You are on page 1of 28

Mata Pelajaran 2

HEALTH INDEX DAN INSPEKSI

i
2. HEALTH INDEX DAN INSPEKSI

TUJUAN : Setelah menyelesaikan pokok bahasan peserta mampu


PELAJARAN melaksanakan atau mempraktekkan pemeliharaan berbasis
manajemen asset ( Health Index ) dan Inspeksi Jaringan
Distribusi sesuai ketentuan perusahaan dengan baik dan
benar sesuai Standar Perusahaan

DURASI : 2 JP

PENYUSUN : 1. Winayu Siswanto PT PLN (Persero) Kantor Pusat


2. Anasthasia Nurdiana PT PLN (Persero) Kantor Pusat
3. Bambang Yusuf PT PLN (Persero) Kantor Pusat
4. Raihan Amin PT PLN (Persero) Ud. Pandaan
5. Soni Asmaul. F PT PLN (Persero) Ud. Banjarbaru

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................iv
HEALTH INDEX DAN INSPEKSI .......................................................................................... 1
1. Health Index................................................................................................................... 1
8.1. Manajemen Pemeliaraan Aset ................................................................................ 3
8.2. Manajemen Data Aset ............................................................................................ 3
2. Perencanaan Pemeliharaan ........................................................................................... 9
3. Pelaksanaan Pemeliharaan ......................................................................................... 10
4. Pemanfaatan Aset Jaringan Distribusi ......................................................................... 10
5. Manajemen Aset Non Perusahaan Untuk Kepentingan Perusahaan............................ 11
6. Laporan Dan Evaluasi .................................................................................................. 11
7. Kinerja Manajemen Aset .............................................................................................. 12
8. Inspeksi ....................................................................................................................... 13
8.1. Pengertian Inspeksi .............................................................................................. 13
8.2. Macam-Macam Inspeksi ....................................................................................... 13
8.2.1 Inspeksi Rutin. .............................................................................................. 13
8.2.2 Inspeksi Terus Menerus. ................................................................................ 14
8.2.3 Inspeksi Sistematis. ....................................................................................... 14
8.2.4 Inspeksi Korektif. ........................................................................................... 14
8.2.5 Inspeksi Darurat. ............................................................................................ 15
8.3. Tujuan Inspeksi Jaringan – Distribusi .................................................................. 15
9. Soal Latihan ................................................................................................................. 21

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengelolaan Aset Sistem Distribusi ...................................................................... 2


Gambar 2 Data Induk Langganan ......................................................................................... 4
Gambar 3 Kerangka TUJ Distribution Management System ................................................. 5

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hubungan Antara Volume Gardu Yang Dipelihara Dan Biaya ................................ 18
Tabel 2 Perhitungan 1 Triwulan .......................................................................................... 19
Tabel 3 Perhitungan Inspeksi Tiga Tahunan ....................................................................... 20
Tabel 4 Perhitungan situasi jaringan Distribusi .................................................................... 21

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


HEALTH INDEX DAN INSPEKSI

1. Health Index

Health Index, yaitu, metode pemeliharaan berbasiskan manajemen aset (asset


management). PT PLN (Persero) menjadikan Bali sebagai area proyek
percontohkan pemeliharaan peralatan distribusi menggunakan sistem health index,
Health Index ini baru pertama kalinya diterapkan di Indonesia, bahkan negara-
negara di kawasan Asia Tenggara belum ada yang berhasil menerapkan. “Negara
lain di Asia Tenggara ingin membangun sistem seperti ini, tetapi belum berhasil.
Jadi baru di Bali saja akan diterapkan dan buatan anak negeri,” jelasnya saat
peluncuran sistem tersebut di Denpasar hari senin tgl 6 Oktober 2014.

Pemilihan Bali sebagai pilot project dengan pertimbangan memiliki data aset jelas,
dan cakupan wilayah tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan daerah lain
seperti Jawa Barat, sehingga dananya lebih murah. Selain itu, mindset PLN Bali
lebih maju dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Metode pemeliharaan ini
diklaim lebih hemat dibandingkan dengan cara konvensional yang diterapkan saat
ini.

Adapun secara teknis, health index memantau kesehatan peralatan distribusi


seperti trafo dan jaringan listrik tegangan menengah (JTM), seperti medical check
up.

Hasil pemeriksaan akan memberikan data akurat tentang kondisi kesehatan


peralatan distibusi, dan rekomendasi kapan waktu pemeliharaan berikutnya serta
akan disimpan dalam suatu sistem manajemen informasi data base didukung
aplikasi mobile android. Perbedaan dengan sistem konvensional, data yang
dihasilkan dari inspeksi lapangan disesuaikan dengan aspek kelas aset, kategori
aset, dan health index sehingga untuk pemeriksaan ulang mempertimbangkan
skala prioritas.

