Professional Documents
Culture Documents
Inisiasi 7.2
Inisiasi 7.2
2 Oktober 2013
ABSTRACT
This study aimed at knowing the Coordination of Inter-government institutions in Electronic ID-card Services
as well as at knowing the supporting and obstacles factors of the Coordination of Inter-government institutions
in the Electronic ID-card Services in Rappocini district of Makassar . This research was a descriptive – qualitative,
the population in this research are also as sample of 31 people . Data were collected by observation ,
questionnaires and interviews developed by the respondent . The data were analyzed descriptive qualitatively
in which analyzing all data collected by the authors, then presented in the form of frequency tabulation
completed by respondents’ idea obtained from the informants , interviews , and questionnaires . The results
showed the Coordination of Inter-Government institutions in Electronic ID-card service in the Rappocini district
of Makassar categorized as less effective and influenced by several supporting and inhibiting factors. The
inhibiting factor in Electronic ID-card services , namely : (a). Lack of computer facilities and infrastructure
devices in regard to the number of mandatory for Electronic ID-card. (b). communities took low active role to
queue for electronic ID-card service. (c). Less proposionality of the operator of Electronic ID-card in carrying
on its duties and responsibilities. While the supporting factors in Electronic ID-card services, namely: (a). The
presence of regulations on population policies in the service of Electronic ID-card, (b). The presence of a
proportional local budget from the central government to distribute in any subdistricts in Makassar.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Koordinasi Antar Lembaga Pemerintahan Dalam Pelayanan E-
KTP serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Koordinasi Antar
Lembaga Pemerintah Dalam Pelayanan E-KTP di Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Penelitian ini adalah
Deskriptif-Kualitatif, Populasi dalam penelitian sekaligus merupakan sampel sebanyak 31 orang. Data
dikumpulkan dengan menggunakan teknik berupa observasi, kuesioner serta dikembangkan dengan
wawancara kepada responden. Data tersebut dianalisis secara Deskriptip kualitatif yaitu menganalisis
semua data yang berhasil dikumpulkan penulis, dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi
dilengkapi dengan tanggapan responden yang diperoleh dari hasil Informan, wawancara, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan Koordinasi Antar Lembaga Pemerintah dalam pelayanan e-KTP di Kecamatan
Rappocini Kota Makassar dikategorikan kurang efektif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung
dan penghambat. Adapun Faktor penghambat dalam Pelayanan e-KTP yaitu : (a).Kurangnya sarana dan
prasaranan perangkat komputer di banding jumlah wajib e-KTP. (b).Rendahnya peran aktif masyarakat
ikut antrian dalam pelayanan e-KTP. (c).Kurang proposionalnya operator e-KTP dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dalam pelayanan e-KTP yaitu : (a).Adanya
regulasi tentang kebijakan kependudukan dalam pelayanan e-KTP, (b). Adanya anggaran APBD yang
proposional dari pemerintah pusat untuk distribusikan setiap Kecamatan yang ada di Kota Makassar.
150
Vol. III No.2 Oktober 2013
pelayanan sampai dengan tahap Full-Electronic populasi Indonesia. Pada tahun 2002 dengan
Delivery Service perlu diupayakan. 667.000 jumlah pelanggan internet dan
Mencermati uraian di atas dan memper- 4.500.000 pengguna komputer dan telepon,
hatikan kondisi yang ada, pengelolaan persentasi penggunaan internet di Indonesia
pengaduan pelayanan publik berbasis E- sangatlah rendah. Tingkat penetrasi yang
Government di Kota Makassar Propinsi rendah ini juga merupakan suatu kendala.
Sulawesi Selatan menghadapi beberapa (Sumber:Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
tantangan khususnya yang dihadapi oleh Indonesia/APJII).
organisasi pemerintah. Salah satu diantaranya Pemerintah kota Makassar terus melaku-
adalah masalah sumber daya manusia yang kan terobosan dan inovatif. Terbosan yang
belum memadai. Penerapan E-Government di kini tengah dilakukan Pemerintah Kota
kantor-kantor publik perlu didukung oleh Makassar adalah menambahkan sidik jari
pegawai yang mengerti mengenai teknologi. dalam Kartu Identitas Penduduk (KTP).
