You are on page 1of 3

Mampu memahami dan menjelaskan short selling

Short Selling

Short Selling merupakan strategi perdagangan saham yang dilakukan dengan


berspekulasi pada penurunan harga saham. Menurut The Balance, short selling adalah teknik
perdagangan saham yang sering dilakukan investor yang ingin mengambil risiko kerugian yang
cukup besar jadi, pada umumnya yang melakukan transaksi short selling adalah mereka para
investor yang sudah berpengalaman karena dibutuhkan spekulasi yang tepat karena risiko dari
transaksi ini cukup besar. Short selling juga sering disebut sebagai jual kosong karena investor
melakukan transaksi tanpa memiliki saham.

Sederhananya, short selling adalah transaksi di mana seorang investor meminjam dana
kepada pialang atau broker terlebih dahulu kemudian ia akan menjual saham tersebut dengan
harga yang tinggi. Namun, investor tersebut telah membuat prediksi bahwa harga saham akan
turun jadi, ia akan membelinya kembali dan akan mengembalikan pinjaman saham tersebut
kepada broker tadi.

BEI hanya memperbolehkan efek yang dikriteriakan sebagai eligible securities untuk
dapat ditransaksikan dalam short selling.

Contoh 1 :

Misalnya ada seorang investor yang ingin menjual saham XYZ dengan harga Rp 9.000
per saham. Ia berspekulasi bahwa harga saham tersebut akan turun seharga Rp 6.000 per saham.
Namun investor tersebut masih belum memiliki saham XYZ sehingga ia meminjam saham
terlebih dahulu dari pihak broker. Saat broker menyetujui untuk meminjamkan saham kepada
investor, lalu ia akan menjualnya dengan harga Rp 9.000 per saham. Saat spekulasi dari investor
tersebut memang benar terjadi dan saham XYZ turun di harga Rp 6.000 ia akan kembali
membeli saham tersebut. Jadi setelah ia membeli kembali saham tersebut dengan harga yang
lebih murah, investor itu akan segera mengembalikannya ke broker.

Tapi, tidak selamanya prediksi investor akan terjadi. Contoh lainnya, jika harga saham
XYZ justru mengalami kenaikan, maka ia akan mengalami kerugian.
Misalnya, jika harga saham XYZ naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 13.000 per lembar, hal
itu akan membuat investor harus membayar lebih kepada broker saham tersebut. Itulah mengapa,
transaksi short selling adalah transaksi saham yang memiliki risiko tinggi.

Transaksi short selling yang dilakukan investor tersebut membuatnya meraih untung
hingga Rp 3.000 per sahamnya. Namun, saat prediksinya salah dan harga saham XYZ malah
melambung tinggi tentu akan membuat investor tersebut akan kesulitan untuk membelinya lagi.
Jadi, saat harus mengembalikan saham kepada broker, ia terpaksa harus membayar lebih mahal
dan tentunya akan merugikannya. Itulah mengapa short selling adalah jenis transaksi yang
berisiko tinggi karena memerlukan kemampuan memprediksi harga saham yang tepat.

Contoh 2 :

Seorang investor bernama John berpendapat harga saham perusahaan fiksi Watch World
terlalu tinggi karena pesaing akan merilis jam tangan baru yang revolusioner. John menggunakan
akun marginnya dan meminjam 100 saham Watch World. Dia menjual saham masing-masing $
15, harga pasar saat ini. Sekarang John harus menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan
harga saham.

Arloji pesaing menjadi hit besar, dan saham Watch World turun 15% menjadi $ 12,75 per
saham. John membeli 100 saham dengan harga $ 12,75 untuk membayar brokernya. Sebelum
biaya yang dibebankan pada saham yang dipinjam, John telah menghasilkan $ 225 oleh short-
selling Watch World.

Pro dari short selling

 Besar kemungkinannya mendapatkan untung yang lebih tinggi.


 Membutuhkan modal awal yang sedikit.
 Memungkinkan melakukan leveraged investment atau teknik mencari keuntungan investasi
yang lebih tinggi dengan menggunakan uang pinjaman.
Kontra dari short selling

 Berpotensi mengalami kerugian yang besar.


 Diperlukan margin account.
 Menimbulkan margin interest atau bunga dari utang yang dilakukan kepada broker.

 Di Mana Broker Mendapatkan Saham untuk Dipinjamkan ke Penjual Kosong?

Pialang mendapatkan saham untuk meminjamkan penjual koosng dari beberapa sumber.
Kadang-kadang broker memiliki saham yang cukup dalam persediaan mereka untuk menutupi
pinjaman, kadang-kadang mereka meminjamnya dari akun margin salah satu pelanggan mereka,
dan kadang-kadang mereka pergi ke luar perusahaan untuk mendapatkan saham dari pemberi
pinjaman lain.

 Apakah Short Selling Sama dengan Margin?

Meskipun short selling memang membutuhkan akun margin, itu bukan hal yang sama. Dalam
membeli dengan margin, uang tunai dipinjam untuk membantu membeli sekuritas (investasi
keuangan seperti saham atau obligasi). Dalam short selling, saham itu sendiri dipinjam dan
dijual. Kemudian, saham baru dibeli untuk membayar kembali yang dipinjam, mudah-mudahan,
jika dan ketika harga saham turun.

Short selling saham umumnya adalah posisi berdurasi pendek (siklus beli dan jual yang relatif
cepat) dibandingkan dengan margin, biasanya lebih merupakan posisi berdurasi panjang
(berencana menahan sekuritas untuk waktu yang lebih lama untuk memungkinkannya naik
nilainya).

You might also like