Dengan demikian kondisi aktual alat distribusi dapat diketahui lebih dulu sebelum
ada kerusakan, dan pemeliharaanya lebih efektif dan efisien. Sistem ini untuk
mengoptimalkan aset yang dimiliki PLN agar kinerja peralatan distribusi sedikit
mendapatkan gangguan dan diharapkan dengan pemanfaatan metode terbaru itu,
sistem kelistrikan di PLN dapat lebih terjaga.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


Untuk menyiapkan sistem ini, PLN mengeluarkan dana Rp 25 miliar dari kas
internal. General Manager PLN Distribusi Bali Syamsul Huda menjelaskan metode
ini merupakan pengembangan dari sistem distribusi asset management (Dream)
yang telah dimiliki PLN Bali sebelumnya. Sebagai contoh di DKI Jakarta, meskipun
jumlah trafo rusak berhasil diturunkan dari 500 unit per tahun menjadi 100 unit per
tahun, tetapi biaya pemeliharaanya tetap menghabiskan puluhan miliar. Dari sisi
biaya jelas efisien, lantaran usia aset lebih panjang. Kalau sehat ya tahun depan
diperiksa kalau tidak sehat ya dikasih obat, bahkan diganti,” jelasnya

Diperlukan komitmen dan keseriusan para pengelola PLN untuk segera


membenahi data asset distribusi ini. Tinjauan manajemen asset ini sebagai konsep
penjabaran SK DIR No.074/DIR/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Aset Sistem
Distribusi. Dengan pemahaman jaringan distribusi sebagai bagian dari sistem
distribusi tenaga listrik merupakan aset utama yang perlu dikelola dengan baik,
maka pengelolaanya harus dilakukan dengan praktek-praktek terbaik /best
practices, disertai upaya-upaya peningkatan kualitas manajemen secara terus
menerus /continuous improvement, yang penerapannya harus mengikuti
perkembangan teknologi secara aktif dan sistimatis.

Aktivitas Manajemen aset sistem distribusi ini meliputi perencanaan, konstruksi,


operasi dan pemeliharaan yang hasilnya dapat diwujudkan dengan terus
meningkatnya kinerja operasi, kinerja umum dan kinerja keuangan sebagaimana
ditunjukan dalam bagan alir berikut:

FLOW AKTIFITAS PENGELOLAAN ASET SISTEM DISTRIBUSI

PENGELOLAAN
TARGET
PERENCANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN ASET OPERASI KINERJA

Kinerja Operai
dan Pemeliharaan
PERENCANAAN PENGUJIAN &
RENCANA UMUM KONSTRUKSI STANDARD KOMISIONING PENGELOLAAN
PERENCANAAN Kinerja Umum
PENYEDIAAN TENAGA KONSTRUKSI DATA ASSET pengelolaan aset
OPERASI
LISTRIK STANDARD
PERENCANAAN
MASTER MATERIAL PEKERJAAN Kinerja Keuangan
PEMELIHARAAN SOP
PLAN DALAM KEADAAN pengelolaan aset
PELAKSANAAAN
BERTEGANGAN PEMELIHARAAN PENGATURAN
PERENCANAAN
OPERASI
SISTEM PENGAWASAN PEMANFAATAN
ASSET PROTEKSI
PENGELOLAN SISTEM
MATERIAL PERSEDIAAN PERPIKETAN

ANALISA EVALUASI

Pengelolaan ANA;ISA /EVALUASI


Pengukuran performance
Data bse PENGELOLAAN SISTEM
jaringan
pengusahaan DISTRIBUSI

Gambar 1 Pengelolaan Aset Sistem Distribusi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


8.1. Manajemen Pemeliaraan Aset

Manajemen aset adalah suatu serangkaian proses yang sistematis antara


pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan aset jaringan distribusi untuk
mendapatkan biaya yang efektif melalui penggabungan pengalaman teknik /
engineering dan analisa ekonomi berdasar pengalaman bisnis.

Persoalan dalam manajemen asset adalah bagaimana menentukan strategi


manajemen aset agar menjadi optimal (apakah dipelihara, apakah diganti, apakah
jaringan diperkuat); sehingga pemanfaatan aset menjadi maksimum yang tentunya
menghasilkan ROA (Return On Assets) yang tinggi.

[Contoh: terjadi gangguan trafo distribusi 160 kVA, umur terpasang trafo 20 tahun,
nilai perolehan awal Rp 15 juta dengan beban rata-rata saat sebelum terjadi
gangguan sebesar 40 %; penggantian trafo dilakukan dengan trafo baru? Trafo eks
rekondisi ? Kapasitas diperbesar/diperkecil/tetap ?]

Manajemen pemeliharaan aset ditujukan untuk memaksimalkan ketersediaan dan


kesiapan aset jaringan untuk memperoleh keandalan, kualitas dan effisiensi
pendistribusian tenaga listrik serta keselamatan bagi pengelola sistem kelistrikan dan
masyarakat / pelanggan. Termasuk dalam tujuan ini adalah pemanfaatan aset
perusahaan bekerja sama dengan pihak lain.

