%
Frederica Percepatan 1 Jam Kerja
(2010) Pelaksanaan
Dengan Penambahan 284 Hari 270 Hari Rp2.886.283.000,00 Rp2.885.582.622,65 4,93 %
Menambah Jam 2 Jam Kerja
Kerja Optimum
Pada Proyek
Konstruksi: Studi
Kasus Proyek
Pembangunan
Super Villa Peti
Tenget-Bandung

53

Universitas Sumatera Utara


2 Ivana Analisis Penambahan 17 Hari 12 Hari Rp3.550.054.206,00Rp4.073.654.706,00 29,4 %
Astria Perbandingan Tenaga
Rani Percepatan Kerja
(2014) Pelaksanaan Penambahan 17 Hari 12 Hari Rp3.550.054.206,00Rp4.181.566.581,00 29,4 %
Pekerjaan Jam Kerja
Ditinjau Dari
Penambahan
Tenaga Kerja Dan
Penambahan Jam
Kerja Pada
Proyek
Pembangunan
Gedung ITERA
Tahap I

54

Universitas Sumatera Utara


3 Okyta Analisis Time Penambahan 73 Minggu 68 Minggu Rp309.870.356.826,84 Rp311.854.684.527,07 6,8 %
Putri Cost Trade Off 4 Jam Kerja
Cahya Dengan
Ardika Penambahan Jam
(2014) Kerja Pada
Proyek
Konstruksi: Studi
Kasus Proyek
Pembangunan
Jalan Tol Bogor
Ring Road Seksi
II A

55

Universitas Sumatera Utara


4 Jernih Analisa Penambahan 306 Hari 260 Hari Rp24.202.059.091,36 Rp24.338.574.520,42 15,03%
Putri N Percepatan Durasi Jam Kerja
Gulo Proyek Dengan
(2014) Metode Penambahan 306 Hari 206 Hari Rp24.202.059.091,36 Rp24.227.119.899,17 15,03%
Pertukaran Waktu Tenaga
dan Biaya : Studi Kerja
kasus Proyek
Perumahan
Cemara Kuta –
Medan

56

Universitas Sumatera Utara


5 Anastasia A nalisa Time Cost Penambahan 360 Hari 309 Hari Rp28.066.968.351 Rp29.523.160.619 14,17 %
Florensia Trade Off Untun Tenaga
Mela Mengejar Kerja Pada
Keterlambatan Hotel
Pelaksanaan Zodiak
Proyek : Studi Lampung
Kasus : Penambahan 216 Hari 196 Hari Rp200.000.000.000 Rp201.974.119.946 9.25 %
Pembangunan Tenaga
Hotel Zodiak Kerja Pada
Lampung, Hotel Park
Pembangunan In By
Hotel Park In By Radisson
Radisson, Penambahan 288 Hari 263 Hari Rp17.300.000.000 Rp18.348.782.435 8,68 %
Pembangunan Jam Kerja
Toko Mitra Hasil Pada Toko
Sentosa Di Mitra Hasil
Bandar Lampung Sentosa

57

Universitas Sumatera Utara


58

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Analisis deskriptif merupakan penelitian yang mengumpulkan data,

disusun, dan dijelaskan, serta diolah untuk menguji hipotesis yang berkaitan

dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian

sehingga diperoleh suatu hasil akhir. Hasil akhir ini yang dijadikan bahan untuk

menyimpulkan suatu permasalahan yang terjadi pada proyek.

3.1.1 Subyek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah menerapkan metode Time Cost Trade

Off pada proyek dengan alternatif penambahan jam kerja lembur dengan

penambahan 2 jam dan 3 jam dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung

Rumah Sakit Umum Type-C yang terletak di Kec. Medan Labuhan Kota Medan,

Sumatera Utara.

Objek penelitian adalah Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum

Type-C Kec. Medan Labuhan. Alasan pemilihan objek penelitian ini dikarenakan

pembangunan gedung tersebut mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya

sebesar 5,906% dari kondisi yang direncanakan. Dimana dalam perencanaan pada

minggu ke-33 bulan Febuari 2019 mengharuskan pekerjaan selesai sebesar

16,52%, sedangkan realisasi di lapangan hanya sebesar 10,614%.

58

Universitas Sumatera Utara


3.1.2 Pengumpulan Data-Data Proyek

Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit

Umum Type-C Kec. Medan Labuhan dengan masa pelaksanaan proyek selama 78

minggu. Dalam penelitian ini data-data proyek diperlukan sebagai penunjang

dalam melakukan analisa pada bab selanjutnya. Data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini didapat langsung dari pihak proyek di lapangan, yaitu :

a. Time Schedule dan Kurva-S

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

c. Gambar Proyek

d. Analisa Harga Satuan

3.1.3 Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktifitas

Setelah diperoleh data-data dari proyek tersebut maka selanjutnya adalah

mengidentifikasi kondisi proyek dan hubungan antar aktivitas serta durasi tiap

kegiatan yang diperoleh dari Time Schedule. Adapun durasi proyek ini adalah

selama 78 minggu.

Dengan analisa aplikasi Microsoft Project , maka hubungan keterkaitan tiap

aktivitas dibentuk dalam jaringan kerja (network planning) sehingga diperoleh

kegiatan kritis, free float, dan total float.

3.1.4 Analisa Data

Percepatan durasi proyek akan dilakukan pada kegiatan yang berada pada

lintasan kritis namun dipusatkan hanya pada pekerjaan struktur. Setelah dianalisa

59

Universitas Sumatera Utara


dan didapatkan lintasan kritis maka dilakukan pengurangan durasi proyek dengan

Time Cost Trade Off. Tahapan dalam melakukan TCTO adalah sebagai berikut :

a. Menghitung crash duration

Crash duration merupakan durasi kegiatan pada proyek yang telah

dipercepat.

b. Menghitung crash cost

Crash cost merupakan biaya yang diperlukan akibat dari penyelesaian

kegiatan dengan durasi yang telah dipercepat (Crash duration)

c. Menghitung cost slope

Cost slope merupakan pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk

mempercepat suatu aktivitas per satuan waktu. Perhitungan TCTO dilakukan

pada tiap alternatif penambahan jam kerja yaitu penambahan 2 jam dan 3 jam

kerja.

3.1.5 Penentuan Waktu dan Biaya Optimum

Setelah perhitungan dan didapat nilai cost slope dari masing-masing kegiatan,

maka selanjutnya dilakukan penekanan (kompresi) durasi proyek pada semua

kegiatan yang berada pada lintasan kritis dan dimulai dari kegiatan yang memiliki

nilai cost slope paling rendah. Dari tahapan kompresi tersebut maka akan dicari

waktu dan biaya optimum.

3.1.6 Kesimpulan

Dari alternatif percepatan dengan penambahan jam kerja lembur yaitu 2jam

dan 3 jam kerja, setelah dilakukan TCTO maka diperoleh masing-masing total

durasi proyek setelah dipercepat dan biaya totalnya. Maka dibandingkan alternatif

penambahan yang mana yang lebih efektif.

60

Universitas Sumatera Utara


3.2 Alur Penelitian
Mulai

Analisa
Analisa Percepatan
Percepatan Waktu
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Proyek
Proyek Dengan
Dengan
Penambahan Jam
Penambahan Jam Kerja

Rumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data sekunder :

 Analisa Harga Satuan


 Time Schedule
 Normal Cost
 Normal Duration

Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas

Dengan
Analisa Data
menggunakan
Microsoft Project:

 Kegiatan Kritis Time Cost Trade Off Alternatif Percepatan


 Free Float Durasi
 Total Float  Crash Duration
  Crash Cost  Penambahan jam kerja
 Cost Slope (2 jam dan 3 jam)

Penentuan Durasi dan Biaya Optimum Proyek

Kesimpulan dan Saran

Selesai

61

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Proyek

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai analisa dan pembahasan

mengenai optimasi waktu dan biaya pada proyek pembangunan Gedung Rumah

Sakit Umum Type-C yang terletak di Kec. Medan Labuhan Kota Medan,

Sumatera Utara dengan analisa Time Cost Trade Off dan bantuan software

Microsoft Project.