Yang juga diperlukan adalah pegawai yang Terobosan ini sebagai tambahan identitas
mau belajar dan mampu menanggapi peru- seseorang di samping Nomor Induk Kepen-
bahan (Manage Change). Teknologi informasi dudukan (NIK) Nasional. Pemerintah Kota
berubah secara cepat sehingga kemauan Makassar berpendapat perlu menambahkan
belajar pun dituntut untuk dimiliki setiap satu ciri untuk membedakan satu orang
pegawai lembaga publik. Selain itu pengelolaan dengan yang lain. Tujuannya untuk mempro-
pengaduan pelayanan publik berbasis E- teksi terhadap Identitas Penduduk, menghin-
Government memerlukan perubahan dalam dari pemalsuan identitas penduduk, menghindari
organisasi dan dukungan ketrampilan baru. pemalsuan identitas kependudukan agar tidak
Organisasi pemerintahan di Indonesia perlu terjadi identitas ganda. Ada tertib administrasi
ditata ulang untuk dapat pengelolaan penga- kependudukan juga memungkinkan Pemerin-
duan pelayanan publik berbasis E-Government tah Kota Makassar mengembangkan layanan
secara efektif. KKN yang membudaya mem- public berbasis TI.
pengaruhi kesiapan dalam mempermudah Sejauh ini, layanan pembuatan E-KTP
akses publik melalui informasi dalam tersebut dapat diselesaikan dalam sehari.
melakukan pengaduan terhadap pelayan Syaratnya cukup dengan surat pengantar dari
publik. Jika KKN tidak dituntaskan terlebih RT dan RW serta biaya administrasi sebanyak
dahulu akan ada oknum yang akan mempergu- Rp 10.000. Adapun layanan sidik jari syaratnya
nakan kesempatan dengan mempersulit berupa fotocopy KTP serta KK. Untuk itu, sejak
mendapatkan informasi dan proses pengaduan. awal tahun 2008 Pemerintah Kota menggelar
Budaya korupsi perlu dihilangkan dalam kegiatan memindai sidik jari bagi warganya
rangka meningkatkan pelayanan sehingga berusia 11 tahun ke atas yang berjumlah ku-
kemudahan yang dicapai dalam pengaduan rang lebih 3 juta jiwa. Hingga akhir November
berbasis E-Government dapat disediakan 2008 ini, telah terlaksana sekitar 75%. Cara
dengan tidak menimbulkan ongkos ekonomi pengumpulan sidik jari dilakukan dengan
yang lebih tinggi yang harus dibayar jemput bola ke setiap RW. Agar sidik jari
masyarakat. Perlunya diciptakan budaya yang terkumpul dengan cepat, Pemerintah Kota
menomorsatukan masyarakat dan budaya Makassar membuat inovasi dengan menyele-
melayani. Infrastruktur yang belum memadai nggarakan KTP online, khususnya layanan
termasuk kurangnya tempat akses umum perpanjangan KTP dan sidik jari.
merupakan tantangan yang lain. Penyediaan Pemerintah Kota sudah menyiapkan
pelayanan pangaduan melalui E-Government konsep pengembangan sistem intergrasi
perlu didukung oleh tingkat penetrasi internet dalam pemanfaatan E-KTP di samping sebagai
yang tinggi baik dari rumah tangga ataupun identitas diri dapat juga dimanfaatkan sebagai
stand/kios umum. Sebagai gambaran pada integrasi untuk intervensi program peme-
tahun 2001 penetrasi internet baru mencapai rintah dan penggali potensi. Nantinya semua
1,9 juta penduduk atau 7,6 persen dari total transaksi pelayanan masyarakat, intervensi
tigkat pusat ataupun untuk tingkat daerah, Pelayanan publik dengan demikian dapat
Guna menuju kepada sasaran dan tujuan itu diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
gerak kegiatan harus ada pengendalian keperluan orang atau masyarakat yang mem-
sebagai alat untuk menjamin langsungnya punyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
kegiatan. Yang dimaksud pengendalian disini dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
adalah kegiatan untuk menjamin kesesuaian ditetapkan. (Sinanmbela, 2008). Sebagaimana
karya dengan rencana, program, perintah- telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerin-
perintah, dan ketentuan-ketentuan lainnya tahan pada hakekatnya adalah pelayanan
yang telah ditetapkan termasuk tindakan- kepada masyarakat. Karenanya birokrasi pub-
tindakan korektif terhadap ketidakmampuan lik berkewajiban dan bertanggung jawab
atau penyimpangan. Proses pengendalian untuk memberikan layanan baik dan profesio-
menghasilkan data-data dan fakta-fakta baru nal. Pelayanan publik (Public Services) oleh
yang terjadi dalam pelaksanaan, ini semua birokrasi publik tadi adalah merupakan salah
berguna bagi pimpinan perencanaan di satu perwujudan dari fungsi aparatur negara
pelaksanaan. Apa yang telah direncanakan, sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
diprogramkan tidak selalu cocok dengan abdi negara. Pelayanan publik (Public Services)
kenyataan operasionalnya dalam rangka inilah oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk men-
pengendalian berguna sekali bagi perencana- sejahterakan masyarakat (warga negara) dari
an selanjutnya. Selama pekerjaan berjalan, suatu negara kesejahteraan (Welfare State).