8.2. Manajemen Data Aset

Aset jaringan distribusi meliputi komponen - komponen peralatan distribusi yang


terpasang mulai dari sel /panel tegangan menengah di Gardu Induk, jaringan
tegangan menengah, gardu distribusi, jaringan tegangan rendah sampai dengan
sambungan rumah yang dikelompokan dalam 4 kelompok sesuai pembukuan Aktiva
aset distribusi yaitu:

1. Kelompok Jaringan Tegangan Menengah


2. Kelompok Jaringan Tegangan Rendah
3. Kelompok Gardu Distribusi
4. Kelompok Perlengkapan lain-lain Distribusi

Kesesuaian catatan volume fisik aset jaringan distribusi oleh bagian distribusi dan
nilai aset jaringan distribusi oleh bagian akutansi saat ini belum ter integrasi dengan
baik yang tentunya perlu pemikiran bersama sehingga prinsip-prinsip manajemen
aset dapat terlaksana dengan baik. Contoh sederhana misalnya data pada Gardu

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Portal ”ABC” kapasitas 160 kVA, data teknis dan lokasi gardu sudah terdata dalam
ordinat peta Geografis tetapi berapa nilai rupiah aset pada Gardu tersebut belum
terdata dengan baik, berapa tahun perolehan gardu tersebut ?, berapa biaya
penyusutan gardu tersebut? berapa biaya pemeliharaan yang sudah dikeluarkan?,
sehingga bisa menjadi bahan keputusan operasinal gardu tersebut.

Saat ini data fisik aset distribusi yang tersebar di berbagai wilayah kerja PLN
umumnya belum terdata dengan baik, namun beberapa unit PLN sudah melakukan
pendataan dalam bentuk database yang cukup baik yang telah tersusun berdasar
peta geografis wilayah.

Diperlukan suatu aturan penataan data aset jaringan yang saat ini dalam
pelaksanaan, yaitu Tata Usaha Jaringan (TUJ) semacam Tata Usaha Langganan
(TUL) sebagai panduan penataan data pelanggan.

Sesuai dengan arahan yang terdapat dalam SK 074/DIR/2008 tentang Pedoman


Pengelolaan Aset Sistem Distribusi, diharapkan unit PLN tidak mengembangkan
aplikasi-aplikasi masalah penataan aset distribusi untuk masing-masing wilayah Unit
Pelaksana (Area), tetapi tetap melakukan penataan data aset di Unit Pelaksana
(Area) masing2, sedang aplikasi yang dikembangkan diharapkan cukup satu dalam
setiap wilayah / distribusi, karena sesuai dengan rencana pengembangan yang akan
datang diharapkan penataan data aset jaringan distribusi dapat di integrasikan dalam
manajemen Tata Usaha Jaringan yang terpusat secara Nasional. Sebelum tujuan ini
tercapai, penyiapan aplikasi dan penerapan sistem Informasi Teknologi ( IT) agar
tidak partial per PLN Unit Pelaksana, tetapi cukup data aset ditiap PLN Unit
Pelaksana asuhannya.

Pada dasarnya pengelolaan data aset ini di integrasikan antara Data Induk Jaringan
yang tergambar dalam peta geografis dan Data Induk Langganan sebagai tergambar
dibawah ini

Gambar 2 Data Induk Langganan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


Sedangkan Kerangka aplikasi TUJ / Distribution Management System (DMS) Model
yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Gambar 3 Kerangka TUJ Distribution Management System

Dengan pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat maka diharapkan Integrasi


Data baik DIJ, DIL, Data AMR, Data SCADA, Data Akutansi dan data lainnya dapat
diolah untuk menghasilkan suatu system informasi yang bermanfaat bagi keputusan
bisnis yang akan dilakukan.

Kerangka acuan pengelolaan data aset jaringan distribusi harus berpedoman pada
Keputusan Direksi PLN No.074/DIR/2008 tentang Pengelolaan Aset Sistem
Distribusi sebagai berikut :

(1) Secara terus menerus harus dipastikan data aset peralatan distribusi disetiap
PLN Unit Pelaksana ada, benar dan selalu terbarukan.

(2) Manajemen data aset sesuai point (1) di atas, secara bertahap agar terintegrasi
dalam manajemen Tata Usaha Jaringan yang terpusat secara Nasional.
Sebelum tujuan ini tercapai, penyiapan aplikasi dan penerapan sistem

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


Informasi Teknologi ( IT ) agar tidak partial per PLN Unit Pelaksana, tetapi
cukup data aset ditiap PLN Unit Pelaksana asuhannya.

(3) Dalam hal manajemen Tata Usaha Jaringan belum terintegrasi dengan data
induk pelanggan, setiap akhir proses penyalaan sambungan pelayanan ke
konsumen baru, data aset jaringan, APP dan data pelanggan baru, harus
dipastikan telah di masukan ke dalam data aset Jaringan di tiap PLN Unit
Pelaksana, baik secara manual maupun otomatis.