4.1.1 Data Pekerjaan Umum Proyek

Adapun data pekerjaan struktur dari Proyek Pembangunan Gedung Rumah

Sakit Umum Type-C Kec. Medan Labuhan Kota Medan adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Type-C

Nilai Kontrak : Rp. 102.027.831.690,11,-

Waktu Pelaksanaan : 414 Hari Kerja

Lokasi : Jalan Kol. Yos Sudarso Km. 8,5 Medan

Pemilik Proyek : P.T. GUNA KARYA NUSANTARA

Durasi pelaksanaan yang akan dihitung menggunakan hari kerja yaitu 414

hari kerja sedangkan di dalam kontrak menggunakan hari kalender yaitu 568 hari

kalender. Sehingga yang akan dihitung percepatan hanya pada hari kerja

dikarenakan tukang (pekerja) hanya aktif pada masa hari kerja. Menurut Kamus

62

Universitas Sumatera Utara


Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan hari kerja adalah hari untuk

bekerja dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Dalam Perpres 70 tahun

2012 pasal 62 ayat 4 dan 5 dijelaskan mengenai penggunaan hari kalender atau

hari kerja dalam pelelangan atau seleksi isinya . Pasal 62 ayat 4 adalah

penyusunan jadwal pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) untuk Pengadaan Barang/Jasa melalui E Procurement, dilakukan

berdasarkan hari kalender. Pasal 62 ayat 5 adalah batas akhir setiap tahapan

pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) melalui E-

Procurement adalah hari kerja.

63

Universitas Sumatera Utara


4.2 Uraian Pekerjaan dan Penjadwalan Proyek

Pada proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Type-C terdapat 6

(enam) pekerjaan utama yaitu pekerjaan pendahuluan, pekerjaan struktur,

pekerjaan arsitektur, pekerjaan elektrikal, pekerjaan mekanikal, dan pekerjaan

bangunan pendukung dan luar gedung.

Berikut ini merupakan tabel uraian kegiatan pada proyek Pembangunan

Gedung Rumah Sakit Umum Type-C di Kec. Medan Labuhan.

Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan dan Durasi

Durasi
No. Jenis Pekerjaan
(Minggu)
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengurusan Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB)
seluas ± 13.300 M2 ke Pemerintah Kota Medan
2. Direksi keet lengkap dengan,/(sewa) 4
3. P3K dan K3 1
4. Pembuatan Gudang alat dan bahan/ (sewa) 5
5. Pembuatan Bedeng Kerja/ (sewa) 5
6. Pagar Proyek bahan seng gelombang di cat (sewa) 4
Sewa TC + Operator + Genset + Mobilisasi
7. 53
Demobilisasi
Pembuatan jembatan sementara (jalan keluar - masuk
8. 2
lokasi)
Sewa Genset 125 KvA + Bahan Bakar + Lampu
9. 68
penerangan
II. PEKERJAAN STRUKTUR
1. PEKERJAAN TANAH 11
2. PEKERJAAN SUB - STRUKTUR
2.1. Pekerjaan Pondasi Dalam 20
2.2. Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 10
3. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI BASEMENT 8
4. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 5
5. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 5
6. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 5
7. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 5

64

Universitas Sumatera Utara


No. Jenis Pekerjaan Durasi
(Minggu)
8. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 5
9. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 5
10. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 5
11. PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 5
12. PEKERJAAN STRUKTUR RUANG LIFT 18
III PEKERJAAN ARSITEKTUR
III.1 LANTAI BASEMENT
1. PEKERJAAN DINDING, KOLOM DAN LAIN-LAIN 7
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 4
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.2 LANTAI SATU
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN FACADE 4
7. PEKERJAAN PENGECATAN 4
PEKERJAAN LOGO SIGN, NAMA DAN
8. 4
IDENTITAS
III.3 LANTAI DUA
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.4 LANTAI TIGA
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4

65

Universitas Sumatera Utara


Durasi
No. Jenis Pekerjaan
(Minggu)
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.5 LANTAI EMPAT
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.6 LANTAI LIMA
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.7 LANTAI ENAM
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
III.8 LANTAI TUJUH
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 4
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 6
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 6
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN PLAFOND 4
5. PEKERJAAN SANITARI 4
6. PEKERJAAN PENGECATAN 4
PEKERJAAN LOGO SIGN, NAMA DAN
7. 3
IDENTITAS
III.9 LANTAI ATAP
1. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 3
2. PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, VENT
3. 4
DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
4. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA 4

66

Universitas Sumatera Utara


Durasi
No. Jenis Pekerjaan
(Minggu)
5. PEKERJAAN PENGECATAN 4
IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. PERALATAN UTAMA DI RUANG TRAFO 4
2. PEKERJAAN PEMASUKAN DAYA PLN 1
3. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GENERATOR
SET 4
PEKERJAAN PANEL PDTR DI RUANG POWER
4. 4
HOUSE
5. PEKERJAAN PANEL LISTRIK DALAM GEDUNG 8
6. PEKERJAAN KABEL FEEDER 35
7. PEKERJAAN KABEL TRAY & KABEL LADDER 35
PEKERJAAN LISTRIK & ARMATURE DALAM
8. 9
GEDUNG
PEKERJAAN LISTRIK & ARMATURE LUAR
9. 5
GEDUNG
10. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR 4
PEKERJAAN GROUNDING SYSTEM /
11. 2
PENTANAHAN
12. PEKERJAAN FIRE ALARM 29
13. PEKERJAAN SOUND SYSTEM / TATA SUARA 29
14. PEKERJAAN PABX / TELEPHONE 29
15. PEKERJAAN CCTV 10
16. PEKERJAAN MATV 10
V. PEKERJAAN MEKANIKAL
1. PEKERJAAN FIRE HYDRANT DAN SPRINKLER 35
2. PEKERJAAN PLUMBING 35
3. PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLANT 11
4. PEKERJAAN DEEP WELL / SUMUR BOR DALAM 4
5. PEKERJAAN AC / TATA UDARA / DUCTING 33
PEKERJAAN SARANA TRANSPORTASI DALAM
6. 6
GEDUNG
PEKERJAAN SISTEM SENTRAL INSTALASI GAS
7. 33
MEDIS
PEKERJAAN BANGUNAN PENDUKUNG DAN
VI.
LUAR GEDUNG
1. PEKERJAAN RUANG GENSET & PANEL 4
PEKERJAAN RUANG POMPA & RESERVOIR
2.
BAWAH 4
PEKERJAAN HALAMAN, JALAN, PARKIR,
3. 6
TAMAN DAN SALURAN
PEKERJAAN RETAINING WALL & PAGAR
4. 9
KELILING

67

Universitas Sumatera Utara


Durasi
No. Jenis Pekerjaan
(Minggu)
PEKERJAAN PEMBUANGAN LIMBAH DAN
5. 6
STRUKTUR STP
Sumber : Time Schedule Proyek Gedung Rumah Sakit Umum Type-C

4.2.1. Durasi Proyek

Durasi pekerjaan proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum

Type-C ini adalah 69 minggu atau 414 hari kerja, dimana dalam 1 minggu

terdapat 6 hari kerja, dan dalam 1 hari kerja terdiri dari 8 jam kerja. Durasi

pekerjaan juga dapat dilihat pada data tabel 4.1 yang telah dilampirkan, namun

untuk melihat durasi total pekerjaan yang lebih spesifik maka digunakan Program

Microsoft Project.

4.2.2. Biaya Proyek

Adapun rincian biaya pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit

Umum Type-C adalah seperti tersaji pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Rincian Biaya

NO SUB PEKERJAAN BIAYA (Rp.)


I PEKERJAAN PENDAHULUAN 999.201.283,50
II PEKERJAAN STRUKTUR 34.489.840.122,11
III PEKERJAAN ARSITEKTUR 23.992.625.678,68
IV PEKERJAAN ELEKTRIKAL 10.957.645.999,25
V PEKERJAAN MEKANIKAL 19.094.691.729,28
PEKERJAAN BANGUNAN PENDUKUNG DAN
VI LUAR GEDUNG 3.218.569.450,92
JUMLAH 92.752.574.263,74
PPN 10% 9.275.257.426,37
TOTAL 102.027.831.690,11
Data tabel yang lebih detil dilihat pada Lampiran 1.1

68

Universitas Sumatera Utara


4.3. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas

Hubungan keterkaitan antar aktivitas didapat dari hasil pengolahan data proyek seperti yang tersusun pada Tabel 4.3. di bawah ini.

