Professional Documents
Culture Documents
Health Index Dan Inspeksi
Health Index Dan Inspeksi
i
2. HEALTH INDEX DAN INSPEKSI
DURASI : 2 JP
i
DAFTAR ISI
Tabel 1 Hubungan Antara Volume Gardu Yang Dipelihara Dan Biaya ................................ 18
Tabel 2 Perhitungan 1 Triwulan .......................................................................................... 19
Tabel 3 Perhitungan Inspeksi Tiga Tahunan ....................................................................... 20
Tabel 4 Perhitungan situasi jaringan Distribusi .................................................................... 21
1. Health Index
Pemilihan Bali sebagai pilot project dengan pertimbangan memiliki data aset jelas,
dan cakupan wilayah tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan daerah lain
seperti Jawa Barat, sehingga dananya lebih murah. Selain itu, mindset PLN Bali
lebih maju dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Metode pemeliharaan ini
diklaim lebih hemat dibandingkan dengan cara konvensional yang diterapkan saat
ini.
Dengan demikian kondisi aktual alat distribusi dapat diketahui lebih dulu sebelum
ada kerusakan, dan pemeliharaanya lebih efektif dan efisien. Sistem ini untuk
mengoptimalkan aset yang dimiliki PLN agar kinerja peralatan distribusi sedikit
mendapatkan gangguan dan diharapkan dengan pemanfaatan metode terbaru itu,
sistem kelistrikan di PLN dapat lebih terjaga.
PENGELOLAAN
TARGET
PERENCANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN ASET OPERASI KINERJA
Kinerja Operai
dan Pemeliharaan
PERENCANAAN PENGUJIAN &
RENCANA UMUM KONSTRUKSI STANDARD KOMISIONING PENGELOLAAN
PERENCANAAN Kinerja Umum
PENYEDIAAN TENAGA KONSTRUKSI DATA ASSET pengelolaan aset
OPERASI
LISTRIK STANDARD
PERENCANAAN
MASTER MATERIAL PEKERJAAN Kinerja Keuangan
PEMELIHARAAN SOP
PLAN DALAM KEADAAN pengelolaan aset
PELAKSANAAAN
BERTEGANGAN PEMELIHARAAN PENGATURAN
PERENCANAAN
OPERASI
SISTEM PENGAWASAN PEMANFAATAN
ASSET PROTEKSI
PENGELOLAN SISTEM
MATERIAL PERSEDIAAN PERPIKETAN
ANALISA EVALUASI
[Contoh: terjadi gangguan trafo distribusi 160 kVA, umur terpasang trafo 20 tahun,
nilai perolehan awal Rp 15 juta dengan beban rata-rata saat sebelum terjadi
gangguan sebesar 40 %; penggantian trafo dilakukan dengan trafo baru? Trafo eks
rekondisi ? Kapasitas diperbesar/diperkecil/tetap ?]
Kesesuaian catatan volume fisik aset jaringan distribusi oleh bagian distribusi dan
nilai aset jaringan distribusi oleh bagian akutansi saat ini belum ter integrasi dengan
baik yang tentunya perlu pemikiran bersama sehingga prinsip-prinsip manajemen
aset dapat terlaksana dengan baik. Contoh sederhana misalnya data pada Gardu
Saat ini data fisik aset distribusi yang tersebar di berbagai wilayah kerja PLN
umumnya belum terdata dengan baik, namun beberapa unit PLN sudah melakukan
pendataan dalam bentuk database yang cukup baik yang telah tersusun berdasar
peta geografis wilayah.
Diperlukan suatu aturan penataan data aset jaringan yang saat ini dalam
pelaksanaan, yaitu Tata Usaha Jaringan (TUJ) semacam Tata Usaha Langganan
(TUL) sebagai panduan penataan data pelanggan.