pengendalian digunakan sebagai pejaga dan Prinsipnya adalah layanan yang cepat,
pengamanan. Dalam hal ini pengendalian menyenangkan, tidak mengandung kesalahan,
berguna bagi keperluan koreksi pelaksanaan mengikuti proses, dan prosedur yang telah
operasionil, sehingga tujuan haluan tidak ditetapkan terlebih dahulu. Proses dan
menyimpang dari rencana. prosedur itulah yang harus disusun secara rapi
Koordinasi dalam pelaksanaan suatu renca- dan teliti, disertai semua perangkat yang
na, pada dasarnya merupakan salah satu aspek dituntut dalam proses itu. Prosedur itu harus
dari pengendalian yang sangat penting. Koor- terinci, dan harus diikuti, baik oleh yang
dinasi disini adalah suatu proses rangkaian melayani maupun oleh yang dilayani. Jadi yang
kegiatan menghubungi, bertujun untuk berkualitas itu tidak hanya ditentukan oleh
menyelaraskan tiap langkah dan kegiatan pihak yang melayani, tetapi juga yang ingin
dalam organisasi agar tercapai gerak yang dipuaskan. Pelaksanaan pelayanan sebagai sua-
tepat dalam mencapai sasaran dan tujuan- tu proses, unsur proses layanan terdiri atas : (1)
tujuan yang telah ditetapkan, selain sebagai tugas layanan, (2) prosedur layanan, (3)
suatu proses, koordinasi itu dapat juga diarti- kegiatan layanan, (4) dan pelaksana layanan.
kan sebagai suatu pengatutran yang tertib dari Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan
kumpulan/gabungan usaha untuk menciptakan satu sama lain, karena ke empatnya akan mem-
kesatuan tindakan. Maka koordinasi pemerinta- bentuk proses kegiatan. (Moenir, 2000:186).
han merupakan pengaturan yang aktif, bukan Supaya pelayanan umum dapat berfungsi
pengaturan yang pasif berupa membuat penga- perlu dilandaskan oleh kesadaran akan tugas,
turan terhadap setiap gerak dan kegiatan tanggung jawab dan timbang rasa yang tinggi,
hubungan kerja antara beberapa pejabat agar tugas layanan dapat terlaksana dengan
pemerintah baik pusat maupun daerah serta baik dan memuaskan. Dalam hubungan ini
lembaga-lembaga pemerintahan yang mem- khusus Pegawai Negeri akan kedudukannya
puyai tugas kewajiban dan wewenang yang dalam Sistem Administrasi Negara Republik
saling berhubungan satu sama lain, dimana Indonesia selaku abdi negara dan abdi
pengaturan bertujuan untuk mencegah ter- masyarakat.
jadinya kesimpangsiuran dan saling tumpang- Keberhasilan pelayanan yang diberikan
tindih kegiatan yang mengakibatkan pem- kepada masyarakat sangat tergantung pada
borosan-pemborosan dan pengaruh yang pemberian pelayanan tersebut, ini dapat dikaji
tidak baik terhadap semangat dan tertib kerja. melalui mutu dan kualitas layanan tersebut,
mutu dan kualitas layanan biasanya dipenga- mereka akan memberikan layanan yang
ruhi oleb beberapa faktor, diantaranya: maksimal jika tingkat pendapatannya
a. Faktor Kesadaran. tidak memenuhi kebutuhan minimalnya.
Kesadaran menunjukkan suatu keadaan Artinya petugas dapat saja melalaikan
jiwa seseorang, dengan adanya kesadaran tugasnya untuk mencari tambahan peng-
terhadap tugas yang diemban, maka akan hasilan lain, maka dengan demikian tugas
membawa seseorang kepada keikhlasan pelayanan akan terabaikan.
dan kesungguhan dalam menjalankan atau
melaksanakan tugas pekerjaannya. Karena e. Faktor Kemampuan dan Keterampilan
itu dengan adanya kesadaran pada pega- Kemampuan menunjukkan pada pengertian
wai, diharapkan mereka melaksanakan seseoarang dapat melakukan tugas/peker-
tugas dengan penuh keikhlasan, kesunggu- jaan sehingga menghasilkan barang atau
han, dan disiplin. jasa sesuai dengan yang di harapakan.
Sementara keterampilan ialah kemam-
b. Faktor Aturan puan melaksanakan tugas/pekerjaan
Aturan adalah perangkat penting dalam dengan menggunakan anggota badan dan
segala tindakan dan perbuatan orang. peralatan kerja yang tersedia. Dengan penger-
Dalam organisasi kerja aturan dibuat oleh tian tersebut dapat diperjelaskan bahwa
manajemen sebagai pihak yang berwenang keterampilan lebih banyak menggunakan
mengatur segala sesuatu yang ada di unsur angota badan dari pada unsur lain.
organisasi kerja tersebut.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaya-
c. Faktor Organisasi nan masyarakat adalah kepuasan masyarakat.
Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak Suatu sasaran yang cukup sederhana, mudah
berbeda dengan organisasi pada umumnya, diucapkan tetapi tidak mudah untuk menca-
namun dalam penerapannya memiliki per- painya, mengingat ukuran kepuasan setiap
bedaan sedikit, karena sasaran pelayanan orang berbeda-beda. Namun demikian bukan
ditujukan secara khusus kepada manusia berarti tidak ada indikator umum yang bisa
yang mempunyai watak dan kehendak dipakai untuk mengukur kepuasan masyara-
multi kompleks. Oleh karena itu organisasi kat. Indikator itu adalah masyarakat dapat
yang dimaksud disni tidak semata-mata menerima perlakuan dan hasil layanan dengan
dalam perwujudan susunan organisasi, kegembiraan dan keikhlasan. Dalam konteks
melainkan lebih banyak pada pengaturan ini kepuasan mempunyai dua komponen
dan mekanisme kerjanya yang harus besar yaitu: komponen layanan dan komponen
mampu menghasilkan pelayanan yang modul. Dalam komponen Iayanan, beberapa
memadai. Karena organisasi adalah meka- hal pokok yang harus diperhatikan untuk
nisme maka perlu adanya sarana pendu- memberikan kepuasan adalah tingkah laku
kung yang berfungsi memperlancar meka- yang sopan, cara penyampaian sesuatu yang
nisme itu. Sarana pendukung itu ialah berkaitan dengan apa diterima oleh orang
sistem, prosedur, dan metode. yang bersangkutan, waktu penyampaian yang
tepat serta keramah tamahan.
d. Faktor Pendapatan Sistem kependudukan melalui E-KTP atau
Pendapatan adalah seluruh penerimaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik merupakan
seseorang sebagai imbalan atas tenaga cara baru yang akan ditempuh oleh pemerin-
atau pikiran yang telah dicurahkan untuk tah untuk memberikan identitas kepada
orang lain atau badan organisasi, baik dalam masyarakat. E-KTP memang merupakan cara
bentuk uang, maupun fasilitas dalam jang- jitu yang dilakukan pemerintah untuk mem-
ka waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan bangun database kependudukan secara
optimilisasi pelayanan yang diberikan oleh nasional. Dengan menggunakan sistim bio-
petugas layanan, maka sulit diharapkan metrik yang ada di dalamnya, maka setiap
pemiliki E-KTP dapat terhubung kedalam satu Mereka pada saat itu masih lebih banyak
database nasional, sehingga setiap penduduk keterbatasan teknologi ketimbang saat ini.
hanya memerlukan 1 KTP saja. KTP Elektronik Sehingga mungkin E-Government diseleng-
menggunakan sistem biometrik atau sidik jari, garakan lebih dulu untuk meningkatkan
sehingga setiap warga hanya membutuhkan efisiensi dan efektivitas layanan pemerintah,
satu KTP saja yang dapat dihubungkan dengan dan E-KTP menyusul atau bahkan masih dalam
database nasional, Pihak BBPT mengatakan proses penyelenggaraan. (Sudibyo,2011).
bahwa pemerintah akan segera menerapkan Pemerintah kota Makassar terus melaku-
teknologi yang siap pakai tersebut, untuk kan terobosan dan inovatif. Terbosan yang
menggantikan sistem kependudukan konven- kini tengah dilakukan Pemerintah kota Makas-
sional yang sudah ada. (Ilham,2012) sar adalah menambahkan sidik jari dalam
Program E-KTP dilatar belakangi oleh Kartu Identitas Penduduk (KTP). Terobosan ini
sistem pembuatan KTP konvensional di Indo- sebagai tambahan identitas seseorang di
nesia yang memungkinkan seseorang dapat samping Nomor Induk Kependudukan (NIK)
memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebab- Nasional. Pemerintah kota Makassar berpen-
kan belum adanya basis data terpadu yang dapat perlu menambahkan satu ciri untuk
menghimpun data penduduk dari seluruh In- membedakan satu orang dengan yang lain.
donesia. Fakta tersebut memberi peluang Tujuannya untuk memproteksi terhadap Iden-
penduduk yang ingin berbuat curang terhadap titas Penduduk, menghindari pemalsuan
negara dengan menduplikasi KTP-nya. identitas penduduk, menghindari pemalsuan
Autentikasi Kartu Identitas (E-ID) biasa- identitas kependudukan agar tidak terjadi
nya menggunakan biometrik yaitu verifikasi identitas ganda. Ada tertib administrasi kepen-
dan validasi sistem melalui pengenalan dudukan juga memungkinkan Pemerintah
karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. kota Makassar mengembangkan layanan pub-
Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, lic berbasis TI.
antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata,
DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada E-KTP
yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan C. METODE PENELITIAN
sidik jari E-KTP lebih canggih dari yang selama
ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Penelitan ini dilaksanakan dikantor
Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak Kecamatan Rappocini Kota Makassar, karena
dalam bentuk gambar seperti di SIM, tetapi belum ada Program E-KTP baru tentang pela-
juga dapat dikenali melalui chip yang terpa- jaran yang menyangkut masalah pengadaan E-
sang di kartu. Data yang disimpan di kartu KTP dan memudahkan untuk mendapatkan
tersebut telah dienkripsi dengan algoritma data pemohon E-KTP yang berasal dari RW,
kriptografi tertentu. (Fradityadi, 2011). Data Kelurahan, se-Kecamatan Rappocini Kota
yang terpatri dalam chip E-KTP tentu meru- Makassar. Tipe penelitian yang di gunakan
pakan bagian dari data yang ada dalam data- dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif
base. Yang jelas, data yang termuat dalam E- kuantitatif dalam bentuk wawancara kepada
KTP harus merupakan bagian dari informasi petugas yang terkait di Kecamatan, Kelurahan,
permanen termasuk kode identitas. Data inilah dan RT/RW sehingga data yang di dapat pada
yang akan dijadikan sebagai kunci untuk kualitatif tersebut yang akurat (kuantitatif )
mengakses database. E-KTP yang dipalsukan dan merupakan hasil Koordinasi Antar
akan ketahuan karena ketika isinya digunakan Lembaga Pemerintah Dalam Pelayanan E-KTP
untuk mengakses database, kuncinya tidak di Kecamatan Rappocini di Kota Makassar.
ditemukan dan akses ditolak. (Sudibyo,2011). opulasi dalam penelitian ini sebanyak 31 orang
Seharusnya penyelenggaraan E-KTP dan yang terdiri dari Pegawai Kecamatan, Pegawai
E-Government kita yang baru dimulai saat ini, Kelurahan Rappocini Kota Makassar, RW,
mustinya lebih canggih ketimbang mereka Pegawai Capil, dan tokoh masyarakat dan
yang sudah lebih dulu menyelenggarakan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling yang bertujuan gunanya untuk meminta identitas penduduk
memilih responden secara sengaja, yaitu Indonesia dan merupakan kunci akses dalam
mereka yang dianggap berkompeten atau melakukan verifikasi dan validasi data jati diri
dianggap tahu pasti tentang Koordinasi Antar seseorang guna mendukung pelayanan publik
Lembaga Pemerintah Dalam Pelayanan E-KTP, di bidang administrasi kependudukan. NIK ini
Sampelnya terdiri dari Kepala Dinas Kepen- bersifat unik dan tunggal untuk di berikan
dudukan Dan Catatan Sipil 1 orang, Kepala kepada setiap penduduk dan berlaku seumur
Kantor Kecamatan 3 orang, Sekretaris Kecama- hidup serta selamanya. Nik ini akan di berikan
tan 1 orang, Staf kantor Kecamatan 12 orang, oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi
Kelurahan Mappala 3 orang, RW 012 Tidung Pelaksanaan di Kabupaten/Kota.
1 orang, Tokoh Masyarakat sebanyak 10 orang, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006, khu-
jadi jumlah keseluruhan sampel sebanyak : 31 susnya Pasal 13 ayat (3), mengamanatkan
orang yang terdiri dari aparat kecamatan dan bahwa NIK dicantumkan dalam setiap Dokumen
tokoh masyarakat. Informan yang penuliasan Kependudukan dan dijadikan dasar pener-
wawancara : Kepala Dinas Kependudukan Dan bitan Paspor, Surat Izin Mengemudi, Nomor
Catatan Sipil, Kepala Kantor Kecamatan, Sekre- Pokok Wajib Pajak, Polisi Asuransi, Sertifikat
taris Kecamatan, Staf Kantor Kecamatan, Kelu- Hak Atas Tanah dan penerbitan dokumen
rahan Mappala, RW 012 Tidung dan Tokoh identitas lainnya. Hal ini di tujukan unutk
Masyarakat. Jenis Data yaitu data kualitatif dan mendapatkan kebenaran dan kepastian doku-
data kuantitatif. Sumber Data yaitu Data dan men kependudukan dan dokumen lainnya bagi
Data Sekunder. Teknik pengumpulan data setipa penduduk. Program pelayanan dalam
dalam penelitian ini adalah: Wawancara, Pelaksanaan E-KTP di Kecamatan Rappocini
Pengamatan (Observasi). Adapun teknik itu, data-data di setiap penduduk yang mela-
pengumpulan data penulis yang digunakan kukan perekaman E-KTP akan di verifikasikan
adalah mengelolah data teknik analisis data jati diri seseorang agar database kependu-
hasil wawancara dan observasi setelah data dukan bisa terdaftar pada Pencatatan Sipil.