Dengan bantuan program Microsoft Project, hubungan keterkaitan ini dibentuk dalam jaringan kerja untuk mengidentifikasi kegiatan kritis.

Tabel 4.3. Hubungan Keterkaitan Antar Aktivitas

No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
1 PROYEK RUMAH SAKIT TYPE-C 414 days 20/08/18 14/12/19 0 days 0 days Yes
2 PEKERJAAN PENDAHULUAN 414 days 20/08/18 14/12/19 0 days 0 days Yes
3 Pengurusan Surat Izin Mendirikan Bangunan
(SIMB) seluas ± 13.300 M2 ke Pemerintah Kota
Medan
4 Direksi keet lengkap dengan,/(sewa) 24 days 27/08/18 22/09/18 4FS 0 days 0 days Yes
5 P3K dan K3 6 days 20/08/18 25/08/18 2SS 0 days 0 days Yes
6 Pembuatan Gudang alat dan bahan/ (sewa) 30 days 24/09/18 27/10/18 3FS 354 days 354 days No
7 Pembuatan Bedeng Kerja/ (sewa) 30 days 24/09/18 27/10/18 3FS 0 days 0 days Yes
8 Pagar Proyek bahan seng gelombang di cat (sewa) 24 days 27/08/18 22/09/18 4FS 384 days 384 days No
9 Sewa TC + Operator + Genset + Mobilisasi
318 days 10/12/18 14/12/19 6FS+36 days 0 days 0 days Yes
Demobilisasi
10 Pembuatan jembatan sementara (jalan keluar -
12 days 27/08/18 08/09/18 4FS 396 days 396 days No
masuk lokasi)
11 Sewa Genset 125 KvA + Bahan Bakar + Lampu
408 days 27/08/18 14/12/19 4FS 0 days 0 days Yes
penerangan

69

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
12 PEKERJAAN STRUKTUR 348 days 03/09/18 12/10/19 0 days 0 days Yes
13 PEKERJAAN TANAH 66 days 10/12/18 23/02/19 8SS 0 days 0 days Yes
14 PEKERJAAN SUB - STRUKTUR 348 days 03/09/18 12/10/19 0 days 0 days Yes
15 Pekerjaan Pondasi Dalam 120 days 03/09/18 19/01/19 4FS+6 days 0 days 0 days Yes
16 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 60 days 31/12/18 09/03/19 14FS-18 days 0 days 0 days Yes
17 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI
48 days 28/01/19 23/03/19 15FS-36 days 0 days 0 days Yes
BASEMENT
18 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 30 days 25/02/19 30/03/19 16FS-24 days 0 days 0 days Yes
19 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 30 days 25/03/19 27/04/19 17FS-6 days 0 days 0 days Yes
20 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 30 days 22/04/19 25/05/19 18FS-6 days 0 days 0 days Yes
21 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 30 days 20/05/19 22/06/19 19FS-6 days 0 days 0 days Yes
22 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 30 days 17/06/19 20/07/19 20FS-6 days 0 days 0 days Yes
23 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 30 days 15/07/19 17/08/19 21FS-6 days 0 days 0 days Yes
24 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 30 days 12/08/19 14/09/19 22FS-6 days 0 days 0 days Yes
25 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 30 days 09/09/19 12/10/19 23FS-6 days 0 days 0 days Yes
26 PEKERJAAN STRUKTUR RUANG LIFT 108 days 28/01/19 01/06/19 14FS 168 days 168 days No
27 PEKERJAAN ARSITEKTUR 42 days 18/02/19 06/04/19 0 days 0 days Yes
28 LANTAI BASEMENT 42 days 18/02/19 06/04/19 0 days 0 days Yes
29 PEKERJAAN DINDING, KOLOM DAN LAIN-
42 days 18/02/19 06/04/19 16FS-30 days 216 days 216 days No
LAIN
30 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 24 days 25/03/19 20/04/19 17FS-6 days 0 days 204 days No
31 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
24 days 25/03/19 20/04/19 29SS 204 days 204 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
32 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 01/04/19 27/04/19 17FS 0 days 198 days No

70

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
33 PEKERJAAN SANITARI 24 days 01/04/19 27/04/19 31SS 0 days 186 days No
34 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 15/04/19 11/05/19 32FS-12 days 186 days 186 days No
35 LANTAI SATU 36 days 01/04/19 11/05/19 0 days 0 days Yes
36 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 01/04/19 27/04/19 17FS 0 days 162 days No
37 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 01/04/19 11/05/19 17FS 0 days 174 days No
38 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 01/04/19 11/05/19 17FS 186 days 186 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
39 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 29/04/19 25/05/19 18FS 0 days 150 days No
40 PEKERJAAN SANITARI 24 days 22/04/19 18/05/19 35FS-6 days 0 days 162 days No
41 PEKERJAAN FACADE 24 days 27/05/19 22/06/19 38FS 150 days 150 days No
42 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 13/05/19 08/06/19 39FS-6 days 162 days 162 days No
43 PEKERJAAN LOGO SIGN, NAMA DAN
24 days 18/11/19 14/12/19 10FF 0 days 0 days Yes
IDENTITAS
44 LANTAI DUA 60 days 29/04/19 06/07/19 0 days 0 days Yes
45 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 29/04/19 25/05/19 36FS-12 days 0 days 174 days No
46 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 29/04/19 08/06/19 44SS 0 days 150 days No
47 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 29/04/19 08/06/19 44SS 0 days 138 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
48 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 27/05/19 22/06/19 46FS-12 days 150 days 150 days No
49 PEKERJAAN SANITARI 24 days 20/05/19 15/06/19 46FS-18 days 0 days 138 days No
50 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 10/06/19 06/07/19 48FS-6 days 138 days 138 days No
51 LANTAI TIGA 36 days 27/05/19 06/07/19 0 days 0 days Yes
52 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 27/05/19 22/06/19 45FS-12 days 0 days 150 days No
53 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 27/05/19 06/07/19 51SS 0 days 126 days No

71

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
54 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 27/05/19 06/07/19 52SS 0 days 114 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
55 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 24/06/19 20/07/19 53FS-12 days 126 days 126 days No
56 PEKERJAAN SANITARI 24 days 17/06/19 13/07/19 53FS-18 days 0 days 114 days No
57 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 08/07/19 03/08/19 55FS-6 days 114 days 114 days No
58 LANTAI EMPAT 36 days 24/06/19 03/08/19 0 days 0 days Yes
59 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 24/06/19 20/07/19 52FS-12 days 0 days 126 days No
60 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 24/06/19 03/08/19 58SS 0 days 102 days No
61 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 24/06/19 03/08/19 59SS 0 days 90 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
62 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 22/07/19 17/08/19 60FS-12 days 102 days 102 days No
63 PEKERJAAN SANITARI 24 days 15/07/19 10/08/19 60FS-18 days 0 days 90 days No
64 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 05/08/19 31/08/19 62FS-6 days 90 days 90 days No
65 LANTAI LIMA 36 days 22/07/19 31/08/19 0 days 0 days Yes
66 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 22/07/19 17/08/19 59FS-12 days 0 days 102 days No
67 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 22/07/19 31/08/19 65SS 0 days 78 days No
68 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 22/07/19 31/08/19 66SS 0 days 66 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
69 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 19/08/19 14/09/19 67FS-12 days 78 days 78 days No
70 PEKERJAAN SANITARI 24 days 12/08/19 07/09/19 67FS-18 days 0 days 66 days No
71 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 02/09/19 28/09/19 69FS-6 days 66 days 66 days No
72 LANTAI ENAM 36 days 19/08/19 28/09/19 0 days 0 days Yes
73 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 19/08/19 14/09/19 66FS-12 days 0 days 78 days No
74 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 19/08/19 28/09/19 72SS 0 days 42 days No