(4) Validasi kesesuaian pelaksanaan dalam point (3) di atas, terhadap data aset
atas masuknya pelanggan baru, secara periodik wajib dilaksanakan oleh
manajemen PLN Unit Pelaksana.

(5) Pada manajemen data aset peralatan gardu distribusi dan peralatan khusus
lainnya seperti AVR dan Recloser dicatat data histories peralatan tersebut
mulai saat dipasang, kondisi-kondisi gangguan serta pemeliharaan yang telah
dilaksanakan.

(6) Khusus Sambungan Pelayanan dan Alat Pengukur Pembatas Pelanggan


beserta kelengkapan transformator Arus dan Tegangan, manajemen data aset
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Tata Usaha Pelanggan PT PLN ( Persero
) dan secara periodik dilaksanakan uji validasi kebenaran data agar transaksi
energi ke konsumen bersangkutan telah dan akan tetap terlaksana sesuai
kontrak perjanjian dan ketentuan perundang-undangan.

(7) PLN Unit Pelaksana melakukan evaluasi kinerja pada setiap peralatan
distribusi untuk pengambilan Keputusan Manajemen sehingga diperoleh
Kinerja Sistem Distribusi yang terbaik.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8
2. Perencanaan Pemeliharaan

a. PLN Unit Pelaksana wajib mempersiapkan program pemeliharaan untuk


menurunkan angka SAIFI Sistem Distribusi sehingga dapat dicapai tujuan
pemeliharaan yaitu menurunkan angka gangguan.

b. Selain rencana pemeliharaan Instalasi Jaringan Distribusi sebagaimana pada point


(1) di atas. PLN Unit Pelaksana wajib mempersiapakan program pemeriksaan dan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


pemeliharaan peralatan Alat Pembatas dan Pengukur untuk kepastian transaksi
energi ke konsumen sesuai ketentuan perundang-undangan.

c. Program pemeliharaan dapat dilaksanakan dalam bentuk program Periodik dan


Prediktif sesuai kebutuhan untuk perolehan dan pemeliharaan aset jaringan
terbaik.

d. Selain program pemeliharaan periodik dan prediktif pada pont (3) di atas,
pemeliharaan korektif yang tidak terhindarkan wajib memperhatikan MTBF (
Mean Time Between Failure ) peralatan sekecil mungkin. Kecepatan penormalan
sistem akibat kerusakan peralatan agar sesuai standar waktu yang telah
ditetapkan pada unit masing2 dan senantiasa membaik.

3. Pelaksanaan Pemeliharaan

a. Pekerjaan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Pihak Ketiga dengan ketentuan


pengawasan pelaksanaan tertib dan tegas oleh pegawai perusahaan sehingga
dipastikan pekerjaan terlaksana sesuai kontrak kerja dan tidak terjadinya hal-hal
yang dapat membahayakan keselamatan ketenaga listrikan.

b. Penunjukan Pihak Ketiga sebagai Pelaksana Pemeliharaan wajib mengikuti


ketentuan Pengadaan Barang / Jasa berlaku di lingkungan Perseroan.

c. Pelaksanaan pemeliharaan sepenuhnya harus sepengetahuan dan seijin petugas


jaringan. Khusus pemeliharaan jaringan yang akan berdampak pada sistem
tegangan menengah harus mendapat ijin tertulis.

d. Pemasukan kembali peralatan distribusi yang dipelihara, khususnya pemeliharaan


korektif, kedalam sistem distribusi wajib ditest sesuai ketentuan Pengujian dan
Komisioning.

e. Secara bertahap setiap PLN Unit Pelaksana diwajibkan menstandarisir manajemen


aset dan pemelihataan jaringan distribusi sesuai ketentuan dan untuk perolehan
sertifikat ISO 9001-2000

4. Pemanfaatan Aset Jaringan Distribusi

a. Aset Jaringan Distribusi dapat dioptimalkan pemanfaatannya tidak terbatas bagi


pendistribusian tenaga listrik perusahaan ke konsumen / masyarakat.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


b. Pemanfaatan Aset Jaringan sesuai point (1) di atas, hanya dapat dilaksanakan
sepanjang tidak mengganggu kegiatan pengoperasian Jaringan Distribusi,
keselamatan ketenagalistrikan dan memberikan manfaat bagi perusahaan.

c. Pelaksanaan Pemanfaatan Aset Jaringan Distribusi wajib mengikuti ketentuan


Perundang-undangan dan Ketentuan Perusahaan.

5. Manajemen Aset Non Perusahaan Untuk Kepentingan Perusahaan

a. Untuk memberikan manfaat manajemen, dapat dimungkinkan Pemanfaatan Aset


Non Perusahaan bagi kepentingan pendistribusian tenaga listik ke konsumen /
masyarakat.

b. Manajemen Aset Non Perusahaan sesuai point (1) di atas, hanya dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan dan mengikuti Perundang-undangan dan
Ketentuan perusahaan yang berkaitan dengan Keselamatan Ketenagalistrikan
serta Keuangan Perusahaan.

