Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel 6
Makalah Kel 6
Dosen Pengampu :
Oleh kelompok 5 :
FAKULTAS TARBIYAH
2021/2022
1|Page
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah sentiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan zahmut dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI, dengan judul
"Fonologi, Ejaan, Morfologi, dan Sintaksis Bahasa Indonesia SD/MI".
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tutik Dinur Rofiah S.Pd.I, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kamu mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangan
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagiperkembangan dan pendidikan.
Penulis
2|Page
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4|Page
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5|Page
BAB II
PEMBAHASA
Fonologi
a. Pengertian fonologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang
dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan
demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga
dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia,
serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda
makna.
Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta
bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk
membedakan arti.1
B. MORFOLOGI
Adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal
Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Jenis-jenis Morfem
1
Hasan Alwi dkk. 2003. Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kajian Bahasa Indonesia di SD. Jakarta : Balai Pustaka.
http://id.wikipedia.org/fonologi/bahasa_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://esteemje.blogspot.com/2007/12/fonem-bahasa-indonesia-html. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
http://mallcom.wordpress.com/2007/08/01/belajar_fonologi_indonesia. diunduh pada tanggal 4 Maret 2010
6|Page
Ditinjau dari Hubungannya
Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat dari hubungan struktural
dan hubungan posisi.
Sintaksis
a. Pengeritan Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein
yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Manaf menjelaskan bahwa sintaksis adalah
cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang
dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat.9 Aisyah Chalik mendefinisikan bahwa sintaksis
adalah bagian dari tatabahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat.10
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok
kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.
b.Stuktur Sintaksis
Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia
berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan
dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi; bisa
juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis itu
tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.
2
Hasan Alwi dkk. 2003. Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
7|Page
9
Ngusman Abdul Manaf. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. (Padang:
Sukabina Press, 2009), h. 3
10
Siti Aisyah Chalik. Analisis Linguistik dalam Bahasa Arab Al-Qura>n. h.19
11
Makalah Sintaksis. http://rikavert.blogspot.co.id
12
Abdul Chaer. Linguistik Umum. (Jakarta: Rineka Cipta , 2003), h. 222
13
Widjono HS. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 140
9|Page
b. Fungsi Sintaksis
Yang dimaksud fungsi sintaksis tersebut adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (K). realisasinya dalam sebuah kalimat, kelima fungsi tersebut tidak
selalu hadir bersama-sama. Terkadang sebuah kalimat hanya terdiri atas fungsi S dan P, S-P-
O, S-P-Pel, S-P-K, S-P-O-K, atau S-P-Pel-K. akan tetapi bila dilihat dari sifat kehadiranya
dalam sebuah kalimat, kelima fungsi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu fungsi yang
wajib hadir dan fungsi yag tidak wajib hadir. Yang termasuk fungsi wajib hadir adalah
subjek, predikat, objek, dan pelengkap, sedangkan yang termasuk kedalam fungsi yang tidak
wajib hadir adalah keterangan.19
Morfologi adalah sala satu konsep pusat dari belajar linguistik. Ini bukan karena morfologi
merupakan sub disiplin ilmu yang dominan di dalam belajar linguistik, tetapi di dalam belajar
morfologi akan di arahkan bagaimana struktur kata itu sendiri, dan kata merupakan
penghubungan antara belajar fonologi, sintaks, dan semantik. Secara etimologi istilah
morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari gabungan kata morphe yang berarti
‘bentuk’, dan logos yang berarti ilmu. Di dalam linguistik ilmu morfologi digunakan untuk
menganalisis satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi juga mempelajari
seluk beluk kata serta pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan bentuk kata pada
golongan dan arti kata.
A. Pengertian Morfologi
Beberapa sumber memberikan masing-masing definisi tentang morfologi, yakni:
1. Verhaar (1986: 52), morfologi atau tatabentuk; Inggr. Morphology, dulu juga morphemics
adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.
2. Ramlan (1987: 21), morfologi adalah ilmu bahasa yang memelajari seluk beluk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantic.
3. Kridalaksana (1993: 51), morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem
dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-
bagian kata yakni morfem.
4. Keraf (1984: 51), morfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk
kata.
5. Chaer (1994: 3), berpendapat bahwa morfologi adalah ilmu mengenai bentuk-bentuk dan
pembentukannya.
19
http://makalahpengertiandanfungsisintaksis.blogspot.co.id. Fungsi-fungsi Sintaksis dalam
Kalimat.
10 | P a g e
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang diutarakan oleh para pengamat bahasa, dapat
disimpulkan bahwa morfologi adalah salah satu cabang linguistic yang mempelajari dan
menganalisis dasar-dasar bahasa atau bagian-bagian dari tata bahasa beserta fungsinya di
dalam perubahan gramatikal dan semantiknya.
1. Morfem
Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Morfem tidak bisa
dibagi di dalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi. Di dalam bahasa Inggris morfem
berfungsi sebagai pembeda antara kata jamak dan kata masa lampau. Menurut Chaer (1994:
146) morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Keraf (1984: 52)
juga memberikan definisi tentang morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam
pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa morfem
merupakan satuan bahasa atau gramatikal terkecil yang bermakna, yang dapat berupa
imbuhan ataupun kata.
