5 Ge
ANALISIS KORELASI PARSIAL
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel di mana variabel lain-
nya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap
(sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1
sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0
berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai
positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan
nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y
turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau ra-
sio.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan in-
terpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00-0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60- 0,799 =kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Koefisien korelasi parsial dapat dicari dengan mengguna-
kan rumus sebagai berikut:
60Korelasi antara x, dengan y, di mana x, sebagai variabel kontrol
TYX,“TY% IXXy
Tyne f1—(rx,)° 1 -(y%,?
Keterangan:
x, = variabel pertama
y = variabel kedua
x, = variabel kontrol
Contoh kasus:
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di
atas dengan menambahkan satu variabel kontrol. Seorang
mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan
menggunakan alat ukur skala. Andi ingin meneliti tentang
hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika ter-
dapat faktor tingkat stres pada siswa yang diduga meme-
ngaruhi akan dikendalikan. Dengan ini Andi membuat 2
variabel, yaitu kecerdasan dan prestasi belajar dan 1 va-
riabel kontrol, yaitu tingkat stres. Tiap-tiap variabel dibuat
beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan skala Li-
kert, yaitu angka 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju,
3 =Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala
Tabel 23. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Subjek | Kecerdasan | Prestasi Belajar_| Tingkat Stress
a 33 se 25
2 32 52 28
3 21 48 32
4 34 49 27
5 34 52 27
6 35 37 5p
7 32 Ss 30
8 21 50 31
9 24 48 34
» 35 54 28
By 36, 56 24
2 21 A7 29
6162
kepada 12 responden didapatlah skor total item-item, yaitu
sebagai berikut:
beatae Jangkah pada program SPSS
Masuk program SPSS.
* Klik variable view pada SPSS data editor.
* Pada kolom Name ketik x1, kolom Name pada baris ke-
dua ketik x2, kemudian kolom Name pada baris ketiga
ketik y.
* Pada kolom Decimals ganti menjadi 0 untuk semua
variabel.
* Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik
Kecerdasan, untuk kolom pada baris kedua Tingkat Stres,
dan kolom pada baris ketiga ketik Prestasi Belajar.
* Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian
default).
* Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom
variabel x1, x2 dan y.
* Ketikkan data sesuai dengan variabelnya.
Klik Analyze - Correlate - Partial.
* Klik variabel Kecerdasan dan masukkan ke kotak Vari-
ables, kemudian klik variabel Prestasi Belajar dan masuk-
kan ke kotak yang sama (Variables). Klik variabel Ting-
kat Stres dan masukkan ke kotak Controlling for.
¢ Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah seba-
gai berikut:Tabel 24. Hasil Analisis Korelasi Parsial
-PARTIAL CORRELATION COEFFICIENTS -
Controlling for... X2
X1 Y
x1 10000 4356
( 0) i)
Ps. P= 181
Y -4356 10000
(9) ( 0)
Ps 181 Ps.
(Coefficient / (D.F.) / 2-tailed Significance)
" "is printed if a coefficient cannot be computed
Dari hasil analisis korelasi parsial (ry.x,x,) didapat
korelasi antara kecerdasan dengan prestasi belajar di mana
tingkat stres dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,4356. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau
tidak terlalu kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar
jika tingkat stres tetap. Sedangkan arah hubungan adalah
positif karena nilai r positif, artinya semakin tinggi kecer-
dasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
nifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk
menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku untuk
populasi (dapat digeneralisasi). Langkah-langkah pengujian
sebagai berikut:
63Menentukan Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika tingkat stres tetap
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan de-
ngan prestasi belajar jika tingkat stres tetap
Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signi-
fikansi a = 5% (uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digu-
nakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih
besar).
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil
risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hi-
potesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan da-
lam penelitian).
Menentukan t hitung
Rumus mencari t hitung adalah: (dengan 3 variabel)
rvn-3
thitung = 2
Le,
Keterangan:
t =Koefisien korelasi parsial
n = Jumlah data atau kasus
Jadi t hitung dapat dicari sebagai berikut:
0,4356/12-3
thitung = /t—1,8975
Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n-3 atau 12-3 = 9. Dengan
=1,452pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk
t tabel sebesar 2,262 (lihat pada lampiran) atau dapat dicari
di MsExcel dengan cara pada sel kosong ketik =tinv(0.05,9)
lalu enter.
Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel £ t hitung £ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05 7
Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung < t tabel (1,452 < 2,262) dan P value (0,181 >
0,05) maka Ho diterima.
Gambar
Gambar 5. Daerah Penentuan Ho
Pada Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial
|
I
|
Ho ditolak Ho dithrima Ho ditolak
8. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1,452 < 2,262) dan P
value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak
ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar jika tingkat stress dibuat tetap. Hal ini dapat
berarti terdapat hubungan yang tidak signifikan, artinya
hubungan tersebut tidak dapat berlaku untuk populasi yaitu
seluruh siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, tetapi hanya ber-
Jaku untuk sampel. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan tidak berhubungan terhadap prestasi be-
lajar pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta.
65