Professional Documents
Culture Documents
Essai
Essai
JUDUL ESAI
Disusun untuk Mengikuti Kompetisi Grand Essay Competition
Disusun Oleh
Aldo Fauzia Rahman Islami Fakultas Hukum/2021
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
Metaverse sebuah dunia baru bagi manusia yang didesain untuk melakukan kegiatan seperti
dalam kehidupan nyata. Apabila dilihat dari kalimat sebelumnya, metaverse ini dapat
dikategorikan sebagai inovasi. Pada dasarnya inovasi ini, berbasis digital. Dengan adanya hal
itu akan membuat adanya pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan yang ada. Salah satu
yang terpengaruhi karena adanya inovasi digital ini yaitu sektor ekonomi dan bahkan
melahirkan sektor baru yaitu ekonomi digital (Tapscott, 1996).
Ekonomi indonesia terutama ekonomi digital mengalami peningkatan yang cukup luar biasa.
Hal itu dapat diketahui dari berkembangnya jual beli secara digital atau yang disebut e-
commerce dan juga start-up di indonesia. Sejatinya perekonomian indonesia mengalami
kemerosotan atau penurunan. Akan tetapi, pada tahun 2020 menurut Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Indonesia yaitu Airlangga hartarto (2021) e-commerce merupakan
penopang utama ekonomi digital Indonesia, e-commerce sendiri bertumbuh 52% year-on-
year dari tahun sebelumnya.1 Hal itu tetap bertumbuh dan berkembang terlepas dari
permasalahan infrastruktur yang merupakan penunjang dalam bidang digital dan juga
distraksi yang ada seperti di masa pandemi ini (Nefo, Achmad, 2021).
Selain itu, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2022) jumlah startup di indonesia
2.139, dengan jumlah tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat lima di dunia
sebagai negara yang memiliki startup terbanyak.2 Selain itu adanya 2.139 startup asal
indonesia membuat investor membanjiri indonesia. Data tahun 2021 pada semester pertama
yang dihimpun oleh Google, Temasek, dan Bain menunjukan bahwa perkiraan nilai investasi
pada startup di indonesia sekitar US$ 4,7 miliar atau sekitar 67 miliar rupiah dan angka
tersebut telah melampaui angka per tahun dalam empat tahun kebelakang ini.3
Perkembangan jumlah startup tersebut tak lepas peran dari anak muda yang membangun
bisnis berbasis digital.
Pada dasarnya metaverse ini seperti dunia e-commerce dalam artian akan adanya jual beli
dan transaksi. Selanjutnya Apabila dikomparasikan antara kesuksesan dunia digital sekarang
yang menopang ekonomi digital indonesia dengan metaverse yang akan datang. Maka
kemungkinan besar metaverse akan akan membantu perekonomian indonesia terutama
ekonomi digital. Hal tersebut bisa dikatakan karena pada tahun 2045 nanti akan adanya
pertumbuhan jumlah penduduk yang akan mempengaruhi jumlah pengguna digital di
1https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220124175242-92-750599/ri-jadi-negara-ke-5-dengan-jumlah-
startup-terbanyak
2https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/618bb2c52a669/investasi-ke-startup-ri-rp-67-triliun-dalam-6-
bulan-lampaui-4-tahun
3 Siti Zazak Soraya, M. Ed., “Penguatan Pendidikan Karakter Untuk membangun Peradaban Bangsa”,
Southeast Asian Journal of Islamic Education Management Vol. 1 No. 1 (2020), hlm. 74. 74-81
indonesia. Tak hanya itu, pada tahun 2045 nanti indonesia akan mendapatkan keuntungan
atau bonus demografi yang mengakibatkan mayoritas penduduknya merupakan anak muda
dan seperti yang kita ketahui hari ini bahwa anak muda indonesia banyak berkontribusi dalam
peranan digital lebih spesifiknya mengenai startup, hal itu juga kemungkinan besar akan
berpengaruh terhadap metaverse di tahun 2045, sehingga akan terjadi pengembangan
ekonomi seperti halnya hari ini.
Untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045 haruslah diimbangi dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya. Terlebih dengan adanya metaverse yang
diharapkan dapat menjadi sebuah lingkungan sosial yang nyata seperti kehidupan di dunia
nyata dengan berbagai macam interaksi di dalamnya. Sumber daya manusia merupakan
sebuah komponen utama yang mampu mengantarkan menuju pintu kemajuan bangsa.4
Dengan sumber daya manusia yang memadai maka bangsa Indonesia mampu bersaing
dengan negara-negara lainnya di dunia.5
Berbicara mengenai sumber daya manusia tentunya tidak akan terlepas dari sebuah indikator
yang menunjukkan unggul atau tidaknya sumber daya manusia tersebut. Menurut Kasnuddin
(2011:18) indikator sumber daya manusia yang berkualitas ditunjukkan dengan pendidikan,
kualitas intelektual meliputi pengetahuan dan keterampilan, pemahaman akan bidang yang
dikuasainya, kemampuan, semangat kerja, serta kemampuan melakukan perencanaan
pengorganisasian.6 Dari hal yang telah disampaikan oleh Kasnuddin apakah sumber daya
manusia Indonesia telah sepenuhnya memenuhi indikator tersebut dan siap untuk menghadapi
metaverse di masa yang akan datang demi menyongsong Indonesia emas untuk kemajuan?
Dilansir dari situs CNBC Indonesia, kualitas sumber daya manusia Indonesia terbilang belum
menuju kearah yang optimal, hal tersebut terlihat dengan turunnya skor Program for
International Student Assessment (PISA) Indonesia.7 Penurunan skor tersebut tidak dapat
terlepas dari faktor kurangnya profesionalitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, bahkan sebanyak 52% pelajar Indonesia pada tahun 2018 dikategorikan sebagai
low performer oleh PISA.8 Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan
4 Ibid.
5 Kina Atika, Nisa Ulul Mafra, “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PlN (Persero) Pelaksana Pembangkit Bukit Asam Tanjung Enim”,
Jurnal Media Wahana Ekonomika Vol. 14, No. 4 (2020), hlm. 358. 355-366
6 Cantika Adinda Putri, :Kualitas SDM RI Belum Optimal Nih, Mas Nadiem!”,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200701184938-4-169544/kualitas-sdm-ri-belum-optimal-nih-mas-
nadiem, diakses 20 Februari 2022.
7 Ibid.
8 Badan Pusat Statistik, Statistik Pendidikan 2021 (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2021), hlm. 204.
bahwa terdapat sekitar 29 orang yang telah lulus SMA/Sederajat dan hanya 9 orang yang
lulus perguruan tinggi dari 100 penduduk yang berusia 15 tahun keatas.9
Pada sensus pendidikan tersebut juga terdapat kesenjangan tingkat pendidikan warga
perkotaan dengan warga pedesaan yang dibuktikan dengan tingginya persentase warga yang
tidak pernah sekolah di pedesaan dibandingkan warga di perkotaan. 10 Pada tahun 2021 sendiri
BPS mencatat bahwa 1 dari 1000 orang putus sekolah jenjang SD/Sederajat, 9 dari 1000
orang putus sekolah jenjang SMP/Sederajat, dan 11 dari 1000 orang putus sekolah jenjang
SMA/Sederajat.11 Dengan adanya hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di
Indonesia belum sepenuhnya merata dan perlu adanya upaya peningkatan kesadaran
pendidikan secara intensif demi kemajuan bangsa Indonesia. Karena dengan pendidikan yang
baik akan menunjukkan kualitas intelektual seseorang sehingga dapat melakukan
pengorganisasian serta memahami bidangnya dengan baik.
Selain tingkat pendidikan yang merupakan salah satu kunci untuk menuju Indonesia emas
pada tahun 2045 dengan isu metaverse yang ada, kesadaran terhadap minat baca juga menjadi
salah satu indikator mendasar bagi kemajuan bangsa. Minat baca warga Indonesia dapat
dikategorikan memiliki nilai yang rendah karena Indonesia sendiri menduduki peringkat 62
dari 70 negara pada survei kesadaran literasi yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2019. 12
Atau dapat dikatakan Indonesia menjadi 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah
pada survei tersebut.13 Rendahnya minat baca warga juga tidak dapat terlepas dari faktor buta
aksara, dimana menurut data BPS pada tahun 2020 di Indonesia mencapai 1,71 persen atau
kurang lebih sebesar 2.961.060 orang memiliki buta aksara dari keseluruhan penduduk
Indonesia.14
Dengan adanya isu perkembangan metaverse atau dunia maya yang lebih kompleks tentunya
akan memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia di masa depan. Dilihat dari segi
ekonomi adanya metaverse ini dapat memberikan keuntungan yang memiliki dampak luar
biasa bagi Indonesia. Seperti pada paragraf sebelumnya Indonesia sendiri telah mengenal