Menurut Ramlan (morfem dapat ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu sebagai berikut:
11 | P a g e
e. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fologis mungkin merupakan satu
morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Dikatakan morfem
yang sama jika maknanyaberhubungan walaupun letaknya dalam kalimattidak
sama, misalnya kata duduk dalam kalimat ia sedang duduk dan duduk orang
itu sangat sopan. Dikatakan morfem berbeda apabila artinya berbeda, misalnya
kata buku berarti ‘kitab’ dan buku ‘sendi’ atau kata mulut dalam dalam
kalimat mulut gua itu lebar dan mulut orang itu lebar.
f. Setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem. Misalnya, disamping
kata bersandar yang memiliki satuan ber- dan sandar terdapat kata sandaran
yang memiliki satuan sandar dan –an merupakan morfem yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
2. Morf
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya, /i/ pada kata
kenai adalah morf; morf adalah ujud konkret atau ujud fonemis dari morfem. Misalnya, men-
adalah ujud konkret dari men- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141).
3. Alomorf
Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/, dan
/bel/ adalah alomorf dari ber- seperti pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar, meN-
mempunyai alomorf meng-,men-, me-, mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-kata
mengajak, menulis,melukis, membawa, menyapa, dan mengecet.
Contoh fonologi:
-kata pola dan pula yang membedakan huruf /o/ dan /u/
-kata panci dan panti yang membedakan huruf /c/ dan /t/
Contoh morfologi:
Contoh sintaksis:
-kakak membelikan adik baju baru dibeli nya dari toko baju.
Secara sintaksis, kalimat ini terdiri dari kakak(subjek), membelikan (predikat), adik(objek),
baju baru(perlengkapan berbentuk frasa), dibeli nya dari toko baju(keterangan berbentuk
frasa).
12 | P a g e
Perbedaan Fonologi dan morfologi
Dalam morfologi fokus membahas mengenai seluk beluk dan bentuk kata. Sedangkan
fonologi lebih konsentrasi dalam mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Persamaan antar keduanya yakni kedua tataran tersebut, morfologi dan fonologi
merupakan cabang dari ilmu bahasa (linguistik). Perbedaan di antara keduanya terletak pada
objek kajian, ruang lingkup, dan struktur, sistem, dan distribusi masing-masing.
Fonologi berkonsentrasi pada bagaimana bunyi itu dihasilkan dengan memperhatikan fungsi
untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa misalnya fonem { paku } dan { baku
} yang memiliki empat fonem masing-masing. Masing-masing fonem memiliki makna yang
berbeda. Paku merupakan benda bulat panjang dari logam besi yang berkepala dan terlindung
runcing (untuk menempelkan satu tiang dengan tiang lain). Sedangkan baku merupakan tolak
ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar. Berbeda dengan fonologi, morfologi merupakan ilmu yang membahas bentuk-bentuk
dan pembentukan kata. Seperti dalam contoh kata mengkambinghitamkan. Dari kata tersebut
dapat diketahui tidak langsung, bentuk dasar, bentuk asal, dan unsur-unsurnya.
Mengkambinghitamkan tidak langsung : kambing hitam, Kambing
hitam bentuk dasar : kambing hitam, Meng-kan bentuk asal : kambing dan hitam, Kambing
unsur-unsurnya: meng-kan, kambing, hitam dan hitam.
13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis fonologi berasal dari dua kata Yunani yaitu phone yang berarti “bunyi” dan
logos yang berarti “ilmu”. Maka pengertian harfiah fonologi adalah “ilmu bunyi” 20 Fonologi
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang
pertama adalah bunyi bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang kedua
mengkaji fonem yang disebut tata fonem (fonemik). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa,
proses terbentuknya dan perubahannya. Morfologi adalah sala satu konsep pusat dari belajar
linguistik. Ini bukan karena morfologi merupakan sub disiplin ilmu yang dominan di dalam
belajar linguistik, tetapi di dalam belajar morfologi akan di arahkan bagaimana struktur kata
itu sendiri, dan kata merupakan penghubungan antara belajar fonologi, sintaks, dan
semantik. Secara etimologi istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari
gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang berarti ilmu. Di dalam linguistik
ilmu morfologi digunakan untuk menganalisis satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi juga mempelajari seluk beluk kata serta pengaruhnya terhadap perubahan-
perubahan bentuk kata pada golongan dan arti kata. Dalam morfologi fokus membahas
mengenai seluk beluk dan bentuk kata. Sedangkan fonologi lebih konsentrasi dalam
mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Persamaan antar keduanya
yakni kedua tataran tersebut, morfologi dan fonologi merupakan cabang dari ilmu bahasa
(linguistik). Perbedaan di antara keduanya terletak pada objek kajian, ruang lingkup, dan
struktur, sistem, dan distribusi masing-masing.
B. Saran
Pada penyajian dalam makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasanpejelasan secara
mendalam. Selain itu juga penulis meminta kritik dan saran untuk membangun dari
pembaca sehingga penulis dapat membenahi makalah ini dengan baik.
20
Ahmad Muaffaq N. Fonologi Bahasa Indonessia. (Cet. I, Makassar: Alauddin University
Press, 2012), h. 1
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1994. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi. Bandung: PT. Refika Aditama.
15 | P a g e