72

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
75 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 19/08/19 28/09/19 73SS 66 days 66 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
76 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 16/09/19 12/10/19 73FS-12 days 54 days 54 days No
77 PEKERJAAN SANITARI 24 days 09/09/19 05/10/19 73FS-18 days 0 days 42 days No
78 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 30/09/19 26/10/19 76FS-6 days 42 days 42 days No
79 LANTAI TUJUH 78 days 16/09/19 14/12/19 0 days 0 days Yes
80 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 24 days 16/09/19 12/10/19 73FS-12 days 0 days 54 days No
81 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 36 days 16/09/19 26/10/19 79SS 0 days 18 days No
82 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
36 days 16/09/19 26/10/19 80SS 42 days 42 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
83 PEKERJAAN PLAFOND 24 days 14/10/19 09/11/19 80FS-12 days 30 days 30 days No
84 PEKERJAAN SANITARI 24 days 07/10/19 02/11/19 80FS-18 days 0 days 18 days No
85 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 28/10/19 23/11/19 83FS-6 days 18 days 18 days No
86 PEKERJAAN LOGO SIGN, NAMA DAN
18 days 25/11/19 14/12/19 42FF 0 days 0 days Yes
IDENTITAS
87 LANTAI ATAP 42 days 28/10/19 14/12/19 0 days 0 days Yes
88 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN 18 days 28/10/19 16/11/19 83FS-6 days 0 days 24 days No
89 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPISAN 24 days 28/10/19 23/11/19 87SS 0 days 18 days No
90 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA,
24 days 28/10/19 23/11/19 88SS 0 days 6 days No
VENT DAN PENGGANTUNG/PENGUNCI
91 PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA 24 days 11/11/19 07/12/19 89FS-12 days 6 days 6 days No
92 PEKERJAAN PENGECATAN 24 days 18/11/19 14/12/19 85FF 0 days 0 days Yes
93 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 228 days 18/03/19 07/12/19 0 days 0 days Yes
94 PERALATAN UTAMA DI RUANG TRAFO 24 days 26/08/19 21/09/19 23FS-18 days 0 days 66 days No
95 PEKERJAAN PEMASUKAN DAYA PLN 6 days 23/09/19 28/09/19 93FS 66 days 66 days No

73

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
96 PENGADAAN DAN PEMASANGAN
24 days 26/08/19 21/09/19 93SS 0 days 72 days No
GENERATOR SET
97 PEKERJAAN PANEL PDTR DI RUANG
24 days 26/08/19 21/09/19 95SS 0 days 18 days No
POWER HOUSE
98 PEKERJAAN PANEL LISTRIK DALAM
48 days 23/09/19 16/11/19 96FS 24 days 24 days No
GEDUNG
99 PEKERJAAN KABEL FEEDER 210 days 18/03/19 16/11/19 16FS-6 days 0 days 24 days No
100 PEKERJAAN KABEL TRAY & KABEL
210 days 18/03/19 16/11/19 98SS 0 days 6 days No
LADDER
101 PEKERJAAN LISTRIK & ARMATURE
54 days 07/10/19 07/12/19 99FS-36 days 0 days 6 days No
DALAM GEDUNG
102 PEKERJAAN LISTRIK & ARMATURE LUAR
30 days 04/11/19 07/12/19 100FS-30 days 0 days 6 days No
GEDUNG
103 PEKERJAAN PENANGKAL PETIR 24 days 04/11/19 30/11/19 101SS 0 days 6 days No
104 PEKERJAAN GROUNDING SYSTEM /
12 days 25/11/19 07/12/19 102FS-6 days 6 days 6 days No
PENTANAHAN
105 PEKERJAAN FIRE ALARM 174 days 15/04/19 02/11/19 18FS-12 days 0 days 36 days No
106 PEKERJAAN SOUND SYSTEM / TATA
174 days 15/04/19 02/11/19 104SS 0 days 36 days No
SUARA
107 PEKERJAAN PABX / TELEPHONE 174 days 15/04/19 02/11/19 105SS 0 days 12 days No
108 PEKERJAAN CCTV 60 days 23/09/19 30/11/19 106FS-36 days 0 days 12 days No
109 PEKERJAAN MATV 60 days 23/09/19 30/11/19 107SS 0 days 12 days No
110 PEKERJAAN MEKANIKAL 246 days 25/02/19 07/12/19 0 days 0 days Yes
111 PEKERJAAN FIRE HYDRANT DAN
210 days 18/03/19 16/11/19 98SS 0 days 24 days No
SPRINKLER

74

Universitas Sumatera Utara


No Task Name Duration Start Finish Predecessors Free Slack Total Slack Critical
112 PEKERJAAN PLUMBING 210 days 18/03/19 16/11/19 110SS 24 days 24 days No
113 PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLANT 66 days 23/09/19 07/12/19 108SS 6 days 6 days No
114 PEKERJAAN DEEP WELL / SUMUR BOR
24 days 25/02/19 23/03/19 15FS-12 days 0 days 6 days No
DALAM
115 PEKERJAAN AC / TATA UDARA / DUCTING 198 days 01/04/19 16/11/19 113FS+6 days 0 days 6 days No
116 PEKERJAAN SARANA TRANSPORTASI
36 days 28/10/19 07/12/19 114FS-18 days 0 days 6 days No
DALAM GEDUNG
117 PEKERJAAN SISTEM SENTRAL INSTALASI
198 days 01/04/19 16/11/19 114SS 24 days 24 days No
GAS MEDIS
118 PEKERJAAN BANGUNAN PENDUKUNG
294 days 31/12/18 07/12/19 0 days 0 days Yes
DAN LUAR GEDUNG
119 PEKERJAAN RUANG GENSET & PANEL 24 days 29/04/19 25/05/19 18FS 174 days 174 days No
120 PEKERJAAN RUANG POMPA & RESERVOIR
24 days 31/12/18 26/01/19 14FS-18 days 276 days 276 days No
BAWAH
121 PEKERJAAN HALAMAN, JALAN, PARKIR,
36 days 28/10/19 07/12/19 115SS 0 days 6 days No
TAMAN DAN SALURAN
122 PEKERJAAN RETAINING WALL & PAGAR
54 days 23/09/19 23/11/19 96FS 18 days 18 days No
KELILING
123 PEKERJAAN PEMBUANGAN LIMBAH DAN
36 days 28/10/19 07/12/19 120SS 6 days 6 days No
STRUKTUR STP

Kegiatan-kegiatan kritis yang diperoleh dalam pekerjaan struktur adalah sebagai berikut :

75

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4. Kegiatan Kritis

No Uraian Kegiatan
1 PROYEK RUMAH SAKIT TYPE-C
2 PEKERJAAN PENDAHULUAN
3 Pekerjaan Pondasi Dalam
4 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain
5 Pembuatan Bedeng Kerja/ (sewa)
6 Sewa TC + Operator + Genset + Mobilisasi Demobilisasi
7 Sewa Genset 125 KvA + Bahan Bakar + Lampu penerangan
8 PEKERJAAN STRUKTUR
9 PEKERJAAN TANAH
10 PEKERJAAN SUB - STRUKTUR
11 Pekerjaan Pondasi Dalam
12 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain
13 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI BASEMENT
14 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1
15 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2
16 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3
17 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4
18 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5
19 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6
20 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7
21 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8
22 PEKERJAAN ARSITEKTUR
23 LANTAI BASEMENT
24 LANTAI SATU
25 LANTAI DUA
26 LANTAI TIGA
27 LANTAI EMPAT
28 LANTAI LIMA
29 LANTAI ENAM
30 LANTAI TUJUH
31 PEKERJAAN LOGO SIGN, NAMA DAN IDENTITAS
32 LANTAI ATAP
33 PEKERJAAN PENGECATAN
34 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
35 PEKERJAAN MEKANIKAL
PEKERJAAN BANGUNAN PENDUKUNG DAN LUAR
36
GEDUNG

76

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5 Kegiatan Kritis Pekerjaan Struktur

No Uraian Kegiatan

1 PEKERJAAN STRUKTUR

2 PEKERJAAN TANAH

3 PEKERJAAN SUB - STRUKTUR

4 Pekerjaan Pondasi Dalam

5 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain

6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI BASEMENT

7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1

8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2

9 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3

10 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4

11 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5

12 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6


13 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7
14 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8

77

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1. Kegiatan Kritis

78

Universitas Sumatera Utara


4.4. Perhitungan Crashing Program

Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek, maka dilakukan percepatan

durasi pekerjaan pada kegiatan-kegiatan kritis. Pada tugas akhir ini dilakukan

percepatan durasi proyek dengan menggunakan alternatif yaitu penambahan jam

kerja (lembur) pada pekerjaan struktur.

