You are on page 1of 15

MAKALAH

"Morfologi Mengarah Kesatuan Bahasa atau Gramatikal Terkecil


Yang Bermakna.Yang Berupa Imbuhan atau Kata"

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahBahasa


Indonesia SD/MI

Dosen Pengampu :

Tutik Dinur Rofiah S.Pd.I, M.Pd

Oleh kelompok 5 :

Candra Ardiwijaya (21206052)

Vivin AriesTantia Wahyu A. (21206064)

Naura Aulia Rahma (21206066)

Ainul Khoiria (21206070)

FAKULTAS TARBIYAH

PRIODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHIAIN


KEDIRI

2021/2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah sentiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan zahmut dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI, dengan judul
"Fonologi, Ejaan, Morfologi, dan Sintaksis Bahasa Indonesia SD/MI".

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tutik Dinur Rofiah S.Pd.I, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kamu mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangan
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagiperkembangan dan pendidikan.

Kediri, 8 April 2022

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar belakang...........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................5

C. Tujuan........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A. Definisi Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis................................................................6

B. Membedakan Fonologi dan Morfologi......................................................................10

C. Menjelaskan Ruang Lingkup Fonologi dan Morfologi..............................................13

D. Mengidentifikasi Contoh Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis.....................................14

E. Memilih Materi Ajar Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis Keperluan Pembelajaran


Bahasa Indonesia.......................................................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................................................16

B. Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.


Setiap aktivitas manusia selalu melibatkan bahasa sebagai sarana penyampaian pesan
dan penerima pesan. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa seiring dengan
perkembangan pemikiran masyarakat. Penggunaan bahasa dibedakan menjadi dua
ragam, yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis ditinjau dari media atau
sarana yang digunakan (Sugono, 2002: 1). Bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan
dengan menggunakan alat ucap dengan fonem sebagai dasar. Adapun bahasa tulis
adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Surat kabar merupakan salah satu ragam bahasa tulis yang berfungsi
sebagai sarana komunikasi massa. Gagasannya yang dituangkan dalam bentuk cetak
diminati oleh masyarakat luas. Bahasanya yang singkat, padat, sederhana, lancar,
jelas, dan menarik mudah untuk dimengerti. Bahasanya juga dapat dikaji
menggunakan ilmu-ilmu bahasa, misalnya : sintaksis, semantik, morfologi, analisis
wacana, sosiologi, atau pragmatik. Salah satu surat kabar tersebut adalah surat kabar
harian Republika. Kajian pragmatik sendiri menurut Leech (1983: 13 dalam Nadar,
2009: 5) adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa berintegrasi
dengan tatabahasa yang terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik
melalui semantik. Fonologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-
bunyi bahasa menurut fungsinya. Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang
mengkaji morfem, yaitu satuan bentuk bahasa terkecil yang memiliki makna.
Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari susunan kalimat. Adapun
semantik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna kata. Ada lima
cabang dalam pragmatik, yaitu implikatur, tindak tutur atau tindak bahasa, struktur
wacana, deiksis, dan praanggapan. Peneliti sendiri tertarik untuk membahas deiksis
lebih lanjut khususnya untuk deiksis sosial. Pemilihan deiksis sosial terkait dengan
opini harian Republika yang banyak terdapat deiksis sosial. Meskipun deiksis
memiliki lima jenis, yaitu deiksis orang, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis
wacana, dan deiksis sosial. Menurut Cahyono (1995: 219) deiksis sosial adalah
rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi
peran pembicara dan pendengar, perbedaan itu dapat ditujukan dalam pemilihan kata.
Deiksis sosial digunakan untuk menunjukkan sopan santun berbahasa.

4|Page
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi Fonologi,Morfologi,dan Siktaksis?

2. Membedakan Fonologi dan Morfologi?

3. Menjelaskan Ruang Lingkup Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis?

4. Mengindentifikasikan Contoh Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis?

5. Memilih Materi Ajar Fono;ogi,Morfologi,dan SintaksisKeperluan Pembelajaran


Bahasa Indonesia?

C. Tujuan

1. Bagaimana Definisi Fonologi,Morfologi,dan Siktaksis

2. Membedakan Fonologi dan Morfologi

3. Menjelaskan Ruang Lingkup Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis

4. Mengindentifikasikan Contoh Fonologi,Morfologi,dan Sintaksis

5. Memilih Materi Ajar Fono;ogi,Morfologi,dan SintaksisKeperluan Pembelajaran


Bahasa Indonesia

5|Page
BAB II

PEMBAHASA

Fonologi

a. Pengertian fonologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang
dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan
demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga
dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia,
serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda
makna.
Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta
bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk
membedakan arti.1

B. MORFOLOGI
Adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal
Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Jenis-jenis Morfem

Berdasarkan criteria tertentu, kita dapat mengklasifikasikan morfem menjadi berjenis-jenis.