6. Laporan Dan Evaluasi

a. Secara periodik PLN Unit Pelaksana wajib melaporkan kegiatan manajemen aset
dan pemeliharaan serta realisasi anggaranya ke PLN Unit Pelaksana Induk sesuai
Ketentuan Perusahaan. Untuk kemudian dilaporkan ke PLN Kantor Pusat.

b. Setiap PLN Unit Pelaksana wajib mengevaluasi setiap hasil aktivitas


pemeliharaan aset Jaringan Disribusi, baik khusus peralatan bersangkutan
maupun hasil kerja pemeliharaan instalasi.

c. Laporan terkait Manajemen Pemeliharaan Aset Distribusi

 Laporan teknik bulanan / ltb ,

 Laporan pemeliharaan i/ii,

 Laporan saidi-saifi

 Laporan gangguan penyulang (fgtm)

 Laporan gangguan trafo distribusi

 Laporan tegangan ujung JTM dan JTR

 Laporan susut distribusi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


 Laporan tingkat mutu pelayanan / TMP

 Laporan keselamatan ketenagalistrikan

Laporan pemanfaatan aset jaringan distribusi (sewa tiang oleh icon+)

Laporan keuangan (untuk perhitungan opex/asset; capex/asset, biaya distribusi


per kWh

7. Kinerja Manajemen Aset

 Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Distribusi diukur melalui parameter :

a. Keandalan SAIDI SAIFI;

b. Gangguan Penyulang per 100 kms JTM;

c. Tegangan Ujung JTM dan JTR;

d. Kecepatan penormalan operasi Jaringan Distribusi;

e. Effisiensi (susut) jaringan distribusi;

f. Keselamatan Kerja.

 Kinerja Umum Manajemen Aset Distribusi diukur melalui :

a. Tersedianya Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL dan


Master Plan yang diperbaharui setiap tahun;

b. Terbangunnya jaringan sistem distribusi secara terencana dan terpola;

c. Optimasi effisiensi pemanfaatan jaringan distribusi /SCADA jaringan.

 Kinerja Keuangan Manajemen Aset Distribusi diukur melalui :

a. Biaya pembangunan per satuan aset : Kilometer, MVA, Capex/aset;

b. Biaya pemeliharaan per satuan aset : Kilometer, MVA;

c. Biaya operasi dan pemeliharaan per satuan aset : Opex/aset;

d. Biaya Pendistribusian per unit KWH tersalur

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


8. Inspeksi

8.1. Pengertian Inspeksi

Dari tahun ketahun bidang pemeliharaan distribusi diperkirakan menempati kedudukan


yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang
diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi terus semakin
bekembang. Untuk mendukung perencanaan pemeliharaan sesuai dengan SE :
040.E/152/DIR/1999 tersebut diadakan pemeriksaan (inspeksi) agar mendapatkan
data – data yang sangat akurat.

Pada hakekatnya inspeksi merupakan suatu pekerjaan yang dimaksud-kan untuk


mendapatkan suatu data dari sistem / peralatan jaringan distribusi yang dipakai
sebagai bahan untuk perencanaan pemeliharaan dan perencanaan anggaran JAR –
DIST.

Oleh karena luas dan kompleksnya keadaan jaringan distribusi dan peralatan
distribusi yang perlu diinspeksi, maka guna untuk mendukung pemeliharaan tsb,
inspeksi ini dapat dikelompokan menjadi :

a. Inspeksi rutin (Preventive Inspection).

b. Inspeksi korektif (Corrective Inspection).

c. Inspeksi darurat (Emergency Inspection). „

8.2. Macam-Macam Inspeksi

8.2.1 Inspeksi Rutin.

Jenis inspeksi yang direncanakan terus – menerus secara peri-odik, merupakan


inspeksi rutin dan ini suatu usaha atau kegiat-an yang dimaksudkan untuk
mempertahankan kondisi sistem agar dalam keadaan baik dan daya guna yang
optimal. Dalam prakteknya kegiatan inspeksi rutin dikelompokan dalam dua jenis
inspeksi yaitu :

- Inspeksi rutin.
- Inspeksi rutin sistematis.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


8.2.2 Inspeksi Terus Menerus.

Inspeksi rutin adalah pekerjaan pemeriksaan yang di-laksanakan dengan cara


pemeriksaan secara visual yang di-ikuti dengan pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan yang sesuai dengan saran – saran (rekomondasi) dari hasil inspeksi.

Adapun hasil yang diharapkan dari pekerjaan inspeksi rutin ini adalah dapat
ditemukannya kelainan – kelainan yang di-kawatirkan dapat menyebabkan terjadinya
gangguan se-belum periode inspeksi rutin berikutnya diselenggarakan.