dikumpulkan selanjutnya dianalisis data Sebagaimana yang di kemukakan oleh
dengan menggunakan tabel frekwensi kemu- informan yaitu koordinator Dinas Kependu-
dian di deskripsikan secara kuantitatif. dukan dan Catatan Sipil:
“Pelayanan dalam pembuatan E-KTP di
Kecamatan Rappocini sementara proses pelaksa-
D. HASIL DAN PEMBAHASAN naannya, karena data penduduk yang sudah
melakukan perekaman akan di bawa langsung ke
Koordinasi Antar Lembaga Pemerintah Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil. Maka
Dalam Pelayanan E-KTP Di Kecamatan di situ akan di buatkan database, sudah itu
Rappocini Kota Makassar. langsung di kirim ke Jakarta dengan melalui
jaringan satelit”. (Wawancara, Fny, 15 April 2013)
Pelaksanaan tugas untuk Penyelenggaraan Namun sampai saat ini pemerintah ku-
E-KTP di Kecamatan Rappocini yang menen- rang pengawasan terhadap masyarakat, di
tukan kebijakan baru pemerintah pusat di mana pemerintah sudah membuat aturan
mana setiap penduduk yang ingin melakukan bahwa membuat E-KTP hanya 1 kali saja yang
perekaman dalam pembuatan E-KTP, sebelum berlaku seumur hidup. Namun di sisi lain
perekaman E-KTP masyarakat di wajibkan banyak masyarakat membuat E-KTP 2 kali,
meminta surat keterangan dari kelurahan, karena pemerintah perlu verifikasi data
sebab itulah persyaratan bila masyarakat ingin sebelum membuat KTP Elektronik, agar tidak
melakukan pembuatan E-KTP. Setelah itu terjadi kesalahan lagi dalam aturan yang sudah
masyarakat bisa membawa langsung dari keca- di buat oleh pemerintah.:
matan, maka di kecamatan akan dibuatkan “Mengenai pelaksanaan pelayanan E-KTP
database karena pemerintah harus memer- masih berada pada kategori kurang baik sebab
lukan NIK masyarakat di mana NIK itu saya melihat peralatan sistem untuk membuat
E-KTP banyak terkendala seperti perekaman Hal ini di kemukakan oleh Bapak Kecama-
data penduduk, sidik jari, melakukan foto, iris tan Rappocini Kota Makassar, bahwa:
mata. Sebab itu bisa terjadi terlambatnya “Peralatan yang diberikan kepada masing-
dalam pembuatan KTP Elektronik. (Wawancara, masing Kabupaten Kota Makassar sama banyak-
Us,22 April 2013) nya yaitu 2 perangkat komputer untuk setiap
Kecamatan, sehingga target penyelesaian pere-
Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi kaman tidak sesuai dengan hitungan-hitungan
Koordinasi Antar Lembaga Pemerintah Dalam jumlah wajib E-KTP dengan jumlah waktu yang
Pelayanan E-KTP di Kecamatan Rappocini disedia di tambah masih rendahnya peran aktif
Kota Makassar. masyarakat untuk melakukan perekaman secara
antrian sehingga masyarakat cenderung
1. Faktor Penghambat menunda-menundah kesempatan untuk
Bahwa E-KTP itu dalah salah satu kebija- melakukan pere-kaman E-KTP. (Wawancara,
kan, kemitraan dalam negeri melalui direktorat IS, 29 April 2013).
jenderal kependudukan dan pencatatn sipil
jabatan. Berdasarkan Peraturan Presiden No. Dari Hasil wawancara ini dapat diketahui
26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda bahwa kurangnnya peralatan yang terjadi di
Penduduk, berdasarkan nomor induk kepen- Kecamatan Rappoicini, sehingga terjadi
dudukan secara nasional sebagaimana telah antrian yang sangat lama itu di sebabkan
dilakukan perubahan bardasarkan peraturan kurangnya perhatian dari pemerintah, jadi itu
presiden nomor 35 tahun 2010. Kota Makassar biasa di seabkan pelayanan E-KTP untuk
melaksanakan penerapan E-KTP pada tahun masyarakat ini menjadi terlambat.
2011 mulai tanggal 15 september 2011. Sampai Demi aspek SDM atau operator pelaksana
sekarang bersamaan dengan 197 Kabupaten perekaman tidak melakukan pekerjaan secara
Kota di seluruh Indonesia sebanyak 500 cermat dan tepat berdasarkan S.O.P (Standar
Kabupaten Kota. Operating Prosedur) Pelayanan E-KTP. Ini
Adapun kendala-kendala yang dihadapi mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesa-
dalam penerapan E-KTP bahwa karena peme- lahan penerbitan E-KTP yang tidak sesuai
rintah Kabupaten Kota hanya melaksanakan dengan data yang di miliki, sebenarnya oleh
dari aspek mobilisasi penduduk untuk masyarakat karena percetakan dilakukan di
melakukan perekaman pada masing-masing pusat (E-KTP). Maka proses perbaikan data
kecamatan yaitu 14 Kecamatan di mana E-KTP yang bersangkutan di terima kendala,
sarana prasaranan peralatan E-KTP itu adalah karena diproritaskan bagi daerah yang akan
menjadi tanggung jawab Pemerintah pusat melakukan E-KTP di tahun 2012.