4.4.1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah

pekerjaan dengan alternatif penambahan jam kerja (lembur) adalah :

1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam

istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan jam kerja lembur dilakukan setelah

waktu kerja normal selama 3 jam per hari (18.30 – 21.30). Dalam 1 minggu

hanya dilakukan 6 hari kerja, yaitu Senin – Sabtu.

2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai

berikut :

a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur

sebesar 1,5 kali upah sejam.

b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur

sebesar 2 kali upah sejam.

3. Produktifitas untuk 2 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 80% dari

produktifitas normal, sedangkan untuk 3 jam kerja lembur diperhitungkan

sebesar 70% dari produktifitas normal (Soeharto, 1999).

79

Universitas Sumatera Utara


4.4.2. Crash Duration

Langkah-langkah dalam menghitung crash duration adalah :

a. Menghitung produktifitas harian

Volume Pekerjaan
Produktifitas harian =
Durasi Normal

b. Menghitung produktifitas per jam

Produktifitas harian
Produktifitas per jam =
Jam kerja normal harian

Di mana :

Jam kerja normal harian = 8 jam

c. Menghitung produktifitas lembur

Produktifitas lembur =

jam kerja lembur x koef. produktifitas x prod. per jam

Di mana :

Jam kerja lembur per hari = 2 jam dan 3 jam

Koefisien Produktifitas = 80% dan 70%

d. Menghitung produktifitas harian setelah dilakukan crash

Produktifitas harian setelah 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ = Prod. harian + Prod. Lembur

e. Menghitung crash duration

Volume Pekerjaan
𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 =
Prod. harian setelah 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ

Hasil perhitungan produktifitas harian, produktifitas per jam, produktifitas

harian setelah dilakukan crash dan crash duration untuk tiap kegiatan kritis

disajikan dalam Tabel 4.6. untuk 2 jam lembur dan Tabel 4.7 untuk 3 jam lembur.

80

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6. Crash Duration untuk 2 jam lembur

Durasi Prod.
Prod. Prod. Prod. Crash
No Uraian Pekerjaan Volume (Hari Per
Harian Lembur Crash Duration
Kerja) Jam
1 PEKERJAAN STRUKTUR 1 Ls 348 0.0029 0.00036 0.00057 0.00344 290
2 PEKERJAAN TANAH 1 Ls 66 0.015 0.0019 0.00303 0.0181 55
3 Pekerjaan Pondasi Dalam 1 Ls 120 0.0083 0.001 0.00166 0.01 100
4 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 1 Ls 60 0.017 0.002 0.00333 0.02 50
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI
5 BASEMENT 1 Ls 48 0.0208 0.0026 0.00416 0.026 38
6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
9 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
10 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
11 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
12 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
13 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00666 0.04 25
Data tabel yang lebih detil dilihat pada Lampiran 1.2

Berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan dari Crash Duration untuk 2 jam lembur perubahan waktu normal akibat percepatan
dari tiap-tiap pekerjaan adalah sebesar 290; 55; 100; 50; 38; 25; 25; 25; 25; 25; 25; 25; dan 25 hari kerja.

81

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7. Crash Duration untuk 3 jam lembur

Durasi Prod.
Prod. Prod. Prod. Crash
No Uraian Pekerjaan Volume (Hari Per
Harian Lembur Crash Duration
Kerja) Jam
1 PEKERJAAN STRUKTUR 1 Ls 348 0.0029 0.00036 0.00075 0.0036 276
2 PEKERJAAN TANAH 1 Ls 66 0.015 0.0019 0.0039 0.019 52
3 Pekerjaan Pondasi Dalam 1 Ls 120 0.0083 0.001 0.0021 0.0104 95
4 Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 1 Ls 60 0.017 0.002 0.0043 0.0213 48
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI
5 BASEMENT 1 Ls 48 0.0208 0.0026 0.0054 0.026 38
6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
9 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
10 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
11 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
12 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
13 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 1 Ls 30 0.033 0.0041 0.00875 0.04175 24
Data tabel yang lebih detil dilihat pada Lampiran 1.3

Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan dari Crash Duration untuk 3 jam lembur perubahan waktu normal akibat percepatan
dari tiap-tiap pekerjaan adalah sebesar 276; 52; 95; 48; 38; 24; 24; 24; 24; 24; 24; 24; dan 24 hari kerja.

82

Universitas Sumatera Utara


4.4.3. Crash Cost

Untuk upah kerja lembur telah ditentukan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan pasal 78 ayat (4) yang

berisi :

1. Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan

Keputusan Menteri.

Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang no 13 Tahun 2013 pasal

78 ayat (4) maka sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor

KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 , upah kerja lembur untuk pekerja

diperhitungkan sebagai berikut :

a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur

sebesar 1,5 kali upah sejam.

b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur

sebesar 2 kali upah sejam.

Langkah-langkah dalam menghitung crash cost adalah sebagai berikut :

a. Menghitung upah kerja harian normal

Upah kerja harian normal = Prod. harian x Harga satuan upah kerja

b. Menghitung upah kerja per jam normal

Upah kerja per jam normal = Prod. per jam x Harga satuan upah kerja

c. Menghitung upah kerja lembur per hari

 3 jam kerja

83

Universitas Sumatera Utara


Upah kerja lembur per hari (3 jam)

= (1,5 𝑥 upah sejam normal)

+ 2 𝑥 (2 𝑥 upah sejam normal)

d. Menghitung crash cost tenaga kerja per hari

𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡 tenaga kerja per hari

= upah harian + upah kerja lembur per hari

e. Menghitung crash cost total

𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡 total = 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡 per hari x 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Hasil perhitungan upah kerja harian normal, upah kerja per jam normal,

upah lembur per hari (2 jam dan 3 jam kerja), crash cost per hari dan crash cost

total untuk tiap kegiatan kritis disajikan dalam tabel 4.8. (2 jam kerja) dan tabel

4.9. (3 jam kerja).

84

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8. Crash Cost untuk 2 jam lembur

Crash Crash Cost


Crash Cost
No Uraian Pekerjaan Duration Harian
Total (Rp.)
(HK) (Rp.)
1 PEKERJAAN STRUKTUR
2 PEKERJAAN TANAH 55 25.656.202 1.411.091.093
3 Pekerjaan Pondasi Dalam 100 58.606.010 5.860.601.037
Pekerjaan Pile Cap, Sloof
4 50 55.145.310 2.757.265.516
dan lain-lain
PEKERJAAN STRUKTUR
5 38 69.595.042 2.783.801.700
LANTAI BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR
6 25 178.052.625 4.451.315.636
LANTAI - 1
PEKERJAAN STRUKTUR
7 25 154.944.169 3.873.604.217
LANTAI - 2
PEKERJAAN STRUKTUR
8 25 158.862.401 3.971.560.032
LANTAI - 3
PEKERJAAN STRUKTUR
9 25 163.379.246 4.084.481.142
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR
10 25 141.599.523 3.539.988.069
LANTAI - 5
PEKERJAAN STRUKTUR
11 25 148.852.387 3.721.309.670
LANTAI - 6
PEKERJAAN STRUKTUR
12 25 126.526.706 3.163.167.638
LANTAI - 7
PEKERJAAN STRUKTUR
13 25 37.547.252 938.681.301
LANTAI - 8
Data tabel yang detil dapat dilihat pada Lampiran 1.4

Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan dari Crash Cost untuk 2 jam lembur

(Pada Lampiran 1.4) perubahan biaya normal akibat dari penambahan jam kerja

dari tiap-tiap kegiatan adalah sebesar 1.411.091.093 hingga 938.681.301 rupiah.