8.2.3 Inspeksi Sistematis.

Inspeksi sistematis adalah pekerjaan pemeriksaan yang dimaksud untuk


menemukan kerusakan atau gejala kerusa-kan yang tidak ditemukan pada waktu
pelaksanaan inspeksi rutin yang kemudian disusun saran – saran untuk perbaikan.

Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas jangkauanya
dan akan lebih teliti, bisa sampai bongkar – pasang jaringan.

8.2.4 Inspeksi Korektif.

Inspeksi korektif (corrective Inspection) merupakan suatu pekerjaan pemeriksaan


yang dimaksudkan untuk memeriksa kerusakan atau untuk mengadakan perubahan /
penyempurnaan.

Pemeriksaan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha untuk memeriksa
kondisi sistem atau peralatan yang mengalami gangguan / kerusakan sampai dalam
keadaan semula.

Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk inspeksi korektif diantara-nya adalah

- Pemeriksaan mof kabel atau sambungan kabel yang rusak.

- Pemeriksaan JTM yang putus.

- Pemeriksaan bushing trafo yang rusak.

- Pemeriksaan tiang yang tertabrak / patah.

- Dsb.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


8.2.5 Inspeksi Darurat.

Inspeksi darurat adalah pekerjaan pemeriksaan yang dimaksud-kan untuk perbaikan


kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi banjir, angin
ribut dan sebagainya yang sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan
pekerjaan dan tidak direncanakan.

8.3. Tujuan Inspeksi Jaringan – Distribusi

Tujuan utama dari pelaksanaan inspeksi Jar – Dist adalah :

- Mendapatkan data sistem / peralatan distribusi secara benar.


- Mengetahui bahwa mutu dan keandalan tenaga listrik yang baik.
- Mengetahui umur peralatan sistem distribusi.
- Mengetahui peralatan sistem distribusi yang aman, baik bagi personil maupun
bagi masyarakat umum.

8.3.1 Jadual Inspeksi Distribusi.

Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan inspeksi adalah untuk mendukung
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.

Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan inspeksi distribusi dikelompokan menjadi


4 (empat) kelompok yaitu:

- Inspeksi triwulanan.
- Inspeksi Semesteran.
- Inspeksi Tahunan.
- Inspeksi 3 (tiga) tahunan.

8.3.2 Inspeksi Triwulanan.

Inspeksi triwulanan atau tiga bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan dalam waktu tiga bulan sekali dengan maksud untuk mengadakan
pemeriksaan kondisi sistem.

Dengan harapan langkah – langkah yang harus dilaksanakan untuk perbaikan


peralatan sistem yang terganggu dapat ditentukan lebih awal, sehingga

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem tersebut dapat ditekan sekecil
mungkin atau ditiadakan.

Dengan adanya keterbatasan dana untuk program pemeliharaan, kegiatan


pemeliharaan triwulanan ini biasanya dibatasi untuk pemeliharaan sistem pada
bagian – bagian yang terpenting dan yang rawan gangguan yang diantaranya
adalah pada SUTM. Dimana SUTM ini merupakan bagian sistem distribusi yang
diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external yang diantaranya
disebabkan oleh pepohonan, benang layang–layang yang mengenai jaringan tsb.

Salah satu usaha untuk meningkatkan keandalan dari SUTM adalah melaksanakan
pemeliharaan secara baik dan benar.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam inspeksi ini adalah :

- Mengadakan inspeksi terhadap SUTM dimana SUTM mempunyai jarak aman


tertentu sesuai dengan peraturan yang diijinkan.

- Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan


segera mengadakan tindakan lebih lanjut.

8.3.3 Inspeksi Semesteran

Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di
lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban
jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (Tegangan
Rendah).

Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di
lapangan dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban
jaringan dan regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN, pada saat ini adalah + 5 %
dan – 10 % pada sisi penerima dari tegangan nominal.

Perbandingan beban untuk setiap phasa pada setiap penyulang TR tidak kurang
dari 90% : 100 % : 110 %, dimana hal ini untuk menjaga adanya kemencengan
tegangan yang terlalu besar pada saat terjadi gangguan putusnya kawat netral
(Nol) jaringan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan adalah :

- Melaksanakan pengukuran beban (Cek Arusnya).


- Melaksanakan pengukuran tegangan ujung (Cek teg diujung jaringan).
- Mengevaluasi hasil pengukuran dan mengadakan tindak lanjut.

8.3.4 Inspeksi Tahunan

Inspeksi tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk


mengadakan pemeriksaan peralatan sistem distribusi.

Kegiatan inspeksi tahunan ini biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas


tertentu.

Pekerjaan ini sifatnya untuk menunjang operasi secara langsung atau dapat
mengurangi adanya gangguan operasi sistem.

Pada prakteknya inspeksi tahunan dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) keadaan


yaitu :

- Inspeksi tahunan keadaan bertegangan.


- Inspeksi tahunan keadaan bebas tegangan.