Penjenisan ini dapat ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan distribusinya (Samsuri, 1982:186;
Prawirasumantri, 1985:139). Agar lebih jelas, berikut ini sariannya.
(1) Ditinjau dari Hubungannya
Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat dari hubungan struktural
dan hubungan posisi.

a) Ditinjau dari Hubungan Struktur


Menurut hubungan strukturnya, morfem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu morfem
bersifat aditif (tambahan) yang bersifat replasif (penggantian), dan yang bersifat substraktif
(pengurangan).
Morfem yang bersifat aditif yaitu morfem-morfem yang biasa yang pada umumnya terdapat pada
semua bahasa, seperti pada urutan putra, tunggal, -nya, sakit. Unsur-unsur morfem tersebut tidak lain
penambahan yang satu dengan yang lain.

1
Hasan Alwi dkk. 2003. Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kajian Bahasa Indonesia di SD. Jakarta : Balai Pustaka.
http://id.wikipedia.org/fonologi/bahasa_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://esteemje.blogspot.com/2007/12/fonem-bahasa-indonesia-html. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://mallcom.wordpress.com/2007/08/01/belajar_fonologi_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
6|Page
Ditinjau dari Hubungannya
Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat dari hubungan struktural
dan hubungan posisi.

a) Ditinjau dari Hubungan Struktur


Menurut hubungan strukturnya, morfem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu morfem
bersifat aditif (tambahan) yang bersifat replasif (penggantian), dan yang bersifat substraktif
(pengurangan).
Morfem yang bersifat aditif yaitu morfem-morfem yang biasa yang pada umumnya terdapat pada
semua bahasa, seperti pada urutan putra, tunggal, -nya, sakit. Unsur-unsur morfem tersebut tidak lain
penambahan yang satu dengan yang lain.

Sintaksis

a. Pengeritan Sintaksis

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein
yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Manaf menjelaskan bahwa sintaksis adalah
cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang
dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat.9 Aisyah Chalik mendefinisikan bahwa sintaksis
adalah bagian dari tatabahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat.10
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok
kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.

b.Stuktur Sintaksis

Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia
berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan
dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi; bisa
juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis itu
tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.

c.Kata Sebagai Satuan Satuan Sintaksis


Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda
kategori sintaksis, dan perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan
sintaksis.
Kata sebagai pengisi satuan sintaksis, harus dibedakan adanya dua macam kata yaitu kata penuh
dan kata tugas. Kata penuh adalah kata yang secara leksikal mempunyai makna, mempunyai
kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat berdiri
sendiri sebagai sebuah satuan. Yang termasuk kata penuh adalah kata-kata kategori nomina,
verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia.
Kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses
morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan dia tidak dapat berdiri sendiri.
Yang termasuk kata tugas adalah kata-kata kategori preposisi dan konjungsi2

2
Hasan Alwi dkk. 2003. Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
7|Page
9
Ngusman Abdul Manaf. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. (Padang:
Sukabina Press, 2009), h. 3
10
Siti Aisyah Chalik. Analisis Linguistik dalam Bahasa Arab Al-Qura>n. h.19
11
Makalah Sintaksis. http://rikavert.blogspot.co.id
12
Abdul Chaer. Linguistik Umum. (Jakarta: Rineka Cipta , 2003), h. 222
13
Widjono HS. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 140

Kajian Bahasa Indonesia di SD. Jakarta : Balai Pustaka.


http://id.wikipedia.org/fonologi/bahasa_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://esteemje.blogspot.com/2007/12/fonem-bahasa-indonesia-html. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://mallcom.wordpress.com/2007/08/01/belajar_fonologi_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
8|Page
14
Abdul Manaf. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. h. 13
15
Makalah Sintaksis. http://rikavert.blogspot.co.id
16
Kailani Hasan. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. (Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1983), h. 23
17
Makalah Sintaksis. http://rikavert.blogspot.co.id
18
Abdul Manaf. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. h. 11

9|Page
b. Fungsi Sintaksis
Yang dimaksud fungsi sintaksis tersebut adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (K). realisasinya dalam sebuah kalimat, kelima fungsi tersebut tidak
selalu hadir bersama-sama. Terkadang sebuah kalimat hanya terdiri atas fungsi S dan P, S-P-
O, S-P-Pel, S-P-K, S-P-O-K, atau S-P-Pel-K. akan tetapi bila dilihat dari sifat kehadiranya
dalam sebuah kalimat, kelima fungsi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu fungsi yang
wajib hadir dan fungsi yag tidak wajib hadir. Yang termasuk fungsi wajib hadir adalah
subjek, predikat, objek, dan pelengkap, sedangkan yang termasuk kedalam fungsi yang tidak
wajib hadir adalah keterangan.19

Pengertian dan ruang lingkup morfologi

Morfologi adalah sala satu konsep pusat dari belajar linguistik. Ini bukan karena morfologi
merupakan sub disiplin ilmu yang dominan di dalam belajar linguistik, tetapi di dalam belajar
morfologi akan di arahkan bagaimana struktur kata itu sendiri, dan kata merupakan
penghubungan antara belajar fonologi, sintaks, dan semantik. Secara etimologi istilah
morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari gabungan kata morphe yang berarti
‘bentuk’, dan logos yang berarti ilmu. Di dalam linguistik ilmu morfologi digunakan untuk
menganalisis satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi juga mempelajari
seluk beluk kata serta pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan bentuk kata pada
golongan dan arti kata.