85

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9. Crash Cost untuk 3 jam lembur

Crash Crash Cost


Crash Cost
No Uraian Pekerjaan Duration Harian
Total (Rp.)
(HK) (Rp.)
1 PEKERJAAN STRUKTUR
2 PEKERJAAN TANAH 52 30.118.150 1.574.493.376
3 Pekerjaan Pondasi Dalam 95 68.798.360 6.539.250.059
Pekerjaan Pile Cap, Sloof
4 48 64.735.799 3.076.552.827
dan lain-lain
PEKERJAAN STRUKTUR
5 38 81.944.622 3.115.518.298
LANTAI BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR
6 24 209.018.299 4.966.771.472
LANTAI - 1
PEKERJAAN STRUKTUR
7 24 181.890.981 4.322.161.916
LANTAI - 2
PEKERJAAN STRUKTUR
8 24 186.490.645 4.431.460.871
LANTAI - 3
PEKERJAAN STRUKTUR
9 24 191.793.028 4.557.458.080
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR
10 24 166.225.527 3.949.913.506
LANTAI - 5
PEKERJAAN STRUKTUR
11 24 174.739.758 4.152.231.883
LANTAI - 6
PEKERJAAN STRUKTUR
12 24 148.531.350 3.529.457.821
LANTAI - 7
PEKERJAAN STRUKTUR
13 24 44.077.209 1.047.379.222
LANTAI - 8
Data tabel yang lebih detil dapat dilihat pada Lampiran 1.5

Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan dari Crash Cost untuk 3 jam lembur

(Pada Lampiran 1.5) perubahan biaya normal akibat dari penambahan jam kerja

dari tiap-tiap kegiatan adalah sebesar 1.574.493.376 hingga 1.047.379.222 rupiah.

86

Universitas Sumatera Utara


4.4.4. Cost Slope

Cost slope merupakan pertambahan biaya untuk mempercepat suatu aktifitas

per satuan waktu.

Cost slope dapat dihitung dengan rumus :

𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑜𝑠𝑡 − 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡


𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan Cost Slope untuk tiap

kegiatan kritis.

87

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10. Cost Slope untuk 2 jam lembur

Normal Crash
Normal Cost Crash Cost
Uraian Pekerjaan Duration Duration Cost Slope (Rp)
(Rp) (Rp)
(HK) (HK)
PEKERJAAN TANAH 66 55 1.177.954.304 1.411.091.093 21.194.253,57
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 100 4.892.327.822 5.860.601.037 48.413.660,74
Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 60 50 2.301.717.300 2.757.265.516 45.554.821,57
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI BASEMENT 48 38 2.330.869.245 2.783.801.700 56.616.556,84
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 30 25 3.715.880.879 4.451.315.636 147.086.951,40
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 30 25 3.233.617.433 3.873.604.217 127.997.356,72
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 30 25 3.315.389.244 3.971.560.032 131.234.157,61
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 30 25 3.409.653.823 4.084.481.142 134.965.463,82
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 30 25 3.504.414.620 3.539.988.069 7.114.689,72
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 30 25 3.106.484.594 3.721.309.670 122.965.015,21
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 30 25 2.640.557.333 3.163.167.638 104.522.061,1
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 30 25 783.594.825 938.681.301 31.017.295,17

Berdasarkan tabel 4.10 hasil dari penambahan biaya dari percepatan tiap aktivitas dalam satuan waktu (Cost Slope) untuk 2 jam
adalah sebesar 21.194.253,57 hingga 31.017.295,17

88

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11. Cost Slope untuk 3 jam lembur

Normal Crash
Normal Cost Crash Cost
Uraian Pekerjaan Duration Duration Cost Slope (Rp)
(Rp) (Rp)
(HK) (HK)
PEKERJAAN TANAH 66 52 1.177.954.304 1.574.493.376 28.896.425,9
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 95 4.892.327.822 6.539.250.059 66.007.597,6
Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 60 48 2.301.717.300 3.076.552.827 62.109.831,9
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI BASEMENT 48 38 2.330.869.245 3.115.518.298 78.620.589,6
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 30 24 3.715.880.879 4.966.771.472 200.539.603,2
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 30 24 3.233.617.433 4.322.161.916 174.512.687,3
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 30 24 3.315.389.244 4.431.460.871 178.925.769,4
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 30 24 3.409.653.823 4.557.458.080 184.013.063,2
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 30 24 3.504.414.620 3.949.913.506 71.421.249,9
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 30 24 3.106.484.594 4.152.231.883 167.651.550,2
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 30 24 2.640.557.333 3.529.457.821 142.506.269,3
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 30 24 783.594.825 1.047.379.222 42.289.244,5

Berdasarkan tabel 4.11 hasil dari penambahan biaya dari percepatan tiap aktivitas dalam satuan waktu (Cost Slope) untuk 3 jam

adalah sebesar 28.896.425,9 hingga 42.289.244,5

89

Universitas Sumatera Utara


4.4.5. Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Setelah diperoleh nilai Cost Slope dari masing-masing kegiatan, maka

dilakukan penekanan (kompresi) durasi proyek pada setiap kegiatan di lintasan

kritis yang dimulai dari kegiatan dengan Cost Slope terendah. Berikut urutan

kegiatan dengan Cost Slope terendah sampai tertinggi seperti ditunjukkan pada

tabel 4.12 untuk 2 jam lembur dan tabel 4.13 untuk 3 jam lembur.

Tabel 4.12. Urutan Kegiatan dengan Cost Slope terendah-tertinggi (2 jam)

Normal Crash
Uraian Pekerjaan Duration Duration Cost Slope (Rp)
(HK) (HK)
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 7.114.689,72
LANTAI - 5
PEKERJAAN TANAH 66 55 21.194.253,57
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 31.017.295,17
LANTAI - 8
Pekerjaan Pile Cap, Sloof 60 50 45.554.821,57
dan lain-lain
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 100 48.413.660,74

PEKERJAAN STRUKTUR
48 38 56.616.556,84
LANTAI BASEMENT

PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 104.522.061,1


LANTAI - 7

PEKERJAAN STRUKTUR
30 25 122.965.015,21
LANTAI - 6

PEKERJAAN STRUKTUR
30 25 127.997.356,72
LANTAI - 2

PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 131.234.157,61


LANTAI - 3

PEKERJAAN STRUKTUR
30 25 134.965.463,82
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR
30 25 147.086.951,40
LANTAI - 1

90

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.13. Urutan Kegiatan dengan Cost Slope terendah-tertinggi (3 jam)

Normal Crash
Uraian Pekerjaan Duration Duration Cost Slope (Rp)
(HK) (HK)
PEKERJAAN TANAH 66 52 28.896.425,9

PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 42.289.244,5


LANTAI - 8
Pekerjaan Pile Cap, Sloof 60 48 62.109.831,9
dan lain-lain
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 95 66.007.597,6
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 71.421.249,9
LANTAI - 5
PEKERJAAN STRUKTUR 48 38 78.620.589,6
LANTAI BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 142.506.269,3
LANTAI - 7
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 167.651.550,2
LANTAI - 6
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 174.512.687,3
LANTAI - 2
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 178.925.769,4
LANTAI - 3
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 184.013.063,2
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 200.539.603,2
LANTAI - 1

4.4.6. Analisa Percepatan Durasi

Setelah diperoleh crash duration dari analisa sebelumnya, maka dengan

bantuan program Microsoft Project dilakukan controlling kembali yaitu dengan

mengganti durasi normal dengan durasi Crash pada kegiatan kritis.

91

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14. Total durasi proyek setelah Crashing untuk 2 jam lembur

Normal Crash Total Total


Uraian Pekerjaan Duration Duration Crash Duration
(hari) (hari) (hari) (hari)
PROYEK RUMAH SAKIT
414 - - 414
TYPE C

PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 409


LANTAI - 5
PEKERJAAN TANAH 66 55 11 398
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 393
LANTAI - 8
Pekerjaan Pile Cap, Sloof 60 50 10 383
dan lain-lain
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 100 20 363
PEKERJAAN STRUKTUR 48 38 10 353
LANTAI BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 348
LANTAI - 7
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 343
LANTAI - 6
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 338
LANTAI - 2
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 333
LANTAI - 3
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 328
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR 30 25 5 323
LANTAI - 1

Berdasarkan tabel 4.14 hasil perhitungan total durasi proyek setelah

dilakukan Crashing untuk 2 jam lembur pada tiap-tiap pekerjaan yang dimana

durasi normal penyelesaiaan proyek adalah 414 hari kerja menjadi 323 hari.

