You are on page 1of 3

Resensi Novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”

Nama: Andra Putra Pertama


Kelas: PJ21C
NIM: 21300009

Identitas Buku
Judul Novel: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Pengarang : Buya Hamka

Penerbit : PT. Bulan Bintang

Tahun terbit : cetakan ke 32 Tahun 2012

Tebal : 236 halaman

Kota Terbit : Jakarta

Isi Resensi

Buku ini bercerita mengenai kisah cinta suci Zainuddin dan Hayati yang terkurung oleh
keangkuhan adat. Zainuddin seorang Mengkasar, hidup penuh kemalangan sejak dilahirkan. Ia tinggal
dengan Mak Base, pengasuhnya. Suatu saat, Zainuddin pergi ke tanah asalnya, tanah tempat ayahnya
di lahirkan. Minangkabau.

Penerimaan yang Zainuddin dapatkan dari keluarganya disana tidak bisa disebut baik.
Menambah kemalangannya. Hingga ia bertemu Hayati, yang kemudian menjadi cahaya hidup baru
baginya. Namun kemalangan seakan terus saja mengikuti. Datuk, Mamak Hayati meminta Zainuddin
melupakan Hayati dan pergi dari Batipuh tersebut. Karena menurutnya Hayati adalah orang bersuku,
bukan orang biasa. Sedangkan Zainuddin orang biasa. Zainuddin dan Hayati hancur.

Hayati kemudian menikah dengan Aziz. Kakak dari sahabatnya Khodijah yang berlimpah
kekayaan. Ia sulit untuk menolak, karena keluarganya sudah menyetujui. Aziz pun menikahi Hayati
karena tertarik akan kecantikannya saja. Hayati memutuskan hubungan dengan Zainuddin yang
awalnya coba mereka pertahankan. Zainuddin kehilangan cahaya hidupnya. Setengah gila ia
menahakan kemalangan yang satu iitu Dengan mengumpulkan sisa-sisa kekuatan hidup, Zainuddin
bermaksud pergi ke Surabaya meninggalkan semua kesedihan. Dengan jiwa pengarangnya, Zainuddin
berhasil menjadi pengarang kondang dan berlimpah kekayaan. Ia menjadi orang ternama di tanah Jawa.

Hayati pun mendapati bahwa ia harus ikut suami yang pekerjaannya di pindah ke Surabaya.
Hingga keduanya bertemu dengan Zainuddin. Hati Zainuddin sepenuhnya masih untuk Hayati, tapi ia
simpan dalam-dalam karena Hayati adalah istri orang lain. Bukan haknya. Hayati tercenung karena
buku karangan Zainuddin adalah kisah bagaimana adat menghabisi cinta dua anak manusia.

Waktu terus berjalan, perangai Aziz perlahan mulai terlihat. Ia banyak bermain dengan
perempuan-perempuan yang ia rasa lebih cantik dari istrinya. Hayati hanya pasrah ketika Aziz mulai
bangkrut dalam usahanya. Ia malah meminta bantuan pada Zainuddin dan tinggal dirumahnya. Hal itu
membuat Zainuddin menjadi jarang berada dirumahnya, karena takut ia terbawa hati kembali pada
Hayati. Aziz berputus asa, ia menceraikan Hayati dengan maksud dapat kembali pada Zainuddin dan ia
merasa bersalah karena pernah merebut Hayati darinya. Kemudian Aziz buhun diri.

Hayati semakin bertambah kemalangannya. Ia berharap Zainuddin mau menerimanya kembali


setelah Muluk menunjukkan bahwa di ruangan kerja Zainuddin terdapat lukisan Hayati. Lukisan itu
yang pembuat Zainuddin menjadi pengarang sukses. Zainuddin mengingkari hatinya. Egonya tak mau
menerima Hayati yang dulu pernah sangat menyakitinya. Zinuddin lebih memilih memulangkan Hayati
ke tanah Batipuh dengan segala kebutuhan yang akan ia penuhi hingga Hayati menemukan suami yang
baru.Dengan berat hati Hayati menurut. Padahal baginya lebih baik menjadi babu di rumah Zainuddin
daripada harus pulang dan tidak bertemu lagi dengan seseorang yang pernah dicintainya itu. Kapan Van
Der Wijck membawa Hayati pergi dari Surabaya tanpa diantar Zainuddin.

Zainuddin termenung sejak kepergian Hayati. Akhirnya ia memutuskan pergi ke Jakarta untuk
menjemput kembali Hayati. Karena Kapal Van Der Wijck akan berlabuh di Tanjung Priok sebelum ke
Sumatera. Namun naas, beberapa jam sebelum ia berangkat ke Jakarta, surat kabar memberitakan
bahwa Kapal Van Der Wijck tenggelam. Dengan berbagai cara Zainuddin pergi ke tempat Hayati
ditemukan. Hayati masih hidup, namun setelah ia meminta maaf dan menyatakan cintanya akan ia bawa
hingga ia mati, hayati meninggal. Zainuddin yang kalap tak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari penuh
penyesalah ia lalui setelah Hayati pergi. Hingga akhirnya setahun kemudian Zainuddin meninggal
karena kondisi tubuhnya yang semakin melemah. Zainuddin dimakamkan di samping pusara Hayati.
Kelebihan :

1. Buku ini sangat menyentuh hati para pembacanya dan alur ceritanya yang mudah dipahami
para pembacanya.

2. Buku ini mengajarkan banyak hal, salah satunya yaitu untuk selalu bersabar.

Kekurangan :

1. Banyak kalimat yang bertele tele dan pemborosan kata sehingga membuat pembaca mudah
bosan.

2. Terlalu banyak menuliskan surat-surat antara Hayati dan Zainuddin.

You might also like