Pada dasarnya pengelolaan data aset ini di integrasikan antara Data Induk Jaringan
yang tergambar dalam peta geografis dan Data Induk Langganan sebagai tergambar
dibawah ini
Kerangka acuan pengelolaan data aset jaringan distribusi harus berpedoman pada
Keputusan Direksi PLN No.074/DIR/2008 tentang Pengelolaan Aset Sistem
Distribusi sebagai berikut :
(1) Secara terus menerus harus dipastikan data aset peralatan distribusi disetiap
PLN Unit Pelaksana ada, benar dan selalu terbarukan.
(2) Manajemen data aset sesuai point (1) di atas, secara bertahap agar terintegrasi
dalam manajemen Tata Usaha Jaringan yang terpusat secara Nasional.
Sebelum tujuan ini tercapai, penyiapan aplikasi dan penerapan sistem
(3) Dalam hal manajemen Tata Usaha Jaringan belum terintegrasi dengan data
induk pelanggan, setiap akhir proses penyalaan sambungan pelayanan ke
konsumen baru, data aset jaringan, APP dan data pelanggan baru, harus
dipastikan telah di masukan ke dalam data aset Jaringan di tiap PLN Unit
Pelaksana, baik secara manual maupun otomatis.
(4) Validasi kesesuaian pelaksanaan dalam point (3) di atas, terhadap data aset
atas masuknya pelanggan baru, secara periodik wajib dilaksanakan oleh
manajemen PLN Unit Pelaksana.
(5) Pada manajemen data aset peralatan gardu distribusi dan peralatan khusus
lainnya seperti AVR dan Recloser dicatat data histories peralatan tersebut
mulai saat dipasang, kondisi-kondisi gangguan serta pemeliharaan yang telah
dilaksanakan.
(7) PLN Unit Pelaksana melakukan evaluasi kinerja pada setiap peralatan
distribusi untuk pengambilan Keputusan Manajemen sehingga diperoleh
Kinerja Sistem Distribusi yang terbaik.
d. Selain program pemeliharaan periodik dan prediktif pada pont (3) di atas,
pemeliharaan korektif yang tidak terhindarkan wajib memperhatikan MTBF (
Mean Time Between Failure ) peralatan sekecil mungkin. Kecepatan penormalan
sistem akibat kerusakan peralatan agar sesuai standar waktu yang telah
ditetapkan pada unit masing2 dan senantiasa membaik.
3. Pelaksanaan Pemeliharaan
b. Manajemen Aset Non Perusahaan sesuai point (1) di atas, hanya dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan dan mengikuti Perundang-undangan dan
Ketentuan perusahaan yang berkaitan dengan Keselamatan Ketenagalistrikan
serta Keuangan Perusahaan.
a. Secara periodik PLN Unit Pelaksana wajib melaporkan kegiatan manajemen aset
dan pemeliharaan serta realisasi anggaranya ke PLN Unit Pelaksana Induk sesuai
Ketentuan Perusahaan. Untuk kemudian dilaporkan ke PLN Kantor Pusat.
Laporan saidi-saifi
f. Keselamatan Kerja.
Oleh karena luas dan kompleksnya keadaan jaringan distribusi dan peralatan
distribusi yang perlu diinspeksi, maka guna untuk mendukung pemeliharaan tsb,
inspeksi ini dapat dikelompokan menjadi :
- Inspeksi rutin.
- Inspeksi rutin sistematis.
Adapun hasil yang diharapkan dari pekerjaan inspeksi rutin ini adalah dapat
ditemukannya kelainan – kelainan yang di-kawatirkan dapat menyebabkan terjadinya
gangguan se-belum periode inspeksi rutin berikutnya diselenggarakan.
Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas jangkauanya
dan akan lebih teliti, bisa sampai bongkar – pasang jaringan.
Pemeriksaan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha untuk memeriksa
kondisi sistem atau peralatan yang mengalami gangguan / kerusakan sampai dalam
keadaan semula.
- Dsb.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan inspeksi adalah untuk mendukung
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
- Inspeksi triwulanan.
- Inspeksi Semesteran.
- Inspeksi Tahunan.
- Inspeksi 3 (tiga) tahunan.