92

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.15. Total durasi proyek setelah Crashing untuk 3 jam lembur

Normal Crash Total Total


Uraian Pekerjaan Duration Duration Crash Duration
(HK) (HK) (hari) (hari)
PEKERJAAN TANAH 66 52 14 400
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 394
LANTAI - 8
Pekerjaan Pile Cap, Sloof 60 48 12 382
dan lain-lain
Pekerjaan Pondasi Dalam 120 95 25 357
PEKERJAAN STRUKTUR
30 24 6 351
LANTAI - 5

PEKERJAAN STRUKTUR 48 38 10 341


LANTAI BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 335
LANTAI - 7

PEKERJAAN STRUKTUR
30 24 6 329
LANTAI - 6

PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 323


LANTAI - 2
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 317
LANTAI - 3
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 311
LANTAI - 4
PEKERJAAN STRUKTUR 30 24 6 305
LANTAI - 1

Berdasarkan tabel 4.15 hasil perhitungan total durasi proyek setelah

dilakukan Crashing untuk 2 jam lembur pada tiap-tiap pekerjaan yang dimana

durasi normal penyelesaiaan proyek adalah 414 hari kerja menjadi 305 hari kerja

93

Universitas Sumatera Utara


4.4.7. Analisa Waktu dan Biaya

Dalam penelitian ini yang dihitung hanya biaya langsung proyek saja.

Langkah-langkah dalam perhitungan analisa waktu dan biaya adalah sebagai

berikut :

1. Menghitung tambahan biaya dan kumulatif tambahan biaya

Tambahan biaya = 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ

2. Menghitung biaya langsung

Biaya Langsung = Biaya Langsung normal + Kumulatif tambahan biaya

Di mana :

Biaya langsung untuk proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Type-C

Medan Labuhan ini adalah sebesar Rp. 92.752.574.263,74

Adapun hasil perhitungan analisa waktu dan biaya untuk alternatif

penambahan jam kerja lembur tersaji dalam tabel 4.16 dan tabel 4.17.

94

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk 2 jam lembur

Normal Crash Total Kumulatif


Cost Slope Total Tambahan Biaya
Uraian Pekerjaan Duration Duration Durasi Tambahan
(Rp.) Crash Biaya (Rp.) Langsung (Rp.)
(Hari) (Hari) Proyek Biaya (Rp.)
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 7.114.689,72 30 25 5 409 35.573.449 35.573.449 92.788.147.712
PEKERJAAN TANAH 21.194.253,57 66 55 11 398 233.136.789 268.710.238 93.021.284.502
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 31.017.295,17 30 25 5 393 155.086.476 423.796.714 93.176.370.977
Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 45.554.821,57 60 50 10 383 455.548.216 879.344.930 93.631.919.193
Pekerjaan Pondasi Dalam 48.413.660,74 120 100 20 363 968.273.215 1.847.618.144 94.600.192.408
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI
56.616.556,84 48 38 10 353 566.165.569 2.413.783.713 95.166.357.976
BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 104.522.061,1 30 25 5 348 522.610.305 2.936.394.018 95.688.968.282
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 122.965.015,21 30 25 5 343 614.825.076 3.551.219.094 96.303.793.358
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 127.997.356,72 30 25 5 338 639.986.783 4.191.205.878 96.943.780.142
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 131.234.157,61 30 25 5 333 656.170.788 4.847.376.666 97.599.950.929
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 134.965.463,82 30 25 5 328 674.827.319 5.522.203.985 98.274.778.249
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 147.086.951,40 30 25 5 323 735.434.757 6.257.638.742 99.010.213.006

Berdasarkan Tabel 4.16 hasil perhitungan biaya langsung (Direct Cost) untuk 2 jam lembur dimana biaya langsung proyek semula Rp.
92.752.574.263,74 menjadi Rp. 99.010.213.006 dengan kumulatif biaya tambahan Rp. 6.257.638.742

95

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk 3 jam lembur

Normal Crash Total Kumulatif


Cost Slope Total Tambahan Biaya Langsung
Uraian Pekerjaan Duration Duration Durasi Tambahan
(Rp.) Crash Biaya (Rp.) (Rp.)
(Hari) (Hari) Proyek Biaya (Rp.)
PEKERJAAN TANAH 28.896.425,9 66 52 14 400 404.549.963 404.549.963 93.157.124.226

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 8 42.289.244,5 30 24 6 394 253.735.467 658.285.429 93.410.859.693

Pekerjaan Pile Cap, Sloof dan lain-lain 62.109.831,9 60 48 12 382 745.317.983 1.403.603.412 94.156.177.676

Pekerjaan Pondasi Dalam 66.007.597,6 120 95 25 357 1.650.189.940 3.053.793.352 95.806.367.616

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 5 71.421.249,9 30 24 6 351 428.527.499 3.482.320.852 96.234.895.115

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 78.620.589,6 48 38 10 341 786.205.896 4.268.526.748 97.021.101.011


BASEMENT
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 7 142.506.269,3 30 24 6 335 855.037.616 5.123.564.364 97.876.138.627

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 6 167.651.550,2 30 24 6 329 1.005.909.301 6.129.473.665 98.882.047.928

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 2 174.512.687,3 30 24 6 323 1.047.076.124 7.176.549.789 99.929.124.052

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 3 178.925.769,4 30 24 6 317 1.073.554.616 8.250.104.405 101.002.678.668

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 4 184.013.063,2 30 24 6 311 1.104.078.379 9.354.182.784 102.106.757.047

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI - 1 200.539.603,2 30 24 6 305 1.203.237.619 10.557.420.403 103.309.994.667

Berdasarkan Tabel 4.17 untuk 3 jam total biaya langsung Rp.103.309.994.667dengan kumulatif biaya tambahan Rp. 10.557.420.403

96

Universitas Sumatera Utara


Percepatan Durasi 2 Jam (hari)

Gambar 4.2. Grafik Perceptan Durasi untuk setiap pekerjaan pada alternatif 2 jam kerja (lembur)

97

Universitas Sumatera Utara


Percepatan Durasi 3 Jam (hari)

Gambar 4.3. Grafik Perceptan Durasi untuk setiap pekerjaan pada alternatif 3 jam kerja (lembur)

98

Universitas Sumatera Utara


Penambahan Biaya 2 Jam (Rp.)

Gambar 4.4. Grafik Penambahan Biaya Langsung untuk setiap pekerjaan untuk 2 jam kerja (lembur)

99

Universitas Sumatera Utara


Penambahan Biaya
Penambahan 3 Jam
Biaya (Rp.)
3 Jam

Gambar 4.5. Grafik Penambahan Biaya Langsung untuk setiap pekerjaan untuk 3 jam kerja (lembur)

100

Universitas Sumatera Utara


Hubungan Biaya dan Waktu
100.000.000.000
Hubungan Biaya dan Waktu
100.000.000.000
99.000.000.000 99.010.213.006
Hubungan Biaya dan Waktu
3.200.000.000
99.000.000.000 98.274.778.249
99.010.213.006
98.000.000.000 3.180.000.000
3.175.473.314
98.274.778.249
97.599.950.929
Biaya Langsung (Rp.)

98.000.000.000
3.160.000.000 3.158.622.116
97.000.000.000 97.599.950.929
Biaya langsung (Rp.)

96.943.780.142
3.140.000.000
Biaya Langsung (Rp.)

97.000.000.000 96.943.780.142 3.135.020.147 Biaya Langsung (Rp.)


96.303.793.358
96.000.000.000 3.120.000.000
96.303.793.358
95.688.968.282 Biaya Langsung (Rp.)
96.000.000.000 3.106.701.432
3.100.000.000 95.688.968.282
95.166.357.976
95.000.000.000
3.080.000.000 95.166.357.976 3.079.221.699 Biaya Langsung (Rp.)
95.000.000.000 94.600.192.408
94.600.192.408
94.000.000.000 3.060.000.000 3.059.402.198
94.000.000.000 93.631.919.193
3.040.000.000 93.631.919.193 93.176.370.977
93.000.000.000 93.176.370.977 93.021.284.502
92.788.147.712
3.020.000.000
93.000.000.000 93.021.284.502
92.788.147.712 92.752.574.264
92.000.000.000
3.000.000.000
92.000.000.000 134 343 136
323 328 333 338 348 353 139
358 363143 368 147
373 378 150
383 388 393 398 403 408 413 418
323 328 333 338 343 348 353 358 363 368 373 378 383 388 393 398 403 408
Durasi (Hari)
Durasi (hari)
Durasi (hari)

Gambar 4.6. Grafik Perubahan Biaya Langsung terhadap waktu untuk alternatif penambahan 2 jam kerja (lembur)

101

Universitas Sumatera Utara


Hubungan Biaya dan Waktu
104.000.000.000
HubunganBiaya
Hubungan Biaya dan
dan Waktu
Waktu
103.309.994.667
104.000.000.000
3.250.000.000
103.309.994.667
102.000.000.000 102.106.757.047

102.106.757.047
102.000.000.000 101.002.678.6683.213.706.941
3.200.000.000
Biaya Langsung (Rp.)