A. Pengertian Morfologi
Beberapa sumber memberikan masing-masing definisi tentang morfologi, yakni:

1. Verhaar (1986: 52), morfologi atau tatabentuk; Inggr. Morphology, dulu juga morphemics
adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.

2. Ramlan (1987: 21), morfologi adalah ilmu bahasa yang memelajari seluk beluk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantic.

3. Kridalaksana (1993: 51), morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem
dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-
bagian kata yakni morfem.

4. Keraf (1984: 51), morfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk
kata.

5. Chaer (1994: 3), berpendapat bahwa morfologi adalah ilmu mengenai bentuk-bentuk dan
pembentukannya.

19
http://makalahpengertiandanfungsisintaksis.blogspot.co.id. Fungsi-fungsi Sintaksis dalam
Kalimat.

10 | P a g e
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang diutarakan oleh para pengamat bahasa, dapat
disimpulkan bahwa morfologi adalah salah satu cabang linguistic yang mempelajari dan
menganalisis dasar-dasar bahasa atau bagian-bagian dari tata bahasa beserta fungsinya di
dalam perubahan gramatikal dan semantiknya.

B. Ruang Lingkup Morfologi


Pada dasarnya di dalam morfologi ada tiga ruang lingkupyang harus dipahami di dalam ilmu
linguistic yaitu morfem, morf, dan alomorf yang akan dijelakan sebagai berikut.

1. Morfem
Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Morfem tidak bisa
dibagi di dalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi. Di dalam bahasa Inggris morfem
berfungsi sebagai pembeda antara kata jamak dan kata masa lampau. Menurut Chaer (1994:
146) morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Keraf (1984: 52)
juga memberikan definisi tentang morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam
pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa morfem
merupakan satuan bahasa atau gramatikal terkecil yang bermakna, yang dapat berupa
imbuhan ataupun kata.

Menurut Ramlan (morfem dapat ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu sebagai berikut:

a. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis dan arti (leksikal) atau


(makna gramatikal) yang sma merupakan satu morfem, misalnya, satuan lihat,
dalam dilihat, melihat, penglihatan. Dengan demikian lihat merupakan
morfem.
b. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologi berbeda merupakan satu
morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang sma, dan dan
perbedaan satuan fonologisnyadapat dijelaskan secara fonologisnya. Sebagai
contoh, mem, men, dan meng, di dalam kata membawa, mendukung, dan
menggali memiliki arti yang sama dan struktur fonologisnya dapat dijelaskan
secara fonologisnya. Yait, satuan-satuan itu munculkarena mengikuti
konsonan /b/, /d/, dan /g/.
c. Satuan-satuan yang mempunyai strukter fonologis berbeda, sekalipun
perbedaannyatidak dapat dijelaska secara fonologis, masih dapat dianggap
satu morfemapabila mempunyai arti/maknayang sama dan mempunyai
distribusi komplementer (dapat diterapkan secara silih berganti). Misalnya bel-
dalam kata belajar merupakan satu morfem dengan satuan ber- dalam
berkebunatau be- dalam bekerja, sebab mempunyai makna yang sama dan
dapat diterapkan secara silih berganti.
d. Apabila dalam deretan struktur suatu satuan berparalel dengan suatu
kekosongan, kekosongan itu merupakan morfem. Sebagai contoh, dalam
kalimat Dia makan kacan, kata makan dipakai tanpa menggunakan me-.
Morfem yang tidak ada dalam struktur disebut morfem zero.

11 | P a g e
e. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fologis mungkin merupakan satu
morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Dikatakan morfem
yang sama jika maknanyaberhubungan walaupun letaknya dalam kalimattidak
sama, misalnya kata duduk dalam kalimat ia sedang duduk dan duduk orang
itu sangat sopan. Dikatakan morfem berbeda apabila artinya berbeda, misalnya
kata buku berarti ‘kitab’ dan buku ‘sendi’ atau kata mulut dalam dalam
kalimat mulut gua itu lebar dan mulut orang itu lebar.
f. Setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem. Misalnya, disamping
kata bersandar yang memiliki satuan ber- dan sandar terdapat kata sandaran
yang memiliki satuan sandar dan –an merupakan morfem yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

2. Morf
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya, /i/ pada kata
kenai adalah morf; morf adalah ujud konkret atau ujud fonemis dari morfem. Misalnya, men-
adalah ujud konkret dari men- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141).