untuk diberikan kepada masing-masing
Kabupaten Kota. Namun karena kabupaten b. Rendahnya Peran Aktif Masyarakat
kota mempunyai potensi yang berbeda dari Dalam Pelayanan E-KTP
jumlah penduduk atau wajib E-KTP sementara. Rendahnya peran aktif masyarakat untuk
ikut antrian dalam pelayanan E-KTP menjadi
a. Kurangnya Sarana Dan Prasarana salah satu kendala dalam pendistribusian dan
Pelaksanaan E-KTP pada tahun 2012 di ketiadaan anggaran yang cukup untuk mem-
kabupaten/Kota, pada umumnya baru bisa biayai kegiatan yang menjadi tanggung-jawab
dimulai antara bulan Maret dan April. Ini pemerintah daerah. Hal ini sesuai penelitian
artinya pelaksanaan tersebut tidak tepat yang ada dilapangan dimana partisipasi
waktu. Sampai saat ini kendala yang tak masyrakat sangan rendah terhadap E-KTP
kunjung terselesaikan di antaranya adalah atau tidak berpartisipasi.
terlambatnya pengiriman blanko dan alat,
banyaknya alat yang rusak, listrik yang tidak c. Kurang Profesionalnya Operator E-
tersedia dan jaringan komunikasi data yang KTP Dalam Melaksanakan Tugas Dan
belum tersedia. Tanggung Jawab.
Pemerintah terlalu mengejar target akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor,
padahal ketersediaan alat serta sumber daya Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok
manusianya yang belum memadai seperti Wajib Pajak (NPWP), PolisAsuransi, Sertifikat
kurang profesinalnya operator dalam atas`Hak Tanah dan penerbitan dokumen
melaksanakan tugasnya yang mengakibatkan identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun
adanya kelambanan dalam proses pembuatan 2006), Proyek E-KTP dilatar belakangi oleh
E-KTP serta menyebabkan ketidaknyamanan sistem pembuatan KTP konvensional di Indo-
warga negara. Jika warga negara sebagai nesia yang memungkinkan seseorang dapat
konsumen dan pemerintah sebagai penyedia memiliki lebih dari satu KTP.
layanan jasa (produsen). Hal ini di perkuat Menurut Informan Kasi Pemberdayaan
pendapat salah satu tokoh masyarakat di Masyarakat di Kecamatan Rappocini
Kelurahan Mappala Kota Makassar yang menyatakan bahwa :
menyatakan, bahwa : “Adanya regulasi kebijakan tentang E-KTP
“Seseorang masyarakat di Kecamatan Sebagaimana diatur dalam UU No 32 tahun 2004,
Rappocini mengaku, dia diminta biaya saat Tentang Pemerintahan Daerah, Kewenangan
pengambilan E-KTP. Biaya tersebut, dipinta daerah mencakup kewenangan dalam seluruh
untuk menjamu para operator E-KTP dari bidang pemerintahan, kecuali kewenangan
mulai makan, minum, rokok dan lain dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
sebagainya."Padahal kemungkinan besar, dari keamanan, peradilan, moneter, dan fiskal, agama
masing-masing desa sudah mengalokasi dana serta kewenangan bidang lain. Pelayanan
untuk penjamuan para operator tersebut.” publik itu sendiri pada hakekatnya adalah
(Wawancara, Slh, 30 April 2013) pemberian pelayanan prima kepada masyara-
kat yang merupakan perwujudan kewajiban
2. Faktor Pendukung aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.
Pemerintah merupakan salah satu unsur (Wawancara, Az, 29 April 2013)
utama dari sebuah negara kesejahteraan (wel-
fare state) yang bertujuan menciptakan kese- b. Adanya Anggaran APBN Yang
jahteraan bagi penduduknya. Untuk itulah Proporsional
maka diperlukan sinergitas antara kepentingan Secara umum tujuan APBN adalah sebagai
penduduk dengan kepentingan pemerintah. pedoman penerimaan dan pengeluaran
Salah satu bentuk sinergitas antara penduduk Negara dalam melaksanakan kegiatan kenega-
dan pemerintah adalah sinergitas dalam raan untuk meningkatkan produksi dan
kebijakan kependudukan yang dimanifes- kesempatan kerja dalam rangka meningkat-
tasikan dalam bentuk peraturan perundang- kan pertumbuhan ekonomi.
undangan. Adapun faktor pendukung terlak- Menurut informan Kasubag Keuangan
sananya E-KTP yaitu: dan Perlengkapan menyatakan bahwa :
“Biaya paling murah, lebih ekonomis dari
a. Adanya Regulasi Tentang Kebijakan pada biometrik yang lain, Bentuk dapat dijaga,
Kependudukan tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari
Adanya regulasi tentang kebijakan kepen- akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit
dudukan merupakan dokumen kependudukan tergores, Unik, tidak ada kemungkinan sama
yang memuat sistem keamanan/pengenda- walaupun orang kembar. (Wawancara, Rswdy,
lian baik dari sisi administrasi ataupun tekno- 25 April 2013).
logi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional. Penduduk hanya
diperbolehkan memiliki 1 (satu) E-KTP yang E. KESIMPULAN
tercantum Nomor Induk Kepegawaian (NIK).