100.000.000.000 101.002.678.668
99.929.124.052 3.188.214.103
Biaya langsung (Rp.)

Biaya Langsung (Rp.)


100.000.000.000 99.929.124.052
98.882.047.928
98.000.000.000 3.150.000.000 3.151.000.407 Biaya Langsung…
98.882.047.928
97.876.138.627
98.000.000.000
Biaya Langsung (Rp.)
97.021.101.011
97.876.138.627 3.121.548.378
96.000.000.000 3.100.000.000 96.234.895.115
97.021.101.011 Biaya Langsung (Rp.)
95.806.367.616
3.086.821.901
96.234.895.115
96.000.000.000 95.806.367.616
3.061.103.689
94.156.177.676
94.000.000.000 3.050.000.000
94.156.177.676 93.410.859.693
94.000.000.000 93.157.124.226
92.752.574.264
93.410.859.693
92.000.000.000 93.157.124.226
305 3103.000.000.000
315 320 325 330 335 340 345 350 355 360 365 370 375 380 385 390 395 400 405 410 415 420
92.000.000.000 130 132 137 141 146 150
Durasi
305 310 315 320 325 330 335 340 345 350 (hari)
355 360 365 370 375 380 385 390 395 400 405
Durasi (Hari)
Durasi (hari)

Gambar 4.7. Grafik Perubahan Biaya Langsung terhadap waktu untuk alternatif penambahan 3 jam kerja (lembur)

102

Universitas Sumatera Utara


Dari gambar 4.2 dan 4.3 diperoleh jumlah durasi yang dipercepat dan biaya

total sebagai berikut :

a. Untuk alternatif penambahan 2 jam kerja (lembur) :

 Jumlah durasi dipercepat = 323 Hari Kerja

 Total biaya = Rp. 99.010.213.006

Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :

- Efisiensi waktu proyek :

414 – 323 = 91 hari

Atau, (414 − 323)/323 𝑥 100% = 28,17%

- Efisiensi biaya proyek :

Rp. 99.010.213.006 - Rp. 92.752.574.263,74 = Rp. 6.257.638.742,26

99.010.213.006 − 92.752.574.263,74
𝑥100% = 6,746%
92.752.574.263,74

103

Universitas Sumatera Utara


100.000.000.000
99.010.213.006
99.000.000.000

98.000.000.000

97.000.000.000
Biaya
Biaya

96.000.000.000
96.000.000.000

95.000.000.000
95.000.000.000

94.000.000.000
94.000.000.000 92.752.574.264
92.752.574.264
93.000.000.000
93.000.000.000

92.000.000.000
92.000.000.000
323
323 333
333 343
343 353
353 363
363 373
373 383
383 393
393 403
403 413
413
Waktu
Waktu
Gambar 4.8. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan

penambahan 2 jam kerja (lembur)

b. Untuk alternatif penambahan 3 jam kerja (lembur) :

 Jumlah durasi dipercepat = 305 Hari Kerja

 Total biaya = Rp. 103.309.994.667

Dengan efisiensi waktu dan biaya sebagai berikut :

- Efisiensi waktu proyek :

414 – 305 = 109 hari

Atau, (414 − 305)/305 𝑥 100% = 35.73%

- Efisiensi biaya proyek :

Rp. 103.309.994.667 - Rp. 92.752.574.263,74 = Rp. 10.557.420.403,26

104

Universitas Sumatera Utara


103.309.994.667 − 92.752.574.263,74
𝑥100% = 11,38%
92.752.574.263,74

104.000.000.000 103.309.994.667

102.000.000.000

100.000.000.000
Biaya

98.000.000.000

96.000.000.000

94.000.000.000 92.752.574.264

92.000.000.000
305 315 325 335 345 355 365 375 385 395 405 415
Waktu

Gambar 4.9. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan

penambahan 3 jam kerja (lembur)

105

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa metode Time Cost Trade Off pada proyek

Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Type-C di Kec. Medan labuhan yang

berpusatkan pada batasan masalah pekerjaan struktur, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah durasi yang dapat dipercepat yang diperoleh pada setiap

penambahan jam kerja adalah sebagai berikut :

 Untuk penambahan 2 jam kerja (lembur) diperoleh durasi yang

dapat dipercepat sebesar 91 hari. Efisiensi waktu proyek adalah

sebesar 28,17%

 Untuk penambahan 3 jam kerja (lembur) diperoleh durasi yang

dapat dipercepat sebesar 109 hari. Efisiensi waktu proyek adalah

sebesar 35,73%

2. Tambahan biaya yang diperoleh pada setiap penambahan jam kerja adalah

sebagi berikut :

 Untuk penambahan 2 jam kerja (lembur) terjadi penambahan biaya

dari Rp. 92.752.574.264 menjadi Rp. 99.010.213.006 atau sebesar

Rp. 6.257.638.742

 Untuk penambahan 3 jam kerja (lembur) terjadi penambahan biaya

dari Rp. 92.752.574.264 menjadi Rp. 103.309.994.667 atau sebesar

Rp. 10.557.420.403.

106

Universitas Sumatera Utara


5.2. Saran

1. Keterlambatan dalam proyek konstruksi dapat disebabkan oleh banyak

faktor baik faktor alam maupun faktor sumber daya manusia yang kurang

terlatih.

2. Percepatan durasi penyelesaian proyek dengan alternatif penambahan jam

kerja (lembur) merupakan salah satu alternatif bagi pihak perusahaan

untuk mendapatkan durasi proyek yang dipercepat.

3. Selain alternatif penambahan jam kerja (lembur) dapat dicoba alternatif

lain seperti penambahan tenaga kerja, penambahan kapasitas alat,

menggunakan metode kerja yang lebih efektif, sehingga dapat dicapai

pengurangan durasi yang maksimal dan biaya proyek yang minimum.

4. Penelitian ini dilakukan pada proyek bangunan gedung, untuk itu dapat

dilakukan pada proyek konstruksi yang lain.

107

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Tubagus Heidar. 1995. Prinsip-Prinsip Network Planning. Jakarta: P.T.


Gramedia Pustaka Utama.

Badri, Sofwan. 1997. Dasar-dasar Network Planning. Jakarta: Penerbit Rineka


Cipta.

Buluatie, Nurhadinata. 2013. Optimalisasi Biaya Dan Waktu Dengan Metode Time
Cost Trade Off. Tugas Akhir. Gorontalo: Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gorontalo.

Charles, Kirkpatrick.A. dan Levin Richard. 1972. Perentjanaan dan pengawasan


dengan PERT dan CPM. Jakarta: Bhatara.

Cleland D. I. dan King W. R. 1983. Project Management Handbook. Van Nosrand


Reindhold Company.

Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1.


Yogyakarta: Kanisius.

Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi.

Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi.


Yogyakarta: Andi.

Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek: Perencanaan, Penjadwalan, dan


Pengendalian Proyek. Yogyakarta: Andi.

Marpaung, Carlos. 2016. Analisa Percepatan Waktu Pelaksanaan Proyek Dengan


Penambahan Jam Kerja (Tugas Akhir). Tugas Akhir. Medan : Universitas
Sumatera Utara

Priyo, Mandiyo dan Adi Sumanto. 2016. “Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya
Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan
Metode Time Cost Trade Off”. Proyek pembangunan prasarana pengendali
banjir. Semesta Teknika. 18 : 30-43

Santosa, Budi. 2009. Manajemen Proyek: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional.


Jakarta: Erlangga.

Sutadi, D.M.A. 2004. Analisa Perbandingan Risiko Kontrak Unit Price dan
Kontrak Lumpsum dengan Metode Decision Tree (Tugas Akhir). Tugas Akhir.
Jimbara: Universitas Udayana.

xiii

Universitas Sumatera Utara


xiv

Universitas Sumatera Utara

You might also like