3. Alomorf
Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/, dan
/bel/ adalah alomorf dari ber- seperti pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar, meN-
mempunyai alomorf meng-,men-, me-, mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-kata
mengajak, menulis,melukis, membawa, menyapa, dan mengecet.

Contoh fonologi:

-kata pola dan pula yang membedakan huruf /o/ dan /u/

-kata panci dan panti yang membedakan huruf /c/ dan /t/

Contoh morfologi:

-Dari kata minum, diminum, meminum

-Dari kata minta, diminta, meminta

-Dari kata nulis, ditulis, menulis, menuliskan

Contoh sintaksis:

-kakak membelikan adik baju baru dibeli nya dari toko baju.

Secara sintaksis, kalimat ini terdiri dari kakak(subjek), membelikan (predikat), adik(objek),
baju baru(perlengkapan berbentuk frasa), dibeli nya dari toko baju(keterangan berbentuk
frasa).

12 | P a g e
Perbedaan Fonologi dan morfologi

Dalam morfologi fokus membahas mengenai seluk beluk dan bentuk kata. Sedangkan
fonologi lebih konsentrasi dalam mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Persamaan antar keduanya yakni kedua tataran tersebut, morfologi dan fonologi
merupakan cabang dari ilmu bahasa (linguistik). Perbedaan di antara keduanya terletak pada
objek kajian, ruang lingkup, dan struktur, sistem, dan distribusi masing-masing.

Fonologi berkonsentrasi pada bagaimana bunyi itu dihasilkan dengan memperhatikan fungsi
untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa misalnya fonem { paku } dan { baku
} yang memiliki empat fonem masing-masing. Masing-masing fonem memiliki makna yang
berbeda. Paku merupakan benda bulat panjang dari logam besi yang berkepala dan terlindung
runcing (untuk menempelkan satu tiang dengan tiang lain). Sedangkan baku merupakan tolak
ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar. Berbeda dengan fonologi, morfologi merupakan ilmu yang membahas bentuk-bentuk
dan pembentukan kata. Seperti dalam contoh kata mengkambinghitamkan. Dari kata tersebut
dapat diketahui tidak langsung, bentuk dasar, bentuk asal, dan unsur-unsurnya.
Mengkambinghitamkan tidak langsung : kambing hitam, Kambing
hitam bentuk dasar : kambing hitam, Meng-kan bentuk asal : kambing dan hitam, Kambing
unsur-unsurnya: meng-kan, kambing, hitam dan hitam.

13 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologis fonologi berasal dari dua kata Yunani yaitu phone yang berarti “bunyi” dan
logos yang berarti “ilmu”. Maka pengertian harfiah fonologi adalah “ilmu bunyi” 20 Fonologi
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang
pertama adalah bunyi bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang kedua
mengkaji fonem yang disebut tata fonem (fonemik). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa,
proses terbentuknya dan perubahannya. Morfologi adalah sala satu konsep pusat dari belajar
linguistik. Ini bukan karena morfologi merupakan sub disiplin ilmu yang dominan di dalam
belajar linguistik, tetapi di dalam belajar morfologi akan di arahkan bagaimana struktur kata
itu sendiri, dan kata merupakan penghubungan antara belajar fonologi, sintaks, dan
semantik. Secara etimologi istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari
gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang berarti ilmu. Di dalam linguistik
ilmu morfologi digunakan untuk menganalisis satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi juga mempelajari seluk beluk kata serta pengaruhnya terhadap perubahan-
perubahan bentuk kata pada golongan dan arti kata. Dalam morfologi fokus membahas
mengenai seluk beluk dan bentuk kata. Sedangkan fonologi lebih konsentrasi dalam
mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Persamaan antar keduanya
yakni kedua tataran tersebut, morfologi dan fonologi merupakan cabang dari ilmu bahasa
(linguistik). Perbedaan di antara keduanya terletak pada objek kajian, ruang lingkup, dan
struktur, sistem, dan distribusi masing-masing.

B. Saran
Pada penyajian dalam makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasanpejelasan secara
mendalam. Selain itu juga penulis meminta kritik dan saran untuk membangun dari
pembaca sehingga penulis dapat membenahi makalah ini dengan baik.

20
Ahmad Muaffaq N. Fonologi Bahasa Indonessia. (Cet. I, Makassar: Alauddin University
Press, 2012), h. 1

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Keraf, Gorys. 1994. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ramlan, M. (1987). Morfologi: suatu tinjauan deskritif. Yogyakarta: Cv Karyono.

Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi. Bandung: PT. Refika Aditama.

15 | P a g e

You might also like