Inspeksi triwulanan atau tiga bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan dalam waktu tiga bulan sekali dengan maksud untuk mengadakan
pemeriksaan kondisi sistem.
Salah satu usaha untuk meningkatkan keandalan dari SUTM adalah melaksanakan
pemeliharaan secara baik dan benar.
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di
lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban
jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (Tegangan
Rendah).
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di
lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban
jaringan dan regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN, pada saat ini adalah + 5 %
dan – 10 % pada sisi penerima dari tegangan nominal.
Perbandingan beban untuk setiap phasa pada setiap penyulang TR tidak kurang
dari 90% : 100 % : 110 %, dimana hal ini untuk menjaga adanya kemencengan
tegangan yang terlalu besar pada saat terjadi gangguan putusnya kawat netral
(Nol) jaringan.
Pekerjaan ini sifatnya untuk menunjang operasi secara langsung atau dapat
mengurangi adanya gangguan operasi sistem.
- Pemeriksaan (GD, JTM, JTR, SR, fuse link, HRC fuse, dll).
- Pengetesan / percobaan ( Proteksi, PS, lampu penerangan, peralatan bantu dll).
Mengingat periode Inspeksi rutin Gardu Distribusi dilaksanakan dalam tempo satu
tahun satu kali, maka dalam perencanaanya, volume fisik gardu yang akan diperiksa
dalam satu tahun anggaran adalah sejumlah gardu yang ada dan dalam
pelaksanaanya perlu diusahakan sejumlah gardu yang direncanakan. Dengan
demikian volume fisik disini bukan jumlah berpa kali gardu diperiksa.
Contoh :
Suatu Cabang Langit mempunyai volume gardu sebanyak 8 (delapan) buah gardu
distribusi yang harus diperiksa secara rutin .
Hubungan antara jumlah volume gardu yang akan dipelihara dan biaya dapat
digambarkan sbb.
Periode Total
1 tahun
Gardu TRW I TRW II TRW III TRW IV
anggaran
(BH) (BH)
A1 O 1
A2 O 1
B1 O 1
B2 O 1
B3 X 1
C1 X 1
C2 X 1
D1 X 1
Jumlah Vol, fisik
(BH) 2 2 2 2 8
Jumlah biaya & A1 A2 B1 B2 R+S+
atau Jasa (Rp) + =R + =S + =T + =U T+U
B3 C1 C2 D1
Jumlah Biaya A1 + B3 = R A2 + C1 = S B1 + C2 = B2 + D1 = R+S+T+
(Mat&Jasa) Rp T U U
PERIODE
TOTAL
Feeder
TRW I TRW II TRW III TRW IV Tahun Anggaran
(KMs)
(KMs)
A (35) X - O - 35
B (10) O - O - 10
C (15) O - O - 15
D (25) O - X - 25
K (30) - X - 30
L (20) - O - O 20
M (10) - O - O 10
N (30) O - X 30
O : Pemeriksaan rutin .
X : Pemeriksaan sistematis.
Hubungan antara jumlah, volume fisik serta biaya pemeliharaan rutin JTM.
contohnya :
Inspeksi tiga tahunan disebut juga pemeriksaan sistematis, yaitu pemeriksaan yang
berupa tindak lanjut dari pemeriksaan tahunan.
Dalam pelaksananya pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan bebas tegangan dan
sifatnya lebih teliti dan menyeluruh .
SR1 O - - - 1
SR2 O - - - 1
SR3 - O - - 1
SR4 - O - - 1
SR5 - - O - 1
SR6 - - O - 1
SR7 - - - O 1
SR8 - - - O 1
Jumlah 2 2 2 2 8
Vol.fisik
(BH)
Jumlah SR1 + SR3 + SR5 + SR7 + R+S+
Biaya SR2 = SR4 = SR6 = SR8 = T+U
Mat dan R S T U
/ jasa
Hubungan antara jumlah, volume fisik beserta biaya pemeliharaan rutin sambungan
rumah.
9. Soal Latihan
Pililah salah satu jawaban yang paling benar :
d. Betul semua