8.3.5 Inspeksi Tahunan Keadaan Bertegangan.

Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk inspeksi tahunan keadaan bertegangan


adalah mengadakan pemeriksaan secara visual dengan maksud untuk
menemukan hal – hal yang mengkawatirkan (dicurigai) dapat menyebabkan
gangguan pada operasi sistem, sebelum periode inspeksi berikutnya dilakukan
lagi.

Inspeksi semacam ini pada pelaksanaanya menggunakan chek list untuk


memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal – hal yang perlu
diperhatikan .

8.3.6 Inspeksi Tahunan Keadaan Bebas Tegangan.

Pekerjaan inspeksi tahunan ini pada keadaan bebas tegangan adalah :

- Pemeriksaan (GD, JTM, JTR, SR, fuse link, HRC fuse, dll).
- Pengetesan / percobaan ( Proteksi, PS, lampu penerangan, peralatan bantu dll).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


8.3.7 Jadual Inspeksi Rutin Tahunan GD.

Mengingat periode Inspeksi rutin Gardu Distribusi dilaksanakan dalam tempo satu
tahun satu kali, maka dalam perencanaanya, volume fisik gardu yang akan diperiksa
dalam satu tahun anggaran adalah sejumlah gardu yang ada dan dalam
pelaksanaanya perlu diusahakan sejumlah gardu yang direncanakan. Dengan
demikian volume fisik disini bukan jumlah berpa kali gardu diperiksa.

Contoh :

Suatu Cabang Langit mempunyai volume gardu sebanyak 8 (delapan) buah gardu
distribusi yang harus diperiksa secara rutin .

Hubungan antara jumlah volume gardu yang akan dipelihara dan biaya dapat
digambarkan sbb.

Tabel 1 Hubungan Antara Volume Gardu Yang Dipelihara Dan Biaya

Periode Total
1 tahun
Gardu TRW I TRW II TRW III TRW IV
anggaran
(BH) (BH)
A1 O 1
A2 O 1
B1 O 1
B2 O 1
B3 X 1
C1 X 1
C2 X 1
D1 X 1
Jumlah Vol, fisik
(BH) 2 2 2 2 8
Jumlah biaya & A1 A2 B1 B2 R+S+
atau Jasa (Rp) + =R + =S + =T + =U T+U
B3 C1 C2 D1
Jumlah Biaya A1 + B3 = R A2 + C1 = S B1 + C2 = B2 + D1 = R+S+T+
(Mat&Jasa) Rp T U U

O : Dilakukan pemeriksaan rutin.

X : Dilakukan pemeriksaan sistematis.

8.3.8 Jadwal Inspeksi Rutin Tahunan JTM

Baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya pemeriksaan Jaringan


Tegangan Menengah (JTM), pembagian jaringannya dilakukan perpenyulang, hal ini
dapat menguntungkan baik dalam perencanaannya maupun dalam pelaksanaannya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


Untuk menentukan jumlah volume fisik JTM yang harus dipelihara dapat dilakukan
sebagai berikut :

a. Apabila dalam satu periode misalnya Triwulan I dilaksanakan pemeriksaan rutin


sejumlah 4 (empat) penyulang yaitu penyulang A,B,C dan D, secara menyeluruh
jumlah volume fisiknya adalah 85 kMs, apabila periode berikutnya triwulan III
dilakukan peme-riksaan kembali (inspeksi) atau dilakukan pemeriksaan rutin
sistematis, jumlah volume fisiknya tidak diisikan kembali, sehingga tetap 85 kMs,
karena pada triwulan I sudah dicantumkan seluruhnya seperti terlihat pada tabel
2 berikut :

Tabel 2 Perhitungan 1 Triwulan

PERIODE
TOTAL
Feeder
TRW I TRW II TRW III TRW IV Tahun Anggaran
(KMs)
(KMs)

A (35) X - O - 35

B (10) O - O - 10

C (15) O - O - 15

D (25) O - X - 25

K (30) - X - 30

L (20) - O - O 20

M (10) - O - O 10

N (30) O - X 30

JUMLAH VOL. FISIK 85 90 0 0 175


(BH)

JUMLAH BIAYA MAT/ A+B+ A+B+ K+L+ R+S+T+U


JASA(Rp)
C +D=R C+D=T M+N=

O : Pemeriksaan rutin .
X : Pemeriksaan sistematis.

Hubungan antara jumlah, volume fisik serta biaya pemeliharaan rutin JTM.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


8.3.9 Jadual Inspeksi Rutin Tahunan JTR

Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan jaringan tegangan


rendah (JTR), pembagiannya di kaitkan dengan gardu distribusi yang terkait,
demikian juga dalam pelaksanaannya bersama dng pemeriksaan gardu .

contohnya :

Suatu gardu distribusi mempunyai 8 feeder TR yaitu A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7,A8


dimana datanya terlihat pada tabel 3. Jumlah volume fisik JTR yang perlu dipelihara
dari satu gardu tersebut adalah sepanjang 4,2KMs termasuk didalamnya adalah
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang telah disarankan seperti pemangkasan
pohon, pengecatan tiang, perbaikan pondasi dan sebagainya

8.3.10 Inspeksi Sambungan Rumah

Dalam kegiatan pemeriksaan rutin tahunan sambungan rumah, penentuan volume


fisik yang harus diperiksa adalah sejumlah sambungan rumah yang ada seperti
contohnya tabel 4, terlihat dalam hubungan antara jumlah volume fisik sambungan
rumah dan biayanya.