NIK merupakan identitas tunggal setiap Pelaksanaan tugas untuk Penyelenggaraan
penduduk dan berlaku seumur hidup. E-KTP di Kecamatan Rappocini yang menen-
Nomor NIK yang ada di E-KTP nantinya tukan kebijakan baru pemerintah pusat di
mana setiap penduduk yang ingin melakukan Abidin, Said Zaenal, 2004, Kebijakan Publik,
perekaman dalam pembuatan E-KTP, sebelum Jakarta : Pancur Siwah,
perekaman E-KTP masyarakat di wajibkan
meminta surat keterangan dari kelurahan, Basir Barthos, 2001, Manajemen Sumber Daya
sebab itulah persyaratan bila masyarakat ingin Manusia: Suatu Pendekatan Makro,
melakukan pembuatan E-KTP. Setelah itu Jakarta : PT. Bumi Aksara
masyarakat bisa membawa langsung dari
kecamatan, maka di kecamatan akan dibuat- Husein Umar, 1997, Riset Sumber Daya
kan database karena pemerintah harus Manusia Dalam Organisasi, Jakarta :
memerlukan NIK masyarakat di mana NIK itu Gramedia Pustaka Utama
gunanya untuk meminta identitas penduduk
Indonesia dan merupakan kunci akses dalam Irawan Soejito, 1981, Hubungan Pemerintah
melakukan verifikasi dan validasi data jati diri Pusat dan Pemerintah Daerah, Jakarta:
seseorang guna mendukung pelayanan publik Bina Aksara
di bidang administrasi kependudukan. NIK ini
bersifat unik dan tunggal untuk di berikan Irman, 2013, Penerapan NIK Dan KTP
kepada setiap penduduk dan berlaku seumur Elektronik Di Indonesia, Kemetrian
hidup serta selamanya. Nik ini akan di berikan Dalam Negeri R.I, Jakarta.
oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi
Pelaksanaan di Kabupaten/Kota. Manullang, M, 2002. Dasar-Dasar Manajemen,
Bahwa E-KTP itu dalah salah satu kebija- Yogyakarta : Gadjah Mada University
kan, kemitraan dalam negeri melalui direktorat Press,
jenderal kependudukan dan pencatatn sipil
jabatan. Berdasarkan peraturan presiden No. Moenir, A.S. 2002, Manajemen Pelayanan
26 tahun 2009 tentang penerapan kartu tanda Umum Di Indonesia, Jakarta : Bumi
penduduk, berdasarkan nomor induk kepen- Aksara
dudukan secara nasional sebagaimana telah
dilakukan perubahan bardasarkan peraturan Syakhrani, 2009, Implementasi Otonomi
presiden nomor 35 tahun 2010. Daerah Dalam Perspektif Good Gov-
Kota Makassar melaksanakan penerapan ernance, Yogyakarta : Pustaka
E-KTP pada tahun 2011 mulai tanggal 15 Sep- Pelajar
tember 2011. Sampai sekarang bersamaan
dengan 197 Kabupaten Kota di seluruh Indo- Sinanmbela LP, 2008, Reformasi Pelayanan
nesia sebanyak 500 Kabupaten Kota. Publik Teori, Kebijakan, Dan Implemen-
Beberapa Faktor yang mempengaruhi tasi, Jakarta : Bumi Aksara
Koordinasi Antar Lembaga Pemerintah Dalam
Pelayanan E-KTP Di Kecamatan Rappocini Kota Soewarno Handayaningrat, 1982, Administrasi
Makassar diantaranya, Faktor Penghambat Pemerintah Dalam Pembangunan
yaitu: Kurangnya sarana dan prasarana, Ren- Nasional, Jakarta : PT. Gunung Agung
dahnya peran aktif masyarakat dalam pelaya-
nan E-KTP, Kurangnya propesional operator Salusu, J, 1996, “Pelayanan Berkualitas”
E-KTP dalam melaksanakan tugas dan tanggung- Buletin Indikator Volume I No. 2. Pusat
jawab. Sedangkan Faktor Pendukung yaitu: Studi Kependudukan UNHAS,
Adanya regulasi tentang kebijakan kependudu-
kan, Adanya anggaran APBN yang proposional. Sianipar, G, 1998, Manajemen Pelayanan
Masyarakat, Lembaga Administrasi
DAFTAR PUSTAKA Negara R.I., Jakarta.
Fradityadi, 2011, Apa dan Mengapa E-KTP. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
(http://www.ariefradityadi.com/2011 Tentang Administrasi Kependudukan.
/ 1 1 / i n de x . p h p ? n e w s & n i d = 6 )
Dikunjungi 28 November 2011 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2009
Tentang Penerapan KTP Berbasis
Sudibyo, 2011, Menyimak KTP Elecktronik Di Nomor Induk Kependudukan.
Indonesia. (http://www.deru.blogspot.
com/2011/10/menyimak-e-ktp.html)
Dikunjungi 04 Oktober 2011
*********