8.3.11 Inspeksi Tiga Tahunan .

Inspeksi tiga tahunan disebut juga pemeriksaan sistematis, yaitu pemeriksaan yang
berupa tindak lanjut dari pemeriksaan tahunan.

Dalam pelaksananya pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan bebas tegangan dan
sifatnya lebih teliti dan menyeluruh .

Tabel 3 Perhitungan Inspeksi Tiga Tahunan

8.3.12 JURUSAN 8.3.13 PANJANG (meter)


8.3.14 A1a 500
A1b 700
A1c 500
A1d 400
A1k 600
A1l 600
A1m 400
A1n 500
8.3.15 JUMLAH 4.200 (4,2 kMs)
Data situasi jaringan distribusi tegangan rendah.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


Tabel 4 Perhitungan situasi jaringan Distribusi
Periode Total th
TRW I TRW II TRW III TRW IV Anggaran
SR(Bh) (GH)

SR1 O - - - 1

SR2 O - - - 1

SR3 - O - - 1

SR4 - O - - 1

SR5 - - O - 1

SR6 - - O - 1

SR7 - - - O 1

SR8 - - - O 1
Jumlah 2 2 2 2 8
Vol.fisik
(BH)
Jumlah SR1 + SR3 + SR5 + SR7 + R+S+
Biaya SR2 = SR4 = SR6 = SR8 = T+U
Mat dan R S T U
/ jasa

O : Dilakukan Pemeriksaan Rutin.

Hubungan antara jumlah, volume fisik beserta biaya pemeliharaan rutin sambungan
rumah.

9. Soal Latihan
Pililah salah satu jawaban yang paling benar :

1. Health Index, yaitu,

a. Metode pemeliharaan berbasiskan manajemen aset (asset management)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21


b. Metode pemeliharaan berbasiskan aset
c. Metode pemeliharaan berbasiskan manajemen produksi
d. Metode pemeliharaan berbasiskan manajemen pemasaran
2. Manajemen aset adalah
a. Suatu serangkaian proses yang sistematis antara pengoperasian, pemeliharaan
dan perbaikan aset jaringan distribusi untuk mendapatkan biaya yang efektif
melalui penggabungan pengalaman teknik / engineering dan analisa ekonomi
berdasar pengalaman bisnis
b. Suatu serangkaian proses yang sistematis antara pengoperasian dan perbaikan
aset jaringan distribusi untuk mendapatkan biaya yang efektif melalui
penggabungan pengalaman teknik / engineering dan analisa ekonomi berdasar
pengalaman bisnis
c. Suatu serangkaian proses yang sistematis antara pemeliharaan dan perbaikan
aset jaringan distribusi untuk mendapatkan biaya yang efektif melalui
penggabungan pengalaman teknik / engineering dan analisa ekonomi berdasar
pengalaman bisnis
d. Suatu serangkaian proses yang sistematis perbaikan aset jaringan distribusi
untuk mendapatkan biaya yang efektif melalui penggabungan pengalaman teknik
/ engineering dan analisa ekonomi berdasar pengalaman bisnis
3. Inspeksi darurat adalah :
a. Pekerjaan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk perbaikan kerusakan yang
disebabkan tidak direncanakan
b. Pekerjaan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk perbaikan kerusakan yang
disebabkan oleh kerusakan peralatan dan sebagainya yang sifatnya mendadak
dan perlu segera dilaksanakan pekerjaan dan tidak direncanakan
c. Pekerjaan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk perbaikan kerusakan yang
disebabkan oleh factor kesalahan manusia dan sebagainya yang sifatnya
mendadak dan perlu segera dilaksanakan pekerjaan dan tidak direncanakan
d. Pekerjaan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk perbaikan kerusakan yang
disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi banjir, angin ribut dan
sebagainya yang sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan pekerjaan
dan tidak direncanakan
4. Dalam inspeksi semesteran, kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan
adalah :

a. Melaksanakan pengukuran beban (Cek Arusnya).


b. Melaksanakan pengukuran tegangan ujung (Cek teg diujung jaringan).
c. Mengevaluasi hasil pengukuran dan mengadakan tindak lanjut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22


d. Betul Semua

5. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam inspeksi triwulanan adalah :

a. Mengadakan inspeksi terhadap SUTM dimana SUTM mempunyai jarak aman


tertentu sesuai dengan peraturan yang diijinkan.

b. Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan

c. Segera mengadakan tindakan lebih lanjut dari hasil evaliasi inspeksi

d. Betul semua

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23

You might also like